bab 2 landasan teori 2.1 gambaran umum objek 2.1.1...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Objek
2.1.1 Sepeda Motor
Sebuah sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah
mesin. Rodanya sebaris dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap tidak terbalik dan
stabil disebabkan oleh gaya giroskopik, pada kecepatan rendah pengaturan berkelanjutan
setangnya oleh pengendara memberikan kestabilan.
Sejarah mencatat pada awalnya mesin sepeda motor hanya 50 cc dan 4 langkah.
Sepeda motor ciptaan Honda ini hemat bahan bakar minyak (BBM) dan tidak berasap
serta bersuara halus. Sepeda Motor berjenis bebek ini mampu menempuh jarak 90 km
dan menghabiskan 1 liter bensin. Sementara tenaganya 5,5 HP (Horse Power) dengan
kecepatan maksimal 80 km/jam. Ini kemudian diproduksi massal oleh Honda Motor Co
Ltd pada tahun 1958.
Produsen sepeda motor Jepang lainnya kala itu tidak mau ketinggalan ikut
memproduksi sepeda motor bebek tapi mesinnya 2 tak yaitu Yamaha, Suzuki, Tohatsu,
dan Kawasaki. Pada awalnya (1958-1963) sepeda motor bebek jenis ini kapasitasnya
hanya 50 cc, kemudian muncul versi 55 cc, naik menjadi 65 cc (1967) dengan kode C-
65. Kemudian mesinnya juga diperbesar lagi menjadi 70 cc pada tahun 1969.
Meningkatnya kapasitas cc ini berkaitan dengan banyaknya konsumen di wilayah Asia
Tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang mulai menggandrungi sepeda
motor jenis ini.
Pada tahun 1961 pengguna bebek ini semakin meningkat karena selain berfungsi
sebagai alat transportasi jarak dekat juga dipakai mengangkut barang. Menurut sumber
tertulis, transmisi jenis bebek ini pada awalnya 3 speed, dan kini bebek sudah
mengadopsi 4 dan 5 speed, bahkan ada juga yang mencapai 6 speed.
Cara menghidupkan sepeda motor bebek juga termasuk canggih karena kala itu
motor Eropa memakai kick starter (dengan kaki), sementara Jepang memproduksi bebek
dengan versi electric starter. Cukup pencet knob start, mesin akan hidup. Berat sepeda
motor ini sekitar 58-69 kg, sehingga mudah dikendalikan dan diparkir. Kebutuhan akan
jenis sepeda motor bebek yang terbukti serba guna ini semakin kompleks, seperti untuk
mengantar anak sekolah, ke kantor, atau belanja. Bahkan kini sepeda motor itu pun bisa
dipakai keluar kota dengan jarak di atas 100 km.
Pabrikan sepeda motor bebek mengantisipasi pola pemakaian motor yang semula
dari alat transportasi dalam kota menjadi antar kota. Mulailah diproduksi Honda bebek
C90 dengan kapasitas 89 cc di tahun 1981. Pada tahun 1989 sesuai dengan tuntutan
pasar, kapasitas yang lebih besarpun diperkenalkan di Asia Tenggara yang
dikembangkan di Thailand yang menjadi basis produksi dan Riset & Development di
Asia.
Kapasitas mesin pun menjadi 100 cc dan pabrikan lain pun mengikuti pola ini.
Kapasitas mesin untuk ukuran bebek, semula diperkirakan akan terhenti di kapasitas 100
cc karena di Jepang jenis bebek hanya mencapai 90 cc. Namun kondisi pasar berubah
sesuai situasi ekonomi di Negara berkembang.
Maka muncul kemudian jenis bebek 110 cc pun di tahun 90-an. Konsumen pun
memilih sepeda motor bebek dengan tuntutan cc yang lebih besar sebagai pengganti
sepeda motor sport yang harganya setelah krisis moneter naik 2 hingga 3 kali lipat.
Pabrikan sepeda motor pun berlomba menjaring konsumen dengan menawarkan bebek
dengan cc yang lebih besar. Akhirnya persaingan bisnis di kelas bebek kini diramaikan
oleh semua produsen Jepang yang memproduksi mesin 4 tak dengan kapasitas
ditingkatkan. Hingga sekarang muncul sepeda motor bebek dengan kapasitas besar
antara 125 – 150 cc.
Disamping sepeda motor bebek, di Indonesia kini terdapat pula jenis sepeda
motor skuter, sport dan skutik yang juga sudah semakin menjamur dan juga semakin
diminati oleh konsumen. Ciri-ciri sepeda motor sport adalah memiliki kapasitas cc yang
besar, minimal 125 cc dan memiliki bodi yang besar pula sehingga cocok untuk diajak
jalan jauh namun kurang nyaman untuk kondisi perkotaan yang macet seperti Jakarta.
