bab 2 tinjauan pustakathesis.binus.ac.id/doc/bab2/2013-1-01039-if bab2001.pdfdiandalkan dan aman,...

27
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Tanenbaum dan Wetherall (2011: 2) menyebutkan bahwa, “Jaringan komputer digunakan untuk menyebut sekelompok autonomous komputer yang terkoneksi oleh sebuah teknologi. Dua buah komputer disebut terkoneksi apabila kedua komputer dapat saling bertukar informasi.” 2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer Pada umumnya, jaringan komputer diklasifikasikan berdasarkan area geografisnya. Klasifikasi tersebut membagi jaringan komputer menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Local Area Network (LAN) Tanenbaum dan Wetherall (2011: 19) menyebutkan bahwa, “LAN adalah sebuah jaringan privat yang beroperasi pada jangkauan satu bangunan, seperti rumah, pabrik atau kantor.” LAN yang digunakan pada perusahaan, seringkali disebut dengan enterprise networks. Tanenbaum dan Wetherall (2011: 19) juga mengatakan bahwa, “LAN menawarkan banyak keuntungan, beberapa di antaranya adalah jaringan yang mudah dikelola, dapat diandalkan dan aman, khususnya ketika digunakan oleh non- technical user, serta biaya yang murah.” Gambar 2.1.2.1 Local Area Network (LAN) (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 10)

Upload: trannhu

Post on 30-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer

Tanenbaum dan Wetherall (2011: 2) menyebutkan bahwa,

“Jaringan komputer digunakan untuk menyebut sekelompok

autonomous komputer yang terkoneksi oleh sebuah teknologi. Dua

buah komputer disebut terkoneksi apabila kedua komputer dapat

saling bertukar informasi.”

2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer

Pada umumnya, jaringan komputer diklasifikasikan

berdasarkan area geografisnya. Klasifikasi tersebut membagi jaringan

komputer menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

Tanenbaum dan Wetherall (2011: 19) menyebutkan

bahwa, “LAN adalah sebuah jaringan privat yang beroperasi

pada jangkauan satu bangunan, seperti rumah, pabrik atau

kantor.” LAN yang digunakan pada perusahaan, seringkali

disebut dengan enterprise networks.

Tanenbaum dan Wetherall (2011: 19) juga mengatakan

bahwa, “LAN menawarkan banyak keuntungan, beberapa di

antaranya adalah jaringan yang mudah dikelola, dapat

diandalkan dan aman, khususnya ketika digunakan oleh non-

technical user, serta biaya yang murah.”

Gambar 2.1.2.1 Local Area Network (LAN) (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 10)

7

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Tanenbaum dan Wetherall (2011 : 23) mengatakan

bahwa, “MAN adalah sebuah jaringan yang jangkauannya

mencakup sebuah kota.” Salah satu contoh penerapan MAN

adalah jaringan TV kabel.

Gambar 2.1.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) (Sumber : Computer Networks 5th Edition : 24)

3. Wide Area Network (WAN)

Tanenbaum dan Wetherall (2011: 23) mengatakan

bahwa, “WAN mencakup sebuah daerah geografik yang luas

seperti antar kota, negara, bahkan antar benua.” Contoh

penerapan WAN adalah sebuah perusahaan yang memiliki

berbagai cabang di berbagai kota.

Gambar 2.1.2.3 Wide Area Network (WAN) (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 8)

8

4. Personal Area Network (PAN)

Tanenbaum dan Wetherall (2011: 18) menyebutkan

bahwa, “PAN mengijinkan perangkat untuk saling

berkomunikasi pada jarak perorangan.” Contoh dari penerapan

PAN adalah bluetooth dan koneksi komputer dengan perangkat

pendukungnya seperti monitor, dan printer.

2.1.3 Topologi Jaringan Komputer

Dean (2009 : 195) menyebutkan bahwa, “Topologi jaringan

fisik adalah susunan fisik dari node – node yang terdapat pada

jaringan. Topologi menggambarkan sebuah jaringan dengan scope

yang luas, topologi tidak menyebutkan atau menjelaskan tipe

perangkat, metode konektivitas atau cara pengalamatan yang

digunakan pada jaringan.”

Secara fisik, ada beberapa jenis topologi jaringan komputer

yang dapat digunakan, tetapi bentuk topologi yang utama adalah bus,

ring, dan star.

