bab 2 tinjauan pustaka dan teori · 2021. 8. 24. · bab 2 tinjauan pustaka dan teori 2.1 tinjauan...

24
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1. Alun-alun Jaman Prakolonial a. Pada Masa kerajaan Hindu Budha Jaman prakolonial dimulai sejak abad 13. Pada jaman ini alun-alun merupakan bagian dari keraton. Keraton adalah pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja. Masyarakat di jawa membagi ruang di daerahnya menjadi dua bagian, yaitu ruang homogen dan ruang sakral. Di wilayah homogen semuanya tampak tidak teratur karena tidak disucikan. Sedangkan di wilayah sakral semua terlihat teratur, dari karakteristik pengguna sampai struktur dari bangunannya. Wilayah sakral tersebut adalah wilayah keraton dan wilayah homogen adalah tempat tinggal rakyat dan lainnya di luar keraton. Kedua area tersebut dipisahkan oleh pagar yang bisa juga dijadikan sebagai pertahanan. Hal tersebut didasari oleh sistem kepercayaan dan keagamaan. (Teguh, 2019)

Upload: others

Post on 28-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI

2.1 Tinjauan umum Alun-Alun

2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu)

1. Alun-alun Jaman Prakolonial

a. Pada Masa kerajaan Hindu Budha

Jaman prakolonial dimulai sejak abad 13. Pada jaman ini alun-alun

merupakan bagian dari keraton. Keraton adalah pusat pemerintahan dan

tempat tinggal raja. Masyarakat di jawa membagi ruang di daerahnya

menjadi dua bagian, yaitu ruang homogen dan ruang sakral. Di wilayah

homogen semuanya tampak tidak teratur karena tidak disucikan. Sedangkan

di wilayah sakral semua terlihat teratur, dari karakteristik pengguna sampai

struktur dari bangunannya. Wilayah sakral tersebut adalah wilayah keraton

dan wilayah homogen adalah tempat tinggal rakyat dan lainnya di luar

keraton. Kedua area tersebut dipisahkan oleh pagar yang bisa juga dijadikan

sebagai pertahanan. Hal tersebut didasari oleh sistem kepercayaan dan

keagamaan. (Teguh, 2019)

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

9

Gambar 5. Tipologi Alun-Alun Jaman Kerajaan

sumber: Teguh (2019)

Pada daerah kuthanegara terdapat tempat tinggal raja yang disebut

dalem ageng. Lalu batasan setelahnya terdapat negara agung yang dibatasi

oleh wilayah pelataran dalam. Lalu setelahnya terdapat manca negara yang

dibatasi oleh wilayah pasisir, tempat ini berfungsi sebagai tempat dimana

raja menerima dan bertemu tamunya. Pada bagian terluar pasisir, raja sudah

jarang sekali menginjak daerah ini. Pada bagian tersebut terdapat siti inggil.

Siti Inggil adalah bangunan yang berbatasan langsung dengan alun-alun.

Lalu batasan terluar dari keraton disebut wilayah sabrang, yang mana

menjadi wilayah batasan antara siti inggil dan alun-alun. Walaupun alun-

alun berada di batas terluar keraton, alun-alun masih dianggap terletak di

dalam kawasan keraton. Alun-alun ini terbagi menjadi dua yaitu di bagian

utara dan selatan keraton. (Teguh, 2019)

Gambar 6. Sketsa alun-alun pada jaman dulu

sumber: Teguh (2019)

Di bagian utara keraton alun-alun tersebut disebut bubat yang berfungsi

sebagai tempat untuk pesta rakyat. Pada jaman dulu pesta yang sering

diakan adalah pertarungan antara pasukan utusan kerajaan. Di daerah ini

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

10

rakyat bebas menonton pertandingan setiap hari saat acara diselenggarakan,

dan raja biasanya hanya datang pada 3 hari terakhir pertujukan. Sedangkan

alun-alun yang terdapat di bagian selatan disebut waguntur. Alun-alun ini

berfungsi sebagai lapangan upacara penobatan atau kegiatan kenegaraan. Di

bagian timur lapangan ini juga terdapat kuil siwa sebagai tempat pemujaan.