Sedangkan skutik atau skuter otomatik adalah jenis baru dalam sepeda motor yang tidak
menggunakan transmisi otomatik sehingga memudahkan pengguna dalam
menjalankannya.
Pertumbuhan konsumen sepeda motor yang meningkat pesat di Indonesia dan
karena persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya hadir merek pendatang baru, para
produsen dituntut agar selalu dapat berinovasi mengeluarkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Tidak hanya mengandalkan harga saja, karena konsumen di
Indonesia sudah mempunyai pikiran yang kritis dalam menentukan pilihan terhadap
sepeda motor.
Prospek penjualan sepeda motor bakalan lebih cerah, karena sesuai dengan
karakteristik masyarakat Indonesia. Dilihat dari sisi harganya sepeda motor jauh lebih
murah dan terjangkau masyarakat Indonesia. AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor
Indonesia) menargetkan penjualan motor tahun 2007 mampu menembus angka
penjualan 5 juta unit. Jika ditambahkan dengan proyeksi angka penjualan sepeda motor
China, Korea Selatan dan India sebesar 500.000 unit, maka angka penjualan tahun 2007
sangat besar, yaitu 5,5 juta unit.
Besarnya pasar telah menarik minat pabrikan motor non Jepang untuk ikut
mencoba bersaing. Tercatat Indonesia pernah booming merek sepeda motor pada tahun
2000. Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, saat itu ada 71
merek sepeda motor dengan mayoritas ada pada merek dari China. Karena seleksi
alamlah jumlah merek sepeda motor Cina jauh berkurang. Namun hal itu tidak
mengurangi minat pabrikan sepeda motor Modenas (Malaysia) dan Bajaj, TVS (India)
serta pabrikan dalam negeri Kanzen untuk ikut meramaikan dengan produk – produknya
yang inovatif.
2.1.2 Universitas Bina Nusantara
2.1.2.1 Sejarah Perusahaan
Universitas Bina Nusantara pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan
komputer yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 dengan nama Modern Computer
Course (MCC). Berkat landasan yang kuat, visi yang jelas, dan dedikasi tinggi yang
berkesinambungan maka lembaga ini terus berkembang. Pada tanggal 1 Juli 1981, MCC
berubah menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK), lalu tanggal 13 Juli 1984 berubah
menjadi AMIK Jakarta, kemudian pada tanggal 21 September 1985, AMIK Jakarta
berganti nama menjadi AMIK Bina Nusantara yang pada tanggal 9 November 1987
dilebur ke dalam STMIK Bina Nusantara.
Perkembangan Bina Nusantara berlanjut ketika pada tanggal 10 Mei 1993
mendirikan Program PascaSarjana MM Sistem Informasi dan akhirnya pada tanggal 8
Agustus 1996, Universitas Bina Nusantara (UBiNus) berdiri dan secara sah diakui oleh
pemerintah. STMIK Bina Nusantara kemudian melebur ke dalam Universitas Bina
Nusantara pada tanggal 20 Desember 1998, sehingga UBiNus memiliki : Fakultas Ilmu
Komputer, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA dan
Program Ganda serta Program Pascasarjana. Pada akhir tahun 1997 UBiNus
memperoleh Sertifikasi Manajemen Mutu Internasional ISO 9001 dan merupakan
universitas pertama di Indonesia yang memperoleh pengakuan mutu Internasional. Sejak
tahun 2001 UBiNus menyelenggarakan Program Binus International bekerjasama
dengan Curtin University, Murdoch Univesity dan Macquarie University dari Australia,
dengan 5 jurusan yaitu Computer Science, Information Systems, Accounting, Marketing,
dan Graphics Design. Di tahun 2007, UBiNus akan membuka 2 fakultas baru yaitu
Fakultas Psikologi dan Fakultas Komunikasi dan Multimedia.
2.1.2.2 Visi, Misi, dan Budaya Mutu
Dalam rangka meningkatkan daya saingnya, UBiNus senantiasa melakukan
pembenahan diri, yang terdefinisikan dalam Visi, Misi, dan Budaya Mutu.
Visi
Unggul sebagai lembaga pendidikan berbasis teknologi informasi yang
diterima sebagai panutan, siap berkompetisi dan beradaptasi terhadap perubahan
global.
Misi
Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, UBiNus senantiasa akan
berupaya untuk melaksanakan misinya sebagai berikut :
• Menyelenggarakan program-program studi yang menunjang
pengembangan dan penerapan teknologi informasi, kemampuan
berbahasa asing, komunikasi, kepemimpinan, kemampuan berinovasi dan
berwirausaha serta berkarakter baik.
• Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga
dapat menghasilkan lulusan terampil, kreatif dan inovatif.
• Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan pendidikan dengan
kebutuhan pembangunan sosial ekonomis dan industri secara global.
• Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di
luar negeri, agar pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan selalu
mutakhir dan tepat guna penerapannya.
• Membangun komunitas BiNusian yang menganut budaya, nilai-nilai dan
etos kerja Universitas Bina Nusantara.
Budaya Mutu
Untuk menjadi bagian dari keluarga besar UBiNus, para BiNusian akan
dipadukan melalui Budaya Mutu yakni :
• Percaya pada Tuhan Yang Maha Esa (Trust in God).
• Perbaikan terus-menerus (Continuous Improvement).
• Penggunaan tolok ukur atau panutan (Benchmarking).
• Tiap kegiatan harus mempunyai titik akhir (Sense of Closure).
• Pengembangan suasana kekeluargaan, kebersamaan, dan rasa memiliki
(Sense of Belonging).
2.1.2.3 BiNusian yang Berkualitas
BiNusian adalah insan Bina Nusantara yang mantap dalam pilihan masa
depannya, inovatif dalam bidangnya, dan maju dalam aplikasi teknologi informasi.
Istilah ini ditujukan kepada seluruh mahasiswa, pelajar, peserta studi dan segenap civitas
akademika dalam program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Bina
Nusantara untuk membentuk dan mengembangkan manusia yang handal dan berkualitas
dalam komunitas maya yang dihubungkan dengan jaringan komunikasi
berkesinambungan melalui internet.
2.1.2.4 Kebijakan Kualitas Pendidikan
Sebagai salah satu universitas yang qualified, Universitas Bina Nusantara
memiliki objektifitas untuk mendapatkan lulusan yang berkualitas tinggi, karakter yang
baik dan siap kerja.
2.1.2.5 Objektivitas Kualitas
• Minimum 80% dari mahasiswa UBiNus lulus tepat waktu.
• Minimum 90% lulusan bekerja 6 bulan dari saat kelulusan.
• Memiliki 50% lulusan yang menjadi Entrepreneur 2 tahun setelah kelulusan.
• Minimum 80% dosen memiliki indeks kinerja akademis yang sangat baik.
• Minimum 50% tiap tahun meningkatkan prestasi unggulan bertaraf internasional.
2.1.2.6 Fakultas dan Jurusan
UBiNus memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk menetapkan bidang
studi dengan berbagai kombinasi yang inovatif yang memungkinkan setiap BiNusian
memperoleh pendidikan dengan kemampuan aplikasi teknologi. Untuk itu, UBiNus
berusaha menyediakan serangkaian jurusan dan progam studi dengan kurikulum yang
selalu up-to-date yang ditunjang dengan penyelenggaran program kuliah yang inovatif,
fleksibel, dan tepat waktu yang dipandu oleh pengajar berkualifikasi tinggi dan
diselenggarakan di gedung yang modern (Kampus Syahdan, Kampus Anggrek, Kampus
Kijang, Kampus The Joseph Wibowo Center) dan berfasilitas lengkap.
Tabel 2.1 Fakultas dan Jurusan/Program Studi di UBiNus No Fakultas dan Jurusan/Program Studi Strata 1. Fakultas Ilmu Komputer :
• Jurusan Teknik Informatika S1 • Jurusan Sistem Komputer S1 • Jurusan Sistem Informasi S1 • Jurusan Komputerisasi Akuntansi S1/D3
2. Fakultas Teknik : • Jurusan Teknik Industri S1 • Jurusan Teknik Sipil S1 • Jurusan Arsitektur S1
3. Fakultas Ekonomi : • Jurusan Akuntansi S1 • Jurusan Manajemen S1
4. Fakultas Sastra • Jurusan Sastra Inggris S1 • Jurusan Sastra Jepang S1 • Jurusan Sastra China S1
5. Fakultas MIPA dan Program Ganda • Jurusan Matematika & Teknik Informatika S1 • Jurusan Statistika & Teknik Informatika S1 • Jurusan Manajemen & Sistem Informasi S1 • Jurusan Akuntansi & Sistem Informasi S1 • Jurusan Teknik Industri & Manajemen S1 • Jurusan Teknik Industri & Sistem Informasi S1
6. Fakultas Psikologi
• Jurusan Psikologi S1 7. Fakultas Komunikasi dan Multimedia • Jurusan Desain Komunikasi Visual S1 • Jurusan Animasi Komputer Grafis S1 • Jurusan Marketing Communication S1
2.1.2.7 Building Management
Building management merupakan salah satu divisi di Universitas Bina Nusantara
yang melaksanakan tugas untuk menjaga operasional atau kegiatan di dalam lingkungan
kampus atau sekolah yang berkaitan dengan urusan maintenance engineering,
housekeeping dan landscaping.
