bab 2 landasan perancanganlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/rs1_2019_1_1158_19015… ·...

17
L1 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Dalam melakukan perancangan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan beberapa data berupa buku, artikel, dan referensi yang dapat membantu proses perancangan. 2.1.1 Sumber Buku The Animator's Survival Kit, Richard Williams, 2001 Menuliskan banyak tips dan trik untuk animasi cel tradisional atau digambar tangan. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan teori animasi dan gerak untuk mendukung produksi short animation ini. Cinematography: Theory and Practice, Blain Brown, 2002 Buku ini memperkenalkan sinematografi / pembuatan film saat di praktikkan di tingkat profesional. Lebih banyak membahas tentang visual storytelling. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan visual, scene, dan cut dalam short animation. Character Design from the Ground Up, Kevin Crossley, 2014 Buku ini adalah panduan untuk membangun karakter yang unik dan terkonsep. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan untuk character design dalam short animation ini. The Illusion of Life: Disney Animation, Thomas dan Johnston, 1995 Buku ini dibuat oleh 2 animator Disney yang isinya tentang sejarah animasi dan 12 prinsip dasar animasi. Berisi ribuan ilustrasi berwarna dan hitam-putih, mulai dari sketsa, storyboard, hingga seluruh rangkaian animasi. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan dalam screenplay, characters, backgrounds, sounds, voice recording, dan story development untuk mendukung produksi short animation. Ideas for the Animated Short: Finding and Building Stories, Karen Sullivan, 2008 Menjelaskan tentang cara membuat short story, production, dan design yang simple dan menarik. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan dalam cerita dan screenplay.

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

L1

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Data

Dalam melakukan perancangan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan

beberapa data berupa buku, artikel, dan referensi yang dapat membantu proses

perancangan.

2.1.1 Sumber Buku

� The Animator's Survival Kit, Richard Williams, 2001

Menuliskan banyak tips dan trik untuk animasi cel tradisional atau digambar

tangan. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan teori animasi dan gerak

untuk mendukung produksi short animation ini.

� Cinematography: Theory and Practice, Blain Brown, 2002

Buku ini memperkenalkan sinematografi / pembuatan film saat di praktikkan

di tingkat profesional. Lebih banyak membahas tentang visual storytelling. Penulis

menggunakan buku ini sebagai panduan visual, scene, dan cut dalam short

animation.

� Character Design from the Ground Up, Kevin Crossley, 2014

Buku ini adalah panduan untuk membangun karakter yang unik dan

terkonsep. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan untuk character design

dalam short animation ini.

� The Illusion of Life: Disney Animation, Thomas dan Johnston, 1995

Buku ini dibuat oleh 2 animator Disney yang isinya tentang sejarah animasi

dan 12 prinsip dasar animasi. Berisi ribuan ilustrasi berwarna dan hitam-putih, mulai

dari sketsa, storyboard, hingga seluruh rangkaian animasi. Penulis menggunakan

buku ini sebagai panduan dalam screenplay, characters, backgrounds, sounds, voice

recording, dan story development untuk mendukung produksi short animation.

� Ideas for the Animated Short: Finding and Building Stories, Karen

Sullivan, 2008

Menjelaskan tentang cara membuat short story, production, dan design yang

simple dan menarik. Penulis menggunakan buku ini sebagai panduan dalam cerita

dan screenplay.

Page 2: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

2.1.2 Sumber Jurnal

� Theory of the Film; Character and Growth of a New Art, B Balázs, 1970

Jurnal ini menjelaskan tentang teori warna dan penerapannya pada film.

Penulis menggunakan teori ini sebagai panduan untuk color grading dalam short

animation.

� The development of the espionage film, Taylor & Francis, 1990

Jurnal ini memberitahukan sejarah film mata-mata dan perkembangannya

dari waktu ke waktu. Penulis menggunakan informasi ini sebagai panduan dalam

membuat screenplay animasi.

� Bond and beyond: The resurgence of spy cinema, P Gutierrez, 2013

Jurnal ini menjelaskan bagaimana genre film mata-mata mempunyai banyak

penggemar padahal jalan ceritanya tidak masuk akal dan dilebih-lebihkan. Yaitu

karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

dan pengembangan waralaba ikonik. Penulis menggunakan informasi ini untuk

animasi.

