bab 1 koperasi

67
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan usaha koperasi merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2012. Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang, bukan kumpulan modal (Soemarso, 2008:204). Salah satu jenis koperasi adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam merupakan jenis usaha yang memiliki kegiatan usaha terbatas, dengan transaksi yang sederhana meliputi penghimpunan dana dan penyaluran kredit kepada anggota dan masyarakat umum. Muhammad Khafid, dkk. (2010) mengatakan bahwa, untuk mencapai tujuan-tujuan koperasi, maka pengelolaan koperasi harus dilakukan dengan benar dan profesional. Salah satu tolak ukur koperasi yang

Upload: liliana-dewi

Post on 11-Jul-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

koperasi

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Koperasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Badan usaha koperasi merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi di

Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2012. Koperasi

merupakan kumpulan dari orang-orang, bukan kumpulan modal (Soemarso,

2008:204). Salah satu jenis koperasi adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi

simpan pinjam merupakan jenis usaha yang memiliki kegiatan usaha terbatas,

dengan transaksi yang sederhana meliputi penghimpunan dana dan

penyaluran kredit kepada anggota dan masyarakat umum.

Muhammad Khafid, dkk. (2010) mengatakan bahwa, untuk mencapai

tujuan-tujuan koperasi, maka pengelolaan koperasi harus dilakukan dengan

benar dan profesional. Salah satu tolak ukur koperasi yang sehat adalah

koperasi yang melakukan pengelolaan keuangan yang benar. Sebagai sebuah

lembaga ekonomi yang menghasilkan suatu laporan keuangan maka masalah

akuntansi koperasi merupakan salah satu masalah penting yang ada di

koperasi.

Sebagai alat pertanggungjawaban, koperasi perlu menyusun laporan

keuangan yang merupakan salah satu sumber informasi yang relevan dan

dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, maupun

pengendalian koperasi.

1

Page 2: Bab 1 Koperasi

2

Laporan keuangan koperasi merupakan suatu pelaporan mengenai

pertanggungjawaban kegiatan usaha kepada pihak luar yang mempunyai

hubungan dengan koperasi baik sebagai anggota koperasi maupun sebagai

kreditur yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan yang disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu periode

akuntansi dan dalam penyajian laporan keuangan harus disesuaikan dan

mengacu kepada peraturan tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi

yang berlaku. Tetapi dalam praktiknya kebanyakan koperasi tidak mengikuti

peraturan yang telah ditetapkan dalam penyusunan laporan keuangan. Agar

analisis mendapatkan hasil yang akurat, sebelum melakukan analisis terhadap

kinerja keuangan koperasi harus dilakukan terlebih dahulu analisis kebijakan

akuntansi koperasi terhadap laporan keuangan koperasi untuk mengetahui

kesesuaian kebijakan akuntansi yang diterapkan koperasi dengan peraturan

yang berlaku. Adapun peraturan tentang perlakuan akuntansi koperasi yang

benar mengacu pada Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan

Menengah Republik Indonesia nomor 13/Per/M.KUKM/IX/2015 sebagai

standard yang mengatur penyusunan laporan keuangan koperasi.

Koperasi Karyawan Hotel Melia Bali merupakan koperasi yang

beranggotakan 726 orang. Koperasi ini mengelola 3 unit usaha diantaranya

unit simpan pinjam, unit toko, dan unit taxi.

Page 3: Bab 1 Koperasi

3

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan

dalam sebuah skripsi yang berjudul Analisis Kebijakan Akuntansi dalam

Penilaian Kinerja Finansial Pada Koperasi Karyawan Hotel Melia Bali.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kebijakan akuntansi yang diterapkan pada Koperasi

Karyawan Hotel Melia Bali?

2. Apakah kebijakan akuntansi yang dilakukan pada Koperasi Karyawan

Hotel Melia Bali sudah sesuai aturan yang berlaku?

3. Bagaimanakah pengaruh kebijakan akuntansi yang diterapkan pada

Koperasi Karyawan Hotel Melia Bali terhadap laporan keuangan?

4. Bagaimanakah pengaruh kebijakan akuntansi yang diterapkan pada

Koperasi Karyawan Hotel Melia Bali terhadap kinerja finansial?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada koperasi karyawan hotel melia

Bali.

2. Kebijakan akuntansi yang dilakukan pada koperasi karyawan hotel melia

Bali sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Page 4: Bab 1 Koperasi

4

3. Pengaruh kebijakan akuntansi yang diterapkan pada koperasi karyawan

hotel melia Bali terhadap laporan keuangan.

4. Pengaruh kebijakan akuntansi yang diterapkan pada koperasi karyawan

hotel melia Bali terhadap kebijakan financial.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Media untuk belajar memecahkan masalah secara ilmiah serta

menerapkan dan membandingkan teori yang telah diterima di bangku

perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga diperoleh

hasil yang bisa digunakan sebagai bahan acuan dalam proses

pembelajaran

2. Bagi Politeknik Negeri Bali

Penelitian ini berguna sebagai sumber bacaan ilmiah, tambahan referensi,

informasi, dan wawasan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian lebih lanjut dan dapat menunjang kelancaran pendidikan

khususnya bagi jurusan akuntansi

3. Bagi Koperasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang

kiranya dapat dijadikan pertimbangan atau perbandingan kepada koperasi

terkait dalam menentukan kebijakan akuntansi

Page 5: Bab 1 Koperasi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Akuntansi dan Kebijakan Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Menurut (Accounting Terminologi Bulletin, 1953 dalam Purnama

2012:9) mendefinisikan bahwa:

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam suatu perilaku (manner) yang signifikan dan dalam satuan uang, transaksi dan peristiwa yang merupakan bagian terkecil (least) dari suatu karakter keuangan, dan interpretasi hasil-hasilnya.

