bab 3 analisis sistem berjalan 3.1 ipeka 3.1.1 sejarah...

45
50 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah IPEKA Yayasan Iman Pengharapan dan Kasih (IPEKA) dibentuk pada tanggal 5 Mei 1978 di Jakarta dengan notaris Henk Limanow dengan akta no.11. Awal mula gagasan mendirikan sekolah kristen IPEKA dipelopori oleh Pdt.DR.William Hodaviah Hosanna yang mendapat dukungan dari majelis Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (Gereja Kristus Kuo Yu Thang). Pada tahun 1979, G.I Lois Koerniawati dari Surabaya bergabung dengan Pdt.DR.William Hodaviah Hosanna, karena beliau mempunyai visi yang sama dengan Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar untuk mendirikan sekolah yang berlandaskan iman kristen. Setelah berbagai persiapan untuk pendirian sekolah selesai, maka pada pertengahan tahun 1979 sekolah kristen IPEKA Tomang membuka kelas untuk taman kanak-kanak, yang pada saat itu masih menggunakan bangunan yang sederhana, jumlah murid hampir mencapai 100 orang dengan 4 orang guru sebagai pengajar termasuk G.I. Lois Koerniawati yang menjabat sebagai guru agama sekaligus kepala sekolah pada waktu itu.

Upload: trinhxuyen

Post on 16-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

50

BAB 3

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 IPEKA

3.1.1 Sejarah IPEKA

Yayasan Iman Pengharapan dan Kasih (IPEKA) dibentuk pada tanggal 5 Mei

1978 di Jakarta dengan notaris Henk Limanow dengan akta no.11. Awal mula gagasan

mendirikan sekolah kristen IPEKA dipelopori oleh Pdt.DR.William Hodaviah Hosanna

yang mendapat dukungan dari majelis Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (Gereja

Kristus Kuo Yu Thang).

Pada tahun 1979, G.I Lois Koerniawati dari Surabaya bergabung dengan

Pdt.DR.William Hodaviah Hosanna, karena beliau mempunyai visi yang sama dengan

Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar untuk mendirikan sekolah yang berlandaskan iman

kristen.

Setelah berbagai persiapan untuk pendirian sekolah selesai, maka pada

pertengahan tahun 1979 sekolah kristen IPEKA Tomang membuka kelas untuk taman

kanak-kanak, yang pada saat itu masih menggunakan bangunan yang sederhana, jumlah

murid hampir mencapai 100 orang dengan 4 orang guru sebagai pengajar termasuk G.I.

Lois Koerniawati yang menjabat sebagai guru agama sekaligus kepala sekolah pada

waktu itu.

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

51

3.1.2 Cabang IPEKA

Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung Duren Utara X No. 906

Jakarta Barat. Saat ini (2006), IPEKA mempunyai 7 cabang dan 1 pusat konseling dan

pelatihan sebagai berikut :

Sekolah Kristen IPEKA Tomang I

Sekolah Kristen IPEKA Tomang II

Sekolah Kristen IPEKA Pluit

Sekolah Kristen IPEKA Sunter I

Sekolah Kristen IPEKA Sunter II

Sekolah Kristen IPEKA Puri

Sekolah Kristen IPEKA Kota Legenda

Pusat Konseling dan Pelatihan IPEKA

3.1.3 Sejarah Perkembangan Cabang IPEKA

Awal tahun 1981 kegiatan sekolah kristen IPEKA menggunakan gedung

permanen di komplek perumahan Green Ville menempati Blok SD. Kemudian pada

bulan Agustus 1988, Yayasan IPEKA membangun Sekolah Kristen IPEKA yang

menempati Blok D untuk kegiatan belajar siswa SLTP, yang dilanjutkan dengan

pembangunan Gedung untuk SMU pada tahun 1999. Sekolah yang menempati Blok SD

dikenal dengan nama Sekolah Kristen IPEKA Tomang I sedangkan sekolah yang

menempati Blok D dikenal dengan nama Sekolah Kristen IPEKA Tomang II.

Bulan Juni 1984, Yayasan IPEKA membuka kelas Taman kanak-kanak di

wilayah Pluit. Pada awalnya sekolah meminjam bangunan gedung di samping Pos

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

52

Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar Rayon II Pluit sebagai ruang kelas, tahun

berikutnya dilanjutkan dengan membuka kelas Sekolah Dasar.

Tahun 1988, Yayasan IPEKA membangun gedung sekolah di jalan Pluit Timur,

Jakarta Utara. Pembangunan tahap pertama selesai pada tahun 1989 selanjutnya dipakai

untuk kegiatan belajar siswa Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar Kristen IPEKA

Pluit yang pada akhirnya juga menyediakan jenjang pendidikan untuk Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP).

Tahun 1984 - 1985, atas anugrah Tuhan pembelian lahan dan pembangunan di

komplek perumahan Sunter Agung Podomoro dapat dilaksanakan. Tahun 1996 dibuka

kelas untuk Taman kanak-kanak dan dilanjutkan dengan jenjang Sekolah Dasar pada

tahun berikutnya. Kepercayaan masyarakat sekitar terhadap Sekolah Kristen IPEKA

Sunter semakin besar dan berdasarkan permintaan orang tua siswa maka jenjang SLTP

dibuka pada lokasi yang sama.

Pengembangan pendidikan Sekolah Kristen IPEKA kemudian dilanjutkan ke

wilayah Perumahan Puri Indah, pada tahun 1990 pembelian tanah dilakukan dan pada

tahun 1994 Sekolah Kristen IPEKA Puri sudah siap digunakan untuk kegiatan belajar

dengan membuka kelas Taman kanak-kanak kemudian diikuti dengan Sekolah Dasar

dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Tahun 1996, yayasan IPEKA mengembangkan sayap ke wilayah Bekasi,

tepatnya di perumahan Kota Legenda dengan membeli sebidang tanah di komplek

perumahan tersebut. Mengingat situasi dan kondisi yang belum memungkinkan,

pembangunan gedung sekolah belum dapat dilaksanakan; namun demikian kegiatan

belajar tetap dilakukan dengan menempati lokasi bekas kantor proyek yang ditata

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

53

kembali ruangnya menjadi ruang kelas yang layak pakai. Pada tahun 1997 Sekolah

Kristen IPEKA Kota Legenda mulai membuka kelas Taman kanak-kanak dan

dilanjutkan dengan Sekolah Dasar.

Untuk mengantisipasi perkembangan dan tuntutan jaman yang demikian cepat

dalam menyongsong era globalisasi pada milenium ketiga, maka pada tahun 1999,

Yayasan IPEKA membuka jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan

Sekolah Menengah Umum di kawasan Puri Indah dikenal dengan nama IPEKA High.

Menggunakan dua bahasa pengantar (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris) dan

menawarkan "dual curriculums" yaitu kurikulum Indonesia dan kurikulum Higher

School Certificate (HSC) dari Departemen Pendidikan New South Wales yang

bertanggung jawab dalam bidang kurikulum dan ujian HSC. IPEKA High bekerjasama

dengan 2 sekolah terkemuka di Australia dan mendapat dukungan penuh dari Scots

College, yaitu sekolah presbyterian putera terkemuka dengan fasilitas terlengkap di

Sydney yang berdiri sejak tahun 1893 dan St. Catherine's School, yaitu sekolah puteri

tertua di Sydney yang didirikan pada tahun 1856 dikenal dengan prestasi akademisnya.

