kata pengantar - iain tulungagung · bab v tata tertib dan sanksi 19 a. tata tertib 19 b. sanksi 20...

21

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C
Page 2: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

KATA PENGANTAR

ii iii

Bismillâhirrahmânirrahîm.Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah

menganugerahi kekuatan dan petunjuk sehingga penyusunan buku pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Masyarakat Multisektoral Berbasis Potensi Lokal 2019 dapat terselesaikan. Buku pedoman ini disusun sebagai upaya agar para peserta KKN memiliki dasar dan acuan dalam melaksanakan kegiatan.

Program KKN sendiri sebenarnya tidak dirancang untuk implementasi teori atau ilmu pengetahuan yang telah para mahasiswa peroleh di bangku kuliah ke masyarakat. Akan tetapi KKN sebenarnya lebih sebagai sarana agar para mahasiswa belajar dari masyarakat. Meski tentu saja, sebagai tanggung jawab moral dan kemanusiaan, para mahasiswa perlu untuk berkontribusi kepada masyarakat berbekal kemampuan yang mereka miliki. Oleh karenanya, buku pedoman ini dirancang agar para mahasiswa berhasil berkolaborasi dengan masyarakat dalam menemukenali potensi yang ada di masyarakat, untuk kemudian mengatasi berbagai persoalan dengan potensi-potensi tersebut.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Masyarakat Multisektoral Berbasis Potensi Lokal 2019 sebagai respon terhadap perkembangan lembaga yang peduli terhadap pembangunan masyarakat, kemandirian keluarga dan pemberdayaan desa dengan jangkauan yang lebih luas, hal tersebut sebagai bagian promosi lembaga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung terhadap masyarakat luas. KKN Pemberdayaan Masyarakat Multisektoral Berbasis Potensi

Lokal 2019, difokuskan pada pemberdayaan masyarakat lintas sektoral yang mengakomodasi potensi-potensi lokal baik secara sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.

Meski demikian kami menyadari bahwa buku pedoman pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini masih jauh dari sempurna, karena memang idealnya pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) membutuhkan waktu yang tidak singkat. Karena itu kami mengharap masukan dan support semua pihak, mahasiswa, DPL dan pihak pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), serta masyarakat setempat untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Tulungagung, 2019ttd,

Tim Penyusun

Page 3: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

iv v

Daftar Isi

Pengantar ii

Daftar Isi iv

BAB I TIMELINE KKN GELOMBANG II 2019 1

A. Time Line Kegiatan KKN 1

B. Prapelaksanaan KKN 1

C. Pelaksanaan KKN 1

BAB II PENDEKATAN, METODE, TEMA DAN PERAN MAHASISWA DALAM PENGABDIAN MASYARAKAT 3

A. Pendekatan 3

B. Metode 3

C. Tema 5

D. Tahapan 5

E. Peran mahasiswa dalam kegiatan KKN 5

BAB III NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL 7

A. SEKILAS TENTANG KKN RM 7

B. SUBSTANSI GERAKAN NASIONAL REVOLUSIMENTAL (GNRM) 8

BAB IV TUGAS POKOK DAN FUNSGI (TUPOKSI) 15

A. Tugas dan Fungsi Dosen PembimbingLapangan (DPL) 15

B. Kriteria Ketua Kelompok, Koordinator

Desa dan Koordinator Kecamatan 15

C. Mekanisme Pemilihan 16

D. Tugas dan Fungsi 16

E. Aturan Tambahan bagi Kordes dan Korcam 17

BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19

A. Tata Tertib 19

B. Sanksi 20

BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21

A. Studi Dokumen 21

B. Observasi 21

C. Mapping 21

D. Wawancara 22

E. Angket 22

BAB VII STRUKTUR KELOMPOK KKN & DIVISI-DIVISI 23

BAB VIII PROGRAM KEGIATAN KKN 25

A. Penyusunan Program Kegiatan KKN 25

B. Jenis-jenis Kegiatan KKN 25

BAB IX LAPORAN 27

A. Format Laporan Individu 27

B. Format Laporan Kelompok 27

Page 4: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN Tulungagung

1

BAB I TIMELINE KKNGELOMBANG II 2019

A. Time Line Kegiatan KKN

1. Pendaftaran KKN: 25-30 April 20192. Pengumuman Nama peserta beserta DPL: 3 Mei 20193. Pembekalan Oleh LP2M: 25-27 Juni 20194. Pembekalan KKN mahasiswa oleh DPL : 5-6 Juli 20195. Pelepasan Peserta KKN: 16 Juli 20196. Pelaksanaan KKN: 19 Juli – 30 Agustus 20197. Penutupan: 30 Agustus 20198. Pengumpulan Laporan: 31 Agst. – 6 Sept. 2019

B. Prapelaksanaan KKN

1. Pembuatan Struktur Kelompok KKN, Kordes, Korcam2. Koordinasi dengan DPL3. Koordinasi dengan Pemerintah Desa terkait Kegiatan KKN

dan penentuan Posko (wajib membawa surat izin resmi dari LP2M)

C. Pelaksanaan KKN

1. Minggu Pertama (19-25 Juli 2019)a. Pelepasan oleh Rektor IAIN Tulungagung diikuti oleh

seluruh peserta di Kampus.b. Pembukaan di desa Masing-masing.c. Silaturahim dengan warga, terutama tokoh

masyakarat, stakeholder, para sesepuh desa dan orang-orang yang berpengaruh.

