bab 2 landasan teori 2.1 kerangka teori 2.1.1 komunikasi...

25
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Organisasi Globalisasi yang sedang melanda seluruh aspek kehidupan akhir-akhir ini, telah mengharuskan setiap manusia (termasuk lembaga/ organisasi) lebih mempersiapkan diri, agar tidak ‘tereliminasi’ oleh kompetisi global yang sangat ketat. Secara teoritis kita mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan pada konteks di mana komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian untuk mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi perlu diuraikan terlebih dahulu terminologi yang melekat dalam konteks komunikasi organisasi yaitu komunikasi dan organisasi.

Upload: buinguyet

Post on 06-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

13

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Komunikasi Organisasi

Globalisasi yang sedang melanda seluruh aspek kehidupan akhir-akhir

ini, telah mengharuskan setiap manusia (termasuk lembaga/ organisasi) lebih

mempersiapkan diri, agar tidak ‘tereliminasi’ oleh kompetisi global yang sangat

ketat.

Secara teoritis kita mengenal beragam tindak komunikasi berdasarkan

pada konteks di mana komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi

antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi

massa.

Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari karena

sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian untuk

mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk

mewujudkan tujuan organisasi.

Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi perlu diuraikan

terlebih dahulu terminologi yang melekat dalam konteks komunikasi organisasi

yaitu komunikasi dan organisasi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

14

 

Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis atau common dalam

bahasa Inggris yang berarti sama. Sedangkan salah satu definisi menyebutkan

bahwa organisasi merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui

satu hierarki jenjang pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang

ditetapkan.

Beberapa pakar memberi batasan tentang komunikasi organisasi,

sebagaimana dirangkum oleh Dr. Arni Muhammad (2004:65-67) sebagai berikut:

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah:

“Pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.”

Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan:

“Arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti dalam suatu organisasi.”

Zelko dan Dance juga mendefinisikan komunikasi organisasi dengan:

“Suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal”

Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem

yang kompleks yang didalamnya terdapat arus informasi yang tercangkup dalam

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

15

 

proses komunikasinya, baik itu komunikasi internal maupun komunikasi

eksternal.

2.1.2 Public Relations

PR pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain

dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR

adalah two way communications (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus

komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR, sehingga

terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR

(Rachmadi,1994 : 7).

Rachmadi menyebutkan PR adalah:

“ Salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen.”

International Public Relations Associations (IPRA) mendefinisikan PR:

“Fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka.”(Soemirat&Ardianto, 2004 : 14)

Cutlip, Center & Brown mendefinisikan Public Relations sebagai:

“Public relations is the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and cooperation between on organizations and its public (PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai publiknya). (Cutlip, Center & Brown, 2000:4)”

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

16

 

Dari berbagai definisi PR diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa PR

adalah suatu fungsi manajemen yang bertujuan membentuk pengertian dalam

komunikasi dan pemahaman antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya

demi terciptanya opini publik yang baik.

PR juga berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap

komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua itu bertujuan untuk

menumbuhkan goodwill (kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini

publik yang menguntungkan.

Tabel 2.1.2 A

Ruang Lingkup Tugas PR

Ruang Lingkup Tugas Public Relations

Ke Dalam Ke Luar

a. Membina sikap mental karyawan

agar dalam diri mereka tumbuh

ketaatan, kepatuhan, dan dedikasi

terhadap perusahaan dimana

mereka bekerja.

b. Menumbuhkan semangat korp atau

kelompok yang sehat dan dinamis.

c. Mendorong tumbuhnya kesadaran

lembaga/perusahaan

a. Mengusahakan tumbuhnya sikap

dan citra (image) publik yang

positif terhadap segala kebijakan

dan langkah-tindakan organisasi/

perusahaan.

Sumber : Soemirat dan Ardianto, 2004 : 89

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

17

 

Menurut Cutlip & Center (dalam Kasali dan Abdurachman) proses PR

sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses ini terdiri dari : fact

finding, planning, communication, dan evaluation (Abdurachman, 2001:31).

Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta /data sebelum

melakukan tindakan. Misalnya PR Senayan City sebelum melakukan suatu

kegiatan terlebih dahulu mencari tahu apa yang diperlukan oleh publik, siapa saja

yang termasuk ke dalam publik, bagaimana keadaan publik dipandang dari

berbagai faktor, dsb.

Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang

harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah yang ada. Hal serupa

dilakukan pula oleh PR Senayan City, setelah mengidentifikasi masalah

mengenai melonjaknya jumlah masyarakat Indonesia yang berburu sale ke luar

negeri, maka Senayan City bekerja sama dengan pemerintah DKI merencanakan

program Festival Jakarta Great Sale untuk menghadapi hal tersebut.

Communicating adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil

pemikiran yang matang berdasarkan fakta/data tadi, kemudian dikomunikasikan

atau dilakukan kegiatan operasional. Setelah rencana yang disusun sudah

matang, PR mengkomunikasikan ke seluruh departemen dan ke seluruh publik

melalui perantara media sehingga kegiatan operasional Midnight Shopping bisa

berjalan dengan lancar.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

18

 

Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah

tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu.

Hasil evaluasi ini menjadi dasar kegiatan PR berikutnya. (Soemirat dan Ardianto,

2004 : 90)

Selain hal-hal di atas, sama seperti bagian divisi lain di dalam

perusahaan, untuk memberi kontribusi kepada rencana kerja jangka panjang, PR

perlu melakukan analisis SWOT (Strength/ kekuatan, Weaknesses/kelemahan,

Opportunities/peluang, dan threats/ancaman). Analisis SWOT perlu dilakukan

untuk mengetahui persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang

dimilikinya demi terbentuknya citra yang dimiliki perusahaan. (Soemirat dan

Ardianto, 2004 : 91)

Tabel 2.1.2 B Analisis SWOT mengenai Event Midnight Shopping Senayan City

Strength Weaknesses

• Midnight Shopping Senayan

City didukung oleh brand yang

bertaraf internasional (Gucci,

LV, Raoul, Bvlgari, dll)

• Midnight Shopping Senayan

City didukung oleh

ketersediaan fasilitas dan

pelayanan yang juga telah

terstandarisasi ; fasilitas toilet

yang tersedia, Free Parking,

valet parking.

• Kurangnya kesadaran

masyarakat Indonesia akan

potensi wisata belanja di negeri

sendiri

• Senayan City belum memiliki

publisitas yang menyaingi event

great sale di luar negeri

• Fasilitas yang memadai (tiket

pesawat murah, promo hotel

murah, dsb), yang memudahkan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

19

 

masyarakat dengan mudahnya

pergi ke luar negeri hanya untuk

berburu sale.

Opportunities Threats

• Pemerintah DKI Jakarta dalam

mendukung Festival Jakarta

Great Sale telah bekerja sama

dengan berbagai pihak misalkan

maskapai penerbangan, hotel,

Bank, tempat wisata & hiburan,

dsb, sehingga membuka

peluang wisatawab untuk dapat

menghadiri Midnight Shopping

di Senayan City.

• Midnight Shopping

dilaksanakan 3 kali dalam

setahun dan waktunya selalu

bertepatan dengan libur anak

sekolah / Ramadhan & tahun

baru, sehingga acara ini

memiliki peluang besar untuk

dijadikan tempat tujuan wisata

belanja.

• Adanya event Great Sale serupa

di luar negeri seperti di

Malaysia dan Singapore, dimana

event ini telah memiliki

positioning di dalam benak

masyarakat luas.

• Adanya travel warning dari

negara-negara tertentu untuk

memasuki wilayah Indonesia

akibat teror bom serta tindakan

terorisme, yang telah menjadi

kendala datangnya wisatawan

asing ke Jakarta untuk

berwisata.

Salah satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada masyarakat

untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan Hubungan

Sumber : Penulis

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

20

 

Pers (Press Relations / Media Relations) yakni membina hubungan baik dengan

kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar/ majalah) dan media

elektronik (tv/radio). (Soemirat dan Ardianto, 2004 : 121,122)

Penting sekali dalam sebuah kegiatan PR menjalin hubungan pers atau

Media Relations yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan surat

kabar, majalah, radio, dan televisi. Perlakuan yang berdasarkan like dan dislike

dalam memberikan keterangan dapat menimbulkan adanya berita-berita/ tulisan-

tulisan yang tidak akurat, bahkan berita yang tidak benar tentang

organisasi/perusahaan itu, yang mungkin dapat membawa kerugian.

