bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-00321-si...

53
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Enterprise Resource Planning 2.1.1.1. Definisi ERP Menurut Wijaya & Danuarto (2009: 27), ERP merupakan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga proses yang ada dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan. Menurut Dhewanto & Falalah (2007), ERP merupakan singkatan dari tiga kata, yaitu Enterprise (perusahaan/organisasi), Resource (sumber daya), dan Planning (perencanaan). Susunan kata ini membentuk definisi ERP dimana konsep ERP lebih menekankan pada aspek perencanaan sumber daya organisasi. Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik jika didukung oleh seperangkat aplikasi dan infrastruktur komputer baik perangkat lunak maupun perangkat keras sehingga pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terintegrasi. Menurut Turban (2011:285), ERP adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi (Integrated Information System) yang mendukung proses-proses dan fungsi-fungsi bisnis inti dalam suatu organisasi. Proses

Upload: doantruc

Post on 07-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Umum

2.1.1. Enterprise Resource Planning

2.1.1.1. Definisi ERP

Menurut Wijaya & Danuarto (2009: 27), ERP merupakan konsep

untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa

paket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam

perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga

proses yang ada dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan

keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholder) atas perusahaan.

Menurut Dhewanto & Falalah (2007), ERP merupakan singkatan

dari tiga kata, yaitu Enterprise (perusahaan/organisasi), Resource (sumber

daya), dan Planning (perencanaan). Susunan kata ini membentuk definisi

ERP dimana konsep ERP lebih menekankan pada aspek perencanaan

sumber daya organisasi. Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik jika

didukung oleh seperangkat aplikasi dan infrastruktur komputer baik

perangkat lunak maupun perangkat keras sehingga pengelolaan data dan

informasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terintegrasi.

Menurut Turban (2011:285), ERP adalah sebuah sistem informasi

yang terintegrasi (Integrated Information System) yang mendukung

proses-proses dan fungsi-fungsi bisnis inti dalam suatu organisasi. Proses

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

8

dan fungsi bisnis yang dimaksud meliputi pemasaran (marketing),

akuntansi (accounting), keuangan (finance), keamanan informasi

(information security), sumber daya manusia (human resources), produksi

(production), pembelian (purchasing), dan logistik (logistic)

2.1.1.2. Tujuan ERP

Menurut Monk dan Wagner (2009:33-35), tujuan sistem ERP

adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan.

Sistem ERP yang dirancang baik dapat mengintegrasikan semua aspek-

aspek di dalam perusahaan baik itu fungsionalitas ataupun proses bisnis

dalam organisasi di dalam satu kesatuan data (single set data).

ERP merupakan perangat lunak yang ada dalam

organisasi/perusahaan yang berperan untuk beberapa hal, antara lain:

1. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis.

2. Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.

3. Mengurangi input data dan biaya error yang sering terjadi

4. Mengurangi kebutuhan untuk melakukan input data di sistem yang

berbeda (multiple system)

5. Menghasilkan informasi yang real-time.

6. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.

2.1.1.3. Modul ERP

Menurut Monk dan Wagner (2009:2), adapun pembagian modul di

dalam ERP didasarkan pada adanya 4 area fungsional utama di dalam

suatu organisasi. Secara modular ERP biasanya terbagi atas modul-modul

sebagai berikut:

1. Marketing and Sales

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

9

Modul operasi terdiri dari beberapa modul yaitu: Sales and

Distribution, Customer Service and Management, Environment

Management dan Project System.

2. Supply Chain Management

Modul Supply Chain Management terdiri dari beberapa modul yaitu

Materials Management, Logistics Execution, Quality Management,

Plant Maintenance, General Logistics dan Production Planning and

Control.

3. Accounting and Finance

Modul keuangan terdiri dari beberapa modul yaitu: General

Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment

Management, Treasury, Enterprise Controlling.

4. Human Resource

Modul Sumber Daya Manusia terdiri dari beberapa modul yaitu:

Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll,

Training and Event Management, Organizational Management,

Travel Management.

2.1.2. SAP

2.1.2.1. Definisi SAP

Menurut Williams (2008:2), SAP adalah produk peranti lunak ERP

yang mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis yang berbeda dalam

organisasi. Penggunaan SAP akan memperkaya (enrich) fungsionalitas

dari masing-masing area bisnis tanpa mengurangi sedikit pun integrasinya.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

10

Menurut Anderson, Nilson, & Rhodes (2009:30), SAP adalah

produk peranti lunak ERP yang membantu perusahaan untuk memecahkan

solusi bisnis mereka dengan cara mengintegrasikan area-area bisnis di

dalam perusahaan.

2.1.2.2. Modul SAP

Gambar 2.1 Modules Within SAP’s R/3 Integrated Information Systems Environment

Sumber: Monk dan Wagner (2009:28)

Menurut Monk dan Wagner (2009:28-29), modul-modul fungsional

di dalam sistem SAP ERP, juga dikenal SAP ECC 6.0 (Enterprise Central

Component 6.0), terdiri dari:

1. Modul Human Resources (HR) memfasilitasi perekrutan, penempatan

kerja, dan pelatihan karyawan. Modul ini juga meliputi penggajian

dan pemberian tunjangan.

2. Modul Material Management (MM) mengelola akuisisi bahan baku

dari pemasok (pembelian) dan penanganan persediaan bahan baku

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

11

yang berkelanjutan, dari penyimpanan ke barang setengah jadi sampai

menjadi barang jadi yang siap dipasarkan ke customer.

3. Modul Sales and Distribution(SD) mencatat pesanan penjualan dan

pengiriman yang terjadwal. Informasi tentang pelanggan (pemberian

harga, bagaimana dan ke mana mengirim produk, bagaimana

pelanggan ditagih, dan lain-lain) dipelihara dan diakses dari modul ini.

4. Modul Production Planning (PP) mengatur informasi produksi. Di

modul inilah produksi direncanakan dan dijadwalkan, dan aktivitas

produksi sehari-hari dicatat.

5. Modul Quality Management (QM) membantu dalam merencanakan

dan mencatat aktivitas pengendalian kualitas, seperti inspeksi kualitas

produk dan sertifikasi bahan baku.

6. Modul Financial Accounting (FI) mencatat transaksi dalam akun buku

besar. Ini juga menghasilkan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan

eksternal.

7. Modul Controlling (CO) digunakan untuk tujuan manajemen internal.

Di sini, biaya manufaktur perusahaan ditujukan ke produk dan ke cost

center, memfasilitasi analisis biaya.

8. Modul Asset Management (AM) membantu perusahaan untuk

mengelola pembelian asset tetap (pabrik dan mesin) dan depresiasi

yang berhubungan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

12

9. Modul Plant Maintenance (PM) mengatur perawatan sumber daya dan

perencanaan sumber daya untuk mesin-mesin yang ad adi pabrik

untuk menghindari terjadinya kerusakan pada perlengkapan.