Alun-alun peninggalan masa kerajaan ini adalah Alun-alun Jogjakarta.

(Teguh, 2019)

b. Pada Masa Masuknya Islam

Pada masuknya islam ke Indonesia, alun-alun juga mendapat perubahan

karakteristik. Seperti adanya bangunan masjid di sekitar alun-alun. Pada

jaman ini alun-alun digunakan untuk menyelenggarakan hari besar Islam

seperti Shalat Idul Fitri. Halaman alun-alun pada jaman ini selain digunakan

untuk kegiatan rakyat digunakan sebagai perluasan halaman masjid untuk

menampung jamaah yang tidak tertampung. Contoh dari alun-alun yang

dipengaruhi oleh masa ini adalah Alun-alun Bandung.

Gambar 7. Alun-alun Bandung Sebelum di Revitalisasi

sumber: Putra, Azwir, Octaviany & Nilansuci, 2015

Gambar 8. Alun-alun Bandung setelah di Revitalisasi

sumber: Putra, Azwir, Octaviany & Nilansuci, 2015

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

11

Alun-alun Bandung berada di pusat kota Bandung yang dicirikan oleh

sebidang tanah yang luas. Alun-alun Bandung merupakan lahan terbuka

dimana warga dapat berkumpul untuk kegiatan sosial dan budaya, juga

tempat berlangsungnya upacara pemerintahan, sebagai pelengkap masjid

agung dan tempat rekreasi. (Putra, Azwir, Octaviany, & Nilamsuci , 2015)

Gambar 9. Zoning Alun-alun Bandung

Sumber: Gambar diolah oleh penulis (2020)

Alun-alun bandung sudah mengalami renovasi, dulu banyak terdapat

pembatas dari taman kecil yang dibentuk. Hal itu membuat interaksi sosial

antar pengunjung menjadi terbatas dan pasif. Pohon besar tidak diletakan di

tengah sebagai peneduh, melainkan di pinggir lapangan sebagai peneduh

dan pembatas dengan bangunan lainnya. Dengan diletakannya pohon di

pinggir lapangan menjadikan alun-alun memiliki ruang kosong dengan

berbagai macam fungsi di tengah.

2. Alun – alun Pada Jaman Kolonial

Sistem pemerintahan pada jaman kolonial ini berbeda dari jaman

kerajaan. Sistem yang dianut dilakukan secara tidak langsung (indirect rule)

yaitu pemerintah belanda menggunakan pejabat perdaerah seperti bupati

untuk berhubungan langsung dengan rakyat. Tempat tinggal bupati ini

dibangun berdasarkan miniatur keraton seperti pada jaman prakolonial.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

12

Seperti bagian depan dari tempat tinggal tersebut terdapat alun-alun. Alun-

alun ini digunakan untuk menggelarkan beberapa perayaan seperti perang

tanding prajurit berkuda yang biasa disebut sodoran dan perayaan peristiwa

penting atau yang sering disebut grebeg.

Pemerintah belanda menjadikan rumah tinggal bupati dengan alun-alun

di depannya sebagai lambang pemerintahan. Di alun-alun tersebut juga

ditanami oleh dua pohon beringin sebagai tanaman kerajaan. Pohon tersebut

melambangkan pengayoman pemerintah kepada rakyatnya. Selain itu, alun-

alun di jaman ini terdapat kantor pos, penjara dan kantor urusan pemerintah

lainnya di sekitar alun-alun.

Seiring jaman alun-alun ini terus berkembang, yang pada awalnya

merupakan sesuatu yang sakral dan sebagai identitas kota jawa pun

menghilang karena fungsinya berkembang menjadi lebih merakyat. Pada

akhir jaman kolonial alun-alun berubah menjadi plaza atau lapangan

terbuka untuk umum.

