bab 3 analisis sistem yang berjalan 3.1 riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-2-00656-ka bab...
TRANSCRIPT
52
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Riwayat Sekolah
3.1.1 Latar Belakang SMA Tarsisius II
Sekolah Menengah Atas Tarsisius II (SMA Tarsisius II) yang berlokasi di Jl.
Batusari Raya No. 12, Kebon Jeruk, Jakarta Barat merupakan sekolah katolik swasta
yang didirikan oleh Yayasan Bunda Hati Kudus yang berlokasi tidak jauh dari sekolah
Tarsisius II pada tahun 1989.
Peletakan Batu Pertama menandai dimulainya pembangunan Kompleks
Persekolahan Tarsisius II diadakan pada tanggal 23 Mei 1988. Sementara peresmiannya
dilakukan oleh Bapak Soegijo, Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta pada tahun 1989.
Upacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989
oleh Pastor Martosudjito SJ, selaku Sekertaris keuskupan, yang pada saat itu mewakili
Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr.Leo Soekoto SJ.
SMA Tarsisius II dengan status Terakreditasi (A), tepatnya berdasarkan Akte
Pendirian tertanggal 30 Januari 1989. Izin Operasionalnya dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Wilayah (Kakanwil) Depdikbud DKI Jakarta tanggal 3 Juni 1989 dengan surat
keputusan nomor 216A/101.A1/89.
Mengawali penerimaan siswa untuk tahun ajaran pertama (1988/1989), SMA
Tarsisius telah kebanjiran calon siswa yang mendaftar, sehingga pada saat itu dibuka
53 enam kelas baru. Selanjutnya beberapa tahun kemudian SMA Tarsisius II menjadi
sekolah yang sangat digemari masyarakat dan menjadi pilihan utama. Angkatan pertama
SMA Tarsisius II mengikuti EBTA/EBTANAS pada tahun 1990/1991 dengan
menumpang di SMA Negeri 78 Jakarta Barat. Meskipun sekolah baru, namun SMA
Tarsisius II sudah mampu bersaing dengan persekolahan-persekolahan favorit lainnya di
wilayah Jakarta Barat khususnya dan DKI secara keseluruhan.
Pada tahun 1935 bruder-bruder tarekat “Aloysius” membuka karya pendidikan di
paroki “Bunda Hati Kudus” dengan mendirikan Sekolah Rakyat St. Tarsisius. Kepala
sekolah pasa ssat itu adalah Br. Thaddeus.
Pada tahun 1963 pastor paroki mempercayakan penyelenggaraan pendidikan kepada
kaum awam tokoh paroki, Bapak Y. Oentoe (Alm) dengan badan hukum Yayasan
perguruan PAX.
Tahun 1974, TK PAX berganti nama menjadi TK PAX-Tarsisius. Pastor J.A.
Kemade selaku ketua PGDP “Bunda Hati Kudus” memimpin penyelenggaraan sekolah
damai, PAX, dan Tarsisius.
Terdorong dengan keinginan untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
para siswa maka dibangunlah sebuah kompleks sekolah. Kompleks baru itu lalu diberi
nama kompleks sekolah Tarsisius II Siswa SD dan SMP PAX yang pada tahun
sebelumnya menempati lokasi Kemakmuran, sejak tahun ajaran 1980-1990 dipindahkan
ke kompleks Tarsisius II. Karena itu maka nama SD dan SMP PAX disesuaikan
namanya menjadi SD dan SMP Tarsisius II. Selain SD dan SMP dikompleks ini juga
terdapat TK dan SMA Tarsisius II.
54
Dalam kepemimpinannya dari awal berdiri sampai sekarang SMA Tarsisius II telah
mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak enam kali, dengan pembagian sebagai
berikut :
Tahun 1989-1994 : Alm. T. Kartono
Tahun 1994-1998 : Ch. Megawati
Tahun 1998-2001 : Anton Ama Corebima
Tahun 2001-2002 : Benedictus Ende
Tahun 2002-2007 : Stephanus Subarno
Tahun 2007-sekarang : Saverinus Kaka
3.1.2 Visi SMA Tarsisius II
Unggul dalam pelayanan pendidikan, pembinaan kemampuan belajar mandiri dan
mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi.