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

54

3.1.4 Logo, Visi Dan Misi IPEKA

Gambar 3.1 – Logo Sekolah Kristen IPEKA

Sumber : Kepala Sekolah SD IPEKA Tomang 1 (2006)

Visi

Membentuk manusia yang beriman, prima dalam ilmu dan melayani sesama dalam

kasih.

Misi

• Pendidikan yang integral antara ilmu dan iman.

Memberikan pelayanan pendidikan tingkat sekolah dasar bagi warga dengan sebaik–

baiknya.

Menjadikan sekolah pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan keimanan dan

taqwaan.

Menjadikan sekolah pusat ilmu pengetahuan

Menjadikan sekolah pusat budaya.

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

55

Menjadikan sekolah sebagai tempat pengabdian dalam rangka mencerdaskan anak

bangsa.

3.1.5 Sasaran IPEKA

1. Meningkatkan kualitas belajar mengajar

2. Meningkatkan prestasi siswa

3. Meningkatkan kinerja guru

3.1.6 Kurikulum IPEKA

Kurikulum pendidikan di sekolah Kristen IPEKA disesuaikan dengan kurikulum

pendidikan nasional. Muatan dan materi pembelajaran pada mata pelajaran inti diberikan

lebih dalam dan lebih luas dengan memperhatikan potensi, minat dan bakat anak.

Dengan memberi perhatian lebih pada kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.

Terutama metode pembelajaran, media dan sarana prasarana yang lebih berkualitas,

kondusif, kreatif dan ideal. Termasuk pembekalan anak dalam menghadapi era

globalisasi terutama intensifikasi penguasaan bahasa inggris, teknologi informasi

termasuk ekskul (ekstra kurikuler) yang diminati, seperti: melukis, menari, paduan

suara, bola basket, bola volly, tenis meja, tata boga, jurnalistik, ensemble music, band

dan karya ilmiah remaja.

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

56

3.2 IPEKA Tomang 1

3.2.1 Sejarah IPEKA Tomang 1

IPEKA Tomang 1 merupakan cabang pertama yang didirikan oleh Yayasan

IPEKA yang terletak di perumahan Green Ville blok SD Jakarta barat. IPEKA Tomang

1 mempunyai cakupan kelas reguler dan bilingual untuk TK (Taman Kanak-kanak) dan

SD (Sekolah Dasar).

Jumlah kelas untuk tingkat Taman Kanak-kanak berjumlah 6 (enam) kelas

sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar berjumlah 16 (enam belas) kelas dengan fasilitas

sebagai berikut: lab komputer, perpustakaan, lapangan olahRaga, ruang bermain, ruang

kelas ber-AC dan taman bermain.

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

57

3.2.2 Struktur Organisasi IPEKA Tomang 1

Koordinator Lokal

Kepala sekolah

Asisten kepala sekolah

T.U Guru Bidang Studi Guru Wali Kelas

AgamaBahasa InggrisKomputerPendidikan JasmaniSeni MusikSeni LukisKetrampilanCharacter Building

Kelas 1A, 1B dan 1CKelas 2A dan 2BKelas 3A dan 3BKelas 4A, 4B dan 4CKelas 5A, 5B dan 5CKelas 6A, 6B dan 6C

Gambar 3.2 - Struktur Organisasi IPEKA Tomang 1

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah IPEKA Tomang 1 (2006).

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

58

3.2.3 Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Lokal

• Memantau kegiatan sekolah

• Menilai kinerja kepala sekolah

• Menilai hasil pelaksanaan program sekolah

• Penghubung antara sekolah dan yayasan

3.2.4 Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Dalam rangka peningkatan disiplin, kepala sekolah berusaha agar :

• Memberikan pemahaman kurikulum terhadap guru

• Menyusun program pengajaran

• Melaksanakan pembelajaran 6 jam per hari

• Melaksanakan evaluasi, analisis hasil belajar

• Menyusun program perbaikan, pengayaan dan program BK

• Membimbing karyawan

• Memotivasi siswa, guru dan karyawan dalam pengembangan IPTEK

• Memberikan contoh pengajaran

• Menyususn program tahunan sekolah

• Menetapkan struktur organisasi

• Menggerakkan guru dan karyawan

• Melaksanakan penilaian guru dan karyawan

• Mengoptimalkan sumber daya sekolah

• Menjalin kerjasama dengan komite sekolah

• Melaksanakan pengelolaan administrasi sekolah

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

59

• Menyusun RAPBS

• Membuat SPJ keuangan

• Mengelola administrasi persyaratan

• Menyusun program supervisi

• Memberikan contoh / keteladanan di tempat kerja.

• Menyusun program peningkatan kesejahteraan guru

• Membina guru dan siswa melalui upacara

• Menyusun visi dan misi sekolah

• Menentukan kebijakan bersama warga sekolah

• Melakukan pembaharuan terhadap perkembangan sekolah

• Membudayakan perpustakaan dan laboratorium sekolah.

• Menyusun dan melakukan program SPB

• Menyusun dan melakukan program ulangan umum sekolah dan ujian akhir

sekolah

• Mendelegasikan tugas kepada guru, jika tidak berada di tempat

• Memberikan penghargaan / hukuman sesuai dengan konsekuensi dan

peraturan yang berlaku

• Melaksanakan 7K

• Mengusulkan kenaikan pangkat guru / karyawan

• Mengikuti kegiatan rapat – rapat

• Membuat SK pembagian tugas

• Melaporkan hasil kerjanya kepada atasan.

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

60

3.2.5 Tugas Dan Tanggung Jawab Asisten Kepala Sekolah

a. Asisten kepala sekolah mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

Menyusun perencanaan, program kegiatan dan program pelaksanaan.

Pengorganisasian masalah untuk menentukan prioritas utama

Memberikan informasi kepada guru dan karyawan

Memberikan pembinaan kepada guru dan karyawan

Melakukan koordinasi guru, karyawan dan warga sekolah

Melakukan pengawasan kepada guru dan karyawan

Identifikasi dan pengumpulan data

Penyusun laporan

b. Urusan kurikulum, mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

Menyusun program pengajaran tahunan dan semester

Menyusun program tugas guru

Menyusun jadwal pelajaran

Menyusun jadwal evaluasi belajar

Menyusun pelaksanaan program ulangan umum sekolah dan UAS.

Menyusun kriteria persyaratan naik kelas / tidak naik kelas, serta ketamatan

siswa kelas VI

Menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (raport) dan penerimaan

ijazah.

Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program satuan pelajaran

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

61

Menyediakan buku paket guru dan siswa

Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran secara berkala.

3.2.6 Tugas Dan Tanggung Jawab Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas

melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung

jawab seorang guru meliputi :

• Membuat program pengajaran (rencana kegiatan belajar mengajar semester atau

tahunan)

• Membuat satuan pelajaran (persiapan mengajar)

• Melaksanakan kegiatan belajar mengajar

• Melaksanakan kegiatan penilaian belajar (semester / tahunan)

• Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi tanggung

jawabnya

• Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar

• Meneliti daftar hadir sebelum mengajar

• Membuat dan menyusun lembar kerja (LK) untuk mata pelajaran siswa

• Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing masing siswa.

