bab 1 pendahuluan 1.1 latar...

24
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan serta segala aktifitas yang dilakukannya adalah sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Museum bukan sekedar tempat untuk menyimpan benda koleksi bersejarah saja namun memiliki tugas lain yaitu mengumpulkan, melestarikan, meneliti, memamerkan serta mengkomunikasikan kepada masyarakat dengan tujuan bagi studi maupun kesenangan. Sebagai bagian dari pranata sosial, museum juga berfungsi sebagai media pendidikan mengenai perkembangan alam dan budaya manusia kepada publik, karena pada hakikatnya museum adalah milik komunitas, etnis atau bangsa. Dari museum dapat diketahui pula asal-usul sejarah dan budaya, bahkan identitas suatu komunitas atau bangsa. Di museum, masyarakat dapat berekreasi sekaligus mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian bersejarah dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Menurut Ambrose dan Crispin (1993) pada dasarnya museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek kebudayaan tidak pernah lepas dari pengamatan manusia. Museum berperan sebagai wahana yang memiliki peran strategis terhadap penguatan identitas masyarakat dan bangsa. Museum dapat memberikan gambaran tentang sebuah peradaban budaya daerah, baik dari masa zaman purbakala hingga zaman modern. Kesadaran akan identitas masyarakat atau bangsa terhadap perkembangan budaya dapat dicerminkan dari antusiasme masyarakat terhadap perkembangan museum.

Upload: vuongdat

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum adalah lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan serta

segala aktifitas yang dilakukannya adalah sebagai bentuk pelayanan kepada

masyarakat. Museum bukan sekedar tempat untuk menyimpan benda koleksi

bersejarah saja namun memiliki tugas lain yaitu mengumpulkan, melestarikan,

meneliti, memamerkan serta mengkomunikasikan kepada masyarakat dengan

tujuan bagi studi maupun kesenangan. Sebagai bagian dari pranata sosial, museum

juga berfungsi sebagai media pendidikan mengenai perkembangan alam dan

budaya manusia kepada publik, karena pada hakikatnya museum adalah milik

komunitas, etnis atau bangsa. Dari museum dapat diketahui pula asal-usul sejarah

dan budaya, bahkan identitas suatu komunitas atau bangsa.

Di museum, masyarakat dapat berekreasi sekaligus mendapatkan

informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian bersejarah dalam kehidupan

manusia dan lingkungan. Menurut Ambrose dan Crispin (1993) pada dasarnya

museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban

manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek kebudayaan tidak pernah lepas

dari pengamatan manusia. Museum berperan sebagai wahana yang memiliki peran

strategis terhadap penguatan identitas masyarakat dan bangsa. Museum dapat

memberikan gambaran tentang sebuah peradaban budaya daerah, baik dari masa

zaman purbakala hingga zaman modern. Kesadaran akan identitas masyarakat

atau bangsa terhadap perkembangan budaya dapat dicerminkan dari antusiasme

masyarakat terhadap perkembangan museum.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

2

Melalui berbagai konferensi tingkat internasional yang salah satunya

adalah ICOM mulai tercetuslah berbagai wacana tentang “the museum as an

agent of social change” (atau pembangunan di Indonesia); dan juga tentang “the

role of museums in construction of national identities”, “heritage and museums:

shaping national identity”, “museums and the making of ourselves”, dan banyak

lagi tema-tema senada. Museum memiliki peran strategis dalam pembangunan

karakter bangsa dan sering disebut sebagai agent of social change. Melalui

museum diharapkan masyarakat memiliki rasa menghargai dan melestarikan

warisan sejarah di masa silam. Museum juga menjadi cermin identitas suatu

bangsa dan inspirasi bagi masyarakat.1

Perkembangan museum tidak hanya memencerminkan perubahan-

perubahan pada lingkungan. Museum tidak hanya bergerak di sektor budaya dan

pariwisata namun juga bergerak di sektor ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.

Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik berdampak

secara signifikan pula dalam pengelolaan museum. Nampak perubahan pada

program dan aktifitas yang diselenggarakan oleh museum. Pada sebagian daerah

terdapat museum yang survive namun ada pula yang mengalami kemunduran,

terlebih dengan kondisi museum-museum di Indonesia yang memprihatinkan.

Kondisi museum saat ini juga masih dipersepsikan oleh pengelola hanya

sebagai tempat mengumpulkan, menyimpan, merawat dan menyajikan benda

sejarah dan budaya saja. Sebagian besar masyarakat fungsi museum dipersepsikan

sebagai gedung tempata penyimpanan benda kuno bernuasa mistis serta tidak

1 Direktorat Museum Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2008. Laporan Kegiatan Seminar

Reposisi Museum Indonesia.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

3

menarik. Padahal bila mengacu pada fungsinya hal tersebut jelas kontradiktif.