C. Format Laporan Korcam dan Kordes 29

CONTOH INFOGRAFIS HASIL REKAPITULASIPOTENSI DESA 30

Page 5: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

2 3

d. Penggalian potensi desa melalui observasi dan penyebaran angket.

e. Pengumpulan data bersifat sensus dan bukan sampling. Setiap rumah harus didata satu persatu.

2. Minggu Kedua (26 Juli-1 Agustus 2019)a. Rekapitulasi dan tabulasi data hasil penggalian

potensi desa.b. Menyusun data dalam format infografis.c. Menganalisis hasil temuan observasi potensi desa.d. Komunikasi dengan perangkat desa, DPL dan

tokoh masyarakat terkait data dan hasil observasi mahasiswa.

e. Penyusunan program KKN rutin dan program unggulan oleh peserta KKN dan masyarakat berdasarkan hasil temuan penggalian potensi desa.

3. Minggu Ketiga - Keenam (2– 23 Agustus)a. Pelaksanaan program rutin dan unggulan. b. Evaluasi program c. Menuliskan berita kegiatan KKN d. Rencana tindaklanjut (kaderisasi untuk keberlanjutan

program KKN).4. Minggu Ketujuh (24-30 Agustus 2019)

a. Penyusunan laporan kegiatan KKN.b. Menyerahkan laporan kepada pemerintah desa.c. Penutupan di desa masing-masing.d. Penutupan dan ekspose hasil kegiatan KKN di

kecamatan.5. Pascapelaksanaan KKN: Pengumpulan Laporan KKN ke

LP2M (31 Agustus – 6 September 2019)

BAB II PENDEKATAN, METODE,TEMA & PERAN MAHASISWA

“Kami tidak mencari masalah untuk dipecahkan tetapi kami mencari potensi untuk dikembangkan

dalam rangka pemecahan masalah.”

A. Pendekatan: Pemberdayaan Masyarakat Multisektoral Ber-basis Potensi Lokal

Pendekatan ini bisa diartikan sebagai sebuah paradigma yang memandang kemajemukan masyarakat sebagai sebuah kekayaan tersendiri, baik kekayaan sumberdaya manusia (human resource), ataupun sumberdaya alam (natural resource)-nya. Dengan demikian pendekatan ini menekankan pada penggalian potensi lokal yang ditinjau dari berbagai sektor atau lini yang ada, entah pendidikan, pertanian, perkebunan, ekonomi, sosial-budaya, agama, dsb. Harapannya, dengan bersandar kepada lokalitas maka beragam potensi yang selama ini mungkin belum tergali bisa menjadi daya tarik dan pemantik keberdayaan masyarakat itu sendiri.

B. Metode: ABCD (Asset Based Community Development)

ABCD adalah suatu konsep pengembangan masyarakat yang didasarkan pada aset lokal yang terdapat di suatu wilayah. Aset tersebut dikembangkan sehingga dapat memecahkan masalah-masalah yang terdapat di wilayah tersebut (Green & Haines, 2002).

Program pemberdayaan yang dirancang oleh mahasiswa bersama warga desa, harus berangkat dari aset atau sesuatu yang ada di desa itu sendiri.

Page 6: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

4 5

Lantas apa saja yang merupakan aset atau potensi dari komunitas desa? Berikut ini adalah macam-macam potensi yang dimiliki oleh sebuah komunitas.1. Modal Fisik (Physical Capital): Terdiri dari 2 kelompok

utama yaitu: Pertama, Bangunan (buildings) seperti rumah, pertokoan, perkantoran, gedung perniagaan, dll. Kedua, infrastruktur (infrastructure) Seperti halnya Jalan raya, jembatan, jalan kereta api, sarana pembuangan limbah, sarana air bersih, jaringan telepon, dll.

2. Modal Finansial (Financial Capital): Dukungan keuangan yang dimiliki suatu komoditas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan komunitas tersebut. Adanya koperasi, perbankan, atau lembaga permodalan lainnya dari desa.

3. Modal Lingkungan (Environmental Capital): Dapat berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara, laut, tumbuhan, binatang, dll.

4. Modal Teknologi (Technological Capital): Sumber yang terkait dengan ketersediaan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat dan bukan sekedar teknologi digital yang canggih, akan tetapi belum tentu bermanfaat bagi masyarakat tersebut. Misalnya Ketersediaan listrik, signal, jaringan televisi, internet, dan akses informasi. Atau teknologi tepat guna yang dimiliki dan dimanfaatkan di wilayah tersebut.

5. Modal Manusia (Human Capital): Sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menguasai tekologi yang bermanfaat bagi masyarakat, baik itu teknologi yang sederhana maupun teknologi yang canggih.

6. Modal Sosial (Social Capital): Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada didalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan

(trust) dan jaringan (networking) antara warga masyarakat ataupun kelompok masyarakat.

7. Modal Spiritual (Spiritual Capital): Upaya pemberian bantuan emphaty dan perhatian, kasih sayang, dan unsur utama dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan).

