bab 3 analisis sistem yang berjalan 3.1 riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-2-00656-ka bab...

31
52 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Sekolah 3.1.1 Latar Belakang SMA Tarsisius II Sekolah Menengah Atas Tarsisius II (SMA Tarsisius II) yang berlokasi di Jl. Batusari Raya No. 12, Kebon Jeruk, Jakarta Barat merupakan sekolah katolik swasta yang didirikan oleh Yayasan Bunda Hati Kudus yang berlokasi tidak jauh dari sekolah Tarsisius II pada tahun 1989. Peletakan Batu Pertama menandai dimulainya pembangunan Kompleks Persekolahan Tarsisius II diadakan pada tanggal 23 Mei 1988. Sementara peresmiannya dilakukan oleh Bapak Soegijo, Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta pada tahun 1989. Upacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989 oleh Pastor Martosudjito SJ, selaku Sekertaris keuskupan, yang pada saat itu mewakili Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr.Leo Soekoto SJ. SMA Tarsisius II dengan status Terakreditasi (A), tepatnya berdasarkan Akte Pendirian tertanggal 30 Januari 1989. Izin Operasionalnya dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Depdikbud DKI Jakarta tanggal 3 Juni 1989 dengan surat keputusan nomor 216A/101.A1/89. Mengawali penerimaan siswa untuk tahun ajaran pertama (1988/1989), SMA Tarsisius telah kebanjiran calon siswa yang mendaftar, sehingga pada saat itu dibuka

Upload: lydien

Post on 08-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

52

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Riwayat Sekolah

3.1.1 Latar Belakang SMA Tarsisius II

Sekolah Menengah Atas Tarsisius II (SMA Tarsisius II) yang berlokasi di Jl.

Batusari Raya No. 12, Kebon Jeruk, Jakarta Barat merupakan sekolah katolik swasta

yang didirikan oleh Yayasan Bunda Hati Kudus yang berlokasi tidak jauh dari sekolah

Tarsisius II pada tahun 1989.

Peletakan Batu Pertama menandai dimulainya pembangunan Kompleks

Persekolahan Tarsisius II diadakan pada tanggal 23 Mei 1988. Sementara peresmiannya

dilakukan oleh Bapak Soegijo, Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta pada tahun 1989.

Upacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

oleh Pastor Martosudjito SJ, selaku Sekertaris keuskupan, yang pada saat itu mewakili

Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr.Leo Soekoto SJ.

SMA Tarsisius II dengan status Terakreditasi (A), tepatnya berdasarkan Akte

Pendirian tertanggal 30 Januari 1989. Izin Operasionalnya dikeluarkan oleh Kepala

Kantor Wilayah (Kakanwil) Depdikbud DKI Jakarta tanggal 3 Juni 1989 dengan surat

keputusan nomor 216A/101.A1/89.

Mengawali penerimaan siswa untuk tahun ajaran pertama (1988/1989), SMA

Tarsisius telah kebanjiran calon siswa yang mendaftar, sehingga pada saat itu dibuka

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

53 enam kelas baru. Selanjutnya beberapa tahun kemudian SMA Tarsisius II menjadi

sekolah yang sangat digemari masyarakat dan menjadi pilihan utama. Angkatan pertama

SMA Tarsisius II mengikuti EBTA/EBTANAS pada tahun 1990/1991 dengan

menumpang di SMA Negeri 78 Jakarta Barat. Meskipun sekolah baru, namun SMA

Tarsisius II sudah mampu bersaing dengan persekolahan-persekolahan favorit lainnya di

wilayah Jakarta Barat khususnya dan DKI secara keseluruhan.

Pada tahun 1935 bruder-bruder tarekat “Aloysius” membuka karya pendidikan di

paroki “Bunda Hati Kudus” dengan mendirikan Sekolah Rakyat St. Tarsisius. Kepala

sekolah pasa ssat itu adalah Br. Thaddeus.

Pada tahun 1963 pastor paroki mempercayakan penyelenggaraan pendidikan kepada

kaum awam tokoh paroki, Bapak Y. Oentoe (Alm) dengan badan hukum Yayasan

perguruan PAX.

Tahun 1974, TK PAX berganti nama menjadi TK PAX-Tarsisius. Pastor J.A.

Kemade selaku ketua PGDP “Bunda Hati Kudus” memimpin penyelenggaraan sekolah

damai, PAX, dan Tarsisius.