• Membersihkan ruang tempat praktek / bengkel, pengembalian alat pinjam,

pemeliharaan dan keamanan sarana praktek

• Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan pengawasan kebersihan masing masing

dan alat alat praktek lainnya pada setiap akhir pelajaran

• Guru sebagai wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

62

Pengelolaan kelas

Penyelenggaraan administrasi kelas, meliputi :

- Denah siswa

- Papan absensi siswa

- Daftar pelajaran

- Daftar piket kelas

- Buku absensi siswa

- Buku kegiatan belajar mengajar

- Tata tertib kelas

Menyusun / membuat statistik bulanan siswa

Pengisian daftar kumpulan nilai siswa

Membuat catatan khusus tentang siswa

Pencatatan mutasi siswa

Pengisian buku laporan pendidikan (raport)

Pembagian buku laporan pendidikan (raport)

• Melakukan bimbingan dan konseling kepada siswa

3.2.7 Tugas Dan Tanggung Jawab Tata Usaha

• Menerima pembukuan

• Melaksanakan pemasaran

• Bertanggung jawab atas laporan keuangan

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

63

3.3 Metodologi Analisis

Peneliti melakukan analisis terhadap 4 aspek di IPEKA Tomang 1, yaitu analisis

kebutuhan organisasi, analisis kebutuhan pelatihan, analisis budaya organisasi dan

analisis infrastruktur. Beberapa detail untuk analisis yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

• Sumber Data : Data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari :

• Para siswa kelas V SD, melalui kuesioner yang diberikan, untuk menanyakan

permasalahan mereka terhadap pelajaran matematika

• Guru matematika kelas V SD, untuk menanyakan bagaimana proses belajar

mengajar yang sedang berjalan, situasi kelas ketika proses belajar mengajar dan

permasalahan yang dihadapi.

Data sekunder diperoleh dari

• Guru matematika kelas V SD, untuk menanyakan pandangan guru mengenai

kesulitan para siswa di dalam memahami materi yang diberikan.

• Kepala sekolah IPEKA Tomang 1, untuk menanyakan pandangan beliau

mengenai permasalahan yang dihadapi guru di dalam proses belajar mengajar

dan permasalahan yang dihadapi murid kelas V SD IPEKA Tomang 1.

Peneliti mencari data sekunder dan data primer untuk satu hal yang sama, dengan

tujuan untuk melihat masalah tersebut dari 2 sisi dan untuk menguji ke-valid-an data

yang dicari. Misal : Guru mengatakan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan

para siswa tidak mengalami kesulitan apapun di dalam proses belajar mengajar. Tetapi

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

64

ketika hal tersebut ditanyakan kepada para siswa, mereka mengatakan bahwa mereka

mengalami kesulitan di dalam memahami materi yang diberikan, dan salah satu

faktornya adalah guru yang terlalu cepat menyampaikan materi atau guru yang tidak bisa

mengajar. Dalam hal ini, informasi yang diberikan guru patut dipertanyakan kembali.

Karena mungkin saja guru berusaha menutup-nutupi sesuatu selama proses penelitian.

• Bentuk Data : Data subyek dan data dokumenter. Data subyek didapat dalam

wawancara, ketika peneliti menanyakan opini, pengalaman dan karakteristik siswa

dan hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Sedangkan data

dokumenter didapat melalui dokumen yang diberikan oleh pihak sekolah

sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab koordinator lokal, kepala sekolah,

asisten kepala sekolah, guru dan tata usaha.

• Pengumpulan Data : Dengan survei. Metode yang digunakan adalah wawancara

langsung dan kuesioner yang langsung diserahkan sendiri oleh peneliti.

• Penyajian Data : Data hasil kuesioner disajikan dengan menggunakan tabel dan

grafik. Grafik yang digunakan peneliti adalah Grafik batang dan pie.

3.4 Analisa Kebutuhan IPEKA Tomang 1

IPEKA Tomang 1 harus terus berubah di dalam cara belajar mengajarnya untuk

dapat bersaing dengan sekolah unggulan yang ada dan meningkatkan kualitas lulusan

IPEKA Tomang 1. IPEKA Tomang 1 menyadari peranan teknologi informasi terhadap

peningkatan kualitas pendidikan sangatlah besar, maka dari itu, IPEKA Tomang 1

memandang baik jika pola belajar mengajar yang ada terus menerus harus diperbarui

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

65

untuk meningkatkan keunggulan kompetitif IPEKA, termasuk dengan menggunakan

teknologi informasi. Hal ini tersirat di dalam kurikulum IPEKA yang mengatakan :

”... dengan memberi perhatian lebih pada kualitas proses pembelajaran di dalam

kelas. Terutama metode pembelajaran, media dan sarana prasarana yang lebih

berkualitas, kondusif, kreatif dan ideal. Termasuk pembekalan anak dalam menghadapi

era globalisasi terutama intensifikasi penguasaan bahasa inggris, teknologi informasi .. ”.

Di samping itu, Yayasan IPEKA mempunyai kebijakan dimana setiap cabang

bebas untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajarnya secara otonom. Hal ini juga

tersirat di dalam tugas dan tanggung jawab kepala sekolah IPEKA Tomang 1 seperti

”Memotivasi siswa, guru dan karyawan dalam pengembangan IPTEK dan melakukan

pembaharuan terhadap perkembangan sekolah”. Pengendalian dilakukan dengan 2 cara :

• Pertama, dengan menempatkan seorang koordinator lokal di setiap cabang IPEKA

yang bertugas untuk memantau kegiatan sekolah dan penghubung antara sekolah

dengan yayasan.

• Kedua, dengan mengadakan rapat antara ketua yayasan dengan kepala sekolah setiap

cabang Biasanya rapat digunakan untuk membuat strategi baru dan untuk

mendelegasikan strategi ke masing-masing cabang. Sebagai contoh : Jika ada

perubahan kurikulum atau kebijakan sekolah. Gambar 3.3 di bawah menjelaskan

proses perubahan kurikulum yang dipakai oleh IPEKA.

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

66

7. MembuatRancangan

Ajaran

Yayasan IPEKA

Rapat Kepala Sekolah SD Tiap cabang

Kurikulum

Kepala Sekolah SD Guru Bidang Studi

Rancangan Ajaran Tahunan

Rancangan Ajaran Bulanan

Rancangan Ajaran Harian

IPEKA Tomang 1

1Rapat Tiap tingkatan

3Membawa Kurikulum Baru

2Menghadiri Rapat

5Rapat

6Memberikan Feedback

4Diterapkan

8Diperiksa

Gambar 3.3 - Proses Perubahan Kurikulum IPEKA

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah IPEKA Tomang 1 (2006)

Proses perubahan kurikulum dimulai dengan adanya rapat antara pihak yayasan

dengan kepala sekolah masing-masing cabang dan sesuai tingkatannya masing

masing.

Di dalam rapat, diadakan briefing tentang perubahan kurikulum yang sedang terjadi

dan setiap kepala sekolah akan membawa kurikulum yang baru untuk

disosialisasikan kepada para guru di masing-masing cabang.

