bab 3 maya revisi 5

Upload: vidya-muqsita

Post on 14-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OKE

TRANSCRIPT

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah true experimental design dengan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design.

3.2 Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Post Test Only Control Group Design. Penilaian hanya dilakukan pada saat post test, dengan membandingkan hasil penelitian dari kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Secara sistematis rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:K(-) NaClKGD, (D1) P1D6

K(+)AloksanKGD, (D2)P2D7

PRK1AloksanKGD, (D3)P3D8

K2AloksanKGD, (D4)P4D9

K3AloksanKGD, (D5)P5D10

Keterangan :P: PopulasiR: RandomisasiK(-): Kelompok kontrol negatifK(+): Kelompok kontrol positif K1: Kelompok perlakuan 1 K2: Kelompok perlakuan 2K3: Kelompok perlakuan 3D1: Data kadar gula darah kelompok kontrol negatif setelah pemberian NaClD2 : Data kadar gula darah kelompok kontrol positif setelah pemberian aloksan 0,15 mg/gBB D3: Data kadar gula darah kelompok perlakuan 1 setelah pemberian aloksan 0,15 mg/gBBD4: Data kadar gula darah kelompok perlakuan 2 setelah pemberian aloksan 0,15 mg/gBBD5: Data kadar gula darah kelompok perlakuan 3 setelah pemberian aloksan 0,15 mg/gBBP1: Perlakuan terhadap kelompok kontrol negatif (tanpa pemberian seduhan bubuk kayu manis)P2 : Perlakuan terhadap kelompok kontrol positif (tanpa pemberian seduhan bubuk kayu manis)P3: Perlakuan terhadap kelompok perlakuan 1 (pemberian seduhan bubuk kayu manis 0,73 mg/gBB)P4: Perlakuan terhadap kelompok perlakuan 2 (pemberian seduhan bubuk kayu manis 1,09 mg/gBB)P5: Perlakuan terhadap kelompok perlakuan 3 (pemberian seduhan bubuk kayu manis 1,45 mg/gBB)D6: Data perlakuan terhadap kelompok kontrol negatifD7: Data perlakuan terhadap kelompok kontrol positifD8: Data perlakuan terhadap kelompok perlakuan 1 D9: Data perlakuan terhadap kelompok perlakuan 2D10: Data perlakuan terhadap kelompok perlakuan 3

3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan SampelSampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik random sederhana (simple random sampling) dari populasi tikus wistar jantan dengan berat badan rata-rata 20-30 gram dan berumur 2-3 bulan. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Federer, yaitu:(t-1) (r-1) 15(t-1) (r-1) 15(5-1) (r-1) 154 (r-1) 15r 4,75 5Pada rumus tersebut, t adalah jumlah perlakuan dan r adalah banyaknya replikasi setiap kelompok perlakuan. Jadi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 ekor tikus wistar untuk 5 kelompok sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 25 ekor tikus wistar.

3.4 Variabel Penelitian3.4. 3.5.1 Variabel bebasVariable bebas dari penelitian ini adalah dosis seduhan Bubuk Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) yang diberikan pada tikus.3.5.2 Variabel TerikatVariable terikat adalah perubahan gambaran histopatologi organ ginjal. 3.5.3 Variabel TerkendaliVariable terkendali dari penelitian ini adalah umur, berat, jenis, jenis pakan, minum ,jenis kelamin tikus wistar, waktu dan lama perlakuan

3.6 Definisi Operasional3.6.1 Kayu manis (Cinnamomum burmanii)Kayu manis (Cinnamomum burmanii) yang digunakan adalah bubuk kayu manis dalam kemasan yang kemudian diencerkan menggunakan 50 mL aquades. Seduhan bubuk kayu manis ini diberikan kepada tikus secara oral melalui sonde lambung pada kelompok perlakuan pertama, kedua, dan ketiga dengan dosis masing-masing 0,73 mg/gBB, 1,09 mg/gBB, dan 1,45 mg/gBB selama 7 hari.

