bab 2 konsep dasar obat tradisiona1
TRANSCRIPT
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 1/7
4
BAB 2 KONSEP DASAR OBAT TRADISIONAL
2.1 Definisi
Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan tersebut
yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. (Pramono, 2003 )
Obat tradisonal adalah praktik - praktik pengobatan yang didasarkan pada
pengalaman oleh masyarakat asli (indigenous peoples) dan diteruskan secara turun
temurun. Obat tradisional merupakan salah satu bagian dari keanekaragamaan
hayati. Obat tradisional merupakan istilah yang sangat luas, yang mencakup
pengetahuan masyarakat asli (indigenous peoples) atau pengetahuan penduduk
atau suku, pengetahuan tradisional para petani atau suku pedalaman yang secara
regional membatasi TK mengenai penyembuhan. (Saleh, 2009)
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis
dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat
tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan
proses produksi dan penanganan bahan baku. (Dirjen BPOM, 2005)
2.2 Tingkatan Obat Tradisional
Bahan-bahan ramuan obat tradisional seperti bahan tumbuh-tumbuhan, bahan
hewan, sediaan sarian atau galenik yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat
sebagai obat, dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai
simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa
bahan yang dikeringkan (Dirjen POM, 2000).
Menurut Material Medika (MMI, 1995 dalam E.Siswanti, 2010), simplisia dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu:
1. Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 2/7
5
tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia.
2. Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan zat-
zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia pelikan (mineral)
Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral)
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa
zat kimia.
Zat kimia berkhasiat (obat) tidak diperbolehkan digunakan dalam campuran
obat tradisional karena obat tradisional diperjual belikan secara bebas. Dengan
sendirinya apabila zat berkhasiat (obat) ini dicampurkan dengan ramuan obat
tradisional dapat berakibat buruk bagi kesehatan. (Dirjen POM, 1986)
Obat tradisional yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3,
yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
1. Jamu (Empirical based herbalmedicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang
berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis
(bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan
secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan
tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan
alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk
melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan
berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi
dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 3/7
6
berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikuti
standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat,
standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas
akutmaupun kronis.
3. Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan
kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana
yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi
syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa
didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilimiah.
2.3 Syarat Obat Tradisional
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek
yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin
agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari
bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan
personalia yang menangani. Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan
dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia internasional.
Badan pengawas obat dan makanan menyebutkan persyaratan yang harus di
penuhi dalam meproduksi obat tradisional yaitu:
a. Personalia
Personalia hendaklah mempunyai pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan
kemampuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan tersedia dalam
jumlah yang cukup. Mereka hendaklah dalam keadaan sehat dan mampu
menangani tugas yang dibebankan kepadanya.
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 4/7
7
b. Bangunan
Bangunan industri obat tradisional hendaklah menjamin aktifitas industri
dapat berlangsung dengan aman, syarat banguna industry obat itu sendiri
yaitu:
1) Bangunan industri obat tradisional hendaklah berada di lokasi yang
terhindar dari pencemaran, dan tidak mencemari lingkungan.
2) Bangunan industri obat tradisional hendaklah memenuhi persyaratan
higiene dan sanitasi.
3) Bangunan untuk pembuatan obat tradisional hendaklah memiliki
rancangan, ukuran dan konstruksi yang memadai
4) Bangunan industri obat tradisional hendaklah memiliki ruangan-ruangan
pembuatan yang rancang bangun dan luasnya sesuai dengan bentuk, sifat
dan jumlah produk yang dibuat, jenis dan jumlah peralatan yang
digunakan, jumlah karyawan yang bekerja serta fungsi ruangan
c. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan produk hendaklah memiliki
rancang bangun konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta
ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk
terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta untuk memudahkan
pembersihan dan perawatannya. Sarana pengolahan produk hendaklah
dilengkapi dengan peralatan sesuai dengan proses pembuatan dan bentuk
sediaan yang akan dibuat. Peralatan serta instrumen laboratorium pengujian
hendaklah sesuai untuk menguji tiap bentuk sediaan produk yang dibuat.