� Animation writing and development: From script development to pitch,

JA Wright, 2013

Jurnal ini menjelaskan bagaimana cara menuliskan script short animation

dengan cepat dengan premis yang menarik. Penulis menggunakan jurnal ini sebagai

panduan untuk screenplay dalam membuat animasi short film.

� Effects of musical soundtracks on attitudes toward animated geometric

figures, SK Marshall, 1988

Jurnal ini menjelaskan tentang pentingnya suara musik pada film animasi

Penulis menggunakan jurnal sebagai referensi untuk memillih sound effect,

background music, dan voice over dalampembuatan animasi pendek.

2.1.3 Sumber Film

� Pigeon: Impossible, Lucas Martell, 2009

Film animasi pendek yang akan diangkat menjadi layar lebar oleh 20th

Century Fox yang berjudul Spies in Disguise yang dibintangi Will Smith dan Tom

Holland ini berceritakan tentang agen rahasia yang bermasalah dengan burung

Page 3: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

merpati yang terjebak di tas yang berisi tombol nuklir milik pemerintah. Penulis

menggunakan film ini sebagai referensi storytelling dalam membuat animasi.

� Agent 327: Operation Barbershop, Martin Lodewijk, 2017

Film animasi pendek yang dibuat dengan software Blender ini memiliki

visual, lighting, rendering, dan camera movement yang sangat baik. Menceritakan

seorang agen rahasia yang datang ke salon untuk menjalankan misinya. Penulis

menggunakan film ini sebagai inspirasi sinematografi dalam membuat animasi

pendek ini.

� Persepolis, Marjane Satrapi, 2007

Film Persepolis adalah sebuah film biografi animasi Prancis-Iran yang

berdasarkan pada novel grafis autobiografi karya Marjane Satrapi, animasi pendek

ini menceritakan tentang seorang gadis muda yang beranjak dewasa menghadapi

pecahnya Revolusi Iran. Walaupun ceritanya drama, namun film ini meraih

penghargaan Juri di Festival Film Cannes 2007. Penulis menjadikan visual hitam-

putih yang simple pada film ini untuk style animatik film.

� Betty Boop, Max Fleischer, 1930

Betty Boop ialah karakter kartun animasi yang diproduksi Max Fleischer dan

dirilis Paramount Pictures. Ia adalah tokoh animasi pertama mengenai gadis modern

1920-an. Walaupun bukan film mata-mata, namun visual karakter di animasi Betty

Boop yang menarik menjadi acuan desain karakter. Lalu gerakan animasi yang

dibuat hand-drawn sehingga menimbulkan kesan sketchy sangatlah unik. Maka dari

itu, penulis menggunakan film ini sebagai acuan untuk style animatik film.

� Man from U.N.C.L.E., Henry Cavill dan Armie Hammer, 2015

Film mata-mata layar lebar ini menceritakan pada awal 1960-an, agen CIA

Napoleon Solo dan KGB operatif Illya Kuryakin berpartisipasi dalam misi bersama

melawan organisasi kriminal misterius, yang bekerja untuk memperbanyak senjata

nuklir. Film ini merujuk pada genre mata-mata aksi dan komedi. Maka dari itu,

penulis menggunakan film ini sebagai referensi untuk sinematografi dan screenplay.

2.1.4 Studi Visual

Dalam pembuatan visual karakter dan environment, penulis menggunakan

beberapa referensi visual dari film animasi yang sudah ada. Penulis menggunakan

film Persepolis sebagai referensi dalam desain visual. Persepolis adalah animasi

yang berdasarkan autobiografi grafik novel Marjene Satrapi dengan judul yang sama,

Page 4: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

dimana berceritakan tentang nasib seorang gadis yang hidup pada masa revolusi Iran.

