bab 2 gambaran umum perusahaan -...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/1.jpg)
7
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. INTIRUB
PT. INTIRUB yang berdomisili di Jl.Cililitan Besar 45, Jakarta Timur adalah
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha produksi dan
pcnjualan ban luar kendaraan. Berdirinya pabrik i n i merupakan suatu peleburan
dari dua pabrik ban kendaraan bermotor milik negara yang masing-masing
berkedudukan di Jakarta dan Palembang.
PT. INTIRUB yang merupakan kependekan dari PT. INDONESIAN TIRE
& RUBBER WORK Ltd., semula bernama NV (Naamlaze Venootschap) Pabrik
ban dan karet Indonesia ini adalah suatu perusahaan mi l i k Bank Industri Negara
(sekarang BAPINDO) didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Raden Meester
Soewandi No.59 tanggal 16 September 1954 di Jakarta yang diumumkan dalam
berita negara No. 52 per 1 Juli 1955. Pembangunan pabrik diawali dengan
penandatanganan kontrak pembelian mesin-mesin pabrik dan kendaraan bermotor
dengan pihak Techno Export (Czecho-Slovakia) oleh Bank Industri Negara tanggal
20 Maret 1956. Setelah itu pada tanggal 17 Maret 1957, mulai dilakukan
pembangunan fisik pabrik dan pemasangan mesin oleh Fraction Team dari Czecho-
Slovakia.
Pada tanggal 5 September 1958 PT.INTIRUB mulai menghasilkan produk
perdananya berupa ban kendaraan bermotor yaitu terdiri dari jenis Jeep dan Truck
dengan ukuran 6.00-16. Produksi normal dimulai pada 1 April 1959 dengan
![Page 2: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/2.jpg)
8
memproduksi ban dengan ukuran 6.00-16 dan ukuran 7.50-16 dengan desain
kapasitas 650 pasang.
Pada tanggal 6 Mei 1959 diadakan peresmian pabrik dan penekan tombol, tanda
mulai beroperasinya mesin pabrik tersebut oleh Pejabat Presiden RI Mr Sartono yang
didampingi oleh Menleri Perindustrian Ir.F.J.Ingkirawang. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 131 tahun 1961 dan realisai dari pelaksanaan Undang-Undang
No.l9, Perpu Tahun 1960 (Lembaran Negara Tahun 1960, No.59) dan sesuai dengan
akte Notaris No. 15 tanggal 4 Fcbruari 1955 dari Notaris Raden Meester Soewandi,
perusahaan merubah namanya menjadi PN (Perusahaan Negara) INTIRUB. Pada
tanggal 26 Juli 1971 ditanda-tangani kontrak dalam bentuk "Management Contract"
dan "Technical Service Agreement" antara Pemerintah RI dengan Good Year Export
SA.
Untuk merealisasikan Peraturan Pemerintah RI No.42, tahun 1971 dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan RI No. B.952/MK/IV/12/1971 tanggal 15 Desember
1971, sesuai dengan Akte Notaris Soetrono Prawiroatmodjo di Jakarta, No.46 tanggal 8
Mei 1972, PN INTIRUB bcrubah status menjadi PT.INTIRUB (PERSERO).
Penggabungan Perusahaan Umum Ban dan Karet Palembang dengan
PT.INTIRUB Jakarta menjadi satu dengan nama PT.INTIRUB (PERSERO),
penambahan modal dan lain-lain, tertuang dalam Akte Notaris Ny. Sri Soetengsoe
Alxloel Sjoekoer SH, No.3 tanggal 9 Januari 1976 di Jakarta dan Akte Notaris yang
sama, No.11 tanggal 27 Februari 1976. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman melalui Kepmen RI No. Y.A.5/145/13 tanggal 23 Maret 1976.
![Page 3: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/3.jpg)
9
Management Contract dengan Good Year Export SA telah berakhir pada
tanggal 31 Desember 1976, namun Technical Service Agreement yang telah berakhir
dilanjutkan lagi selama 2 tahun.
Pada tahun 1979 dimulai pelaksanaan Program Perluasan Peningkatan Mutu I
(PPM I) di pabrik Jakarta dengan kredit Bank Pembangunan Indonesia. Kapasitas
kedua pabrik (Jakarta dan Palembang) ditingkatkan dari 2400 ban perhari menjadi 4000
ban perhari dan pada tanggal 13 April 1981 diadakan peresmian produksi perdana PPM
I oleh Menteri Perindustrian Ir.A.R. Soehoed.
Pada tanggal 17 Oktober 1983 ditandatangani kontrak "Technical Service
Agreement" antara PT INTIRUB dengan UNIROYAL GOODRICH LICENSING
SERVICE,USA untuk jangka waktu 10 tahun yang berlaku efektif per 25 November
1983. UNIROYAL GOODRICH dikenal dengan produknya yang luar biasa pada ban
radial untuk mobil balap, ban pesawat terbang termasuk untuk pesawat ulang-alik
Colombia. Pada bulan April 1987 ditandatangani kerjasama antara PT.INTIRUB
dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989 perjanjian tersebut
berakhir.
Pada tanggal 24 April 1990, antara Pemerintah RI sebagai pemegang saham
tunggal dengan PT.BIMANTARA CITRA mengadakan perjanjian "Pengikatan Jual
Beli Saham" PT.INTIRUB (PERSERO) sebanyak 7000 lembar saham dcngan nilai
nominal Rp. 7.000.000.000. Dan pengikatan jual beli saham tersebut, selanjutnya
PT.BIMANTARA CITRA menjual sebagian sahamnya kepada PT.ARYALOKA
SENTANA (ASTRA GROUP) yaitu sebanyak 3250 lembar saham, dengan demikian
susunan kepemilikan saham berubah menjadi sebagai berikut:
PT. BIMANTARA CITRA 37,50%
![Page 4: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/4.jpg)
10
PT ARYALOKA SENTANA 32,50%
Pemerintah Indonesia 30,00 %
Dengan adanya perubahan kepemilikan saham tersebut, maka berdasarkan Akte
Notaris B.R.A.Y. Mahyastoeli Notonegoro SH, di Jakarta dengan No. 222 tanggal 16
Mei 1990 diadakan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan sesuai dengan Pasal I
dari Akte Notaris ini, PT. INTIRUB (PERSERO) berubah status menjadi PT.
INTIRUB.
Sejak bulan Desember 1992, unit pabrik ban di Palembang yang bernama PT.
INDONESIAN RUBBER (PT. INDORUB) resmi tidak beroperasi lagi dan mesin-
mesin dipindahkan ke Jakarta Pada bulan Desember 1992, susunan kepemilikan saham
PT. INTIRUB berubah menjadi sebagai berikut:
PT. MEGA RUBBER FACTORY 40% (16.685 saham)
PT. TRISETIJO MANUNGGAL UTAMA 27% (11.261 saham)
PT. BIMANTARA CAKRA NUSA MENGUNSAI 12,37% (5.162 saham)
PT. ARYALOKA SENTANA MENGUNSAI 10,73% (4.474 saham)
Pemerintah RI 9,90% (4.129 saham)
Selanjutnya pada tanggal 14 Juli 1999 komposisi pemegang sahamnya
menjadi:
53,79% PT. Mega Rubber Factory
36,31% PT. Trisetijo Manunggal Utama
9,90% Pemerintah Indonesia
![Page 5: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/5.jpg)
11
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. INTIRUB secara garis besar terbagi atas empat direktorat
utama, yang dipimpin oleh seorang presiden direktur. Keempat direktorat utama tersebut
yaitu direktorat keuangan, direktorat produksi dan teknik, direktorat penjualan dan
marketing, dan direktorat human resources and general affair. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar struktur organisasi PT.INTIRUB secara umum.
