bab 2 - digital library - perpustakaan pusat unikom -...
TRANSCRIPT
5
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Unsur Biaya Produksi
Perusahaan industri maupun dagang ada yang bekerja untuk
memenuhi pesanan-pesanan ( job order manufakturing ataupun job
order trading) maupun bekerja untuk melayani publik melalui
penyediaan barang digudang, toko, atau di tempat-tempat lainnya
yang siap untuk dijual atau dikirim setiap waktu kepada pembeli
(manufacturing for srock ataupun retail sales).
Pengertian manufakturing dapat dipahami sebagai produksi di pabrik
maupun produksi di lapangan seperti: pembangunan perumahan,
jembatan, jalan, dan lain-lain. Sistem manufakturing yang
mempunyai cara kerja di pabrik serup dengan produksi di lapangan
itu adalah pada produksi kapal laut atau kapal terbang besar yang
produknya tetap tinggal di tempat.
Sistem akuntansi biaya untuk produk dapat diklasifikasikan menurut
cara pembuatan produk tersebut atau berdasarkan jenis data yang
dipakai untuk menghitung biaya produksinya. Biaya-biaya yang
terjadi dalam kegiataan perusahaan, merupakan informasi yang
sangat penting sebagai ukuran performansi perusahaan. Biaya atau
ongkos dapat didefinisikan sebagai nilai tukar, pengeluaran,
pengorbanan atau pembebanan sumberdaya yang diperlukan untuk
6
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam akuntansi, besarnya biaya
diukur dengan nilai uang.
Jadi performansi perusahaan disebut baik jika perusahaan dapat
mengatur pengeluaran uang secara efisien. Untuk bisa melakukan
pengaturan uang secara efisien, langkah pertama adalah perlu
mengenal sistem akuntansi biaya dan klasifikasi biaya dengan aliran
perilakunya dalam perusahaan. Baik hal yang biasa dilakukan
dengan mengenal unsur-unsur biaya ini, diantaranya analisa
penentuan nilai persediaan, penetapan upah serta penetapan tarif.
2.1.1. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya sangat penting untuk mengakumulasi biaya dalam
rangk penyiapan Neraca dan Laporan Laba Rugi. Untuk tujuan ini
perlu diketahui perbedaan antara biaya belum kadaluwarsa
(unexpired cost) dan biaya kadaluwarsa (expired cost). Biaya belum
kadaluwarsa adalah aktiva yang akan mempengaruhi pendapatan di
masa yang akan datang, sehingga akan tampil dalam neraca;
diantaranya biaya persediaan, asuransi dan biaya sewa yang akan
dibayarkan.
Sedangkan biaya kadaluwarsa adalah biaya yang dikeluarkan dari
pendapatan untuk menghitung pendapatan bersih; mencakup cost of
good sold dan biaya pemasaran serta administrasi. Untuk
menentukan biaya belum kadaluwarsa dan kadaluwarsa ini perlu
diketahui klasifikasi biaya menurut periode dan produk. Biaya
7
periode berkaitan dengan periode akuntansi, sedangkan biaya produk
berkaitan dengan bentuk fisik barang (bahan mentah, barang
setengah jadi, dan produk jadi). Biaya periode mencakup biaya
pemasaran dan administrasi yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah penjualan.
Misal biaya sewa gedung sebesar Rp.1.000.000/bulan, harus
dikeluarkan setiap bulan, tidak tergantung kepada aktivitas
penjualan. Pada periode mulai awal bulam sampai akhir bulan, biaya
sewa ini disebut biaya belum kadaluwarsa, dinyatakan dalam neraca
sebagai persiapan biaya sewa. Tetapi pada akhir bulan, biaya sewa
ini menjadi biaya kadaluwarsa, dan akan mengurangi pendapatan.
Biaya produk berkaitan dengan biaya persediaan, sebagai aktiva
dalam neraca sampai produk dijual. Pada saat produk dijual, biaya
produk digunakan sebagai cost of good sold dan dikurangkan dengan
pendaapatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka biaya tersebut diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Klsifikasi biaya menurut hubungannya dengan produk.
Pada perusahaan manufaktur, material dan sumber lainnya
dibeli, untuk kemudian di proses menjadi produk akhir. Biaya
produk dalam hal ini, mencakup semua biaya yang diperlukan
untuk memproses produk tersebut. Biaya-biayaa ini di catat
sebagai aktiva sampai produk itu dijual dan pendapatan dari
hasil penjualan di laporkan dalam laporaan Laba Rugi.
8
Berdasarkan dengan produk, biaya total dalam perusahaan
menufaktur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Biaya produksi.
i. Biaya bahan langsung.
ii. Biaya pekerja langsung.
iii. Biaya pabrik tak langsung (overhead).
- Biaya bahan tak langsung.
- Biaya pekerja tak langsung.
- Biaya tak langsung lainnya.
b. Biaya periode / komesrial.
i. Biaya pemasaran.
ii. Biaya administrasi.
2. Klsifikasi biaya menurut hubungannya dengan jumlah
produk:
a. Biaya tetap.
b. Biaya berubah.
c. Biaya setengah berubah.
3. Klsifikasi biaya menurut hubungannya dengan unit
organisasi:
a. Biaya unit produksi dan biaya unit playanan.
b. Biaya langsung dan biaya tak langsung dari unit
organisasi.
c. Biaya bersama dan biaya gabungan.
4. Klsifikasi biaya menurut hubungannya dengan periode
akutansi:
a. Biaya investasi.
9
b. Biaya operasi.
Manajemen keuangan dalam suatu organisasi adalah pengaturan
kegiatan keuangan. Untuk melaksanakan perlu di pahami teori
keuangan yang berguna, bukan hanya bagi mereka yang
bertanggungjawab tetapi juga berguna bagi individunya, mereka
yang melaksanakan kegiatan perencanaaan, analisis, dan
pengendalian kegiatan keuangan disebut manajer keuangan.
Tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan, yang dimaksud dengan nilai perusahaan adalah harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Bagi
perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham
yang diperjual belikan dibursa merupakan indikator nilai perusahaan.
Secara ringkas disiplin keuangan mengalami perkembangan dari
disiplin yang deskriptif menjadi makin analitis dan teoritis. Dari
yang lebih menitik beratkan dari sudut pandang pihak luar menjadi
berorientasi pengambilan keputusan bagi manajemen berbagai
konsep, modal dan teori telah dikembangkan dalam bidang
keuangan, yang kemudian mandapat tempat yang sangat penting
dalam keuangan perusahaan (corporate finance).
10
Bagi perusahaan, laporan keuangan tersebut akan disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi, dan karenanya para pemakai laporan
keuangan perlu memahami cara penyajian informasi keuangan
tersebut. Ada dua laporan keuangan perusahaan yang pokok yaitu
Neraca dan Laporan Laba Rugi.
2.2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu kumpulan data yang teratur menurut
prosedur akuntansi secara logis dan konsisten yang berguna untuk
mengetahui beberapa aspek keuangan perusahaan. Laporan
keuangan juga merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada
pimpinan perusahaan, laporan keuangan merupakan dokumen yang
dapat menunjukan keadaan keuangan yang dicapai oleh suatu
perusahaan, pada periode tertentu, laporan keuangan digunakan oleh
perusahaan untuk mempersentasikan situasi keuangannya kepada
pemegang saham, kreditor, masyarakat dan pemerintah.
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber
informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi
industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas
manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan yang
pokok yang dihasilkan yaitu: (1) Neraca, (2) Laporan Rugi-Laba,
dan (3) Laporan Aliran kas. Disamping ketiga laporan pokok
tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba
yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh
pihak manajemen.
11
Hubungan antara ketiga macam laporan keuangan pokok tersebut
bisa dilihat berikut ini:
Gambar.2.1. Hubungan Antar Laporan Keuangan
Sumber : Bab 3 Laporan Keuangan Buku Analisis Laporan
Keuangan karangan Mamduh M. Hanafi Dan Abdul
Halim
Neraca awal dihasilkan pada awal periode. Kemudian transaksi dan
kejadianmuncul selama periode tertentu, dan mempengaruhi laporan
rugi-laba dan laporan aliran kas. Kemudian kedua laporan tersebut
akan berpengaruh terhadap neraca akhir suatu perusahaan. Suatu
transaksi melibatkan transfer yang mempunyai nilai antara
perusahaan dengan pihak luar. Event atau kejadian mempunyai
konsekuensi terhadap perusahaan.
Laporan keuangan yang berbeda disiapkan untuk tujuan yang
berbeda dan mengetahui karakteristik setiap jenis laporan keuangan,
maka dapat diperoleh informasi mengenai situasi dari perusahaan.
12
Yang termasuk laporan keuangan adalah harga pokok penjualan,
laporan laba rugi dan laporan neraca.
2.2.1. Laporan Harga Pokok Penjualan
Laporan harga pokok penjualan adalah laporan keuangan yang
disusun secara sistematis berisi data mengenai harga pokak produk
yang telah dijual. Hal yang dapat mempengaruhi harga pokok
penjualan antara lain persediaan awal bahan baku, pembelian bahan,
persediaan barang akhir yang dimiliki dan biaya pabrikasi.
2.2.2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama
jangka waktu tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan
snapshot, maka laporan laba-rugi mencakup suatu periode tertentu.
Laporan laba-rugi biasanya ditulis dengan judul sebagai berikut:
Laporan Laba-Rugi untuk tahun yang berakhir dengan 31 Desember
jangka waktu tertentu, total asset perusahaan berubah disebabkan
oleh kegiatan investasi, pendanaan, dan kegiatan operasional. Asset
bertambah kalau perusahaan menjamin dana dari bank untuk
membeli pabrik. Hutang juga bertambah apabila perusahaan
mengeluarkan obligasi untuk membiayai pendirian bangunan.
Struktur modal dengan demikian akan berubah.
Dalam kegiatan sehari-hari perusahaan memproduksi, kemudian
menjual barang dagangan. Penjualan akan menghasilkan kas,
menghasilkan keuntungan yang bisa ditahan atau bisa juga dibagi
sebagai deviden. Kegiatan operasional juga akan merubah struktur
13
asset. Laba bersih merupakan selisih antar total pendapatan
dikurangi dengan total biaya. Pendapatan mengukur aliran masuk
asset bersih setelah dikurangi hutang dari penjualan barang atau jasa.
