bab 2 pembuatan minyak vco
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa itu Minyak VCO?
Minyak VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak yang terbuat dari sari pati
kelapa. Minyak ini juga sering disebut minyak kelapa murni, minyak kelapa dara, minyak
kelapa perawan, ataupun minyak kelapa asli. Minyak ini secara ilmiah telah terbukti
dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Beberapa kandungan yang terdapat di
dalam minyak VCO ini yaitu, vitamin A, D, E, K yang dapat membantu membantu
mengurangi berat badan serta kandungan lain yang sangat membantu memulihkan
anggota tubuh lainnya.
2.2 Sejarah Minyak VCO
Pembuatan VCO secara tradisional sudah sejak lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di
pedesaan. Umumnya, VCO yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. Di
beberapa daerah, minyak ini lebih dikenal dengan nama minyak kelentik atau minyak
krengseng. Pembuatan minyak kelapa ini merupakan upaya pemanfaatan buah kelapa
yang dipanen dari kebunnya sendiri. Biasanya, kelapa yang sudah dipanen hanya mampu
bertahan selama 1-2 bulan. Setelah itu, buah kelapa akan busuk, atau tumbuh menjadi
4
anakan baru. Di samping itu, mahalnya harga minyak goreng baik yang berbahan baku
kelapa, kelapa sawit, jagung, atau kedelai di pasaran juga menjadi alasan lain.
Umumnya, ibu rumah tangga hanya memproduksi minyak kelapa dalam jumlah
sedikit (misalnya 20-25 butir kelapa) dalam sekali produksi. Dari bahan baku tersebut,
dihasilkan sekitar 2-3 liter minyak kelapa, tergantung dari kualitas kelapa yang digunakan
dan proses pembuatannya. Frekuensi pembuatannyapun cukup lama, biasanya sampai
minyak goreng tersebut habis. Alasan lain yang membuat produksi dalam jumlah sedikit
juga disebabkan karena daya simpan minyak kelapa goreng tidak bisa terlalu lama,
sekitar 1-2 bulan. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pemanasan. Di atas suhu 80° C
saat proses pemanasan berlangsung, banyak kandungan antioksidan yang menguap dan
hampir semua jenis protein mengalami denaturasi. Oleh karenanya, minyak kelapa
mudah teroksidasi sehingga menyebabkan ketengikan.
2.3 Kandungan dalam Minyak VCO
Uji analisis terhadap produk VCO merek Laurina di laboratorium jasa
analisis pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, menurut In.
Winarno, membuktikan bahwa khasiat VCO dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Uji organoleptik meliputi warna dan kejernihan, aroma, dan rasa,
menemukan bahwa VCO yang baik berwarna putih dan jernih. Aromanya khas
kelapa, rasanya enak, gurih, ringan di mulut, tidak gatal di tenggorokan.
5
Uji mutu minyak didapatkan bilangan peroksida 9,98 (standar maks
10mg/kg) dan bilangan penyabunan 16,35 (standar 188mg/g). Uji komposisi
asam lemak, diantaranya asam kaprilat 7,37%, asam kaprat 5,58%, asam laurat
49,67% (tertinggi), asam mirislat 13,51% asam palmitat 6,82%, asam stearat
2,20%, asam oleat 5,63%, dan asam linoleat 1,44%
Uji kandungan vitamin meliputi vitamin A (karoten) 4,65 ppm dan vitamin E
(tokoferol) 32,22 ppm. Uji proksimat di antaranya kadar minyak 99,73%, air
0,08% (standar 0,45%), abu/mineral/logam 0,0045%, protein 0,14%, dan kadar
karbohidrat 0,0455%. Uji terakhir adalah indikator sanitasi, tidak menemukan
bakteri coli.
Namun, karena belum ada asosiasi dan perhatian dari pemerintah terhadap
tren minyak kelapa murni ini, standar mutu produk berbeda-beda. Menunut
standar internasional, kandungan asam laurat minyak kelapa murni minimal 25
persen. Kurang dari itu, berarti minyak ini relatif tak berkhasiat.
2.4 Khasiat yang terkandung di dalam minyak VCO
VCO diakui sebagai minyak paling sehat Dalam buku The Coconut Oil
Miracle karya Bruce Fife, CN, ND, antara lain dijelaskan beberapa manfaat
minyak perawan ini, yang didasarkan pada berbagai penelitian ilmiah di sejumlah
negara:
1. Senjata baru melawan penyakit jantung koroner.
2. Pelawan bakteri dan virus alami.
6
3. Menurunkan berat badan.
4. Menghaluskan kulit.
5. Mencegah berbagai penyakit degeneratif, termasuk kanker.
6. Meningkatkan kualitas kesehatan.
Mengacu pada berbagai pengalaman, Ir. Winarno menyebutkan, minum satu
sendok makan VCO tiga kali sehari, dapat mengendalikan penyakit degeneratif.
Antara lain diabetes, darah kental, asam urat, rematik, tumor, kanker, bahkan
termasuk membantu pemulihan penderita stroke.
Berkaitan dengan penyakit akibat infeksi virus, bakteri, dan protozoa,
meminum satu sendok makan VCO tiga kali sehari, dapat membantu
penyembuhan berbagai penyakit infeksi, misalnya hepatitis, TBC, asma, cacar,
herpes, flu.
VCO dapat memperbaiki metabolisme tubuh. Penyerapan kalsium menjadi
lebih baik, juga vitamin A, D, E, K; dan dapat mengurangi berat badan bagi yang
kegemukan.
Untuk kecantikan kulit dan rambut, VCO dapat mengatasi jerawat (diminum
dan dioles), selain melenturkan dan melembabkan kulit dan menyembuhkan
gatal-gatal serta luka. Minyak ini juga menghitamkan rambut bila diusapkan ke
rambut, selain mencegah uban.
