bab 2 kondisi kawasan kota amurang

24
LAPORAN INTERIM Penyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang BAB 2 KONDISI KAWASAN KOTA AMURANG 2.1 KONDISI FISIK 2.1.1 Letak Geografis Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang, berjarak sekitar 64 km dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Kabupaten Minahasa; - Sebelah Timur dengan Kabupaten Minahasa Tenggara; - Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow; - Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi. Luas Kabupaten Minahasa Selatan adalah 1.555,83 Km2 Kabupaten Minahasa Selatan menurut Kabupaten Minahasa dalam angka (data statistik) 2.412 Km2 menurut data statistik perkecamatan, dan berdasarkan UU no.9 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Minahasa Tenggara luas Kabupaten Minahasa Selatan menjadi 1.409,97 Km2, Kabupaten Minahasa Selatan terdiri atas 17 kecamatan dan 137 desa 13 kelurahan. Berikut ini ditampilkan Kecamatan dan desa-desa yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan. II - 1

Upload: tirtapelangi

Post on 05-Aug-2015

254 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

BAB 2KONDISI KAWASAN KOTA

AMURANG

2.1 KONDISI FISIK

2.1.1Letak Geografis

Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi

Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang, berjarak

sekitar 64 km dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Adapun

batas-batasnya adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara dengan Kabupaten Minahasa;

- Sebelah Timur dengan Kabupaten Minahasa Tenggara;

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow;

- Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi.

Luas Kabupaten Minahasa Selatan adalah 1.555,83 Km2 Kabupaten

Minahasa Selatan menurut Kabupaten Minahasa dalam angka (data

statistik) 2.412 Km2 menurut data statistik perkecamatan, dan

berdasarkan UU no.9 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten

Minahasa Tenggara luas Kabupaten Minahasa Selatan menjadi

1.409,97 Km2, Kabupaten Minahasa Selatan terdiri atas 17 kecamatan

dan 137 desa 13 kelurahan. Berikut ini ditampilkan Kecamatan dan

desa-desa yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan.

II - 1

Page 2: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Tabel 2.1.

Jumlah dan luas Kecamatan di Kabupaten Minahasa Selatan Tahun

2010

No KecamatanLuas Prosent

ase (%)Km2 Ha1 Modoinding 46.98 4698 3.162 Tompaso Baru 129.48 12948 8.723 Maesan 143.98 14398 9.704 Ranoyapo 102.44 10244 6.905 Motoling 15.11 1511 1.026 Kumelembuai 37.89 3789 2.557 Motoling Barat 128.40 12840 8.65

8Motoling Timur

50.44 5044 3.40

9 Sinonsayang 104.58 10458 7.0410 Tenga 125.39 12539 8.4511 Amurang 69.45 6945 4.68

12Amurang Barat

103.40 10340 6.97

13Amurang Timur

152.73 15273 10.29

14 Tareran 51.91 5191 3.5015 Sulta 35.84 3584 2.4116 Tumpaan 78.26 7826 5.2717 Tatapaan 108.19 10819 7.29

Jumlah1484.4

7148447 100.00

Sumber: BPS Kabupaten Minahasa Selatan

II - 2

Page 3: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

46.98 129.48

143.98

102.44

15.11

37.89128.40

50.44104.58125.39

69.45

103.40

152.73

51.91

35.84 78.26108.19

Modoinding Tompaso Baru Maesan Ranoyapo Motoling

Kumelembuai Motoling Barat Motoling Timur Sinonsayang Tenga

Amurang Amurang Barat Amurang Timur Tareran Sulta

Tumpaan Tatapaan

Gambar 2.1.

Luas Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.2.

Jumlah Desa/Kelurahan di Kecamatan Amurang Tahun 2010

No DesaLuas Prosent

ase (%)Km2 Ha1 Buyungan 12.20 1220 12.912 Ranoyapo 0.16 16 0.173 Uwuran Satu 0.08 8 0.084 Uwuran Dua 0.40 40 0.425 Lewet 0.15 15 0.16

6Ramoketang Tua

12.00 1200 12.70

7 Bitung 66.00 6600 69.858 Kilometer Tiga 3.50 350 3.70

Jumlah 94.499449.0

0100.00

Sumber : Profil Desa / Kelurahan

II - 3

Page 4: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

12.20

0.16

0.08 0.400.15

12.00

66.00

3.50

Buyungan Ranoyapo Uwuran Satu Uwuran Dua

Lewet Ramoketang Tua Bitung Kilometer Tiga

Gambar 2.2.

Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Amurang Tahun 2010

Tabel 2.3.

Jumlah Desa/Kelurahan di Kecamatan Amurang Barat Tahun 2011

No DesaLuas Prosent

ase (%)Km2 Ha1 Pondos 13.40 1340 10.632 Elusan 7.00 700 5.563 Tewason 21.00 2100 16.674 Teep 5.50 550 4.375 Kapitu 0.30 30 0.24

6Kawangkoan Bawah

16.90 1690 13.41

7 Rumoong Bawah 41.50 4150 32.94

8Desa Rumoong Bawah

7.50 750 5.95

9 Wakan 30.80 3080 24.4410 Teep Trans 2.50 250 1.98

Jumlah 126.0012600.

00100.00

II - 4

Page 5: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Sumber : Survei Potensi Desa 2011

13.407.00

21.00

5.50

0.30

16.9041.50

7.50

30.80

2.50

Pondos Elusan Tewason Teep

Kapitu Kawangkoan Bawah Rumoong Bawah Desa Rumoong Bawah

Wakan Teep Trans

Gambar 2.3.

Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Amurang Barat 2011

Tabel 2.4.

Jumlah Desa/Kelurahan di Kecamatan Amurang Timur Tahun 2011

No DesaLuas Prosent

ase (%)Km2 Ha1 Ranomea 24.50 2450 18.732 Pondang 45.00 4500 34.403 Pinaling 27.00 2700 20.644 Kota Menara 17.00 1700 13.005 Maliku 20.20 2020 15.446 Ritey 10.40 1040 7.957 Malenos Baru 4.70 470 3.598 Lopana 6.00 600 4.599 Lopana Satu 0.50 50 0.38

Jumlah 130.8013080.

00100.00

Sumber : Survei Potensi Desa 2011

II - 5

Page 6: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Gambar 2.4.

Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Amurang Timur Tahun

2011

2.1.2Topografi dan Morfologi Wilayah

Topografi wilayah Kabupaten Minahasa Selatan sebagian besar

wilayah Minahasa Selatan memiliki topografi bergunung-gunung yang

membentang dari utara ke selatan. Menurut Buku Minahasa Selatan

Dalam Angka tahun 2010 desa yang ada di Kabupaten Minahasa

Selatan, 113 desa memiliki topografi yang berbukit-bukit, sedangkan

sisanya 87 desa memiliki topografi yang datar, yaitu di daerah lembah

dan sebagian di daerah pantai. Gambaran tentang morfologi wilayah

Kabupaten Minahasa Selatan dapat dilihat pada peta berikut ini.

II - 6

Page 7: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Gambar 2.5.

Peta Topografi Kabupaten Minahasa Selatan

2.1.3Jenis Tanah

Wilayah ini memiliki lima ordo tanah, yaitu Entisols, Inceptisols,

Alfisols, Mollisols dan Ultisols. Sifat-sifat dari masing ordo tanah di

daerah penelitian secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

• Entisols

Tanah belum mempunyai perkembangan profil dengan susunan

horison A -C atau A-C-R. Terbentuk dari bahan induk bahan volkan tua

bersifat intermedier sampai basis.

Tanah dan bahan umumnya mempunyai warna coklat kekelabuan

dengan karatan di lapisan atas, dan warna coklat tua di lapisan bawah,

kedalaman tanah dalam, drainase cepat, tekstur kasar, struktur lepas,

konsistensi tidak lekat, pH tanah 6,0 sampai 7,0. Tanah ini

diklasifikasikan ke dalam Typic Udorthents.

• Inceptisols

Tanah mempunyai perkembangan profil dengan susunan horison A-

Bw-C atau A-Bg-C. Terbentuk dari bahan induk aluvio-koluvium dan

bahan volkan tua bersifat intermedier sampai basis. Tanah dari bahan

aluvio-koluvium di dataran antar perbukitan dan teras sungai

II - 7

Page 8: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

umumnya mempunyai warna coklat kekelabuan dengan karatan di

lapisan atas, dan warna glei/kelabu di lapisan bawah, kedalaman tanah

dalam, drainase terhambat, tekstur halus sampai sedang, struktur

masif, konsistensi lekat, pH tanah 6,0 sampai 7,0. Tanah ini

diklasifikasikan ke dalam Typic Epiaquepts. Tanah dari bahan volkan

umumnya mempunyai kedalaman tanah dalam, warna coklat

tua/gelap di lapisan atas, tekstur umumnya halus sampai agak halus,

struktur cukup baik, konsistensi gembur sampai teguh dan pH

umumnya netral. Tanah diklasifikasikan ke dalam Typic Eutrudepts.

