bab 3 gambaran umum pertumbuhan menara · pdf filedalam raperda (rencananya baru akan disahkan...
TRANSCRIPT
55
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA
BANDUNG
3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung
Bentuk bentang alam Kota Bandung berupa cekungan dengan ketinggian rata-
rata 791 meter di atas permukaan laut (dpl) memiliki morfologi tanah yang terbagi
dalam dua hamparan. Di sebelah utara relatif berbukit-bukit kecil dan di sebelah
selatan merupakan daerah dataran. Hal ini mengakibatkan pemanfaatan lahan tidak
optimal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.
GAMBAR 3.1
GUNUNG DAN PERBUKITAN DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Sumber : RTRW Kota Bandung, 2013
56
Saat ini yang terjadi adalah banyaknya lahan Kota Bandung yang digunakan
sebagai lahan terbangun terutama di pusat kota. Lahan non terbangun yang dimiliki
Kota Bandung sangat minim, yaitu dengan luas sekitar 5.360,61 Ha atau 32,04% dari
luas keseluruhan. Ruang terbuka hijau dalam pengelolaan Dinas Pertamanan dan
Pemakaman hanya berkisar 243,79 Ha atau 1,45 %. Luas kawasan terbangun sebesar
11.369,39 Ha atau 67,96% (RTRW Kota Bandung). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
GAMBAR 3.2
RENCANA PENGGUNAAN LAHAN 2001
Sumber : RTRW Kota Bandung, 2013
57
Sesuai dengan strategi dasar pengembangan fisik Kota Bandung, hal-hal yang
penting untuk diperhatikan adalah:
1. Limitasi dan kendala fisiografis Bandung Utara yang terutama berfungsi
sebagai wilayah resapan air dan pengaman keseimbangan tanah.
2. Limitasi dan kendala fisiografis Bandung Selatan terutama Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum.
3. Limitasi dan kendala fisiografis Bandung Timur (Gedebage) yang memiliki
jenis tanah yang lembek karena merupakan rawa-rawa.
4. Pengurangan dan pengendalian kemungkinan gangguan terhadap keseimbangan
lingkungan hidup di dalam Kota Bandung sebagai akibat dari perkembangan
fisik.
Selain itu, Kota Bandung memiliki limitasi yang perlu dipertimbangkan dalam
pembangunan kota, diantaranya sebagai berikut:
1. Bentuk bentang alam Kota Bandung yang berupa cekungan dengan ketinggian
rata-rata 791 meter di atas permukaan laut (dpl) memiliki morfologi tanah yang
terbagi dalam dua hamparan.
2. Di sebelah utara relatif berbukit-bukit kecil dan di sebelah selatan merupakan
daerah dataran. Hal ini mengakibatkan pemanfaatan lahan tidak dapat optimal
karena sebagian lahan berupa perbukitan.
3. Sebagian wilayah utara Kota Bandung tidak cocok untuk pengembangan
permukiman karena rawan longsor dan bentang alamnya memiliki kelerengan
yang tinggi.
4. Keterbatasan lahan di Kota Bandung untuk pengembangan.
58
3.2 Perkembangan dan Perencanaan Prasarana Telekomunikasi Di Kota
Bandung
3.2.1 Rencana Pengembangan Prasarana Telekomunikasi Di Kota Bandung
Media telekomunikasi yang umumnya digunakan di Kota Bandung berupa
telepon, telex, atau faksimili yang segala kebutuhan sarana dan prasarana dari segi
kualitas dan kuantitas jumlah sambungan berbagai media telekomunikasi tersebut
disediakan oleh PT Telkom, salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam pelayanan jasa telekomunikasi.
Saat ini dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung dituliskan bahwa
pelayanan dan pemasangan jaringan telepon di masa mendatang akan mengikuti dan
menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disusun agar dapat
mendukung sepenuhnya pola tata ruang sebagaimana telah direncanakan.
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi adalah sebagai berikut:
1. Penambahan kapasitas jaringan listrik dan telekomunikasi sesuai dengan arah
pengembangan.
2. Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan
warung telekomunikasi di lokasi strategis.
Semua rencana yang ada dalam RTRW saat ini mengacu pada sustainable
city. Hal ini dilakukan agar terciptanya keberlanjutan kehidupan (life sustaining) dan
peningkatan kualitas kehidupan (life enhancing) dari lingkungan alami bagi seluruh
masyarakat, untuk saat ini dan masa yang akan datang. Upaya tersebut dilakukan
melalui peningkatan daya dukung lingkungan alamiah dan buatan serta menjaga
keseimbangan daya tamping lingkungan untuk menjaga proses pembangunan
berkelanjutan. Sedangkan standar perencanaan untuk menara belum ada di Indonesia.