Sedangkan menurut XXXXX menyatakan bahwa:

Akuntansi (accounting) merupakn suatu sistem informasi yang mnegukur aktivitas bisnis, memroses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang akan membuat keputusan yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis.

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan akuntansi

merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari kegiatan pencatatan,

pengklasifikasian, dan pengikhtisaran data menjadi laporan keuangan

serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang akan membuat

keputusan.

b. Pengertian Kebijakan Akuntansi

Perusahaan- perusahaan sebagai suatu entitas bisnis perlu membuat

pilihan diantara berbagai metode akuntansi dalam mencatat dan

5

Page 6: Bab 1 Koperasi

6

menyiapkan laporan keuangan. Kebijakan akuntansi suatu entitas

adalah prinsip akuntansi yang spesifik dan metode penerapan prinsip

tersebut dipandang yang paling tepat oleh manajemen entitas tersebut

untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, perubahan modal,

dan perubahan dalam posisi keuangan dengan sewajarnya. Perubahan-

perubahan akuntansi yang diterapkan oleh entitas merupakan bagian

dari kebijakan akuntansi suatu entitas yang diharapkan dapat

meningkatkan kinerja dari suatu entitas tersebut (Purnama, 2012:10).

2. Pedoman Umum Akuntansi Koperasi

Pedoman ini merupakan penyempurnaan atas pedoman umum

akuntansi koperasi Indonesia sebelumnya, yang berisi praktek penerapan

akuntansi pada koperasi dengan memperhatikan perubahan pada

perkembangan Standar Akuntansi Keuangan yang mengacu pada IFRS.

Pedoman ini menetapkan bentuk, isi penyajian dan pengungkapan laporan

keuangan koperasi untuk kepentingan internal koperasi. Pedoman ini

merupakan acuan yang harus dipatuhi oleh koperasi yang mana mengatur

informasi keuangan koperasi yang disajikan dalam neraca, laporan

perhitungan hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan

catatan atas laporan keuangan.

3. Tujuan Laporan Keuangan

a. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan

Page 7: Bab 1 Koperasi

7

keputusan ekonomi yang rasional, seperti anggota, pemerintah,

masyarakat.

b. Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan, antara

lain :

1) Informasi mengenai jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas.

2) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah

nilai dan sifat modal.

3) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam

satu periode dan hubungan antara keduanya.

4) Cara usaha simpan pinjam mendapatkan dan membelanjakan kas

serta faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.

5) Kepatuhan usaha simpan pinjam terhadap ketentuan yang berlaku

yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah.

6) Usaha peningkatan kesejahteraan, merubah kondisi, atau

menyelesaikan permasalahan anggota.

c. Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban

penggurus atas penggelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka.

4. Komponen Laporan Keuangan Koperasi

Komponen laporan keuangan koperasi terdiri dari:

Page 8: Bab 1 Koperasi

8

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, yaitu sifat dan jumlah harta atau sumber daya usaha simpan

pinjam koperasi, kewajiban kepada pihak pemberi pinjaman dan

penyimpan serta ekuitas pemilik dalam sumber daya usaha simpan

pinjam koperasi pada saat tertentu, terdiri dari komponen Aset,

Kewajiban dan Ekuitas.

b. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Laporan Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang memberikan

informasi tentang perhitungan tentang penghasilan dan beban.

Penyajian akhir dari perhitungan hasil usaha disebut SHU (Sisa Hasil

Usaha)

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah penambahan atau pengurangan

komponen ekuitas koperasi dalam satu periode tertentu.

d. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas adalah informasi mengenai perubahan historis atas

kas dan setara kas koperasi yang menunjukkan secara terpisah

perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,

aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan adalah tambahan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau

Page 9: Bab 1 Koperasi

9

rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi

pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan

keuangan.

5. Karakteristik Kualitatif Akuntansi Koperasi

Laporan keuangan harus memenuhi ketentuan dalam penyajian

kualitatif laporan keuangan, diantaranya:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

adalah kemudahan untuk dipahami oleh pengguna.

b. Relevan

Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk

proses pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan

evaluasi.

c. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material

dan bias jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu

keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu.

d. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi

antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan

kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan

keuangan antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk

Page 10: Bab 1 Koperasi

10

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif.

6. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keungan

a. Basis Akuntansi

Untuk mencapai tujuan, laporan keuangan disusun atas dasar

akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui

pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam

laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan

yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada

pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan

dan pembayaran kas, tetapi juga liabilitas pembayaran kas pada masa

depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan

diterima pada masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan

menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lain

yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan.

b. Penyajian Wajar

1) Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar, neraca, kinerja

(aktivitas), dan arus kas disertai pengungkapan yang diharuskan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan

likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh

temponya.

Page 11: Bab 1 Koperasi

11

3) Laporan arus kas dikelompokkan secara single step.

4) Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis

dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan berkaitan dengan

pos-pos dalam neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan

perubahan ekuitas dan Laporan Arus Kas yang sifatnya

memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitaif.