Terdorong dengan keinginan untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

para siswa maka dibangunlah sebuah kompleks sekolah. Kompleks baru itu lalu diberi

nama kompleks sekolah Tarsisius II Siswa SD dan SMP PAX yang pada tahun

sebelumnya menempati lokasi Kemakmuran, sejak tahun ajaran 1980-1990 dipindahkan

ke kompleks Tarsisius II. Karena itu maka nama SD dan SMP PAX disesuaikan

namanya menjadi SD dan SMP Tarsisius II. Selain SD dan SMP dikompleks ini juga

terdapat TK dan SMA Tarsisius II.

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

54

Dalam kepemimpinannya dari awal berdiri sampai sekarang SMA Tarsisius II telah

mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak enam kali, dengan pembagian sebagai

berikut :

Tahun 1989-1994 : Alm. T. Kartono

Tahun 1994-1998 : Ch. Megawati

Tahun 1998-2001 : Anton Ama Corebima

Tahun 2001-2002 : Benedictus Ende

Tahun 2002-2007 : Stephanus Subarno

Tahun 2007-sekarang : Saverinus Kaka

3.1.2 Visi SMA Tarsisius II

Unggul dalam pelayanan pendidikan, pembinaan kemampuan belajar mandiri dan

mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi.

3.1.3 Misi SMA Tarsisius II

1. Pelayanan yang tulus

2. Menumbuh kembangkan iman dan hati nurani

3. Menghasilkan lulusan berperilaku pemimpin

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

55 3.1.4 Logo Tarsisius II

1. Makna dan arti

Perisai: Perjuangan suci untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan

berdasarkan Pancasila. Warna putih: Suci. Warna biru: Pendidikan.

2. Cahaya kuning terbit dari buku

Kemenangan/keberhasilan pendidikan anak dan remaja, yaitu pembentukan

manusia yang utuh (Homo yang humanus)

3. Buku berwarna biru langit dan bertuliskan YBHK

Pendidikan anak dan remaja dalam asuhan Yayasan Bunda Hati Kudus

4. Tangan terbuka berwarna putih

Tanggungjawab pembinaan anak dan remaja.

5. Hati berwarna merah

Anak dan remaja adalah anugerah Tuhan yang perlu dibina dalam terang Hati

Kudus Yesus.

6. Salib berwarna putih

Asas kekatolikan.

7. Motto : “VINCE IN BONO MALUM”

Artinya Kalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:12)

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

56 3.2 Struktur Organisasi, Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

3.2.1 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah gambar berupa diagram susuanan struktur organisasi yang

sedang berjalan didalam sekolah Tarsisius II.

Gambar 3.1 Struktur organisasi yang sedang berjalan

(Sumber Informasi dan Gambar: SMA Tarsisius II)

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

57 3.2.2 Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

3.2.2.1 Tugas Kepala Sekolah

1. Kepala Sekolah Sebagai Pendidik (Edukator)

a. Memberikan bimbingan kepada para guru

b. Memberikan bimbingan kepada tata usaha

c. Memberikan bimbingan kepada siswa

d. Mengembangkan staf

e. Mengikuti perkembangan IPTEK

f. Memberi contoh bimbingan konseling karier

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

a. Menyusun program sekolah

b. Menyusun organisasi kepegawaian di sekolah

c. Mengembangkan staf (guru dan tata usaha)

d. Mengoptimalkan sumber daya sekolah

3. Kepala Sekolah Sebagai Adminitrator

a. Mengelola administrasi KBM dan BK

b. Mengelola administrasi kesiswaan

c. Mengelola administrasi ketenangan

d. Mengelola administrasi keuangan

e. Mengelola administrasi sarana atau prasarana

f. Mengelola administrasi persuratan

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

58

4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor (Penyelia)

a. Menyususn program supervisi

b. Melaksanakan program supervisi

c. Memanfaatkan hasil supervisi

5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)

a. Memahami kondisi guru, tata usaha, dan siswa dengan baik

b. Memiliki visi dan memahami misi sekolah

c. Kemampuan mengambil keputusan

6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

a. Kemampuan mencari atau menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah

b. Kemampuan melaksanakan pembaharuan di sekolah

7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

a. Kemampuan mengatur lingkungan kerja

b. Kemampuan mengatur suasana kerja

c. Kemampuan menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman (reward dan

punishment)

3.2.2.2 Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan

2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

3. Mengatur penyusunan program pengajaran

4. Mengatur pelaksaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

59 5. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenailan kelas, kriteria

kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian raport dan

STTB

6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran

7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

8. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran

9. Mengatur mutasi siswa

10. Melakukan supervisi administrasi dan akademi

11. Menyusun laporan

3.2.2.3 Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

1. Mengatur program dan pelaksaan bimbingan dan konseling

2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (keamanan, kebersihan,

ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dn kerindangan)

