bab 3 metode penelitian (sugiyono, 2015)repository.untag-sby.ac.id/3292/4/d. bab 3 .pdf · dengan...
TRANSCRIPT
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rencana Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
penelitian kuantitatif, yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah suatu
penelitian berupa data yang berbentuk angka, data kuantitatif dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit ialah data yang
diperoleh dari hasil menghitung atau membilang, sedangkan data kontinum adalah
data yang diperoleh dari hasil pengukuran (Sugiyono, 2015).
Pembuatan bahan uji menggunakan teknik replikasi. Teknik replikasi
menggunakan teknik pengkopian dan pendistribusian objek pada database. Atau juga
bisa disebut pengkopian sebuah proses. Pengambilan sampel menggunakan teknik
simple random sampling yaitu Teknik yang dilakukan dengan secara acak sederhana
(Adrianty, 2012). Pengumpulan data menggunakan metode obsevasi yaitu proses
pengamatan sistematis dan aktifitas yang dilakukan secara terus menerus bersifat
alami untuk menghasilkan data fakta. (Hasyim Hasanah, 2016)
Analisis data menggunakan metode statistik yang menggambarkan secara
spesifik hubungan antar variabel yang digunakan untuk menganalisis data, menguji
hipotesis dan dapat mengetahui tujuan yang akan dicapai. Selanjutnya,
mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara langsung terjun kelapangan dan
melakukan observasi sekaligus. Namun, pengujian ini tetap mengacu pada standart
yang telah ditentukan.
Penelitian ini dilakukan beberapa tahap. Tahapan penelitian ini digambarkan
pada diagram alir (Gambar 3.1). Langkah pertama adalah mempersiapkan alat dan
bahan penelitian yaitu Aluminium paduan (alumunium batangan) didapat dari wiyung
Surabaya, serbuk aluminium (Al), serbuk magnesium (Mg) didapat di UD. Sumber
Ilmiah Persada Surabaya, larutan HNO3 65 % dan Alkhohol teknik 70 % didapat di
UD. Sumber Ilmiah Persada Surabaya. Sedangkan abu dasar batubara diperoleh dari
sisa pembakaran (bottom ash) dari PT.Smart.Tbk yang bertempat di Rungkut,
Surabaya. Material penguat komposit umumnya menggunakan abu dasar batu bara
(bottom ash) karena mempunyai kandungan SiO2 dan Al2O3 yang relatif tinggi,
jumlahnya melimpah, tingkat kekerasan yang tinggi , tahan terhadap suhu yang tinggi
dengan titik leleh diatas 20000C dan murah sehingga dapat digunakan sebagai
alternatif pada pembuatan komposit logam dengan matriks aluminium (Ahmad dan
Santoso, 2015). Langkah selanjutnya masuk ke proses electroless plating yang
bertempat di Laboratorium Teknologi Pangan Terpadu Untag Surabaya . Tujuan
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
22
electroless plating agar mudah berinfiltrasi dengan aluminium paduan pada saat
pengecoran. Beberapa kelebihan menggunakan metode electroless plating yaitu
memiliki penampilan yang menarik, ketahanan korosi yang tinggi, mempunyai
densitas yang rendah (Faraji, dkk, 2011).
Selanjutnya, setelah abu dasar batubara (bottom ash) ter-electroless plating,
dilanjutkan dengan pembuatan komposit langkah yang pertama persiapan alat untuk
membuat bahan komposit yang terdiri dari dapur pelebur (Furnace), timbangan
analitik, infrared thermometer, solar, cetakan coran, dan burner dan bahan komposit
yaitu Aluminium paduan (aluminium batangan), abu dasar batubara yang sudah ter-
electroless plating, dan magnesium (Mg) yang kemudian dilebur menjadi satu dalam
dapur pelebur dengan metode stirring casting, setelah mencair dan menjadi satu,
siapkan cetakan untuk membentuk coran komposit (As cast), kemudian tuangkan
kedalam cetakan dengan temperatur tuang 700ᵒC. Setelah komposit sudah membeku
dan padat maka coran komposit siap dilepas dari cetakan dan didinginkan pada suhu
kamar.
