bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1 -...

61
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Analisis Sistem Analisis sistem menurut Whitten (2004, p38) adalah suatu pembelajaran bisnis problem domain untuk memberikan kemajuan dan spesifikasi dari kebutuhan bisnis dan prioritas bagi jalan keluarnya. Tahap analisis sistem dilakukan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Analisis suatu sistem sangatlah diperlukan untuk mengetahui masalah atau hambatan yang ada dalam suatu sistem sehingga memudahkan dalam menentukan penyelesaian masalah apabila hambatan tersebut muncul. Dengan analisis sistem, perusahaan juga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu sistem. 2.1.2 Internet 2.1.2.1 Pengertian Internet Pengertian internet menurut O’Brien (2003, p10), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Federal Networking Council mendefinisikan internet sebagai sistem informasi global yang secara logik terhubung oleh suatu alamat global yang unik berdasarkan Internet Protocol (IP), mampu melakukan komunikasi

Upload: nguyenlien

Post on 07-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Analisis Sistem

Analisis sistem menurut Whitten (2004, p38) adalah suatu pembelajaran

bisnis problem domain untuk memberikan kemajuan dan spesifikasi dari

kebutuhan bisnis dan prioritas bagi jalan keluarnya. Tahap analisis sistem

dilakukan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap analisis merupakan tahap

yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan

menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Analisis suatu sistem

sangatlah diperlukan untuk mengetahui masalah atau hambatan yang ada dalam

suatu sistem sehingga memudahkan dalam menentukan penyelesaian masalah

apabila hambatan tersebut muncul. Dengan analisis sistem, perusahaan juga

dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu sistem.

2.1.2 Internet

2.1.2.1 Pengertian Internet

Pengertian internet menurut O’Brien (2003, p10), internet merupakan

jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan

jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya

lebih dari 200 negara.

Federal Networking Council mendefinisikan internet sebagai sistem

informasi global yang secara logik terhubung oleh suatu alamat global yang unik

berdasarkan Internet Protocol (IP), mampu melakukan komunikasi

9

menggunakan Transmission Control Protocol (TCP/IP), dan dapat digunakan

untuk kepentingan publik maupun personal. Dari keterangan diatas internet

dapat didefinisikan sebagai suatu sistem jaringan komputer global yang terdiri

dari user dan data.

Sistem jaringan global mempunyai arti bahwa semua orang di seluruh

dunia dapat terhubung dengan internet, walaupun setiap pengguna internet

mengembangkannya menurut budayanya masing-masing. Dengan kata akhir

tanpa kemampuan untuk mengakses data dan informasi personal, tidak akan ada

yang tertarik untuk terhubung dengan internet.

Konsep internet yang mampu untuk memberikan akses informasi lebih

cepat dan membuat komunikasi lebih mudah dan cepat menjadi tujuan utama

dari internet. Pada zaman sebelum internet berkembang, pertukaran informasi

dan komunikasi dilakukan melalui jalan yang lama antara lain surat pos, telepon,

rapat langsung, dan lainnya. Sekarang cara-cara lama tersebut dapat dilakukan

secara cepat melalui internet.

2.1.2.2 Sejarah Internet

Cikal bakal internet sesungguhnya diawali dari Uni Soviet, ketika pada

tahun 1957 mereka meluncurkan sebuah satelit bernama Sputnik. Peluncuran

sputnik ini dirasakan sebagai ancaman oleh Amerika Serikat. Presiden Dwight

D.Eisenhower menyatakan perlunya membangun sebuah teknologi yang

membuat Amerika tetap sebagai negara superior. Kemudian dibentuklah sebuah

badan yang disebut Advanced Research Projects Agency (ARPA). ARPA

bernaung dibawah Departemen Pertahanan Amerika atau Department of Defense

(DoD).

10

Pada tahun 1969, DoD memberi tugas pada ARPA untuk membangun

sebuah mata rantai komunikasi antara DoD dengan militer yang tidak dapat

disabot oleh musuh mereka. Jaringan komunikasi yang diciptakan ini disebut

ARPAnet. Pada awalnya ARPAnet hanya menghubungkan 4 buah situs saja,

yaitu:

a. Stanford Research Institute (SRI)

b.University of California at Santa Barbara (UCSB)

c. University California at Los Angeles (UCLA)

d.University of Utah

Pada tahun 1970, penelitian yang dilakukan di Stanford University

menghasilkan sebuah protokol yang disebut TCP / IP. Protokol TCP / IP inilah

yang berkembang terus hingga sekarang dan menjadi protokol standar dalam

internet. (Kurniawan, 2001, p2).

2.1.3 World Wide Web (WWW)

World Wide Web dibuat oleh Tim Berners-Lee sebagai sarana yang lebih

mudah untuk mengirim informasi dan membuat informasi tersebut tersedia di

internet.

World Wide Web adalah suatu aplikasi perangkat lunak yang

mempermudah dan memungkinkan bagi semua orang untuk mengirim dan

mengakses dokumen Hypertext dalam internet. Web dapat kita anggap sebagai

wadah dari semua informasi yang bisa kita akses menggunakan web browser.

Web telah berkembang besar karena kemudahan penggunaan dan tampilannya

secara visual. Penggunaan kata web karena keterhubungan antara dokumen-

dokumen yang menyerupai jaring laba-laba.

11

Menurut McLeod (2001,p75), World Wide Web adalah ruang informasi di

internet, tempat dokumen-dokumen hypermedia disimpan dan dapat diambil

melalui skema alamat yang unik. Tujuan dari web adalah untuk menciptakan

lingkungan penggunaan yang nyaman bagi user. Dalam web berlangsung

berbagai aktivitas seperti, email, usenet news, chat dan sebagainya. Pelacakan

web dilakukan dengan memasukan alamat URL (Uniform Resource Locater)

yang dimiliki oleh setiap web.

World Wide Web sering kali dianggap dianggap sama dengan internet,

walaupun sebenarnya World Wide Web hanyalah bagian dari internet.

2.1.4 Website

Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya

terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada

didalam World Wide Web (WWW) di internet. Sebuah web page adalah

dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language),

yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang

menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para

pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut

dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

2.1.5 File Transfer Protocol (FTP)

File Transfer Protocol (FTP) adalah metode yang paling umum

digunakan sejak dulu dalam mentransfer file-file dalam internet. FTP bekerja

didalam dua model yang berbeda. Yang pertama adalah FTP dapat digunakan

untuk transfer file-file diantara dua account di internet (namun transfer ini

memerlukan password kedua account). Model yang satu lagi dikenal sebagai

12

Anonymous FTP, sebuah Anonymous FTP memampukan setiap user untuk

terhubung dengan sistem dan men-download file-file. FTP sendiri tidak memiliki

fasilitas untuk memberitahu user dimana lokasi sebuah file, sehingga dapat

dikatakan bahwa FTP adalah media dalam sharing dokumen tanpa user perlu

tahu dimana lokasi file tersebut. (Deitel, J.Dietel, Nieto, 2001, p49).

2.1.6 Transmision Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)

TCP / IP adalah protokol utama yang digunakan pada internet. TCP / IP

adalah sebuah nama umum untuk koleksi lebih dari 100 protokol yang digunakan

untuk menghubungkan komputer dan jaringan. TCP / IP sendiri merupakan

kombinasi antara dua protokol penting yaitu Transmission Control Protocol

(TCP) dan Internet Protocol (IP). Peranan kedua protokol tersebut saling

mendukung di dalam pengiriman informasi di internet. Cara kerjanya adalah :

TCP akan memecahkan informasi yang hendak dikirim menjadi paket-paket

kecil. Lalu IP akan mentransportasikan paket-paket tersebut ke alamat yang

dituju. Lalu TCP alamat yang dituju akan menerima paket-paket tersebut dan

mengecek error. Jika ditemukan error, TCP akan meminta paket dikirim ulang.

Namun jika tidak ditemukan error maka TCP akan menggabungkan paket-paket

tersebut kembali menjadi informasi. (Govanus, 1999,p15).

2.1.7 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Menurut Dara (2001, pp 100-101) HTTP adalah protokol yang digunakan

WWW untuk transfer dan memproses file HTML. Protokol ini secara

keseluruhan beroperasi tanpa sepengetahuan pemakai sehingga pemakai tidak

perlu mengetahui TCP / IP bila hanya sekedar menggunakan internet. HTTP

memungkinkan adanya transmisi dan penerimaan informasi dalam bentuk yang

13

berbeda, seperti teks, gambar, animasi, dan suara melewati internet antara web

browser dan web server.

2.1.8 PHP

Menurut Sidik (2001, p3), PHP merupakan script untuk pemrograman

script web server-side, script yang membuat HTML secara on the fly, dokumen

HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat

dengan menggunakan text editor atau editor HTML.

Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan

perancang web menulis halaman web dinamik dan cepat. PHP mendukung

penggunaan database seperti MySQL, dan menyatu dengan HTML yang

dijalankan pada server side. Yang artinya semua syntax yang kita berikan akan

sepenuhnya dijalankan pada server, sedangkan yang dikirim ke browser hanya

hasilnya saja.

2.1.9 Uniform Resource Locators (URLs)

Saat WWW dikembangkan di internet, muncul juga kebutuhan akan cara

standar dalam menspesifikasi sebuah site / file di web. Akhirnya, sistem

pengamatan menggunakan URLs yang mengkombinasikan informasi mengenai

tipe protokol yang digunakan, alamat, dimana sumber daya dialokasikan, lokasi

sub direktori dan nama file.

Contoh URLs :

HTTP : // www.kaskus.us/showthread/index.html

Dimana :

1. HTTP: tipe internet protokol yang digunakan.

2. // :standar penulisan alamat URL.

14

3. www.kaskus.us: nama domain dari site dimana informasi yang dicari berada

4. /showthread: jalur / path dari informasi yang dicari.

5. /index.html: nama file dimana informasi berada.

(Castro, 2000, p27-29).

2.1.10 Domain Names

Domain names mempresentasikan IP Address dan dimaksudkan untuk

mempermudah mengerti dan mengingatnya dengan mengkonversikan nomor

menjadi nama. Saat ini terdapat 7 macam domain name yang umum digunakan,

yaitu:

1..com: commercial / komersil

2..edu: education / lembaga pendidikan

3..gov: government / pemerintah

4..net: network / penyedia layanan internet

5..mil: militer USA

6..org: organization / organisasi umum

7..int: international organization / organisasi internasional

(Reedy, et al, 2000, p106).

2.1.11 Sistem

Pengertian Sistem menurut Mcleod (2001, p11) adalah sekelompok

elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan

organisasi atau perusahaan yang terdiri dari sejumlah sumber daya dan sumber

daya tersebut bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan

oleh pemilik perusahaan tersebut. Dengan adanya sistem yang berjalan dalam

suatu perusahaan maka akan ada sebuah pengaturan dan kerjasama dalam proses

15

input dan output dalam perusahaan tersebut, sehingga arus informasi yang

diproses akan berjalan dengan seimbang

2.1.12 Informasi

Menurut McLeod (2001, p15), informasi adalah data yang telah diproses

atau data yang memiliki arti.

Menurut Haag dkk(2005, p6), Informasi adalah data yang telah memiliki

arti dalam konteks yang spesifik

Menurut O’Brien (2003, p38) informasi adalah suatu data yang telah

diproses dan dimasukkan dalam konteks yang memberikan nilai bagi pemakai

akhir tertentu.

Dapat disimpulkan informasi adalah data yang diolah menjadi lebih

berguna, jelas dan memiliki arti bagi pengguna.

2.1.13 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Hall ( 2001, p7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan

didistribusikan kepada para pemakai.

Menurut Laudon (2004, p8), sistem informasi merupakan sekumpulan

komponen yang saling berhubungan dan fungsinya mengumpulkan, memproses,

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk membantu manajer dalam

mengambil keputusan, menganalisis dan menggambarkan masalah yang

kompleks dalam suatu organisasi.

Maka disimpulkan sistem informasi adalah sebuah rangkaian dimana

terdapat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan

16

data, memproses data menjadi informasi dan mendistribusikannya kepada

pemakai.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pemasaran

2.2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut McLeod (2001, P449), pemasaran terdiri dari kegiatan

perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan

pertukaran yang memuaskan dalam hubungan yang dinamis melalui penciptaan,

pendistribusian, promosi, dan penentuan harga barang, jasa, dan gagasan.

Menurut Rangkuti (2002, p48), pemasaran adalah suatu proses kegiatan

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan

manajerial. Akibat dari faktor-faktor tersebut adalah masing-masing individu

maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki komoditas.

Maka pemasaran dapat disimpulkan sebagai suatu proses kegiatan baik

perorangan maupun organisiasi yang menawarkan dan menciptakan hubungan

pertukaran produk baik dalam bentuk barang, jasa maupun gagasan.

2.2.1.2 Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran menurut Peter Drucker adalah membuat kegiatan

menjual berjalan lancar, yaitu untuk mengetahui dan memahami para pelanggan

17

dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan cocok dengan mereka

yang dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan

pelanggan yang siap membeli.

2.2.1.3 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah didefinisikan sebagai analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang

dirancang dengan pembeli, sasaran yang menguntungkan perusahaan untuk

mencapai tujuan perusahaan. (Kotler 2001, p18).

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

organisasi. (Kotler, 2001, p9).

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran

adalah suatu proses analisis perencanaan dan implementasi yang mempunyai

tujuan menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

menciptakan tujuan perusahaan.

18

2.2.1.4 Konsep Pemasaran

Gambar 2.1 Konsep Dasar Pemasaran

Pada gambar 2.1 diatas menunjukkan konsep dasar pemasaran saling

terkait dengan tiap konsep yang diciptakan sebelumnya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p8-17), konsep pemasaran inti

terdiri dari:

1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Kebutuhan manusia (needs) adalah pernyataan dari perasaan kekurangan.

Keinginan adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan

kepribadian seseorang. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan berubah

menjadi permintaan.

2. Produk dan jasa

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan

kebutuhan atau keinginan pelanggan. Selain barang nyata produk meliputi jasa,

19

yang merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual, yang pada

dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun.

3. Nilai, kepuasan dan mutu

Nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang diperoleh

pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk, dengan biaya yang

dikeluarkan (cost) untuk memperoleh produk tersebut. Kepuasan pelanggan

(customer satistfaction) bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam

memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Kepuasan pelanggan

berkaitan dengan kualitas. Manajemen mutu total (total quality management)

adalah suatu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan

proses pemasaran secara terus-menerus.

4. Pertukaran, transaksi, dan hubungan pemasaran

Pertukaran adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek yang diharapkan dari

seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai pengganti. transaksi adalah suatu

perdagangan yang melibatkan paling sedikit dua bentuk nilai, persetujuan

mengenai tempat. Transaksi pemasaran merupakan bagian dari gagasan yang

lebih besar mengenai hubungan pemasaran. Hubungan pemasaran yaitu proses

menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan

pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan.

5. Pasar

Pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk.

20

6. Pemasaran

Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan

hubungan dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan kebutuhan akan

keinginan.

2.2.1.5 Riset Pemasaran

Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian pemasaran yang dilakukan

secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan masalah, pengumpulan

data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian (Rangkuti 2002, p1).

Tujuan riset pemasaran adalah :

• Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan

kenyataan yang ada secara obyektif.

• Bebas dari pengaruh keinginan pribadi.

2.2.1.6 Marketing Mix

Menurut Kotler (2001, p56), Marketing Mix adalah the set of

controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the

response it wants in the target market.

Atau dapat diartikan seperangkat alat pemasaran yang taktis dan

terkontrol yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus untuk mencapai

tujuan respon yang diinginkan perusahaan di pasar yang menjadi sasaran.

Alat pemasaran tersebut dikumpulkan menjadi 4 kelompok yang dikenal

dengan four Ps : product, price, place, and promotion atau 4 P yaitu produk,

harga, tempat, dan promosi.

21

The four Ps of Marketing Mix

Gambar 2.2 The four Ps of Marketing Mix Kotler (2004,p58)

Menurut McLeod (2001, p449), alat-alat tersebut diklasifikasikan

menjadi empat kelompok yang luas yang disebut 4 (empat) P dalam pemasaran,

yaitu :

1. Produk (Product)

Adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginan atau

kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau suatu

gagasan.

22

2. Harga (Price)

Harga terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar

oleh pelanggan untuk produk itu.

3. Promosi (Promotion)

Promosi berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk,

termasuk periklanan dan penjualan langsung.

4. Tempat (Place)

Tempat berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada

pelanggan melalui saluran distribusi.

2.2.1.7 Proses Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p53), proses pemasaran adalah

proses yang (1) menganalisis peluang pemasaran; (2) menyeleksi pasar sasaran;

(3) mengembangkan bauran pemasaran; dan (4) mengatur usaha pemasaran.

Rencana strategis mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara

keseluruhan. Dalam setiap unit bisnis, pemasaran memainkan peran dalam

membantu pencapaian seluruh tujuan strategis.

Konsumen sasaran berada dibagian tengah. Perusahaan mengidentifikasi

seluruh pasar, membaginya ke dalam segment yang lebih kecil, memilih segment

yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian dalam pelayanan serta

pemuasan segment ini. Perusahaan merancang bauran pemasaran yang disusun

oleh faktor-faktor dibawah kendali produk, harga, lokasi, dan promosi. Untuk

mendapatkan bauran pemasaran yang terbaik dan dapat melaksanakannya,

perusahaan turut serta dalam analisis pemasaran, perencanaan, implementasi, dan

23

pengawasan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, perusahaan melakukan pengamatan

dan penyesuaian terhadap lingkungan pemasaran.

