bab 2 landasan teori - · pdf filekegiatan yang berdiri sendiri. keputusan manajemen bukan...
TRANSCRIPT
9
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
2.1.1 Definisi Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen mengacu pada proses
mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan
secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Definisi lain juga diberikan
oleh Griffin (2011:7), manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk
perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia,
finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Selanjutnya Alam S. (2007:127), mengatakan bahwa
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya
organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dari pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah
proses pengkoordinasian dan pengintegrasian sumber daya perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki
manajamen yang baik adalah perusahaan yang menjalankan fungsi efektif dan
efisien. Efisien berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan
dengan cara yang hemat biaya, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan
berkualitas tinggi namun dengan biaya yang relatif rendah, sedangkan efektif berarti
membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan baik.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Adapun fungsi manajemen yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Mengidentifikasi sasaran-sasaran, menetapkan strategi dan mengembangkan
rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktifvitas.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya dan siapa yang
mengerjakannya.
10
3. Kepemimpinan (Leading)
Memotivasi, memimpin dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan
interaksi dengan orang lain.
4. Pengendalian (Controlling)
Mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatu terselesaikan
sesuai rencana.
2.2 Manajemen Operasi
Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen.Kegiatan ini dalam banyak perusahaan
melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah terbesar dari asset
perusahaan.Oleh karena itu kegiatan operasi menjadi salah satu fungsi utama dalam
perusahaan.Fungsi utama lainnya dari kegiatan bisnis perusahaan ialah pemasaran
dan keuangan.Pemasaran berfungsi mencari dan mengembangkan permintaan atas
produk yang ditawarkan perusahaan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan
ataupun calon pelanggan. Keuangan berfungsi untuk mendapatkan sumber dana
untuk kegiatan perusahaan dan mengelolanya sebaik mungkin. Ketiga fungsi utama
dalam kegiatan perusahaan ini berhubungan satu sama lain dan saling tergantung
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
2.2.1 Definisi Manajemen Operasi
Menurut Heizer dan Render (2015:4), manajemen operasi adalah aktivitas
yang berhubungan dengan barang dan jasa melalui proses transformasi dari input
(masukan) ke output (hasil). Kemudian menurut William J. Stevenson (2009:4),
manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian proses dalam
pembuatan produk atau penyediaan jasa.Sedangkan menurut Herjanto (2007:2),
manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan
barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumberdaya
produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
Dari definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa, kegiatan operasi
merupakan suatu aktivitas dalam perusahaan yang berkaitan dengan penciptaan
barang, jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari segala sumber daya
11
masukan perusahaan yang diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang
memiliki nilai tambah. Berikut adalah aliran transformasi dalam manajemen operasi.
Gambar 2.1. Aliran Operasi
Sumber: Plunkett, Allen, dan Attner (2013:580)
Prasetya dan Lukiastuti (2011:3) menambahkan bahwa terdapat unsur-unsur
pokok yang terkandung dalam definisi tersebut, yaitu:
1. Kontinu, berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu
kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen bukan
merupakan tindakan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan.
2. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan
sebaik-baiknya, serta mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
3. Fungsi manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi
memerlukan pengetahuan yang luas, mencakup planning, organizing,
actuating dan controlling. Dalam pelaksanaannya, berbagai sumber
daya diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
4. Efisien, berarti manajer produksi dan operasi dituntut untuk
mempunyai kemampuan kerja secara efisien agar dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah.
5. Tujuan, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi harus
mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produk sesuai yang
direncanakan.
12
2.2.2 Penerapan Fungsi Manajemen
Semua manajer yang baik pasti melakukan fungsi dasar dari proses
manajemen, kegiatan dalam manajemen operasi pun mencakup penggunaan fungsi-
funsi manajemen. Herjanto (2007:4) menjelaskan dalam fungsi perencanaan,
manajer operasi menentukan tujuan dari subsistem operasi dari organisasi dan
mengembangkan program, kebijaksanaan dan prosedur yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu. Tahap ini mencakup penentuan peranan dan fokus dari operasi,
termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan
sumber daya produksi.
Dalam fungsi pengorganisasian, manajer operasi menentukan struktur
individu, grup, seksi, bagian, divisi atau departemen dalam subsistem operasi untuk
mencapai tujuan organisasi.Manajer operasi juga menentukan kebutuhan sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan operasi serta mengatur wewenang dan
tanggung jawab yang diperlukan untuk melaksanakannya.Dalam fungsi
kepemimpinan, dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan memotivasi
karyawan untuk melaksanakan tugas.Dan Fungsi pengendalian dilakukan dengan
mengembangkan standar dan jaringan komunikasi yang diperlukan agar
pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan uang direncanakan dan mencapai
tujuan.