Biaya mengukur aliraan keluar aset bersih karena digunakan atau
dikonsumsikan untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan bisa dibedakan menjadi pendapatan operasional yaitu
pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan pokok perusahaan, dan
pendapatan non-operasional atau pendapatan lain-lain yang
dihasilkan oleh kegiatan sampingan perusahaan. Apabila penjualan
berada pada bisnis makanan, sebagai contoh, maka pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan makanan merupakan pendapatan
operasional. Dalam kegiatan bisnis yang normal, kadang-kadang
perusahaan menjual sebagian asetnya. Penjualan asset ini bukan
merupakan kegiatan pokok perusahaan meskipun ada kaitannya
dengan opersi bisnis yang normal. Apabila menghasilkan untung
penjualan asset ini dikelompokkan ke dalam pendapatan lain-lain.
Laporan laba-rugi meringkaskan hasil dari kegiaatan perusahaan
selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang
sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan
tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup
aktivitas rutin atau operasional, disamping aktivitas-aktivitas yang
sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Disamping itu perusahaan
mungkin memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu,
melakukan perubahan metode akuntansi, melaporkan item-item luar
14
biasa. Aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya
agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang
relevan. Laporan keuangan diharapkan bisa memberikan informasi
yang berkaitan dengan tingkat keuntungan (Return on Investment),
risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional
perusahaan.
ROI merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan. Investor
menanamkan uang dengan harapan akan memperoleh return atas
investasi tersebut disamping menjaga investasinya agar tidak
berkurang nilainya. Risiko berkaitan dengan ketidakpastian hasil
yang akan diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Fleksibilitas
keuangan mencerminkan kemampuan perusahaan menyesuaikan
opersi terhadap kenaikan aliran kas operasional, dan kemampuan
menjual asset tanpa mengganggu jalannya operasi perusahaan.
Kemampuan opersional mengacu pada kemampuan perusahaan
menjaga aktivitas perusahaan berdasarkan tingkat kegiatan tertentu,
missal menjaga jumlah penjualan yang dihasilkan, atau menjaga
kapasitas yang digunakan.
2.2.3. Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan. Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot
keuangan perusahaan), yang meliputi aset (sumberdaya atau
resources) perusahaan dan klaim atas asset tersebut (meliputi hutang
15
dan saham sendiri). Asset perusahaan menunjukkan keputusan
penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu,
sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut
atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari
pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan (modal).
Aset didefinisikan sebagai sumberdaya yang mempunyai potensi
memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan pada masa-masa
mendatang. Sumberdaya yang mampu menghasilkan aliran kas
masuk (cash inflow) atau kemampuan mengurangi kas keluar (cash
outflow) bisa disebut sebagai aset. Sumberdaya tersebut akan diakui
(recognized) sebagai aset apabila (1) perusahaan memperoleh hak
penggunaan aset tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran
pada masa lalu, dan (2) manfaat ekonomis masa mendatang bisa
diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketetapan yang memadai
(reasonable). Apabila ada sumberdaya yang tidak bisa memenuhi
kedua persyaratan diatas, maka sumberdaya tersebut tidak bisa
digolongkan sebagai asset, meskipun semberdaya tersebut mampu
menghasilkan manfaat ekonomis pada masa-masa mendatang.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan biasanya dikatakan untuk
membantu investor, kreditur, dan pihak-pihak lain menaksir besar,
waktu (timing), serta tingkat ketidakpastian aliran kas suatu
perusahaan atau entitas. Tujuan yang lebih spesifik adalah untuk
memberikan informasi mengenai sumberdaya ekonomi, kewajiban,
dan modal sendiri dari suatu entitas atau perusahaan. Informasi
16
tersebut diringkas dalam neraca. Neraca dengan demikian
meringkaskan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal
tetentu.
2.2.3.1. Aktiva
Aktiva terdiri dari aktiva lancer dan aktiva tetap. Aktiva lancar
merupakan aset yang dapat dicairkan oleh perusahaan dalam jangka
waktu yang relatif singkat.
Komponen yang termasuk dalam proses aktiva lancar adalah:
1. Cash, aset yang dalam keadaan normal
dapat secara langsung dipakai oleh perusahaan.
2. Piutang, merupakan aset perusahaan
yang berada pada pihak luar sebagai penjaman.
3. Persediaan, merupakan persediaan
bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan
dalam menghasilkan suatu produk.
4. Pendapatan yang akan diterima.
5. Biaya dibayar dimuka.
6. Nota bayar atau notes receivable.
Sedangkan aktiva tetap merupakan aset yang dimiliki oleh
perusahaan yang dalam waktu lama baru dapat dicairkan, yang
termasuk aktiva tetap adalah tanah, bangunan, mesin, aset dari
perusahaan juga dapat berupa hak paten dan hak cipta selain itu
terdapat akumulasi penyusutan yang menjadi pengurangan nilai dari
17
aset tetap kerena nilai aset tetap mengalami penyusutan tiap
tahunnya.
2.2.3.2. Pasiva
Merupakan kewajiban yang harus dipenuhi olerh perusahaan. Pasiva
terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal.
1. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek terdiri dari hutang-hutang yang harus
dipenuhi oleh perusahaan. Hutang jangka pendek meliputi
kewajiban dari perusahaan yang cara memenuhinya melalui
pembayaran dengan uang yang ditangguhkan. Yang termasuk
hutang jangka pendek antara lain:
a. Hutang niaga / account payable, yaitu hutang yang
terjadi karena ada transaksi pembelian dengan kredit tanpa
ada pernyataan tertulis.
b. Wessel bayar / notes payable, yaitu hutang yang
timbul sebagai akibat adanya transaksi pembelian secara
kredit dengan adanya bukti tertulis.
c. Hutang pada bank.
2. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang meliputi semua hutang yang tidak bisa
dibayarkan pada waktu yang singkat, yang termasuk hutang
jangka panjang antara lain pinjaman hipotek, hutang obligasi,
dan lain-lain.
3. modal
18
Modal adalah nilai yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditanamkan pada perusahaan, modal sendiri yang berasal dari
keuntungan disebut laba yang ditahan, sedangkan modal yang
berasal dari penyertaan untuk perusahaan yang berbentuk PT
disebut modal saham.
2.3. Analisis Keuangan
untuk mempermudah gambaran tentang perkembangan keuangan
suatu perusahaan kita dapat mengadakan analisis terhadap suatu data
keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan tersebut
mempunyai manfaat yang besar terutama untuk menunjukkan situasi
keuangan terutama pemegang saham, kreditur ataupun masyarakat,
melalui analisis data financial dari tahun ke tahun dapat diketahui
kelemahan-kelemahan perusahaan, serta hasil yang dicapai dan
dianggap baik.
Analisis keuangan merupakan suatu alat untuk melihat
perkembangan perusahaan pada periode tertentu. Yang termasuk
analisis keuangan adalah:
2.3.1. Analisis Common size
Apabila laporan keuangan disajikan dalam bentuk prosentase dari
masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya, masing-masing
pos pasiva terhadap total pasivanya, serta masing-masing pos rugi
laba terhadap penjualan nettonya maka hal ini dapat juga dijadikan
pedoman atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai
19
pembanding. Laporan yang disajikan dalam prosentase ini disebut
dengan Common Size Statement.
2.3.2. Analisis Indeks
Analisis indeks merupakan analisis keuangan yang dianggap paling
mudah. Perhitungan dari analisis indeks memerlukan tahun basis
yang pada setiap pos memiliki nilai 100, pemilihan tahun dasar
bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang dianggap
normal, untuk periode lain, perhitungan melalui perbandingan
terhadap tahun dasar.
Dalam merencanakan suatu perbandingan indeks, tidaklah penting
untuk memasukkan semua komponen yang ada dilaporan keuangan.
Suatu nilai penting dari analisis indeks adalah dapat memberi
pemahaman yang lebih tentang filosofi manajemen, kebijakan dan
motivasinya, semakin besar lingkup yang di bandingkan, semakin
besar gambaran yang diperoleh.
2.3.3. Analisis Rasio
Anlisis rasio digunakan untuk membandingkan performansi dan
status perusahaan terhadap perusahaan pesaing. Angka rasio dapat
menggambarkan keadaan posisi keuangan atau kemampuan
perusahaan apabila ada angka lain sebagai pembanding.
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-
gabungkan angka-angka di dalam atau antar laporan laba-rugi dan
20
neraca. Misalnya dua perusahaan mempunyai aktiva lancer yang
berbeda, Rp 10 juta untuk perusahaan A dan Rp 5 juta untuk
perusahaan B. secara sepintas nampak bahwa perusahaan A lebih
likuid karena mempunyai kas yang lebih tinggi. Tetapi kalau
perusahaan tersebut mempunyai hutang semacam ini, perusahaan A
10 juta, sedangkan perusahaan B 2,5 juta, likuiditas kedua
perusahaan tersebut akan berlinan. Perusahaan A mempunyai aktiva
lancer Rp 10 juta, tetapi harus menanggung hutang lancer Rp 10 juta,
sedangkan perusahaan B mempunyai aktiva lancer Rp 5 juta, tetapi
hanya menanggung hutang setengahnya yaitu Rp 2,5 juta rasio-rasio
keuangan menghilangkan pengaruh ukuran dan membantu ukuran
bukan dalam angka absolute, tetapi dalam angka relatif seperti
contoh di atas tersebut.
Adapun pengelompokan analisis rasio adalah sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas
Merupakan rasio melihat sejauh mana perusahaan mempu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Dan mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat
aktiva lancer perusahaan relative terhadap hutang lancarnya
(hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).
Meskipun rasio ini tidak bicara masalah solvabilitas (kewajiban
jangka panjang), dan biasanya relative tidak penting dibandingkan
rasio solvabilitas, tetapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka
panjang juga akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan.