1. Topologi Bus

Dean (2009 : 195) menyebutkan bahwa,

“Topologi bus terdiri sebuah kabel yang

menghubungkan node – node pada jaringan tanpa

mengganggu konektivitas perangkat. Bus merupakan

media transmisi pasif yang artinya mereka tidak

mengulang (memperkuat atau meregenerasi) sinyal

yang diterima. Bus hanya melanjutkan sinyal ke

stasiun akhir, ini artinya sinyal akan semakin melemah

selama melalui bus.”

9

Gambar 2.1.3.1 Topologi Bus (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 196)

Topologi bus memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

1. Node – node dihubungkan secara serial

sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel

ditutup dengan terminator

2. Sederhana dalam instalasi karena hanya

menghubungkan antar simpulnya

3. Ekonomis dalam biaya karena hanya dibutuhkan

kabel dan konektor yang harganya relatif murah

4. Paket – paket data saling bersimpangan pada

suatu kabel sehingga jika node yang

dihubungkan semakin banyak, kinerja jaringan

akan semakin turun dikarenakan seringnya

terjadi collision

5. Tidak memerlukan hub, tetapi memerlukan

banyak Tconnector pada setiap ethernet card

6. Kendala yang sering muncul adalah jika salah

satu nodenya rusak, maka jaringan keseluruhan

bisa mengalami penurunan kecepatan akses

sehingga seluruh nodenya tidak bisa

berkomunikasi dalam jaringan tersebut

7. Jenis kabel yang digunakan adalah kabel coaxial

Selain memiliki beberapa karakteristik di atas, topologi

bus juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

10

Kelebihan yang dimiliki oleh topologi bus ini adalah sebagai

berikut :

1. Jarak LAN tidak terbatas

2. Kecepatan pengiriman data relatif tinggi

3. Kondusif bila digunakan untuk jaringan gedung

bertingkat

4. Kemampuan pengembangan tinggi

5. Jumlah perangkat yang terhubung dapat diubah

tanpa mengganggu perangkat yang lain

6. Tidak diperlukan pengendali pusat

Sedangkan kekurangan dari topologi bus adalah sebagai

berikut :

1. Jika tingkat traffic tinggi dapat menimbulkan

kemacetan

2. Diperlukan repeater untuk memperkuat sinyal

3. Operasional jaringan LANnya tergantung tiap

perangkat

2. Topologi Ring

Dean (2009 : 197) menyebutkan bahwa, “Tiap node

terkoneksi pada 2 node terdekat lain sehingga seluruh

jaringan saling terkoneksi membentuk sebuah ring /

lingkaran. Data dikirim searah jarum jam dan hanya berjalan

satu arah. Interface pada topologi ring merupakan interface

aktif, yang artinya interface mengulang atau meregenerasi

sinyal yang diterima.”

11

Gambar 2.1.3.2 Topologi Ring (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 197)

Topologi ring juga memiliki beberapa

karakteristik, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Node – node dihubungkan secara serial di

sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan seperti

lingkaran

2. Sangat sederhana dalam layout seperti jenis

topologi bus

3. Paket – paket data mengalir dalam satu arah (ke

kiri atau ke kanan) sehingga dapat menghindari

collision

4. Kendala yang sering dialami adalah jika salah

satu node rusak, maka seluruh node tidak bisa

berkomunikasi dalam jaringan tersebut

5. Tipe kabel yang biasa digunakan adalah kabel

UTP

Dengan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh

topologi ring seperti yang telah disebutkan di atas sehingga

topologi ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah

sebagai berikut :

1. Kecepatan pengiriman data yang tinggi

2. Dapat melayani traffic yang padat

12

3. Tidak memerlukan host sehingga relatif murah

4. Dapat melayani berbagai mesin pengirim

5. Komunikasi antar terminal lebih murah

6. Waktu yang diperlukan untuk pengaksesan data

optimal

Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh topologi ring

ini adalah :

1. Sulit untuk melakukan perubahan jumlah pada

perangkat

2. Kerusakan pada salah satu perangkat dapat

mengakibatkan kelumpuhan pada jaringan

3. Pengembangan jaringannya lebih kaku

3. Topologi Star

Dean (2009 : 198) menyebutkan bahwa, “Topologi star

adalah setiap node pada jaringan terkoneksi pada sebuah

perangkat pusat, seperti router, hub, atau switch. Topologi

star umumnya dibangun dengan twisted pair atau fiber-optic

cabling.”

