bab 3 metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00487-mn 3.pdf · 56...
TRANSCRIPT
56
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Menurut Sugiono (2005, pp3-4), “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.”
Jenis metode yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dan asosiatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan karakteristik dari
variabel-variabel minat dan berusaha menggambarkan hubungan antar variabel. Metode
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat
riset dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Metode riset ini dapat
digunakan dengan lebih banyak segi dan lebih luas dari metode lain, dan memberikan
informasi yang mutakhir dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, serta lebih
banyak dapat diterapkan pada berbagai macam permasalahan (Umar, 2005, p87).
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Menurut Nazir (2003, p54) penelitian
asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui korelasi atau hubungan kausal
dengan ada tidaknya korelasi antara variabel independent mempengaruhi variabel
dependent).
Adapun Time Horizon penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data sampel secara
cross sectional atau disebut juga dengan one shoot dimana data dikumpulkan hanya pada
kurun waktu tertentu saja.
Dalam penelitian ini, berarti untuk mengetahui hubungan antar variabel kualitas
pelayanan dan pengembangan produk terhadap loyalitas pelanggan. Lingkungan penelitian
57
ini bersifat noncontrived. Yang artinya penelitian dilakukan dilingkungan alami tanpa
manipulasi data dari penelitian.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tujuan Jenis dan metode penelitian Unit analisis Time horizon
T1 Deskriptif dan Asosiatif Individu – Grosir Single Cross Sectional
T2 Deskriptif dan Asosiatif Individu – Grosir Single Cross Sectional
T3 Deskriptif dan Asosiatif Individu – Grosir Single Cross Sectional
T4 Deskriptif dan Asosiatif Individu – Grosir Single Cross Sectional
Sumber : Hasil Analisis Data, 2010
Keterangan :
T1: Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada
PT.Bumi Tegal Alur Permai.
T2: Untuk menganalisis pangaruh pengembangan produk terhadap loyalitas pelanggan
pada PT.Bumi Tegal Alur Permai.
T3: Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dan pengembangan produk terhadap
Loyalitas pelanggan pada PT.Bumi Tegal Alur Permai.
T4: Untuk menganalisis tanggapan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dan
Pengembangan Produk pada PT.Bumi Tegal Alur Permai.
3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005, P32), variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel. meliputi:
58
1. Variabel Independent (Variabel Bebas), yang tediri dari:
• Kualitas pelayanan (X1): kualitas pelayanan adalah penilaian konsumen tentang
keandalan dan superioritas pelayanan secara keseluruhan
• Pengembangan Produk (X2): Pengembangan Produk adalah produk asli,
penyempurnaan produk, modifikasi produk dan merek-merek yang dikembangkan
produknya dari produk lama menjadi produk baru.
2. Variabel Dependent (Variabel Terikat), yang tediri dari:
• Loyalitas Pelanggan (Y): loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk
melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan
pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. Menurut Masri S (2003, p46-p47), yang dikutip dari bukunya Riduwan dan
Kuncoro (2007, p182) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain,
definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur
sebuah variabel. Definisi operasional juga memungkinkan sebuah konsep yang bersifat
abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
pengukuran (Sarwono, 2006, p27).
Berikut merupakan tabel mengenai operasional variabel dari penelitian ini:
59
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Instrument
ukuran
Skala
Kualitas
Pelayanan
(X1)
Berwujud (tangible) • Karyawan dan atasan
berpenampilan rapi.
• Penataan produk yang
teratur dan rapi.
kuesioner Interval
(Likert)
Keandalan (Reliability)
• Produk sandal dan sol
yang ditawarkan bebas
dari kerusakan atau
cacat.
• Pengiriman barang
pesanan tepat waktu.
kuesioner Interval
(Likert)
Ketanggapan
(Responsiveness)
• Memberikan respon
dengan cepat atas
keluhan pelanggan atas
produk sandal dan sol.
• Sigap dalam
memberikan pelayanan.
kuesioner Interval
(Likert)
60
Keyakinan (Assurance)
• Pengetahuan karyawan
terhadap produk sandal
dan sol yang baik.
• Karyawan melayani
pelanggan dengan
ramah.
kuesioner Interval
(Likert)
Pengembangan
Produk
(X2)
Kualitas produk • Tahan lama.
• Desain menarik.
• Nyaman dipakai.
kuesioner Interval
(Likert)
Atribut produk • Harga produk relevan.