Dilakukan proses pemesinan(Frais atau sekrap) untuk menghaluskan
permukaan hasil coran komposit (As cast). Karena adanya regregrasi kimia atau
perbedaan komposisi kimia akibat pendinginan saat proses pengecoran, hasil coran
(As cast) dilanjut dengan proses Homogenizing yang bertujuan untuk menyeragamkan
struktur mikro dan komposisi coran komposit,proses Homogenizing dilakukan di
Laboratorium Teknologi Pangan Terpadu Untag Surabaya, alat yang digunakan
adalah Dapur Marvel Merk Thermolyne Furnace Tipe 30400, Setelah di
Homogenizing.
Kemudian di pres dengan variasi reduksi penampang dan temperatur benda
kerja. Setelah di pres maka komposit menjadi pelat (wrought), kemudian dilanjutkan
dengan proses pemesinan untuk membuat spesimen uji dan membuat baut dan mur.
Selanjutnya mencari laju korosinya dengan pengkorosian dipercepat
menggunakan standart ASTM G 102. Dan melihat produk korosi setelah dilakukan
proses pressing dan pengujian korosi (polarisasi) menggunakan pengujian struktur
mikro (XRD) . Sedangkan pengujian korosi dan struktur mikro (XRD) dilakukan di
Institute Teknoloi Sepuluh November Setelah semua tahap dilakukan, maka akan
muncul sebuah hasil yang berupa data dari setiap pengujian yang nantinya akan di
analisa untuk dijadikan sebuah kesimpulan.
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
23
3.2 Diagram Alir Penelitian
PERMASALAHAN STUDI
LITERATUR
STUDI
LAPANGAN
PERSIAPAN ALAT DAN
BAHAN
PROSES ELECTROLESS
PLATING
(Mg, Al2O5, HNO3, Alkohol,
Abudasarbatubara)
MENIMBANG KOMPOSISI BAHAN KOMPOSIT
1. Al paduan (piston bekas) :89%
2. Abu dasar batubara :10%
3. Magnesium :1%
PROSES PEMBUATAN KOMPOSIT
MENGGUNAKAN METODE STIRRING CASTING
HOMOGENIZING
PELEBURAN LOGAM
A
AS CAST
MULAI
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
24
PEMBUATAN BAUT DAN
MUR
PEMBUATAN SPESIMEN
UJI
WROUHT KOMPOSIT Al-ABU
DASAR BATUBARA
PROSES PEMBENTUKAN PRESSING DENGAN VARIASI REDUKSIPENAMPANG(%) DAN TEMPERATUR(0C)
5% 5% 5% 10% 10% 10% 15% 15% 15%
125 OC
135 OC
145 OC
125 OC
135 OC
145 OC
125 OC
135 OC
145 OC
PENGUJIAN KOROSI
(POLARISASI)
PENGUJIAN
STRUKTUR MIKRO
(XRD)
PENGUJIAN
APLIKASI
DATA DAN ANALISA
KESIMPULAN
A
SELESAI
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
25
3.3 Penjelasan Diagram Alir Penelitian
3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan
3.3.1.1 Alat dan bahan proses electroless plating
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk electroless plating :
a. Alat yang digunakan dalam proses electroless plating disajikan dalam (tabel
3.1).
