bab 2 landasan teori 2.1 basis data -...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah suatu kumpulan
data yang berhubungan secara logika dan secara deskripsi dari data-data yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Basis data
menawarkan keuntungan penyimpanan data dengan format yang independen dan
fleksibel. Hal ini dikarenakan basis data didefinisikan secara terpisah dari program
aplikasi yang menggunakan basis data dan lingkup basis data dapat dikembangkan
tanpa berdampak pada program-program yang menggunakan basis data tersebut.
Penggunaan basis data yang mudah dipakai tidak lepas dari peranan
komponen-komponen yang terkandung di dalamnya. Adapun komponen-komponen
yang membentuk basis data adalah :
• Field merupakan satuan unit terkecil dari data untuk disimpan pada sebuah
basis data. adapun tipe-tipe field secara umum adalah :
o Primary Key (PK) merupakan sebuah field yang paling umum
digunakan untuk mengidentifikasi record tunggal pada table dimana
Primary Key (PK) memiliki value yang berbeda antara satu record
dengan record lainnya. Contohnya adalah NIM yang secara unik
memiliki value yang berbeda antara satu record dengan record
lainnya yang terdapat pada table Mahasiswa.
o Foreign Key (FK) merupakan sebuah primary key suatu table yang
digunakan dalam table lain untuk mengidentifikasi record hubungan.
Contohnya adalah pada table Pembayaran, berisi foreign key NIM
7
untuk mengidentifikasikan record yang terdapat pada table
Mahasiswa yang dihubungkan dengan table Pembayaran.
o Descriptive field merupakan field-field non-key yang menyimpan
data-data pendukung dari sebuah table. Contohnya adalah pada table
Mahasiswa, terdapat field Nama dan field Alamat.
• Record merupakan kumpulan field yang dikelola dalam format yang
ditentukan. Contohnya adalah record Mahasiswa dideskripsikan dengan
kumpulan field yang berkaitan. Misalnya record Mahasiswa (NIM, Nama,
Alamat). Field NIM digaris bawahi karena merupakan primary key.
• Table merupakan kumpulan record-record yang sama. Contohnya adalah
table Mahasiswa yang memiliki kumpulan record berisi data Mahasiswa.
Konsep logika basis data secara umum menggambarkan data yang tersimpan
dalam sebuah table. Beberapa data yang tersimpan dalam sebuah table memiliki
hubungan dengan data yang terdapat pada table lainnya.
Diagram yang dipakai untuk menggambarkan konsep logika basis data
adalah Entity Relationship Diagram (ERD). Penggunaan Entity Relationship
Diagram (ERD) dimungkinkan untuk memberikan kemudahan di dalam melakukan
pemodelan data, seperti yang disampaikan oleh Connolly dan Begg (2010, p473),
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara satu entitas dengan entitas yang lain. Sedangkan menurut Whitten dan Bentley
(2007, p271), Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang
menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan
hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut.
8
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Entity Relationship
Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk
menggambarkan hubungan antara satu entitas dengan entitas yang lain.
Adapun komponen-komponen yang membentuk Entity Relationship Diagram
(ERD) adalah :
• Entitas merupakan kelompok orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep
tentang apa yang diperlukan untuk menangkap dan menyimpan data.
Komponen dalam basis data yang mengacu kepada entitas adalah table.
Gambar 2.1 Contoh Entitas Mahasiswa
Pada gambar 2.1, terdapat entitas Mahasiswa dimana pada entitas tersebut
dapat mengandung banyak instance mahasiswa seperti : Thomas, Rudi, Kaka,
Sonia, dll. Dalam pemodelan data, peranan entitas Mahasiswa dipakai untuk
mengelompokkan kategori instance mahasiswa sehingga tidak perlu
mendeskripsikan tiap-tiap instance mahasiswa satu per satu.
• Atribut merupakan sifat atau karakteristik deskriptif yang diidentifikasi untuk
disimpan ke dalam suatu entitas. Komponen dalam basis data yang mengacu
kepada atribut adalah record.
9
Gambar 2.2 Contoh Atribut Pada Entitas Mahasiswa
Pada gambar 2.2, pada entitas Mahasiswa terdapat atribut NIM (Primary
Key), atribut Nama, dan atribut Alamat. Penggunaan atribut NIM, atribut
Nama, dan atribut Alamat dipakai untuk mengidentifikasikan bagian data
spesifik yang disimpan dari setiap instance mahasiswa.
• Hubungan merupakan hubungan bisnis alami yang ada di antara satu atau
lebih entitas.
Gambar 2.3 Contoh Hubungan Antara Entitas Mahasiswa Dengan Entitas Pembayaran
Pada gambar 2.3, terdapat hubungan antara entitas Mahasiswa dengan entitas
Pembayaran. Atribut yang menghubungi antara entitas Mahasiswa dengan
entitas Pembayaran adalah NIM yang ditandai sebagai Foreign Key (FK)
oleh entitas Pembayaran.
2.2 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management System
(DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk
10
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur kendali akses pada basis data.
Sedangkan menurut Hoffer, Prescott, dan Topi (2009,p49), Database Management
System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang dipakai untuk membuat,
merancang, dan menyediakan kendali akses untuk pengguna basis data.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Database Management
System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk
mendefinisikan, membuat, merancang, dan menyediakan kendali akses untuk
pengguna basis data. Inti dari Database Management System (DBMS) disebut
database engine. Database engine berguna untuk me-respons perintah-perintah
khusus untuk memanipulasi struktur basis data.
Adapun fasilitas-fasilitas umum yang dimiliki oleh sebuah Database
Management System (DBMS) :
• Memungkinkan pengguna untuk melakukan proses Structured Query
Language (SQL). Proses Structured Query Language (SQL) secara umum
dipakai untuk mendefinisikan dan memanipulasi data untuk mendapatkan
hasil output yang dikehendaki, seperti yang disampaikan Connolly dan Begg
(2010, p184), Structured Query Language (SQL) adalah sebuah bahasa yang
dirancang dalam penggunaan relasi untuk mengubah input menjadi output
yang dikehendaki. Sedangkan menurut Ahmed et.al (2012, p85), Structured
Query Language (SQL) adalah sebuah bahasa yang meliputi operasi pada
table-table dan mengambil data-data spesifik dari media penyimpanan fisik.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Structured Query
Language (SQL) merupakan sebuah bahasa untuk mengoperasikan table-
table dalam penggunaan relasi untuk mengubah input dan output yang
dikehendaki.
11
Secara garis besar, perintah Structured Query Language (SQL) dapat
dikelompokkan menjadi :
� Data Definition Language (DDL) adalah perintah untuk mendefinisikan
struktur objek basis data seperti membuat table atau mengubah struktur table.
Ada lima jenis perintah Data Definition Language (DDL) yaitu:
o CREATE dipakai untuk membuat struktur objek basis data seperti
table, view, index, sequence, dan synonym. Perintah CREATE pada
umumnya digunakan untuk menentukan parameter – parameter yang
terdapat dalam struktur objek basis data.
� CREATE Table
Sintaks penulisan CREATE Table :
CREATE TABLE TABLE_NAME (COLUMNNAME DATATYPE [DEFAULT EXPR][, ...]);
CREATE table merupakan perintah untuk membuat table baru.
Dalam penulisan CREATE table, pengguna menentukan nama
table, nama kolom, tipe data, dan size yang diinginkan.
Contoh penulisan CREATE Table :
CREATE TABLE EMPLOYEES (EMPLOYEE_ID NUMBER(2), LAST_NAME VARCHAR2(14));
� CREATE View
Sintaks penulisan CREATE View :
CREATE [OR REPLACE] VIEW VIEW_NAME AS SUBQUERY;
CREATE view merupakan perintah untuk membuat view baru.
Dalam penulisan CREATE view, pengguna diwajibkan untuk
12
mengisi SUBQUERY. Klausa SUBQUERY dalam sintaks
penulisan CREATE view merupakan perintah SELECT yang
berfungsi sebagai acuan untuk view yang di-create. Klausa OR
REPLACE digunakan untuk mengganti konten sebuah view yang
memiliki nama view yang sama dengan konten yang baru.
Penggunaan klausa OR REPLACE bersifat opsional.
Contoh penulisan CREATE View :
CREATE VIEW EMPVIEW10 AS SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME, SALARY FROM EMPLOYEES WHERE DEPARTMENT_ID = 10;
� CREATE Index
Sintaks penulisan CREATE Index :
CREATE INDEX INDEX_NAME ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);
CREATE index merupakan perintah untuk membuat index baru.
Pengguna diwajibkan untuk mengisi nama kolom yang ingin di-
index. Nama kolom yang di-index boleh lebih dari 1 asalkan berada
pada table yang sama.
Contoh penulisan CREATE Index :
CREATE INDEX ID_EMP ON EMPLOYEES (EMPLOYEE_ID);
� CREATE Sequence
Sintaks penulisan CREATE Sequence :
CREATE SEQUENCE SEQUENCE_NAME [INCREMENT BY N] [START WITH N] [{MAXVALUE N | NOMAXVALUE}]
13
[{MINVALUE N | NOMINVALUE}] ;
CREATE sequence merupakan perintah untuk meng-generate
angka-angka yang unik. Sequence pada umumnya dipakai untuk
membuat value sebuah primary key. Setiap huruf N merupakan
nominal angka yang dikehendaki. CREATE sequence terdiri dari
beberapa opsional:
- Klausa INCREMENT BY menunjuk kepada jumlah
penambahan angka yang dikehendaki ketika sebuah nilai di-
generate.
- Klausa START WITH menunjuk kepada angka pertama yang
di-generate.
- Klausa MAXVALUE menunjuk kepada batasan angka tertinggi
pada sequence yang di-create. Sebaliknya penggunaan klausa
NOMAXVALUE dipakai apabila pengguna tidak menghendaki
batasan untuk MAXVALUE.
- Klausa MINVALUE menunjuk kepada batasan angka terendah
pada sequence yang di-create. Sementara penggunaan
NOMINVALUE dipakai apabila pengguna tidak menghendaki
batasan untuk MINVALUE.
Contoh penulisan CREATE Sequence :
CREATE SEQUENCE DEPTID INCREMENT BY 10 START WITH 100 MAXVALUE 9999 MINVALUE 100 ;
14
� CREATE Synonym
Sintaks penulisan CREATE Synonym :
CREATE SYNONYM SYNONYM_NAME FOR OBJECT_NAME;
CREATE synonym dipakai untuk memberikan nama alias pada
sebuah objek basis data. Penggunaan synonym pada umumnya
dipakai untuk mempermudah pengguna dalam mengingat
penamaan objek basis data tanpa menghilangkan nama aslinya.