Gambar 2.1.3.3 Topologi Star (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 198)

13

Beberapa karakteristik dari topologi star adalah sebagai

berikut :

1. Setiap node berhubungan langsung dengan

konsentrantor (Hub)

2. Jika setiap paket data yang masuk ke

konsentrator (Hub) kemudian dibroadcast ke

seluruh node yang terhubung sangat banyak

(misalnya pemakaian 32 port), maka kinerja

jaringan akan semakin turun

3. Mudah untuk dikembangkan karena setiap node

hanya terhubung secara langsung ke

konsentrator

4. Jika salah satu ethernet card atau salah satu

kabel pada terminal putus, maka keseluruhan

jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau

tidak terjadi down pada jaringan

keseluruhannya

5. Tipe kabel yang digunakan biasanya adalah

kabel jenis UTP

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh topologi star ini

adalah sebagai berikut :

1. Jika terjadi penambahan atau pengurangan

terminal tidak akan mengganggu operasi yang

sedang berlangsung

2. Jika salah satu terminal rusak tidak akan

mengganggu proses kerja terminal lainnya

3. Arus informasi data lebih optimal

Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh topologi star

adalah sebagai berikut :

1. Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port

yang ada pada hub

14

2. Jika traffik padat, maka dapat menyebabkan

lambatnya jaringan

3. Jaringan sangat tergantung pada perangkat

pengendali.

2.1.4 Model OSI

Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat

oleh International Standarts Organization (ISO) sebagai langkah awal

menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada

berbagai layer. Model ini disebut ISO OSI (Open System

Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi

pengkoneksian open sistem. Open System dapat diartikan sebagai

suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem –

sistem lainnya.

Model OSI terdiri dari 7 layer yaitu Physical Layer, Data Link

Layer, Network Layer, Transport Layer, Session Layer, Presentation

Layer, dan Application Layer.

Gambar 2.1.4.1 OSI Layer (Sumber : The Art of Computer Networking : 19)

15

Tabel 2.1.4.1 OSI Layer

7. Application Layer Lapisan ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi

antara program computer, seperti program e-mail, layanan

yang ada pada jaringan, serta aplikasi komputer lainnya.

6. Presentation Layer Lapisan ini bertanggung jawab mendefinisikan format data,

enkripsi, dekripsi, bagaimana data dikonversi dan diformat

untuk transfer data, sehingga data dapat direpresentasikan ke

application layer.

5. Session Layer Lapisan ini bertanggung jawab menjaga, memelihara, dan

mengatur koneksi agar tetap terhubung satu sama lain.

Koneksi di lapisan ini disebut session.

4. Transport Layer Lapisan ini bertanggung jawab membagi data menjadi

segmen, menjaga koneksi end to end antar terminal, serta

menyediakan error handling.

3. Network Layer Lapisan ini bertanggung jawab menentukan alamat jaringan

serta rute yang harus ditempuh, mengatur traffic di jaringan.

Data pada layer ini berbentuk paket.

2. Data Link Layer Lapisan ini menyediakan link untuk data, mengubah data

menjadi paket frame, mengatur komunikasi physical layer

dengan network layer, serta menjamin tidak adanya error

selama proses transmisi.

1. Physical Layer Lapisan ini bertanggung jawab atas proses data menjadi bit

dan mentransfernya melalui media, serta menjaga koneksi

fisik antar sistem. Physical layer berfungsi mendefinisikan

media transmisi, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, serta

16

menempatkan pola biner yang diterimanya ke dalam receive

buffer.

2.1.5 Perangkat Keras Jaringan Komputer

Perangkat keras jaringan komputer adalah peralatan yang

digunakan untuk menghubungkan komputer yang satu ke komputer

lainnya dalam jaringan dengan tujuan berbagi data, informasi, serta

berbagi penggunaan peralatan dalam jaringan.

Perangkat keras yang biasa digunakan pada jaringan komputer

adalah sebagai berikut :

a. File Server

File server merupakan komputer yang tujuan utamanya

adalah menyediakan layanan dan ruangan untuk menampung

berbagai file (seperti dokumen, gambar, database, dan

sebagainya). Layanan ini dapat diakses oleh workstation yang

terhubung dalam jaringan komputer.

