bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

33
22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis SWOT Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal. Menurut Kurtz (2008,46), langkah dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar 2.2 Gambar 2.1: Langkah Analisa SWOT Menurut Kurtz (2008,46)

Upload: votu

Post on 20-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

22

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Analisis SWOT

Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan

strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan

dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal.

Menurut Kurtz (2008,46), langkah dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar

2.2

Gambar 2.1: Langkah Analisa SWOT Menurut Kurtz (2008,46)

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

23

Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode

perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan

yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasikan faktor internal dan

eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil SWOT, juga

dikenal sebagai Matriks SWOT atau TOWS ditunjukkan pada tabel 2.1

Strengths Weakness

Opportunities S-O Strategies W-O Strategies

Threats S-T Strategies W-T Strategies

Tabel 2.1: SWOT/TWOS Matrix

● S-O Strategi: mendapatkan peluang dari kekuatan yang ada.

● W-O Strategi: menganalisa dan mengatasai kelemahan meraih peluang.

● S-T Strategi: mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dengan menggunakan

kekuatan perusahaan.

● W-T Strategi: mencegah ancaman dari luar karena kelemahan dari

perusahaan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

24

2.2 Analisis Five Force Porter

Gambar 2.2: Five Force Porter (Recklies, 2001,p2)

Five Force Porter diperkenalkan pertama kali oleh Michael E. Porter tahun

1980.Model analisis ini berdasarkan pandangan strategi perusahaan yang harus

menemukan peluang dan ancaman dalam lingkungan luar organisasi. Porter

mengidentifikasi lima kekuatan kompetitif yang membentuk setiap industri dan setiap

pasar (Recklies, 2001,p1), berikut penjabaran dari lima kekuatan kompetitif tersebut:

● Bergaining Power of Suppliers (kekuatan pemasok)

Yang dimaksud oleh pemasok disini adalah seluruh sumber daya yang dibutuhkan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

25

untuk menyediakan produk atau jasa.Hubungan yang terlalu tergantung dengan

pemasok dapat mengurangi pilihan strategis untuk organisasi.

Kekuatan pemasok cenderung kuat dalam kondisi seperti dibawah ini:

● Pasar didominasi oleh sedikit pemasok besar.

● Tidak ada substitusi untuk pemasok tersebut.

● Biaya untuk pindah pemasok tinggi.

● Bargaining power of customers (kekuatan pelanggan)

Kekuatan pelanggan menentukan seberapa besar pelanggan dapat memaksakan

tekanan pada marjin dan volume, kekuatan pelanggan cenderung tinggi ketika:

● Pembelian dalam jumlah besar.

● Produk tidak terdiferensiasi dan dapat digantikan oleh banyak substitut.

● Perpindahan produk relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang relatif

tinggi.

● Pelanggan memiliki marjin yang rendah dan sensitif terhadap harga.

● Pelanggan dapat menghasilkan produk tersebut.

● Pelanggan mengetahui biaya produksi produk.

● Threat of new entrants (Ancaman pendatang baru)

Kompetisi dalam sebuah industri akan menjadi lebih tinggi, lebih mudah bagi

perusahaan lain untuk memasuki industri yang sama. Ancaman dari pendatang baru

dapat bergantung pada sejauh mana hambatan untuk masuk, yaitu sebagai berikut:

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

26

● Skala ekonomi (persyaratan minimum untuk operasi yang dapat

menguntungkan)

● Tingginya biaya investasi awal dan biaya tetap.

● Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan.

● Perlindungan terhadap properti intelektual seperti paten, lisensi, dan

sebagainya.

● Kelangkaan sumber daya yang penting.

● Akses bahan mentah yang dikuasai oleh pemain yang telah ada.

● Jalur distribusi dikendalikan oleh pemain yang telah ada.

● Pemain yang telah ada memiliki hubungan yang dekat dengan pelanggan,

misalnya dengan kontrak jangka panjang.

● Biaya pergantian yang tinggi bagi pelanggan.

● Tindakan hukum dan pemerintahan.

● Threat of substitutes (Ancaman dari substitusi)

Ancaman dari substitusi ada ketika tersedia produk alternatif yang lebih murah

harganya atau performanya lebih baik dengan fungsi yang sama. Mereka berpotensi

untuk menarik jumlah volume pasar yang cukup berarti dan dapat mengurangi

volume penjualan potensial untuk pemain yang telah ada.Kategori ini dapat termasuk

juga produk pelengkap (komplemen). Mirip dengan ancaman terhadap pendatang

baru, ancaman dari subsitusi dapat ditentukan oleh faktor seperti:

● Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan.

● Hubungan yang dekat dengan pelanggan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

27

● Harga performa produk pengganti.

● Tren pada saat ini.

● Competitive rivalry between existing players (persaingan antara pemain yang

sudah ada)

Kekuatan ini menggambarkan intensitas persaingan antara pemain yang telah ada

dalam suatu industri.Tekanan kompetisi yang tinggi menghasilkan penekanan pada

harga, marjin dan profit bagi setiap perusahaan dalam industri. Kompetisi antara

pemain yang telah ada cenderung tinggi ketika:

● Terdapat banyak pemain dangan ukuran yang hampir sama.