7
Menurut Ir. Winarno, VCO juga dapat membantu masa kehamilan. Bila ibu
minum satu sendok makan dua kali sehari, kondisi janin akan sehat, rambut tebal,
kulit mulus. Proses kelahiran pun lebih lancar.
“Setelah kelahiran, minum VCO satu sendok makan tiga kali sehari
meningkatkan kualitas ASI dengan kadar asam laurat tinggi, sehingga
meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit, juga mempercepat pemulihan
kondisi tubuh ibu dan masa nifas," ujarnya.
Yang jelas, VCO merupakan sumber energi. Ia dapat langsung masuk ke
dalam sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Hasilnya, tubuh bugar, energik,
vitalitas tinggi, tidak cepat lelah.
2.5 Bahan-bahan yang Dibutuhkan
Dalam pembuatan VCO ini membutuhkan beberapa bahan, yaitu:
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan VCO secara tradisional yaitu
daging buah kelapa. Sementara bahan tambahan pada proses pembuatan VCO secara
tradisional tidak diperlukan. Kualitas bahan (kelapa) yang digunakan akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, di samping juga dipengaruhi oleh
proses produksi. Kecuali itu, kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap
rendemen VCO yang dihasilkan. Semakin baik mutu kelapa yang digunakan, kualitas
VCO yang dihasilkan juga akan semakin baik, di samping juga rendemennya semakin
8
tinggi, demikian sebaliknya. Adapun ciri-ciri kelapa yang baik untuk digunakan sebagai
bahan pembuatan VCO seperti berikut ini.
a) Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida lokal. Rendemen yang
diperoleh dari varietas ini akan lebih banyak dibandingkan dengan kelapa hibrida.
b).Telah berumur 11-13 bulan. Umur kelapa yang akan digunakan untuk membuat
VCO tidak boleh terlalu muda atau kelewat tua. Apabila terlalu muda, kandungan
minyaknya masih sangat rendah sehingga rendemen yang dihasilkan akan sedikit.
Sebaliknya, bila kelapa yang digunakan sudah terlalu tua, banyak kandungan minyak
yang sudah diubah menjadi karbohidrat. Dengan demikian, rendemen yang dihasilkan
pun akan sedikit.
c) Berat kelapa berkisar 130 g/butir. Sebaiknya, ukuran kelapa dipilih yang
seragam agar memudahkan dalam penanganan.
d) Kulit sabut kelapa sudah berwarna cokelat. Hal ini menandakan bahwa kelapa
tersebut sudah cukup tua.
e) Apabila dikoclak, bunyinya akan terdengar nyaring. Tentu saja hal ini sangat
berhubungan dengan jumlah air yang terdapat di dalamnya. Apabila koclak, menandakan
bahwa jumlah air yang berada di dalam kelapa telah berkurang. Berkurangnya jumlah air
ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi kelapa. Banyak kandungan zat-zat
gizi dari air kelapa yang dipindahkan ke dalam daging buahnya. Dengan demikian
kandungan zat gizi yang terdapat di dalam daging buah akan bertambah banyak, terutama
kandungan minyak atau lemaknya.
9
f) Kelapa belum berkecambah. Apabila sudah berkecambah, kelapa tersebut
sudah terlalu tua sehingga kandungan gizinya banyak yang sudah berubah.
g) Apabila dibelah, daging buah berwarna putih dengan ketebalan berkisar 10-15
mm. Pada pangkal kelapa, sudah terdapat benjolan kecil berwarna kekuningan, disebut
gandos. Apabila gandos tersebut sudah besar, sebaiknya tidak digunakan karena
kandungan minyak dalam daging buah sudah banyak berkurang.
2.6 Proses Pembuatan
Tahap pembuatan VCO secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pembuatan santan kelapa, pembuatan VCO, serta penyaringan.
1. Pembuatan santan kelapa:
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut:
a) Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging
buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang atau
mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita inginkan,
dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada proses ini
diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi
berbagai kerajinan tangan dan media tanam
b) Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan
golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada
10
sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata de
coco.
c) Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung
menggunakan pisau penyukil. Pada proses ini juga akan menghasilkan tempurung
sebagai hasil sampingnya. Tempurung kelapa masih bisa dimanfaaatkan untuk
pembuatan arang dan asap cair.
d) Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian
sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih
bersifat higienis.
e) Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Apabila
memungkinkan, bisa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan
dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang
diperoleh lebih banyak.
f) Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya,
dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang
ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di
dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan
menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan
jauh lebih banyak.
g) Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk
mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran
daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan
menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan
11
manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan
bahwa kandungan santan sudah berkurang.
h) Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara
santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa
santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.
2. Pembuatan VCO
Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut:
a) Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk krim
santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas karena
mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang kita tahu, bahwa berat jenis
minyak lebih ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim santan berada di bawah
karena umumnya terdiri dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang
hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya.
b) Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110°
C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses
pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata.
c) Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu
yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut
tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna
kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi bahan pangan, misalnya untuk
12
pembuatan kue. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan penyaringan
berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak.
3. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo dan
kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna VCO.
Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a) Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit
demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan hati-
hati karena ditakutkan tumpah.
b) Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara
penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain.
2.7 Mesin-Mesin pembuatan VCO
1. Mesin Pemarut Kelapa (Kapasitas besar) --- Ready Stock 1 unit
Mesin ini bisa Anda pergunakan untuk memarut buah kelapa dalam kapasitas besar. Dengan menggunakan mesin pemarut kelapa ini, Anda bisa cepat dalam memproduksi minyak VCO
13
14