bab 1 pengenalan dasar sinyal

49
Handout Sinyal Sistem 1 Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Tujuan: •Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit. •Siswa mampu menjelaskan dasar proses sampling. •Siswa mampu menggambarkan operasi dasar sinyal

Upload: trannga

Post on 30-Dec-2016

253 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 1

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Tujuan:

•Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkaitdengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyalwaktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit.

•Siswa mampu menjelaskan dasar proses sampling.

•Siswa mampu menggambarkan operasi dasar sinyal

Page 2: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 2

Sub Bab:1.1. Pengantar1.2. Sinyal Waktu Kontinyu1.3. Sinyal Waktu Diskrit1.4. Sinyal Sinusoida1.5. Proses Sampling1.6. Operasi Dasar Sinyal

Page 3: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 3

1.1. PengantarSinyal x(t):memiliki nilai real atau nilai skalar yang merupakanfungsi dari variabel waktu t

Contoh yang sudah umum:• gelombang tegangan dan arus yang terdapat pada suatu rangkaianlistrik

•sinyal audio seperti sinyal wicara atau musik•sinyal bioelectric seperti electrocardiogram (ECG) atauelectroencephalogram (EEG)

•gaya-gaya pada torsi dalam suatu sistem mekanik•laju aliran pada fluida atau gas dalam suatu proses kimia

Page 4: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 4Gambar 1.1 Segmen sinyal berbunyi ‘sukolilo’

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000-0.03

-0.02

-0.01

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

sampel

mag

nitu

deSinyal suara Sukolilo.wav

Contoh Sinyal suara

Page 5: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 5

1.2. Sinyal Waktu Kontinyu

sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog:ketika memiliki nilai real pada keseluruhan rentangwaktu t yang ditempatinya

( ) ( )∞∞−∈ ,tfdidefinisikan dengan persamaan matematis

(1-1)

Page 6: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 6

Contoh Sinyal Waktu Kontiyu

• Fungsi Step• Fungsi Ramp• Impulse• Sinyal Periodik

Page 7: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 7

• Fungsi Step

⎩⎨⎧

<≥

=0,00,1

)(tt

tu

2

1

- 2 -1 0 1 2 t

u(t)

Gambar 1.2 a. Fungsi Step

(1-2)

Page 8: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 8

2

1

- 2 -1 0 1 2 t

u(t)

Gambar 1.2 b. Fungsi ramp

•Fungsi Ramp

⎩⎨⎧

<≥

=0,00,

)(ttt

tr

Fungsi ramp (tanjak) r(t) didefinisikan secara matematik

(1-3)

Page 9: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 9

• ImpulseUnit impulse δ(t) juga dikenal sebagai fungsi delta atau distribusiDirac didefinisikan sebagai:

δ(t) = 0, untuk t 0

( ) 1=∫−

λλδε

ε

d

untuk nilai real ε > 0

t

u (t)

−1/(2A) + 1/(2A)

Gambar 1.3 Fungsi impulse δ(t)

(1-4)

Page 10: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 10

• Impulse 2

Untuk suatu nilai real K, maka Kδ(t) merupakan sebuahimpulse dengan area K. Ini dapat didefinisikan sebagai:

( ) KdK =∫−

λλδε

ε

Kδ(t) = 0 untuk t=0

untuk suatu nilai real ε >0

t

Kδ (t)

0

Gambar 1.4 Fungsi impulse Kδ(t)

(1-5)

Page 11: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 11

• Sinyal PeriodikDitetapkan T sebagai suatu nilai real positif. Suatu sinyal waktu kontinyu x(t) dikatakan periodik terhadap waktu dengan periode T jika

x(t + T) = x(t) untuk semua nilai t, ∞<<∞− t

Suatu contoh pada suatu sinyal periodik adalah suatu sinyal sinusoidax(t) = A cos(ωt + θ)

Dimana:A = amplitudoω = frekuensi dalam radian per detik (rad/detik)θ= fase dalam radian.

Frekuensi f dalam hertz (Hz) atau siklus per detik adalah sebesar f = ω/2π.