2.2.3 Ten Strategis Operations Management
Manajer operasi harus mampu menerapkan proses manajemen tersebut
dalam setiap keputusan yang mereka buat dalam manajemen operasi yang dikenal
sebagai Sepuluh Keputusan Manajemen Operasi Strategis (Ten Strategis Operations
Management Decision) yang ditunjukan pada Tabel 2.1 berikut.
13
Tabel 2.1 Sepuluh Keputusan Manajemen Operasi Strategis
Keputusan Penjelasan
Desain
barang dan
jasa
Menjelaskan apa yang diperlukan dari kegiatan operasi
pada masing-masing keputusan manajemen operasi.
Misalkan, desain produk biasanya menentukan batas
bawah dari biaya dan batas atas dari kualitas, selain juga
implikasi untuk keberlangsungan dan sumber daya
manusia yang dibutuhkan.
Pengelolaan
kualitas
Menentukan ekspektasi kualitas dari pelanggan dan
membuat kebijakan serta prosedur untuk
mengidentifikasikan dan mencapai kualitas tersebut.
Desain proses
dan
kapasaitas
Menentukan seberapa baik barang dan jasa dihasilkan dan
menjalankan manajemen terhadap teknologi, kualitas,
SDM dan investasi modal yang spesifik yang menentukan
struktur biaya dasar perusahaan.
Strategi
lokasi
Memerlukan penilaian terkait kedekatan dengan
pelanggan dan pemasok sementara mempertimbangkan
mengenai biaya, infrastruktur, logistic dan pemerintah.
Strategi tata
ruang
Memerlukan penyatuan kebutuhan kapasitas, tingkat
personel, teknologi dan kebutuhan persediaan untuk
menentukan arus bahan baku, orang dan informasi yang
efisien.
Sumber daya
manusia dan
desain
pekerjaan
Menentukan bagaimana cara untuk merekrut, memotivasi
dan mempertahankan personel dengan bakat dan
kemampuan yang dibutuhkan. Orang merupakan sebuah
bagian yang integral dan mahal dari desain sistem
keseluruhan.
Manajemen
rantai
Menentukan bagaimana mengintegrasikan rantai pasokan
ke dalam strategi perusahaan termasuk keputusan-
14
Sumber: Heizer dan Render (2015:6)
2.2.4 Sasaran Operasi
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya pasti memiliki
strategi dalam mencapai keunggulan bersaing, menurut Prasetya dan Lukiastuti
(2011:21), ada empat dasar strategi operasi yang dapat diidentifikasikan, yaitu :
1. Biaya
Dalam setiap industri, penggunaan segmen pasar dengan pembelian yang
kuat didasarkan pada biaya yang rendah.Produk yang dijual dengan dasar
biaya yang kuat memiliki bentuk komoditas dasar. Dengan kata lain,
pelanggan tidak membedakan produk-produk dari satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya, Pelanggan menggunakan biaya sebagai
ketentuan dasar untuk melakukan pembelian
2. Kualitas
Kualitas dapat ditentukan dalam dua kategori, yaitu kualitas produk dan
kualitas proses. Tingkat kualitas dalam desain produk akan mengubah
segmen pasar yang menjadi tujuannya. Sasaran dalam mendirikan produk
pasokan keputusan yang menentukan apa yang dibeli, dari siapa
dan dengan syarat seperti apa.
Manajemen
persediaan
Mempertimbangkan keputusan pemesanan dan
penyediaan persediaan dan bagaimana
mengoptimalisasinya sebagai kepuasan pelanggan,
kapabilitas pemasok dan jadwal produksi
dipertimbangkan.
Penentuan
jadwal
Menentukan dan menerapkan jadwal jangka waktu
menengah dan pendek yang secara efektif dan efisien baik
personel maupun fasilitas, sementara memenuhi
permintaan pelanggan.
Pemeliharaan Memerlukan keputusan yang mempertimbangkan
kapasitas fasilitas, permintaan produksi dan kebutuhan
akan personel untuk menjaga sebuah proses yang dapat
diandalkan dan stabil.
15
pada kualitas yang baik adalah berfokus pada kebutuhan pelanggan.
Produk-produk yang didesain terlalu baik akan menggambarkan produk
tersebut mahal. Sementara jika produk didesain kurang baik, akan
membuat kehilangan pelanggan. Kualitas proses penting dalam setiap
segmen pasar. Sasaran dari kualitas proses adalah memproduksi produk-
produk yang bebas kesalahan melalui konsep perbaikan secara terus
menerus.