10. Modul Project System (PS) memungkinkan perencanaan dan

pengendalian proyek R&D yang baru, konstruksi, dan pemasaran.

Modul ini memungkinkan biaya untuk dikumpulkan untuk suatu

proyek, dan seringkali digunakan untuk mengelola implementasi dari

system SAP R/3.

11. Modul Workflow(WF) dapat digunakan untuk mengotomatisasi setiap

aktivitas dalam R/3. Modul ini dapat melakukan analisis alur kerja

(task flow analysis) dan mengingatkan karyawan (melalui e-mail) jika

mereka perlu untuk mengambil tindakan.

12. Modul Industry Solution (IS) mengandung pengaturan konfigurasi R/3

yang SAP telah temukan yang cocok untuk industri tertentu.

Pengaturan ini menyederhanakan implementasi R/3 dan membiarkan

pembeli untuk mengambil keuntungan dari pengalaman industri yang

dimiliki oleh SAP.

2.1.3. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (Human Capital) menurut Noe, Hollenbeck,

dan Gerhard(2007), mengidentifikasikan sebagai sumber daya yang dimiliki

organisasi yang memiliki unsur hubungan, keahlian, pengalaman,

pengambilan keputusan dan pandangan kedepan yang digunakan untuk

mencapai tujuan organisasi.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

13

Tanpa sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan, maka

sumber daya lainnya tidak akan bermanfaat, karena sumber daya tersebut

tidak dapat diolah.

2.1.4. Add-on

Menurut Motiwalla dan Thompson(2009:117), Add-on adalah

peranti lunak pihak ketiga yang biasanya tidak dibuat oleh pembuat sistem

yang berfungsi untuk membuat operasi sistem ataupun menambahkan

fungsionalitas yang tidak terdapat di dalam sistem yang berjalan. Contoh

operasi sistem adalah dengan Add-on user bisa menambah tingkat sekuritas,

mempermudah pengawasan terhadap perfoma sistem ataupun

mendistribusikan laporan dengan lebih mudah.

Add-on adalah piranti lunak ataupun piranti keras yang digunakan

untuk menambah kemampuan atau utilitas program yang dapat

meningkatkan kinerja program utama. Contoh dari add-on dalam bentuk

hardware adalah sound card, kartu pendukung tampilan, ataupun modem,

sedangkan add-on dalam bentuk software adalah permainan, aplikasi

pengolah kata dan program akuntansi. [http 2]

2.1.5. ESS

Menurut Woods dan Word (2009:432), ESS adalah Employee’s

Self-Service yang merupakan sebuah aplikasi yang mudah digunakan untuk

menampilkan, membuat, dan mengelola data dalam sistem SAP melalui

Internet. Dengan ESS, karyawan dapat mengelola data mereka kapan saja

dan dimana saja.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

14

Dengan hadirnya Employee Self Service atau ESS, maka akan ada

penghematan waktu karyawan hanya untuk mengisi form-form yang

memerlukan data yang berulang-ulang (redundan), waktu karyawan, dan

mengurangi load kerja di departemen Human Resource.

2.1.6. Portal

Menurut Monk dan Wagner(2009:224), Portal adalah sebuah

website yang di customize/dirubah yang disediakan sebagai homebase agar

user bisa bernavigasi ke web-web yang ada di dalam portal.

Menurut Woods dan Word,(2004:135), portal adalah panel

instrumen yang menyediakan metrik untuk pengukuran, panel kontrol untuk

membawa semua fungsionalitas dari berbagai aplikasi yang berbeda

sehingga user dapat menyelesaikan pekerjaannya, katalog kartu,

ensiklopedia, sistem klasifikasi dan tempat penyimpanan file. Jika

diilustrasikan portal itu mirip dengan ruangan meeting dimana orang-orang

bertukar pikiran melalui pesan, forum diskusi, share directories, web, dan

email.

SAP Portal atau dikenal dengan mySAP.com atau ESS merupakan

sebuah portal yang disediakan SAP agar user bisa bekerja di dalam satu

screen (single screen) dan bisa menggunakan links yang menyediakan

semua aspek di dalam pekerjaan user tanpa harus bekerja di sistem yang

berbeda.

Dari definisi di atas bisa disimpulkan, bahwa portal secara singkat

merupakan interface antara user dan semua aplikasi dan informasi

perusahaan yang diletakkan secara bersama-sama dalam 1 alamat. Tujuan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

15

dari portal sangat sederhana yaitu mengorganisasikan informasi dan tools

yang kompleks dengan cara yang mudah. Dengan SAP Enterprise Portal

maka proses yang beragam dan kompleks dalam organisasi bisa dicakup

melalui 1 aplikasi yaitu SAP EP.

Gambar 2.2 SAP NetWeaver Architecture

Jika dihubungkan dengan SAP NetWeaver, berikut adalah

komponen dalam SAP NetWeaver yang didukung oleh SAP Enterprise

Portal (SAP EP). Ada 3 bagian di dalam SAP NetWeaver yang bisa

dicakup oleh SAP EP, antara lain Portal, Collaboration, dan Knowledge

Management.

2.1.7. Teori Statistika

2.1.7.1. Definisi Populasi

Menurut Sugiyono (2008:61), Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek atau subjek yang akan menjadi kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

16

Menurut Santoso dan Tjiptono (2002:79), populasi merupakan

sekumpulan orang atau obyek yang memiliki kesamaan dalam satu atau

beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset

khusus.

Dari definisi di atas, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

2.1.7.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:62), Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representatif (mewakili).

Dari definisi di atas, Sampel adalah bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak

semua data dan informasi akan diproses, dan tidak semua orang atau benda

akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang akan

mewakilinya. Dalam hal ini sampel harus mewakili populasi yang ada.

2.1.7.3. Penentuan Jumlah Sampel

Pada dasarnya, semakin besar jumlah sampelnya, semakin akurat

hasil penelitiannya. Tetapi, besar kecilnya sampel akan sangat dipengaruhi

oleh besar kecilnya biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Selain itu, jenis

penelitian juga akan mempengaruhi ukuran sampelnya. Untuk penelitian

yang bersifat deskriptif umumnya membutuhkan jumlah sampel yang lebih

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

17

banyak dari pada penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Ada

beberapa pendapat yang diajukan dalam penentuan jumlah sampel

ini,diantaranya, apabila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap

populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, di atas

1.000 sebesar 15%.

Untuk menentukan jumlah sampel yang perlu diambil maka ada

beberapa rumus yang dapat digunakan, salah satu rumus yang terkenal dan

dapat digunakan adalah rumus Slovin. Menurut Santoso (2002), Rumus

Slovin dapat digunakan jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti.