21
Jenis dari rasio likuiditas:
a. Current Ratio
b. Cash Ratio
c. Quick Ratio
d. Net Working Capital
2. Rasio aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan
berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat
kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan
tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan
yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan
tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang
lebih produktif.
Digunakan untuk mengukur kecepatan berbagai account untuk
dirubah menjadi penjualan atau kas dengan mengukur likuiditas
suatu perusahaan tidak mencukupi karena perbedaan komposisi
pada aktiva lancar dan passiva lancar.
Suatu perusahaan dapat lebih likuid dari perusahaan lainnya
karena:
- Perusahaan tersebut mempunyai current assets yang lebih
likuid dalam bentuk cash dan marketable securities.
- Current liabilities perusahaan lebih fleksibel.
Oleh karena itu diperlukan rasio untuk mengukur aktivitas dan
current account.
Adapun pengelompokkan rasio aktivitas:
a. Fixed Asset Turnover.
22
b. Account Receivable Turnover.
c. Total Asset Turnover.
3. Rasio solvabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kegiatan
operasional perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. Jumlah
hutang didalam neraca akan menunjukan besarnya pinjaman yang
digunakan dalam operasi perusahaan. Perusahaan yang tidak
solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar
dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka
panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi
kanan neraca.
Adapun jenis dari rasio ini adalah:
a. Debt Ratio.
b. Debt Equity Ratio.
c. Timeinteret Earned Ratio.
4. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
ke efektifitasan perusahaan dalam mengelola perusahaannya.
Efektifitas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen.
Pengukuran rasio profitabilitas meliputi:
a. Gross Profit Margin.
b. Net Profit Margin.
c. Return of Assets.
5. Rasio pasar
23
Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar
relative terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak
berdasar pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak
manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.
Adapun jenis dari rasio ini adalah:
a. Price Earnin Ratio
b. Deviden yield
c. Deviden payout
2.3.4. Analisis Dupont
Analisis Dupont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis
rasio keuangan. Analisis ini menggabungkan rasio aktivitas dengan
profit margin dan menunjukan bagaimana rasio-rasio tersebut
berinteraksi untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki
perusahaan.
Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba penjualan
hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering
disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI).
Sistem Dupont sering digunakan untuk pengendalian devisi
prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat
pengembalian investasi (ROI).
24
Jika ROI untuk devisi tertentu berada dibawah angka yang
ditargetkan, melalui sistem Dupont dapat ditelusuri sebab-sebab
terjadinya penurunan ROI.
2.4. Konsep Economic Value Added (EVA)
2.4.1. Pengertian Konsep Economic Value Added (EVA)
Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan indikator internal
atau salah satu ukuran kinerja operasional yang mengukur kekayaan
pemegang saham atau pemilik modal, dengan EVA kita dapat
mengetahui atau mengukur seberapa efisien operasi atau kegiatan
perusahaan menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah.
EVA merupakan lebih dari sekedar sistem pengukuran. Ia jua
merupakan instrument untuk mengubah perilaku manajerial. Ia
mengubah cara berpikir, membuat manajer untuk berpikir berbeda
mengenai pekerjaannya, melaksanakan prinsip-prinsip berdasarkan
nilai membutuhkan penerimaan dan pemahaman di antara seluruh
manajer, yang tidak hanya harus mengerti mengapa penciptakan nilai
begitu penting tetapi juga harus memegang konsep fundamental yang
melandasi penciptaan nilai, seperti nilai sekarang bersih (NPV).
Pendeknya, salah satu dasar dari manajemen berdasarkan nilai
adalah membutuhkan keuangan dapat diakses oleh seluruh manajer,
tidak hanya oleh ahlinya. Jika manajer diharapkan untuk
menciptakan nilai, pertama-tama mereka harus memahami apa yang
dimaksudkan dengan nilai dan bagaimana pasar modal
menentukannya, salah satu kebaikan terbesar dari EVA adalah ia
membuat teori keuangan yang dapat dipercaya mudah diterima,
25
sehingga manajer operasi, dan mereka yang tidak memiliki latar
belakang atau pengalaman di bidang akuntansi atau keuangan, dapat
menggabungkan pandangan dari bidang ilmu ini ke dalam cara
mereka menjalankan bisnisnya.
Profesional keuangan pun harus mengubah cara berpikirnya. Secara
tradisional, departemen keuangan dipandang sebagai penjaga modal
perusahaan yang terbatas, dan pelaksanaan yang mengendalikan
operasi dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan pelaporan
perusahaan. Manajemen berdasarkan nilai membutuhkan perubahan
yang mendasar dalam pemikiran profesional keuangan. Mereka tidak
semata-mata sebagai pengalokasian atau pelaksana, meskipun
mereka terus menanggung tanggungjawab kendali yang penting.
Bahkan, mereka harus menjadi rekan dari kolega operasinya,
membantu mereka menggunakan cara pandang dan teknoligi yang
harus ditawarkan keuangan dalam mengenali dimana dalam
perusahaaan nilai dibuat dan dimusnahkan, proyek mana untuk
diinvestasikan dan mana yang harus dihindarkan.
Ribuan perusahaan di seluruh dunia memiliki sedikitnya beberapa
pengalaman dengan EVA dan manajemen berdasarkan nilai.
Pengalaman mereka banyak mengajarkan kita mengenai apa yang
dapat dikerjakan dan apa yang tidak, dan bagaimana proses yang
harus dijalankan perusahaan agar mendapatkan penerimaan EVA
diantara para karyawannya. Pelajaran pertama dari pelaksanaan EVA
adalah walaupun banyak yang diajarkan kepada kita, proses itu
26
sangat spesifik bagi tiap perusahaan. Setiap sistem harus dibuat
khusus bagi perusahaan yang akan menggunakannya.
Untuk mendapatkan Economic Value Added (EVA), langkah pertama
adalah menghitung dahulu biaya atas semua modal yang digunakan
kemudian mengurangi biaya modal ini dari laba operasi setelah
pajak. Jika EVA > 0, berarti operasi perusahaan menciptakan nilai.
Sebaliknya apabila EVA < 0, berarti perusahaan memusnahkan nilai,
perumusan matematika EVA adalah sebagai berikut:
EVA =( r – c* ) x Capital ……………………………………… (2-1)
Dimana: r = tingkat pengembalian (rate of return)
c* = tingkat biaya modal / Cost of Capital
= tingkat biaya hutang + tingkat biaya equity
Capital = hutang + ekuitas
Persamaan diatas juga dapat dinyatakan dengan cara dibawah ini:
EVA = ( r x capital ) – ( c* x Capitl )
EVA = NOPAT – (c* x Capital )
EVA = ( r x c* ) x (Capitl )
Dimana: EVA = Economic Value Added
r = rate of return
c* = Weighted Average Cost of Capital
NOPAT = Net Operating Profit After Tax (laba operasi setelah
pajak)
Dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) sebagai dasar
pengukuran kinerja perusahaan, dikenai biaya oleh para investor
27
karena menggunakan modal melalui suatu pinjaman yang dikenakan
tingkat bunga sebesar C* x EVA merupakan perbedaan antara laba
yang diperoleh perusahaan dari operasi dengan biaya yang dikenakan
pada modal.
Dimana: C* = Biaya modal tertimbang (WACC) yaitu gabungan dari biaya hutang dan biaya modal saham
Adapun bentuk standar atau acuan perusahaan dan para pemegang
saham dalam menentukan RoR dan WACC adalah sebagai berikut:
1. RoR dan WACC > 3 % dari biaya ekuitas sebenarnya, maka
perusahaan dan para pemegang saham akan mendapatkan profit
yang maksimum.
2. RoR dan WACC < 3 % dari biaya ekuitas sebenarnya, maka
perusahaan dan para pemegang saham akan mendapatkan profit
yang minimum.
Nilai EVA yang dihasilkan dapat dikategorikan pada 3 kriteria, yaitu
jika nilai:
EVA > 0, maka perusahaan telah menghasilkan nilai tambah.
EVA = 0, maka perusahaan berada pada posisi impas.
EVA < 0, maka perusahaan tidak menghasilkan nilai tambah.
Economic Value Added (EVA) merupakan suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan,
yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika
perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating costs)
dan biaya modal (cost of capital). Dan merupakan suatu kinerja
28
operasional yang bisa berdiri sendiri tanpa ukuran atau angka yang
lain.EVA tidak memerlukan analisis kecenderungan dan atau
perbandingan dengan perusahaan yang memiliki tingkat resiko yang
hampir sama.
EVA tidak hanya satu-satunya cara bagi perusahaan untuk
menciptakan leverage kekayaan, kewirausahaan, seperti MBO, bagi
manajer. Pembagian saham dalam korporasi baru diantara pemegang
saham darikorporasi induk (spin-offs) merupakan pendekatan yang
popular untuk memberikan insentif ekuitas langsung bagi manajer
dari unit yang dipisahkan tersebut. Motif lain dari pemisahan ini
adalah untuk menghilangkan kelompok divisi dari korporasi yang
tidak memiliki manfaat sinergis ( dengan divisi lain atau dengan
pusat korporasi). Akan tetapi, bagaimana juga terdapat sinergi
potensial yang membuat kelompok korporasi lebih bernilai
dibandingkan gabungan nilai dari induk dan suatu divisi,
diasumsikan divisi itu dipisahkan.
2.4.2. Langkah-langkah Konsep Economic Value Added (EVA)
2.4.2.1. Menghitung Biaya Modal Hutang (Cost of debt)
Perhitungan biaya modal hutang (cD) dilakukan dengan formula
sebagai berikut:
cD = (1-t) x b …………………...……………………………....(2-2)
Dimana: cD = biaya modal hutang
t = tingkat pajak
b = tingkat suku bunga pinjaman
29
Tingkat pajak (t) dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut:
…………………... (2-3)
dan tingkat suku bunga pinjaman (b) dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut:
…................................
………... (2-4)
2.4.2.2. Menaksir Biaya Modal Saham (Cost of equity)
Perhitungan biaya modal saham (cE) dilakukan dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
…...............................................................………... (2-
5)
Dimana: cE = biaya modal saham biasa
PER = Price per Earning Ratio
Price per Earning Ratio(PER) dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut:
…....................................…... (2-6)
Sedangkan untuk Earning Per Share (EPS) dihitung dengan formula
sebagai berikut:
30
…......................................................…...