3. Kecepatan Pengiriman
Terkadang kecepatan pengiriman menjadi ketentuan penting dalam
keputusan pembelian.Di sini perusahaan diharuskan mampu
menyediakan secara konsisten dalam pengiriman.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas menyangkut kemampuan organisasi membuat perubahan
dalam desain produk atau dalam kapasitas produksi agar dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi.Fleksibilitas dapat diukur dengan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mengubah desain produk atau mengubah tingkat kapasaitas
produksi.Fleksibilitas juga mengukur bagaimana perusahaan dengan
cepat mengubah produk lama manjadi produk baru.Variasi produk sering
dipersepsikan oleh pelanggan menjadi dimensi dari kualitas.
2.3 Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas sangat dibutuhkan oleh perusahaan, hal ini digunakan
oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian.Kapasitas mengacu pada tingkat
kemampuan produksi atau operasi organisasi.
Mengacu pada pendapat Chase,Jacobs dan Aquilano (2005:430), pengertian
dari kapasitas adalah kemampuan untuk menampung, menerima, menyimpan atau
mengakomodasi. Dalam pandangan bisnis secara umum, kapasitas sering dilihat
sebagai jumlah output yang dapat dicapai sebuah sistem pada suatu periode tertentu.
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2015:348) kapasitas merupakan
suatu “terobosan” atau sejumlah unit yang mana tempat fasilitas dapat menyimpan,
menerima atau memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas juga
menentukan apakah permintaan telah terpenuhi atau tidak atau apakah tempat
fasilitas akan menganggur atau tidak. Jika sebuah fasilitas berukuran terlalu besar,
16
maka banyak tempat yang tidak digunakan dan akan menambah biaya pada
produksi. Sedangkan apabila sebuah fasilitas terlalu kecil, pelanggan dan mungkin
seluruh pasar akan hilang. Menentukan ukuran tempat fasilitas , bertujuan untuk
mencapai level pemanfaatan yang tinggi.
Heizer dan Render berpendapat bahwa perencanaan kapasitas dapat dilihat
dalam 3 horizon waktu seperti pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Horizon Waktu dan Opsi Kapasitas
T
S
umber: Heizer dan Render (2015:348)
2.3.1. Pertimbangan Kapasitas
Menurut Heizer dan Render (2015:351) ada empat pertimbangan khusus
untuk pengambilan keputusan yang tepat mengenai kapasitas:
1. Meramalkan tingkat permintaan secara akurat.
Menambahkan dan menghapus produk, aksi kompetisi, siklus hidup produk
dan volume penjualan yang tidak diketahui seluruhnya menambahkan
tantangan untuk membuat peramalan secara akurat.
Horizon
Waktu
Pilihan-Pilihan untuk Penyesuaian Kapasitas
Memodifikasi Kapasitas Menggunakan Kapasitas
Perencanaan
jangka
panjang
(≥ 3 tahun)
Menambah fasilitas
Menambah waktu tunggu
perlengkapan yang lama
*
Perencanaan
jangka
menengah
(3 - 36 bulan)
Subkontrak
Menambah perlengkapan
Manambah Shift
Menambah personel
Membangun atau
menggunakan persediaan
Perencanaan
jangka pendek
(≤ 3 bulan)
* Menjadwalkan pekerjaan
Menjadwalkan personel
Mengalokasikan mesin
* Sulit menyesuaikan kapasitas karena keterbatasan opsi yang ada
17
2. Menyamakan kemajuan teknologi dengan volume penjualan
Opsi kapasitas sering kali dihambat oleh teknologi. Beberapa peningkatan
kapasitas akan menjadi besar (misalnya, pengolahan biji besi atau
pembangkit listrik), sementara di sisi lainnya dapat menjadi kecil (tas Louis
Vuitton yang diukir dengan tangan).
3. Menemukan volume operasional yang optimum
Sebagian besar bisnis memiliki beasaran yang optimum, sampai seseorang
menyampaikan model bisnis yang baru.
4. Membangun untuk perubahan
Para manajer membangun fleksibilitas ke dalam tempat fasilitas dan
perlengkapan. Perubahan terjadi terjadi dalam proses, sejalan dengan
produk, volume produk dan bauran produk.