Sebuah file server dapat berfungsi sebagai dedicated

(berfungsi sebagai server secara keseluruhan) atau non -

dedicated (berfungsi sebagai server sekaligus sebagai

workstation).

b. Workstations / Client

Workstatios / client adalah istilah bagi komputer -

komputer selain server yang berada pada suatu jaringan.

Komputer workstation menerima atau meminta layanan data

dari server untuk diolah sesuai kebutuhan penggunanya. Agar

workstation dapat terhubung dengan server, setidaknya

memiliki hardware kartu jaringan (network card), aplikasi

jaringan (software jaringan), dan media perantara untuk

menghubungkan ke jaringan (kabel ataupun sinyal elektris).

17

c. Kartu Jaringan

Kartu jaringan atau yang dikenal dengan Network

Interface Card (NIC) adalah perangkat keras yang dipasang

pada salah satu slot yang terdapat pada motherboard komputer.

Pada kartu jaringan terdapat bagian yang berfungsi untuk

memasang kabel untuk komunikasi dalam jaringan sehingga

memungkinkan hubungan antar komputer dan pertukaran data.

Kartu jaringan yang banyak terpakai saat ini adalah

jenis kartu jaringan Ethernet dan LocalTalk konektor (yang

dipopulerkan oleh Apple). Pada model referensi OSI, kartu

jaringan berada pada lapisan ke-1 (lapisan Physical) dan

lapisan ke-2 (lapisan Data Link) yang menyediakan akses fisik

terhadap media jaringan, serta sistem pengalamatan dengan

menggunakan MAC Address (serial number 48-bit).

Gambar 2.1.5.1 Network Interface Card (NIC) (Sumber : Network+ Guide to Networks : 241)

d. Hub

Hub adalah perangkat keras jaringan komputer yang

berfungsi menyatukan kabel – kabel jaringan dari server,

workstation, dan perangkat lain dalam suatu jaringan. Hub

bekerja di Physical Layer yang ada pada model OSI.

Umumnya Hub memiliki jumlah port mulai dari 4, 8,

16, 24, sampai 32 plus 1 port (uplink) untuk menghubungkan

ke server atau hub lain. Hub tidak mendeteksi kesalahan

maupun menyaring data, tetapi mengirimkan data dari satu

18

komputer ke komputer lain yang terhubung dengan hub

tersebut. Hub dikenal sebagai concentrator, yang

memungkinkan perangkat seperti komputer, printer, dan

perangkat penyimpanan dihubungkan ke server.

Gambar 2.1.5.2 Hub (Sumber : Network+ Guide to Networks : 258)

e. Bridge

Dean (2008: 258) mengatakan bahwa, “Bridge adalah

perangkat yang menghubungkan 2 (dua) segment jaringan

dengan menganalisa frame yang masuk dan membuat

keputusan mengenai tujuan frame berdasarkan MAC address

frame.

Gambar 2.1.5.3 Bridge (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 268)

f. Router

Router adalah perangkat keras jaringan yang

digunakan untuk menghubungkan satu jaringan dengan

jaringan lainnya untuk mendapatkan route (jalur) terbaik.

Router bekerja pada layer network dari model OSI untuk

19

memindahkan paket – paket antar jaringan menggunakan

alamat logikanya.

Router memliki table routing yang melakukan

pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan

lintasan yang mungkin dilalui serta waktu tempuhnya. Router

dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil

ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan

internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke

dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan

juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang

digunakan untuk mengkoneksikan dua buah jaringan yang

menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router

wireless yang pada umumnya selain menghubungkan

komputer dengan menggunakan radio, selain itu juga

mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau

berbeda arsitektur jaringan (seperti halnya dari Ethernet ke

Token Ring).

Gambar 2.1.5.4 Router (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 271)

g. Switch

Switch adalah perangkat jaringan yang berperan

sebagai jembatan antar perangkat jaringan, sehingga dapat

terhubung satu dengan yang lain. Switch memiliki sejumlah

port Ethernet untuk menghubungkan dirinya dengan perangkat

lain di jaringan.

20

Switch terbagi menjadi dua tipe utama yaitu switch

layer 2 dan switch layer 3. Switch layer 2 bekerja pada data

link layer dalam model OSI dan berdasarkan teknologi

bridging. Switch tipe ini membangun koneksi logika antar port

berdasarkan pada alamat MAC. Switch layer 3 beroperasi pada

layer 3 dari OSI model dan berdasarkan teknologi routing.

