bab 2 ketentuan pelaksanaan

37
Pedoman Pelaksanaan SANIMAS KETENTUAN PELAKSANAAN 9 BAB II KETENTUAN PELAKSANAAN 2.1. PENETAPAN LOKASI SASARAN Kriteria penentuan kabupaten/kota sasaran program Sanimas adalah kabupaten/kota yang telah menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan menyampaikan surat minat mengikuti program Sanimas. Kriteria lokasi sasaran Sanimas adalah lokasi yang berada di kawasan perkotaan dan semi perkotaan yang pernah mendapat program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Kriteria kelurahan sasaran adalah : 1. Kelurahan yang pernah menjadi lokasi sasaran program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). 2. Kelurahan yang telah menerima minimal satu kali siklus dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) serta memiliki kebutuhan untuk penanganan permasalahan sanitasi

Upload: hanafi-muhammad

Post on 28-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 9

BAB II

KETENTUAN PELAKSANAAN

2.1. PENETAPAN LOKASI SASARAN

Kriteria penentuan kabupaten/kota sasaran program Sanimas adalah

kabupaten/kota yang telah menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan

menyampaikan surat minat mengikuti program Sanimas.

Kriteria lokasi sasaran Sanimas adalah lokasi yang berada di kawasan

perkotaan dan semi perkotaan yang pernah mendapat program PNPM Mandiri

Perkotaan (P2KP).

Kriteria kelurahan sasaran adalah :

1. Kelurahan yang pernah menjadi lokasi sasaran program PNPM Mandiri

Perkotaan (P2KP).

2. Kelurahan yang telah menerima minimal satu kali siklus dana Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) serta memiliki kebutuhan untuk penanganan

permasalahan sanitasi

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

10 KETENTUAN PELAKSANAAN

Mekanisme pemilihan dan penetapan lokasi sasaran :

1. District Project Implementation Unit (DPIU) melakukan sosialisasi tingkat

kabupaten/kota dalam rangka peminatan kelurahan untuk menerima

program Sanimas sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

2. Kelurahan yang berminat menyampaikan Surat Pernyataan Minat yang

ditandatangani oleh Lurah dan Koordinator BKM/LKM kepada DPIU

3. DPIU melakukan verifikasi tentang pemenuhan kriteria yang telah

ditetapkan

4. DPIU mengajukan usulan lokasi sasaran Sanimas kepada Bupati/Walikota

untuk ditetapkan

Tabel 2.1. Alokasi Sasaran Program Sanimas

NO LOKASI SASARAN KETERANGAN

1. Provinsi 13 provinsi (Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau,

Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung,

Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat)

2. Kabupaten/kota 48 Kabupaten/Kota terpilih dan telah

memiliki/menyiapkan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

3. Kelurahan Total sebanyak 1.800 lokasi, yang sebelumnya menjadi

lokasi Program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP)

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 11

2.2. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat program Sanimas adalah masyarakat yang tinggal di

kawasan perkotaan dan semi perkotaan yang berpenduduk relatif padat, rawan

sanitasi, dan diutamakan masyarakat berpenghasilan rendah.

2.3. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT PUSAT

2.3.1. Executing Agency

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat

Jenderal Cipta Karya bertugas selaku Executing Agency yang merupakan institusi

penyelenggara Sanimas dan bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggara

program.

Tugas dari Executing Agency antara lain :

1. Menyusun kebijakan penyelenggaraan program Sanimas ;

2. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan Program Sanimas ;

3. Membentuk Central Project Management Unit (CPMU);

4. Melaporkan penyelenggaraan program kepada pihak lender;

5. Menyusun program dan perencanaan anggaran serta kegiatan tahunan.

2.3.2. Central Project Management Unit (CPMU)

CPMU dibentuk di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui

Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya untuk melaksanakan tugas Executing

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

12 KETENTUAN PELAKSANAAN

Agency dalam rangka mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan

penyelenggaraan program Sanimas termasuk menyiapkan pedoman umum,

pelaksanaan dan petunjuk teknis.

Tugas CPMU antara lain:

1. Membantu Executing Agency dalam melaksanakan tugasnya;

2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, peningkatan pemahaman dan

dukungan program kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli;

3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan

Kabupaten/kota;

4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan

program Sanimas ;

5. Menyiapkan pedoman umum, pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis;

6. Memfasilitasi pembukaan rekening khusus untuk program Sanimas ;

7. Melakukan kegiatan pengelolaan/manajemen keuangan;

8. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program pada

tingkat nasional/tingkat provinsi/Kabupaten/kota;

9. Melakukan monitoring dan evaluasi program;

10. Melakukan penyusunan withdrawal application (WA), termasuk kelengkapan

dokumen pendukungnya serta mengirimkan WA (melalui Kementerian

Keuangan) ke Islamic Development Bank (IDB); untuk pengisian kembali

rekening khusus

11. Menyusun permohonan pengisian kembali rekening khusus;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 13

12. Menyusun Financial Statement for Special Account (FISSA), Quarterly Progress

Report (QPR), dan laporan keuangan tahunan serta melaporkannya kepada

pihak IDB;

13. Memberikan arahan dan supervisi kepada konsultan manajemen proyek, di

tingkat pusat dan daerah;

14. Menyusun Project Completion Report (PCR) dan laporan akhir keuangan kepada

pihak IDB;

15. Fasilitasi pelaksanaan audit;

16. Mengumpulkan laporan pelaksanaan kegiatan dari Provincial Project

Implementation Unit (PPIU);

2.3.3. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Pusat

Kegiatan program Sanimas di tingkat pusat berada pada Satuan Kerja

Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLPBM) dimana Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan

diangkat oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kelembagaan

Satker di tingkat pusat terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan

Bendahara.