Contoh penulisan CREATE Synonym :
CREATE SYNONYM STAFF FOR EMPLOYEES;
o ALTER untuk mengubah struktur objek basis data seperti table dan
sequence. Secara umum, perintah ALTER table dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu add (menambahkan struktur pada table),
modify (memodifikasi struktur pada table), dan drop (menghapus
struktur pada table).
� ALTER Table (add)
Sintaks penulisan ALTER Table (Add) :
ALTER TABLE TABLE_NAME ADD (COLUM_NAME DATATYPE [DEFAULT EXPR] [, COLUMN_NAME DATATYPE]...);
ALTER table (add) dipakai untuk menambahkan kolom baru pada
sebuah table. Penambahan kolom baru akan diletakkan pada kolom
terakhir pada sebuah table.
Contoh penulisan ALTER table (add) :
ALTER TABLE PRODUK
15
ADD (DISKON NUMBER(4,2) DEFAULT 0, KETERANGAN VARCHAR2(20));
� ALTER Table (modify)
Sintaks penulisan ALTER Table (Modify) :
ALTER TABLE TABLE_NAME MODIFY (COLUM_NAME DATATYPE [DEFAULT EXPR] [, COLUMN_NAME DATATYPE]...);
ALTER table (modify) digunakan untuk mengubah struktur table.
Perubahan struktur table dapat dilakukan pada tipe data sebuah
kolom, size, dan default value.
Contoh penulisan ALTER Table (Modify) :
ALTER TABLE PRODUK MODIFY (DISKON DEFAULT 10);
� ALTER Table (drop)
Sintaks penulisan ALTER Table (Drop) :
ALTER TABLE TABLENAME DROP COLUMN (COLUMNAME);
ALTER table (drop) digunakan untuk menghapus kolom pada
sebuah table. Penghapusan kolom biasanya dilakukan apabila
kolom tersebut sudah tidak diperlukan lagi.
Contoh penulisan ALTER Table (Drop) :
ALTER TABLE PRODUK DROP COLUMN KETERANGAN;
� ALTER Sequence
16
Sintaks penulisan ALTER Sequence :
ALTER SEQUENCE SEQUENCE_NAME [INCREMENT BY N] [START WITH N] [{MAXVALUE N | NOMAXVALUE}] [{MINVALUE N | NOMINVALUE}] ;
ALTER sequence dipakai untuk memodifikasi struktur yang
terdapat dalam sebuah sequence.
Contoh Penulisan ALTER Sequence :
ALTER SEQUENCE DEPTID INCREMENT BY 20 START WITH 150 MAXVALUE 55000 MINVALUE 150 ;
o DROP merupakan perintah untuk menghapus objek basis data yang
dikehendaki oleh pengguna seperti table, view, index, sequence, dan
synonym.
� DROP Table
Sintaks penulisan DROP Table :
DROP TABLE TABLE_NAME;
DROP table dipakai untuk menghapus table yang sudah tidak
terpakai. Ketika melakukan DROP table, semua data dan struktur
dalam table akan dihapus. Selain itu, semua index yang terlibat
dalam table juga dihapus. Penggunaan rollback tidak dapat
dilakukan setelah table di-drop.
Contoh penulisan DROP Table :
DROP TABLE EMPLOYEES;
17
� DROP View
Sintaks penulisan DROP View :
DROP VIEW VIEW_NAME;
DROP view dipakai untuk menghapus view yang sudah tidak
terpakai. Penghapusan sebuah view tidak akan menghapus data
yang terdapat di dalam view. Hal ini disebabkan karena view hanya
merepresentasikan data yang terdapat dalam table.
Contoh penulisan DROP View :
DROP VIEW EMPVIEW10 ;
� DROP Index
Sintaks penulisan DROP Index :
DROP INDEX INDEX_NAME ;
DROP index dipakai untuk menghapus index yang sudah tidak
terpakai.
Contoh penulisan DROP Index :
DROP INDEX ID_EMP;
� DROP Sequence
Sintaks penulisan DROP Sequence :
DROP SEQUENCE SEQUENCE_NAME;
DROP sequence dipakai untuk menghapus sequence.
Contoh penulisan DROP Sequence :
DROP SEQUENCE DEPTID;
18
� DROP Synonym
Sintaks penulisan DROP Synonym :
DROP SYNONYM SYNONYM_NAME;
DROP synonym dipakai untuk menghapus synonym.
Contoh penulisan DROP Synonym :
DROP SYNONYM STAFF;
o TRUNCATE table merupakan perintah untuk menghapus data dan
membebaskan space pada suatu table.
Sintaks penulisan TRUNCATE Table :
TRUNCATE TABLE TABLE_NAME;
TRUNCATE table dipakai untuk menghapus semua baris dari
sebuah table. Perintah TRUNCATE table tidak dapat di-rollback.
Contoh penulisan TRUNCATE Table :
TRUNCATE TABLE EMPLOYEES;
o RENAME table untuk mengganti nama table. Penggunaan perintah
RENAME juga harus diikuti dengan penggunaan perintah ALTER.
Sintaks penulisan RENAME Table :
ALTER TABLE TABLE_NAME RENAME TO TABLE_NAME;
RENAME table dipakai apabila pengguna menghendaki perubahan
nama table.
Contoh penulisan RENAME Table :
ALTER TABLE DEPTS RENAME TO DEPARTMENTS;
19
� Data Manipulation Language (DML) adalah perintah untuk melakukan
manipulasi data seperti menambah (INSERT), menghapus (DELETE), dan
mengubah data (UPDATE). Berikut jenis-jenis Data Manipulation Language
(DML) adalah :
o INSERT untuk menambah baris ke table. Penggunaan perintah
INSERT, secara umum harus menentukan nama table tempat data
akan dimasukkan, daftar kolom yang diisikan data, dan daftar nilai
yang akan dimasukkan ke dalam kolom.
Sintaks penulisan INSERT Table :
INSERT INTO TABLE_NAME [(COLUMN_NAME [, COLUMN_NAME...])] VALUES (VALUE [, VALUE...]);
Pada perintah INSERT, setiap kolom yang didefinisikan sebagai
NOT NULL, harus selalu diberi value. Untuk pengisian data type
CHAR, VARCHAR2, atau DATE, pengguna diwajibkan untuk
menggunakan tanda kutip tunggal.
Contoh penulisan INSERT Table :
INSERT INTO EMPLOYEES (ID_EMP, LAST_NAME) VALUES (1200, ‘ALEX’);
o DELETE untuk menghapus baris dari table. Penggunaan perintah
DELETE, secara umum harus menentukan nama table dan kondisi
data yang akan dihapus.
Sintaks penulisan DELETE Table :
DELETE [FROM] TABLE_NAME [WHERE CONDITION];
20
Berbeda dengan penggunaan TRUNCATE table, DELETE table
tidak ikut serta menghapus space yang telah digunakan oleh data
sebelumnya. Selain itu, perintah DELETE table dapat di-rollback
sehingga apabila terjadi kesalahan dalam penghapusan table, maka
table dapat dikembalikan.
Contoh penulisan DELETE Table :
DELETE EMPLOYEES WHERE ID_EMP = 1200;
o UPDATE untuk mengubah data di table. Penggunaan perintah
UPDATE, secara umum harus menentukan nama table yang akan
dimodifikasi, kolom yang akan dimodifikasi, dan nilai dimasukkan
ke dalam kolom yang akan dimodifikasi.
Sintaks penulisan UPDATE Table :
UPDATE TABLE_NAME SET COLUMN_NAME = VALUE [, COLUMN_NAME = VALUE, ...] [WHERE CONDITION];
Ketika melakukan perintah UPDATE table, pengisian value terhadap
kolom yang ingin dimodifikasi harus memiliki data type yang sama
dengan value sebelumnya. Jika tidak, maka tidak dapat di-update
Contoh penulisan UPDATE Table :
UPDATE EMPLOYEES SET LAST_NAME = ‘BUDI’ WHERE ID_EMP = 1200;
o SELECT untuk menampilkan data dari table atau view. Perintah
SELECT secara sederhana terdiri dari dua klausa yaitu SELECT dan
FROM. Klausa SELECT dipakai untuk menentukan kolom-kolom
21
yang akan ditampilkan, sedangkan klausa FROM menentukan nama
table atau view.
Sintaks penulisan SELECT :
SELECT *|{[DISTINCT] COLUMN_NAME|EXPRESSION [ALIAS],...} FROM [SCHEMA_NAME.]TABLE_NAME | VIEW_NAME [WHERE CONDITION] [GROUP BY GROUP_BY_EXPRESSION] [HAVING GROUP_CONDITION] [ORDER BY COLUMN_NAME] ;
Penulisan perintah SELECT meliputi klausa mandatory dan optional.
Klausa mandatory berupa SELECT dan FROM. Sedangkan klausa
optional berupa WHERE, GROUP BY, HAVING, dan ORDER BY:
- Klausa SELECT digunakan untuk menentukan kolom-kolom
yang ingin ditampilkan. Penggunaan * dipakai untuk memanggil
seluruh data yang terdapat dalam table atau view.
- Klausa FROM digunakan untuk menentukan nama table atau
view. Penggunaan schema_name berfungi untuk memanggil data
dari schema yang berbeda.
- Klausa WHERE digunakan apabila pengguna ingin menampilkan
data berdasarkan kriteria tertentu.
- Klausa GROUP BY digunakan untuk memuat kolom yang tidak
diberikan group function.
- Klausa HAVING digunakan untuk memberikan kondisi tertentu
kepada kolom yang diberi group function.
- Klausa ORDER BY digunakan untuk mengurutkan data
berdasarkan kolom tertentu.
22
Contoh penulisan SELECT Table :
SELECT JOB_ID, SUM(SALARY) PAYROLL FROM EMPLOYEES WHERE EMPLOYEE_ID LIKE '%MARK%' GROUP BY JOB_ID HAVING SUM(SALARY) > 50000 ORDER BY SUM(SALARY);
o MERGE untuk menggabungkan data dari dua table. Perintah MERGE
secara umum merupakan kombinasi antara perintah UPDATE dan
INSERT. Untuk menggabungkan data dari dua table maka harus
terdapat kolom yang digunakan sebagai perantara antara kedua table
untuk memastikan apakah terdapat data-data yang sama atau tidak.
Apabila terdapat data-data yang sama, maka akan dimodifikasi
(UPDATE), sebaliknya apabila terdapat data-data yang tidak sama
maka data akan ditambahkan (INSERT) sebagai data yang baru.