Switch seperti ini membangun koneksi logika antar port

berdasarkan alamat jaringan. Switch - switch ini dapat

digunakan untuk menghubungkan jaringan – jaringan yang

berbeda dalam suatu internetwork. Switch ini kadang disebut

sebagai switch routing atau switch multilayer.

Secara garis besar switch berfungsi sebagai sistem

manajemen lalu lintas dalam jaringan dan mengarahkan paket

data ke tujuan yang benar. Alat ini digunakan untuk

menghubungkan perangkat periferal ke jaringan dan

memastikan efektivitas biaya maksimum dan kemampuan

untuk berbagi sumber daya.

Switch terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Manageable Switch

dan Unmanageble Switch.

1. Manageable Switch

Manageable switch adalah switch yang bisa

diatur untuk kebutuhan jaringan tertentu. Ada beberapa

perbedaan mendasar yang membedakan antara switch

manageable dengan switch non manageable. Perbedaan

tersebut dominan bisa dilihat dari keunggulan yang

dimiliki oleh switch manageable itu sendiri.

Keunggulan dari switch manageable adalah

sebagai berikut :

o Mendukung penyempitan broadcast jaringan

dengan VLAN

o Pengaturan proses user dengan access list

o Membuat keamanan network lebih terjamin

o Bisa melakukan pengaturan port yang ada

21

o Mudah memonitoring traffik maintenance pada

jaringan karena dapat diakses tanpa harus

berada di dekat switch

2. Unmanageble Switch

Unmanageble switch adalah switch yang tidak

dapat dimanaged. Switch tersebut sudah siap pakai dan

cukup dipasang dan switch sudah bisa digunakan tanpa

perlu dikonfigurasi. Harga switch Non Manageble

lebih murah jika dibandingkan Manageable Switch.

Apabila terjadi masalah dengan jaringan yang

ada, akan sulit untuk menanganinya. Problem yang

paling sering terjadi di antaranya adalah IP Address

conflict, tidak bisa melakukan koneksi. IP Address

conflict, Apabila jaringan sudah mulai tersebar di

berbagai area, akan sangat sulit melakukan

troubleshooting komputer mana yang menyebabkan

masalah tersebut.

Gambar 2.1.5.5 Switch (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 260)

h. Repeater

Repeater berfungsi untuk menguatkan sinyal pada

suatu jaringan. Perangkat ini bekerja dengan menguatkan

22

sinyal yang diterima dari komputer asal sehingga kondisi

sinyal tetap kuat sebagaimana aslinya. Dengan adanya repeater

pada sebuah jaringan, jarak antara workstation dapat dibuat

semakin jauh, tanpa terkendala oleh lemahnya sinyal.

Gambar 2.1.5.6 Repeater (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 263)

i. Media transmisi

Media transmisi bisa dibagi menjadi 2 :

o Guided Media

Beberapa media tranmisi yang termasuk dalam

kategori guided media adalah :

1. Twisted Pair

Kabel twisted pair merupakan kabel yang

terdiri dari pasangan kawat tembaga yang saling

terpilin menjadi satu. Kabel ini sudah sangat umum

digunakan untuk berbagai kepentingan, terutama

dimanfaatkan sebagai kabel telepon. Kabel twisted

pair dibedakan menjadi dua macam, yaitu

Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded

Twisted Pair (STP). UTP merupakan kabel twisted

pair yang setiap pasang tembaganya tidak diberi

pelindung sehingga hanya memiliki sebuah

pelindung utama di bagian luar.. Sedangkan STP

merupakan kabel twisted pair yang setiap pasang

tembaganya diberi pelindung lagi. Oleh karena itu,

23

harga kabel UTP lebih murah dibandingkan dengan

kabel STP.

Kabel UTP sudah sangat umum digunakan

dalam jaringan komputer. Jaringan komputer

dengan kabel UTP memiliki jarak maksimal 100

meter untuk setiap titik komputer. Kabel UTP yang

digunakan pada umumnya terdiri dari empat

pasang kabel. Untuk dapat menghubungkan kabel

UTP ke dalam port pada kartu jaringan (NIC)

digunakan sebuah konektor RJ-45.