2.4. Peramalan
Salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh
manajemen adalah menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu
disiapkan untuk masa yang akan datang.penentuan tingkat produksi, yang
merupakan tingkat penawaran, diperngaruhi oleh jumlah permintaan pasar yang
dapat dipenuhi oleh perusahaan. Tingkat penawaran yang yang lebih tinggi dari
permintaan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya, seperti biaya
penyimpanan, biaya modal dan biaya kerusakan barang.Tingkat penawaran yang
lebih rendah dibandingkan kemampuan pangsa pasar yang dapat diraih
menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan
mengakibatkan hilangnya pelanggan karena beralih ke pesaing.
Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang optimal diperlukan
adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah
satu alat yang diperlukan oleh manajemen dan merupakan bagian integral dari
proses pengambilan keputusan adalah ialah metode peramalan.
2.4.1 Definisi Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2015:113) peramalan (forecasting) adalah seni
dan ilmu pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa mendatang.
Peramalan melibatkan pengambilan data historis (seperti penjualan tahun lalu) dan
18
memproyeksikan ke masa yang akan datang dengan model matematika. Sedangkan
menurut Tampubolon (2014:41) peramalan merupakan penggunaan data untuk
menguraikan kejadian yang akan datang di dalam menentukan sasaran yang
dikehendaki. Kemudian menurut Schroeder (2007:214), mengatakan bahwa
“Forecasting is the art and science of predicting future events. Until the last
decade, forecasting was largely an art, but it has now become a science as well.”
Yang artinya, peramalan merupakan suatu seni dan ilmu untuk memprediksi masa
yang akan datang. Sampai masa sepuluh tahun terakhir, sebagian besar dari
peramalan adalah sebuah seni, namun saat ini peramalan juga menjadi sebuah ilmu.
Dari definisi diatas peneliti menyimpulan bahwa, peramalan adalah suatu
metode ilmiah yang menggunakan data dari masa lalu untuk memprediksi peristiwa
di masa depan secara sistematis yang digunakan untuk membantu menetapkan suatu
keputusan yang optimal. Peramalan dapat diklasifikasikan berdasarkan horizon
waktu, menurut Heizer dan Render (2015:114) klasifikasi peramalan berdasarkan
horizon waktu ialah sebagai berikut:
1. Peramalan jangka pendek. Peramalan ini memiliki rentang waktu sampai
dengan satu tahun, tetapi umunya kurang dari tiga bulan. Digunakan untuk
perencanaan pembelian, penjadwalan pekerjaan, tingkat angkatan kerja,
penugasan pekerjaan dan tingkat produksi
2. Peramalan jangka menengah. Peramalan ini memilikirentang waktu dari
tiga bulan hingga tiga tahun. Berguna dalam perencanaan penjualan,
perencanaan produksi, penganggaran dan analisis variasi rencana
operasional.
3. Peramalan jangka panjang. Memiliki rentang waktu pada umumnya tiga
tahun atau lebih. Perencanaan jangka panjang digunakan dalam
perencanaan untuk produk baru, pengeluaran modal, lokasi tempat
fasilitas atau perluasan dan penelitian serta pengembangan.
19
2.4.2 Jenis-Jenis Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2015:115), organisasi pada umumnya
menggunakan tiga-tipe peramalan yang utama dalam perencanaan organisasi di
masa depan:
1. Peramalan ekonomi (economic forecast), menjelaskan siklus bisnis
dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan
lainnya.
2. Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat
kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,
yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3. Peramalan permintaan (demand forecast), merupakan proyeksi
permintaan suatu produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini
disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi,
kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan
keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
2.4.3 Pendekatan Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2015:117) terdapat dua pendekatan umum
untuk peramalan sebagaimana ada dua cara untuk mengatasi semua model
keputusan. Pendekatan yang satu adalah analisis kuantitatif dan pendekatan lain
adalah analisis kualitiatif.
1. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan bermacam-
macam model matematika yang bergantung pada data historisdan/atau
variabel asosiatif untuk meramalkan permintaan.
2. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan
faktor-faktor, seperti intuisi dari si pengambil keputusan, emosi,
pengalaman pribadi, dan sistem nilai dalam mencapai peramalan.
Menurut Herjanto (2007:78) metode kuantitatif yang digunakan dalam
peramalan pada dasarnya dapat dikelompokan dalam dua jenis yaitu metode serial
20
waktu dan metode explanatory.Metode serial waktu (time series) adalah metode
yang digunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari
waktu.Metode ini mengasumsikan bahwa beberapa pola atau kombinasi pola selalu
berulang sepanjang waktu dan pola dasar dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar
data historis dari serial itu. Tujuan analisis ialah untuk menemukan pola deret yang
bersangkutan berdasarkan atas nilai variabel pada masa sebelumnya dan
mengekstrapolasikan pola itu untuk membuat peramalan nilai variabel itu di masa
datang.