3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi kepramukaan, Palang

Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan Paskibra

4. Mengatur program pesantren kilat

5. Menyusun dan mengatur pelaksaan pemilihan siswa teladan

6. Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi

7. Menyeleksi calon unutk diusulkan mendapat beasiswa

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

60

3.2.2.4 Tugas Guru Mata Pelajaran

1. Membuat perangkat program pengajaran, meliputi :

a. AMP

b. Program tahunan

c. Program satuan pelajaran

d. Program rencana pengajaran

e. Program mingguan guru

f. LKS

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan hrian, ulangan umum, dan

ujian akhir

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

6. Mengisi daftar nilai siswa

7. Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam proses belajar

mengajar

8. Membuat alat pelajaran atau alat peraga

9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

12. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menajdi tanggung jawabnya

13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

61 15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya

3.2.2.5 Tugas Wali Kelas

1. Pengelolaan kelas

2. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :

a. Denah tempat duduk kelas

b. Papan absensi siswa

c. Daftar pelajaran kelas

d. Daftar piket kelas

e. Buku absensi siswa

f. Buku kegiatan pembelajaran atau buku kelas

g. Tata tertib siswa

3. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa

4. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (Legger)

5. Pembuatan catatan khusus tentang siswa

6. Pencatatan mutasi siswa

7. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar

8. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar

3.2.2.6 Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

1. Penyusunan program pelaksanaan bimbingan dan konseling

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

62 2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam

kegiatan belajar mengajar

4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran

tetntang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

5. Mengadakan pelaksanaan bimbingan dan konseling

6. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling

7. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling

9. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

3.3 Prosedur Sistem yang Sedang Berjalan

3.3.1 Kurikulum SMA Tarsisius II

pemerintah telah menetapkan bahwa baik sekolah negeri maupun swasta harus

mengikuti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Kurikulum ini membuat sekolah dapat menambah muatan lokal (materi

sekolah sendiri).

Menurut kurikulum yang berjalan di SMA Tarsisius II, kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan selama 5 hari per minggu yaitu dari hari senin sampai dengan

jumat, dengan pembagian waktu pada Hari Senin – Jumat : Pukul 06.30 – 14.50

Kurikulum yang berasal dari pemerintah mata pelajaran yang diberikan kepada

para siswa di SMA Tarsisius II antara lain :

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

63

1. Kegiatan Intrakurikuler :

Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa

Mandarin, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Ekonomi,

Fisika, Kimia, dan Biologi, kesenian (seni musik), Pendidikan jasmani, Teknologi

informasi dan komunikasi, Mulok (industri rumah tangga).

2. Kegiatan Ekstrakurikuler :

Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan siang hari sepulang sekolah yang

wajib diikuti oleh setiap siswa kelas X dan XI. Kegiatan tersebut meliputi 10 jenis

kegiatan, yaitu : Basket, Volly, Futsal, Tenis Meja, Lukis, Tae Kwon Do, Band,

Paskibra, Moderen Dance, dan PMR

3. Kegiatan OSIS

4. Dan kegiatan sekolah lainnya.

3.3.2 Sistem Pembentukan Kelas dan Penyusunan Jadwal di SMA Tarsisius II

Pembentukan kelas berdasarkan jumlah siswa yang telah terdaftar di SMA

Tarsisius II. dan, sistem penyusunan jadwal dilakukan berdasarkan kurikulum yang telah

diberikan oleh pemerintah kepada SMA Tarsisius II.

3.3.2.1 Sistem Pembentukan Kelas di SMA Tarsisius II

Sistem pembentukan kelas, Berdasarkan jumlah siswa yang telah diterima di

SMA Tarsisius II, para siswa yang sudah terdaftar pada SMA Tarsisius II didata untuk

dilakukan proses penyusunan atau pembentukan para siswa di acak secara merata baik

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

64 yang pintar atau kurang semuanya dibuat secara merata dengan jumlah tiap kelas kurang

lebih 35 siswa, sehingga tidak ada batasan antara siswa yang pintar dengan yang kurang.

3.3.2.2 Sistem Penyusunan Jadwal di SMA Tarsisius II

Menyusun jadwal belajar mengajar dilakukan Wakil Kepala Sekolah bidang

kurikulum beserta dengan tim kurikulum akan menyusun jadwal belajar mengajar sesuai

dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jadwal belajar mengajar

tersebut merupakan patokan bagi para guru dan siswa untuk melakukan aktifitas belajar

mengajar selama 5 hari per minggu untuk 2 semester.