5) Dalam Catatan atas Laporan Keuangan tidak diperkenankan

menggunakan kata “sebagian besar” untuk menggambarkan bagian

dari suatu jumlah tetapi harus dinyatakan dalam jumlah nominal

atau persentase.

6) Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Perubahan estimasi akuntansi

Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahan

kondisi yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan

pengaruh material dari perubahan yang terjadi baik pada

periode berjalan maupun pada periodeperiode berikutnya.

b) Perubahan kebijakan akutansi

Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila terdapat peraturan

perundangan atau standar akuntansi yang berbeda

penerapannya; atau diperkirakan bahwa perubahan tersebut

Page 12: Bab 1 Koperasi

12

akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang

lebih sesuai dalam laporan keuangan.

c) Terdapat kesalahan mendasar

Koreksi kesalahan mendasar dilakukan secara retrospektif

dengan melakukan penyajian ulang untuk seluruh periode

sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum

periode sajian. Pada setiap lembar neraca, Laporan

perhitunganhasil usaha,laporan arus kas dan Laporan

perubahan ekuitas, harus diberi pernyataan bahwa “catatan atas

laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari

laporan keuangan.

c. Pengungkapan Lengkap

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus

lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan, karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi

jika ditinjau dari segi relevansi.

d. Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi

dan realitas ekonomi.

e. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak

bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh

Page 13: Bab 1 Koperasi

13

ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa

pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang

mempunyai kepentingan yang berlawanan.

f. Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat

melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian,sehingga aset atau

penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban

tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian penggunaan

pertimbangan sehat tidak rnemperkenankan, misalnya, pembentukan

cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan

sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau

pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan

keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas

andal.

g. Tepat Waktu Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu sehingga

kemanfaatannya tidak berkurang.

h. Konsistensi

1) Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar

periode harus konsiten.

2) Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan

diubah, maka penyajian periode sebelumnya harus direklasifikasi

untuk memastikan daya banding, sifat, dan jumlah. Selain itu,

alasan reklasifikasi juga harus diungkapkan. Dalam hal

Page 14: Bab 1 Koperasi

14

reklasifikasi dianggap tidak praktis maka cukup diungkapkan

alasannya.

7. Keterbatasan Laporan Keuangan

Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas

infromasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan

karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:

a. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah

lampau.

b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak

pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak

tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan

keuangan saja.

c. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.

d. Hanya melaporkan informasi yang material.

e. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila

terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian

suatu pos, maka dipilih alternatif yang menghasilkan kenaikan ekuitas

dana atau nilai aktiva yang paling kecil.

f. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan persitiwa sesuai

dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk

hukumnya (formalitas).

Page 15: Bab 1 Koperasi

15

8. Akuntansi Aset pada Koperasi

a. Aset Lancar

Yaitu aset aset yang memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun.

Pengklasifikasian aset lancar antara lain:

1) Diperkirakan akan dapat direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau

digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas

2) Dimiliki untuk diperdagangkan (diperjual belikan)

3) Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah

akhir periode pelaporan.

Aset lancar meliputi komponen perkiraan:

1) Kas, Kas adalah aset yang siap digunakan untuk pembayaran dan

bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum organisasi.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi kas diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya. Pencatatan kas masuk pada akun kas dilakukan

pada saat terjadi penerimaan. Pencatatan kas keluar dilakukan

pada saat terjadi pengeluaran. Sedangkan pencatatan saldo kas

disesuaikan dengan fisik kas per tanggal laporan. Satu rekening

bank, meskipun dikhususkan untuk dana tertentu, tidak

menutup kemungkinan menerima dana lainnya. Oleh karena

itu, pencatatan satu rekening bank bisa dilakukan pada

beberapa dana sekaligus. Kas dinilai sebesar nilai yang

Page 16: Bab 1 Koperasi

16

diterima dan dikeluarkan. Untuk saldo kas dinilai sesuai

dengan jumlah fisik kas per tanggal laporan

b) Penyajian

Kas disajikan dalam pos aset lancar.

c) Pengungkapan (dalam Catatan Atas Laporan Keuangan)

Hal-hal yang harus dijelaskan seperti rincian jumlah uang kas.

Kas disajikan di neraca sebesar nilai fisik kas dan setara kas per

tanggal laporan. Hal-hal lain yang dianggap perlu, seperti

rincian rekening bank, disajikan dalam catatan atas laporan

keuangan.

2) Penempatan Dana pada Bank/Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

Sekunder

Penempatan dana pada bank/usaha simpan pinjam oleh koperasi

sekunder adalah simpanan koperasi pada bank atau usaha simpan

pinjam oleh koperasi sekunder tertentu yang likuid, seperti:

tabungan, giro dan deposito serta simpanan lainnya

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi Bank atau usaha simpan pinjam oleh koperasi

sekunder diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

b) Penyajian

Bank atau usaha simpan pinjam oleh koperasi sekunder

disajikan dalam pos aset lancar.

Page 17: Bab 1 Koperasi

17

c) Pengungkapan

Hal-hal yang harus dijelaskan misalnya rincian simpanan/

tabungan/giro/deposito pada bank-bank yang berbeda.

3) Surat Berharga, adalah investasi dalam berbagai bentuk surat

berharga, yang dapat dicairkan dalam bentuk tunai setiap saat

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset lancar.

c) Pengungkapan

Rincian surat berharga yang dimiliki koperasi.