Aspek-aspek kebijakan, kompetensi SDM, otonomi daerah, sarana dan fasilitas

yang kurang memadai semakin menambah kompleksnya masalah yang dihadapi

museum di Indonesia. Keadaan ini berdampak pula terhadap nilai-nilai museum

sebagai area publik. Museum sebagai area publik yang diharapkan mampu

menjadi wadah segala aktifitas kreatif masyarakat. Museum berperan sebagai

media imajinasi dan sumber inspirasi yang dapat membangun daya pikir

masyarakat dalam mewujudkan reaktualisasi budaya.

Museum memiliki peran strategis dalam segala aspek kehidupan bangsa.

Melalui perencanaan yang strategis pula maka museum dapat mewujudkan

perannya dalam memberikan kontribusi yang unik terhadap nilai-nilai yang ada di

komunitas (Anderson’s,2004). Museum memberikan manfaat dalam

perkembangan budaya serta edukasi. Oleh karena itu untuk menempatkan posisi

museum pada posisi strategis diperlukan gerakan bersama untuk melakukan

revitalisasi. Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen

masyarakat bangsa Indonesia baik dalam skala lokal, regional, nasional bahkan

internasional.

Melihat kondisi museum di Indonesia maka setidaknya terdapat empat

aspek yang harus direposisi yaitu menyangkut aspek kebijakan, aspek manajemen,

aspek fisik dan pencitraan. Melalui kebijakan Presiden Republik Indonesia maka

pada tahun 2010 sampai 2011 memprioritaskan revitalisasi museum di 33

propinsi. Secara teknis program tersebut diusung oleh Kementrian Kebudayaan

dan Pariwisata dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala dan

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

4

Direktorat Museum yang memiliki wewenang melakukan pembinaan teknis

museum di Indonesia.

Pemerintah merealisasikan program revitalisasi museum untuk

mengembalikan nilai-nilai penting museum dalam kehidupan masyarakat yang

mulai terdegradasi. Revitalisasi museum merupakan momentum awal Gerakan

Nasional Cinta Museum. Pemanfaatan dan pengelolaan museum mulai menjadi

perhatian lebih semenjak Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dijabat oleh Ir. Jero

Wacik, SE. Pada tahun tanggal 30 Desember 2009. Pada tahun 2012 terjadi

transisi kedudukan Direktorat Jendral Kebudayaan dari lingkungan Kementrian

Kebudayaan dan Pariwisata ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meskipun terjadi masa transisi kedudukan pada lingkungan kementrian, Gerakan

Nasional Cinta Museum termasuk didalamnya terdapat program revitalisasi

museum tetap dilanjutkan karena alasan politis serta karena gerakan ini

memberikan dampak nyata bagi dunia permuseuman.

Hal ini juga dipertegas oleh Wiendu Nuryanti selaku Wakil Kebudayaan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang ditulis dalam

pernyataannya adalah sebagai berikut.

“Perkembangan permuseuman di Indonesia cukup baik. Terbukti, sejak 2 tahun lalu saya melihat animo masyarakat yang mulai melirik museum sebagai salah satu tempat favorit yang layak dikunjungi. Sehingga jumlah pengunjung museum secara otomatis mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jadi saya rasa, upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun citra museum cukup berhasil. Salah satunya dengan menetapkan Tahun Kunjung Museum dan Gerakan Nasional Cinta Museum yang telah dicanangkan sejak tahun 2010.” ( www.politikindonesia.com pada tanggal 23 November 2012)2

2 www.politikindonesia.com diakses pada tanggal 23 November 2012, pukul 10.00 WIB.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

5

Gerakan Nasional Cinta Museum merupakan kebijakan yang bertujuan

untuk menyegarkan kembali museum agar senada dengan perkembangan

masyarakat dan lingkungannya. Gerakan Nasional Cinta Museum merupakan

upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan dan pemilik

kepentigan daam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna memperkuat

apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan kebudayaan.

Tujuan dari Gerakan Nasional Cinta Museum dalam meningkatkan

kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap nilai penting budaya bangsa harus

didukung dengan peningkatan kualitas pelayanan museum. Peran dan posisi

museum difokuskan pada aspek internal maupun eksternal. Aspek internal lebih

kepada revitalisasi fungsi museum dalam rangka penguatan pencitraan melalui

pendekatan konsep manajemen yang terkait dengan fisik dan non fisik. Aspek

eksternal lebih kepada konsep kemasan program yaitu menggunakan bentuk

sosialisasi dan kampanye pada masyarakat sebagai bagian dari stakeholder.3

Revitalisasi museum sebagai bagian aspek internal GNCM harus disusun

dengan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat yang dinamis. Melalui

revitalisasi museum diharapkan pula museum dapat memberikan pelayanan

semaksimal mungkin bagi masyarakat. Museum masa kini multifungsi sehingga

keberadaannya pun juga tidak hanya berdiri sendiri. Antar museum harus

memiliki sistem jaringan hubungan kerja dalam bidang pendidikan kebudayaan

yang sifatnya tidak hanya nasional namun juga internasional.