Tugas Satker Tingkat Pusat antara lain :

1. Berkoordinasi dengan CPMU dalam penyelenggaraan program di tingkat pusat;

2. Melakukan pencairan dan pengelolaan dana APBN dan Loan;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

14 KETENTUAN PELAKSANAAN

3. Merekrut National Project Management Consultant (NPMC), Regional Project

Management Consultant (RPMC) dan konsultan lainnya;

4. Memberikan arahan kepada NPMC dan RPMC terkait dengan penyelenggaraan

program;

5. Berkoordinasi dengan satker tingkat provinsi dan Kabupaten/kota;

6. Melakukan monitoring dan evaluasi program;

7. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan e-Monitoring;

8. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan sesuai Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK).

2.4. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT PROVINSI

2.4.1. Pemerintah Provinsi

Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Gubernur, adalah sebagai pembina

pelaksanaan program di kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan fungsi pembinaan tersebut, Gubernur

melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;

2. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah

kerjanya;

3. Membentuk Provincial Project Implementation Unit (PPIU);

4. Menyusun program dan perencanaan anggaran serta kegiatan tahunan di

tingkat provinsi;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 15

5. Menyiapkan dana Biaya Operasinal (BOP) sebesar minimal 1% dari total dana

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang ada di wilayah kerjanya untuk

mendukung kegiatan program Sanimas.

2.4.2. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja

AMPL)/Sanitasi Provinsi

Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi program Sanimas akan menggunakan Pokja

AMPL/Sanitasi yang sama dengan yang telah dibentuk oleh Gubernur yang

anggotanya terdiri dari dinas/instansi terkait.

Tugas Pokja AMPL/Sanitasi antara lain:

1. Memberikan arahan kepada Provincial Project Implementation Unit (PPIU) dan

District Project Implementation Unit (DPIU) dalam rangka pelaksanaan dan

pengendalian program;

2. Melakukan pertemuan dengan PPIU dan DPIU sekurang-kurangnya 2 (dua) kali

dalam setahun.

2.4.3. Provincial Project Implementation Unit (PPIU)

PPIU dibentuk di tingkat provinsi diketuai oleh Kepala/Wakil/Kepala Bidang

pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) atau

Kepala/Wakil/Kepala Bidang pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya, dan

ditetapkan melalui SK Gubernur.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

16 KETENTUAN PELAKSANAAN

Tugas PPIU antara lain :

1. Melaksanakan koordinasi dengan unsur-unsur pemerintah provinsi;

2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, peningkatan pemahaman dan

dukungan program kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli di tingkat

provinsi;

3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan

kabupaten/kota;

4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan

program Sanimas ;

5. Melakukan pemeriksaan terhadap 2 (dua) sampel dokumen RKM masing-

masing kabupaten/kota;

6. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program pada

tingkat provinsi/kabupaten/kota;

7. Melakukan monitoring dan evaluasi program tingkat provinsi;

8. Fasilitasi pelaksanaan audit;

9. Menyusun Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen

Proyek (LMP) tingkat provinsi berdasarkan Laporan Kemajuan Keuangan dan

Laporan Manajemen Proyek Kabupaten/kota dari DPIU;

10. Mengirimkan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen

Proyek (LMP) kepada CPMU setiap bulan;

11. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat provinsi;

12. Mengumpulkan SP2D dari tingkat kabupaten (dari DPIU) dan

menyampaikannya kepada CPMU.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 17

2.4.4. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Provinsi

Kegiatan pembinaan Sanimas di tingkat provinsi berada pada Satuan Kerja

Pengembangan Air Minum dan Sanitasi (PAMS) Provinsi dimana Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kelembagaan Satker PAMS

Provinsi terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK), Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara.

Tugas Satuan Kerja tingkat provinsi antara lain :

1. Mendukung PPIU dalam menyelenggarakan program;

2. Bersama dengan PPIU, melakukan proses pengadaan dan mobilisasi Tenaga

Fasilitator Lapangan;

3. Melakukan koordinasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;

4. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada PPIU dan CPMU.

2.5. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT KABUPATEN/KOTA

2.5.1. Pemerintah Kabupaten/Kota

Pemerintah Kabupaten/kota dalam hal ini Bupati/Walikota, sebagai

penanggung jawab pelaksanaan program di Kabupaten/kota. Tugas dari pemerintah

Kabupaten/kota adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di

wilayah kerjanya.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

18 KETENTUAN PELAKSANAAN

Tugas Bupati/Walikota antara lain:

1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;

2. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan Sanimas di wilayah kerjanya;

3. Menunjuk dan mengajukan pejabat satuan kerja kepada Menteri PUPR;

4. Membentuk District Project Implementation Unit (DPIU)

5. Menyediakan dana Biaya Operasional (BOP) kegiatan DPIU minimal 5% dari

total dana Biaya Langsung Masyarakat (BLM) melalui dana APBD

Kabupaten/kota;

6. Menetapkan lokasi sasaran kegiatan Sanimas berdasarkan masukan dari DPIU;

7. Berperan sebagai pembina Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

2.5.2. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja

AMPL)/Sanitasi Kabupaten/kota

Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota menggunakan Pokja AMPL/Sanitasi

yang telah dibentuk oleh Bupati/Walikota yang terdiri dari pejabat dari

instansi/dinas terkait.

Tugas Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota antara lain:

1. Mensosialisasikan program pada tingkat kabupaten/ kota, kecamatan dan

kelurahan;

2. Memberi arahan dalam pelaksanaan dan pengendalian program di wilayah

kerjanya;

3. Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program di tingkat

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 19

Kabupaten/kota;

4. Melakukan pertemuan dengan DPIU dan perangkat kelurahan sekurang-

kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun;

5. Menyusun laporan penyelenggaraan program Sanimas di wilayahnya dan

melaporkannya kepada Pokja AMPL/Sanitasi provinsi melalui PPIU.