3. Alun – alun Pasca Jaman Kolonial

Jaman pasca kolonial adalah jaman setelah indonesia merdeka. Di jaman

ini konsep alun-alun sudah tercampur antara budaya jawa dan budaya

belanda karena efek jajahan. Dengan begitu ciri khas alun-alun sebagai khas

kota di jawa mulai menghilang. Selain itu banyak faktor lain yang membuat

alun-alun tidak sesuai pada fungsi awal dibuat, seperti adanya perpindahan

wilayah pusat. Pemerintah sendiri pun sudah tidak menggunakan alun-alun

seperti di jaman pra kolonial yang mana sebagai tempat bertemunya

petinggi daerah dengan rakyatnya. Di era ini alun-alun lebih memfokuskan

kepada ruang terbuka hijau yang multifungsi. Kebanyakan alun-alun

difungsikan untuk tempat olahraga dan tempat rekreasi.

Alun-alun dibangun memang dapat digunakan oleh siapapun untuk

melakukan berbagai macam aktivitas dan biasanya sebagai tempat

penghubung antara penguasa daerah dan rakyatnya. Dengan begitu salah

satu ciri khas suatu alun-alun, yaitu letaknya di depan kediaman penguasa

daerah. (Teguh, 2019)

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

13

Dari bentuknya, alun-alun biasa memiliki ruang yang perbentuk persegi

karena lebih banyak menampung aktivitas didalamnya. Banyak kota di

Pulau Jawa memiliki lapangan terbuka untuk umum yang disebut alun-alun

dan berbentuk persegi yang terletak di pusat kota. (Teguh, 2019)

Sebagai contoh perkembangan tersebut adalah pada Alun-alun Ahmad

Yani Tangerang. Dari awal dirancang alun-alun tersebut memiliki fungsi

sebagai pendukung Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang dan

sebagai ruang untuk masyarakat berolahraga. Dikarenakan kantor tersebut

sudah tidak lagi digunakan, alun-alun yang ada sekarang hanya berfungsi

sebagai ruang terbuka untuk masyarakat berkegiatan.

2.1.2 Tinjauan Kegiatan di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

1. Climbing Wall

Di Alun-alun Ahmad Yani terdapat fasilitas climbing wall yang dapat di

gunakan oleh siapapun. Climbing wall ini memiliki tinggi 4-5m dengan 4

buah track yang berbeda.

Gambar 10. Climbing Wall di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Penulis (2020)

2. Jogging

Jogging merupakan aktivitas yang paling dikenal di Alun-alun Ahmad

Yani. Alun-alun ini memiliki fasilitas jogging track yang dapat dipakai oleh

siapa saja dan kapan saja secara bebas.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

14

Gambar 11. Jogging di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Google.com

3. Kuliner

Alun-alun Ahmad Yani secara khusus tidak menyediakan area untuk

kuliner dan tidak ada larangan tegas untuk berdagang disana. Dengan

begitu banyak pedagang kaki lima liar yang sengaja menempatkan

dagangannya di sekitar Alun-alun Ahmad Yani secara bebas. PKL ini

menargetkan dagangannya ke pengunjung yang sedang beraktivitas di

sekitar alun-alun. Kuliner yang mereka jual beragam dari makanan berat,

ringan, dan berbagai jenis minuman.

Gambar 12. PKL di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Penulis (2020)

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

15

4. Bermain

Area bermain untuk anak-anak juga disediakan oleh Alun-alun Ahmad

Yani. Anak-anak boleh dengan bebas bermain di fasilitas ini tanpa batasan

waktu.

Gambar 13. Area bermain anak-anak di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Penulis (2020)

5. Bersantai

Alun-alun Ahmad Yani menyediakan tempat duduk atau istirahat

dengan bentuk tribun. Selain itu tribun ini juga biasa digunakan untuk

shelter atau peneduh dikala cuaca sedang buruk. Selain itu beberapa

pengunjung juga menggunakan tribun ini untuk bersantai, melukis, dan

berbincang.

Gambar 14. Tribun Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Penulis (2020)

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

16

6. Kegiatan Komunitas

Banyak komunitas yang sebelumnya sudah terbentuk dan memilih

untuk melakukan kegiatannya di Alun-alun Ahmad Yani dengan alasan

tertentu. Selain itu juga banyak komunitas yang dengan secara tidak sengaja

terbentuk di alun-alun Tangerang, diantaranya:

a. Komunitas Pelari

Gambar 15. Jogging di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: google.com