• Pengembangan kualitas
produksi terhadap
bahan baku dengan
biaya yang relatif
murah.
• Pengiriman barang
dengan waktu yang
cepat dengan biaya
yang ringan.
kuesioner Interval
(Likert)
Waktu pengembangan Inovasi produk baru. kuesioner Interval
(Likert)
61
Kemampuan
pengembangan
• Produk bisa diminati
konsumen.
• Produk bisa bersaing
dengan produk lain
yang sejenis.
kuesioner Interval
(Likert)
Loyalitas
Pelanggan
(Y)
Melakukan pembelian
berulang secara
teratur
• Kesadaran
• Frekuensi pembelian
kuesioner Interval
(Likert)
Melakukan pembelian
diluar lini produk/jasa
• Memayoritaskan
hubungan satu supplier
kuesioner Interval
(Likert)
Merekomendasikan
produk/jasa
• Mereferensikan kepada
orang lain
kuesioner Interval
(Likert)
Kekebalan terhadap
produk atau jasa
pesaing
• Loyal terhadap produk
yang ditawarkan oleh
perusahaan supplier
tersebut
kuesioner Interval
(Likert)
Sumber : penulis, 2010
62
3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Menurut Istijanto (2005, p36), jenis dan sumber data dilakukan untuk mendapatkan
data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Pengumpulan data dibagi atas 2 (dua)
macam, yaitu:
1. Data Primer
Yaitu data yang langsung didapatkan dari sumber yang bersangkutan dan belum dikelola
oleh orang lain. Dalam penelitian ini, data didapatkan secara langsung dengan
melakukan penyebaran kuesioner, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner akan dijawab langsung oleh pelanggan dari PT. Bumi Tegal Alur Permai.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari sumber yang bersangkutan, dan
mungkin telah dikelola oleh orang lain. Data ini dipergunakan untuk menunjang landasan
teoritis yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, data sekunder
diperoleh dari data eksternal maupun internal seperti: buku perpustakaan, internet dan
data PT. Bumi Tegal Alur Permai.
Tabel 3.3. Jenis Dan Sumber Data Penelitian
Jenis Data Sumber Data
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan Data Primer
Pengauh pengembangan produk terhadap loyalitas pelanggan Data primer
Pengaruh kualitas pelayanan dan pengembangan produk terhadap
loyalitas pelanggan
Data primer
Tanggapan pelanggan pada kualitas pelayanan dan pengembangan
produk
Data primer
Sumber : Penulis, 2010
63
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Berikut ini adalah beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti:
1. Data primer, yaitu:
a. Riset Lapangan (Field Research)
Riset lapangan adalah penelitian yang dilakukan secara langsung pada
perusahaan yang menjadi objek penelitian. Untuk mengumpulkan data dengan
cara ini dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut:
• Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak perusahaan yang berhubungan dengan
penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti, sehingga data yang diperoleh
dapat diolah dan dipertanggungjawabkan.
• Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar
pertanyaan kepada responden untuk diisi. Kuesioner yang diajukan bersifat
tertutup. Dari daftar pertanyaan ini akan diperoleh data, guna melengkapi
data yang telah diperoleh dari hasil wawancara. Pengisian kuesioner ini
dilakukan oleh pelanggan yang bekerja sama dengan perusahaan sebagai
responden.
b. Penelitian Perpustakaan (Library Research)
Penelitian keperpustakaan adalah penelian yang dilakukan untuk mendapatkan
data dan bahan yang bersifat teoritis yang relevan dengan pembahasan yang
dipelajari melalui buku-buku referensi dan jurnal yang berkaitan dengan kualitas
pelayanan dan pengembangan produk terhadap loyalitas pelanggan.
2. Data sekunder
Data sekunder berisikan informasi-informasi yang telah ada dan dikumpulkan guna
untuk melengkapi data primer. Informasi sekunder ini diperoleh melalui studi
64
literature dengan cara melihat, membaca, dan mencacat buku-buku, internet,
maupun tesis yang berhubungan dengan topik penelitian yang dilakukan penelitian.
3.5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu probability
sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk di pilih
menjadi anggota sampel. Sedangkan nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
probability sampling. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p41), probability sampling
adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dalam penelitian ini sampel yang dipakai adalah Simple random sampling yaitu cara
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi tersebut. Dalam hal ini adalah orang-orang
yang merupakan pelanggan PT.Bumi Tegal Alur Permai.