3 -----------, 2011. Revitalisasi Museum. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

Jendral Sejarah dan Purbakala. Yogyakarta: Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

6

Revitalisasi museum perlu dilakukan mengingat masih banyak museum di

Indonesia yang masih konservatif dan kurang menarik untuk dikunjungi. Tujuan

revitalisasi museum adalah upaya untuk mewujudkan museum di Indonesia yang

dinamis dan berdaya guna sesuai dengan standar ideal pengelolaan dan

pemanfaatan museum.4 Melalui revitalisasi museum, pemerintah mengharapkan

adanya peningkatan kualitas museum-museum Indonesia dari aspek-aspek yang

telah ditentukan.

Implementasi revitalisasi juga telah diatur strateginya oleh pusat yang

dituangkan dalam Rencana Aksi Revitalisasi Museum Indonesia tahun 2010-

2014. Dokumen ini menjadi acuan revitalisasi bagi museum-museum yang telah

ditunjuk oleh pusat. Tercantum pula tujuan revitalisasi museum secara rinci

yaitu:5

1. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.

2. Mewujudkan museum yang mampu menginspirasi masyarakat untuk

melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

3. Menjadikan museum sebagai pranata sosial yang mampu

membangkitkan kebanggaan dan memperkukuh jati diri bangsa.

Tujuan di atas menjadi pemacu pemerintah untuk mengimplementasikan

revitalisasi museum. Secara tegas Wiendu Nuryantiselaku Wakil Menteri

Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga

menjelaskan urgensi revitalisasi museum yaitu sebagai berikut.

4 -----------, 2010. Pokok-pokok Blueprint dan Rencana Aksi Revitalisasi Museum Indonesia 2010-

2014. PT Hutamacipta Konsultindo 5 Catatan kaki sama dengan No.1, hal:3

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

7

“Image museum yang terbangun di mata masyarakat masih negatif. Tempat penyimpanan benda-benda bernilai sejarah itu kerap dilekatkan dengan stigma ketinggalan jaman, kuno, suram dan bahkan angker. Minat masyarakat untuk menjadikan museum sebagai tempat wisata sekaligus menimba pengetahuan masih sangat rendah. Paradigma seperti ini harus diubah. Museum mesti direvitalisasi.” (www.politikindonesia.com pada tanggal 23 November 2012)6

Revitalisasi museum dilakukan tidak hanya untuk kepentingan

peningkatan jumlah pengunjung saja namun dititikberatkan pada upaya

pemerintah mengajak masyarakat untuk mengapresiasi budaya serta sejarah

bangsa Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pandangan publik saat

ini dengan pandangan publik mengenai museum pada tahun 1990an. Direktorat

Permuseum telah mengkaji bahwa pada tahun 1990an beberapa kelompok

masyarakat masih memandang bahwa museum sebagai suatu tempat yang

bernuansa statis, berpandangan konservatif dan digunakan untuk menyimpan

barang-barang kuno sebagai bentuk kekaguman. Namun seiring perkembangan

zaman museum tidak lagi dipandang secara konvensional. Dimana museum hanya

dijadikan tempat untuk menyimpan koleksi barang-barang antik, namun kini

peranan museum terkait dengan kehidupan.

Setiap daerah di Indonesia memiliki kewenangan untuk mengelola

museum sebagai wisata budaya yang dapat mendorong peningkatan PAD bagi

daerahnya. Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan. Setiap daerah di Indonesia diberikan kewenangan untuk

mengembangkan segala potensi kepariwisataan di daerahnya. Potensi wisata dapat

berwujud wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner maupun wisata bangunan

6 Sama dengan catatan kaki No. 4, hal:5

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

8

cagar budaya. Bangunan cagar budaya menjadi salah satu potensi wisata yang

harus dilestarikan dan dimanfaatkan dalam rangka menunjang pengembangan

kebudayaan nasional. Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2010 pasal 18 ayat 1,

museum merupakan tempat untuk menyimpan dan merawat Benda Cagar Budaya,

Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya Bergerak yang dimiliki oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah ataupun milik setiap orang. Bangunan Cagar

Budaya tersebut harus dimanfaatkan, dilestarikan dan dikembangkan sesuai

dengan peraturan yang sudah ada.

Kegiatan pemanfaatan bangunan cagar budaya juga diatur dalam PP

Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar

Budaya. Kini pemerintah sedang merancang Rencana Peraturan Pemerintah (RPP)

tentang Museum yang merupakan penyempuranaan dari PP sebelumnya. RPP

tentang Museum ini disusun dalam rangka perubahan paradigma pengelolaan

museum. Melalui RPP ini diharapkan pengelolaan museum lebih mengedepankan

prinsip-prinsip komunikasi dengan pengunjung. Sehingga pengelolaan dan

pemanfaatan museum sesuai dengan tuntutan jaman.