Gambar 2.1 Struktur orgamisasi PT.INTIRUB
Keempat direktorat tersebut masing-masing membawahi beberapa divisi, dan
masing-masing divisi terdiri atas beberapa departemen. Dibawah ini struktur organisasi
PT.INTIRUB secara lengkap.
1. Direktorat Finance (Keuangan)
Secara umum memiliki Tugas sebagai berikut :
• Menjalankan dan mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan bidang
keuangan.
• Menilai dan melaporkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam bidang
keuangankepada Presiden Direktur.
• Mengawasi posisi likuiditas perusahaan dan mengatur cash flow perusahaan.
President Director
Finance Director
Production & Technical Director
Sales & Marketing Director
Human Resources &
General Affair Director
![Page 6: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/6.jpg)
12
Direktorat Keuangan ini membawahi tiga divisi, yaitu :
A. Divisi Finance
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Mengatur anggaran pendapatan dan pengeluaran perusahaan
- Menganalisa profit dan lose
- Menjaga likuiditas dan aliran cash flow perusahaan
- Mengatur pengelolaan sumber-sumber dana (piutang, pinjaman bank,
investasi, dll) serta penggunaannya.
- Mengatur sistem penggajian karyawan
- Mengadakan perangkat keras dan perangkat lunak serta pengawasannya.
B. Divisi Accounting
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Mencatat transaksi ke dalam buku jurnal dan buku harian,
mengklasifikasi, mengintrepretasi serta membuat neraca rugi-laba.
- Membuat faktur dan pencatatannya.
- Mengkalkulasi biaya-biaya umum perusahaan.
C. Divisi Logistic
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Melakukan pembelian (Purchase) bahan-bahan baik bahan lokal
maupun impor sesuai kebutuhan dari Divisi Produksi, agar rencana
operasi dapat terpenuhi dan pembelian atas bahan-bahan pada tingkat harga
![Page 7: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/7.jpg)
13
yang bersaing.
- Menjaga ketersediaan bahan bakn dan bahan jadi yang dibutuhkan sewaklu-
waktu.
- Mengawasi pemakaian dan melakukan pencatatan sistematis terhadap
masuk keluarnya bahan, baik bahan jadi dan bahan baku.
- Mengeliminasi investasi atau meningkatkan perputaran bahan.
![Page 8: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/8.jpg)
![Page 9: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/9.jpg)
15
2. Direktorat Production and Technical (Produksi dan Teknik)
Secara umum direktorat ini memiliki tugas sebagai berikut :
• Bertanggung jawab atas kelancaran produksi mencakup perencanaan proses
produksi, persediaan, dan pengadaan, penggunaan kapasitas mesin dan
pemanfaatan sumber daya manusia.
• Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya pengendalian dan pengawasan
agar rencana dapat berjalan terlaksana dan bila terjadi penyimpangan dapat
segera dikoreksi sehingga tidak menganggu pcncapaian target produksi .
• Bertanggung jawab atas kelancaran dalam penggunaan sember daya.
Direktorat Produksi dan Teknik ini membawahi tiga divisi, yaitu :
A. Divisi Teknologi
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas produk melalui
pengembangan teknologi
- Bertanggung jawab atas pegembangan bahan baku
- Mendesain produk dan menetapkan spesifikasi produk yang mencakup mutu
- Pengawasan atas penerimaan bahan-bahan yang masuk yang
memerlukan pengawasan laboratorium
- Menetapkan spesifikasi produk, proses dan peralalan produksi untuk
dijadikan standar acuan bagi Divisi Plant dan Divisi QA
![Page 10: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/10.jpg)
16
B. Divisi Produksi (Plant)
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Membuat perencanaan produksi dan breakdown materialnya
- Mengawasi dan mengendalikan jalannya proses produksi dan melakukan
antisipasi bila terjadi kemacetan
- Mengatur ketersediaan bahan jadi dan setengah jadi sehingga stock tetap
terjaga
- Mengawasi dan mengendalikan peralatan dan mesin, baik yang utama
maupun sebagai penyuplai/pendukung proses produksi
- Melakukan maintenance atau perawatan terhadap fasilitas produksi dan
perbaikannya bila ada kerusakan
C. Divisi Quality Assurance
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Melalukan pemeriksaan terhadap kualitas dari bahan baku dan bahan pembaku
sebelum proses dilakukan sesuai spesifikasi dari divisi teknologi
- Mengawasi proses pembuatan ban yang sedang berjalan
- Memeriksa kualitas dari ban yang sudah jadi dengan melakukan
pengujian / serangkaian test.
![Page 11: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/11.jpg)
Gam
bar 2
.3 S
trukt
ur O
rgan
isas
i Dire
ktor
at P
rodu
ksi d
an T
ekno
logi
![Page 12: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/12.jpg)
3. Direktorat Sales and Marketing (Penjualan dan Pemasaran)
Secara umum direktorat ini memiliki tugas sebagai berikut :
• Mengatur dan menetukan berapa jumlah produksi bulanan dan target
penjualan yang ingin dicapai.
• Melaksanakan riset pasar agar dapat mengetahui luas market share dari
produknya
• Menentukan target penjualan untuk daerah tertentu.
Direktorat Penjualan dan Pemasaran ini membawahi tiga divisi, yaitu :
A. Divisi Penjualan
B. Divisi Sales Administrator
C. Divisi Marketing
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Direktorat Sales and Marketing PT. INTIRUB
![Page 13: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/13.jpg)
19
4. Direktorat Human Resources and General Affair
Secara umum direktorat ini memiliki tugas sebagai berikut :
• Menyiapkan dan mengatur besar kecilnya jumlah karyawan sesuai
kapasitas mesin.
• Mempersiapkan dan mengatur tenaga kerja / karyawan sehingga dicapai
efisiensi kerja.
Direktorat Human Resources and General Affair ini membawahi tiga divisi, yaitu:
A. Divisi Human Resources
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Mengatur pengalokasian sumber daya manusia sesuai kebutuhan dan
kemampuannya.
- Melaksanakan training untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas
karyawan.
- Bertanggung jawab atas hal-hal yang bersifat umu di perusahaan.
B. Divisi General Affair dan Legal
Divisi ini memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
- Menjalin hubungan yang baik dengan supplier dan agen-agen /
konsumen sehingga kontinuilas dan target penjualan terpenuhi.
- Mengadakan sistem Keamanan untuk mengawasi dan mengantisipasi
keadaan yang dapat merusak dan mengganggu kelancaran perusahaan.
![Page 14: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/14.jpg)
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Direktorat Human Resource & General Affair PT.
INTIRUB
![Page 15: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/15.jpg)
21
2.3 Training yang dilakukan PT.INTIRUB
Untuk meningkatkan kemampuan serta keahlian karyawan yang dimiliki,
PT.INTIRUB melakukan pelatihan-pelatihan terhadap karyawannya. Pelaksanaan
Training sendiri didalam PT.INTIRUB lerdiri dari 2 bagian, yakni:
1. In House Training
Training ini dilaksanakan dalam PT.INTIRUB sendiri, dan biasanya lebih
bersifat teknis. Misalnya, training untuk bagian produksi saja, atau training bagi
karyawan keuangan saja.