C. Tema: Membangun Indonesia Berbasis Data; Desa Berdaya Indonesia Berjaya

D. Tahapan

Alur penggalian potensi desa:1. Pemetaan kondisi awal masyarakat2. Melakukan secondary data3. Memotret realitas masyarakat, pemetaan wilayah,

mengidentifikasi potensi desa, menggali sumber informasi melalui sumber perangkat desa dll

Output:1. Menemukenali masalah2. Memahami potensi desa dan sumberdaya3. Mampu mendayagunakan potensi dan sumber daya

untuk perubahanOutcome: Kondisi akhir masyarakat masyarakat memperoleh:

Keadilan, kemasahatan, dan kedamaian

E. Peran mahasiswa dalam kegiatan KKN

1. Fasilitator, membantu masyarakat untuk menyadari, mengenali, merumuskan dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi.

2. Animator, yakni menciptakan proses yang dapat membantu masyarakat untuk menemukan dan mendayagunakan potensi keswadayaannya untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Page 7: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

6 7

3. Motivator, yakni mendorong, mengajak dan mempengaruhi masyarakat untuk melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalahnya.

4. Katalisator: yakni menghubungkan masyarakat dengan pihak-pihak lain yang bisa membantu.

BAB III Nilai-NILAI Revolusi Mental

A. SEKILAS TENTANG KKN RM

Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk mengubah cara pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap serta perilaku bangsa Indonesia yang mengacu nilai−nilai integritas, etos kerja dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan, agar Indonesia menjadi negara yang maju, modern, makmur, sejahtera dan bermartabat. Revolusi Mental merupakan gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dengan memperkuat peran nyata Penyelenggara Negara dan seluruh elemen masyarakat secara nasional. Unsur pelaksana gerakan ini setidaknya terdiri atas 4 (empat) pelaku utama yaitu Penyelenggara Negara (eksekutif, legislatif, yudikatif) baik di pusat maupun di daerah, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat. GNRM memerlukan inisiatif semua unsur Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk bersama- sama secara bergotong−royong mengubah keadaan bangsa menjadi lebih baik dan lebih maju sesuai harapan rakyat.

Implementasi GNRM dilaksanakan melalui internalisasi nilai−nilai instrumental pada individu, keluarga, institusi sosial, masyarakat luas dan lembaga negara. Keberhasilan Revolusi Mental menyaratkan manusia unggul dengan pendidikan yang baik, memiliki karakter, integritas, keahlian dan keterampilan, menguasai teknologi, pekerja keras, mempunyai etos kerja serta komitmen yang tinggi untuk bekerja dan bersinergi secara bergotong−royong.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan kemitraan sebagai salah

Page 8: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

8 9

satu bentuk kegiatan Tridhar- ma Perguruan Tinggi. Dalam pelaksanaan KKN, mahasiswa berke- sempatan mempelajari persoalan sehari−hari yang dihadapi oleh mas- yarakat. Pada waktu yang sama, mahasiswa yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, pun berkesempatan untuk membagi Iptek kepada masyarakat.

B. SUBSTANSI GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL (GNRM)

1. Gerakan Indonesia Melayani (GIM) Gerakan Indonesia Melayani (GIM) adalah gerakan para

penyelenggara negara dan masyarakat untuk meningkatkan perilaku pelayanan publik berintegritas agar negara hadir melindungi kepentingan warganya SeSUai dengan Pancasila dan UUD 1945. GIM merupakan gerakan yang berawal dari permasalahan masyarakat Indonesia dalam aspek pelayanan publik yang dinilai belum dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat sehingga mutu pelayanan yang disediakan pemerintah perlu ditingkatkan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, dengan adanya GIM diharapkan terjadi peningkatan pelayanan publik pada setiap instansi terutama yang mempunyai tugas utama melakukan pelayanan umum.

Gerakan ini dilakukan oleh para penyelenggara negara dan masyarakat yang saling bersinergi untuk memperbaiki ketidaksesuaian dan penyimpangan dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Contoh Aksi Nyata dari GIM antara lain: a. .Keterbukaan informasi publik yangjelas dan tegas terkait

pelayanan umum, seperti informasi kepada masyarakat terkait informasi pengurusan-pengurusan administrasi dalam hal: pembuatan KTP, pembuatanSlM, pengurusan akte kelahiran, pengurusan pernikahan, pengurusan kematian, ijin keramaian, pengurusan IMB dsb.

b. b. Melakukan kampanye atau sosialisasi prosedur

administrasi kependudukan.c. Membuat database kependudukan di kantor desa d. Melakukan peningkatan cara layanan publik dengan

berorientasi pada pelayanan yang cepat, tepat dan murah. e. Penguatan SDM Aparatur Sipil Negara melalui Gerakan

Nasional Revolusi Mental. f. Pembuatan aplikasi pelayanan publik berbasis IT. g. Prosedur bebas pungli dalam semua pengurusan perijinan,

tidak ada tip, dsbh. Memperbaiki sistematika pengaduan masyarakat.

i. Sosialisasi pelayanan 3S (Senyum, Salam, Sapa) j. Membudayakan pribadi berperilaku melayani

2. Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Gerakan Indonesia Bersih (GIB) adalah gerakan para

penyelenggara negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat baik jasmani dan rohani pada semua simpul perubahan dan tingkatan kepemimpinan mengacu pada Pancasila dan UUD 1945. GIB memiliki fokus untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Kebersihan lingkungan dapat berawal dari siapapun termasuk dari lingkungan rumah sendiri, misalnya rajin membersihkan kamar, menyapu halaman, mencuci piring, memisahkan sampah dan membuang sampah, dan lainnya. Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, di sekolah pun kita diajarkan untuk selalu hidup bersih.