● Para pemain memiliki strategi yang sama.

● Tidak terdapat terlalu banyak diferensiasi antar pemain dan produknya,

cenderung banyak kompetisi harga.

● Laju pertumbuhan pasar rendah.

2.3 Strategi Pemasaran

Untuk dapat mendapatkan menarik perhatian atau awareness di pasar pada saat

peluncuran bisnis ini, tentu dibutuhkan strategi pemasaran yang baik dan tepat.

Strategi yang digunakan adalah dengan menentukan STP (Segmentation, Targeting,

Positioning) dan juga menggunakan 7P (Product, Price, Promotion, Place, Process,

Physical Evidence, People).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

28

2.3.1 STP (Segmentation, Targeting, Positioning)

Menurut Kotler & Keller (2009:292) Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan

STP. Segmentation (Segmentasi), Targeting (Pembidikan), dan Positioning

(Penetapan posisi).

● Segmenting

Segmentasi pasar adalah proses mengelompokan pasar keseluruhan yang

heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki

kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan respon terhadap program-

program pemasaran spesifik.

● Targeting

Targeting diartikan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan

memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani, Analisis targeting adalah kegiatan

mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dan memilih segmen-segmen

sasaran.

● Positioning

Istilah penentuan posisi (positioning) dipopulerkan pertama kali oleh Al Ries dan

Jack Trout pada tahun 1972. Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha

menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga

terbentuk citra (image) produk yang lebih unggul dibandingkan pesaing. (Ali

Hasan:2008:204) Langkah dalam strategi pemasaran harus memperhatikan

keterkaitan antara Segmentasi,Targeting,Positioning, berikut adalah keterkaitan

strategi pemasaran:

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

29

Tabel 2.2: Keterkaitan Strategi Pemasaran

Segmentasi Target Positioning

● Mengidentifikasi

variable

segmentasi dengan

segmentasi pasar

● Mengembangkan

segment yang

menguntungkan

● Mengevaluasi daya

tarik segment yang

ada.

● Memilih segment

yang menjadi

sasaran.

● Mengidentifikasi

konsep positioning

untuk segment

yang menjadi

sasaran.

● Memilih,

mengembangkan

dan

mengkomunikasik

an konsep

positioning yang

dipilih.

(Sumber: Fandy Tjiptono, 2008)

2.3.2 Marketing Mix 7P

Untuk pemasaran jasa diperlukan bauran pemasaran yang diperluas dengan

penambahan unsur yang telah berkembang. Pemasaran jasa dikatakan sebagai salah

satu bentuk produk yang berarti setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan dari

satu pihak ke pihak lainnya dan bersifat tidak berwujud. Sedangkan alat pemasaran

tersebut dikenal dengan istilah “4P” dan dikembangkan menjadi “7P” yang dipakai

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

30

sangat tepat untuk pemasaran jasa. Menurut Kotler dan Keller (2008:4) 7P

didefinisikan sebagai berikut:

● Produk (product)

Menurut Philip Kotler adalah: “A product is a thing that can be offered to a market to

satisfy a want or need”. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk

dapat berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan jasa yang

ditujukan kepada target pasar.

● Harga (price)

Definisi harga menurut Philip Kotler adalah: “Price is the amount of money charged

for a product or service”. Harga merupakan sejumlah nilai uang yang mempunyai

nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu

produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di mana

suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat

meningkat atau menurun yang terdapat pada pendapatan dari hasil penjualan.

● Tempat/distribusi (place)

Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the

company undertakes to make the product accessible and available to target

customer”. Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran.

Distrubusi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna

memastikan produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

31

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada

waktu dan tempat yang tepat.

● Promosi (promotion)

Definisi promosi menurut Kotler adalah: “Promotion includes all the activities the

company undertakes to communicate and promote its product the target market”.

Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan per usahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

● Orang (people)

People menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian

karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam

memenuhi kepuasan pelanggan.

● Bukti fisik (physical evidence)

Bukti fisik menurut Philip Kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang

ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik

merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan.

● Proses (process)

Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa

disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa (Boom dan Bitner

yang dikutip oleh Buchari Alma (2000:234). Proses merupakan bentuk kegiatan yang

dilakukan untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan.

2.3.3 AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)

AIDA dikenal sebagaimana seorang pemasar merancang pesan yang disampaikan

dengan kata yang tepat sehingga terjadinya pengambilan keputusan akan pembelian

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

32

produk. Tetapi tidak semua pemasar dapat menyampaikan pesannya dengan baik

sehingga terjadinya keraguan pembeli dalam memilih kebutuhan dan keinginannya.

Rancangan pesan tersebut dijelaskan oleh beberapa para ahli dalam

mengklarifikasikan teori AIDA, sebagai berikut :

Menurut Kotler menjelaskan “Teori AIDA (Attention, Interest, Desire, andAction)

merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan,

menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyampaikan akan kualitas dari

pesan yang baik” .