Untuk menggunakan rumus Slovin, maka sampel diambil dari populasi

yang ada, formula Slovin membutuhkan tingkat kepercayaan serta tingkat

kesalahan / ketidak-validan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

18

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidakvalidan karena kesalahan pengambilan

sampel yang ditolerir, dalam bentuk % ( margins of error). Margins of

error ini akan disesuaikan dengan kebutuhan data dan tingkat kepercayaan

dari suatu populasi.

2.1.7.4. Faktor Penentuan Jumlah Sampel

Makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi

representativitas sampelnya. Populasi penelitian tidak bersifat homogen

sempurna, artinya untuk populasi yang homogen sempurna maka besar

sampel sama sekali tidak berpengaruh terhadap representativitas sampel.

Adapun faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya sampel antara lain:

• Derajat keseragaman populasi

Derajat keseragaman populasi (degree of homogenity) adalah tingkat

keseragaman atau perbedaan obyek-obyek di dalam populasi. Derajat

keseragaman populasi akan menentukan berapa banyak sampel yang

akan diambil. Jika semakin tinggi tingkat homogenitas (keseragaman

tinggi) maka sampel yang diperlukan sedikit, sedangkat semakin

rendah tingkat homogenitas maka sampel yang diperlukan semakin

banyak.

• Derajat presisi yang diinginkan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

19

Tingkat presisi merupakan pengukuran yang menunjukan tingkat

realibiltas data yang diperoleh. Tingkat presisi dapat diperoleh dengan

melihat standar deviasi, tingkat presisi yang baik akan menunjukan

standar deviasi yang kecil atau dengan bias yang rendah, sedangkan

tingkat presisi yang rendah atau banyak data yang tidak valid

menunjukan standar deviasi yang tinggi atau dengan bias yang tinggi.

2.1.7.5. Metode Penelitian

Sugiyono (2008:4), menyatakan bahwa penelitian itu bermacam

macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode,

tingkat eksplanasi, dan analisis dan jenis data. Adapun jenis penelitian

berdasarkan tingkat eksplanasi:

• Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskriptif menurut Sugiyono (2008:5), menyatakan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

dengan variabel yang lain.

• Penelitian Komparatif

Penelitian Komparatif menurut Sugiyono (2008:5), penelitian

komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.Analisis

ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang

berhubungan atau dua sampel yang berpasangan.

• Penelitian Asosiatif

Menurut Sugiyono (2008:5), Penelitian asosiatif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

20

lebih. Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan

dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan

atas data tersebut untuk menguji hipotesis.

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Object Oriented Analysis and Design

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:60), Object Oriented

Analysis (OOA) adalahpendekatan yang mendefinisikan semua tipe obyek

yang bekerja di dalam sistem dan menampilkan interaksi antara aktor dan

proses untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:60), Object Oriented

Design (OOD) adalah suatu cara untuk menentukan semua tipe obyek yang

mungkin harus berkomunikasi dengan orang-orang dan perangkat-

perangkat di dalam sistem, menggambarkan bagaimana obyek berinteraksi

untuk menyelesaikan tugasnya dan memperbaiki definisi masing-masing

tipe dari obyek sehingga dapat diimplementasikan dengan sebuah bahasa

atau lingkungan khusus.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Object Oriented

Analysis and Design adalah pendekatan yang menentukan semua tipe

obyek di dalam sistem, menggambarkan interaksi yang dibutuhkan user dan

memperbaiki definisi masing-masing tipe dari obyek sehingga dapat

diimplementasikan dengan sebuah bahasa atau lingkungan khusus.

Salah satu notasi yang digunakan untuk permodelan OOAD adalah

Unified Modeling Language (UML). Menurut Podeswa (2010:357), Unified

Modeling Language adalah standar notasi yang dimiliki oleh Object

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

21

Management Group, perusahaan yang merupakan perusahaan non-profit

dan bergerak dalam bidang industri komputer. UML digunakan untuk

menentukan spesifikasi, visualisasi danpermodelan dari struktur dan

tingkah laku bisnis dan sistem aplikasi.

UML memiliki beberapa jenis diagram yang memiliki fungsi

penggambaran yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa diagram yang

digunakan dalam proyek pengembangan ESS Mobile ini:

2.2.1.1. Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:141), Activity

Diagram adalah diagram yang menggambarkan alur kerja yang

menggambarkan berbagai aktivitas sistem atau user, pihak yang

melakukan aktivitas dan alur bertahap dari aktivitas tersebut. Activity

Diagram merupakan salah satu diagram di dalam Unified Modelling

Language (UML) dan dapat digunakan di semua tipe jenis penelitian

pengembangan. Activity Diagram yang baik menurut Satzinger harus

berfokus pada penggambaran alur aktivitas. Adapun beberapa simbol yang

digunakan dalam Activity Diagram:

Gambar 2.3 Activity Diagram

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

22

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:142)

1. Rounded Rectangle

Oval di dalam Activity Diagram merepresentasikan aktivitas individu

di dalam workflow.

Gambar 2.4 Notasi Aktivitas

Sumber : Podeswa (2010:351)

2. Connector / Transition Arrow

Panah penghubung berguna untuk menghubungkan antara satu

aktivitasdengan aktivitas lain.

Gambar 2.5 Notasi Konektor Sumber : Podeswa (2010:351)

3. Initial Node

Simbol ini digunakan untuk menandakan awal dan akhir dari alur

aktivitas dalam Activity Diagram.

Gambar 2.6 Notasi Initial Node Sumber : Podeswa (2010:66)

4. Starting Activity & Ending Activity

Simbol ini digunakan untuk menandakan awal dan akhir dari alur

aktivitas dalam Activity Diagram.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

23

5. Decision

Simbol permata/diamond menjadi titik keputusan apakah alur

daripada aktivitas harus mengikuti alur satu atau alur lainnya. Biasa

disertai dengan guard condition untuk menentukan apakah alur harus

mengikuti 1 alur atau alur lainnya.

Gambar 2.7 Notasi Decision Sumber : Podeswa (2010:66)

6. Join / Synchronization Bar

Garis tebal menggambarkan Synchronization Bar yang bisa membagi

alur menjadi beberapa alur lain yang berjalan secara bersamaan.

Gambar 2.8 Notasi Join Sumber : Podeswa (2010:67)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

24

2.2.1.2. Use Case

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:171-175), Use case

diagram adalah diagram yang menggambarkan bagaimana sistem bereaksi

terhadap event yang ada atau diagram yang menghubungkan antara aktor

dan use case. Diagram ini memiliki notasi untuk use casenya berupa oval

dan aktor berupa stick figure.

Gambar 2.9 Penggambaran Use Case Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:243)

Adapun notasi yang digunakan untuk menyusun use case diagram

antara lain:

1. Aktor

Merupakan representasi dari siapa yang melakukan interaksi dengan

use case dalam sebuah sistem.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

25

Gambar 2.10 Notasi Aktor Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:243)

2. Use case

Merupakan bentuk interaksi antara sistem dan aktor.

