bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-01085-ti-bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengembangan Produk
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung dari kemampuan
mereka dalam mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan dan dengan cepat
menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan dapat diproduksi
dengan biaya yang rendah. Hal ini menjadi masalah pengembangan produk yang
mencakup fungsi pemasaran, fungsi desain, fungsi manufaktur dan fungsi-fungsi
yang lain dalam perusahaan.
2.1.1 Definisi Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dengan
persepsi peluang pasar dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan
pengantaran produk. Pengembangan produk juga merupakan kegiatan yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi dalam suatu perusahaan,
tetapi tiga fungsi yang menjadi pusat dari pengembangan produk, yaitu:
• Pemasaran: Pemasaran dapat memberikan identifikasi dari peluang
produk, definisi segmentasi pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan.
Pemasaran juga dapat mengatur komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggannya, memasang target harga, mengawasi peluncuran dan
promosi produk.
14
• Desain: bagian desain memainkan peranan dalam menerjemahkan bentuk
fisik produk ke dalam bentuk yang terbaik yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan. Bagian desain meliputi: engineering design
(mekanikal, elektrikal, software,dll) dan industrial design ( estetika,
ergonomis, mudah digunakan oleh pengguna).
• Manufaktur: bagian manufaktur sangat bertanggungjawab untuk
mendesain dan mengoperasikan sistem produksi dalam memproduksi
produk. Bagian ini juga berhubungan dengan pembelian, distribusi dan
instalasi (supply chain) .
Yang dapat menjadi sumber ide dalam pengembangan produk antara lain:
o Kebutuhan dan keinginan konsumen (terutama pemakai pelopor) melalui
survei, uji proyeksi, diskusi kelompok, serta surat usulan dan keluhan dari
pelanggan.
o Ilmuwan, teknisi, perancang dan karyawan. Perusahaan yang berhasil
membentuk budaya perusahaan yang mendorong tiap karyawan untuk
mencari ide-ide baru untuk meningkatkan produksi, produk dan pelayanan
perusahaan.
o Mengamati produk dan jasa pesaing. Dengan belajar dari distributor,
pemasok, dan agen-agen penjualan apa yang dilakukan pesaing, dapat
diketahui apa yang diinginkan dan tidak diinginkan pelanggan dari produk
baru pesaing.
15
o Agen penjualan dan perantara, yang memiliki pengamatan pertama atas
kebutuhan dan keluhan pelanggan dan perkembangan persaingan.
o Manajemen puncak
o Perubahan lingkungan, yang meliputi aspek demografi, ekonomi dan
politik.
Ide-ide produk baru dapat berasal dari sumber lain, seperti penemu,
konsultan industri, agen periklanan, perusahaan riset pemasaran dan publikasi
industri.
2.1.2 Karakteristik Kesuksesan Pengembangan Produk
Dimensi spesifik yang biasanya digunakan untuk memperkirakan
kesuksesan pengembangan produk, antara lain:
1. Kualitas Produk: berbicara mengenai keunikan produk yang dihasilkan,
kemampuan produk tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan, ralibilitas
produk tersebut. Kualitas produk mempengaruhi market share dan harga
yang mau dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk: berbicara mengenai biaya produksi yang menggambarkan
keuntungan yang akan diperoleh dalam volume dan harga penjualan
tertentu.
3. Waktu Pengembangan: berbicara mengenai kecepatan tim menyelesaikan
pengembangan produk. Waktu pengembangan menggambarkan bagaimana
perusahaan menjadi responsif terhadap dorongan persaingan dan
16
perkembangan teknologi, sejalan dengan seberapa cepat perusahaan
menerima kembali modal yang ditanamkan dari tim pengembangan produk.
4. Biaya Pengembangan: berbicara mengenai biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mengembangkan produk.
5. Kemampuan Pengembangan: bebicara mengenai kemampuan tim dan
perusahaan dalam mengembangkan produk.
2.1.3 Tantangan Pengembangan Produk
Mengembangkan produk baru yang luar biasa tidaklah mudah. Hal ini
merupakan tantangan yang berarti bagi sebuah tim pengembangan produk.
Beberapa hal yang merupakan tantangan dalam mengembangkan produk
adalah:
• Pertentangan (trade-off): untuk menciptakan produk yang berkualitas
tinggi kemungkinan besar akan menambah biaya manufaktur.
• Perubahan (dynamics): teknologi meningkat, selera pelanggan berubah,
pesaing mengenalkan produk barunya, dan kondisi makroekonomi.
Pengambilan keputusan dalam suatu lingkungan yang selalu berubah
merupakan tugas yang sulit dihadapi.
• Detail: dalam mengembangkan produk, baik sederhana maupun kompleks
selalu membutuhkan ribuan keputusan yang harus diambil.
17
• Tekanan waktu: keputusan pengembangan produk harus dibuat dengan
cepat.