Sintaks penulisan MERGE Table :
MERGE INTO TABLE_NAME TABLE_ALIAS USING TABLE_NAME TABLE_ALIAS ON (JOIN CONDITION) WHEN MATCHED THEN UPDATE SET COL1 = COL_VAL1, COL2 = COL2_VAL WHEN NOT MATCHED THEN INSERT (COLUMN_LIST) VALUES (COLUMN_VALUES);
Penggunaan perintah MERGE terdiri dari beberapa klausa :
- Klausa INTO digunakan untuk memilih table yang akan di-
merge. Penggunaan table_alias lebih baik digunakan untuk
mempersingkat penulisan table.
- Klausa USING digunakan untuk memilih table pembanding.
23
- Klausa ON digunakan untuk menampilkan kriteria untuk
membandingkan table pertama dengan table kedua.
- Klausa WHEN MATCHED dipakai untuk memodifikasi data
apabila terdapat kesamaan value antara kedua table. Data yang
terdapat dalam table pertama akan dimodifikasi berdasarkan data
pada table kedua.
- Klausa WHEN NOT MATCHED digunakan untuk
menambahkan data apabila tidak terdapat kesamaan value antara
kedua table. Data yang terdapat dalam table pertama akan
ditambahkan berdasarkan data pada table kedua.
Contoh penulisan MERGE Table :
MERGE INTO DEPTS D1 USING DEPARTMENTS D2 ON (D1.DEPT_ID = D2.DEPT_ID) WHEN MATCHED THEN UPDATE SET D1.DEPT_NAME = D2.DEPT_NAME WHEN NOT MATCHED THEN INSERT VALUES (D2.DEPT_ID, D2.DEPT_NAME);
� Transaction Control Language (TCL) adalah perintah untuk menentukan
suatu transaksi apakah suatu perubahan data akan disimpan secara permanen
atau dibatalkan.
o COMMIT untuk menjadikan perubahan data disimpan secara
permanen.
Sintaks penulisan COMMIT :
COMMIT ; Penggunaan COMMIT menghasilkan kondisi data sebelum di-
commit akan hilang secara permanen. Selain itu, semua perintah
24
SAVEPOINT yang berkaitan akan dihapus. Penggunaan COMMIT
juga menghasilkan status lock terhadap baris yang dipengaruhi akan
dicabut.
Contoh penulisan COMMIT :
DELETE FROM EMPLOYEES; COMMIT ;
o ROLLBACK untuk membatalkan suatu perubahan data.
Sintaks penulisan ROLLBACK :
ROLLBACK [TO SAVEPOINT SAVEPOINT_NAME] ;
Penggunaan ROLLBACK menghasilkan perubahan data di-undone.
Kondisi data sebelumnya akan dikembalikan. Selain itu, status lock
terhadap baris yang dipengaruhi akan dicabut.
Contoh penulisan ROLLBACK :
DELETE FROM EMPLOYEES; ROLLBACK;
o SAVEPOINT untuk menentukan tahapan-tahapan dalam melakukan
perubahan data sehingga apabila ada kesalahan, data dapat
dikembalikan ke tahapan tertentu. Perintah SAVEPOINT dapat
digunakan untuk mengontrol apakah sebuah transaksi sudah sesuai
dengan yang diharapkan sampai pada tahap tertentu.
Sintaks penulisan SAVEPOINT :
SAVEPOINT SAVEPOINT_NAME ;
Penggunaan SAVEPOINT digunakan untuk mempermudah
pengguna dalam melakukan rollback. Apabila terdapat kesalahan di
25
dalam memanipulasi data, maka pengguna hanya perlu melakukan
rollback pada tahap tertentu saja tanpa perlu mengembalikan kondisi
mula-mula data sebelum dimanipulasi.
Contoh penulisan SAVEPOINT :
DELETE FROM DEPARTMENTS; SAVEPOINT TAHAP1; UPDATE EMPLOYEES SET LAST_NAME = ‘BUDI’ WHERE ID_EMP = 1200; SAVEPOINT TAHAP2;
� Data Control Language (DCL) adalah perintah yang digunakan untuk
mengontrol izin akses pengguna pada basis data. Dua jenis privilege
pengguna yang terdapat pada Data Control Language (DCL) adalah system
privilege dan object privilege. System privilege memungkinkan diberikannya
hak akses pengguna untuk mengakses sistem basis data. Sedangkan object
privilege memungkinkan diberikannya hak akses pengguna untuk
memanipulasi data yang terdapat pada objek basis data.
o GRANT untuk memberikan izin tertentu pada pengguna.
� GRANT System Privilege
Sintaks penulisan GRANT pada System Privilege :
GRANT PRIVILEGE_NAME [, PRIVILEGE_NAME...] TO USER_NAME [, USER_NAME| ROLE_NAME, PUBLIC...] [WITH ADMIN OPTION];
Dalam penulisan GRANT system privilege, dapat ditambahkan
klausa WITH ADMIN OPTION sehingga jenis privilege yang
diberikan, dapat diberikan lagi kepada pengguna lain. Beberapa
jenis umum privilege yang terdapat dalam system privilege:
26
- CREATE SESSION merupakan izin yang diberikan untuk
melakukan login ke database.
- CREATE TABLE merupakan izin yang diberikan untuk
membuat table.
- CREATE ANY TABLE merupakan izin yang diberikan untuk
membuat table di schema user lain
- CREATE SEQUENCE merupakan izin yang diberikan untuk
membuat sequence.
- CREATE VIEW merupakan izin yang diberikan untuk
membuat view.
- CREATE INDEXTYPE merupakan izin yang diberikan untuk
membuat index.
Contoh penulisan GRANT pada System Privilege :
GRANT CREATE SESSION, CREATE TABLE TO HR;
� GRANT Object Privilege
Sintaks penulisan GRANT pada Object Privilege :
GRANT OBJECT_PRIVILEGE_NAME [(COLUMNS_NAME)] ON OBJECT_NAME TO{USER_NAME|ROLE_NAME|PUBLIC} [WITH GRANT OPTION];
Dalam penulisan GRANT object privilege, dapat ditambahkan
klausa WITH GRANT OPTION sehingga jenis privilege yang
diberikan, dapat diberikan lagi kepada pengguna lain. Beberapa
jenis umum privilege yang terdapat dalam object privilege :
- SELECT merupakan izin yang diberikan untuk melihat data.
27
- INSERT merupakan izin yang diberikan untuk melakukan insert
data.
- UPDATE merupakan izin yang diberikan untuk melakukan
update data.
- DELETE merupakan izin yang diberikan untuk menghapus
data.
- ALTER merupakan izin yang diberikan untuk mengubah
struktur table.
- INDEX merupakan izin yang diberikan untuk membuat index
berdasarkan kolom pada table.
Contoh penulisan GRANT pada Object Privilege :
GRANT SELECT, DELETE ON EMPLOYEES TO HR;
o REVOKE untuk menarik izin tertentu dari pengguna.
� REVOKE System Privilege
Sintaks penulisan REVOKE pada System Privilege :
REVOKE PRIVILEGE_NAME [, PRIVILEGE_NAME...] FROM USER_NAME [, USER_NAME| ROLE_NAME, PUBLIC...];
Penggunaan REVOKE system privilege pada umumnya digunakan
apabila jenis privilege yang diberikan sudah tidak digunakan lagi.
Contoh penulisan REVOKE pada Sistem Privilege :
REVOKE CREATE SESSION, CREATE TABLE FROM HR;
� REVOKE Object Privilege
28
Sintaks penulisan REVOKE pada Object Privilege :
REVOKE {PRIVILEGE [, PRIVILEGE...]|ALL} ON OBJECT FROM {USER[, USER...]|ROLE|PUBLIC};
Penggunaan REVOKE object privilege digunakan apabila jenis
privilege yang diberikan sudah tidak digunakan lagi.
Contoh penulisan REVOKE pada Object Privilege:
REVOKE DELETE ON EMPLOYEES FROM HR;
• Memungkinkan kendali akses pada basis data. Penerapan kendali akses
memungkinkan tingkat perlindungan data yang optimal karena membatasi
ruang gerak bagi pengguna dan meminimalisir resiko kehilangan data.
Komponen-komponen pada lingkungan Database Management System
(DBMS) :
• Perangkat keras adalah perangkat yang dipakai untuk menjalankan Database
Management System (DBMS). Perangkat keras merupakan semua bagian fisik
dari komputer. Perangkat keras dapat berjarak dari single personal computer,
single mainframe, dan pada sebuah jaringan dari beberapa komputer.
Semakin baik kualitas yang diberikan oleh perangkat keras, maka semakin
baik performa Database Management System (DBMS).
• Perangkat lunak adalah bagian dari sistem komputer yang tidak berwujud.
Komponen dari perangkat lunak meliputi Database Management System
(DBMS) itu sendiri dan program-program aplikasi lainnya yang mendukung
suatu Database Management System (DBMS) dan juga termasuk jaringan
perangkat lunak. Program aplikasi tambahan yang dipakai dalam lingkungan
29
Database Management System (DBMS) mampu mendukung fungsionalitas
Database Management System (DBMS) menjadi lebih beragam.
• Data adalah salah satu komponen utama dalam lingkungan Database
Management System (DBMS). Data merupakan representasi penyimpanan
dari objek dan kejadian yang memiliki pengertian dan kepentingan dalam
lingkup pengguna. Data juga merupakan jembatan yang menghubungi
Database Management System (DBMS) dengan manusia.
• Procedure adalah komponen yang mengacu pada petunjuk dan aturan yang
mengatur rancangan dan penggunaan basis data. Procedure merupakan
sebuah manual book yang secara tepat digunakan sebagai pedoman dalam
merancang dan menggunakan basis data. Penggunaan procedure yang tepat
mampu meningkatkan aplikasi Database Management System (DBMS)
menjadi lebih optimal.
• Manusia adalah komponen yang bertugas untuk menggerakkan sistem.
Manusia merupakan salah satu komponen utama dalam lingkungan Database
Management System (DBMS). Hal ini disebabkan karena tanpa perantara
manusia, proses interaksi antara manusia dengan komputer tidak akan
terwujud.
Beberapa keuntungan yang terdapat pada Database Management System
(DBMS) :
• Memampukan untuk mengontrol redudansi data. Database Management
System (DBMS) mengurangi redudansi data dengan mengintegrasikan file-file
yang ada sehingga data-data yang sama tidak akan disimpan.