Setelah jadwal belajar mengajar tersebut selesai dibuat, Wakil Kepala Sekolah

bidang kurikulum sebagai koordinator dari tim kurikulum akan menyerahkan jadwal

tersebut kepada Kepala Sekolah untuk mendapatkan pengesahan. Setelah itu jadwal

belajar mengajar tersebut akan diserahkan kepada para guru mata pelajaran dan masing-

masing wali kelas dari kelas X, XI, dan XII untuk dibagikan kepada para siswa.

3.3.3 Sistem Belajar Mengajar yang Sedang Berlangsung di SMA Tarsisius II

sistem belajar mengajar di SMA Tarsisius II dapat terlaksana sesuai dengan

jadwal yang sudah buat. Sistem pembelajaran yang sedang berjalan di SMA Tarsisius II

sampai saat ini masih berpusat di dalam ruangan kelas, jadi semua kegiatan belajar

mengajar dilakukan di kelas.

para siswa akan diabsensi oleh ketua kelas dan kemudian diberikan kepada guru

pengajar dan bagian tata usaha sebagai data untuk mengetahui siapa saja siswa yang

tidak masuk sekolah (tanpa izin dari Kepala Sekolah atau guru piket). Berdasarkan

absensi ketua kelas tersebut, maka bagian tata usaha akan mencatat para siswa yang

tidak masuk sekolah (tanpa izin dari Kepala Sekolah atau guru piket) ke dalam buku

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

65 absensi tata usaha. Dengan absensi tersebut, bagian tata usaha dapat melakukan follow

up kepada orang tua atau wali siswa untuk menanyakan keberadaan siswa tersebut.

Setelah guru melakukan absensi, maka pelajaran dapat segera dimulai. Pada

setiap mata pelajaran, guru mata pelajaran akan memberikan pengarahan kepada para

siswa dengan memberikan materi-materi pelajaran baik menggunakan buku teks

maupun berupa slide power point. Disamping materi-materi yang diberikan oleh guru,

guru akan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengajukan pertanyaan,

sehingga diharapkan adanya suasana yang lebih interaktif kepada guru mata pelajaran

dan para siswa. Pertanyaan dari para siswa tersebut akan langsung dijawab oleh guru

mata pelajaran yang bersangkutan. Selain itu terkadang guru juga memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk berdiskusi dalam kelompok. Tetapi kesempatan

untuk bertanya maupun berdiskusi dalam kelompok hanya terbatas pada waktu jam

pelajaran berlangsung saja. Guru juga tidak hanya memberikan kesempatan untuk

diskusi saja, tetapi juga memberikan tugas-tugas baik yang harus diselesaikan di sekolah

(PS) maupun tugas-tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan di rumah (PR).

Pada masing-masing mata pelajaran dalam satu semester sudah pasti akan

diadakan ulangan harian dan jumlahnya disesuaikan dengan ketentuan kurikulum dan

materi yang diberikan. Sedangkan untuk para siswa kelas XII, selain mengikuti ulangan

harian dan ulangan semester para siswa juga akan mengikuti kurang lebih tiga sampai

empat kali try out yang diadakan sekolah untuk persiapan dalam menghadapi Ujian

Akhir Nasional. Disamping mengikuti try out, para siswa kelas XII juga akan mengikuti

Ujian Akhir Nasional (UAN) yang diadakan oleh DepDikBud yang bersamaan dengan

sekolah-sekolah lainnya di seluruh Indonesia sebagai salah satu syarat kelulusan.

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

66

Jadwal ulangan mata pelajaran akan ditentukan oleh guru masing-masing mata

pelajaran, sedangkan jadwal ulangan semester dan jadwal try out ditentukan oleh Wakil

Kepala Sekolah beserta dengan tim sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMA

Tarsisius II. Jadwal Ujian Akhir Nasional (UAN) akan mengikuti ketentuan dari

DepDikNas karena diadakan bersama-sama dengan sekolah lainnya.

Bagi para siswa yang tidak dapat mengikuti ulangan untuk mata pelajaran tertentu

karena suatu alasan tertentu, para siswa yang mendapatkan nilai yang jelek pada saat

ulangan semester, maupun siswa yang tidak dapat mengikuti ulangan semester karena

alasan tertentu, maka sekolah akan memberikan kesempatan kepada para siswa tersebut

untuk mengikuti ulangan susulan dan ulangan semester susulan dengan jadwal ulangan

susulan yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dan jadwal ulangan

semester susulan akan ditetapkan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum.