• Ekonomis: mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk baru
membutuhkan investasi yang besar. Namun untuk mendapatkan kembali
investasi yang telah dikeluarkan, maka produk yang dihasilkan harus
dapat menarik hati pelanggan dan dapat diproduksi dengan harga yang
tidak mahal.
2.1.4 Definisi Produk Baru
Menurut Merle dan Anthony, kategori pengertian produk baru yang
diterima secara umum antara lain:
1. New-to-the-world products: merupakan produk-produk penemuan yang
pertama kali.
2. New category entries: produk yang tidak termasuk new-to-the-world
products, tetapi dapat membawa perusahaan ke dalam kategori baru untuk
produk tersebut.
3. Additions to product lines: produk baru yang memberikan tambahan/lini
produk lama (ukuran kemasan, rasa, dll).
4. Product Improvement (perbaikan produk): produk yang menunjukkan
peningkatan kinerja/ nilai dan menggantikan produk lama.
5. Repositionings: produk lama yang diarahkan pada pasar/ segmen pasar baru.
18
Variasi kategori yang sebagai produk baru yang lain antara lain: new to a
country, new channel of distribution, packaging improvement, dan different
resource or method of menufacture.
Menurut Ulrich dan Eppinger, proyek pengembangan produk dapat
diklasifikasikan menjadi empat tipe:
1. New product platform: tipe proyek yang melibatkan usaha pengembangan
utama untuk menciptakan kelompok produk yang baru berdasarkan platform
yang baru. Contoh: proyek Xerox Lakes, tertuju pada pengembangan
platform mesin fotokopi digital yang baru.
2. Derivatives of existing product platform: proyek yang memperluas platform
produk yang sudah ada untuk mengarah pada pasar yang tidak asing lagi
yang lebih baik dengan satu atau beberapa produk baru. Contoh:
mengembangkan mesin fotokopi baru berdasarkan platform produk yang
tidak digital.
3. Incremental improvements to existing products: proyek yang melibatkan
penambahan atau modifikasi beberapa fitur produk yang sudah ada untuk
menjaga produk kompetitif. Contoh: sedikit perubahan untuk memperbaiki
cacat/kekurangan yang sedikit dari mesin fotokopi yang sudah ada.
4. Fundamentally new product: proyek yang sangat melibatkan produk yang
berbeda atau teknologi produk dan mengarah ke pasar yang baru atau asing.
Proyek ini sangat ekstrim. Bila gagal, akan menimbulkan risiko yang sangat
19
besar, tetapi bila berhasil, perusahaan akan sukses dalam jangka waktu yang
panjang. Contoh: mesin fotokopi Xerox yang pertama
2.2 Proses Pengembangan Produk
Proses dapat didefinisikan sebagai serentetan langkah yang mengubah input
menjadi output. Sedangkan proses pengembangan produk merupakan serentetan
langkah atau kegiatan yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk memikirkan,
mendesain, dan mengkomersialisasikan suatu produk seperti pada gambar 2.1.
21
• Penciptaan Ide
Ide merupakan hal yang paling mendasar dalam pengembangan produk. Seluruh
proses pengembangan produk mempunyai tahapan penemuan ide. Ide dapat muncul
dari berbagai sumber antara lain :
Bagian pemasaran dan penjualan
Organisasi riset dan pengembangan teknologi
Team pengembangan produk
Bagian operasional dan manufaktur
Pelanggan / pasar
Pihak ketiga seperti pemasok, investor, rekan kerja dan sebagainya.
• Penyaringan Gagasan
Berbagai ide yang muncul dari sumber-sumber diatas akan diseleksi, sehingga ide
yang akan dikembangkan adalah ide yang dianggap paling realistis dan mungkin
untuk diwujudkan secara nyata. Formulasi perencanaan produk dan pengembangan
pernyataan misi mengawali proses pengembangan produk. Ada lima tahap untuk
mengembangkan perencanaan produk dan pernyataan misi proyek, yaitu:
a. Identifikasi peluang
Menurut Ulrich dan Eppinger, ide produk baru atau fitur produk dapat datang
dari beberapa sumber, antara lain staf pemasaran dan penjualan, pengembangan
22
riset dan teknologi, tim pengembangan produk, manufaktur dan operasi
organisasi, pelanggan potensial, pemasok, penanam modal dan partner bisnis.
b. Evaluasi dan memprioritaskan proyek
Beberapa perspektif dasar yang sangat berguna dalam mengevaluasi dan
memprioritaskan peluang produk baru dengan kategori produk yang sudah ada:
i. Strategi bersaing: beberapa strategi yang mungkin antara lain:
• Technology leadership: perusahaan harus mengadakan pendekatan pada
riset dan pengembangan teknologi baru dan pengembangan teknologi ini
dilakukan melalui pengembangan produk.