• Data yang konsisten. Resiko terhadap data yang tidak konsisten akan
dikurangi dengan cara mengeliminasi data-data yang redundan. Dengan
30
mengeliminasi data-data yang redundan, tingkat akurasi data menjadi lebih
baik.
• Memampukan untuk memperoleh informasi tambahan dari jumlah data yang
sama. Informasi tambahan dapat diperoleh dengan mengintegrasikan data-
data operasional. Melalui proses terintegrasi, data-data akan terbentuk
menjadi pola tertentu sehingga munculnya informasi tambahan.
• Memampukan untuk meningkatkan data integrity (constraint). Constraint
secara umum digunakan membatasi aturan secara konsisten sehingga
meningkatkan tingkat validitas dan konsistensi data yang tersimpan. Basis
data tidak diperbolehkan untuk dirubah apabila melanggar aturan yang
ditetapkan. Penggunaan Constraint memungkinkan tingkat validitas data
menjadi lebih tinggi.
• Memampukan untuk meningkatkan keamanan data. Keamanan data adalah
bentuk perlindungan basis data dari pengguna yang tidak memiliki hak akses.
Tanpa tingkat keamanan yang tepat, integrasi membuat data menjadi lebih
rapuh.
• Memampukan untuk mengurangi pengeluaran. Kombinasi dari seluruh data-
data operasional yang disimpan ke dalam satu basis data dan penggunaan satu
set aplikasi yang bekerja pada satu sumber data dapat mengurangi biaya
operasional.
• Memampukan untuk menyeimbangkan perbedaan kebutuhan pengguna.
Melalui Database Management System (DBMS), Database Administrator
(DBA) dapat merancang kebutuhan operasional dari pengguna sehingga
memberikan kemudahan bagi pengguna secara keseluruhan.
31
• Memampukan untuk meningkatkan concurrency. Database Management
System (DBMS) mengatur akses basis data secara berkesinambungan dan
memastikan permasalahan tidak terjadi.
• Memampukan untuk meningkatkan proses backup dan recovery. Database
Management System (DBMS) menyediakan fasilitas untuk meminimalisir
jumlah proses yang dapat menyebabkan kegagalan.
Beberapa kerugian yang terdapat pada Database Management System
(DBMS) :
• Tingkat kompleksitas yang tinggi. Seluruh pengguna harus mengetahui
secara tepat fungsi-fungsi yang terdapat dalam Database Management
System (DBMS) sehingga dapat memperoleh manfaat secara maksimal.
• Kapasitas size yang diperlukan semakin besar. Tingkat kerumitan dan
banyaknya fungsi yang ada menyebabkan Database Management System
(DBMS) memerlukan banyak perangkat lunak pendukung yang
mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memori untuk
menjalankan Database Management System (DBMS) secara efisien.
• Biaya pada Database Management System (DBMS). Penggunaan Database
Management System (DBMS) sesuai dengan kebutuhan menghasilkan
pengeluaran biaya yang beragam. Semakin besar fungsionalitas yang
digunakan pada Database Management System (DBMS), maka pengeluaran
menjadi semakin besar.
• Biaya pada perangkat keras tambahan. Database Management System
(DBMS) dapat bekerja dengan baik apabila kebutuhan pada media
penyimpanan data sudah terpenuhi, oleh sebab itu diperlukan media
penyimpanan data yang besar untuk dapat bekerja dengan baik.
32
• Biaya pada konversi. Biaya tambahan diperlukan untuk melatih pengguna
untuk menggunakan sistem yang baru sehingga memungkinkan untuk
mengkonversi dan menjalankan sistem yang baru.
• Penurunan performa pada aplikasi tertentu. Secara umum, Database
Management System (DBMS) digunakan untuk menjalankan banyak aplikasi
sehingga memungkinkan adanya penurunan performa pada aplikasi tertentu.
• Tingkat kerusakan yang lebih tinggi. Database Management System (DBMS)
merupakan sistem yang terpusat. Apabila terdapat kerusakan pada bagian
manapun dari Database Management System (DBMS), akan menyebabkan
operasi terhenti.
2.3 Struktur Dasar Basis Data Oracle Menurut Rani, Singh, dan Sharma (2011, p532), basis data Oracle
merupakan sebuah kombinasi antara Oracle instance dan data file yang terdapat
pada file system. Oracle instance merupakan keseluruhan proses-proses sistem pada
basis data. Sedangkan data file adalah file fisikal yang dipakai untuk menyimpan
data pengguna maupun data pada objek basis data. Basis data Oracle menawarkan
fitur-fitur berbasis object-oriented antara lain :
• User defined data type merupakan data type yang didefinisikan sendiri oleh
pengguna.
• Method adalah penggunan programming language yang terdapat pada
PL/SQL.
• Collection type adalah type-type seperti array type atau table type.
• Large object seperti Character Large Object (CLOB), Binary Large Object
(BLOB), dan Binary File (BFILE).
33
Basis data Oracle memiliki struktur-struktur dalam mengelola basis datanya.
Struktur dasar basis data Oracle secara umum dapat dibagi menjadi struktur logikal,
struktur fisikal, dan struktur memori.
• Struktur logikal Oracle menggunakan sejumlah struktur-struktur logikal
sebagai building block yang secara umum terdiri dari empat macam, yaitu :
data block, extent, segment, dan tablespace.
o Data block merupakan sebuah dasar dari seluruh penyimpanan basis
data dalam sebuah basis data Oracle. Data block pada Oracle disebut
juga logical block atau page. Ukuran default pada data block sebesar
8 kb.
o Extent merupakan unit pada alokasi space yang meliputi dua atau
lebih data block. Extent mengacu kepada data-data yang terdapat
dalam objek basis data.
o Segment merupakan unit untuk mengalokasikan struktur logikal
seperti sebuah table atau index (atau objek basis data lainnya) yang
mencakup dua atau lebih extent.
o Tablespace mencakup satu atau beberapa data file dan pada
umumnya mengandung segment-segment yang berhubungan.
• Struktur fisikal Oracle terdiri dari tiga jenis :
o Data file merupakan file yang digunakan untuk menyimpan data user,
data table dan data index.
o Control file merupakan file yang merekam perubahan pada semua
struktur basis data. Control file merupakan daftar isi dari physical file
basis data.
34
o Redo log file merupakan file yang mengandung perubahan yang
dibuat pada data dalam table. Redo log file dipakai untuk menyimpan
semua informasi yang berguna untuk me-recovery basis data apabila
terjadi crash.
• Struktur memori Oracle terbagi menjadi dua jenis:
o System Global Area (SGA) adalah bagian dari memory yang
merupakan daerah shared memory. Komponen-komponen utama
System Global Area (SGA):
� Database buffer cache digunakan untuk menyimpan salinan
dari data files.
� Shared pool menyimpan nilai-nilai dari perintah SQL yang
dilakukan oleh pengguna yang mengandung library cache
untuk menyimpan kode SQL dan PL/SQL yang pernah
diakses dan mengandung data dictionary cache untuk
menyimpan informasi data dictionary.
� Redo log buffer mengandung informasi yang diperlukan untuk
merekonstruksi perubahan yang dibuat pada basis data dari
operasi Data Manipulation Language (DML).
� Java pool digunakan untuk ketika semua session
menggunakan java code dan data dalam Java Virtual
Machine (JVM).
� Large pool menyimpan alokasi memory yang besar untuk
menyimpan data tertentu.
� Streams pool digunakan untuk mendukung fitur Oracle stream
seperti Large Object (LOB).
35
o Program Global Area (PGA) adalah bagian dari memori yang
memegang data dan informasi untuk pengguna individu. Program
Global Area (PGA) dapat dibedakan menjadi dua tipe :
� Private SQL area adalah area pada memori yang menyimpan
informasi variabel SQL dan stuktur memori secara runtime.
� Runtime area dibuat ketika pengguna melakukan perintah
Data Manipulation Language (DML).
Pada struktur memori Oracle terdapat dua proses utama yaitu server process
dan backgorund process :
o Server process adalah proses yang dipakai untuk melayani aktivitas
pengguna kepada basis data secara individual. Masing-masing
pengguna memiliki server process yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya.
o Background process adalah proses yang memungkinkan sejumlah
besar pengguna untuk menggunakan informasi yang disimpan dalam
basis data secara bersama-sama. Beberapa proses umum yang
terdapat dalam background process :
� System Monitor (SMON) dipakai untuk mengawasi
keseluruhan instance dan menjalankan recovery apabila
kegagalan pada instance.
� Process Monitor (PMON) dipakai untuk memeriksa seluruh
proses yang dilakukan pengguna dan membersihkan proses
yang telah selesai atau gagal.
� Database Writer (DBWn) dipakai untuk menulis perubahan
data dari database buffer cache ke data file.
36
� Checkpoint (CKPT) dipakai untuk memperbarui semua data
file untuk mencatat detail checkpoint.
� Log Writer (LGWR) dipakai untuk menulis isi redo log buffer
ke online redo log file.
� Archiver (ARCn) dipakai untuk menyimpan isi yang terdapat
pada online redo log file.
2.4 Schema Oracle Menurut Alapati (2009, p20), schema adalah sekumpulan objek basis data
yang berhubungan yang merupakan bagian dari struktur basis data logikal pada
sebuah basis data Oracle. Struktur schema dideskripsikan dalam database
management system (DBMS) dan secara umum disimpan di dalam data dictionary.
Schema sering digunakan untuk merujuk pada suatu gambaran grafis dari struktur
basis data. Dengan kata lain, schema merupakan struktur pada basis data yang
mendefinisikan objek basis data. Komponen–komponen pada schema Oracle secara
umum:
• Table merupakan objek basis data yang digunakan untuk menyimpan data
aplikasi. Sebuah table merupakan sekumpulan elemen-elemen data yang
dikelompokkan dengan menggunakan model dua dimensi, yaitu baris dan
kolom.
• Index merupakan objek basis data yang berfungsi untuk mempercepat
pencarian data. Index dapat dibuat menggunakan satu atau lebih kolom-
kolom pada table basis data.
• View merupakan objek basis data yang berupa pendefinisian query yang
mengakses ke satu atau beberapa table. View terdiri dari query yang disimpan
37
dalam sebuah table virtual. Perubahan data pada table fisik yang menjadi
acuan sebuah view akan secara otomatis mengubah data di dalam view.
• Sequence adalah objek basis data yang dipakai untuk meng-generate nomor
urut yang unik.
• Synonym digunakan untuk memberi nama alias pada suatu objek.