2.2.2 E-Business

E-business (e-bisnis) merupakan penggunaan platform elektronik untuk

mengarahkan bisnis perusahaan. Internet dan teknologi lainnya akan membantu

bisnis perusahaan menjadi lebih cepat, akurat, dan memiliki cakupan yang lebih

luas (Kotler dan Armstrong, 2001, p74)

2.2.3 E-Marketing

2.2.3.1 Pengertian Pemasaran Internet (e-Marketing)

Chaffey, et al, mendefinisikan e-Marketing sebagai pencapaian tujuan

pemasaran perusahaan melalui penggunaan teknologi komunikasi elektronik

(2006, p9). E-Marketing tidak hanya menunjuk pada penggunaan media digital,

tetapi juga berhubungan dengan bagaimana melakukan manajemen data

konsumen dan menjaga relasi yang baik dengan konsumen.

Menurut Mohammed, et al, (2003, p4), internet marketing merupakan

proses membangun dan memelihara hubungan dengan konsumen melalui

aktifitas online untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan layanan yang

memuaskan tujuan dari kedua belah pihak.

Jadi, e-Marketing (internet marketing) bisa didefinisikan sebagai

pencapaian tujuan pemasaran perusahaan dengan media digital yang

memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan layanan serta mencakup proses untuk

membangun relasi dengan konsumen.

24

2.2.3.2 Tahapan e-Marketing

Gambar 2.3 Tujuh tahapan e-marketing (seven stages of marketing)

Menurut Mohammed, et al, (2003, p1) proses e-marketing terbagi

menjadi 7 (tujuh) tahapan :

Tahap 1 : Framing marketing opportunity

Tahap ini melibatkan analisis peluang pasar dan inisial pertama dalam konsep

bisnis yaitu mengumpulkan data offline dan online yang cukup untuk

membangun tanggung jawab dari penaksiran peluang.

25

Gambar 2.4 Framework for Market Opportunity (Mohammed 2003, p10)

Pada tahap ini terdiri dari enam langkah :

1. Investigate Opportunity in an Existing or New Value System (Menemukan

peluang pada sistem nilai yang sedang berjalan maupun yang baru)

Seed Opportunity in Existing New Value System

Identify Unmet and Underserved Need(s)

Identify Target Segment(s)

Declare Company’s Resource-based Opportunity for Advantage

Assess Competitive, Technological, and Financial Opportunity

Make “Go/No Go” Assessment

26

Melakukan identifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang pasar bagi

perusahaan dan faktor-faktor dari lingkungan sekitar yang dapat mendukung

perusahaan untuk melaksanakan pemasaran melalui internet.

2. Identify unmet or Underserved Needs (Mengidentifikasi kebutuhan yang

belum terpenuhi)

Mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan yang masih belum dapat

dipenuhi.

3. Determine Target Customer Segments (Menentukan segmentasi target

pelanggan)

Dalam melakukan pemilihan dan mengidentifikasi pelanggan yang menjadi

prioritas, diperlukan pengertian yang jelas mengenai pembagian target

perusahaan. Perusahaan harus mengembangkan sketsa awal untuk membuat

konsep bisnis dan memperkirakan besarnya peluang. Tujuh segmentasi tersebut,

yakni :

a. Demographics

Pengelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku, pendapatan,

status dalam keluarga, pendidikan, dan internet.

b. Firmographics

Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan variabel spesifik

perusahaan. Contohnya jumlah karyawan dan ukuran besar kecilnya perusahaan.

c. Geographics

Pengelompokan dengan membagi pasar ke dalam unit-unit geografis.

Contohnya negara, wilayah, dan kota.

27

d. Behavioral

Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan

membeli dan menggunakan produk. Contohnya offline shopping behaviour atau

web usage.

e. Occasion

Pengelompokan pelanggan berdasarkan kegiatan rutin, kegiatan khusus, waktu,

lokasi, event, dan lain sebagainya.

f. Psychographics

Pengelompokan pelanggan berdasarkan gaya hidup, kepribadian, pertalian, dan

lain sebagainya.

g. Benefits

Pengelompokan pelanggan berdasarkan pada keuntungan atau kualitas yang

dicari suatu produk. Contohnya kenyamanan, kualitas, dan lain sebagainya.

4. Assess Resource Requirements to Deliver the Offering (Mengidentifikasi

kebutuhan sumber daya untuk menyampaikan penawaran)

Sebuah perusahaan harus memiliki sekumpulan sumber daya untuk menang

dalam pasar. Pada langkah ini, perusahaan menyusun pengalaman dan manfaat

apa yang akan dibutuhkan untuk memberikan manfaat dari penawaran tersebut.

Sistem sumber daya merupakan sebuah kumpulan dari kegiatan dan aset-aset

yang terpisah yang dimiliki oleh perusahaan ataupun individu, yang ketika

digabungkan akan menciptakan keunggulan perusahaan. Adapun sumber daya

tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni:

28

a) Customer-facing

Sumber daya dalam customer-facing meliputi nama merek, tenaga penjualan

yang handal, dan saluran distribusi yang beragam.

b) Internal

Sumber daya ini berhubungan dengan operasi internal perusahaan, seperti

teknologi, pengembangan produk, pengalaman staff, skala ekonomis, dan

sebagainya.

c) Upstream

Sumber daya ini ada kaitannya dengan hubungan perusahaan dengan para

penyalur.

4. Assess Competitive, Technological, and Financial Attractiveness of

Opportunity (Menilai peluang persaingan, teknologi dan kesempatan atas

daya tarik keuangan)

Perusahaan mencoba meramalkan kemungkinan persaingan, teknologi yang kira-

kira sesuai untuk diterapkan serta keadaan keuangan yang memungkinkan.

Faktor-faktor yang dapat digunakan perusahaan untuk penilaian terhadap

peluang:

a. Competitive intensity

Mengukur tingkat kemampuan bersaing suatu perusahaan dengan

mengidentifikasi kompetitor yang akan dihadapi. Competitor atau pesaing dapat

dibagi menjadi:

1) Kompetitor langsung

perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama

29

2) Kompetitor tidak langsung

perusahaan yang menjadi pesaing secara tidak langsung,

dibedakan menjadi dua kategori, yakni:

1. Substitute producers

Perusahaan lain yang menjual produk dan jasa yang berbeda,

tetapi dapat memberikan fungsi yang sifatnya menggantikan

produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

2. Adjacent competitors

Perusahaan yang tidak menawarkan produk atau jasa yang

sama, tetapi memiliki potensi untuk menjadi pengganti pada

saat-saat tertentu.

b. Customer dynamics

Mengukur dinamika konsumen yang mempengaruhi permintaan akan produk

perusahaan.

c. Technology vulnerability

Pemanfaatan teknologi tepat guna yang mendukung pertambahan suatu nilai bagi

perusahaan.

d. Micro economics

Pengukuran peluang financial perusahaan yang dilihat melalui ukuran

perusahaan dan keuntungan yang diperoleh.

6. Conduct Go/No-Go Assessment (Keputusan untuk go atau no go)

Melakukan penilaian terhadap peluang, sumber daya yang dimiliki perusahaan,

dan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi untuk menilai besarnya

dukungan terhadap pelaksanaan sistem pemasaran melalui internet.

30

Beberapa faktor yang digunakan untuk menentukan keputusan go/no-go

antara lain:

o Competitive vulnerability (Kemampuan bersaing)

o Magnitude of unmet need (tingkat kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi)

o Interaction between segment (Interaksi dalam segmentasi)

o Likely rate of growth (Kecenderungan pertumbuhan)

o Technology vulnerability (Kemampuan teknologi)

o Market size (Ukuran pasar)

o Level of profitability (Tingkat keuntungan)

Tiga parameter yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang diatas, yaitu:

o Positive factor

Apabila faktor tersebut memberikan nilai tambah ke perusahaan.

o Neutral factor

Apabila faktor tersebut tidak memberikan dampak yang terlalu besar ke

perusahaan.

o Negative factor

Apabila faktor tersebut akan membuat perusahaan mengalami kesulitan dalam

meraih peluang yang ada.

Tahap 2 : Formulating the Marketing Strategy

Strategi internet marketing berdasar pada perusahaan, unit bisnis, dan

keseluruhan dari strategi perusahaan. Tujuan strategi pemasaran, sumber daya,

dan ukuran kejadian harus disatukan dengan strategi unit bisnis. Pada akhirnya,

keseluruhan pada strategi marketing meliputi aktifitas online dan offline.