(2-7)
Namun dalam hal ini, pada PT. Pupuk Kujang Cikampek nilai EPS
merupakan nilai dividen yang diperoleh, dikarenakan saham PT.
Pupuk Kujang Cikampek tidak diperjual belikan di bursa saham
tetapi tercatat di kantor notaries.
2.4.2.3. Menghitung Struktur Permodalan (Capital Structure)
Modal terdiri dari hutang jangka panjang, hutang sewa guna, dan
modal ekuitas, Stern dan Stewart, sebagai pencetus konsep EVA
melakukan beberapa penyesuaian untuk menghilangkan
kemungkinan adanya distorsi (penyimpangan) yang ditimbulkan oleh
standar akuntansi keuangan. Penyesuaian dilakukan dengan
menambahkan cadangan-cadangan ekuitas ekivalen antara lain
penangguhan laba transaksi dan keuntungan atau kerugian yang luar
biasa. Struktur modal dapat dilihat dari laporan keuangan.
Perhitungan struktur modal dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Ekuitas (a)
Hutang lancar (Hutang Jangka pendek)
+ Hutang jangka panjang
+ Hutang lainnya
31
= Total hutang ( b )
Capital = (a) + (b) ………………………………………..…… (2-8)
2.4.2.4. Menghitung Biaya Modal Tertimbang (WACC)
Biaya modal tertimbang (WACC) merupakan gabungan dari biaya
hutang dan biaya modal saham. Biaya modal perusahaan ditentukan
secara rata-rata tertimbang karena perusahaan memiliki beberapa
sumber modal atau paket surat hutang dengan beban bunga yang
beragam. Biaya ini menggambarkan tingkat pengembalian investasi
minimum untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diinginkan
investor.
Biaya modal rata-rata tertimbang dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
……………………………..……
(2-9)
Dimana: WACC = Weighted Average Cost of Capital (Biaya rata-rata
tertimbang)
cD = Debt (hutang)
V= Capital (Jumlah modal) yaitu modal hutang dan
saham
cE = cost of Equity (Biaya modal saham biasa)
E = Equity (ekuitas)
2.4.2.5. Menghitung Laba Operasi Sesudah Pajak (NOPAT)
32
NOPAT merupakan laba operasi setelah pajak yang diperoleh
dengan cara mengurangkan biaya operasi, beban bunga dan pajak
dari hasil penjualan NOPAT adalah jumlah yang tersedia untuk
memberikan pengembalian (return) tunai kepada semua penyedia
dana modal perusahaan.
Stern dana Stewart sebagai pencetus konsep EVA melakukan
beberapa penyesuaian terhadap NOPAT, untuk menghilangkan
adanya penyeimbangan yang terjadi akibat adanya standar akuntansi
keuangan penyesuaian ini di dahulukan dengan menambah
cadangan-cadangan ekuitas ekivalen (Equity Equivalent). Cadangan-
cadangan ekuitas antara lain keuntungan dan kerugian yang luar
biasa dan aktiva tak berwujud seperti pengeluaran untuk penelitian
dan pengembangan.
Langkah-langkah untuk menentukan NOPAT adalah sebagai berikut:
Laba bersih untuk pemegang saham (a)
Beban bunga
- Keuntungan pajak atas beben bunga
= Beban bunga setelah pajak (b)
NOPAT = (a) + (b) ………………………………………….... (2-10)
Keuntungan pajak atas beban bunga didapat dari:
= t x beban bunga ………………………………………..…… (2-11)
Dimana: t = tingkat bunga.
33
2.4.2.6. MenghitungTingkat Pengembalian (Rate of Return)
Rate of Return adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
perusahaan. Rate of Return menilai kinerja perusahaan yang diukur
melalui produktivitas modal.
Tingkat ini di dapat dengan membagi Net Operating Profit After Tax
dengan Capital yaitu sebagai berikut:
…………………………………………........… (2-
12)
2.4.2.7. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Sebagaimana telah disebutkan, EVA sama dengan NOPAT,
dikurangi biaya modal. ( anda akan mengingat kembali NOPAT
merupakan laba operasi perusahaan, setelah pajak, dan mengukur
laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan). Biaya modal
sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan (juga disebut
modal atau modal yang dipakai) dikalikan rata-rata tertimbang
(weighted average) dari biaya modal (WACC). WACC sama dengan
jumlah biaya dari setiap komponen modal utang jangka pendek,
utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang
berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perumusan
pada nilai pasar. Untuk lebih jelasnya kita lihat formula dibawah ini:
EVA = NOPAT – (C* x modal (Capital)) ……………………. (2-13)
EVA = ( r- C* ) x modal (Capital) ……………………………. (2-14)
Dimana: Eva = Economic Value Added
34
r = rate of return
C* = Weighted Average Cost of Capital
Modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan
perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang
tidak menanggung bunga (non-interest-bearing liabilities),seperti
utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages), dan pajak yang
akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang diinvestasikan sama
dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka
pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang, dan
kewajiban jangka panjang lainnya.
2.4.3. Net Profit After Tax (NOPAT)
NOPAT merupakan laba yang didapat dari operasi-operasi
perusahaan setelah dikenai pajak, tetapi sebelum membiayai biaya-
biaya (cost) dan masukan-masukan pembukuan yang bukan tunai.
Dengan demikian NOPAT adalah jumlah laba yang tersedia untuk
memberikan pengembalian (return) tunai kepada semua penyediaan
dana untuk modal perusahaan satu-satu nya biaya bukan tunai yang
dikurangi dari NOPAT adalah depresiasi.
Cara lain untuk menjelaskan hal tersebut adalah memandang bahwa
perusahaan yang menyewa aset harus membayar sewa yang dapat
menutupi depresiasi atas nama penyewa yang ditanggung oleh
pembagi sewa. Sehingga biaya ekonomis depresiasi merupakan
biaya yang ekivalen dengan tunai. Agar konsisten dengan NOPAT,
modal dibebani biaya akumulasi depresiasi yang dialami aset.
35
Format perhitungan NOPAT sesuai dengan modal EVA dapat di
jelaskan sebagai berikut:
Laba bersih untuk pemegang saham (a)
Beban bunga
- Keuntungan pajak atas beben bunga
= Beban bunga setelah pajak (b)
NOPAT = (a) + (b)
Keuntungan pajak atas beban bunga didapat dari:
= t x beban bunga
Dimana: t = tingkat bunga.
2.4.4. Modal (Capital)
Modal merupakan jumlah semua uang tunai yang di masukan atau
yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai usahaa dan tanpa
memperhatikan seumber keuangan (financing form) dan nama
akuntansi. Dalam konsep EVA, modal terdiri atas ekuitas (nilai buku
ekuitas dan cadangan) ditambah hutang jangka panjang yang diambil
dari pasiva pada neraca diawal tahun, dimana tidak termasuk hutang
dagang dan biaya terhutang.
Penjelasan dari perhitungan modal adalah sebagai berikut:
Ekuitas (a)
Hutang lancar (Hutang Jangka pendek)
+ Hutang jangka panjang
+ Hutang lainnya
36
= Total hutang (b)
Capital = (a) + (b)
2.4.5. Tingkat Pengembalian (Rate of Return)
Tingkat pengembalian merupakan pengembalian terhadap modal
yang digunakan dalam perhitungan tingkat pengembalian dilakukan
beberapa penyesuaian yang dilakukan terhadap unsur laba operasi
dan modal yang bertujuan untuk memperoleh nilai sebenarnya dari
aktivitas perusahaan. Penyesuaian yang dilakukan dalam perhitungan
r bertujuan untuk menghilangkan distorsi financial dan distorsi dari
efek pengungkitan yakni dengan menambah modal Perferrd Stock.
Investor mikoritas dan semua hutang serta mengembalikan
pendapatan yang didistribusikan kepada sumber tersebut ke NOPAT
(berguna untuk menghilangkan efek komposisi modal pada
NOPAT). Serta menghilangkan distorsi akuntansi yakni dengan
penambahan ekuitas ekuivalen, hal ini akan menjadikan nilai buku
akuntansi mendekati nilai buku ekonomis. Selain sebagai koreksi
terhadap neraca, ekuitas ekuivalen juga dapat menghilangkan cara-
cara akuntan yang menyebabkan distorsi terhadap pengukuran laba
ekonomis perusahaan yang sebenarnya. Tingkat pengembalian (rate
of return) dapat dihitung dengan rumus berikut:
2.4.6. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average
37
Cost of Capital)
Karena bentuk pembiayaan yang berbeda membawakan resiko yang
berbeda bagi investor, mereka harus membawa biaya berbeda untuk
perusahaan yang menjadi pokok. Sehingga investor membutuhkan
pengembalian lebih tinggi untuk pembelian saham dalam suatu
perusahaan tertentu dari pada ketika mereka memberikan pinjaman
kerena yang terdahulu terlalu beresiko, oleh karenanya biaya modal
suatu perusahaan tergantung tidak hanya pada biaya hutang dan
pembiayaan ekuitas tetapi juga seberapa banyak dari masing-masing
itu dimiliki dalam struktur modal, hubungan ini digabungkan dalam
biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) dari perusahaan tersebut.
Untuk menghitung WACC suatu perusahaan perlu diketahui:
- Jumlah hutang dalam struktur modal
- Jumlah ekuitas dalam struktur modal
- Biaya hutang
- Tingkat pajak
- Biaya ekuitas
Berikut ini merupakan rumus dalam menghitung WACC:
Dimana: WACC = Weighted Average Cost of Capital (Biaya rata-rata
tertimbang)
cD = Debt (hutang)
V= Capital (Jumlah modal) yaitu modal hutang dan
38
saham
cE = cost of Equity (Biaya modal saham biasa)
E = Equity (ekuitas)
2.5. Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi
Untuk memahami pengertian manajemen strategi, terlebih dahulu
harus dapat dimengerti apakah strategi itu. Kata stretegi berasal dari
Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang berarti jendral. Strategi
berarti seni para jendral. Maka strategi kalau diartikan dari sudut
militer adalah cara menempatkan pasukan atau menyusun kekuatan
tentara di medan perang agar musuh dapat dikalahkan. Kalau kita
lihat dalam suatu kesebelasan sepak bola, untuk memenangkan suatu
pertandingan, maka pelatih terlebih dahulu menyusun strategi. Untuk
memilih suatu strategi yang handal, pelatih tersebut terlebih dahulu
menganalisis kekuatan dan kelemahan lawan dan selanjutnya
mengukur dimana kekuatan dan kelemahan kesebelasannya sendiri.
