bab 20 dan 21

8
BAB 20 PENERAPAN DESAIN PENELITIAN KELOMPOK ACAK Maksud utama bab ini ialah memperkaya dan mengilustrasikan pembahasan mengenai desain serta statistik dengan contoh-contoh penelitian aktual dan mengemukakan kemungkinan-kemunngkinan dasar untuk menyusun desain dengan cara tertentu yang memungkinkan pembaca pada akhirnya mampu memecahkan masalah-masalah penelitian. Adapun ringkasan maksud dan tujuan di bab ini adalah melengkapi serta memperkaya pembicaraan tentang desain dan statistik yang leih abstrak sifatnya itu. DESAIN SUBYEK ACAK SEDERHANA Paradigma umu untuk desain ini adalah : X Y ~X Y Gambar tersebut adalah bentuk desain paling sederhana yaitu suatu paradigma analisis varian satu arah dimana k kelompok diberi perlakuan eksperimental, dan k harga tengah dibandingkan dengan analisis varian atau tes-tes signifikansi tersendiri. Peneliti lebih sering memilih bentuk faktorial dari desain gambar tersebut DESAIN FAKTORIAL Desain faktorial diartikan sebagai struktur penelitian dimana dua variabel bebas atau lebih saling diperhadapkan untuk mengkaji akibat-akibatnya yang mandiri dan yang interaktif terhadap suatu variabel terikat. Contoh : Kita mempunyai variabel bebas A dan B, dan variabel terikat Y. Desain faktorial paling sederhana yakni 2 x 2, mempunyai tiga kemungkinan : 1. A maupun B aktif ; 2. A aktif sedangkan B atribut (atau sebaliknya); 3. A maupun B atribut R

Upload: iman-sudarman

Post on 30-Dec-2014

31 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 20 dan 21

BAB 20

PENERAPAN DESAIN PENELITIAN KELOMPOK ACAK

Maksud utama bab ini ialah memperkaya dan mengilustrasikan pembahasan mengenai desain serta statistik dengan contoh-contoh penelitian aktual dan mengemukakan kemungkinan-kemunngkinan dasar untuk menyusun desain dengan cara tertentu yang memungkinkan pembaca pada akhirnya mampu memecahkan masalah-masalah penelitian. Adapun ringkasan maksud dan tujuan di bab ini adalah melengkapi serta memperkaya pembicaraan tentang desain dan statistik yang leih abstrak sifatnya itu.

DESAIN SUBYEK ACAK SEDERHANA

Paradigma umu untuk desain ini adalah :

X Y ~X Y

Gambar tersebut adalah bentuk desain paling sederhana yaitu suatu paradigma analisis varian satu arah dimana k kelompok diberi perlakuan eksperimental, dan k harga tengah dibandingkan dengan analisis varian atau tes-tes signifikansi tersendiri. Peneliti lebih sering memilih bentuk faktorial dari desain gambar tersebut

DESAIN FAKTORIAL

Desain faktorial diartikan sebagai struktur penelitian dimana dua variabel bebas atau lebih saling diperhadapkan untuk mengkaji akibat-akibatnya yang mandiri dan yang interaktif terhadap suatu variabel terikat.

Contoh :

Kita mempunyai variabel bebas A dan B, dan variabel terikat Y. Desain faktorial paling sederhana yakni 2 x 2, mempunyai tiga kemungkinan :

1. A maupun B aktif ;

2. A aktif sedangkan B atribut (atau sebaliknya);

3. A maupun B atribut

(kemungkinan terakhir ini, kedua variabel bebasnya bersifat atributif adalah kasus noneksperimental. Akan tetapi, seperti ditunjukkan kedepan, barangkali penggunaan analisis varian untuk variabel bebas noneksperimental tidaklah tepat). Kembali pada gagasan tentang kelompok eksperimental dan kontrol , A dapat dibagi menjadi A1 dan A2 , eksperimental dan kontrol seperti biasanya, dengan satu tambahan variabel bebas B yang dipilahkan menjadi B1 dan B2. Karena struktur ini telah cukup kita kenal hingga sejauh ini, kita hanya perlu membicarakan satu atau dua detil prosedural.Prosedur ideal untuk mengelompokkan subyek-subyek ialah menempatkannya ke dalam keempat sel secara acak. Jika A maupun B adalah variabel aktif,hal ini yang mungkin dan mudah dilakukan. Nomori saja subyek-subyek tadi secara acak mulai dari 1 hingga N. N adalah banyaknya subyek keseluruhan. Kemudian dengan menggunakan tabel bilangan acak, tuliskan