4) Pinjamanyang diberikan

Pinjaman yang diberikan adalah setiap klaim terhadap pihak lain

baik eksternal maupun internal, yang akan diterima dalam bentuk

kas dan atau aktiva lainnya pada masa yang akan datang.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset lancar

Page 18: Bab 1 Koperasi

18

c) Pengungkapan

Pinjaman yang diberikan Piutang disajikan di neraca sebesar

saldo pinjaman yang diberikan piutang yang masih belum

dibayar yang bersifat net setelah dikurangi cadangan piutang

yang tidak tertagih atau dihapuskan. Perincian piutang

pinjaman yang diberikan dan penjelasan piutang tak tertagih

disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Rincian

piutang pinjaman dari masing-masing anggota

5) Penyisihan Pinjaman Tak Tertagih

Penyisihan Pinjaman Tak Tertagih adalah penyisihan nilai tertentu,

sebagai “pengurang nilai nominal” piutang pinjaman atas

terjadinya kemungkinan risiko pinjaman tak tertagih, yang

dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian akibat pemberian

pinjaman sesuai karakteristik masing-masing usaha yang dibiayai.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Koperasi dapat membentuk pos penyisihan kerugian akibat

pemberian pinjaman, yang nilainya disesuaikan dengan

perkiraan pinjaman tak tertagih setiap periode sesuai

karakteristik masing-masing usaha yang dibiayai.

b) Penyajian

Saldo penyisihan pinjaman tak tertagih disajikan sebagai pos

pengurang dari pinjaman.

Page 19: Bab 1 Koperasi

19

c) Pengungkapan Kebijakan akuntansi, metode penyisihan

pinjaman tak tertagih, pengelolaan piutang bermasalah.

6) Perlengkapan, adalah material penunjang yang digunakan untuk

operasional koperasi dengan masa manfaat kurang dari satu tahun

yang masuk dalam kategori perlengkapan adalah perlengkapan

kantor yang jumlahnya material, seperti: buku, alat tulis, dan

stationeri.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset lancar.

c) Pengungkapan

Rincian per jenis perlengkapan pada koperasi. Perlengkapan

disajikan pada neraca berdasarkan nilai fisik dari persediaan

per tanggal laporan. Bila terdapat perbedaan nilai buku dengan

nilai fisik (secara jumlah) maka dilakukan penyesuaian di akhir

periode.

7) Pajak dibayar dimuka

Pajak dibayar dimuka adalah sejumlah dana yang telah dibayarkan

sebagai cicilan beban pajak badan.

Page 20: Bab 1 Koperasi

20

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan dalam pos aset lancar.

8) Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka adalah sejumlah dana yang telah dibayarkan

kepada pihak lain untuk memperoleh manfaat barang/jasa tertentu.

Termasuk dalam kategori biaya-biaya dibayar dimuka, antara lain,

adalah Sewa Dibayar Dimuka, Asuransi Dibayar Dimuka, dan

Biaya Dibayar Dimuka Lainnya.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan dalam pos aset lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal penting yang berkaitan dengan perjanjian.

9) Pendapatan Yang Masih Harus Diterima

Pendapatan yang masih harus diterima adalah berbagai jenis

pendapatan koperasi yang sudah dapat diakui sebagai pendapatan

tetapi belum dapat diterima oleh koperasi;

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Page 21: Bab 1 Koperasi

21

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya

b) Penyajian

Disajikan dalam pos aset lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal penting yang berkaitan dengan perjanjian.

10) Aset Lancar Lain

Aset lancar lain adalah aset yang tidak termasuk sebagaimana pada

butir 1 sampai dengan 8 di atas.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai

nominalnya

b) Penyajian

Disajikan dalam pos aset lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal penting yang berkaitan dengan perjanjian.

b. Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar adalah aset yang terdiri dari beberapa macam aset,

masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dimiliki serta

digunakan dalam kegiatan operasionaldengan kompensasi penggunaan

berupa biaya depresiasi (penyusutan). Aset Tidak lancar meliputi

komponen perkiraan:

1) Investasi Jangka Panjang

Page 22: Bab 1 Koperasi

22

Investasi jangka panjang adalah aset atau kekayaan yang

diinvestasikan pada koperasi sekunder, koperasi lain atau

perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun tidak dapat

dicairkan, berupa simpanan atau penyertaan modal.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tidak lancar dan dicatat sebesar

nilai nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset tidak lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti rincian dari macam

investasinya, perjanjian, evaluasi prospek.

2) Properti Investasi

Properti Investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian

dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh

pemilik/koperasi atau lessee melalui sewa pembiayaan) dan dapat

menghasilkan sewa atau kenaikan nilai atau kedua-duanya.

Properti investasi tidak digunakan untuk kegiatan produksi atau

penyediaan barang/jasa, tujuan administratif, atau dijual dalam

kegiatan usaha sehari-hari.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tidak lancar dan dicatat sebesar

nilai perolehannya.

Page 23: Bab 1 Koperasi

23

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset tidak lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan,

rincian atas aset tidak lancar tersebut.

