bab 1 pendahuluan - binus librarylibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/2008-2-00505... ·...
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK) merupakan produsen
penghasil karung plastik, yang antara lain digunakan untuk tepung terigu
dan semen. Konsumen utama dari PT. IAK adalah PT. Bogasari Flour Mills
dan PT. Indocement.
Produk berkualitas dengan harga bersaing dan pengiriman tepat
waktu merupakan tuntutan dari setiap konsumen. Untuk menghasilkan
produk yang memenuhi tuntutan tersebut, perusahaan perlu memfokuskan
perhatiannya pada bagian produksi, terutama mesin dan operator, yang
merupakan pendukung utama dalam suatu proses produksi.
Operator memiliki peranan penting dalam menjalankan mesin
dan pencapaian target produksi. Kecepatan operator dalam bekerja dapat
ditingkatkan dengan mengamati langkah dan cara kerja operator, sehingga
nantinya didapatkan cara kerja yang cepat dan efisien.
Operator yang dapat bekerja dengan cepat dan tepat tentunya
memiliki produktivitas tinggi, sehingga target produksi lebih cepat dicapai.
Dengan demikian, operator telah membantu perusahaan dalam memenuhi
2
tuntutan konsumen akan pengiriman tepat waktu. Meski demikian, secepat
apapun operator bekerja, target produksi tidak akan tercapai jika mesin yang
digunakan sering rusak, tidak berjalan dengan optimal, atau bahkan tidak
dapat beroperasi sama sekali. Untuk itu, sistem perawatan mesin dan
peralatan produksi harus terus dikembangkan, sehingga mesin selalu dapat
berjalan optimal kapanpun dibutuhkan untuk berproduksi. Kombinasi antara
operator dan mesin handal akan membantu perusahaan dalam memenuhi
tuntutan konsumen, yakni produk berkualitas dengan harga bersaing dan
pengiriman tepat waktu.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya rata – rata pencapaian target produksi harian di mesin SBY
150 untuk tipe karung AKU 60-11.11-800 yang hanya 491.84 m /
shift. Sedangkan target produksi 561 m / shift.
2. Tingginya frekuensi minor stoppages di tiap mesin, dengan rata – rata
29 kali minor stoppages / shift / mesin. Standar yang ditetapkan
perusahaan 15 kali minor stoppages / shift / mesin.
3. Karena 1 operator menangani empat mesin, maka ketika terjadi minor
stoppages pada beberapa mesin pada saat yang sama, mesin
mengalami idle (menunggu). Waktu tunggu rata – rata tiap mesin
cukup tinggi, yaitu 41 detik / mesin / kejadian minor stoppages.
3
Perusahaan menginginkan rata – rata waktu tunggu per mesin 10 detik
/ mesin / kejadian minor stoppages.
4. Rusaknya komponen tertentu akan berakibat pada meningkatnya
frekuensi minor stoppages (putus lusi).
Dengan demikian, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana cara mengefisienkan gerakan kerja operator dalam
menangani minor stoppages, sehingga waktu pengerjaannya dapat
berkurang (diminimalkan).
2. Bagaimana cara memprediksi waktu yang tepat dalam menentukan
jadwal perawatan dan penggantian komponen mesin, agar jumlah
kerusakan dan lama downtime mesin dapat diminimalkan.
1.3 Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki,
serta agar pembahasan skripsi ini dapat lebih terarah, maka penulis
memberikan ruang lingkup masalah sebgai berikut :
1. Observasi hanya dilakukan pada mesin – mesin di divisi mesin
circular. Tetapi untuk pembahasan dibatasi pada mesin dengan
pencapaian target produksi terrendah serta memiliki frekuensi
kemunculan minor stoppages yang tinggi.
4
2. Perhitungan frekuensi minor stoppages hanya dilakukan pada mesin
dengan pencapaian target produksi terrendah serta dilakukan pada shift
A (pagi) saja.
3. Kualitas dari benang yang digunakan dalam observasi diasumsikan
selalu sama.
4. Pengamatan dan pembahasan dalam penanganan minor stoppages
hanya dilakukan pada dua jenis minor stoppages dengan frekuensi dan
waktu pengerjaan tertinggi. Operator yang diamati hanya satu dengan
kemampuan rata – rata.
