bab 1 tk

Upload: anjani-celalu-chayank-amuey

Post on 30-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi setiap manusia terutama masa kanak-kanak. Proses tumbuh kembang ini terjadi sangat cepat pada periode tertentu. Pertumbuhan perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun demikian setiap anak memiliki ciri khas yang tersendiri yang terjadi sejak dalam kandungan.Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang terlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perubahan dan perkembangan dalam segi lain seperti berpikir, berperasaan, tingkah laku dan lain-lain.Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia., kemampuan penginderaan, berfikir, ketrampilan berbahasa dan berbicara. bertingkah laku sosial dan lain-lainnya yang dapat dipengaruhi oleh faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh dan faktor luar diantaranya keluarga, gizi, budaya dalam masyarakat dan teman bermain di sekolah.Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda namun demikian ada patokan umum tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tersebut. Patokan itu dimasud agar anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu perlu dilatih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Aspek tumbuh yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak meliputi perkembangan kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa dan kecerdasan serta perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri.Dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenai faktor resiko yaitu fisik, biomedik, psikologi. (Soetjiningsih, 1998: 158).Sebagai upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan perlu adanya koordinasi oleh tenaga kesehatan, kader, orang tua, atau keluarga lainnya yang mampu melaksanakan deteksi dini perkembangan, agar tercapai kondisi tumbuh kembang anak yang optimal.1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan umum :Mengidentifikasi proses tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah TK.

1.2.2 Tujuan khusus mahasiswa mampu:1) Berkomunikasi anak usia pra sekolah / TK.2) Bermain dengan anak usia pra sekolah / TK.3) Mengidentifikasi status gizi anak.4) Mengidentifikasi perkembangan otak anak melalui grafik PLKA.5) Mengidentifikasi ada tidaknya hambatan dalam perkembangan anak6) Mengidentifikasi kelainan daya lihat.7) Mengidentifikasi tingkat kemampuan daya dengar dan kemampuan berbicara.8) Mengidentifikasi perkembangan kemampuan gerak kasar.9) Mengidentifikasi perkembangan kemampuan gerak halus.10) Mengidentifikasi kemampuan berbicara., berbahasa dan kecerdasan.11) Mengidentifikasi perkembangan kemauan bergaul dan mandiriBAB 2

TINJAUAN TEORI2.1 DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

2.1.1PENGERTIAN

Deteksi dini merupakan upaya penyaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui cara mengenal faktor resiko (fisik, biomedik, psikososial) pada balita. (Soetjiningsih, 1998: 158).

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. (Dep Kes. RI, 2005 : 40).2.1.2KEGUNAAN DETEKSI DINI

Kegunaannya untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang lelas sendiri mungkin pada masa kritis proses tumbuh kembang.

2.1.3 PELAKSANAAN DETEKSI DINI

Upaya deteksi ini dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional, kader, orang tua yang mampu dan terampil dalam melaksanakan deteksi dini.

Dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan, posyandu, sekolah-sekolah dan lingkungan rumah tangga. (Dep Kes. RI, 2005 : 40).

2.1.4 ALAT UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINIBerupa tes skrining dengan standarisasi untuk menyaring anak yang mempunyai kelainan dan mereka yang normal.

Macam tes sknining yang digunakan:

2.1.4.1 Berat badan menurut tinggi badan.

2.1.4.2 Pengukuran lingkar kepala anak

2.1.4.3 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).

2.1.4.4 Tes Daya Dengar (TDD) bagi anak sekolah.2.1.4.5 Tes Daya Lihat (TDL) bagi anak sekolah.

2.1.4.6 Kusioner Masalah Mental Emosional (KMME).2.1.4.7 Deteksi dini autis pada anak pra sekolah

2.1.4.8 Deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak pra sekolah

UmurAnakJenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan

Deteksi Dini Penyimpangan PertumbuhanDeteksi Dini PerkembanganDeteksi Dini Penyimpangan Emosional

BB/TBLKKPSPTDDTDLKMMECHAT*GPPH*

0 bulan((

3 bulan((((

6 bulan((((

9 bulan((((

12 bulan((((

15 bulan((

18 bulan(((((

21 bulan(((

24 bulan(((((

30 bulan(((((

36 bulan((((((((

42 bulan(((((((

48 bulan(((((((

54 bulan(((((((

60 bulan(((((((

66 bulan(((((((

72 bulan(((((((

2.1.5CARA MELAKSANAKAN DETEKSI DINI

2.1.5.1 Pengukuran BB menurut tinggi badan

Salah satu cara memantau pertumbuhan dan keadaan gizi balita adalah melalui pengukuran BB menurut tinggi badan dengan menggunakan KMS balita. Perkembangan dilakukan tiap bulan, pengukuran BB secara teratur dapat menggambarkan keadan gizi sejak lahir sampai berusia 5 tahun.