Setelah itu, kepala sekolah tiap cabang, akan mengadakan rapat dengan para guru

bidang studi dan guru wali kelas untuk membicarakan perubahan kurikulum yang

akan dipakai di tahun ajaran yang baru.

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

67

Guru bidang studi akan membuat rencana / rancangan ajaran tahunan, bulanan dan

harian, untuk memastikan bahwa pelajaran yang diajarkan sesuai dengan kurikulum

yang baru.

Setelah itu, kepala sekolah akan memeriksa rancangan ajaran yang diberikan oleh

guru. Jika rancangan ajaran yang dibuat oleh guru sesuai dengan kurikulum baru,

maka guru akan mulai mengajar dengan rancangan ajaran yang baru. Jika tidak,

maka guru akan me-revisi rancangan tersebut.

Kepala sekolah akan melakukan kontrol mengenai kesulitan guru di dalam proses

belajar mengajar, atau mengenai kesulitan penerapan kurikulum yang baru tersebut

melalui rapat yang diadakan setiap bulannya.

3.5 Analisis Kebutuhan Pelatihan

3.5.1 Analisis Kinerja Yang Diinginkan

IPEKA ingin terus meningkatkan kualitas pendidikan dan para lulusannya.

Harapan sekolah dan para guru, mereka menginginkan setiap siswa bisa mengerti materi

yang diajarkan oleh para guru dan materi yang disampaikan sesuai dengan kurikulum

yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pelajaran Matematika yang berdasarkan KBK

(Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004 yang dipakai oleh IPEKA Tomang 1

mempunyai struktur sebagai berikut :

Semester 1

Operasi Hitung Bilangan

Operasi Hitung Bilangan Cacah

Sifat Operasi Hitung

Pembulatan Bilangan

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

68

Penaksiran Operasi Hitung Bilangan

Faktor Prima dan Faktorisasi Prima

Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Operasi Hitung

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan

Operasi Hitung Bilangan Berpangkat

Akar Pangkat Dua Bilangan Kuadrat

Operasi Hitung Pecahan

Bilangan Pecahan

Jenis Bilangan Pecahan

Bilangan Pecahan Senilai

Menyederhanakan Bilangan Pecahan

Persen dan Persentase

Mengubah Pecahan

Pecahan Biasa ke Persen

Persen ke Pecahan Biasa

Pecahan Biasa ke Campuran

Campuran ke Pecahan Biasa

Membandingkan Dua Pecahan

Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran

Pecahan Biasa dengan Persen

Pecahan Biasa dengan Pecahan Desimal

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

69

Pecahan Desimal dengan Persen

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Operasi Penjumlahan

Operasi Pengurangan

Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan

Operasi Perkalian

Operasi Pembagian

Perbandingan dan Skala

Satuan Pengukuran

Waktu

Pengertian Waktu

Satuan Waktu

Ukuran Waktu

Sudut

Pengertian Sudut

Cara Menggambar Sudut

Macam-Macam Sudut

Jenis Relasi Sudut

Luas

Persamaan Dasar Satuan Luas

Perhitungan Satuan Luas

Satuan Luas Dalam Are

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

70

Volume

Pengertian Volume

Perhitungan Volume

Kecepatan

Pengertian Kecepatan

Hubungan Antar Satuan Kecepatan

Debit

Pengertian Debit

Perhitungan Debit

Semester 2

Bangun Datar

Segitiga

Pengertian Segitiga

Jenis-Jenis Segitiga

Garis Istimewa Segitiga

Segitiga Istimewa

Segitiga dan Sifatnya

Persegi Panjang

Pengertian Persegi Panjang

Sifat Persegi Panjang

Keliling Persegi Panjang

Luas Persegi Panjang

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

71

Persegi

Pengertian Persegi

Sifat-Sifat Persegi

Keliling Persegi

Luas Persegi

Jajaran Genjang

Pengertian Jajaran Genjang

Sifat-Sifat Jajaran Genjang

Keliling Jajaran Genjang

Luas Jajaran Genjang

Belah Ketupat

Pengertian Belah Ketupat

Sifat Belah Ketupat

Keliling Belah Ketupat

Luas Belah Ketupat

Layang-Layang

Pengertian Layang-Layang

Sifat Layang-Layang

Keliling Layang-Layang

Luas Layang-Layang

Trapesium

Pengertian Trapesium

Jenis-Jenis Trapesium

Sifat Trapesium

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

72

Keliling dan Luas Trapesium

Lingkaran

Pengertian Lingkaran

Unsur-Unsur Lingkaran

Sifat-Sifat Lingkaran

Keliling dan Luas Lingkaran

Bangun Ruang

Pengertian Bangun Ruang

Sisi, Rusuk Dan Titik Pojok Bangun Ruang

Macam-Macam Bangun Ruang

Kubus

Balok

Prisma

Limas

Kerucut

Tabung

Bola

Simetri dan Kesebangunan

Simetri Lipat

Simetri Putar

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

73

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap guru diharuskan untuk membuat

rancangan ajaran tahunan, bulanan dan harian, sehingga kepala sekolah bisa memeriksa

apakah rancangan yang dibuat sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Rancangan

yang dibuat oleh guru, harus diserahkan kepada kepala sekolah dalam bentuk hardcopy

dengan format yang telah ditentukan sebelumnya.

3.5.2 Analisis Kinerja Sebenarnya

Kurikulum yang digunakan untuk pelajaran matematia adalah Kurikulum

Berbasis Kompetensi 2004. Kurikulum ini cukup berbeda dengan kurikulum

sebelumnya, karena di dalam kurikulum yang baru ini, materi matematika menjadi lebih

padat dan ada beberapa rumus baru yang harus dikuasai para siswa. Guru yang mengajar

di kelas suka mengulang pelajaran tertentu yang masih belum dikuasai para siswa untuk

meningkatkan pemahaman mereka. Dampak tidak langsung dari hal ini ialah guru harus

memberikan materi lebih banyak di beberapa pertemuan atau mengurangi latihan yang

diberikan supaya guru bisa merealisasikan rancangan ajaran yang telah dibuat

sebelumnya.

Di samping itu, guru melihat, siswa mengalami kesulitan di dalam mengerjakan

soal cerita, karena mereka menganggap soal cerita yang diberikan bias atau ambigu

(bermakna ganda). Akibatnya siswa membutuhkan lebih banyak waktu untuk latihan,

dan materi yang diberikan menjadi tertunda. Untuk meminimalisir hal ini, dalam setiap

pertemuan, guru memberikan PR (Pekerjaan Rumah) kepada para siswa sebanyak 10

soal essay untuk dikumpulkan di pertemuan selanjutnya. Guru jarang memberikan PR

lebih dari 10 soal dikarenakan adanya PR mata pelajaran lainnya dan kegiatan ekskul

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

74

yang sudah menyita waktu para siswa. Proses belajar mengajar matematika di kelas V

SD bisa digambarkan dalam gambar 3.4 di bawah ini:

Pengajaran di kelas

Rancangan Ajaran Harian

Buku Cetak

OHP ataualat bantu pengajaran

atau alat bantu visualisasi

Murid Murid

2Mengajar

3Feedback

LKS4

Latihan5

Feedback

Disesuaikan

1Elemen yangmembantu

Gambar 3.4 - Proses Belajar Mengajar Matematika

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Guru Matematika Kelas V SD (2006)

Dimulai ketika guru menyiapkan materi sesuai dengan rancangan ajaran harian yang

telah dibuat sebelumnya. Materi ini bisa diambil dari buku cetak apapun yang sesuai

dan yang menjadi referensi guru. Rancangan ajaran harian tetap menjadi panduan

bagi guru ketika mengajar.