2.5.3. District Project Implementation Unit (DPIU)

DPIU dibentuk di tingkat Kabupaten / Kota diketuai oleh Kepala / Wakil /

Kepala Bidang pada Badan atau Dinas Teknis dan ditetapkan melalui SK Bupati /

Walikota.

Tugas DPIU antara lain:

1. Membantu Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas

pengendalian pelaksanaan Sanimas ;

2. Melaksanakan sosialisasi program Sanimas dan promosi sanitasi kepada Badan

Keswadayaan Masyarakat/Lembaga KeswadayaanMasyarakat (BKM/LKM)

untuk mendapatkan calon lokasi sasaran dengan memperhatikan dokumen

Strategi Sanitasi Kota (SSK);

3. Mengusulkan lokasi sasaran kegiatan kepada kepala daerah untuk ditetapkan

sebagai lokasi sasaran;

4. Melaksanakan peningkatan pemahaman dan dukungan program kepada

stakeholder terkait dan kelompok peduli di tingkat Kabupaten/kota;

5. Membangun kemitraan diantara stakeholder di tingkat Kabupaten/kota;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

20 KETENTUAN PELAKSANAAN

6. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan

program Sanimas di tingkat Kabupaten/kota;

7. Memfasilitasi pembentukan Pokja Sanitasi Kelurahan, KSM dan KPP;

8. Memastikan bahwa kebijakan kesetaraan kaum perempuan, kelompok

rentan/marjinal dan kepedulian terhadap penduduk miskin telah

dipertimbangkan di dalam perumusan dokumen CSIAP dan RKM;

9. Melakukan verifikasi dan pengesahan Dokumen Rencana Aksi Perbaikan

Sanitasi/Community Sanitation Action Plan (CSIAP) dan Rencana Kegiatan

Masyarakat (RKM) masing-masing lokasi sasaran;

10. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program pada

tingkat Kabupaten/kota;

11. Bersama Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi, melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan program tingkat Kabupaten/kota;

12. Fasilitasi pelaksanaan audit;

13. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat Kabupaten/kota;

14. Mengumpulkan dokumen SP2D dari Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi

Kabupaten/kota untuk disampaikan kepada PPIU;

15. Mengusulkan dana operasional kegiatan DPIU dari APBD Kabupaten/kota;

16. Mengusulkan revisi dokumen SSK kepada Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota

apabila diperlukan;

17. Memfasilitasi kegiatan serah terima sarana sanitasi yang sudah terbangun dan

pembinaan terhadap KPP;

18. Melakukan pendampingan teknis dan pemberdayaan masyarakat kepada

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 21

BKM/LKM, KSM dan KPP;

19. Melaksanakan kegiatan pengawasan pekerjaan fisik dan memantau proses

pengajuan dan pemanfaatan dana BLM;

20. Menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen

Proyek (LMP) dari Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota kepada

PPIU setiap bulan;

21. Menyampaikan Laporan kinerja tiga bulanan TFL dan TAMK kepada PPIU dan

ditembuskan kepada CPMU

22. Memberikan pendampingan kepada BKM/LKM dalam hal tidak tersedia TFL;

23. Mengatur pelaksanaan pertemuan koordinasi mingguan dengan TFL, TAMK dan

Satker serta melakukan pencatatan hasil pertemuan tersebut untuk kemudian

dilampirkan pada laporan bulanan DPIU.

2.5.4. Satuan Kerja (Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan

Sanitasi Tingkat Kabupaten/Kota

Kegiatan Sanimas di tingkat Kabupaten/kota berada pada Satuan Kerja

Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kabupaten/kota dimana Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan

diangkat oleh Menteri PUPR. Kelembagaan Satker PIP Kabupaten/kota terdiri dari

Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi,

Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

22 KETENTUAN PELAKSANAAN

Penyelenggaraan Sanimas di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi. PPK Kegiatan Sanitasi tingkat

kabupaten/kota bertugas mengelola dana BLM di tingkat kabupaten/kota yang

telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Tugas Satuan Kerja dan PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota antara lain :

1. Melakukan koordinasi dengan DPIU dalam rangka perencanaan dan

pelaksanaan program;

2. Menandatangani dokumen kontrak Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan

(SP3) dengan BKM/LKM;

3. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan rekomendasi dari

TAMK dan TFL;

4. Fasilitasi kepada BKM mengenai kelengkapan dokumen pendukung untuk

syarat pencairan dana;

5. Dibantu oleh TAMK dan TFL, melakukan pemeriksaan kepada BKM/LKM dan

KSM mengenai kemajuan fisik dan keuangan;

6. Melakukan amandemen/addendum dokumen kontrak (SP3) sebelum termin 3;

7. Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan

Laporan Manajemen Proyek (LMP) termasuk dokumentasi foto kepada DPIU

berdasarkan SP2D dan kemajuan fisik di lapangan;

8. Menyampaikan dokumen SP2D dan kelengkapannya kepada DPIU;

9. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI);

10. Melakukan update progres keuangan dan fisik melalui website e-Monitoring

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 23

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada saat terjadi

transaksi keuangan dan setiap bulan;

11. Melakukan pembinaan kepada BKM/LKM, dan KSM;

12. Melakukan pemeriksaan dokumen untuk kelengkapan serah terima hasil

penyelesaian pekerjaan fisik;

13. Mengambil tindakan terhadap BKM/LKM yang tidak melaksanakan ketentuan

sebagaimana diatur dalam dokumen kontrak (SP3);

14. Melaksanakan tindak lanjut terhadap rekomendasi auditor.

2.6. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT KELURAHAN

Pemerintah kelurahan, dalam hal ini Lurah, mempunyai peranan yang sangat

penting sekali di suatu wilayah khususnya bagi masyarakat Kelurahan. Kelurahan

sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat dan berhubungan langsung

dengan masyarakat. Lurah merupakan subjek yang harus mendorong partisipasi

masyarakat dalam pembangunan melalui tuntutan dan anjuran kepada masyarakat

untuk mencapai tujuan pembangunan.