1) Tujuan pengukuran BB/ TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus-kurus sekali atau gemuk

2) Pengukuran Berat Badan BB

(1) Menggunakan timbangan injak

a. Letakkan timbangan di lantai sehingga tidak mudah bergerak

b. Lihat posisi jarum atau harus menunjuk ke angka 0.

c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu.

d. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angkat timbangan.

g. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

(2) Cara mengukur dengan posisi berdiri

a. Anak tidak memakai sandal atau sepatu

b. Berdiri tegak menghadap ke depan

c. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur

d. Turunkan batas atas pengukuran menempel di ubun-ubun

e. Baca angka pada batas tersebut

f. Penggunaan Tabel BB/ TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)(terlampir)

g. Ukur tinggi/ panjang dan timbang berat anak, sesuai cara di atas

h. Lihat kolom tinggi/ panjang anak yang sesuai dengan hasil pengukuran

i. Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin anak, dari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan anak

j. Dan angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standar Dewasa

Table Berat Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)

Intepretasi:Normal: -2 SD s/d atau gizi baik

Kurus: < -2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang

Kurus sekali: < -3 sd atau Gizi buruk

Gemuk: > 2 SD atau Gizi lebih Intervensi:

Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Contoh:

Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 Cm dan berat badan 6.8 Kg. pada kolom panjang badan anak laki-laki 71 Cm, apabila ditarik garis lurus kekiri ternyata berat badan 6.8 Kg terletak pada kolom 6.0 6.9 Kg: kolom < -2 SD s/d 3 SD: interprestasinya anak kurus.2.1.5.2 Pengukuran lingkar Kepala Anak

1) Cara melakukan :

(1) Alat (meteran) Cara : dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi menutupi alis, mata, bagian belakang kepala dengan menonjol, cara ukuran yang terbesar.(2) Baca angka pertemuan dengan angka 0.(3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

(4) Hasil pengukuran diactat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.(5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.Grafik Lingkaran Kepala Perempuan dan Laki-Laki (Nelhaus, 1969).

GRAFIK LINGKARAN KEPALA PEREMPUAN

GRAFIK LINGKARAN KEPALA LAKI-LAKI

2) Interpretasi(1) Bila lingkar kepala berada dalam jalur hijau maka lingkar kepala anak digolongkan normal.

(2) Bila ukuran lingkar kepala diatas atau dibawah (diluar) jalur hijau maka lingkar kepala anak tidak, normal.

(3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas jalur hijau, dan mikrosefal bila berada dibawah jalur hijau.3) Intervensi

Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk kerumah sakit.

2.1.5.3 KPSP

Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada. orang tua dan digunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan - 6 tahun, bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak.

1) Kegunaan KPSP

Untuk mengetahui ada tidaknya hambatan dalam perkembangan anak.

2) Cara menggunakan

Petugas kesehatan di lapangan membaca KPSP lebih dahulu dan kemudian memberi kesempatan pada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam kartu data timbang anak.

3) Cara menghitung usia anak

Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan, kelebihan 6 bulan dibulatkan menjadi 1 tahun, kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh anak usia 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan. anak usia 6 bulan dibulatkan menjadi 1 tahun.

4) Cara memilih pertanyaan KPSP

Dipilih kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.

5) interpretasi(1) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

(2) Hitung jumlah jawabanya.

(3) Bila jawaban ya= 9 atau 10 berarti normal (sesuai dengan perkembangan)(4) Bila jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak mergukan.(5) Bila jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan.

(6) Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).6) Intervensi

Bila perkembangan anak meragukan, beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan, lakukan tindakan rujukan ke RS dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan ( gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian).Contoh pertanyaan:

Umur 63 bulan (5 tahun 3 bulan) - 65 bulan (5 tahun 5 bulan)1. Suruh anak berdiri dengan 1 kaki tanpa berpegangan Beri kesempatan anak melakukan 3 kali selama 6 detik2. Tanyakan ganis mana yang lebih panjang

Dapatkah anak menunjukkan garis mana yang telah panjang sebanyak 3 kali

3. Dapatkah anak menggambar tanda palang Beri kesempatan anak melakukan 3 kali

4. Dapatkah anak mengisyaratkan petunjuk (atas, bawah, depan, belakang)

5. Apakah anak tenang dan rewel pada saat anda meninggalkannya

6. Dapatkah anak menunjukkan 4 wanna dengan benar

7. Dapatkah anak melompat 2 atau 3 kali

8. Dapatkah anak berpakaian sendiri tanpa

9. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh orang10. Dapatkah anak menggambar 6 bagian orangYa

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

YaTidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2.1.5.4 TDL

1) Kegunaan

Untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat pada anak usia pra sekolah. Dengan demikian tindak lanjut dapat dihentikan, sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

2) Cara melakukan :(1) Pilih ruangan bersih, terang, dan penyinaran baik.

