bab 1 pendahuluan - binus librarylibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/2008-2-00505... ·...

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK) merupakan produsen penghasil karung plastik, yang antara lain digunakan untuk tepung terigu dan semen. Konsumen utama dari PT. IAK adalah PT. Bogasari Flour Mills dan PT. Indocement. Produk berkualitas dengan harga bersaing dan pengiriman tepat waktu merupakan tuntutan dari setiap konsumen. Untuk menghasilkan produk yang memenuhi tuntutan tersebut, perusahaan perlu memfokuskan perhatiannya pada bagian produksi, terutama mesin dan operator, yang merupakan pendukung utama dalam suatu proses produksi. Operator memiliki peranan penting dalam menjalankan mesin dan pencapaian target produksi. Kecepatan operator dalam bekerja dapat ditingkatkan dengan mengamati langkah dan cara kerja operator, sehingga nantinya didapatkan cara kerja yang cepat dan efisien. Operator yang dapat bekerja dengan cepat dan tepat tentunya memiliki produktivitas tinggi, sehingga target produksi lebih cepat dicapai. Dengan demikian, operator telah membantu perusahaan dalam memenuhi

Upload: others

Post on 11-May-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK) merupakan produsen

penghasil karung plastik, yang antara lain digunakan untuk tepung terigu

dan semen. Konsumen utama dari PT. IAK adalah PT. Bogasari Flour Mills

dan PT. Indocement.

Produk berkualitas dengan harga bersaing dan pengiriman tepat

waktu merupakan tuntutan dari setiap konsumen. Untuk menghasilkan

produk yang memenuhi tuntutan tersebut, perusahaan perlu memfokuskan

perhatiannya pada bagian produksi, terutama mesin dan operator, yang

merupakan pendukung utama dalam suatu proses produksi.

Operator memiliki peranan penting dalam menjalankan mesin

dan pencapaian target produksi. Kecepatan operator dalam bekerja dapat

ditingkatkan dengan mengamati langkah dan cara kerja operator, sehingga

nantinya didapatkan cara kerja yang cepat dan efisien.

Operator yang dapat bekerja dengan cepat dan tepat tentunya

memiliki produktivitas tinggi, sehingga target produksi lebih cepat dicapai.

Dengan demikian, operator telah membantu perusahaan dalam memenuhi

2

tuntutan konsumen akan pengiriman tepat waktu. Meski demikian, secepat

apapun operator bekerja, target produksi tidak akan tercapai jika mesin yang

digunakan sering rusak, tidak berjalan dengan optimal, atau bahkan tidak

dapat beroperasi sama sekali. Untuk itu, sistem perawatan mesin dan

peralatan produksi harus terus dikembangkan, sehingga mesin selalu dapat

berjalan optimal kapanpun dibutuhkan untuk berproduksi. Kombinasi antara

operator dan mesin handal akan membantu perusahaan dalam memenuhi

tuntutan konsumen, yakni produk berkualitas dengan harga bersaing dan

pengiriman tepat waktu.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya rata – rata pencapaian target produksi harian di mesin SBY

150 untuk tipe karung AKU 60-11.11-800 yang hanya 491.84 m /

shift. Sedangkan target produksi 561 m / shift.

2. Tingginya frekuensi minor stoppages di tiap mesin, dengan rata – rata

29 kali minor stoppages / shift / mesin. Standar yang ditetapkan

perusahaan 15 kali minor stoppages / shift / mesin.

3. Karena 1 operator menangani empat mesin, maka ketika terjadi minor

stoppages pada beberapa mesin pada saat yang sama, mesin

mengalami idle (menunggu). Waktu tunggu rata – rata tiap mesin

cukup tinggi, yaitu 41 detik / mesin / kejadian minor stoppages.

3

Perusahaan menginginkan rata – rata waktu tunggu per mesin 10 detik

/ mesin / kejadian minor stoppages.

4. Rusaknya komponen tertentu akan berakibat pada meningkatnya

frekuensi minor stoppages (putus lusi).

Dengan demikian, perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana cara mengefisienkan gerakan kerja operator dalam

menangani minor stoppages, sehingga waktu pengerjaannya dapat

berkurang (diminimalkan).

2. Bagaimana cara memprediksi waktu yang tepat dalam menentukan

jadwal perawatan dan penggantian komponen mesin, agar jumlah

kerusakan dan lama downtime mesin dapat diminimalkan.