Tugas Lurah antara lain untuk:

1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;

2. Memfasilitasi sosialisasi awal kesiapan masyarakat dan Rembug Kelurahan

Tahap I;

3. Turut mensosialisasikan penerapan prinsip-prinsip pelaksanaan Sanimas ;

4. Mengesahkan usulan pembentukan KSM dan KPP hasil dari rembug warga;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

24 KETENTUAN PELAKSANAAN

5. Memfasilitasi penyusunan rencana aksi perbaikan sanitasi/Comunity Sanitation

Improvement Action Plan (CSIAP);

6. Melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan program Sanimas ;

7. Mengetahui serah terima sarana sanitasi terbangun dari DPIU kepada

masyarakat (KPP);

8. Memfasilitasi Pokjasan Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya.

2.6.1. Kelompok Kerja Sanitasi (PokjaSan) Kelurahan

PokjaSan Kelurahan dibentuk berdasarkan kesepakatan dalam Rembug

Kelurahan tahap I. PokjaSan Kelurahan merupakan wadah koordinasi yang bersifat

non struktural bagi pembangunan dan pengelolaan sanitasi di tingkat kelurahan dan

bertanggung jawab kepada masyarakat melalui rembug kelurahan. PokjaSan terdiri

dari wakil kelurahan, posyandu, PKK, organisasi kemasyarakatan lainnya, dan

masyarakat calon penerima manfaat. Jumlah anggota PokjaSan minimal sebanyak 5

orang, ketua PokjaSan dipilih oleh anggota secara musyawarah, dan dituangkan

dalam berita acara.

Tugas pokok PokjaSan kelurahan adalah mengkoordinasikan dan

memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dalam perwujudan pengelolaan sanitasi di

tingkat kelurahan.

Pokjasan kelurahan bertugas antara lain:

1. Bekerjasama dengan BKM/LKM dan Kader Masyarakat menyusun rencana aksi

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 25

perbaikan sanitasi di tingkat kelurahan (Community Sanitation Improvement

Action Plan/CSIAP).

2. Bekerjasama dengan BKM/LKM, Kader Masyarakat dan KSM menyusun dokumen

perencanaan.

2.7. ORGANISASI PENGELOLA TINGKAT MASYARAKAT

Masyarakat merupakan pelaku utama dalam pelaksanaan program di

tingkat kelurahan, sehingga keberhasilan program ini akan sangat tergantung pada

peran aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan mulai dari proses

penyiapan masyarakat, sosialiasasi, perencanaan, pelaksanaan pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaannya.

Pengelolaan program Sanimas di tingkat kelurahan dilaksanakan melalui

organisasi/lembaga masyarakat dan kelompok swadaya masyarakat dengan

didampingi oleh tim fasilitator.

2.7.1. Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat

BKM/LKM

Sesuai dengan prinsip keterpaduan program, maka pelaksanaan kegiatan

Sanimas akan menggunakan lembaga masyarakat yang sudah ada dan telah

berperan aktif dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu BKM/

LKM yang ada di lokasi kelurahan sasaran. BKM/LKM adalah penanggung jawab

pelaksanaan program Sanimas di tingkat masyarakat. BKM/LKM dapat memfasilitasi

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

26 KETENTUAN PELAKSANAAN

pembentukan lebih dari satu KSM sesuai dengan dana BLM yang diterima

Secara rinci tugas BKM/LKM dalam Program Sanimas adalah:

1. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai program Sanimas secara

terus menerus di tingkat masyarakat;

2. Mengidentifikasi permasalahan sarana penyehatan lingkungan permukiman di

tingkat kelurahan;

3. Menyelenggarakan rembug warga;

4. Menjamin dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan, kelompok

rentan/marjinal dan penduduk miskin dalam setiap tahapan kegiatan;

5. Menyusun rencana aksi perbaikan sanitasi (Community Sanitation Improvement

Action Plan) bersama-sama dengan PokjaSan kelurahan;

6. Memfasilitasi pembentukan KSM dan KPP;

7. Bersama KSM menyusun dan mengajukan Rencana Kegiatan Masyarakat

(RKM);

8. Mengajukan RKM kepada DPIU untuk diverifikasi;

9. Bersama KSM membuka rekening atas nama BKM/LKM dengan tanda tangan

2(dua) orang dari BKM/LKM dan 1(satu) orang anggota KSM;

10. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan;

11. Menandatangani kontrak kerja (SP3) dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Kegiatan Sanitasi;

12. Melakukan pengajuan pencairan dana BLM kepada PPK Kegiatan Sanitasi;

13. Membuat Buku Kas Umum disertai dengan bukti-bukti pengeluaran

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 27

berdasarkan laporan yang dibuat oleh KSM;

14. Menyusun laporan keuangan berdasarkan laporan penggunaan dana yang

dibuat oleh KSM;

15. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik;

16. Mengelola pengaduan masyarakat dengan menugaskan salah satu anggota

BKM/LKM;

17. Mendampingi KSM dalam menyelenggarakan rembug warga untuk

menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan;

18. Mempublikasikan laporan bulanan kemajuan kegiatan melalui papan informasi

yang dapat diakses oleh semua pihak;

19. Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dengan

dibantu KSM;

20. Bersama KSM menyelenggarakan rembug warga RT/RW Tahap IV untuk

menyampaikan laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, dan

penggunaan dana BLM;

21. Menyediakan data dan dokumen pendukung untuk memenuhi proses audit

kegiatan Sanimas oleh auditor serta evaluasi oleh Executing Agency dan IDB;

22. Mendokumentasikan keseluruhan dokumen kegiatan Sanimas untuk kebutuhan

auditor dan arsip.