Sedangkan menurut Tjetjep Djatnika (2007) menjelaskan “ Teori

AIDAmerupakan pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis

yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap

menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika

berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih

jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas

ketertarikannya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa AIDA merupakan alat

penyampaian suatu pesan yang ideal kepada konsumen dimana melalui suatu tahapan

yang terdiri dari perhatian (attention/awareness), ketertarikan (interest), minat

(desire), dan mengambil tindakan (action). Di mana seorang pemasar harusmenyadari

bahwa pesan yang disajikan terdapat tentang AIDA, yaitu :

1) Attention (Perhatian)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

33

Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat menimbulkan

perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan. Di mana perhatian itu

bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen atau konsumen yang

akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemukan lewat tulisan dan

gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang menarik atau mudah diingat, dan

mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik perhatian merupakan suatu

langkah awal bagi perusahaan dimana pesan tersebut akan dikenal, diketahui, dan

diingat oleh konsumen. Proses tersebut bisa dikatakan sebagai proses awareness /

kesadaran akan adanya produk yang disampaikan ke konsumen.

2) Interest (Ketertarikan)

Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu, ingin

mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hal tersebut terjadi

karena adanya minat yang menarik perhatian konsumen akan pesan yang ditunjukkan.

3) Desire (Keinginan)

Pemikiran terjadi dari adanya keinginan. Hal ini berkaitan dengan motif dan motivasi

konsumen dalam membeli suatu produk. Motif pembelian dibedakan menjadi 2, yaitu

motif rasional dan emosional. Di mana motif rasional mempertimbangkan konsumen

akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Sedangkan motif emosional terjadi

akibat emosi akan pembelian produk.

4) Action (Tindakan)

Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi

pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

34

2.4 E-Business

Berdasarkan definisi dari IBM (1997) e-business adalah transformasi dari proses

bisnis utama melalui penggunaan teknologi Internet (Chaffey, 2009, p13). Menurut

Chaffey sendiri e-business atau electronic business adalah seluruh pertukaran

informasi yang menggunakan media elektronik, baik dalam organisasi dan dengan

pemegang kekuasaan di luar organisasi yang berada dalam cakupan proses bisnis.

Dalam berbisnis pasti terdapat pelaku e-business yaitu alat atau media atau sumber

daya yang digunakan, objek atau kegiatan yang menjadi sasaran, tujuannya, dan

keuntungan yang diberikan contoh sebagai berikut:

● Pelaku dalam E-Business seperti Organisasi, konsumen, perusahaan, supplier,

pekerja, & rekan bisnis.

● Alat/Media/Sumber Daya yang Digunakan seperti Teknologi informasi dan

komunikasi komputer, data yang telah terkomputerisasi, Internet, dan alat

elektronik lainnya yang sudah maju pada jaman sekarang.

● Kegiatan Sasaran seperti Kegiatan bisnis

o Proses bisnis utama

o Pembelian, penjualan,pelayanan, transaksi

o Operasi bisnis utama

● Tujuan harus Terkoordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi

o Transformasi proses bisnis

o Sharing informasi

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

35

● Keuntungan

o Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi

o Memberikan nilai bisnis yang berbeda

o Efisien

o Peningkatan produktivitas dan keutungan

Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan e-bisnis dalam satu

arti utuh, yaitu: E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh

organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola

proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan dapat berupa berupa

keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan

produktivitas dan profit.

2.5 E-Commerce

Teori E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu

proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan

dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis. E-

Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC

merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic

Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan

Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di

Internet shopping, Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

36

software,dokumen, grafik, musik, dan lain-lainnya, serta transaksi Business to

Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang 2002).

2.6 Mobile Commerce

Menurut Chaffey (2009, p177), mobile commerce atau m-commerce adalah

komunikasi dan transaksi elektronik menggunakan perangkat mobile seperti laptop,

PDA dan telepon genggam, biasanya menggunakan sambungan nirkabel. Keuntungan

dengan menggunakan jaringan nirkabel atau mobile adalah penggunanya dapat

mengakses dari manapun dan nyaman digunakan karena tidak memerlukan

sambungan tetap seperti dengan kabel (Chaffey, 2009, p179).

Mobile commerce dan perkembangannya dalam transaksi niaga berbasis

telepon selular berkembang tidak hanya di sektor jasa keuangan, tetapi semakin

menyelam jauh di sektor bisnis. Pengguna perangkat mobile terus menunjukan

peningkatan tiap tahunnya. Bahkan kini satu orang bisa memiliki lebih dari satu

perangkat mobile. Bukan tidak mungkin nantinya jumlah perangkat mobile yang

digunakanakan lebih besar dari jumlah penduduk. Hasil studi Accenture dari 1.100

responden di Asia menunjukkan bahwa pasar ponsel Asia tumbuh 25% setiap

tahunnya. Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar tentu memiliki potensi

yang juga besar. Selain itu, 69% dari respon tersebut memilih ponsel sebagai alat

pembayaran. Angka ini menjadi indikasi adanya bisnis dari pertumbuhan pengguna

ponsel ini. Indonesia m-commerce atau transaksi niaga berbasis ponsel memang

belum banyak bahkan untuk negara Asia lainnya. Akan tetapi dalam hal konsumsi,

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

37

pengguna peranggakat mobile tumbuh kian cepat. Ditambah lagi menurut studi

Nielsen bahwa 48% pengguna Internet di Indonesia mengakses Internet via ponsel.