Dari hasil analisis ini dirumuskan dengan mengikutsertakan manajer
atau pemain. Strategi tersebut bukanlah berarti hanya untuk
menghadapi suatu kesebelasan, akan tetapi mungkin saja terdapat
perubahan-perubahan dalam menghadapi kesebelasan lainnya. Jadi
strategi tersebut fleksibel.
Menurut William F. Glueck dan Lawarence Jauch, yang diartikan
dengan strategi adalah:
“ Sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi, yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
39
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
oleh organisasi”.
Dari pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa strategi
perusahaan adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh,
konprehensif, dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Adapun beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulan dari
pengertian strategi di atas, yaitu:
a. Adanya suatu rencana tindakan yang dirancang untuk
mencapai tujuan bukan hanya tujuan jangka pendek, akan tetapi
juga jangka menengah dan jangka panjang.
b. Untuk menyusun suatu startegi, diperlukan analisis terhadap
lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal, yaitu
peluang dan ancaman / tantangan maupun kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Hal ini penting untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi.
c. Perlunya suatu keputusan pilihan dan pelaksanaan yang
tepat dan terarah guna mencapai tujuan perusahaan.
d. Strategi dirancang untuk menjamin agar tujuan dan sasaran
dapat dicapai melalui langkah-langkah yang tepat.
2.5.1. Pengertian Manajemen Strategi
Menurut William F. Glueck-Lawarence R. Jauch
“ Strategic management is a steram of the decisions and actions
which leads to the development of an offective strategy or strategies
40
to help achieve objectives, the strategy management process is the
way in which strategic determine objectives and make strategic
decisions”.
Manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang
mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi
yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses
manajemen strategi ialah suatu cara dengan jalan bagaimana para
perencana strategi menentukan sasaran untuk membuat kesimpulan
strategi.
Menurut Thomas L. Wheelen – J. David Hunger
“ Strategic management is that set of managerial decisions and
actions that determine the long-run performance of corporation, it
includes strategy formulation, strategy implementation and
evaluation”.
Manajemen strategi adalah serangkaian daripada keputusan majerial
dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan / impelementasi, dan evaluasi.
Menurut Gregory G. Dees dan Alex Miller
“ Strategic management is a process that combines tree major
interrelated activities : strategic analisis, strategy formulation, and
strategy implemention”.
41
Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga
aktivitas, yautu analisis strategi, perumusan strategi, dan
implementasi strategi.
Menurut Chareles W. L Hill / Gareth R. Jones
“Strategic managers are individuals who bear responsibility for the
overal performance of the organization or for one of its major
selfcontained divisions”.
Manajemen strategi adalah individu-individu yang bertanggung
jawab secara keseluruhan dari pada organisasi atau bertanggung
jawab merumuskan satu tugas utama dari divisi-divisi.
Apabila kita perhatikan definisi dari keempat sarjana di atas maka
manajemen strategi adalah seorang / mereka yang bertanggung
jawab dalam merumuskan strategi perusahaan, baik secara
keseluruhan ataupun salah satu divisi, dalam upaya mencapai tujuan
yang diharapkan.
2.5.2. Tingkatan atau Jenjang Strategi
Menurut Thomas L. Wheelen dan David J. Hunger, perusahaan /
bisnis yang bertipe multidivisional tingkatan ( hirarki) strategi terdiri
dari tiga tingkatan, yaitu strategi tingkat perusahaan, tingkat bisnis,
dan tingkat fungsional.
42
Sedangkan menurut Gregory G. Dess dan Alex Miller, analisis
strategi itu memberikan rumusan strategi yang sendiri dari empat
tingkat, yaitu tingkat bisnis, tingkat fungsional, tingkat perusahaan,
dan tingkat internasional.
a. Strategi Tingkat Bisnis
Strategi tingkat bisnis merupakan bisnis yang terjadi pada
tingkat devisional, yang menekankan pada posisi kompetitif
untuk produk atau segmen tertentu yang dilakukan disuatu
divisi. Strategi tingkat bisnis mengidentifikasikan bisnis sebagai
bagian dari perusahaan, dengan demikian setiap divisi
merupakan unit strategi bisnis (SBU) yang merumuskan dan
melaksanakan strateginya sendiri dalam mencapai tujuan. Dalam
operasinya, bisa saja setiap unit bisnis mengkombinasikan
dalam satu SBU dengan strategi tunggal, akan tetapi apabila
mereka tidak mampu, maka setiap unit bisnis dalam SBU itu
dapat dibagi dua atau lebih. Jadi, menyatu atau terpisah-pisah
tergantung pada kebutuhan strategi perusahaan.
Misalnya sebuah perusahaan yang mengspesialisasikan bidang
elektronika mempunyai bisnis pelengkapan bola lampu dan
televisi. Ketiga unit bisnis ini (elektronika, bola lampu dan TV)
berada dalam segmen pasar rumah tangga. Ketiga bisnis ini
dapat disatukan dalam satu SBU dan dapat juga terpisah-pisah
dengan SBU sendiri-sendiri.
b. Strategi Tingkat Fungsional
43
Prinsip pokok dari strategi tingkat fungsional adalah upaya
memaksimalkan sumber-sumber produktivitas dalam membantu
hambatan pada strategi bisnis, strategi perusahaan dan strategi
internasional. Setiap fungsi dalam perusahaan membaangun
strategi-strategi secara bersama-sama yang dikenal dengan nilai
berantai. Beberapa fungsi seperti produksi, pemasaran,
pelayanan, dan lain-lain secara bersama-sama memutuskan
perhatian kepada pelanggan dengan menggunakan sistem
informasi manajemen (SIM) dan sumber daya manusia secara
akurat dan maksimal.
Misalnya bagian pemasaran ingin meningkatkan penjualan masa
kini yang melampaui penjualan masa sebelumnya, maka
manajer pemasaran dapat melakukan strategi pengembangan
pasar (market development strategy). Upaya ini tentu harus
dilakukan secara terintegrasi (integrated marketing).
c. Strategi Tingkat Perusahaan
Pada tingkat perusahaan perumusan strategi terlebih dahulu
manajemen puncak menganalisis dan diagnosis lingkungan
eksternal, yaitu bagaimana peluang dan ancaman (ETOP) serta
lingkungan internasional (SAP), yaitu bagaimana kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Eksekutif puncak dapat saja melakukan
kerja sama memperluas usahanya termasuk penambahan
perusahaan, melalui diversifikasi, yaitu suatu proses dengan
penekanan dipusatkan pada kepentingan pelanggan dan
keuntungan kompetitif ke dalam unit bisnis baru. Agar supaya
strategi diversifikasi mencapai hasil yang maksimal, maka
44
hendaklah dirancang melalui proses perencanan strategi formal
yang memperhatikan setiap pelanggan yang dapat diraih dan
memaksimalkan sumber-sumber daya yang ada dalam
perusahaan. Evaluasi strategi perusahaan seperti itu, paling tepat
dengan menggunakan analisis TOWS atau SWOT.
d. Strategi Tingkat Internasional
1.1. Dalam era globalisasi, maka perusahaan yang bersifat
global harus mengintegrasikan rumusan strategi diluar
lingkup nasional, yaitu berusaha memanfaatkan dan
memperkuat unit-unit bisnis keseluruhan dunia. Hal ini
dilakukan melalui sentralisasi operasi dengan
menggunakan strategi global. Ada beberapa perbedaan
dalam bersaing secara internasional dibandingkan
bersaing secara nasional dan ini biasanya ditekankan dalam
mengembangkan strategi bersaing internasional. Pertama,
adanya faktor peluang berada disetiap Negara. Kadeua,
adanya situasi yang berlainan di pasar luar negeri. Ketiga,
peran yang berbeda dari pemerintah Negara lain. Keempat,
perbedaan dalam tujuan, sumber daya kemampuan untuk
mengamati perubahan-perubahan pesaing asing.
Oleh karena itu, tingkat strategi tingkat internasional harus
memperhatikan keempat faktor diatas. Untuk meraih pasar dunia
ini perusahaan dapat memanfaatkan beberapa keunggulan,
misalnya strategi keunggulan komperatif, strategi diferensiasi
dan lain-lain.
45
2.5.3. Analisis TOWS atau SOWT
Analisis TOWS atau SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan
dengan pengembangan misis, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi (strategic
olanner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan
(kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman) dalam kondisi yang
ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang
paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis TOWS atau
SWOT.
2.5.3.1. Cara Membuat Analisis TOWS atau SWOT
Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan
oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut
harus dipertimbangkan dalam analisis TOWS atau SWOT. TOWS
adalah singkatan dari lingkungan eksternal Threats dan
Opportunities serta lingkungan Internal Weaknesses dan Strength
atau sebaliknya SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal
Strength dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities
dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis ini membandingkan
antara faktor-faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman
46
(Threats) dengan faktor internal Kekuatan (Strength) dan Kelemahan
(Weaknesses).
Gambar.2.2. Diagram Analisis TOWS atau SOWT
Sumber : Bab 2 Kerangka Analisis Strategi Buku Analisis
SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Oleh
Freddy Rangkuti, 2002
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungakan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.
47
Strategi yang harus ditetapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada
kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada
BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih
baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi
peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan
dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam
industri microcomputer.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.5.3.2. Matrik TOWS atau SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan
adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
48
Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategi.
Gambar.2.3. Diagram Matrik TOWS atau SOWT
Sumber : Bab 3 Tahapan Perencanaaan Strategi Buku Analisis
SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Oleh
Freddy Rangkuti, 2002.
