bab 2 tinjauan pustaka 2.1. · ekonomis, dan sebagainya. dalam kehidupan sehari-hari bahan komposit...
TRANSCRIPT
4
Universitas Muhammadiyah Riau
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komposit
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau
lebih material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat
mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya. Sedangkan
secara umum komposit dapat didefinisikan sebagai suatu jenis bahan baru hasil
rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan
berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun sifat fisikannya dan tetap
terpisah dalam hasil akhir bahan komposit tersebut. Penyusun komposit terdiri
dari 2 fasa yaitu (Prastito,2016) :
1. Matrik
Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan).
2. Filler atau Reinforcement
Filler atau disebut juga reinforcement salah satu bagian utama dari komposit
adalah penguat yang berfungsi sebagai penanggung beban utama komposit.
2.2. Jenis-jenis Komposit
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakkan, yaitu (Prastito,2016) :
Matrix
Composite
Reinforcement
Gambar 2.1 Matrik dan Filler/Reinforcemet
5
Universitas Muhammadiyah Riau
2.2.1. Bahan Komposit Partikel (Particulate Composite)
Dalam struktur komposit bahan komposit partikel tersusun dari partikel-partikel
disebut bahan komposit partikel menurut definisinya partikel ini berbentuk
beberapa macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang
tidak beraturan secara acak, tetapi rata-rata berdimensi sama. Bahan komposit
partikel umumnya digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit
keramik.
2.2.2. Bahan Komposit Laminat (Laminate Composite)
Komposit laminat adalah komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih dan
bahan penguat digabung menjadi satu bahan dan setap lapisnya memiliki
karakteristik sifat sendiri, contohnya polywood, laminated glasss yang sering
digunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.
2.2.3. Bahan Komposit Serat (Fiber Composite)
Komposit serat umumnya komposit serat terbagi menjadi 3 jenis :
a. Komposit serat panjang.
b. Komposit serat pendek.
c. Komposit serat acak.
2.3. Pemanfaatan Komposit
Komposit merupakan suatu bahan yang didapat dari proses penggabungan
dua bahan atau lebih, yang memiliki sifat dasar yang berbeda dan bertujuan untuk
menghasilkan sebuah kombinasi sifat material yang baru dan lebih unggul
Komposit telah berkembang pesat dan meluas di tanah air ini.
Komposit banyak dimanfaatkan dalam peralatan rumah tangga dan sektor
industri baik industri kecil maupun industri besar. Hal ini disebabkan karena
komposit memiliki beberapa keunggulan tersendiri dibandingkan bahan teknik
alternatif lainnya seperti bahan komposit lebih kuat, tahan terhadap korosi, lebih
ekonomis, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari bahan komposit banyak
sekali digunakan karena strukturnya yang kuat namun memiliki berat yang ringan.
Diantaranya sebagai bahan dasar bodi mobil, bahkan pesawat yang membutuhkan
struktur bahan yang kuat namun memiliki berat yang ringan. Komposit
merupakan bahan yang terdiri atas fase penguat dan matriks. Hal ini yang
menyebabkan komposit memiliki struktur yang kuat namun memilikiberat yang
6
Universitas Muhammadiyah Riau
cukup ringan, sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan dasar berbagai
macam bahan baku industri (Syafitri, 2017).
2.4. Alkalisasi
Alkalisasi dengan menggunakan zat natrium hidroksida (NaOH) adalah basa
yang paling umum digunakan. Fitriyani A. L. (2014) mengatakan natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pellet,
serpihan, butiran maupun larutan jenuh 50%. Bersifat lembab dan cair dan secara
spontan menyerap karbondioksida dari udara bebas permukaan serat.
Alkalisasi adalah salah satu cara modifikasi serat alam untuk meningkatkan
kompatibilitas antara matriks dengan serat. Dengan berkurangnya hemiselulosa,
lignin atau pectin serat, akan meningkatkan kekasaran permukaan yang
menghasilkan mechanical interlocking yang lebih baik antara serat dengan matrik,
dan juga dengan proses perendaman akan membuat pori-pori disekitar permukaan
serat (Maryanti, 2011).
Penggunaan natrium hidroksida bertujuan untuk menubah permukaan serat
menjadi kasar, sehingga meningkatkan kelekatan mekanis dan juga menyebabkan
semakin banyaknya jumlah selulosa. Hal ini dapat meningkatkan jumlah tempat
yang memungkinkan terjadinya reaksi adhesi yang berguna untuk meningkatkan
kekuatan serat dan matrik. Sehingga Rumus reaksi NaOH pada serat adalah
−𝑂𝐻 + 𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡 − 𝑂 − 𝑁𝑎 + 𝐻2𝑂 . Rumus larutan antara zat NaOH
dengan air yaitu jumlah zat terlarut : jumlah zat pelarut (Wijaya, 2014).