• Andisols

Tanah terbentuk dari bahan volkan muda (abu dan tuf batu apung)

dari hasil erupsi gunung api yang berulang-ulang, sehingga

menunjukkan stratifikasi bahan yang diendapkan. Penyebaran paling

luas di daerah Tombatu dan Touluaan yang membentuk dataran

volkan, dan perbukitan volkan. Tanah umumnya dalam, warna lapisan

atas gelap, tekstur kasar dan berlapis-lapis, konsistensi gembur dan

terasa licin jika dipirid dengan jari-jari tangan, sebagai salah satu ciri

khas bahan amorf atau sifat andik. Reaksi tanah agak masam sampai

netral (pH 6,5-7,0). Tuf batu apung membentuk lapisan di bagian

bawah dengan ketebalan bervariasi, dan sebagian berada di

permukaan pada wilayah yang telah diusahakan atau diolah untuk

pertanian. Tanah ini banyak digunakan untuk pertanian sayuran

dataran tinggi. Tanah diklasifikasikan ke dalam sub grup Typic

Udivitrands.

• Mollisols

Tanah telah mempunyai perkembangan profil dengan susunan horison

A-Bw-C atau A-Bt-C, dicirikan oleh epipedon molik dan horison kambik

atau argilik. Terbentuk dari bahan volkan muda dan kadang-kadang

berasosiasi dengan Andisols. Tanah berwarna coklat sangat tua

sampai coklat tua, dalam, tekstur sedang sampai halus, struktur cukup

baik, konsistensi gembur sampai teguh, pH tanah netral. Lapisan

berwarna gelap kadang-kadang tebal mencapai lebih dari 50 cm.

Penyebaran tanah ini di dataran dan perbukitan volkan. Tanah

diklasifikasikan ke dalam subgrup Typic Hapludolls.

• Alfisols

II - 8

Page 9: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Tanah telah mempunyai perkembangan profil dengan susunan horison

A-Bt-C, dicirikan oleh epipedon okrik dan horison argilik. Terbentuk dari

bahan volkan dan kadang-kadang berasosiasi dengan Andisols. Tanah

berwarna coklat sangat tua sampai coklat tua, dalam, tekstur sedang

sampai halus, struktur cukup baik, konsistensi gembur sampai teguh,

pH tanah netral. Penyebaran tanah ini di dataran dan perbukitan

volkan. Tanah diklasifikasikan ke dalam sub grup Typic Hapludalfs.

Menurut karakteristik tanahnya wilayah Kabupaten Minahasa Selatan

mempunyai tingkat kerentanan erosi mulai dari sangat rendah hingga

tinggi.

2.1.4Geologi

Geologi batuan penyusun wilayah Kabupaten Minahasa Selatan sangat

bervariasi, antara lain berisi formasi :

Qal yaitu batuan aluvium yang terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil,

pasir dan lempung

Qs Endapan danau dan sungai. Formasi ini terdiri dari pasir, lanau,

konglomerat dan lempung napalan. Perselingan lapisan pasir lepas dan

lanau, lapisan berangsur, setempat silang siur, konglomerat tersusun

dari batuan kasar menyudut tanggung, lempung napalan hitam

mengandung muluska. Satuan ini membentuk undak dengan

permukaan menggelombang.

Ql = batugamping terumbu koral, kebanyakan terdapat di daerah

pasang surut di barat kampung Amurang. Batuan ini adalah hasil

pengangkatan.

Berdasarkan Peta Geologi skala 1 : 250.000 tahun 1996. Geologi

batuan penyusun wilayah Kabupaten Minahasa Selatan sangat

bervariasi, antara lain berisi formasi :

Qal yaitu batuan aluvium yang terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil,

pasir dan lempung

Qs Endapan danau dan sungai. Formasi ini terdiri dari pasir, lanau,

konglomerat dan lempung napalan. Perselingan lapisan pasir lepas dan

lanau, lapisan berangsur, setempat silang siur, konglomerat tersusun

dari batuan kasar menyudut tanggung, lempung napalan hitam

II - 9

Page 10: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

mengandung muluska. Satuan ini membentuk undak dengan

permukaan menggelombang.

Ql = batugamping terumbu koral, kebanyakan terdapat di daerah

pasang surut di barat kampung Amurang. Batuan ini adalah hasil

pengangkatan.

2.1.5Hidrologi

a. Intensitas Curah Hujan dan Hari Hujan

Berikut data curah hujan Stasiun Hujan Pinaling dan Stasiun Hujan

Tara-Tara

Tabel 2.5.