1. Dalam sel Opportunities (O), buatlah 5 sampai 10
peluang eksternal yang dihadapi perusahaan. Sel ini harus
mempertimbangkan deregulasi industri sebagai salah satu faktor
strategis.
2. Dalam sel Threats (T), buatlah 5 sampai 10
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan.
3. Dalam sel Strengths (S), buatlah 5 sampai 10
kekuatan yang dimiliki perusahaan (baik yang ada sekarang
maupun yang akan datang).
49
4. Dalam sel Weaknesses (W), buatlah 5 sampai 10
kelemahan yang dimiliki perusahaan.
5. Buatlah kemungkinan strategis dari perusahaan
berdasarkan pertimbangan kombinasi empat set faktor strategis
tersebut.
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
2.5.4. Analisis Aspek Marketing
Analisis aspek marketing merupakan salah satu langkah penting
dalam analisis kelayakan usaha, kerena pemasaran adalah salah satu
dari tiga fungsi pokok dalam suatu unit usaha selain keuangan dan
produksi. Penelitian aspek marketing ini bertujuan untuk
50
mengidentifikasi produk yang dibutuhkan konsumen dan mengukur
besarnya kebutuhan tersebut.
2.5.4.1. Konsep Dasar Pemasaran
Untuk dapat memantapkan posisi bersaingannya, perusahaan perlu
mengkaji karakteristik produk yang dihasilkannya, serta
memproyeksikan kemungkinan-kemungkinan pengaruh terhadap
daur hidup produk (product life cycle). Sebagaimana diketahui daur
hidup produk menggambarkan tingkat permintaan (demand)
terhadap produk sebagai fungsi dari waktu, seperti terlihat pada
gambar 2.4. dibawah ini.
Penjualan
I II III IV V
Waktu
Gambar.2.4. Daur Hidup Produk (product life cycle).
Sumber : Bab 3 Analisis Aspek Marketing Modul Analisis
Kelayakan Pabrik Oleh Nasfiendry, ST, MM.
Daur hidup produk pada dasarnya dapat diuraikan atas lima tahap,
meliputi:
51
1. Tahap pengenalan produk dipasar (emergence stage)
Dalam tahap ini laju pertumbuhan permintaan masih berjalan
lambat.
3. Tahap pertumbuhan permintaan dengan percepatan
(accelerating growth stage)
Dalam tahap ini permintaan terhadap produk meningkat dengan
laju pertumbuhan yang semakin meningkat.
4. Tahap pertumbuhan stabil
Dalam tahap ini permintaan terhadap produk masih terus
meningkat dengan laju pertumbuhan yang semakin meningkat.
5. Tahap puncak (maturity stage)
Pada tahap ini permintaan mencapai maksimum.
6. Tahap kemunduran (decline stage)
Disini tingkat permintaan produk semakin menurun.
Dengan mempertimbangkan daur hidup produk serta karakteristik
pasar produk, strategi pemasaran dapat dilakukan dengan:
1. Melakukan produk dengan usaha pemasaran yang agresif.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi rangsangan kepada
konsumen sehingga akan meningkatkan pemakaian produk.
2. Pengembangan pasar, yaitu usaha meningkatkan penjualan
dengan menjual produk yang sudah ada kepasar yang baru. Ini
dilakukan dengan membuka daerah pemasaran baru.
3. Pengembangan produk, yaitu usaha meningkatkan
penjualan dengan pengembangan produk baru dalam pasar
tradisional (lama).
52
4. Diversifikasi, yaitu usaha meningkatkan penjualan melalui
pengembangan produk baru yang dipasarkan pada pasar baru.
Tujuan utama analisis strategi pemasaran adalah untuk mengetahui
dukungan apa saja yang diperlukan agar pelanggan potensial mau
membeli produk yang ditawarkan. Terutama dalam kondisi
persaingan yang sangat ketat, pelanggan banyak disuguhi dengan
berbagai macam produk dengan berbagai macam kelebihannya.
2.5.4.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pada dasarnya terdapat faktor-faktor pemasaran yang dapat
dikendalikan perusahaan untuk mempengaruhi pasar, yaitu:
1. Product
Termasuk kedalam faktor ini seperti merencanakan dan
mengembangkan produk/jasa yang tepat untuk dipasarkan,
keputusan-keputusan mengenai kualitas, merk, warna dan lain-
lain.
2. Place
Yang dimaksud adalah sistem distribusi. Perusahaan dapat
menentukan saluran distribusi untuk produk yang dihasilkannya
agar sampai ke pasar yang tepat pada waktu yang tepatjuga.
3. Price
Perusahaan dapat menentukan harga/tariff dari produk/jasa yang
dihasilkannya dengan menetapkan potongan harga, pembebasan
biaya angkut, dan lain-lain.
4. Promotion
53
Faktor ini dipergunakan untuk memberi informasi mengenai
produk dan melakukan persuasi terhadap konsumen.
2.5.5. Proses Pengambilan Keputusan Strategi
Dalam proses pengambilan keputusan strategi, ada dua cara
pendekatan pengambilan keputusan, yaitu pendekatan presfektif atau
normatif dan deskriptif. Pendekatan presfektif (normatif)
mengemukakan bagaimana harus mengerjakan sesuatu, sedangkan
pendekatan deskriptif bagaimana suatu dikerjakan.
Akan tetapi, pada dasarnya, ada tiga cara pendekatan yang
dipergunakan dalam pengambilan keputusan guna menentukan
strategi, yaitu:
1. Pengambilan keputusan yang rasional analisis, yaitu
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan semua
alternatif maupun segala akibat dari pilihan yang dapat
dilihatnya dan menyusun segala akibatnya tersebut dengan
memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif
yang memberikan hasil maksimum. Pendekatan seperti ini sulit
untuk dilaksanakan. Tidak mungkin dapat mempertimbangkan
semua alternatif dan mengetahui semua akibatnya, kalaupun
mungkin biayanya sangat besar.
2. Pengambilan keputusan secara intuitif emosional, yaitu
pengambilan keputusan dengan menggunakan perasaan,
pengalaman, pemikiran, reflektif, dan naluri dengan
menggunakan proses jiwa di bawah sadar. Pengambilan
54
keputusan seperti ini lebih deskriptif tentang kenyataannya, akan
tetapi tidak secara efektif menggunakan semua sarana yang ada.
3. Pengambilan keputusan secara prilaku politis, yaitu
pengambilan keputusan dengan menggunakan sejumlah tekanan
dari orang lain dan terpengaruh oleh keputusan mereka.
2.5.6. Analisis Keunggulan Strategi
Setiap perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan strategi
sendiri-sendiri, misalnya perusahaan besar pada umumnya
mempunyai keunggulan keuangan dan sumber daya manusia
dibandingkan dengan perusahaan kecil akan tetapi perusahaan kecil
bisa juga mempunyai keunggulan dari pada perusahaan besar,
misalnya dalam menerobos segmen pasar yang kecil-kecil.
Perusahaan bisa lebih efektif ketimbang perusahaan besar. Bahkan
kepada bisnis-bisnis tertentu perusahaan kecil kadang-kadang lebih
lincah ketimbang perusahaan besar.
2.5.6.1. Faktor-faktor Keunggulan Strategi
William F. Glueck membagi faktor-faktor keunggulan strategis
menjadi lima faktor, yaitu:
1. Pemasaran dan distribusi
Kekuatan dan kelemahan perusahaan, dapat dilihat dari
berbagaai faktor, yaitu:
a. Masalah pemasaran operasional dalam bidang: segmentasi,
penempatan dan bauran (produk, harga, promosi dan
distribusi) untuk dapat bersaing secara efektif. Ada
55
perusahaan yang berorientasi pada harga yang rendah,
kualitas yang rendah, lebih gencar promosi, distribusi yang
luas, ada pula yang berorientasi pada harga yang tinggi,
kualitas yang tinggi, dan produk sesuai dengan keinginan
konsumen.
b. Kelemahan dalam hubungan dan kemampuan pasar dan
daerah mana kemaungkinan dilakukan perbaikan. Misalnya
kalau ada kesenjangan mengenai:
Dalam hal line produk dan pengembangan produk baru, maka
kemungkinan yang ada ialah menutup line yang ada atau
menciptakan line baru.
Kesenjangan dalam distribusi dapat
menyebabkan timbulnya usaha untuk membangun
integritas, penggelaran ataupun peliputan.
Kesenjangan pada segi pemakaian, maka
harga atau promosi dapat diarahkan ke frekuensi
penjualan yang lebih tinggi, menumbuhkan kebiasaan
baru atau menemukan pemakaian baru.
c. Bagaimana organisasi pemasaran berfungsi.
Mungkin perusahaan mempunyai kemampuan untuk
menghimpun pengetahuan yang lebih baik tentang
pemasaran dibandingkan dengan pesaingnya. Apabila
organisasi pemasaran menjaga hubungan dengan rekayasa
produksi atau produk baru, maka penafsiran terhadap
kebutuhan pasar pada waktunya dapat merupakan suatu
keunggulan.
56
Masalah penting fungsi pemasaran antara lain tergantung
kepada produk yang dihasilkan misalnya:
Fungsi pemasaran tidak perlu terlalu
tangguh bagi perusahaan yang menyediakan bagi
sedikit pelanggan yang mengkhususkan kebutuhan
mereka secara tepat (misalnya kontraktor pertahanan).
Fungsi pemasaran membutuhkan porsi
terbesar dari lokasi sumber daya bagi unit pemasaran
produsen yang membuat produk konsumen (misalnya
produk konsumen seperti produsen rokok atau
tembakau).
2. Faktor R & D dan faktor rekayasa
Litbang dan fungsi rekayasa dapat merupakan keunggulan
karena dua alasan yaitu:
a. Faktor R & D menciptakan produk baru atau
produksi yang ditingkatkan untuk pemasaran.
b. Hal tersebut diatas dapat pula mengarahkan kepada
peningkatan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan
dan biaya melalui efisiensi (memperbaiki harga atau margin
laba).
Faktor keunggulan strategi R & D dan rekayasa:
Kemampuan penelitian dasar di dalam perusahaan.
Kemampuan pengembangan.
Keistimewaan (excellence) dalam desain produk.
57
Keistimewaan (excellence) dalam desain proses dan
perbaikan.