3.5.1. Teknik Penentuan Jumlah Sampel
Peneliti perlu menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis agar
diperoleh sampel yang representatif (Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002: p118).
Oleh karena itu, peneliti perlu jumlah sampel yang layak, yaitu jumlah sampel yang dapat
mencerminkan keadaan populasi, sementara penghematan waktu, biaya, dan tenaga masih
dapat dilakukan.
65
Tujuan penggunaan sampel adalah peneliti dapat memperoleh data yang dapat
mencerminkan keadaan populasi. Penarikan sampel yang terlalu banyak akan memerlukan
biaya yang besar, oleh karena itu, peneliti perlu menentukan jumlah sampel yang layak,
yaitu jumlah sampel yang dapat mencerminkan keadaan populasi, sementara penghematan
waktu dan biaya penelitian juga masih dapat diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti
menetapkan populasi yang diambil adalah pelanggan PT.Bumi Tegal Alur Permai. Dengan
demikian peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam menentukan jumlah sampel yang
akan diambil sebagai responden dari PT. Bumi Tegal Alur Permai.
Dimana :
n = Jumlah sampel.
N = Jumlah populasi = 130 pelanggan.
d2 = Presisi (ditetapkan 0.05%, dengan tingkat kepercayaan 95%).
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut.
Dengan hasil diatas sebesar 98,11 maka peneliti menentukan pembulatan jumlah sampel
menjadi "100 responden".
3.6. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang
dinyatakan dengan angka. (Sugiono, 2006, p33).
Menurut sifat, data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
1) Data Kualitatif: data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar.
2) Data Kuantitatif: data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
66
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan dua
macam metode analisis data, yaitu:
• Analisis Kualitatif: data mengenai objek penelitian yang merupakan data kualitatif
dianalisis berdasarkan perbandingan antar teori dari literatur dengan pernyataan yang
penulis dapatkan selama penelitian dilakukan di perusahaan.
• Analisis Kuantitatif: analisis data dengan menggunakan rumus-rumus statistik yaitu
analisis koefisien korelasi dan uji hipotesis.
Untuk keperluan analisis ini, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang
diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot dari setiap pertanyaan berdasarkan
skala likert.
Adapun skor jawabannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4. Alternatif Jawaban Responden
kategori point
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono 2008 (p132-133)
3.7. Tranformasi Data Ordinal ke Data Interval
Untuk memenuhi sebagian syarat dari statistik parametrik, maka data ordinal yang
merupakan hasil jawaban kuesioner diubah menjadi data interval dengan menggunakan
software MSI (Method of Successive Interval ) untuk melanjutkan ke tahap metode penelitian
berikutnya.
Sedangkan nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan
memperhitungkan:
67
Nilai terendah = 1, yaitu bila jika jawaban responden adalah ”Sangat Tidak Setuju”,
Nilai tertinggi = 5, yaitu bila jika jawaban responden adalah ”Sangat Setuju”.
Menurut Supangat (2007), besar interval dapat ditentukan sebagai berikut:
Jarak Xmax – Xmin 5 – 1
Banyak Kelas k 5
Berdasarkan interval diatas, maka batas-batas penelitian terhadap aspek-aspek yang
akan dievaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Keterangan:
R = Range (rentang kelas)
k = Jumlah Interval Kelas
i = Besar Interval Kelas
Berdasarkan ketentuan di atas maka penulis mengelompokkan tanggapan responden
berdasarkan batas-batas penelitian terhadap bagian-bagian yang dievaluasi sehingga dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 3.5. Batas Penelitian
Batasan Keterangan
1 - 1,8 Sangat Tidak Setuju
1,9 - 2,7 Tidak Setuju
2,8 - 3,6 Ragu-ragu
3,7 - 4,5 Setuju
4,6 - 5,4 Sangat Setuju
Sumber: Supangat, 2007, p19
Interval = = = = 0,8
68
3.8. Uji Validitas
Uji validitas salah satu yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah kuesioner.
Bila data hasil kuesioner itu telah terkumpul, peneliti melakukan uji vadilitas dan reabilitas,
karena itu merupakan dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner.