Tanggung jawab Building Management mencakup seluruh tugas manajemen
operasional pada gedung yang ditunjuk dan tanpa kecuali dalam membentuk situasi
kerja yang standar bagi setiap orang yang berada di dalamnya bersamaan dengan
pengelolaan dan kerjasama yang baik ke section head di bawah Building Management,
yaitu Maintenance Engineering, Security, Housekeeping atau Landscaping, Parking,
Poliklinik dan Operator serta bagian lain di lingkup kampus atau civitas academica guna
memberi citra terhadap performa gedung yang baik.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Building Management
2.1.2.8 Parkir Kendaraan
Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara memiliki tempat parkir motor
seluas 1300 m2 dengan daya tampung sebesar 1500 motor dengan jumlah motor setiap
harinya sekitar 2500 motor. Waktu operasi parkir motor dari jam 06.30 WIB sampai
dengan jam 22.00 WIB.
Pada penelitian ini sampel diambil secara acak kepada beberapa pengguna
sepeda motor bebek di Universitas Bina Nusantara sehingga diharapkan dapat mewakili
seluruh konsumen sepeda motor di seluruh Indonesia.
2.2 Kendaraan Bermotor
Menurut situs Wikipedia, definisi dari kendaraan atau angkutan adalah alat
transportasi selain makhluk hidup. Mereka biasanya buatan manusia (mobil, motor,
kereta, perahu, pesawat), tetapi bukan buatan manusia juga bisa disebut kendaraan,
seperti gunung es, dan batang pohon yang mengambang. Kendaraan dapat digerakan
oleh hewan, seperti gerobak. Definisi kendaraan bermotor berdasarkan PP Nomor 44
Tahun 1993 adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada
kendaraan itu. Sedangkan sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua, atau tiga
tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.
2.3 Keputusan Memilih
2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Barang-barang yang ada di pasar memang dibuat semenarik mungkin oleh para
produsen, untuk menarik minat konsumen yang banyak dipengaruhi oleh panca indera
mereka. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan pemilihan, apa yang mereka
lihat, rasakan, cium, dengar dan lainnya merupakan stimulus yang dapat
mempengaruhinya. Sebelum melangkah lebih lanjut mengenai keputusan pemilihan
maka perlu dimengerti terlebih dahulu mengenai perilaku konsumen.
Perilaku konsumen menurut Engel yang dikutip Fandy Tjiptono adalah kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan-penentuan kegiatan-kegiatan tersebut
(Tjiptono, 1997, p19).
Dari definisi di atas ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu:
a. Proses pengambilan keputusan.
b. Kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomi.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen sebagai
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk atau jasa, termasuk didalamnya pengambilan keputusan yang mendahului dan
disusul dengan tindakan tersebut. Jadi analisa perilaku konsumen yang nyata hendaknya
menganalisa juga memproses yang tidak atau sulit diamati yang selalu menyertai setiap
pembelian atau pemilihan.
2.4 Ketertarikan Konsumen
Ketertarikan adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung bertujuan
untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut.
Konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu produk
untuk dipakai sendiri dan tidak untuk dijual kembali. Jika tujuan pembelian produk
tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa
sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja yang
sebenarnya, oleh karena itu sebagai produsen yang memiliki prinsip holistic marketings
sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Jadi ketertarikan konsumen adalah kegiatan sesuatu yang bertujuan untuk
mendapatkan suatu produk untuk dipakai sendiri dan tidak untuk dijual kembali.
2.5 Statistik Secara Umum
Dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas
statistik dapat diartikan sebagai alat. Alat untuk analisis, dan alat untuk membuat
keputusan. Statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Selanjutnya statistik inferensial dapat dibedakan menjadi Statistik
Parametrik dan Non Parametrik. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi).
Penelitian yang tidak menggunakan sampel, analisisnya akan menggunakan statistik
deskriptif. Demikian juga penelitian yang menggunakan sampel, tetapi peneliti tidak
bermaksud untuk membuat kesimpulan untuk populasi dari mana sampel diambil, maka
statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif.
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana
sampel diambil. Terdapat dua macam statistik inferensial yaitu statistik parametrik dan
nonparametrik. Statistik parametrik terutama digunakan untuk menganalisis data interval
atau rasio, yang diambil dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan statistik
nonparametrik, terutama digunakan untuk menganalisis data nominal, dan ordinal dari
populasi yang bebas distribusi. Jadi tidak harus normal.
2.6 Model Regresi Logistik (Logit)
Model Logit menurut Hair et al. yang dikutip oleh Gasperz (1992) merupakan
bentuk khusus dari regresi dimana variabel dependennya non metric dan terbagi menjadi
dua bagian/kelompok (Biner). Walaupun formulasinya dapat saja meliputi lebih dari dua
kelompok. Menurut Benery (1987) dalam Sritua (1993, p60) model logit atau dikenal
dengan Regresi Logistik merupakan salah satu model yang dipergunakan pada situasi
yang cenderung menggambarkan ketergantungan dalam bentuk peluang bersyarat.