Biasanya, training diadakan berdasarkan permintaan dari tiap bagian yang
diajukan kepada Bagian Training unluk mengatur dan mengorganisir pengadaannya.
Training karyawan baru juga termasuk In House Training, contohnya karyawan baru
bagian produksi akan ditraining oleh bagian produksi sendiri sesuai dengan
pengaturan bagian Training. Adapun follow-up nya dilakukan penilaian oleh Kepala
Bagian sendiri terhadap kemajuan dan adaptasi dari karyawan tersebut, jadi lebih
merupakan penilaian subyektif berdasarkan pengalaman dan intuitif Kepala Bagian
tersebut.
2. Ex House Training
Ex House Training adalah Training yang dilakukan dengan mengirim
karyawan mengikuti training diluar perusahaan, lebih bersifat umum dan menambah
wawasan. Training ini sudah dibunt programnya selama sctahun dan bagian training
yang mencari siapa yang menjadi Trainernya / Lembaga yang memberikan Training.
Training ini bisa disebut Insidental Training.
Contoh Insidental Training adalah :
![Page 16: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/16.jpg)
22
- Achievement Motivation Training (AMT)
Sampai saat ini AMT sudah dilakukan sampai level 4 atau sudah sampai
level Manajer, untuk level dibawah manajer belum dilaksanakan.
- Training Produktivitas
- Training K3 (keamanan dan keselamatan kerja)
- Training Administrasi dan Accounting
- Training ISO 9001
Diadakan oleh BVQI (Beareau Veritas Quality International), yakni lembaga
resmi yang mengeluarkan ISO 9001 kepada PT.INTIRUB
- Training Hukum ( Perusahaan dan Ketenagakerjaan )
Biasanya, training dilakukan berdasarkan penawaran-penawaran yang
dilakukan kepada PT.INTIRUB, yang kemudian diseleksi sesuai kebutuhan
PT.INTIRUB. Biasanya trainer yang d i p i l i h berasal dari LPPM ( Lembaga
Pendidikan dan Pengembangan Manajemen).
Saat ini perusahaan memiliki kurang lebih 832 karyawan, dimana 225
diantaranya merupakan tenaga kontrak. "Tenaga kontrak ini umumnya untuk operator
mesin. Bagian Personalia yang mengatur tentang kontrak kerja serta penyediaan tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh bagian Produksi, biasanya. Hal ini dilakukan mengingat
mesin-mesin yang ada masih konvensional dan memerlukan operator yang cukup
banyak sementara laju produksi juga tidak tentu, sehingga sistem kontrak masih
dilakukan untuk penghematan biaya.
![Page 17: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/17.jpg)
23
2.4 Spesifikasi Produk
2.4.1 Pengenalan Ban
Untuk mempermudah dalam memahami produk ini terlebih dahulu dijelaskan
pengertian, fungsi, dan komponen-komponen penyusun ban.
2.4.2 Pengertian Ban
Ban adalah lapisan penutup berbentuk bundar yang sebagian besar terbuat dari
karet dan digunakan untuk melapisi permukaan roda / velg
2.4.3 Fungsi Ban
Fungsi ban terdiri dari dua fungsi utama, yaitu fungsi secara teknis dan fungsi
secara artistik.
Fungsi Ban Secara Teknis :
• Menahan berat kendaraan beserta muatannya
• Memisahkan roda (velg) dengan permukaan jalan
• Mempermudah manuver kendaraan
• Memindahkan gaya dari motor penggerak menjadi gerakan maju
ataupun mundur
• Meredam getaran dari jalan terhadap kendaraan
• Memberikan jaminan keselamatan kepada penumpangnya (untuk ban
khusus dan baik perancangannya)
• Memberikan perasaan nyaman terhadap penumpang
Fungsi Ban Secara Artistik :
• Menambah keindahan pada kendaraan
• Menimbulkan daya tarik terhadap mobil
![Page 18: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/18.jpg)
24
2.4.4 Komponen Penyusun Ban
Gambar 2.6 Sketsa bagian-bagian ban
A. Section of diagonal tire with breaker: 1. Grooves depth 2. Breaker 3. Carcass 4. Bead 5. Tread 6. Sidewall
B. Section of a radial tire: 1. Grooves depth 2. Belt 3. Tread 4. Sidewall 5. Carcass 6. Bead
![Page 19: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/19.jpg)
25
C. Section of a belted diagonal tire: 1. Belt 2. Bead 3. Tread 4. Sidewall 5. Carcass
Gambar 2.7 Penampang bagian penyusun ban
Komponen-komponen yang menyusun suatu ban ada 6 komponen, yaitu
1. Tread (telapak)
Adalah bagian yang kontak langsung dengan permukaaan jalan. Dibuat dengan
kompon khusus. Memiliki sifat tahan terhadap gesekan (High Abrassion Resistance)
dan tidak mudah aus.
2. Carcass ( Kerangka Ban )
Lapisan-lapisan ply ( Fabric Bertegangan Putus Tinggi ). Berfungsi untuk menahan
tekanan pompa dan tahan panas ( Heat Build Up ).
3. Sidewall ( Dinding Samping )
Lapisan-lapisan ply dan lapisan kompon pada bagian luar. Menahan benturan
akibat goncangan-goncangan. Memiliki sifat tahan sobek ( High Tear Resistance )
dan tahan retak akibat lenturan ( Flex Cracking Resistance ).
4. Bead
Susunan kawat yang terbungkus ujung ply. Berfungsi agar ban kuat duduk pada
peleg dan tidak mudah lepas dari peleg.
![Page 20: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/20.jpg)
26
5. Chaffer
Lapisan akhir pembungkus bead, untuk melindungi carcass dari gesekan langsung
dengan velg..
6. Breaker atau Belt
Seperti ply, hanya terletak pada bagian tengah ban. Berfungsi untuk membentuk
ban, memperkuat daerah Tread dan meredam getaran.
Semua komponen ban diatas masing-masing mengandung kompon, yakni
suatu senyawa atau campuran homogen antara karet dengan bahan-bahan kimia
tertentu dan mempunyai sifat-sifat tertentu, dimana kompon tersebut berfungsi sebagai
perekat dari material sehingga mudah untuk dirakit. Membuat kompon biasanya di
Banburry Mixer atau di Mill dengan tekanan, temperatur dan waktu tertentu. Untuk
mendapatkan campuran kompon yang baik, perlu pentahapan memasukkan bahan-bahan
pada Banbury Mixer atau Mill. Homogenitas kompon adalah penting untuk mendapatkan
senyawa yang sempurna dan dapat menghasilkan sifat fisika dan kimia yang
dikehendaki dan untuk memperolehnya dikenakan tekanan tertentu, waktu tertentu
dan temperatur tertentu.
Bahan jadi kompon untuk membuat.ban ada bermacam-macam jenis dan
tiap jenis mempunyai silat yang berlainan, tergantung dimana kompon tersebut
ditempatkan. Sebagai pedoman untuk memudahkan pembuatan dan pengendalian
kompon tersebut dibuatlah standar atau ketentuan sifat-sifat kompon tersebut.
Sebagai contoh, sifat kompon Tread (telapak) harus tahan aus tahan panas dan
tahan benturan. Kompon Carcass harus tahan tekukan / flexing dan kompon Bead
harus keras, tahan gesekan dengan kawat dan mengikat kuat kawat tersebut.
![Page 21: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/21.jpg)
27
Berikut ini adalah komposisi bahan-bahan dalam membentuk suatu ban utuh.