Hal ini menjadi penanda potensial untuk bisnis. Mobile commerce yang sering

disebut m-commercesecara umum merupakan aktivitas peragangan berbasis

perangkat bergerak, seperti ponsel. Oleh karena itu m-commerce menawarkan

kemudahan, baik bagi konsumen maupun produsen dalam hal bertransaksi. Hal ini

diyakini dapat memberikan nilai tambah dalam kegiatan jual beli barang maupun

jasa.

Perkembangan m-commerce secara nyata dapat terlihat terutama di sector

perbankan. Sektor ini menjadi paling ramai dalam pemanfaatan perangkat mobile,

dibandingkan sector lainnya, mulai dari transaksi melalui pesan singkat (SMS),

hingga aplikasi yang dibenamkan dalam perangkat mobile. Persaingan pun terlihat

semakin sengit, berbagai inovasi bermunculan agar dapat memenangi kompetisi ini.

Sebut saja Commonwealth Bank, yang menanamkan fitur investasi dalam layanan

mobile banking-nya. Melalui layanan tersebut nasabah dapat memanufaktur fluktuasi

harga saham sehingga melakukan pembelian dan penjualan berbagai jenis investasi.

Sekali lagi, semuanya dapat dilakukan cukup dilakukan dengan ponsel yang dimiliki

nasabah. Selain perbankan, operator provider juga telah menjalani praktek m-

commerce meskipun tidak secara menyeluruh. Layanan T-Cash dari Telkomsel

misalnya, menyediakan bentuk pembayaran transaksi melalui perangkat mobile.

Namun pelanggan tidak dapat mendapatkan barang atau jasa yang dapat dibeli secara

virtual, melainkan harus mendatangi tokonya langsung.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

38

2.7 Social Commerce

Social commerce adalah hal baru dalam dunia bisnis e-commerce. Jika sebelumnya

social media merupakan tempat untuk para penggunanya berinteraksi satu sama lain

antar pengguna Internet. Namun kali ini peran social media juga dapat dimanfaatkan

sebagai tempat untuk bertransaksi jual-beli secara online. Menurut Paul Marsden

(2010), social commerce merupakan gabungan dari social media dan e-commerce

yang lebih kepada aktifitas e-commerce yang menggunakan peran dari social media,

media online yang mendukung interaksi sosial dan kontribusi bagi para pengguna

untuk meningkatkan pengalaman dalam berbelanja online.

Dalam penyederhanaan konsep dari social commerce merupakan adaptasi dari

konsep word of mouth yang telah diaplikasikan dalam konsep e-commerce. Menurut

Dennison, Bourdage-Braun, Chetuparambil, 2009), saat ini konsumen mencari cara

Gambar 2.3: Konsep Social Commerce

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

39

untuk memanfaatkan keahlian masing-masing yang memahami apa yang mereka beli

dan membuat lebih banyak menerima informasi yang akurat untuk keputusan

pembelian. Didukung perkembangan dalam penggunaan internet yang meningkat,

konsumen telah meningkatkan ekspektasinya dari pengalaman interaksi ritel. Oleh

sebab itu, konsumen saat ini mencari keterbukaan dari para pihak penjual. Membuka

kesempatan untuk saling berbagi pengalaman, wawasan, pendapat dan saran untuk

memastikan pihak penjual menampilkan lebih pada pengalaman sosial mereka dan

menambah kredibilitas yang signifikan bagi para pengguna social commerce.

Dalam social commerce, Marseden (2010) mengungkapkan bahwa terdapat 6

dimensi dalam social commerce yaitu:

● Social Shopping

Social shopping merupakan segala tindakan atau aktifitas bagi orang-orang untuk

saling berbagi/menyebarkan kegiatan mereka untuk berbelanja online secara bersama.

(Synchronous shopping).

● Rating & Review

Adalah salah satu alat dalam social commerce dalam memberikan nilai dalam bentuk

rating dan review sebagai informasi yang dapat disebarkan atau dibagikan kepada

orang-orang mengenai pendapat, pandangan, dan pengalamannya terhadap produk

tersebut.

● Recommendation & Referrals

Berbeda dengan rating & review yang dapat disajikan untuk semua orang tentang

gambaran kelebihan maupun kekurangan suatu produk. Recommendation &Referrals

lebih mengarahkan orang lain dengan nilai positif baik dalam hal pengalaman

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

40

berbelanja ataupun produk tersebut sehingga orang dapat menilai ukuran keuntungan

dari berbelanja online.