3.1.3 Misi SMA Tarsisius II
1. Pelayanan yang tulus
2. Menumbuh kembangkan iman dan hati nurani
3. Menghasilkan lulusan berperilaku pemimpin
55 3.1.4 Logo Tarsisius II
1. Makna dan arti
Perisai: Perjuangan suci untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan
berdasarkan Pancasila. Warna putih: Suci. Warna biru: Pendidikan.
2. Cahaya kuning terbit dari buku
Kemenangan/keberhasilan pendidikan anak dan remaja, yaitu pembentukan
manusia yang utuh (Homo yang humanus)
3. Buku berwarna biru langit dan bertuliskan YBHK
Pendidikan anak dan remaja dalam asuhan Yayasan Bunda Hati Kudus
4. Tangan terbuka berwarna putih
Tanggungjawab pembinaan anak dan remaja.
5. Hati berwarna merah
Anak dan remaja adalah anugerah Tuhan yang perlu dibina dalam terang Hati
Kudus Yesus.
6. Salib berwarna putih
Asas kekatolikan.
7. Motto : “VINCE IN BONO MALUM”
Artinya Kalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:12)
56 3.2 Struktur Organisasi, Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
3.2.1 Struktur Organisasi
Berikut ini adalah gambar berupa diagram susuanan struktur organisasi yang
sedang berjalan didalam sekolah Tarsisius II.
Gambar 3.1 Struktur organisasi yang sedang berjalan
(Sumber Informasi dan Gambar: SMA Tarsisius II)
57 3.2.2 Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
3.2.2.1 Tugas Kepala Sekolah
1. Kepala Sekolah Sebagai Pendidik (Edukator)
a. Memberikan bimbingan kepada para guru
b. Memberikan bimbingan kepada tata usaha
c. Memberikan bimbingan kepada siswa
d. Mengembangkan staf
e. Mengikuti perkembangan IPTEK
f. Memberi contoh bimbingan konseling karier
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
a. Menyusun program sekolah
b. Menyusun organisasi kepegawaian di sekolah
c. Mengembangkan staf (guru dan tata usaha)
d. Mengoptimalkan sumber daya sekolah
3. Kepala Sekolah Sebagai Adminitrator
a. Mengelola administrasi KBM dan BK
b. Mengelola administrasi kesiswaan
c. Mengelola administrasi ketenangan
d. Mengelola administrasi keuangan
e. Mengelola administrasi sarana atau prasarana
f. Mengelola administrasi persuratan
58
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor (Penyelia)
a. Menyususn program supervisi
b. Melaksanakan program supervisi
c. Memanfaatkan hasil supervisi
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
a. Memahami kondisi guru, tata usaha, dan siswa dengan baik
b. Memiliki visi dan memahami misi sekolah
c. Kemampuan mengambil keputusan
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
a. Kemampuan mencari atau menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah
b. Kemampuan melaksanakan pembaharuan di sekolah
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
a. Kemampuan mengatur lingkungan kerja
b. Kemampuan mengatur suasana kerja
c. Kemampuan menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman (reward dan
punishment)
3.2.2.2 Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum
1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
3. Mengatur penyusunan program pengajaran
4. Mengatur pelaksaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
59 5. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenailan kelas, kriteria
kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian raport dan
STTB
6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
8. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran
9. Mengatur mutasi siswa
10. Melakukan supervisi administrasi dan akademi
11. Menyusun laporan
3.2.2.3 Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan
1. Mengatur program dan pelaksaan bimbingan dan konseling
2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dn kerindangan)
3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi kepramukaan, Palang
Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan Paskibra
4. Mengatur program pesantren kilat
5. Menyusun dan mengatur pelaksaan pemilihan siswa teladan
6. Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi
7. Menyeleksi calon unutk diusulkan mendapat beasiswa
60
3.2.2.4 Tugas Guru Mata Pelajaran
1. Membuat perangkat program pengajaran, meliputi :
a. AMP
b. Program tahunan
c. Program satuan pelajaran
d. Program rencana pengajaran
e. Program mingguan guru
f. LKS
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan hrian, ulangan umum, dan
ujian akhir
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam proses belajar
mengajar
8. Membuat alat pelajaran atau alat peraga
9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menajdi tanggung jawabnya
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran
61 15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya
3.2.2.5 Tugas Wali Kelas
1. Pengelolaan kelas
2. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :
a. Denah tempat duduk kelas
b. Papan absensi siswa
c. Daftar pelajaran kelas
d. Daftar piket kelas
e. Buku absensi siswa
f. Buku kegiatan pembelajaran atau buku kelas
g. Tata tertib siswa
3. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
4. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (Legger)
5. Pembuatan catatan khusus tentang siswa
6. Pencatatan mutasi siswa
7. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
8. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar
3.2.2.6 Tugas Guru Bimbingan dan Konseling
1. Penyusunan program pelaksanaan bimbingan dan konseling
62 2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam
kegiatan belajar mengajar
4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran
tetntang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
5. Mengadakan pelaksanaan bimbingan dan konseling
6. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling
7. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling
9. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling
3.3 Prosedur Sistem yang Sedang Berjalan
3.3.1 Kurikulum SMA Tarsisius II
pemerintah telah menetapkan bahwa baik sekolah negeri maupun swasta harus
mengikuti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Kurikulum ini membuat sekolah dapat menambah muatan lokal (materi
sekolah sendiri).