Tiga konsep dalam strategi pemasaran yaitu :

31

1. Segmentation

Proses pembagian atau pengelompokan pelanggan yang heterogen menjadi

pelanggan yang homogen (kesamaan dari sisi minat, daya beli, gaya hidup)

dalam suatu sub unit tertentu yang membuat mereka menjadi bagian dari

program pemasaran.

Dengan mengacu pada matriks segmentasi Bricks and Mortar, perusahaan dapat

menentukan strategi segmentasi yang paling tepat dan yang paling sesuai

dijalankan.

Dimensi pertama dari matriks tersebut (change in segmentation Characteristics

Due to Internet) menjelaskan tentang karakteristik segmentasi pasar setelah

perusahaan berpindah ke pemasaran melalui internet akan berubah atau tidak dan

dimensi kedua (change in size of Market Segments) menjelaskan tentang ukuran

segmentasi pasar setelah perusahaan beralih ke pemasaran melalui internet akan

berubah atau tidak.

Berdasarkan kedua dimensi tersebut dapat diperoleh empat kemungkinan posisi

perusahaan, yakni sebagai berikut :

- Reclassified Expansion

Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan dari

pemasaran offline, serta ukuran segmen konsumennya juga mengalami

perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.

- Market Expansion

Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan tidak mengalami perubahan

dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya mengalami perluasan

setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.

32

- No Change

Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan serta ukuran segmen

konsumennya tidak mengalami perubahan dari pemasaran offline setelah

perusahaan menerapkan pemasaran online.

- Market Classification

Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan dari

pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya tidak mengalami

perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.

Gambar 2.5 Bricks-and-Mortar segmentation scenarios 2. Targeting

Proses penetapan segmen pasar yang paling menarik yang kemudian akan

dijadikan target utama perusahaan dalam kegiatan akhir dari pemasaran yaitu

penjualan, berdasarkan pada keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau, dan

potensi pertumbuhan.

33

3. Positioning

Menurut Mohammed, et al, (2003, p112-113), menekankan pada perbedaan yang

berarti, dapat dikomunikasikan, dan menarik secara financial. Positioning

mempengaruhi persepsi pelanggan akan suatu produk.

Tahap 3 : Designing the customer experience

Perusahaan harus mengerti tipe pengalaman pelanggan yang perlu diberikan

untuk memenuhi peluang pasar. Pengalamannya harus berhubungan dengan

posisi perusahaan dan strategi pemasaran. Rancangan dari pengalaman

pelanggan merupakan penghubung antara strategi pemasaran tingkat tinggi

dengan taktik program pemasaran.

Tiga tahapan hierarki dari pengalaman pelanggan adalah :

a. Experience Functionality

Di tahap paling awal ini, konsumen hanya memandang suatu web yang dimiliki

oleh perusahaan harus mampu bekerja secara baik. Dalam artian web tersebut

harus biasa melayani kebutuhan dari konsumennya.

b. Experiencing Intimacy

Ketika web dirasa telah dapat melayani kebutuhan konsumen, pengalaman

konsumen akan berlanjut ke tahapan yang bisa lebih tinggi. Di tahapan inilah

konsumen mulai menuntut web yang ditampilkan perusahaan lebih dapat

mengerti keinginan konsumen yang bersangkutan agar pengalaman beralih ke

tingkat loyal.

c. Experiencing Evangelism

Di tahap yang terakhir, konsumen telah berada pada tingkat loyal yang tinggi

dikarenakan perusahaan telah mampu melayani dan memberikan apa yang

34

diharapkan oleh konsumennya secara maksimal. Pada tahapan ini akan dapat

berbagi pengalaman dengan orang lain, sehingga informasi tentang perusahaan

akan menyebar ke publik secara otomatis.

Tahap 4 : Crafting the customer interface

Teknologi internet telah menyebabkan pergantian cara interaksi antara pelangan

dengan perusahaan yaitu dari konsep marketplace (interaksi face to face)

menjadi konsep marketspace ( interkasi screen to face ). Dengan adanya

interaksi screen to face, maka pelanggan dalam waktu kapan saja dan dimana

saja dapat mengakses website mengetahui informasi mengenai perusahaan, yang

meliputi profil perusahaan, promosi, dan sebagainya.

Untuk dapat mendorong interaksi screen to face yang lebih intent maka interface

yang dirancang harus menarik dan mudah dipahami. Dalam perancangan

customer interface mencakup tujuh elemen yakni:

1. Context

Context dari suatu website mencakup estetika dan fungsional dan penglihatan

dan perasaan. Beberapa situs memilih untuk berfokus pada grafik yang menarik,

warna, dan fitur desain, sedangkan yang lainnya lebih menekankan pada

tujuannya, seperti kemudahan navigasi.

2. Content

Content atau isi didefinisikan sebagai subyek digital dalam sebuah situs. Conten

meliputi unsur dari subyek digital, seperti text, video, audio, dan grafik, sebagai

pesan dari obyek digital yang termasuk penawaran produk, layanan, dan

informasi. Sementara context berfokus pada bagaimana desain suatu situs,

35

content berfokus pada apa yang dipresentasikan. Context terdiri dari tiga dimensi

yaitu, offering mix, appeal mix, dan multimedia mix.

3. Community

Didefinisikan sebagai hubungan interaksi yang dibangun berdasarkan

ketertarikan yang sama. Sekumpulan orang dapat menciptakan sebuah hubungan

ikatan yang kuat, sehingga terbentuk komunitas yang saling berhubungan dan

saling bertukar pikiran tentang minat para anggotanya.

Kesadaran mengenai komunitas dapat mendorong pelanggan untuk kembali ke

website karena :

a. Komunitas dapat menciptakan isi yang menarik.

Isi ini, baik diciptakan oleh anggota maupun administrator dapat mendorong

ketertarikan individu untuk mengunjungi situs.

b. Komunitas dapat membuat aktifitas yang mungkin atau yang mudah, jadi

keperluan untuk suatu kepuasan yang tidak didapatkan secara individual.

4. Customization

Didefinisikan sebagai kemampuan suatu situs untuk memodifikasi dirinya sendiri

atau dimodifikasi oleh setiap user. Ketika customization dilakukan dan diatur

oleh perusahaan, ini dikenal sebagai tailoring. Sedangkan jika customization

yang dilakukan dan diatur oleh user, maka ini dikenal sebagai personalisasi.

5. Communication

Komunikasi mengarah pada dialog yang terbentang antara website dengan

usernya. Dimensi komunikasi meliputi tiga bagian, yaitu :

36

a. Broadcast

Broadcast adalah pertukaran informasi satu arah dari organisasi ke user. Pada

umumnya, broadcast adalah hubungan “one-to-many” atara website dengan

usernya. Contohnya adalah : FAQs, e-mail, news latter, broadcast event.

b. Interactive

Komunikasi interaktif adalah komunikasi dua arah antara organisasi dan user.

Contoh dari komunikasi yang interaktif adalah : user input ( user ratings, user

feedback to the site).

c. Hybrid

Hybrid communication adalah kombinasi komunikasi broadcast dan interactive.

6. Connection

Didefinisikan sebagai jaringan yang menghubungkan antara satu situs dengan

situs lainnya.

7. Commerce

Didefinisikan sebagai kapasitas transaksional dari sebuah website.

Kemampuan commerce adalah fitur-fitur dari customer interface yang

mendukung aspek-aspek yang beragam dari transaksi perdagangan.

Dimensi commerce meliputi : registrasi, shopping cart, keamanan, credit

card approval, one-click shopping, order through affiliates, configuration

technology, order tracking, dan delivery options.

Tahap 5: Designing the marketing program

Melalui tahap satu sampai empat, perusahaan seharusnya mempunyai

arah strategi yang jelas. Perusahaan telah membuat keputusan go atau no go pada

beberapa bagian pilihan. Dalam tahapan ini perusahaan akan merancang program

37

pemasaran yang digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran secara

terkombinasi agar dapat menggerakan target pelanggan dari tahap awareness

mengenai produk perusahaan menjadi tahap exploration, kemudian beralih ke

tahap commitment, dan berakhir pada tahap dissolution.

Kerangka kerja yang digunakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah

marketspace matrix yang terdiri dari enam kelas pendukung, yaitu product,

pricing, communication, community, distribution, dan branding yang dapat

digunakan untuk menciptakan target pelanggan yang awareness, exploration,

dan diharapkan adanya komitmen pelanggan terhadap penawaran dari

perusahaan.