Upaya pemanfaatan cagar budaya khususnya museum sebagai area publik

dituntut harus mampu memberikan program dan kegiatan yang bernuansa

kesenangan dan edukatif. Sehingga revitalisasi museum turut dilimplementasikan

pada Daerah Istimewa Yogyakarta yang aktif merespon program revitalisasi

museum. DIY merupakan daerah yang minim akan sumber daya alam. Akan

tetapi DIY memiliki objek wisata budaya yang potensial untuk dikembangkan.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

9

DIY merupakan saksi sejarah perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai

kemerdekaan. Sudah sewajarnya pula bila di DIY terdapat banyak museum.

Berikut adalah sajian tabel mengenai jumlah museum yang tersebar di DIY

Tabel 1.1 Jumlah Museum di DIY Tahun 2010

No Kabupaten/Kota

Jumlah Museum

1. Yogyakarta 17 2. Sleman 9 3. Bantul 3 4. Gunung Kidul 1 5. Kulon Progo -

Total 30 Sumber : Suwandi, dkk. 2010. hal. 10

Museum-museum tersebut adalah7:

Di Kota Yogyakarta :

1. Museum, Sonobudoyo Unit I yang berlokasi di Jalan Trikora, Alun-Alun

Utara Keraton Yogyakarta

2. Museum Sonobudoyo Unit II yang berlokasi di Ndalem Cokrokiranan,

Jalan Wijilan, Kota Yogyakarta

3. Museum Batik Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Dr.Sutomo, Yogyakarta

4. Museum Keraton Ngayogyakarta dan Museum Kereta yang berlokasi di

dalam Keraton Yogyakarta

5. Museum Puro Pakualaman yang berlokasi di Jalan Sultan Agung,

Yogyakarta

6. Museum Biologi UGM yang berlokasi di Jalan Sultan Agung No.22,

Yogyakarta

7 Suwandi, dkk. 2010. Booklet Museum di Yogyakarta Jendela Memaknai Peradaban Zaman.

Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

10

7. Museum Dewantara Kirti Griya yang berlokasi di Jalan Taman Siswa 31,

Yogyakarta

8. Museum Gembiroloka yang berlokasi di Jalan Kebunraya, Yogyakarta

9. Museum RS. Mata “Dr. Yap” yang berlokasi di Jalan Cik Di Tiro No.5,

Yogyakarta

10. Museum Bahari yang berlokasi di Jalan E. Martadinata 69 Wirobrajan,

Yogyakarta

11. Museum Anak Kolong Tangga yang berlokasi di Teras Lantai II, Taman

Budaya Yogyakarta, Jalan Sriwedari , Yogyakarta

12. Museum Benteng Vredeburg yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

13. Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama yang

berlokasi di Jalan HOS. Cokroaminoto, Tegalrejo, Yogyakarta

14. Museum Perjuangan Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Kolonel Sugiono

No.24, Yogyakarta

15. Museum Pusat TNI AD “Dharma Wiratama” yang berlokasi di Jalan

Jendral Sudirman No.75, Yogyakarta

16. Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Sudirman yang berlokasi di Jalan

Bintaran Wetan No. 3, Yogakarta

17. Museum Sandi, Gedung Museum Perjuangan Yogyakarta (Lantai 1),

Yogyakarta

Di Kabupaten Sleman:

1. Museum Seni Lukis Affandi yang berlokasi di Jalan Solo, Depok, Sleman

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

11

2. Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa di Jalan Wulung,

Papringan, Depok, Sleman

3. Museum Ullen Sentalu yang berlokasi di Jalan Boyong, Pakem, Sleman

4. Museum Wayang Kekayon yang berlokasi di Jalan Wonosari Km 7,

Sleman, Yogyakarta

5. Museum Geoteknologi Mineral yang berlokasi di Kompleks Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” di Jalan Babarsari No.2, Tambakbayan,

Yogyakarta

6. Museum Monumen Yogya Kembali yang berlokasi di Jongkang,

Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

7. Museum Pergerakan Wanita Indonesia, Kompleks Mandala Krida Bakti

Wanitatama yang berlokasi di Jalan Laksda Adisutjipto No.88, Yogyakarta

8. Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” yang berlokasi di Lanud

Adisucipto, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

9. Museum Pusat TNI Angkatan Udara yang berlokasi di Kompleks AAU,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

Di Kabupaten Bantul :

1. Museum Tembi Rumah Budaya Tembi berlokasi di Jalan Parangtritis Km

8,4, Bantul

2. Museum Tani Jawa Indonesia yang berlokasi di Bantul

3. Museum Gumuk Pasir yang berlokasi di Parangtritis, Bantul

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

12

Di Kabupaten Gunung Kidul :

1. Museum Kayu Wanagama yang berlokasi di Desa Bunder, Kecamatan

Playen, Gunung Kidul

Berbagai jenis museum yang tersebar di DIY memiliki daya tarik

tersendiri bagi para wisatawan. Salah satu museum yang sering dikunjungi oleh

para wisatawan lokal maupun mancanegara adalah Museum Benteng Vredeburg.

Maka dari itu Museum Benteng Vredeburg selalu dikunjungi oleh wisatawan.