Menurut kurikulum yang berjalan di SMA Tarsisius II, kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan selama 5 hari per minggu yaitu dari hari senin sampai dengan
jumat, dengan pembagian waktu pada Hari Senin – Jumat : Pukul 06.30 – 14.50
Kurikulum yang berasal dari pemerintah mata pelajaran yang diberikan kepada
para siswa di SMA Tarsisius II antara lain :
63
1. Kegiatan Intrakurikuler :
Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa
Mandarin, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Ekonomi,
Fisika, Kimia, dan Biologi, kesenian (seni musik), Pendidikan jasmani, Teknologi
informasi dan komunikasi, Mulok (industri rumah tangga).
2. Kegiatan Ekstrakurikuler :
Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan siang hari sepulang sekolah yang
wajib diikuti oleh setiap siswa kelas X dan XI. Kegiatan tersebut meliputi 10 jenis
kegiatan, yaitu : Basket, Volly, Futsal, Tenis Meja, Lukis, Tae Kwon Do, Band,
Paskibra, Moderen Dance, dan PMR
3. Kegiatan OSIS
4. Dan kegiatan sekolah lainnya.
3.3.2 Sistem Pembentukan Kelas dan Penyusunan Jadwal di SMA Tarsisius II
Pembentukan kelas berdasarkan jumlah siswa yang telah terdaftar di SMA
Tarsisius II. dan, sistem penyusunan jadwal dilakukan berdasarkan kurikulum yang telah
diberikan oleh pemerintah kepada SMA Tarsisius II.
3.3.2.1 Sistem Pembentukan Kelas di SMA Tarsisius II
Sistem pembentukan kelas, Berdasarkan jumlah siswa yang telah diterima di
SMA Tarsisius II, para siswa yang sudah terdaftar pada SMA Tarsisius II didata untuk
dilakukan proses penyusunan atau pembentukan para siswa di acak secara merata baik
64 yang pintar atau kurang semuanya dibuat secara merata dengan jumlah tiap kelas kurang
lebih 35 siswa, sehingga tidak ada batasan antara siswa yang pintar dengan yang kurang.
3.3.2.2 Sistem Penyusunan Jadwal di SMA Tarsisius II
Menyusun jadwal belajar mengajar dilakukan Wakil Kepala Sekolah bidang
kurikulum beserta dengan tim kurikulum akan menyusun jadwal belajar mengajar sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jadwal belajar mengajar
tersebut merupakan patokan bagi para guru dan siswa untuk melakukan aktifitas belajar
mengajar selama 5 hari per minggu untuk 2 semester.
Setelah jadwal belajar mengajar tersebut selesai dibuat, Wakil Kepala Sekolah
bidang kurikulum sebagai koordinator dari tim kurikulum akan menyerahkan jadwal
tersebut kepada Kepala Sekolah untuk mendapatkan pengesahan. Setelah itu jadwal
belajar mengajar tersebut akan diserahkan kepada para guru mata pelajaran dan masing-
masing wali kelas dari kelas X, XI, dan XII untuk dibagikan kepada para siswa.