R

Page 2: BAB 20 dan 21

nomor 1 hingga N menurut kemunculannya dalam tabel tersebut. Tempatkan nomor-nomor tersebut dalam empat kelompok sesuai dengan urutan kemunculannya, dan kemudian masukkanlah keempat kelompok tadi dalam keempat sel. Agar aman, lakukan penempatan kelompok-kelompok subyek dengan perlakuan eksperimental (keempat sel) secara acak pula. Tandai kelompok-kelompok itu dengan 1,2,3, dan 4. Kemudian tariklah angka-angka tersebut dari tabel bilangan acak. Anggaplah bahwa tabel bilangan acak itu memberi kita angka-angka dengan urutan ini: 3,4,1,2. Tempatkanlah subyek-subyek kelompok 3 dalam sel kiri atas, subyek-subyek kelompok 4 dalam sel kanan atas dan seterusnya.

B Seringkali merupakan variabel atribut, seperti misalnya jenis kelamin, inteligensi, prestasi dan sebagainya. Penempatan subyek harus diubah. Pertama, karena B adalah variabel atrribut, tidak ada kemungkinan untuk menempatkan subyek-subyek pada B1 dan B2 secara acak. Andaikata B adalah variabel jenis kelamin, hal terbaik yang dapat dilakukan mula-mula menempatkan pria secara acak ke sel-sel A1B1 dan A2B1, kemudian wanita kesel A1B2 dan A2B2.

DESAIN FAKTORIAL DENGAN VARIABEL LEBIH DARI DUA

Dalam sebuah eksperimen, kita mungkin memanfaatkan A1,A2,A3 dan A4 serta B1,B2,B3 jadi kita tidak membatasi diri pada A1 dan A2 serta B1 dan B2 saja. Semakin banyaknya variabel maka semakin besar masalah praktis dan masalah statistik akan semakin rumit. Misal memiliki desain 3 X 2 X 2 yang mempunyai 3x2x2 = 12 sel. Kedua belas sel tersebut masing-masing harus memiliki minimal 2 subyek, dan semakin banyak subyek maka semakin baik. Jika kita menilai bahwa dibutuhkan 10 subyek setiap satu sel,maka ada 12x 10 = 120 subyek, yang harus kita peroleh dan kita masukkan sel-sel tersebut secara acak. Kombinasi –kombinasi dari desain tiga,empat dan lima variabel dapat muncul banyak ragam yang mungkin: 2 x 5 x 3, 4 x 4 x 2,3 x 2 x 4 x 2, 4 x 3 x 2 x 2 dan seterusnya.

Page 3: BAB 20 dan 21

BAB 21

PENERAPAN DESAIN PENELITIAN KELOMPOK BERKORELASI

Kata “kelompok” diartikan sebagai himpunan skor. Semua desain kelompok berkorelasi, ada satu gagasan dasar terdapat varian sistematis dalam ukuran variabel terikat yang disebabkan oleh korelasi antar kelompok dalam sesuatu variabel tertentu yang berelasi dengan variabel terikat itu. Bagaimanakah korelasi ini beserta variasi yang diakibatkannya dapat dirangkum sehingga mempengaruhi dan tercermin dalam ukuran dan desain ada 3 kemungkinan cara :

1. Gunakanlah unit-unit yang sama, misalnya subyek dalam masing-masing kelompok eksperimental

2. Jodohkanlah unit-unit atas dasar kepadanan satu variabel bebas atau lebih yang berelasi dengan variabel terikat.

3. Pergunakanlah lebih dari satu kelompok unit, misalnya kelas, sekolah

PARADIGMA UMUM

Paradikma umum ini tersaji pada tabel dibawah ini. Untuk menekankan sumber-sumber varian, harga tengah kolom dan deret baris telah kami. Ukuran setiap variabel terikat (Y) telah pula disertakan.