(2) Gantungkan kartu E setinggi mata anak pada posisi duduk.

(3) Letakkan kursi sejauh 3 in dan kartu E menghadap ke arah kartu E. letakkan sebuah kursi lainnya disamping kartu E untuk pelaksanaan tes.

(4) Siapkan guntingan huruf E untuk di pegang anak. anak diminta mengarahkan guntingan E yang dipegangnya ke salah satu dan 4 arah (atas, bawah, kiri, kanan) sesuai huruf E yang ditunjuk oleh petugas pelaksanaan tes. Pujilah setiap kali anak mampu melakukannya.

(5) Anak diminta menutup sebelah matanya dengan bukut benda lain.

(6) Ulangi pemeriksaan pada mata satunya dengan cara yang sama.

(7) Tulis hasil pada kartu data timbang anak.KARTU E UNTUK TES DAYA LIHAT

Untuk anak berusia di atas 3 tahun

(Jarak anak dengan kartu E adalah 3 meter)

3) InterpretasiBila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster E, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegang dengan arah E pada baris ketiga yang ditunjjuk oleh pemeriksa, kemungkinana anak mengalami gangguan daya lihat.4) intervensi

Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapt melihat sampai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke RS dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan.

2.1.5.5TDD

1) Kegunaan

Untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara

2) Alat

(1) Instrumen TDD menurut umur anak

(2) Gambar binatang (Ayam, anjing. Kucing), manusia

(3) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)3) Cara melakukan TDD

(1) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak sakit lahir, hitung umur anak dalam bulan.(2) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.(terlampir).(3) Pada anak umur kurang dan 24 bulan.(4) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/ pengasuh anak. Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencani siapa yang salah.(5) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaning, satu persatu, berurutan.(6) Tunggu jawaban dan orang tua/ pengasuh anak.(7) Jawaban Ya jika menurut orang tua/ pengasuh, anak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.(8) Jawaban Tidak jika menurut orang tua/ pengasuh, anak tidak pernah. Tidak tahu atau tidak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.(9) Pada anak umur 24 bulan atau lebih.(10) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua/ pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.(11) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua/ pengasuh.(12) Jawaban Ya jika anak dapat melakukan perintah orang tua/ pengasuh.(13) Jawaban Tidak jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang tua/ pengasuh..(14) Bila ada satu atau lebih jawaban Tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.(15) Catat. Dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/ balita atau status/ catatan, medik anak, jenis kelainan.

4) Interpretasi Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.

Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan medik anak, jenis kelainan.5) Intervensi

tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada. Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.

2.1.5.6 DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL

Deteksi dini pemyimpangan mental emosional adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :

Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.

Ceklis autis anak prasekolah (Chekclist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.

Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas1) Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah(1) Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak prasekolah.

(2) Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak.

(3) Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenai problem mental emosional anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.

(4) Cara melakukan :

Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis ada KMME kepada orang tua/pengasuh.

Cata jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.

(5) Interpretasi :

Bila jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.(6) Intervensi :

Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :

Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh Yang Mendukung Perkembangan Anak.

Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.

Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih :

Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.2) Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah

Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan

Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelolah TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:

Keterlambatan bicara

Gangguan komunikasi/interaksi sosial

Perilaku yang berulang-ulang

Alat yang digunakan adalah CHAT (Cheklist for Autism in Toddlers)

CHAT ini ada 2 jenis pertanyaan, yaitu:

Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.

Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut mernjawab.

Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis CHAT. Cara menggunakan CHAT

Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.

Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT.

Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi:

Resiko tinggi menderita autis: bila jawaba Tidak pada pertanyaan A5, A7, B2, B3, dan B4.

Resiko rendah menderita autis: bila jawaban Tidak pada pertanyaan A7 dan B4.

Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban Tidak jumlahnya 3 atau lebih pada pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.

Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, 3.

Intervensi:

Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.

2)Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiper Aktivitas (GPPH)/ Pada Anak Prasekolah(1) Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas.

(2) Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini :

Anak tidak bisa duduk tenang

Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah

Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif

(3) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale)

Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa

(4) Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH :

Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.

Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH

Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pad anak dimanapun anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll.). Setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.

Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyan telah dijawab.(5) Interpretasi :

Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total

Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.

Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak

Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.

Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.

Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.(6) Intervensi :

Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan lebih lanjut.

Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dan sebagainya).2.2 DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST

2.2.1 pengertian

Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai berumur 6 tahun.

Denver development screening test merupakan penilaian empat domain perkembangan pribadi sosial, penyesuaian motorik halus, bahasa dan motorik kasar, untuk anak sejak lahir sampai umur 6 tahun. (Nelson, 2000:85).