GIB memiliki dua fokus utama, fokus pertama adalah kepada masyarakat melalui program bank sampah dengan harapan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang lingkungan bersih, pengelolaan sampah, pembentukan bank sampah dan nilai ekonominya. Masyarakat diharapkan berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengolahan sampah melalui kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat. Fokus kedua adalah kepada pemerintah agar dapat mewujudkan pengelolaan

Page 9: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

10 11

sampah yang” bertanggung jawab (pembuatan dan penegakan peraturan, pembentukan kelembagaan, pendidikan dan intervensi dalam aspek sosial budaya, penganggaran pendanaan, serta mendorong dan mempromosikan teknologi tepat guna. Kedua fokus tersebut dapat ter|aksana dengan adanya pemahaman prinsip 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle dan lima aspek pengelolaan sampah yaitu penampungan sampah (skala Rumah Tangga), pengumpulan sampah (pola individual dan komunal), pemindahan sampah (depo), pengangkutan sampah (TPA/ TPS) dan pembuangan akhir sampah. Gerakan ini dilakukan oleh para penyelenggara negara dan masyarakat yang saling bersinergi untuk menciptakan kebersihan lingkungan.

Contoh Aksi Nyata dari GIB antara lain: a. Mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat. b. b. Menumbuhkan rasa kepekaan terhadap kebersihan

lingkungan dan perilaku gotong royong di lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, lingkungan terbuka umum, dsb.

c. Menyediakan sarana kebersihan.d. Membangun sistem pengolahan / bank sampah.e. Tidak buang sampah sembarangan, pemilahan sampah

dan peningkatan fungsi bank sampah. f. Penjelasan tentang fungsi-fungsi tempat sampah dengan 3

warna seperti sampah organik, sampah plastik dan sampah kaleng atauJ botol kaca.

g. Hemat penggunaan sumber daya air, sumber daya Iistrik dan sumber daya alam lainnya.

h. Toilet bersih diseluruh gedung-gedung pemerintahan, kantor kelurahan, sekolah dan perguruan tinggi, rumah sakit dsb.

i. Toilet daerah wisata dan lokasi kuliner harus bersih dan higienis untuk meningkatkan kedatangan wisatawan.

j. Gerakan pembiasaan cuci tangan. k. Gerakan jumat sehat

dan bersih. k. Gerakan sungai bersih. l. Gerakan drainase atau saluran lingkungan yang bersih. m. Tidak menyampah setelah membuat kegiatan yang

melibatkan orang banyak.n. jakan kepada pedagang kaki lima atau kuliner malam

agar tetap menjaga kebersihan bahan makanan sebelum diolah dan tetap menjaga limbah makanan tidal mengotori lingkungan.

o. Gerakan penghijauan lingkungan, ajakan menanam pohon, mencintai taman atau ruang terbuka umum agar menambah oksigen dan cadangan airtanah.

3. Gerakan IndonesiaTertib (GIT) Gerakan Indonesia Tertib (GIT) gerakan para penyelenggara

negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup tertib terutama di ruang publik mengacu kepada asas ketertiban umum. GIT merupakan salah satu gerakan dalam program GNRM untuk mengubah perilaku masyarakat Indonesia agar menjadi lebih tertib dengan mematuhi peraturan yang berlaku khususnya dan perilaku gotong royong di lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, lingkungan terbuka umum, dsb. Tertib dalam menggunakan ruang publik seperti tertib dalam berlalu lintas, tertib dalam menangani pengaduan masyarakat, tertib di ruang parkir, tertib di area wisata, tertib dalam penggunaan trotoar, tertib di dalam moda transportasi (darat, laut, dan udara), tertib dalam penggunaan sarana ibadah, dan tertib pada saat antri. Salah satu permasalahan yang dihadapi di masyarakat Indonesia pada saat im’ adalah masih minimnya kesadaran untuk berperilaku tertib dan lemahnya penegakkan hukum.

Gerakan ini dilakukan oleh para penyelenggara negara dan masyarakat yang saling bersinergi untuk menciptakan ketertiban di setiap aspek kehidupan. Masyarakat memiliki peran aktifdalam meningkatkan ketertiban dan keamanan, peran masyarakat

Page 10: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

12 13

itu bisa dibangkitkan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat salah satunya dengan mengadakan sosialisasi Sistem Keamanan Lingkungan yang memberikan pedidikan dan kesadaran untuk peduli ketertiban dan keamanan lingkungan. Dengan sosialisasi ini juga akan membuat mereka mengerti kebutuhan pentingnya Sistem keamanan lingkungan mereka, mengikuti Sistem keamanan lingkungan yaitu Pos Ronda.