3.3.3 Sistem Belajar Mengajar yang Sedang Berlangsung di SMA Tarsisius II
sistem belajar mengajar di SMA Tarsisius II dapat terlaksana sesuai dengan
jadwal yang sudah buat. Sistem pembelajaran yang sedang berjalan di SMA Tarsisius II
sampai saat ini masih berpusat di dalam ruangan kelas, jadi semua kegiatan belajar
mengajar dilakukan di kelas.
para siswa akan diabsensi oleh ketua kelas dan kemudian diberikan kepada guru
pengajar dan bagian tata usaha sebagai data untuk mengetahui siapa saja siswa yang
tidak masuk sekolah (tanpa izin dari Kepala Sekolah atau guru piket). Berdasarkan
absensi ketua kelas tersebut, maka bagian tata usaha akan mencatat para siswa yang
tidak masuk sekolah (tanpa izin dari Kepala Sekolah atau guru piket) ke dalam buku
65 absensi tata usaha. Dengan absensi tersebut, bagian tata usaha dapat melakukan follow
up kepada orang tua atau wali siswa untuk menanyakan keberadaan siswa tersebut.
Setelah guru melakukan absensi, maka pelajaran dapat segera dimulai. Pada
setiap mata pelajaran, guru mata pelajaran akan memberikan pengarahan kepada para
siswa dengan memberikan materi-materi pelajaran baik menggunakan buku teks
maupun berupa slide power point. Disamping materi-materi yang diberikan oleh guru,
guru akan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengajukan pertanyaan,
sehingga diharapkan adanya suasana yang lebih interaktif kepada guru mata pelajaran
dan para siswa. Pertanyaan dari para siswa tersebut akan langsung dijawab oleh guru
mata pelajaran yang bersangkutan. Selain itu terkadang guru juga memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk berdiskusi dalam kelompok. Tetapi kesempatan
untuk bertanya maupun berdiskusi dalam kelompok hanya terbatas pada waktu jam
pelajaran berlangsung saja. Guru juga tidak hanya memberikan kesempatan untuk
diskusi saja, tetapi juga memberikan tugas-tugas baik yang harus diselesaikan di sekolah
(PS) maupun tugas-tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan di rumah (PR).
Pada masing-masing mata pelajaran dalam satu semester sudah pasti akan
diadakan ulangan harian dan jumlahnya disesuaikan dengan ketentuan kurikulum dan
materi yang diberikan. Sedangkan untuk para siswa kelas XII, selain mengikuti ulangan
harian dan ulangan semester para siswa juga akan mengikuti kurang lebih tiga sampai
empat kali try out yang diadakan sekolah untuk persiapan dalam menghadapi Ujian
Akhir Nasional. Disamping mengikuti try out, para siswa kelas XII juga akan mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang diadakan oleh DepDikBud yang bersamaan dengan
sekolah-sekolah lainnya di seluruh Indonesia sebagai salah satu syarat kelulusan.
66
Jadwal ulangan mata pelajaran akan ditentukan oleh guru masing-masing mata
pelajaran, sedangkan jadwal ulangan semester dan jadwal try out ditentukan oleh Wakil
Kepala Sekolah beserta dengan tim sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMA
Tarsisius II. Jadwal Ujian Akhir Nasional (UAN) akan mengikuti ketentuan dari
DepDikNas karena diadakan bersama-sama dengan sekolah lainnya.
Bagi para siswa yang tidak dapat mengikuti ulangan untuk mata pelajaran tertentu
karena suatu alasan tertentu, para siswa yang mendapatkan nilai yang jelek pada saat
ulangan semester, maupun siswa yang tidak dapat mengikuti ulangan semester karena
alasan tertentu, maka sekolah akan memberikan kesempatan kepada para siswa tersebut
untuk mengikuti ulangan susulan dan ulangan semester susulan dengan jadwal ulangan
susulan yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dan jadwal ulangan
semester susulan akan ditetapkan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum.
3.3.4 Sistem Penilaian di SMA Tarsisius II
Dalam kurikulum yang berlaku di SMA Tarsisius II, kompetensi yang akan
dicapai meliputi 3 aspek yaitu : pemahaman konsep (kognitif), praktik (psikomotor), dan
sikap (afektif). Maka dalam hal ini penilaian terhadap peserta didik/siswa meliputi
ketiga aspek tersebut.
3.3.4.1 Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
Para siswa di SMA Tarsisius II dapat dikatakan lulus dalam belajar jika nilai
mata pelajaran sudah mencapai ≥60. Bagi siswa yang tidak mencapai nilai ≤60, maka
siswa tersebut dapat dikatakan tidak tidak lulus dalam belajar.