(Abdurachman, 2001: 41)

Fungsi PR adalah membina hubungan baik dengan eksternal publik,

dalam hal ini pers, karena PR tidak hanya mengandalkan media internal atau

semi eksternal yang dimilikinya, tetapi juga memerlukan media massa unyuk

mempublikasikan berbagai kegiatan perusahaan/organisasi. Pemeliharaan

hubungan baik dengan pers tidak akan membuat kesulitan bagi PR dalam

menyebarkan informasi melalui media massa. (Soemirat dan Ardianto, 2004 :

122,123)

Dalam upaya membina hubungan pers, maka PR akan melakukan

berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan pers. Beberapa kegiatan pers yang

dilakukan oleh PR Senayan City antara lain: (Soemirat dan Ardianto, 2004 :

128,129)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

21

 

1. Konferensi pers yaitu diberikan secara simultan/ berbarengan oleh

seorang pejabat pemerintah / swasta kepada sekelompok wartawan,

bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. Menurut Oemi Abdurachman,

konferensi pers diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting di

suatu instansi /perusahaan/ badan, atas inisiatif sendiri atau permintaan

wakil-wakil pers. Senayan City selalu melakukan konferensi pers

sebelum melaksanakan suatu kegiatan PR-nya. Contoh: Konferensi Pers

FJGS.

2. Press Release atau siaran pers sebagai publisitas yaitu media yang

banyak digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan

berita. Istilah Press Release mempunyai pengertian yang luas, tidak

hanya berkenaan dengan media cetak (surat kabar dan majalah), tetapi

mencakup media elektronik (radio dan televisi). Di negara lain istilah

Press Release disebut News Release yang dikirimkan ke media massa

dengan harapan dapat disebarluaskan sebagai berita (Effendy. 1992: 159).

3. Special Event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang

penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu

kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera

publik. Kegiatan ini biasanya mengundang pers untuk meliputnya.

Contohnya saja dalam rangka menyambut mendukung Festival Jakarta

Great Sale, Senayan City menyelenggarakan Special Event Midnight

Shopping Senayan City.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

22

 

4. Wawancara Pers yaitu sifatnya lebih pribadi, lebih individual. PR atau

top manajemen yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan

yang bersangkutan. Setiap wartawan yang mewawancarai mempunyai

pertanyaan khusus yang diinginkan oleh medianya, kendati secara

bersamaan mewawancarai pejabat atau tokoh tersebut.

2.1.2.1 Internal Public Relations

Internal PR adalah proses manajemen berkesinambungan dan

kemampuan kepemimpinan yang fundamental. Internal PR bukan hanya sekedar

sebuah event, email, publikasi atau pesan. (Laksamana, 2010: 13)

Fungsi Internal PR adalah menyediakan, membina dan membangun

hubungan antara organisasi dan karyawan-karyawatinya melalui communications

channels. Dengan reputasi perusahaan ataupun organisasi anda yang positif,

hubungan ini akan semakin dinamis hingga tercipta simbiosis mutualisme

ataupun industrial peace dalam organisasi Anda, yaitu antara bottom line, good

reputation, dan profit. (Laksamana,2010: 15)

Internal PR juga menentukan keberhasilan beredarny arus informasi ke

seluruh staf dalam perusahaan. Internal PR harus dapat memilih media yang

tepat sehingga informasi yang didistribusikan diterima secara efektif oleh seluruh

staff sehingga mendukung performa perusahaan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

23

 

Diagram berikut menjelaskan lebih jauh korelasi antara media

komunikasi, baik itu yang berbentuk spoken (langsung,bicara), written (tertulis)

hingga mix media (bauran media).

Diagram 2.1.3.1

Diagram Media Komunikasi Internal PR

Written Spoken

Mix Media

Sumber : Laksamana, Agung. (2010:49)

Hal yang sama juga dilakukan oleh tim Public Relations Senayan City.