3) Akumulasi Penyusutan Properti Investasi

Akumulasi penyusutan properti investasi adalah “pengurang nilai

perolehan” suatu properti investasi, sebagai akibat penggunaan dan

berlalunya waktu. Akumulasi penyusutan dilakukan secara

sistematis selama awal penggunaan sampai dengan umur

manfaatnya.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk

periode yang bersangkutan dan nilainya disesuaikan dengan

metode penyusutan properti investasi koperasi bersangkutan.

b) Penyajian

Saldo akumulasi penyusutan properti investasi disajikan

sebagai pos pengurang nilai perolehan dari aset tidak lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan meliputi metode penyusutan

dan umur manfaat yang digunakan.

Page 24: Bab 1 Koperasi

24

4) Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi organisasi, yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

rangka kegiatan normal organisasi dan mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun.Aset tetap mencakup perkiraan :

a) Tanah/Hak Atas Tanah

Tanah/hak atas tanah adalah kekayaan yang diinvestasikan

dalam bentuk hak atas tanah;

(1) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar

nilai perolehan.

(2) Penyajian

Disajikan pada pos aset tetap.

(3) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber

perolehan, rincian atas aset dan waktu hak penggunaan.

b) Bangunan , adalah kekayaan yang diinvestasikan dalam bentuk

berbagai bangunan;

(1) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar

nilai perolehannya.

Page 25: Bab 1 Koperasi

25

(2) Penyajian

Disajikan pada pos aset tetap.

(3) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber

perolehan, rincian atas aset dan metode penyusutannya.

c) Mesin dan Kendaraan, adalah kekayaan yang diinvestasikan

dalam bentuk berbagai jenis mesin, kendaraan atau peralatan

produksi;

(1) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar

nilai perolehannya.

(2) Penyajian

Disajikan pada pos aset tetap

(3) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber

perolehan, rincian atas mesin, kendaraan dan peralatan

produksi serta metode penyusutannya.

d) Inventaris dan Peralatan Kantor, adalah kekayaan yang

diinvestasikan dalam bentuk berbagai bentuk inventaris dan

peralatan kantor

(1) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar

nilai perolehannya.

Page 26: Bab 1 Koperasi

26

(2) Penyajian

Disajikan pada pos aset tetap.

(3) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber

perolehan, rincian atas inventaris dan metode

penyusutannya.

5) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Akumulasi penyusutan aset tetap adalah “pengurang nilai

perolehan” suatu aset tetap yang dimiliki koperasi, sebagai akibat

dari penggunaan dan berlalunya waktu. Akumulasi penyusutan

dilakukan secara sistematis selama awal penggunaan sampai

dengan umur manfaatnya.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk

periode yang bersangkutan yang nilainya disesuaikan dengan

metode penyusutan aset tetap koperasi yang bersangkutan.

b) Penyajian

Saldo akumulasi penyusutan disajikan sebagai pos pengurang

dari aset tetap.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan seperti metode penyusutan

yang digunakan, umur manfaat atau tarif penyusutan yang

digunakan dan sebagainya.

Page 27: Bab 1 Koperasi

27

6) Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat

diidentifikasi namun tidak mempunyai wujud fisik. Dimiliki untuk

digunakan dalam kegiatan produksi atau disewakan kepada pihak

lain atau untuk tujuan administratif. Contoh aset tidak berwujud

yaitu software.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Nilai aset tidak berwujud dicatat sesuai dengan nilai perolehan,

dan mempunyai masa manfaat ekonomis serta dapat diukur

secara andal.

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset tidak lancar.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

(1) Umur manfaat atau tarif amortisasi;

(2) Metode amortisasi;

(3) Akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode;

(4) Unsur pada laporan perhitungan hasil usaha yang

didalamnya terdapat amortisasi aset tidak berwujud;

(5) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

yang menunjukkan penambahan, pelepasan, amortisasi dan

perubahan lainnya secara terpisah.

Page 28: Bab 1 Koperasi

28

7) Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah “pengurang nilai perolehan” suatu aset

tidak berwujud yang dimiliki koperasi, sebagai akibat dari

penggunaan dan berlalunya waktu. Akumulasi amortisasi aset tidak

berwujud dilakukan secara sistematis selama awal penggunaan

sampai dengan umur manfaatnya.

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Amortisasi aset tidak berwujud untuk setiap periode diakui

sebagai beban untuk periode yang bersangkutan yang nilainya

disesuaikan dengan metode amortisasi aset tidak berwujud

koperasi yang bersangkutan.

b) Penyajian

Saldo akumulasi amortisasi disajikan sebagai pos pengurang

dari aset tidak berwujud.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan seperti metode amortisasi

yang digunakan,umur manfaatatau tarif amortisasi yang

digunakan.

8) Aset Tidak Lancar Lain

Aset tidak lancar lain adalah aset yang tidak termasuk sebagaimana

pada butir 1 sampai dengan 7 seperti bangunan yang belum selesai

dibangun.

Page 29: Bab 1 Koperasi

29

a) Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)

Transaksi diakui sebagai aset tidak tetap lain dan dicatat

sebesar nilai nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan pada pos aset tidak lancar lain.

c) Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan,

rincian atas aset tidak lancar lain.

9. Kinerja Finansial Koperasi

Menurut Martono (2002;52) kinerja keuangan suatu koperasi atau

badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders),

seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah,

dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan

laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila

disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang

nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi

atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang

akan digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan atau koperasi.

Menurut Mulyadi (1997;419) penilaian kinerja adalah penentuan

secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi,

dan karywannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja secara umum dapat diartikan

sebagai penilaian/ukuran terhadap efektivitas dan efisiensi msing-masing

Page 30: Bab 1 Koperasi

30

individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan/organisasi.