1.3 Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki,

serta agar pembahasan skripsi ini dapat lebih terarah, maka penulis

memberikan ruang lingkup masalah sebgai berikut :

1. Observasi hanya dilakukan pada mesin – mesin di divisi mesin

circular. Tetapi untuk pembahasan dibatasi pada mesin dengan

pencapaian target produksi terrendah serta memiliki frekuensi

kemunculan minor stoppages yang tinggi.

4

2. Perhitungan frekuensi minor stoppages hanya dilakukan pada mesin

dengan pencapaian target produksi terrendah serta dilakukan pada shift

A (pagi) saja.

3. Kualitas dari benang yang digunakan dalam observasi diasumsikan

selalu sama.

4. Pengamatan dan pembahasan dalam penanganan minor stoppages

hanya dilakukan pada dua jenis minor stoppages dengan frekuensi dan

waktu pengerjaan tertinggi. Operator yang diamati hanya satu dengan

kemampuan rata – rata.

5. Data downtime dihitung pada saat terjadi kerusakan mekanik.

Berhentinya mesin yang disebabkan rusak elektrik, checklist, dan

penggantian konstruksi (mengubah diameter karung) tidak

diperhitungkan.

5

1.4 Tujuan dan Manfaat

Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui jenis mesin dengan pencapaian target produksi terrendah

dan frekuensi minor stoppages tertinggi.

2. Mengurangi waktu pengerjaan minor stoppages dan menentukan

waktu baku pengerjaannya.

3. Mengetahui komponen mesin yang akan mempengaruhi frekuensi

kemunculan minor stoppages tertentu, jika komponen tersebut rusak

secara tiba – tiba ketika mesin sedang beroperasi.

4. Menentukan selang waktu penggantian komponen kritis.

5. Menentukan selang waktu pemeriksaan optimal pada komponen kritis.

Sedangkan manfaaat dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi PT. IAK, sebagai bahan

masukan dan pertimbangan dalam pengembangan sistem produksi dan

pembuatan kebijakan – kebijakan di masa mendatang.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menambah daftar pustaka bagi Universitas

Bina Nusantara, khususnya jurusan Teknik Industri.

6

3. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman penulis dalam menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh

selama perkuliahan ke sistem kerja yang sesungguhnya.

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

1.5.1 Lokasi Perusahaan

PT. Inti Abadi Kemasindo (IAK) merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang pengolahan biji plastik menjadi karung plastik.

Perusahaan ini berada di kawasan industri Citeureup Jl. Muhara, Kecamatan

Citeureup, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat,dengan luas keseluruhan

pabrik � 82.054 m2.

1.5.2 Sejarah Perusahaan

PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Bogasari Flour Mills Divisi

Packaging didirikan pada tanggal 2 januari 1977 dengan nama PT. ISM

Bogasari Flour Mills Textile Division, dengan tujuan memenuhi kebutuhan

akan kemasan berupa kantong. PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi

Packaging berbentuk perseroan dan bersifat penanaman modal dalam negeri

(PMDN). Letak perusahaan di desa Muhara, Kecamatan Citeureup,

Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

7

Semenjak berdirinya pabrik tepung terigu pada bulan November

1971 di Tanjung Priok dan tahun 1974 di Surabaya, kebutuhan akan

kantong terigu yang berbahan baku kain blacu masih dipasok dari pabrik

tekstil yang terdapat di sekitar Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tepung terigu merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok,

maka menjelang hari raya lebaran, Natal dan Tahun Baru, permintaan akan

tepung terigu meningkat, berarti kebutuhan akan kantong terigu juga

meningkat. Di lain pihak, kebutuhan akan sandang juga mengalami

peningkatan. Pada saat itu, memproduksi bahan sandang lebih

menguntungkan daripada memproduksi kain blacu untuk kantong terigu,

sehingga pabrik – pabrik pemasok kantong terigu untuk Bogasari

mengurangi produksi kain blacunya. Akibatnya, stock blacu berkurang dan

harga blacu menjadi tidak stabil. Karena alasan tersebut maka didirikan

pabrik kain blacu PT. Bogasari Flour Mills Textile Division di Citeureup

dengan jumlah mesin 1.000 unit.

Pada bulan Agustus 1992, PT. Bogasari Flour Mills Textile Division

diakuisi masuk dalam PT. Indocement Tunggal Prakarsa sehingga menjadi

PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Bogasari Flour Mills Textile

Division.