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

75

Guru bisa mengajar dengan menggunakan OHP, atau alat bantu pengajaran seperti

papan tulis dan spidol, atau alat bantu visualisasi untuk memvisualisasikan materi,

seperti : Permukaan jam untuk menjelaskan materi waktu atau sudut.

Jika media atau alat bantu ini tidak tersedia atau sedang rusak, maka guru akan

berusaha menjelaskan dengan gambar ataupun soal cerita. Penggunaan media atau

alat bantu ini bersifat optional.

Setelah itu, guru akan mulai mengajarkan materi kepada para murid. Murid bisa

memberikan feedback berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang

diajarkan ataupun pernyataan atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sebelum

memulai materi yang baru, guru terkadang suka mengulang materi tertentu yang

masih tidak dimengerti oleh murid.

Jika materi yang diajarkan telah selesai, guru meminta murid untuk mengerjakan

latihan di LKS – Lembar Kerja Siswa dan kemudian dikumpulkan untuk diperiksa

oleh guru. Atau, untuk hari-hari tertentu, guru akan memberikan ulangan mendadak

untuk menguji materi yang sudah diberikan sebelumnya

3.5.3 Perbedaan dan Penyebab Perbedaan Kinerja

Materi matematika berbeda dari materi pelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan

selain dari banyaknya rumus yang ada, materi matematika membutuhkan banyak latihan

dan ketelitian siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan.Di samping itu, soal cerita

yang diberikan membutuhkan visualisasi dari siswa untuk mengerjakannya. Guru

melihat, kurangnya daya visualisasi atau daya nalar siswa terhadap soal cerita yang

diberikan merupakan akar permasalahan yang dihadapi oleh para siswa kelas 5 SD.

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

76

Maka dari itu, peneliti menyebarkan kuesioner yang ditujukan untuk mengetahui

hambatan anak di dalam belajar matematika dan kuesioner ini disusun dengan

menggunakan skala sederhana untuk mengukur sikap dan skala ordinal untuk

mengukur construct. Skala sederhana digunakan untuk pertanyaan-pertanyaan yang

menggunakan jawaban Ya atau Tidak. Peneliti menggunakan skala sederhana

dikarenakan tingkat pendidikan responden yang masih rendah, yaitu masih kelas 5 SD.

Skala ordinal digunakan untuk membuat peringkat atau memprioritaskan hambatan para

siswa dalam mempelajari matematika. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 97 orang

siswa kelas 5 SD IPEKA Tomang 1, pada hari selasa, tanggal 14 november 2006 pkl

07:10 WIB dengan rincian :

Jumlah siswa kelas VA : 34 orang

Jumlah siswa kelas VB : 31 orang

Jumlah siswa kelas VC : 32 orang

Diketahui total kuesioner yang dikembalikan hanya berjumlah 96 buah. Hal itu

dikarenakan ada 1 orang siswa kelas V C yang tidak masuk dikarenakan sakit. Dari 96

Kuesioner yang dikembalikan, hanya 75 yang dipakai dan 21 diantaranya mengalami

kesalahan sistematik response bias, dimana jawaban yang diberikan oleh responden,

merupakan jawaban yang bias. Hal ini disebabkan karena jawaban dari beberapa

pertanyaan yang mirip tidak saling mendukung satu sama lain. Sebagai contoh :

• Ada yang mengatakan bingung di dalam mengerjakan soal cerita dan soal cerita

lebih susah daripada soal pilihan ganda dan isian, tetapi ketika diminta mengurutkan

hambatan di dalam belajar matematika, dia menempatkan ”soal cerita” di prioritas

paling akhir.

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

77

• Ada yang mengatakan guru menjelaskan tidak terlalu cepat dan penjelasan guru

mudah dimengerti. Tetapi, ketika diminta untuk mengurutkan hambatan dalam

belajar matematika, dia menempatkan ”guru terlalu cepat” di prioritas pertama.

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikembalikan, maka diketahui bahwa :

1. 80% siswa (60 siswa) bersedia jika proses belajar mengajar yang sedang berjalan

diubah dengan menggunakan komputer. Mereka setuju jika materi matematika

diajarkan guru melalui animasi di komputer. Beberapa pandangan para siswa yang

setuju mengatakan bahwa mereka sangat antusias bahwa melalui materi yang

diajarkan di komputer, materi matematika akan lebih mudah untuk dimengerti dan

kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih menyenangkan. Ada beberapa siswa

yang mengatakan bahwa salah satu cara untuk mempermudah pelajaran matematika,

ialah dengan menggunakan animasi di komputer. Untuk keterangan lebih lengkap,

anda bisa melihat didalam lampiran 5.

2. 20% siswa (15 orang) menolak materi matematika diajarkan di komputer karena

mereka sudah terbiasa akan penjelasan guru secara lisan dan di papan tulis. Mereka

merasa materi matematika akan menjadi lebih sulit jika jika dijelaskan melalui

komputer. Untuk keterangan yang lebih lengkap, anda bisa melihatnya di dalam

Lampiran 5. Perbandingan antara para siswa yang menerima dan menolak

penyampaian materi matematika melalui komputer, disajikan dalam gambar 3.5 di

bawah ini :

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

78

60

15

0

10

20

30

40

50

60

Apakah anda setuju jika materimatematika diajarkan melalui animasi di

komputer

Setuju Tidak Setuju

Gambar 3.5 - Setujukah Anda Jika Materi Matematika

Diajarkan Melalui Animasi Di Komputer?

Sumber : Hasil Kuesioner (2006)

3. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikembalikan, hambatan para siswa di dalam

belajar matematika tersaji dalam tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1 – Hambatan Dalam Belajar Matematika Sebelum Pembobotan

Hambatan Matematika Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5 Banyak rumus 14 19 21 10 11 Guru terlalu cepat 4 10 18 20 23 Kurang Contoh 4 9 12 29 21 Kelas berisik 27 19 9 7 13 Soal cerita 26 18 15 9 7

Sumber : Hasil Kuesioner (2006)

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

79

Cara Membaca Tabel :

• 27 orang menganggap masalah paling utama di dalam belajar matematika ialah :

kelas berisik, sedangkan 26 orang menganggap masalah paling utama di dalam

belajar matematika ialah : soal cerita.

Untuk mengetahui kendala utama yang sesungguhnya di dalam belajar

matematika, peneliti memberikan pembobotan prioritas sebagai berikut :

Prioritas 1 : 5 poin

Prioritas 2 : 4 poin

Prioritas 3 : 3 poin

Prioritas 4 : 2 poin

Prioritas 5 : 1 poin

Maka, didapati hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 – Hambatan Dalam Belajar Matematika Setelah Pembobotan

Hambatan Matematika Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5 Total Poin Banyak rumus 70 76 63 20 11 240 Guru terlalu cepat 20 40 54 40 23 177 Kurang Contoh 20 36 36 58 21 171 Kelas berisik 135 76 27 14 13 265 Soal cerita 130 72 45 18 7 272

Sumber : Hasil Kuesioner (2006)

Cara Membaca Tabel :

• Hambatan yang paling utama didalam mempelajari matematika adalah soal cerita.