Dalam ketergantungannya, terdapat banyak variabel penting yang bersifat
kualitatif yang tidak bisa diukur tetapi hanya bisa ditandai sifatnya antara ada dan tidak
ada. Suatu atribut diubah bentuknya menjadi suatu jenis variabel yang hanya memiliki
dua nilai yaitu 1 dan 0. Gujarati (1997, p78) menyatakan biasanya nilai 1 (satu)
digunakan jika peristiwa terjadi dan nilai 0 (nol) jika suatu peristiwa tidak terjadi.
Model regresi logistik digunakan juga untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen, baik secara
bersama-sama maupun secara individu. Pengaruh variabel independen secara bersama-
sama ditunjukkan oleh Uji Chi-Square, sedangkan secara individu (diantara beberapa
variabel independen ada yang lebih dominan pengaruhnya terhadap variabel dependen)
dinilai berdasarkan Criteria Wald yang ditunjukkan oleh nilai Z. Regresi logistik dapat
digunakan dalam pengujian hipotesis meskipun data yang ada tidak terdistribusi secara
normal atau jauh dari normal. Secara umum, penginterpretasian model regresi logistik
(logit) sangat mirip dengan regresi linear (Hair et al, 1992, p60).
Karakteristik khas dari analisis logit menurut Hair et al yang dikutip oleh
Gasperz (1992) antara lain :
1. Menggunakan variabel dependen yang biner.
2. Adanya penaksiran koefisien.
3. Penaksiran goodness of fit dari model estimasi
4. Pengujian untuk signifikasi dari koefisien
Menurut Gaspersz (1992, p321) model logit didasarkan pada fungsi peluang
logistik kumulatif yang dispesifikasikan, sebagai berikut :
=
Dalam fungsi diatas, e merupakan bilangan dasar logaritma natural (ln) yang
diperkirakan sama dengan 2.71828128 atau dibulatkan menjadi 2.71828. merupakan
peluang bahwa suatu obyek pengamatan akan tergolong ke dalam kategori tertentu
berdasarkan nilai tertentu dari variabel bebas .
Untuk menentukan bagaimana model logit tersebut dapat diduga, maka langkah
pertama adalah melakukan penggandaan kedua sisi persamaan itu dengan (1 +
sehingga diperoleh :
(1 + = 1
Selanjutnya apabila persamaan diatas dibagi dengan lalu dikurangi 1, maka
diperoleh :
Berdasarkan definisi diketahui bahwa , dengan demikian
persamaan diatas dapat pula dinyatakan sebagai berikut :
Persamaan tersebut dapat juga dinyatakan dalam bentuk linear logaritmik,
sebagai berikut :
atau
Untuk menduga persamaan di atas secara langsung adalah tidak mungkin, karena
hanya mengambil nilai 0 dan 1, dimana komponen akan menjadi 0 apabila
, dan menjadi tidak terdefinisi apabila
Untuk mengatasi hal ini, maka data pengamatan perlu dikelompokkan ke dalam
kelas-kelas berdasarkan kriteria tertentu. Dengan demikian model logit dapat diduga
berdasarkan nilai-nilai peluang tertentu dari setiap kelompok data pengamatan. Jika kita
mendefinisikan sebagai frekuensi pengamatan dalam kelas ke–i yang berukuran ,
maka peluang untuk kelas ke-i dapat diduga melalui :
Dengan demikian model peluang logit dapat diduga menggunakan sebagai
pendekatan bagi sebagai berikut :
sehingga,
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibangun model logit untuk keperluan
pendugaan secara empiris, sebagai berikut :
Dimana :
= Banyaknya konsumen yang memilih
= Ukuran sampel yang diambil
= Konstanta
= Koefisien regresi
= variabel bebas
= error term / variabel pengganggu
Persamaan tersebut merupakan persamaan yang linear dalam parameter,
sehingga dapat diduga menggunakan metode kuadrat terkecil.
Karena tidak tepat sama dengan maka terdapat masalah dalam
menggunakan metode kuadrat terkecil untuk pendugaan kasus data berkelompok. Jika
kita mengasumsikan setiap obyek pengamatan dalam kelompok adalah bebas dan
mengikuti distribusi peluang binomial, maka variabel tak bebas dari persamaan diatas
akan berdistribusi mendekati distribusi normal (apabila ukuran contoh besar) yang
memiliki nilai rata-rata (nilai tengah) sama dengan nol dan ragam sebesar :
Dengan demikian persamaan logit diatas akan memiliki sifat heteroskedastik.