● Forum & Communities

Forum adalah pioneer dalam social media dan telah popular serta efektif untuk

digunakan. Forum terkait membantu untuk menelusuri produk, pemilihan dan rujukan

dengan menyediakan lingkungan yang moderat pada berbagi kategori yang ada

dengan e-commerce platform.

● Social Media Optimization

Merupakan toolset yang dirancang dalam bentuk konteks social commerce untuk

dapat menarik pengunjung ketujuan e-commerce dengan cara mempromosikan dan

mempublikasikan tujuan dan kontennya melalui social media.

● Social Ads & Apps

Paid-for ads yang ada pada platform social media atau berupa aplikasi untuk

melakukan promosi untuk mengarahkan orang-orang kepada e-commerce.

2.8. Business Plan

Sebuah business plan merupakan sebuah dokumen tertulis yang merincikan usaha

atau bisnis yang diusulkan. Perencanaan tersebut harus menggambarkan status yang

ada pada saat ini, kebutuhan yang diharapkan dan hasil yang diproyeksikan dari

bisnis baru. Setiap aspek dari bisnis perlu dicakup, proyek, pemasaran, riset dan

pengembangan, manufaktur, manajemen, resiko kritis, pendanaan, dan milestone atau

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

41

penjadwalan. Business plan merupakan peta jalan bagi pengusaha agar perusahaanya

sukses (Kuratko dan Hodgetts, 2007, p351).

Menurut Kuratko dan Hodgetts (2007, pp 353-354), bagi pengusaha melalui

business plan memiliki manfaat sebagai berikut:

● Waktu, usaha, penelitian dan disiplin dibutuhkan untuk menyusun

business plan mendorong pengusaha untuk melihat usaha tersebut secara

kritis dan objektif.

● Analisis kompetitif, ekonomi dan keuangan termasuk dalam subyek

business plan pengusaha untuk menutup pengawasan asumsinya mengenai

keberhasilan usaha.

● Karena seluruh aspek usaha harus terdapat dalam perencanaan, pengusaha

mengembangkan dan memerika strategi operasi dan hasil yang diharapkan

untuk evaluator luar.

● Business plan mengkuantifikasi tujuan, menyediakan tolak ukur untuk

membandingkan perkiraan dengan hasil yang sebenarnya.

● Business plan menyediakan pengusaha sebuah alat komunikasi untuk

menuntun usaha menuju kesuksesan.

Selain memiliki manfaat bagi pengusaha, business plan juga memiliki manfaat

bagi sumber pendana yang membacanya, antara lain:

● Business plan menyediakan rincian potensi pasar dan perencanaan untuk

mengamankan pangsa pasar tersebut.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

42

● Melalui laporan keuangan prospektif, business plan menggambarkan

kemampuan bisnis untuk membayar hutang atau memberikan

pengembalian yang memadai kepada ekuitas.

● Perencanaan mengidentifikasi resiko kritis dan peristiwa penting dengan

membahas rencana darurat yang memberikan kesempatan untuk

keberhasilan usaha.

● Dengan menyediakan gambaran yang komprehensif dari seluruh operasi,

business plan memberikan sumber keuangan yang jelas, dokumen singkat

yang berisi informasi yang diperlukan untuk bisnis dan evaluasi keuangan.

● Untuk sumber pendana yang tidak memiliki pengetahuan dari pengusaha

atau usaha, business plan menyediakan panduan yang berguna untuk

menilai kemampuan pengusaha individu dalam hal perencanaan dan

kemampuan manajerial.

2.9. Pembiayaan Usaha (modal awal)

Menurut McKeever (2011, pp 51-59), kebanyakan pada saat memulai bisnis,

modal didapatkan dari tujuh sumber daya yang tersedia. Ketujuh sumber daya

tersebut jika diurutkan berdasarkan frekuensinya adalah sebagai berikut:

● Simpanan orang yang memulai usaha

Kebanyakan usaha dibiayai melalui simpanan pribadi. Jika melakukan pembiayaan

dengan metode ini, tidak perlu khawatir kewajiban untuk membayar pinjaman atau

membuat investor senang.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

43

● Uang dari teman dekat dan saudara

Bantuan yang diberikan dapat berupa hadiah, pinjaman atau investasi berupa

ekuitas. Perbedaan besarnya tampak dari ketersediaan uang dan bunga pinjaman atau

pengembalian investasi. Selain itu ada alternative pinjaman, yaitu pinjaman hybrid,

dimana peminjam memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah atau tanpa bunga

sama sekali dan memberitahu bahwa bisa dikembalikan ketika sudah mampu.

● Melakukan pengecekan kebutuhan kas dan melakukan pemotongan biaya

Kurangi pengeluaran untuk hal-hal yang kurang atau tidak penting.

Caranya mungkin bisa memulai bisnis di rumah atau meminjam peralatan

mahal yang telah dimiliki oleh bisnis yang telah ada daripada membelinya.

● Menjual atau menjaminkan aset

Cara lain untuk mendapatkan uang adalah dengan yang telah ada atau

menjaminkannya. Perlu diingat bahwa dengan meminjamkan menjual aset, maka

pemberi pinjaman akan mendapatkan hak milik atas aset tersebut. Aset akan

dikembalikan jika seluruh uang pinjaman telah dikembalikan beserta dengan

bunganya. Jika gagal melunasi pinjaman beserta bunganya, maka pemberi pinjaman

akan mengambil aset tersebut.

● Uang dari pendukung atau pihak lain yang tertarik pada bisnis yang dibuat

Banyak jenis bisnis memiliki pengikut yang setia. Pelanggan yang peduli

terhadap bisnis seperti pemilik bisnis itu sendiri. Konsumen tersebut

bersedia mendukung pemilik bisnis dengan kondisi yang berbeda

dibandingkan dengan investor komersil

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

44

● Pinjaman dari bank

Bank selalu ingin melihat business plan yang digunakan untuk pengajuan

peminjaman. Mereka menarik perhatian pemilik tabungan untuk menaruh deposit,

dan menggunakan deposit tersebut untuk dipinjamkan kepada pencari dana. Ketika

mereka meminjamkan dana, mereka memberikan bunga yang cukup untuk memenuhi

biaya pendanaan mereka dan menghasilkan keuntungan. Setiap transaksi yang dibuat

dengan bank akan menjadi pinjaman dan memiliki jadwal pembayaran. Bank

meminimalkan resiko dengan memastikan peminjamnya memiliki aset yang cukup

untuk membayar mereka kembali, walaupun bisnis yang dikembangakn sedang

buruk.

2.10 Venture Capital

Seorang venture capitalist adalah orang yang menginvestasikan uang dalam

bentuk ekuitas dalam sebuah bisnis dengan harapan mendapatkan profit di masa

mendatang. Venture capitalist amatir bertaruh kepada ide pengusaha untuk ekspansi

atau bisnis baru. Mereka menginvestasikan uang dengan harapan dapat memperkaya

diri mereka. Pengusaha perlu untuk menunjukkan pada calon investor bagaimana

investor mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi ke dalam bisnis yang dimiliki.

McKeever menyarankan agar meminjam uang separuh dari jumlah yang diperlukan,

terutama pada saat memulai bisnis yang baru. Jika pada tahap memperluas bisnis

yang telah ada, pastikan bahwa pembayaran kas dapat ditangani dengan baik yang

dimana penting untuk pembayaran pinjaman. Biasanya meminjam terlalu banyak

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

45

lebih membahayakan daripada meminjam terlalu sedikit. Jika menghadapi situasi

dimana harus meningkatkan jumlah kas, sebaiknya melakukan penjualan aset

daripada melakukan peminjaman (Mckeever, 2011, p60).

2.11 Businesss Canvas Model

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), dalam business canvas model terdapat

elemen- elemen yang disebut the 9 building blocks.

2.11.1 Customer Segments

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), customer segments building blocks

mendefinisikan sejumlah kelompok atau orang yang berbeda, yang menjadi sasaran

perusahaan untuk diraih dan dilayani. Sebuah perusahaan harus menentukan pilihan

dalam memilih segmen mana yang akan dilayani dan mana yang tidak.

● Mass Market

Model bisnis yang berfokus pada mass market tidak akan membedakan setiap

segmen pelanggan yang berbeda. Value Propositions, Distribution Channel, dan

Customer Relationships semua berfokus pada satu kelompok besar Pelanggan yang

memiliki kebutuhan yang sama.

● Niche Market

Model bisnis yang fokus untuk mendapatkan target pada niche market melayani

segmen pelanggan yang spesifik saja. Value Propositions, Distribution Channel, dan

Customer Relationship disesuaikan dengan kebutuhan spesifik niche market.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

46

● Segmented

Beberapa model bisnis membedakan antara segmen pasar dengan sedikit

perbedaan kebutuhan.

● Diversified

Perusahaan dengan model bisnis diversified melayani dua segmen pelanggan yang

tidak berhubungan dan memiliki kebutuhan yang berbeda.

● Multi-sided Platforms

Beberapa perusahaan melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling

memiliki ketergantungan antara satu dan lainnya.

2.12.2 Value Propositions

Value Propositions Building Blocks menjelaskan gabungan produk dan layanan

yang memberikan nilai bagi segmen pelanggan tertentu (Osterwalder & Pigneur,

2010). Jadi value propositions merupakan keuntungan yang ditawarkan oleh

perusahaan terhadap pelanggan. Berikut ini adalah elemen-elemen yang dapat

menciptakan nilai.

● Newness

Merupakan value propositions yang memuaskan kebutuhan baru, dimana

sebelumnya belum pernah dirasakan pelanggan karena belum pernah ditawarkan

sebelumnya.