Gambar 2.1.5.7 Twisted Pair (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 96)

2. Coaxial

Kabel coaxial adalah kabel tembaga yang

diselimuti oleh beberapa pelindung, yaitu

pelindung luar, pelindung anyaman tembaga, dan

isolator. Pelindung luar berfungsi untuk

melindungi bagian dalam kabel dari benturan fisik

maupun gigitan hewan pengerat. Pelindung

anyaman tembaga berfungsi untuk melindungi

kabel dari pengaruh interferensi yang dihasilkan

oleh kabel – kabel yang berada di sekitarnya.

Sedangkan isolator plastik berguna untuk

menyaring sinyal – sinyal interferensi dari luar

kabel sehingga inti kabel dapat dibuat bebas dari

sinyal luar yang menggangu.

24

Gambar 2.1.5.8 Coaxial (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 93)

3. Serat Optik

Serat Optik adalah jenis serat yang dibuat dari

bahan silika yang sangat idel untuk dijadikan

media komunikasi. Bagi dunia komunikasi, kabel

serat optik sangat berguna untuk mengirimkan

sinyal dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan

oleh daya tampung kabel serat optik yang dapat

mencapai ribuan kali daya tampung kabel tembaga.

Di samping itu, gelombang pembawa sinyal pada

kabel serat optik bukan merupakan gelombang

elektromagnet atau listrik, akan tetapi merupakan

sinar laser sehingga relatif lebih aman.

Gambar 2.1.5.9 Serat Optik (Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 105)

o Unguided Media

Media yang digunakan adalah gelombang

elektromagnetik tanpa adanya konduktor fisik.

25

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Wireless

Menurut Lewis (2012: 348), Wireless adalah teknologi

nirkabel yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal menggunakan

gelombang radio atau infrared sebagai medium. Wireless semakin

banyak digunakan karena mendukung mobilitas dan produktivitas,

dimana pada masa ini produktivitas tidak lagi terbatas pada sebuah

lokasi pasti dan waktu tertentu. Users berharap mereka dapat

terhubung di manapun dan kapanpun.

Wireless pertama kali dikembangkan pada sekitar tahun

1970.Pada saat itu,IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam

merancang WLANdengan teknologi IR, perusahaan lain seperti

Hewlett-Packard (HP) untuk menguji WLAN RF.Kedua perusahaan

hanya mencapai 100 Kbps data rate. Karena mereka tidak memenuhi

standar IEEE 802-1 Mbps LAN, maka produk yang dipasarkan. Baru

pada tahun 1985, (FCC)menetapkan pita Industrial, Scientific dan

Medis (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2.400-2483,5MHz dan 5725-

5850 MHz tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN komersial

memasuk tahapan serius.

Kemudian pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan

produk yangmenggunakan teknik spektrum tersebar (SS) pada pita

ISM, terlisensi frekuensi 18-19 GHz danteknologi IR dengan data

rate> 1 Mbps.Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama

IEEE membuat spesifikasi / standar WLAN pertama adalah kode

802.11. Peralatan yang sesuai standar 802,11 dapat bekerja pada

frekuensi 2,4 GHz dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis

maksimal 2Mbps.Pada bulan Juli 1999, IEEE mengeluarkan

spesifikasi baru bernama 802.11b kembali. Teorikecepatan transfer

data yang dapat mencapai maksimum adalah 11 Mbps. Kecepatan

transfer data yang sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802,3

10Mbps atau 10Base-T).

26

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat

menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi kode

802.11g yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan

transfer data hingga 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan

802.11b, sehingga dapat saling komunikasi. Misalkan saja sebuah

komputer yang menggunakan jaringan kartu 802.11g dapat

memanfaatkan akses point 802.11b, dan sebaliknya. Pada tahun 2006,

teknologi 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan 802.11b,

802.11g. Teknologi yang dibawa dikenal istilah MIMO (Multiple

Input Multiple Output) merupakan teknologi terbaru Wi-Fi. MIMO

dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. The "Pre-" menyatakan

"Prestandard versi 802.11n." MIMO menawarkan peningkatan

throughput, keunggulan reabilitas, dan meningkatkan jumlah klien

anda tersambung. Kemampuan MIMO menembus penghalang lebih

baik daripada pendahulunya dan juga memiliki lingkup yang lebih

luas. Kini wireless telah menjadi jawaban atas keterbatasan jaringan

berkabel, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya pengguna

jaringan kabel yang beralih ke jaringan wireless.