Demi menciptakan reputasi perusahaan yang positif, mereka memulainya dari

bagian internal terlebih dahulu yaitu dengan membangun komunikasi yang baik

antara seluruh anggota perusahaan dengan mengkolaborasi media komunikasi

yang ada sehingga memiliki tim manajemen perusahaan yang baik yang dapat

berperan maksimal dalam melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan, baik itu

penyelenggaraan event, email, publikasi atau pesan.

Untuk membangun iklim kerja yang baik dan menciptakan good team

dalam manajemen, Senayan City secara rutin melakukan Family Gathering yang

ditujukan untuk meningkatkan sense of togetherness antar staff. (Laksamana,

2010: 58)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

24

 

Kegiatan tersebut akan meningkatkan rasa kebersamaan yang akan

membuat tim manajemen Senayan City semakin solid dalam melaksanakan

setiap pekerjaannya. Kesolidan tim manajemen Senayan City terbukti dari

keberhasilannya menyelenggarakan event-event internal maupun eksternalnya.

Dimana hal tersebut secara tidak langsung membawa pengaruh yang baik

terhadap citra Senayan City sebagai pusat perbelanjaan ternama dikawasan

Senayan.

2.1.2.2 Public Opinion (Opini Publik)

Menurut Djoenaesih S. Soenarjo, dalam bukunya Opini Publik, opini

publik dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum”,

dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum” sedangkan opinion

dialihbahasakan dengan “pendapat”. Dalam ilmu komunikasi terdapat istilah

lain, yaitu Public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “Hubungan

Masyarakat”. (1984:22)

Menurut Leonard W. Doob, dalam Sunarjo, 1984, pengertian opini publik

adalah:

“Sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, dimana mereka anggota dari sebuah masyarakat yang sama.”

Opini publik akan berkembang dan menjadi kuat apabila opini publik itu

didukung oleh beberapa opini kelompok (group opinion), sehingga opini publik

itu dapat lebih mudah digerakkan (Sunarjo, 1984:27)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

25

 

Dari pendapat banyak ahli tentang definisi opini publik, maka penulis

menarik kesimpulan bahwa opini publik adalah pendapat umum yang tercipta di

dalam suatu masyarakat mengenai suatu hal tertentu dan memiliki pengaruh

dalam menciptakan citra perusahaan.

Abelson, dalam Kasali (1994), menyebutkan bahwa opini mempunyai

unsur sebagai molekul opini, yakni: (1) belief (kepercayaan tentang sesuatu) (2)

attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) (4) perception (persepsi).

Bila attitude dimaksudkan sebagai apa yang sebenarnya dirasakan oleh seorang

individu (what the individual really feels), opinion lebih dimaksudkan sebagai

apa yang dinyatakan oleh seseorang melalui pertanyaan (what the individual says

or puts on a questionnaire).

Akar dari opini tak lain adalah persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor

seperti: (1) latar belakang budaya; (2) pengalaman masa lalu; (3) nilai-nilai yang

di anut; (4) berita-berita yang berkembang.

Pendirian (attitude) sering disebut sikap, merupakan opini yang

tersembunyi didalam batin seseorang (latent opinion). Pendirian yang

diungkapkan, dalam bentuk apa pun (vertebal, bahasa tubuh, simbol, raut muka,

ekspresi, warna, pakaian yang dikenakan, ruangan yang disediakan, waktu yang

disediakan untuk bertemu, dan sebagainya) disebut opini. (Soemirat dan

Ardianto, 2004 : 109)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

26

 

Serupa dengan yang ingin dilakukan Senayan City melalui event

Midnight Shopping-nya. Senayan City ingin membangun kepercayaan

masyarakat tentang image-nya sebagai pusat perbelanjaan yang bertaraf

internasional dan pantas dijadikan salah satu tujuan wisata belanja.

Event Midnight Shopping menawarkan pengalaman berbelanja yang

berbeda, karena didukung oleh tenant-tenant yang membawa nama brand

internasional dan juga memberikan promo discount besar-besaran yang tidak

kalah menarik dengan event great sale di luar negeri.