● Performance

Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional telah menjadi cara

yang umum dalam menciptakan nilai.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

47

● Customization

Menciptakan nilai dengan menyesuaikan produk dan layanan terhadap kebutuhan

spesifik pelanggan individual.

● “Getting the Job Done”

Nilai yang diciptakan dengan membantu pelanggan dalam menyelesaikan

pekerjaannya.

● Design

Design merupakan elemen yang penting dalam menciptakan nilai suatu produk

atau jasa, namun juga sulit untuk diukur.

● Brand/Status

Pelanggan menemukan nilai dengan menggunakan sebuah brand spesifik tersebut.

● Price

Nilai yang didapat dari harga yang lebih rendah dari produk atau jasa dengan value

yang sama. Value Propositions ini memuaskan kebutuhan para pelanggan yang

sensitif terhadap harga.

● Cost Reduction

Menciptakan nilai dengan membantu pelanggan mengurangi biaya.

● Risk Reduction

Nilai yang didapat dari pengurangan resiko yang terjadi saat membeli produk atau

jasa.

● Accessibility

Menciptakan nilai dengan membuat produk atau jasa tersedia bagi pelanggan,

dimana sebelumnya kekurangan akses dalam mendapatkannya.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

48

● Convenience/Usability

Penciptaan nilai dengan menemukan cara penggunaan yang lebih mudah.

2.11.3 Channels

Channels Building Block memaparkan bagaimana sebuah perusahaan meraih dan

berkomunikasi dengan segmen pelanggan untuk menyampaikan value propositions

(Osterwalder & Pigneur, 2010). Channels memiliki beberapa fungsi seperti

meningkatkan awareness pelanggan mengenai produk/layanan perusahaan, membantu

pelanggan menilai value propositions perusahaan, Tempat bagi pelanggan dalam

membeli produk/jasa, menyampaikan value propositions kepada pelanggan, serta

menyediakan post-purchase customer support. Channel memiliki 5 fase yang berbeda

seperti yang dijelaskan berikut.

● Awareness - Yaitu bagaimana meningkatkan awareness akan produk dan

layanan perusahaan.

● Evaluation - Bagaimana membantu pelanggan menilai value propositions

perusahaan.

● Purchase - Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa

secara spesifik.

● Delivery - Bagaimana menyampaikan value propositions perusahaan kepada

pelanggan.

● After Sales - Bagaimana menyediakan layanan purna jual kepada pelanggan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

49

2.11.4 Customer Relationships

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Customer Relationship Building Blocks

memaparkan tipe-tipe hubungan yang diciptakan oleh perusahaan terhadap

pelanggan. Customer Relationship dapat dibedakan menjadi beberapa kategori seperti

berikut.

● Personal Assistance. Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan

representatif untuk mendapat bantuan saat proses penjualan atau setelah

pembelian selesai.

● Dedicated Personal Assistance. Hubungan dengan pelanggan berdasarkan

dedikasi layanan representatif terhadap pelanggan individual.

● Self-Service. Perusahaan tidak melakukan direct relationship terhadap

pelanggan, perusahaan menyediakan keperluan untuk pelanggan dalam

melayani dirinya sendiri.

● Automated Services. Tipe relationship yang menggabungkan bentuk mutakhir

dari self-service dengan proses otomatis.

● Communities. Perusahaan menggunakan user community untuk lebih terlibat

dengan pelanggan dan memfasilitasi hubungan sesama anggota komunitas.

● Co-creation. Menciptakan nilai bersama dengan pelanggan.

2.11.5 Revenue Streams

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Revenue Streams Building Blocks

mewakili kas yang dihasilkan perusahaan dari setiap pelanggan (biaya harus

dikurangi dari penghasilan untuk menghasilkan pendapatan). Revenue streams dalam

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

50

usaha berbeda-beda. Beberapa cara dalam menciptakan revenue streams adalah

sebagai berikut.

● Asset Sale. Merupakan revenue stream yang berasal dari menjual hak

kepemilikan menjadi produk fisik.

● Usage Fees.Revenue stream yang dihasilkan dari penggunaan layanan,

semakin banyak layanan yang digunakan maka pelanggan membayar lebih.

● Subscription Fees. Revenue stream yang dihasilkan dari penjualan akses

berkelanjutan dari sebuah layanan.

● Lending/Renting/Leasing. Revenue stream yang diciptakan dengan

memberikan seseorang hak eksklusif untuk menggunakan sebuah aset

dalam jangka waktu tertentu dan membayar biaya dari jasa tersebut.

● Licensing. Revenue stream yang dihasilkan dari memberikan pelanggan

izin untuk menggunakan properti intelektual yang dilindungi dan

pelanggan membayar biaya licensing sebagai gantinya.

● Brokerage Fees. Revenue streams yang berasal dari jasa intermediasi yang

dilaksanakan, atas nama dua pihak atau lebih.

● Advertising. Revenue stream yang didapat dari biaya pengiklanan produk

tertentu.

Setiap revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda. Tipe dari

mekanisme harga dibagi dua yaitu:

● Fixed Menu Pricing. Menentukan harga berdasarkan variabel statis.