Pengembangan pengepakan superior telah tercipta.
Peningkatan dalam penggunaan material lama maupun
baru.
Kemampuan memenuhi tujuan desain (rangsangan) dan
keinginan konsumen.
Labolatorium yang cukup lengkap dan fasilitas pengujian.
Teknisi dan para ahli yang terlatih dan berpengalaman.
Lingkungan kerja (suited) yang cocok untuk kreatifitas dan
penemuan baru (innovation).
Manajer-manajer yang dapat menerangkan mengenai
sasaran kepada para peneliti dan mengenai hasil-hasil
kepada para manajer yang lebih tinggi.
Kemampuan untuk melaksanakan peramalan teknoligi yang
efektif.
Dilihat dari jumlah, maka anggaran R & D tergantung jenis
produk yang dihubungkan pemasarannya, misalnya perusahaan
computer atau obat-obatan biasanya mempunyai anggaran R &
D yang lebih tinggi (5% atau 6% dari penjualan) dari
kebanyakan industri lainnya (1%).
3. Faktor-faktor keunggulan strategis manajemen produksi dan
operasi
Total biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan
dengan total biaya dari pesaing.
58
Kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar.
Mempunyai fasilitas yang efisien dan efektif.
Biaya bahan baku dan biaya sub perakitan.
Tersedianya secara memadai bahan baku dan sub
perakitan.
Peralatan dan permesinan yang efisien dan efektif.
Kantor yang efisien dan efektif.
Fasilitas dan kantor yang mempunyai lokasi strategis.
Sistem pengendalian persediaan yang efektif dan
efisien.
Prosedur yang efisien dan efektif: desain, waktu,
pengendalian mutu.
Kebijaksanaan perawatan (maintenance) yang efisien
dan efektif.
Integrasi vertical yang efektif.
Luwes dalam operasi.
4. Faktor sumber daya dan karyawan perusahaan
Faktor keunggulan strategis sumber daya dan karyawan
perusahaan adalah:
Citra (image) dan prestise perusahaan.
Struktur organisasi dan suasana yang efektif.
Besarnya perusahaan dalam hubungan dengan industri
(hambatan untuk memasuki).
Sistem manajemen yang strategis.
59
Sejarah perusahaan dalam mencapai tujuan: bagaimana
kemantapannya sampai dimana kemampuannya
dibandingkan dengan perusahaan yang serupa.
Pengaruh terhadap badan pemerintah.
Sistem dukungan staf perusahaan yang efektif .
Informasi manajemen dan sistem komputer yang
efektif.
Karyawan yang berkualitas tinggi.
Pengalaman karyawan yang seimbang dari manajemen
puncak dan prestasinya. Apakah penggantian telah dilihat
dan siap untuk menggantikannya ? Apakah manajemen
puncak dapat bekerja sama dengan baik sebagai suatu tim ?.
Hubungan yang efektif dengan serikat sekerja.
Kebijaksanaan hubungan kerja yang efisien dan
efektif : pengangkatan staf, penilaian dan promosi, latihan
dan pengembangan dan ganjaran serta tunjangannya.
Biaya buruh yang rendah (kompensasi dibandingkan
prestasinya, penggantian dan kemangkiran).
5. Faktor-faktor keunggulan strategi keuangan dan akuntansi
Total sumber dan keuangan dan kekuatannya.
Biaya modal yang rendah dalam hubungannya dengan
industri dan pesaing karena harga saham dan kebijakan
dividen.
Struktur modal yang efektif, memungkinkan adanya
fleksibilitas dalam pengumpulan modal tambahan kalau
diperlukan: (mempunyai financial leverage).
60
Hubungan yang bersahabat dengan pemilik / pemegang
saham.
Kondisi pajak yang menguntungkan.
Perencanaan keuangan, modal kerja dan prosedur
anggaran modal yang efisien dan efektif.
Sistem akuntansi untuk perencanaan, anggaran dan laba
serta prosedur audit yang efisien dan efektif.
Kebijaksanaan penilaian persediaan (LIFO).
Tujuan analisis keuangan ialah:
a. untuk menentuakan apakah keuangan perusahaan
lebih kuat dari pada pesaing (lebih lama bertahan, dapat
bersaing lebih efektif).
b. Untuk membantu menunjukan dengan tepat
kekuatan atau kelemahan prespektif operasi dan strategi
dalam lapangan fungsional.
Point 2, 5 dan 6 adalah faktor yang menambah efisiensi.
Point 3 dan 4 adalah faktor nilai strategis.
Point 7 adalah faktor kebijaksanaan akuntansi untuk menilai
persediaan yang tepat mempunyai nilai strategis (sebagai
tanggapan terhadap inflansi dan perubahan ekstern lainnya).
Kebijaksanaan akuntansi untuk penilaian akhir yang dirubah
sebagai tanggapan terhadap inflasi atau perubahan ekstern
lainnya akan menyatakan gagasan penting lainnya yang perlu
61
mendapat perhatian kalau keadaan keuangan akan dianalisis
yaitu:
a. Nilai keuangan perusahaan harus dipertimbangkan
dengan teliti, yaitu atas dasar apa penilaian itu dilakukan,
missal untuk memperbaiki harga pasaran saham (biasanya
jangka pendek), maka tindakan dalam akuntansi yang
diubah sehingga dapat menampakkan laba yang lebih baik
dari pada keadaan sebenarnya. Untuk keperluaan
pengambil-alihan biasanya diadakan penelitian kembali
mengenai aktiva. Penilaian kekuatan / kelemahan
tergantung pada pendekatan analisis dan penafsiran
terhadap angka-angka yang “nyata”.
b. Kebutuhan modal kerja untuk operasi strategis
berhadapan dengaan kelanjutan operasi selama masa inflasi.
Misalnya pilihan masa depan menjadi terbatas, karena pada
pilihan strategis masa lalu telah mengikat banyak dana.
Oleh karena itu pada perusahaan yang banyak memiliki
dana kontan harus:
6. Menentukan sampai kapan kekuatan sekarang ini
dapat menyediakan arus dana yang berkesinambungan.
7. Menentukan bagaimana menanamkan modal itu
secara bijaksana.
c. Mengenai pentingnya peranan proses manajemen
keuangan untuk membentuk dukungan perencanaan dapat
menimbulkan keunggulan strategis bagi perusahaan. Untuk
62
hal tersebut maka perlu ditugaskan kepada kepala keuangan
untuk:
1. Menormalkan struktur modal.
2. Menentukan alokasi sumber daya dan arus dana.
3. Mencari dana dari luar.
Resiko keuangan dan analisis akuntansi akan membantu untuk
mengatur keunggulan strategi dan analisis, proses manajemen
keuangan dapat memberikan keunggulan perusahaan.
2.5.7. Analisis Kasus
2.5.7.1. Arti dan Pentingnya Analisis Kasus
Analisis kasus adaalah metode yang sudah umum digunakan untuk
membantu kita (khususnya manajemen puncak) memahami
kerumitan pemanduan berbagai keputusan strategi.
Analisis kasus merupakan metode instruksional vital dalam kuliah-
kuliah mengenai manajemen strategi. Kasus-kasus membentuk
landasan bagi analisis rinci, diskusi terbuka, dan rekomendasi-
rekomendasi mengenai jenis tindakan yng harus ditempuh oleh suatu
organisasi.
Metode kasus mengharuskan anda lebih aktif terlebih dalam proses
belajar. Dengan metode kasus diharapkan anda lebih melangkah
masuk ke dalam organisasi dan merasakan kegairahan, tanggung
jawab, dan tekanan suatu situasi manajemen yang sesungguhnya.
63
Suatu kasus manajemen strategi pada hakekatnya merupakan catatan
rinci tantangan-tantangan manajerial yang dihadapi oleh seorang
eksekutif puncak suatu organisasi. Catatan rinci tersebut memuat
suatu kronologi peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah organisasi,
penjualan, biaya, dan data-data finansial penting, maupun pendapat-
pendapat dan prospektif yang dikemukakan para eksekutif utama.
Bagi mahasiswa, kasus-kasus tersebut akan membantu proses belajar
dan mereka dapat memainkan peranan pokok, antara lain sebagai
direktur, sebagai manajer pemasaran, sebagai manajer keuangan dan
lainnya. Dengan kasus, mahasiswa lebih mendekati diri pada realitas.
Salah satu aspek terpenting dari kasus manajemen strategi adalah
keragaaman informasi mengenai faktor-faktor eksternal seperti
pesaing-pesaing utama, sifat pesaing industri, dan peristiwa-
peristiwa serta kejadian-kejadian (kecenderungan-kecenderungan)
penting dalam lingkungan.
Ketika anda mulai mempelajari dan menganalisis kasus-kasus, anda
akan menemukan bahwa masalah-masalah kritis viaasanya tidak
diidentifikasi secara eksplisit. Informasinya mempunyai arti yang
agak bias dan kelihatan tidak relevan. Yang terpenting, tidak ada
jawaban yang “benar” mengenai persoalan-persoalan atau tantangan-
tantangan yang dihadapi organisasi. Karakteristik-karakteristik inilah
sebenarnya yang membuat pernan anda sebagai manajer strategi
manjadi lebih realities.
64
2.5.7.2. Kerangka Kerja Analisis Strategi
Suatu analisis rinci menyangkut 9 (sembilan) point, akan tetapi tidak
seluruh point sama pentingnya dalam setiap kasus. Tujuan
perusahaan adalah untuk menerangkan gagasan-gagasan dan
meneunjukkan bagaimana kesesuaiannya dalam menentukan
landasan bagai perusahaan tentang situasi strategis yang dihadapi
oleh perusahaan. Kesembilan point analisis strategi rinci adalah
sebagai berikut:
1. Misi dan Tujuan
Analisis yang sukses bergantung pada pemahaman tentang hal
yang hendak dicapai oleh suatu organisasi / perusahaan. Tidak
hanya menyangkut motif keuntungan (profit motive), akan tetapi
perusahaan juga harus memperhatikan cara pencapaian tingkat
keuntungan tertentu agar tetap langgeng usahanya.