Data Curah Hujan Sta. Pinaling

NoTahu

n

Hujan Tahunan

(mm)

Hujan Harian

Maks. (mm)1 1992 2,832.30 123.902 1993 1,669.00 73.203 1994 1,461.60 102.304 1995 2,275.10 78.305 1996 2,851.00 123.906 1997 1,464.90 117.607 1998 1,859.80 129.908 1999 1,916.59 127.809 2000 1,824.22 185.30

10 2001 1,768.79 99.5011 2002 1,147.29 85.1012 2003 1,878.60 63.2013 2004 1,639.50 79.1014 2005 2,550.00 64.3015 2006 1,727.10 48.2016 2007 2,304.50 48.6017 2008 2,650.90 43.2018 2009 1,956.20 59.9019 2010 2,584.20 49.1020 2011 2,598.90 119.00

II - 10

Page 11: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Tabel 2.6.

Data Curah Hujan Sta. Tara-Tara

NoTahu

n

Hujan Tahunan

(mm)

Hujan Harian

Maks. (mm)1 1992 3,007.20 115.002 1993 850.00 55.003 1994 - -4 1995 697.50 140.005 1996 3,007.20 115.006 1997 1,060.30 56.007 1998 1,377.40 36.508 1999 - -9 2000 - -

10 2001 - -11 2002 576.70 31.0012 2003 5,009.10 170.0013 2004 4,865.90 146.0014 2005 4,585.20 98.5015 2006 4,507.90 323.0016 2007 5,135.60 123.0017 2008 3,433.90 168.0018 2009 2,858.90 98.0019 2010 3,118.90 156.0020 2011 3,704.60 158.00

b. Kecepatan Angin

Tabel 2.7.

Kecepatan Angin Rata-rata Stasiun Tondano

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt. Sep. Okt. Nov. Des.

1992 3 4.1 2.59 2.1 0.49 2.61 2.9 3 1.9 21993 3.97 4.24 3.12 3.67 2.82 3.36 4.35 2.55 1.79 1.50 4.44 1994 2.69 2.70 1.90 1.21 1.62 3.19 2.70 1.36 1995 4.45 2.80 6.70 2.70 13.41 1996 10.30 10.70 2.20 1.75 2.46 3.75 12.90 1997 4.70 4.20 4.70 9.90 7.80 8.30 4.90 3.10 2.00 1998 6.40 7.60 7.80 5.60 4.40 3.40 4.20 6.80 8.50 8.20 16.10 15.90 1999 14.80 11.99 14.44 8.87 10.77 17.33 20.40 12.00 8.00 8.00 11.00 2000 11.00 5.00 2.28 1.55 2.00 1.43 1.43 1.43 3.26 3.45 2.24 5.56 2001 1.93 4.47 11.91 1.43 11.33 2.67 4.08 8.05 2.63 2.29 3.17 2002 4.70 5.00 3.00 2.00 2.44 4.32 8.90 8.00 4.40 2.00 2003 4.00 4.50 3.50 1.60 4.10 4.40 3.30 3.30 1.90 1.80 5.50 2004 2.50 4.00 5.40 1.40 2.00 6.80 3.20 8.50 3.60 1.90 1.50 2.10 2005 4.60 3.60 3.00 2.30 2.30 2.50 3.70 4.80 2.90 1.40 2.00 2.40 2006 2.90 3.68 3.97 2.27 2.19 2.70 5.97 6.94 4.13 3.71 1.53 1.32 2007 4.55 2.96 2.00 3.00 2.00 1.47 4.08 8.05 2.63 2.29 3.17 2008 5.97 6.94 4.13 3.71 1.53 1.32 8.90 8.00 4.40 2.00 2009 4.60 3.60 3.00 2.30 2.30 2.50 4.40 3.30 3.30 1.90 1.80 5.50 2010 2.90 3.68 3.97 2.27 2.19 2.70 4.20 6.80 8.50 8.20 16.10 15.90 2011 4.55 2.96 2.00 3.00 2.00 1.47 5.97 6.94 4.13 3.71 1.53 1.32

Jumlah 99.81 71.83 86.26 54.88 55.53 58.28 102.31 118.21 87.13 64.80 71.35 99.25 Rata-rata/bln 4.99 3.59 4.31 2.74 2.78 2.91 5.12 5.91 4.36 3.24 3.57 4.96

maks 14.80 7.60 11.99 14.44 11.33 10.77 17.33 20.40 12.00 8.20 16.10 15.90 min 1.93 2.70 1.90 1.21 0.49 1.32 1.43 1.43 1.90 1.40 1.36 1.32

II - 11

Page 12: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

c. Kelembaban Udara

Tabel 2.8.