● Dynamic Pricing. Harga berubah berdasarkan kondisi pasar.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

51

2.11.6 Key Resource

Key resources building blocks menjelaskan mengenai aset-aset penting yang

diperlukan untuk menjalankan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Resource

ini membantu menciptakan value propositions, menggapai pasar, menjaga hubungan

dengan pelanggan serta memperoleh revenue. Key resources dapat dikategorikan

sebagai berikut:

● Physical. Kategori ini mencakup aset fisik seperti fasilitas produksi,

gedung, kendaraan, mesin, sistem, sistem point-of-sales, dan jaringan

distribusi.

● Intellectual. Kategori ini mencakup resource seperti merek, proprietary

knowledge, hak paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan.

● Human. Kategori ini adalah resource dari sumber daya manusia.

● Financial. Kategori ini mencakup elemen-elemen seperti kas, lini kredit,

atau stock option pool dalam mempekerjakan key employee.

2.11.7 Key Activites

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), key activities building blocks merupakan

hal-hal yang paling penting dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan model

bisnis. Key activities dapat dikategorikan sebagai berikut:

● Production. Aktivitas ini mencakup merancang, membuat, dan

menyampaikan produk dalam kuantitas yang banyak dan/atau berkualitas

tinggi.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

52

● Problem Solving. Berhubungan dengan menemukan solusi baru dalam

memecahkan masalah pelanggan individual.

● Platform/Network. Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai

key resource didominasi oleh platform atau jaringan terkait key activities.

2.11.8 Key Partnerships

Key partnerships building blocks menjelaskan jaringan supplier dan partner yang

membuat model bisnis berjalan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Perusahaan

menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka, mengurangi resiko,

atau memperoleh sumber daya. Dalam menciptakan kemitraan dapat dibagi menjadi

tiga jenis motivasi yaitu:

● Optimization and Economy of Scale. Kemitraan antara buyer-supplier

berfungsi untuk mengoptimalkan alokasi dari sumberdaya dan aktifitas.

● Reduction or Risk and Uncertainty. Kemitraan dapat membantu

mengurangi resiko pada lingkungan kompetitif yang menggambarkan

ketidakpastian.

● Acquisition of Particular Resources and Activities

2.11.9 Cost Structure

Cost structure building block menjelaskan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan

dalam mengoperasikan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Biaya-biaya

yang dikeluarkan dapat dihitung setelah mengetahui apa saja key resources,

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

53

keypartnerships, dan key activities perusahaan. Cost Structure dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu:

● Cost-driven. Model bisnis cost-driven memfokuskan pada memangkas biaya

dengan metode efisiensi. Pendekatan ini membidik pada menciptakan dan

menjaga cost structure tetap minimal, menggunakan value propositions

yang rendah, otomatisasi yang maksimal, dan extensive outsourcing.

● Value-driven. Fokus dari model bisnis value-driven adalah penciptaan nilai.

Karakterisasi dari model bisnis ini biasanya adalah premium

valuepropositions dan personalize-service tingkat tinggi.

2.12 Idea Generations

Tingginya pengguna Internet khususnya di Indonesia tentu membuka peluang dari

sisi pandang bisnis, berkembangannya teknologi Internet memberi dampak yang

positif seperti memudahkan untuk bekerja, belajar hingga yang paling penting adalah

Gambar 2.4: Business Canvas Framework

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab 2-ts-bmc-2015-0020.pdf · peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan

54

untuk berkomunikasi yang dimana dengan dilakukan secara online memberikan

banyak kelebihan seperti tidak terbatas waktu dan tempat. Hal tersebut tentu erat

kaitannya dengan alat komunikasi berjenis smartphone & tablet PC. Tingginya

permintaan alat komunikasi tersebut ditunjukkan dari beberapa akhir tahun terus

meningkat dari segi penjualan hingga penggunaannya. Saat ini smartphone atau alat

komunikasi lainnya menjadi salah satu kebutuhan penting selain untuk

berkomunikasi, smartphone & tablet pc digunakan untuk mendukung kegiatan

keseharian bagi penggunanya.

Alasan memilih Social Media Commerce adalah Social Minded yang mendasari

tingginya pengguna Internetsaat ini. Selain itu bertransaksi secara online melalui

gadget juga tidak ketinggalan dan menjadi tren saat ini dimana kelebihan yang

ditawarkan kian menarik masyarakat. Hingga saat ini dalam pengaksesannya masih

dilakukan secara terpisah dan tidak sedikit aktifitas tersebut dicampur secara

bersamaan sehingga dapat menganggu pengguna lainnya. Hal tersebut dikarenakan

belum adanya pengembangan untuk menyediakan dua hal tersebut dalam satu wadah

sehingga penggunaan dari sosial media dan bertransaksi sesuai pada tempatnya. Oleh

karena itu untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah platform untuk dapat

memenuhi kebutuhan dari para pengguna tersebut dimana social media commerce

sebagai ide dari bisnis ini.