bab 2 - tinjauan pustaka

93
8 Desain Arsitektur 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hotel Hotel memiliki arti yaitu suatu bangunan yang memiliki kamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan. Namun ternyata hotel memiliki berbagai arti. Hal ini terbukti dari banyaknya pendapat dan penerjemahan dari berbagai sumber. Berikut adalah berbagai definisi hotel dari berbagai sumber yang diantaranya yaitu : Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary (2011) hotel adalah “a building where people stay, usually for a short time, paying for their rooms and meals.” Dengan arti sebuah bangunan di mana orang tinggal, biasanya untuk waktu yang singkat, dan membayar untuk kamar dan makanan tersebut. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : a. Jasa penginapan. b. Pelayanan makanan dan minuman. c. Pelayanan barang bawaan. d. Pencucian pakaian. e. Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.” (Endar Sri (1996:8) Hotel adalah “suatu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk akomodasi (penginapan) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhinya syarat-syarat comfort dan bertujuan komersial” (Damardjati, 2002). Menurut Surat keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang persyaratan usaha pengelolaan hotel, mengatakan bahwa “hotel merupakan suatu akomodasi yang mempergunakan sebagian ataupun keseluruhan bangunan

Upload: sella-ayu-darohma

Post on 22-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Desain arsitektur

TRANSCRIPT

Desain Arsitektur 310

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HotelHotel memiliki arti yaitu suatu bangunan yang memiliki kamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan. Namun ternyata hotel memiliki berbagai arti. Hal ini terbukti dari banyaknya pendapat dan penerjemahan dari berbagai sumber. Berikut adalah berbagai definisi hotel dari berbagai sumber yang diantaranya yaitu :

Menurut kamus Oxford, The advance learners Dictionary (2011) hotel adalah a building where people stay, usually for a short time, paying for their rooms and meals. Dengan arti sebuah bangunan di mana orang tinggal, biasanya untuk waktu yang singkat, dan membayar untuk kamar dan makanan tersebut. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : a. Jasa penginapan.b. Pelayanan makanan dan minuman.c. Pelayanan barang bawaan.d. Pencucian pakaian.e. Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. (Endar Sri (1996:8) Hotel adalah suatu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk akomodasi (penginapan) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhinya syarat-syarat comfort dan bertujuan komersial (Damardjati, 2002). Menurut Surat keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang persyaratan usaha pengelolaan hotel, mengatakan bahwa hotel merupakan suatu akomodasi yang mempergunakan sebagian ataupun keseluruhan bangunan yang menyediakan jasa penginapan berupa kamar yang disewakan, makanan dan minuman serta fasilitas lainnya untuk umum yang dikelola secara komersial. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I. No. PM 10/PW 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 bahwa hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial.Disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.PM 86/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi bahwa hotel adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam 1 (satu) bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya. Menurut Dirjen Pariwisata Depparpostel bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Menurut Webster bahwa hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum sertapelayanan lainnya untuk umum. The American Hotel and Motel Association (AHMA) bahwa hotel dapat diartikan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan menyediakan fasilitas penginapan untuk umum dan dengan fasilitas lainnya sebagai berikut: menyediakan makanan dan minuman beserta kamar, pelayanaan barang bawaan, laundry atau pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas lainnya yang ada di dalamnya.

Dari ulasan dari berbagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa hotel merupakan sebuah bangunan (fisik) yang menyediakan jasa pelayanan berupa penginapan yang pada umumnya berupa penyediaan kamar, makan, minum, hiburan serta jasa lainnya yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan dikelola secara komersil. Disamping itu seringkali disediakan sarana penunjang lainnya seperti: fasilitas bisnis, fasilitas olahraga, fasilitas musik,dan fasilitas lainnya.

Hotel adalah suatu penginapan yang dikelola secara komersial, dan disediakan bagi setiap tamu hotel untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum serta fasilitas pendukung lainnya. (Adi,1995) mengatakan bahwa pengertian di atas menunjukkan bahwa :1. Hotel adalah suatu usaha komersial yang melakukan aktivitasnya di bidang jasa pelayanan.2. Hotel terbuka untuk umum.3. Hotel harus memiliki suatu sistem pelayanan yang dikelola secara profesional.2.2 Karakteristik HotelPerbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah : a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula.b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada. c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan. d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya. e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.2.3 Klasifikasi HotelMenurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996, hal:9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun. Menurut buku Akomodasi Perhotelan Jilid 1 (2008), hotel dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 1. Klasifikasi hotelNoDasar KlasifikasiPenjelasan

1Berdasarkan KelasHotel Melati

Hotel bintang satu

Hotel bintang dua

Hotel bintang tiga

Hotel bintang empat

Hotel bintang lima

2Berdasarkan PlanFull American Plan

Modified American Plan

European Plan

Continental Plan

3Berdasarkan UkuranSmall Hotel

Medium Hotel

Large Hotel

4Berdasarkan LokasiResort Hotel

City Hotel

5Berdasarkan AreaSuburb Hotel

Country Hotel

Motel

Inn

Downtown Hotel

Airport Hotel

6Berdasarkan Maksud Kunjungan TamuBusiness Hotel

Tourism Hotel

Sport Hotel

Pilgrim Hotel

Cure Hotel

Casino Hotel

7Berdasarkan Lamanya Tamu MenginapTransip Hotel

Semi Residential Hotel

Residential Hotel

8Kriteria Jenis TamuFamily Hotel

9Bentuk BangunanCottage

Pondok Wisata

Montel

10Wujud FisikProduk Nyata (Tangible)

Produk Tidak Nyata (Intangible)

Sumber: Akomodasi Perhotelan Jilid 1, 2008

2.3.1 Hotel berdasarkan kelasA. Faktor Tingkatan atau BintangKelas dari suatu hotel dibedakan atas bintang yang ada pada setiap hotel. Masing-masing hotel memiliki tingkat bintang masing masing. Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan pelayanan dan fasilitas yang harus dipenuhi juga semakin baik dan banyak. Syarat klasifikasi hotel berdasarkan kelas tingkatan atau bintang adalah sebagai berikut :Tabel 2. Klasifikasi Hotel Berdasarkan TingkatanNoKlasifikasi Hotel BintangPersyaratan yang harus dipenuhi

1Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar

Kamar mandi dalam

Luas kamar (standar), minimal 20 m

2Jumlah kamar standar, minimal 20 kamar

Kamar suite minimal 1 kamar

Kamar mandi dalam

Luas kamar (standar), minimal 22 m

Luas kamar suite, minimal 44 m

3Jumlah kamar standar, minimal 30 kamar

Kamar suite minimal 2 kamar

Kamar mandi dalam

Luas kamar (standar), minimal 24 m

Luas kamar suite, minimal 48 m

4Jumlah kamar standar, minimal 50 kamar

Kamar suite minimal 3 kamar

Kamar mandi dalam

Luas kamar (standar), minimal 24 m

Luas kamar suite, minimal 48 m

5Jumlah kamar standar, minimal100 kamar

Kamar suite minimal 4 kamar

Kamar mandi dalam

Luas kamar (standar), minimal 26 m

Luas kamar suite, minimal 52 m

Sumber: Akomodasi Perhotelan Jilid 1, 20082.3.2 Hotel berdasarkan planA. American PlanSistem perencanaan harga sewa kamar dimana suatu harga yang dibayar sudah termasuk harga kamar dan harga makanan dan minuman sebagai fasilitas. American Plan dibagi menjadi dua jenis, antara lain yaitu:A. Full American Plan (FAP)Sewa kamar + 3 kali makan (pagi, siang dan malam).B. Modified American Plan (MAP)Sewa kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, yang diutamakan harus makan pagi, contohnya: Kamar + makan pagi + makan siang. Kamar + makan pagi + makan malam.B. European PlanSistem perencanaan harga sewa kamar tamu yang menginap membayar uang sewa hanya untuk kamar saja.Keunggulannya: Praktis, banyak digunakan oleh kebanyakan hotel. Memudahkan Pembayaran saat keluar dari hotel.C. Continental HotelSistem perencanaan harga sewa kamar dimana harga sewa kamar tersebut sudah termasuk dengan kontinental breakfast.

2.3.3 Hotel berdasarkan ukuranKlasifikasi Hotel berdasarkan ukurannya dan tersedianya kamar. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :a. Small hotel (kecil)Hotel dengan penyediaan kamar sejumlah dibawah 150 buah kamarb. Medium hotel (sedang)Dalam hotel berukuran sedang dibagi menjadi 2jenis, yaitu : Average hotel adalah hotel yang mempunyai sejumlah 150 sampai 299 kamar Above average hotel adalah hotel yang mempunyai sejumlah 300 sampai 600 kamarc. Large hotel (besar)Hotel yang mempunyai kamar sejumlah diatas 600 kamar.

2.3.4 Hotel berdasarkan lokasiKlasifikasi hotel berdasarkan faktor lokasi hotel itu berada atau dibangun dapatdibagi menjadi:a. City hotelHotel yang berada di pusat kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap adalah para pebisnis yang memiliki kegiatan berbisnis di kota tersebut. City hotel biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel.b. Resort HotelHotel yang terletak di kawasan wisata dan sebagian besar tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, melainkan lebih banyak berekreasi. Berbagai macam resort hotel berdasarkan lokasi: Mountain Hotel ( hotel yang terletak di pegunungan ). Hill Hotel ( hotel yang terletak di perbukitan ). Beach Hotel ( hotel yang terletak di daerah pantai ). Lake Hotel ( hotel yang terletak dipinggir danau ). Forest Hotel ( hotel yang terletak di kawasan hutan lindung )c. Residential HotelHotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.d. MotelHotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

2.3.5 Hotel berdasarkan areaA. Suburb HotelHotel yang berada di pinggiran kota, yang merupakan pertemuan antara dua kota.B. Country HotelBangunan yang terletak di luar kota, daerah pedesaan.C. MotelBangunan yang terletak di luar pusat kota dan daerah jalan raya, biasanya pada bangunan itu disediakan penginapan dalam bentuk apartemen dan dapat untuk tempat tinggal kurang dari 24 jam, apartemen itu memiliki pintu masuk tersendiri dan satu garasi atau tempat parkir mobil.D. InnSuatu tempat yang menyediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, disewakan kepada orang orang yang singgah untuk sementara waktu dengan jangka waktu menginap terbatasE. Airport HotelHotel yang berada dalam suatu kawasan bangunan atau wilayah pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara.F. Urban HotelHotel yang terletak di desa dan jauh dari kota besarG. Downtown HotelHotel yang berlokasi di pusat kota.

2.3.6 Hotel berdasarkan maksud kunjunganKlasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan tamu selama menginap. Adapun beberapa klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungannya adalah sebagai berikut :A. Business hotelHotel yang tamunya sebagian besar melakukan kegiatan berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang rapat dan konferensi.B. Resort/Tourism HotelHotel yang kebanyakan para tamunya untuk berwisata, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.C. Casino hotelHotel yang sebagian ruang ataupun tempatnya berfungsi sebagai tempat berjudi.D. Pilgrim hotelHotel yang sebagian ruang ataupun tempatnya berfungsi sebagai peribadahanE. Cure HotelHotel yang tamu-tamunya adalah orang sakit yang sedang dalam proses pemulihan atau penyembuhan dari suatu penyakit.

2.3.7 Hotel berdasarkan lamanya tamu menginapA. Transit hotelTamu dihotel ini biasanya menginap dalam waktu yang pendek, rata-rata sekali inap selama satu malam.B. Semi residential hotelTamu hotel ini biasanya menginap berkisar antara 1 minggu sampai dengan 1bulan.C. Residential hotelTamu hotel ini menginap cukup lama, paling singkat satu bulan.

2.3.8 Hotel berdasarkan wujud fisikA. Produk nyata ( tangible )1. LokasiLetak bangunan yang dibutuhkan oleh para wisatawan adalah lokasi yang sangat strategis dan memiliki nilai-nilai ekonomis, seperti lokasi yang dekat dengan bandar udara, pelabuhan, pusat kegiatan bisnis, stasiun kereta api, kegiatan wisata sehingga memberikan memudahkan para tamu untuk mencari kegiatan lain diluar hotel.2. FasilitasFasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu hotel serta dapat memudahkan para tamu melaksanakan kegiatannya selama menginap di hotel tersebut. Berupa :Kamar dengan perlengkapannya seperti penghangat ataupun pendingin ruangan, Televisi, Safe Deposit Box, Air hangat dan dingin, Minibar, International Direct Dialing telephone, adanya bathroom dengan bathtub dan shower, Tea & Coffee making facility, Hair dryer. Kamar bagi orang cacat atau disable room. Restoran dan bar mempunyai jenis produk-produk makanan dan berbagai merk minuman. Area bebas asap rokok dengan kelengkapannya. Pelayanan makanan dan minuman di dalam kamar. Ballroom atau aula. Brankas Kolam renang. Fasilitas hiburan, seperti musik dan karaoke. Fasilitas taman bermain untuk anak-anak atau play ground. Fasilitas pengasuhan anak. Salon. Laundry dan dry cleaning atau binatu. Pusat kegiatan bisnis dan sekretaris. Toko obat atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. Klinik kesehatan. Pusat kegiatan kebugaran. Kendaraan antar jemput. fasilitas penukaran mata uang asing. Pelayanan memarkirkan kendaraan. Area parkir yang luas.

B. Produk tidak nyata ( intangible )Produk tidak nyata merupakan segala sesuatu kegiatan yang berhubungan erat dengan pelayanan dan citra pembentuk suatu produk dari hotel. Di usaha perhotelan dalam bentuk intangible (produk tidak nyata) diberikan bersamaan dengan penjualan produk tangible (nyata). Rasa sopan santun, rasa hormat, keramahtamahan dan bersahabat dari seluruh karyawan merupakan suatu sifat yang sederhana tetapi sangat membantu dalam pembentukan citra hotel. Agar fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh hotel dapat berfungsi dengan baik, maka disertai dengan pelayanan yang baik pula, adapun pelayanan tersebut dapat berupa: perlakuan pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel, antara lain dapat juga berupa waktu bukanya suatu fasilitas dan penyajian makanan dan minuman di restoran, serta pelayanan kebersihan kamar. Sekarang ini persaingan usaha perhotelan yang paling diminati adalah bagaimana cara hotel memberikan pelayanan dan fasilitas yang terbaik.

2.4 Hotel Bisnis atau Konvensional2.4.1 Pengertian hotel bisnis atau konvensionalDefinisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis pada umumnya berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama Conventional Hotel atau City Hotel. Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE). Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti restoran, bar & caf, pusat kebugaran & spa, kolam renang, dan sebagainya (Kusumo, 2012). Ditinjau dari karakteristik tamu pada hotel bisnis relatif tinggal berkisar antara 1 3 malam perkunjungan. Berikut karakteristik tamu baik perseorangan maupun grup berdasarkan tujuan dan tipe kamar yang dipesan menurut buku hotel planning and design dalam jurnal Ristya Vidyatama Kusumo (2012):Tabel Karakter Pengunjung HotelNo.Jenis PengunjungKarakter PengunjungTujuanTipe Kamar

1PerseoranganProfesi sebagai eksekutif muda Tours, Club, Perkumpulan Budaya, Seni, Teater, dan juga Berbelanja Queen Size Adanya area makan dan kerja Kamar mandi standar

Memilih harga menengah ke atas

2GrupMenginap anatara 2 sampai 4 malamKonvensi dan KonferensiPerkumpulan ProfesionalRapat Pelatihan dan Perdagangan King, Twin, double-double size Kamar mandi memiliki area ganti pakaian Terdapat area kerja yang baik

Pemilihan harga tidak masalah

sumber :Hotel Planning and Design, Kusumo, 2012Karakter pengunjung hotel tersebut sangat berpengaruh terhadap kebutuhan pengunjung hotel. Sehingga penyediaan fasilitas yang lengkap dan berkualitas akan menjadi salah satu persyaratan untuk Conventional Hotel. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai maksud kunjungan dan lamanya tinggal tamu hotel, pengelompokan pengunjung hotel tersebut adalah sebagai berikut:1. Pengunjung dengan maksud bisnis atau perdaganganSejumlah pengunjung terbesar dari hotel-hotel dalam kota, kebanyakan mereka membutuhkan single room. Termasuk juga pengunjung yang singgah dari pelabuhan udara, stasiun ataupun terminal.1. Pengunjung dengan maksud konferensiPengunjung jenis ini memerlukan sebuah ruang untuk seminar atau ruang besar yang dapat dipakai untuk fungsi-fungsi yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu. Umumnya mereka sudah memesan tempat dan memberitahukan fasilitas yang mereka perlukan untuk kegiatannya tersebut.1. Pengunjung dengan maksud berliburKelompok wisatawan atau keluarga. Dimana fasilitas rekreasi sangat dibutuhkan untuk anak-anak dan dewasa tidaknya hanya menikmati liburannya diluar hotel namun juga di hotel tersebut.1. Pengunjung yang tinggal untuk waktu lamaMembutuhkan fasilitas penginapan yang cukup lengkap, baik ruangan-ruangan umum maupun khusus. Biasanya mereka mengontrak untuk jangka waktu tertentu untuk suatu kegiatan dan diantara kedua belah pihak telah mengadakan perjanjian khusus.1. Pengunjung sehari-hariMerupakan pengunjung masyarakat yang tidak menetap, hanya menggunakan ruang-ruang publik saja seperti restoran, ballroom atau diskotik.

Aspek fisik yang dapat dijadikan pedoman dalam merancang hotel adalah jenis kegiatan yang terjadi pada hotel yaitu:1. Kegiatan menginapKegiatan ini merupakan kegiatan utama yang pasti dilakukan oleh para tamu hotel yang meliputi tidur, makan dan minum.1. Kegiatan makan dan minumMerupakan kegiatan yang dilakukan oleh tamu hotel menginap ataupun yang tidak menginap yang meliputi restoran, lounge, bar dan coffe shop.1. Kegiatan rekreasi atau relaksKegiatan ini dilakukan oleh semua tamu hotel yang menginap maupun masyarakat lokal. Kegiatan rekreasi ini dapat dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan sekitar hotel.1. Kegiatan khususKegiatan yang diadakan oleh seseorang atau badan yang menggunakan fasilitas hotel sebagai aktivitas seperti rapat, travel atau tour, seminar, shopping arcade, bussines office dan lainnya1. Kegiatan pengelola dan karyawanKegiatan yang berkaitan dengan pembentukan citra hotel, dengan melibatkan seluruh pengelola dan karyawan hotel.1. Kegiatan pelayananKegiatan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tamu hotel, seperti makanan dan minuman, cuci pakaian dan lainnya.1. Kegiatan penunjang hotelKegiatan atau fasilitas ini disediakan oleh perusahaan lain diluar hotel yang bekerja sama dengan pihak hotel, seperti agen perjalan, bank, souvenir dan lainnya.

2.6.2Prinsip Perancangan Ruang-Ruang Conventional HotelAdapun dalam pengadaan ruang-ruang dalam Conventional Hotel memerlukan adanya prinsip perancangan ruang-ruang yang akan disediakan sebagai fasilitas utama untuk pengunjug. Prinsip-prinsip dalam perancangan berbagai ruang dalam Conventional Hotel diantaranya sebagai berikut :1. EntranceEntrance utama harus jelas ditampilkan, mudah ditemukan, memberikan pemandangan yang baik dari sisi dalamnya dan mengarah langsung ke front desk. Dilengkapi dengan kanopi agar terlindung dari panas dan hujan. Entrance harus sesuai dengan skala dan karakter bangunan. Entrance untuk staff pelayanan, pengiriman barang dan tamu harus dipisahkan namun masih dalam pengawasan dan jaminan keamanan.1. LobbyLobby harus mudah di akses dari area parkir. Lobby mewadahi sirkulasi umum dan ruang tunggu (lobby lounge), mengarah pada front desk. Lobby berhubungan langsung dengan Entrance utama dan meja penerima tamu terlihat dari pintu masuk. Desain lobby akan menghasilkan ketakjuban dibanding dengan ruang yang lain.1. Kamar TidurKamar hotel bertaraf internasional biasanya memiliki balkon. Perlu memperhatikan layout perabot dan posisi kamar mandi. Pada banyak hotel pendekatan dalam merancang kamar tidur tamu adalah memberikan potensi view yang ada secara maksimal.1. Restoran dan barDesain restoran perlu memperhatikan ciri-ciri ruang dan view keluar. Restoran berhubungan dengan dengan dapur utama maupun tambahan dan dilengkapi dengan pintu yang terpisah untuk masuk dan keluar dari dapur. Tinggi plafon umumnya 2,75 m. Restoran yang letaknya jauh dari lobby harusnya dilengkapi toilet umum.1. Ruang PertemuanLebih sering digunakan oleh tamu dari luar dibanding tamu yang menginap. Terpisah dari kamar tamu untuk menghindari kebisingan. Akses langsung dari lobby tanpa banyak melewati area recepsionis.1. Koridor dan TanggaJalur sirkulasi atau koridor diusahakan melewati area umum yang digunakan. Koridor yang baik panjangnya kurang dari 30 m, jika lebih maka perlu menciptakan variasi ukuran agar tidak monoton.1. SirkulasiLayout dari sirkulasi harus tepat, efisien dan menyediakan jalur terpisah antara tamu dengan staff dan petugas pelayanan1. ElevatorElevator utama harus terlihat jelas dari pintu masuk. Letak elevator harus strategis dan mudah dilihat. Mengelompokan elevator akan memberikan service yang lebih baik, system instalasi yang ekonomis dan pemeliharaan yang relative lebih mudah. Elevator tamu dengan pelayanan terpisah. Umumnya multifungsi (untuk bisnis, pesta, seminar dan lain-lainnya).

2.6.3Jenis-jenis Kamar Conventional HotelJenis-jenis kamar hotel secara internasional dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria, sebagai berikut :Tabel Jenis Kamar Hotel Berdasarkan Tempat TidurNo.Jenis KamarPenjelasan

1Single RoomKamar untuk satu orang tamu dengan satu tempat tidur (single bed)

2Double RoomKamar untuk dua orang tamu dengan satu tempat tidur besar (double bed)

3Twin RoomKamar untuk dua tamu hotel dengan menyediakan dua tempat tidur (tunggal) twin bed yang mempunyai ukuran yang sangat besar

4Triple RoomKamar untuk dua orang dengan dua tempat tidur ukuran double, dan ditambah extra bed

5Junior Suite RoomSatu kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu

6Suite RoomKamar yang mempunyai ukuran yang luas dan dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti ruang makan, ruang duduk, dapur kecil, serta minibar. Tempat tidur pada umumnya adalah double bed,meskipun kadang-kadang juga dengan twin bed

7Presidential RoomKamar yang lebih luas dan terdiri dari berbagai ruang yang besar untuk ruang tidur, ruang tidur tamu, ruang tamu, ruang kerja, ruang makan, dapur kecil dan mini bar. Tempat tidur yang ada di dalamnya umumnya adalah double bed dengan ukuran king bed

Sumber: Akomodasi Perhotelan Jilid 1, 2008

Selain jumlah tempat tidur, jenis kamar juga dapat dibedakan menurut tingkat fasilitas yang ada di dalam kamar tersebut. Pengelompokan jenis ini yang paling banyak digunakan pada hotel internasional adalah makin mewah kelengkapan fasilitas yang tersedia, semakin baik kelas kamar tersebut dan makin tinggi pula tarif persewaan kamar tersebut. Jenis kamar ini dibagi menjadi:1. Standard Room1. Superior Room1. Deluxe Room1. Suite Room

Jenis kamar juga dapat dikelompokkan dari letaknya juga, antara lain:1. Connecting Room :Dua kamar yang bersebelahan satu dengan yang lainnya, yang dihubungkan dengan oleh pintu penghubung, kamar seperti ini digunakan oleh tamu yang datang bersama keluarga. Pintu penghubung ini dapat digunakan untuk memudahkan masuknya antar anggota keluarga tanpa harus keluar kamar.1. Adjoining Room :Dua kamar yang bersebelahan atau saling berdekatan satu sama yang lain tanpa ada pembatas atau pintu penghubung.1. Adjacent Room :Dua kamar yang berada pada lantai yang sama dan berhadapan satu dengan yang lain.1. Duplex Room :Dua kamar yang berada diatas dan dibawah yang dihubungkan dengan tangga penghubung (Stair case)1. Cabana Room :Kamar yang menghadap ke pantai atau kolam renang. Biasanya lokasi kamar terpisah dengan gedung utama.

2.6.4Faktor Keberhasilan Conventional HotelTerdapat 5 unsur yang menentukan keberhasilan suatu hotel menurut Ni Wayan Suwithi (2008), yaitu:1. LokasiTempat hotel dihubungkan dengan kegiatan seperti fasilitas transportasi, lingkungan di sekelilingnya, jarak pencapaian, gangguan suara dan sebagainya.1. FasilitasSegala sarana yang dapat digunakan oleh para pengunjung tamu hotel meliputi, ruang tidur, restoran dan bar, kolam renang, makanan dan minuman, ruang pertemuan dan lain-lainnya, yang dikaitkan dengan kualitas dan fleksibilitas penggunaanya.

1. PelayananSistem pelayanan hotel yang diberikan kepada pengunjung tamu hotel seperti: kecepatan, keramahtamahan, juga waktu pelayanan yang diberikan (24 jam).1. KesanBagaimana suatu hotel itu menampilkan kesannya kepada pengunjung tamu hotel ataupun masyarakat lokal dan bagaimana pengunjung tamu hotel ataupun masyarakat menangkap gambaran tersebut. Hal ini dibentuk antara lain oleh kesan bangunan, nama hotel, siapa tamunya, suasana ruang kamar maupun ruangan lainnya, imajinasi yang ditimbulkan, dan sebagainya.1. TarifBagi pengunjung suatu hotel, kepuasan dari empat unsur di atas tadi harus seimbang dengan harga yang harus dibayarnya dengan fasilitas yang diberikan, dimana pihak investor hotel mendapatkan keuntungan dengan modal yang ditanamkan pada hotel tersebut.

2.6.5Struktur Organisasi Conventional Hotel

Gambar 14. Struktur Organisasi Pada Conventional Hotel Ukuran KecilSumber : Akomodasi Perhotelan Jilid 1

Struktur organisasi suatu hotel bermacam-macam tergantung ukuran dan kecil besarnya suatu hotel yang dibangun, namun secara umum struktur organisasi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: organisasi front office dan organisasi back office. Organisasi front office berhubungan dan bersentuhan secara langsung dengan para tamu hotel dan menjadi aset utama kegiatan pokok hotel.Sedangkan struktur organisasi back office tidak berkaitan langsung dengan para tamu hotel tetapi menjadi pendukung kegiatan yang juga sangat diperlukan di dalam hotel tersebut, seperti: pembelian, bagian akuntansi, teknik dan keamanan, gudang, dan sebagainya.

2.4.2 Fungsi hotel bisnis atau konvensional2.4.3 Dasar tipologi business and convention hotelTipologi adalah suatu studi yang berkaitan dengan tipe dari beberapa objek yang memiliki jenis yang sama.Tipologi merupakan sebuah bidang studi yang mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan kesamaan sifat dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara memilah bentuk keragaman dan kesamaan jenis. Aspek klasifikasi dalam pengenalan tipologi mengarah pada usaha untuk mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek berdasarkan aspek-aspek/kaidah-kaidah tertentu. Aspek-aspek yang dapat diklasifikasikan dapat berupa fungsi, bentuk, maupun gaya. Tipologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan tipe. (Loekito ; 1994)Studi tipologi dalam dunia arsitektur berarti studi dalam usaha pemilahan, klasifikasi, hingga dapat terungkap keragaman dan kesamaan dalam produk arsitektur yang satu dengan yang lainnya. (Tjahjono ;1992)Tiga alasan pentingnya tipologi dalam arsitektur, yaitu antara lain:1. Membantu proses analisis terhadap objek arsitektur yang sudah ada (dalam hal ini berfungsi sebagai penggambaran objek)1. Berfungsi sebagai media komunikasi, dalam hal ini terkait dengan transfer pengetahuan1. Membantu kepentingan proses mendesain (membantu menciptakan produk baru). Aplikawati (2006:13)Pengenalan tipologi akan mengarah pada upaya untuk mengkelaskan, mengelompokkan atau mengklasifikasikan berdasar aspek atau kaidah tertentu. Aspek tersebut antara lain: 1. Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan lain-lain)1. Geometrik (meliputi bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain)1. Langgam (meliputi periode, lokasi atau geografi, politik atau kekuasaan, etnik dan budaya, dan lain-lain). Sulistijowati (1991:12)

2.4.3.1 Tipologi business and convention hotel berdasarkan aspek fungsi Tipologi ruang dan fasilitasHotel yang diperuntukkan untuk kegiatan bisnis dan pertemuan hampir dijumpai disetiap kota terutama di kawasan bisnis. Selain fasilitas kamar dan lobby yang biasa ditemukan pada hotel umumnya, hotel jenis ini juga harus ditunjang dengan fasilitas yang diperuntukkan untuk skala besar. Beberapa fasilitas tersebut berupa: Ballroom, meeting room, restaurant, kolam renang dan fasilitas lain yang menunjang fungsinya. Gambar 2.1 Hotel Atria Malang

Untuk ruang kamar, kamar hotel umumnya dibagi menjadi berbagai tipe tergantung pada kelas hotelnya, karakter pengguna/pengunjung hotel, harga sewa kamar, ataupun kapasitas hotel tersebut. Untuk hotel berbintang tiga tipe kamar yang karus dimiliki adalah tipe kamar standart tipe suite (Maria : 2012). berikut ini adalah tabel tipe-tipe kamar.Tabel 2.1 Tipe kamar berdasarkan luas kamar.

*Luas Lantai dalam ft2 (meter2)Sumber : Ruttes

Dari tabel di atas dapat kita ketahui luasan untuk berbagai tipe kamar. Sedangkan untuk tata letak untuk masing masing kamar dapat kita lihat pada gambar berikut:Gambar 2.2 Tipologi kamar hotelSumber: Nuevert Third Edition

Gambar 2.3 Tipologi kamar hotelSumber: Chiara (1981)

Selain fasilitas berupa kamar seperti pada hotel umumnya, fasilitas yang wajib dimiliki oleh sebuah Business and Convention Hotel adalah sebuah ruangan luas yang digunakan untuk acara pertemuan akbar, resepsi pernikahan, pesta, dan lain sebagainya yang sering kita sebut sebagai Ballroom. Ballroom pada hotel biasanya terletak di lantai satu atau Groundfloor. Fasilitas ballroom pada sebuah hotel harus mampu menampung banyak orang di dalamnya. Oleh karena itu, desain ballroom harus bebas penghalang serta kolom-kolom di dalamanya agar fungsinya dapat tercapai.

Berikut ini merupakan tipikal ballroom pada beberapa hotel.

Gambar 2.5 Tipologi Interior BallroomSumber : www.sevenstarship.com

Gambar 2.4 Tipologi layout BallroomDuyong Marina Resort

Selain sebuah ballroom, fasilitas penunjang untuk kegiatan sesuai dengan fungsi hotel yang merupakan Business Hotel ialah Meeting room. Meeting room merupakan ruang pertemuan atau rapat yang biasa di sewakan untuk kegitan presentasi maupun meeting perusahaan. Ada beberapa tipe layout pengaturan meeting room yang disesuaikan dengan kebutuhan tamu hotel , berikut merupakan tipologi meeting room.b. tipologi meeting room jenis Boardroom

Gambar 2.6 Tipologi MeetingroomSumber : www.balantyneexecutifsuites.com

D. LobbyHal yang paling mutlak dimiliki oleh sebuah hotel adalah Lobby, tak terkecuali hotel jenis ini. Lobby sangat menentukan bagaimana citra sebuah hotel dapat terbangun melalui tata ruang dan interiornya, karena looby merupakan pebentuk kesan sebuah hotel dan area pertama yang akan menyamput para tamu hotel serta area akhir yang disinggahi oleh tamu. Oleh karena itu peran lobby sangat menentukan bagi sebuah hotel dan lobby harus diatur seefisien dan seestetik mungkin. Kebutuhan lobby untuk jenis convention hotel harus berukuran besar karena lobby diperlukan sebagai area berkumpul tamu sebelum memulai seminar, acara pernikahan, kuliah tamu,meeting dan kegiatan lain. (Chiara)Gambar 2.6 skema LobbySumber : www.balantyneexecutifsuites.com

Gambar 2.6 Tipologi interior lobbyHotel Atria MalangSumber : www.tripadvisor.co.id

E. RestauranSetiap hotel apakah itu menampung 50 tamu atau 2000 tamu harus mempertimbangkan fasilitas makan bagi tamunya. (Chiara). Restauran pada business and convention hotel selain diperuntukkan untuk tamu yang mengiinap di hotel, juga untuk tamu yang hanya singgah untuk keperluan pertemuan, seminar, atau acara apapun yang digelar di hotel. Maka dari itu, pengelola hotel harus menyediakan area yang cukup luas untuk fasilitas restaurant pada hotel jenis ini.

Gambar 2.6 interior restaurant Shangri la Hotel SurabayaSumber : www.tripadvisor.blogspot.com

Gambar 2.6 Tipologi layout restauranSumber : www.lu-man-riches.blogspot.com

Tipologi Perencanaan Konfigurasi RuangA. Konfigurasi Kamar TamuDalam bukunya Hotel Design Planing and Development Rutes () dalam perencanaan lantai untuk kamar tamu harus mempertimbangkan:a. Perletakan dan Orientasi Tempatkan struktur kamar tamu untuk dapat terlihat dari jalan raya. Orientasikan kamar tamu mengarah ke pemandangan yang menarik. Menilai dampak visual serta biaya kontruksi untuk setiap variasi perencanaaan konfigurasi kamar tamu. Posisikan struktur kamar tamu untuk membatasi dampak struktural ballroom dan ruang publik utama lainnya. Pertimbangkan pertambahan panas; umumnya pencahayaan dari Utara-Selatan lebih disarankan daripada Timur-Baratb. Layout Lantai Mengatur rencana sehingga kamar tamu menempati 70% dari luas lantai kotor. Letakkan elevator dan tangga pada interior menggunakan dmaksimum dinding luar dari kamar tamu Pengembangan perencanaan koridor agar dapat memfasilitasi tamu dan sirkulasi pegawai. Tempatkan elevator lobby dalam setengah-sepertiga struktur Penyediaan service elevator, penyimpanan linen dan vending dalam satu lokasi yang terpusat Perencanaa koridor minimun 5 kaki (1,5 m) atau 5,5 kaki (1,65 m) opsional Desain kamar mandi tamu back-to-back agar pemipaan lebih ekonomis Desain kamar tamu untuk dissabilitas harus terletak di lantai dasar dan dekat elevator.

Tabel Analisis layout kamar tamu

Sumber : Rutes ()

STabel 2.3. Tipologi serta analisis konfigurasi kamar tamu berdasarkan bentuk bangunan

LAP

CONFIGURATIONSingle loaded Konfigurasi semacam ini lebih memakan biaya. Adakalanya digunakan di lahan yang sempit atau dengan kebutuhan keuntungan visual

Double-loaded Konfigurasi ini menunjukkan pasangan kamar mandi dengan konfigurasi back-to-back, pilihan paling efisien untuk core elevator, tangga keluar, dan fungsi servis.

Offset slabKonfigurasi ini menawarkan efisiensi core interior dan keuntungan berupa fasad yang bervariasi

TOWER

CONFIGURATI`ON

Pinwheel Dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan ruang, namun membutuhkan banyak koridor

Cross ShapeMenguranggi koridor, namun menambah perimeter bangunan

Square Konfigurasi ini menawarkan sirkulasi yang efisien dan konfigurasi kamar mandi back-to-back.

Square (corner)Konfigurasi yang menyediakan lebih banyak kamar tamu sudur dengan sirkulasi efisien

CircularKonfigurasi iini, menyediakan sirkulasi dan perimeter yang banguanan yang efisien namun memiliki kamar mandi yang lebih sempit.

TriangularKonfigurasi segita, memiliki core yang kurang efisien namun menawarkan banyak variasi kamar tamu.

Sumber : Rutes ()

Tipologi Skema Konfigurasi Ruang Fungsional Ruang fungsional pada hotel utamanya adalah ruang yang sangat menunjang pelayanan hotel. Ruang-ruang tersebut dapat berupa ruang yang ditujukan untuk publik maupun ruang belakang atau disebut back-of-house yang merupakan jantung pelayanan hotel yang tersembunyi. Dalam skema disamping dapat diilustrasikan pemisahan sirkulasi publik dan back-of-house terhadap beberapa tipe ruang fungsional.

Organisasi untuk fungsi servis adalah penting untuk perencanaan efisiensi dan ruang pegawai hotel. Kuncinya adalah menyusun back-of-house menjadi beberapa kluster, organisasikan ruaang-ruang disepanjang tulang punggung bangunan atau koridor servis dengan akses yang mudah ke area penerimaan dan layanan dan lift barang. RutesGambar 2. Diagram skematik back-of-houseSumber : Rutes ()

Gambar 2. Diagram skematik ruang fungsionalSumber : Rutes ()

Gambar 2. Diagram skematik layanan makanan, penerimaan serta penyimpananSumber : Rutes ()

Bagian produksi makanan berhubungan dekat dengan bagian penerimaan dan penyimpanan. Kendati sesuatu yang terpisah bahkan mungkin di level yang berbeda, penyediaan koneksi langsung antar keduanya adalah kunci persyaratan perencanaan. (Rutes ).

Gambar 2. Diagram skematik (A) area karyawan (B) laundry dan bagian rumah tanggaSumber : Rutes ()

Gambar 2. Diagram skematik area MESumber : Rutes ()

Perencanaan yang efisien antar ketiga area servis ini sangat penting untuk mengurangi jumlah pegawai, pembayaran, dan menghadirkan kualitas yang tinggi bagi servis tamu.

Jika semua diagram skematik dari semua area servis, ME, serta area karyawan kita gabungkan, maka akan terjadi suatu konfigurasi yang membentuk alur pelayan hotel. Pengaturan ruang secara efisien dan tepat sangat dibutuhkan dalam area ini, karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pelayanan sebuah hotel.Gambar 2. Konfigurasi area back of houseSumber : Chiara ()

Tipologi Skema Konfigurasi Kantor Administrasi (Front Office)Bagian kantor administrasi hotel dibagi menjadi empat kluster, seringkali dipisahkan oleh jarak, satu terhubunng dengan resepsionis, bagian registrasi dan proses check-out tamu. Dua lainnya merupakan tempat untuk General Manager dan aktivitas penjualan yang biasanya digabung. Dan yang terakhir kantor untuk bagian akuntansi hotel. Rutes ()

Gambar 2. Skema bagian kantor administrasiSumber : Rutes ()

2.4.3.2 Tipologi business and convention hotel berdasarkan aspek geometriMenurut Givono (1998), fitur desain mempengaruhi sebagian ataupun keseluruhan dari interaksi bangunan dan lingkungannya tergantung pada tata letak bangunan (bentuk), derajat bukaan, orientasi dan warna serta kondisi dan efek ventilasi yang mempengaruhi pada suhu ruang dalam. Tipikal dari beberapa City Hotel berbintang tiga di Indonesia dapat di kategorikan menjadi beberapa eleman bangunan utama yaitu: tipikal atap bangunan, tipikal denah bangunan, tipikal dinding bangunan, tipikal jendela bangunan dan tipikal kaki bangunan. Gambar 2.4 Tipologi Atap Hotel Hotel Vila Lumbung-Bali

a. Tipikal atap bangunanTipikal desain elemen atap bangunan di kategorisasikan delapan tipe yaitu: 1. Bentuk atap pelana2. Bentuk atap limas3. Gabungan dua atau lebih atap limas4. Kombinasi atap limas dan atap pelana5. Bentuk atap pelana terpotong6. Bentuk limas singap7. Bentuk limas persegi banyakGambar 2.4 Tipikal Atap BangunanSumber : Givono (1998)

8. Bentuk atap datar atau dak beton

b. Tipikal denah bangunanTipikal desain denah bangunan di kategorikan kedalam lima tipe yaitu:1. Bentuk denah empat persegi panjang2. Bentuk denah huruf L3. Bentuk denah huruf T4. Bentuk denah persegi panjang bersilanganGambar 2.5 Tipikal Denah BangunanSumber : Givono (1998)

5. Bentuk empat persegi panjang tegak lurus jalan

c. Tipikal dinding bangunand. Tipikal jendela bangunane. Tipikal kaki bangunan

Untuk bangunan hotel, bentuk denah bangunan dapat diklasifikan menjadi dua tipe yaitu tipe slab dan tower.

Gambar 2.5 Tipikal Denah BangunanSumber : Chiara (1998)

Sistem Pengelolaan HotelSecara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan unsur, komponen atau variable-variabel yang beroganisasi, saling berinteraksi, tergantung satu sama lain dan terpadu. (Lucas, 1987:5). Dalam hal ini, sistem pengelolaan hotel dapat diartikan sebagai cara mengelola komponen-komponen hotel secara terpadu. Sistem pengelolaan hotel memang bersifat nonfisik namun sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu hotel. (Foster, 1992 : 40)

Kepemilikan Hotel dan Metode ManajemenKebanyakan pendirian penginapan, terutama motel kecil dan Inn (penginapan), dikelola oleh pemiliknya sendiri. Tetapi juga umum bagi sebuah hotel yang dimiliki satu pihak, namun dikelola oleh pihak yang berbeda. Hubungan antara kepemilikan dan pengelolaan mungkin dapat dibagi dalam tiga tipe dasar:A. Proprietary OwnershipProprietary Ownership secara langsung adalah kepemilikan satu atau lebih properti oleh orang atau perusahaan. Motel kecil yang dimiliki dan dioperasikan oleh pasangan suami istri merupakan contoh dari Proprietary Ownership. Sebuah Chain adalah kelompok hotel yang dimiliki atau dikelola oleh satu perusahaan . Secara umum , tiga atau lebih unit merupakan sebuah chain. Chain proprietary dimiliki sepenuhnya oleh satu perusahaan. Marriot dan Hilton merupakan suatu contoh pengelolaan secara Chain Proprietary.B. Franchise atau WaralabaWaralaba adalah izin yang diberikan oleh perusahaan atau pemilik waralaba untuk menggunakan ide perusahaan , metode , dan merek dagang di bisnis . Dengan membayar biaya , investor privat atau disebut Franchisee dapat memperoleh lisensi merek dagang , arsitektur rencana , cetak biru , desain , pelatihan dan metode operasi.

C. Management Contract atau Kontrak ManajemenDi bawah kontrak manajemen , pemilik property mengadakan kotrak dengan perusahaan manajemen hotel untuk mengoperasikan hotelnya. Dalam beberapa kasus , chain hotel terkenal seperti Hilton atau Sheraton , dapat membangun properti baru dan mempertahankan kepemilikan , sementara mengatur sebuah perusahaan lokal untuk mengelola hotel. (Foster, 1992)

Organisasi HotelStoner dan Wankel (1986) mengatakan bahwa Proses pengorganisasian melibatkan menyeimbangkan kebutuhan perusahaan untuk stabilitas dan perubahan. Dalam pengorganisasian hotel modern, garis dan struktur staf yang komplek mencerminkan proses pengorganisasian dalam sebuah hotel. (Rutherford : 1990)Contoh disamping adalah pengorganisasian sebuah hotel berdasarkan jenis perkerjaan yang dilakukan.

Gambar 2.5 Tipikal Struktur Organisasi HotelSumber : Rutherford (1990)

2.5 Perancangan Tapak2.5.1 Pengolahan lahan berkonturPerancangan pembangunan di lahan yang berkontur merupakan suatu persoalan dalam perancangan bangunan. Solusi yang mungkin untuk dilakukan bisa berupa perencanaan kawasan yang luas. Permasalahan dalam melihat dan mengkaji bagaimana seharusnya dalam menyikapi pemanfaatan lahan berkontur tersebut sebagai perencanaan dan desain pada kawasan di lahan berkontur. Lahan sebagai tempat keberadaan bangunan pada hakikatnya memiliki berbagai macam permukaan seperti rata dan tidak rata. Lahan yang tidak rata seperti ini dalam istilah teknis lazimnya disebut lahan berkontur.Membangun suatu bangunan di lahan berkontur sebetulnya lebih menguntungkan karena secara visual dapat memanfaatkan arah pandang yang lebih bebas dan dengan ketinggian bangunan yang ada dapat memanfaatkan udara serta sinar matahari dapat diatur dengan baik. Salah satu keuntungan perencanan bangunan pada lahan berkontur adalah besarnya peluang untuk dapat membuat desain ruang-ruang yang dapat diarahkan secara visual menjadi arah yang mempunyai pandangan terbaik/over view dari bangunan ke lingkungan sekitarnya yang lebih rendah.Membangun dan menghuni pada lahan berkontur sangat menguntungkan, karena berhubungan langsung dengan dari bangunan dengan tanah dan keberadaan bangunan sejajar dengan topografi tanah serta garis konturnya. Salah satu bentuk tapak yang memiliki potensi besar jika diolah dengan baik adalah tapak yang berada pada lahan yang berada di lerengan. Hal ini disebabkan karena tapak berkontur memerlukan perlakuan khusus dalam pengolahannya. Padahal disisi lain dengan lahan yang berkontur dan memiliki kemingan sangat menguntukan dalam mengatasi dan mengatur pengolahan air. Pada beberapa tempat faktor lahan berkontur menjadi sesuatu yang menguntungkan bila diolah dengan benar. Tetapi sebaliknya, jika tidak diolah dengan benar lahan berkontur ini dapat menjadi penghambat dalam merancang sebuah bangunan yang berorientasi horizontal dan dapat juga menyebabkan bencana alam. Namun tidak semua perencanaan pembangunan akan mendapatkan permukaan tapak yang rata, kadang kita dihadapkan dengan kondisi tapak yang berkontur. Baik kontur yang landai atau kontur terjal bakan mungkin perencanaan pembangunan di atas bukit. Dan kita sebagai perencana haru dapat memanfaatakan kondisi kontur yang seekstrim apapun guna mendapatkan hasil rancangan bagus dan mempunyai nilai lebih walau dengan tapak yang sulit. Pembangunaan gedung pada lahan berkontur, merencanaan pembangunan suatu bangunan di lahan berkontur miring dan membangun di lahan berkontur dengan kondisi kontur berundak. Dan lebih lanjut peneliti akan melihat bagaimana membangun dan pengolahan lahan berkontur serta tahapan yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi lahan terutama yang berkaitan dengan melihat topografi secara keselurhan, pengolahan kontur dengan cut and fill, penanganan masalah di lerengan/ kontur miring pada penentuan rancangan dan pembuatan pondasi, pencegahan erosi, jalur jalan, dan peletakan bangunan.

Kaidah pengolahan lahan berkonturTanah berkontur dan berbukit-bukit, yang membentuk gunung dan lembah merupakan tanda bahwa ada aliran/ sistem drainase di permukaan bumi. Untuk bangunan yang terletak di lereng, perlu dilihat sudut kemiringan lereng dan kondisi tanah. Jika lereng curam, tetapi struktur tanah kokoh, seperti karang atau cadas, maka hal itu masih diperbolehkan. Tetapi jika struktur tanah gembur, maka hal tersebut bisa membahayakan dengan melapis lereng dengan beton agar tidak longsor. Merekayasa Kondisi Natural. Seiring dengan perkembangan zaman, jika kita membangun rumah di atas lahan yang kurang baik, kita terpaksa merekayasa kondisi alam dengan menciptakan tambahnya, bisa dilakukan pengembang dengan membuat danau, air mancur, tanah yang di cut and fill (gali dan uruk).Faktor gradasi atau kemiringan kontur sangat mempengaruhi sistem utilitas terutama drainase, jika salah penempatan ruang 60 Kajian Tentang Penerapan Konsnep Split Level Pada Rumah Tinggal di Lahan Berkontur dan Lahan Datar pada gradien tertentu maka akan sangat mengganggu operasional sistem drainase. Demikian juga pemandangan dari dan ke luar site akan terganggu atau tidak maksimal. Dalam mengolah lahan yang memiliki kemiringan tertentu di perlukan perlakuan khusus yang berbeda dengan lahan yang memiliki permukaan rata. Dengan proses perencanaan yang matang lahan berkontur dapat di manfaatkan sedemikian rupa hingga dapat menghasilkan suatu proses perancangan bangunan yang khas dan memiliki karakter yang sesuai dengan lahan berkontur. Dengan menerapkan proses perancangan pada lahan Berkontur adalah sebagai berikut :1. Penggalian dan Pengurukan Tanah2. Dampak Bangunan terhadap lapisan tanah humus.3. Pemotongan tanah4. Pengurukan Tanah & Pemadatan Tanah2.5.2 Pencegahan erosi akibat lahan berkonturPencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan dapat dilakukan dengan pagar palisade (pengembangan pagar anyaman tangkai), dengan bantalan hijau tunggal maupun berganda, atau dengan beronjong (gabion) yang ditanami sebagai berikut.Pagar palisadeBantalan hijau tunggalBantalan hijau bergandaSusunan beronjong sebagai tepi perairan yang ditanamiIsometri bantalan hijau yang selesa

Gambar 1. Pencegahan Erosi Pada Lahan Berkontur dan Geotekstil

Gambar 2. Cara Pembuatan Geotekstil

Kemungkinan lain untuk mencegah erosi ialah penggunaan jaringan baja tulangan atau concrete lawn block yang diletakkan pada lerengan dengan kemiringan 2 : 3. jaringan baja tulangan dipaku dengan kaitan baja tulangan ke dalam lerengan, sedangkan concrete lawn block dipaku dengan cangkok yang mudah bertunas dan berakar. Kemudian jaringan baja tulangan maupun concrete lawn block diisi dengan tanah subur sehingga perdu akan bertumbuh dengan baik dan mengikat lerengan dengan akarnya. Cara penggunaan lahan berkontur untuk bangunanUnsur-unsur pembentuk ruang secara vertikal dapat tercipta melalui penggunaan kolom dalam ruang, bidang-bidang vertikal (konfigurasi L, konfigurasi U), bidang vertikal yang sejajar dan empat buah bidang yang menutup suatu ruang. Hirarki ruang sangat berkaitan erat dengan pembeda ruang secara horizontal, dimana semakin tinggi level dari suatu ruang maka semakin tinggi pula makna secara kosmologi dari ruang tersebut. Bentuk bangunan juga dapat menyesuaikan bentuk lahannya, hal ini sangat dimungkinkan dengan tipe bangunan yang akan dibangun dan orientasi terhadap iklim setempat.

Gambar 3 Sistem peletakan bangunan di lahan rata, kontur dan lerengan

Pada lereng curam, penuh-bangku konstruksi biasanya diperlukan. Tanah yang digali dari bukit adalah menyingkirkan sejauh mungkin dari jalan dan tidak digunakan sama sekali dalam fillslope. Terutama di lereng curam, dengan mengandalkan untuk mengisi bagian dari trailbed adalah ide yang buruk. Bahan lembut ini akan mengikis pergi dengan cepat, menciptakan lunak berbahaya menuruni bukit tempat di tepi jalan setapak. Jika mengisi digunakan, sering kali perlu diperkuat dengan boks mahal atau dinding penahan. Sebagai kemiringan lereng bukit menurun, hal itu menjadi lebih layak untuk menggunakan bahan mengisi sebagai bagian dari trailbed. Namun, meskipun memerlukan lebih lereng bukit penggalian, penuh-bangku trailbeds umumnya akan lebih tahan lama dan membutuhkan lebih sedikit pemeliharaan dari bangku parsial konstruksi. Ada tradeoff, walaupun. Kendali-bangku konstruksi sering kali lebih mahal karena lebih banyak penggalian yang diperlukan, dan juga memberikan hasil yang lebih besar backslope. Sebagian besar jejak profesional biasanya akan lebih suka bangku penuh konstruksi (Apidianto,2005).

Gambar 4. Sistem cut and fill lahan berkontur sebagai salah satu solusi meratakan permukaan tanah

2.5.2 Pengendalian erosi tanah Pencegahan Erosi Lereng SederhanaDengan menggunakan cangkok yang mudah bertunas dan berakar tunjang sebagai pagar anyaman tangkai dalam tanah. Pencegahan Erosi Lerengan Dengan Menggunakan Bahan Tambahan. Penggunaan geotekstil, geotekstil ini di buat dari bahan polimer. Penyebaran dan Pemilihan Jenis Vegetasi Tanaman Yang Baik Terhadap Erosi Tanah. Lahan berkontur merupakan sebuah bidang tanah yang memiliki kemiringan, dengan berbagai macam sudut kemiringannya. Oleh karena itu rawan terjadinya sebuah pergerakan tanah. Namun kajian dari Dinas Pertanian dalam Pedoman Umum Budidaya Pertanian di Lahan Berlereng atau Pegunungan, sangat dianjurkan menanam jenis tanaman berakar dalam, yang dapat menembus lapisan kedap air, untuk mampu merembeskan air ke lapisan yang lebih dalam.

2.6 Struktur Dan Kontruksi Bangunan HotelSistem Struktur BangunanPada dasarnya setiap sistem struktur pada bangunan merupakan penggabungan berbagai elemen struktur tiga dimensi, yang cukup rumit. Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan,serta menyalurkannya ke tanah melalui fondasi. (Juwana : 2005). Berdasarkan elemen penyusun utama sebuah bangunan, struktur dibagi menjadi tiga yaitu stuktur pondasi, stuktur utama (badan), dan struktur atap bangunan.Gambar 2.5 Pembagian strukturSumber : Susanta (2008)

2.6.1 Pondasi Struktur PondasiStruktur pondasi berperan penting dalam menopang suatu bangunan karena merupakan elemen struktur bawah yang berfungsi meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke tanah. Secara umum terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal dipakai pada banguan di tanah-tanah keras atau bangunan sederhana. Sementara pondasi dalam diapaki pada banguan di tanah-tanah lembek, bangunan berbentang lebar (jarak antarkolom lebih dari 6 m), dan bangunan bertingkat. Termasuk jenis pondasi ini antara lain: pondasi tiang pancang (dari bahan beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi borpile, dan lain-lain. (Susanta : 2008).Karena dalam batasan telah dijelaskan bahwa bangunan hotel merupakan bangunan bertingkat maksimal enam lantai, maka yang akan kita tinjau disini adalah jenis pondasi dalam.A. Pondasi SumuranPondasi sumuran merupakan jenis pondasi yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut sumuran karena pondasi ini dimulai denganpenggalian tanah berdiameter 60-80 cm.kedalaman pondai sumur mencapai 8m. (Susanta : 2008).B. Pondasi Tiang PancangPondasi tiang pancang meruapakan suatu konstruksi yang mampu menahan gaya ortogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi ini dibuat menjadi satu kesatuan monolit yang menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Macam tiang pancang antara lain :Gambar 2.5 Pondasi sumuranSumber : Susanta (2008)

1. Mini pile (ukuran kecil) Untuk bangunan beringkat rendah Bentuk penampang segi tiga: berukuran 28 mampu menopang tekanan beban 25-30 ton dan ukuran 32 mampu menopang tekanan bebas 35-40 ton Bentuk bujursangkar: berukuran 20x20 mampu menopang tekanan bebas 30-35 ton dan ukuran 25x25 mampu menahan tekanan bebas 40-50 ton.

2. Maxi pile ( ukuran besar )Tiang pancang ini berbentu bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Penggunaannya untuk beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi, bahkan, untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.

Gambar 2.5 Pondasi tiang pancangSumber : Susanta (2008)

2.7 Sistem UtilitasDalam merangcang sebuah bangunan terdapat 3 faktor utama yang harus diperhatikan oleh seorang perancang untuk menghasilkan bangunan yang dapat mewadahi fungsi didalamnya, yaitu1. Desain Arsitektur yang menarik1. Struktur bangunan yang kokoh1. Sistem Utilitas yang baikDalam bidang arsitektur, utilitas dianggap sebagai hal-hal yang menyebabkan bangunan dapat digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan hal yang sangat vital pada suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem utilitas yang benar dan tepat maka bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan sistem utilitas kurang baik, maka fungsi bangunan akan terhambat.Sistem dan jaringan utilitas yang harus dimiliki oleh bangunan high rise building seperti hotel meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan jaringan air kotor, sistem transportasi dalam bangunan ((lift, tangga umum, dan tangga darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), sistem penerangan, sistem pencegahan kebakaran, jaringanlistrik, penangkal petir, dan jaringan telekomunikasi.

2.7.1 Utilitas Sanitasi1. Sistem dan jaringan air bersih

Sumber air bersihpenyimpananpemakaian

Jaringan jaringan distribusitransmisi

Gambar : sistem jaringan air bersihsecara umumSumber air bersihAir bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: Air tanah Air tanah dangkal (unconfined aquifer) Air tanah dalam (confined aquifer) Air hujan Air permukaan, dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya.

Sistem distribusi air bersih Up-feed systemDalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karenaterbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan kecil yang rendah.

Gambar : Up-feed system

Down-feed systemDalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank)yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.Gambar : Down-feed system

1. Sistem dan jaringan air kotor (sanitasi)Sistem Pembuangan Air kotor, merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil buangan dapur.

Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor, adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ). Sistem pembuangan air bekas, adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah Sistem air buangan khusus.Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.

Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran : Sistem gravitasi.Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah Sistem bertekanan.Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan dikumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat

Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan carapembuangannya : Sistem pembuangan air campuran, (satu pipa) yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa. Pada sistem ini limbah dari wc/closed, air mandi, cuci dan air lemak dapur disalurkan dalam satu pipa, disalurkan ke unit penghancur WWTP (waste water treatment plant) selanjutnya disalurkan ke saluran limbah atau ke saluran kota.

DAPUR CUCI MANDI CLOSETBLBKWWTPPERESAPANLIMBAHBK 1 pipa Saluran kotaWWTP :Waste Water Treatment Plant

Gambar : Bagan Sistem Instalasi Satu Pipa

Sistem pembuangan air terpisah, (dua pipa) yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau menggunakan pipa yang berlainan. Pada sistem ini, limbah dari wc/closed dipisahkan dari limbah kamar mandi, cuci dan dapur. Selanjutnya limbah wc disalurkan ke septictank dan bersama-sama limbah air mandi, cuci dan dapur dibuang keperesapan air kotor atau saluran limbah kota.

DAPUR CUCI MANDICLOSETBLCBSeptic tank

PERESAPAN LIMBAHBKSaluran kotaBKCB2 pipaAlt. lainBK: Bak KontrolCB : Catch BasinBL: Bak Lemak

Gambar : Bagan Sistem Instalasi dua Pipa

Pada sistem satu pipa maupun dua pipa diperlukan pipa ventstack yang perletakan pada kedua sistem tersebut berbeda. Pipa ventstack adalah pipa hawa pada jaringan pembuangan limbah yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penyumbatan didalam pipa karena terjadinya kantung-kantung udara didalam pipa.Posisi pipa ventstack pada sistem sanitasi ada 2 macam, yaitu :1. Sistem satu pipa2. Sistem dua pipaclosetclosetwastafelwastafelBathtubebathtubeVENTSTACKVentstack dihub. Dengan udara luarPipa2 vertikal didalam shaftKe saluran kota / peresapanKe septictank

closetwastafelwastafelclosetBathtubebathtubeVENTSTACKVentstack dihub. Dengan udara luarPipa2 vertikal didalam shaftKe saluran kota / peresapan

Gambar : sistem satu pipaGambar : sistem dua pipa

Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan perletakannya: Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada didalam gedung. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung, disebut juga riol gedung.Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan.

Gambar : STP jenis Rotating Biological Contactor (RBC)

1. Sistem transportasi dalam bangunanAlat transportasi bangunan merupakan alat yang menunjang dan memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut. Transportasi pada bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta manual dan mekanis

Gambar : Bagan transportasi vertikal-horizontal dalam bangunan

C. Transportasi vertikal: adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupusebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter. D. Transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Prosentase kemiringan pada jenissirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi yang bersifat horizontal ini adalah konveyor dan koridor.

Gambar : Bagan transportasi manual-mekanis dalam bangunan

E. Transportasi manual:Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin. Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tanggadan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti pada sistem mekanis.

F. Transportasi mekanis:Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akanmengeluarkan banyak biaya , diantaranya saat pemesanan, operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator

TanggaTangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan yang menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan systemtransportasi manual. Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai, biasanya digunakan sebagai tangga darurat.Tangga pada umumnya memiliki syarat: Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih dari 38 Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harus memakai bordes. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua orang 110-120cm. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm.

Perhitungan optrede dan antrede mempengaruhi kenyamanan bagi pengguna tangga agar tidak cepat lelah bagi yang naik dan tidak mudah tergelincir bagi yang turun. Hal ini juga berkaitan dengan estetika dari bangunan itu sendiri.

Optrede : max 19 cmAntrede : min 23 cm

Gambar : perhitungan anak tangga

Tangga daruratKeriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya: Kemiringan maximum 40; Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ; Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik cadangan menggunakan baterai selama listrik bangunan dimatikan karena keadaan darurat; Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding (beton) dan pintu tahan api(metal); Suplai udara segar diatur / dialirkan (menggunakanExhaust fan atau Smoke Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga pernafasan tidak terganggu; Dilengkapi peralatan darurat; Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung; Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu masuk ke dalam ruang tangga tersebut.

RampsAdapun keriteria dan persyaratan ramps pada sebuah bangunan : Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan Ramps jenis landai ini tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip. Ramps curama tau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada permukaan lantai dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama untuk handicapped / disabled person

KoridorKoridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat horizontal yang tidak menggunakan system mekanik (manual). Beberapasyarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor adalah : Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali. Cukup terang.

KonveyorKonveyor merupakan suatu alat transportasi angkut untuk orang atau barang secara horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau sudutkemiringan kurang dari 10. Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang dibandara, terminal, pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system mekanik.

Gambar : konveyor

LiftLift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat secara menerus dengan menggunakan tenaga mesin (mekanik). Umumnya digunakan di gedung gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator.

Persyaratan Umum Lift / elavator Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat digunakan minimum 12 mm Jumlah kabel minimal 3 buah Balok pemikul dari baja / beton bertulang Rel Lift dari bahan baja Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air Pintu otomatis Panel Control yang jelas pada cabin Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga darurat Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift menerus kepuncak bangunan Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir, air, apiGambar : sistem kerja LIFT

Adapun cara kerja dari lift ini adalah dengan gerakan naik turun (hoist) dimana gerbong yang berisi barang atau orang dan counterweight digantungkan pada tali yag ditarik naik atau turun dengan menggunakan pully, dimana pully ini berputar sesuai dengan kebutuhan. Pully digerakkan oleh motor listrik dan gerakan pully dihentikan oleh rem, sehingga barang atau orang tidak akan naik atau turun setelah posisi angkat yang diingin tercapai. Biasanya motor listrik hanya mengatur gaya gesek. Gerbong dan counterweight berada di sistem guide rails, di mana counterweight bisa diletakkan di samping atau di belakang dari gerbong tergantung desainnya. Guide rails berperan juga sebagai sistem pengaman dalam sistem lift.

Gambar : tabel kualitas pelayangan lift

Gambar : spesikasi LIFTEskalatorEscalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai, sebagaimana tangga (manual) yang menghubungkan satu lantaidengan satu lantai yang di atasnya maupun di bawahnya dengan menggunakan system tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerakatas bantuan tenagamesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup luas untuk fasilitas ini, karenanya, escalator biasa digunakan padabangunan yang bersifat public seperti mall, bandar udara, dll.

Syarat eskalator: Dilengkapi dengan railing, Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan Sebaiknya didesain secara otomatis.

Perletakan Eskalator: Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi arsitektural dan memungkinkan sudut pandang yang luas. Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja). Kurang efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi. Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak.

Gambar : peletakan eskalator

2.7.2 Sistem HVACAir conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaran-besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub)Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2 yaitu:0. Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air),sistem pendinginan tidak langsung (media udara)0. Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split.

A. AC unit ( Non Sentral )Jarak inlet (evaporator) dan outlet (kondensor) cooling unit cukup dekat atau terdapat dalam satu container. Misalnya AC window (self contained AC unit) dan AC split (fan coil filter unit)Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Unit BesertaFungsinya. Compressor (komfersi). Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant. Recervoir. Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di alirkan ke compressor. Condensor (penguapan). Berfungsiuntuktempatpembuangantemperaturpanas Evaporator (pengembunan). Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin Filter Dryer. Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli Motor Fan Dan Blower. Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara.

B. AC CentralAC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruhbangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (AirHandling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporatorterdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untukdiatur suhunya.Cara kerja AC Sentral: Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor, refrigerator ini difungsikan untuk mendinginkan air panas dariAHU Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin tersebut disirkulasikan kembali ke dalam AHU yang mana AHU digunakan untuk mengkondisikan/ mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui lubang register yang kemudian diubah menjadi udara dingindengan penambahan O2 Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan tekanan velocity yang cukup

Gambar : skema kerja AC sentral

Jenis Dan Macam Macam AC AC Split WallAC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum digunakan di rumah, kantor maupun instansi di Indonesia, ini disebabkan beberapafaktor mulai dari gampangnya perawatan dan support. AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah bagian tempat dimana mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan diluar ruangan karena mengeluarkan hawa yang panas dan kadangkala suaranya yang berisik.

Kelebihan AC Split Wall : Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar, misalnya pada ruangan yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko, karena condenser yang terpasang pada outdoor bisa ditempatkan ditempat yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang didinginkan. Suara didalam ruangan tidak berisik.

Kekurangan AC Split Wall: Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan membutuhkan tenaga yang terlatih. Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan khusus dan tenaga yang terlatih. Harganya lebih mahal.

AC WindowAC Window adalah AC yang berbentuk kotak dan dalam pengoperasiannya tidak menggunakan remote. Karena tombol kontrol sudah terintegrasi dengan AC ini. AC ini hanya terdiri dari satu bagian yaitu unit itu sendiri dan tidak ada istilah outdoor dan indoor AC.AC ini sudah tidak diproduksi lagi karena dianggap sudah ketinggalan jaman dan karena tidak ada unit outdoor yang membuat AC ini tidak praktis. Kapasitas AC ini mulai dari 0.5 pk - 2.5 pk.

AC SentralPada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling plant diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan/bangunan tersebut. AC jenis ini biasanya dipergunakan di hotel atau mall.

AC Standing FloorAC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah dipindahkan. Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakandalam acara-acara seperti acara ulang tahun, perkawinan, hajatan dan acara lainnya. AC ini bisa dioperasikan dengan remote control. AC ini mempunyai bagian Indoor dan bagian Outdoor. Kapasitas AC ini mulai dari 2pk - 5pk.

AC CassetteJenis AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC Cassette dengan berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.Cara pemasangan ac ini memerlukan keahlian khusus dan tenaga extra, tidak seperti memasang ac rumah atau ac split, yang bisa dipasangsendirian.

AC Split DuctAC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya menggunakan Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu itik!. Tipe AC ini biasanya digunakan di Mall atau gedung-gedungyang memiliki ruangan luas. AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.Kelebihan AC Split Duct : Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali. Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.

Kekurangan: Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-betul terlatih. Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada seluruh ruangan. Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan padasentral cooling plant. Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.

1. Sistem pencegahan kebakaranSistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hydrant dan fire extinguisher. Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).

Macam Macam Sistem PendetectianDalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu: Non addresable SystemSistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input (masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain. Semi addresable SystemPada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya. Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari: Satu lantai dalam bangunan / gedung Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah gedung Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah gedung

Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut. Full Adresable SystemMerupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran.

Peralatan Utama PendeteksiPendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis (automatic Input Device), yaitu: Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasarkan cara kerjanya, heat detektor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar casing-nya (ambiencetemperatur) dengan membandingkannya terhadap suhu setting defaultnya, misal 57 C , 75C dan sebagainya ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan peningkatan suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka detector ini tidak akan memberikan respon. Smoke Detector (pengindra asap). MCFA (Main Control Fire Alarm)MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi meneriman sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).

Komponen komponen peralatan fire protection Smoke DetectorSmoke detector biasanya terdapat di loronglorong bangunan, lobi, dan pada kamar hotel dengan jarak-jarak tertentu. Smokedetector berfungsi untuk mendeteksi asap yang muncul dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut dan alatakan bekerja dan menghidupkan alarm kebakaran

Gambar : smoke detector

SpeakerSpeaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasiinformasi penting kepada pengguna bangunan saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker pada lorong-lorong bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat terdengar pengguna dari seluruh sudut Hotel sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat.

Gambar: speaker Fire Alarm SystemFire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran. Kronologisnya adalah sebagai berikut, ketika terdapatkebakaran asap akan dideteksi oleh smoke detector. Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll.Skema Fire Alarm System :

Api atau asap pekatControl panelDetector / SensorKeypad

Sirine/alarmAutomatic dialersystemdll

Gambar : skema fire alarm system

Terdapat juga deteksi api manual, yaitu dengan adanya tuas deteksi yang dapat ditarik oleh pengguna bangunan jika melihatadanya api pada bangunan sehingga akan menghidupkan alarm pada seluruh bangunan. Tuas tersebut berada pada kotak berwarna merah cerah dengan tujuan warna mencolok sehingga mudah untuk dicari.

Gambar : fire alarm

Fire ExtinguisherMerupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya berwarna merah ini tidak terhubung dengan sistem khususdan dipergunakan secara manual. Biasanya diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah dilihat dan dijangkau. Fungsinya untuk memadamkan api sesegera mungkin tanpa menunggu petugas pemadam kebakaranGambar: fire extinguishergambar : detail fire extinguisher Hydrant Springkler

1. Jaringan listrikPada setiap bangunan, baik itu bangunan sederhana maupun bangunan yang menjulang tinggi selalu membutuhkan adanya listrik,untuk keperluan: penerangan, penggerak motor listrik, alat-alat rumah tangga dan keperluan lainnya.

Ada 3 jenis sumber listrik yaitu: PLNAliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi oleh PLN.Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga PLN antra lain : Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan sumber tenaga lainnya Dalam operasional tidak membutuhkan perawatan yang berarti Tidak menimbulkan dampak yang merugikan seperti pencemaran, getaran, kebisingan Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan.

Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke konsumen, yaitu : Diatas Permukaan Tanah: Kabel-kabel penyalur aliran listrik dipasang diatas, pada tiang tiang listrik. Dibawah Permukaan Tanah : Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipa pipa yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman sekitar 0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kotakota dengan bangunan-bangunannya menjulang tinggi.

Generator set ( Gen Set )Generator merupkan alat yang merubah gerakan mekanis menjadi elektris melalui proses kemagnetan.Keuntungan pemakaian genset : Kapasitas KVA yang tidak terbatas Lamanya tenaga bekerja hanya dibatasi oleh ukuran tangki bahan bakar Biaya relatif murah bila diperhitungkan dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan atau kelemahan Gen Set Memerlukan pemeliharan yang konstan dan testing yang teratur Kesulitan penyimpanan bahan bakar Dampak sampingan berupa kebisingan getaran dan suara dari saluran pembuangan gas

Gambar : mesin genset

BateraiSering digunakan untuk mensuplay kebutuhan tenaga listrik dalam keadaan emergency yang terbatas, terutama untuk penerangan. Beberapa unit ditempatkan pada individual cabinet atau pada rak untuk instalasi yang lebih besar dan selalu dilengkapi dengan peralatan otomatic charging.Keuntungan pemakaian sumber tenaga baterai : Tidak membutuhkan ruangan sendiri dan terpisah Dapat dipasang pada sisitem sentral dengan didistribusikan melalui saluran dari baterai langsung melalui fasilitas yang ada.Kerugian : Lamanya terbatas Manual

Penggunaan Tenaga Listrik Pada Bangunan Perlindungan bangunan, seperti perlindungan teradap bahaya, petir, dan pencemaran Pengadaan fasilitas, seperti pengadaan air bersih dan air panas, npengadaan transportasi dalam bangunan, pengkondisian udara,penerangan, sound system, dan telepon. Pelayanan kegiatan konsumen

1. Penangkal petirPenangkal petir merupakan rangkaian alat-alat yang difungsikan untuk menyalurkan sambaran petir yang akan mengenai bangunan langsung ke tanah. Penangkal petir dianggap efektif karena mengurangi kerugian terkait kebakaran dan kerusakan struktural akibat sambaran petir.

Gambar : penangkal petir

Jenis-jenis metode penangkal petir Penangkal Petir Konvensional / Faraday / FrangklinKedua ilmuwan tersebut Faraday dan Frangklin menjelaskan sistem yang hampir sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding, sedangkan sistem perlindungan yang di hasilkan ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 40 derajat. Perbedaannya adalah sistem yang di kembangkan Faradaybahwa kabel penghantar berada pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai material penerima sambaran petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa disebut dengan sangkar faraday. Penangkal Petir Radio AktifPenelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua ilmuwan sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan berasal dari proses ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi dilakukan dengan cara menggunakan zat berradiasi seperti Radiun 226 dab Ameresium 241 karena kedua bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang dapat menetralkan muatan listrik awan. Maka manfaat lain hamburan ion radiasi tersebut akan menambah muatan pada ujungfinial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di netralkan zat radiasi kemudian menyambar maka akan cenderung mengenai penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini telah dilarangpemakaiannya, berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi zat beradiasi di masyarakat, selain itu penangkal petir ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Penangkal Petir ElektrostatisPrinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian system penangkal petir radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung finial/splitzer agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan dengan system radio aktif adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk penangkal petir radio aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari listrik awan yang menginduksi permukaan bumi.

Bagian Penangkal Petir Batang Penangkal PetirBatang penangkal petir idealnya terbuat dari logam konduktor, contohnya tembaga. Berupa batang dengan ujung lancip untuk memudahkan terjadinya aliran elektron dari petir untuk disalurkan pada kabel konduktor. Kabel KonduktorKabel Konduktor terbuat dari kawat tembaga yang dipilin. Standar diameter kawat tembaga yang digunakan adalah 1cm-2cm. Kabel konduktor memiliki fungsi untuk mengalirkan aliran listrik dari batang penangkal petir menuju ke tanah. Kabel konduktor dipasang pada dinding bagian luar bangunan. Grounding SistemGrounding sistem berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pentanahan (groundrod) yang tertanam di tanah. Batang pentanahan terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 3 m

Cara Kerja:Terjadinya beda potensial antara awan petir dan tanah akan merangsang adanya loncatan elektron dari petir ke tanah. Loncatan elektron yang terlihat melalui kilat akan tertangkap oleh batang penangkal. Dari batang penangkal petir akan diteruskan melalui kabelkonduktor menuju grounding sistem ke batang pentanahan yang akan diteruskan menuju tanah di bumi.

Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya PetirSuatu instalasi penangkal petir yang telah terpasang harus dapat melindungi semua bagian dari struktur bangunan dan arealnyatermasuk manusia serta peralatan yang ada didalamnya terhadap ancaman bahaya dan kerusakan akibat sambaran petir. Berikut ini akan dibahas mengenai cara mmenentukan besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi petir menggunakan beberapa standart yaitu berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir, Nasional Fire Protection Association 780, International Electrotechnical Commision 1024-1-1.

Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir BerdasarkanPeraturan Umum Instalasi Penangkal Petir.Jenis Bangunan yang perlu diberi penangkal petir dikelompokan menjadi : Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik. Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya pabrik amunisi, gudang bahan kimia. Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah,stasiun, bandara dan sebagainya. Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika misalnya museum, gedung arsip negara.

1. Jaringan telekomunikasiDalam hubungannya dengan eksisnya sebuah bangunan, maka yang dibahas di sini adalah komunikasi antar ruang dalam bangunan,maupun komunikasi dari atau luar bangunan. Komunikasi dari/keluar bangunan, untuk hal ini diperlukan jaringann komunikasi yang menghubungkan antara sebuahbangunan dengan kantor telepon pusat. Komunikasi di dalam bangunan, dibutuhkan untuk interaksi aktivitas di dalam bangunan, dan ini memerlukan jaringan yangberada pada jaringan khusus dalam bangunan.

Jenis TelekomunikasiMenurut pemakaiannya Umum, dengan menggunakan radio gelombang pendek/air phone Pribadi, dengan telephone yang melalui operator Rahasia, dengan telex yang tidak melalui operatorMenurut arahannya One way communication (komunikasi satu arah) seperti: TV, radio, sound system, cctv Two way communication (komunikasi dua arah) seperti: teleponMenurut medianya Audio Video Teletext TelegraphMenurut gelombang pembawanya Tanpa kabel (wireless); elektromagnet, cordless, radio telekomunikasi Dengan kabel (wired); jaringan telepon kota, interkom

Komponen komponen jaringan telekomunikasi Telepon\Gambar : skema jaringan telephon

Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam gedung. Sistem ini menggunakan PABX yang berfungsi seba