Kondisi ini menjadikan Museum Benteng Vredeburg dituntut harus mampu

memberikan pelayanan yang memadai bagi para pengunjung. Berbagai pelayanan

yang ada di Museum Benteng Vredeburg mulai direvitalisasi. Hal ini juga sesuai

dengan amanat program revitalisasi museum.

Revitalisasi Museum Benteng Vredeburg penting dilakukan selain sebagai

salah satu cara agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisata juga dapat

memberikan manfaat edukasi sejarah bagi masyarakat utamanya para generasi

muda. Kepala Museum Benteng Vredeburg, Dra. Sri Ediningsih, M.Hum juga

menjelaskan bahwa melalui museum maka dapat menjadi sarana untuk

membangun generasi muda yang berkarakter, yang memiliki identitas dan jati diri

ke-Indonesiaan yang kuat agar nilai-nilai sejarah dan budaya bangsa tidak hilang

di masa depan.

Museum Benteng Vredeburg turut mengemban tugas dan fungsinya

sebagai museum khusus perjuangan nasional bangsa Indonesia di Yogyakarta.

Sehingga tujuan dari revitalisasi Museum Benteng Vredeburg adalah untuk

mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi museum di samping

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

13

bersifat administratif juga bersifat teknis. Tujuan revitalisasi Museum Benteng

Vredeburg juga merujuk dari amanat program Gerakan Nasional Cinta Museum

yaitu:8

1. Terjadinya peningkatan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap nilai

penting budaya bangsa

2. Semakin kuatnya kepedulian dan peran serta pemangku kepentingan

dalam pengembangan museum

3. Terwujudnya museum sebagai media belajar dan kesenangan yang

dinamis dan atraktif bagi pengunjung

4. Terwujudnya museum sebagai kebanggaan publik

5. Terwujudnya kualitas pelayanan museum

6. Peningkatan jumlah kunjungan ke museum

Museum Benteng Vredeburg berusaha mengimplementasikan revitalisasi

museum guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Museum Benteng

Vredeburg mulai direvitalisasi pada tahun 2011 dengan dana bantuan pemerintah

pusat. Revitalisasi dilakukan baik bagi aspek fisik maupun aspek non-fisik.

Museum benteng Vredeburg merupakan salah satu dari 33 museum di Indonesia

yang mendapatkan dana bantuan dari pusat. Sehingga seluruh rencana anggaran

dana revitalisasi masuk ke dalam APBN jika disetujui. Museum Benteng

Vredeburg direvitalisasi secara bertahap dan didanai oleh pusat. Alasan lain

perlunya Benteng Vredeburg perlu direvitalisasi adalah sebagai berikut:

8 -----------,2010 Slide ppt Kebijakan Direktorat Museum. Direktorat Museum, Direktorat Jendaral

Sejarah dan Purbakala, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2010

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

14

1. Museum Benteng Vredeburg Berstatus Sebagai Museum Negeri

Setelah mengalami perubahan politik maka pemuseuman di Indonesia juga

turut mengalami perubahan. Perubahan terus berlangsung semenjak masa

reformasi hingga akhirnya pada tahun 2012 Museum Benteng Vredeburg berada

di bawah Direktorat Jendral Kebudayaan di lingkungan Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan. Namun sebelumnya pada masa transisi menjelang pengalihan

kedudukan dari Kementrian Pariwisata ke Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, Museum Benteng Vredeburg pernah berada di bawah Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kini Museum Benteng Vredeburg berada di bawah naungan Kementrian

Pendidkan dan Kebudayaan. Hal ini juga sesuai dengan isi UU Nomor 11 Tahun

2010 tentang Cagar Budaya. Pada Bab IV pasal 13 dijelaskan bahwa kawasan

cagar budaya hanya dapat dimiliki dan atau dikuasai oleh negara, kecuali yang

secara turun-temurun dimiliki oleh masyarakat hukum adat. Serta pada pasal 15

dijelaskan bahwa cagar budaya yang tidak diketahui kepemilikannya dikuasai oleh

negara. Sesuai dengan pasal tersebut dapat dilihat bahwa bangunan Museum

Benteng Vredeburg merupakan bangunan kuno peninggalan masa colonial

Belanda. Setelah Indonesia merdeka maka bangunan tersebut menjadi bangunan

cagar budaya milik negara.

Hingga kini status dari Museum Benteng Vredeburg adalah museum

negeri. Hal ini telah disesuaikan dengan kebijakan terkini yaitu Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.34/OT.001/MKP-2006, tepatnya pada

tanggal 7 September 2006 disebutkan bahwa Museum Benteng Vredeburg

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

15

Yogakarta merupakan museum khusus merupakan Unit Pelaksanan Teknis di

lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.9 Meskipun Museum

Benteng Vredeburg berada dalam lingkungan departemen yang mengalami

perubahan nama dan susunan hirarki instansti terkait. Museum Benteng

Vredeburg tetap menjadi UPT dari tahun 1992 hingga saat ini (tahun 2013),

sehingga statusnya adalah museum negeri. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

museum di dukung dengan dana APBN.