Pola dari serangkaian data dala serial waktu dapat dikelompokan ke dalam
pola dasar sebagai berikut.
• Horizontal (constan), yaitu apabila data berfluktuasi di sekitar rata-
rata secara stabil. Pola berupa garis lurus mendatar. Pola seperti ini
biaasanya terdapat dalam jangka pendek atau menengah. Jarang sekali
suatu variabel memiliki pola konstan dalam jangka panjang.
• Kecenderungan (trend), yaitu apabila data memiliki kecenderungan,
baik yang arahnya meningkat atau menurun dari waktu ke waktu. Pola
ini disebabkan antara lain oleh bertambahnya populasi, perubahan
pendapatan dan pengaruh budaya.
• Musiman (seasonal), yaitu apabila polanya merupakan gerakan yang
berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode tertentu, misalnya
tahunan, triwulan, bulanan atau mingguan. Pola ini biasanya
berhubungan dengan faktor iklim/cuaca atau faktor yang dibuat oleh
manusia, seperti liburan dan hari besar.
• Siklus (cyclical), yaitu apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangka panjang, seperti daur hidup bisnis. Perbedaan utama
antara pola musiman dengan siklus adalah pola musiman memiliki
panjang gelombang yang tetap, sedangkan pola siklus memiliki jarak
waktu yang lebih panjang dan bervariasi dari datu siklus ke siklus
lainnya.
• Residu atau variasi acak, yaitu apabila data tidak teratur sama sekali.
Data yang bersifat residu tidak dapat digambarkan.
21
Sedangkan metode explanatory mengasumsikan bahwa nilai suatu variabel
merupakan fungsi dari satu atau beberapa variabel lain. Misalnya jumlah suatu
komoditi dapat diprediksi dari nilai harga komoditi tersebut, pendapatan konsumen,
jumlah konsumen dan harga produk substitusi/komplementer. Dengan kata lain
permintaan produk merupakan fungsi dari variabel-variabel tersebut. Kegunaan
metode explanatori ialah untuk menentukan bentuk hubungan dari suatu variabel
dengan variabel-variabel lain dan menggunakannya untuk meramalkan nilai variabel
tak bebas (dependen) terhadap perubahan dari variabel bebasnya.
2.4.4 Metode Peramalan Time Series
Analisis Time Series Iriawan dan Astuti(2006:341), merupakan metode
peramalan kuantitatif untuk menentukan pola data masa lampau yang dikumpulkan
berdasarkan urutan waktu, yang disebut data time series. Dalam membuat prediksi
dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu dengan kata lain
mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data
masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Pada penelitian ini metode Time
Series (deret waktu) yang digunakan adalah Linear Regression.
Menurut Heizer dan Render (2015:143), Regresi linier adalah sebuah model
matematis garis lurus untuk menggambarkan hubungan fungsional antara variabel
dependen dan independen. Untuk peramalan time series, formula regresi linier cocok
digunakan bila pola data adalah trend. Dalam melakukan peramalan menggunakan
regresi linier dapat ditentukan dengan persamaan:
Dimana:
y = nilai dari variabel dependen
a = perpotongan sumbu y
b = kemiringan garis regresi
x = variabel independen
Untuk menentukan dan dapat ditemukan dengan persamaan:
22
Dimana:
b = kemiringan dari garis regresi
∑ = tanda jumlah
x = nilai dari variabel independen yang diketahui
y = nilai dari variabel dependen yang diketahui
n = jumlah poin data
= rata-rata dari nilai x
= rata-rata dari nilai y
2.5 Perencanaan Agregat
Bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi atau operasi
disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat
(aggregate planning).Perencanaan agregat merupakan jantung dari perencanaan
jangka menengah.Tujuan perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu rencana
produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal.Fisibel berarti dapat memenuhi
permintaan pasar sesuai dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti
menggunakan sumber daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya
serendah mungkin.
2.5.1 Definisi Perencanaan Agregat
Menurut Heizer dan Render (2015:148) perencanaan agregat adalah sebuah
pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah
(biasanya) 3 hingga 18 bulan kedepan. Para manajer produksi berusahan
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan cara
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja
lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Sedangkan
menurut Herjanto (2007:193), bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan
produksi atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah
perencanaan agregat.
23
Kemudian Sukendar dan Kristomi (2008,C-107) juga berpendapat bahwa
perencanaan agregatberarti menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam
istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya ramalan
permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan input
produksi yang saling berkaitan, maka perencana harus memilih tingkat output untuk
fasilitas selama 3 sampai 18 bulan ke depan.