5. Data downtime dihitung pada saat terjadi kerusakan mekanik.
Berhentinya mesin yang disebabkan rusak elektrik, checklist, dan
penggantian konstruksi (mengubah diameter karung) tidak
diperhitungkan.
5
1.4 Tujuan dan Manfaat
Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis mesin dengan pencapaian target produksi terrendah
dan frekuensi minor stoppages tertinggi.
2. Mengurangi waktu pengerjaan minor stoppages dan menentukan
waktu baku pengerjaannya.
3. Mengetahui komponen mesin yang akan mempengaruhi frekuensi
kemunculan minor stoppages tertentu, jika komponen tersebut rusak
secara tiba – tiba ketika mesin sedang beroperasi.
4. Menentukan selang waktu penggantian komponen kritis.
5. Menentukan selang waktu pemeriksaan optimal pada komponen kritis.
Sedangkan manfaaat dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi PT. IAK, sebagai bahan
masukan dan pertimbangan dalam pengembangan sistem produksi dan
pembuatan kebijakan – kebijakan di masa mendatang.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat menambah daftar pustaka bagi Universitas
Bina Nusantara, khususnya jurusan Teknik Industri.
6
3. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman penulis dalam menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh
selama perkuliahan ke sistem kerja yang sesungguhnya.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 Lokasi Perusahaan
PT. Inti Abadi Kemasindo (IAK) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pengolahan biji plastik menjadi karung plastik.
Perusahaan ini berada di kawasan industri Citeureup Jl. Muhara, Kecamatan
Citeureup, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat,dengan luas keseluruhan
pabrik � 82.054 m2.
1.5.2 Sejarah Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Bogasari Flour Mills Divisi
Packaging didirikan pada tanggal 2 januari 1977 dengan nama PT. ISM
Bogasari Flour Mills Textile Division, dengan tujuan memenuhi kebutuhan
akan kemasan berupa kantong. PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi
Packaging berbentuk perseroan dan bersifat penanaman modal dalam negeri
(PMDN). Letak perusahaan di desa Muhara, Kecamatan Citeureup,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
7
Semenjak berdirinya pabrik tepung terigu pada bulan November
1971 di Tanjung Priok dan tahun 1974 di Surabaya, kebutuhan akan
kantong terigu yang berbahan baku kain blacu masih dipasok dari pabrik
tekstil yang terdapat di sekitar Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tepung terigu merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok,
maka menjelang hari raya lebaran, Natal dan Tahun Baru, permintaan akan
tepung terigu meningkat, berarti kebutuhan akan kantong terigu juga
meningkat. Di lain pihak, kebutuhan akan sandang juga mengalami
peningkatan. Pada saat itu, memproduksi bahan sandang lebih
menguntungkan daripada memproduksi kain blacu untuk kantong terigu,
sehingga pabrik – pabrik pemasok kantong terigu untuk Bogasari
mengurangi produksi kain blacunya. Akibatnya, stock blacu berkurang dan
harga blacu menjadi tidak stabil. Karena alasan tersebut maka didirikan
pabrik kain blacu PT. Bogasari Flour Mills Textile Division di Citeureup
dengan jumlah mesin 1.000 unit.
Pada bulan Agustus 1992, PT. Bogasari Flour Mills Textile Division
diakuisi masuk dalam PT. Indocement Tunggal Prakarsa sehingga menjadi
PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Bogasari Flour Mills Textile
Division.
Juni 1995, PT. ITP Bogasari Flour Mills Textile Division diakuisi
masuk dalam PT. Indofood Makmur sehingga menjadi PT. Indofood Sukses
Makmur (ISM) Bogasari Flour Mills Textile Division.
8
Pada tahun 1999, PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi Packaging
selain memproduksi kantong blacu juga menghasilkan karung plastik.
Pada tanggal 1 Januari 2003 kegiatan usaha PT. ISM Bogasari Flour
Mills Divisi Packaging dialihkan menjadi PT. Inti Abadi Kemasindo (IAK)
sampai saat ini.