Juni 1995, PT. ITP Bogasari Flour Mills Textile Division diakuisi

masuk dalam PT. Indofood Makmur sehingga menjadi PT. Indofood Sukses

Makmur (ISM) Bogasari Flour Mills Textile Division.

8

Pada tahun 1999, PT. ISM Bogasari Flour Mills Divisi Packaging

selain memproduksi kantong blacu juga menghasilkan karung plastik.

Pada tanggal 1 Januari 2003 kegiatan usaha PT. ISM Bogasari Flour

Mills Divisi Packaging dialihkan menjadi PT. Inti Abadi Kemasindo (IAK)

sampai saat ini.

1.5.3 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Menjadi 5 besar produsen kemasan dengan bahan baku

Polyprophylene/Polyethylene (PP / PE) terbaik untuk Industrial Product

di ndonesia pada tahun 2009.

2. Misi Perusahaan

Menghasilkan kemasan dengan bahan baku PP / PE / kain untuk

industrial product dengan harga bersaing, mutu terjamin, dan

pengiriman tepat waktu.

Memperkuat daya saing dengan menggunakan teknologi tepat guna,

pengembangan produk baru dan meningkatkan sumber daya manusia

seutuhnya.

9

3. Nilai Perusahaan

a. Integritas

Setiap insan IAK melaksanakan pekerjaanya dengan itikad baik,

jujur, bertanggung jawab, dan penuh pengabdian kepada

pelanggan, mitra usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para

pemegang saham.

b. Keunggulan

Setiap insan IAK memberikan yang terbaik kepada pelanggan, mitra

usaha, masyarakat, sesama karyawan, dan para pemegang saham.

c. Kepedulian

Perusahaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat banyak. Oleh karena itu setiap insan IAK senantiasa

memperhatikan kepentingan pelanggan, mitra usaha, masyarakat,

sesama karyawan, dan para pemegang saham, serta lingkungan

hidup.

d. Kebersamaan

Manusia saling membutuhkan untuk dapat hidup dan tumbuh

bersama. Dalam berinteraksi terhadap sesama, setiap insan IAK

menjunjung tinggi harkat, martabat, kesetiakawanan, dan gotong

royong.

10

e. Keterbukaan

Setiap insan IAK senantiasa berupaya membangun komunikasi dua

arah dan selalu berpikir positif dalam memberi dan menerima

informasi, saran, kritik demi kebaikan dan kemajuan bersama.

1.5.4 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan

secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang

bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan

bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins, 1994). Struktur

organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada

siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan

diikuti. Struktur organisasi yang digunakan PT. IAK adalah sistem

organisasi garis dan staff dimana dalam kegiatan operasionalnya bawahan

bertanggung jawab langsung kepada atasan dan manajer mendapat bantuan

dari staff dalam menjalankan tugas.

Disusunnya struktur organisasi yang terdapat didalam PT. IAK

bertujuan untuk menjalin suatu koordinasi yang baik dalam pelaksanaan

tugas pada setiap bagian fungsional, sehingga setiap anggota organisasi

dapat bekerja secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, penetapan struktur

organisasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan

11

perusahaan, yaitu untuk menjaga kelancaran dan untuk mencapai sasaran

serta tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

PT. IAK merupakan Strategic Bussines Unit (SBU) packaging yang

dipimpin oleh Operating Profit Unit (OPU) Head yang membawahi enam

departemen, yaitu Sales and Marketing, Manufacturing, Product Planning

and Development, Human Resources, Finance and IT, dan Procurement.

Setiap departemen dipimpin oleh seorang manajer. Struktur organisasi PT.

IAK dapat dilihat pada Diagram berikut :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Inti Abadi Kemasindo (PT. IAK)

(Sumber : Arsip Perusahaan)

Peranan dari masing-masing pimpinan dijelaskan sebagai berikut :

1. OPU ( Operating Profit Unit ) Head

Tujuan dan Peran :

Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi

perencanaan strategi dan pelaksanaan keseluruhan operasi OPU

(Operating Profit Unit) serta untuk memastikan kelancaran dan

12

perkembangan usaha sesuai perencanaan secara konsisten, efisien, dan

tepat waktu.

2. Manager of Sales and Marketing

Tujuan dan Peran :

Merancanakan, mengorganisasikan, mengawasi, mengkoordinasikan,

dan mengevaluasi pengembangan, pemasaran, penetapan harga jual, dan

jaringan pemasaran, serta untuk menjamin tercapainya target penjualan.