• Cost leadership: perusahaan harus bersaing dalam efisiensi produksi,
entah melalui skala ekonomi, menggunakan metode superior
manufaktur, gaji buruh yang rendah, atau pun manajemen sistem
produksi yang lebih baik.
• Customer focus: perusahaan harus bekerja lebih dekat dengan pelanggan
untuk memperkirakan perubahan kebutuhan dan kesukaan mereka.
Dengan cermat mendesain platform produk akan menciptakan
pengembangan derivative product dengan fitur atau fungsi yang baru
untuk menarik perhatian pelanggan. Strategi ini akan mengarah pada
heterogenisasi segmen pelanggan dengan variasi produk yang semakin
bertambah.
23
• Imitative: perusahaan harus mengikuti trend di pasaran, membiarkan
pesaing menciptakan produk baru dan berhasil di segmen mereka.
Kemudian ketika peluang sudah teridentifikasi, perusahaan harus dengan
cepat meluncurkan produk baru dengan meniru pesaing yang berhasil.
ii. Segmentasi pasar: proses mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen-
segmen berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi segmentasi pasar
dipengaruhi oleh:
• Faktor geografis yang meliputi wilayah, ukuran kota, kepadatan, iklim.
• Faktor demografis yang meliputi usia, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras,
generasi, kewarganegaraan, kelas sosial.
• Faktor psikografis yang meliputi gaya hidup dan kepribadian.
• Faktor perilaku yang meliputi kejadian (biasa atau khusus), manfaat,
status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan
pembeli, sikap terhadap produk.
c. Alokasi sumber daya dan waktu perencanaan
- Alokasi sumber daya
Perencanaan agregat membantu organisasi untuk menggunakan sumber
dayanya dengan efisien sesuai dengan yang telah dianggarkan.
24
- Pembagian waktu proyek, meliputi:
• Waktu pengenalan produk: lebih cepat produk sampai ke pasar akan
semakin baik. Tetapi meluncurkan produk sebelum mencapai kualitas
yang memadai dapat merusak reputasi perusahaan.
• Kesiapan teknologi yang digunakan akan terintegrasi ke dalam produk
yang lebih cepat dan andal. Hal ini penting dalam proses perencanaan.
• Kesiapan pasar: melepaskan produk baru terlalu cepat dapat membuat
pelanggan frustasi untuk menjadi pelanggan setia, namun melepaskan
produk baru terlalu lambat juga akan ketinggalan oleh pesaing.
d. Membuat perencanaan sebelum proyek (pre-project planning)
Hal ini dapat dilakukan dengan membuat pernyataan misi, yang meliputi:
- Penggambaran secara singkat mengenai produk (tidak spesifik): gambarkan
sisi keuntungan pelanggan terhadap produk yang akan dibuat.
- Sasaran kunci bisnis: yang meliputi sasaran waktu, biaya, dan kualitas
- Target pasar untuk produk baru yang dibuat: yang meliputi pasar utama dan
pasar sekunder yang diharapkan dalam usaha pengembangan
- Asumsi dan hambatan yang mendukung usaha pengembangan produk: berisi
batasan konsep produk yang akan dibuat
- Stakeholder: sekelompok orang yang akan berpengaruh pada keberhasilan
atau kegagalan produk.
25
e. Merefleksi hasil dan proses
Hal ini dilakukan dengan memperhatikan apakah rencana produk mendukung
strategi persaingan perusahaan, apakah rencana produk mengarah pada peluang
perusahaan, apakah sumber daya yang dialokasikan kepada pengembangan
produk cukup untuk mengejar strategi persaingan perusahaan, apakah tim inti
menerima tantangan dalam menghasilkan pernyataan misi, apakah elemen
pernyataan misi konsisten, apakah asumsi yang tertera dalam pernyataan misi
benar-benar perlu atau apakah proyek mengalami hambatan yang berlebihan,
bagaimana proses perencanaan produk ditingkatkan.
• Pengembangan Konsep
Konsep produk di sini adalah deskripsi dari bentuk, fungsi dan fitur dari produk
dan biasanya dibarengi dengan spesifikasi, analisis produk saingan, dan perkiraan
ekonomis proyek yang berjalan.
Ada beberapa macam proses pengembangan produks secara umum, antara lain
dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
26
Tabel 2.1. Tabel variasi proses pengembangan produk
Generik
(Market Pull)
Technology
Push
Platform
Products
Process
Intensive
Customized
Deskripsi Perusahaan
mulai dengan
peluang pasar,
kemudian
menemukan
teknologi yang
tepat untuk
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
Perusahaan
mulai dengan
teknologi baru,
kemudian
menemukan
pasar yang tepat
Perusahaan
berasumsi
bahwa produk
baru akan dibuat
dengan sub
sistem teknologi
yang sudah
ditetapkan
Karakteristik
produk sangat
dipengaruhi
oleh proses
produksi
Produk baru
mempunyai
variasi yang
sedikit dari
konfigurasi
yang sudah ada
Perbedaan
dengan respek
terhadap
proses generik
Fase
perencanaan
harus
mencocokkan
teknologi
dengan pasar.