Contoh Aksi Nyata dari GIT antara lain:a. Membangun nilai integritas dalam rangka peningkatan

kedisiplinan masyarakat terhadap rambu-rambu lalu lintas (tertib berlalu lintas).

b. Sosialiasi bahaya narkoba. c. Sosialiasi bahaya kekerasan. d. Sosialiasi tertib menggunakan media sosial.e. Membangun kesadaran bersama dalam rangka

meningkatkan kerukunan antar kelompok masyarakat. f. Ajakan tertib antri baik di ATM, di loket-loket pembayaran,

loket tiket, halte bus, dll.g. Tertib antri dalam hal pembagian bantuan agar nyaman

dan aman. h. Tertib penggunaan ruang publik. Seperti trotoar

diperuntukkan untuk pejalan kaki jangan sampai hak pejalan kaki di pakai oleh pedagang ilegal, parkir motor, pengendara motor.

i. Tertib penggunaan halte-halte bus atau stasiun kereta api. j. Tertib berlalu lintas dengan menggunakan helm, tidak

melawan arus, tidak bonceng bertiga, tidak ngebut dsb. k. Tidak tawuran, tidak mencoret-coret sembarangan.

4. Gerakan Indonesia Mandiri (GlMa) Gerakan Indonesia Mandiri (GlMa) adalah gerakan para

Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mendorong budaya kreatif, inovatif, dan beretos kerja tinggi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. Gerakan ini akan

mendorong terwujudnya kemandirian dalam berbagai sektor kehidupan, seperti pertumbuhan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, peningkatan UMKM dan koperasi, peningkatan apresiasi seni, kreativitas karya budaya dan warisan budaya. Peningkatan kemandirian terutama nilai etos kerja merupakan faktor strategis dalam menghadapi persaingan regional dan global. Gerakan ini dilakukan oleh para penyelenggara negara dan masyarakat yang saling bersinergi untuk mewujudkan kemandirian bangsa di berbagai sektor kehidupan.

Contoh Aksi Nyata dari GlMa antara lain: a. Membudayakan perilaku mandiri (diri sendiri, rumah, dan

lingkungan).b. Mendukung, mendorong, dan meningkatkan kewirausahaan

serta ekonomi kreatif.c. Meningkatkan apresiasi seni, kreativitas karya budaya

dan warisan budaya untuk mendorong kegiatan ekonomi berbasis budaya.

d. Meningkatkan budaya pemanfaatan produk dalam negeri. Melakukan penegakan aturan dalam pemanfaatan produk dalam negeri.

e. Melakukan pembiasaan pemanfaatan produk dalam negeri. Menurunkan ketergantungan terhadap produk impor yang bersifat konsumtif.

f. Menumbuhkembangkan gerakan cinta produk Indonesia. g. Memberikan kemudahan ijin usaha bagi wirausaha pemula

(new startup business). h. Meningkatkan kontribusi koperasi dan UMKM terhadap

ekonomi Nasional. 5. Gerakan Indonesia Bersatu (GlBe)

Gerakan Indonesia Bersatu (GlBe) adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku sa|ing menghargai dan gotong-royong untuk memperkuatjati diri dan karakter bangsa berdasarkan 4 (empat)

Page 11: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

14 15

konsensus bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal lka, dan NKRI. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah suatu berkah yang diIimpahkan oleh TuhanYang Maha Esa, yang dititipkan kepada se|uruh rakyat lndonesia. Gerakan indoensia Bersatu merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberagaman yang merupakan modal, kekayaan sosial budaya bangsa dan kekuatan nasional yang luar biasa dalam memposisikan indonesia da|am dunia internasional. Gerakan ini dilakukan oleh para penyelenggara negara dan masyarakat yang saling bersinergi untuk mewujudkan perilaku saling menghargai dan gotong royong dalam setiap sektor kehidupan.

Contoh Aksi Nyata dari GlBe antara bin: a. Peningkatan perilaku toleran dan kerukunan inter dan

antar Umat beragama. b. Meningkatkan fungsi gotong royong dalam masyarakatc. Menurunkan konflik berlatar berlakang isu agama atau

sukud. enumbuhkan rasa kepeduhan sosiale. . Memantapkan fungsi Forum Kerukunan Umat Beragama

(FKUB).f. Menyelenggarakan perkemahan remaja dan pemuda lintas

agama.g. Meningkatkan kerjasama antara umat beragama atau

antarsuku h. Membuat kegiatan bersama lintas kelompok minoritas,

marjinal dan berkebutuhan khusus (kegiatan dibidang ekonomi, sosial, budaya, dII).

i. i. Membantu dalam penyelesaian permasalahan di j. Menurunkan jumlah kasus Kekerasan Dalam RumahTangga

(KDRT).

BAB IV TUGAS POKOKDAN FUNGSI (TUPOKSI)

A. Tugas dan Fungsi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) adalah dosen yang bertugas sebagai pendamping mahasiswa selama kegiatan KKN. Adapun tugas dan fungsinya sebagai berikut:1. Memberikan pengarahan dan kordinasi kepada

mahasiswa dampingannya.2. Mendampingi dan membimbing mahasiswa selama

kegiatan KKN khususnya penggalian potensi dan pelaksanaan program.

3. Sebagai representasi kampus, DPL menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan pemerintah desa setempat.

B. Kriteria Ketua Kelompok, Koordinator Desa dan Koordinator Kecamatan

1. Komunikatif; punya kemampuan komunikasi yang baik.2. Kepercayaan Diri; punya kepercayaan diri yang tinggi,

terutama berbicara di depan khalayak.3. Humble; mudah akrab dengan banyak pihak.4. Leadership; punya jiwa kepemimpinan (diutamakan yang

punya pengalaman berorganisasi).5. Responsif; terhubung ke alat komunikasi dan medsos

yang aktif.6. Sehat; jasmani rohani.7. Berkepribadian baik.8. Punya kendaraan pribadi.