Wireless memiliki beberapa kelebihan yang mendukung

penggunanya dalam melakukan komunikasi data, di antaranya :

1. Mobilitas

2. Kecepatan instalasi

3. Fleksibilitas tempat

4. Jangkauan yang luas

5. Biaya pemeliharaan yang relatif murah (hanya

mencakup stasiun bukan seperti pada jaringan kabel

yang mencakup keseluruhan kabel)

6. Infrastruktur berdimensi kecil

7. Mudah dikembangkan

8. Mudah dan murah untuk direlokasi serta mendukung

portabilitas

27

Selain kelebihannya seperti yang telah disebutkan di atas,

wireless juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

1. Transmit data kecil, sedangkan jika menggunakan

kabel akan lebih cepat

2. Alat yang digunakannya cukup mahal

3. Mudah terjadi gangguan antara pengguna lain

(interferensi gelombang)

4. Kapasitas jaringan terbatas

5. Keamanan data kurang terjamin

6. Intermittence (sinyal putus – putus)

7. Mengalami gejala yang disebut multipath, yaitu

propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui

banyak jalur yang LOS

8. Mempunyai latency yang cukup besar dibandingkan

dengan media transmisi kabel

Gambar 2.2.1.1 Jaringan Wireless Sumber : Network+ Guide to Networks 5th Edition : 372)

28

2.2.2 Klasifikasi Wireless

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 2.2.1 mengenai

wireless bahwa jaringan wireless sendiri didasari pada spesifikasi dari

IEEE 802.11, maka pada sub bab ini akan dibahas mengenai

klasifikasi wireless berdasarkan standarisasi IEEE 802.11.

Lewis (2012 : 385) menjelaskan tentang klasifikasi wireless

LAN standar seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.2.2.1 Klasifikasi Wireless LAN Standar

802.11a 802.11b 802.11g 802.11n

Band 5,7 GHz 2,4 GHz 2,4 GHz 2,4 GHz and 5

GHz

Channel Up to 23 3 3

Modulation OFDM DSSS DSSS/OFDM MIMO-OFDM

Data Rates Up to 54 Mbps Up to 11 Mbps Up to 11 Mbps

/ 54 Mbps

Up to 248

Mbps for 2

MIMO

streams

Pros

Up to 35

meters, fast,

less prone to

interference

Up to 35

meters, low

cost, good

range

Up to 35

meters, fast,

good range,

not easily

obstructed

Up to 70

meters, very

high data rates,

improved

range

Cons Higher cost,

shorter range

Slow, prone to

interference

Prone to

interference

from appliance

operating on

2.4 GHz band

29

Lewis (2012 : 381) juga menjelaskan tentang wireless

technology and standart seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2.2.2 Wireless Teknologi dan Standar

PAN LAN MAN WAN

Standards Bluetooth

802.15.3 802.11

802.11

802.16

802.20

GSM, CDMA,

Satellite

Speed < 1 Mbps 11 to 54

Mbps

10-100+

Mbps 10 Kbps – 2Mbps

Range Short Medium Medium-

Long Long

Applications

Peer to Peer

Device to

Device

Enterprise

Networks

Last Mile

Access

Mobile Data

Devices

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Sinyal Wireless

Dean (2009 : 366-368) menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) faktor

yang mempengaruhi kuat atau lemahnya sinyal wireless, yaitu :

1. Jarak

Jarak adalah daerah geografis yang dapat dicapai oleh

sebuah antena atau sebuah sistem wireless. Penerima harus

berada dalam jarak jangkauan untuk mendapat sinyal akurat

secara konsisten. Bahkan, terkadang meskipun penerima

berada dalam jarak jangkauan, sinyal dapat terhalang oleh

objek lain.

30

2. Gangguan dari perangkat lain (Interferensi)

Interferensi terjadi karena pemakaian channel yang

sama oleh dua atau lebih perangkat wireless sehingga

menyebabkan ganguan atau hambatan terhadap satu sama lain.

3. Line of Sight (LOS)

Idealnya sebuah sinyal wireless akan melintas

langsung dalam sebuah garis lurus dari transmitter ke

penerima, hal ini disebut LOS (Line of Sight). Namun, karena

atmosfer adalah unguided medium dan jalur antara transmitter

dan penerima tidak selalu bebas dari hambatan, sinyal wireless

tidak selalu mengikuti jalur garis lurus.