Pengembangan
konsep
disesuaikan
dengan
teknologi yang
ada
Pengembangan
konsep
disesuaikan
dengan platform
produk
Baik produk
maupun proses
harus
dikembangkan
bersama dari
awal, atau
proses produksi
yang sudah ada
harus
dispesifikasi
dari awal
Kemiripan
proyek
menyebabkan
proses
pengembangan
yang sangat
terstruktur
Contoh Barang-barang
olah raga,
mebel, alat-alat
jas hujan Gore-
tex, amplop
Tyvek
Barang-barang
elektronik,
komputer,
printer
Makanan snack,
sereal, bahan
kimia,
semikonduktor
Jam tangan,
motor, batere,
kontener
Proses pengembangan konsep produk meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Identifikasi kebutuhan konsumen
Produk yang sukses adalah produk yang dapat mendatangkan keuntungan bagi
pelanggan (dapat memuaskan kebutuhan).
27
2. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk berarti penggambaran yang menunjukkan bagaimana produk
harus didesain dan diatur sehingga dapat menerjemahkan apa yang harus
dilakukan oleh produk supaya sukses. Spesifikasi harus mencakup kebutuhan
pelanggan, diferensiasi produk, serta dapat diterima secara teknis dan ekonomis.
Spesifikasi produk meliputi penetapan target spesifikasi (dilakukan setelah
identifikasi kebutuhan pelanggan berdasarkan kebutuhan pelanggan dan
benchmarking) dan penetapan spesifikasi akhir (dilakukan setelah uji konsep
berdasarkan konsep yang diseleksi, kelayakan, model, dan trade-offs). Penetapan
target spesifikasi produk meliputi penyiapan daftar metrik, tingkat kepentingan
dan satuan unitnya, pembuatan matriks kebutuhan-metrik, benchmarking
berdasarkan kebutuhan dan metric, penentuan target nilai ideal dan menengah
untuk setiap metric, merefleksi hasil dan proses untuk perbaikan yang
berlangsung.
Sedangkan spesifikasi akhir meliputi pengembangan model produk secara teknis,
baik analitis maupun fisis, pengembangan biaya produk dengan merincikan
jumlah dan harga masing-masing komponen produk, perbaikan spesifikasi,
pembuatan peta persaingan (competitive map), pembuatan spesifikasi yang tepat
dari nilai ideal dan marginal yang ditentukan pada target spesifikasi, merefleksi
hasil dan proses.
Pemunculan konsep meliputi klarifikasi masalah yang dapat dilakukan dengan
membuat diagram fungsi dan sub-fungsi pohon klasifikasi; penyelusuran
28
eksternal yang dapat dilakukan dengan wawancara dengan pengguna suatu
produk yang memiliki pengalaman dalam beberapa bulan atau bahkan tahun
sebelum mayoritas pasar dan telah merasakan banyak sekali keuntungan dari
inovasi produk (lead users), konsultasi dengan para ahli, pencarian hak paten,
pencarian literature dan perbandingan persaingan (competitive benchmarking);
penyelusuran internal, dengan menggunakan pengetahuan perorangan dan tim
serta kreativitas untuk memunculkan penyelesaian masalah; penyelidikan
sistematis dengan menggunakan pohon klasifikasi dan table kombinasi; refleksi
hasil dan proses, dengan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dalam iterasi
berikutnya atau proyek yang akan datang.
Empat hal yang bisa dilakukan guna membantu penyelusuran internal yaitu:
• Menunda keputusan: Keputusan konsep produk tidak dapat diambil begitu
saja, namun butuh waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Sehingga,
menunda evaluasi dalam beberapa hari atau minggu dibutuhkan untuk
membuat alternatif kritis untuk berhasil.
• Membangkitkan banyak ide: setiap ide akan merangsang keluarnya ide-ide
yang lain. Jadi, semakin banyak ide yang keluar akan merangsang keluarnya
ide lebih banyak lagi.
• Menerima ide yang nampaknya tidak layak: semakin tidak layak suatu ide,
semakin luas area pemecahan masalah dan mendorong tim untuk berpikir
mengenai batas kemungkinan.
29
• Gunakan media grafik dan fisik: menjelaskan informasi fisikal dan geometric
sulit bila dilakukan dengan kata-kata.