Dari hal-hal tersebut diharapkan pelanggan bisa merasakan sensasi yang

berbeda dan menarik, sehingga pada akhirnya menimbulkan persepsi di benak

masing-masing individu yang pada akhirnya menciptakan opini tersendiri dari

event yang digelar Senayan City dalam rangka mendukung Festival Jakarta

Great Sale.

2.1.2.3 Citra Perusahaan

Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,

seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra

sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang

dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan,

pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor

perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan. (Katz, 1994:67-

68)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

27

 

Frank Jefkins, dalam bukunya Public Relations Technique,

menyimpulkan bahwa secara umum, citra diartikan sebagai:

“Kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.”

Dengan kata lain, penulis menyimpulkan bahwa citra adalah suatu

pandangan yang tercipta di benak masyarakat yang berasal dari pengalamannya

sehingga muncul suatu kesan, baik itu positif maupun negatif.

John S. Nimpoeno, dalam laporan penelitian tentang Tingkah Laku

Konsumen, menggambarkan proses pembentukan citra seperti yang dikutip

Danasaputra, sebagai berikut:

Bagan 2.1.2.3 A Model Pembentukan Citra

Pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Rangsang Respon Perilaku

Sumber : (Soemirat dan Ardianto, 2004 : 115)

Model pembentukan citra ini menunjukan bagaimana stimulus yang

berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus yang

diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak.

Kognisi

Persepsi Sikap

Motivasi

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

28

 

Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini

menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi

individu karena tidak ada perhatian dari individu , berarti terdapat komunikasi

dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat

berjalan. (Soemirat dan Ardianto, 2004 : 115)

Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra

individu terhadap rangsang . Ini disebut sebagai “picture in our head” oleh

Walter Lipman. Berikut akan dijelaskan keempat komponen tersebut: (Soemirat

dan Ardianto, 2004 : 115,116)

• Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan

yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain,

individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan

pengalamannya masing-masing.

• Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.

Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang

tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang

cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

• Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang

diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

29

 

• Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapai objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku,

tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu.

Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan

apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu , menentukan apa yang

disukai, diharapkan dan diinginkan.

Berikut ini adalah bagan dari orientasi Public Relations, yakni image

building (membangun citra), dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam

Public Relations.

Bagan 2.1.2.3 B

Model Komunikasi Dalam Public Relations

(Pembuat Model: Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto)

Sumber: Soemirat dan Ardianto, 2004 : 117,118

Dari pembahasan di atas,penulis berpendapat bahwa citra tersebut dapat

tercipta dari kegiatan serta aktivitas perusahaan yang melibatkan publiknya.

Sumber  Komunikator  Pesan  Komunikan  Efek 

Perusahaan 

Lembaga 

Organisasi 

Divisi PR  Kegiatan‐Kegiatan 

Publik‐Publik PR 

Citra publik terhadap 

perusahaan 

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

30

 

Tentunya perusahaan harus membiarkan publik terlibat dalam semua aktivitas

atau kegiatan yang diselenggarakannya sehingga publik dapat merasakan dan

memberikan persepsi serta pendapat yang baik mengenai perusahaan tersebut.

2.1.2.4 Journal: Public Relations Ethics

Karey Harrison dan Chris Galloway dalam jurnalnya yang berjudul

Public Relations Ethics: A simpler (but not simplistic) Approach To The

Complexities, menjelaskan tentang etika Public Relations sebagai berikut:

Badan Profesional PR telah membuat kode etik PR untuk mengatur

perilaku anggotanya. Tulisan dalam jurnal ini berdasarkan filosofis dan alasan

praktis yang menunjukkan bahwa kode etik tersebut kurang memadai karena

banyak dari anggotanya menafsirkan panduan yanga ada dengan cara dan

kepentingan mereka sendiri. Karey dan Chris Galloway dalam jurnal ini

berpendapat bahwa peraturan yang dibuat tidak menumbuhkan etika perilaku.

Dari jurnal tersebut penulis berpendapat bahwa etika profesi itu

berhubungan dengan pribadi masing-masing, semakin seseorang memiliki

loyalitas yang tinggi terhadap profesinya, maka ia tidak akan menyalahgunakan

sehingga melanggar etika profesi yang ada.