Aspek utama dari kinerja keuangan yaitu tercapainya

keseimbangan yang baik antara hutang dan ekuitas. Hutang mempunyai

peranan penting dalam perekonomian. Pemerintah, pengusaha bahkan

perorangan membiayai banyak bisnisnya menggunakan hutang.

Perusahaan atau koperasi memutuskan mengambil sejumlah uang

untuk dipinjam dengan menetapkan berapa besar pinjaman jangka pendek

dan panjang. Pendanaan jangka pendek biasanya untuk membiayai

investasi pada aktiva lancar. Sejumlah perusahaan atau koperasi

mengalami kesulitan keuangan yang sangat mendalam, karena

menggunakan pinjaman jangka pendek untuk investasi jangka panjang.

Kinerja keuangan perusahaan atau koperasi dapat diukur

berdasarkan rasio keuangan dengan analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas,

rasio leverage, rasio profitabilitas. Semakin besar nilai rasio-rasio tersebut,

maka kinerja dapat tercapai. Sedangkan untuk rasio leverage jika semakin

kecil nilainya maka kinerjanya semakin baik.

Informasi kinerja perusahaan atau koperasi terutama profitabilitas

diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang

mungkin dilakukan atau dikendalikan di masa datang. Informasi fluktuasi

kenerja sangat penting dan bermanfaat untuk prediksi kapasitas

perusahaan atau koperasi dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya

yang ada. Disampin itu infoemasi kinerja juga berguna dalam perumusan

Page 31: Bab 1 Koperasi

31

pertimbangan tentang efektivitas perusahaan atau koperasi dalam

memanfaatkan tambahan sumber daya.

10. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Martono (2002: 55-60) pada dasarnya alat rasio keuangan

diklasifikasikan menjadi empat (4) kelompok antara lain:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah alat ukur untuk melihat apakah unit usaha

tersebut cukup likuit dalam menjalankan usahanya selama periode

mendatang. Rasio ini terdiri atas:

1) Current Ratio.

Rasio ini menunjukkan sampai dimana hutang-hutang jangka

pendek dapat dibayar dari aktiva-aktiva yang dapat dijadikan uang

pada waktu yang sama misal, jangka waktu pembayaran hutang-

hutang jangka pendek. Secara umum rasio ini bisa dikatakan baik,

jika nilainya mencapai 2 atau 200%.

2) Quick Ratio.

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha

dalam utang-utang jangka pendeknya, tanpa mengutamakan

persediaan. Suatu unit usaha dikatakan mampu membayar utang

jangka pendeknya, jika nilainya lebih besar dari satu (1) atau lebih

dari 100%.

Page 32: Bab 1 Koperasi

32

3) Cash Ratio.

Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu unit usaha dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas dan

surat berharga yang mudah diuangkan.

b. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas, yaitu merupakan kemampuan dari koperasi mengelola

dana untuk mengetahui sampai seberapa besar laba yang dapat

dihasilkan melalui sumber pendapatan seperti kegiatan penjualan,

pembelian, dan kegiatan lainnya. Semakin cepat perputaran aktiva,

maka akan semakin baik bagi koperasi tersebut. Adapun rasio aktivitas

yang sering digunakan yaitu:

1) Total Asset Turn Over (TATO)

Rasio ini mengukur perputaran dana yang tertanam dalam aktiva

selama periode tertentu yang diinvestasikan untuk menghasilkan

pendapatan. Selain itu juga dapat mengukur perputaran aset yang

dimilki suatu unit usaha.

2) Working Capital Turn Over (WCTO)

Rasio ini menunjukkan keefektikan modal kerja, menunjukkan

hubungan modal kerja dengan penjualan, serta banyaknya

penjualan yang diperoleh suatu unit usaha untuk setiap rupiah

modal kerja.

3) Receivable Turn Over

Page 33: Bab 1 Koperasi

33

Rasio ini menunjukkan tingkat perputaran piutang dalam suatu

periode tertentu. Semakin tinggi perputarannya berarti semakin

cepat pula pengembalian modal yang tertanam dalam piutang yang

berbentuk kas.

4) Average Collection Period

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha

dalam mengumpulkan jumlah piutang setiap jangka waktu

tertentu.

c. Rasio Leverage

Kreditor jangka panjang maupun jangka pendek akan memperhatikan

benar seberapa banyak kegiatan koperasi atau badan usaha lain yang

dibiayai utang. Jika koperasi atau badan usaha lain mempunyai utang

jangka panjang yang sangat tinggi dalam struktur permodalan koperasi

atau badan usaha lain, maka para kreditor akan berfikir bahwa koperasi

atu badan usaha lain akan mudah gulung tikar dan tidak akan bisa

melunasi utangnya. Demikian dengan pemilik koperasi atau badan

usaha lain akan mempertmbangkan beberapa kembalian yang bisa

didapat dari komposisi banyak sedikitnya utang dalam struktur

permodalan. Rasio ini meliputi:

1) Debt to Total asset.

Rasio menunjukkan berapa persen aset suatu unit usaha yang

diberikan kreditur.

Page 34: Bab 1 Koperasi

34

2) Debt to Equity

Rasio ini mengukur seberapa jauh suatu unit usaha dibiayai oleh

pinjaman. Semakin tinggi nilainya berarti semakin besar dana

yang dipinjam dari pihak luar.