Tahap selanjutnya adalah pemilihan konsep. Pemilihan konsep adalah proses
mengevaluasi konsep yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan dan kriteria
lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relative dari konsep-konsep yang
ada, dan memilih satu atau beberapa konsep untuk penyelidikan atau
pengembangan lebih lanjut. Dalam pemilihan konsep, tim pengembangan produk
dapat menggunakan beberapa metode, antara lain:
• Keputusan eksternal: konsep ditawarkan kepada pelanggan atau entity lain
• Produk juara: dengan memilih konsep berdasarkan kesukaan pribadi anggota
tim pengembangan yang berpengaruh
• Intuisi: konsep dipilih berdasarkan perasaan, kriteria eksplisit, pertentangan
(trade-offs) tidak digunakan, hanya konsep yang terlihat baik saja.
• Suara terbanyak: setiap anggota tim mengambil suara untuk beberapa konsep,
konsep dengan suara terbanyaklah yang akan dipilih.
• Pro dan kontra: tim mendaftar kelebihan dan kelemahan dari setiap konsep
dan membuat pilihan berdasarkan pendapat kelompok.
• Prototipe dan tes: organisasi mementuk dan menguji prototipe dari setiap
konsep, membuat pilihan berdasarkan data uji.
• Matriks keputusan: tim menranking konsep berdasarkan kriteria seleksi yang
ditentukan sebelumnya dengan cara pembobotan.
30
Metodologi pemilihan konsep yang digunakan melalui dua tahap. Tahap pertama
adalah penyaringan konsep (concept screening) dan yang kedua adalah penilaian
konsep (concept scoring). Penyaringan konsep menggunakan konsep referensi
untuk mengevaluasi ragam konsep terhadap criteria seleksi, menggunakan sistem
perbandingan kasar untuk mengetahui posisi konsep satu dengan yang lain.
Sedangkan penilaian konsep menggunakan poin referensi yang berbeda dengan
penyaringan konsep untuk setiap kriteria seleksi menggunakan bobot kriteria
seleksi dan skala peringkat. Penilaian konsep dapat tidak dilakukan bila
penyaringan konsep sudah menghasilkan konsep yang dominan. Keduanya
didukung oleh matriks seleksi yang digunakan oleh tim untuk menilai,
menggolongkan dan memilih konsep terbaik. Keduanya dilakukan dengan
tahapan:
1. Menyiapkan matriks seleksi
2. Menilai konsep
3. Meranking konsep
4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep
5. Memilih satu atau beberapa konsep
6. Merefleksi hasil dan proses
Konsep yang dipilih sebagai konsep referensi adalah konsep yang sesuai dengan
standar industri, konsep yang familiar bagi anggota tim. Konsep referensi juga
dapat berupa produk pesaing terbaik yang dipelajari tim, generasi produk yang
sebelumnya, atau salah satu dari konsep yang sedang dipertimbangkan.
31
Sedangkan kriteria seleksi yang diidentifikasikan dapat berupa atribut-atribut
produk, antara lain kenyamanan, kemudahan dibawa (portability), ketahanan
(durability), kecepatan, biaya, keamanan, utilitas, keandalan, perawatan, polusi,
penampilan produk (warna, bentuk, model) dan keadaan permukaan.
• Pengujian Konsep
Konsep tersebut diuji apakah sesuai dengan target pasar yang ingin dituju. Jika
sesuai, maka konsep tersebut akan menjalani tahap selanjutnya. Tapi jika konsep
tersebut ternyata belum sesuai dengan keinginan pasar, tim pengembang harus
menyusun konsep baru yang merupakan perbaikan dari konsep sebelumnya.
Pengujian konsep mencari respon secara langsung dari pelanggan potensial dalam
target pasar mengenai gambaran konsep produk. Pengujian konsep didasarkan
data yang dikumpulkan secara langsung dari pelanggan potensial dan mengurangi
penilaian yang dibuat oleh tim pengembangan produk. Pengujian konsep dapat
membuktikan bahwa konsep produk sudah memenuhi kebutuhan pelaggan,
memperkirakan potensial pejualan dari konsep produk dan mengumpulkan
informasi dari pelanggan untuk memperbaiki konsep produk.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian konsep adalah:
i. Menetapkan tujuan dari pengujian konsep dengan mempertanyakan konsep
yang mana yang harus dilanjutkan, bagaimana memperbaiki konsep agar
32
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, berapa unit yang harus dijual, dan
apakah pengembangan perlu dilanjutkan.
ii. Memilih populasi survei
iii. Memilih format survei. Survei dapat dilakukan dengan interaksi tatap muka,
telepon, surat-menyurat, e-mail, atau internet.
iv. Mengkomunikasikan konsep, bisa dengan kata-kata, sketsa, foto dan hasil
render,video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik, atau prototip.
v. Mengukur respon pelanggan, bisa dengan skala likert
vi. Interpretasi hasil, memperkirakan jumlah produk yang diharapkan untuk
dijual dalam periode tertentu.
vii. Merefleksi hasil dan proses
• Pengembangan Strategi Pemasaran
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang tercakup didalamnya, yaitu :
Rencana penempatan produk, target penjualan dan keuntungan.