1.5.3 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Menjadi 5 besar produsen kemasan dengan bahan baku
Polyprophylene/Polyethylene (PP / PE) terbaik untuk Industrial Product
di ndonesia pada tahun 2009.
2. Misi Perusahaan
Menghasilkan kemasan dengan bahan baku PP / PE / kain untuk
industrial product dengan harga bersaing, mutu terjamin, dan
pengiriman tepat waktu.
Memperkuat daya saing dengan menggunakan teknologi tepat guna,
pengembangan produk baru dan meningkatkan sumber daya manusia
seutuhnya.
9
3. Nilai Perusahaan
a. Integritas
Setiap insan IAK melaksanakan pekerjaanya dengan itikad baik,
jujur, bertanggung jawab, dan penuh pengabdian kepada
pelanggan, mitra usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para
pemegang saham.
b. Keunggulan
Setiap insan IAK memberikan yang terbaik kepada pelanggan, mitra
usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham.
c. Kepedulian
Perusahaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat banyak. Oleh karena itu setiap insan IAK senantiasa
memperhatikan kepentingan pelanggan, mitra usaha, masyarakat,
sesama karyawan, dan para pemegang saham, serta lingkungan
hidup.
d. Kebersamaan
Manusia saling membutuhkan untuk dapat hidup dan tumbuh
bersama. Dalam berinteraksi terhadap sesama, setiap insan IAK
menjunjung tinggi harkat, martabat, kesetiakawanan, dan gotong
royong.
10
e. Keterbukaan
Setiap insan IAK senantiasa berupaya membangun komunikasi dua
arah dan selalu berpikir positif dalam memberi dan menerima
informasi, saran, kritik demi kebaikan dan kemajuan bersama.
1.5.4 Struktur Organisasi
Organisasi merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins, 1994). Struktur
organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada
siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan
diikuti. Struktur organisasi yang digunakan PT. IAK adalah sistem
organisasi garis dan staff dimana dalam kegiatan operasionalnya bawahan
bertanggung jawab langsung kepada atasan dan manajer mendapat bantuan
dari staff dalam menjalankan tugas.
Disusunnya struktur organisasi yang terdapat didalam PT. IAK
bertujuan untuk menjalin suatu koordinasi yang baik dalam pelaksanaan
tugas pada setiap bagian fungsional, sehingga setiap anggota organisasi
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, penetapan struktur
organisasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan
11
perusahaan, yaitu untuk menjaga kelancaran dan untuk mencapai sasaran
serta tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
PT. IAK merupakan Strategic Bussines Unit (SBU) packaging yang
dipimpin oleh Operating Profit Unit (OPU) Head yang membawahi enam
departemen, yaitu Sales and Marketing, Manufacturing, Product Planning
and Development, Human Resources, Finance and IT, dan Procurement.
Setiap departemen dipimpin oleh seorang manajer. Struktur organisasi PT.
IAK dapat dilihat pada Diagram berikut :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK)
(Sumber : Arsip Perusahaan)
Peranan dari masing-masing pimpinan dijelaskan sebagai berikut :
1. OPU ( Operating Profit Unit ) Head
Tujuan dan Peran :
Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi
perencanaan strategi dan pelaksanaan keseluruhan operasi OPU
(Operating Profit Unit) serta untuk memastikan kelancaran dan
12
perkembangan usaha sesuai perencanaan secara konsisten, efisien, dan
tepat waktu.
2. Manager of Sales and Marketing
Tujuan dan Peran :
Merancanakan, mengorganisasikan, mengawasi, mengkoordinasikan,
dan mengevaluasi pengembangan, pemasaran, penetapan harga jual, dan
jaringan pemasaran, serta untuk menjamin tercapainya target penjualan.
3. Manager of Manufacturing
Tujuan dan Peran :
Merancanakan, mengorganisasikan, melakukan koordinasi dengan
bagian-bagian lain yang terkait, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi pelaksanaan keseluruhan proses produksi, serta
memastikan tercapainya target produksi yang sesuai dengan standar
mutu yang telah ditentukan secara konsisten, efisien, dan tepat waktu.