Salah satu standar perencaan yang sering dipakai adalah The Structural Standards for
Steel Antenna Towers and Antenna Supporting Structures (ANSI/TIA 222F1996
59
yang diterbitkan pada tahun 1996 oleh TIA (Telecommunications Industry
Association).
3.2.2 Rencana Pengaturan Menara BTS Sebagai Salahsatu Prasarana
Telekomunikasi di Kota Bandung
Sebelumnya tidak ada peraturan yang secara tegas mengatur keberadaan
menara BTS di Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung baru-baru ini
mengeluarkan peraturan walikota tentang pembangunan dan penataan menara base
transceiver station (BTS) yang salah satunya terdapat konsep penggunaan menara
secara bersama oleh para operator seluler. Pengaturan menara ini di lakukan melalui
Penggunaan menara bersama yang diharapkan bisa mengefisienkan investasi
telekomunikasi.
Rencana lain adalah pembangunan BTS terpadu yang tidak harus dibangun
oleh provider (menyewa tempat yang dibangun oleh pengembang) dengan ketentuan
satu menara BTS tidak boleh ditempati lebih dari empat provider dan tinggi menara
BTS pun tidak boleh lebih dari 40 meter. Selain itu, masyarakat yang tinggal di lokasi
berjarak kurang dari 40 meter dari titik menara BTS harus diajak dialog untuk
membahas perjanjian ganti rugi untuk warga atau asuransi jika menara BTS tersebut
roboh.
Dalam Raperda (rencananya baru akan disahkan pada pertengahan Mei 2008),
jumlah menara bersama dialokasikan 500 unit yang diperuntukkan bagi tiga operator.
Kebutuhan operator saat ini paling tidak 80 menara sehingga dengan sepuluh operator
di Bandung, berarti kurang lebih dibutuhkan 1.000 menara BTS. Jika dihitung 1.500
menara seperti estimasi perwal, jika dibuat dalam menara bersama bisa diringkas
cukup 500 menara bersama. Akan tetapi, hingga saat ini baru perwal yang
dikeluarkan oleh Pemeritah Kota Bandung dan Raperda yang rencananya akan
disahkan pada bulan Mei 2008 belum dikeluarkan oleh pemerintah.
60
Jumlah menara Base Transceiver Station (BTS) ideal di Kota Bandung,
diupayakan tidak melebihi angka 1.500 seperti yang ditargetkan Dinas Tata Ruang
dan Cipta Karya (Distarcip) Kota Bandung. Jumlah tersebut diproyeksikan untuk
kebutuhan selama 10 tahun mendatang, dengan asumsi tidak ada perkembangan
teknologi. Selain jumlah ideal menara BTS, perwal juga mengatur zonasi menara
BTS. Distarcip telah mengidentifikasi kurang lebih 165 dari 370 menara BTS di Kota
Bandung harus dibongkar, karena tidak sesuai dengan titik yang telah ditentukan
dalam perwal.
3.3 Persoalan Pertumbuhan Menara BTS dan Kondisi Kota Bandung
Pada awal munculya jaringan selular, dimana jumlah pelanggan masih sedikit
sehingga diperlukan beberapa menara saja (BTS) dalam suatu kota dengan ketinggian
menara antara 40 – 75 meter, karena jumlah BTS yang diperlukan sedikit namun
mencakup wilayah yang luas. Dengan bertambahnya jumlah pelanggan, jangkauan
BTS perlu diperkecil untuk meningkatkan kapasitas sistem dalam suatu wilayah
tertentu, sehingga jumlah kebutuhan BTS dalam suatu kota bertambah. Mengecilkan
jangkauan BTS bisa dilakukan dengan menurunkan ketinggian antena. Saat ini
banyak menara yang asalnya berketinggian 75 meter, namun antena dipasang pada
bagian tengah badan menara atau hanya setengah tinggi menara yang dipergunakan,
sehingga sisa tinggi menara antena menimbulkan pemborosan biaya dan pencemaran
(polusi) ruang udara.