Page 12: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

16 17

C. Mekanisme Pemilihan:

1. Ketua Kelompok: Dipilih dari musyawarah masing-masing kelompok/posko (Secara otomatis menjadi Kordes jika 1 desa terdiri dari 1 kelompok).

2. Kordinator Desa: dipilih dari hasil musyawarah mufakat 2 Kelompok di masing-masing desa tempat KKN.

3. Kordinator Kecamatan: Mencalonkan diri dan atau dipilih dari hasil musyawarah para Kordes.

D. Tugas dan Fungsi:

1. Ketua Kelompoka. Menjadi kordinator untuk penyusunan program di

masing-masing kelompok/posko.b. Menjalin komunikasi yang baik dengan anggota

kelompoknya.c. Memastikan keamanan dan ketertiban kelompoknya

termasuk etika dalam bergaul dan bermasyarakat.2. Kordinator Desa (Kordes)

a. Koordinasi antarkelompok, DPL, pihak desa, Korcam, dan LP2M.

b. Menyiapkan pembukaan dan penutupan KKN di desa bersama panitia.

c. Menggali potensi desa bersama kelompok dan masyarakat.

d. Membuat laporan kordes (format terlampir).e. Mengumpulkan tugas individu (narasi tentang

kegiatan selama KKN) seluruh anggota kelompok untuk kemudian diserahkan kepada Korcam.

f. Mensinergikan program antarkelompok di masing-masing desa.

3. Kordinator Kecamatan (Korcam)a. Koordinasi DPL, pemerintah kecamatan, kordes, dan

LP2M.b. Mempersiapkan penutupan KKN (Laporan Hasil

Kegiatan dan Ekspos hasil Kegiatan dan Potensi) di Kecamatan bersama para kordes dan panitia.

c. Membuat laporan korcam (format terlampir).d. Mengordinir Laporan Individu seluruh kecamatan

(berupa soft file).e. Mengordinir pengumpulan video pendek yang berisi

kegiatan selama KKN melalui masing-masing Kordes untuk kemudian diserahkan kepada LP2M dalam bentuk soft file.

E. Aturan Tambahan bagi Kordes dan Korcam

1. Dilarang melakukan pungutan liar di luar iuran kelompok kecuali hasil musyawarah mufakat semua kordes.

2. Jika disepakati melakukan iuran dari masing-masing kelompok, semisal untuk keperluan acara kegiatan bazar ekspose hasil potensi desa atau gebyar penutupan KKN, maka Kordes dan Korcam wajib membuat LPJ.

3. Dilarang menginap di posko kelompok lain, kecuali kondisi mendesak semisal jarak tempuh jauh dan kemalaman.

4. Pengajuan proposal (bantuan dana, kegiatan, dls) ke instansi luar IAIN Tulungagung harus sepengetahuan perangkat desa dan DPL, terutama kordes yang harus memastikannya.

5. Setiap kordes dan korcam berhak mendapat sertifikat penghargaan dari LP2M.

6. Membuat banner pelaksanaan KKN di desa dan kecamatan.

Page 13: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN Tulungagung

19

BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI

A. Tata Tertib

Adanya tata tertib KKN Mahasiswa IAIN Tulungagung ini untuk memberikan rambu-rambu agar mahasiswa tetap menjaga nama baik kampus saat menjalankan kegiatan di lokasi KKN. Berikut ini, tata tertibnya. 1. Peserta KKN wajib mengikuti seluruh tahapan KKN, mulai

dari pembekalan, pelepasan, pembukaan desa, seluruh kegiatan KKN, hingga penutupan di desa dan penutupan kecamatan.

2. Mengisi daftar hadir selama mengikuti pembekalan dan melaksanakan tugas di lapangan;

3. Bersikap sopan dan berpakaian wajar (menutup aurat) senantiasa menjunjung tinggi nama baik dan citra almamater IAIN Tulungagung;

4. Selalu menjaga akhlaqul karimah sesuai dengan syari’at Islam;

5. Melaksanakan tugas KKN dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi tinggi;

6. Beradaptasi dan mengendalikan diri terhadap kehidupan di lokasi KKN;

7. Tidak boleh meninggalkan lokasi KKN tanpa ijin pamong desa;

8. Tidak diperkenankan berkunjung antarkelompok lebih dari 3X, kecuali untuk hal-hal penting terkait dengan KKN.

9. Tidak diperkenankan pulang pada hari libur/tanggal merah selama kegiatan KKN kecuali terjadwal.

Page 14: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

20 21

10. Tidak akan mengangkat tema-tema sensitif yang membahayakan ukhuwah Islamiyah dan kerukunan antar umat beragama;

11. Tidak memberikan informasi kepada media massa secara individual atau kelompok untuk disebarluaskan dengan mengatasnamakan peserta atau kelompok KKN mahasiswa IAIN Tulungagung;

B. Sanksi

1. Peserta yang tidak melaksanakan tugas KKN dengan baik akan diberikan teguran, jika tidak mengindahkan maka akan diberikan penurunan nilai, jika tetap tidak mengindahkan maka tidak akan diluluskan

2. Peserta dalam keadaan meninggalkan tempat lebih dari 3-5 hari akan dilakukan pengurangan nilai KKN dengan nilai maksimal B – C dan jika lebih dari 7 hari dinyatakan tidak lulus.