Disamping tujuan mencapai laba, sebenarnya semua perusahaan
mempunyai misi lain yang hendak dicapai. Kalau kita
perhatikan pada perusahaan nirlaba, tujuan-tujuan non-finansial
amat menonjol. Biasanya, para manajer mengejar laba hanya
sebagai salah satu tujuan, disamping tujuan lainnya. Salah satu
cara mengenali tujuan total suatu perusahaan, adalah dengan
mempelajari sejarahnya.
2. Analisis Eksternal
Dalam rangka pemahaman kekuatan dan kelemahan perusahaan,
maka diperlukan mengumpulkan informasi mengenai peluang
65
dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal suatu
perusahaan.
Lingkungan eksternal itu dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori, yaitu:
a. Lingkungan kompetitif, yaitu lingkungan yang
sangat mempengaruhi kekuatan dan hambatan yang
menentukan sifat persaingan dalam industri, dimana
menurut Porter ada lima lingkungan eksternal yang sangat
mempengaruhi, yakni kekuatan tawar-menawar pemasok,
adanya barang pengganti, munculnya industri baru, dan
para pesaing perusahaan itu sendiri.
b. Lingkungan umum, yaitu lingkungan eksternal
yang berupa perubahan-perubahan dari faktor-faktor seperti
peraturan pemerintah, perubahan teknologi, faktor social
budaya, faktor ekonomi, dan kependudukan.
3. Analisis Internal
Menyelidiki faktor-faktor internal yang menciptakan otot
persaingan bagi perusahaan dan juga menjadi kendala atau
hambatan bagi kekuatan perusahaan. Konsep menganalisis
kekuatan dan kelemahaan perusahaan, merupakan alat yang
amat jitu untuk menilai kemampuan perusahaan. Salah satu
analisis internal yang amat penting adalah situasi finansial
perusahan, karena situasi finansial menjadi kekuatan dan
kelemahan utama, disamping faktor baruan pemasaran
perusahaan.
4. Strategi Tingkat Bisnis
66
Strategi suatu perusahaan dapat dianalisisi pada empat tingkat
komplementer. Tingkat paling mendasar adalah perumusan
strategi, menyangkut pengembangan strategi bagi suatu
perusahaan atau kegiatan bisnis / usaha. Perusahaan bisa berupa
suatu stand yang berdiri sendiri dan bisa juga sebagai suatu
bisnis / usaha strategis dalam suatu perusahaan yang lebih besar.
Karena perusahaan juga terdiri atas beberapa bisnis / usaha yang
berbeda, berarti perusahaan juga bisa mencakup beberapa
strategi tingkat bisnis yang berbeda-beda pula. Strategi tingkat
bisnis disusun untuk membantu perusahaan agar mampu
bersaing secara lebih efektif satu sama lain di pasar.
5. Strategi Tingkat Fungsional
Analisis strategi yang paling halus berada pada tingkat
fungsional. Perusahaan biasanya terdiri atas beberapa fungsi,
setiap fungsi mempunyai strategi sendiri. Ada beberapa fungsi
pokok dalam perusahaan yaitu fungsi pemasaran, riset dan
pengembangan, personalia, produksi, keuangan dan akuntansi,
pembelian, penjualan dan rekayasa. Masing-masing fungsi ini
mempunyai peranan yang unik dalam penambahan nilai bagi
perusahaan secara menyeluruh dan masing-masing fungsi itu
mempunyai konsumen tersendiri.
6. Strategi Tingkat Perusahaan
Analisis strategi tingkat perusahaan meliputi bidang usaha yang
digeluti perusaahaan. Sebagai perusahaan merupakan kesatuan
usaha tunggal, sementara yang lain terdiri dari atas usaha-usaha
yang tidak saling berhubungan. Akan tetapi kebanyakan
67
perusahaan terletak diantara kedua kondisi ekstrim ini, yang
sering kali menggeluti beberapaa bidang usaha yang mirip satu
sama lain, sehingga dapat mempertukarkan sumber daya satu
sama lain atau dengan induk perushaan.
7. Strategi Tingkat Internasional
Jika perusahaan tidak hanya bergerak di dalam negeri saja, akan
tetapi melus keluar negeri, maka diperlukan strategi
internasional. Perumusan strategi tingkat internasional, harus
mampu mengatasi beberapa kekuatan yang potensial dan
bertentangan satu sama lain. Serangkaian kekuatan mendorong
para manajer mengembangkan strategi-strategi tersendiri untuk
masing-masing Negara yang dimasuki perusahaan. Strategi
demikian dinamakan strategi Multidomestik. Suatu rangkaian
kekuatan yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan
suatu strategi terpadu yang akan diterapkan di semua Negara
yang dimasuki perusahaan tersebut, maka diperlukan Strategi
Global.
8. Implementasi Strategi
Setelah ketujuh point di atas diketahui dan dipahami, dan sejauh
mana efektivitas perusahaan dalam merumuskan strateginya,
maka sekarang menyusun bagaimana perusahaan
mengimplementasikan strateginya melalui struktur, proses-
proses, serta sistem-sistemnya. Tanpa perhatian yang cermat
terhadap masalah-masalah demikian, strategi yang paling rapi
atau yang paling tepat pun bisa berantakan dan gagal mencapai
hasil sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
68
Manajer harus terus menerus berusaha memastikan bahwa
strategi yang dipilih adalah konsisten dengan berbagai unsur
organisasional yang penting. Misalnya, untuk mencapai suatu
pemasukan (pendapatan) yang ambisius, suatu perusahaan harus
menjalankan sistem gaji yang merangsang tenaga-tenaga
penjualnya, dan suatu sistem pengendalian yang efektif yang
mendeteksi perubahan-perubahan penting dalam selera dan
kesukaan konsumen, serta menyediakan informasi mutakhir
mengenai penjualan produk oleh segmen-segmen pasar yang
utama.
9. Penyusunan Saran-saran
Point terakhir yang anda lakukan adalah perumusan saran-saran
sebagai aspek yang paling menantang. Dalam satu hal, saran-
saran yang anda rumuskan merupakan solusi terhadap masalah-
masalah dan persoalan-persoalan yang anda identifikasi dan
analisis. Mutu saran anda amat tergantung kepada keahlian dan
kecermatan anda menganalisis organisasi.
Dalam mengevaluasi saran-saran, criteria harus
dipertimbangkan dengan seksama:
a. konsisten sasaran ; Apakah saran-saran tersebut konsisten
dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi ? Apakah saran-
saran itu konsisten terhadap satu sama lain ?
b. Relevansi strategi ; Apakah saran-saran itu secara tepat
mengenai persoalan-persoalan dasar yang diidentifikasi ?
69
c. Kapabilitas organisasi ; Apakah organisasi mempunyai
kapabilitas financial, personaila, dan teknis yang
dibutuhkan untuk melaksanakan saran-saran tersebut ?
d. Kelayakan politis ; Apakah saran-saran itu menemui
hambatan yang berlebihan dari pejabat utama perusahaan
(CEO) atau kelompok-kelompok kepentingan lain dalam
organisasi atau perusahaan tersebut ?
2.5.8. EVA Sebagai Dasar dalam Penentuan Strategi
EVA merupakan suatu aliran, sebab ia mengukur laba. Semua
pengukuran laba, menurut definisi, merupakan aliran. Seperti akan
kita lihat, EVA adalah cara mengubah pengukuran saham dari
kelebihan pengembalian menjadi aliran. Perbedaan pokok antara
EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan
laba “ekonomis” kebalikan dari laba “akunting”. Hal ini berdasarkan
gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba yang dinamakan para
ekonom “sewa” (contohnya, pengembalian abnormal atas investasi),
penghasilan harus mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga
biaya modal (termasuk biaya ekuitas keuangan). Tanpa prospek laba
ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor.
Gagasan dari laba ekonomis menegaskan hubungan EVA terhadap
kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolak
ukur berdasarkan nilai. Tetapi kita bahkan dapat menarik hubungan
yang lebih eksplisit antara keduanya. Ingatlah tujuan perusahaan
yang berorientasi pada nilai adalah untuk memaksimalkan kelebihan
70
pengembaliaan terhadap investasi yang ditanamkan. Oleh karenanya,
biaya modal suatu perusahaan bergantung tidak hanya pada biaya
utang dan pembiayaan ekuitas tetapi juga seberapa banyak dari
masing-masing itu dimiliki dalam struktur modal.
Mengacu pada permasalahan diatas kita harus lebih jeli dalam
memilih metoda ataupun penentuan strategi yang tepat untuk
memecahkan permasalahannya. Dimana EVA dengan perkiraan
WACC terbaik adalah suatu pengukuran kinerja yang jauh lebih baik
dalam memecahkan permasalahan perusahaan, terutama dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga performansi
perusahaan dapat diketahui. WACC merupakan gabungan dari
biaya hutang dan biaya modal saham. Biaya modal perusahaan
ditentukan secara rata-rata tertimbang karena perusahaan memiliki
beberapa sumber modal atau paket surat hutang dengan beban bunga
yang beragam. Biaya ini menggambarkan tingkat pengembalian
investasi minimum untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang
diinginkan investor.
Penerapan strategi pada konsep EVA dengan menaikan tingkat
pengembalian dengan WACC konstan ataupun menurunkan WACC
dengan tingkat pengembalian konstan, merupakan langkah yang
harus diambil oleh suatu perusahaan untuk menaikan performansi
perusahaannya. perlu kita ketahui dalam menaikan tingkat
pengembalian dengan WACC konstan, yaitu dengan cara
meningkatkan laba operasi setelah pajak (NOPAT). Tetapi tidak
71
merubah modal (Capital) supaya WACC konstan. Dimana NOPAT
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh besarnya laba bersih yang
diperoleh perusahaan. Sedangkan dalam menurunkan WACC dengan
tingkat pengembalian konstan, yaitu dengan cara menurunkan biaya
modal saham (cE) dengan modal hutang (cD) tetap, menurunkan
dividen yang ada dengan memperhitungkan persentase laba bersih
yang diperoleh perusahaan, pengurangan biaya dalam modal dengan
cara memilih struktur modal yang meminimasi biaya modal
perusahaan misalnya struktur modal hanya menggunakan hutang
jangka panjang saja.