(1-6)

(1-7)

Page 12: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 12

• Sinyal Periodik 2

( ) ( )θωθπωθωπω +=++=⎥

⎤⎢⎣

⎡+⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ + tAtAtA cos2cos2cos

-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2-1

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

Gambar 1.5. Sinyal periodik sinusoida

t

x 2π

(1-8)

Page 13: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 13

Contoh pembangkitan sinyal kontinyu dengan Matlab

Coba anda bangkitkan sebuah sinyal periodic sinusoida y = sin(2πft + θ), dengan frekuensinya senilai 5Hz, sedangkan fase awalnya 45o.

t1=0:1:200; %waktu dari 0 sampai 200f=5; % frekuensi 5HzT=100; % normalisasi T=100t=t1/T; % proses normalisasi waktuy=sin(2*pi*f*t - pi/4); %pembangkitan sinus dengan fase awal 45o

plot(t,y) %penggambaran hasil pembangkitan

Page 14: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 14

Hasilnya . . .

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2-1

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

Gambar 1.6 Contoh hasil pembangkitan sinyal sinusoida

Page 15: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 15

Untuk lebih memahami penggunaan Perangkat Lunak Matlab untukvisualisasi Sinyal dan Sistem, sebaiknya anda lihat di file….

Penggunaan Perangkat Lunak untuk Simulasi

Page 16: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 16

1.3. Sinyal Waktu DiskritPada kasus sinyal diskrit x[t] t disebut sebagai variabel waktu diskrit (discrete time variable) jika t hanya menempati nilai-nilai diskrit t = tn untuk beberapa rentang nilaiinteger pada n. Sebagai contoh t dapat menempati suatu nilai integer 0,1,2,3,…; dalam hal ini t = tn= n untuk suatu nilai n = 0,1,2,3,…

Berikut ini digambarkan sebuah sinyal diskrit yang memiliki nilaix[0] = 1, x[1] = 2, x[2] = 1, x[3] = 0, dan x[4] = -1. Sementara nilai untuk x[n] yang lain adalah nol

Page 17: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 17

Hasilnya

-2 -1 0 1 2 3 4 5 6-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

n

x[n]

Gambar 1.7. Contoh sebuah sinyal diskrit

Page 18: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 18

• Sinyal Diskrit dan Sinyal Digital

Pada kasus sinyal digital, sinyal diskrit hasil proses sampling diolah lebih lanjut. Sinyal hasil sampling dibandingkandengan beberapa nilai threshold tertentu sesuai denganlevel-level digital yang dikehendaki.

Apabila suatu nilai sampel yang didapatkan memiliki nilailebih tinggi dari sebuah threshold maka nilai digitalnyaditetapkan mengikuti nilai integer diatasnya, tetapiapabila nilainya lebih rendah dari threshold ditetapkannilainya pengikuti nilai integer dibawahnya. Proses inidalam analog-to-digital conversion (ADC) juga dikenalsebagai kuantisasi.

Page 19: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 19

ContohDari sinyal diskrit terbangkit pada contoh sebelumnya ditetapkanuntuk level digital sebanyak 11, mulai dari 0 sampai 10. Dan padakasus ini ditetapkan threshold sebanyak 10 atau level kuantisasisebesar +0.5 terhadap nilai integer. Beri gambaran bentuk sinyaldiskrit dan sinyal digital yang dihasilkan.

Penyelesaian:Dengan mengacu kasus di atas dapat dibuat aturan seperti tabel berikut:

Nilai diskrit Nilai Digitals[n] < 0.5 00.5 < s[n] < 1.5 11.5 < s[n] < 2.5 22.5 < s[n] < 3.5 33.5 < s[n] < 4.5 44.5 < s[n] < 5.5 55.5 < s[n] < 6.5 66.5 < s[n] < 7.5 77.5 < s[n] < 8.5 88.5 < s[n] < 9.5 99.5 < s[n] 10

Page 20: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 20

Gambar 1.8 Sinyal diskrit dan digital

0 5 10 15 200

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

a. s iny al dis k rit0 5 10 15 20

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

b. s iny al digital

Page 21: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 21

Contoh-contoh Sinyal Waktu Diskrit

•Sekuen Konstan•Sekuen Impulse •Unit Step •Sekuen Rectangular (persegi) •Sinusoida Diskrit