Sebagai konsekuensi dari sistem banyak penyelenggara dengan mekanisme
kompetisi, timbul masalah serius dalam instalasi BTS. Persoalan yang dihadapi pada
sistem instalasi antena BTS adalah bahwa masing-masing penyelenggara sampai pada
saat ini memasang antena BTS secara sendiri-sendiri. Padahal lokasi optimum untuk
memilih lokasi BTS untuk wilayah cakupan yang sama akan jatuh pada lokasi yang
yang sama. Salah satu alasan yang menyebabkan perlunya memasang antena secara
61
sendiri-sendiri adalah untuk menjamin keamanan infrastruktur dari masing-masing
operator dalam sistem multi operator yang berkompetisi. Secara garis besar terdapat
tiga persoalan menara BTS di Kota Bandung yaitu sebagai berikut :
1. Jumlah menara BTS semakin bertambah.
Persoalan menara BTS di Kota Bandung menjadi lebih serius ketika jumlah BTS
semakin banyak untuk menjamin kapasitas dan kualitas yang tinggi, seperti
dijelaskan pada latar belakang pekerjaan di atas bahwa untuk menjangkau lokasi-
lokasi tertentu yang padat pemakai. Penataan wilayah akan semakin sulit
dilakukan dan dinas tata kota/wilayah akan sulit dalam memberikan izin lokasi
BTS sehingga alternatif penggunaan tower secara bersama-sama antar operator
yang berlainan akan menjadi perlu.
2. Penyebaran Menara BTS secara sporadis serta tidak memperhatikan aspek tata
ruang.
Jumlah menara BTS yang terdaftar di Dinas Tata Kota Bandung adalah berjumlah
391 menara yang tersebar secara sporadis dan tidak memperhatikan lingkungan
sekitar serta aspek tata ruang. Banyak menara BTS yang tidak memenuhi syarat
administrasi perizinan seperti izin peruntukan dan penggunaan tanah serta izin
mendirikan bangunan, menara-menara tersebut juga didirikan di tempat terlarang.
Seperti di sarana ibadat, jalur hijau, permukiman padat, atau yang didirikan di
atap bangunan tanpa memperhitungan kapasitas bangunan dasarnya. Selain itu
tegaknya menara BTS di beberapa titik sudah menjadi ancaman serius bagi
estetika kota dan keselamatan warga masyarakat.
3. Keberadaan menara BTS merusak estetika kota
Keberadaan menara yang tersebar secara sporadis tentu membuat estetika kota
semakin tidak indah. Selain itu, hampir semua konstruksi menara yang ada di
Kota Bandung menggunakan besi rangka, telah memakan tempat yang luas dan
62
tidak memberikan pemandangan yang indah terutama jika lokasinya disekitar
perumahan/pertokoan/kampus, dan sebagainya. Penolakan dari masyarakat sekitar
lokasi menara juga sering menimbulkan persoalan yang pelik terutama untuk
menara yang berdiri di atas gedung sehingga cukup mengkhawatirkan dan
merusak estetika kota seperti Gambar 3.3 di bawah ini.
GAMBAR 3.3
MENARA BERBENTUK RANGKA YANG MENGKHAWATIRKAN
KESELAMATAN DAN MERUSAK ESTETIKA KOTA
Gambar 1 : Menara rangka di atas gedung
Sumber : Hasil observasi, 2008
63
Gambar 2 : Menara rangka di permukiman padat
Sumber : Hasil observasi, 2008
Gambar 3: Banyaknya menara di atas gedung merusak estetika kota
Sumber: Hasil observasi, 2008
Saat ini jumlah menara BTS tersebar tidak merata di seluruh kelurahan yang
ada di Kota Bandung, baik yang berada di atas tanah maupun gedung. Ada yang
terlalu padat, terlalu sedikit, atau tidak ada sama sekali. Sebagian terkonsentrasi di
64
beberapa kelurahan seperti Kelurahan Palasari, Antapani, dan Pasteur dengan jarak
rata-rata antara 213 - 480 meter. Sebagian lain di kelurahan yang ada di Pusat Kota
Bandung. Beberapa kelurahan tidak memiliki menara BTS karena mendapat
pelayanan jaringan dari menara BTS dari kelurahan lain (Gambar 3.5) seperti
Gempolsari, Cigondewah Kidul, Cigondewah Rahayu, dan lain-lain. Lebih jelasnya
jumlah BTS tiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel III.1.