• Function merupakan objek basis data yang berisikan perintah SQL atau
PL/SQL yang dipakai bersama-sama untuk mengeksekusi fungsi tertentu dan
selalu diperlukan pengembalian nilai.
• Procedure adalah objek basis data yang berisikan perintah SQL atau PL/SQL
yang dipakai bersama-sama untuk mengeksekusi fungsi tertentu dan tidak
diperlukan pengembalian nilai.
• Package adalah objek basis data yang secara umum terdiri dari beberapa
function dan procedure yang berhubungan.
• Trigger adalah objek basis data yang dipanggil ketika ada kejadian tertentu.
Trigger merupakan kode prosedural yang secara dieksekusi secara otomatis
ketika merespon kejadian pada table atau view tertentu dalam basis data.
Trigger secara umum digunakan untuk memelihara integritas informasi pada
basis data.
2.5 Proses Query Oracle Proses query Oracle merupakan proses transformasi SQL statement ke dalam
execution plan yang efisien untuk mengembalikan data yang dieksekusi dari basis
data. Tahap-tahap proses eksekuser ketika SQL statement dipanggil :
38
• Parsing adalah proses parsing mengecek sintaks dan semantik pada SQL
statement. SQL statement diurai ke dalam query relational algebra untuk
melihat apakah penulisan sintaksnya tepat atau tidak. Proses parsing
memiliki 2 jenis yaitu :
o Hard parsing adalah proses parsing yang operasinya melibatkan disk.
Hard parsing dilakukan apabila tidak ditemukan kecocokan struktur
SQL di shared pool. Operasi hard parsing membutuhkan resource
yang lebih besar karena semua operasi yang terlibat dalam proses
parsing dijalankan.
o Soft parsing adalah proses parsing yang operasinya tidak melibatkan
disk. Soft parsing dilakukan apabila ditemukan kecocokan struktur
SQL di shared pool sehingga SQL statement dijalankan kembali tanpa
memerlukan resource sebesar hard parsing.
• Optimization adalah proses untuk memilih access method untuk memanggil
data berdasarkan query yang digunakan. Access method merupakan jalan
yang dipilih optimizer dalam mengakses data untuk memilih query yang
paling efisien, seperti yang disampaikan Mahjour dan Sohafi (2012, p284),
optimization merupakan proses untuk memilih evaluasi query plan yang
paling efisien dari beberapa strategi yang ada. Proses optimization
memungkinkan optimizer untuk mengambil informasi mengenai type, length,
dan statistik mengenai referensi hubungan dan access method yang tersedia.
Setelah itu, optimizer mempertimbangkan setiap query block dan memilih
plan untuk block tersebut. Proses optimization merupakan proses yang paling
penting karena dipakai untuk menjabarkan seberapa cepat data akan
dipanggil. Dua jenis pendekatan optimization yaitu Rule Based Optimizer
39
(RBO) dan Cost Based Optimizer (CBO). Rule Based Optimizer (RBO)
merupakan pendekatan optimization yang selalu mengikuti aturan terdefinisi
untuk memilih access method yang digunakan. Sedangkan Cost Based
Optimizer (CBO) merupakan pendekatan optimization yang menggunakan
statistik untuk memilih access method yang berfokus pada nilai cost terkecil.
Pendekatan optimization yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
Cost Based Optimizer (CBO). Cost Based Optimizer (CBO) menggunakan
beberapa parameter dasar :
o Current queue length adalah waktu tunggu yang diperlukan untuk
menunggu atau menjalankan eksekusi pada server. Semakin kecil
waktu tunggu, maka semakin kecil cost yang digunakan.
o Server distance mengacu kepada jarak geografis pada server dari
klien yang bersangkutan. Semakin dekat dengan server, maka
semakin kecil cost pada fetch data.
o Server capacity merupakan jumlah proses yang menjalankan server
tanpa mengganggu fungsionalitas pada server.
o Load merupakan rasio angka yang diminta server untuk total
kapasitas permintaan yang bisa ditangani oleh server. Parameter ini
memungkinkan untuk menyeimbangkan konten pada masing-masing
server.
• Execution adalah proses untuk mengeksekusi query yang dipanggil. Jika
statement dalam bentuk select, maka data yang dipanggil akan dikembalikan
kepada pengguna. Jika statement dalam bentuk insert, update, delete, maka
data akan dimodifikasi.
40
• Fetching adalah proses dimana Oracle harus mengembalikan data yang di-
request oleh pengguna. Proses fetching hanya dipakai apabila pengguna
melakukan perintah SELECT.
2.6 Index Menurut Connolly dan Begg (2010, p242), index merupakan struktur yang
menyediakan akses kepada baris-baris dari table berdasarkan nilai pada satu kolom
atau lebih. Sebuah index menyimpan nilai dari kolom yang di-index dengan physical
RowID pada record yang memiliki nilai dari index tersebut. Apabila terdapat
kesamaan antara nilai pencarian dengan nilai pada index, RowID pada index akan
menunjuk ke suatu lokasi baris di dalam table.
Adapun jenis-jenis umum index pada Oracle adalah sebagai berikut :
• B-tree index adalah index dengan bentuk pada binary tree dan merupakan
tipe default pada index. Key value pada b-tree index disimpan dalam balance
tree (B-tree) yang menghasilkan pencarian data secara cepat.
Gambar 2.4 Struktur Internal Pada B-tree Index
(Sumber : Oracle Database Concepts 10g Release 2 (10.2))
41
Pada gambar 2.4, Branch blocks merupakan level blocks teratas pada b-tree
index yang dipakai untuk melakukan proses pencarian. Branch Blocks
mengandung awalan key minimum yang diperlukan untuk membuat
keputusan percabangan antara key-key. Selain itu, Branch blocks juga
merupakan pointer yang memiliki key untuk menunjuk pada level index blok
di bawahnya. Sedangkan leaf blocks merupakan level block terbawah yang
menyimpan setiap key value pada data yang di-index dan RowID yang
dipakai untuk mengalokasikan kepada baris sesungguhnya.
Sintaks penulisan B-tree Index :
CREATE INDEX INDEX_NAME ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);
Ketika melakukan CREATE index, jumlah kolom yang di-index boleh lebih
dari 1. Penggunaan Index yang memiliki lebih dari 1 kolom disebut dengan
composite index.
Contoh penulisan B-tree Index :
• Bitmap index adalah index yang menyimpan data dengan bit array (bitmap)
untuk menandai kolom yang dibuatkan index. penggunaan bitmap index
cocok dipakai untuk kolom yang tingkat keragamannya rendah misalnya
seperti kolom jenis kelamin yang datanya berupa pria dan wanita. Penerapan
pengkodean bitmap index secara umum menggunakan basic (equality)
encoding dan range encoding. Penggunaan basic (equality) encoding efisien
apabila dipakai untuk query yang hanya mengandung kondisi = pada klausa
CREATE INDEX ID_PERSON ON PERSON (ID_PERSON);
42
WHERE. Sedangkan penggunaan range encoding efisien apabila dipakai
untuk query yang mengandung large-range query seperti >= atau <= pada
klausa WHERE. Bitmap index menggunakan bin dimana dipakai untuk
mempartisi data.
Gambar 2.5 Contoh Bitmap Pada Sebuah Table Yang Memiliki 2 Atribut (Sumber : Canahuate,G(2009). Enhanced Bitmap Indexes for Large Scale Data
Management. United States: Program Doctoral Ohio State University)
Pada gambar 2.5, digambarkan ilustrasi sebuah table yang memiliki 2 atribut
dimana masing-masing atribut memiliki 3 bin. Setiap nilai yang ditemukan
dalam sebuah bin, maka bin akan ditandai dengan angka 1. Sedangkan
apabila tidak ditemukan, maka bin akan ditandai dengan angka 0. Pada basic
(equality encoding), nilai pada tuple (baris) T1 ditemukan pada bin pertama
dalam atribut 1 dan bin ketiga dalam atribut 2. Setiap tuple memiliki binary
number setelah melakukan proses binning seperti tuple t1 = 100001 dan t3 =
100100. Pada range encoding, bin terakhir pada setiap atribut tidak perlu
disimpan karena selalu ditandai dengan angka 1. Binary number pada tuple t1
adalah 1100 dan t3 adalah 1111.
Sintaks penulisan Bitmap Index :
CREATE BITMAP INDEX INDEX_NAME ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);
43
Ketika menulis Bitmap Index, diwajibkan untuk menambahkan klausa
BITMAP setelah klausa CREATE.
Contoh penulisan Bitmap Index :
Menurut Alapati (2009, p301), adapun perbedaan antara b-tree index dengan
bitmap index adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan B-tree Index Dan Bitmap Index B-tree index Bitmap index Baik untuk tingkat keragaman data yang tinggi
Baik untuk tingkat keragaman data yang rendah
Baik untuk Online Transaction Processing (OLTP)
Baik untuk aplikasi Data Warehouse
Menggunakan jumlah space yang besar
Menggunakan jumlah space yang relatif kecil
Mudah untuk di-update Sulit untuk di-update
Adapun beberapa alternatif jenis index lainnya :
• Unique index merupakan index yangmana setiap nilai pada kolom yang
dilakukan index bersifat unik.
Sintaks penulisan Unique Index :
CREATE UNIQUE INDEX INDEX_NAME ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);
Ketika menulis Unique index, diwajibkan untuk menambahkan klausa
UNIQUE setelah klausa CREATE.
Contoh penulisan Unique Index :
CREATE BITMAP INDEX JENIS_KELAMIN ON PERSON(JENIS_KELAMIN);
44
• Reverse key index adalah index yang digunakan untuk membalikkan key
value sebelum value dimasukkan ke dalam index. Misalnya jika nilai pada
key index adalah “13579”, maka nilai pada reverse key index adalah “97531”.
Kelebihan pada reverse key index adalah mampu menghindari kecenderungan
data yang banyak pada satu bagian tertentu.
Sintaks penulisan Reverse Key Index :
CREATE INDEX INDEX_NAME ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...) REVERSE;
Ketika menulis Reverse key index, diwajibkan untuk menambahkan klausa
REVERSE pada akhir penulisan.
Contoh penulisan Reverse Key Index :
2.7 Tuning Basis Data Menurut Chan dan Ashdown (2012, pp1-2), tuning basis data adalah kegiatan
mengindetifikasi masalah yang paling signifikan dan melakukan perubahan-
perubahan yang tepat untuk mengurangi atau mengeliminasi pengaruh dari masalah
yang bersangkutan. Sedangkan menurut Whalen (2004, p4), tuning basis data
merupakan kegiatan memodifikasi dan mengatur kembali sebuah sistem untuk
mencapai performa yang lebih baik.