Ketika sebuah penghalang berada pada jalur sebuah

sinyal, sinyal dapat menembus atau terserap oleh objek itu,

yang menghasilkan fenomena-fenomena berikut : reflection,

diffraction, dan scattering.

Reflection adalah keadaan di mana sinyal bertemu

penghalang dan sinyal dipantulkan kembali ke sumber sinyal.

Diffraction adalah keadaan di mana sinyal wireless

terpecah menjadi gelombang tambahan ketika bertemu sebuah

penghalang. Gelombang – gelombang tambahan tersebut akan

terus bertambah banyak pada arah di mana gelombang itu

terpecah.

Scattering adalah diffusion, atau refflection yang terjadi

pada berbagai arah dari sebuah sinyal. Scattering umumnya

terjadi ketika sinyal wireless bertemu objek yang dimensinya

lebih kecil dari sinyal wireless.

2.2.4 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Dean (2009 : 152) menjelaskan bahwa DHCP adalah sebuah

metode otomatis untuk memberikan sebuah IP address unik pada

semua perangkat di dalam sebuah jaringan. DHCP bekerja pada

application layer pada OSI layer.

31

Keuntungan pengimplementasian DHCP :

o Mengurangi waktu perencanaan yang digunakan pada IP

address management

o Mengurangi potensi kesalahan saat pemberian IP address

o Mengijinkan pengguna untuk memindahkan perangkat

tanpa harus mengubah konfiguras TCP/IP perangkat

o Membuat pengalamatan IP address menjadi transparant

ke pengguna mobile.

2.2.5 Manajemen Bandwidth

Richmond, Shade, Samson, dan Aderonke (2012 : 324)

menjelaskan bahwa manajemen bandwidth meliputi bagaimana

bandwith resources dialokasikan ke aplikasi penting dalam sebuah

jaringan. Manajemen bandwith menekankan optimalisasi penggunaan

bandwith dalam sebuah jaringan dengan traffic yang padat.

2.2.6 MikroTik Router OS

Mikrotik Router OS berawal dari perusahaan kecil yang

berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukan

Mikrotik Router OS diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins

pada tahun 1995. John dan Arnis mulai merouting dunia pada tahun

1996 (misi MikroTik adalah merouting seluruh dunia). Mulai dengan

sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi

Wireless-LAN Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, negara

tetangga Latvia. Tetapi dalam perkembangannya, Mikrotik menjadi

suatu program router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh

dunia yang cocok digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) dan

provider hotspot.

2.2.7 Perbandingan dengan State of The Art

Sudah terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

jaringan wireless dan management bandwidth. Pada jurnal hasil

penelitian Chitanana (2012 : 8) dengan judul “Bandwidth management

in universities in Zimbabwe: Towards a responsible user base through

32

effective policy implementation”, memiliki kesamaan dengan

penelitian pada skripsi ini karena beliau juga mengusulkan pada

Universitas di Zimbabwe melakukan management bandwidth untuk

mengatasi masalah keterbatasan bandwidth. Sedangkan pada skripsi

ini dilakukan juga konfigurasi management bandwidth untuk

mengatasi masalah keterbatasan bandwidth yang ada dan melakukan

limitasi kepada user di jaringan LAN dan jaringan wireless.

Pada jurnal hasil penelitian Chan dan Lien (n.d.) yang berjudul

“A Case Study of Indoor Wireless LAN Layout for Campus”, memiliki

kesamaan dengan skripsi ini yaitu melakukan simulasi untuk

memverifikasi hasil dari simulator dan menyelesaikan pembangunan

jaringan wireless di kampus. Penelitian tersebut menggunakan

software NTCUns agar mendapatkan letak yang optimal di mana pada

skripsi ini digunakan aerohive sebagai alat bantu simulasi.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Juljaroenkul

dan Chantrapornchai (2013 : 1) dalam jurnalnya yang berjudul

“Wireless System Design Experience: Case Study of a Manufacturing

Factory”, memiliki sedikit kesamaan dengan topik skripsi ini karena

lebih terfokus untuk mencari area optimal jangkauan sinyal jaringan

wireless menggunakan 802.11n dengan cara mengetahui area yang

akan dicover dan melakukan sedikit konfigurasi terhadap sistem

keamanan serta melakukan pengetesan.