3.3.4 Sistem Penilaian di SMA Tarsisius II

Dalam kurikulum yang berlaku di SMA Tarsisius II, kompetensi yang akan

dicapai meliputi 3 aspek yaitu : pemahaman konsep (kognitif), praktik (psikomotor), dan

sikap (afektif). Maka dalam hal ini penilaian terhadap peserta didik/siswa meliputi

ketiga aspek tersebut.

3.3.4.1 Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)

Para siswa di SMA Tarsisius II dapat dikatakan lulus dalam belajar jika nilai

mata pelajaran sudah mencapai ≥60. Bagi siswa yang tidak mencapai nilai ≤60, maka

siswa tersebut dapat dikatakan tidak tidak lulus dalam belajar.

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

67 3.3.4.2 Syarat Kenaikan Kelas

Syarat ketentuan untuk kenaikan kelas di SMA Tarsisius II yaitu :

1. nilai semester ganjil dan semester genap.

2. Syarat umum :

a. Nilai kognitif tidak lulus (< 60) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran dengan nilai

minimal 40.

b. Nilai psikomotor tidak lulus (< 60) paling banyak 2 (dua) mata pelajaran dengan

nilai minimal 50.

c. Nilai afektif minimal C.

d. Nilai mata pelajaran Agama ≥ 60.

3. Syarat khusus :

Syarat khusus ini berlaku bagi siswa kelas XI untuk naik ke kelas XII. Syarat tersebut

yaitu :

Nilai kognitif tidak tuntas minimal 55, hanya boleh 1 (satu) mata pelajaran pada masing-

masing jurusan. Dengan ketentuan mata pelajaran sebagai berikut :

Jurusan IPA : Fisika, Kimia, Biologi.

Jurusan IPS : Sosiologi, Ekonomi, Geografi.

4. Ketidakhadiran maksimal 10% untuk setiap jam belajar efektif semua mata pelajaran.

3.3.4.3 Syarat Penjurusan

Bagi para siswa yang akan naik ke kelas XI, maka syarat penjurusannya adalah sebagai

berikut :

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

68 1) Jurusan IPA

1. Rata-rata nilai kognitif pada kalkulasi penjurusan dan kenaikan kelas x untuk

pelajaran : fisika = 62,33; kimia = 62,81; biologi = 61,03

2) Jurusan IPS

1. Siswa yang tidak memenuhi syarat untuk masuk jurusan IPA, dimasukkan ke jurusan

IPS.

2. Rata-rata nilai kognitif pada kalkulasi penjurusan dan kenaikan kelas x untuk mata

pelajaran : sosiologi = 63,00; ekonomi = 61,57; geografi = 63,58

3.3.4.4 Syarat Kelulusan

disamping syarat-syarat tersebut di atas, nilai Ujian Akhir Nasional juga harus

memenuhi Standar Kelulusan Minimal (SKL). setiap tahunnya, Standar Kelulusan

Minimal akan berubah sesuai dengan ketetapan dari DepDikBud dan biasanya SKL

terbaru, baru akan diumumkan pada saat menjelang ujian (awal semester genap).

Karena sistem yang berjalan di SMA Tarsisius II masih dilakukan secara semi

terkomputerisasi, dimana hanya sebagian data saja yang diolah terkomputerisasi, maka

untuk pengolahan nilai siswa diperlukan penilaian yang mencakup 3 aspek (kognitif,

psikomotor, afektif) tersebut di atas. Pada masing-masing guru mata pelajaran akan

mengolah nilai yang terdiri dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan

semester.dan jika dirasa perlu makan anak-anak yang kurang dalam mencukupi bisa

diadakan remedial (kelas tambahan diluar dari pelajaran intrakulikuler). Nilai akan

diserahkan kepada bagian tata usaha dari guru yang bersangkutan. Tata usaha bagian

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

69 pengolahan nilai akan mengolah nilai para siswa dengan menggunakan Sistem

Administrasi Sekolah (SAS) yang merupakan sebuah aplikasi yang disediakan oleh

pemerintah. Nilai para siswa yang telah diolah tersebut, akan dilaporkan sebagai laporan

hasil belajar masing-masing siswa (raport) selama dua semester. Sedangkan untuk

semester ganjil (semester I), para siswa hanya akan diberikan raport bayangan yang

berisi penilaian dari hasil ulangan semester saja. Sebelum raport bayangan dan raport

diserahkan ke wali kelas untuk diberikan kepada orang tua/wali siswa, maka raport

bayangan dan raport tersebut terlebih dahulu diserahkan kebagian tata usaha untuk

diserahkan kepada Kepala Sekolah untuk disahkan. Baik raport bayangan dan raport

yang telah disahkan oleh Kepala Sekolah, akan dikembalikan kepada wali kelas masing

dan diserahkan kepada orang tua/wali siswa. Untuk laporan hasil belajar siswa (raport)

selama dua semester tersebut akan ditandatangani oleh orang tua/wali yang kemudian

akan dikembalikan ke sekolah.