2.1.3 Event

Dalam arti sempit, event diartikan sebagai pameran, pertunjukan, atau

festival, dengan syarat ada penyelenggara, peserta, dan pengunjung. Sedangkan

dalam arti luas, event diartikan sebagai suatu kurun waktu kegiatan yang

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

31

 

dilakukan oleh sebuah organisasi dengan mendatangkan orang-orang ke suatu

tempat agar mereka memperoleh informasi atau pengalaman penting serta tujuan

lain yang diharapkan oleh penyelenggara. (Kennedy, 2009: 3)

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan,

bahwa event adalah suatu kegiatan yang melibatkan penyelenggara, peserta dan

pengunjung untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.3.1 Special Event (Ajang Khusus)

Banyak perusahaan besar yang memanfaatkan special event sebagai

sarana memperkenalkan produknya kepada khalayak, baik sebagai

penyelenggara acara, peserta acara, maupun sponsor penyelenggara acara-acara

besar yang berpotensi menarik perhatian khalayak dalam jumlah besar.

Joe Goldblatt dalam bukunya Special Event mendefinisikan Ajang

Khusus sebagai:

“Situasi istimewa yang dirayakan dengan rangkaian upacara (perayaan) dan ritual untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tertentu.”

Yaverbaum (2000) mengemukakan bahwa Ajang Khusus adalah:

“Media publisitas yang efektif karena dapat membantu dalam memasarkan perusahaan dan produk jasa kepada publik, sangat bersifat promosi, serta mampu mendapatkan publisitas banyak dari pihak media massa.”

Dari definisi ajang khusus yang di paparkan di atas, penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa ajang khusus merupakan suatu situasi yang

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

32

 

mengarah pada pencapaian publisitas melalui kerjasama dengan pihak media

guna mendapatkan kepuasan tertentu dan membantu dalam memasarkan suatu

produk atau jasa kepada khalayak.

Menurut Philip Lesly (1987) dalam bukunya Public Relations Handbook,

tujuan Ajang Khusus pada dasarnya sama dengan tujuan Public Relations, yaitu:

1. Menciptakan citra baik atau citra positif

2. Melakukan promosi pelayanan dan produksi

3. Menciptakan goodwill

4. Mencegah dan memecahkan masalah.

5. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka.

6. Meramalkan serangan-serangan.

7. Mampu menarik perhatian khalayak.

8. Merumuskan kebijakan-kebijakan serta mengarahkan proses perubahan

sedemikian rupa.

Dari pendapat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan

diadakannya Ajang Khusus adalah untuk mempengaruhi khalayak melalui proses

publikasi sehingga tercipta image perusahaan dimata khalayak dan menarik

perhatian khalayak.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

33

 

Special event merupakan salah satu tools public relations (PR) di

samping kegiatan lain, seperti identitas perusahaan, publisitas, website, dan

sebagainya. Sebagai tools PR, Special Event dapat digunakan sebagai sarana

untuk melakukan perannya. Berikut adalah skema kegiatan yang dilakukan PR:

Bagan 2.1.3.1A Kegiatan Public Relations

Sumber : Pudjiastuti, 2010 : xxxi

Banyak hal yang dilakukan dalam mempersiapkan sebuah ajang khusus.

Menurut Goldblatt (2002), ada lima tahap yang harus dilakukan untuk

menghasilkan ajang khusus yang efektif dan efisien, yaitu:

1. Research

Penelitian dilakukan untuk menentukan kebutuhan, keinginan, dan

ekspektasi khalayak sasaran. Penelitian yang dilakukan dengan baik akan

mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaan ajang khusus.

Cyber PR

SPONSORSHIP

Identitas perusahaan

Komunikasi Langsung

Media Inggriya

Ajang Khusus

CSR

Publisitas

Kegiatan PR

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

34

 

2. Design

Dibutuhkan kreativitas yang luar biasa dari pelaksanaan special event.

Kemampuan dalam menciptakan gerakan, suara, permainan warna, cahaya,

mendesain area, dan sebagainya diperlukan untuk menciptakan kesan yang

mendalam bagi para pengunjung.