Page 22: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 22

• Sekuen KonstanSinyal ini dihasilkan dari sampling sinyal waktu kontinyu yang nilainya konstan, misalnya sinyal DC. Bentuk sinyal waktu diskrit untuk representasinya berupa deretanpulsa-pulsa bernilai sama mulai dari negatif tak berhingga sampai dengan positif takberhingga. Gambaran matematis untuk sinyal ini adalah seperti berikut.

f(nT) = 1 untuk semua nilai n

Gambar 1.9 Sekuen konstan dengan nilai 1

(1-9)

Page 23: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 23

• Sekuen ImpulseSekuen impuls bukan merupakan bentuk sampel dari suatu sinyal waktu diskrit. Sekuen impulse pada saat bernilai 1 untuk titik ke-10 dan yang lainnya bernilainol dapat didefinisikan sebagai

⎩⎨⎧ =

=lainyangnuntuk

nuntukn

0101

][δ

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 500

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Gambar 1.10 Sekuen impulse

(1-10)

Page 24: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 24

• Unit StepSebuah sekuen unit step untuk satu kasus dimana nilainya =1 untuk nilai n >= 10 dan bernilai 0 untuk k sebelumnya dapat didefinisikan sebagai:

⎩⎨⎧

<≥

=200201

)(njikanjika

nq

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 500

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Gambar 1.11. Sekuen unit step

(1-11)

Page 25: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 25

• Sekuen Rectangular (persegi)

Kita tetapkan suatu variabel L dengan nilai positif integer. Sebuah fungsi pulsa rectangular waktu diskrit pL[n] denganpanjang L dapat didefinisikan sebagai

⎩⎨⎧ ≤≤−

=lainyangn

NnNjikanPL 0

1][

. . . −3 –2 –1 0 1 2 3 ….

Gambar 1.12. Sekuen rectangular

(1-12)

Page 26: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 26

• Sinusoida Diskrit

Sebuah sinyal diskrit x[n] akan menjadi bentuk sinyal diskrit periodic apabila terjadi perulangan bentuk setelah suatu periode r tertentu.

x[n+r] = x[n]

Pada suatu kasus sinyal sinus: x[n] = A cos(Ωn +θ)

Contoh:Gambarkan sebuah sinyal sinus diskrit dengan periode Ω = π/5 dan fase awal θ = 0.

Penyelesaian: Dengan mamanfaatkan software Matlab akan didapatkan gambaran untuk suatu fungsiperiodik x[n] = A cos(Ωn +θ) seperti pada gambar berikut.

(1-13)

Page 27: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 27

-10 -5 0 5 10 15 20 25 30-1

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

Gambar 1.13. Sinyal sinus diskrit

Page 28: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 28

1.4. Sinyal Sinusoida• Semua sinyal yang ada di dalam proses

pengolahan sinyal dapat didekati denganmodel dasar sinyal sinus

• Lebih mudah dipahami karena bentuknyasederhana

• Memiliki frekuensi tunggal

Page 29: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 29

• Parameter pada Sinyal Sinus

y(t) = A sin(2πft + θ)

dimana:A = amplitudo (dalam nilai real)f = frekuensi (dalam Hz)θ = fase awal sinyal (antara 0 ~ 360o)

juga sering dinyatakan dalam radian (0 ~ 2π radiant)

Sebagai contoh:

y(t) =5 sin(2πft) = 5 sin(2π2t)

Ini berarti: Amplitudo = 5Frekuensi = 2 HzFase awal = 0o

(1-14)

Page 30: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 30

Amplitudo

Periode = 1/frekuensi

Page 31: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 31

1. Gambarkan sebuah sinyal sinus waktu kontinyudengan periode Τ =0,2 dan fase awal θ = 0.

2. Gambarkan sebuah sinyal sinus diskrit denganperiode Ω = 2π dan fase awal θ = 90o.

3. Gambarkan sebuah sinyal sinus diskrit denganperiode Ω = 5π dan fase awal θ = 0.5 π radiant.

Contoh-Contoh Soal Latihan:

Page 32: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 32

1.5. SamplingProses pengambilan sampel ini disebut sebagai sampling dan dilakukansecara periodik setiap T detik yang kemudian dikenal sebagai periodesampling. Proses pengambilan sampel bisa dilakukan dalam waktu ts (time sampling) yang jauh lebih kecil dibanding T. Dengan demikian output yang dihasilkanberupa pulsa-pulsa sinyal tersampel.