67 3.3.4.2 Syarat Kenaikan Kelas
Syarat ketentuan untuk kenaikan kelas di SMA Tarsisius II yaitu :
1. nilai semester ganjil dan semester genap.
2. Syarat umum :
a. Nilai kognitif tidak lulus (< 60) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran dengan nilai
minimal 40.
b. Nilai psikomotor tidak lulus (< 60) paling banyak 2 (dua) mata pelajaran dengan
nilai minimal 50.
c. Nilai afektif minimal C.
d. Nilai mata pelajaran Agama ≥ 60.
3. Syarat khusus :
Syarat khusus ini berlaku bagi siswa kelas XI untuk naik ke kelas XII. Syarat tersebut
yaitu :
Nilai kognitif tidak tuntas minimal 55, hanya boleh 1 (satu) mata pelajaran pada masing-
masing jurusan. Dengan ketentuan mata pelajaran sebagai berikut :
Jurusan IPA : Fisika, Kimia, Biologi.
Jurusan IPS : Sosiologi, Ekonomi, Geografi.
4. Ketidakhadiran maksimal 10% untuk setiap jam belajar efektif semua mata pelajaran.
3.3.4.3 Syarat Penjurusan
Bagi para siswa yang akan naik ke kelas XI, maka syarat penjurusannya adalah sebagai
berikut :
68 1) Jurusan IPA
1. Rata-rata nilai kognitif pada kalkulasi penjurusan dan kenaikan kelas x untuk
pelajaran : fisika = 62,33; kimia = 62,81; biologi = 61,03
2) Jurusan IPS
1. Siswa yang tidak memenuhi syarat untuk masuk jurusan IPA, dimasukkan ke jurusan
IPS.
2. Rata-rata nilai kognitif pada kalkulasi penjurusan dan kenaikan kelas x untuk mata
pelajaran : sosiologi = 63,00; ekonomi = 61,57; geografi = 63,58
3.3.4.4 Syarat Kelulusan
disamping syarat-syarat tersebut di atas, nilai Ujian Akhir Nasional juga harus
memenuhi Standar Kelulusan Minimal (SKL). setiap tahunnya, Standar Kelulusan
Minimal akan berubah sesuai dengan ketetapan dari DepDikBud dan biasanya SKL
terbaru, baru akan diumumkan pada saat menjelang ujian (awal semester genap).
Karena sistem yang berjalan di SMA Tarsisius II masih dilakukan secara semi
terkomputerisasi, dimana hanya sebagian data saja yang diolah terkomputerisasi, maka
untuk pengolahan nilai siswa diperlukan penilaian yang mencakup 3 aspek (kognitif,
psikomotor, afektif) tersebut di atas. Pada masing-masing guru mata pelajaran akan
mengolah nilai yang terdiri dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan
semester.dan jika dirasa perlu makan anak-anak yang kurang dalam mencukupi bisa
diadakan remedial (kelas tambahan diluar dari pelajaran intrakulikuler). Nilai akan
diserahkan kepada bagian tata usaha dari guru yang bersangkutan. Tata usaha bagian
69 pengolahan nilai akan mengolah nilai para siswa dengan menggunakan Sistem
Administrasi Sekolah (SAS) yang merupakan sebuah aplikasi yang disediakan oleh
pemerintah. Nilai para siswa yang telah diolah tersebut, akan dilaporkan sebagai laporan
hasil belajar masing-masing siswa (raport) selama dua semester. Sedangkan untuk
semester ganjil (semester I), para siswa hanya akan diberikan raport bayangan yang
berisi penilaian dari hasil ulangan semester saja. Sebelum raport bayangan dan raport
diserahkan ke wali kelas untuk diberikan kepada orang tua/wali siswa, maka raport
bayangan dan raport tersebut terlebih dahulu diserahkan kebagian tata usaha untuk
diserahkan kepada Kepala Sekolah untuk disahkan. Baik raport bayangan dan raport
yang telah disahkan oleh Kepala Sekolah, akan dikembalikan kepada wali kelas masing
dan diserahkan kepada orang tua/wali siswa. Untuk laporan hasil belajar siswa (raport)
selama dua semester tersebut akan ditandatangani oleh orang tua/wali yang kemudian
akan dikembalikan ke sekolah.