PERLAKUAN

Unit X1 X2 X3 . . . Xk

1 Y11 Y12 Y13 . . . Y1bk M1

2 Y21 Y22 Y23 . . . Y2bk M2

3 Y31 Y32 Y33 . . . Y3bk M3

. . . . . . . . .

. . . . . . . . .

. . . . . . . . .

n Yn1 Yn2 Yn3 . . . . .

Mx1 Mx2 Mx3 . . . Mxk (Mt)

Page 4: BAB 20 dan 21

Unit

Kata “unit” dipilih untuk menekankan bahwa dapat berupa orang atau subyek,kelas, sekolah, distrik, kota bahkan bangsa. Dengan kata lain unit ialah suatu rubrik umum yang dapat mengacu pada bermacam-macam utuhan (utility). Pertimbangan yang penting adalah Jika adanya perbedaan unit maka muncullah varian antar unit.

Nilai nyata dari desain kelompok berkorelasi bukan hanya memungkinkan peneliti mengisolasikan dan memperkirakan varian yang timbul oleh korelasi. Lebih dari satu, desain ini memungkinkan peneliti menyusun desain penelitian yang bertumpu pada perbedaan yang sering terdapat antara unit yang satu dengan yang lain. Jika suatu kajian penelitian menggunakan kelas-kelas berbeda tetapi disekolah yang sama,kelas tersebut merupakan kemungkinan sumber varian. Kelas digunakan sebagai unit-unit dalam desain tersebut. Perbedaan antar sekolah merupakan sumber sangat penting bagi varian dalam penelitian behavoiral. Perbedaan yang terjadi dapat ditangani dengan cara faktorial, atau dengan desain-desain yang lain.

DESAIN PERCOBAAN BERULANG DENGAN SATU KELOMPOK

Dalam desain percobaan berulang dengan satu kelompok ini, satu kelompok diberi berbagai perlakuan pada saat-saat yang berlainan. Dalam eksperimen proses belajar, satu kelompok yang terdiri atas subyek –subyek yang sama dapat diberi berbagai tugas dengan tingkat kompleksitas yang bermacam-macam. Atau manipulasi eksperimentalnya boleh jadi adalah penyajian kaidah-kaidah proses belajar dalam tatanan yang berbeda-beda, misal dari yang sederhana ke kompleks,dari kompleks ke sederhana, dari keseluruh bagian,kebagian yang lain.

DESAIN KELOMPOK EKSPERIMEN – KELOMPOK KONTROL UNTUK DUA KELOMPOK

Desain ini mempunyai 2 bentuk. Bentuk yang lebih baik adalah gambar dibawah ini :

X Y (Eksperimental) ~X Y (kontrol)

Mula-mula saling dijodohkan kemudian ditempatkan dalam kelompok eksperimental dan kelompok secara acak. Dalam bentuk lain subyek-subyek saling diperjodohkan namun tidak diletakkan dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara acak. Desain tersebut dapat ditandai hanya dengan menanggalkan tanda bawah , r, dari .

DESAIN KELOMPOK BERKORELASI UNTUK BANYAK KELOMPOK

Varian unit

Misalkan seorang peneliti memilih suatu sampel yang terdiri atas lima sekolah berdasarkan keragaman dan heterogenitas sekolah-sekolah tersebut. Peneliti ini mengupayakan validitas eksternal yaitu kerepresentatifan. Kemudian penelitian tersebut melibatkan siswa-siswa dari kelima sekolah itu semua dan menggabungkan ukuran-ukuran dari kelimanya untuk menguji perbedaan harga tengah dalam sesuatu variabel terikat. Dalam melakukan hal tersebut peneliti mengabaikan varian yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan antara sekolah yang satu dengan sekolah lain. Dapat dimaklumi kalau harga tengah itu tidak berbeda secara signifikan,varian tersebut terbaurkan dengan varian galat.