Page 33: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 33

Rangkaian Sampling

ts R SinyalTersampel

SinyalInput

Page 34: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 34

Contoh

Diberikan sebuah sinyal sinus dalam waktu kontinyu yang memiliki bentukutuh satu peroide. Sebagai bentuk penyederhanaan dianggap bahwa sinyaltersebut memiliki frekuensi 1 Hz dan fase awalnya nol, serta amplitudo 5 Volt. Untuk penggambaran sinyal diskrit sinus dilakukan pengambilansampel sebanyak 16 dengan periode sampling yang uniform. Gambarkanbentuk sinyal sinus tersebut dalam waktu kontinyu dan dalam waktu diskrit.

Penyelesaian:Bentuk penggambaran sinyal diskrit adalah berupa titik-titik sampel yang diambil pada periode tertentu untuk sinyal sinus yang disampel

Page 35: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 35

Gambaran hasil sampling

0 2 4 6 8 10 12 14 160

2

4

6

8

10

t/16 detik

x(t)

0 2 4 6 8 10 12 14 160

2

4

6

8

10

n

x(n)

Gambar 1.14 Gambaran sinyal kontinyu dan sinyal diskrit

Page 36: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 36

1.6. Operasi Dasar Sinyal

berlaku untuk sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu diskrit

• Atenuasi (Pelemahan)• Amplifikasi (Penguatan)• Delay (Pergeseran)• Penjumlahan• Perkalian

Page 37: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 37

• Atenuasi

Sinyalmasuk

Sinyalkeluar

Media transmisi(kanal)

Gambar 1.15 Pelemahan suatu sinyal

Dalam bentuk pendekatan operasi matematika, peristiwa ini dapatdiberikan sebagai berikut:

h(t) = a*s(t)

Dalam hal ini nilai a<1, yang merupakan konstanta pelemahan yang terjadi.

(1-15)

Page 38: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 38

Contoh atenuasi

Sebuah sinyal sinus s(t) = 2sin(2πfst) melalui suatu medium kanal yang bersifat meredam dengan konstanta atenuasi 0,5. Berikan gambaranbentuk sinyal sebelum dan sesudah melalui medium.

Penyelesaian:Bentuk sinyal setelah melalui medium merupakan hasil kali sinyal masukdengan konstanta redaman yang dimiliki kanal yang dilaluinya. Denganmemanfaatkan persamaan matematik di atas diperoleh bentuk sinyalkeluaran sebagai berikutso(t) = 0,5*s(t) = 0,5*2sin(2πfst) = sin(2πfst)

Page 39: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 39

Gambar 1.16 Contoh pelemahan pada sinyal sinus

0 50 100 150 200 250-2

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

SinyalAsli

SesudahPelemahan

Page 40: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 40

• Amplifikasi

Dalam bentuk penyederhanaan persamaan matematis, bentukoperasinya sama dengan atenuasi, tetapi dalam hal ini konstanta a >1

Contoh:Sebuah sinyal sinus s(t) = 2sin(2πfst) dikuatkan dengan sebuah suaturangkaian dengan gain 2x. Berikan gambaran bentuk sinyal sebelumdan sesudah melewati rangkaian penguat.

Penyelesaian:Bentuk sinyal setelah melalui rangkaian hasil kali sinyal masukdengan gain. Dengan memanfaatkan persamaan matematik di atasdiperoleh bentuk sinyal keluaran sebagai berikutso(t) = 2*s(t) = 2*2*sin(2πfst) = 4 sin(2πfst)

Page 41: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 41

Contoh Amplifikasi

0 50 100 150 200 250-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Gambar 1.17 Contoh penguatan pada sinyal sinus

SesudahPenguatan

SinyalAsli

Page 42: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 42

• Pergeseran

Delayu(t) u(t + ∆t)

Gambar 1.18 Operasi pergeseran waktu pada sinyal

u(t)

t

1

a) Kondisi awal sinyalt

u(t - ∆t)

1

b) Kondisi sinyal setelah bergeser

Gambar 1.19 Pergeseran pada sinyal

(1-16)

Page 43: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 43

• Penjumlahan

Sinyal 1

Sinyal 2

Sinyal 3(hasil jumlahan)

Gambar 1.20 Operasi penjumlahan dua sinyal.