3. Manager of Manufacturing

Tujuan dan Peran :

Merancanakan, mengorganisasikan, melakukan koordinasi dengan

bagian-bagian lain yang terkait, mengawasi, mengendalikan, dan

mengevaluasi pelaksanaan keseluruhan proses produksi, serta

memastikan tercapainya target produksi yang sesuai dengan standar

mutu yang telah ditentukan secara konsisten, efisien, dan tepat waktu.

4. Manager of Product Planning and Development

Tujuan dan Peran :

Merencanakan, membuat, mengorganisasikan, memonitor,

mengendalikan, dan mengevaluasi pengembangan produk. Mengontrol

kualitas produk, sistem mutu, perencanaan produksi, dan penyimpanan

barang serta menjamin terlaksananya proses perencanaan dan

pengembangan produk secara akurat sesuai dengan perencanaan

marketing serta menjaga efisiensi.

13

5. Manager of Human Resources

Tujuan dan Peran :

Merencanakan, mengelola, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan

pengembangan dan konseling karyawan dengan mengakomodasi

kepentingan perusahaan, tantangan bisnis eksternal, serta kebutuhan

karyawan, merancang sistem pelaksanaan penilaian dan compensation

and benefit yang adil bagi karyawan, merencanakan serta

mengendalikan upaya sosialisasi dan implementasi visi, misi, dan

peraturan perusahaan serta untuk menjamin tercapainya kualitas Sumber

Daya Manusia ( SDM) yang kompeten dan mampu menjawab tantangan

perkembangan bisnis perusahaan.

6. Manager of Finance and IT

Tujuan dan Peran :

Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi

pelaksanaan sistem dan kegiatan keuangan seluruh departemen untuk

menjamin sistem keuangan dan penggunaan dana dilakukan secara

efisien dan efektif serta penyediaan sistem aplikasi IT dan untuk

menjamin sistem aplikasi IT yang tepat guna dan handal.

7. Manager of Procurement

Tujuan dan Peran :

Merencanakan, mengorganisasikan, dan mengendalikan kegiatan

pengadaan barang dan jasa serta untuk memastikan terpenuhinya

14

kebutuhan barang dan jasa secara efisien dan tepat waktu dengan

mengikuti standar dan prosedur yang berlaku.

1.5.5 Proses Pengolahan Produksi

PT. IAK memproduksi beberapa jenis produk, diantaranya :

1. Polyprophylene (PP), mulai tahun 1999

2. PP Laminating / Sandwich industri semen, mulai tahun 2000

3. Caligo Bags, mulai tahun 1977 jenis produk ini sudah tidak diproduksi

lagi, mengingat harga bahan baku untuk membuat jenis karung ini lebih

mahal dan sulit didapat dari bahan baku plastik.

PT. IAK merupakan sebuah perusahaan pembuat kantong karung

plastik dengan bahan baku utama berupa biji plastik polyprophylene 34605

dan campuran bahan yang disebut haipet 60 p. Dari campuran tersebut dapat

dibuat bermacam – macam jenis karung, yaitu : ST 8.900, BSF 12.950, IDC

9.900, EXPO 12.900.

15

Tabel 1.1 Jenis karung yang dihasilkan serta target dan satuanya

(Sumber : Arsip Perusahaan)

JENIS KARUNG

LEBAR BENANG

MESH/DINIER DINIER TARGET PRODUKSI

TEBAL BENANG

(mm) 100% (mm)199kg/jam

1,595 kg/shift

302 kg/jam

2,418 kg/shift

233 kg/jam

1,861 kg/shift

307 kg/jam

2,457 kg/shift

1

EXPO 12.900 2.3 12x12/900 EXPO 900 1

IDC 9.900 2.8 9x9/900 IDC 900

1

BSF 12.950 2.3 12x12/950 BSF 950 1

ST 8.900 3.2 8x8/900 STD 900

Spesifikasi penggunaan bahan baku dan jenis karung yang akan

digunakan yaitu :

High plastic strength dengan menggunakan ST 8.900 digunakan untuk

bahan karung Bogasari.

High plastic strength dengan menggunakan BSF 12.950 digunakan

untuk bahan karung Bogasari.

High plastic strength dengan menggunakan IDC 9.900 digunakan untuk

bahan karung Polos.