Tabel 3.1 Alat-alat yang digunakan pada proses electroless plating
No Nama Alat Gambar Alat Spesifikas Kegunaan
1 Gelas
erlenmayer
1000 ml
Tempat
pencampuran
komposisi bahan
2 Gelas beaker
1000 ml
Menyimpan
bahan yang
sudah di
electrolees
plating
3 Gelas ukur
1000 ml
Mengukur
volume larutan
4 Spatula kaca
-
Mengambil
bahan yang
sudah di
electroless
plating di dalam
gelas erlenmayer
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
26
No Nama Alat Gambar Alat Spesifikas Kegunaan
5
Sendok
sepatula
Stainless
- Mengambil
bahan yang
sudah di
electroless
plating didalam
gelas erlenmayer
6 Thermometer
-
Mengukur
temperatur atau
suhu
7 Magnetic
stirrer
-
Mengaduk
campuran larutan
8 Kompor
magnetic
-
Memanaskan
larutan dan
memutar
magnetic stirrer
9 Timbangan
- Menimbang
massa bahan
yang lebih dari
100gr
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
27
No Nama Alat Gambar Alat Spesifikas Kegunaan
10 Timbangan
analitik
-
Menimbang
massa bahan
yang kurang dari
100gr
11 Lemari asam
- Tempat kompor
magnetic
sekaligus
menghindari
kontak langsung
pada asap yang
berbahaya bagi
kesehatan
12 Oven
-
Mengeringkan
bahan yang
sudah di
electroless
plating
13 Cawan
penguapan
- Tempat
menguapkan
larutan dari
bahan yang
sudah di
electroless
plating
14 Kain
pembersih
- Membersihkan
alat dan
laboratorium
yang akan
digunakan
maupun yang
sudah digunakan
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
28
b. Bahan yang digunakan dalam pross electroless plating disajikan dalam (tabel 3.2).
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan pada proses elctroless plating
No. Nama Bahan Gambar Bahan Jumlah
Kebutuhan
Kegunaan
1. Abu dasar Batubara
200 gr
Sebagai
penguat pada
komposit dan
berbentuk
serbuk
2. Serbuk magnesium
1 gr
Sebagai
pengikat
antara matrik
dan penguat
pada komposit
dan berbentuk
serbuk
3. Serbuk aluminium
murni
5 gr
Sebagai
pelapis abu
dasar batu bara
yang
berbentuk
serbuk
4. Serbuk aluminium
oksida
200 gr
Untuk
meningkatkan
ketahanan
korosi
5. HNO3 (65%)
400 ml
Sebagai cairan
reaksi kimia
dan berbentuk
cair
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
29
3.3.1.2 Alat dan bahan proses peleburan logam
Alat yang digunakan dalam peleburan logam untuk mebentuk spesimen
disajikan dalam (tabel 3.3).
Tabel 3.3 Alat proses peleburan logam untuk membentuk spesimen.
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan
1 Dapur pelebur (kowi)
Untuk tempat peleburan dan
mencampurkan bahan
2
Timbangan
Untuk menimbang massa
bahan lebih dari 400 gr
3 Infrared
thermometer
Untuk mengukur temperatur
dalam proses peleburan
4 Timbangan analitik
Untuk menimbang massa
yang kurang dari 100gr
5
Pengaduk yang
terbuat dari besi
Untuk mengaduk bahan
yang terdapat di tungku
peleburan
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
30
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan
6
Tangki solar
Untuk bahan bakar peleburan
7 Cetakan coran
Untuk mencetak bahan yang
telah dilebur
b.Bahan yang digunakan dalam proses peleburan logam untuk membentuk
spesimen disajikan dalam (tabel 3.4)..
Tabel 3.4 Bahan yang digunakan dalam proses peleburan logam untuk membentuk
spesimen
No. Nama Bahan Gambar Bahan Jumlah
Kebutuhan
Kegunaan
1.
Aluminium
paduan
(aluminium
batangan)
89%
Sebagai matrik pada
komposit dan
berbentuk batangan
produksi wiyung
Surabaya.
2.
Abu dasar
batubara yang
sudah di
electroless
(AlMg)
10%
Sebagai penguat
pada komposit dan
berbentuk serbuk.
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
31
No. Nama Bahan Gambar Bahan Jumlah
Kebutuhan
Kegunaan
3.
Magnesium
1%
Sebagai pengikat
antara matrik dan
penguat pada
komposit dan
berbentuk serbuk.
3.3.1.3 Alat dan bahan untuk membuat spesimen uji
Berikut alat dan bahan yang digunakan untuk membuat spesimen uji:
a. Alat yang digunakan untuk membuat spesimen uji disajikan dalam
(tabel 3.5).