Gambar 2.11 Notasi Use Case Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:243)

3. Garis penghubung

Merupakan penghubung antara aktor dan use case.

Gambar 2.12 Notasi Garis Penghubung Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:243)

Hubungan pada Use Case Diagram terbagi menjadi:

1. <<include>> relationship atau disebut juga <<uses>>

relationship adalah hubungan antar use case yang

memungkinkan satu use case menggunakan fungsionalitas

yang disediakan oleh use case lain.

2. <<extends>> relationship merupakan hubungan antar use case

yang memungkinkan satu use case secara optional

menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh use case

lain.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

26

2.2.1.3. Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:171-175), Use Case

Description adalah deskripsi yang menjelaskan proses detail untuk masing-

masing usecase. Setiap detail informasi dalam use case digambarkan

dengan deskripsi use case.Ada 3 pembagian level dalam detail Use Case

Description, untuk pengembangan sistem yang lebih baik, kita harus lebih

masuk ke level detil dengan pendeskripsian :

1. Brief description

Use Case Description hanya menjelaskan proses detail di dalam use

case, tingkat detailnya hanya sebatas deskripsi use case. Brief

description biasa digunakan sebatas untuk use case yang sederhana,

yang tidak memiliki proses terlalu rumit

Gambar 2.13 Brief Description Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:172)

2. Intermediate description

Intermediate description merupakan deskripsi yang lebih detail dan

merupakan perluasan dari sebuah brief description untuk

memasukkan arus aktivitas-aktivitas internal untuk suatu use case.

Jika terdapat multiple scenarios, maka tiap arus aktivitas-aktivitas

dideskripsikan secara masing-masing. Selain itu, dokumentasi

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

27

mengenai kondisi-kondisi pengecualian juga dapat didokumentasikan

jika diperlukan.

Gambar 2.14 Intermediate description Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd(2009:172)

3. Fully developed description

Fully developed description merupakan metode yang paling formal

untuk mendokumentasikan sebuah use case. Dengan detail lebih

banyak memberikan gambaran bagaimana internal flow dari suatu

aktivitas terjadi. Kesulitan utama daripada use case description ini

adalah software developer kesulitan dalam menemukan requirement

user. Tetapi kelebihan use case description ini adalah memberikan

pengertian menyeluruh dalam bisnis dan bagaimana cara sistem bisa

mendukung proses tersebut.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

28

Gambar 2.15 Fully developed description Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:174)

2.2.1.4. Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:252), System

sequence diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan

antara aktor eksternal dan sistem selama berjalannya use case atau

skenario, System Sequence Diagram berguna untuk mendeskripsikan alur

dari informasi masuk dan keluar ke dalam sistem yang terotomatisasi.

Sequence Diagram merupakan contoh dari diagram interaksi (Interaction

Diagram).

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

29

Gambar 2.16 Penggambaran Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:253)

1. Aktor

Aktor merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem. Dalam

sequence diagram aktor digambarkan sebagai stick figure.

Gambar 2.17 Notasi Aktor di dalam Use Case

Sumber : Podeswa (2010:253)

2. Obyek

Terdapat berbagai simbol dalam System Sequence Diagram, kotak

dengan tulisan “system” merepresentasikan kesulurahan sistem yang

terotomatisasi. Di dalam sequence diagram penggambaran

menggunakan notasi obyek, dimana interaksi yang terjadi bukan

antara class dimana obyek-obyek tersebut berasal, tetapi

menggunakan masing-masing obyek. Notasi untuk menggambarkan

obyek adalah kotak dengan tulisan digaris bawah, penggarisan nama

obyek tersebut opsional, tidak wajib digunakan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

30

Gambar 2.18 Notasi Obyek Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:253)

3. Lifeline

Notasi lifeline digambarkan dengan garis putus-putus yang ditarik

dari notasi kotak yang menggambarkan obyek. Lifeline atau garis

hidup merupakan penggambaran perpanjangan dari obyek. Garis

panah diantara lifeline merepresentasikan pesan yang dikirim dan

diterima antar obyek-obyek di dalam Sequence Diagram.

4. Pengiriman pesan & pengembalian nilai

Notasi pengiriman pesan berupa panah lurus yang mengarah ke

lifeline dari obyek. Notasi ini digunakan untuk mengirimkan pesan

ataupun parameter dari 1 obyek ke obyek lain. Sedangkan

pengembalian nilai digambarkan dengan panah putus-putus yang

mengarah ke lifeline obyek. Notasi ini digunakan untuk

mengembalikan nilai kembali ke pengirimnya.

Setiap panah memiliki asal dan tujuan, asal berarti obyek yang

mengirimkan pesan sedangkan tujuan berarti obyek yang akan

menerima pesan tersebut. Tujuan dari lifeline adalah menentukan

urutan dari pengiriman pesan. Urutan tersebut dibaca dari atas ke

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

31

bawah lifeline. Setiap pesan akan diberikan label untuk

menggambarkan tujuan pesan dan isi pesan tersebut.

2.2.1.5. Multilayer Design Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:329-333), tahapan

selanjutnya adalah pengembangan sequence diagram tersebut dengan

memperluas objek-objek yang terlibat dengan membuat multilayer design,

termasuk view layer dan data access layer.

Gambar 2.19 Contoh Multilayer Design Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:435)

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

32

2.2.1.6. User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:442), User Interface

adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dengan

user untuk menghasilkan input dan output.

2.2.1.7. Deployment Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:401-403), deployment

diagram merupakan tipe dari diagram implementasi yang menunjukan

komponen fisik dari berbagai lokasi.

Menurut Podeswa (2010:278) Deployment diagram

mengindikasikan bagaimana software diinstall di dalam sistem, contoh apa

yang akan diinstal di dalam server dan apa yang akan diinstal di dalam

komputer admin.

Gambar 2.20 Deployment Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:402)

1. Node

Notasi node bisa merepresentasikan komputer atau komputer bank, 1

node merepresentasikan 1 computing source. Node merupakan

perwujudan suatu entitas yang nyata secara fisik di suatu lokasi

(biasanya adalah komputer atau perangkat lain). Penggambaran node

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

33

disertai dengan penulisan nama di dalamnya dengan disertai dengan

garis bawah.