Bagi para siswa kelas XII selain menerima raport bayangan dan raport setiap

semester genap, siswa juga akan menerima STTB dan Surat Tanda Kelulusan (STK)

setelah mengikuti Ujian Akhir Nasioanal dan dinyatakan lulus.

Kepala sekolah selain menerima laporan hasil belajar siswa (raport) setiap

semester, Kepala Sekolah juga akan menerima laporan absensi dan laporan keuangan

setiap bulan serta laporan kelulusan untuk siswa kelas XII pada setiap tahunnya.

3.3.5 Sistem Administrasi Sekolah (SAS)

Sistem Administrasi Sekolah (SAS) yang merupakan sebuah aplikasi yang

disediakan oleh pemerintah. Sistem Administrasi Sekolah ini menggunakan arsitektur

database yang centralized dimana semua data disimpan dalam satu database pusat.

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

70 Sistem Administrasi Sekolah ini juga digunakan oleh sekolah-sekolah swasta dan negeri

lainnya dan setiap sekolah diberikan satu user name dan password. Hal ini menyebabkan

beban bandwidth yang sangat besar sehingga pemerintah mencoba untuk menanggulangi

hal tersebut dengan cara memberikan jadwal penggunaan Sistem Administrasi Sekolah

ini. Akan tetapi hal tersebut masih belum dapat mengatasi kesulitan dalam mengakses

Sistem Administrasi Sekolah tersebut.

3.3.6 Sistem Pengumuman di SMA Tarsisius II

Pengumuman di SMA Tarsisius II diberikan secara tertulis oleh Kepala Sekolah

melalui surat edaran. Kemudian, surat edaran tersebut akan diserahkan ke bagian tata

usaha untuk diketik dan dicetak sesuai dengan jumlah siswa di SMA Tarsisius II.

Setelah itu, surat edaran tersebut akan diserahkan kepada para siswa melalui wali kelas

masing-masing.

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

71 3.4 Diagram Aliran Data

3.4.1 Rich Picture

Gambar 3.2 Rich Picture Prosedur Yang Sedang Berjalan

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

72 3.4.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 3.3 ERD Prosedur Yang Sedang Berjalan

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

73 3.4.3 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram berikut ini menggambarkan proses yang sedang berjalan pada SMA

Tarsisius II.

3.4.3.1 Data Flow Diagram (DFD) - Konteks

Gambar 3.4 DFD (Konteks) Prosedur Yang Sedang Berjalan

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

74 3.4.3.2 Data Flow Diagram - Nol

Gambar 3.5 DFD-Nol Prosedur Yang Sedang Berjalan

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

75 3.5 Pembatasan Aplikasi

Sistem informasi e-learning

3.6 Analisis Kebutuhan Informasi

Informasi adalah suatu dasar yang dibutuhkan dalam penciptaan suatu media

yang berguna bagi untuk perkembangan dan kemajuan didunia pendidikan. Oleh karena

itu, penting untuk menyadari alasan dari pembuatan suatu aplikasi berbasiskan web.

Usaha dalam memenuhi kebutuhan didunia pendidikan akan data dan informasi harus

menjadi dasar dari pembuatan aplikasi berbasiskan web.

Dalam melakukan analisa dan perancangan sistem informasi e-learning, perlu

dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari para

penguna. Dengan demikian, kegagalan yang terjadi ketika implementasi e-learning bisa

di tanggulangi.

Kebutuhan siswa dan sekolah (user needs) terhadap data dan informasi menjadi

alasan utama yang mendasari keberhasilan dari pengimplementasian sistem informasi e-

learning.

Berikut ini ditampilkan hasil penelitian melalui wawancara yang dilakukan untuk

mengetahui kebutuhan dari siswa dan sekolah. wawancara dilakukan kepada beberapa

siswa secara acak dan beberapa guru acak serta wakil kepala sekolah bagian it. Sampel

yang digunakan 100% langsung berasal dari sma tarsisius II. ada beberapa pertanyaan

yang diajukan untuk menunjang semua kebutuhan dalam pembuatan sistem e-learning.