Perencanaan harga produk, saluran distribusi dan anggaran pemasaran.
Perencanaan jangka panjang dari produk.
• Analisis Bisnis
Pada tahap ini, perusahaan harus dapat memperkirakan mengenai hasil penjualan,
keuntungan serta biaya yang berkaitan dengan produk tersebut.
33
• Prototype
Yang dimaksud prototype adalah suatu pendekatan atau perkiraan dari suatu
produk, berdasarkan satu dimensi kepentingan atau lebih.
• Uji Coba Pemasaran
Pada tahap ini, produk yang telah jadi dicoba untuk dipasarkan. Kemudian
dilakukan pengamatan mengenai reaksi pasar terhadap produk ini. Dengan
demikian, tim pengembang dapat menganalisa apakah produk ini sudah diterima
konsumen atau perlu dimodifikasi lagi sebelum benar-benar dikomersialisasikan.
• Komersialisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus pengembangan produk. Ada 4
keputusan yang harus dibuat pada tahap ini, yaitu :
Kapan waktu peluncurannya.
Dimana produk akan dipasarkan terlebih dahulu.
Target pasar potensial yang akan dibidik.
Anggaran biaya untuk pemasaran produk.
34
2.3 Desain Industri
Desain industri merupakan desain produk dengan menekankan pada sudut
pandang estetika dan ergonomis produk. Yang perlu diperhatikan dalam desain
industri antara lain:
o Penggunaan: harus aman mudah digunakan, dan intuitif. Setiap fitur harus
dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengkomunikasikan fungsinya kepada
pengguna.
o Penampilan: meliputi bentuk, merek, proporsi, dan warna yang diintegrasikan
untuk membuat produk menjadi menarik.
o Perawatan mudah
o Biaya rendah: bentuk dan fitur mempunyai pengaruh yang besar terhadap
peralatan dan biaya produksi, sehingga harus dipertimbangkan sungguh-sungguh.
o Komunikasi: kualitas produk yang mengkomunikasikan filosofi desain
perusahaan.
2.4 Pengambilan Sampel
Dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam
suatu penelitian, si peneliti harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga dan
waktu di satu pihak, serta besarnya presisi di lain pihak. Perlu disadari bahwa tingkat
presisi yang tinggi tidak mungkin dicapai dengan biaya, tenaga dan waktu yang
terbatas.
35
Salah satu metode pengambilan sampel yang biasa digunakan adalah pengambilan
sampel probabilita. Dari beberapa cara pengambilan sampel dengan metode ini, salah
satunya adalah pengambilan sampel ganda atau pengambilan sampel berjenjang atau
pengambilan sampel multi-tahap atau pengambilan sampel gugus bertahap. Metode
ini biasanya ditemukan dengan desain kumpulan dan atau bertingkat, cocok bila
digunakan untuk jumlah populasi yang letaknya sangat tersebar secara geografis,
sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel dari semua unsur-unsur
yang terdapat dalam populasi tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka unit-unit
analisa dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang merupakan satuan-satuan dari
mana sampel akan diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu. Jadi
satu populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat pertama; gugus-gugus tingkat
pertama ini dapat pula dibagi dalam gugus-gugus tingkat kedua; dan gugus-gugus
tingkat kedua masih dapat pula dibagi dalam gugus-gugus tingkat lebih lanjut.
2.5 Pengujian Data
Sebelum alat ukur dibagikan kepada responden, maka perlu melewati tahap
pengujian terlebih dahulu. Disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal
30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih
mendekati kurva normal.
36
2.5.1 Uji Normalitas Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini, mengunakan statistik parametris
karena data yang akan diuji berbentuk ratio, sehingga setiap data pada setiap
variabel harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Salah satu metode pengujian
normalitas data adalah dengan menggunakan metode Chi Kuadrat. Langkah-
langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:
i. Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas intervalnya =
6, karena luas kurva normal dibagi menjadi enam, yang masing-masing
luasnya adalah: 2.7%; 13.53%; 34.13%; 34.13%; 13.53%; 2.7%.
ii. Menentukan kelas interval yaitu: (data terbesar-data terkecil) dibagi dengan
jumlah kelas interval (6).
iii. Menyusun ke dalam distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel
penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat
iv. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara mengalikan luas tiap
bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel (fo).
v. Mengkuadratkan hasil pengurangan antara fo dengan fh, kemudian hasilnya
masing-masing dibagi dengan fh. Setelah selesai jumlahkan semuanya.
Hasilnya merupakan harga Chi Kuadrat hitung.
vi. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila
harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat
tabel, maka distribusi normal, dan bila lebih besar distribusi tidak normal.