Sesuai dengan statusnya sebagai museum negeri maka Museum Benteng

Vredeburg menjadi salah satu museum yang harus mengimplementasikan

kebijakan Gerakan Nasional Cinta Museum. Salah satu kegiatan dari Gerakan

Nasional Cinta Museum adalah revitalisasi. Melalui revitalisasi Museum Benteng

Vredeburg maka diharapkan museum mampu memberikan pelayanan maksimal

kepada publik agar semakin menarik pengunjung datang dan datang lagi kembali.

2. Museum Benteng Vredeburg Tergolong Museum Khusus

Museum Benteng Vredeburg merupakan museum khusus sejarah

perjuangan nasional bangsa Indonesia di Yogyakarta.. Museum Benteng

Vredeburg telah identik dengan Kota Yogyakarta. Yogyakarta pernah menjadi

saksi sejarah yaitu sebagi ibukota Kesultanan Yogyakarta serta ibukota Negara

Republik Indonesia pada tahun 1946 yang tidak dapat dipisahkan dengan sejarah

Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Kompleks Benteng Vredeburg akan mengemban kesatuan fungsi yang

jelas yang mendukung misi dan sasaran yang khas sehubungan dengan nilai-nilai 9 Gunawan dan Sulitya, A. 2012. Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta (The

Amazing Heritage Building) 2012. Yogyakarta: Kemendikbud

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

16

sejarah yang dikandung oleh kota Yogyakarta. Maka dati itu Benteng Vredeburg

akan dimanfaatka sebagai museum Perjuangan Nasional yang khas dan tiada

duanya di Indonesia. 10

Benteng Vredeburg didirikan pada masa kejayaan Belanda. Bangunan

tersebut justru dibangun oleh rakyat Yogyakarta. Suatu kebanggaan tersendiri

bahwa anak bangsa pada masa itu sudah mampu membangun bangunan seindah

dan semegah Benteng Vredeburg. Pelestarian terhadap Benteng Vredeburg

sebagai museum justru untuk memberikan informasi mengenai kisah sejarah di

masa lampau bukan untuk melestarikan simbol kejayaan kolonial.

3. Kelengkapan Koleksi Museum Benteng Vredeburg

Bagi museum koleksi merupakan benda yang berharga dan harus

dilestarikan, disimpan, dandilindungi keberadaannya. Benda-benda sejarah

memiliki kemungkinan masih masih dirawat oleh masyarakat. Sehingga pihak

museum berusaha mengumpulkan benda-benda tersebut untuk dirawat, disimpan,

diteliti dan dipublikasikan. Hal ini sesuai dengan dari Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.34/OT.001/MKP-2006 pada tanggal

September 2006.

Disebutkan bahwa Museum Benteng Vreberburg Yogyakarta mempunyai

tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, Koleksi yang ada di Museum

Benteng Vredeburg selain berupa bangunan itu sendiri juga berupa kisah-kisah

sejarah yang divisualisasikan dalam bentuk diorama. Selain itu juga terdapat

beberapa benda-benda peninggalan sejarah meskipun jumlahnya masih minim.

10 Catatan kaki sama dengan No.5, hal:6

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

17

Maka dari itu segala koleksi museum harus dilestarikan dan dilindungi agar

mampu memberikan gambaran serta informasi yang lengkap bagi para

pengunjung museum.

4. Lokasi Museum Benteng Vredeburg yang Strategis

Museum Benteng Vrederberg terletak di Jalan A. Yani 6 Yogyakarta yang

merupakan kawasan nol kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Selain itu letak

dari museum ini juga berdekatan dengan Malioboro. Lokasi yang selalu menjadi

lokasi kunjungan wajib para wisatawan. Seiring dengan perkembangan Kota

Yogyakarta maka terdapat pula komplek baru yaitu Taman Budaya Yogyakarta

dan Taman Pintar. Kondisi ke tiga lokasi pariwisata yang saling berdekatan ini

memunculkan ide untuk melakukan optimalisasi manajemen pengunjung pada

tahun 2010. Dengan memberikan kemudahan akses untuk mengunjungi ke tiga

kawasan tersebut tentunya menjadikan Museum Benteng Vredeburg harus

meningkatkan kualitas pelayanannya

5. Peningkatan Jumlah Pengunjung Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg memiliki bentuk bangunan serta koleksi yang

dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Lokasi strategis Museum Benteng

Vredeburg juga menjadikannya tempat pertemuan masyarakat atau komunitas

yang nyaman dan akomodatif. Setiap tahunnya jumlah pengunjung Museum

Benteng Vredeburg mengalami peningkatan yang signifikan.Hal ini juga

dituturkan oleh Drs. Suharja Kepala Urusan Umum Museum Benteng Vredeburg:

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

18

“Sekarang jumlah pengunjung di Museum Benteng Vredeburg mengalami peningkatan jumlah pengunjung rata-rata sebesar 15% setiap tahunnya.” (wawancara pada tanggal 5 Desember 2012)

Pernyataan dari Bapak Suharja juga didukung dengan data jumlah

pengunjung tahun 2008, 2009,2010,2011,2012 berikut ini.