Pada umumnya tujuan perencanaan agregat adalah memenuhi prediksi
permintaan dan memperkecil biaya pada periode perencanaan.Bagi perusahaan
manufaktur, penjadwal agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan
rencana produksi. Namun, untuk organisasi jasa, penjadwalan agregat
menghubungkan sasaran dengan jadwal kerja.
Menurut Sukendar dan Kristomi (2008:108) tujuan perencanaan agregat
adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat
menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan
suplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana yang dibuat,
walau pun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan.
2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan
sumber daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi
permintaan.
2.5.2. Pilihan Perencanaan
Permasalahan perencanaan agregat dapat diselesaikan dengan
mempertimbangkan berbagai keputusan pilihan yang tersedia.Berikut 8 strategi
perencanaan agregat menurut Heizer dan Render (2015:608) secara lebih
terperinci.Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas sebab pilihan ini tidak
berusaha mengubah permintaan, tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan.Tiga pilihan terahir adalah pilihan permintaaan dimana perusahaan
berusaha mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.
24
2.5.2.1. Pilihan Kapasitas (Capacity Option)
Pilihan kapasitas disebut juga pure strategy merupakan pilihan yang
berusaha untuk tidak mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan dengan mengubah kapasitas yang tersedia. Pilihan kapasitas terdiri dari
5 pilihan, yaitu:
• Mengubah tingkat persediaan.
Manajer biasa meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah
untuk memenuhi permintaan yang tinggi pada masa mendatang. Jika
strategi tersebut dipilih, biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan,
asuransi, penanganan, keusangan, pencurian dan mdal yang diinvestasikan
akan meningkat. Pada sisi lain dengan persediaan di tangan yang rendah dan
permintaan yang meningkat, kekurangan dapat terjadi, mengakibatkan
waktu tunggu lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang buruk.
• Mengubah jumlah tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan
Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan merekrut atau
memberhentikan tenaga kerja produksi untuk menyesuaikan tingkat
produksi. Namun karyawan baru perlu dilatih dan produktivitas menurut
sementara waktu seiring mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian (PHK)
tentu saja menurunkan moral semua karyawan dan mendorong mereka ke
arah produktivitas lebih rendah.
• Mengubah-ubah tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong
Tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan mengubah-ubah jam kerja.
Meskipun demikian, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan
mengenai banyaknya jam kerja lembur yang dapat diberlakukan. Upah
lembur memerlukan lebih banyak biaya dan terlalu banyak kerja lembur
mengakibatkan kelelahan pada tenaga kerja dan kemerosotan prduktivitas.
Lembur juga menyiratkan naiknya biaya tambahan untuk menjada sehingga
fasilitas dapat tetap berjalan. Disisi lain ketika permintaan menurun,
perusahaan harus mengurangi waktu kosong tenaga kerjanya, ini biasanya
merupakan proses yang sulit dan mahal.
• Subkontrak.
Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan
melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. Akan tetapi,
25
subkontrak memiliki beberapa kekurangan. Pertama, subkontrak mungkin
mahal. Kedua, subkontrak membawa resiko dengan membuka pintu klien
terhadap kopetitor. Ketiga, sering kali sulit untuk mendapat pemasok
subkontrak sempurna yang selalu dapat mengirimkan produk berkualitas
dan tepat waktu.
• Penggunaan karyawan paruh waktu.
Terutaman dalam sektor jasa , tenaga kerja paruh waktu paruh waktu dapat
mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan
di restoran, toko ritel dan toko serba ada.
2.5.2.2 Pilihan Permintaan (Demand Option)
Berikut pilihan permintaan yang mendasar.
• Mempengaruhi permintaan.
Ketika permintaan rendah, perusahaan dapat meningkatkan permintaan
melalui iklan, promosi, penjualan pribadi dan potongan harga.
Bagaimanapun iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak
selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
• Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.
Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima
perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk
dipenuhi pada saat itu. pilihan ini digunakan ketika pelanggan berkenan
menunggu tanpa kehilangan kehendak atas pesanannya. Namun
konsekuensinya adalah bisa berakibat kehilangan penjualan.
• Bauran produk dan jasa yang melawan tren musiman
Suatu teknik permulusan aktif yang secara luas digunakan oleh produsen
adalah mengembangkan bauran produk dari barang-barang yang melawan
kecenderungan musiman.