2.7.2 Kader Masyarakat

Kader Masyarakat adalah kader yang sudah ada di masing-masing lokasi

kelurahan sasaran yang terpilih, merupakan warga setempat yang memiliki

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

28 KETENTUAN PELAKSANAAN

kemampuan mengajak dan mendorong masyarakat setempat untuk terlibat aktif

dalam pelaksanaan program Sanimas .

Tugas dan fungsi Kader Masyarakat dalam program Sanimas adalah:

1. Sebagai mitra TFL, BKM/LKM, PokjaSan Kelurahan dan KSM dalam

pendampingan masyarakat pada setiap tahapan kegiatan Sanimas .

2. Sebagai tenaga pendampingan KPP pada tahap paska konstruksi.

3. Sebagai penggerak dan narasumber yang terkait dengan kondisi kelurahan dan

bertindak sebagai mediator, pengarah, sekaligus menjadi motivator bagi

masyarakat untuk melaksanakan program Sanimas agar pelaksanaan program

di tingkat kelurahan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.

2.7.3. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

BKM/LKM memfasilitasi pembentukan KSM melalui Rembug Warga di

tingkat RT/RW Tahap II dengan bentuk dan susunan struktur organisasi sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dengan minimal 30% keanggotaannya adalah kaum

perempuan. Kepengurusan KSM tidak boleh dirangkap oleh Tenaga Fasilitator

Lapangan (TFL) dan BKM/LKM serta pengurus KSM yang terbentuk tidak boleh

mencalonkan sebagai anggota legislatif.

Tugas KSM antara lain :

1. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM) pembangunan sarana/prasarana

sanitasi, DED, RAB difasilitasi oleh TFL.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 29

2. Melaksanakan kegiatan fisik/konstruksi di lapangan.

3. Menyelenggarakan rembug warga untuk menyampaikan laporan kemajuan

pelaksanaan kegiatan.

4. Menyusun rencana pendanaan operasi dan pemeliharaan sebelum pelaksanaan

kegiatan dimulai. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan dapat diperoleh

melalui swadaya maupun melalui sumber pendanaan APBD.

5. Menyusun rencana penggunaan dana (RPD) yang akan diajukan kepada

BKM/LKM.

6. Melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dan keuangan

pembangunan sarana sanitasi setiap minggu kepada BKM/LKM, dilengkapi

dengan bukti dokumen yang diperlukan.

7. Melakukan koordinasi dengan PokjaSan kelurahan, BKM/LKM, Kader

Masyarakat dan Tenaga Fasilitator Lapangan selama pelaksanaan konstruksi;

2.7.4. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)

Secara inti kepengurusan maupun keanggotaannya KPP diutamakan

berasal dari KSM yang telah melaksanakan pembangunan sarana sanitasi dan

penerima manfaat. Hal ini dimungkinkan karena merekalah (KSM) yang telah

merencanakan dan membangun sarana tersebut. Dengan demikian mereka

bersama masyarakat akan semakin bertanggung jawab pada upaya menjaga dan

merawat sarana tersebut. Pembentukan KPP dilakukan dalam kegiatan Rembug

Warga Tingkat RT/RW Tahap III. Untuk memformulasikan hal ini, maka dalam

AD/ART KPP sudah harus dimunculkan pasal tentang Operasi dan Pemeliharaan.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

30 KETENTUAN PELAKSANAAN

Ketua KPP tidak boleh dirangkap oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL),

Koordinator BKM/LKM dan Ketua KSM. Pengurus KPP yang terbentuk tidak boleh

mencalonkan sebagai anggota legislatif.

Tugas dan fungsi KPP adalah :

1. Merencanakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana

2. Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja, membukukan dan

melaporkan secara rutin.

3. Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik sanitasi berbasis masyarakat.

4. Mengontrol semua saluran perpipaan secara rutin

5. Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna

6. Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan lingkungan.

2.8. KONSULTAN MANAJEMEN

Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan Program Sanimas didukung

oleh konsultan yang memberi pendampingan teknis dan kendali mutu yang

ditempatkan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota dan Kelurahan. Tugas

konsultan manajemen di tingkat pusat dan daerah adalah sebagai berikut:

2.8.1. National Project Management Consultant (NPMC)

NPMC bertugas untuk memberikan dukungan manajemen dan teknis kepada

CPMU dalam menyelenggarakan program Sanimas agar pelaksanaan program

dapat sesuai dengan prinsip-prinsip, pendekatan, kriteria dan indikator

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 31

keberhasilan pelaksanaan program. NPMC bertanggung jawab dan melaporkan

seluruh kegiatannya kepada CPMU.

Tugas NPMC antara lain:

1. Memberikan dukungan teknis dan manajemen kepada CPMU dalam

penyelenggaraan Program Sanimas di tingkat pusat;

2. Membantu CPMU dalam pelaksanaan peningkatan kapasitas bagi staff

CPMU, PPIU, DPIU, RPMC dan Tenaga Fasilitator Lapangan;

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan program Sanimas tingkat nasional;

4. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut

penanganannya kepada CPMU;

5. Melakukan evaluasi program yang mencakup pencapaian tujuan dan

sasaran program;

6. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;

7. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kemajuan fisik dan

keuangan, laporan mingguan dan laporan bulanan sesuai dengan format-

format yang telah ditetapkan, serta menyusun laporan triwulan, dan laporan

lainnya yang disepakati dalam kontrak;

8. Menyusun dan melaporkan kemajuan fisik dan keuangan pelaksanaan

program kepada CPMU dan kepada Satker Pusat.