Untuk mengatasi hal ini, maka persamaan logit tersebut diduga menggunakan metode
kuadrat terkecil terbobot (weighted least squares method), dengan jalan melakukan
pembobotan terhadap setiap nilai pengamatan melalui penggandaan dengan pembobot
Fungsi respon logistik atau sering disebut sebagai peluang logit telah banyak
diterapkan dalam berbagai percobaan yang juga dikenal memiliki kurva pertumbuhan
berbentuk huruf S (kurva Signoid).
Model ini menggunakan beberapa asumsi antara lain :
a. Random komponen utilitas adalah Independent and Identically Distributed
(IID) dengan distribusi Gumbel. Sifat independen berarti faktor tidak
terobservasi tidak mempengaruhi utilitas yang ada.
b. Respon para individu terhadap atribut alternatif adalah homogeny, sehingga
karakteristik tak terobservasi dari individu tidak sensitif terhadap atribut dan
alternatif.
c. Variasi dan kovariasi galat dari alternatif yang ada adalah identik di antara
individu.
Sedangkan Ghozali (2005, p218-222) mengungkapkan bahwa analisis logit
memiliki dua tahapan, yaitu :
1. Menilai Fit Model
a. Menilai Over All Fit Model terhadap data dengan menggunakan hipotesis
sebagai berikut :
: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dalam penelitian ini hipotesis untuk menilai Over All Fit Model diuji
menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test. Menurut Ghozali
(2005, p218), Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol
bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara
model dengan data sehingga dapat dikatakan fit atau cocok). Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test kurang dari 0,05 maka hipotesis nol
ditolak atau berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya, sehingga Over All Fit Model tidak terpenuhi karena model tidak
dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima, hal ini
menunjukkan model yang digunakan mampu memprediksi nilai observasinya
atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya.
b. Koefisien Determinasi ( )
Menurut Ghozali (2005, p46), Koefisien Determinasi ( ) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Hal ini dinyatakan dengan berapa persen variabel dependen (Y)
dijelaskan oleh variabel independen (X). Menurut Ghozali (2005:129),
Nagelkerke’s merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari nol (0) sampai dengan satu (1). Nilai
Nagelkerke’s dapat diinterpretasikan seperti nilai koefisien determinan ( )
pada regresi logistik (logit). Sedangkan rumus untuk goodness of fit test yang
berdasarkan likelihood function ini adalah sebagai berikut :
Dimana :
= nilai maksimum likelihood function (fungsi probabilitas) jika semua
koefisien ( ) kecuali intersep ( ) bernilai 0.
= nilai dari likelihood fuction untuk semua parameter ( ) di dalam
model.
2. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Tahapan ini merupakan tahap penghitungan prediksi dengan uji statistik sehingga
diperoleh fungsi regresi logistik yang akan membedakan kelompok serta
menginterpretasikan hasil dari fungsi logit yang mampu membedakan sampel
dalam dua kelompok atau lebih. Asumsi – asumsi yang ada pada analisis regresi
logistik (logit) menurut Garson yang dikutip oleh Gasperz (1992) antara lain :
1. Regresi logistik tidak mengharuskan adanya hubungan linear antara variabel
dependen dan variabel independennya.
2. Variabel dependennya tidak perlu berdistribusi normal.
3. Variabel dependennya tidak perlu bersifat homoskedastisitas untuk setiap
tingkatan variabel independennya.
4. Penggunaan error pada distribusi normal tidak menjadi suatu keharusan pada
analisis regresi logistik.
5. Variabel independennya tidak perlu dalam bentuk interval.
6. Pengkodean, koefisien logit akan berubah dalam interpretasinya jika tidak
ada pengkodean.
7. Logit akan memasukkan semua variabel yang relevan dalam model regresi.
8. Penggunaan error merupakan asumsi yang harus ada pada variabel
independen.
9. Tidak multikolinearitas, terjadinya multikolinearitas dalam logit tidak akan
mengubah koefisien estimasi.
10. Regresi logistik dapat digunakan pada sampel yang besar.
2.6.1 Uji Likelihood Ratio Statistic (LRS)
Untuk menguji variabel bebasnya apakah salah satu variabel bebas dapat
memberikan hubungan lebih kuat dibandingkan jika tidak menggunakan variabel
tersebut, penulis menggunakan uji Likelihood Ratio Statistic sebagai berikut (Hosmer
and Lemeshow, 1989, p15) :
Ho =
banding tabel dengan derajat bebas jumlah parameter dalam model
dikurangi 1. Bila lebih besar dari tabel ( > tabel) maka diterima.