Komunitas Tangerang Runners atau TNGRunners merupakan

perkumpulan pelari yang berbasis di Tangerang. Adanya Jogging Track

yang disediakan oleh Alun-alun Ahmad Yani Tangerang membuat

komunitas ini terbentuk pada tanggal 1 Agustus 2017. Tujuan dari

komunitas ini untuk mengingatkan satu sama lain antar anggota ataupun

kerabat anggota untuk menyadari pentingnya berolahraga bagi kesehatan

tubuh. Komunitas ini sering melalukan aktivitas di Alun-alun Tangerang

setiap hari minggu pada pukul 6 pagi dan melakukan pertemuan pada hari

Rabu pukul 7 malam.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

17

b. Komunitas Biola

Gambar 16. Komunitas Biola Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Penulis (2020)

Komunitas ini berdiri pada tanggal 2 Maret 2013. Berawal dari

hanya latihan biasa perorangan sampai perkumpulan tersebut membentuk

sebuah komunitas baru di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang. Pada awalnya

komunitas ini hanya beranggotakan 7 orang, sekarang sudah lebih dari 30

orang. Komunitas ini dibuat untuk mengajarkan serta melestarikan keahlian

untuk bermain biola. Selain itu juga mereka ingin mengubah pandangan,

tentang biola hanya dapat dimainkan oleh kelompok tertentu. Padahal biola

dapat dimainkan oleh siapapun dimana saja dan oleh siapa saja. Komunitas

ini melakukan aktivitasnya pada hari sabtu dan minggu pukul 2 siang

sampai 6 malam. Selain di alun – alun, komunitas ini biasa melakukan

latihan di Pasar Laris Taman Cibodas. Lagu yang sering dimainkan pun lagu

daerah dan nasional karena ingin mengenalkan dan melestarikan musik

indonesia.

c. Komunitas Gymnastic

Terdapat salah satu komunitas olahraga yang terbentuk karena

fasilitas yang sudah tersedia di Alun-alun Ahmad Yani. Komunitas itu

adalah komunitas S.W.A.T Calisthenics yang berdiri pada 4 mei 2014.

Komunitas ini merupakan komunitas yang memiliki kegemaran untuk street

workout. Kegiatan yang biasa mereka lakukan adalah latihan calisthenics

yang menggunakan berat badan mereka sendiri untuk melatih otot.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

18

Gambar 17. Komunitas Gymnastic Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: Penulis (2020)

d. Komunitas Beatbox

Komunitas beatbox di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang ini

mewadahi pecinta beatbox di Tangerang. Komunitas ini sebelumnya sudah

terbentuk dan memutuskan untuk melakukan pertemuan di Alun-alun

Ahmad Yani. Aktivitas yang mereka lakukan adalah berkumpul di tribun

atau di lapangan terbuka di alun-alun. Mereka berkumpul pada hari minggu

pukul 3 siang sampai 6 sore.

Gambar 18. Komunitas Beatbox di Alun-alun Ahmad Yani Tangerang

Sumber: google.com

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

19

e. Komunitas Bela Diri

Gambar 19. Komunitas bela diri nunchaku Tangerang

Sumber: google.com

Komunitas Indonesia Nunchaku Club (INC) Tangerang adalah

sebuah komunitas penggemar senjata nunchaku. Komunitas ini merupakan

cabang dari Komunitas INC pusat yang didirikan pada 2017. Lalu

Komunitas Nunchaku cabang Tangerang ini memutuskan untuk menjadikan

Alun-alun Ahmad Yani sebagai salah satu lokasi untuk mereka berlatih.

Komunitas ini memiliki 30 anggota yang berlatih setiap hari minggu pada

pukul 10.30 di Lapangan Alun-alun Ahmad Yani Tangerang.

f. Kegiatan Event

Banyak acara atau event tingkat kota maupun nasional yang sering

diadakan di lapangan terbuka Ahmad Yani. Event yang pernah diadakan

adalah event motor, event hewan, bahkan sampai lomba.

2.2 Tinjauan umum Community center

2.2.1 Pengertian Community center

Menurut KBII, Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi

pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dan sebagainya).

Komunitas adalah kelompok organisme (orang dan sebagainya)

yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu.