Tabel 3.5 Alat proses pemesinan membat spesimen uji
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan
1.
Gergaji Besi
Untuk memotong hasil coran
komposit menjadi spesimen uji
2.
Ragum
Untuk menahan coran komposit
pada saat proses pemotongan
3.
Kikir
Untuk meratakan spesimen uji
4.
Sketmatch
Untuk mengukur dimensi
spesimen uji
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
32
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan
5.
Mesin fraiz
Untuk membentuk spesimen uji
6.
Mesin Bubut
Untuk membuat mur dan baut
7.
Amplas
Untuk meratakan serta
menghaluskan spesimen uji
b. Bahan yang digunakan untuk membuat spesimen uji disajikan dalam
(tabel 3.6).
Tabel 3.6 Bahan proses pemesinan membat spesimen uji
No. Nama Bahan Gambar Bahan Jumlah
Kebutuhan
Kegunaan
1.
Bahan coran
komposit
aluminium
paduan – abu
dasar batubara
2 coran
(coran
dalam
bentuk
balok)
Sebagai bahan
membuat spesimen
uji
3.3.1.4 Alat dan bahan pada uji mikro
Berikut alat dan bahan yang digunakan pada uji mikro :
a. Alat yang digunakan pada uji mikro
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
33
Tabel 3.7 Alat pada uji mikro
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan
1. Alat uji XRD
Sebagai alat untuk uji spesimen
menuju ke komputer
2.
Komputer
-
Untuk mengetahui senyawanya
3. Kabel
-
Sebagai penyalur dari spesimen
ke elektron
b. Bahan yang digunakan pada uji mikro disajikan dalam (tabel 3.8).
Tabel 3.8 Bahan pada uji mikro
No. Nama Bahan Gambar Bahan Jumlah
Kebutuhan
Kegunaan
1.
Spesimen yang
sudah terkorosi
27 Sebagai bahan uji
3.3.1.5 Alat dan bahan pada uji korosi
Berikut alat dan bahan yang digunakan pada uji korosi :
a. Alat yang digunakan pada uji korosi disajikan dalam (tabel 3.9).
Tabel 3.9 Alat pada uji korosi
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan
1.
Alat uji
elektrokimia
polarisasi
Untuk mengetahui laju korosi
2.
Software Gamry
E-Chem DC 105
Untuk untuk mengetahui arus
korosi dan laju korosi
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
34
b. Bahan yang digunakan pada uji korosi
Tabel 3.10 Bahan pada uji korosi
No. Nama Bahan Gambar Bahan Jumlah
Kebutuhan
Kegunaan
1.
Spesimen
27 buah
Sebagai bahan uji
2.
Air Hujan
1000 ml
Sebagai media
pengkorosi
3.
Isolasi listrik
1 buah
Untuk menutup
permukaan yang
tidak diuji
3.3.2 Proses Electroless Plating
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Melakukan proses pemisahan partikel dengan ayakan ukuran 200 mesh.
b. Melakukan kalsinasi dengan temperatur 100 0C selama 3 jam pada abu
dasar batubara.
c. Membersihkan abu dasar batubara dengan alkhohol teknis 70 %
menggunakan magnetic stirrer.
d. Abu dasar batubara yang sudah dibersihkan dikeringkan dahulu dengan
oven dengan suhu 100 0C selama 1 jam.
e. Menimbang material abu dasar batubara , serbuk Mg, dan serbuk
aluminium murni.
f. Masukkan cairan HNO3 ke dalam gelas erlenmeyer yang diletakkan di atas
tungku pemanas magnetic dan diaduk menggunakan magnetic stirer .
g. Kemudian Mg dan aluminium murni dimasukkan ke dalam larutan HNO3
dan di stirrer selama 30 menit.
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
35
h. Abu dasar dan Al2O3 dimasukkan ke dalam gelas erlenmayer dan stirrer
dengan putaran yang sama selama 60 menit .
i. Mengeringkan abu dasar batubara yang telah dielectroless (oksidasi)
menggunakan oven dengan temperature 150 0C dengan waktu tahan 180
menit.
j. Keluarkan dari oven dan dinginkan dengan temperatur ruang.