4. Manager of Product Planning and Development
Tujuan dan Peran :
Merencanakan, membuat, mengorganisasikan, memonitor,
mengendalikan, dan mengevaluasi pengembangan produk. Mengontrol
kualitas produk, sistem mutu, perencanaan produksi, dan penyimpanan
barang serta menjamin terlaksananya proses perencanaan dan
pengembangan produk secara akurat sesuai dengan perencanaan
marketing serta menjaga efisiensi.
13
5. Manager of Human Resources
Tujuan dan Peran :
Merencanakan, mengelola, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan
pengembangan dan konseling karyawan dengan mengakomodasi
kepentingan perusahaan, tantangan bisnis eksternal, serta kebutuhan
karyawan, merancang sistem pelaksanaan penilaian dan compensation
and benefit yang adil bagi karyawan, merencanakan serta
mengendalikan upaya sosialisasi dan implementasi visi, misi, dan
peraturan perusahaan serta untuk menjamin tercapainya kualitas Sumber
Daya Manusia ( SDM) yang kompeten dan mampu menjawab tantangan
perkembangan bisnis perusahaan.
6. Manager of Finance and IT
Tujuan dan Peran :
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi
pelaksanaan sistem dan kegiatan keuangan seluruh departemen untuk
menjamin sistem keuangan dan penggunaan dana dilakukan secara
efisien dan efektif serta penyediaan sistem aplikasi IT dan untuk
menjamin sistem aplikasi IT yang tepat guna dan handal.
7. Manager of Procurement
Tujuan dan Peran :
Merencanakan, mengorganisasikan, dan mengendalikan kegiatan
pengadaan barang dan jasa serta untuk memastikan terpenuhinya
14
kebutuhan barang dan jasa secara efisien dan tepat waktu dengan
mengikuti standar dan prosedur yang berlaku.
1.5.5 Proses Pengolahan Produksi
PT. IAK memproduksi beberapa jenis produk, diantaranya :
1. Polyprophylene (PP), mulai tahun 1999
2. PP Laminating / Sandwich industri semen, mulai tahun 2000
3. Caligo Bags, mulai tahun 1977 jenis produk ini sudah tidak diproduksi
lagi, mengingat harga bahan baku untuk membuat jenis karung ini lebih
mahal dan sulit didapat dari bahan baku plastik.
PT. IAK merupakan sebuah perusahaan pembuat kantong karung
plastik dengan bahan baku utama berupa biji plastik polyprophylene 34605
dan campuran bahan yang disebut haipet 60 p. Dari campuran tersebut dapat
dibuat bermacam – macam jenis karung, yaitu : ST 8.900, BSF 12.950, IDC
9.900, EXPO 12.900.
15
Tabel 1.1 Jenis karung yang dihasilkan serta target dan satuanya
(Sumber : Arsip Perusahaan)
JENIS KARUNG
LEBAR BENANG
MESH/DINIER DINIER TARGET PRODUKSI
TEBAL BENANG
(mm) 100% (mm)199kg/jam
1,595 kg/shift
302 kg/jam
2,418 kg/shift
233 kg/jam
1,861 kg/shift
307 kg/jam
2,457 kg/shift
1
EXPO 12.900 2.3 12x12/900 EXPO 900 1
IDC 9.900 2.8 9x9/900 IDC 900
1
BSF 12.950 2.3 12x12/950 BSF 950 1
ST 8.900 3.2 8x8/900 STD 900
Spesifikasi penggunaan bahan baku dan jenis karung yang akan
digunakan yaitu :
High plastic strength dengan menggunakan ST 8.900 digunakan untuk
bahan karung Bogasari.
High plastic strength dengan menggunakan BSF 12.950 digunakan
untuk bahan karung Bogasari.
High plastic strength dengan menggunakan IDC 9.900 digunakan untuk
bahan karung Polos.
High plastic strength dengan menggunakan EXPO 12.900 digunakan
untuk bahan karung mijo (karung plastik untuk diekspor).
16
PT. IAK dalam kegiatan proses produksinya menggunakan sistem
continuous process (proses pemesinan yang terus menerus) untuk dapat
memenuhi banyaknya kebutuhan customer akan kantung karung terigu.