3. Planning

Banyak hal yang harus dipertimbangkan pada saat perencanaan sering

kali mengalami perubahan, penambahan, atau pengurangan sesuai ketersediaan

sumber daya yang ada. Planning dilakukan setelah analisis situasi dilakukan

bersamaan dengan designing.

4. Coordinating

Diperlukan berbagai keahlian agar special event menjadi acara yang

sukses dan kemudian mampu mengangkat citra perusahaan. Seorang manager

acara harus dapat mengoordinasi pihak-pihak yang terlibat dalam acara ini agar

dapat bekerja secara simultan dengan satu tujuan yang sama, yaitu menghasilkan

acara yang sukses.

5. Evaluation

Setelah acara selesai barulah proses evaluation dilakukan. Pada

kenyataannya, tahap ini sering diabaikan. Evaluasi yang baik akan menghasilkan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

35

 

data dan fakta yang sangat berharga, khususnya untuk mendukung kegiatan yang

akan dilakukan pada masa yang akan datang.

Dalam perencaan ajang khusus, ada lima elemen penting yang harus

diperhatikan, yaitu 5 W, yang terdiri atas why, who, when, where, what.

Mengingat elemen-elemen ini harus ada dan sangat menentukan sukses tidaknya

sebuah ajang khusus, penelitian terhadap kelima elemen ini mutlak dilakukan.

Who berkaitan dengan setiap personel yang akan terlibat dalam kegiatan

ini. Why berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dalam acara ini, khususnya

dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. When berkaitan dengan

waktu yang paling tepat untuk penyelenggaraan acara. Where berkaitan dengan

tempat penyelenggaraan acara yang paling tepat untuk khalayak sasaran. What

berkaitan dengan bagaimana mengemas Ajang Khusus ini agar menarik bagi

khalayak sasaran (Goldblatt, 2002).

Bagan 2.1.3.1B Lima Elemen Penting Ajang Khusus

Sumber: Pudjiastuti, 2010 : 2

Menurut Wahyuni Pudjiastuti dalam bukunya yang berjudul Special

Event, selain unsur 5 W, unsur 1 H atau How juga harus diperhitungkan untuk

mencapai ajang khusus yang sukses. (Pudjiastuti, 2010: 2)

RESEARCH 

WHERE  WHEN  WHO  WHY  WHAT 

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

36

 

2.1.3.2 Journal : Special Events Done Right

Heather Denkmire dalam jurnalnya yang berjudul Special Events

Done Right mengungkapkan bahwa terdapat 5 hal yang perlu diingat ketika

merencanakan special event dalam suatu organisasi:

1. Cocokan event dengan misi. Gunakan event untuk membantu organisasi

merealisasikan tujuannya.

2. Buat dengan unik. Dengan event yang unik, media dengan mudah melihat

nilai berita dan liputan.

3. Sebarkan informasi. Nama dan misi organisasi perlu diinformasika

sepanjang event berlangsung. Pastikan berhubungan dengan media dan

persiapkan dokumentasi dan waktu wawancara untuk mereka.

4. Buat menyenangkan. Sudah seharusnya event menyenangkan bukan

menakutkan.

5. Merencanakan untuk follow-up. Follow up dapat dilakukan dengan email

atau telepon dari daftar tamu yang akan diundang ke event tersebut.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00391-mc 2.pdf · Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh pakar-pakar di atas,

37

 

2.2 Kerangka Pikir

PT . Manggala Gelora Perkasa

Special Event Midnight Shopping Senayan City

PT. Manggala Gelora Perkasa mengimplementasikan kegiatan PR melalui Special Event “Midnight Shopping”

Special event merupakan salah satu tools public relations (PR) di samping kegiatan lain, seperti identitas perusahaan, publisitas, website, dan

sebagainya. (Pudjiastuti, 2010, p.xxxi)

PR&TR Department

Opini Publik 

Citra Perusahaan 

Dampaknya:

- Memotivasi minat masyarakat untuk berbelanja di dalam negeri

- Memberikan image bahwa DKI Jakarta merupakan salah satu kota wisata belanja

Sumber: Penulis

Bagan 2.2 Kerangka Pikir