Tabel 1.2 Daftar Kunjungan Museum pada tahun 2008, 2009,2010,

2011 dan 2012

Bulan Jumlah Pengunjung 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 4.872 10.334 12.339 14.260 19.960 February 1.762 5.537 9.530 15.140 13.130 Maret 3.702 5.539 9.475 14.140 16.916 April 2.365 5.748 12.682 12.887 18.560 Mei 3.926 8.339 12.678 16.338 17.452 Juni 22.077 15.591 20.327 28.190 39.090 Juli 5.594 13.630 20.601 21.216 24.266 Agustus 4.042 4.547 6.788 4.255 9.772 September 2.367 5.428 26.933 12.975 17.749 Oktober 4.008 6.071 11.542 13.878 13.587 November 3.825 8.230 5.573 10.489 22.253 Desember 10.432 14.668 14.763 23.605 27.392 Total 68.972 103.662 163.231 187.385 240.264

Sumber: Daftar Rekaptulasi Pengunjung Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun 2008, 2009,2010, 2011, dan 2012. Yogyakarta: Museum Benteng Vredeburg

6. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Museum Benteng Vredeburg

Guna mendukung kegiatan yang telah diprogramkan secara administratif

maupun teknis Museum Benteng Vredeburg telah tersedia sarana dan

prasana/fasilitas yang telah tersedia. Meskipun Museum Benteng Vredeburg

sudah berusaha meyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung

apalagi menyangkut fasilitas bagi kelompok khusus. masih Dalam upaya

menjalankan tugas pelayanan publik Museum Beteng Vredeburg masih

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

19

mengalami beberapa kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini juga

menjadi salah satu alasan perlunya revitalisasi dilakukan di Museum Benteng

Vredeburg.

7. Sumber Daya Manusia yang Sedang Berkembang

Tugas dan Fungsi Museum Benteng Vredeburg di samping bersifat

administratif juga bersifat teknis yang secara operasional mencakup

mengumpulkan, merawat, memelihara, mengawetkan, mengkaji, menyajikan,

menerbitkan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural

tentang benda bernilai sejarah, budaya, dan ilmiah11. Revitalisasi dilakukan bukan

hanya sekedar menyentuh ranah fisik saja namun juga menyentuh ke bagian

sumberdaya manusia atau tenaga kerja di Museum Benteng Vredeburg.

Sebagai ruang publik maka museum juga harus mampu memberikan

informasi sejelas-jelasnya kepada pengunjung, memberikan sapaan hangat dan

memberikan kesan ramah kepada para pengunjung. Keadaan ini harus diimbangi

pula dengan kondisi organisasi dan sarana penunjang yang memadai serta kualitas

SDM yang kompeten. Maka dari itu diperlukan pula pengembangan dan

pembinaan lebih lanjut agar kualitas SDM memenuhi tuntutan pembangunan dan

kemajuan teknologi.

Beberapa alasan yang telah disebutkan di atas merupakan landasan dari

perlunya revitalisasi bagi Museum Benteng Vredeburg. Di samping alasan-alasan

di atas, Museum Benteng Vredeburg juga menjadi salah satu target dari 5

Museum UPT yang harus direvitalisai pada tahun 2011. Kegiatan revitalisasi 11 Catatan kaki sama dengan No.5, hal 6

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

20

museum tersebut telah diagendakan di dalam kebijakan yang disepakati oleh

Direktorat Museum, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala dan Kementrian

Kebudayaan dan Pariwisata pada saat itu. Kini kegiatan revitalisasi tetap

dilanjutkan di bawah pengawasan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kegiatan revitalisasi di Museum Benteng Vrederberg dilandasi oleh

perkembangan paradigma mengenai museum masa kini. Pendekatan revitalisasi

yang dilakukan diarahkan pada kebutuhan masyarakat terhadap museum.

Sedangkan paradigma klasik cenderung mengedepankan kebutuhan akan koleksi

museum yang harus ditampilkan secara menarik bagi masyarakat.

Melalui pendekatan visitor oriented maka berpengaruh pula pada sistem

pengaturan pameran di museum. Segala bentuk penataan pameran kosleksi

museum ditata semenarik mungkin agar pengunjung datang dan datang kembali

lagi ke museum. Guna menarik pengunjung maka revitalisasi museum tidak hanya

dilakukan secara fisik saja namun juga menyangkut aspek manajemen, program,

jejaring, pencitraan dan kebijakan. Revitalisasi museum juga dilakukan dalam

upaya untuk mencapai 3 pilar kebijakan permuseuman Indonesia, yaitu:12

1. Mencerdaskan bangsa

2. Memperteguh kepribadian bangsa

3. Memperkokoh ketahanan nasional dan wawasan nusantara

Museum Benteng Vredeburg berperan sebagai sarana untuk mencapai visi

Gerakan Nasional Cinta Museum. Tugas dan Fungsi Museum Benteng Vredeburg

di samping bersifat administratif juga bersifat teknis yang secara operasional

12 http://museumku.wordpress.com/revitalisasi-museum/ diakses pada tanggal 09 Desember 2012, pukul 08.00 WIB

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

21

mencakup mengumpulkan, merawat, memelihara, mengawetkan, mengkaji,

menyajikan, menerbitkan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif

kultural tentang benda bernilai sejarah, budaya, dan ilmiah.