2.8.2. Regional Project Management Consultant (RPMC)

RPMC berkedudukan di ibu kota provinsi yang ditentukan CPMU, bertugas

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

32 KETENTUAN PELAKSANAAN

mendukung PPIU dan DPIU dalam penyelenggaraan program dan selalu

berkoordinasi dengan NPMC. RPMC bertanggung jawab dan melaporkan seluruh

kegiatannya kepada CPMU melalui Satker Pusat, PPIU, DPIU dan NPMC.

Pada tahap persiapan, RPMC berkewajiban menyiapkan pelaksanaan

sosialisasi, diseminasi dan pelatihan di tingkat provinsi dan Kabupaten/kota. Pada

tahap pelaksanaan, RPMC bertanggung jawab untuk melakukan pendampingan,

supervisi dan monitoring serta memberikan dukungan teknis dan manajemen

dalam penyelenggaraan program di tingkat provinsi dan Kabupaten/kota.

Secara rinci tugas dan tanggung jawab RPMC adalah:

1. Membantu Pokja Sanitasi Provinsi dan PPIU dalam mensosialisasikan program

Sanimas kepada stakeholder Kabupaten/kota;

2. Membantu Satker Provinsi dan PPIU dalam pengelolaan manajemen proyek

mencakup progres fisik dan keuangan, serta penyaluran dana;

3. Melakukan pendampingan kepada PPIU dan DPIU dalam penyelenggaraan

sosialisasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota;

4. Menjamin penerapan prosedur pelaksanaan Sanimas sesuai dengan pedoman

dan petunjuk teknis yang berlaku;

5. Menjamin penerapan Quality Assurance pada setiap tahapan pelaksanaan

program;

6. Menjamin penyebarluasan informasi program melalui media informasi dan

komunikasi;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 33

7. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta tindak lanjut dan melaporkan

hasilnya kepada PPIU dan DPIU;

8. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan NPMC, PPIU, DPIU, Satker Pusat,

Satker Provinsi dan Satker Kabupaten/kota dalam penyelenggaraan program;

9. Melakukan dokumentasi pada setiap tahapan pelaksanaan (sosialisasi,

persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pemeliharaan);

10. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan bulanan, laporan interim dan

laporan akhir serta melaporkannya kepada DPIU, PPIU dan CPMU.

Dalam pelaksanaanya, pendampingan RPMC di tingkat Kabupaten/kota

dilakukan oleh Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/kota (TAMK) yang bertugas

mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan capacity building bagi para

pelaksanaan program di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan.

Tugas dan tanggung jawab TAMK antara lain:

1. Membantu DPIU dalam perencanaan kegiatan Sanimas di tingkat

kabupaten/kota;

2. Membantu penyiapan pelaksanaan Rembug Kelurahan dan penyiapan

penerapan prosedur dan pedoman baik teknis maupun non teknis seperti

pemberdayaan masyarakat, sosial, lingkungan, teknis pelaksanaan prasarana;

3. Memberikan dukungan upaya penyadaran sanitasi dan promosi perubahan

perilaku masyarakat.

4. Memberikan dukungan teknis dalam proses perencanaan kegiatan di

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

34 KETENTUAN PELAKSANAAN

tingkat kelurahan;

5. Membantu Satker Kabupaten/kota dalam hal memverifikasi CSIAP dan RKM

yang disusun oleh BKM/LKM;

6. Mendukung Tenaga Ahli Pelatihan NPMC dan RPMC dalam penyiapan

kebutuhan pelatihan dan pemantauan hasil pelatihan;

7. Melakukan pendampingan, supervisi dan monitoring pelaksanaan tahapan

kegiatan;

8. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut

penanganannya kepada DPIU dan BKM/LKM;

9. Melakukan evaluasi pelaksanaan program Sanimas di wilayah kerjanya;

10. Melakukan evaluasi kinerja TFL setiap tiga bulan dan hasilnya disampaikan

kepada RPMC, DPIU dan Satker PAMS Provinsi;

11. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Satker PIP Kabupaten/kota,

DPIU, RPMC dan TFL;

12. Mengumpulkan data pencairan dana/rekapitulasi SPM dan SP2D di lingkup

wilayah kerjanya dan disampaikan kepada RPMC;

13. Menjamin spesifikasi teknis sarana Sanitasi yang direncanakan oleh BKM/LKM

sesuai dengan Petunjuk Teknis yang ditetapkan;

14. Memfasilitasi penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan;

15. Melaksanakan verifikasi perencanaan dan verifikasi dokumen pencairan;

16. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kemajuan fisik dan keuangan,

laporan mingguan dan laporan bulanan sesuai dengan format-format yang

telah ditetapkan, serta menyusun laporan triwulan, dan laporan lainnya untuk

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 35

disampaikan kepada RPMC.

2.8.3 TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (TFL)

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) merupakan pelaku utama pendamping

pelaksanaan program secara langsung di tingkat masyarakat. Dalam

melaksanakan tugas, TFL akan bekerja secara tim. Setiap tim Fasilitator terdiri dari

3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang fasilitator pemberdayaan sanitasi, 1

(satu) orang fasilitator teknik dan 1 (satu) orang fasilitator manajemen untuk

menangani 3 (tiga) lokasi, atau disesuaikan dengan jumlah lokasi sasaran dengan

mempertimbangkan aksesibilitas pendampingan dan kondisi lapangan.

Fasilitator tidak boleh merangkap pekerjaan ditempat lain dan juga tidak

boleh merangkap sebagai BKM/LKM, KSM dan KPP, serta tidak boleh mencalonkan

sebagai anggota legislatif atau sebagai partisipan calon legislatif.