37
2.5.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan uji hipotesis
statistik satu arah. Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai
satu atau lebih populasi. Suatu uji hipotesis statistik yang alternatifnya bersifat
satu arah disebut sebagai uji hipotesis statistik satu-arah. Langkah-langkah dalam
melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut :
i. Menentukan perumusan hipotesis nol. Hipotesis nol adalah hipotesis yang
dirumuskan dengan harapan tidak ada bukti yang menolak perumusan
hipotesis nol tersebut.
ii. Menentukan perumusan hipotesis alternatif satu arah. Hipotesis alternatif satu
arah akan dimabil jika hipotesis nol akan ditolak atau ditemukan bukti-bukti
yang tidak mendukung hipotesis nol.
iii. Menentukan taraf nyata dari uji hipotesis (α).
iv. Memilih statistik uji yang sesuai dan kemudian tentukan wilayah kritiknya.
v. Menghitung nilai dari statistik uji berdasarkan data contohnya.
vi. Mengambil keputusan dimana akan menolak Hipotesis nol jika nilai statistik
uji tersebut jatuh dalam wilayah kritiknya, sedangkan bila nilai itu jatuh diluar
wilayah kritiknya maka Hipotesis nol diterima.
38
2.6 Menghitung Target Penjualan
Terdapat banyak cara dalam menghitung target penjualan, antara lain adalah
sebagai berikut:
2.6.1 Model Ulrich-Eppinger
Dengan metode Ulrich-Eppinger, dapat diketahui target penjualan sistem
keamanan kendaraan bermotor Tech4U Alarm Car dengan menggunakan
rumus:
probablyprobablydefinitelydefinitely FCFCP
PANQ
++×=
××=
dimana :
Q = jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode tertentu
N = jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian
selama periode tertentu
A = proporsi pelanggan potensial atau market share produk dari pasar
P = peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari
keberadaan produk
Fdefinitely = proporsi responden dari survey yang memilih skala “pasti
membeli”
Fprobably = proporsi responden dari survey yang memilih skala “mungkin
membeli”
39
Cdefinitely dan Cprobably = konstanta kalibrasi yang biasanya ditetapkan
berdasarkan data periode lalu (jika tidak ada data periode lalu maka Cdefinitely
dan Cprobably biasanya bernilai 0.4 dan 0.2).
2.6.2 BASS Model
Model difusi Bass sering digunakan sebagai pemodelan dan peramalan proses
difusi pada riset pemasaran dan disiplin ilmu lainnya.
Model Bass mencoba untuk mengetahui berapa banyak konsumen yang
akhirnya akan mengadopsi produk baru dan kapan mereka akan
mengadopsinya. Model dasar dari model Bass terdiri dari 3 parameter yang
sangat berpengaruh yaitu :
1. Inovator ( p )
Mewakili konsumen pertama suatu produk selama beberapa periode. Asumsi
mereka membeli karena termotivasi untuk berdagang atau pengaruh besar
faktor eksternal seperti iklan.
2. Imitator ( q )
Mewakili konsumen yang membeli produk karena pengaruh proses
interpersonal seperti komunikasi dari mulut – ke mulut sesama konsumen.
3. Potensial Market ( m )
Mewakili jumlah total konsumen yang menjadi target segmen selama siklus
hidup.
40
Berikut adalah model matematika yang disebut dengan model Bass:
S(t) = pm + [q - p]Y(t-1) - (q/m)[Y(t-1)]2
Dimana :
S(t) = Jumlah penjualan produk tepat pada saat waktu t
Y (t) = Jumlah penjualan suatu produk yang sudah diadopsi pada
waktu t
p = Koefisien Inovator
q = Koefisien Imitator
m = Market Potensial
Model Bass diatas menggunakan teknik peramalan yang menggunakan data
historis yang diakumulasikan dalam beberapa periode waktu. Tujuannya
adalah menentukan pola dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola
tersebut kemasa depan.Untuk mengetahui puncak penjualan berada tepat pada
waktu t maka menggunakan rumus :
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=∗
pq
qpt ln1
Dan untuk mengetahui jumlah puncak penjualan produk pada saat waktu t
maka menggunakan rumus :
( )q
qpmS 42+=∗
41
Penentuan Nilai Parameter
Ada beberapa cara untuk menaksirkan 3 parameter model Bass. Metode
tersebut diklasifikasikan berdasarkan sejarah perusahaan produk tersebut atau
metode keputusan yang telah diukur oleh beberapa para ahli pemasaran.