2.2.2 Langkah Persiapan

2.2.2.1 Tempat : tempat yang tenang / tidak bising dan bersih, sediakan meja tulis dan kursinya, matras.

2.2.2.2 Perlengkapan tes :

- Gulungan benang wol berwarna merah dengan diameter 10 cm.

- kismis

- krincingan dengan gagang yang kecil.

- 10 buah kubus berwarna dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm.

- bel kecil

- bola tenis

- pensil warna

- boneka kecil dengan botol susu

- cangkir plastik dengan gagang / pegangan

- kertas kosong

2.2.2.3 Formulir Denver IITabel Denver Development Screening Test

Deteksi dini penyimpangan anak umur kurang 6 tahun, berisi 125 tugas yang di susun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi tersebut.

Bidang aspek yang di nilai :

1) Personal sosial : penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuan perorangan.

2) Adaptip motorik halus : koordinasi mata, tangan, memainkan atau menggunakan benda-benda kecil.

3) Bahasa : mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa.

4) Motorik kasar : duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot kasar.

Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun.

Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berusia 24 bulan, kemudian mewakili 3 bulan sampai anak berusia 6 tahun.

Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25 %, 50 % dan 90 % dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan tersebut.

Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri.

R ( Report ) = L ( Laporan ) : tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh, akan tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang bisa dilakukan oleh anak.

Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada formulir.

2.2.3 Langkah Persiapan

1) Sapa orang tua / pengsuh dan anak yang ramah.

2) Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan untuk mengetahui IQ anak.

3) Buat komunikasi yang baik dengan anak

4) Hitung umur anak dan buat garis usia

Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir dan tanggal pemeriksaan pada formulir

Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan di kurangi tanggal lajir

(1 tahun 12 bulan, 1 bulan = 30 hari, 1 minggu = 7 hari)

EX : Tgl Pemeriksaan: 30 Maret 2006

Tgl lahir

: 20 Januari 2004

Umur Anak?

Tahun

Bulan

Hari

06

03

30

04

01

20

Umur Anak

20

02

105) Bila anak lahir prematur : koreksi faktor prematuritas, untuk anak yang lahir dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dengan unur kurang dari 2 tahun maka harus dilakukan koreksi

Tgl Pemeriksaan

06

03

11

Tgl Lahir

05

02

04

Umur Anak

01

01

07

Prematur 6 minggu

-1

-14

Umur yang sudah dikoreksi

1123

6) Tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur

7) Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor tugas perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur

Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat di sebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembangan yang di tembus garis umur.

Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 1 (gagl, menolak, tidak ada kesempatan) lakukan uji coba tambanhan ke sebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat lulus 3 tugas perkembangan.

Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan pada langkah 1, lakukan tugas perkembangan tambahan ke sebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak gagal pada 3 tugas perkembangan.

8) Beri skor Penilaian

Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat

P : Pass/Lulus : anak melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak memberi laporan anak dapat melakukannya

F : Fail/Gagal : Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat melakukannya dengan baik

R : Refusal : Anak menolak untuk melakukan uji coba

D : Delay : Gagal menampilkan item yang seharusnya dilalui 90 % anak pada usia yang sama atau item dimana anak gagal menyempurnakan bagian kiri garis usia

NO : No Oppurtunity : Tidak ada kesempatan, anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda.2.2.4 Interpretasi Penilaian Individual :

Lebih (Advanced) : Bila mana lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut

Normal : Bila gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan di sebelah kanan garis umur, dikategorikan sebagai norma.Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75 maka dikategorikan normal

Caution / Peringatan : Bila seorang anak gagl (F) atau menolak (R) tugas perkembangan dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90.

Delayed / Keterlambatan: Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba yang terletak lengkap di sebelah kiri garis usia

No Oppurtunity : Tidak ada kesempatan : Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan tersebut, hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

Langkah Mengambil Kesempatan :

Normal Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak 1 caution

Lakukan ulangan pada kontol berikutnya

Suspect/Suspek Bila didapatkan lebih atau sama 2 caution dan/atau lebih atau sama 1 keterlambatan

Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor-faktor seperti rasa takut, keaadan sakit atau kelelahan

Untestable / tidak dapat di uji Bila ada skor menolak pada > uji coba terletak sebelah kiri garis umur atau menolak pada > uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-90 %

Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu

PENUTUP :

Beri pujiankepada orang tua / pengasuh atas tindakannya membawa anak untuk dilakukan tugas perkembangan

Beri penjelasan mengenai hasil test perkembangan, kapan harus kembali, anjuran dirumah dan apabila ada anjuran tindak lanjut

Ucapkan terima kasih atas kunjungannya.