Gambar 2.21 Notasi Node Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:401)

2. Artifak

Simbol lain yang digunakan di dalam deployment diagram adalah

simbol artifak. Simbol artifak ini merepresentasikan sesuatu yang

kelihatan yang diciptakan dan ada di node tertentu. Simbol ini

digambarkan dengan sebuah segi empat dengan logo dokumen di

sudutnya

Gambar 2.22 Notasi Artifak Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:402)

3. Component

Jika memiliki hubungan dengan komponen di diagram komponen,

maka komponen perlu digambarkan dan memiliki hubungan saling

ketergantungan dengan artifak.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

34

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

35

Gambar 2.23 Notasi Komponen Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:402)

2.2.2. SAP Table Relation

Menurut Christoper Solomon, SAP Table Relation digunakan

untuk menggambarkan hubungan antara table database di dalam SAP. [http

5]

Gambar 2.24 SAP Table Relation

Sumber : qa.bpi.ac.th/files/document/74.pdf (2009:402)

2.2.3. Human Resource Information System (HRIS)

Menurut Susan M. Heathfield, HRIS (Human Resources

Information System) adalah sebuah software atau perangkat lunak yang

menyediakan kemampuan untuk penerimaan data, pengecekan data, dan

penyebaran informasi yang diperlukan untuk kebutuhan perusahaan dalam

pengelolaan Sumber Daya Manusia, pengelolaan penggajian karyawan dan

beberapa fungsi akuntansi dalam bisnis. [http 3]

Menurut Noe, Hollenbeck, & Gerhard (2007:48), HRIS adalah

sistem komputer yang digunakan untuk mendapatkan, menyimpan,

memanipulasi, menganalisa, mengambil dan mendistribusikan informasi

yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang digunakan untuk

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

36

membantu organisasi khususnya pada aspek perencanaan sumber daya

manusia.

Menurut Sadiq , Fareed, Ikhlaq, dan Bahaudin (2012:1), HRIS

adalah sistem komputer yang digunakan untuk menyeleraskan fungsi

administratif pada departemen Human Resource. HRIS diciptakan untuk

meningkatkan administrasi dan fungsi strategis dari departemen Human

Resource.

2.2.4. Human Capital Management

Modul HCM atau Human Capital Management yang digunakan

oleh mySAP ERP HCM yang memberikan fasilitas kepada perusahaan agar

dapat mengelola dan mengontrol sumber daya manusia dari perusahaan

secara real time. Menurut buku SAP HR050, Adapun beberapa fitur dari

Human Resources Module di dalam sistem SAP ERP antara lain Time

Management, Payroll Processing, Travel dan Training Coordination,

dibahas sebagai berikut:

1. Personnel Management

Personnel Management terkait dengan fungsi untuk mengatur atau

memantain data para karyawan.Sistem dalam mySAP ERP HCM

menyimpan data dengan menggunakan Infotype Records.

2. Organizational Management

Organizational Management digunakan untuk memetakan struktur

organisasi perusahaan dalam sistem manajemen sumber daya terkait

dengan laporan dan untuk memperlihatkan hirarki serta hubungan para

karyawan dalam sebuah perusahaan. Selainitu, organizational

management juga memberi pandangan yang luas tentang perusahaan

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

37

di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Di dalam

organizational management terdapat:

• Organizational plan menggambarkan sebuah model dari

lingkungan kerja yang struktural dalam perusahaan yang bisa

dievaluasi kapan saja.

• Organizational Unit menggambarkan semua jenis unit bisnis

yang ada dalam perusahaan. Hubungan dari beberapa unit bisnis

yang ada akan membentuk sebuah struktur organisasi.

• Jobs adalah klasifikasi umum dari posisi yang akan ditempati

oleh para karyawan. Misalnya Head of Department, secretary,

dan lain-lain.

• Positions adalah unit organisasi terkecil yang menggambarkan

tugas-tugas dari karyawan secara individual. Positions akan

ditempati oleh Persons.

• Persons adalah sebuah obyek yang memegang posisi dalam suatu

struktur organisasi yang secara umum digambarkan sebagai

karyawan.

3. Time Management

Time management digunakan untuk mengelola semua hal yang

berhubungan dengan waktu dalam proses kerja para karyawan,

misalnya absensi, cuti, dan lain-lain. Ada beberapa cara untuk

mencatat data waktu dalam time management, seperti:

• Dilakukan online oleh time administrator

• Menggunakan Cross-Aplication Time Sheet (CATS)

• Menggunakan Employee Self-Service (ESS)

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

38

4. Payroll

Secara umum payroll adalah sebuah perhitungan dari pembayaran atas

hasil kerja dari para karyawan. Jika dilihat secara lebih khusus, payroll

dapat mengelola beberapa hal seperti pemrosesan hasil penggajian,

transfer bank, dan pembayaran gaji dengan menggunakan cek. Payroll

menjadi penting karena proses payroll sangat berhubungan dengan

kinerja karyawan, proses payroll yang benar dan tepat akan

memperhitungkan dan menghasilkan jumlah insentif untuk karyawan

yang tepat, sedangkan kesalahan pada jumlah nominal insentif akan

membuat masalah yang dapat menyebabkan perfoma karyawan

menurun.

5. Recruitment

Kompenen dalam recruitment dapat digunakan untuk melengkapi

seluruh proses perekrutan dari mulai mengisi data-data awal sampai

dengan mengisi posisi-posisi untuk lowongan pekerjaan.

6. Personnel Development

Komponen dalam personnel development dapat memungkinkan

perusahaan untuk menilai para karyawan terkait dengan performanya

dalam perusahaan.Keterkaitan antara kualifikasi yang dimiliki

karyawan dengan kebutuhan posisi ditempat mereka bekerja dapat

diukur dengan Qualifiacations and Requirements.

Dengan personnel development, perusahaan dapat merencanakan dan

mengimplementasikan berbagai training yang diperlukan untuk

mengembangkan kemampuan dari para karyawannya.Dengan begitu

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

39

perusahaan dapat memastikan jika organisasinya memiliki

kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan di setiap bidang.

7. Training and Event Management

Para karyawan yang memiliki kualifikasi kurang memadai akan

diikutsertakan dalam eventbusiness atau kursus pelatihan yang

menyediakan sarana untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam

bidang tertentu.

8. Enterprise Compensation Management

Enterprise compensation management dalam mySAP ERP HCM

digunakan untuk mengontrol dan mengelola kebijakan remunerasi

perusahaan serta memfasilitasi perencanaan kompensasi dan

budgeting.

9. Personnel Cost Planning

Terkait tentang seluruh biaya yang diperlukan untuk karyawan, seperti

biaya gaji, training, kegiatan dinas, dan lain-lain.

2.2.5. Advanced Business Application Programming (ABAP)

Menurut Monk dan Wagner (2009:35), Advance Business

Application Programming atau ABAP merupakan bahasa pemrograman

komputer tingkat tinggi yang diciptakan untuk menuliskan tas-task yang

rutin di dalam aplikasi tertentu.