Tabel 2.1. Sifat Fisika dan Kimia NaOH
Karakteristik Nilai
Massa molar 40 g/mol
Wujud Zat padat putih
Specific gravity
Titik leleh
Titik didih
Kelarutan dalam air
Kebasaan (pKb)
2,130
318,4 ºC (591 K)
1390 ºC (1663 K)
Sangat larut
~2,43
(Sumber : Fitriyani A. L, 2014)
7
Universitas Muhammadiyah Riau
2.5. Mutu Papan komposit
Dalam standar papan komposit yang dikeluarkan oleh beberapa negara
masih mungkin terjadi perbedaan dalam hal kriteria, cara pengujian, dan
persyaratannya. Walaupun demikian, secara garis besarnya sama. Standar
pengujian mekanik papan komposit berdasarkan standar ASTM D 638 untuk uji
tarik, ASTM D 256 untuk uji impak dan SNI 01-4449-2006. Berbagai pembuatan
papan komposit berdasarkan (Hesty, 2009) :
2.5.1. Bentuk
Papan komposit umumnya berbentuk datar dengan ukuran relatif panjang,
relatif lebar, dan relatif tipis sehingga disebut panel. Ada papan komposit yang
tidak datar (papan komposit lengkung) dan mempunyai bentuk tertentu tergantung
pada acuan cetakan.
2.5.2. Pengempaan
Cara pengempaan dapat secara mendatar atau secara ekstruksi. Pengempaan
dilakukan oleh semacam piston yang bergerak vertikal atau horizontal.
Pengempaan bertujuan untuk merekatkan atau menempelkan lebih rapat sehingga
garis perekat dapat terbentuk serata mungkin dengan ketebalan setipis mungkin.
Pengempaan di dalam proses perekatan menjadi dua tipe :
1. Pengempaan dingin (Cold Press)
Pengempaan dingin dilakukan sebagai pengempaan permulaan sebagai
tahap setingkat sebelum tahap akhir dalam proses pematangan perekat. Tujuan
Pengempaan pada dasarnya adalah :
1) Membantu proses pengaliran sehingga perekat membentuk lapisan tipis.
2) Membantu proses pemindahan, sehingga perekat akan dapat berpindah
dari satu permukaan merata.
3) Membantu proses penembusan, sebagian perekat akan masuk ke delam
rongga sel dari kayu. Akibat ini sel kayu yang pecah akan dimasuki
perekat
4) Menahan kayu yang yang direkat sampai rekat memadat. Karena proses
pemadatan berlangsung beberapa saat maka selama prose situ kayu harus
ditahan)tetap berhubungan secara rapat
5) Membuat bentu tertentu.
8
Universitas Muhammadiyah Riau
2. Pengempaan panas (Hot Press) dengan suhu dan tekanan tertentu.
Pengempaan Panas waktu pengempaan akan menjadi lebih pendek sehingga
menaikkan kapasitas pengempaan sekaligus menaikkan produksi, akan tetapi
memerlukan ongkos yang tinggi untuk menaikkan suhunya. Karena biaya untuk
barang yang relative lebih besar masih tidak mungkin terlalu mahal saat produksi
(Karmidi,2009).
2.5.3. Penggunaan
Berdasarkan penggunaan yang berhubungan dengan beban, papan komposit
dibedakan menjadi papan komposit penggunaan umum dan papan komposit
struktural (memerlukan kekuatan yang lebih tinggi). Untuk membuat mebel,
pengikat dinding diapaki papan komposit penggunaan umum. Untuk membuat
komponen dinding, peti kemas dipakai papan komposit struktural.
2.5.4. Kekuatan
Pada prinsipnya sama seperti kerapatan, pembagian berdasarkan kekuatan
pun yang rendah, sedang, dan tinggi. Terdapat perbedaan batas antara setiap
macam (tipe) tersebut, tergantung pada standar yang digunakan. Ada standar yang
menambahkan persyaratan beberapa sifat fisis.
2.5.5. Perekat
Perekat yang dipakai mempengaruhi ketahanan papan komposit terhadap
pengaruh kelembapan, yang selanjutnya menentukan pennggunaannya. Ada
standar yang membedakan berdasarkan sifat perekatnya. Epoxy adalah suatu
bahan kimia yang merupakan salah satu jenis resin yang diperoleh dari proses
polimerisasi dari epoksida.