Soal cerita mendapat total poin tertinggi sebesar 272 poin ketika para siswa

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

80

mengurutkan 5 hambatan di dalam pembelajaran matematika. Dan yang

mendapatkan total poin terendah ialah Kurang contoh, sebanyak 171 poin.

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

• Tiga hambatan utama para siswa kelas 5 SD di dalam belajar matematika adalah :

Soal cerita yang membingungkan, suasana kelas yang berisik dan banyak

rumus.

• Masalah utama siswa di dalam pembelajaran matematika ialah soal cerita yang

membingungkan. Hal ini didukung oleh pernyataan 67% siswa (50 orang) yang

mengatakan bingung dalam mengerjakan soal cerita dan 87% siswa (65 orang) yang

mengatakan soal cerita mempunyai tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan

dengan pilihan ganda atau Essay. Hal tersebut bisa dilihat dari gambar 3.6 dan 3.7 di

bawah ini :

50

25

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Bingung Tidak bingung

Apakah adik bingung didalam mengerjakan soal cerita?

Gambar 3.6 – Apakah Adik Bingung Di Dalam Mengerjakan Soal Cerita ?

Sumber : Hasil Kuesioner (2006)

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

81

Manakah yang lebih susah ?

65

1

9

0

10

20

30

40

50

60

70

Soal Cerita Pilihan Ganda Essay / Isian

Gambar 3.7 – Manakah Yang Lebih Susah ?

Sumber : Hasil Kuesioner (2006)

• Hambatan ke 4 (Guru terlalu cepat) dan ke 5 (Kurang contoh) bukan merupakan

suatu masalah yang mendesak untuk diselesaikan, karena perbedaan total poin

hambatan ke-3 dan ke-4 yang terlalu jauh, yaitu sebesar 63 poin Hal ini didukung

oleh informasi sebagai berikut :

1. 87% siswa (65 orang) mengatakan guru menggunakan alat peraga di dalam

mengajar dan 13% siswa (10 orang) yang mengatakan guru tidak menggunakan

alat peraga dalam mengajar.

2. 84% siswa (63 orang) mengatakan guru tidak terlalu cepat di dalam mengajar

dan penjelasan guru mudah dimengerti.

3. 91% siswa (68 orang) mengatakan guru memberikan banyak contoh ketika

mengajar dan suka mengulang pelajaran sebelumnya.

Page 33: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

82

4. 65% siswa (49 orang) suka untuk mengulang pelajaran matematika di rumah.

dan 48% siswa (36 orang) tidak suka untuk menghafal rumus,

3.5.4 Analisis Pemecahan Masalah Non-Pelatihan

Dari 5 permasalahan yang ada: (1) soal cerita yang membingungkan, (2) kelas

berisik, (3) banyak Rumus, (4) guru terlalu cepat dan (5) kurang contoh, maka yang

termasuk masalah non-pelatihan adalah masalah nomor 2, 3 dan 5, Hal ini dikarenakan

karena masalah tersebut tidak bersangkutan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap.

Sedangkan yang termasuk masalah pelatihan adalah masalah nomor 1 dan 4, karena

masalah tersebut bersangkutan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap.

”Kelas berisik” sudah menjadi masalah yang umum karena menurut Yusuf yang

dikutip oleh Sumarsih (Psiko edukasi - jurnal pendidikan, psikologi dan konseling, 2006,

p48), siswa kelas V SD termasuk dalam masa-masa kelas tinggi sekolah dasar yang

mempunyai ciri-ciri keinginan belajar yang tinggi, ingin mengetahui dan ingin belajar.

Jadi, ketika siswa tidak mengerti materi yang disampaikan oleh guru, maka siswa akan

mempunyai kecenderungan untuk bertanya kepada temannya dan hal ini bisa

menyebabkan kelas berisik. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang bisa

dilakukan oleh guru :

• Memberikan catatan rumus atau fotokopian rumus.

• Memberikan latihan secara bertingkat, dimulai dari yang paling mudah sampai yang

paling sulit

• Menggunakan alat bantu visualisasi untuk menarik perhatian siswa

Page 34: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

83

• Dan guru juga bisa memberikan lebih banyak contoh dan memberikan referensi buku

panduan yang bisa dibeli siswa, sehingga mereka lebih banyak mendapatkan variasi

soal.

3.5.5 Analisis Pemecahan Masalah Pelatihan

Sedangkan, untuk masalah (1) soal cerita yang membingungkan dan (4) guru

yang terlalu cepat, memang dibutuhkan pelatihan untuk menyelesaikannya, karena akar

permasalahan yang ditemukan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, keahlian

dan sikap (knowledge,skill dan attitude). Beberapa alternatif pemecahan masalah yang

dapat diambil IPEKA Tomang 1 adalah sebagai berikut :

• Memberikan soal cerita secara bertahap, mulai dari yang mudah, sampai kepada

yang tersulit.

• Memberikan visualisasi soal cerita kepada siswa melalui bantuan alat bantu

visualisasi, antara lain : Permukaan jam dan OHP.

• Membuat suatu sistem e-learning untuk membantu memvisualisasikan materi dan

meminimalisir kesulitan siswa di dalam mempelajari matematika

• Guru menjelaskan dengan lebih lambat, sehingga para siswa akan lebih mengerti

penjelasan guru.

Page 35: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

84

3.5.6 Overview Analisis Kebutuhan Pelatihan

5

Tujuan Perusahaan Kinerja yang diinginkan

Kinerja yang sebenarrnya

Penyebab Perbedaan

Masalah Non-Pelatihan

Masalah Pelatihan

Perbedaan

1

3

4

2

1. Meningkatkan kualitaspendidikan dan kualitaslulusan IPEKA Tomang 1

2. Prima dalam ilmu

1. Guru membuat rancanganajaran yang sesuai dengan

kurikulum2. Murid bisa mengerti materi

yang diberikan3. Materi bisa disampaikan

sesuai kurikulum

1. Materi matematika padat2. Guru harus mengulang materi

tertentu dan mengejarketertinggalan materi.

3. Siswa mengalami kendala didalam memahami materi yang

diajarkan.4. Siswa sulit untuk mengerjakan

soal cerita.5. Guru memberikan PR sebanyak

10 soal kepada murid. 1. Materi matematika berbeda dari materi lainnya,seperti : butuh banyak latihan, ketelitian dan

banyak rumus.2. Soal cerita yang membingungkan atau

Kurangnya daya visualisasi atau daya nalar parasiswa terhadap soal cerita yang diberikan.

3. Guru terlalu cepat4. Kelas Berisik

5. Kurang Contoh

1. Kelas Berisik2. Banyak Rumus3. Kurang Contoh

1. Soal cerita yangmembingungkan

2. Guru terlalu cepat

Gambar 3.8 – Overview Analisis Kebutuhan Pelatihan

Gambar 3.8 di atas merupakan overview dari analisis kebutuhan pelatihan yang

mencakup 5 langkah sebagai berikut : (1) Menentukan kinerja yang diinginkan, (2)

Menentukan kinerja yang sebenarnya, (3) Mencari penyebab perbedaan, (4) Pemecahan

masalah non-pelatihan dan (5) Pemecahan masalah pelatihan

Page 36: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

85

3.6 Analisis Biaya

Saat ini, IPEKA Tomang 1 sudah menggunakan alat-alat bantu seperti OHP

untuk menyampaikan materi, dan berikut ini adalah perkiraan perbandingan biaya untuk

menggunakan OHP dan sistem e-learning. Perbandingan biaya ini akan melibatkan 5

aspek, yaitu : Startup, acquisition, development, operation dan Maintenance.