Secara umum tugas dari Tim Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) adalah

sebagai berikut:

1. Berkoordinasi dengan DPIU dan PokjaSan untuk melakukan promosi sanitasi

kepada masyarakat terhadap pentingnya sanitasi, serta mengajak masyarakat

untuk berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan;

2. Memfasilitasi dan membantu BKM/LKM dalam penyusunan CSIAP dan

membantu KSM dalam menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM);

3. Menjamin bahwa kelompok penerima manfaat termasuk perempuan,

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

36 KETENTUAN PELAKSANAAN

kelompok rentan dan penduduk miskin sudah dilibatkan pada saat proses

persiapan, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi;

4. Melakukan dokumentasi seluruh pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat.

5. Mendampingi BKM dan KSM dalam proses audit oleh auditor, evaluasi oleh

Executing Agency dan IDB;

6. Menyusun laporan bulanan kegiatan TFL sesuai dengan format yang telah

ditetapkan dan disampaikan kepada Satker PAMS Provinsi, RPMC/TAMK, dan

DPIU;

7. Mendampingi BKM/LKM dan KSM dalam melakukan koordinasi dan komunikasi

dengan pengelola kegiatan di tingkat Kecamatan dan kelurahan pada setiap

tahapan kegiatan;

Sedangkan tugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) secara khusus terbagi

sesuai uraian sebagai berikut:

a. Fasilitator Pemberdayaan Sanitasi

Tugas fasilitator pemberdayaan sanitasi adalah :

1. Membantu KSM dalam menggali sumber-sumber pembiayaan dari swadaya

masyarakat termasuk ketersediaan lahan dari masyarakat;

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di tingkat

kecamatan dan kelurahan pada setiap tahapan kegiatan;

3. Memastikan bahwa kegiatan promosi sanitasi terlaksana di setiap tahapan

kegiatan Sanimas

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 37

b. Fasilitator Teknik

Tugas fasilitator teknik adalah :

1. Mendampingi KSM dalam melaksanakan kegiatan konstruksi/fisik;

2. Mendampingi BKM/LKM dan KSM dalam penyusunan pelaporan progres

kegiatan fisik;

3. Membantu tim pengadaan barang dan jasa dalam melakukan survey harga

bahan bangunan dan ketersediaan potensi bahan bangunan lokal;

c. Fasilitator Manajemen

Tugas Fasilitator Manajemen adalah :

1. Mendampingi KSM dalam pengelolaan dana BLM;

2. Mendampingi PPK Kegiatan Sanitasi dalam proses pengajuan pencairan

dana;

3. Melakukan pendampingan dalam hal kelembagaan dan manajemen

kegiatan;

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

38 KETENTUAN PELAKSANAAN

Gambar 2.1. Organisasi Pelaksana Sanimas

KSM

NPMC Satker PLP-BM

PPK

Ditjen Cipta Karya

(Executing Agency)

CPMU

PokjaAMPL/Sanitasi

Nasional

PPIUSatker PAMS Provinsi

PPK Air Limbah

Provinsi

PokjaAMPL/Sanitasi

Provinsi

DPIU

Satker PIP

PPK Kegiatan Sanitasi

Kabupaten/kota

PokjaAMPL/Sanitasi

Kabupaten/kota

Tim Fasilitator Lapangan

(Teknik, PemberdayaanSanitasi dan Manajemen)

Kader Masyarakat

BKM/LKMLurah & Pokjasan

Kelurahan

KSM Sanitasi II

KSM Sanitasi I

KPP

: Garis Pengendalian

: Garis Pelaporan

: Garis Koordinasi

: Garis Pembinaan

RPMC

Provincial ManagementConsultant

District ManagementConsultant

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 39

2.9. PENDANAAN

2.9.1. Sumber Dana

Sumber dana program Sanimas berasal dari :

Dana pinjaman dari IDB (Islamic Development Bank) sebagai pinjaman Pusat,

yang akan digunakan untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi (BLM), biaya

konsultan dan workshop;

Dana APBN (Rupiah) yang akan digunakan untuk biaya gaji TFL, sosialisasi,

pelatihan, monitoring dan supervisi;

Dana APBD yang akan digunakan untuk dana operasional untuk mendukung

pelaksanaan program;

o Dana APBD provinsi dialokasikan paling sedikit 1% dari total BLM per provinsi

diperuntukan kegiatan tingkat provinsi untuk :

1. Sosialisasi program tingkat provinsi,

2. Rapat koordinasi tingkat provinsi,

3. Biaya operasional PPIU,

4. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program,

5. Penyusunan pelaporan.

o Dana APBD Kabupaten/kota dialokasikan paling sedikit 5% dari total BLM

kabupaten/kota diperuntukan kegiatan tingkat kabupaten/kota sampai

dengan kelurahan meliputi:

1. Sosialisasi program tingkat kabupaten/kota sampai tingkat kelurahan

2. Rapat koordinasi tingkat kabupaten/kota

3. Peningkatan kapasitas warga dalam tahap perencanan program di

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

40 KETENTUAN PELAKSANAAN

tingkat masyarakat dan biaya operasional penyusunan dokumen RKM

4. Biaya operasional DPIU

5. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program

6. Penyusunan pelaporan

7. Kabupaten/kota diharapkan berkontribusi untuk tambahan cakupan

layanan SR

Dana swadaya masyarakat.

Dana swadaya masyarakat berasal dari calon pemanfaat dan non pemanfaat

yang dapat di pergunakan dalam setiap tahapan kegiatan Sanimas

2.9.2. Penyaluran Dana BLM

Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) disalurkan melalui rekening

khusus pada BKM/LKM.