Menurut Riduwan dan kuncoro (2007, p109-110), menjelaskan bahwa vadilitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesalahan suatu alat ukur,
dimana alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
setiap butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel
dengan judul Item-Total Statistics. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat
dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir
pernyataan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item >
dari r-tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah pada lembar kerja yang
berbeda antara satu konstruk variabel dengan kuntruk variabel yang lain sehingga dapat
diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling banyak tidak valid (Nugroho,
2005, p67-68).
n (∑ Xi Yi ) – (∑ Xi).(∑ Yi)
rhitung =
√{n.∑Xi2 – (∑Xi
2)}. {n.∑Yi2 – (∑Yi
2)}
Dimana :
rhitung : koefisien Korelasi
∑Xi : Jumlah skor item
∑Yi : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
69
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
t hitung = r√ n-2
√1 – r2
Dimana:
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)
Kaidah keputusan = jika t hitung > t table berarti valid dan sebaliknya,
Jika t hitung < t table berarti tidak valid
Jika instrument itu valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai
berikut:
Tabel 3.6. Indeks Korelasi Validitas
Antara 0,800 – 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 tinggi
Antara 0,400 – 0,599 cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 rendah
Antara 0,000 – 0,199 sangat rendah
3.9. Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2005,p197), “Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran dalam mengukur suatu gejala yang sama.
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kepuasan untuk memberikan hasil pengukuran
yang konsisten.
70
Menurut Simamora (2004, pp63-69) “Reliabilitas adalah tingkat keandalan
kuesioner.” Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara
berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asuminya,
tidak terdapat perubahan psikologis pada responden.
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keandalan) alat
pengumpul data (instrument) yang digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan
rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal, yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha.
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Si = Varians skor tiap-tiap item
Σ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi
(ΣXi)2 = Jumlah item Si dikudratkan
n = Jumlah responden
Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Σ Si = S1 + S2 + S3……. Sn
Σ Si = Jumlah Varians semua item
S1 + S2 + S3……. Sn = Varians item ke- 1,2,3…….n
Langkah 3 : Menghiting Varians total dengan rumus:
St = Varians total
ΣX t2 = Jumlah kuadrat X total
(Σ X t)2 = Jumlah X total dikuadratkan
71
Langkah 4 : Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
Dimana:
r11 = Nilai Reliabilitas
Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
K = Jumlah item
Kemudian diuji dengan uji Reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson
Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:
Dimana :
rb : koefisien Korelasi
∑Xi : Jumlah skor item
∑Yi : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
Harga r xy atau rb ini baru menunjukkan reabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut r awal-
akhir. Untuk mencari reabilitas seluruh tes digunakan rumus spearman Brown yakni:
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r)
untuk alpha 0,05 atau alpha 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat
keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan: Jika r11 > r tabel
berarti reliabel dan r 11 < r tabel berarti tidak reliabel.
72
3.10. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, 2006, p158).
Tujuan analisis deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat untuk
mengambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif
seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.
3.11. Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
Salah satu syarat sebelum melakukan uji korelasi regresi adalah bahwa data data
tersebut harus memiliki distribusi data normal. Secara teoritis, semakin besar ukuran
sampelnya, maka data akan mendekati normal.
Menurut Priyatno (2008, P28), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
1. Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
2. Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
3.12. Skala Likert
Menurut Riduwan (2007 p20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Dengan menggunakan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan menjadi
indikator-indkator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang dapat diukur ini dapat
73
dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument berupa pertanyaan atau pernyataan
yang perlu dijawab oleh responden.
Skala likert pada umumnya menggunakan lima angka untuk menentukan point.
Berikut merupakan contoh table point-nya:
Tabel 3.7. Skala likert
kategori point
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Riduwan (2007, p20)
3.13. Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana dan Berganda
1. Korelasi
Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variabel-variabel yang diminati, apakah data
sample yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel
dalam populasi asal sampel, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antara variabel
tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien atau biasa disebut
korelasi saja.
Berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p61) untuk mengetahui hubungan antara
variable X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi.
Analisis korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment (PPM).
Rumus Korelasi Sederhana:
Rxy = koefisien korelasi
X = skor item X
74
Y = skor item Y
N = banyaknya sampel dalam penelitian
Rumus korelasi Ganda:
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-
1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya tidak ada
korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan ditampilkan
pada Tabel Intepretasi Nilai r sebagai berikut.
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007,p62), arti harga r akan
dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.8. Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2007, p62)
Untuk mencari makna generalisasi, perlu dilakukan uji signifikansi dari hubungan antara
variabel X terhadap Y sebagai berikut:
75
Hipotesis
H0: Variabel X tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y
H1: Variabel X memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y
Dasar pengambilan keputusan
Sig ≥ α H0 diterima, H1 ditolak
Sig < α H0 ditolak, H1 diterima
2. Regresi
Menurut Nugroho (2005, P43) regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu
variabel terhadap variabel lainnya. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen,
sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen.
Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling
mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan
sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan
sebagai usaha memprediksi perubahan. Peramalan tidak memberikan jawaban pasti
tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Jadi, regresi mengemukakan tentang keingintahuan
apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan
yang terbaik. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, P83-84).
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan
(memprediksi) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi
sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan
sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Asumsi-asumsi model regresi terpusat pada (1) data yang dianalisis jenis data interval
dan rasio, (2) data yang dipilih secara acak (random); (3) data yang dihubungkan
76
berdistribusi normal; (4) data yang dihubungkan berpola linier; (5) dan data yang
dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama.
Analisa regresi dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel tak bebas dapat
diprediksikan melalui variabel-variabel bebas secara individual. Dampak dari penggunaan
analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik turunnya variabel
dependen dapat dilakukan melalui menaikkan atau menurunkan keadaaan variabel
independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan
dengan meningkatkan variabel independen atau dan sebaliknya. Penggunaan regresi
linear berganda ini bertujuan untuk memprediksikan, menjelaskan, menspesifikasi
hubungan statistik, menentukan variabel-variabel bebas dan tidak bebas. (Sugiyono,
2006).
Metode regresi yang digunakan untuk mengolah data dimana metode perhitungan ini
yaitu analisis dilakukan dengan menambahkan dan mengeluarkan variabel-variabel
secara tunggal. Tiap variabel bebas dimasukkan ke dalam persamaan regresi secara
bertahap, sehingga dapat diketahui efek yang ditimbulkan dari masuknya tiap-tiap
variabel bebas. Tidak semua variabel bebas akan masuk kedalam persamaan regresi.
Analisa regresi digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel. Dalam uji ini
digunakan regresi linear ganda dengan rumus sebagai berikut:
Persamaan regresi sederhana dirumuskan:
Y = a + bX
Dimana:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan.
a = nilai konstanta harga Y jika X=0.
77
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+)
atau nilai penurunan (-) variabel Y.
b = n ∑XY - ∑X. ∑Y a = ∑Y – b. ∑ X
n. ∑X² - (∑X)² n
Regresi berganda
Persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + biXi
Dimana: Y = Variabel tidak bebas
X = Variabel bebas
a = harga konstan, yang merupakan harga Y bila X = 0
b = koefisien regresi
3.14. Rancangan Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007, p51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan indentifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan
oleh penulis adalah analisis pengaruh kualitas pelayanan dan pengembangan produk
terhadap loyalitas pelanggan pada PT.Bumi Tegal Alur Permai, Jakarta.
Maka penulis membuat hipotesis, sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 (H-1): Mencari pengaruh kualitas pelayanan (X1) dengan loyalitas
pelanggan (Y).
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1) dengan loyalitas
pelanggan (Y).
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1) dengan
loyalitas pelanggan (Y).
78
2. Hipotesis 2 (H-2): Mencari pengaruh antara pengembangan produk (X2) dengan
loyalitas pelanggan (Y).
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan produk (X2) dengan
loyalitas pelanggan (Y).
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan produk (X2) dengan
loyalitas pelanggan (Y).
3. Hipotesis 3 (H-3): Mencari pengaruh antara kualitas pelayanan (X1) dan
pengembangan produk (X2) dengan loyalitas pelanggan (Y).
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1) dan pengembangan
produk (X2) dengan loyalitas pelanggan (Y).
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1) dan
pengembangan produk (X2) dengan loyalitas pelanggan (Y).
3.15. Rancangan Implikasi Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini dibuat, untuk mengetahui besar pengaruh
masing-masing variabel terhadap loyalitas pelanggan. Dari hasil analisis tersebut perusahaan
dapat mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan sehingga
perusahaan secara tidak langsung akan memberikan kualitas pelanggan yang nyaman
disertai dengan pengembangan produk yang sangat memuaskan untuk konsumen yang
berbelanja produk sandal Forbelli pada PT.Bumi Tegal Alur Permai, Jakarta.
Setelah mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti,
perusahaan akan melihat variabel mana yang paling mempengaruhi loyalitas pelanggan
sehingga kedepannya PT.Bumi Tegal Alur Permai dapat mengembangkan strategi-strategi
yang lebih baik agar dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan dalam membeli produk sandal
forbelli, hal ini bisa menjadi masukan dalam meningkatkan penjualan perusahaan.