Berikut ini merupakan Perkiraan Biaya OHP :

Tahun 1 Startup Acquisition Development Operation Maintenance OHP Rp.37.500.000 Penunjang Kertas Transparan Rp.100.000

Spidol Rp.250.000 Operation

Biaya Listrik Rp.200.000 Maintenance

Biaya Penyusutan Rp.3.750.000

Tabel 3.3 Perkiraan Biaya OHP

• Biaya startup untuk memakai OHP sebesar Rp.37.500.000, dengan rincian harga 1

OHP adalah Rp.12.500.000 dan biaya ini hanya menghitung OHP yang dipakai di

kelas VA, VB dan VC.

• Diasumsikan IPEKA Tomang 1 akan menstok kertas transparan dan spidol dan

diasumsikan OHP tidak memiliki biaya pengembangan apapun.

• Diperkirakan umur OHP adalah 10 tahun dan penyusutan setiap tahun 10% dari

harga OHP yang dibeli.

Page 37: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

86

Sedangkan Perkiraan Biaya E-Learning :

Tahun 1 Startup Acquisition Development Operation Maintenance E-Learning Acquisition

Hardware Infocus Rp.45.000.000 Hardware Komputer Rp.18.000.000

Software Rp.0 Pengembangan

Training Guru Rp.2.000.000 CD Kosong Rp.500.000

CD Writer Rp.500.000

Operation Biaya Listrik Rp.200.000

Maintenance Biaya Tidak terduga Rp.2.000.000

Tabel 3.4 Perkiraan Biaya E-Learning

• Diasumsikan IPEKA Tomang mempunyai lisensi terhadap software-software yang

digunakan, sehingga biaya untuk membeli lisensi software, antara lain seperti

Microsoft Access dan Macromedia Flash tidak dihitung lagi

• Hardware komputer senilai Rp.18.000.000 akan dipakai oleh 3 kelas, yaitu kelas

VA, VB dan VC, dimana masing-masing kelas mempunyai satu set hardware

komputer senilai Rp.6.000.000 dengan spesifikasi sebagai berikut :

o Processor Intel Pentium IV 1,8 GHz

o Motherboard ASUS

o Memori DDR PC 2700 256MB

o HDD 40 GB

o CD-ROM Asus 52x

Page 38: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

87

o Speaker Edifier

o Mouse dan Keyboard Logitech

o Monitor LG 17”

Perkiraan Manfaat Tangible yang diperoleh dari pemakaian OHP

Penggunaan OHP

T Biaya Awal Biaya Pendapatan Keuntungan

Tahun n Keuntungan

Kumulatif NPV 0 Rp.37.500.000 Rp.4.300.000 (Rp.46.250.000) 0 1 Rp.4.300.000 Rp.85.360.000 Rp.81.060.000 Rp.34.810.000 Rp.73.690.909 2 Rp.4.300.000 Rp.93.896.000 Rp.89.596.000 Rp.124.406.000 Rp.147.737.1893 Rp.4.300.000 Rp.103.285.600 Rp.98.985.600 Rp.223.391.600 Rp.222.106.5354 Rp.4.300.000 Rp.113.614.160 Rp.109.314.160 Rp.332.705.760 Rp.296.769.5775 Rp.4.300.000 Rp.124.975.576 Rp.120.675.576 Rp.453.381.336 Rp.371.723.350

Tabel 3.5 Perkiraan Manfaat Tangible OHP

• Biaya awal didapat dari Pembelian OHP sebesar Rp.37.500.000

• Diasumsikan biaya untuk OHP merupakan biaya tetap, karena biaya OHP terdiri dari

biaya penyusutan, biaya spidol dan kertas transparansi

• Pendapatan diperoleh dari 97 Orang murid kelas 5 dikali dengan SPP bulanan

mereka, sebesar Rp.800.000. Dan kenaikan setiap tahun 10%. Jadi, untuk tahun

pertama, didapat dari 1,1 * (97*800.000)

• Nilai NPV tahun pertama didapat dari : 81.060.000 : (1.1)1

• Nilai NPV tahun kedua didapat dari : (81.060.000 : (1.1)1) + (89.596.000 : (1.1)2)

• Dianggap suku bunga 10% dan karena nilai NPV positif, maka penggunaan OHP

membawa dampak baik terhadap sekolah.

Page 39: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

88

Perkiraan Manfaat Tangible yang diperoleh dari penggunaan E-Learning

Penggunaan E-Learning

T Biaya Awal Biaya Pendapatan Keuntungan

Tahun n Keuntungan

Kumulatif NPV 0 Rp.70.000.000 Rp.2.200.000 (Rp.72.200.000) 0 1 Rp.2.420.000 Rp.89.240.000 Rp.86.820.000 Rp.14.620.000 Rp.78.927.272 2 Rp.2.662.000 Rp.102.626.000 Rp.99.964.000 Rp.114.584.000 Rp.161.542.1483 Rp.2.928.200 Rp.118.019.900 Rp.115.091.700 Rp.229.675.700 Rp.248.012.2454 Rp.3.221.020 Rp.135.722.885 Rp.132.501.865 Rp.362.177.565 Rp.338.512.8015 Rp.3.543.122 Rp.156.081.317 Rp.152.538.195 Rp.514.715.760 Rp.433.257.021

Tabel 3.6 Perkiraan Manfaat Tangible E-Learning

• Biaya awal didapat dari Pembelian infocus, hardware, CD kosong, CD Writer dan

training guru. Diperkirakan training hanya diadakan 1x dan untuk training

selanjutnya, bisa diadakan oleh IPEKA Tomang 1 sendiri dengan memakai guru

komputer yang ada di IPEKA.

• Kenaikan biaya per tahun sebesar 10% dan suku bunga diasumsikan 10%

• Kenaikan SPP setiap tahunnya diasumsikan 15%, Dikarenakan IPEKA Tomang 1

menggunakan E-learning di dalam proses belajar mengajarnya. Hasil dari

perhitungannya bisa dilihat dari “Keuntungan tahun n” diatas.