TABEL III.1
JUMLAH MENARA BTS TIAP KELURAHAN DI KOTA BANDUNG
No KELURAHAN JUMLAH 1 GEMPOLSARI 0 2 CIGONDEWAH KALER 7 3 CIGONDEWAH KIDUL 0 4 CIGONDEWAH RAHAYU 0 5 CARINGIN 1 6 WARUNG MUNCANG 5 7 CIBUNTU 5 8 CIJERAH 0 9 MARGASUKA 0
10 CIRANGRANG 5 11 MARGAHAYU UTARA 1 12 BABAKAN CIPARAY 2 13 BABAKAN 1 14 SUKAHAJI 7 15 KOPO 5 16 SUKA ASIH 4 17 BABAKAN ASIH 5 18 BABAKAN TAROGONG 1 19 JAMIKA 5 20 CIBADUYUT KIDUL 1 21 CIBADUYUT WETAN 5 22 MEKARWANGI 1
65
No KELURAHAN JUMLAH 23 CIBADUYUT 2 24 KEBON LEGA 2 25 SITUSAEUR 0 26 KARASAK 2 27 PELINDUNG HEWAN 11 28 NYENGSERET 2 29 PANJUNAN 0 30 CIBADAK 5 31 KARANGANYAR 7 32 CISEUREUH 0 33 PASIRLUYU 5 34 ANCOL 6 35 CIGERELENG 2 36 CIATEUL 0 37 PUNGKUR 5 38 BALONG GEDE 2 39 CIJAGRA 1 40 TURANGGA 1 41 LINGKAR SELATAN 0 42 MALABAR 1 43 BURANGRANG 5 44 CIKAWAO 2 45 PALEDANG 6 46 WATES 1 47 MENGGER 0 48 BATUNUNGGAL 1 49 KUJANGSARI 1 50 MARGASENANG 2 51 MARGASARI 1 52 SEKEJATI 4 53 DARWATI 5 54 CIPAMOKOLAN 12 55 CISARANTENKIDUL 0 56 MEKAR MULYA 6 57 CIPADUNG KULON 6 58 CIPADUNG KIDUL 1 59 PASIRBIRU 0
66
No KELURAHAN JUMLAH 60 CIPADUNG 5 61 PALASARI 20 62 CISURUPAN 0 63 CISARANTEN WETAN 9 64 UJUNG BERUNG 3 65 PASANGGRAHAN 0 66 PASIRJATI 0 67 PASIRWANGI 1 68 CIGENDING 0 69 PASIR ENDAH 0 70 CISARANTEN KULON 0 71 CISARENTEN BINA HARAPAN 0 72 SUKAMISKIN 5 73 SINDANG JAYA 0 74 ANTAPANI KIDUL 2 75 ANTAPANI TENGAH 21 76 ANTAPANI 0 77 KARANG PAMULANG 12 78 MANDALAJATI 6 79 KEBON KANGKUNG 1 80 SUKAPURA 9 81 KEBUN JAYANTI 1 82 BABAKANSARI 5 83 BABAKAN SURABAYA 0 84 CICAHEUM 0 85 GUMURUH 1 86 BINONG 5 87 KEBON GEDANG 0 88 MALEER 0 89 CIBANGKONG 0 90 SAMOJA 0 91 KACAPIRING 7 92 KEBONWARU 2 93 BRAGA 0 94 KEBON PISANG 0 95 MERDEKA 1 96 BABAKAN CIAMIS 5
67
No KELURAHAN JUMLAH 97 CAMPAKA 0 98 MALEBER 0 99 GARUDA 0
100 DUNGUS CARIANG 5 101 CIROYOM 0 102 KEBON JERUK 6 103 ARJUNA 10 104 PASIR KALIKI 2 105 PAMOYANAN 0 106 PAJAJARAN 1 107 HUSEN SASTRANEGARA 5 108 SUKARAJA 0 109 TAMANSARI 1 110 CITARUM 1 111 CIHAPIT 7 112 SUKAMAJU 1 113 CICADAS 0 114 CIKUTRA 0 115 PADASUKA 0 116 PASIRLAYUNG 2 117 SUKAPADA 6 118 CIHAUR GEULIS 0 119 SUKALUYU 0 120 NEGLASARI 0 121 CIPAGANTI 0 122 LEBAK SILIWANGI 1 123 LEBAK GEDE 1 124 SADANG SERANG 0 125 SEKELOA 3 126 DAGO 9 127 SUKAWARNA 0 128 SUKAGALIH 12 129 SUKABUNGAH 0 130 CIPEDES 0 131 PASTEUR 14 132 SARIJADI 1 133 SUKARASA 1
68
No KELURAHAN JUMLAH 134 GEGER KALONG 0 135 ISOLA 1 136 HEGARMANAH 11 137 CIUMBULEUIT 1 138 LEDENG 0 139 CIGADUNG 0
Sumber : Hasil Analisis, 2008
Jika dilihat dari jumlah BTS per luas wilayah tiap kelurahan yang ada di Kota
Bandung, terdapat sembilan kelurahan yang memiliki BTS terpadat di bandingkan
dengan kelurahan lainnya yaitu Kelurahan Arjuna, Jamika, Pungkur, Cigereleng,
Pasteur, Antapani Tengah, Paledang, Karanganyar, dan Babakan Asih (dapat dilihat
pada Gambar 3.4, pengelompokan kepadatan menara BTS ini dilakukan untuk
melihat kepadatan alami yang terbagi dalam kelas-kelas yang ada dalam ArcMap).