Meskipun memiliki style yang imut mengikuti style grafik dari novelnya, namun

cerita yang disampaikan bertema dark comedy dan tragedi yang kurang sesuai untuk

anak-anak sehingga lebih membuat penonton yang lebih tua merasa tertarik, apalagi

dengan symbolism, pewarnaan hitam putih, dan gaya animasinya yang unik, sehingga

Persepolis masuk dalam nominasi Academy Award for Best Animated Feature pada

tahun 2007.

Gambar 2.1

Persepolis

Sumber : https://www.awn.com/animationworld/persepolis-motion

2.1.5 Referensi

2.1.5.1 Environment

Dalam animasi pendek “Odd Eyes” memiliki environment dunia asli,

yaitu “Theater”. Maka dari itu penulis menggunakan referensi theater

pertunjukan yang sudah ada.

Page 5: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Gambar 2.2

Environment Theater

Sumber : https://www.hotelprovidence.com/

2.1.5.2 Karakter

• Karakter Spy

Berdasarkan data-data yang disebutkan di atas, visual karakter Spy

atau agen rahasia diambil dari bagaimana penggambaran karakter mata-

mata yang cukup terkenal. Disini digambarkan sebagai lelaki tinggi yang

memakai topi fedora, berpakaian jas warna hitam, dan membawa

senapan. Sifatnya misterius, rajin, dan taat akan pekerjaanya. Namun ia

memiliki kelemahan yaitu kucing, karena ia alergi terhadap bulu kucing.

Gambar 2.3

Referensi karakter “Spy”, (A) TF2 Spy, (B) Spy vs Spy

Page 6: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Sumber: (A) https://wiki.teamfortress.com/wiki/Fancy_Fedora

(B) https://maditsmadfunny.fandom.com/wiki/Spy_vs._Spy

• Karakter Cat (atau Odd Eyes)

Visual karakter Cat atau kucing diambil dari penggambaran kucing

yang imut dan ramah. Disini digambarkan sebagai kucing kecil ras siam,

badan berbentuk bulat, dan memiliki mata yang berwarna beda (karena

namanya Odd Eyes). Sifatnya manja, selalu ingin tahu, dan berlaku

seenaknya sendiri. Namun ia setia terhadap pemiliknya. Karakter ini

terinspirasi dari kucing penulis sendiri.

Gambar 2.4

Referensi karakter “Cat”, (A) Pusheen, (B) Meawbin, (C) Jojo

Sumber: (A) https://pusheen.com/ (B) https://chatsticker.com/sticker/drama-

meawbin/10510725 (C) sumber pribadi.

• Karakter Singer

Visual karakter Singer atau penyanyi yang menjadi target dari

espionage dalam cerita ini sekaligus pemilik kucing. Disini digambarkan

sebagai wanita cantik, berwajah bulat, berambut pendek, dan berpakaian

dress warna merah. Sifatnya polos, lugu, dan suka tidak sadar akan

keadaan sekitarnya. Meskipun begitu, karakter ini mempunyai rahasia

besar, namun rahasia itu tidak diceritakan dalam short animation ini.

Page 7: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Gambar 2.5

Referensi karakter “Singer”, (A) Perfurmer, (B) Fake Type Iwasaki

Sumber: (A) https://twitter.com/identityvth/status/1116006369197297666

(B) https://www.youtube.com/watch?v=H8EfQF4Jg3I/

2.1.5.3 Animasi

Untuk animasi film pendek “Odd Eyes”, penulis menggunakan

referensi animasi dari buku “Animator’s Survival Kit” (Richard Williams,

2001) untuk gerakan jalan setiap karakter. Dikatakan dalam buku tersebut,

bahwa terdapat banyak jenis cara berjalan. Tetapi untuk animasi “Odd Eyes”

penulis menggunakan Normal Walk Spacing, dan dalam buku tersebut

diberikan formula untuk animasi jalan normal.