Perbandingan Net Present Value (NPV) OHP dengan E-Learning :

Tahun OHP E-Learning Selisih 1 Rp.73.690.909 Rp.78.927.272 Rp.5.236.363 2 Rp.147.737.189 Rp.161.542.148 Rp.13.804.959 3 Rp.222.106.535 Rp.248.012.245 Rp.25.905.710 4 Rp.296.769.577 Rp.338.512.801 Rp.41.743.224 5 Rp.371.723.350 Rp.433.257.021 Rp.61.533.671

Tabel 3.7 Perbandingan NPV OHP Dengan E-Learning

Page 40: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

89

Perbandingan Payback Period untuk OHP dan E-learning :

Payback Period OHP E-Learning Biaya Rp.46.250.000 Rp.72.200.000 Keuntungan Kumulatif Terakhir Rp.453.381.336 Rp.514.715.760 Pengembalian -3.76 -3.37 Lamanya - Pengembalian 1.24 Tahun 1.63 Tahun

Tabel 3.8 Perbandingan Payback Period OHP Dengan E-Learning

Kesimpulan :

• Biaya Startup E-Learning jauh lebih mahal, yaitu sebesar Rp.70.000.000,

dibandingkan dengan OHP, sebesar Rp.37.500.000. dan OHP mempunyai payback

period yang lebih cepat, yaitu selama 1.24 tahun dan E-Learning 1.63 tahun

• Memang untuk jangka pendek, Penggunaan OHP lebih menguntungkan dari segi

finansial, tetapi, penggunaan sistem e-learning untuk jangka panjang lebih

menjanjikan, karena dengan adanya E-Learning, SD IPEKA Tomang 1 dapat

menaikkan SPP 15% setiap tahunnya.

Page 41: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

90

• Perbandingan manfaat intangible antara OHP dan e-learning tersaji dalam tabel di

bawah ini :

OHP E-Learning Bentuk Materinya statis Bentuk Materi dinamis

Lebih murah Biaya mahal Materi yang dapat ditampilkan Materi yang dapat ditampilkan

per slide sedikit per halaman banyak Agak susah untuk mengupdate Mudah untuk mengupdate

materi - harus membuat ulang slide lagi latihan dan contoh soal Tidak memvisualisasikan soal dengan Memvisualisasikan soal dengan

baik cukup baik Kemungkinan besar slide bisa rusak Kemungkinan sistem rusak

atau hilang lebih kecil Tidak menambah keahlian komputer Menambah keahlian komputer

Materi yang disajikan lebih Materi kurang menarik menarik, dan dapat menarik

perhatian siswa

Tabel 3.9 Perbandingan Manfaat Intangible OHP Dengan E-Learning

3.7 Analisis Budaya Organisasi

IPEKA Tomang 1 sangat memperhatikan tingkat keimanan para guru. Hal ini

ditandai dengan adanya doa bersama sebelum para guru memulai pengajaran dan

sebelum pulang dari sekolah (jam 2.45 WIB). Disamping itu, setiap 1 minggu sekali,

juga diadakan kebaktian misa bersama untuk guru dan karyawan sekolah.

Para guru yang berada di IPEKA Tomang 1 juga mempunyai budaya untuk

saling berbagi dan mempunyai arus komunikasi yang terbuka satu dengan yang lainnya.

Meski demografi guru sangat beragam, seringkali, ketika para guru selesai mengajar jam

14.00 WIB, mereka saling bertukar pikiran, atau mengobrol diruang guru. Bahkan, guru

Page 42: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

91

saling membantu dengan memberikan rancangan ajaran yang pernah mereka buat

sebelumnya, untuk dijadikan acuan di dalam membuat rancangan ajaran yang baru.

IPEKA juga mempunyai budaya dimana setiap guru diberi kebebasan untuk

mengembangkan cara belajar mengajarnya dan bidang ajaran yang menjadi tanggung

jawabnya, selama hal tersebut sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan dan tidak

menganggu proses belajar mengajar yang sedang berjalan. Hal ini tercermin dari tugas

dan tanggung jawab guru yang menyatakan ”Mengadakan pengembangan setiap bidang

pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya”. Sebagai contoh, untuk mengganti

program yang dipakai di laboratorium komputer saat ini dengan program yang baru

tidaklah sulit. Aktifitas untuk mengganti program yang sudah ada dengan program baru

bisa digambarkan sebagai berikut :

Guru Komputer

Kepala Sekolah

IPEKA Tomang 1

Rancangan Ajaran

Rapat Para Guru

1Mengusulkan

Perubahan Software

Pihak Eksternal

2Memeriksa

4Install

Server

Murid Murid

5Memakai

$

Cabang A

$

Cabang B

$

Cabang C

$

Cabang D

$

Cabang E

$

Cabang F

3Mengusulkan ke

Guru-guru komputerantar cabang

4Implementasi

4Implementasi

Gambar 3.9 – Proses Perubahan Software

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Guru Komputer IPEKA Tomang 1 (2006)

Page 43: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

92

• Proses perubahan program, aplikasi atau software dimulai ketika ada usulan dari

kepala sekolah ataupun pihak eksternal, seperti orang tua siswa, guru komputer pada

cabang yang berbeda, atau instansi pelatihan komputer untuk mengganti program

yang dipakai.

• Setelah itu, guru komputer akan memeriksa apakah aplikasi tersebut sesuai dengan

rancangan ajaran dan kurikulum yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jika tidak

sesuai, maka program tersebut tidak jadi diganti.

• Jika aplikasi tersebut sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan dan guru

komputer menilai bahwa aplikasi tersebut bagus bagi perkembangan siswa, maka

guru komputer di cabang tersebut akan mengusulkan perubahan aplikasi di semua

cabang IPEKA melalui KGBS (Kegiatan Guru Bidang Studi) yang diadakan

beberapa periode sekali. Dan aplikasi tersebut akan didistribusikan di dalam KGBS

• Aplikasi tersebut kemudian akan di-install di masing-masing cabang dan untuk

pengajaran menggunakan aplikasi baru tersebut, hal itu akan dibicarakan lebih

lanjut dengan kepala sekolah di cabang masing-masing.

Jika ternyata aplikasi yang diusulkan itu membutuhkan biaya untuk

pengimplementasiannya, maka guru komputer hanya bisa mengusulkan perubahan

aplikasi yang sedang berjalan kepada kepala sekolah dan kepala sekolah akan

mendiskusikan hal ini dengan pihak yayasan. Untuk selanjutnya, jika yayasan menilai

bahwa perubahan aplikasi yang sedang berjalan baik untuk perkembangan siswa, maka

yayasan akan merubah aplikasi yang dipakai di semua cabang IPEKA yang ada.

Page 44: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

93

3.8 Analisis Infrastruktur IPEKA Tomang 1

Seluruh komputer yang ada di IPEKA Tomang 1 saat ini sudah terhubung

dengan jaringan intranet, sehingga memudahkan para guru untuk saling berbagi

informasi. Infrastruktur jaringan komputer IPEKA Tomang 1 bisa digambarkan dalam

gambar 3.10 di bawah ini :

Ruang Guru

Perpustakaan

Server

Laboratorium Komputer

Ruang Tata Usaha (TU)

Ruang Koor.Lokal

Ruang Kepala Sekolah

Gambar 3.10 - Infrastruktur IPEKA Tomang 1

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Guru Komputer IPEKA Tomang 1 (2006)

Page 45: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 IPEKA 3.1.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00408-MNSI_Bab 3.pdf51 3.1.2 Cabang IPEKA Saat ini, kantor pusat IPEKA berada di Jl. Tanjung

94

Spesifikasi komputer yang ada di laboratorium komputer IPEKA Tomang 1

adalah sebagai berikut :

Monitor LG 15”

Processor Intel Pentium IV 1,8 GHz

Motherboard ASUS

Memori 128 MB

HDD 80 GB

Mouse dan Keyboard Logitech

CD-ROM Asus 52x