Dalam ilmu sosial, komunitas memiliki arti sebagai kelompok dari

berbagai organisme yang melakukan kegiatan sosial karena memiliki

ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas dibedakan menjadi 3

komponen, yaitu : (Singgih, 2018)

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

20

1. Berdasarkan lokasi atau tempat, dalam komponen ini sebuah komunitas

terbentuk karena adanya interaksi di Antara beberapa orang atau

kelompok yang tinggal di wilayah yang sama.

2. Berdasarkan minat, komunitas ini terbentuk karena adanya interaksi

antar masyarakat karena adanya minat yang sama pada satu bidang

tertentu. Misalnya komunitas musik, komunitas seni, komunitas pecinta

alam, dan sebagainya.

3. Berdasarkan komuni, komunitas ini adalah komunitas yang terbentuk

berdasarkan ide-ide tertentu yang menjadi landasan dari komunitas itu

sendiri.

Menurut Kamus Cambridge, community center adalah tempat di

mana orang-orang yang tinggal di suatu daerah dapat bertemu satu sama

lain dan berolahraga, mengikuti kursus, dan lainnya.

Community center adalah konsep, sekaligus bangunan fisik.

Digunakan untuk penyediaan layanan kepada masyarakat sekaligus menjadi

tempat singgah, tempat berlindung dan titik temu bagi masyarakat. (LIFE,

2014)

2.2.2 Fungsi Community Center

Community center memiliki fungsi dan tujuan yaitu: (Singgih, 2018)

1. Meningkatkan Kapasitas Masyarakat Madani

Adanya community center dapat mendukung organisasi kecil

ataupun yang tidak berbadan hukum yang berada di masyarakat untuk

beraktivitas. Selain itu, organisasi tersebut dapat saling terhubung antar

organisasi sejenis dalam satu wadah.

2. Menggali Potensi Sumber Daya Lokal

Adanya Community dapat menjadi salah satau upaya untuk

memperdayakan masyarakat, yang meliputi sektor publik, swasta

maupun perorangan. Dengan begitu masyarakat memiliki wadah untuk

mereka berlatih bahkan mempertunjukan potensinya yang mana

sekaligus dapat pula meningkatkan keunggulan atau potensi kota.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

21

2.2.3 Kebutuhan Ruang Community Center

Desain dari community centrer akan ditentukan oleh Komunitas itu

sendiri. Penempatan letak, bangunan yang akan digunakan dari segi warna,

bentuk dan ukuran seharusnya disesuaikan dengan komunitas tertentu.

Namun, ada elemen community center yang dapat ditentukan secara tepat

berdasarkan penggunaan yang diharapkan dan pengalaman ruang. Untuk

menciptakan community center, di perlukan prasarana-prasarana yang

menunjang saperti :

1. Ruang Kursus.

Ruang kursus merupakan fungsi utama di community center Sebagai

wadah untuk meningkatkan keilmuan dan kekayaan potensi, akademisi dan

praktisi yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan

potensi masyarakat terhadap kota Tangerang itu sendiri, maka community

center ini membuka peluang untuk semua kalangan masyarakat untuk

bergabung mempelajari ilmu seni maupun pengetahuan tentang potensi apa

saja yang terdapat di Kota Tangerang.

2. Ruang Seminar.

Diperuntukan bagi kalangan pendidik untuk merancang dan

melaksanakan program-program pengembangan dan sosialisasi. Seminar

ini dapat dibuat untuk mengundang masyarakat agar dapat melestarikan

potensi yang berkembang di masyarakat lokal.

3. Ruang Workshop.

Ruang ini di gunakan pada saat seniman dan institusi pendidikan ingin

mengadakan pelatihan, penelitian atupun simulasi bersama-sama

pengunjung atau masyarakat.

4. Ruang Pamer.

Ruang pamer digunakan untuk menyampaikan hasil karya kepada orang

lain dan mempresentasikan perkembangan potensi masyakarakat terkini

kepada pengunjung. Memberikan pemahaman yang jelas kepada

pengunjung luar tentang seni, maupun pengetahuan tentang potensi yang

ada di kota Tangerang.