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan efektivitas menciptakan laba. Laba pada

dasarnya menunjukkan seberapa baik koperasi/badan usaha lain dalam

membuat keputusan investasi dan pembiayaan. Koprasi/badan usaha

harus mampu menyiapkan uang dari laba koperasi/badan usaha lain

dalam membayar utang dan membayar deviden dengan

mengoptimalkan pemanfatan seluruh asetnya. Adapun rasio ini yang

sering digunakan antara lain;

1) Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam

menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan.

2) Return On Investment (ROI)

Rasio ini mengukur berapa besar tingkat pengembalian atas

investasi.

3) Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini mengukur laba kotor yang dapat dicapai dalam setiap

penjualan.

Page 35: Bab 1 Koperasi

35

11. Koperasi

a. Pengertian koperasi

Koperasi dikenal sebagai badan usaha yang dibangun dari dan

untuk anggota. Hal ini dikarenakan modal pendirian koperasi berasal

dari anggotanya dan beroperasi berdasarkan keputusan dari semua

anggota yang terdaftar. Menurut UU No 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi menekankan bahwa terdapat kesamaan kepentingan

dan hak para anggotanya sehingga keputusan tertinggi pada koperasi

ditentukan oleh semua anggota koperasi. Berbeda dengan badan usaha

bukan koperasi yang bergantung pada kekuatan pemilik modal usaha

sehingga keputusan diambil sesuai dengan signifikansi kepemilikan

modal. Jadi dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah badan usaha

ataupun badan hukum yang dijalankan oleh sekelompok orang dan

bukan kumpulan modal dengan melandaskan kegiatannya sesuai

prinsip koperasi untuk menyejahterakan kepentingan anggotanya pada

khususnya

b. Landasan dan asas koperasi

Dalam pelaksanaan kegiatan operasional, UU No 25 Tahun

1992 menyebutkan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan

Page 36: Bab 1 Koperasi

36

Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.

Asas ini mengandung makna bahwa diperlukan kesadaran dari setiap

anggota koperasi untuk melaksanakan segala sesuatu di dalam koperasi

dari dan untuk semua anggota koperasi. Sesuai dengan asas tersebut

maka semua anggota akan mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

c. Tujuan Koperasi

UU No 25 Tahun 1992 menyebutkan bahwa tujuan pendirian

koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Dari penjelasan tujuan tersebut, hal ini

mengandung makna bahwa tujuan koperasi tidak berfokus pada

pencarian laba karena tolak ukur utama yang menjadi pertimbangan

adalah kesejahteraan para anggotanya.

d. Prinsip Koperasi

Di dalam himpunan peraturan perundang-undangan di bidang

kelembagaan koperasi menjelaskan bahwa prinsip koperasi terdiri dari

5 (lima) poin penting, yakni:

1) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis.

3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Page 37: Bab 1 Koperasi

37

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5) Kemandirian.

Prinsip ini mengandung makna bahwa koperasi merupakan

organisasi bagi yang bersedia menggunakan jasa-jasa yang diberikan

secara sukarela dan bertanggung jawab atas status keanggotaan yang

dimiliki.

B. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diterapkan di dalam koperasi bertujuan untuk

membantu kelancaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan

agar menghasilkan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan.

Adapun kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan yaitu meliputi

sistem pencatatan, kebijakan kas, aset tetap dan penyusutan, pendapatan,

dan beban usaha. Penerapan kebijakan akuntansi di dalam koperasi harus

disesuaikan dengan pedoman umum akuntansi koperasi yang berlaku

2. Kinerja Finansial

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah alat ukur untuk melihat apakah unit usaha

tersebut cukup likuit dalam menjalankan usahanya selama periode

mendatang. Rasio ini terdiri atas current ratio, quick ratio, cash ratio

Page 38: Bab 1 Koperasi

38

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif aset-aset usaha dalam

menghasilkan pendapatan. Adapun rasio aktivitas yang sering

digunakan yaitu Total Aset Turn Over (TATO), Working Capital Turn

Over (WCTO), Receivable Turn Over, Average Collection Period

c. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi

kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Perusahaan disebut solvabel apabila koperasi mempunyai aktiva atau

kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya.

Sedangkan koperasi yang tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang

cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut insolvabel.

d. Rasio Rentabilitas

Rasio ini menunjukkan efektivitas menciptakan laba. Laba pada

dasarnya menunjukkan seberapa baik koperasi/badan usaha lain dalam

membuat keputusan investasi dan pembiayaan. Rasio yang sering

digunakan antara lain Net Profit Margin, Return on Investment, Gross

Profit Margin

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

1. I Putu Eka Satya Wirawan (2015)

Penelitian ini berjudul “Pengakuan Akuntansi Pendapatan Dan Beban

Terhadap Kewajaran Laporan Laba Rugi Pada Roemah Nongkrong

Mailaku”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perlakuan akuntansi

pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum

Page 39: Bab 1 Koperasi

39

sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Pengakuan pendapatan terjadi

pada saat transaksi penjualan yang dilakukan kepada konumen.