2.6.2 Uji Wald
Uji Wald hampir sama dengan LRS. Uji Wald didapat dengan membandingkan
estimasi maximum likelihood dari parameter β1,β2,…..,βp dengan estimasi dari standard
error. (Hosmer and Lemeshow, 1989, p16)
Perbandingan ini dapat dibandingkan dengan distribusi normal. Dalam kasus uji
statistiknya adalah
Dimana SE( ) adalah standard error dari estimasi maximum likelihood : βp =
0.
Bila uji Wald lebih besar dari nilai tabel Z maka βp signifikan.
2.6.3 Interpretasi Koefisien
Setelah kita mendapatkan nilai koefisien model regresi logistik dari data yang
kita dapat maka kita harus menginterpretasikan apa yang dimaksud dari nilai koefisien
tersebut. Pada awal analisis regresi logistik populer,banyak yang mengeluh bahwa nilai
koefisiennya memiliki arti yang intuitif. Tidak mudah untuk menginterpretasikannya.
Interpetasi dari koefisiennya sangat sulit kecuali pada tanda bacanya, negatif atau
positif (Allison, 1999, p28). Bagi yang masih memaksakan menginterpretasikan model
logit dalam bentuk probabilitas ada beberapa metode grafis dan tabular yang bias
dipakai (Long, 1996). Mungkin pendekatan yang sederhana adalah dengan
menggunakan persamaan berikut (Allison, 1999, p30) :
Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan dalam probabilitas dalam x
tergantung dari koefisien regresi dari x, sebagaimana nilai dari probabilitas itu sendiri.
Jika kita harus memiliki satu nilai, yang paling alami dari proporsi (p) keseluruhan dari
kasus adalah kejadiannya (Allison, 1999, p30).
2.7 SPSS (Statistical Product and Service Solution)
SPSS sebagai software statistik pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga
mahasiswa Stanford University, yakni Norman H.Nie, C.Hadlai Hull dan Dale H.Bent.
Saat itu software dioperasikan pada komputer mainframe. Setelah penerbit terkenal
McGraw-Hill menerbitkan user manual SPSS, program tersebut menjadi populer. Pada
tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (bisa dipakai untuk komputer
desktop) dengan nama SPSS/PC+, dan sejalan dengan mulai populernya sistem operasi
Windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows. Dan untuk
memantapkan posisinya sebagai salah satu market leader dalam business intelligence,
SPSS juga menjalin aliansi strategis dengan software house terkemuka dunia lainnya.
2.8 Borland Delphi
Borland Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman dan lingkungan
pengembangan perangkat lunak. Produk ini dikembangkan oleh Borland (sebelumnya
dikenal sebagai Inprise). Bahasa Delphi, yang sebelumnya dikenal sebagai object pascal
(pascal dengan ekstensi pemrograman berorientasi objek (PBO/OOP)) pada mulanya
ditujukan hanya untuk Microsoft Windows, namun saat ini telah mampu digunakan
untuk mengembangkan aplikasi untuk Linux dan Microsoft .NET framework.
Aspek penting yang perlu dicatat tentang Bahasa pemrograman Delphi termasuk:
• Penanganan object sebagai reference/pointer secara transparan.
• Properti sebagai bagian dari bahasa tersebut; benar, sebagai getter dan setter (atau
accessor and mutator), yang secara transparan mengenkapsulasi akses pada field-
field anggota dalam kelas tersebut.
• Property index dan default yang menyediakan akses pada data kolektif.
• Pendelegasian (type safe method pointer) yang digunakan untuk memproses event
yang dipicu oleh component.
• Pendelegasian implementasi interface pada field ataupun property dari class.
• Implementasi penanganan windows message dengan cara membuat method dalam
class dengan nomer/nama dari windows message yang akan di handle.
• COM bersifat sebagai interface yang independen dengan implementasi class sebagai
reference counted.
• Kompilasi yang dapat menghasilkan kode yang berjalan secara native x86 ataupun
managed code pada arsitektur framework .NET.
2.9 Microsof Access
Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah sebuah program
aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan
perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa
aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan
Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet
Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga
memudahkan pengguna. Versi terakhir adalah Microsoft Office Access 2007 yang
termasuk ke dalam Microsoft Office System 2007.
Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam format
Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle
Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para
pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan
perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para programmer yang kurang
mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang
sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek,
tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi
objek.
Salah satu keunggulan Microsoft Access dilihat dari perspektif programmer
adalah kompatibilitasnya dengan bahasa pemrograman Structured Query Language
(SQL), query dapat dilihat dan disunting sebagai statemen-statemen SQL, dan statemen
SQL dapat digunakan secara langsung di dalam Macro dan VBA Module untuk secara
langsung memanipulasi tabel data dalam Access. Para pengguna dapat mencampurkan
dan menggunakan kedua jenis bahasa tersebut (VBA dan Macro) untuk memprogram
form dan logika dan juga untuk mengaplikasikan konsep berorientasi objek.