ABAP menurut sap-technical adalah bahasa pemrograman generasi

keempat (4G) yang ditujukan untuk para pengguna SAP untuk mendorong

lebih penggunaan aplikasi SAP, para pengguna SAP dapat mengembangkan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

40

laporan yang lebih dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan

interface dengan pemrograman ABAP. [http 1]

ABAP menurut Keller dan Kruger (2007:23), ABAP adalah bahasa

pemrograman yang dikembangkan dalam SAP untuk mengembangkan

aplikasi komersial di lingkungan SAP.Dari definisi di atas kita dapat

menarik kesimpulan, ABAP adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi

(4G) yang digunakan untuk menuliskan program ataupun laporan yang

dapat menambahkan fungsionalitas di SAP dan memberikan nilai lebih

dalam penggunaannya. ABAP memiliki dasar pemrograman yaitu bahasa

JAVA. Penambahan-penambahan fungsi-fungsi yang belum terdapat pada

SAP dapat ditambahkan dengan menggunakan bahasa ABAP oleh

ABAPER.

ABAPER adalah orang yang melakukan penulisan bahasa program

menggunakan bahasa ABAP. Semua program ABAP yang dibuat semua

berada di dalam SAP database dan tidak disimpan dalam data eksternal.

2.2.6. ABAP dan SAP Netweaver

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

41

Gambar 2.25 Three Layer Architecture SAP

Sumber : http://help.sap.com/saphelp_46c/helpdata/en/fc/ eb2e8a358411d1829f0000e829fbfe/Image2028.gif

Setelah hadirnya teknologi SAP Netweaver di bawah teknologi

SAP, ABAP menjadi interface dari SAP Netweaver Application Server

ABAP atau disingkat menjadi AS ABAP, yang menggantikan SAP Basis`

menjadi SAP Web Application Server.

Menurut Keller dan Kruger(2007:29), AS ABAP adalah hasil

integrasi antara ABAP dengan aplikasi server dari SAP Netweaver. Untuk

pengembangan AS ABAP, platform yang digunakan oleh SAP adalah J2EE

yang berbasiskan bahasa Java. Dari pengertian di atas, bisa disimpulkan

bahwa kelebihan utama dari SAP Netweaver Application Server yaitu

menyediakan framework yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan

teknologi Java dan teknologi ABAP menjadi satu server aplikasi sehingga

user bisa lebih fleksibel untuk mengembangkan program dan report di SAP

di platform mana saja.

2.2.7. Tipe Data ABAP

Menurut Keller dan Kruger (2007:230), pembagian tipe data di

dalam ABAP Programming dibagi mejadi beberapa hirarki. Tujuan dari

program ABAP adalah melakukan pemrosesan pada data-data bisnis yang

tersimpan dalam database. Untuk membantu hal ini maka ABAP

memasukan beberapa hirarki tipe data tersebut untuk mendukung operasi

khusus yang berhubungan dengan data bisnis. Penggunaan tipe data ini

disesuaikan dengan keperluan penggunaan dalam proses ABAP.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

42

Gambar 2.26 ABAP Data Type Sumber : Keller dan Kruger (2007:230)

Dalam buku ABAP Objects,Keller dan Kruger (2007), tipe data

ABAP dibagi menjadi 3 kelompok besar:

1. Tipe data elementer

Tipe data elementer merupakan tipe data yang merupakan built-in

langsung dari ABAP. Ada 8 tipe data elementer yang memiliki

panjang yang tetap (fixed) dan ada 2 tambahan yang memiliki panjang

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

43

yang berubah-ubah (variable). 8 tipe data elementer yang memiliki

panjang yang tetap antara lain:

• Text Fields (c)

• Numerical Text Fields (n)

• Date Fields(d)

• Time Fields(t)

• Integers (i)

• Binary floating point (f)

• Packed numbers (p)

• Byte (x)

Sedangkan tambahan 2 tipe data elementer yang memiliki panjang

berubah-ubah antara lain:

• Character strings (string)

• Byte strings (xstring)

2. Tipe data kompleks

Tipe data kompleks merupakan tipe data dimana disusun dari

beberapa tipe data yang lain. Tipe data ini memperbolehkan adanya

penggunaan dataset dimana memiliki nama yang sama, tipe data ini

harus disusun berdasarkan tipe data yang ada. Tipe data ini

merupakan tipe terstruktur, yang disusun dari tipe data yang lain.

3. Tipe data reference

Tipe data reference menggambarkan obyek data (variabel reference)

yang mengacu kepada obyek lain.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

44

2.2.8. Tipe Program ABAP

Menurut Keller dan Kruger (2007:159), program ABAP dibagi

menjadi beberapa tipe, yaitu:

1. Class Pools atau Global class

Class Pools adalah penampung/container untuk 1 global class yang

dapat digunakan di program lain. Selain menampung global class

saja, class pools dapat digunakan juga untuk menampung data types

dan local object types (class dan interface) yang bisa dideklarasikan

sebagai bagian dari class pool untuk digunakan di global class.

2. Interface pools atau Global Interface

Interface pools adaah penampung untuk 1 global interface yang dapat

dimasukan atau di include ke dalam class di program lain.

3. Function pools atau Function Groups

Function Groups adalah program yang berisikan function modules,

dengan kata lain function groups mengelompokan beberapa function

modules. Selain berisikan function modules, function groups juga

dapat berisikan dynpros yang tidak dapat kita masukan ke dalam class

pool. Function groups juga digunakan untuk dapat melakukan remote

pada function modules.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

45

Gambar 2.27 Function Groups dan Function Modules Sumber :help.sap.com/saphelp_nw70

4. Function modules / external procedures

Menurut Keller dan Kruger (2007:164), Function modules adalah

prosedur yang terdapat dalam function groups yang didesain untuk

dapat dipanggil dari program lain. Illustrasinya mirip dengan global

classes dan public methods dimana global classes berlaku sebagai

container dan public method berlaku sebagai komponen dari

containernya.

Menurutsapdocs.info, Function Modules merupakan prosedur

eksternal (External Procedures) yang merupakan turunan dari metode

yang hanya dapat dibuat di dalam Function Groups. Fungsi-fungsi

yang ada di dalam function modules tetap dapat dipanggil melalui

method jika diperlukan. Setiap function modules membutuhkan

function group sebagai penampung/containernya.

Dari definisi di atas, function groups dan function modules bersifat

saling melengkapi, function groups wajib ada karena berperan sebagai

penampung bagi function modules. Jika tidak terdapat function

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

46

modules maka function group hanya bersifat sebagai penampung

kosong saja. Dalam penggunaanya, function modules tidak perlu di

include jika ingin melakukan tes pada function modules tersebut.