• Karet alam/ sintetis ± 52 %
• Carbon Black ± 26%
• Benang Nylon ± 1%
• Kawat baja ± 3%
• Bahan-bahan kimia ± 10%
2.4.5 Klasifikasi Ban
Produk yang dihasilkan oleh PT. INTIRUB adalah berbagai jenis ban untuk
kendaraan bermotor antara lain ban Radial, ban Passanger, ban Mini Light Truck, ban
Ultra Light Truck, ban Light Truck dan ban Truck Bus. Adapun klasifikasi secara
lengkap berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut:
Radial Passanger Mini Light Truck Ultra Light Truck Light Truck Truck Bus
155 SR 12 SABRE 560-13 RM 4 500-12 S M 6 550-13 E M 8 650-15 S M 8 825-20 PBY 14
155 SR 12 SABRE 6 700-15 SR 8 500-12 S M 8 550-13 S M 8 700-15 S M 8 454 750-20 PBY 14
155 SR 12 SABRE 8 H78-15 SR 6 500-10 S M 8 600-13 S M 6 700-15 S M 10 454 825 -20 ESG 14
155 SR 13 FAL 600-16 EG 6 600-14 S M 8 700-15 S M 12 454 900-20 SM 14
165 SR 13 F PASS 760-15 EG 6 640-13 S M 6 750-15 PBY 12 900-20 PBY 14
165 SR 13 FAL 6 640-13 S M 8 750 -15 S M 14 454 900-20 ESG 14
165 SR 13 FAL 8 650-14 S M 8 700-16 ESG 10 1000-20 PBY 16
165 SR 13 MRG RY 650-14 S M 10 700-16 ESG 14 1000-20 PBY 16N
175 RR 14 FAL 6 700-14 S M 8 700-16 SM 10 1000-20 S M 14
175 SR 14 FAL 8 700-16 SM 14 1000-20 SM 16
175 SR 12 MRG RY 750-16 DRT 10 1000-20 SM 16N
175 SR 13 MRG RY 750-16 DRT 12 1000-20 DRT 16
185 SR 14 FAL PASS 750-16 DRT 14 1000-20 J L 16
185 SR 14 FAL 6 750-16 DRT 14 1000-20 U G 16
185 SR 14 FAL 8 750-16 ESG 12 1100-20 S M 16
185 SR 14 FAL 8C 750- 16 ESG 14 1100- 20 S M 18
185 SR 13 MRG RY 750-16 S M 12 454 1100-20 U G 16
185 SR 14 MRG RY 750-16 S M 14 1100-20 U G 18
195 SR 14 MRG RY 1200-20 U G 18
235 SR 15 MRG RY
Tabel 2.1 Klasifikasi ban di PT. INTIRUB
![Page 22: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/22.jpg)
28
Gambar 2.8 Sampel ban di PT. INTIRUB
![Page 23: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/23.jpg)
29
2.5 Proses Produksi
2.5.1 Mesin, Peralatan dan Perlengkapan Yang Dipergunakan
Mesin, peralatan, dan perlengkapan yang digunakan dalam proses perakitan
ban luar di PT. INTIRUB adalah :
• Mesin Compressor
• Mesin Diesel dan Generator
• Mesin Banbury Mixer
• Mesin Extruder Tread
• Mesin Bead Extruder
• Mesin Bias Cutter
• Mesin TRC
• Mesin Tire Curing
• Mesin Building
• Resiliometer
• FVM (Force Variation Machine)
Untuk penyusunan peralatan produksi dilakukan berdasarkan fungsi dalam
proses produksi, yaitu peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama.
Hal ini disebut juga process layout atau departement by equipment.
![Page 24: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/24.jpg)
30
2.5.2 Proses Pembuatan Ban
Proses produksi pembuatan ban luar secara garis besarnya terbagi menjadi 4
tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan (Pre-operation)
Dilakukan pembuatan dan penyediaan seluruh komponen-komponen dari Ban
Kompon (campuran karet dcngan bahan-bahan kimia), ply (untuk kerangka), Tread
(telapak ban), Bead (bagian tumit ban), dan Iain-lain.
2. Tahap Pembuatan Ban Mentah (Green Tire Building)
Tcrjadi proses assembling dan komponen-komponen tersebut dalam suatu proses
yang disebut Tire Building. Masing-masing dipasang dan disusun menurut ketentuan
spesifikasi construction sehingga dihasilkan ban mentah yang berbentuk silinder
untuk ban bias dan menyerupai ban jadi untuk ban radial.
3. Tahap Pemasakan (Curing)
Merupakan proses pemasakan untuk pembentukan ban yang menggunakan tekanan ±
24 kg/cm dan waktu yang ditentukan oleh spesifikasi masing-masing ukuran ban.
Panas diperoleh dan Boiler dcngan steam dan hot water. Ban dimasak dengan diberi
tekanan dari hot water ± 24 kg/cm2 dengan temperatur 182°C dengan waktu sesuai
spesifikasi dan diset sccara otomatis pada mesin curing. Setelah saatnya, akan
terbuka sendiri dan ban dikeluarkan dari cetakan (mold) serta langsung di PCI (Post
Curing Inflation) untuk ban bias.
4. Tahap Inspeksi (Inspection)
Inspeksi dilakukan pada keseluruhan tahapan proses sampai ban masuk ke gudang
barang jadi.
![Page 25: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/25.jpg)
31
Secara garis besar, pembuatan ban di PT.INTIRUB dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. BANBURY MIXER
- Merupakan proses pencampuran Karet, karbon dan minyak yang dimixer
sehingga mencapai temperatur 100°C untuk UC dan 95°C untuk PC.
- Hasil penggilingan / mixer pertama kali disebut Kompon C, yang kemudian
harus didinginkan sampai dengan temperatur ban sama dengan temperatur ruang,
sebelum masuk ke proses berikutnya.
- Kompon UC dimixer lagi dengan tambahan formula / chemical tertentu sesuai
formula dan menghasilkan Kompon PC yang siap didistribusikan ke bagian /
proses-proses selanjutnya, karena kompon merupakan bahan utama dan dipakai
didalam semua bagian (3RC, EXTRUDING dan BEAD EXTRUDER)
- Ada spec tertentu yang harus mengalami proses UC 2 kali, jadi Kompon UC
pertama dimixer dengan bahan tambahan, lalu didinginkan sehingga
temperaturnya sama dengan temperatur ruang dan disebut sebagai Kompon UC
kedua, sebelum dimixer dengan formula tambahan lainnya untuk menjadi
Kompon PC.
2. CALENDERING
- Disebut juga Three Roll Calender (3RC)
- Bahan-bahan : Benang Nylon dan Kompon Carcass
- Proses pelapisan (Rubberizing) melalui celah Roll Calender pada temperatur dan
tebal tertentu sesuai spesifikasi.
- Hasil : Treatment digulung dalam liner dimana panjang treatment ± 300 m
dengan lebar 140 cm.
![Page 26: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/26.jpg)
32
3. BIAS CUTTING
- Bahan : Treatment dari Calendering
- Proses pemotongan Treatment dengan sudut dan lebar tertentu
- Hasil : Chaffer
- Bagian-bagian tersebut digulung dan distock.