High plastic strength dengan menggunakan EXPO 12.900 digunakan

untuk bahan karung mijo (karung plastik untuk diekspor).

16

PT. IAK dalam kegiatan proses produksinya menggunakan sistem

continuous process (proses pemesinan yang terus menerus) untuk dapat

memenuhi banyaknya kebutuhan customer akan kantung karung terigu.

Diagram 1.1 Aliran Proses Produksi

17

1.5.5.1 Proses di Mesin Extruder

Gambar 1.2 Mesin Extruder

Pada mesin extruder, biji plastik diolah menjadi gulungan benang

plastik (bobin), yang berupa (bobin) benang pakan dan (bobin) benang lusi.

Proses pada mesin ini dibagi ke dalam beberapa tahapan, yang akan

dijelaskan sebagai berikut.

1. Proses Pemompaan

Gambar 1.3 Proses Pemompaan pada Mesin Extruder

18

Dalam proses ini, dua bagian bahan yaitu berupa bahan

polypropylyne dan bahan Haipet 60 p, yang berada di dalam bak yang

terpisah, dipompa untuk dilakukan pencampuran kedua bahan tersebut

sesuai dengan komposisi dari masing - masing campuran tersebut. Proses

pencampuran menggunakan motor listrik (Auto louders.) dengan daya

1900W, dengan voltage 380 V, dan frekuensi 50-60 Hz.

(Sumber : Arsip Perusahaan)

Gambar 1.4 Biji Plastik (Pelet)

Berikut langkah – langkah yang dilakukan pada proses

pemompaan :

Kedua bahan tersebut dipompa masuk ke dalam hopper kemudian

dihaluskan dengan pisau mixer.

Setelah bahan setengah halus langsung turun ke timbangan (Dosing)

19

Setelah takaran sesuai kemudian bahan tersebut masuk ke dalam

barrel, yang terdapat scru di dalamnya dengan temperatur maksimal

280 0 C.

Setelah itu bahan tersebut disaring dengan plat baja dengan panjang

yang telah ditentukan.

Setelah disaring, masuk ke dalam mulut dies, dengan temperatur

270 0 C.

Setelah masuk ke dalam mulut dies dengan temperatur 2700 C bahan

tersebut turun ke dalam bak air, dengan tujuan pendinginan dan

pembentukan lembaran plastik yang disebut film.

Gambar 1.5 Tahapan Proses Pemompaan di Mesin Extruder

(Sumber : Arsip Perusahaan)

20

2. Proses Pengepresan

Pada proses ini, pengepresan bahan dilakukan dengan

menggunakan roll karet dan roll besi, yang merupakan bagian dari

traction unit, tujuannya adalah supaya permukaan bahan rata.

Film yang sudah terendam air kemudian dilanjutkan dengan

pengerolan melalui roll penyangga.

Setelah masuk ke dalam roll penyangga kemudian masuk ke dalam

roll take up berupa roll karet dan besi.

Kemudian dihubungkan dengan roll penghubung yang terpasang silet

pada roll, guna memotong lembaran film menjadi helaian benang.

Gambar 1.6 Traction Unit

(Sumber : Arsip Perusahaan)

21

Kemudian masuk ke dalam roll besi dan roll karet untuk mengepres

bagian film yang telah terpotong tersebut.

Semuanya digerakkan menggunakan motor listrik yang mempunyai

daya 13,500 Watt dengan kecepatan 40 m/menit.

3. Hot Streching Oven

Proses kerja mesin hot stretching oven adalah dengan cara

memanaskan benda kerja, panas di dalam mesin hot stretching oven di

usahakan merata ke seluruh permukaan film. Film tersebut disimpan

diatas oven agar mendapatkan pemanasan yang optimal, film yang sudah

terpotong masuk ke dalam boiler daya yang dibutuhkan harus mencukupi

yaitu 15,000 Watt dengan temperatur 2750 C semuanya itu digerakan

dengan motor listrik yang mempunyai 79,200 Watt dan mempunyai berat

2.5 ton.

Gambar 1.7 Hot Streching Oven

(Sumber : Arsip Perusahaan)

22

4. Streching Fixing Unit

Proses dengan menggunakan Streching Fixing Unit bertujuan

untuk proses pengolahan benang dari elastis menjadi plastis dan getas

dengan cara penarikan melalui roll-roll yang dilalui benang, dengan

tujuan supaya benang tersebut kuat dan tidak lentur (getas).