5. Auditorium Visual

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

22

Auditorium visual adalah ruangan yang memperagakan simulasi visual

maupun dokumentari visual. Auditorium memiliki bentuk denah yang

beragam. Beberapa diantaranya adalah persegi panjang, kipas, dan tapal

kuda. bentuk persegi panjang biasanya diperuntukan untuk pertunjukan

orkestra atau musik, bentuk kipas digunakan untuk pertunjukan teater atau

drama, dan bentuk tapal kuda digunakan untuk pertunjukan opera (Beranek,

1962).

Dikarenakan auditorium yang akan digunakan pada perancangan ini

adalah yang diperuntukan untuk pertunjukan musik, maka penulis akan

menggunakan denah auditorium dengan bentu kipas. Denah auditorium

yang berbentuk kipas akan menampung lebih banyak penonton daripada

bentuk denah persegi panjang. Tetapi, untuk mendesain auditorium ini pun

diperlukan untuk memperhatikan sistem akustiknya. Sistem tersebut diatur

dengan menggunakan reflector pada tempat tertentu (Indrani, 2004).

2.2.4 Desain Community Center

Standar penerapan untuk Community Center: (LIFE, 2014)

1. Dapat mengintegrasikan dan dapat menggabungkan berbagai macam

aktivitas secara bersamaan

2. Memiliki ukuran yang sesuai dengan kebutuhan komunitas

3. Dapat memanfaatkan energi bangunan secara maksimal

4. Dapat dengan mudah dijangkau dan dekat dengan layanan transportasi

umum

5. Dibangun dengan material lokal

6. Dibangun dengan tenaga kerja lokal

2.2.5 Elemen pembentuk kota

Untuk meningkatkan kualitas perancangan sebuah kawasan, terdapat 5

elemen yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan. 5 elemen

tersebut adalah Nodes, Edges, Paths, Landmark, dan Districts.

1. Paths

Paths adalah jalur sirkulasi atau jalur pergerakan pengguna. Paths dapat

berupa pedestrian, jalan raya, dan jalan di dalam gang.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

23

2. Edges

Edges adalah sebuah batas yang tidak terlihat sebagai batasan wilayah

dengan wilayah lainnya. Edges juga dapat diartikan sebagai batas antara

dua jenis bidang dan tidak dapat ditembus. Edges ini dapat berupa

bagian rel kereta api, tepi sungai, laut, danau, dan jalan dengan jalur

bercabang.

3. Landmark

Landmark adalah sesuatu dengan bentuk fisik yang khas, mudah untuk

diidentifikasi dan memiliki bentuk yang jelas. Landmark berfungsi

sebagai acuan untuk mempermudah pengguna dalam menemukan

orientasi. Landmark juga digunakan sebagai cerminan nilai budaya pada

kawasan tersebut.

4. Nodes

Nodes adalah titik temu dari jalur sirkulasi atau path. Nodes berfungsi

sebagai tanda untuk mengenali jalur sirkulasi tersebut. Nodes dapat

berupa persimpangan atau pertemuan jalur, tempat pemberhentian

kendaraan umum atau terminal. Untuk menentukan nodes terkadang

dapat diberi elemen arsitektur atau landmark.

5. Districts

Districts adalah bagian dari wilayah kota. Wilayah ini dapat memiliki

karakter yang sama atau berbeda. Biasanya districts dapat dibedakan

dari zona wilayah. Seperti zona tempat tinggal, zona perdagangan,

wisata dan fasilitas umum.

2.3 Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka publik dapat diartikan sebagai penataan ruang yang saling

terbuka antara ruang satu dengan lainnya dan dapat diakses secara gratis oleh

publik seperti kafe, retail, bazaar, taman, jalan, dan jalur pejalan kaki. Ruang

terbuka publik biasa digunakan untuk interaksi social, karena dapat menampung

pengunjung untuk melakukan aktivitasnya di sana dengan berbagai macam

aktivitas. Pengunjung dari ruang terbuka publik pun beragam, yaitu individu

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

24

atau kelompok, dapat diakses oleh semua kelas dan usia, serta sektor formal dan

informal.

Ruang terbuka publik harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain:

1. Kenyamanan

Kenyamanan pengunjung untuk menjalani aktivitas perlu diwadahi agar

aktivitas yang mereka lakukan dapat terpenuhi.