26
Tabel 2.3 Pilihan-pilihan Perencanaan Agregat: Keunggulan dan Kelemahan
Pilihan Keunggulan Kelemahan Beberapa
Komentar
1) Mengubah
tingkat
persediaan
Mengubah
sumberdaya
manusia secara
bertahap atau tidak
sama sekali; tidak
ada perubahan
produksi secara
tiba-tiba.
Biaya menahan
persediaan dapat
meningkat.Kekurang
an persediaan dapat
menyebabkan
kehilangan
penjualan.
Diterapkan
terutama untuk
produksi dan
operasi, bukan
jasa.
2) Meragamkan
ukuran tenaga
kerja dengan
merekrut atau
memberhentikan
nya
Menghindari biaya
alternatif lain.
Biaya perekrutan,
PHK dan pelatihan
dapat berjumlah
cukup besar.
Digunakan di saat
jumlah tenaga
kerja besar.
3) Meragamkan
tingkat produksi
melalui waktu
lembur atau
waktu kosong
Menyesuaikan
fluktuasi musiman
tanpa biaya
perekrutan/pelatiha
n.
Upah lembur mahal;
karyawan lelah;
mungkin tidak dapat
memenuhi
permintaan.
Memungkinkan
fleksibilitas
dalam rencana
agregat.
4) Subkontrak Membolehkan
adanya fleksibilitas
dan memuluskan
keluaran
perusahaan.
Kehilangan
pengendalian mutu;
laba berkurang;
kehilangan bisnis di
masa depan.
Diterapkan
terutama dalam
penentuan
produksi.
5) Menggunakan
karyawan paruh
waktu
Lebih murah dan
lebih fleksibel
daripada karyawan
penuh waktu.
Biaya perputaran/
pelatihan tenaga
kerja tinggi; mutu
rendah; sulit
melakukan
Cocok untuk
pekerjaan yang
tidak memerlukan
keterampilan.
27
penjadwalan.
6) Mempengaruhi
permintaan
Mencoba untuk
menggunakan
kapasitas berlebih.
Diskon menarik
pelanggan baru.
Ketidakpastian
permintaan. Sulit
menyesuaikan
permintaan dan
penawaran secara
tepat.
Menciptakan ide-
ide pemasaran.
Menjual terlalu
banyak sering
dilakukan dalam
beberapa bisnis.
7) Tunggakan
pesanan selama
perioda
permintaan tinggi
Dapat menghindari
lembur. Menjaga
kapasitas tetap
konstan.
Pelanggan harus mau
untuk menunggu,
tetapi kehilangan
itikad yang baik.
Banyak
perusahaan
melakukan
tunggakan
pesanan.
8) Bauran produk
dan jasa yang
melawan
kecenderungan
musiman
Menggunakan
sumberdaya
sepenuhnya;
memungkinkan
jumlah tenaga kerja
yang stabil.
Mungkin
membutuhkan
keahlian atau
peralatan di luar
keahlian perusahaan.
Beresikodalam
menemukan
produk atau jasa
dengan pola
permintaan yang
berlawanan.
Sumber: Heizer dan Render (2015:610)
2.5.3 Strategi Perencanaan Agregat
Menurut Heizer dan Render (2015:611) perencanaan agregat dapat dilakukan
dengan melakukan pilihan atas 2 strategi, yaitu strategi Chase dan strategi
Penjadwalan Bertingkat (Level Scheduling Strategy). Berikut penjelasan dari
masing-masing strategi.
2.5.3.1 Chase Strategy
Chase Strategy merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi
sama dengan prediksi permintaan (produksinya disesuaikan dengan permintaan).