3.3.3 Menimbang Bahan Komposit
Pada Proses ini dilakukan penimbangan komposisi dari material komposit
supaya mendapat takaran yang sesuai kebutuhan proses pengecoran. Berikut langkah-
langkahnya :
a. Menyiapkan alat timbangan dan bahan yang akan ditimbang.
b. Bahan komposit yang dibutuhkan sebanyak 8 kg dengan presentase tiap
bahan sebagaai berikut :
a. Alumunium paduan : 89 %
b. Serbuk abu dasar batubara : 10 %
c. Serbuk magnesium : 1%
c. Mengkalibrasi alat timbangan supaya mendapatkan hasil yang akurat pada
saat penimbangan.
d. Menimbang setiap jenis bahan yang akan ditentukan sesuai dengan
komposisi yang telah ditentukan.
e. Membungkus dan memberi label atau tanda pada setiap jenis bahan yang
telah ditimbang supaya tidak tertukar.
3.3.4 Proses Peleburan Logam Dengan Metode Stirring Casting
Setelah menimbang komposisi bahan yang telah ditentukan selesai. Berikut
adalah langkah-langkah proses peleburan logam dengan metode stirring casting :
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses peleburan.
b. Menyalakan burner untuk memanaskan kowi peleburan.
c. Masukkan aluminium paduan kedalam kowi dan aluminium dipanaskan
sampai suhu 700 OC.
d. Dan suhu ditahan diwaktu tertentu (sampai titik lebur Al).
e. Masukkan ADBB yang sudah terelektroles plating dan Mg secara
berurutan kedalam kowi.
f. Aduk material didalam kowi dengan metode stirring casting dengan
kecepatan 160 rpm dan pengadukan dilakukan selama 1 menit tiap 5
menit, dengan waktu tahan selama 2,5 jam.
g. Sebelum dituang ke cetakan, biarkan temperatur cairan cor tersebut
mencapai 700 0C kemudian tuangkan ke dalam cetakan.
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
36
h. Tunggu 60 menit dan keluarkan dari cetakan.
i. Dinginkan pada temperatur ruang.
3.3.5 Proses Homogenizing
Proses homogenizing dilakukan untuk menghilangkan efek segregasi kimia
dan memperbaiki sifat mampu pengerjaan panas yang umum dilakukan pada ingot
hasil pengecoran, adapaun langkah-langkah homogenizing adalah sebagai berikut :
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Nyalakan oven dan putar knob pada suhu 125 0C.
c. Masukkan coran ke dalam oven.
d. Bila suhu coran sudah 125 0C tunggu hingga 120 menit.
e. Keluarkan dari oven dan biarkan pada suhu ruang.
3.3.6 Proses Pressing
Proses pressing dilakukan setelah coran diproses permesinan, pada saat
dipress diberikan variasi pada coran hasil pemesinan yaitu variasi reduksi ketebalan
dan variasi temperatur.
Berikut langkah-langkah proses pressing :
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Nyalakan mesin press.
c. Panaskan benda kerja dengan burner sampai suhu yang diinginkan
d. Ukur temperatur menggunakan Infrared thermometer.
e. Bila sudah sesuai press benda kerja sampai reduksi yang diinginkan
dengan melihat ukuran pada mesin press.
3.3.7 Proses Pemesinan Pembuatan Spesimen Uji
Proses pemesinan ini dilakukan setelah proses homogenizing. Coran
dikeluarkan dari dalam oven setelah mencapi suhu kamar. Berikut langkah-langkah
proses permesinan membuat specimen uji :
a. Memepersiakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses
permesinan.
b. Menentukan dimensi spesimen uji yang akan dibuat yaitu sesuai standar
uji korosi ( 20 x 20 x 5 mm) dan XRD (20 x 20 x 4 mm)
c. Memotong dan membuat baut dan mur hasil coran sesuai dengan dimensi
yang telah ditentukan (27 spesimen uji) dan 1 mur dan baut.