2. Keselamatan

Keselamatan juga perlu diperhatikan untuk melindungi pengunjung

dalam beraktivitas agar terhindar dari kecelakaan.

3. Keamanan

Keamanan diperhatikan dengan tujuan agar pengunjung terhindar dari

tindak kejahatan.

Ruang terbuka publik yang sukses harus meningkatkan aspek kenyamanan,

keselamatan dan keamanan. Untuk memenuhi aspek tersebut, dalam

perancangan ini diperlukan kriteria yang harus diterapkan. Kriteria desain ruang

terbuka publik yang baik adalah dengan menerapkan aksesibilitas yang baik,

menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan dan terdapat unsur alam.

(Nasution & Zahrah, 2012)

1. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah sebuah ukuran ketika adanya perpindahan antar

tempat atau kawasan yang meliputi lamanya perjalanan, biaya perjalanan,

dan usaha untuk melakukan perpindahan tersebut. (Magribi, 1999)

Salah satu yang harus diperhatikan untuk menunjang aksesibilitas

yang baik adalah dengan memperhatikan jalur pejalan kaki. Sirkulasi untuk

pejalan kaki haruslah jelas dan terintegrasi dari satu titik ke titik lainnya

untuk mempermudah perpindahan tempat. Selain itu teraturnya moda

transportasi. Tersedianya drop off point untuk transportasi pribadi dan

umum disekitar lokasi dan parkir kendaraan. Ketika saat di tempat parkir

pun perlu adanya jalur pejalan kaki untuk berpindah tempat dari parkiran ke

titik yang ingin dituju. Kehadiran landmark sebagai orientasi juga dapat

mendukung aksesibilitas. Adanya landmark akan memudahkan pengunjung

untuk menemukan titik yang akan dituju. (Nasution & Zahrah, 2016)

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

25

2. Arsitektural

Konsep open space akan lebih menarik jika desain pada ruang

publik tersebut memperhatikan estetika. Estetika tersebut megarah kepada

ciri khas agar menciptakan pengalaman tersendiri bagi pengunjung ketika

beraktivitas didalamnya maupun citra dari ruangan yang diberikan

(Dwiananto, 2003)

Estetika tersebut salah satunya dapat diterapkan pada fasad

bangunan. Fasad bangunan yang menarik dapat memberikan perasaan

menyenangkan untuk pengunjung. Selain itu pemandangan dari dalam dan

luar bangunan juga berpengaruh saat pengunjung sudah berada di kawasan

bangunan. (Nasution & Zahrah, 2012)

Desain Arsitektural tidak hanya tentang memenuhi estetika dan

ruang melainkan fungsi pendukung ruang aktivitas juga perlu diperhatikan.

Agar suatu ruang dapat berfungsi dengan baik diperlukan adanya fasilitas

yang mendukung fungsi tersebut. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan

kenyamanan tempat dan aktivitas pengguna. Seperti fasilitas peneduh,

tempat duduk, dan penerangan yang baik. (Nasution & Zahrah, 2016)

3. Unsur alam

Unsur alam yang dimaksud adalah adanya penghijauan. Tanaman hijau

dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan kenyamanan pengunjung

dan memberikan suasana yang merilekskan. Kenyamanan yang disebabkan

oleh tanaman hijau tersebut tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu

suhu dan kelembapan di sekitar tapak. Daerah yang ditumbuhi tanaman

hijau akan lebih sejuk dan lembap daripada daerah yang tidak ditumbuhi

tanaman hijau akan lebih panas dan kering. Selain itu tanaman hijau juga

dapat menjadi peneduh dengan menempatkan pohon di pedestrian dan area

tempat duduk. (Nasution & Zahrah, 2016)