Adapun peran function modules menurut sapdocs.info, sebagai

berikut:

a. Dengan menggunakan function modules maka kita dapat

melakukan enkapsulasi dan mempergunakan kembali global

function di sistem R/3

b. Function modules mempunyai peran penting untuk melakukan

update ke dalam database

c. Function modules mempunyai peran penting di dalam

melakukan remote communications antara sistem R/3 atau

komponen dalam sistem R3 dan non-sap system.

d. Function modules juga mendukung exception handling dalam

error

5. Subroutine Pools atau Internal Procedure

Menurut Keller dan Kruger (2007:270), subroutine pools adalah

container untuk subroutine yang dapat dipanggil melalui program

lain. Maintain terhadap subroutine bisa langsung di maintain lewat

ABAP Editor di ABAP Workbench.

6. Executable Program

Executable adalah program yang dirancang secara khusus untuk

pelaporan sesuatu, dimana program ini akan membaca database dan

menampilkannya dalam kondisi tertentu sesuai dengan prinsip IPO

(Input, Processing danOutput). Input di dalam executable program

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

47

biasanya ditentukan dengan input parameter yang diperlukan untuk

pemrosesan data, processing adalah proses penarikan data melalui

query dan melalui proses komputasi jika diperlukan. Output adalah

tampilan hasil pemrosesan data yang mempunyai banyak format, dari

tulisan, tabel sampai ALV Grid.

7. Module Pools

Module pools biasanya didesain untuk dialogprogramming dengan

dynpros. Module pool biasanya berisikan dynpros sebagai

komponennya. Module pool juga berlaku sebagai container untuk

modul dialog sebagai alur logika dari dynpros. Hal ini mirip dengan

executable program dan function group dan juga untuk memaintain

module pool bisa langsung dilakukan melalui ABAP Editor di ABAP

Workbench.

2.2.9. SAP Web Service

Menurut Monk dan Wagner (2009:22), Web Service adalah

gabungan dari berbagai piranti lunak atau aplikasi yang memperbolehkan

berbagai program di dalam organisasi untuk berkomunikasi dengan aplikasi

lain.

Menurut Turban (2011:397), Web Service adalah sekumpulan

teknologi yang digunakan untuk melakukan pertukaran data antara

beberapa aplikasi.

Menurut Woods dan Word (2004, 321) Web Service adalah

teknologi universal yang digunakan untuk menghubungkan aplikasi-

aplikasi, teknologi ini menyediakan cara untuk menggabungkan fitur-fitur

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

48

yang berbeda dari berbagai teknologi sehingga user bisa menggunakannya

di platform manapun.

Gambar 2.28 SAP Netweaver Capabilities Sumber: Woods dan Word (2004:190)

Jika dihubungkan dengan peran SAP Netweaver, SAP Netweaver

menjadi platform tempat dimana web service dikembangkan, dijalankan

dan di-manage. Menurut Woods dan Word(2004:319-325) dukungan dari

SAP Netweaver untuk pengembangan Web Service antara lain:

1. Portal dapat mengonsumsi web service dengan cara menciptakan UI

berdasarkan peran yang membawa banyak fungsionalitas dari

aplikasi. Portal mempermudah user untuk melakukan tugas-tugas

mereka tanpa harus bekerja di sistem yang berbeda-beda.

2. Composite application adalah Web service yang dapat dibangun diatas

aplikasi dengan menciptakan servis tambahan diatas aplikasi yang

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

49

telah ada yang memperbolehkan kode Java untuk berkomunikasi

dengan aplikasi lain dan menyediakan fiturnya sebagai Web Service.

3. Fitur messaging, integration broker, dan Business Process

Management (BPM) menyediakan fitur yang membuat portal dapat

menggunakan Web Service.

4. Business Process Management (BPM) menyediakan fitur yang

menjembatani SAP dengan banyak aplikasi pihak ketika, penggunaan

BPM ini antara lain bisa dilihat dari RFC(Remote Function Call) dan

BAPI (Business Application Programming Interface) di SAP Business

Suite. Kedua fitur ini merupakan fitur yang sangat penting untuk

mengintegrasikan SAP dengan aplikasi pihak ketiga dan juga

pengimplementasian add-on.

• RFC (Remote Function Call)

Menurut Cao, Jandhyala, & Koduvayur(2010:2), RFC (Remote

Function Call) adalah interfaceprotocol yang disediakan oleh

SAP AG untuk melakukan proses komunikasi, pengiriman

parameter, dan penanganan error untuk mempermudah coding

dari komunikasi antar sistem.

Dari definisi di atas, RFC akan berhubungan dengan ABAP

Programming serta software pihak ketiga dalam hal ini bisa

dibuat melalui bahasa pemrograman lain PHP, Java, C, C++.

Adapun prosedur di dalam RFC secara singkat digambarkan

sebagai berikut:

a. Memanggil interface untuk ABAP Program

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

50

b. Setiap ABAP Program bisa memanggil remote function

module menggunakan command CALL FUNCTION

c. Function module RFC di dalam SAP harus merupakan

function module yang benar dan tidak mengandung error.

d. RFC juga menyediakan interface untuk program yang

tidak menggunakan bahasa ABAP.

• BAPI (Business Application Programming Interface)

Menurut Margaret Rouse (2007), BAPI (Business Application

Programming Interface) adalah sekumpulan interface yang

memiliki konsep pemrograman berorientasi obyek yang

memperbolehkan programmer untuk menggabungkan /

mengintegrasikan aplikasi pihak ketiga untuk masuk ke dalam

sistem SAP R/3. [http 4]

Menurut Monk dan Wagner (2009:29), BAPI (Business

Application Programming Interface) adalah interface yang ada

di dalam SAP R/3 yang diperuntukan untuk menghubungkan

aplikasi pihak ketiga ke dalam SAP R/3.

Dari definisi di atas, BAPI merupakan interface yang disediakan

oleh SAP di dalam SAP R/3 yang memiliki konsep object

oriented yang menyediakan fitur untuk mengintegrasikan

aplikasi di luar SAP (third party ataupun add-on) untuk dapat

diintegrasikan dengan sistem SAP R/3.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

51

5. Tools pengembangan yang digunakan adalah J2EE dan ABAP,

sehingga ABAPDevelopertetap bisa menggunakan ABAP Workbench

untuk mengembangkan Web Service.

6. SAP Netweaver Developer studio yang menyediakan tools

pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan Web Service

menggunakan ABAP dan Java sesuai standar yang telah ditetapkan.

Dengan menggunakan fitur ini diharapkan pengembangan lebih

memudahkan pengembang dalam mengembangkan Web Service yang

akan digunakan.

7. Life Cycle Management digunakan untuk melakukan pengontrolan

secara keseluruhan baik itu dari daur hidup program di SAP dan juga

Web Service.

2.2.10. SAP Business Workflow

Menurut Monk dan Wagner (2009:29), SAP Workflow adalah

kumpulan tools yang ada di dalam SAP ERP yang dapat digunakan untuk

mengotomatisasi aktivitas-aktivitas di dalam SAP ERP. Adapun contohnya

adalah SAPWorkflow bisa meanganalisis pada tugas-tugas yang ada dan

dapat melakukan pengiriman email ke karyawan jika memang karyawan

dibutuhkan untuk mengambil keputusan tersebut.