3.6.2 Perubahan Histopatologi GinjalPenilaian pada histopatologi ginjal didapat melalui pengamatan mikroskopik dengan kriteria penilaian sebagai berikut :(table)3.6.3 Usia Tikus wistarDitentukan berkisar 2-3 bulan karena pada umur tersebut hewan coba telah matur.3.6.4 Jenis Kelamin Tikus wistarHewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar jantan karena relatif lebih kuat dan tidak terganggu oleh kehamilan.3.6.5 AloksanAloksan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ..mg/gBB Dikatakan tikus wistar mengalami hiperglikemi jika KGD lebih dari 180 mg/dl (Sellyana, 2013).3.6.6 Waktu dan Lama PerlakuanPerlakuan dilakukan pada saat hewan coba tenang atau telah diaklimatisasi selama 1 minggu. Lama perlakuan sesuai dengan masing-masing perlakuan, yaitu pemaparan aloksan 2 hari, pengukuran kadar glukosa 1 hari dan pemberian seduhan bubuk kayu manis selama 7 hari.3.6.7 Pemeliharaan dan Perlakuan Hewan CobaPemeliharaan dan perawatan hewan coba di sebuah kandang berukuran xx cm. dimana kandang kontrol negatif berisi 5 ekor hewan coba, kontrol positif berisi 5 ekor hewan coba, dan kandang perlakuan 1, 2, dan 3 juga masing-masing berisi 5 ekor hewan coba dengan pemberian makanan pelet dan minum berupa aquades pada semua kandang, hanya saja pada hewan perlakuan diberi seduhan bubuk kayu manis (Cinnamomum burmanii) dengan dosis 0,73 mg/gBB peroral, namun dosis pemberian

3.7 Alat dan Bahan Penelitian3.7.1 a. alat untuk memberikan perlakuan1. kandang tikus (bak plastic, kawat penutup, tempat minum dan tempat makan)2. timbangan3. pengaduk4. syringe 1 ml5, jarum sonde6. glukometer7.jarum suntik ukuran 22-24 Gb. alat untuk otopsi1. scalpel2. pinset chirurgis3. gunting4.botol tempat penyimpan organc. alat pemeriksaan histopatologis1. mikroskop cahaya2. kaca objek dan kaca penutup3. kamera digital3.7.2 BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar jantan dengan berat 200 gram sebanyak 25 ekor, pakan tikus wistar berupa pellet , aloksan, blood glucose test strips, bubuk kayu manis, sekam, kapas, alcohol, larutan netral buffer formalin 10% untuk fiksasi, bahan pembuatan preparat histopatologi seperti alcohol, xylol, paraffin, gliserin dan hematoksilin eosin (HE)

3.8 Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas . Universitas Jember. Waktu pelaksanaan adalah bulan 2014.

3.9 Prosedur Penelitian3.9.1 Adaptasi Hewan CobaSebelum penelitian dimulai, tikus wistar diadaptasikan terlebih dahulu selama tujuh hari di Laboratorium . Fakultas . Universitas Jember. Makanan dalam bentuk pellet dan minuman diberikan secara oral.3.9.2 Pembagian Kelompok Hewan CobaHewan coba yang sudah diadaptasikan akan dikelompokan menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus wistar, diantaranya 2 kelompok kontrol yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, dan 3 kelompok perlakuan, yaitu perlakuan 1,2, dan 3.3.9.3 Perlakuan Hewan Cobaa. Pemaparan AloksanPemaparan aloksan dilakukan pada hewan uji selama 9 hari dengan interval 3 hari sekali secara intraperitoneal. Dosis ALS yang diberikan adalah 0,15 mg/g bb dengan pelarut 0,9 % NaCl. Perhitungan dosis ALS dapat dilihat pada Lampiran. Kelompok kontrol negatif diberi 0,9 % NaCl secara intraperitoneal dengan volume pemberian 0,1 ml. Setelah 9 hari pemaparan, hari ke-10 dilakukan pengukuran kadar glukosa darah hewan uji. Hewan uji dengan kadar glukosa darah puasa lebih besar dari 180 mg/dl digunakan untuk perlakuan selanjutnya. (Hardiyani,2013)b. Pemberian SeduhanKelompok perlakuan diberi seduhan bubuk kayu manis per sonde selama 7 hari dengan volume pemberian 1 ml, sedangkan kelompok kontrol diberi aquades. Pembuatan seduhan dilakukan dengan mendidihkan 200 ml air, kemudian diamkan sampai suhu air mencapai 70 oC. Tuangkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml untuk setiap dosis. Tuangkan ke dalam beaker glass yang telah berisi bubuk kayu manis sebanyak 967,25 mg; 1444,25 mg; 1929,2 mg (Lampiran). Selanjutnya diaduk hingga merata. (Hardiyani,2013) Gambar bubuk kayu manis dan perhitungan dosis seduhan bubuk kayu manis dapat dilihat pada Lampiran. Dosis seduhan bubuk kayu manis yang diberikan adalah sebagai berikut:

P0i = tanpa ALS + tanpa pemberian seduhan bubuk kayu manisP0 = 0,15 mg/g bb ALS + tanpa pemberian seduhan bubuk kayu manisP1 = 0,15 mg/g bb ALS + 0,73 mg/g bb seduhan bubuk kayu manisP2 = 0,15 mg/g bb ALS + 1,09 mg/g bb seduhan bubuk kayu manisP3 = 0,15 mg/g bb ALS + 1,45 mg/g bb seduhan bubuk kayu manisc. cara pengambilan samplehewan coba diterminasi dengan anastesi eter dan difiksasi menggunakan jarum pentul yang ditusukkan pada keempat ujung ekstrimitasnya. Setelah itu dilakukan pembedahan dengan scalpel untuk mengambil ginjalnya. Ginjal diletakkan dalam toples penyimpanan dan ditutup dengan rapat. Toples-toples yang telah berisi ginjal hewan coba dibawa ke laboratorium Patologi Anatomi RSUD Soebandi untuk dijadikan sediaan histopatologi dengan pemotongan mikrotomi dan pewarnaan HE.3.10 Analisis DataData yang diperoleh diolah dan dilihat distribusi datanya normal atau tidak dengan uji Shapiro-Wilk. Bila distribusi datanya normal dan varians datanya sama, kemudian diuji beda dengan menggunakan statistik parametrik One Way Anova, jika P < 0,05 dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Bila distribusi datanya tidak normal atau varians data tidak sama, maka ditansformasi. Jika setelah ditransformasi tetap didapatkan distribusi data yang tidak normal atau tidak sama, maka dilakukan uji beda menggunakan statistik non parametrik Kruskal-Wallis, jika didapat P < 0,05 dilanjutkan dengan uji Post Hoc (Mann Whitney test). a. Jika P < 0,05; maka ada perbedaan yang bermakna b. Jika P > 0,05; maka tidak ada perbedaan yang bermakna

3.11 Etika PenelitianPenelitian ini mendapat persetujuan dari komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Jember

3.12 Alur Penelitian

Hari 18P0i = tikus normal tanpa pemberian seduhan bubuk kayu manisP0 = tikus hiperglikemi tanpa pemberian seduhan bubuk kayu manisP1 = tikus hiperglikemi + 0,73 mg/g bb seduhan bubuk kayu manisP2 = tikus hiperglikemi + 1,09 mg/g bb seduhan bubuk kayu manisP3 = tikus hiperglikemi + 1,45 mg/g bb seduhan bubuk kayu manisAnalisis datadilakukan terminasi dan pembuatan sediaan histopatologi ginjalHari 11-17Hari 10Pengukuran kadar glukosa darah tikus wistar sebelum perlakuanTikus wistar diinduksi ALS dengan dosis . Dan pelarut 0,9% NaCl secara intraperitonealHari 8K 3K 2K 1K +K -randomisasiTikus wistar sebanyak 30 ekor diaklimitasi selama 1 mingguHari 1-7