Mr

Mr

Page 5: BAB 20 dan 21

Galat besar dapat muncul dari pengabaian varian unit sekolah dan kelas tersebut. Adapun kesalahan yang dapat terjadi memilih sejumlah sekolah dan menetapkan sekolah tertentu sebagai sekolah eksperimental dan sekolah lain sebagai kontrol. Varian antar sekolah menjadi tercampur dengan varian yang bersumber pada varian eksperimental.Varain harus diidentifikasikan dan dikontrol dengan cara kontrol eksperimental atau kelompok statistik atau keduanya.

KELOMPOK BERKORELASI FAKTORIAL

Model-model faktorial dapat digabungkan dengan gagasan tentang unit. Dari penggabungan tersebut menghasilkan suatu desain yang tinggi nilainya yaitu desain faktorial kelompok berkorelasi. Desain ini tepat guna jika unit0unit yang dihadapi adalah bagian ilmiah dari situasi penelitian. Misal penelitiannya menuntut adanya perbandingan suatu variabel antara sebelum dan sesudah intervensi eksperimental, atau antara sebelum dan sesudah kejadian penting. Jelas bahwa akan terdapat korelasi antara ukuran variabel tarikat sebelum dan sesudah intervensi atau kejadian tersebut.Contoh ditunjukkan dalam gambar, ini adalah suatu desain faktorial 3 x 2 dengan 5 unit (kelas,sekolah, dan sebagainya)dalam setiap tingkat B1 dan B2.

Metode (Perlakuan)

Unit A1 A2 A312

B1 34

Tataran(piranti,tipe,dll)

5

Harga tengahAtau ukuran Y

12

B2 345

Kelemahan dan kekuatan desain faktorial untuk kelompok berkorelasi ini serupa dengan desain faktorial yang kompleks. Kekuatan utamanya adalah kemampuan untuk mengisolasikan dan mengukur varian serta menguji interaksi. Perhatikan kedua sumber utama varian,yakni perlakuan (A) dan tingkat tataran (B) serta varian unit dapat dievaluasi. Ini berarti perbedaan antara harga tengah A,B, dan unit-unit dapat diuji untuk diketahui signifikansinya. Disamping itu tiga interaksi dapat diuji, perlakuan menurut tataran, perlakuan menurut unit dan tataran menurut unit. Jika yang dimasukkan dalam sel tersebut bukan harga tengah melainkan skor individu, maka interaksi lipat tiga pun dapat diuji.

ANALISIS KOVARIAN

Analisis kovarian (anakova) adalah uji statistik multivarian yang merupakan perpaduan

antara analisis regresi dengan analisis varian (anava). Anakova merupakan teknik statistik yang

Page 6: BAB 20 dan 21

sering digunakan pada penelitian eksperimental (dirancang sendiri) dan juga observasional (sudah

terjadi di lapangan). Dalam penelitian, tidak jarang terjadi, satu atau lebih variabel yang tidak dapat

dikontrol oleh peneliti karena keterbatasan penyelenggaraan eksperimen atau karena alasan lain,

padahal peneliti sadar bahwa variabel-variabel tersebut juga mempengaruhi hasil eksperimennya.

Menghadapi situasi seperti ini, maka peneliti perlu mengadakan pendekatan statistik untuk

mengontrol dalam arti meniadakan berbagai efek dari satu atau lebih variabel yang tidak terkontrol

ini. Anakova merupakan salah satu metode statistik yang digunakan untuk mengatasi variabel yang

tidak terkontrol tersebut.

Kriterium adalah variabel terikat (Y) yaitu variabel yang mempengaruhi, dimana data harus

berbentuk interval atau rasio.

Kovariabel, disebut juga variabel kendali (X) atau variabel control atau variabel konkomitan, dimana

data harus berbentuk interval atau rasio.

Faktor, yaitu sebutan untuk variabel bebas atau variabel eksperimental yang ingin diketahui

pengaruhnya. Data untuk faktor harus berbentuk nominal atau ordinal.

Rancangan table untuk Anakova dapat digambarkan seperti tabel I berikut ini:

Tabel I. Rancangan tabel Anakova

A B C

X Y X Y X Y

… … … … … …

… … … … … …

… … … … … …

… … … … … …

SX SY SX SY SX SY

Keterangan:

A, B, dan C : Faktor

X : Kovariabel

Y : Kriterium