Untuk meningkatkan hubungan pelanggan terhadap perusahaan, terhadap empat

tahapan, yaitu : Awareness, Exploration / Expansion, Commitment, Dissolution.

a. Awareness

Pada tahapan awareness, pelanggan hanya mengetahui informasi dasar,

pengetahuan, atau sikap mengenai perusahaan, tetapi tidak melakukan

komunikasi dan transaksi dengan perusahaan.

b. Exploration / Expansion

Tahap ini pelelangan dan perusahaan mulai melakukan komunikasi dan tindakan

untuk melakukan transaksi dengan perusahaan, dimana pelanggan mulai tertarik

untuk menjelajahi situs dan mencari informasi perusahaan didalamnya.

c. Commitment

Pada tahapan ini pelanggan merasakan adanya kewajiban dan tanggung jawab

terhadap produk maupun perusahaan. Biasanya pelanggan yang sudah

berkomitmen, mereka akan berulang-ulang bersikap dan bertindak yang

38

mencerminkan loyalitas yang bisa dilakukan dengan mengakses website ataupun

melakukan transaksi berikutnya.

d. Dissolution

Tahapan ini dapat terjadi ketika salah satu atau kedua belah pihak ingin

memutuskan hubungan. Yang menyebabkan terjadinya dissolution adalah:

1. Terdapat alternatif yang lebih baik, atau pelanggan hanya menginginkan

sesuatu yang berbeda

2. Hubungan didunia online akan berakhir sebagai konsekuensinya langsung

dari pengabdian.

3. Dissolution dapat dipicu oleh kegagalan utama, seperti tanggapan layanan

yang buruk, kegagalan produk, atau layanan, persoalan etika dengan perusahaan

ataupun karyawan.

4. Pelanggan sudah tidak sesuai lagi dengan beberapa kategori produk. Seperti

pembeli musik, video games, dan sepatu atletik yang berkurang setelah remaja.

Tahap 6 : Leveraging customer information through technology

Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan harus membuat dan

bertindak berdasarkan 3 (tiga) kunci keputusan:

a. Memilih pasar apa yang hendak dituju secara strategis.

b. Mempelajari lebih lanjut mengenai pelanggan dan merencanakan strategi

untuk mendapatkan target pelanggan.

c. Menaksirkan keuntungan jangka panjang dari pelanggan dan memelihara

hubungan pelanggan (costumer relationship management).

39

Perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan, menganalisa,

mengelola, dan memanfaatkan informasi yang pelanggan inginkan untuk

mengurangi ketidakpastian, yang diasosiasikan dengan 3 tipe kunci keputusan.

Pada tahap ini berfokus pada 3 proses penting mengenai informasi pelanggan,

yaitu : marketing research, database marketing, dan customer relationship

management.

a. Marketing research

Tahapan ini membantu perusahaan dalam mengerti dan menemukan apa yang

diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggannya dengan menyediakan informasi

yang konstruktif mengenai kualitas dan kegunaan produk serta pelayanannya

untuk mendukung dalam pengambilan keputusan manajerial. Marketing research

dapat dilakukan dengan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Mendefinisikan masalah (define problem)

Yaitu mendefinsikan masalah untuk mengevaluasi peluang bisnis yang potensial

dan masalah-masalah yang ada agar semaki jelas.

2. Mengumpulkan data (collect data)

Pengumpulan data dengan menggunakan metode pengumpulan data secara

online dan offline.

3. Mengorganisasi data (organize data)

Setelah terkumpul, data tersebut harus diorganisasikan secara baik guna

mendukung pengambilan keputusan secara efektif.

40

4. Analisis data (Analyze data).

Objektivitas dari langkah analisi data adalah untuk mendapatkan wawasan dari

data yang dikumpulkan, serta untuk membuat perkiraan berdasarkan hasil yang

telah dikumpulkan tersebut.

5. Memanfaatkan data (utilize data)

Dari data hasil analisi dimanfaatkan untuk membuat keputusan strategi

marketing selanjutnya.

b. Database marketing

Ialah proses pemasaran yang meliputi informasi penting mengenai individual

pelanggan, menghormati privasi pelanggan, menganalisis informasi ini untuk

memperkirakan tanggapan pelanggan akan penawaran yang berbeda, dan

membuat keputusan-keputusan pemasaran dari tanggapan yang diharapkan.

c. Customer Relationship Management

CRM adalah proses pemasaran yang berfokus dalam bagaimana caranya

mempertahankan pelanggan. Terdapat tiga cara dalam mempertahankan

pelanggan, yaitu dengan mengerti pelanggannya, mengidentifikasi pelanggannya

dengan mengenalinya secara jelas, dan menjalankan taktik untuk menjaga

hubungan baik dengan para pelanggan.

Tahap 7 : Evaluating the marketing program

Tahap akhir ini memfokuskan pada bagaimana perusahaan dapat menafsirkan

performa program internet marketing dengan menggunakan :

Marketing Metrics Framework.

Matriks ini mengandung tiga aspek, yaitu :

41

a. Financial Metrics

Mengukur performa suatu perusahaan secara finansial.

b. Customer-based Metrics

Mengukur performa pemasaran suatu perusahaan yang didapat dari nilai yang

diberikan oleh pelanggan.

c. Internet marketing program implementasi metrics.

Menafsirkan seberapa baik setiap elemen dari performa program pemasaran

dapat meningkatkan nilai dari pelanggannya, dalam hal ini pengukuran dapat

dilihat dari seberapa suksesnya implementasi dari e-Marketing perusahaan.

2.2.3.3 Strategi e-Marketing

Strategi e-Marketing yang paling umum digunakan adalah model

“CTPM” yang dipopulerkan oleh Ken Evoy, yang meliputi :

1. Content

Menyediakan segala informasi yang dibutuhkan seputar jasa atau produk yang

akan dipasarkan.

2. Traffic

Bagaimana caranya untuk mendatangkan pengunjung untuk melihat jasa atau

produk yang akan dipasarkan.

3. Pre-sell

Membentuk kesan atas jasa atau produk yang akan dipasarkan.

4. Monetize

Mendapatkan penjualan dari jasa atau produk yang dipasarkan.

42

2.2.4 Perancangan Sistem

Yang dimaksud dengan perancangan sistem menurut Whitten (2004, p39)

adalah spesifikasi atau konstruksi dari teknikal, solusi berdasarkan komputer

bagi kebutuhan bisnis didalam analisa sistem. Pada tahap perancangan suatu

sistem juga meliputi konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

Menurut Marakas (2006, p2) yang dimaksud dengan analisa sistem dan

perancangan sistem adalah sebuah struktur proses yang bekerja dalam

pengembangan sebuah sistem informasi. Tahap perancangan system akan

berkaitan dengan tahap analisa, sehingga apabila data yang didapatkan kurang

akurat atau tak lengkap, maka sistem yang dirancang tidak akan sesuai dengan

kebutuhan dari perusahaan tersebut.

Dalam buku McLeod (2001, p192), perancangan sistem adalah penentuan

proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru. Jika sistem itu berbasis

komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan

digunakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem

merupakan suatu tahapan dimana kita harus menentukan bagaimana membangun

atau menyusun sistem informasi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan pemakai

informasi.

2.2.4.1 Tujuan Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem memiliki dua tujuan utama yaitu :

• Untuk memenuhi kebutuhan dari pemakai sistem.

43

• Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang

lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang

terlibat.

2.3 Database

2.3.1 Pengertian Database

Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p14), Database adalah

suatu rangkaian data yang secara logis saling terkait, dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi dari suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Nickerson (2001, p207), database adalah kumpulan

data dan hubungan antara data-data tersebut yang disimpan dalam tempat

penyimpanan sekunder. Data didalam database dapat disimpan pada beberapa

file yang terpisah atau dalam satu file yang besar. Data disimpan tergantung dari

sofware database tersebut.

Dari dua teori tersebut dapat kami simpulkan pengertian database dalam

tujuan yang paling sederhana, ialah sebuah koleksi data-data. Selain itu database

dapat juga disimpulkan sebagai mekanisme terstruktur yang mempunyai

kemampuan untuk menyimpan informasi dan memanggil informasi yang

tersimpan dengan lebih efektif dan efisien. Manusia menggunakan database

setiap hari tanpa mereka sadari. Sebuah buku telepon merupakan sebuah

database. Datanya terdiri dari nama-nama, alamat-alamat dan nomor telepon

2.3.2 Database Language

2.3.2.1 Structured Query Language (SQL)

Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p111), SQL adalah sebuah

contoh bahasa pemrograman yang transform-oriented, dengan kata lain sebuah

44

bahasa pemrograman yang dirancang untuk menggunakan hubungan untuk

mengubah input (masukan) menjadi output (keluaran) yang dibutuhkan, memiliki

2 komponen utama yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data

Manipulation Language (DML)

2.3.2.2 Data Definition Language (DDL)

Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p55) DDL adalah sebuah

bahasa deskriptif yang memungkinkan DBA atau pengguna untuk

menggambarkan dan memberi nama entitas yang dibutuhkan untuk aplikasi dan

relationship yang mungkin muncul antara entitas yang berbeda.