Secara matematik dapat diberikan sebagai berikut:g(t) = f(t) + h(t) (1-17)

Page 44: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 44

Contoh Penjumlahan Sinyal

0 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0-1

0

1

0 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0-1

0

1

0 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0-2

0

2

Gambar 1.21. Contoh penjumlahan pada sinyal sinus

Sinyal sinus f(t) = sin(4πfct) dijumlahkan dengan sinyal h(t) = sin(8πfct). Proses penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan komponen sinyal f(t) dan sinyal h(t) untuk setiap nilai t yang sama. Dalam matematis dituliskan

g(t) = f(t) + h(t) = sin(4πfct) + sin(8πfct)

Page 45: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 45

• Perkalian

Sinyal 1

Sinyal 2

Sinyal 3(hasil perkalian)

Gambar 122. Operasi perkalian dua sinyal.

Secara matematik dituliskan sebagai berikut:g(t) = f(t) x h(t)

Dalam operasi matemati perkalian antar dua sinyal,setiap komponen ke-t sinyal sinyal pertama dikalikan dengankomponen ke-t sinyal ke dua.

(1-18)

Page 46: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 46

Contoh Perkalian Sinyal

Sebuah pemancar AM DSB-SC menggunakan operasi perkaliandalam proses modulasi sinyal informasi si = 2 sin(2πfst) dan sinyalcarrier sc = 4 sin (2πfct). Nilai fs = 1 sedangkan fc=8. Bagaimanagambaran proses operasi perkalian kedua sinyal diatas? Dan bagaiman bentuk sinyal akhir yang dihasilkan?

Penyelesaian:Setiap komponen sinyal ss(t) dikalikan dengan komponen sinyal sc(t) untuk setiap nilai t yang sama. Bentuk persamaan matematik dituliskansebagai berikut:s(t) = si (t) x sc (t)

=2sin(2πfst) x 4sin (2πfct)

Page 47: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 47

0 50 100 150 200 250-2

0

2

0 50 100 150 200 250-5

0

5

0 50 100 150 200 250-10

0

10

Gambar 1.23. Contoh perkalian pada sinyal sinus

Si(t)

Sc(t)

S(t) = Si(t)xSc(t)

Page 48: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 48

Soal-soal untuk diselesaikan secara analitis

1. Beri gambaran sebuah sinyal waktu-kontinyu yang bersifat periodik berupasinyal sinus dengan frekuensi f = 5 Hz, dan fase awal θ = π/2 radiant.

2. Ulangi langkah tersebut untuk nilai f = 10 Hz, 20 Hz dan 30 Hz sementarafase awalnya ditetapkan θ = 0 untuk semua kasus diatas.

3. Berikan persamaan untuk sinyal seperti Gambar berikut ini:

-2 -1 0 1 2 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

1

2

1

a. b.

Gambar 1.24 Contoh gambaran persoalan

Page 49: Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Handout Sinyal Sistem 49

Soal-soal untuk diselesaikan melalui Matlab

1. Bangkitkan sinyal sinus pada soal nomor 1 dengan menggunakan Matlabuntuk waktu dari t = 0 sampai t = 2 detik.

2. Bangkitkan sebuah sinyal sinus s1(t) = sin(8πfct) dan jumlahkan dengansebuah sinyal s2(t) = sin(5πfct + 0.5π). Berikan gambaran hasilpenjumlahan kedua sinyal tersebut.

3. Bangkitkan sebuah sinyal sinus s1(t) = sin(2πfst) dan kalikan dengansebuah sinyal s2(t) = sin(5πfct). Berikan gambaran hasil perkalian keduasinyal tersebut.

4. Sebuah kanal memiliki sifat melemahkan sinyal yang dilaluinya sehinggamenyebabkan level sinyal yang lewat turun 20%. Apabila sebuah sinyalsinus memiliki persamaan s1(t) = sin(5πfct), dengan fc=10, maka berigambaran bentuk sinyal sebelum dan sesudah atenuasi.

5. Sebuah sistem penguat memiliki gain 2,5x. Apabila sebuah sinyal sinus memiliki persamaan s1(t) = sin(5πfct), bagaimanakah bentuk sinyalsebelum dan sesudah amplifikasi terjadi?