Bagi para siswa kelas XII selain menerima raport bayangan dan raport setiap
semester genap, siswa juga akan menerima STTB dan Surat Tanda Kelulusan (STK)
setelah mengikuti Ujian Akhir Nasioanal dan dinyatakan lulus.
Kepala sekolah selain menerima laporan hasil belajar siswa (raport) setiap
semester, Kepala Sekolah juga akan menerima laporan absensi dan laporan keuangan
setiap bulan serta laporan kelulusan untuk siswa kelas XII pada setiap tahunnya.
3.3.5 Sistem Administrasi Sekolah (SAS)
Sistem Administrasi Sekolah (SAS) yang merupakan sebuah aplikasi yang
disediakan oleh pemerintah. Sistem Administrasi Sekolah ini menggunakan arsitektur
database yang centralized dimana semua data disimpan dalam satu database pusat.
70 Sistem Administrasi Sekolah ini juga digunakan oleh sekolah-sekolah swasta dan negeri
lainnya dan setiap sekolah diberikan satu user name dan password. Hal ini menyebabkan
beban bandwidth yang sangat besar sehingga pemerintah mencoba untuk menanggulangi
hal tersebut dengan cara memberikan jadwal penggunaan Sistem Administrasi Sekolah
ini. Akan tetapi hal tersebut masih belum dapat mengatasi kesulitan dalam mengakses
Sistem Administrasi Sekolah tersebut.
3.3.6 Sistem Pengumuman di SMA Tarsisius II
Pengumuman di SMA Tarsisius II diberikan secara tertulis oleh Kepala Sekolah
melalui surat edaran. Kemudian, surat edaran tersebut akan diserahkan ke bagian tata
usaha untuk diketik dan dicetak sesuai dengan jumlah siswa di SMA Tarsisius II.
Setelah itu, surat edaran tersebut akan diserahkan kepada para siswa melalui wali kelas
masing-masing.
71 3.4 Diagram Aliran Data
3.4.1 Rich Picture
Gambar 3.2 Rich Picture Prosedur Yang Sedang Berjalan
72 3.4.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 3.3 ERD Prosedur Yang Sedang Berjalan
73 3.4.3 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram berikut ini menggambarkan proses yang sedang berjalan pada SMA
Tarsisius II.
3.4.3.1 Data Flow Diagram (DFD) - Konteks
Gambar 3.4 DFD (Konteks) Prosedur Yang Sedang Berjalan
74 3.4.3.2 Data Flow Diagram - Nol
Gambar 3.5 DFD-Nol Prosedur Yang Sedang Berjalan
75 3.5 Pembatasan Aplikasi
Sistem informasi e-learning
3.6 Analisis Kebutuhan Informasi
Informasi adalah suatu dasar yang dibutuhkan dalam penciptaan suatu media
yang berguna bagi untuk perkembangan dan kemajuan didunia pendidikan. Oleh karena
itu, penting untuk menyadari alasan dari pembuatan suatu aplikasi berbasiskan web.
Usaha dalam memenuhi kebutuhan didunia pendidikan akan data dan informasi harus
menjadi dasar dari pembuatan aplikasi berbasiskan web.
Dalam melakukan analisa dan perancangan sistem informasi e-learning, perlu
dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari para
penguna. Dengan demikian, kegagalan yang terjadi ketika implementasi e-learning bisa
di tanggulangi.
Kebutuhan siswa dan sekolah (user needs) terhadap data dan informasi menjadi
alasan utama yang mendasari keberhasilan dari pengimplementasian sistem informasi e-
learning.
Berikut ini ditampilkan hasil penelitian melalui wawancara yang dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan dari siswa dan sekolah. wawancara dilakukan kepada beberapa
siswa secara acak dan beberapa guru acak serta wakil kepala sekolah bagian it. Sampel
yang digunakan 100% langsung berasal dari sma tarsisius II. ada beberapa pertanyaan
yang diajukan untuk menunjang semua kebutuhan dalam pembuatan sistem e-learning.
76 1. Sudah adakah sistem e-learning yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar?
Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SMA Tarsisius II ini sudah ada
hanya saja belum dapat diterapkan dalam berbagai pertimbangan seperti web yang
belom sempurna dalam pengerjaanya (wakil kepala sekolah).