Gambar 2.6

Normal Walk Cycle

Page 8: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Sumber : Animator’s Survival Kit

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Animasi

Animasi berasal dari kata Bahasa Inggris yaitu ‘animate’ yang artinya

menghidupkan, memberi jiwa dan mengerakan benda mati. Animasi

merupakan proses membuat objek yang asalnya objek mati, kemudian

disusun dalam posisi yang berbeda seolah menjadi hidup. Menurut Ibiz

Fernandes (2002), animasi definisikan sebagai proses merekam dan

memainkan kembali sebuah rangkaian gambar diam agar menghasilkan ilusi

pergerakan yang terus berlanjut. Animasi memiliki berbagai macam tipe,

beberapa diantaranya adalah animasi tradisional atau cel animation, animasi

komputer yang dibagi menjadi motion graphics, 2D dan 3D digital

animation, stopmotion, dan berbagai macamnya.

Short film atau film pendek menurut definisi dari Academy of Motion

Picture Arts and Sciences adalah film original yang memiliki waktu berjalan

40 menit atau kurang, termasuk semua kredit akhir. Jika digabung dengan

pengertian animasi, maka film animasi pendek atau short-animated film

adalah film animasi yang memiliki waktu berjalan 40 menit atau kurang dan

sudah termasuk kredit akhir.

Animator asal Disney Frank Thomas dan Ollie Johnston

memperkenalkan 12 Basic Principles of Animation, yang menjadi panduan

dalam pembuatan banyak karya animasi. Tujuan utama prinsip-prinsip

tersebut adalah untuk menghasilkan ilusi karakter bergerak mengikuti hukum

dasar fisika, tapi dengan tambahan yang sedikit abstrak untuk menambah

daya tarik suatu animasi. Beberapa prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai

berikut: (Thomas & Johnston, 1981)

1. Anticipation

Antisipasi digunakan untuk memberitahu penonton bahwa suatu

pergerakan akan terjadi, dan digunakan untuk membuat aksi tersebut

terlihat lebih realistik.

Page 9: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

2. Staging

Prinsip ini mirip dengan penataan panggung dalam konteks teater. Tujuan

staging adalah untuk mengarahkan perhatian penonton pada titik penting

dalam suatu skenario, juga menjelaskan bagaimana environment dapat

mendukung suasana yang ingin disampaikan.

3. Pose to Pose

Pose to pose adalah teknik pembuatan animasi, dengan membuat pose-

pose utama terlebih dahulu kemudian membuat pergerakan sekunder

diantara keyframe utama untuk membuat animasi terlihat bergerak dari

pose pertama ke pose berikutnya. Proses pembuatan gerakan sekunder

tersebut dinamakan inbetweening.

4. Follow Through and Overlapping Action

Follow through dan overlapping action berkaitan erat karena dengan

menggunakan kedua prinsip tersebut, animasi terlihat mengikuti hukum

dasar fisika. Follow through membuktikan bahwa ketika karakter yang

sedang bergerak kemudian berhenti, tidak seluruh bagian karakter

berhenti secara bersamaan. Sedangkan overlapping action menjelaskan

ketika karakter sedang bergerak, akan ada beberapa bagian karakter

tersebut yang bergerak lebih cepat dari yang lainnya, menghasilkan efek

overlap atau tumpang-tindih.

5. Slow-In and Slow-Out

Prinsip slow-in dan slow-out memberikan ilusi adanya percepatan dan

perlambatan dalam pergerakan karakter. Biasanya dilakukan dengan cara

membuat banyak keyframe diawal aksi, diikuti keyframe dengan jumlah

sedikit ditengah, dan aksi diakhiri dengan jumlah keyframe yang banyak;

keyframe yang banyak akan memberikan ilusi gerakan lambat dan

keyframe jumlah sedikit membuat gerakan terlihat cepat, dan dengan

mengaturnya sedemikianrupa pergerakan akan terlihat lebih nyata.

6. Secondary Action

Secondary action merupakan gerakan-gerakan tambahan yang digunakan

untuk memperkuat kesan gerakan utama agar animasi terlihat lebih

realistik dan berkarakter. Nataha Lightfoot (2008) memberikan contoh

sebagai berikut: gerakan utama dari tokoh yang sedang berjalan dengan

marah adalah animasi jalannya yang memiliki langkah berat dan

Page 10: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

mencondong ke depan, lalu secondary action dari tokoh tersebut bisa

berupa pergerakan tangan yang mengekspresikan bahwa ia sedang kesal,

atau ditambah dengan dialog dan pergerakan kepala. Pergerakan tangan

dan dialog tokoh tidak menarik perhatian penonton dari cara jalannya

yang sudah terlihat kesal, tapi bermanfaat dalam menambah kesan

realistik bahwa karakter tersebut sedang marah.