Museum Benteng Vredeburg mampu menjalankan fungsi dan tugasnya

sesuai visi Gerakan Nasional Cinta Museum apabila seluruh aspek museum sudah

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mencapainya aspek museum yang

direvitalisasi oleh kegiatan Gerakan Nasional Cinta Museum meliputi aspek fisik,

aspek manajemen, aspek komunikasi pemasaran, dan aspek pencitraan maka

Museum Benteng Vrderburg juga menjalankan revitalisasi bada aspek-aspek

tersebut. Hal ini di pertegas oleh Drs. Suharja selaku Kepala Urusan Umum

Museum Benteng Vredeburg :

“…aspek yang direvitalisasi disini menyangkut 3 aspek, yaitu aspek Brainware, Hardware dan Software.” (wawancara pada tanggal 5 Desember 2012)

Upaya revitalisasi yang dilakukan oleh Museum Benteng Vrderburg dalam

mendukung Gerakan Nasional Cinta Museum sudah di mulai sejak tahun 2011.

Akan tetapi revitalisasi sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali sebelumnya.

Namun pada masa sebelumnya lebih mengarah pada aspek fisik. Revitalisasi

Benteng Vredeburg mulai direalisasikan pada tahun anggaran 1980/1981.

Kemudian revitalisasi fisik dilakukan kembali pada tahun anggaran 1985/1986.

Pada saat itu revitalisasi juga didukung dengan Piagam Perjanjian serta

surat Sri Sultan Hamengkubuwono IX Nomor 359/HB/85 tanggal 16 April 1985

yang menyebutkan bahwa perubahan-perubahan tata ruang bagi gedung-gedung di

dalam komplek Benteng Vredeburg diijinkan sesuai dengan kebutuhan sebagai

sebuah museum. Semenjak saaat itu revitalisasi secara fisik terus dilakukan

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

22

dengan serangkaian tahapan dari tahun anggaran 1980/1981 yang berlanjut hingga

tahun anggaran 1993/1994.

Kini arah dari revitalisasi tidak hanya menyangkut aspek fisik saja seperti

yang sudah dijelaskan sebelumnya namun juga menyangkut aspek SDM, program

untuk mengajak masyarakat berkunjung, jaringan permuseuman secara nasional

hingga internasional, kebijakan yang mendukung pengembagan hingga aspek

pencitraan. Museum Benteng Vredeburg telah mengaplikasikan berbagai strategi

revitaliasasi pada aspek-aspek tersebut untuk mendukung Gerakan Nasional Cinta

Museum.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana proses dan tingkat keberhasilan revitalisasi Museum Benteng

Vredeburg?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui proses dan tingkat

keberhasilan program revitalisasi Museum Benteng Vredeburg. Melalui program

revitalisasi diharapakan Museum Benteng Vredeburg dapat menyelenggarakan

aktivitas baik secara teknis maupun secara administratif yang sesuai dengan tugas

dan fungsi Museum Benteng Vredeburg sebagai museum khusus perjuangan

nasional bangsa Indonesia di Yogakarta. Melalui identifikasi terhadap program

yang diimplementasikan maka dapat diketahui implementasi program revitalisasi

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

23

Museum Benteng Vredeburg yang dapat mendukung tercapainya tujuan Gerakan

Nasional Cinta Museum.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti :

1. Dapat lebih memahami mengenai kegiatan revitalisasi museum. Khususnya

Museum Benteng Vredeburg yang merupakan sasaran program Gerakan

Nasional Cinta Museum.

2. Dapat menghasilkan penelitian yang berkaitan dengan kegiatan revitaliasai

museum yang merupakan program langsung dari pemerintah pusat.

Bagi Pemerintah:

1. Dapat memberikan saran dan kritik dalam mengimplementasikan revitalisasi

museum.

2. Dapat membuat kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan revitalisasi

museum.

Bagi Pengelola Museum:

1. Dapat memberikan saran dan kritik dalam mengimplementasikan revitalisasi

museum.

2. Dapat menjadi referensi bagi museum dalam menyelenggarakan kegiatan

harian.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65032/potongan/S1-2013... · Revitalisasi harus terbangun pada semua tataran komponen masyarakat bangsa Indonesia

24

Bagi Pembaca:

1. Dapat menambah informasi mengenai kegiatan revitalisasi museum,

khususnya pada museum yang mendukung Gerakan Nasional Cinta Museum.

2. Dapat menjadi referensi pembanding bagi kajian-kajian yang sejenis.

Bagi Ilmu Pengetahuan:

1. Dapat memberikan tambahan ilmu mengenai revitalisasi museum sebagai

pendukung Gerakan Nasional Cinta Museum.