4. BEAD EXTRUDER
- Bahan : Kawat Baja dan Kompon Bead
- Proses melapis kawat dengan kompon pada temperatur tertentu
- Hasil: Half Bead
5. EXTRUDING
- Bahan : Kompon Tread
- Kompon Tread yang dilunakkan di MILL (dimana jumlah MILL ± 4 buah) dan
kompon dimasukkan ke mesin extruder untuk dilunakkan dengan temperatur
tertentu dan keluar sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
- Hasil: Tread (telapak ban )
- Distock satu-satu dalam Bear Trap agar tidak terjadi overlap dan terkontaminasi.
6. TIRE BUILDING
- Bahan : komponen-komponcn ban seperti Ply, Bead dan Tread
- Disusun dan dibentuk dialas mesin Building sesuai dengan spesiflkasi.
- Hasil berupa Green Tire berbentuk silinder untuk ban bias dan menyerupai
bentuk ban untuk GT radial.
- Green tire distock selama beberapa jam sebelum dimasak agar bahan-bahan
penolong seperti Texin, alkohol dan lainnya menjadi kering.
![Page 27: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/27.jpg)
33
7. RUBBER GOOD
- Bahan : Kompon rubber hasil Banbury Mixer, terbuat dasi campuran
Cholobutyle dan Karet Alam
- Dipakai dalam bentuk Bladder atau flap
- Contoh pemakaian : untuk tire building radial dimana bladder merupakan
balon karet membantu pembentukan Green tire, yaitu saat tekanan angin
diberikan untuk turn up ply.
8. TIRE CURING
- Bahan : Green Tire,angin. Air panas dan Steam.
- Proses pemasakan berlangsung dalam mesin Press. Green Tire dimasukkan
dalam press pencetak ban (mold) yang dilengkapi dengan bladder untuk diisi hot
water dengan tekanan ± 24 kg/cm2 dan temperatur 182`C dengan waktu sesuai
spesifikasi.
- Hasil: ban yang langsung di PCI untuk ban bias sedangkan ban radial langsung
ditransfer ke bagian trimming
9. FINISHING
- Proses Pendinginan, yakni dalam keadaan panas (berlangsung setelah dimasak)
ban diberi angin (inflated) dengan tekanan dan waktu tertentu sesuai ukuran
masing-masing
- Tujuan : untuk memberikan tegangan kepada benang-benang ban guna
mendapatkan bentuk yang sempurna dan menambah sifat-sifat kekuatan ban.
- Penyempurnaan ban, yakni pembersihan dan membuang kelebihan kompon-
kompon dari permukann ban ( Trimming )
- Inspeksi : Visual, Static, dan Dynamic Balance
![Page 28: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/28.jpg)
34
Gambar 2.9 Ban yang telah selesai akan diangkat dengan menggunakan forklift. Hati-hati, forklift
disini menggunakan kecepatan penuh, dapat dilihat dari bekas ban di jalan.
2.5.3 Proses Perakitan Ban
Proses perakitan ban atau biasa disebut dengan Tire Building merupakan tahap
yang paling menentukan dan sermgkali merupakan penyebab dan adanya cacat.
Karena itu, pemahaman mengenai proses perakitan ban sangat diperlukan untuk
mencari penyebab permasalahan cacat yang diakibatkan dari proses ini sehingga bisa
dilakukan langkah-langkah perbaikan secara nyata.
Langkah pertama adalah dengan menyusun ply sejumlah tertentu menurut
spesifikasi dari ban yang hcndak dirakit pada drum. Lalu bead juga dipasang pada pada
kedua sisi tempat bead. Posisi drum 1 merupakan posisi awal dari drum dimana ply
dan bead dipasang. Lain dilakukan Blow Up, yakni penekanan oleh Bladder yang juga
![Page 29: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/29.jpg)
35
membesar dikedua belah sisi drum sehingga ply meregang ke posisi drum 3. Penekanan
terus berlanjut dimana terjadi Turn Up Bladder sampai posisi drum 4 dan ply melipat.
Saat ply dilipat oleh gerakan Turn Up Bladder ini lah sering terdapat udara yang
terperangkap dan mengakibatkan cacat TAO Ply (Trap Air on Ply). Bersamaan dengan itu,
Roll yang terpasang pada bagian mesin perakit bergerak menuju titik tengah Ply dan
menempelkan Belt dan Tread berturut-turut sesuai spesiflkasi. Tekanan diberikan
sehingga perakitan berlangsung sempurna dan seluruh komponen ban saling
menempel.
Karena mesin perakitan ini masih bersifat semi otomatis dimana peran operator
cukup besar, Maka kontrol terhadap setting mesin, material dan selama proses berjalan
harus diperhatikan dengan teliti. Keterampilan dan pengalaman operator cukup
menentukan hasil perakitan.
2.6 Sistem Produksi
Pelaksanaan produksi dilakukan berdasarkan Master Production Chart, yang
kemudian dibreakdown dalam form-form schedule untuk setiap jenis dan tipe dari
ban, juga untuk setiap tahapan proses yang dilakukan. Master Production Chart dibuat
setelah menerima permintaan dari pihak Marketing, sesuai dengan forecast penjualan
yang dilakukan.
Master Production Chart juga dibreakdown dalam bentuk Raw Material
Breakdown (RMBD) untuk menentukan banyaknya bahan baku. Setelah diketahui
banyaknya bahan baku yang dibutuhkan, departmen Technical yang membuat
RMBD ini menyerahkan hasil kalkulasinya kepada Departemen Purchasing yang akan
![Page 30: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/30.jpg)
36
segera melakukan pemesanan / pembelian bahan yang dibutuhkan. Setelah dipurchase,
bahan baku tersebut masuk kedalam warehouse / gudang bahan baku.
Departmen PPC melakukan perencanaan produksi dengan melakukan
pengambilan barang dari warehouse bahan baku untuk diproses dalam proses produksi
selanjutnya.
Proses produksi dilakukan harus sesuai dengan standar spesifikasi.Slandar
spesifikasi ada 3 macam yakni:
1. Spesifikasi untuk Kompon
Spesifikasi ini meliputi komposisi raw materialnya, kadar oksidasinya, titik
didihnya, PR1, PO/PA, kadar abu, sifat-sifat teknis dan mekanis dari bahan, dan
sebagainya.
2. Spesifikasi Construction
Meliputi ketebalan bahan, diameter, berapa lapisan yang dipergunakan, berapa
sudut pemotongannya, teknik pengoperasiannya ataupun teknik buildingnya.
3. Spesifikasi Equipment
Meliputi spesifikasi mesin dan peralatan bantu lainnya yang akan digunakan, suhu
yang dipakai, tekanan udara, waktunya, dan lain sebagainya.
Keseluruhan spesifikasi ini pada dasarnya sudah ada dan merupakan hasil riset
bertahun-tahun. Setiap ada penemuan / hasil riset baru, spesifikasinya masih dicatat
dalam Lembar Spec namanya , berwarna merah apabila masih dalam tahap Trial dan
bila sudah layak untuk produksi pcrcobaan selama setahun lembar spec-nya bcrwana
kuning, yang artinya sudah lolos dari tahapan Trial. Bila sudah melewati setahun dan
tidak ada keluhan yang berarti, maka spesifikasi ini dinyatakan sudah memenuhi
![Page 31: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/31.jpg)
37
untuk standarisasi, pengesahan dilakukan oleh seluruh manajer Divisi dan Lembar
Spec-nya berwarna putih, yang artinya sudah standar dan bisa untuk produksi masal.