DDL memungkinkan pemakai membuat spesifikasi tipe dan struktur data,

dan kendala yang akan disimpan dalam database.

2.3.2.3 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p56) DML adalah sebuah

bahasa yang menyediakan sebuat aturan dari operasi yang mendukung operasi

dasar manipulasi data yang disimpan di database.

DML biasanya mempunyai operasi-operasi yaitu :

Insertion, yaitu memasukkan data baru kedalam database

Modification, yaitu mengubah data yang tersimpan dalam database

Retrieval data, yaitu memanggil data dalam database

Deletion data, yaitu menghapus data didalam database

2.4 DataBase Management System (DBMS)

Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p16), ”DBMS is a software

system that enables users to define, create and maintain the database and which

45

provides controlled access to this database”. DBMS adalah sistem perangkat

lunak yang membuat pengguna dapat mengidentifikasi, membuat, memelihara

database dan menyediakan akses terkontrol ke database.

Dan masih dalam buku karangan Connolly, Begg, dan Strachan (2002,

p16), dijelaskan bahwa DBMS menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut :

Pemakai dapat mendefinisikan suatu database, biasanya dilakukan melalui

Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan pemakai membuat

spesifikasi tipe dan struktur data, dan kendala yang akan disimpan dalam

database.

Pemakai dapat meng-insert, meng-update, men-delete, dan memanggil

(retrieve) data dari database, biasanya dilakukan melalui Data Manipulation

Language (DML). Dengan adanya pusat penyimpanan untuk semua data dan

deskripsi dari data, mengizinkan DML untuk menyediakan fasilitas pemeriksaan

umum pada data yang disebut dengan query language. query language yang

paling terkenal adalah Structured Query Language (SQL), dimana sekarang

merupakan bahasa standard dan formal untuk relasi DBMS.

DBMS menyediakan akses terkontrol ke dalam database, contohnya adalah

sistem keamanan, yang dapat mencegah pengguna yang tidak mempunyai hak

untuk mengakses database sehingga tidak dapat mengakses database tersebut .

2.5 The Relational Model

Relational Model adalah berdasar pada konsep matematika yang secara

fisik berwujud sebagai table. Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p85)

46

2.5.1 Relational Data Structure

Relation, adalah sebuah table dengan kolom dan baris

Attributes, sebuah attribute adalah nama dari sebuah relation

Domain, adalah kumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau

banyak attribute.

Tuple, adalah sebuah baris dari relation

Degree, tingkatan dari sebuah relasi adalah jumlah dari atribut yang

dimiliknya

Cardinality, Cardinality dari sebuah relasi adalah jumlah dari tuples yang

dimilikinya

Relational database, adalah sebuah kumpulan dari normalized relation

2.5.2 Relational Keys

Superkey, adalah sebuah atribut atau sebuah aturan yang unik meng-

identifikasi sebuah tuple dalam sebuah relation

Candidate key, sebuah superkey yang tidak mempunyai bagian yang tepat

adalah sebuah superkey didalam relation

Primary key, candidate key dipilih untuk mengidentifikasi tuples unik

didalam relation

Foreign key, adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut didalam satu relasi

yang cocok dengan candidate key dari beberapa relation

2.6 Normalization

Normalisasi menurut Connolly, Begg, dan Strachan (2002, p207) adalah

sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan dari hubungan dengan property

47

yang diinginkan, memberikan kebutuhan data untuk enterprise. Normalisasi

adalah metode formal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan

hubungan berdasarkan pada key dan functional depedencies diantara atribut –

atributnya.

2.7 Entity-Relationship Modelling

Entity-Relationship Model adalah sebuah tehnik penggambaran diagram

khusus yang di perkenalkan sebagai alat untuk mendesain database, E-R Model

dapat digunakan sebagai dasar dari tampilan data terpadu, ini dikemukakan oleh

Chen (1976) didalam buku ACM Transactions on Database Systems.

http://csc.lsu.edu/news/erd.pdf

Oleh Conolly, Begg, dan Strachan (2002,p83) menyatakan bahwa

didalam relational model, semua data terstruktur dengan hubungan antar tabel,

setiap relational memiliki nama dan atrribute. Setiap tuple menyimpan satu

nilai per attribute.

2.8 Database Design Methodology

Perancangan database merupakan proses menciptakan perancangan

untuk database yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Conolly,

Begg, dan Strachan, 2002,p279). Dalam merancang suatu database, digunakan

metodologi-metodologi yang membantu dalam tahap perancangan database.

Metodologi perancangan adalah pendekatan struktur dengan menggunakan

prosedur, teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk membantu dan memudahkan

dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik metode design ini dapat

membantu dalam merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengevaluasi

database development project (Conolly, Begg, dan Strachan, 2002,p418).

48

Proses dalam metodologi perancangan dibagi menjadi tiga tahap :

1. Conceptual Database Design

2. Logical Database Design

3. Physical Database Design

2.8.1 Conceptual Database Design

Conceptual database design adalah proses membangun suatu model

berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa

pertimbangan perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).

Langkah pertama adalah Membuat local conceptual data model untuk

setiap pandangan yang spesifik.

Pada tahap conceptual model, langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi entity types

Bertujuan untuk menentukan entity types utama yang dibutuhkan. Menentukan

entity dapat dilakukan dengan memeriksa user’s requirement specification.

Setelah terdefinisi, entity diberikan nama yang tepat dan jelas seperti mahasiswa,

dosen, mata_kuliah.

b. Mengidentifikasikan relationship types

Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting yang ada antar

entity yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu relationship menggunakan kata

kerja seperti mempelajari, memiliki mempunyai dan lain-lain.

c. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute dengan entity atau

relationship types

49

Bertujuan untuk menghubungkan attribute dengan entity atau relationship yang

tepat. Attribute yang dimiliki setiap entity atau relationship memiliki identitas

atau karakteristik yang sesuai dengan memperhatikan attribute berikut:

simple/composite attribute, single/multi-valued attribute dan derived attribute.

d. Menentukan attribute domain

Bertujuan untuk menentukan attribute domain pada conceptual data model.

Contohnya yaitu menentukan nilai attribute jenis_kelamin pada entity mahasiswa

dangan ‘M’ atau ‘F’ atau nilai attribute sks pada entity mata_kuliah dengan ‘1’,

’2’, ‘3’ dan ‘4’.

e. Menentukan candidate key dan primary key attributes

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entity dan memilih

primary key jika ada lebih dari satu candidate key. Pemilihan primary key

didasari pada panjang dari attribute dan keunikan key di masa datang.

f. Mempertimbangkan penggunaan enhance modeling concepts

Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization, generalization,

aggregation, composition. Dimana masing-masing pendekatan dapat dilakukan

sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Specialization dan generalization adalah proses dalam mengelompokan beberapa

entity dan menghasilkan entity yang baru. Beda dari keduanya adalah cara

prosesnya, dimana spesialisasi menggunakan proses top-down dan generalisasi

menggunakan proses bottom-up.

Aggregation menggambarkan sebuah entity types dengan sebuah relationship

types dimana suatu relasi hanya akan ada jika telah ada relationship lainnya.

50

g. Mengecek redundansi

Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari dari

adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada langkah ini adalah :

Memeriksa kembali one-to-one relationship.

Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan ada dua entity yang mewakili

satu objek. Untuk itu dua entity tersebut harus di-merger bersama. Dan jika

primary key-nya berbeda maka harus dipilih salah satu dan lainnya dijadikan

alternate key.

Menghilangkan relasi yang redundansi.

Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data yang redundan harus

dihilangkan.

h. Melihat kembali conceptual data model dengan pengguna.

Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan memastikan bahwa data

model tersebut sudah benar.

2.8.2 Logical Database Design

Logical database design adalah proses pembuatan suatu model informasi

yang digunakan pada perusahan berdasarkan pada model data yang spesifik,

tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS) yang khusus

dan pertimbangan fisik yang lain (Conolly, Begg, dan Strachan, 2002,p441).

Langkah kedua adalah membuat dan memvalidasi local logical data

model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local logical data

model dari local conceptual data model yang mempresentasikan pandangan

khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin

51

kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin

bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.

Pada perancangan model logical langkah kedua, tahapan-tahapannya

adalah :

a. Menghilangkan features yang tidak compatible dengan model relasional

(pilihan).

Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel dengan model relasional.

Yaitu dengan :

Menghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship types

Menghilangkan many-to-many (*:*) recursive relationship types

Menghilangkan complex relationship types

Menghilangkan multi-valued attributes

b. Memperoleh relasi untuk local logical data model.