7. Timing

Timing memberikan ilusi bahwa suatu aksi mengikuti hukum dasar fisika.

Timing bisa dicapai dengan mengatur jumlah keyframe dalam sebuah

aksi, seperti slow-in dan slow-out, menghasilkan kecepatan pergerakan

tersebut. Timing juga bisa digunakan untuk menentukan waktu kapan

sebuah gerakan harus dilakukan dalam sebuah adegan, untuk membentuk

suasana.

8. Solid Drawing

Prinsip dalam menggambar bentuk, berat, dan volum hingga memberikan

ilusi tiga dimensi berlaku dalam animasi selain teknik dasar menggambar.

Solid drawing menekankan animator untuk menguasai pengertian ruang

tiga dimensi agar gambar terlihat lebih hidup dan tidak kaku.

9. Appeal

Maksud dari appeal dalam konteks animasi adalah karisma yang harus

dimiliki sebuah karakter. Penonton harus bisa merasakan bahwa sebuah

karakter itu nyata dan menarik, melalui character design, ciri-ciri khas

pergerakan karakter, character development, dan berbagai cara lainnya.

Penulis menggunakan prinsip-prinsip tersebut sehingga animasi yang

dibuat terasa lebih hidup, namun yang paling ditonjolkan dan digunakan

adalah Appeal, Timing, dan Staging.

2.2.2 Character Design

Sebuah karakter atau tokoh tentunya memiliki bentuk agar bisa

dinikmati penonton, lalu mempunyai sifat dan kisah hidup yang membuat

karakter tersebut terasa realistik. Tapi untuk membuat sebuah karakter yang

menarik dan unik dengan sendirinya, penampilannya harus bisa digabungkan

dengan jati dirinya, begitu juga sebaliknya. Menurut David Colman dalam

Page 11: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

DVD-nya yang berjudul The Art of Character Design Vol. 1, ‘siapa’ dan

‘apa’ dari sebuah karakter merupakan aspek yang sama pentingnya dalam

desain karakter. Dengan mengerti ‘siapa’ karakter itu kemudian

memperlihatkan jati dirinya dalam perencanaan desain, yang akan

memberikan bentuk asli karakter.

2.2.3 Background Design

Latar belakang atau background dalam konteks animasi dibuat oleh

background artist yang bertugas untuk menetapkan warna, style, dan suasana

sebuah skenario hasil gambar layout artist, yaitu orang yang mengatur dan

merencanakan desain latar belakang, penataan sumber cahaya, dan sudut

kamera dari sebuah skenario, biasanya hanya dalam bentuk lineart dan bukan

merupakan hasil akhir yang ada di film.

Selain bekerja dengan layout artist, background artist juga bekerja

sama dengan storyboard artist, yang membuat panel pergerakan dari naskah,

dan character designer. Dibutuhkan adanya diskusi dan kerjasama karena

butuhnya keseimbangan antar latar belakang, karakter, penempatan objek di

background, dan aspek lainnya yang berhubungan seperti warna, jumlah

detil, penggunaan ruang dan sebagainya agar bisa menciptakan visual yang

mudah dicerna dan tetap menarik bagi penonton.

Keserasian latar belakang dengan karakter dan keseluruhan style

animasi berpengaruh kepada konsep yang ingin dicapai. Jika gaya gambar

semuanya konsisten, maka hasil akhir akan terlihat menyatu dan bahkan

realis. Tetapi jika ingin mengambil konsep yang lebih abstrak, bisa

menggabungkan gaya-gaya yang berbeda.