Metode yang pertama yaitu metode peramalan dengan menggunakan
persamaan regresi dengan menggunakan data penjualan dan metode ke dua
dengan menggunakan analog atau daftar hasil survey yang telah dilakukan
oleh beberapa ahli.
a. Metode regresi
Suatu teknik peramalan yang mengukur hubungan antara satu variabel
terhadap satu atau lebih variabel yang lain. Regresi berusaha untuk
menghubungkan ramalan-ramalan yang ada dengan faktor-faktor yang
menyebabkan kecenderungan, siklus dan pola musiman. Konsep dari
peramalan regresi adalah bahwa semua faktor yang mempengaruhi sistem di
masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Peramalan yang
didasarkan regresi menghasilkan fungsi peramalan yang dinamakan
persamaan regresi. Semakin baik persamaan regresi, semakin baik peramalan
yang diperoleh. Dengan melakukan pemisalan terhadap variabel model bass
maka akan diperoleh nilai ketiga parameter yaitu p, q dan m.
S(t) = a + bY(t-1) – c[Y(t-1)]2
Dimana :
42
a = p x m → p = ma
c = - m
q → q = - mc×
b = pq − → q = pb +
b = pq −
= (- mc× ) – (m
a ) cm2 + bm + a = 0 →
cacbbm
242 −±−
=
Dasar dari pemilihan metode peramalan diatas adalah jenis pola/siklus data.
Siklus adalah suatu pergerakan ke atas dan kebawah selama kecenderungan
terjadi. Kecenderungan adalah pergerakan jangka panjang dari apa yang
sedang diramalkan. Metode peramalan diatas menggunakan pola data Trend
yaitu Yaitu pola yang terjadi bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler
jangka panjang dalam data.
a. Analogous Produk
Pendekatan ini lebih praktis. Kita dapat menggunakan analog produk yang ada
sebagai petunjuk. Langkah pertama adalah mengidentifikasi inovasi produk
yang sedang dikembangkan dengan daftar analog produk yang memiliki
kemiripan yang serupa atau dalam kategori produk yang sejenis sehingga kita
dapat mengetahui nilai ketiga parameter tersebut. Manfaat dari pendekatan ini
adalah secara tepat menerka penjualan produk dan memberikan struktur bagi
perusahaan sebagai masukan dalam menghasilkan sebuah peramalan.
43
Asumsi – asumsi terhadap model Bass, yaitu :
1. Pada awal penjualan, jumlah konsumen yang mengadopsi produk baru lebih
kecil dibandingkan dengan jumlah market potensial produk tersebut, karena
adanya percepatan pada penjualan semakin banyak penularan sehingga
penjualan menjadi meningkat. Pada akhirnya jumlah konsumen yang
mengadopsi menjadi sama jumlahnya dengan jumlah market potensial atau
bahkan lebih besar sehingga pasar terpenuhi dan penjualan semakin lambat.
2. jika q > p , maka tingkat imitator lebih dominant daripada tingkat innovator
maka kurva penjualan akan berbentuk U dimana akan meningkat kemudian
akan menurun. Jika q < p , dimana tingkat imitator lebih kecil daripada tingkat
innovator sehingga kurva penjualan akan berbentuk S dimana kurva akan
menurun pada tingkat permulaan dana kemudian akan meningkat. Dan ketika
kedua nilai p dan q besar, maka penjualan produk akan menigkat dengan cepat
tetapi jika telah mencapai titik maksimum akan mengalami penurunan
dengan cepat pula.
3. Besar kecilnya nilai p mencerminkan kemampuan produk menembus suatu
pasar dan besarnya nilai q mencernimkan kemampuan lamanya produk
bertahan dan menyebar dipasar dalam jangka waktu tertentu.
4. Ukuran potensial pasar ( m ) cenderung tetap.
Tindakan seperti menurunnya harga, memperbaiki posisi atau periklanan
dapat menaikkan ukuran pasar, tetapi semakin banyak produk yang dijual
hanya tersisa sedikit pelanggan yang dapat memakai produk.
44
5. Proses keputusan pelanggan bersifat binary ( adopsi atau tidak adopsi )
Asumsi ini dilemahkan pada beberapa model bahwa proses keputusan
multistage diaman biasanya pelanggan berawal dari saru tingkat ke tingkat
lainnyasepanjang waktu.
6. Penjualan suatu inovasi akan dipengaruhi oleh penerimaan atau penolakan
dari inovasi lainnya.
Jika peramalan penjualan berdasarkan perhitungan nilai kumulatif penjualan
telah diketahui maka peramalan tersebut diubah menjadi rencana penjualan.
Proses perencanaan penjualan merupakan bagian penting dari perencanaan
dan pengembangan suatu produk karena rencana penjualan akan menjadi
dasar keputusan manajemen yang berkenaan dengan pemasaran. Keputusan –
keputusan tersebut akan menjadi dasar penyusunan rencana penjualan
komprehensif. Oleh karena itu rencana penjualan yang tidak realistik akan
mengakibatkan rencana – rencana lain seperti rencana produksi, rencana
kebutuhan dan biaya tenaga kerja, rencana kebutuhan bahan baku dan aliran
kas juga tidak realistik.