Resin Epoxy bereaksi dengan beberapa bahan kimia lain seperti amina
polifungsi, asam serta fenol dan alcohol, umunya dikenal sebagai bahan pengeras
atau hardener. Setelah dicampur, epoxy dan hardener akan berubah menjadi cair
ke padat dan menjadi sangat kuat, tahan suhu tinggi tertentu dan memiliki
ketahanan kimia yang tinggi.
2.5.6. Kerapatan
Berdasarkan kerapatannya papan komposit dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu :
9
Universitas Muhammadiyah Riau
Tabel 2.2. Klasifikasi Kerapatan Papan Serat (SNI 01-4449-2006)
Jenis Papan Serat Kerapatan (g/cm3)
Papan komposit kerapatan rendah < 0,4 gr/cm3
Papan komposit kerapatan sedang 0,4-0,84 gr/cm3
Papan komposit kerapatan tinggi > 0,84 gr/cm3
2.5.7. Pengolahan
Ada dua macam papan komposit berdasarkan tingkat pengolahannya, yaitu
pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Papan komposit pengolahan primer
adalah papan komposit yang dibuat melalui proses pembuatan partikel,
pembentukan hamparan dan pengempaan yang menghasilkan papan komposit.
Papan komposit pengolahan sekunder adalah pengolahan lanjutan dari papan
komposit pengolahan primer misalnya dilapisi venir indah, dilapisi kertas aneka
corak.
2.6. Uji Sifat fisis
Sifat fisis merupakan sifat materi yang dapat dilihat secara langsung dengan
indra. Sifat fisis antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa
jenis, kekerasan, kelarutan, kekeruhan, dan kekentalan. Pengujian ini meliputi
pengujian kerapatan papan komposit, kadar air papan komposit, dan daya serap
papan komposit.
2.6.1. Kerapatan
Pengujian kerapatan papan komposit dilakukan pada kondisi kering udara
kemudian ditimbang massa (B) dengan contoh uji 10 cm x 10 cm. Selanjutnya
diukur panjang rata-rata dengan dua titik pengukuran, dan arah lebar dua titik
pengukuran dan tebalnya dengan empat titik pengukuran untuk menentukan
volume contoh uji (SNI 01-4449-2006). Nilai kerapatan papan komposit dihitung
dengan rumus:
𝐾 = B
I.................................................................................................(2.1)
Keterangan:
K = kerapatan (g/cm3)
B = massa (g)
I = volume (cm3) = panjang(cm) x lebar (cm) x tebal (cm)
10
Universitas Muhammadiyah Riau
2.6.2. Daya Serap Air
Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm. Perhitungan daya serap air didasarkan
pada selisih massa sebelum (B1) dan massa setelah (B2) perendaman dengan air
selama 24 jam kemudian diukur dengan standar contoh uji (SNI 01-4449-2006).
Nilai kadar air dihitung dengan rumus:
𝑃𝐴 = 𝐵2−𝐵1
𝐵1𝑥 100(%)…..........................................................................(2.2)
Keterangan:
PA = Penyerapan air (%)
B1 = massa contoh uji sebelum perendaman (g)
B2 = massa contoh uji setelah perendaman (g)
2.7. Uji Sifat Mekanis
Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang
mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat
diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang
diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Setiap material yang
diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau spesimen. Sifat mekanik tersebut
meliputi kekuatan tarik, ketangguhan, kelenturan, keuletan, kekerasan, ketahanan
aus, kekuatan impak dan sebagainya. Pengujian ini meliputi pengujian impak, dan
uji tarik papan komposit (Selpiana,2014).
2.7.1. Pengujian Tarik
Uji tarik merupakan metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Sifat kuat
tarik suatu material adalah kekuatan untuk mengatasi gaya tarik persatuan luas
permukaan yang diterima. Perhitungan tegangan tarik serat tunggal digunakan
rumus (ASTM D 638):
𝜎 = 𝐹
𝐴......................................................................................................(2.3)
Keterangan :
𝜎 : tegangan tarik (Kgf/cm2)
F : gaya untuk memutuskan serat (Kgf)
A : Luas Penampang (cm2)
11
Universitas Muhammadiyah Riau
2.7.2. Pengujian impak
Uji impak merupakan pengujian dengan pembebanan yang cepat (rapid
loading). Alat yang digunakan dalam penujian ini yaitu Izod Impact. Tujuan
dilakukan uji impak yaitu untuk mengetahui kekuatan dari papan komposit
tersebut berdasarkan Annual Book of Standar (ASTM D 256).
HI = 𝐸
𝐴........................................................................................................(2.4)
Keterangan :
HI = Harga impak (joule/cm2)
A = Luas penampang permukaan (cm2)
E = Energi yang dibutuhkan (joule)