SAP Business Workflow juga bisa digunakan untuk mendefinisikan

proses bisnis yang belum di masukan atau di mapping ke dalam sistem R/3.

Contoh dari mendefinisikan proses bisnisinya adalah seperti melakukan

approval atau melakukan pengajuan yang sebelumnya tidak ada dalam

SAP, dengan workflow maka kita bisa membuat proses bisnis baru dalam

SAP. SAP Workflow sangat cocok diimplementasikan apabila kondisinya

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

52

adalah proses bisnis yang berulang dan membutuhkan sumber daya yang

besar jika menjalankannya secara manual. SAP Business Workflow juga

menyediakan workflow-workflow bawaan yang bisa dicustom oleh user,

untuk menjadikannya lebih baik atau dicocokan dengan proses bisnis

perusahaannya.

Gambar 2.29 Business Process and Workflow Sumber: http://orekait.com/img/sap-workflow-business-process.png

2.2.11. Mobile Application Design

Menurut Jonathan Stark (2012), smartphone dan desktop computer

memiliki banyak perbedaan seperti ukuran layar, bandwith, dan sumber

daya. Perbedaan tersebut membuat perancangan mobile application sangat

berbeda dengan perancangan desktop application. Terdapat 10 (sepuluh)

prinsip dalam merancang desain rancangan layar mobile application yaitu:

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

53

1. Mobile Mindset

Dalam merancang mobile application harus menggunakan mobile

mindset, yaitu harus fokus, unik, menarik, dan peka terhadap

keinginan user.

2. Mobile Contexts

Mengetahui dan fokus pada sasaran user untuk mobile application

yang akan dirancang. Terdapat tiga jenis user, yaitu user yang

menggunakan mobile application pada saat bersantai di rumah

(bored), pada saat sedang sibuk dan memerlukan pengaksesan content

yang cepat (busy), dan pada saat sedang berada di daerah yang baru

atau tersesat (lost).

3. Global Guidelines

Terdapat aturan umum untuk perancangan mobile application, yaitu

tingkat responsif yang tinggi, tampilan detail yang menarik,

merancang dengan menyesuaikan ukuran ibu jari dan letak user

interface yang sesuai, isi yang gampang diakses dan dimengerti,

peletakkan kontrol di bawah isi, dan menghindari scrolling.

4. Navigation Models

Terdapat banyak model navigasi dalam perancangan mobile

application, tetapi pastikan model yang dipilih sesuai dengan jenis

aplikasi yang akan dirancang. Beberapa pilihan model navigasi seperti

none, tab bar, dan drill down.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

54

5. User Input

Terdapat banyak jenis keyboard dalam smartphone, seperti default,

email, url, dan phone. Pastikan keyboard sesuai dengan jenis input

yang diinginkan, pertimbangkan penggunaan auto correct dan

pastikan memungkinkan landscape orientation jika banyak

berinteraksi menggunakan keyboard.

6. Gestures

Gesture yang ada pada mobile application bersifat tersembunyi dan

pastikan memudahkan user untuk menemukannya. Tidak semua

gesture penting dan cukup, misalnya seperti shortcut pada keyboard

hanya diketahui beberapa user dan fasilitas zoom yang memerlukan

penggunaan dua tangan dapat ditambah dengan tombol zoom in dan

zoom out sehingga tetap dapat digunakan dengan satu tangan.

7. Orientation

Pastikan orientasi yang didukung mobile application sesuai dengan

kebutuhan antara portrait atau landscape. Sediakan juga fitur lock

orientation jika memang dibutuhkan melihat sesuatu dalam waktu

yang lama.

8. Communications

Komunikasi dengan user sangatlah penting dalam mobile application.

Pastikan setiap aktivitas yang ada diberikan feedback dari aplikasi,

kurangi penggunaan alert yang dapat mengganggu user, dan minta

konfirmasi user dengan rancangan default pilihan yang paling aman.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

55

9. Launching

Perhatikan juga tampilan saat launching aplikasi. Pastikan

menampilkan apa yang terkahir user tinggalkan saat launching

kembali dan untuk halaman awal pilihlah gambar interaktif sehingga

user tidak bosan.

10. First Impressions

Kesan pertama dari aplikasi sangatlah penting. Pastikan icon yang

dipakai dan first launch dari aplikasi dapat menarik perhatian user.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

56

2.3. Kerangka Pikir

Gambar 2.30 Kerangka Pikir

Data yang telah didapatkan akan dianalisa guna mendapatkan

gambaran fitur yang akan dikembangkan. Analisa akan dibagi menjadi 2

bagian yaitu analisa kebutuhan dan juga analisa kendala. Hasil analisa

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

57

kebutuhan dan hasil analisa kendala akan digunakan untuk analisa

pengembangan fitur di tahap selanjutnya. Analisa pengembangan fitur akan

mendapatkan hasil dari fitur-fitur yang akan dikembangkan. Fitur-fitur tersebut

selanjutnya akan dianalisa lebih lanjut di tahap analisa pemilihan teknologi

yang akan menentukan platform yang akan digunakan untuk mengembangkan

ESS Mobile. Setelah itu akan memasuki tahap perancangan sistem.

Setelah melewati tahap analisa, maka tahap selanjutnya dari

pengembangan ESS Mobile ini adalah tahap perancangan sistem. Sistem ESS

Mobile akan dirancang berdasarkan konsep Object Oriented Analysis and

Design. Dalam tahap perancangan ini, adapun diagram-diagram yang

dirancang antara lain:

• Use Case & Use Case Description

• Activity Diagram

• SAP Table

• Sequence Diagram

• UI Spesification

Tahap terakhir dari pengembangan ESS Mobile adalah tahap rencana

implementasi. Pada tahap ini disusun spesifikasi dan rencana bagaimana ESS

Mobile dapat diimplementasikan ke environment yang sebenarnya. Adapun

spesifikasi implementasi yang disusun antara lain Hardware and Software

Requirement, yang berisikan apa saja hardware dan software yang diperlukan

untuk mengimplementasikan ESS Mobile.

Dokumen lain seperti tata laksana untuk pengimplementasian juga

disusun guna mendukung user dalam perihal bantuan dokumentasi untuk

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

58

mengimplementasi ESS Mobile. Di dalam tahap implementasi juga terdapat

Training User, diharapkan melalui training, user dapat mengerti bagaimana

cara penggunaan ESS Mobile dan memaintain aplikasi tersebut. Tahap terakhir

dari rencana implementasi dari ESS Mobile adalah penyusunan timeline untuk

pengimplementasian ESS Mobile ke Human Capital and Legal Directorate.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00321-SI Bab2001.pdfpaket aplikasi program yang terintegrasi dan memiliki banyak modul

L1