Diagram 1.1 Aliran Proses Produksi
17
1.5.5.1 Proses di Mesin Extruder
Gambar 1.2 Mesin Extruder
Pada mesin extruder, biji plastik diolah menjadi gulungan benang
plastik (bobin), yang berupa (bobin) benang pakan dan (bobin) benang lusi.
Proses pada mesin ini dibagi ke dalam beberapa tahapan, yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Proses Pemompaan
Gambar 1.3 Proses Pemompaan pada Mesin Extruder
18
Dalam proses ini, dua bagian bahan yaitu berupa bahan
polypropylyne dan bahan Haipet 60 p, yang berada di dalam bak yang
terpisah, dipompa untuk dilakukan pencampuran kedua bahan tersebut
sesuai dengan komposisi dari masing - masing campuran tersebut. Proses
pencampuran menggunakan motor listrik (Auto louders.) dengan daya
1900W, dengan voltage 380 V, dan frekuensi 50-60 Hz.
(Sumber : Arsip Perusahaan)
Gambar 1.4 Biji Plastik (Pelet)
Berikut langkah – langkah yang dilakukan pada proses
pemompaan :
Kedua bahan tersebut dipompa masuk ke dalam hopper kemudian
dihaluskan dengan pisau mixer.
Setelah bahan setengah halus langsung turun ke timbangan (Dosing)
19
Setelah takaran sesuai kemudian bahan tersebut masuk ke dalam
barrel, yang terdapat scru di dalamnya dengan temperatur maksimal
280 0 C.
Setelah itu bahan tersebut disaring dengan plat baja dengan panjang
yang telah ditentukan.
Setelah disaring, masuk ke dalam mulut dies, dengan temperatur
270 0 C.
Setelah masuk ke dalam mulut dies dengan temperatur 2700 C bahan
tersebut turun ke dalam bak air, dengan tujuan pendinginan dan
pembentukan lembaran plastik yang disebut film.
Gambar 1.5 Tahapan Proses Pemompaan di Mesin Extruder
(Sumber : Arsip Perusahaan)
20
2. Proses Pengepresan
Pada proses ini, pengepresan bahan dilakukan dengan
menggunakan roll karet dan roll besi, yang merupakan bagian dari
traction unit, tujuannya adalah supaya permukaan bahan rata.
Film yang sudah terendam air kemudian dilanjutkan dengan
pengerolan melalui roll penyangga.
Setelah masuk ke dalam roll penyangga kemudian masuk ke dalam
roll take up berupa roll karet dan besi.
Kemudian dihubungkan dengan roll penghubung yang terpasang silet
pada roll, guna memotong lembaran film menjadi helaian benang.
Gambar 1.6 Traction Unit
(Sumber : Arsip Perusahaan)
21
Kemudian masuk ke dalam roll besi dan roll karet untuk mengepres
bagian film yang telah terpotong tersebut.
Semuanya digerakkan menggunakan motor listrik yang mempunyai
daya 13,500 Watt dengan kecepatan 40 m/menit.
3. Hot Streching Oven
Proses kerja mesin hot stretching oven adalah dengan cara
memanaskan benda kerja, panas di dalam mesin hot stretching oven di
usahakan merata ke seluruh permukaan film. Film tersebut disimpan
diatas oven agar mendapatkan pemanasan yang optimal, film yang sudah
terpotong masuk ke dalam boiler daya yang dibutuhkan harus mencukupi
yaitu 15,000 Watt dengan temperatur 2750 C semuanya itu digerakan
dengan motor listrik yang mempunyai 79,200 Watt dan mempunyai berat
2.5 ton.
Gambar 1.7 Hot Streching Oven
(Sumber : Arsip Perusahaan)
22
4. Streching Fixing Unit
Proses dengan menggunakan Streching Fixing Unit bertujuan
untuk proses pengolahan benang dari elastis menjadi plastis dan getas
dengan cara penarikan melalui roll-roll yang dilalui benang, dengan
tujuan supaya benang tersebut kuat dan tidak lentur (getas).
