bab 1.pdf

5
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat didaerah tersebut. Masyarakat pada daerah berawa dan berdataran rendah seperti daerah Bangkinang dan daerah lainnya di Pekanbaru, masih mengalami kesulitan untuk memanfaatkan air permukaannya sebagai sumber air baku. Hal ini karena air permukaan didaerah tersebut yang biasa disebut dengan air gambut, mengandung warna dan zat organik yang tinggi serta bersifat asam sehingga perlu pengolahan khusus sebelum siap untuk dikonsumsi. Kondisi ini mendorong timbulnya penelitian-penelitian baru dalam pengolahan air gambut, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai standar air minum yang berlaku karena air gambut merupakan salah satu sumber air permukaan yang dapat digunakan sebagai air baku pengolahan air minum. Air gambut dapat diolah dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan cara koagulasi. Koagulasi adalah proses yang penting dalam proses pengolahan air secara konvensional, dimana proses ini bersamaan dengan proses lain seperti sedimentasi dan filtrasi dapat digunakan untuk menyisihkan partikel dan komponen organik dalam air baku. Tujuan utama proses koagulasi dalam pengolahan konvensional adalah untuk mendestabilisasi partikel sehingga dapat bergabung dengan partikel lain untuk membentuk agregat yang lebih besar yang akan lebih mudah mengendap dan lebih mudah disisihkan lewat proses filtrasi. Namun penelitian Irianto (1998) menunjukkan bahwa air gambut sulit untuk diolah dengan cara koagulasi konvensional (one staged coagulation) karena kandungan kation partikel tersuspensi yang rendah. Karena kendala tersebut, akan dicoba proses pengolahan air gambut dengan cara koagulasi yang lain yaitu, two staged coagulation. Two staged coagulation adalah proses koagulasi yang dilakukan dalam dua tahap, dimana pada setiap proses dilakukan pembubuhan dosis dan pengkondisian pH yang kemudian diikuti oleh satu kali proses flokulasi. 1

Upload: indosasmi

Post on 25-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1.pdf

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Masalah.

Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan

alam dan kegiatan manusia yang terdapat didaerah tersebut. Masyarakat pada

daerah berawa dan berdataran rendah seperti daerah Bangkinang dan daerah

lainnya di Pekanbaru, masih mengalami kesulitan untuk memanfaatkan air

permukaannya sebagai sumber air baku. Hal ini karena air permukaan didaerah

tersebut yang biasa disebut dengan air gambut, mengandung warna dan zat

organik yang tinggi serta bersifat asam sehingga perlu pengolahan khusus

sebelum siap untuk dikonsumsi.

Kondisi ini mendorong timbulnya penelitian-penelitian baru dalam pengolahan air

gambut, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai standar air minum yang berlaku

karena air gambut merupakan salah satu sumber air permukaan yang dapat

digunakan sebagai air baku pengolahan air minum. Air gambut dapat diolah

dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan cara koagulasi. Koagulasi adalah

proses yang penting dalam proses pengolahan air secara konvensional, dimana

proses ini bersamaan dengan proses lain seperti sedimentasi dan filtrasi dapat

digunakan untuk menyisihkan partikel dan komponen organik dalam air baku.

Tujuan utama proses koagulasi dalam pengolahan konvensional adalah untuk

mendestabilisasi partikel sehingga dapat bergabung dengan partikel lain untuk

membentuk agregat yang lebih besar yang akan lebih mudah mengendap dan lebih

mudah disisihkan lewat proses filtrasi.

Namun penelitian Irianto (1998) menunjukkan bahwa air gambut sulit untuk

diolah dengan cara koagulasi konvensional (one staged coagulation) karena

kandungan kation partikel tersuspensi yang rendah. Karena kendala tersebut, akan

dicoba proses pengolahan air gambut dengan cara koagulasi yang lain yaitu, two

staged coagulation. Two staged coagulation adalah proses koagulasi yang

dilakukan dalam dua tahap, dimana pada setiap proses dilakukan pembubuhan

dosis dan pengkondisian pH yang kemudian diikuti oleh satu kali proses flokulasi.