Strategi ini mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang
memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Sebagai contoh, manajer
operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau
memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan
waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak.Banyak
28
organisasi jasa menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah
sulit atau mustahil untuk diadopsi.Industri yang telah beralih ke strategi perburuan
meliputi sektor pendidikan, perhotelan, dan konstruksi.Kelebihan dan kekurangan
dari Chase Strategy adalah sebagai berikut:
Kelebihan Chase Strategy:
• Investasi pada persediaan rendah
• Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (high labor utilization)
Kekurangan Chase Strategy:
• Terdapat biaya untuk memperbaiki tingkat keluaran dan/atau tingkat
angkatan kerja
2.5.3.2 Level Scheduling Strategy
Strategi penjadwalan tingkat (level scheduling strategy) adalah rencana
agregat di mana tingkat produksi tetap sama dari periode ke periode (produksinya
konstan). Penjadwalan tingkat mempertahankan tingkat output, tingkat produksi,
atau tingkat tenaga kerja yang konstan pada horizon perencanaan. Perusahaan
seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat
yang seragam dan memungkinkan untuk membiarkan persediaan produk mereka
naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah permintaan dan produksi
atau menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan.Filosofi mereka adalah tenaga
kerja yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih sedikit
perputaran karyawan dan ketidakhadiran, serta karyawan yang lebih berkomitmen
terhadap tujuan perusahaan. Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih
berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih sedikit
pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis. Penjadwalan bertingkat akan
bekerja dengan baik ketika permintaan cukup stabil. Kelebihan dan kekurangan
strategi level adalah sebagai berikut:
Kelebihan Level Scheduling Strategy:
• Tingkat keluaran dan angkatan kerja yang stabil
Kekurangan Level Scheduling Strategy:
• Biaya persediaan yang tinggi
• Meningkatkan overtime dan idle time
• Utilisasi sumber daya bervariasi dari waktu ke waktu
29
2.5.3.3 Mixed Strategy
Strategi ini melibatkan pengubahan lebih dari satu variabel yang dapat di
kontrol (controllable decision variable).Beberapa kombinasi dari pengubahan
variabel yang dapat dikontrol dapat menghasilkan suatu strategi perencanaan agregat
yang terbaik. Menurut Simamora dan Natalia (2014,356), mixed strategy merupakan
pencampuran antara chase dan level strategy, dengan memperhtungkan kelebihan
dan kekurangan chase dan level strategy dengan tujuan untuk mengurangi dampak
negatif dari alternatif pure strategy.
2.5.4 Input Perencanaan Agregat
Menurut Sukendar dan Kristomi (2008:108) Informasi yang diperlukan untuk
membuat perencanaan agregat yang efektif adalah:
1. Sumber daya yang tersedia sepanjang periode rencana produksi harus
diketahui.
2. Data permintaan yang berasal dari peramalan dan pesanan yang kemudian
diterjemahkan kedalam tingkat produksi.
3. Memasukkan kebijakan perusahaan yang berkenaan dengan perencanaan
agregat, misalnya perubahan tingkat tenaga kerja, dan penentuan
kebutuhan sumber daya.
2.5.5 Output Perencanaan Agregat
Menurut Sukendar dan Kristomi (2008,C-108) Output dari proses perencanaan
agregat biasanya berupa jadwal produksi untuk pengelompokkan produk
berdasarkan “famili”. Misalnya untuk produsen mobil, output memberikan informasi
mengenai berapa mobil yang harus diproduksi , tetapi bukan pada berapa mobil
yang bermerk A, berseri B maupun berseri C. Jadi berupa jumlah keseluruhan output
yang dihasilkan tiap periode tertentu bukan berdasarkan tipe.
2.5.6 Metode Perencanaan Agregat
Menurut Heizer dan Render (2015:611), terdapat beberapa teknik yang
manajer operasional dapat dunakan untuk mengembangkan perencanaan agregat.
• Metode Grafik
30
Teknik-teknik grafik (graphical techniques) sangat populer karena mudah
dipahami dan digunakan.Pada dasarnya rencana ini menggunakan beberapa
variabel secara bersamaan sehingga perencana dapar membandingkan
proyeksi permintaan dengan kapasitas yang ada.Pendekatan ini merupakan
pendekatan uji coba yang tidak menjamin sebuah rencana produksi yang
optimal, tetapi hanya memerlukan perhitungan yang terbatas. Berikut lima
tahap dalam metode grafik.
1. Menentukan permintaan pada setiap periode
2. Menentukan kapasitas untuk waktu biasa, lembur, subkontrak pada setiap
periode.
3. Menghitung biaya tenaga kerja, biaya merekrut dan memberhentikan
tenaga kerja, serta biaya penyimpanan persediaan.
4. Mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada
tenaga kerja atau tingkat persediaan.
5. Mengembangkan rencana alternatif dan menelaah total biaya.
• Pendekatan Matematis
Metode transportasi pemrogaman linier (transportation method of linear
programming) merupakan salah satu dari pendekatan matematis yang
menghasilkan rencana optimal untuk meminimalisasi biaya. Metode
transportasi juga fleksibel karena dapat memerinci produksi reguler dan
lembur di setiap periode waktu, jumlah unit yang akan disubkontrakan,
giliran kerja tambahan serta persediaan yang dibawa dari satu periode ke
periode
31
2.6 Kerangka Pemikiran
Berikut gambar kerangka pemikiran :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber: Peneliti (2015)
Pilihan Kapasitas
Biaya Produksi
Perencanaan Agregat
Peramalan
Rekomendasi
Kebijakan Perusahaan
Sumberdaya Perusahaan
Chase/Level/ Mixed Strategy
32