Gambar 1.8 Streching Fixing Unit

5. Tafe Winder

Proses dengan menggunakan mesin Tafe Winder bertujuan untuk

proses penggulungan benang plastik pada poros yang terpasang pada

motor listrik spindle.

Daya yang dibutuhkan untuk memutarkan poros dengan kekuatan 180

Watt.

Kecepatan tafe winder yang berputar dengan jarak 280 m/menit,

Diameter maksimal 160 mm.

Waktu yang dibutuhkan untuk menggulung benang selama 50 menit.

23

Gambar 1.9 Tafe Winder

Gambar 1.10 Gulungan Benang (Bobbin) yang Direject

1.5.5.2 Proses di Mesin Circular

Pemrosesan dengan menggunakan mesin circular bertujuan untuk

merajut helaian-helaian benang plastik menjadi karung dengan

menggunakan motor listrik melalui V-belt yang dihubungkan pada pully

utama atau roda gila yang berputar menggerakan konekting, ring, bot

konekting bergerak, dan tiang gun. Benang pakan yang akan digunakan

24

harus disiapkan terlebih dahulu, lusi yang terpasang harus memenuhi syarat

(bobin lusi besar dipasang di rak bobin lusi besar, bobin lusi kecil dipasang

di rak bobin lusi kecil), motor listrik harus stabil, dan peralatan mesin harus

diperiksa terlebih dahulu.

Gambar 1.11 Proses pada Mesin Circular

(Sumber : Arsip Perusahaan)

25

Gambar 1.12 Mesin Circular

(Sumber : Arsip Perusahaan)

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada mesin Circular:

Lebar karung

Pengaturan lebar karung berdasarkan ring circular yang digunakan, lebar

karung merupakan setengah keliling ring circular.

Pelumas

Pelumas digunakan adalah white oil yang berfungsi untuk mengurangi

gesekan antara benang dengan bagian mesin, dan antar benang, standar

pemakaian 8 – 12 tetes/menit.

26

1.5.5.3 Proses Printing di Mesin Roll to Roll

Proses dengan menggunakan mesin roll to roll bertujuan untuk

mencetak bahan dari karung polos (berupa gulungan karung polos yang

belum dicutting) dengan roll print. Terdapat dua fungsi penyetelan, yaitu

penyetelan manual dan penyetelan electrical. Penyetelan manual dilakukan

dengan bantuan operator, dimana peletakan gulungan karung dan

pengaturan posisi karung dilakukan oleh operator. Penyetelan electrical,

mulai dari meletakan gulungan karung dibantu oleh mesin pengangkat

(mesin Tracle) mengatur kecepatan dan posisi dengan control panel.

Selain proses printing seperti di atas, ada pula proses printing

manual yang dilakukan secara satu persatu oleh operator, dengan bahan

baku berupa karung yang telah melalui proses cutting.

Gambar 1.13 Printing Manual

(Sumber : Arsip Perusahaan)

27

Gambar 1.14 Mesin Printing Roll to Roll

(Sumber : Arsip Perusahaan)

1.5.5.4 Proses di Mesin Cutting Sewing

Proses dengan menggunakan mesin cutting sewing bertujuan untuk

memotong dan menjahit karung, baik gulungan karung yang telah selesai

diprint oleh mesin roll to roll, maupun gulungan karung polos dari mesin

circular.

28

Gambar 1.15 Mesin Cuting Sewing

(Sumber : Arsip Perusahaan)

1.5.5.5 Proses di Mesin Segel

Suatu prooses dengan menggunakan mesin segel bertujuan untuk

menyegel karung yang sudah jadi supaya produk dari perusahaan tidak

dapat ditiru oleh pihak lain, juga sebagai tanda (identitas) bahwa produk

tersebut betul – betul diproduksi oleh PT. IAK.

29

Gambar 1.16 Mesin Segel

(Sumber : Arsip Perusahaan)

1.5.5.6 Proses di Mesin Ball Press

Proses dengan menggunakan mesin ball press bertujuan untuk

mengepres produk yang sudah jadi untuk disetorkan ke gudang dan

kemudian dikirim ke pelanggan, setelah itu karung yang telah dipress diikat

dan dirapikan oleh operator untuk disetorkan ke bagian pengepakan.

30

Gambar 1.17 Mesin Press

Diagram 1.2 Flowchart Proses Produksi PP Bags

Diagram 1.3 Flowchart Proses Lamination