CREATE INDEX EMPLOYEE_ID ON EMPLOYEES(EMPLOYEES_ID) REVERSE;
CREATE UNIQUE INDEX EMPLOYEE_ID ON EMPLOYEES(EMPLOYEE_ID);
45
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tuning basis data adalah
usaha mengidentifikasi masalah yang paling signifikan,memodifikasi, dan mengatur
kembali sebuah sistem untuk mencapai performa yang lebih baik.
Menurut Alapati (2009, p1042), terdapat beberapa jenis tuning basis data
untuk meningkatkan kinerja pada sistem basis data Oracle. Adapun jenis-jenis
tuning basis data tersebut adalah:
• SQL Tuning merupakan proses untuk memanipulasi kode SQL sehingga
menghasilkan proses eksekusi query akan berjalan lebih cepat dan tidak
memerlukan beban kerja yang besar.
• Memory Tuning merupakan proses pengaturan ukuran memori secara tepat
untuk mengoptimalkan proses soft parsing sehingga resource yang
diperlukan menjadi lebih kecil.
• Disk I/O Tuning merupakan metode tuning dengan melakukan penempatan
data file pada disk secara tepat sehingga memampukan untuk
menyeimbangkan load. Hal ini digunakan untuk mempermudah akses data
file tersebut sehingga tidak diperlukan resource yang besar.
• Contention Tuning merupakan metode tuning dengan melakukan pengaturan
latch dan wait event. Contention terjadi karena ada proses yang berjalan
dengan proses lain pada resource yang sama secara berkesinambungan. Oleh
sebab itu, dengan mengatur latch dan wait event, maka akan meningkatkan
performa pada basis data.
Adapun manfaat melakukan tuning pada basis data adalah :
• Memampukan penurunan ukuran dari konfigurasi perangkat keras yang
diperlukan sehingga dapat menurunkan biaya pengadaan perangkat keras,
46
dan oleh sebab itu dapat menurunkan biaya maintenance bagi perangkat
keras.
• Mampu meminimalisasi penambahan perangkat keras. Hal ini disebabkan
karena melalui proses tuning, dapat mengurangi penggunaan sumber daya
sehingga tidak perlu dilakukan penambahan perangkat keras.
• Memampukan waktu respon yang lebih cepat sehingga menghasilkan
peningkatan produktifitas bagi pengguna maupun organisasi. Waktu respon
yang lebih cepat menghasilkan proses bisnis menjadi lebih efektif sehingga
terjadi peningkatan produktifitas.
• Meningkatkan moral kerja pegawai perusahaan karena meningkatnya waktu
respon. Waktu respon yang meningkat memungkinkan tercapainya tingkat
kepuasan pengguna yang lebih baik.
• Meningkatkan kepuasan pelanggan karena meningkatnya waktu respon.
Kinerja yang cepat karena meningkatnya waktu respon secara tidak langsung
juga mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Pada penelitian ini, pendekatan tuning yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja basis data adalah menggunakan SQL Tuning. SQL Tuning merupakan
tindakan optimalisasi query dengan memilih strategi eksekusi yang paling efisien
dalam mengeksekusi sebuah query. Secara umum, pengukuran query yang efisien
adalah melalui pengukuran cost dan pengukuran execution time.
• Cost merupakan pendekatan pada query optimizer dimana nilai yang terdapat
pada cost merupakan sebuah ukuran relatif yang dihasilkan oleh basis data
Oracle untuk mewakili jumlah work yang diperlukan untuk menjalankan
proses transaksi. Jumlah total cost dari semua langkah pada explain plan
merepresentasikan besaran nilai cost yang dibutuhkan untuk mengeksekusi
47
sebuah query. Nilai pada cost terbagi menjadi dua jenis yaitu CPU cost dan
I/O cost. Nilai pada cost tidak ditentukan oleh operasi pengaksesan pada
table.
o CPU cost merupakan nilai yang sebanding dengan jumlah siklus
mesin yang dibutuhkan untuk melakukan proses optimization.
o I/O cost merupakan nilai yang sebanding dengan jumlah data block
yang dibaca ketika melakukan proses optimization.
• Execution time adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menampilkan
hasil output dari proses seleksi data yang dikehendaki. Semakin cepat
execution time yang dihasilkan, maka semakin efektif proses pemanggilan
query yang dilakukan.
Dewasa ini, penerapan SQL tuning merupakan parameter yang wajib
digunakan di dalam pengelolaan query, seperti yang disampaikan Karthik, Reddy,
dan Vanan (2012, p418), beberapa alasan pentingnya melakukan proses SQL tuning :
• Memungkinkan untuk mengurangi response time ketika memproses SQL.
Melalui access method yang tepat, maka tingkat kompleksitas jalannya
proses optimization menjadi lebih rendah sehingga mampu mengurangi
response time.
• Menemukan access method yang lebih efisien. Proses Access method yang
tepat memungkinkan penurunan sumber daya yang diperlukan ketika
mengakses query sehingga menjadi lebih efisien.
• Meningkatkan waktu pencarian menggunakan index. Penggunaan index yang
tepat memungkinkan penghapusan kondisi pengaksesan table secara
menyeluruh (full table scan) sehingga mempercepat waktu pencarian.
48
• Memungkinkan proses join table lebih efisien. Penggunaan strategi join yang
tepat memungkinkan penurunan sumber daya yang diperlukan sehingga
menjadi lebih efisien.
Beberapa cara proses SQL tuning adalah dengan penulisan SQL yang efisien,
penggunaan index yang tepat, dan penambahan hint optimizer yang sesuai.
• Berikut merupakan beberapa cara untuk melakukan proses penulisan SQL
yang efisien:
1. Gunakan equijoin secara tepat. Apabila memungkinkan, gunakan
fungsi equijoin sehingga menghasilkan query yang lebih efisien.
Sintaks umum penulisan equijoin :
Contoh penulisan equijoin :
2. Batasi penggunaan SQL function, NOT EQUAL, dan IS NULL
maupun IS NOT NULL di dalam klausa WHERE. Penggunaan SQL
function, NOT EQUAL, dan IS NULL maupun IS NOT NULL di
dalam klausa WHERE akan menyebabkan Optimizer tidak dapat
memanggil Index yang dibuat.
Sintaks umum penulisan SQL function :
SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME WHERE SQL_FUNCTION_NAME = ‘VALUE’;
SELECT M.EMPLOYEE_ID, M.EMPLOYEE_LAST_NAME, N.DEPARTMENT_NAME FROM EMPLOYEES M, DEPARTMENTS N WHERE M.EMPLOYEE_ID = N.EMPLOYEE_ID;
SELECT A.COLUMN_NAME, B.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME A, TABLE_NAME B WHERE A.COLUMN_NAME= B.COLUMN_NAME;
49
Contoh penulisan SQL function :
Sintaks umum penulisan NOT EQUAL (<>) :
SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME WHERE COLUMN_NAME<> ‘VALUE’;
Contoh penulisan NOT EQUAL (<>) :
SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME FROM EMPLOYEES WHERE JOB_ID <> ‘ST_CLERK’;
Sintaks umum penulisan NOT EQUAL (!=) :
SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME WHERE COLUMN_NAME != ‘VALUE’;
Contoh penulisan NOT EQUAL (!=) :
SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME FROM EMPLOYEES WHERE JOB_ID != ‘ST_CLERK’;
Sintaks umum penulisan IS NULL :
SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME WHERE COLUMN_NAME IS NULL;
Contoh penulisan IS NULL :
SELECT LAST_NAME, SALARY FROM EMPLOYEES WHERE MANAGER_ID IS NULL;
Sintaks umum penulisan IS NOT NULL :
SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME FROM EMPLOYEES WHERE SUBSTR (JOB_ID, 4) =’REP’;
50
SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME WHERE COLUMN_NAME IS NOT NULL;
Contoh penulisan IS NOT NULL :
SELECT LAST_NAME, SALARY FROM EMPLOYEES WHERE MANAGER_ID IS NOT NULL;
3. Penggunaan subquery secara efisien
a. Jika subquery mengandung predikat selective WHERE, maka akan
lebih baik dengan menggunakan subquery IN.
Sintaks umum penulisan subquery IN :
Contoh penulisan subquery IN :
b. Jika parent query mengandung sebagian besar filter yang selective,
maka akan lebih baik dengan menggunakan subquery EXISTS. Hal
ini memungkinkan predikat-predikat selective pada parent query
dijalankan terlebih dahulu sebelum melakukan proses filtering
terhadap baris-baris yang diseleksi.
Sintaks umum penulisan subquery EXISTS :
SELECT E.EMPLOYEE_ID FROM EMPLOYEES E WHERE EMPLOYEE_ID IN (SELECT EMPLOYEE_ID FROM JOB_HISTORY J) ;
SELECT A.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME A WHERE COLUMN_NAME IN (SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME B) ;
51
Contoh penulisan subquery EXISTS :
4. Penggunaan klausa WHERE lebih baik dibandingkan klausa
HAVING. Klausa WHERE akan membatasi jumlah baris yang akan
diakses sedangkan klausa HAVING memiliki kecenderungan untuk
mengakses jumlah baris yang lebih banyak dari yang diperlukan dan
juga menggunakan tambahan sorting.
Sintaks umum penulisan klausa WHERE :
Contoh penulisan klausa WHERE :
Sintaks umum penulisan klausa HAVING :
SELECT COLUMN_NAME, GROUP_FUNCTION(COLUMN_NAME) FROM TABLE_NAME GROUP BY COLUMN_NAME HAVING COLUMN_NAME = (‘VALUE’);
SELECT BARANG_ID, MIN(HARGA) FROM BARANG WHERE BARANG_ID IN(100,101) GROUP BY BARANG_ID;
SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME WHERE COLUMN_NAME = ‘VALUE’;
SELECT E.EMPLOYEE_ID FROM EMPLOYEES E WHERE EXISTS (SELECT EMPLOYEE_ID FROM JOB_HISTORY J WHERE J.EMPLOYEE_ID = E.EMPLOYEE_ID) ;
SELECT A.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME A WHERE EXISTS (SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME B WHERE B.COLUMN_NAME = A.COLUMN_NAME) ;
52
Contoh penulisan klausa HAVING :
5. Gunakan function CASE. Gunakan function CASE untuk
menghindari proses pemeriksaan baris-baris yang sama secara
berulang-ulang atau menghindari proses join pada table yang sama
secara berulang-ulang.