2.10 Software Engineering
Menurut Pressman (1997) Software adalah :
1. Perintah (Program Komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk
kerja seperti yang diinginkan.
2. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara
proporsional, dan
3. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program.
Menurut standar IEEE (Institute of Electrical Electronics Engineers) yang ditulis
oleh Pressman (1997) software engineering adalah :
1. Aplikasi dari sebuah penekatan kuantifiabel, disiplin dan sistematis kepada
pengembangan, operasi, dan pemeliharaan software, yaitu aplikasi dari software.
2. Studi tentang pendekatan seperti pada no.1.
2.10.1 Model Proses Software Engineering
Dalam software engineering terdapat berbagai model proses perancangan
software. Salah satunya adalah model prototype. Model ini biasanya digunakan ketika
pengembang system tidak yakin terhadap efisiensi dari algoritma yang digunakan,
tingkat adaptasi terhadap system operasi atau rancangan form use interface (Pressman,
1997).
2.10.2 State Transition Diagram (STD)
Menurut Whitten et al. (2004) State Transition Diagram (STD) digunakan untuk
menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem
mengunjungi terminal.
Tampilan Layar
Gambar 2.2 Simbol tampilan layar STD
Menurut Whitten et al. (2004) bujur sangkar digunakan untuk menggambarkan
tampilan layar. Bujur sangkar hanya menggambarkan apa yang akan muncul di dialog.
Nama Aliran Kontrol
Gambar 2.3 Simbol aliran kontrol STD
Menurut Whitten et al. (2004) anak panah menggambarkan aliran kontrol dan
menggerakkan kejadian yang akan menyebabkan layar menjadi aktif atau menerima
fokus. Arah anak panah menunjukkan urutan munculnya layar-layar tersebut. Sebuah
anak panah yang terpisah, masing-masing memiliki nama, digambarkan untuk setiap
arah karena tindakan yang berbeda akan menggerakkan aliran kontrol dari dan ke layar
yang ada.
2.10.3 Flowchart
2.10.3.1 Pengertian Flowchart
Flowchart adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan urutan
proses yang terjadi di dalam suatu program komputer atau suatu alat yang dipakai untuk
membuat algoritma.
Flowchart dapat menunjukkan secara jelas arus pengendalian suatu algoritma,
yaitu bagaimana melaksanakan suatu rangkaian kegiatan secara logis dan sistematis.
Suatu flowchart dapat memberikan gambaran dua dimensi yang berupa symbol-simbol
grafis. Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dulu fungsi dan artinya.
Simbol-simbol tersebut dipakai untuk menunjukkan berbagai kegiatan operasi
dan jalur pengendalian. Bentuk-bentuk diagram alir yang sering digunakan di dalam
proses pembuatan suatu program komputer adalah sebagai berikut.
• Program Flowchart
Simbol-simbol yang menggambarkan urutan prosedur secara rinci dan detail
antara instruksi yang satu dengan yang lainnya di dalam suatu program komputer
yang bersifat logic.
• Sistem Flowchart
Simbol-simbol yang menggambarkan urutan prosedur secara detail di dalam
suatu sistem komputer, dan bersifat fisik.
Sebelum kita membuat suatu program komputer, yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah membuat diagram alir (flowchart), yang sering digunakan adalah program
Flowchart. Teknik pembuatan flowchart terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. General Way
Cara ini sering digunakan dalam penyusunan logika suatu program, yang
menggunakan pengulangan proses secara tidak langsung (Non-Direct Loop).
2. Iteration Way
Cara ini sering dipakai untuk logika program yang cepat, serta bentuk permasalahan
yang kompleks, pengulangan proses yang terjadi bersifat langsung (Direct Loop).
2.10.3.2 Simbol-simbol Flowchart
Tabel 2.2 Daftar Simbol Flowchart No Betuk Simbol Nama Simbol Keterangan 1.
Terminal Digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir dari suatu kegiatan.
2.
Decision Digunakan untuk menggambarkan proses pengujian suatu kondisi yang ada.
3.
Preparation Digunakan untuk menggambarkan persiapan awal dari proses yang akan dilakukan.
4.
FlowLine Digunakan untuk menggambarkan hubungan proses dari suatu proses ke proses lainnya.
5.
Input/Output Digunakan untuk menggambarkan proses pemasukan data yang berupa pembacaan data dan sekaligus proses keluaran yang berupa pencetakan data.
6.
Subroutine Digunakan untuk menggambarkan proses pemanggilan subprogram dari main program.
7.
Connector Digunakan sebagai penghubung antara suatu proses dengan proses lainnya yang ada di dalam suatu lembar halaman.
8.
Page Connector Simbol ini digunakan sebagai penghubung antara suatu proses dengan proses lainnya, akan tetapi berpindah halaman.