bab 2 batu ginjal

11
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Definisi Batu ginjal merupakan benda padat yang dibentuk oleh prespitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, ammonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat ini terjadi akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%) (Grace & Forley, 2007). Urolithiasis menurut Doenges, Moorhouse, dan Murr (2010) merupakan suatu bentuk deposit mineral, yang paling umum seperti oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+ ; namun juga terdapat asam urat dan kristal lain yang dapat menjadi pembentuk batu. Sedangkan menurut Turney (2013) penyakit batu ginjal memiliki prevalensi seumur hidup sekitar 10% pada populasi orang dewasa secara internasional dan yang paling sering mempengaruhi orang-orang dalam kelompok usia bekerja (usia 15-60)

Upload: agustinamelviani

Post on 24-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Batu ginjal merupakan benda padat yang dibentuk oleh prespitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, ammonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat ini terjadi akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%) (Grace & Forley, 2007). Urolithiasis menurut Doenges, Moorhouse, dan Murr (2010) merupakan suatu bentuk deposit mineral, yang paling umum seperti oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+; namun juga terdapat asam urat dan kristal lain yang dapat menjadi pembentuk batu. Sedangkan menurut Turney (2013) penyakit batu ginjal memiliki prevalensi seumur hidup sekitar 10% pada populasi orang dewasa secara internasional dan yang paling sering mempengaruhi orang-orang dalam kelompok usia bekerja (usia 15-60)2.2 EtiologiPenyakit Urolithiasis tentunya tidak datang dengan sendirinya. Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya Urolithiasis.1. Genetik (Bawaan). Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikit. Anak yang sejak kecil mengalami gangguan metabolisme khususnya di bagian ginjal, yaitu air seninya memiliki kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah terbentuknya kristal atau batu. Dikarenakan fungsi ginjal yang tidak dapat bekerja secara normal. 2. Makanan. Menjadi sebagian besar penyebab dari penyakit ini. Makanan atau minuman tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada pengendapan air kemih, misalnya makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti fosfat dan oksalat. Demikian juga pada makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang kurang mengkonsumsi air putih sangat beresiko terkena penyakit ini. Kelebihan suplemen vitamin pun ikut berperan dalam pembentukan Urolithiasis.3. Aktivitas. Risiko terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi daripada orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang berolahraga. Karena tubuh orang yang kurang bergerak menyebabkan peredaran darah maupun aliran seni menjadi jurang lancar. Bahkan bukan hanya Urolithiasis, namun penyakit lain pun dapat menyerang.4. Suhu. Tempat bersuhu panas misalnya di daerah tropis meyebabkan banyak mengeluarkan keringat, oleh karena itu akan mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kencing.5. Infeksi. Dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dan membentuk ammonium akan mengubah PH urin menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.6. Geografi. Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu) Iklim dan temperatur. Contohnya yaitu batu saluran kemih lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia sedangkan pada penduduk Amerika dan Eropa jarang.2.3 PatofisiologiBatu ginjal (urolithiasis) dapat terjadi di bagian mana saja pada sistem perkemihan. Namun, yang paling banyak ditemukan adalah di dalam ginjal (nefrolitiasis). Batu ginjal adalah pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organic, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya, batu (kalkuli) terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat (Baredro et al, 2008). Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, ammonium, asam urat, atau kombinasi bahan- bahan ini. (Corwin, 2009). Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan ph urine (misal, batu kalsium bikarbonat) atau penurunan ph urine (misal, batu asam urat). Konsentrasi bahan- bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang pembentukan

TRANSCRIPT

Page 1: bab 2 batu ginjal

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi

Batu ginjal merupakan benda padat yang dibentuk oleh prespitasi berbagai zat terlarut

dalam urin pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai

campuran kalsium, ammonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat ini terjadi akibat

infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%) (Grace & Forley, 2007). Urolithiasis menurut

Doenges, Moorhouse, dan Murr (2010) merupakan suatu bentuk deposit mineral, yang paling

umum seperti oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+; namun juga terdapat asam urat dan kristal lain yang

dapat menjadi pembentuk batu. Sedangkan menurut Turney (2013) penyakit batu ginjal memiliki

prevalensi seumur hidup sekitar 10% pada populasi orang dewasa secara internasional dan yang

paling sering mempengaruhi orang-orang dalam kelompok usia bekerja (usia 15-60)

2.2 Etiologi

Penyakit Urolithiasis tentunya tidak datang dengan sendirinya. Penyakit ini dapat

disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya Urolithiasis.

1. Genetik (Bawaan). Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ

ginjal sejak dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikit. Anak yang sejak kecil

Page 2: bab 2 batu ginjal

mengalami gangguan metabolisme khususnya di bagian ginjal, yaitu air seninya memiliki

kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah terbentuknya kristal atau

batu. Dikarenakan fungsi ginjal yang tidak dapat bekerja secara normal.

2. Makanan. Menjadi sebagian besar penyebab dari penyakit ini. Makanan atau minuman

tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada pengendapan air kemih,

misalnya makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti fosfat dan oksalat. Demikian

juga pada makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang kurang mengkonsumsi

air putih sangat beresiko terkena penyakit ini. Kelebihan suplemen vitamin pun ikut

berperan dalam pembentukan Urolithiasis.