Lembar Spec berbeda untuk tiap kompon dan tiap jenis ban. Lembar ini yang
dijadikan acuan dalam proses produksi. Departemcn PPC memberikan breakdown
jumlah produksi harian kepada Departemen Plant / Produksi yang berisikan jenis ban
yang akan diproduksi dan jumlahnya, beserta dengan Lembar Spec sesuai jenis ban
tersebut. Jadi, setiap jenis ban memiliki RMBD (Raw Material BreakDown), yakni
susunan material dari ban tersebut lengkap dengan bobot dan standar ukurannya. Untuk
memproduksi jenis tersebut, diperlukan komponen material dengan spec tertentu dan
spec konstruksi serta equipment tertentu pula.
Dari setiap tahap proses produksi yang dilakukan, inspeksi yang dilakukan
umumnya secara manual / visual. Khusus unluk ban radial mengalami inspeksi
mesin selain visual. Ban radial adalah ban yang dirancang untuk tingkat
kenyamanan dan tingkat elastisitas tinggi,baik dalam kecepatan rendah maupun tinggi.
Ban radial atau tubless ,yang berarti ,tidak memerlukan ban dalam karena memiliki
rancangan dalam. yang dilapis dengan compound clorobutyl sehingga tahan terhadap
tekanan dan elastisitas tinggi sehingga dapat menggantikan fungsi ban dalam.
Pengecekan yang dilakukan adalah mengamati penampakan secara visual,
apakah tcrdapat ketidakscsuaian bentuk, ukuran, adanya kotoran yang
mengganggu, dan sebagamya. Pengecekan adanya gelembung udara yang
terperangkap sehmgga meninbulkan benjolan yang mempengaruhi kualitas ban
dilakukan dengan menggunakan alat sensor khusus.
Inspeksi yang dilakukan pada bahan setengah jadi, yakni pada UC
(Unproduction Compound) dan PC (Production Compound) hasil Banbury Mixer
![Page 32: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/32.jpg)
38
dilakukan secara visual terhadap setiap sampel. Satu sheet memiliki panjang bisa
sampai 12 m dengan lebar dan tebal sesuai spesifikasi komponnya, dan
pengecekan dilakukan dengan cara diambil potongan sebanyak 2 bagian dari tempat
yang berbeda dan dicek oleh laboratorium, misalnya dari ujung kiri dan kanan agar
hasilnya lebih akurat. Hasilnya dinyatakan sudah mewakili kualitas seluruh bagian dari
sheet tcrsebut. Setiap sheet menerima perlakukan yang sama dalam inspeksi ini.
Khusus untuk drum test & field test, inspeksi tidak dilakukan secara
keseluruhan, hanya dilakukan secara random sampling, 1 dari 1000 atau 1 dari 6000.
Pengecekan in i dilakukan oleh Divisi Teknologi dan QA, dimana kualitas produk
dicocokkan dengan standar SNI atau dengan spesifikasi dari PT INTIRUB.
Perbandingan dengan kompetitor hanya sebagai alat kontrol. Bila ternyata
kualitasnya tidak sesuai, tugas Teknologi sebagai pengganti dari R&D untuk mencari
penyebab dan solusi perbaikannya. Standar kualifikasi ban yang diperbolehkan diatur
oleh APBI (Asosiasi Produk Ban Indonesia), yakni suatu organisasi produsen ban yang
mengatur kerjasama, kualitas dan dan standarisasi dari tiap jenis ban. APBI juga yang
mengatur hak patent dari tiap jenis ban, contohnya adalah paten pada branding /
trading atau kembang unluk i s t i l ah pasarnya. Tiap produsen ban yang sudah
mendaftarkan bentuk kembangnya, tidak boleh ditiru oleh produsen yang lainnya.
Disini, pengawasan dilakukan pada saat setiap produk ban baru diwajibkan untuk
mempresentasikan bannya kepada APBI sebelum diijinkan unluk dilaunching. APBI
yang melakukan pengetesan terhadap standar kualitas (kekuatan, ketahanan,dll)
,terhadap bentuk kembang, brand name, dll
![Page 33: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/33.jpg)
39
Divisi Teknologi merupakan pcnggabungan dengan Divisi Research &
Technology. Disini, riset yang dilakukan mengacu pada tujuan utama perusahaan yakni
meraih profit sebesar-besarnya dengan cost sekecil-kecilnya. Jadi, semua perbaikan
performance terhadap kualitas yang ada sekaligus perbandingannya dengan kompetitor
harus memberikan benefit berupa kualitas meningkat, profit meningkat atau cost
menurun. Misalnya, perubahan konstruksi ply (lapisan benang) dari 1 mm menjadi
1,1 mm akan memberikan efek penambahan kekuatan namun juga berarti
penambahan material dan kenaikan cos.t Bi la t i dak ada benefit lainnya ataupun
penurunan cost disisi lain seperti perubahan metode yang mengikuti perubahan
konstruksi, maka perbaikan performance tersebut tidak bisa dilakukan, karena tidak
memberikan profit bagi perusahaan. Harus dilakukan riset yang lebih mendalam lagi.
Saat ini research yang dilakukan masih sangat terbatas, yang baru saja
dilaunching adalah Radial Sabre 12 inch pada Februari 2001. Rata-rata
diperkenalkan hasil riset 1 kali dalam setahun. Hal ini disebabkan selain
keterbatasan dana untuk riset juga karena proses menuju Launching cukup
panjang.
Tahapan dalam pengembangan produk ban pada PT.INTIRUB, yaitu :
1. Kalkulasi Konstruksi Ban, disini konstruksi dan model ban diukur
secaradelil beserla kalkulasinya Kalkulasi disini juga menyangkut target
pasardan segmen pasarnya. Proses ini memakan waktu 2 - 3 bulan
2. Presentasi Konstruksi dihadapan APBI , disini APBI melakukan
penilaiandan pengukuran, memenuhi standar kualitas atau tidak (kekuatan
tonase, kekualan rata-rata, konstruksinya baik atau tidak, milleagenya
![Page 34: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/34.jpg)
40
bagaimana, pengecekan kembang apakah sudah ada yang memiliki,
namenya juga dicek. Proses ini juga memakan waktu 2–3 bulan.
3. Proses produksi percobaan (Trial), setelah memperoleh persetujuan dari
APUI barulah dilakukan produksi Trial dan data-datanya juga disimpan.
4. Mempresentasikan Ban Trial tersebut dihadapan APBI lengkap
dengandata Trialnya. Disini ban Trial diuji lagi melalui Drum Test dan
Field Testnya (indoor dan outdoor). Proses ini yang paling banyak
memakan waktu, minimal 6 bulan.
5. Setelah lolos dari APBI, barulah ban tersebut boleh diproduksi massal
untuk dijual bebas. Produksi reguler dilakukan kurang lebih 1 tahun.
Sistem produksi yang dilakukan PT.INTIRUB adalah menggunakan inventory.
Hal ini dikarenakan, produksi baru berjalan setelah adanya permintaan dan marketing.
untuk meminimasi inventory yang berkelebihan, juga agar produksi bisa selalu
berjalan walaupun harus diperlambat, dan untuk memperlancar cash flow.
Namun, terkadang tidak bisa dicegah adanya inventory yang berkelebihan
terscbut, yang bahkan bisa berakibat penurunan kualitas ban yang tersimpan terlalu lama.
Hal ini disebabkan adanya kegagalan pihak marketing dalam mencapai target
penjualan. Akibatnya, untuk produksi pada bulan berikutnya terjadi penurunan
produksi untuk memenuhi forecast penjualan yang dilakukan untuk bulan tersebut.