2. Dapatkah mendapatkan bantuan kebutuhan informasi secara lengkap pada saat
mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas dan belajar untuk ujian ?
Sudah ada hanya saja terkadang masih belom dapat menjawab kebutuhan yang
sangat sesuai karena hanya didapat dari buku cetak yang dipakai disekolah saja
sedangkan bila ada pertanya kalau kurang mengerti masih bingung untuk bertanya
kepada siapa (siswa).
3. Apabila sudah tidak dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk ujian dan
mengerjakan tugas, apa yang harus dilakukan untuk emncari kebutuhan informasi
tersebut?
Bertanya kepada teman atau kepada guru les dan mencari melalui internet (siswa)
4. Dalam bentuk apa informasi yang dibutuhkan agar mudah dimengerti, bila
mengalami kesulitan seperti itu?
Biasanya dalam bentuk penjabaran tentang materi dan dalam bentuk artikel atau
soal-soal dan jawaban yang mirip dengan kebutuhan (siswa).
5. Apabila setelah pulang seberapa sering melakukan review untuk setiap mata
pelajaran dirumah ?
77
Tidak sering hanya sesekali saja bila mau meriview pun itu tidak terlalu bisa
memahami sekali kecuali dengan guru les (siswa)
6. Apakah fasilitas yang ada sudah memadai untuk menerapkan e-learning pada SMA
Tarsisius II ?
Fasilitas dinilai sudah cukup memadai untuk melakukan e-learning untuk penerapan
proses belajar mengajar agar lebih baik lagi sedangkan dari sumber daya
manusianya baik dari guru, tata usaha dan siswa dinilai sudah cukup baik untuk
menerima proses e-learning ini (wakil kepala sekolah).
7. Apakah sistem belajar yang sudah ada sekarang sudah sangat tepat guna dalam
proses penyampaian ilmu kepada para siswa?
Kurang dapat membantu karena diyakini proses belajar mengajar hanya bisa
disampaikan pada saat belajar mengajar saja didalam kelas (guru).
8. Apakah diperlukan sarana khusus untuk membantu proses belajar mengajar agak
dapat lebih maksimal lagi?
Dirasa sangat perlu dikarenakan banyakana siswa yang belajar didalam 1 kelas dan
juga untuk membantu penambahan informasih yang cepat pada siswa (guru).
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem belajar mengajar yang
sudah ada ini diangapa masih kurang dapat memaksimalkan proses belajar dan mengajar
dari guru ke siswa dikarenakan banyaknya siswa yang tidak aktif didalam kelas karena
malu malu atau takut untuk bertanya secara langsung didalam kelas, pihak sekolah juga
merasa perlu untuk mengembangkan
78 e-learning dari yang sudah ada dan masih belum dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan
informasi disekolah tidak hanya dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas saja
tapi juga diluar kelas juga sesudah pulang sekolah dimana siswa ternyata juga
memerlukan data atau informasi untuk membantu menjawab tugas yang diberikan oleh
guru dan untuk persiapan dalam menghadapi ujian
Dengan adanya fasilitas yang mendulu didalam sekolah seperti internet dan
proyektor yang ada dalm tiap kelas serta SDM sekolah yang sudah dianggap cukup siap
makan e-learning sudah dapat diterapakan dalam kurikulum sekolah.
Semakin banyaknya mata pelajaran dan nilai yang harus diproses maka sistem
e-learning yang berbasis web dirasa cukup membantu proses belajar mengajar.
3.7 Pengambaran Umum Fasilitas
Tujuan utama aplikasi e-learning adalah menjawab kebutuhan informasi dalam
bentuk materi pelaajran, untuk dapat menjawab kebutuhan akan inforamsi tersebut
dengan baik diperlukan faktor pendukung selain daripada informasi tersebut yaitu
melalui fitur-fitur
Fitur-fitur yang disediakan ditujukan untuk mempermudah proses belajar
mengajar dan menjadi nilai tambah untuk aplikasi e-learning ini. Fitur-fitur tersebut
adalah sebagai berikut:
79 1. Tugas
Setiap siswa yang belajar diangap perlu diadakan latihan untuk membantu siswa
mendalami materi yang diberikan oleh guru sehinga dapat lebih maksimal.
2. Discussion forum
Untuk mebantu komunikasi diantar siswa dan guru yang memerlukan
percakapan diseputar materi yang diberikan.