Sintaks penulisan function CASE :
Contoh penulisan function CASE :
6. Penggunaan subquery NOT EXISTS atau NOT IN yang lebih baik
dibandingkan operator MINUS. Operator MINUS memiliki
kecenderungan untuk menggunakan proses sorting pada table yang
diseleksi. Sedangkan Subquery NOT EXISTS atau NOT IN akan
menghasilkan proses filtering sehingga tidak diperlukan lagi
penggunaan sorting pada table yang diseleksi.
SELECT NAMA_PEGAWAI, KODE_BAG, GAJI AS “GAJI”, CASE KODE_BAG WHEN 31 THEN GAJI*1.1 WHEN 41 THEN GAJI*1.5 ELSE GAJI END AS “GAJI BARU” FROM PEGAWAI;
SELECT COLUMN_NAME CASE COLUMN_NAME WHEN ‘VALUE’ THEN CONDITION WHEN ‘VALUE’ THEN CONDITION ELSE COLUMN_NAME END AS “COLUMN_NAME” FROM TABLE_NAME;
SELECT BARANG_ID, MIN(HARGA) FROM BARANG GROUP BY BARANG_ID HAVING BARANG_ID IN (100,101);
53
Sintaks penulisan subquery NOT EXISTS :
Contoh penulisan subquery NOT EXISTS :
Sintaks penulisan subquery NOT IN:
Contoh penulisan subquery NOT IN :
Sintaks penulisan operator MINUS:
SELECT E.EMPLOYEE_ID FROM EMPLOYEES E WHERE EMPLOYEE_ID NOT IN (SELECT EMPLOYEE_ID FROM JOB_HISTORY J) ;
SELECT A.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME A WHERE COLUMN_NAME NOT IN (SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME B) ;
SELECT E.EMPLOYEE_ID FROM EMPLOYEES E WHERE NOT EXISTS (SELECT EMPLOYEE_ID FROM JOB_HISTORY J WHERE J.EMPLOYEE_ID = E.EMPLOYEE_ID) ;
SELECT A.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME A WHERE NOT EXISTS (SELECT COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME B WHERE B.COLUMN_NAME = A.COLUMN_NAME) ;
54
Contoh penulisan operator MINUS :
• Penggunaan index yang tepat pada umumnya menghasilkan proses
pengaksesan data yang lebih cepat dibandingkan melakukan proses scanning
data pada table secara menyeluruh (full table scan), seperti yang disampaikan
Alapati (2009, p297), beberapa strategi penggunaan index yang tepat :
1. Pembuatan index diperlukan jika akses data tidak lebih dari 4 atau 5
persen data dalam sebuah table. Hal ini disebabkan karena
penggunaan full table scan akan lebih cepat apabila persentase data
yang diakses dari table sangat besar.
2. Hindari penggunaan index pada table yang berukuran kecil. Hal ini
disebabkan karena penggunaan full table scan sudah cukup untuk
table yang berukuran kecil.
3. Pembuatan primary key pada semua table karena kolom yang
dijadikan primary key akan secara otomatis dijadikan sebagai index
dari table tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan ketepatan dalam
menentukan primary key pada sebuah table. Primary key harus
bersifat unik dan tidak boleh null.
SELECT E.EMPLOYEE_ID FROM EMPLOYEES E MINUS SELECT J.EMPLOYEE_ID FROM JOB_HISTORY J ;
SELECT A.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME A MINUS SELECT B.COLUMN_NAME FROM TABLE_NAME B;
55
4. Pembuatan index pada kolom-kolom yang terlibat dalam operasi
multi-table join. Hal ini disebabkan karena tingkat kerumitan
pengaksesan data pada operasi multi-table join lebih tinggi
dibandingkan dengan pengaksesan data pada operasi single table.
5. Pembuatan index yang dipakai secara berkesinambungan dalam
klausa WHERE.
6. Pembuatan index pada kolom-kolom yang terlibat dalam operasi
ORDER BY dan GROUP BY, atau operasi lainnya seperti UNION
dan DISTINCT yang melibatkan sorting. Hal ini disebabkan karena
kolom yang di-index telah diurutkan secara otomatis sehingga proses
pengaksesan data menjadi lebih cepat.
7. Hindari pembuatan index pada kolom-kolom yang mengandung
karakter string yang panjang.
8. Hindari pembuatan index pada kolom-kolom yang sering dilakukan
operasi UPDATE.
9. Pembuatan index pada table yang memiliki tingkat selektivitas yang
tinggi atau memiliki sedikit baris yang mempunyai nilai sama.
10. Jumlah penggunaan index diusahakan tetap sedikit. Hal ini disebabkan
karena penggunaan index yang banyak akan meningkatkan sumber
daya yang diperlukan dan mampu menghambat kinerja akses data.
11. Pembuatan index yang terdiri dari dua kolom atau lebih yang secara
umum disebut composite index diperbolehkan jika nilai setiap kolom
tidak unik.
• Penggunaan hint optimizer yang sesuai juga memampukan proses
optimalisasi query menjadi lebih efisien. Hint optimizer memiliki
56
kemampuan untuk memaksa optimizer untuk memilih access method
berdasarkan keinginan pengguna dalam menyeleksi query yang terdapat
dalam fase optimization. Adapun beberapa jenis hint optimizer untuk
mengoptimalisasi query, yaitu :
1. USE_NL hint. USE_NL dipakai untuk memaksa optimizer untuk
menggunakan teknik NESTED LOOP JOIN. NESTED LOOP JOIN
adalah sebuah join yang efektif jika jumlah row pada tabel-tabel yang
digabungkan berjumlah sedikit dan jika tabel kedua atau selanjutnya
memiliki index yang memiliki nilai cardinality rendah. Penggunaan
NESTED LOOP JOIN juga dapat digunakan pada outer join. Outer
join akan menambahkan baris yang tidak memenuhi kondisi join.
Value pada baris yang tidak memenuhi kondisi join tersebut adalah
null. Optimizer akan memilih penggunaan NESTED LOOP JOIN
apabila jumlah data table yang terlibat dalam kondisi join sedikit.
Sintaks penulisan USE_NL hint :
/*+ USE_NL([@queryblock] < tablespecification > < tablespecification >) */
Ketika menulis USE_NL hint, jumlah table yang terlibat boleh lebih
dari 1 table. Penulisan USE_NL hint ditempatkan setelah klausa
SELECT
Contoh penulisan USE_NL hint :
2. USE_HASH hint. USE_HASH dipakai untuk memaksa optimzer
untuk menggunakan teknik HASH JOIN. HASH JOIN biasa
SELECT /*+USE_NL(A,B)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;
57
digunakan untuk menggabungkan tabel-tabel yang tidak memiliki
index ber-cardinality rendah dan hanya menggunakan kondisi = pada
join predicate. Penggunaan HASH JOIN juga dapat digunakan pada
outer join. Optimizer akan memilih penggunaan HASH JOIN apabila
data table yang terlibat dalam kondisi join berjumlah besar.
Sintaks penulisan USE_HASH hint :
/*+ USE_HASH([@queryblock] < tablespecification > < tablespecification >) */
Ketika menulis USE_HASH hint, jumlah table yang terlibat boleh
dari 1 table. Penulisan USE_HASH ditempatkan setelah klausa
SELECT.
Contoh penulisan USE_HASH hint :
3. USE_MERGE hint. USE_MERGE dipakai untuk memaksa optimizer
untuk menggunakan teknik SORT MERGE JOIN. SORT MERGE
JOIN biasanya digunakan untuk memperoleh hasil query yang telah
di-sorting oleh join key dan dipakai ketika tabel-tabel yang diseleksi
menggunakan large range-join (penggunaan large range-join seperti
BETWEEN, >=, atau <=). Penggunaan SORT MERGE JOIN juga
dapat digunakan pada outer join. Optimizer akan memilih penggunaan
SORT MERGE JOIN apabila data table yang terlibat dalam kondisi
join berjumlah besar dan menggunakan large range join.
Sintaks penulisan USE_MERGE hint :
/*+ USE_MERGE([@queryblock] < tablespecification >
SELECT /*+USE_HASH(A,B)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;
58
< tablespecification >) */
Ketika menulis USE_MERGE hint, jumlah table yang terlibat boleh
lebih dari 1 table. Penulisan USE_MERGE ditempatkan setelah
klausa SELECT.
Contoh penulisan USE_MERGE hint :
4. HASH_AJ hint. HASH_AJ dipakai untuk memaksa optimizer untuk
menggunakan teknik HASH ANTI JOIN .HASH ANTI JOIN
digunakan untuk menggabungkan tabel-tabel yang tidak memiliki
korelasi data yang sama dimana hanya dapat dilakukan apabila query
mengandung subquery NOT IN atau NOT EXISTS. Selain itu, HASH
ANTI JOIN digunakan untuk memperoleh hasil query yang tidak
menggunakan large-range join.
Sintaks penulisan HASH_AJ hint :
/*+ HASH_AJ([@queryblock] < tablespecification > < tablespecification >) */
Ketika menulis HASH_AJ hint, jumlah table yang terlibat boleh lebih
dari 1 table. Penulisan klausa HASH_AJ hint ditempatkan setelah
klausa SELECT yang terdapat dalam inner query.
SELECT /*+USE_MERGE(A,B)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;
59
Contoh penulisan HASH_AJ hint :
5. MERGE_AJ hint. MERGE_AJ dipakai untuk memaksa optimizer
untuk menggunakan teknik SORT MERGE ANTI JOIN . SORT
MERGE ANTI JOIN digunakan untuk menggabungkan tabel-tabel
yang tidak memiliki korelasi data yang sama yang hanya dapat
dilakukan apabila query mengandung subquery NOT IN atau NOT
EXISTS. Selain itu, SORT MERGE ANTI JOIN dipakai untuk
memperoleh hasil query yang telah di-sorting oleh join key.
Sintaks penulisan MERGE_AJ hint :
/*+ MERGE_AJ([@queryblock] < tablespecification > < tablespecification >) */
Ketika menulis MERGE_AJ hint, jumlah table yang terlibat boleh
lebih dari 1 table. Penulisan klausa MERGE_AJ hint ditempatkan
setelah klausa SELECT yang terdapat dalam inner query.