2.9.3. Penggunaan Dana BLM

Dana BLM digunakan untuk pembangunan baru infrastruktur sanitasi

dengan opsi pilihan sarana sebagai berikut :

1. Pembangunan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan

2. Kombinasi IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan MCK.

Kriteria pemilihan teknologi akan dijelaskan dalam Petunjuk Teknis

Pembangunan Infrastruktur Sanimas

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 41

Besaran alokasi dana BLM yang disediakan untuk pembangunan prasarana-

sarana sanitasi bagi setiap 1 (satu) lokasi sasaran maksimal sebesar Rp.

425.000.000 (empat ratus dua puluh lima juta rupiah) termasuk maksimal 10%

untuk komponen penunjang berupa penyediaan air bersih, drainase dan sarana

persampahan.

Rincian penggunaan dana BLM adalah : a) minimal 60% untuk biaya

konstruksi, tidak termasuk untuk sambungan rumah. b) maksimal 35% untuk biaya

upah, c) maksimal 5% hanya operasional pelaksanaan fisik sedang berlangsung

sampai dengan masa tes komisioning dan asuransi pekerja.

2.9.4. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

Pencairan dana BLM kegiatan sanitasi menggunakan mekanisme Rekening

Khusus Bank Indonesia (RKBI), dan dilakukan dengan mekanisme sebagai

berikut:

1. Dana kegiatan untuk masing-masing kabupaten/kota disalurkan melalui

dokumen anggaran/DIPA Satker PIP Kabupaten/Kota

2. Penerima dana BLM adalah masyarakat kelurahan dan disalurkan melalui

rekening khusus BKM/LKM

3. Secara khusus koordinator BKM/LKM diwajibkan membuka rekening dana

bantuan sosial program Sanimas di Bank Umum terdekat atas nama BKM/LKM

dan memberitahukan nomor rekeningnya kepada PPK Sanitasi Kabupaten/kota

4. Apabila dalam satu kelurahan mendapat dana BLM lebih dari 1 sistem komunal,

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

42 KETENTUAN PELAKSANAAN

maka koordinator BKM/LKM diwajibkan membuka rekening sesuai dengan

jumlah sistem komunal tersebut (lebih dari satu rekening)

5. Kontrak kerja ditandatangani oleh PPK Sanitasi Kabupaten/kota dengan

BKM/LKM

6. Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan dalam 3 Tahap, yaitu: Tahap I

sebesar 40 % dari total dana BLM setelah CSIAP dan RKM disetujui, Tahap II

sebesar 30% dari total dana BLM pada saat pekerjaan fisik mencapai minimal

30%, dan tahap III sebesar 30% dari total dana BLM pada saat pekerjaan fisik

mencapai minimal 60% dan pekerjaan pemasangan SR sudah terpasang

minimal 50% dari rencana. Pencairan dana untuk pembayaran k egiatan

Sanimas dilakukan dengan tata cara Rekening Khusus, dimana KPPN menerima

Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kuasa Pengguna Anggaran.

7. Satker/PPK Sanitasi Kabupaten/kota dapat melakukan penangguhan terhadap

pencairan dana BLM Tahap II dan Tahap III, jika terjadi penyimpangan didalam

pelaksanaan kegiatan di lapangan dan/atau penyimpangan didalam penggunaan

dana yang dinyatakan dalam berita acara hasil rembug warga, maka Kasatker

bersama tim yang terdiri dari TFL, BKM, TAMK, dan PPK sanitasi segera

melakukan investigasi permasalahan dan menyusun rencana tindak lanjut.

2.9.5. Ketentuan Pengembalian Dana BLM

a. Apabila di dalam pelaksanaan kegiatan program Sanimas terjadi atau ditemui

penyelewengan dan penyalahgunaan dana oleh pelaku kegiatan atau dari pihak

manapun, maka yang bersangkutan wajib mengembalikan dana BLM tersebut

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 43

kepada masyarakat setempat untuk digunakan sesuai dengan pedoman kegiatan

program yang telah ditetapkan

b. Untuk lokasi yang batal atau mundur, maka dana BLM yang sudah dicairkan

diharuskan dikembalikan ke Kas Negara atau dialihkan ke lokasi lain yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

2.9.6. Kelebihan Dana BLM

Apabila terdapat efisiensi kegiatan di lapangan sehingga menyebabkan

terjadinya sisa dana BLM yang telah digunakan untuk pembangunan prasarana-

sarana sanitasi, maka sisa dana BLM dimaksud wajib dipergunakan untuk kegiatan

pengembangan dengan menambah volume pekerjaan atau melakukan optimalisasi

untuk kegiatan yang sejenis sesuai item pekerjaan yang terdapat di dalam RAB dan

diputuskan melalui mekanisme rembug warga.

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

44 KETENTUAN PELAKSANAAN

Gambar 2.2 Mekanisme Pencairan Dana BLM Sanimas

IDB

IDB : Islamic Development Bank

CPMU : Central Project Management Unit

PPIU : Provincial Project Implementation Unit

DPIU : District Project Implementation Unit

KPPN : Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara

LMK : Laporan Manajemen Keuangan

SPP-LS : Surat Perintah Pembayaran Langsung

SPM-LS : Surat Perintah Membayar Langsung

SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

KETENTUAN PELAKSANAAN 45

2.10. PENGARUSTAMAAN GENDER

Dalam pelaksanaan Sanimas, pendekatan kesetaraan dan keadilan gender

dimana terdapat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam setiap tahap

kegiatan dan dalam pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan.

Beberapa strategi untuk mencapai kesetaraan gender sebagai berikut :

1. Jumlah Tenaga Fasilitator Lapangan minimal 30% adalah perempuan;

2. Pengurus KSM Sanitasi dan KPP minimal 30% adalah perempuan;

3. Keterlibatan perempuan dalam tahap penyiapan, perencanaan dan pelaksanaan

minimal 30% adalah perempuan;

4. Sarana IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan kombinasi MCK dengan

perpipaan memenuhi kebutuhan kaum perempuan dan kelompok

rentan/marjinal;