Pengukuran pendapatan diketahui melalui jumlah kas yang diterima pada

saat pembayaran. Adanya kesalahan penerapan konsep penyajian

akuntansi pendapatan yang tidak sesuai dengan SAK ETAP. Perlakuan

akuntansi beban belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Pengakuan

beban terjadi saat pengecekan persediaan bahan habis pakai. Sehingga

beban akan diukur berdasarkan transaksi pengeluaran kas yang terjadi

terhadap belanja bahan maupun belanja modal. Perbedaan penelitian yang

dilakukan I Putu Eka Satya Wirawan dengan penelitian ini adalah terletak

pada pos-pos yang diteliti, tempat yang dijadikan subjek penelitian, dan

tahun penelitian

2. Penelitian oleh LLLL (2013)

Penelitian ini berjudul AAAAAA. Penelitian ini mengungkapkan bahwa

cadangan penyisihan piutang tak tertagih yang tidak tersaji dalam laporan

neraca yaitu untuk menghapus piutang tak tertagih yang telah tersaji

berupa akun piutang khusus. Gedung yang bukan merupakan hak milik

koperasi seharusnya tidak disajikan pada neraca yaitu pada pos aset tetap.

Kewajiban membayar pajak yang seharusnya dilakukan oleh koperasi.

Koperasi XXX tidak menyajikan laporan ekuitas dan catatan atas laporan

keuangan yang mana laporan ini tidak lain untuk memperjelas keberadaan

keuangan koperasi. Aset Koperasi Primkoppol telah disusutkan tiap tahun,

namun ada sebagian aset yang telh habis umur ekonomisnya masih

Page 40: Bab 1 Koperasi

40

dilakukan penyusutan yang dapat menimbulkan dugaan penyimpangan

terhadap penyajian nilai penyusutan yang terdapat dalam laporan

keuangan. Perbedaan penelitian yang dilakukan LLL dengan penelitian ini

adalah terletak tempat yang dijadikan subjek penelitian, dan tahun

penelitian

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Koperasi Karyawan Hotel Melia Bali

Pedoman Umum Akuntansi Koperasi

(Kebijakan Akuntansi)

Analisis

Kinerja

Finansial

dengan 3 rasio

Rasio Aktivitas

Rasio Solvabilitas

Rasio Rentabilitas

Laporan Keuangan

Penilaian Kinerja Finansial

Rasio Likuiditas

Page 41: Bab 1 Koperasi

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber data

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka dan

dapat diukur dalam satuan tertentu. Data kuantitatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Koperasi Karyawan

Hotel Melia Bali tahun 2015

b. Data Kualitatif

Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk bukan berupa

angka, sifatnya menunjang data kuantitatif. Data kualitatif dalam

penelitian ini adalah gambaran umum koperasi karyawan hotel melia

bali yang meliputi sejarah singkat koperasi dan struktur organisasi

koperasi.

2. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder dan primer.

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan pengurus koperasi mengenai sejarah berdirinya koperasi,

sistem pencatatan yang digunakan dalam koperasi, kebijakan-

12

Page 42: Bab 1 Koperasi

42

kebijakan akuntansi yang diterapkan koperasi dan mengenai kegiatan

usaha koperasi.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan data yang telah disusun oleh pengurus koperasi. Data

sekunder untuk penelitian ini berupa Laporan Keuangan Koperasi dan

Struktur Organisasi Koperasi.

B. Prosedur pengumpulan data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai pedoman dalam

menyusun proposal ini, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan teknik sebagai berikut

1. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara

langsung dengan pengurus koperasi mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. Adapun data yang diperoleh dalam

wawancara ini adalah informasi mengenai kebijakan akuntansi yang

diterapkan koperasi dan gambaran umum koperasi

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder dalam bentuk dokumen-

dokumen yang dimiliki koperasi. Data yang diperoleh dalam teknik

dokumentasi yaitu laporan keuangan koperasi tahun 2015.

Page 43: Bab 1 Koperasi

43

C. Teknik Analisis

1. Analisis Kualitatif Deskriptif

Untuk meneliti permasalahan yang diangkat dalam penelitian di Koperasi

Karyawan Hotel Melia Bali ini, maka penulis melakukan analisis data

menggunakan metode deskriptif yaitu penganalisaan terhadap kenyataan-

kenyataan yang ditemui di lapangan, kemudian menghubungkannya

dengan teori-teori yang penulis dapatkan, sehingga dapat diambil suatu

kesimpulan yang merupakan pemecahan masalah yang dihadapi

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis penilaian kinerja

financial koperasi karyawan yang meliputi rasio likuiditas, rasio aktivitas,

rasio leverage, rasio profitabilitas

a. Rasio Likuiditas

1) Current Ratio¿Aset Lancar

KewajibanJangka Pendekx100 %

2) Cash Ratio¿Kas dan Setara Kas

Kewajiban jangka pendekx 100 %

b. Rasio Aktivitas

1) TATO¿ PenjualanTotal Aktiva

2) WCTO ¿Penjualan

Aktiva lancar−hutanglancar

c. Rasio Solvabilitas

1) Total Debt to Equity ¿Total Aset

Total Kewajibanx 100%

Page 44: Bab 1 Koperasi

44

d. Rasio Rentabilitas

1) Return on Equity ¿Sisa hasilUsaha Sebelum Pajak

Ekuitasx100 %

2) Aset Turn Over ¿Total penjualan

Pendapatanx100%

Page 45: Bab 1 Koperasi

45

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, BPFE-UGM, Yogyakarta, 2003

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Kieso, Donald E dan Jerry J. Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002

Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012 Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia

Sugiyono, 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA

Undang-undang nomor 25 tahun 1992, Tentang Perkoperasian Negara RI, Jakarta, 1992