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

76 1. Sudah adakah sistem e-learning yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan belajar

mengajar?

Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SMA Tarsisius II ini sudah ada

hanya saja belum dapat diterapkan dalam berbagai pertimbangan seperti web yang

belom sempurna dalam pengerjaanya (wakil kepala sekolah).

2. Dapatkah mendapatkan bantuan kebutuhan informasi secara lengkap pada saat

mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas dan belajar untuk ujian ?

Sudah ada hanya saja terkadang masih belom dapat menjawab kebutuhan yang

sangat sesuai karena hanya didapat dari buku cetak yang dipakai disekolah saja

sedangkan bila ada pertanya kalau kurang mengerti masih bingung untuk bertanya

kepada siapa (siswa).

3. Apabila sudah tidak dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk ujian dan

mengerjakan tugas, apa yang harus dilakukan untuk emncari kebutuhan informasi

tersebut?

Bertanya kepada teman atau kepada guru les dan mencari melalui internet (siswa)

4. Dalam bentuk apa informasi yang dibutuhkan agar mudah dimengerti, bila

mengalami kesulitan seperti itu?

Biasanya dalam bentuk penjabaran tentang materi dan dalam bentuk artikel atau

soal-soal dan jawaban yang mirip dengan kebutuhan (siswa).

5. Apabila setelah pulang seberapa sering melakukan review untuk setiap mata

pelajaran dirumah ?

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

77

Tidak sering hanya sesekali saja bila mau meriview pun itu tidak terlalu bisa

memahami sekali kecuali dengan guru les (siswa)

6. Apakah fasilitas yang ada sudah memadai untuk menerapkan e-learning pada SMA

Tarsisius II ?

Fasilitas dinilai sudah cukup memadai untuk melakukan e-learning untuk penerapan

proses belajar mengajar agar lebih baik lagi sedangkan dari sumber daya

manusianya baik dari guru, tata usaha dan siswa dinilai sudah cukup baik untuk

menerima proses e-learning ini (wakil kepala sekolah).

7. Apakah sistem belajar yang sudah ada sekarang sudah sangat tepat guna dalam

proses penyampaian ilmu kepada para siswa?

Kurang dapat membantu karena diyakini proses belajar mengajar hanya bisa

disampaikan pada saat belajar mengajar saja didalam kelas (guru).

8. Apakah diperlukan sarana khusus untuk membantu proses belajar mengajar agak

dapat lebih maksimal lagi?

Dirasa sangat perlu dikarenakan banyakana siswa yang belajar didalam 1 kelas dan

juga untuk membantu penambahan informasih yang cepat pada siswa (guru).

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem belajar mengajar yang

sudah ada ini diangapa masih kurang dapat memaksimalkan proses belajar dan mengajar

dari guru ke siswa dikarenakan banyaknya siswa yang tidak aktif didalam kelas karena

malu malu atau takut untuk bertanya secara langsung didalam kelas, pihak sekolah juga

merasa perlu untuk mengembangkan

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

78 e-learning dari yang sudah ada dan masih belum dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan

informasi disekolah tidak hanya dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas saja

tapi juga diluar kelas juga sesudah pulang sekolah dimana siswa ternyata juga

memerlukan data atau informasi untuk membantu menjawab tugas yang diberikan oleh

guru dan untuk persiapan dalam menghadapi ujian

Dengan adanya fasilitas yang mendulu didalam sekolah seperti internet dan

proyektor yang ada dalm tiap kelas serta SDM sekolah yang sudah dianggap cukup siap

makan e-learning sudah dapat diterapakan dalam kurikulum sekolah.

Semakin banyaknya mata pelajaran dan nilai yang harus diproses maka sistem

e-learning yang berbasis web dirasa cukup membantu proses belajar mengajar.

3.7 Pengambaran Umum Fasilitas

Tujuan utama aplikasi e-learning adalah menjawab kebutuhan informasi dalam

bentuk materi pelaajran, untuk dapat menjawab kebutuhan akan inforamsi tersebut

dengan baik diperlukan faktor pendukung selain daripada informasi tersebut yaitu

melalui fitur-fitur

Fitur-fitur yang disediakan ditujukan untuk mempermudah proses belajar

mengajar dan menjadi nilai tambah untuk aplikasi e-learning ini. Fitur-fitur tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

79 1. Tugas

Setiap siswa yang belajar diangap perlu diadakan latihan untuk membantu siswa

mendalami materi yang diberikan oleh guru sehinga dapat lebih maksimal.