3. Peserta dalam keadaan meninggalkan tempat lokasi sebelum waktu yang ditentukan, maka dapat pengurangan nilai maksimal B.

4. Peserta KKN dinyatakan tidak lulus apabila terbukti melakukan perbuatan yang melanggar hukum seperti: membawa dan minum obat-obatan terlarang, asusila, dan lain-lain.

A. Wawancara

Jika ditanya siapakah yang paling mengerti potensi dan problematika masyarakat desa, maka jawabanya adalah warga itu sendiri. Guna mengoptimalkan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat, penting bagi peserta KKN menggali informasi secara langsung kepada warga melalui metode tanya jawab. Tanya jawab diperlukan agar diperoleh informasi dari sumber primer secara mendalam.

B. Studi Dokumen

Mengkaji dokumen-dokumen yang sudah dimiliki pemerintah desa atau komunitas yang lain terkati potensi-potensi desa. Dokumen yang dimaksud bisa berupa profil desa, jumlah penduduk, peta desa, foto, dan dokumen-dokumen lain yang terkait. Hanya saja, seringkali data-data yang ada tersebut tidak mutakhir, maka tugas mahasiswa adalah memutakhirkan data-data tersebut.

C. Observasi

1. Transect (contoh terlampir)Transect (Penelusuran kawasan) merupakan teknik

untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah Dusun-Desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Dengan teknik transect, diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada. Hasilnya digambar dalam diagram

BAB VI METODEPENGGALIAN POTENSI DESA

Page 15: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

22 23

transek atau gambaran irisan muka bumi.2. Mapping (contoh terlampir)

Tentu saja sudah bisa dipastikan bahwa setiap desa atau bahkan dusun telah punya peta. Hanya saja, peta tersebut sekadar memotret keadaan geografis. Maka penting dalam upaya penggalian potensi desa, membuat peta yang memberikan gambaran potensi desa secara lebih detail. Pemetaan atau mapping ini berkaitan dengan transect atau penelusuran wilayah. Hasil penelusuran wilayah tersebut divisualisasikan dalam media kertas atau grafis komputer. Baik transect maupun mapping, seluruh rangkaiannya harus melibatkan warga sekitar.

D. Angket

Angket adalah instrumen penting dalam menggali data di lapangan. Dengan adanya angket diharapkan bisa membantu mahasiswa untuk menganalisa dan menggali potensi desa dengan capaian-capaian yang terukur serta bisa dipertanggungjawabkan. Contoh angket terlampir

BAB VII STRUKTUR KELOMPOKKKN & DIVISI-DIVISI

Guna mensukseskan kegiatan KKN, setiap kelompok perlu untuk membentuk kepengurusan yang meliputi, ketua, Sekretaris, bendahara, dan divisi-divisi. Kepengurusan ini bertanggung jawab langsung kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Berikut ini adalah divisi-divisi yang perlu ada di masing-masing kelompok KKN:

No. Divisi Cakupan

1 Pendidikan dan Teknologi

Memotret potensi dan pengembangan pendidikan serta teknologi pedesaan.

2 Ekonomi Memotret tingkat kesejahteraan masyarakat, menggali potensi desa yang dapat dijadikan sumber pendapatan masyarakat, peningkatan nilai guna, dll.

3 Sosial, Budaya, dan Agama

Memotret fenomena sosial, budaya dan agama yang dapat dijadikan sebagai ikon atau potensi desa tersebut.

4. Kesehatan dan Lingkungan Hidup

Memotret kondisi kesehatan dan lingkungan hidup masyarakat dan mensosialisasikan pola hidup sehat dan kesadaran lingkungan.

Page 16: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN Tulungagung

25

A. Penyusunan Program Kegiatan KKN

Seluruh program kegiatan KKN yang dilaksanakan harus mengacu pada data yang dihimpun dari pemetaan potensi desa (wawancara, obervasi dan penyebaran angket). Keseluruhan program juga merupakan kolaborasi antara mahasiwa dan warga masyarakat. Warga harus dilibatkan sejak dalam proses penggalian potensi, penyusunan program, pelaksanaan hingga evaluasi program.

B. Jenis-Jenis Kegiatan KKN

Berdasarkan tujuan pelaksanaannya, kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama masa KKN dibedakan menjadi dua. Berikut rinciannya:1. Program/Kegiatan Rutin

Bentuk kegiatan individu ini direncanakan, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan secara individu meskipun pada teknis pelaksanaannya dapat dibantu oleh teman demi kelancaran dan keberhasilan program. Jumlah pelaksana program individu kurang dari setengah jumlah anggota kelompok.2. Program/Kegiatan Unggulan

Sedangkan, program unggulan ini bisa dilakukan dengan melakukan inovasi yang berbasis kebutuhan masyarakat sekitar. Serta mempertimbangkan kemampuan potensi mahasiswa. Misalkan, membuat pelatihan, sosialisasi, mendirikan perpustakaan hingga kegiatan unggulan lainnya.