Contoh penulisan MERGE_AJ hint :
6. NO_MERGE hint. NO_MERGE hint dipakai untuk memaksa
optimizer untuk tidak mengkombinasikan outer query dan inline view
SELECT DEPT_NO, EMP_NO, LAST_NAME FROM EMPLOYEES WHERE DEPT_NO NOT IN(SELECT /*+MERGE_AJ*/ DEPT_NO FROM DEPARTMENTS WHERE DEPT_NO =’300’);
SELECT DEPT_NO, EMP_NO, LAST_NAME FROM EMPLOYEES WHERE DEPT_NO NOT IN(SELECT /*+HASH_AJ*/ DEPT_NO FROM DEPARTMENTS WHERE DEPT_NO =’300’);
60
query ke dalam single query. NO_MERGE sering dipakai untuk
mengurangi nilai pertukaran query dan menghasilkan proses
optimisasi menjadi lebih cepat.
Sintaks penulisan NO_MERGE hint :
/*+NO_MERGE(<@queryblock> [tablespecification]); */
Penulisan NO_MERGE hint dipakai untuk melibatkan inline view.
Penulisan klausa NO_MERGE hint ditempatkan setelah klausa
SELECT.
Contoh penulisan NO_MERGE hint :
7. PARALLEL hint. PARALLEL hint dipakai untuk memaksa optimizer
untuk menggunakan multiple prosessor untuk menjalankan single
SQL statement secara bersamaan. Dengan menggunakan multiple
prosessor, Oracle dapat menjalankan query lebih cepat daripada
hanya menggunakan single processor.
Sintaks Penulisan PARALLEL hint :
Ketika menulis PARALLEL hint, jumlah table yang terlibat hanya
boleh 1. Penggunaan degree dipakai untuk menentukan jumlah
prosessor yang berjalan. Apabila tidak memberikan degree, maka
/*+ PARALLEL([@queryblock] < tablespecification >
<degree | DEFAULT>) */
SELECT /*+NO_MERGE(AA)*/ DEPT_NO, LAST_NAME FROM (SELECT A.DEPT_NO, B.DEPT_NAME, A.LAST_NAME FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO)AA;
61
Optimizer akan menentukan jumlah prosessor secara otomatis.
Penulisan klausa PARALLEL ditempatkan setelah klausa SELECT.
Contoh penulisan PARALLEL hint :
8. CARDINALITY hint. Istilah cardinality mengacu kepada keunikan
data value yang tersimpan pada atribut table. Semakin kecil nilai
kardinalitas, maka semakin besar duplikasi data value pada atribut
table, seperti yang disampaikan Sherimon, Krishnan, dan Vinu (2012,
p348), cardinality merupakan sebuah properti yang mendefinisikan
berapa banyak value yang dapat terdapat pada table. Cardinality
terbagi menjadi tiga jenis yaitu high-cardinality, normal-cardinality,
dan low-cardinality.
a. High-cardinality merupakan kolom-kolom dengan value yang
memiliki tingkat keunikan sangat tinggi. Contoh high-cardinality
dapat berupa id pelanggan, alamat e-mail, atau no telpon.
b. Normal-cardinality merupakan kolom-kolom dengan value yang
memiliki tingkat keunikan cukup tinggi. Contoh normal-cardinality
dapat berupa jenis kendaraan atau nama kota.
c. Low-cardinality merupakan kolom-kolom dengan value yang
memiliki tingkat keunikan rendah. Contoh low-cardinality dapat
berupa jenis kelamin.
CARDINALITY hint dipakai untuk memaksa optimizer untuk
menggunakan nilai integer yang diberikan pengguna secara manual
kepada komputasi kardinalitas tablespace tanpa perlu dilakukan
SELECT /*+PARALLEL(A 10)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;
62
pemeriksaan. CARDINALITY hint digunakan pada proses join yang
kompleks karena mampu memanggil index yang tidak terpanggil.
Sintaks penulisan CARDINALITY hint :
/*+ CARDINALITY(<tablespecification > <integer>) */
Ketika menulis CARDINALITY hint, jumlah table yang terlibat
hanya boleh 1. Penggunaan integer wajib dipakai untuk menentukan
nilai kardinalitas yang dikehendaki. Penulisan klausa
CARDINALITY ditempatkan setelah klausa SELECT.
Contoh penulisan CARDINALITY Hint :
2.8 Aplikasi Proses Bisnis Perusahaan
Proses bisnis merupakan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan
tugas bisnis. Penerapan proses bisnis yang tepat akan mendukung perusahaan dalam
mempercepat penyelesaian tugas-tugas perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja
proses bisnis yang lebih optimal dan terintegrasi, maka vendor-vendor perusahaan IT
terkemuka seperti Oracle, SAP, IBM, maupun Microsoft mengembangkan aplikasi
yang berbasis proses bisnis seperti aplikasi Oracle E-Business Suite, aplikasi SAP
Business Suite, aplikasi Business Process Management (BPM), aplikasi Office
Business Aplications. PT. VWX menerapkan aplikasi Oracle E-Business Suite untuk
mendukung penyelesaian tugas perusahaan. Penerapan aplikasi Oracle E-Business
Suite pada PT.VWX disebabkan karena PT. VWX menggunakan Database
Management System (DBMS) Oracle sehingga memudahkan di dalam proses
pengintegrasiannya.
SELECT /*+CARDINALITY(A 1)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;
63
Aplikasi yang terkait selama melakukan penelitian ini adalah Oracle
financial. Oracle financial adalah salah satu aplikasi Oracle E-business suite yang
berfokus pada bagian finansial. PT. VWX menggunakan aplikasi Oracle financial
dengan sebutan aplikasi ProFin. Oracle financial terdiri dari beberapa modul:
• Oracle asset adalah modul yang digunakan untuk menentukan kebijakan
strategis terhadap aset-aset perusahaan secara tepat. Oracle asset
memampukan proses pengaturan aset secara otomatis dan mempermudah
proses akuntansi.
• Oracle general ledger adalah modul yang menyimpan laporan jurnal, laporan
budgeting, dan laporan finansial yang dibutuhkan. Oracle general ledger
memampukan proses finansial secara terotomatisasi dan mengendalikan
pengaturan hasil finansial secara real time.
• Oracle inventory adalah modul yang menentukan keputusan persediaan
dengan meminimalisir stok dan memaksimalkan aliran kas. Oracle inventory
memampukan peningkatan visibilitas pada persediaan, mengurangi level
persediaan, dan mempermudah operasi kendali persediaan.
• Oracle order entry adalah modul yang mengatur komitmen konsumen
dengan penggunaan sistem order entry yang baik.
• Oracle payable adalah modul yang memelihara data tagihan supplier dan
aktifitas pembayaran. Oracle payable memampukan penurunan biaya,
menanamkan disiplin fiskal, dan meningkatkan hubungan bisnis perusahaan.
• Oracle personnel adalah modul yang meningkatkan pengaturan pekerja
dengan memeriksa tingkat kinerja masing-masing pekerja.
• Oracle purchasing adalah modul yang meningkatkan kekuatan pembelian
dan financial control.
64
• Oracle receivables adalah modul yang digunakan untuk meningkatkan arus
kas, mengurangi biaya operasi, dan memastikan akurasi keuangan yang tepat
sesuai dengan pedoman akuntansi.
• Oracle revenue accounting adalah modul yang memberikan tingkat akurasi
dan waktu yang cepat pada pendapatan.
• Oracle sales analysis adalah modul yang digunakan untuk melakukan
perkiraan, perencanaan, dan laporan informasi penjualan.
Oracle financial analyzer adalah salah satu aplikasi Oracle E-business suite
yang digunakan untuk menganalisis, menentukan anggaran belanja, dan perencanaan
untuk laporan finansial secara terintegrasi.
Modul-modul yang digunakan selama melakukan penelitian ini adalah modul
Oracle purchasing dan modul Oracle financial analyzer. PT. VWX menggunakan
modul Oracle purchasing dengan sebutan modul ProAng, sedangkan untuk modul
Oracle financial analyzer dikenal dengan sebutan modul hyperion. Selain aplikasi
Oracle financial, dokumen-dokumen yang terkait selama melakukan penelitian ini
adalah dokumen yang terdapat dalam siklus pengeluaran. Dokumen-dokumen
tersebut antara lain Purchase Requisition (PR), Purchase Order (PO), dan Receiving
report (Receipts):
• Purchase Requisition (PR) adalah dokumen yang mengandung daftar
permintaan pembelian barang atau jasa. Purchase Requisition (PR) secara
umum mengandung deskripsi dan kuantitas pada barang atau jasa yang
dipesan, tanggal pemesanan, dan nomor account. Prosedur Purchase
Requisition (PR) adalah masing-masing divisi diperbolehkan untuk mengisi
dokumen Purchase Requisition (PR) atas persetujuan dari kepala divisi dari
masing-masing divisi.
65
• Purchase Order (PO) adalah dokumen yang mengandung pesanan pembelian
barang atau jasa berdasarkan purchase requisition yang telah disetujui
dimana pengguna memiliki hak untuk memperoleh barang atau jasa.
Purchase Order (PO) secara umum mengandung permintaan pembelian atas
barang atau jasa kepada supplier beserta pengirimannya. Prosedur Purchase
Order (PO) adalah perusahaan calon pembeli mencari dan menentukan
supplier dari beberapa supplier yang meliputi beberapa kriteria umum, yaitu
memiliki kualitas barang dan jasa terbaik, harga terendah, dan pengiriman
yang tepat waktu.
• Receiving report (receipts) adalah dokumen yang merupakan laporan
penerimaan barang atau jasa bahwa barang atau jasa yang diterima telah
memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum
dalam Purchase Order (PO). Receiving report (receipt) secara umum
mengandung deskripsi dan kuantitas barang yang diterima, nomor Purchase
Order (PO), tanggal terima barang, dan asal pengiriman. Prosedur Receiving
report (receipt) adalah melakukan pencocokan antara Receiving report
(receipt) dengan Purchase Order (PO).
Dokumen tambahan lainnya yang digunakan selama mengerjakan penelitian
ini adalah Chart Of Account (COA). Chart Of Account (COA) merupakan daftar
semua kode akun yang disajikan dengan angka, huruf, atau paduan angka dan huruf.
Manfaat dari pembuatan Chart Of Account (COA) berupa :
• Meningkatkan efisiensi pencatatan. Chart Of Account (COA) memampukan
pembuatan catatan operasional, akuntansi dan keuangan menjadi lebih
ringkas dan sistematis.
66
• Mempermudah perbaikan atau penyesuaian. Apabila terdapat transaksi
tambahan ataupun kesalahan penulisan oleh pengguna, Chart Of Account
(COA) memampukan untuk dilakukannya tindakan-tindakan penyesuaian.
• Meningkatkan kontrol pencatatan. Chart Of Account (COA) memberikan
identitas transaksi yang mudah dilihat dan diingat oleh pengguna.