3. Nilai
Setiap siswa yang telah menyelesaikan tugas dan ujian yang diberikan guru akan
mendapatkan perhitungan nilai baik dalam bentuk rapot atau hanya tabel nilai yang
dapat dilihat secara langsung didalam aplikasi ini
4. Download dan upload materi
Merupakan fitur yang disediakan untuk membantu guru atau siswa untuk
menyapaikan dan menerima materi untuk diperlajari dan dimengerti sebelum masuk
didalam kelas.
5. Jadwal
Fitur ini ditambahkan dalam aplikasi untuk membantu guru dan siswa untuk
mendapatkan informasi yang akurat dalam jadwal.
3.8 Analisis Strategi E-Learning
1. Kebutuhan Organisasi
Analisa kebutuhan pada SMA Tarsisius II yaitu dapat meningkatkan proses
belajar mengajar agar menjadi lebih baik, meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah
80 tersebut sehingga sesuai dengan visi dan misi sekolah, dan mampu untuk membantu
para siswa untuk maju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan bantuan e-
learning maka diharapkan akan adanya dampak yang positif untuk memenuhi
kebutuhan di SMA Tarsisius II.
2. Kebutuhan Pelatihan
Analisa kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh para guru di SMA Tarsisius II
secara lebih spesifik yang berhubungan dengan e-learning untuk dapat melihat
perbedaan antara kinerja yang dibutuhkan oleh SMA Tarsisius II dengan kinerja sumber
daya manusia yang tersedia pada sekolah, sehingga dapat dilakukan pelatihan tentang e-
learning untuk menciptakan kinerja sumber daya manusia yang sesuai dengan kinerja
yang dibutuhkan oleh SMA Tarsisius II.
3. Budaya Organisasi
Analisa terhadap budaya sekolah untuk mengetahui apakah budaya organisasi
tersebut cocok dan kondusif untuk menerapkan e-learning. Budaya di SMA Tarsisius II
sangat cocok dan mendukung dalam penerapan e-learning, karena pada SMA Tarsisius
II mempunyai beberapa hal yang mendukung yaitu sistem pengajaran materi yang
menggunakan power point oleh beberapa guru.
4. Infrastruktur
Analisa pada keadaan teknologi dan infrastruktur organisasi dari segi
pelaksanaan e-learning. Pada SMA Tarsisius II, memiliki fasilitas sambungan dengan
internet atau intranet dan media in focus.
81 3.9 Permasalahan yang Dihadapi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada SMA Tarsisius II, maka ada
masalah-masalah yang dihadapi oleh SMA Tarsisius II dalam sistem yang sedang
berjalan yaitu :
a. Sekolah membutuhkan sarana untuk berinteraksi baik antara siswa dengan siswa
lainnya maupun antara siswa dengan guru di luar jam pelajaran sekolah.
b. Terkadang kurikulum pembelajaran yang dipakai tidak memiliki contoh yang
cukup, sehingga guru harus menambahkan materi sendiri agar fokus dari kegiatan
belajar mengajar lebih terlihat dan tercapai.
c. Sekolah membutuhkan sebuah sarana sebagai pendukung daripada kegiatan belajar
mengajar untuk membantu memperdalam pemahaman materi bagi para siswa.
3.10 Perbandingan dengan sistem e-learning sejenis
Berdasarkan Perbandingan yang dilakukan terhadap dua sekolah, didapat hasil
sebagai berikut:
82 3.10.1 Kompetitor
Jenis Penilaian SMA Regina Pacis SMA Kristen Kanaan
Sistem Penilaian
Tidak ada
Tidak ada
Pendekatan
Multimedia
Upload Download audio dan
video file dapat dilakukan
Tidak ada
Flexibilitas Account
Penggantian password dapat
dilakukan oleh masing masing
siswa
Penggantian password tidak
dapat dilakukan sama sekali
Pada Sekolah SMA Regina Pacis tidak terdapat sistem penilaian terhadap
evaluasi, begitu juga pada SMA Kristen Kanaan. Sementara itu pada SMA Regina Pacis,
upload dan download materi berupa audio dan video file dalam beberapa format. Dan di
SMA Regina Pacis penggantian password oleh siswa secara langsung dapat dilakukan
sementara di SMA Kristen Kanaan tidak dapat dilakukan.