Kelembaban Udara Rata-rata Stasiun Tondano

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt. Sep. Okt. Nov. Des.

1992 89 89 86 87 93 91 91 83 85 901993 90 90 93 93 89 90 83 84 88 90 881994 92.733 91 94 91 91 84 84 911995 91 91 87 91 881996 90 89 90 89 89.2 89.8 881997 88.5 87.5 80.1 85.2 78.3 81 86 89.2 89.61998 86.3 87 84 85.4 89.3 92 90 88.3 88.3 90.5 90 901999 90.4 90 88 91 89 87 86 89 90 90 902000 90 90 90 91 89 92 88 86 85 88 91 882001 92 90 91 92 89 89 88 85 87 90 882002 90 89 89 90 86 88 80 78 78 842003 89 90 92 92 87 94 89 89 88 90 912004 92 89 89 91 90 88 91 85 84 87 93 932005 91 92 92 92 92 92 91 89 90 92 92 922006 92 93 92 92 93 92 87 86 88 88 92 942007 91 92 92 91 90 92 91 92 89 89 84 872008 92 89 89 91 90 88 89 90 86 88 90 922009 91 92 92 92 92 92 92 91 89 89 89 892010 89 91 85 84 87 93 92 87 92 92 92 922011 90 91 89 90 92 92 92 92 92 92 92

Jumlah 1718.43 1536.00 1618.00 1527.90 1534.80 1526.10 1692.20 1465.60 1563.30 1684.70 1624.00 1443.60Rata-rata/bln 85.92 76.80 80.90 76.40 76.74 76.31 84.61 73.28 78.17 84.24 81.20 72.18

maks 92.733 93 94 92 93 93 94 92 92 92 93 94min 86.3 87 84 84 86 80.1 80 78 78 84 84 87

d. Suhu Rata-rata

Tabel 2.9.

Suhu Rata-rata Stasiun Tondano

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt. Sep. Okt. Nov. Des.

1992 21.5 21.5 22.4 22 22.1 22.5 21.83 22.2 22.2 22.3 21.91993 21.8 22.1 21.8 22 22 22 21.9 21.5 22 22.8 22.4 231994 21.895 22.3 22 21.6 22.2 21.8 22.1 221995 21.8 22.1 22.4 22.4 22.71996 21.9 21.8 22.4 22.2 22.6 22.3 22.41997 22.8 22.9 23 22.4 21.8 22 22.1 22.5 22.41998 22.4 22.1 22.3 22.3 23.7 22.6 22.9 22.8 22.8 22.9 22.7 22.61999 22.2 22.3 22.9 22.2 22.3 22.2 22.2 22.5 22.5 22.8 22.72000 22.2 22.1 22.4 22.3 23.1 22 22.5 22.5 23 22.7 22.4 23.12001 21.9 22.1 22.4 22.9 21.8 22 22.2 22.3 22.6 22.42002 22.3 22.3 22.36 22.3 23.5 22.9 22.7 22.6 22.8 22.92003 22.6 22.3 22.6 23.4 22.2 20.1 22.2 22.3 22.7 21.7 22.52004 22.2 22.5 23 22.8 22.8 22.8 21.8 21.7 22.7 22.4 22.4 22.62005 22.3 22.2 22.6 22.8 22.9 22.5 22.4 22.5 22.7 22.7 22.7 22.72006 22.4 22.3 22.5 22.7 22.4 55.6 22.5 22.1 22.2 22.5 22.4 22.52007 22.9 22.3 22.2 22.5 23.1 22.92008 23.5 22.9 22.2 22.1 22.4 22.3 23.1 22 22.5 22.5 23 22.72009 23.4 22.2 21.9 22.1 22.4 22.9 21.8 22 22.2 22.3 22.62010 22.8 22.8 22.3 22.3 22.36 22.3 23.5 22.9 22.7 22.6 22.8 22.92011 22.6 22.8 22.9 22.5 22.4 22.5 22.7 22.7 22.7 22 22.2 22.3

Jumlah 424.60 356.60 379.26 403.00 386.36 414.60 401.63 377.90 381.80 405.10 381.40 361.60Rata-rata/bln 21.23 17.83 18.96 20.15 19.32 20.73 20.08 18.90 19.09 20.26 19.07 18.08

maks 23.5 22.9 23 22.9 23.7 55.6 23.5 22.9 23 22.9 23 23.1min 21.5 21.5 21.8 21.6 22 21.8 20.1 21.5 22 22 21.7 21.9

II - 12

Page 13: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

e. Penyinaran Matahari

Tabel 2.10.