BAB VIII PROGRAM KEGIATAN KKN

Page 17: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

26 27

BAB IX LAPORAN

Laporan adalah bentuk pertanggungjawaban akademik setiap peserta KKN. Laporan baik individu maupun kelompok merupakan salah satu aspek penilaian kegiatan KKN. Laporan individu dan laporan kelompok serta video dalam format soft file dikumpul secara komulatif lewat korcam. Sedangkan laporan kelompok dalam format cetak dikumpulkan masing-masing kelompok ke LP2M sekaligus meminta pengesahan dari ketua LP2M. Seluruh laporan wajib dikumpulkan ke LP2M seminggu setelah kegiatan KKN resmi berakhir, yakni pada tanggal 31 Agustus – 6 September 2019. Sedangkan, untuk laporan kelompok berupa penulisan berita kegiatan disampaikan maksimal seminggu setelah kegiatan berlangsung. Berikut ini ketentuan laporan individu dan kelompok KKN Gel II 2019.

A. Laporan Individu: Berupa Narasi Kegiatan KKN. Setiap peserta KKN menceritakan Keseruan-keseruan dan hal bermakna lainnya yang dialami selama melaksanakan kegiatan. Den-gan ketentuan panjang tulisan antara 500 sampai 800 kata. Cara penulisan dan pengaturan di Ms Word disesuaikan dengan template yang telah disediakan. Laporan individu dikumpulkan ke kordes. Kordes melakukan editing memas-tikan tulisan tidak ada yang salah serta sesuai template. Selanjutnya, dikumpulkan ke korcam. (Contoh Terlampir).

B. Laporan Kelompok

1. Laporan Kegiatan Kelompok KKN. Berisi laporan kegiatan KKN dari awal hingga akhir, temuan potensi desa, upaya pemberdayaan masyarakat dan infografis. Laporan dibuat rangkap 2, diberikan kepada pemerintah desa dan LP2M.

Page 18: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN TulungagungBuku Pedoman KKN 2019

28 29

Laporan kelompok wajib dikumpulkan ke LP2M seminggu setelah kegiatan KKN resmi berakhir, yakni pada tanggal 31 Agustus - 6 September 2019 (Contoh Terlampir).

2. Video kegiatan KKN. Video berisi rangkungan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan KKN, utamanya program-program kerja. Video berdurasi maksimal 5 menit dan akan ditampilkan saat penutupan di desa dan kecamatan. Video diunggah ke akun Youtube masing-masing dan soft file diserahkan ke kordes (Contoh Terlampir).

3. Video Profil Desa. Video sebagaimana pada point 2 namun dengan durasi yang lebih pendek (1 menit). Diunggah di media Instagram dan wajib menandai @lp2miainta dan @iaintulungagung (Contoh Terlampir).

4. Berita Kegiatan KKN. Setiap program unggulan dan kegiatan penting lainnya yang dilaksanakan selama KKN, maka wajib dibuatkan narasi kegiatannya dan diunggah di website LP2M. www.lp2m.iain-tulungagung.ac.id. Username dan password akan disediakan LP2M. Berita yang diunggah harus disertai foto. (Contoh terlampir).

5. Menulis Sejarah Desa. Laporan tentang sejarah desa ini ditulis berbentuk narasi berdasarkan hasil wawancara dengan sesepuh desa dan warga yang dianggap mumpuni tentang sejarah desa tersebut. Dalam laporan ini memuat konten sebagai berikut :a. Arti nama desa serta cerita tentang berdirinya desa.b. Siapa orang yang ikut babad desa dan bagaimana

kisahnya.c. Cerita tentang lokasi bersejarah yang ada di desa

tersebut. d. Cerita tentang budaya dan adat istiadat di desa.

Jika ada literatur berupa buku atau lainnya bisa dicantumkan di dalam tulisan sejarah tersebut. Lakukan konsultasi dengan DPL saat proses pencarian data dan proses

penulisannya.

C. Laporan Kordinator Desa dan Kordinator Kecamatan

Selain berkewajiban membuat tugas individu berupa narasi kegiatan dan perjalanan KKN, setiap Kordes dan Korcam berkewajiban menyusun laporan. Berikut ketentuan laporan yang harus disusun oleh Kordes dan Korcam:1. Kordes: berkewajiban mengakumulasi profil dan potensi

desa (terutama untuk desa yang terdiri dari 2 posko) sehingga menjadi satu laporan akademik.

2. Korcam: berkewajiban mengakumulasi profil dan potensi di semua desa (termasuk desa yang terdiri dari dua kelompok KKN) se-kecamatan tersebut sehingga menjadi laporan akademik utuh yang memuat potensi se-kecamatan.

*Hal-hal yang belum tercantum dalam buku pedoman ini akan disampaikan pada saat pembekalan.

Page 19: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

Contoh InfografisHasil Rekapitulasi

Potensi Desa

Page 20: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C
Page 21: KATA PENGANTAR - IAIN Tulungagung · BAB V TATA TERTIB DAN SANKSI 19 A. Tata Tertib 19 B. Sanksi 20 BAB VI METODE PENGGALIAN POTENSI DESA 21 A. Studi Dokumen 21 B. Observasi 21 C

LP2M IAIN Tulungagung

lp2miainta

081556562209 (M. Muntahibun Nafis)081216178398 (Saiful Mustofa)

Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung