bab 2 tinjauan pustaka 2.1. landasan teori …bab 2 tinjauan pustaka 2.1. landasan teori 2.1.1....

19
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana instrument derivatif maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan saran pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi (Bursa Efek Indonesia, 2015). 2.1.2. Right Issue Right issue adalah penerbitan saham baru oleh emiten dalam rangka untuk menarik dana baik dari investor lama maupun investor baru. Biasanya memerlukan persetujuan pemegang saham lama untuk melakukan right issue, dalam bentuk RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) (Husnan, 2005). Pemegang saham yang berhak membeli saham right issue adalah pemegang saham yang memiliki atau memegang saham perusahaan hingga batas akhir cum date. Pemegang saham tidak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan haknya tersebut. 6

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang

(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana instrument derivatif maupun

instrument lainnya. Pasar modal merupakan saran pendanaan bagi

perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah, dan sebagai

sarana bagi kegiatan berinvestasi (Bursa Efek Indonesia, 2015).

2.1.2. Right Issue

Right issue adalah penerbitan saham baru oleh emiten dalam rangka

untuk menarik dana baik dari investor lama maupun investor baru. Biasanya

memerlukan persetujuan pemegang saham lama untuk melakukan right

issue, dalam bentuk RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) (Husnan,

2005). Pemegang saham yang berhak membeli saham right issue adalah

pemegang saham yang memiliki atau memegang saham perusahaan hingga

batas akhir cum date. Pemegang saham tidak mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan haknya tersebut.

6

7

Istilah yang perlu diketahui seputar rights issue:

Persetujuan pemegang saham.

Rights issue dilakukan atas dasar persetujuan rapat umum

pemegang saham. Sesudah mendapatkan persetujuan, emiten harus

menawarkan saham barunya tersebut kepada kepada pemilik saham

lama terlebih dahulu, sesuai dengan proporsi kepemilikannya

(preemptive rights).

Tujuan

Pada umumnya tujuan rights issue adalah untuk menghimpun

dana segar yang akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar

pinjaman, atau untuk modal kerja. Beberapa tujuan lainnya adalah

untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham, atau untuk

meningkatkan jumlah saham beredar sehingga lebih likuid

perdagangannya.

Penjamin emisi, menjamin dana hasil rights issue diterima oleh

emiten.

Standby buyer, adalah investor yang siap membeli saham baru yang

tidak terjual.Standby buyer bisa berasal dari pemegang saham lama

ataupun investor lain.

Harga. Umumnya harga rights issue lebih rendah dari harga pasar, hal

ini sebagai insentif bagi pemegang saham lama. Namun sebetulnya,

8

harga per-saham dari total saham yang dimiliki investor, tidak menjadi

serendah harga rights issue. Pemilik saham harus melakukan

penyesuaian harga dengan menambahkan nilai saham lamanya

dengan nilai saham baru, dan kemudian dibagi dengan total jumlah

saham. Harga penyesuaian akan menunjukkan harga pasar yang

terdilusi. Itulah sebabnya mengaparights issue ditawarkan kepada

pemegang saham lama terlebih dahulu.

Cum dan Ex-date. Rights issue akan ditawarkan kepada investor yang

tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada waktu yang telah

ditentukan. Artinya investor yang membeli saham pada waktu tersebut,

berhak untuk membeli saham (cum rights). Sementara itu, investor

yang memiliki saham diluar waktu tersebut, tidak akan mendapatkan

hak membeli saham (ex-rights), dan hak atas rights menjadi milik

penjual.

Bentuk lain rights issue:

Saham bonus, saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada

pemilik saham lama. Stock Dividend. Pembagian keuntungan emiten

kepada investor dalam bentuk saham. Stock split, memecah jumlah

saham yang berakibat juga pada pemecahan harga per-saham.

Waran: suatu hak bagi investor yang memilkinya, untuk membeli

saham pada harga dan pada waktu yang telah ditentukan, umumnya

3-5 tahun ke depan.

Sumber permodalan dari right issue dianggap penting oleh perusahaan

karena lebih efisien dan ekonomis jika dibandingkan melalui lembaga

9

keuangan. Umumnya alasan perusahaan melakukan right issue adalah

sebagai sumber modal kerja, ekspansi usaha, dan pembayaran hutang.

Ada cara menerbitkan right issue. Ini merupakan cara yang paling

banyak digunakan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di BEI. Hal ini

dikarenakan right issue memiliki beberapa kelebihan. Menurut Husnan

(2005) kelebihan right issue adalah:

1. Biaya lebih murah dibandingkan penawaran umum karena

perusahaan tidak diharuskan menggunakan penjamin (underwriter)

yang akan menjamin bahwa saham yang ditawarkan akan laku

semua. Pemanfaatan jasa underwriter ini menyebabkan

perusahaan harus menjawab sebuah fee.

2. Pemegang saham lama dapat mempertahankan proporsi

kepemilikan sahamnya.

3. Pemegang saham lama diprioritaskan dalam pembelian saham

baru.

4. Saham biasa menjadi lebih likuid karena jumlahnya menjadi jauh

lebih besar dan bisa meningkatkan frekuensi perdagangan.

2.1.3. Kinerja Saham

Kinerja saham merupakan salah satu bagian dari penilaian kinerja

perusahaan dengan menggunakan nilai pasar saham yang beredar di

pasar modal (Sulistyanto, 2003). Sementara itu Fabozzy Frank J (2002)

menyatakan bahwa kinerja saham dapat diukur menggunakan tingkat

pengembalian (return) saham. Hartono (2008) menyatakan bahwa return

saham adalah keuntungan yang diperoleh dari investasi saham. Return

10

saham terdiri atas return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi

merupakan return yang telah terjadi dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja perusahaan dan dasar penetuan return ekspektasi. Sementara itu

return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor

di masa mendatang atau sifatnya belum terjadi.

Jogiyanto (2009) menjelaskan bahwa konsep return realisasi

saham adalah total return yang terdiri dari capital gain (loss)

perbandingan selisih saham saat ini dengan harga saham periode

sebelumnya dan yield persentase penerimaan kas periodik terhadap

harga saham periode sebelumnya.

2.1.4. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi perusahaan yang

sesungguhnya melalui analisis data-data dalam laporan keuangan

perusahaan. Kinerja keuangan di sini akan di lihat dari Price to Book

Value dan Return of Investment

PBV menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku

saham suatu perusahaan. Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa Semakin

tinggi rasio PBV semakin tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek

perusahaan di masa mendatang. PBV merupakan rasio yang

menggambarkan seberapa kali pasar menghargai nilai buku saham suatu

perusahaan. Teguh Hidayat (2011) menyatakan bahwa untuk mengetahui

normal tidaknya nilai PBV, overvalue, dan undervalue maka perlu

diketahui bencmark industri sebagai bahan perbandingan. Dengan

11

mengetahui PBV suatu perusahaan investor dapat memahami mahal

tidaknya harga saham suatu perusahaan. Nilai buku perusahaan dapat

dinilai dengan membandingkan antara ekuitas dengan rata-rata saham

perusahaan. Sementara untuk menilai PBV dengan membandingkan

harga saham dengan nilai bukunya.

Price to Book Value:

ROI merupakan rasio untuk mengukur kekuatan penghasilan

terhadap aset. Rasio tersebut menyatakan kemampuan perusahaan

dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi

ukuran keefektivan manajemen. Bagi para investor ROI merupakan rasio

penting dalam menilai perusahaan sebagai indikator kinerja keuangan

khususnya profitabilitas dan pembagian dividen. Bambang Riyanto

(2008) menyatakan bahwa Return On Investment menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

Sofyan Safri (2009) mengemukakan bahwa Return On Investment adalah

suatu rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh

perusahaan bila diukur dari modal pemilik. ROI merupakan indikator yang

sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena

sifatnya yang menyeluruh. Komponen dari ROI adalah Earning After Tax

(EAT) atau laba bersih dan total investasi. Semakin besar nilai ROI maka

12

kinerja perusahaan boleh dikatakan relatif baik karena mampu

menunjukkan perolehan investasi yang tinggi.

Return of Investment:

2.1.5. Investasi

Menurut James C Van Horn (2012), investasi adalah kegiatan

yang dilangsungkan ialah dengan memanfaatkan kas pada sekarang ini,

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil barang di masa yang akan

datang.

Investasi merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dari

masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya

terkandung resiko ketidak pastian, untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi

atas penundaan tersebut yang biasa dikenal dengan istilah keuntungan

dari investasi atau gain. Secara umum Investasi dapat dikategorikan

dalam dua grup besar,

• Real Investment, investasi dalam bentuk nyata seperti investasi dalam

bentuk properti, investasi komersial, dan lainnya.

• Financial Investment, investasi terhadap produk-produk keuangan

seperti investasi dalam bentuk tetap antara lain, deposito dan obligasi

ataupun dalam bentuk yang tidak tetap seperti investasi saham atau

13

sejenisnya. Ketertarikan orang dalam berinvestasi tergantung dari dana

dan skill yang dimiliki, dalam kesempatan ini kita memfokuskan pada

investasi secara tidak langsung atau Financial Investment.

Investor

Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik

domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi

(bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang

dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau panjang

Pemegang Saham

Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum

yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada

perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari

perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa

efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep

pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya

memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan

pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka

Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari

jenis saham, termasuk hak untuk memberikan suara (biasanya

satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal seperti

pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari pendapatan

perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan

oleh perusahaan, dan hak terhadap asetperusahaan pada

14

saat likuidasi perusahaan. Namun, hak pemegang saham

terhadap aset perusahaan berada di bawah hak kreditor

perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham biasanya tidak

menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi

setelah kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih

untuk membayar kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak

akan bangkrut), meskipun sebuah saham dapat memiliki harga

setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan bahwa hutang

perusahaan akan direstrukturisasi.

2.1.6. Corporate Action

Corporate Action merupakan aktivitas emiten yang significant dan

mempengaruhi baik jumlah saham yang beredar ataupun harga yang

bergerak dipasar. Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu

rapat umum baik RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) ataupun

RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa), hal ini penting

karena kebijakan yang akan diambil disamping akan mempengaruhi

jumlah dan harga yang ada dipasar juga akan mempengaruhi para

pemegang sahamnya, sehingga persetujuan pemegang saham adalah

mutlak untuk efektifnya suatu action.

2.1.7. Firm size

Firm size menggambarkan besar kecilnya sebuah perusahaan

yang dapat ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata rata total

15

penjualan dan rata rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan adalah

ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan.

2.1.8. Market to Book

Rasio yang digunakan untuk mencari nilai perusahaan dengan

membandingkan nilai buku perusahaan dengan nilai pasar. Nilai buku

dapat dihitung dengan melihat biaya historis perusahaan atau nilai

akuntansi. Nilai pasar dapat ditentukan di pasar saham melalui

kapitalisasi pasarnya.

Rasio Market to Book digunakan untuk mengidentifikasikan

apakah terlalu bawah atau terlalu tinggi sekuritas dengan nilai buku dibagi

nilai pasar. Pada dasarnya, jika rasio diatas 1 maka saham dibawah

perkiraan, sebaliknya jika kurang dari 1 maka saham diatas perkiraan.

2.1.9 Total debt to Total assets

Total debt to Total assets adalah rasio utang yang mendefinisikan

jumlah total utang relative terhadap aset. Hal ini memungkinkan

perbandingan utang yang akan dibuat di perusahaan yang berbeda.

Semakin tinggi rasio, semakin tinggi tingkat utang, dan akibatnya risiko

keuangan. Ini merupakan rasio luas yang mencakup jangka panjang dan

utang jangka pendek.

Total debt to Total assetss = (Short Term debt + Long Term debt)/Total

assets.

16

2.2. Penelitian terdahulu

1. Deny Dwi Hartomo, (2014)

Pada penelitian ini menguji efek dari penerbitan right issue

terhadap abnormal return perusahaan dengan menggunakan event study.

Ditemukan bahwa reaksi investor terhadap right issue yang komposisinya

lebih banyak untuk investasi memiliki reaksi positif, dan right issue yang

komposisinya lebih banyak untuk utang mengalami reaksi negatif.

2. Safitri, A. (2000)

Penelitian ini menguji bagaimana reaksi investor terhadap

pengumuman right issue di pasar modal Jakarta. Data yang diambil dari

tahun 1993-1997 dengan 21 event dalam pasar. Hal ini menunjukan

reaksi positif terhadap penerbitan right issue.

3. Eckbo, B.E. dan R.W. Masullis (1992)

Penelitian ini menguji tentang bagaimana pemegang saham dan

investor memilih saham dengan mempertimbangkan hak yang tidak

diasuransikan, hak dengan underwriting siaga, komitmnen penjaminan

oleh perusahaan, karakteristik pemegang saham, dan biaya flotasi

langsung.

2.3. Kerangka Penelitian

Penerbitan right issue yang dilakukan perusahaan bertujuan

untuk menambah modal perusahaan. Dalam right issue dijelaskan akan

digunakan untuk apa saja tambahan modal yang di dapat. Modal yang di

17

dapat perusahaan akan digunakan sebagai investasi maupun

pembayaran utang.

Pembagian komposisi modal akan menjadi pertimbangan bagi

para investor untuk membeli right issue. Untuk sebagian investor modal

yang lebih banyak digunakan untuk pembayaran utang tidak menarik,

mereka lebih tertarik pada right issue yang komposisinya lebih banyak

untuk investasi.

Karena hal ini saya ingin meneliti bagaimana efek penerbitan right

issue terhadap kinerja keuangan dengan proxy Price to Book Value dan

kinerja saham dengan proxy Return saham, di kontrol oleh variabel firm

size, market to book, total debt to total assetss.

Analisis Perbandingan Analisis Pengaruh

Kinerja Sebelum

PBV, ROI (Kinerja Keuangan)

Right Issue Kinerja Return Saham (Kinerja Saham)

Penggunaan dana ROI PBV

Kinerja Sesudah Investasi/Utang

PBV, ROI (Kinerja Keuangan)

Return Saham (Kinerja Saham)

18

2.4. Pengembangan Hipotesis

Dalam terjadinya corporate action, perusahaan menharapkan

terjadinya perubahan yang positif. Tapi tidak serta merta semua

corporate action menimbulkan perubahan dalam sebuah perusahaan

baik positif maupun negatif, bahkan bisa saja tidak terjadi perubahan

yang berarti bagi perusahaan yang melakukan corporate action.

Berbagai penelitian mengenai right issue telah banyak dilakukan.

Dharsan D. Palkar (2010) menyatakan bahwa perusahaan dengan nilai

likuiditas tinggi akan cepat menyelesaikan proses penawaran right issue

di pasar modal. PJM Cotterel (2011) melakukan penelitian right issue

pada 31 perusahaan di Afrika Selatan. Dengan ukuran kinerja saham

perusahaan, ia menemukan bahwa pasar memberikan respon negatif

sesudah perusahaan melakukan right issue. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pooja Miglani (2011) dengan sample India, dia

menemukan bahwa pasar memberikan respon yang positif terhadap

pelaksanaan right issue.

Di Indonesia, penelitian mengenai right issue dilakukan oleh Puji

Harto (2001) menganalisis kinerja perusahaan yang melakukan dan

tidak melakukan right issue. Ia menemukan bahwa perusahaan yang

melakukan right issue memiliki kinerja keuangan yang lebih rendah

dibanding perusahaan yang tidak melakukan right issue, kecuali pada

rasio likuiditas.

H1: Terdapat perbedaan pada kinerja keuangan dan saham

sebelum dan sesudah penerbitan right issue

19

Kinerja keuangan yang akan saya teliti disini menggunakan proxy

Price to Book Value (PBV) dan Return of Investment (ROI). PBV

menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu

perusahaan. Semakin tinggi ratio PBV semakin tinggi pula kepercayaan

pasar terhadap prospek perusahaan di masa mendatang (Prabandari,

2010). Pooja Miglani (2011) mengungkapkan bahwa nilai PBV

perusahaan setelah pelaksanaan right issue akan mengalami kenaikan.

Hal ini disebabkan respon pasar yang positif dan menilai perolehan

dana melalui right issue akan digunakan oleh perusahaan untuk

meningkatkan profitabilitas yang berdampak pada kenaikan perolehan

dividen para investor. Sementara itu Sukwandi (2006) menyatakan

bahwa sumber pendanaan right issue yang digunakan untuk kegiatan

investasi akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Kenaikan

profitabilitas tersebut akan menaikkan minat investor dalam berinvestasi,

karena tingkat kembalian yang diharapkan relatif tinggi.

ROI merupakan perbandingan antara penghasilan perusahaan

terhadap ekuitas yang dimiliki. Rasio tersebut juga menjadi indikasi

keefektivan operasi bisnis dan kinerja manajemen perusahaan

(Sunarjanto, 2007). Pooja Miglani (2011) menyatakan bahwa ROI

perusahaan setelah pelaksanaan right issue mengalami kenaikan. Hal

ini disebabkan perolehan dana tersebut dimanfaatkan secara maksimal

oleh perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya. Kenaikan ROI

berbanding lurus dengan PBV perusahaan. Investor bereaksi positif atas

pelaksanaan right issue perusahaan yang mengutamakan

20

pendanaannya untuk ekspansi usaha yang tentunya menjanjikan return

bagi investor itu sendiri.

Darsana D. Palkar (2010) mengungkapkan bahwa perusahaan

yang memanfaatkan perolehan dana right issue untuk ekspansi usaha

akan menarik investor berinvestasi dalam perusahaan. Prabandari

(2010) menyatakan bahwa perusahaan memiliki peluang

menginvestasikan perolehan dana melalui right issue sehingga

profitabilitasnya meningkat.

H2:

a) Terdapat peningkatan pada kinerja keuangan sesudah

penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan

untuk investasi.

Sedangkan kinerja saham akan di lihat melalui return saham.

Return saham adalah tingkat keuntungan yang ditawarkan oleh suatu

saham dalam periode tertentu, umumnya dalam satu tahun melalui

investasi. Pooja Miglani (2011) mengungkapkan bahwa return saham

setelah pelaksanaan right issue mengalami peningkatan. Hal ini

disebabkan pasar bereaksi positif terhadap pelaksanaan right issue.

Investor menilai prospek perusahaan ke depannya lebih menjanjikan

karena menggunakan pendanaan right issue untuk ekspansi usaha.

Selain itu kenaikan return saham tercermin melalui pembagian dividen

oleh perusahaan yang memperoleh laba investasi atas dana right issue.

Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa Semakin tinggi rasio PBV semakin

tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan di masa

mendatang. Kurniawan (2006) menyatakan bahwa kenaikan

21

profitabilitas perusahaan sesudah melaksanakan right issue berdampak

pada kenaikan return saham melalui kenaikan harga saham maupun

pembagian dividen. Dengan demikian diharapkan sesudah pelaksanaan

right issue return saham mengalami kenaikan signifikan.

H2:

b) Terdapat peningkatan pada kinerja saham sesudah

penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan

untuk investasi

Menurut Asquith dan Mullins (1986), right issue yang digunakan

untuk membayar hutang merupakan sesuatu yang tidak

menguntungkan. Perusahaan yang menggunakan dana right issue

untuk membayar hutang, berarti tidak menangkap adanya suatu

investasi yang bisnis menguntungkan perusahaan. Masulis dan Korwar

(1986) memperlihatkan adanya hubungan negatif antara abnormal

return pada hari pengumuman dan perubahan hutang yang berkaitan

dengan penerbitan saham tersebut. Semakin besar penurunan hutang

maka semakin negatif abnormal return.

Penerbitan ekuitas baru yang digunakan untuk membayar hutang

akan menurunkan ratio leverage perusahaan, sehingga resiko hutang

menjadi mengecil. Konsekuensinya, nilai pasar hutang meningkat.

Dengan kata lain pemilik hutang akan mendapatkan keuntungan dan

disisi lain merupakan kerugian bagi pemegang saham.

22

H3:

a) Terdapat penurunan pada kinerja keuangan sesudah

penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan

untuk utang.

b) Terdapat penurunan pada kinerja saham sesudah

penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan

untuk utang.

Dalam hal ini peneliti ingin membandingkan antara perusahaan yang

menerbitkan right issue dengan penggunaan dana untuk investasi dengan

perusahaan yang penggunaan dana right issue nya untuk membayar

utang. Terdapat perbedaan dimana perusahaan yang menggunakan dana

right issue nya untuk investasi akan memiliki kinerja keuangan dan saham

yang lebih baik.

H4:

a.) Perusahaan yang mengeluarkan right issue untuk investasi

lebih baik kinerja keuangannya dibanding perusahaan yang

mengeluarkan right issue untuk membayar utang.

b.) Perusahaan yang mengeluarkan right issue untuk investasi

lebih baik kinerja sahamnya dibanding perusahaan yang

mengeluarkan right issue untuk membayar utang.

Peneliti ingin melihat kinerja keuangan perusahaan secara khusus

saat penerbitan right issue. Dalam hal ini peneliti akan melihat prospktus

right issue dan melihat right issue yang komposisi penggunaan dananya

23

lebih besar untuk investasi. Kinerja dalam hal ini akan dilihat dari return of

investment (ROI) dan Price to Book Value (PBV).

Menurut Sufyan Safri (2009) mengemukakan bahwa Return of

Investment adalah suatu rasio yang menunjukan besar laba bersih yang

diperoleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik. ROI merupakan

indicator yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan

perusahaan karena sifatnya yang menyeluruh.

Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa semakin semakin tinggi rasio

PBV semakin tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek

perusahaan di masa mendatang. PBV menggambarkan seberapa kali

pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Prabandari,

2010).

H5: Penggunaan dana dalam right issue lebih banyak digunakan

untuk investasi maka akan berpengaruh positif terhadap kinerja.