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
37
3.3.8 Pengujian Korosi (ASTM G102)
Alat ini merupakan alat pengkur laju korosi atau tingkat portable yang dapat
mengukur laju korosi pada logam secara cepat denagn mengunakan metode
elektrokimia. Alat ujinya yang sangat simple penggunaannya yang sudah di
intergrasikan oleh prinsip Electronical Impedance Spectroscpy (EIS). EIS
digunakan untuk mengukur slutin resistance (Rs) dan polarization resistance (Rp)
baru selanjutnya menghitung laju korosi (102-89, 1994).
Gambar 3.1 Komponen Uji Korosi (polarisasi)
Langkah-langkah pengujian korosi elektrokimia:
Potong benda uji dengan ukuran 20 x 20 x 5 mm dengan gergaji. Gunakan
pendingin pada saat penggergajian
Setelah spesimen digergaji sesuai ukuran lakukan pengamplasan
dipermukaan yang mau diuji.
Kemudian spesimen yang sudah diamplas diisolasi bagian yang tidak mau
diuji, sisakan permukaan yang mau diuji.
Selanjutnya jepit benda uji dengan kabel tembaga di elektroda kerja
Kemudian celupkan spesimen uji yang sudah dijepit elektroda kerja ke
larutan air hujan sebagai media pengkorosinya.
Setelah waktu perendaman selesai, lakukan uji korosi secara elektrokimia
dengan 3 tahap: elektroda kerja, elektroda referens, elektrode bantu. Hal ini
benda uji sebagai elektrode kerja, kemudia elektrode nya sebagai elektrode
bantu. Kemudian masing-masing elektrode dihubungkan ke kabel dari
perangkat program komputer agar laju korosinya terlihat.
Reference electrode
(SCE)
Counter electrode
(platina)
Working electrode
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
38
3.3.9 Pengujian XRD
Pengujian struktur mikro dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
pengujian strutur mikro XRD. Berikut adalah langkah-langkah pengujian strutur
mikro XRD yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bahan yang akan dianalisa (sample)
Ukuran harus tepat dan jenis bahan harus yang bisa di ukur dengan XRD (
20x20x4 mm).
2. Nyalakan komputer dan monitor untuk control XRD (nyalakan mesin XRD).
Periksa apakah knops dan KV control XRD yang berada pada XRD.
a. Pilih New kemudian individual analisa dan biarkan proses inisialisasi
berjalan. Jika proses inisialisasi gagal maka klik cancel dan ulangi lagi.
b. Jika proses inisiialisasi berhasil proses analisa bisa dilakukan.
3. Sesuaikan parametter pada XRD sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 3.2 Alat Uji XRD ( X-ray Diffractometer)
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya
39
3.4 Kode Pengujian Korosi (Polarisasi)
Untuk mempermudah menganalisa data , peneliti menggunakan kode pada
spesimen untuk mempermudah pengujian dan menganalisa data, yaitu :
Tabel 3.11 kode pengujian polarisasi
125 OC
135 OC
145 OC
5 %
1 2 3
a b c a b c a b c
10 %
4 5 6
a b c a b c a b c
15 %
7 8 9
a b c a b c a b c
Keterangan kode :
a = Spesimen 1
b = Spesimen 2
c = Spesimen 3
Kode 1 = Temperatur 125 OC dengan reduks ketebalan 5 %
Kode 2 = Temperatur 135 OC dengan reduksi ketebalan 5 %
Kode 3 = Temperatur 145 OC dengan reduksi ketebalan 5 %
Kode 4 = Temperatur 125 OC dengan reduksi ketebalan 10 %
Kode 5 = Temperatur 135 OC dengan reduksi ketebalan 10 %
Kode 6 = Temperatur 145 OC dengan reduksi ketebalan 10 %
Kode 7 = Temperatur 125 OC dengan reduksi ketebalan 15 %
Kode 8 = Temperatur 135 OC dengan reduksi ketebalan 15 %
Kode 9 = Temperatur 145 OC dengan reduksi ketebalan 15 %
Temperatur
Reduksi
ketebalan