Bertujuan untuk membuat hubungan logical model yang mewakili entity,

relationship dan attribute yang telah didefinisi. Mendeskripsikan komposisi tiap

hubungan memakai Database Definition Language (DDL) untuk relasi yang

diikuti dengan daftar dari relasi attribute yang mudah lalu mengidentifikasikan

primary key dan foreign key dari suatu relasi. Untuk memperoleh relasi untuk

local data model, maka diperlukan penjelasan untuk mendeskripsikan struktur

yang mungkin dalam data model saat ini.

c. Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan mendekati

model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan memiliki sedikit redundansi dan

stabilitas yang maksimum.

52

d. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna

Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam model logikal tersebut

mendukung user’s requirements specification secara detail. Selain itu juga untuk

meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu

relasi.

e. Mendefinisikan Integrity constraints

Bertujuan untuk mendefinisikan integrity constraints yang disampaikan dalam

pandangan. Terdapat lima tipe integrity constraints yang harus diperhatikan,

yaitu :

Required data

Attribute domain constraints

Entity integrity

Referential integrity

Enterprise Constraints

f. Melihat kembali local logical data model dengan pengguna

Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan mendukung dokumentasi

yang menggambarkan model yang sudah benar.

Langkah ketiga adalah Membuat dan memvalidasi global logical data

model. Bertujuan untuk menyatukan local logical data model menjadi global

logical data model.

Pada perancangan model logikal langkah ketiga, tahapan-tahapannya adalah :

a. Menggabungkan local logical data model menjadi global model

Pada langkah ini, setiap local logical data model menghasilkan E-R diagram,

skema relasional, kamus data dan dokumen pendukung yang mendeskripsikan

53

constraints dari model. Beberapa tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai

berikut :

Memeriksa lembali nama dan isi dari entities dari relationships dan candidate

key.

Memeriksa kembali nama dan isi dari relationships/ foreign keys.

Menggabungkan entities atau hubungan dari local data model.

Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entities atau relationships yang unik

pada tiap local data model.

Menggabungkan relationships atau foreingn key dari local data model.

Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) relationships atau foreign key unik

pada tiap local data model.

Memeriksa untuk entities (hubungan) dan relationships atau foreign key.

Memeriksa integrity constraints.

Menggambarkan ER-diagram.

Melakukan update dokumen.

b. Memvalidasi global logical data model

Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari global logical data model

dengan teknik normalisasi dan menjamin bahwa model tersebut mendukung

kebutuhan transaksi

c. Mengecek pertumbuhan yang akan datang

Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan seperti

keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang dan menilai apakah model logikal

tersebut dapat menampung atau menyesuaikan perubahan yang terjadi.

d. Melihat kembali global logical data model dengan pengguna

54

Bertujuan untuk menjamin model data logikal yang bersifat global telah tepat

untuk perusahaan.

2.8.3 Physical Database Design

Physical database design adalah suatu proses untuk menghasilkan

gambaran dari implementasi database pada tempat penyimpanan, menjelaskan

dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data

dan menghubungkan beberapa integrity constraints dan tindakan keamanan

(Connolly,2002,p478).

Langkah keempat : Menterjemahkan global logical data model untuk

target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema database relasional dalam

global logical data model yang dapat diimplemetasikan ke DBMS.

Pada perancangan model physical, langkah-langkahnya adalah :

a. Merancang basis relasional

Dalam memulai merancang physical design, diperlukan untuk mengumpulkan

dan memahami informasi tentang relasi yang dihasilkan dari logical database

design. Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dan DDL.

b. Merancang representasi dari data yang diperoleh

Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili

global logical data model ke dalam DBMS.

c. Merancang enterprise constraints

Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada

perusahaan.

55

Langkah kelima : Merancang representasi physical. Bertujuan untuk

menentukan organisasi file yang optimal untuk penyimpanan dan menentukan

indeks yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa.

Terdapat tiga faktor yang memungkinkan digunakannya representasi physical :

1. Transaction throughput

2. Response time

3. Disk storage

Dalam langkah kelima ini perlu untuk memahami system resources untuk

meningkatkan performa database.

Main memory

Dengan semakin besar main memory yang ada maka akan dapat meningkatkan

performa DBMS dan aplikasi database yang digunakan.

• CPU

CPU mengontrol tugas-tugas dari system resources lain dan

mengeksekusi prosesnya.

• Disk I/O

Dengan menggunakan DBMS yang besar, maka disk I/O yang diperlukan

sangat signifikan dalam menyimpan dan mengambil data. Untuk

menghindari kemacetan transfer data, maka :

File sistem operasi harus dipisahkan dari file database.

File utama database harus dipisahkan dari file indeks.

File recovery log harus dipisahkan dari database yang sedang tidak

digunakan.

56

• Network

Ketika jumlah data yang ditransfer telah banyak, maka dengan

menggunakan network sangat dianjurkan. Selain itu juga untuk

menghindari dari kemacetan dalam mentransfer data.

Pada langkah kelima ini, tahapan-tahapannya adalah :

a. Menganalisis transaksi

Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan pada database

dan menganalisa transaksi yang penting. Kriteria kemampuan yang harus

diidentifikasikan dalam menganalisa transaksi adalah :

• Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai dampak yang

signifikan pada performa.

• Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis

• Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada permintaan yang

tinggi pada saat database dibuat.

b. Memilih file organisasi

Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data. Ada

beberapa pilihan struktur penyimpanan yaitu :

• Heap

• Hash

• Sekuensial berindeks

• Clusters

57

c. Memilih indeks

Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem database. Salah satu

pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk

menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes

sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan adalah:

• Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat

lebih efisien.

• Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi

didalam urutan yang menunjukkan atribut.

d. Mempertimbangkan pengenalan dan redundansi kontrol.

Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi

skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah

perancangan database logikal secara structural, konsisten, dan menekan jumlah

redudansi. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

• Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks

• Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas

• Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat

dalam update.

Ukuran performa dari suatu perancangan database dapat dilihat dari sudut

pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data (Normalisasi) atau

pendekatan efisiensi proses (Denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan untuk

meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan untuk

mempercepat proses saat retrieve data dari database.

58

e. Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan

Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan

diperlukan dalam database. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel

dalam suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas

hard disk yang dibutuhkan untuk menampung data.

Langkah keenam : Merancang dan mengimplementasi mekanisme keamanan.

Bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan ukuran keamanan unuk

database yang telah di rincikan oleh pengguna

Dalam sebuah sistem database keamanan adalah elemen yang sangat penting

mengingat isi dari database berupa informasi yang sangat penting. ukuran

keamanan yang dapat diambil untuk melindungi database antara lain dari segi :

• Sistem database : ada beberapa pengguna berwenang yang dizinkan

untuk mengakses bagian database tertentu dan ada para pengguna yang

lain hanya diizinkan untuk membaca data yang diinginkannya, tetapi

tidak punya hak untuk mengubahnya. Kewajiban dari sistem database ini

adalah menjaga batasan seperti di atas tetap terjaga.

• Sistem operasi : tidak peduli betapa aman sistem databasenya, apabila

terjadi kelemahan dalam sistem operasi. Hal ini sama artinya dengan

adanya akses yang tidak diinginkan dalam database. Jadi tingkat

keamanan perangkat lunak dalam sistem operasi sangatlah penting seperti

halnya keamanan yang dilakukan secara fisik

• Jaringan : seluruh sistem database memperbolehkan untuk mengakses

lewat terminal atau jaringan, keamanan software-level dalam software

59

jaringan sangat penting sebagai keamanan fisik, keduanya dibutuhkan

dalam internet dan jaringan pribadi

• Fisik : situs yang mengandung sistem komputer harus secara fisik aman

dari entri secara diam-diam dan bahaya oleh para penyelundup

• Manusia : otorisasi pada pengguna harus dilakukan secara hati-hati untuk

mengurangi adanya kejadian dimana pengguna yang berwenang

memberikan akses kepada orang lain dengan imbalan suap atau lainnya.

Langkah ketujuh : Memonitor dan memasang sistem operasi. Bertujuan untuk

memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangan

sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.

2.9 Unified Modeling Language (UML)

Analisis dan perancangan berorientasi objek sering dikenal sebagai

Object Oriented Analysis and Design (OOAD). UML distandarisasi sebagai awal

dari object-oriented notation. UML distandarisasi pada tahun 1997.

Menurut Mathiassen (2000, p334), UML dapat menjawab kebutuhan

pengembangan object-oriented, dari analisis awal hingga deskripsi perancangan

yang detil, yang dapat membnetuk dasar dari automatic generation dari bagian-

bagian kode program.

UML yang juga terdiri dari sejumlah konsepsi object-oriented, dan

kebanyakan hanya berkaitan dengan beberapa situasi.

2.9.1 Object

Oleh Mathiassen (2000, p3), object adalah suatu entitas dengan identitas,

keadaan dan tingkah laku.