Penyinaran Matahari Stasiun Tondano

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt. Sep. Okt. Nov. Des.1992 67 62 85 39 45 56 83 76 541993 56 72 62 65 58 71 61 88 85 65 56 561994 51.6774 66 45 44 52 80 74 531995 59 58 56 41 451996 40 72 64 57 53.7 61.9 531997 63 71 87.7 67 95.4 87 74 63 56.51998 70.7 78.8 73 55 53 40 61 55 62.2 55.8 36.3 33.21999 35.5 34 49 45 43 69 59 65 53 50.4 352000 41 39.9 41.1 40 49 24 63 54 62.6 43.5 33 332001 29 27 20 30 38 46 62 61 66 51 502002 39 59 44 47 59 33 86 77 75.5 722003 53 36 42 54 73 31 42 62 63 43 242004 33 34 53 53 35 54 33 60 69 64 43 402005 36 43 43 42 45 46 41 44 40 32 22 262006 36 36 35 42 33 27 78 69 62 44 32 252007 26 47 37.4 47 53 312008200920102011

Jumlah 672.88 622.70 595.50 704.00 684.00 620.70 852.00 844.40 868.30 799.00 584.60 426.70Rata-rata/bln 33.64 31.14 29.78 35.20 34.20 31.04 42.60 42.22 43.42 39.95 29.23 21.34

maks 70.7 78.8 73 85 71 87.7 86 95.4 87 74 63 56.5min 26 27 20 30 33 24 31 42 40 32 22 24

2.2 KONDISI SOSIAL EKONOMI

2.2.1Kependudukan

Berdasarkan data tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten

Minahasa Selatan sejak 2007 s/d 2010, nampak secara umum bahwa

terjadi peningkatan penduduk rata-rata hanya 0.61% setiap tahun.

Angka ini, lebih sangat rendah dibandingkan dengan angka rata-rata

nasional, khusus untuk pertumbuhan penduduk kota (1.82%). Sebagai

tipe kota kecil yang menuju pada posisi tipe kota sedang, nampak

bahwa angka pertumbuhan tersebut dibawah rata-rata tipe kota kecil

di Indonesia yang berkisar pada angka terendah sebesar 0,86% per

tahun. Situasi ini menggambarkan bahwa di Kabuapten Minahasa

Selatan kecenderungan peningkatan penduduk yang rendah, dan

belum menggambarkan karakteristik kota secara umum.

II - 13

Page 14: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Tabel 2.11.

Perkembangan Jumlah Penduduk 2007 s/d 2010

No KecamatanTahun Pertumbu

han Penduduk2007 2008 2009 2010

1 Modoinding1182

91184

71188

11132

4-0.359

2Tompaso Baru

11584

11601

11635

11764

0.129

3 Maesan 9865 9880 9908 9717 -0.125

4 Ranoyapo1129

31131

01134

21183

20.392

5 Motoling 6202 6212 6229 7191 1.276

6Kumelembuai

6216 6225 6243 6650 0.571

7Motoling Barat

7595 7606 7628 7661 0.072

8Motoling Timur

8110 8122 8146 8673 0.568

9 Sinonsayang1420

41422

51426

61520

30.575

10 Tenga1629

91632

41637

11718

40.446

11 Amurang1383

71385

81389

81626

01.396

12Amurang Barat

13063

13083

13121

14898

1.129

13Amurang Timur

11311

11328

11361

13570

1.583

14 Tareran1173

11174

91178

31212

90.280

15 Sulta 7221 7231 7252 7098 -0.142

16 Tumpaan1370

61372

71376

61543

41.017

17 Tatapaan 7952 7965 7988 8965 1.027

Jumlah1820

181822

931828

181955

530.607

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 2.12.

Posisi laju pertumbuhan penduduk Kab. Minsel pada skala nasional

Jenis Kota

Laju Pertumbuhan Penduduk

Tahun 2003 - 2008Terting

giTerenda

hRata-rata

Kota Metropolitan 3.99% -1.41% 1.66%Kota Besar 7.57% -1.65% 2.86%

II - 14

Page 15: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Kota Sedang 6.06% -1.76% 1.64%Kota Kecil 3.87% 0.86% 2.30%Kab. Minahasa Selatan

    0.61%

Kota di Indonesia     1.82%Sumber: Hasil Analisa

Angka kepadatan penduduk, secara bruto (pembandingan terhadap

seluruh luas kawasan) menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa

Selatan memiliki kepadatan penduduk (bruto) hanya 1,32 jiwa/ ha.

Sementara rata-rata nasional, angka kepadatan penduduk kota

sebesar 33 jiwa/ha. Pada tipe kota kecil kepatan rata-rata adalah 10

jiwa/ha, sedangkan pada tipe kota menengah, rata-rata kepadatannya

24 jiwa/ha. Jadi posisi Kabupaten Minahasa Selatan, masih tergolong

bukan tipe Kabupaten yang berkepadatan tinggi, sehingga terbuka

kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan penduduk atau

menjaga angka pertumbuhan penduduk pada kisaran 2% pada masa

mendatang. Sedangkan Kepadatan bruto di Lokasi Pekerjaan antara

lain Kecamatan Amurang (2,34 jiwa/ha), Kecamatan Amurang Barat

(1,44 jiwa/ha), Kecamtan Amurang Timur (0,89 jiwa/ha). Untuk

Kecamatan Amurang dan Amurang Barat rata-rata kepadatan

penduduk diatas rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Minahasa

Selatan, sedangkan rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan

Amurang Timur berada dibawah rata-rata kepadatan

pendudukKabupaten Minahasa Selatan. Berikut rincian rata-rata

kepadatan penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten

Minahasa Selatan dan posisi kepadatan penduduk Kabupaten

Minahasa Selatan pada skala nasional.

Tabel 2.13.

Posisi kepadatan penduduk (bruto) Kab. Minsel pada skala nasional

Jenis Kota

Kepadatan Penduduk Kota (Bruto) (jiwa/ha)

Tertinggi

Terendah

Rata-rata

Kota Metropolitan137

jiwa/ha34 jiwa/ha

81 jiwa/ha

Kota Besar133

jiwa/ha4 jiwa/ha

52 jiwa/ha

Kota Sedang131

jiwa/ha0,71

jiwa/ha24

jiwa/ha

II - 15

Page 16: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Kota Kecil27

jiwa/ha0,43

jiwa/ha10

jiwa/haKab. Minahasa Selatan

   1,32

jiwa/ha

Kota di Indonesia    33

jiwa/haSumber: Hasil Analisa

II - 16

Page 17: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Tabel 2.14.

Sebaran Kepadatan penduduk Kab. Minsel (2010)

No Kecamatan

LuasPendud

uk

Kepadatan

Penduduk

ha

1 Modoinding 4698.00 11324 2.41

2 Tompaso Baru12948.0

011764 0.91

3 Maesan14398.0

09717 0.67

4 Ranoyapo10244.0

011832 1.16

5 Motoling 1511.00 7191 4.766 Kumelembuai 3789.00 6650 1.76

7 Motoling Barat12840.0

07661 0.60

8Motoling Timur

5044.00 8673 1.72

9 Sinonsayang10458.0

015203 1.45

10 Tenga12539.0

017184 1.37

11 Amurang 6945.00 16260 2.34

12Amurang Barat

10340.00

14898 1.44

13Amurang Timur

15273.00

13570 0.89

14 Tareran 5191.00 12129 2.3415 Sulta 3584.00 7098 1.9816 Tumpaan 7826.00 15434 1.97

17 Tatapaan10819.0

08965 0.83

Jumlah 148447 195553 1.32Sumber: Hasil Analisa

Angka kepadatan penduduk seperti pada tabel diatas, secara bruto

(pembandingan terhadap seluruh luas kawasan) menunjukkan bahwa

Kabupaten Minahasa Selatan memiliki kepadatan penduduk (bruto)

hanya 1,32 jiwa/ha. Pada tipe kota kecil kepatan rata-rata adalah 10

jiwa/ha, ini menandakan bahwa memang Kabupaten Minahasa Selatan

tergolong dalam tipe kota kecil yang kepadatan rata-ratanya tidak

lebih dari 10 jiwa/ha. Sedangkan kepadatan penduduk sesuai dengan

luas pembangunan perkotaan Amurang yang mencakup wilayah

Kecamatan Amurang Timur (±57,62 Km²), Amurang (±104,66 Km²)

II - 17

Page 18: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

dan Amurang Barat (± 29,67 Km²) adalah Amurang (1,55 jiwa/ha),

Amurang Barat (5,02 jiwa/ha) dan Amurang Timur (2,36 jiwa/ha)

Tabel 2.15.