3. Aktivitas. Risiko terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih

tinggi daripada orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang berolahraga.

Karena tubuh orang yang kurang bergerak menyebabkan peredaran darah maupun aliran

seni menjadi jurang lancar. Bahkan bukan hanya Urolithiasis, namun penyakit lain pun

dapat menyerang.

4. Suhu. Tempat bersuhu panas misalnya di daerah tropis meyebabkan banyak

mengeluarkan keringat, oleh karena itu akan mengurangi produksi urin dan

mempermudah pembentukan batu saluran kencing.

5. Infeksi. Dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan

batu saluran kencing. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dan membentuk

ammonium akan mengubah PH urin menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-

garam fosfat sehingga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.

6. Geografi. Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada

daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu) Iklim dan temperatur.

Contohnya yaitu batu saluran kemih lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia

sedangkan pada penduduk Amerika dan Eropa jarang.

2.3 Patofisiologi

Batu ginjal (urolithiasis) dapat terjadi di bagian mana saja pada sistem perkemihan.

Namun, yang paling banyak ditemukan adalah di dalam ginjal (nefrolitiasis). Batu ginjal adalah

pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organic, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah

mati. Biasanya, batu (kalkuli) terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium

Page 3: bab 2 batu ginjal

fosfat dan asam urat (Baredro et al, 2008). Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-

kristal kalsium. Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium,

ammonium, asam urat, atau kombinasi bahan- bahan ini. (Corwin, 2009). Batu ginjal dapat

disebabkan oleh peningkatan ph urine (misal, batu kalsium bikarbonat) atau penurunan ph urine

(misal, batu asam urat). Konsentrasi bahan- bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah

dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu.

Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan)

urine di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.

Batu ginjal biasanya terdiri atas kalsium oksalat. Oleh karena itu, apa saja yang mungkin

menyebabkan hiperkalsiuri dapat menjadi faktor pencetus pembentukan batu ginjal. Peningkatan

absorpsi usus terhadap kalsium juga dapat mengakibatkan hiperkalsiuria atau dapat juga karena

tubula ginjal kurang mengreabsorpsi kalsium.

Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai

keadaan- keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal.

Batu asam urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan

eksresi asam urat. Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu ginjal akibat

peningkatan ekresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan.

Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, ada faktor yang merupakan

predisposisi dan yang utama adalah ISK (Infeksi Saluran Kemih). Infeksi ini akan meningkatkan

terbentuknya zat organic. Zat ini dikelilingi mineral yang mengendap. Pengendapan mineral ini

(karena infeksi) akan meningkatkan alkalinitas urine dan mengakibatkan pengendapan kalsium

fosfat dan magnesium ammonium fosfat. Stasis urine juga dapat menyebabkan pengendapan zat

organic dan mineral. Faktor lain yang dikaitkan dengan pembentukan batu adalah konsumsi

antasida dalam jangka panjang, terlalu banyak vitamin D, dan kalsium karbonat.

Gejala utama batu ginjal yang akut adalah kolik ginjal atau nyeri kolik. Lokasi nyeri

bergantung pada lokasi batu. Apabila batu ada di dalam pelvis ginjal, penyebab nyerinya adalah

hidronefrosis dan nyeri ini tidak tajam, tetap, dan dirasakan di area sudut kostovertebra. Apabila

batu turun ke dalam ureter, pasien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan rasa seperti

ditikam. Nyeri ini bersifat intermiten dan disebabkan oleh spasme (kejang) ureter dan anoksia

Page 4: bab 2 batu ginjal

dinding ureter yang ditekan batu. Nyeri ini mnyebarke area suprapublik, genitalia eksterna, dan

paha. Nyeri kolik dapat disertai dengan mual dan muntah.

Biasanya, setelah pasien mengalami dua tau tiga kali serangan nyeri kolik, batu dapat

keluar. Hal ini mungkin disebabkan batu tersangkut di bagian ureter yang sempit seperti pada

pertemua ureter dan pelvis serta pertemuan ureter dan kandung kemih. Hematuria makroskopik

dapat terjadi apabila batunya kasar. Pasien dengan batu ginjal juga dapat mengalami ISK.

Menurut Wijaya dan Putri (2013) beberapa teori terbentuknya batu antara lain:

1. Teori inti matriks

Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansia organik

sebagai inti. Substansia organik ini terutama terdiri mukopolisakarida dan mukoprotein A

yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.

2. Teori supersaturasi

Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin,

asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.

3. Teori presipitasi kristalisasi

Perubahan pH akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Pada urin

yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam dan garam urat, sedangkan pada

urin yang alkali akan mengendap garam-garam fosfat.

4. Teori berkurangnya faktor penghambat

Berkurangnya faktor penghambat, seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat,

sitrat, magnesium, asam mukopolisakarid akan mempermudah terbentuknya batu saluran

kencing.