d. Sanitasi dan Hiegine
Dalam pembuatan produk hendaklah diterapkan tindakan sanitasi dan higiene
yang meliputi bangunan, peralatan dan perlengkapan, personalia, bahan dan
wadah serta faktor lain sebagai sumber pencemaran produk.
e. Penyiapan Bahan Baku
Setiap bahan baku yang digunakan untuk pembuatan hendaklah memenuhi
persyaratan yang berlaku.
f. Pengolahan dan Pengemasan
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 5/7
8
Pengolahan dan pengemasan hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti cara
yang telah ditetapkan oleh industri sehingga dapat menjamin produk yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang berlaku:
1. Menjalankan verifikasi
2. Tidak menimbulkan pencemaran
3. Melakukan system penomeran kode produksi
4. Penimbangan dan penyerahan
5. Waktu pengolahan dan pengemasan
6. Penyimpanan
g. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat
tradisional yang baik. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur
dalam semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan produk
yang bermutu mulai dari bahan awal sampai pada produk jadi. Untuk
keperluan tersebut bagian pengawasan mutu hendaklah merupakan bagian
yang tersendiri.
h. Inspeksi Diri
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek
pengolahan, pengemasan dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOTB.
Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mengevaluasi pelaksanaan
CPOTB dan untuk menetapkan tindak lanjut. Inspeksi diri ini hendaklah
dilakukan secara teratur. Tindakan perbaikan yang disarankan hendaklah
dilaksanakan. Untuk pelaksanaan inspeksi diri hendaklah ditunjuk tim
inspeksi yang mampu menilai secara obyektif pelaksanaan CPOTB.
Hendaklah dibuat prosedur dan catatan mengenai inspeksi diri.
i. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan produk merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen yang meliputi spesifikasi, label/etiket, prosedur, metoda dan
instruksi, catatan dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh
rangkaian kegiatan pembuatan produk. Dokumentasi sangat penting untuk
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 6/7
9
memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan jelas
mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakannya, sehingga memperkecil
risiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena
hanya mengandalkan komunikasi lisan. (Dirjen BPOM, 2005)
Bahan-bahan obat tradisional harus memiliki syarat-syarat berikut:
1) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang mengandung:
a. bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat;
b. narkotika atau psikotropika;
c. bahan yang dilarang seperti tercantum pada Lampiran 14;
d. hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Obat tradisional dilarang dalam bentuk sediaan :
a. intravaginal;
b. tetes mata;
c. parenteral;
d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.
3) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dalam bentuk sediaan
cairan obat dalam tidak boleh mengandung etil alkohol dengan kadar lebih
besar dari 1% (satu persen), kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang
pemakaiannya dengan pengenceran. (Dirjen BPOM, 2005)
2.4 Payung Hukum Obat Tradisonal Dan Penggunannya
Dalam Permenkes No. 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Kesehatan disebutkan bahwa
dokter merupakan pelaksana utama untuk pengobatan komplementer alternative,
sedang tenaga kesehatan lainnya mempunyai fungsi untuk membantu dokter
dalam melaksanakan pengobatan komplementer alternatif. Sebelumnya dokter
tersebut wajib melakukan registrasi komplementer alternative di Dinas Kesehatan
Propinsi setempat untuk memperoleh surat bukti registrasi tenaga pengobatan
komplementer alternative (SBR_TPKA). Salah satu syarat untuk memperoleh
SBR _ TPKA adalah adanya ijasah pendidikan tenaga pelayanan pengobatan
5/17/2018 Bab 2 Konsep Dasar Obat Tradisiona1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-konsep-dasar-obat-tradisiona1 7/7
10
komplementer alternative yang di sahkan oleh pimpinan penyelenggara
pendidikan yang bersangkutan. Payung hokum yang ada di Indonesia dalam
pelaksanaan pengobatan tradisional antara lain yaitu:
a. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 47 tantang
Pengobatan Tradisional.
b. Peraturan Menkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 tentang Fitofarmaka
c. Keputusan Menkes RI No. 1076/Menkes/SK/VII?2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
d. Permenkes No. 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer Alternative di Fasilitas Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin
Usaha lndustri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. (Lusi &
Lulut, 2008)