2.4 Studi Preseden

2.4.1 San Wayao Community Sports Center

Recreation & training, community center - Chengdu Shi, China

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

26

Gambar 20. San Wayao Community Sport Center

Sumber: Arch Daily

Gambar 21. Potongan San Wayao

Sumber: Arch Daily

San Wayao Community Sports Center dibangun pada tahun 2015

dan terletak di dekat pemukiman tempat tinggal bertingkat tinggi

(apartment) dan bangunan pendidikan sekolah dasar di Dongyuan,

Chengdu. Bangunan ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk berekreasi,

latihan dan pusat komunitas. Dengan area 11936 m2, fasilitas yang dimiliki

oleh Community Center mencangkup kolam renang, pusat kebugaran,

lapangan tenis, lapangan basket, squash, ping pong, biliar sampai taman

bermain untuk anak-anak.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

27

Gambar 22. Denah lantai 1 San Wayao

Sumber: Arch Daily

Bangunan ini memiliki dua bangunan yang terpisah, bangunan

utama (No.1) memiliki fungsi utama dan yang lainnya merupakan bangunan

pelengkap yaitu café (No.2). Diantara dua bangunan ini, terdapat lapangan

olahraga terbuka.

Gambar 23. Proses massa bangunan San Wayao

Sumber: Arch Daily

Konsep yang diterapkan pada bangunan ini adalah untuk membuat

bangunan utama dan tapak terintegrasi, selain itu juga untuk membuat ruang

olah raga yang nyaman dan sesuai kebutuhan. Konsep tersebut diterapkan

dari massa bangunan yang berbentuk miring dan membuat bangunan

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

28

tersebut secara langsung tersambung dengan lapangan olahraga yang berada

disebelah timurnya.

Gambar 24. San Wayao Community Sport Center

Sumber: Arch Daily

Atap miring tersebut dapat digunakan untuk beraktivitas seperti

menjadi tempat duduk untuk menikmati lapangan bola yang ada didepannya

dan juga sebagai akses untuk pedestrian. Pengunjung dapat berjalan ke

lantai teratas di lantai 4 melalui tangga kantilever. Konsep berjalan di atas

atap tersebut seperti mendaki bukit buatan yang membawa perasaan

mendaki gunung di kawasan kota yang padat. Selain itu bagian datar yang

tertutup rumput dapat dijadikan tempat untuk beryoga, bersantai, piknik,

dan lainnya. Atap yang dapat dilalui dan untuk beraktivitas tersebut,

membentuk presepsi bahwa bangunan tersebut memang diperuntukan

sebagai fasilitas umum.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

29

2.4.2 Grace Farms

Cultural Center & Community Center – New Canaan, United States

Gambar 25. Grace Farms

Sumber: Arch Daily

Grace Farms sudah berdiri sejak 2015 di kawasan padang rumput

terbuka, hutan, dan kolam seluas 77 Hektar di New Canaan, United Stated.

Bangunan ini dibangun dengan tujuan agar pengunjung dapat menikmati

alam, menikmati seni, membantu perkembangan komunitas, dan

mengeksplorasi keyakinan mereka. Fasilitas yang disediakan antara lain

ruang pertemuan komunitas, ruang diskusi, ruang konser, kelas seni, dan

beberapa ruang olahraga hingga tempat untuk menggelarkan acara.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

30

Gambar 26. Countour Mapping Grace Farms

Sumber: Arch Daily

1. Experience Nature

Bangunan ini dirancang dengan konsep “open space”, karena saat

pengunjung sedang beraktivitas tetap dapat merasakan esensi alam

walaupun sedang berada didalam ruangan.

Gambar 27. Pedestrian Grace Farms

Sumber: Arch Daily

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI · 2021. 8. 24. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Tinjauan umum Alun-Alun 2.1.1 Sejarah Alun-Alun (pengertian & fungsi pada jaman dulu) 1

31

2. Foster Community

Tujuan dari Community Center ini adalah menciptakan lingkungan yang

hangat diantara para komuniti dan pengunjung melalui kegiatan pasif dan

aktif serta sosial dan artistik.

Gambar 28. Interior Grace Farms Sumber: Arch Daily

3. Pursue Justice

Dikarenakan bangunan ini dibangun di ruang terbuka hijau, SANAA

Architect memanfaatkan beberapa pohon yang ditebang untuk pembukaan

lahan sebagai bahan pembuatan furnitur yang akan digunakan di Grace

Farms. Sisa dari pohon yang tidak dibutuhkan dipindahkan dan ditanam

kembali ke lahan lain.

4. Explore Faith

Bangunan ini dirancang untuk menciptakan suasana yang sesuai untuk

belajar, diskusi, rekreasi dan ibadah