Dan penjualan yang berjalan tidak semuanya mengambil dari stock yang ada. Mungkin
saja ada beberapa tipe / jenis ban yang tidak terjual. Hal ini secara terus menerus bisa
mengakibatkan ban tertumpuk lama, mengalami degradasi kualitas akibat udara,
kotoran, dsb yang akhirnya mempengaruhi profit.
![Page 35: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/35.jpg)
41
Didalam menerapkan strategi pemasaran, dikenal istilah ASS (Analyst Sales
Service) yakni suatu strategi penjualan dengan menurunkan tim marketing dan
Teknologi langsung ke Dealer/Agen Penjualan Ban untuk memberikan pengarahan
dan penjelasan secara lengkap mengenai ban-ban yang dipasarkan beserta keunggulan
masing-masing tipe berdasarkan kebutuhan pasar / konsumen. Disini, diharapkan
feedback berupa pemahaman yang jelas oleh pihak Dealer/Agen mengenai produk
yang hendak mereka pasarkan sehingga mampu menyampaikan informasi tersebut
dengan jelas dan pada akhirnya konsumen benar-benar terpuaskan mengenai kepastian
kualitas dan pemahaman terhadap produk ban Intirub.
Secara tidak langsung, diharapkan tumbuhnya kepercayaan konsumen kepada
produk Ban Intirub dan loyalitas mereka secara jangka panjang, serta konsumen
merasa kebutuhannya benar-benar diperhatikan oleh PT Intirub.
Sebagai salah satu contohnya, bila terdapat pesanan oleh konsumen yang masih
baru, dalam artian bukan pelanggan, maka sebelum melakukan transaksi akan diadakan
dulu riset pusar serta riset lapangan dimana ban I n t i rub akan dipakai. Karena,
spesifikasi tiap ban berbeda untuk setiap medan , misalnya untuk daerah Sumatera
dengan kondisi jalanan yang cenderung berbukit-bukit dan berbatu-batu memerlukan
ban dengan tipe berbeda dibandingkan untuk daerah Jawa dengan kondisi jalanan yang
cenderung rata dan sudah banyak beraspal. Demikian juga riset pasar diadakan untuk
menumbuhkan pelanggan-pelangga baru lainnya, atau juga kemungkinan perluasan
pasar dengan karakteristik yang baru.
Sementara itu, pcnanganan keluhan dari konsumen juga merupakan bagian ASS
yang bekerjasama dengan Outdoing Department. ASS yang melakukan penyelidikan
![Page 36: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/36.jpg)
42
secara mendalam mengenai keluhan yang terjadi, misalnya untuk keluhan ban
bocor/meletus padahal masih baru dibeli sebulan yang lalu.
Disini, ASS menyelidiki apakah kerusakan yang terjadi merupakan Factory
Defect atau Nonfactory Defect. Penyelidikan meliputi kondisi ban, muatan yang
digunakan, tekanan ban, jarak tempuh, kondisi medan yang telah dilewati, dan lain
sebagainya. Nonfactory Defect berarti kerusakan yang terjadi akibat kelalaian
konsumen dalam menggunakan ban sesuai aturannya, misalnya ban digunakan dengan
muatan / beban yang melebihi kemampuannya, tekanan melebihi yang telah
ditentukan ,dan sebagainya. Sedangkan Factory Defect merupakan kerusakan akibat
kelalaian PT Intirub dalam melakukan inspeksi sehingga adanya ban defect yang lolos
ke pasar. Kemungkinan adanya factory Defect akibat kontaminasi, misalnya saal
proses produksi terjadi kontaminasi dengan zat lain atau kotoran yang menempel
dan tercampur tidak terdeteksi dengan baik.
Nonfactory Defect tidak mendapatkan penggantian, konsumen hanya diberitahu
letak kesalahan yang mengakibatkan kerusakan tersebut. Sedangkan Factory defect
mendapatkan penggantian sesuai kondisi ban, salah satunya adalah ketebalan Lapisan
Tread yang terpakai. Kalau hanya terpakai sedikit, penggantiannya bisa 100 %,
namun kalau cukup banyak maka berbeda juga perhitungannya. Departmen OutGoing
yang melakukan kalkulasi penggantian terhadap keluhan yang ada.
![Page 37: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/37.jpg)
43
2.7 Proses Pengujian dan Pengetesan Ban
Pengujian dan pengetesan yang dilakukan pada ban setelah dimasak
adalah:
1. Untuk setiap ban:
- Static Balance
- Dynamic Balance
- FVM (Force Variation Machine).
2. Secara Random:
- Indoor Testing yang meliputi :Drum Test, Tire Analyze, Plunger Test, Bead Unseating
- Outdoor Testing yang meliputi : Road Test (Tire Life, Durability, Wear Performance)
dan Handling and Comfort (Breaking Test on Wet and Dry Road, High Speed
Handling at Stright, Lane Change Performance, Cornering, Performance, Comfort
and Noise on different road surface
2.8 Pengidentifikasian Cacat pada Ban
Berikut ini merupakan jenis-jenis cacat yang ada beserta faktor-faktor
penyebabnya :
1. Out FVM & Dynamic Balance ( Code : 100 )
- Khusus pada ban Radial saja.
- Adalah adanya ketidaksetimbangan antara bagian sebelah kiri dan kanan ban,
atau ban tersebut tidak memiliki balance dynamic.
- Hanya untuk pesanan khusus, yakni apabila si pemesan menghendaki pengetesan
Dynamic Balance selain pengetesan standar/inspector FVM (Force Variation
Machine)
![Page 38: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/38.jpg)
44
- Parameter pengukuran berupa berat (gram) dan ban, beban gaya setiap sudut dan
keolengan saat ban diputar dengan kecepatan tertentu.
- Penyebab MATERIALS antara lain : setting material, ply, belt breaker dan tread
tidak center terhadap Beam Light.
- Penyebab MACHINE : setting pada mesin Tire Building kurang tepat, turn up
Bladder kiri dan kanan tidak sama, kerja roll sticker kompak
- Penyebab MAN / Manusia : kurangnya kontrol dari operator.
2. TAO PLY ( Code: 02 )
- Merupakan cacat yang disebabkan adanya gelembung udara yang terperangkap
didalam Ply.
- Penyebab METHODE : pada proses building / perakitan , setelah ply dan bead
disusun lalu dilakukan Turn Up yakni pembentukan dengan menggunakan
Bladder sebagai penekan dari kedua belah sisi. Saat Turn tip ini kadang kala ada
udara yang terperangkap.
- Penyebab MACHINE : rollnya kurang bagus atau ada baut yang renggang,
regulator sebagai pengatur tekanan ada gangguan.
- Penyebab MAN / Manusia : kurangnya kontrol dari operator.
- Akibatnya : bila dipergunakan ban lersebut akan panas dan gelembung gas
tersebut memuai sehingga bisa menyebabkan ban meletus.
- Salah satu teknik untuk mengatasinya adalah dengan melakukan venting
sebelum ban dimasak. Diventing berarti ban ditusuk dengan jarum khusus dan
diroll pada bagian tertentu yang biasanya terdapat udara terperangkap untuk
mengeluarkannya. Namun cara ini tidak bisa menjamin sepenuhnya, hanya untuk
gelembung yang cukup besar saja.
![Page 39: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/39.jpg)
45
3. CONTAMINATION ( Code :69)
- Merupakan cacat dimana terdapat material lain yang membatasi 2 komponen
schingga menghalangi penyatuan keduanya.