Gambar 1.8 Streching Fixing Unit
5. Tafe Winder
Proses dengan menggunakan mesin Tafe Winder bertujuan untuk
proses penggulungan benang plastik pada poros yang terpasang pada
motor listrik spindle.
Daya yang dibutuhkan untuk memutarkan poros dengan kekuatan 180
Watt.
Kecepatan tafe winder yang berputar dengan jarak 280 m/menit,
Diameter maksimal 160 mm.
Waktu yang dibutuhkan untuk menggulung benang selama 50 menit.
23
Gambar 1.9 Tafe Winder
Gambar 1.10 Gulungan Benang (Bobbin) yang Direject
1.5.5.2 Proses di Mesin Circular
Pemrosesan dengan menggunakan mesin circular bertujuan untuk
merajut helaian-helaian benang plastik menjadi karung dengan
menggunakan motor listrik melalui V-belt yang dihubungkan pada pully
utama atau roda gila yang berputar menggerakan konekting, ring, bot
konekting bergerak, dan tiang gun. Benang pakan yang akan digunakan
24
harus disiapkan terlebih dahulu, lusi yang terpasang harus memenuhi syarat
(bobin lusi besar dipasang di rak bobin lusi besar, bobin lusi kecil dipasang
di rak bobin lusi kecil), motor listrik harus stabil, dan peralatan mesin harus
diperiksa terlebih dahulu.
Gambar 1.11 Proses pada Mesin Circular
(Sumber : Arsip Perusahaan)
25
Gambar 1.12 Mesin Circular
(Sumber : Arsip Perusahaan)
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada mesin Circular:
Lebar karung
Pengaturan lebar karung berdasarkan ring circular yang digunakan, lebar
karung merupakan setengah keliling ring circular.
Pelumas
Pelumas digunakan adalah white oil yang berfungsi untuk mengurangi
gesekan antara benang dengan bagian mesin, dan antar benang, standar
pemakaian 8 – 12 tetes/menit.
26
1.5.5.3 Proses Printing di Mesin Roll to Roll
Proses dengan menggunakan mesin roll to roll bertujuan untuk
mencetak bahan dari karung polos (berupa gulungan karung polos yang
belum dicutting) dengan roll print. Terdapat dua fungsi penyetelan, yaitu
penyetelan manual dan penyetelan electrical. Penyetelan manual dilakukan
dengan bantuan operator, dimana peletakan gulungan karung dan
pengaturan posisi karung dilakukan oleh operator. Penyetelan electrical,
mulai dari meletakan gulungan karung dibantu oleh mesin pengangkat
(mesin Tracle) mengatur kecepatan dan posisi dengan control panel.
Selain proses printing seperti di atas, ada pula proses printing
manual yang dilakukan secara satu persatu oleh operator, dengan bahan
baku berupa karung yang telah melalui proses cutting.
Gambar 1.13 Printing Manual
(Sumber : Arsip Perusahaan)
27
Gambar 1.14 Mesin Printing Roll to Roll
(Sumber : Arsip Perusahaan)
1.5.5.4 Proses di Mesin Cutting Sewing
Proses dengan menggunakan mesin cutting sewing bertujuan untuk
memotong dan menjahit karung, baik gulungan karung yang telah selesai
diprint oleh mesin roll to roll, maupun gulungan karung polos dari mesin
circular.
28
Gambar 1.15 Mesin Cuting Sewing
(Sumber : Arsip Perusahaan)
1.5.5.5 Proses di Mesin Segel
Suatu prooses dengan menggunakan mesin segel bertujuan untuk
menyegel karung yang sudah jadi supaya produk dari perusahaan tidak
dapat ditiru oleh pihak lain, juga sebagai tanda (identitas) bahwa produk
tersebut betul – betul diproduksi oleh PT. IAK.
29
Gambar 1.16 Mesin Segel
(Sumber : Arsip Perusahaan)
1.5.5.6 Proses di Mesin Ball Press
Proses dengan menggunakan mesin ball press bertujuan untuk
mengepres produk yang sudah jadi untuk disetorkan ke gudang dan
kemudian dikirim ke pelanggan, setelah itu karung yang telah dipress diikat
dan dirapikan oleh operator untuk disetorkan ke bagian pengepakan.