60

Oleh Whitten (2004, p431), object adalah sesuatu yang mampu atau dapat

dilihat, disentuh atau dalam sebutan lain dapat dirasakan dan dapat disimpan

datanya oleh pengguna dan berhubungan dengan tingkah laku.

Maka disimpulkan, Object adalah suatu yang mampu dirasakan yang

memiliki identitas,keadaan dan berhubungan dengan tingkah laku.

2.9.2 Class

Oleh Mathiassen (2000, p3), class dideskripsikan sebagai suatu deskripsi

dari sekumpulan object yang berbagi struktur pola tingkah laku dan atribut.

Oleh Whitten (2004, p433) class adalah kumpulan dari object yang

berbagi attribute dan behavior yang sama, kadang disebut sebagai object class.

Maka disimpulkan class adalah sekumpulan object yang berbagi attribute

dan behavior.

2.9.3 Event

Menurut Mathiassen (2000, p51), event adalah sebuah kejadian yang

terjadi secara instant melibatkan satu atau banyak object.

2.9.4 Atrribute

Mathiassen (2000,p92), menyatakan attribute adalah sebuah ciri

terdeskripsi dari sebuah class atau event .

Witthen (2004, p431), menyatakan attribute adalah data yang

menyatakan karakteristik dari sebuah object.

Maka disimpulkan attribute adalah data yang terdeskripsi di dalam

sebuah class atau object.

61

2.9.5 Operation

Oleh Mathiassen (2000,p 252), Operation merupakan sebuah ciri dari

proses yang dinyatakan pada sebuah class dan diaktifasi melalui object dari class

tersebut.

Gambar 2.6 Gambar dari sebuah Class menurut Mathiassen (2000,p338)

2.9.6 Class dan Object Structure

Mathiassen(2000,p69), menyatakan structure merupakan deskripsi

hubungan antar class maupun object.

2.9.6.1 Class Structure

Class structure menurut Mathiassen(2000,p72),dibagi menjadi 2 :

• Generalization Structure

Hubungan antara dua atau lebih specialization class dan lebih dari

general class.

• Cluster Structure

Kumpulan dari class yang membantu kita untuk mendapatkan dan

menyediakan tinjauan problem-domain.

2.9.6.2 Object Structure

Object structure menurut Mathiassen(2000,p75),dibagi menjadi 2 :

• Aggregation Structure

62

Sebuah relasi antara dua atau lebih object, sifatnya mendefinisikan

setiap bagiannya dari suatu keseluruhan.

• Association Structure

Sebuah relasi antara dua atau lebih object namun sifatnya tidak

mendefinisikan ciri dari sebuah object.

2.9.7 Object/Class Relationship

Menurut Whitten(2004, p435), Object/Class Relationship adalah sebuah

hubungan bisnis alami yang ada antara satu atau banyak object dan class.

2.9.7.1 Multiplicity

Multiplicity adalah angka minimal dan maksimal yang dimiliki dari

sebuah object atau class untuk sebuah object atau class yang berkaitan.

63

Gambar 2.7 Object/Class Association and Multiplicity Notation oleh Whitten

(2004,p437)

2.9.8 Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000, p334), rich picture adalah overview dari

orang, objek, proses, struktur, dan masalah dalam sistem dan application domain.

64

2.9.9 Activity Diagram

Menurut Whitten (2004, p450), activity diagram adalah sebuah diagram

yang dapat digunakan menggambarkan alur dari sebuah bisnis proses, tahapan

dalam use case, atau logika dari sebuah object behavior.

Jones dan Rama (2006, p60) menjelaskan Activity diagram sebagai

sebuah peta pemahaman proses bisnis dengan menampilkan urutan aktifitas suatu

proses.

Activity diagram dibagi menjadi dua type yaitu overview diagram dan

detailed diagram

2.9.9.1 Overview Activity Diagram

Jones dan Rama (2006, p61) menerangkan bahwa Overview activity

diagram menampilkan sebuah pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan

cara mendokumentasi kunci dari event, urutan antara event tersebut, dan

informasi yang mengalir antara event

Overview Activity Diagram mempunyai simbol-simbol sebagai berikut:

• Swimlanes, yaitu sebuah kolom dalam activity diagram yang memisahkan

activity atau event berdasarkan pada person, department yang bertanggung

jawab atas event atau activity yang terjadi.

Gambar 2.8 Gambar swimlanes

• Solid Circle, yaitu sebuah lingkaran hitam yang menunjukkan proses dimulai

Gambar 2.9 Gambar solid circle

65

• event yang ditunjukkan melalui kotak bulat

Gambar 2.10 Gambar event • continuos lines with arrow, yaitu tanda panah untuk menunjukkan urutan

event

Gambar 2.11 Gambar continuos lines with arrow

• document, yaitu digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber dokumen

dan laporan

.

Gambar 2.12 Gambar document

• dotted lines with arrow, yaitu digunakan untuk menunjukkan arah informasi

antara event dengan table, dan event dengan dokumen

Gambar 2.13 Gambar dotted lines with arrow • table, yaitu data yang mungkin dibaca dan disimpan dalam file komputer

selama proses bisnis berlangsung

Gambar 2.14 Gambar tables

66

• bulls eye yang menunjukkan proses selesai

Gambar 2.15 Gambar bulls eye

Langkah – langkah dalam menyiapkan OAD

1. Read the narrative and identify key efents

2. Annotate the narrative to clearly show event boundaries and event name

3. Represent agents participating in the business process using swimlanes

4. Diagram each event. Show the sequence of these events

5. Draw documents created and used in the business process. Show the flow

information from event to documents, and vice versa

6. Draw tables (files) created and used in the business process. Show the

flow of information from events to tables, and vice versa.

2.9.9.2 Detailed Activity Diagram

Detailed Activity Diagram adalah representasi detail dari aktivitas yang

menghubungkan satu atau dua event dari overview diagram.

2.9.10 Class Diagram

Diagram ini merupakan diagram yang sering ditemukan dalam

perancangan aplikasi berorientasi objek. Diagram ini menggambarkan

sekumpulan class. Interface dan relasinya, serta menunjukkan atribut (attribute)

dan operasi (operation) dan class tersebut. Scope atribut dan operasi pada sebuah

class ada tiga, yaitu private(-), protected (#), dan public (+).

Menurut Mathiassen (2000, p336), class diagram adalah diagram yang

menggambarka kumpulan dari class dan hubungan struktural diantara class

67

tersebut. Setiap class mempunyai attribute dan operation dimana hubungan

antara satu class dengan class lain dapat saling memiliki hubungan.

2.9.10.1 Class Diagram Relationship

Menurut Jones dan Rama (2006, p165-166), hubungan dalam class

diagram sebagai berikut :

1. One-to-one Relationship

Hubungan one-to-one antara entitas tidak sering terjadi seperti hubungan

one-to-many, tetapi mereka terjadi dalam SIA. Contohnya antara event

pengiriman dan pembayaran. Diasumsikan sebuah invoice dibuat setiap sebuah

pengiriman terjadi dan setiap invoice hanya berisi informasi untuk pengiriman.

2. One-to-many Relationship

Hubungan one-to-many umumnya terjadi dalam sistem akuntansi.

Contohnya, hubungan antara agen dengan event-event biasanya one-to-many.

Sebuah event biasanya berhubungan dengan satu agen, tetapi seorang agen bisa

terlibat dalam banyak event.

3. Many-to-many Relationship

Hubungan many-to-many menerangkan dimana sebuah order dapat

dilakukan untuk banyak produk dan suatu produk yang sama bisa terdapat dalam

banyak order. Hubungan many-to-many dapat dikonversi ke dalam dua bentuk

hubungan one-to-many dengan menambahkan “junction table”.

68

2.9.11 Use Case Diagram

Dalam buku Mathiassen (2000, p343), use case diagram menggambarkan

hubungan antar actor dengan use case. Terdapat empat komponen use case

diagram yaitu use case, actor, package, dan relationship.

Jones dan Rama (2006, p267), sebuah use case adalah sebuah rangkaian

langkah-langkah yang terjadi ketika actor berinteraksi dengan system untuk

mencapai suatu tujuan. Actor dapat berupa seseorang, sebuah computer, atau

bahkan system yang lain.

Use case diagram adalah sebuah presentasi grafik yang dapat

menyediakan daftar dari use case yang muncul didalam sebuah aplikasi.

Use case diidentifikasi dengan beberapa kata, misalnya ”memasukkan

pesanan pelanggan,” yang muncul dalam sebuah simbol berbentuk oval.

Actor digambarkan melalui gambar orang yang sederhana dan

dihubungkan oleh garis-garis ke use case sesuai dengan tanggung jawabnya

masing-masing.

2.9.12 Navigation Diagram

Berdasarkan buku dari Mathiassen (2000, p344), navigation diagram

adalah statechart diagram bentuk khusus yang fokus pada keseluruhan dinamika

dari user interface.