Page 5: bab 2 batu ginjal

2.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan Gejala yang timbul pada Urolithiasis ini bergantung pada ukuran, lokasi, dan

etiologi dari batu yang terbentuk. Berikut ini akan di jabarkan mengenai tanda dan gejala

Urolithiasis secara keseluruhan menurut Doenges, Moorhouse, dan Murr (2010). Gejala pada

aktifitas atau istirahatnya yaitu pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada

lingkungan bersuhu tinggi, keterbatasan aktifitas atau imobilisasi sehubungan dengan kondisi

sebelumnya (contohnya adanya cedera medula spinalis). Pada sirkulasi klien terdapat tanda

seperti peningkatan TD/nadi dan kulit hangat dan kemarahan; pucat. Pada pola eliminasi gejala

yang timbul adalah adanya penurunan haluran urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar, adanya

dorongan berkemih, dan diare. Terdapat pula tanda seperti oliguria (produksi urin sedikit,

biasanya kurang dari 400 ml / hari pada orang dewasa [KamusKesehatan.com]), hamaturia (urin

mengandung darah), piuria (adanya nanah dalam urin), dan terjadi perubahan pola berkemih.

Pada pola makanan maupun cairan juga terdapat gejala seperti mual atau muntah, nyeri tekan

abdomen, dan cairan yang masuk ke dalam tubuh tidak cukup. Tandanya adalah distensi

abdomial yaitu penurunan atau tak adanya bising usus. Selain itu juga terdapat beberapa gejala

lain seperti nyeri akut yang berat atau nyeri kolik tergantung pada lokasi batu yang dapat

menyebar ke pinggang, abdomen, dan turun ke lipatan paha/genitalia, demam, dan menggigil.

Page 6: bab 2 batu ginjal

2.5 Jenis-jenis Batu Ginjal

1. Batu Kalsium

Batu ginjal yang paling populer dan paling sering terjadi. Batu kalsium biasanya dalam

bentuk kalsium oksalat, namun bisa juga dalam bentuk kalsium fosfat atau kalsium

karbonat. Kadar oksalat tinggi dapat ditemukan pada beberapa jenis buah dan sayuran.

Batu kalsium lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

2. Batu Asam Urat

Terbentuk jika terlalu banyak asam urat di dalam urin. Batu asam urat biasa dialami oleh

orang yang mengalami dehidrasi, orang memiliki penyakit asam urat, dan orang yang

menjalani kemoterapi. Batu asam urat lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

3. Batu Sistin

Meskipun jarang terjadi, batu sistin dapat terbentuk jika terlalu banyak sistin menumpuk

dalam urin. Sistin adalah jenis asa amino yang merupakan komponen yang menyusun

otot, syaraf, dan jaringan-jaringan tubuh lainnya. Batu sistin terjadi pada orang yang

memiliki kelainan menurun yang disebut sistinuria (kadar sistin dalam urin di atas normal

karena masalah transportasi sistin di ginjal). Kelainan ini menurun dalam keluarga dan

dialami pria maupun wanita.

4. Batu Struvit

Struvit adalah senyawa ammonium magnesium fosfat. Batu struvit mengandung mineral

magnesium dan ammonia hasil limbah. Batu struvit disebut juga batu infeksi karena batu

struvit terbentuk sebagai respon terhadap infeksi, misalnya infeksi saluran kemih. Batu

ini dapat tumbuh sangat besar (dibandingkan jenis batu ginjal lainnya) dan dapat

menyumbat ginjal, ureter, atau kandung kemih. Batu struvit lebih banyak ditemukan pada

wanita yang memiliki infeksi saluran kemih.

2.6 Komplikasi

1. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran

kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter

membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas

tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan

Page 7: bab 2 batu ginjal

pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal

tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

2. Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat

menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan

kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah

terganggu.

3. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat.

4. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

2.7 Pencegahan

Pencegahan dapat diartikan agar seseorang tidak terkena urolithiasis dan juga sebagai

penanggulangan penyakit agar proses penyembuhan lebih cepat atau usaha untuk mencegah agar

tidak kambuh dikemudian hari. Berikut ini merupakan upaya pencegahan menurut Kuncoro dan

Soenanto (2005), yaitu:

1. Minum air putih minimal dua liter per hari.

2. Hindari atau setidaknya menguragi makanan yang mengandung oksalat tinggi, seperti;

kacang-kacangan, bayam, ubi, cabe, tahu dan tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur, dan

stoberi.

3. Hindari atau kurangi makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti kol, lobak,

brokoli, sarden, dan keju.

4. Batasi Konsumsi garam.

5. Hindari atau kurangi makanan yang mengandung kadar purin tinggi, seperti; ikan laut,

usus goreng, hati goreng, ikan sarden, emping melinjo, dan jeroan.

6. Kurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi, seperti daging, ayam, dan telur.

7. Kurangi konsumsi obat-obatan kimia, kecuali sangat terpaksa yang dianjurkan oleh

dokter.

8. Hindari konsumsi obat-obatan bebas terutama yang berefek ke ginjal.

9. Tidak mengonsumsi vitamin C lebih dari satu gram sehari.

10. Rajin berolahraga dan lakukan aktivitas fisik cukup.

11. Hindari atau kurangi minuman, seperti; cokelat, kopi, the, susu, dan soft drink (bersoda).