2.2.4 Cinematography

Sinematografi adalah ilmu yang mempelajari seputar dunia perfilman,

termasuk teknik menangkap gambar dan menggabungkan gambar-gambar

tersebut sehingga menjadi runtutan gambar yang menyampaikan suatu cerita

atau ide. Timothy Heiderich menyampaikan beberapa teknik pengambilan

gambar dari bukunya yang berjudul Cinematography Techniques: The

Page 12: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Different Types of Shots in Film, dan beberapa tipe-tipenya adalah sebagai

berikut: (T. Heiderich, 2012)

1. Long Shot

Jarak kamera dengan subjeknya memperlihatkan jarak emosional; para

penonton tidak merasa terlalu terlibat secara emosional dengan apa yang

sedang terjadi dibandingkan jika jaraknya lebih dekat. Long shot

memberikan penonton kesan seakan-akan mereka pengamat biasa di

skenario tersebut yang tidak begitu menyadari apa yang sepenuhnya

terjadi.

Gambar 2.7

Visualisasi contoh pengambilan gambar long shot

Sumber: Cinematography Techniques, Timothy Heiderich (2012)

2. Medium Long Shot

Berada diantara long shot dan close shots, medium long shot lebih

informatif dibandingkan emosional. Shot ini terlalu dekat untuk

mengambil gambar dengan skala besar layaknya long shot namun terlalu

jauh untuk menyampaikan emosi yang didapatkan dari sebuah close up,

membuat shot ini memberikan kesan netral.

3. Medium Shot

Mulai dari shot inilah penonton bisa mulai terlibat dengan karakter atau

subjek secara personal. Jaraknya sesuai dengan jarak antar orang-orang

yang sedang melakukan percakapan santai.

Page 13: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Gambar 2.8

Visualisasi contoh pengambilan gambar medium

Sumber: Cinematography Techniques, Timothy Heiderich (2012)

4. Close Up

Lebih intim dari medium shot, ekspresi dan emosi dari karakter akhirnya

lebih terlihat. Close up memang digunakan untuk membuat penonton

pindah fokus dari sekitar karakter jadi kepada karakter tersebut.

Gambar 2.9

Visualisasi contoh pengambilan gambar close up

Sumber: Cinematography Techniques, Timothy Heiderich (2012)

5. Extreme Close Up

Extreme close up digunakan untuk memperkuat intensitas konflik yang

sedang terjadi dan emosi karakter, kamera berdekatan dengan muka

karakter sehingga mendapat detil ekspresinya dengan jelas. Bisa juga

digunakan pada objek seperti jarum jam yang bergerak.

Page 14: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

Gambar 2.10

Visualisasi contoh pengambilan gambar extreme close up

Sumber: Cinematography Techniques, Timothy Heiderich (2012)

Sudut kamera dalam sebuah film digunakan untuk menjelaskan kepentingan

karakter terhadap film tersebut dan juga menangkap informasi yang berbeda-beda

interpretasinya. Dari sejumlah jenis sudut kamera, beberapa diantaranya adalah

sebagai berikut:

���� High Angle

Kamera mengarah ke bawah, membuat karakter terlihat kecil diantara

bentangan environment, terkadang menggambarkan rasa tidak

dipentingkan.

���� Eye Level

Kamera kurang lebih berada di ketinggian yang sama jika seorang

pengamat melihat skenario tersebut.

Dalam sinematografi, diperlukan penguasaan depth of field, yaitu

jarak atau ukuran yang diterapkan pada area yang menjadi fokus dalam

kamera. Area yang dijadikan fokus dalam gambar berupa komposisi dari tiga

bagian, yaitu foreground, middleground, dan background. Foreground

merupakan lapisan area yang paling dekat dengan mata penonton, atau

kamera. Kemudian middleground berupa ruang yang berada diantara

foreground dan background. Lalu background adalah lapisan yang paling

jauh dari kamera, dibelakang foreground dan middleground. Dengan

menggunakan depth of field dan fokus lensa kamera kepada komposisi ketiga

lapisan tersebut bisa menciptakan kedalaman dan kompleksitas dalam

skenario. Agar dapat memberi penekanan pada salah satu lapisan tertentu

Page 15: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

untuk menetapkan perhatian penonton pada area tersebut, digunakan teknik

shallow focus. Untuk menangkap gambar skenario dengan skala luas dan

memberikan ilusi tiga-dimensi, bisa menggunakan teknik deep focus, dimana

ketiga lapisan komposisi fokus semua di adegan yang sama. Ada juga racking

focus, dimana fokus berganti dari satu lapisan ke lapisan lainnya pada adegan

yang sama, untuk mengarahkan perhatian penonton atau menunjukan

hubungan antar dua subjek.