1

Page 2: bab 1.pdf

Beberapa penelitian dengan cara two staged coagulation ini telah dilakukan untuk

menyisihkan kandungan organik pada beberapa sumber air permukaan (sungai

dan danau) dan berhasil menurunkan kandungan organik dengan tingkat

penyisihan yang lebih baik bila dibandingkan dengan proses one staged

coagulation. Penelitian yang dilakukan oleh Wahlroos pada tahun 1991 dengan

membedakan pH pada air sungai dengan koagulan ferric chloride, mendapatkan

kesimpulan bahwa proses pertama dengan kondisi asam dapat menyisihkan

substansi humus dan proses kedua dengan kondisi basa dapat digunakan untuk

menyisihkan partikel dan presipitasi logam. Dan penelitian yang dilakukan oleh

Carlson pada tahun 2000 dengan melakukan two staged coagulation pada air

sungai dengan koagulan alum pada pH netral menunjukkan bahwa, dua kali

pengadukan menghasilkan penyisihan NOM yang lebih baik karena tidak terjadi

restabilisasi koloid. Serta penelitian two staged coagulation yang dilakukan oleh

DiTommaso dan Van Benshoten pada tahun 1996 pada air sungai menunjukkan

bahwa proses penambahan pertama koagulan akan menyebabkan pH air turun dan

membiarkannya bereaksi sebelum pH dinaikkan (variable pH pathway) dan pada

tahap penambahan koagulan kedua, koagulan akan bergabung dengan koagulan

yang telah ada untuk kemudian berkontak dengan air (constant pH pathway)

(Carlson et.al, 2000).

Pada penelitian two staged coagulation sebelumnya, telah dilakukan pembagian

yang sama antara konsentrasi alum untuk koagulasi I dan koagulasi II. Sedangkan

untuk variasi pH telah dilakukan penelitian dengan kondisi pH netral untuk

koagulasi I dan II, serta kondisi pH asam untuk koagulasi I dan basa untuk

koagulasi II. Pada penelitian ini, selain variasi yang telah dilakukan tersebut juga

akan ditambah dengan variasi lain dari pembagian konsentrasi alum dan pH untuk

masing-masing tahapan koagulasi air gambut dan dibandingkan dengan hasil

proses one staged coagulation.

Pada penelitian ini akan dilihat seberapa jauh pengaruh pengkondisian proses dan

konsentrasi koagulan pada tingkat penurunan warna dan zat organik air gambut.

Dengan diketahuinya kondisi proses dan konsentrasi koagulan yang paling

2

Page 3: bab 1.pdf

dominan berpengaruh pada proses penurunan warna dan zat organik air gambut,

maka hal ini akan lebih membantu pihak pengambil kebijakan serta makin

membuka wawasan kita untuk meningkatkan kinerja proses pengolahan air

gambut untuk penyediaan air bersih secara efektif, efisien dan murah di daerah

rawa bergambut.

I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui penurunan warna dan zat

organik dengan metoda two staged coagulation. Sedangkan tujuan dari penelitian

adalah :

- mencari pengaruh proses two staged coagulation pada penurunan warna

dan zat organik yang terdapat dalam air gambut

- mencari kondisi proses seperti pH dan kombinasi konsentrasi koagulan

pada koagulasi I dan koagulasi II yang paling sesuai untuk penurunan

warna dan zat organik air gambut

I.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian yang akan dilakukan dilaboratorium secara batch

adalah sebagai berikut :

_ Pemeriksaan awal kondisi fisika-kimia air gambut sebelum dilakukan

proses two staged coagulation.

_ Penelitian laboratorium secara batch proses two staged coagulation

untuk menurunkan warna dan zat organik air gambut.

_ Menentukan tingkat penurunan warna dan zat organik air gambut.

_ Menganalisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan

I.4 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini akan meliputi:

_ Studi literatur untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas

tentang permasalahan yang akan diteliti.

_ Penelitian laboratorium yang mencakup identifikasi karakteristik air

gambut, uji koagulasi dan flokulasi secara batch.

3

Page 4: bab 1.pdf

_ Pengolahan dan analisa data hasil penelitian

_ Penyusunan laporan

I.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan penelitian ini adalah :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan

penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Menguraikan literatur-literatur yang mendukung penelitian ini

Bab III : Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang langkah-langkah serta prosedur pada penelitian ini

Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan

Mencakup pengolahan data hasil penelitian dan analisa dari hasil

pengolahan data tersebut.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran untuk

penelitian selanjutnya.

4

Page 5: bab 1.pdf

5