- Biasanya material lain tersebut merupakan liquid.
- Dari segi MATERIAL, terjadinya kontaminasi mungkin disebabkan material
yang tidak memenuju spesifikasi lolos dan pemeriksaan.
- Dari segi PROSES, terjadinya kontaminasi bisa disebabkan karena stacking
material tidak benar sehingga tercemar kotoran / debu.
- Dari segi OPERATOR, terjadinva kontaminasi disebabkan kurang teliti dalam
memeriksa kebersihan dan peralatan maupun ban yang sedang diproses.
- Dari segi ENVIRONMENT, terjadinya kontaminasi mungkin disebabkan oleh
kondisi tempat kerja yang kurang bersih.
4. LEAKY BLADDER ( Code : 72 )
- Merupakan cacat yang diakibatkan adanya kebocoran pada Bladder, yakni alat
Bantu dalam melakukan Tire Curing untuk ban Radial.
- Akibatnya ban tersebut hasilnya buruk saat dimasak / Curing
5. TAO SIDE WALL ( Code: 04 )
- Merupakan cacat yang disebabkan adanya gelembung udara yang terperangkap
pada Side Wall.
- Pengecekan yang dilakukan adalah secara visual dengan diraba bagian Side Wall.
- Penyebabnya sama dengan TAO Ply
6. TAO TREAD ( Code : 03 )
Disebabkan oleh kerja Roll Stiker tidak baik sehingga saat build pemasangan tread
terjadi gelembung udara.
![Page 40: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/40.jpg)
46
7. DEFECTIVE PRESS (Code : 49)
- Merupakan kerusakan pada mesin press yang mengakibatkan tekanan tidak
masuk, panas kurang dan kelamaan buka saat proses Curing.
- Akibatnya : ban tidak matang /under cured / over cured
8. PRESS DROP (Code : 48)
- Merupakan cacat yang disebabkan terjadinya penurunan tekanan atau tckanannya
drop dan tempertaur lidak mcncapai suhu yang diinginkan.
- Akibatnya : ban tidak matang.
9. KINKED BEAD (Code : 19 )
- Merupakan cacat dimana Beadnya patah / bengkok saat bladdernya mau lepas.
- Penyebab MACHINE : setting mesin Tire Curing yang tidak sesuai
- Hanya pada ban jenis Radial.
10. LIGHT SIDE WALL (Code : 17 )
- Adanya celah tipis memanjang atau 'Legok' pada permukaan Side Wall.
- Disebabkan karena aliran kompon yang tidak menyatu, atau tidak bertemunya
kompon saat mengalir.
- Walaupun tipis, tapi efeknya besar yakni celah tersebut akan semakin melebar
kedalam dan bisa memutus benang / merobek ply.
11. CRACK SIDE WALL ( Code : 05 )
- Cacat yang disebabkan adanya celah yang cukup lebar pada
- permukaan Side Wall.
- Disebabkan karena terjadinya over lapping saat kompon mengalir.
- Efeknya sama dengan Light Side Wall.
![Page 41: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/41.jpg)
47
12. OTHERS (Code: LL )
- Merupakan kategori cacat untuk kasus yang sangat jarang terjadi, seperti Bulging
dan Defect ragu-ragu.
- Bulging merupakan cacat karena ban kempot pada bagian tertentu.
- Defect ragu-ragu biasanya karena ban diduga memiliki cacat tapi setelah dibuka
ternyata tidak. Misalnya saat diraba ditemukan adanya gelembung yang
menonjol, tapi setelah dibuka ternyata kompon yang kurang homogen.
13. BUCKLE HUMP (Code : 7611)
Kondisi cacat dimana Breakernya cekung kedalam sehingga seperti
ada gelembung didalam.
14. LONG TOP (Code: 13)
Merupakan cacat pada bagian Bead , yakni Bead yang terlalu tebal akibat kompon
yang berlebih.
15. BLISTER (Code: 79)
Yakni cacat pada permukaan ban berupa gelembung-geiembung kecil, seperti cacar
pada manusia.
16. LEAKY ORING ( Code : 75 )
- Cacat yang disebabkan adanya kebocoran pada Ring, komponen pembentuk
ban saat dimasak.
- Akibatnya : ban tidak matang.
17. WRINKLE BLADDER ( Code 76 )
Cacat dimana pada bagian dalam ban ada yang melipat akibat posisi Bladder yang
melipat.
![Page 42: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/42.jpg)
48
18. LIGHT INNER LINER ( Code : I 8 )
- Penyebabnya : saat dimasak / Curing, kompon mengalir tapi tidak bertemu
dikedua ujungnya
- Mirip dengan LIGHT SIDE WALL, hanya bedanya LIGHT SIDE WALL
dipermukaan ban yakni bagian Side Wall.
19. CRACK INNER LINER ( Code : 83 )
- Cacat berupa Over Lapping yang cukup tebal pada bagian dalam ban.
- Penyebabnya : kompon yang mengalir saat dimasak over lapping .
20. OVER FLOW ( Code : 20 )
Cacat dibagian telapak yang disebabkan saat pemasakan, mold bagian atas dan
bawah kurang rapat.
21. LIGHT BEAD ( Code : 17 )
Cacat berupa 'Legok' pada bagian Bead karena volume Bead yang kurang.
22. UNDER CURED ( Code : 27 )
Cacat ban kurang masak yang disebabkan moldnya kurang panas.
23. COVER PLATE MIRING ( Code : 92 )
- Cacat tulisan yang dicetak pada ban, yang mengakibatkan nilai estetika ban
tersebut berkurang.
- Penyebabnya : baut coner plate lepas.
24. PI PA INTERNAL BOCOR ( Code : 95 )
- Cacat yang disebabkan saat Bladder melakukan tekanan untuk membentuk ban
(pada proses pemasakan), pipa internal yang menyalurkan tekanan pada Bladder
bocor sehingga tekanan yang diberikan berkurang.
- Akibatnya : ban mentah
![Page 43: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/43.jpg)
49
25. EXPOSE CORD ( Code : 22 )
- Cacat yang disebakan lapisan pada benang tipis sehingga benangnya mengambai.
- Biasanya terjadi pada pelapisan ply 1 dengan compond butyl pada mesin SQQ
(Squeque).
26. OPEN SPLICE ( Code : 23 )
- Adanya sambungan yang lepas
- Biasanya disebabkan karena terlalu lama disimpan setelah building.
- Umumnya terjadi pada bagian Side Wall dan discbut Splice Side Wall
- Bila pada Ply disebut Open splies ply.
27. NARROW BEAD ( Code : 33 )
Adalah cacat pada bagian Bead, yakni dalam satu lingkaran Bead kecil
sebelah
28. FOREIGN MATERIAL ( Code : 36 )
Sama seperti Contamination, bedanya pada foreign material yang membatasi berupa
benda asing yang mudah dikenali seperti: batu,kayu.
29. OPERATOR ERROR ( Code : 50 )
Cacat yang disebabkan oleh kesalahan operator, seperti kesalahan dalam melakukan
setting mesin sehingga ban dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasinya.
![Page 44: BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00218-TISI-Bab 2.pdf · dengan PT GADJAH TUNGGAL dan pada bulan Oktober 1989](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022011808/5c7ef4fc09d3f2a53f8bf91e/html5/thumbnails/44.jpg)
50
Gambar 2.10 Jenis-jenis kerusakan pada ban