Proyeksi Jumlah Penduduk Sampai Tahun 2030

No KecamatanProyeksi Jumlah Penduduk Pertumbuhan

Penduduk Rata-rata/tah

un2010

2015 2020 2025 2030

1 Amurang1626

017427

.118677

.920018

.621455

.41.396%

2Amurang Barat

14898

15758.2

16668.1

17630.5

18648.4

1.129%

3Amurang Timur

13570

14678.6

15877.8

17174.9

18578.1

1.583%

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 2.16.

Proyeksi Kepadatan Penduduk Sampai Tahun 2030

No

Kecamatan

Luas

Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi Kepadatan Penduduk

ha 2010

2015

2020

2025

2030

2010

2015

2020

2025

2030

1 Amurang 6945

16260

17427

18678

20019

21455

2.34 2.51 2.69 2.88 3.09

2 Amurang Barat

10340

14898

15758

16668

17630

18648

1.44 1.52 1.61 1.71 1.80

3 Amurang Timur

15273

13570

14679

15878

17175

18578

0.89 0.96 1.04 1.12 1.22

Sumber: Hasil Analisa

2.2.2Ekonomi

Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi yang dicapai suatu

daerah dalam kurun waktu tertentu, antara lain dapat dilihat dari data

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari data PDRB kita dapat

melihat seperti : Pendapatan Regional, Pendapatan Perkapita dan

Pertumbuhan Ekonomi Regional.

Salah satu kriteria dalam rencana program otonomisasi daerah adalah

kemampuan daerah untuk mengumpulkan pendapatan sendiri melalui

pendapatan daerah (PAD). Besarnya kontribusi suatu daerah atau

dengan kata lain bahwa PAD merupakan indikator tingkat

ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah Pusat.

II - 18

Page 19: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Semakin besar kontribusi PAD terhadap total APBD maka semakin kecil

pula ketergantungan daerah terhadap pemerintah Pusat.

Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan

terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari

besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama 7 tahun

terakhir atas dasar harga belaku, dimana angka PDRB pada tahun

2000 sebesar 813.186,55 juta rupiah, pada tahun 2010 telah

meningkat menjadi 1.710.254,62 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas

dasar harga konstan pada tahun 2010 sebesar 884.301,70 juta rupiah,

sehingga secara riil ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan mengalami

pertumbuhan sebesar 8,09 persen dari tahun sebelumnya.

Gambar 2.6

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan

II - 19

Page 20: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Gambar 2.7

PDRB perkapita Kabupaten Minahasa Selatan

II - 20

Page 21: Bab 2 Kondisi Kawasan Kota Amurang

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

2.3 KONDISI UMUM SARANA DAN PRASARANA DASAR

Berdasarkan data tahun 2008 (Minahasa Selatan Dalam Angka tahun 2011),

kondisi jalan sebagian besar dalam kondisi rusak berat, keadaan jalan pada

tahun 2008 dengan kondisi baik adalah 25,15 persen, sedang 20,40 persen,

rusak 10,10 persen dan rusak berat 44,35 persen. Menurut statusnya jalan di

Minahasa Selatan terdiri atas jalan negara 38,9 persen, jalan propinsi 9,4

persen, dan jalan kabupaten 51,7 persen.

Tabel 2.17.

Panjang Jalan Kabupaten menurut Jenis Permukaan

di Kabupaten Minahasa Selatan (km)

No. Jenis Permukaan 2007 2008

1 Aspal 324.25 325.85

2 Kerikil 39.05 53.25

3 Tanah 47.80 63.00

4 Tidak dirinci 12.00

Jumlah 423.10 442.10

Sumber : Minahasa Selatan Dalam Angka th. 2011

2.4 KONDISI EKSISTING SISTEM DRAINASE

Sistem drainase mikro yang ada pada wilayah Kota Amurang adalah saluran-

saluran drainase yang dibangun disisi kiri dan kanan jalan. Saluran drainase

yang ada antara lain terdiri dari : saluran terbuka tanpa pasangan (saluran

tanah), saluran terbuka dengan pasangan batu atau beton, dan saluran

pasangan yang tertutup plat beton (saluran tertutup). Sebagian besar

saluran drainase sudah dibangun, terutama pada jalan-jalan yang ada di

dalam pusat kota Amurang. Saluran drainase yang ada berfungsi sebagai

saluran-saluran drainase tersier dan sekunder yang menerima buangan air

langsung dari wilayah daerah tangkapan air atau dari saluran-saluran

drainase yang lebih kecil.

II - 21