Pergerakan kamera berguna untuk mengungkapkan informasi kepada

penonton, bergerak mendekati subjek untuk memberikan informasi yang

lebih jelas, menjelaskan keadaan pikiran subjek atau suasana, dan sebagainya.

Beberapa pergerakan kamera yang digunakan adalah sebagai berikut:

� SteadiCam atau Follow Shot

Kamera ditempatkan di perangkat yang dikenakan oleh operator kamera,

membuat pergerakan kamera sedikit ‘ditunda’ agar menghilangkan

hentakkan dari handheld shot saat operator kamera bergerak mengikuti

subjek.

� Tilt Shot

Kamera bergerak atas-bawah tanpa menaikkan posisinya. Kamera lebih

menengadah keatas-bawah dibandingkan bergerak. Berguna untuk

mengikuti subjek atau memperlihatkan bagian atas dan bawahnya suatu

objek.

� Pan Shot

Kamera bergerak secara horizontal kiri-kanan. Bisa digunakan untuk

mengikuti subjek atau memperlihatkan jarak antar objek, juga untuk

panorama bentangan alam atau memperlihatkan environment.

Penulis menggunakan tipe-tipe tersebut sehingga animasi yang dibuat

tidak membosankan, semua shot digunakan supaya penonton bisa mengikuti

alur cerita animasi tanpa merasa jenuh dan dapat merasakan feeling karakter

dalam setiap shoot.

Page 16: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

2.2.5 Teori Warna

Teori warna adalah panduan dalam menggunakan dan mencampur

warna serta efek hasil kombinasi warna-warna tertentu. Sedangkan warna

adalah gabungan gelombang cahaya yang berasal dari sumber energi dan

dipantulkan dari objek yang berwarna. Semua warna dapat dijelaskan dengan

mengerti tiga atribut penting pada warna, yaitu hue, value, dan chroma.

Gambar 2.11

A Color Notation, Albert Munsell (1905)

Sumber: https://munsell.com/color-blog/conical-spiral-color-harmony/

Hue merupakan kumpulan dari warna-warna yang berbeda, terdiri dari

warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer adalah merah, biru, dan

kuning, kemudian warna sekunder merupakan campuran dari warna-warna

primer, menghasilkan jingga, ungu, dan hijau, lalu warna tersier terbuat dari

campuran warna primer dengan sekunder. Value atau brightness adalah

terang-gelapnya sebuah warna, yang berlaku pada semua warna. Value

tertinggi dan terendahnya adalah putih dan hitam. Semua warna atau hue bisa

menggunakan value untuk membuat warna lebih terang atau lebih gelap.

Chroma atau saturation adalah kualitas jernihnya warna; cerah atau kusam.

Warna abu-abu merupakan warna dengan chroma atau saturasi paling rendah.

Hue warna apapun ketika ditambahkan abu-abu akan berubah menjadi

kusam, jadinya hue warna tersebut memiliki saturasi yang rendah.

Dalam animasi ini penulis menggunakan warna achromatic.

Achromatic adalah warna yang dihasilkan berurutan satu warna dari putih ke

hitam. Putih (warna terang) dan hitam (warna gelap) menghasilkan sesuatu

Page 17: BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1158_19015… · karena hubungan yang kuat dengan sejarah politik sosial, blockbuster kontemporer,

yang sangat jelas, kontras yang tajam. Perbedaan dalam value (banyaknya

unsur putih dan hitam dalam warna) dapat digunakan untuk membuat suatu

penekanan. Permainan value pada warna bukanlah hal baru di dunia seni.

Bahkan hitam, putih, dan abu-abu pun dapat menjadi permainan seni warna

yang sangat mengagumkan. Maka dari itulah penulis menggunakan gradasi

warna tersebut.

Gambar 2.13

Skema warna monochromatic dan achromatic

Sumber: http://www.deanenettles.com/webexamples/colorexamples/