2. Discussion forum

Untuk mebantu komunikasi diantar siswa dan guru yang memerlukan

percakapan diseputar materi yang diberikan.

3. Nilai

Setiap siswa yang telah menyelesaikan tugas dan ujian yang diberikan guru akan

mendapatkan perhitungan nilai baik dalam bentuk rapot atau hanya tabel nilai yang

dapat dilihat secara langsung didalam aplikasi ini

4. Download dan upload materi

Merupakan fitur yang disediakan untuk membantu guru atau siswa untuk

menyapaikan dan menerima materi untuk diperlajari dan dimengerti sebelum masuk

didalam kelas.

5. Jadwal

Fitur ini ditambahkan dalam aplikasi untuk membantu guru dan siswa untuk

mendapatkan informasi yang akurat dalam jadwal.

3.8 Analisis Strategi E-Learning

1. Kebutuhan Organisasi

Analisa kebutuhan pada SMA Tarsisius II yaitu dapat meningkatkan proses

belajar mengajar agar menjadi lebih baik, meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

80 tersebut sehingga sesuai dengan visi dan misi sekolah, dan mampu untuk membantu

para siswa untuk maju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan bantuan e-

learning maka diharapkan akan adanya dampak yang positif untuk memenuhi

kebutuhan di SMA Tarsisius II.

2. Kebutuhan Pelatihan

Analisa kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh para guru di SMA Tarsisius II

secara lebih spesifik yang berhubungan dengan e-learning untuk dapat melihat

perbedaan antara kinerja yang dibutuhkan oleh SMA Tarsisius II dengan kinerja sumber

daya manusia yang tersedia pada sekolah, sehingga dapat dilakukan pelatihan tentang e-

learning untuk menciptakan kinerja sumber daya manusia yang sesuai dengan kinerja

yang dibutuhkan oleh SMA Tarsisius II.

3. Budaya Organisasi

Analisa terhadap budaya sekolah untuk mengetahui apakah budaya organisasi

tersebut cocok dan kondusif untuk menerapkan e-learning. Budaya di SMA Tarsisius II

sangat cocok dan mendukung dalam penerapan e-learning, karena pada SMA Tarsisius

II mempunyai beberapa hal yang mendukung yaitu sistem pengajaran materi yang

menggunakan power point oleh beberapa guru.

4. Infrastruktur

Analisa pada keadaan teknologi dan infrastruktur organisasi dari segi

pelaksanaan e-learning. Pada SMA Tarsisius II, memiliki fasilitas sambungan dengan

internet atau intranet dan media in focus.

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

81 3.9 Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada SMA Tarsisius II, maka ada

masalah-masalah yang dihadapi oleh SMA Tarsisius II dalam sistem yang sedang

berjalan yaitu :

a. Sekolah membutuhkan sarana untuk berinteraksi baik antara siswa dengan siswa

lainnya maupun antara siswa dengan guru di luar jam pelajaran sekolah.

b. Terkadang kurikulum pembelajaran yang dipakai tidak memiliki contoh yang

cukup, sehingga guru harus menambahkan materi sendiri agar fokus dari kegiatan

belajar mengajar lebih terlihat dan tercapai.

c. Sekolah membutuhkan sebuah sarana sebagai pendukung daripada kegiatan belajar

mengajar untuk membantu memperdalam pemahaman materi bagi para siswa.

3.10 Perbandingan dengan sistem e-learning sejenis

Berdasarkan Perbandingan yang dilakukan terhadap dua sekolah, didapat hasil

sebagai berikut:

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00656-KA Bab 3.pdfUpacara Pemberkatan gedung SMA Tarsisius II dilakukan pada tanggal 7 Juni 1989

82 3.10.1 Kompetitor

Jenis Penilaian SMA Regina Pacis SMA Kristen Kanaan

Sistem Penilaian

Tidak ada

Tidak ada

Pendekatan

Multimedia

Upload Download audio dan

video file dapat dilakukan

Tidak ada

Flexibilitas Account

Penggantian password dapat

dilakukan oleh masing masing

siswa

Penggantian password tidak

dapat dilakukan sama sekali

Pada Sekolah SMA Regina Pacis tidak terdapat sistem penilaian terhadap

evaluasi, begitu juga pada SMA Kristen Kanaan. Sementara itu pada SMA Regina Pacis,

upload dan download materi berupa audio dan video file dalam beberapa format. Dan di

SMA Regina Pacis penggantian password oleh siswa secara langsung dapat dilakukan

sementara di SMA Kristen Kanaan tidak dapat dilakukan.