Terjadinya kepadatan menara di beberapa kelurahan karena selama ini operator bebas
menentukan jumlah dan letak dimana menara akan didirikan. Padahal, menurut Dr. Ir.
Adit Kurniawan M.Eng (Lektor Kepala Antena dan Propagasi Teknik Elektro ITB),
kebutuhan jumlah menara BTS di Kota Bandung seharusnya tidak sebanyak seperti
sekarang ini, karena untuk operator yang memiliki 1 juta pelanggan dapat dilayani
dengan 30 tower BTS. Jika saat ini terdapat 10 operator di Kota Bandung, maka
kebutuhan menara BTS di Kota Bandung untuk mengakomodasi 10 juta pelanggan
hanya dibutuhkan 300 tower. Selain itu, jika satu tower dapat dijadikan menara
bersama yang mampu mengakomodasi 3 - 4 operator, maka jumlah menara BTS di
Kota Bandung akan semakin terkurangi.
69
GAMBAR 3.4
KEPADATAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG
70
Pada Gambar 3.5 dapat dilihat ada beberapa menara yang lokasinya sangat
berdekatan dalam skala pelayanan, seperti pada Kelurahan Karang anyar (4 tower),
Paledang (3 tower), Cigondewah Kaler (3 tower), Antapani Tengah (3 tower),
Cibaduyut Wetan (3 tower), Karang Pamulang (3 tower), Sukapada (3 tower), Dago
(3 tower), Mekarmulya (3 tower). Selain kelurahan tersebut yang sebagian besar
memiliki 3 - 4 tower yang berdekatan dalam skala pelayanan, ada beberapa kelurahan
yang rata-rata memiliki 2 tower sangat berdekatan seperti Kelurahan Cibaduyut
Wetan, Kopo, Cirangrang, Binong, Cipamokolan, Kacapiring, Darwati, Cipadung
Kulon, Mandalajati, Sekeloa, Sukagalih, Palasari, Husein Sastranegara, Kebon Jeruk,
Binong, Sukapura, dan Sukarasa. Menara BTS yang digeser sejauh 10 - 50 meter dari
tempat semula tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedudukan menara
lain yang berada dalam satu operator (Adit Kurniawan, 2008). Oleh karena itu, bagi
menara yang memiliki letak sangat berdekatan (10 - 50 meter) dalam skala pelayanan
sebenarnya dapat dijadikan menara bersama, sehingga jumlah menara BTS di Kota
Bandung dapat dikurangi. Klasifikasi jumlah menara BTS yang memungkinkan untuk
dijadikan menara bersama di tiap kelurahan dilihat pada Tabel III.2.
TABEL III.2
JUMLAH MENARA YANG MEMUNGKINKAN UNTUK DIJADIKAN
MENARA BERSAMA DI TIAP KELURAHAN
No Kelurahan Jumlah 1 Karang anyar 4 menara 2 Paledang 3 menara 3 Cigondewah Kaler 3 menara 4 Antapani Tengah 3 menara 5 Cibaduyut Wetan 3 menara 6 Karang Pamulang 3 menara 7 Sukapada 3 menara 8 Dago 3 menara 9 Mekarmulya 3 menara
71
No Kelurahan Jumlah 10 Cibaduyut Wetan 2 menara 11 Kopo 2 menara 12 Cirangrang 2 menara 13 Binong 2 menara 14 Cipamokolan 2 menara 15 Kacapiring 2 menara 16 Darwati 2 menara 17 Cipadung Kulon 2 menara 18 Mandalajati 2 menara 19 Sekeloa 2 menara 20 Sukagalih 2 menara 21 Palasari 2 menara 22 Husein Sastranegara 2 menara 23 Kebon Jeruk 2 menara 24 Binong 2 menara 25 Sukapura 2 menara 26 Sukarasa 2 menara
72
GAMBAR 3.5
CAKUPAN PELAYANAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG