bab 1 konsep manajemen - stkip.files. · pdf filekonsep budaya dan organisasi ( corporate...

52
1 BAB 1 KONSEP MANAJEMEN A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ADMINISTRASI Pengertian Administrasi Secara Etimologi Administrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu adminstrate yang berarti membantu atau melayani. Kata sifatnya adalah administrations kemudian menjadi administratio sebagai kata bendanya. Kemudian istilah itu masuk kedalam bahasa inggris sehingga menjadi administration. Istilah tersebut akhirnya diterjemahkan kedalam bahasa indonesi menjadi administrasi. Pengertian Administrasi Secara Definitif Secara definitf, administrasi dapat diuraikan secara sempit dan secara luas. Dalam arti sempit, administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan tujuan agar mudah memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh. Dengan kata lain dalam arti sempit administrasi itu tidak lebih dari pada sekedar serangkain aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap kerjasama. Sedangkan dalam arti luas, administrasi itu bukan sekedar sebagai ketatausahaan,. Administrasi itu jauh lebih luas dan kompleks daripada ketatausahaan. Jadi dari pengertian tersebut dapat diartikan Administrasi merupakan keseluruhan proses karjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya ( Siagian, 1981 : 3 ). Adminstrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan. ( The Liang Gie, 1983 : 9 ) Berdasarkan pengertian diatas, ada 3 ciri pokok administrasi, yaitu : 1. Administrasi merupakan proses 2. Terdapat dua orang atau lebih yang saling bekerjasama 3. Mencapai tujuan dan efisiensi B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANAJEMEN Pengertian manajemen Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan Manajemen , karena itu tidak mudah memberikan arti yang universal yang dapat diterima seemua orang, namun demikkian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi Manajemen kebanyakan menyatakan bahwa Manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan

Upload: vuonganh

Post on 05-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

1

BAB 1

KONSEP MANAJEMEN

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ADMINISTRASI

Pengertian Administrasi Secara Etimologi

Administrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu adminstrate yang berarti membantu

atau melayani. Kata sifatnya adalah administrations kemudian menjadi administratio

sebagai kata bendanya. Kemudian istilah itu masuk kedalam bahasa inggris sehingga

menjadi administration. Istilah tersebut akhirnya diterjemahkan kedalam bahasa

indonesi menjadi administrasi.

Pengertian Administrasi Secara Definitif

Secara definitf, administrasi dapat diuraikan secara sempit dan secara luas.

Dalam arti sempit, administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara

tertulis dan penyusunan secara sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan

tujuan agar mudah memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh. Dengan kata lain dalam

arti sempit administrasi itu tidak lebih dari pada sekedar serangkain aktivitas

menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan

keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap kerjasama. Sedangkan dalam arti

luas, administrasi itu bukan sekedar sebagai ketatausahaan,. Administrasi itu jauh lebih

luas dan kompleks daripada ketatausahaan.

Jadi dari pengertian tersebut dapat diartikan Administrasi merupakan keseluruhan

proses karjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya ( Siagian, 1981 : 3 ).

Adminstrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama

sekelompok orang untuk mencapai tujuan. ( The Liang Gie, 1983 : 9 )

Berdasarkan pengertian diatas, ada 3 ciri pokok administrasi, yaitu :

1. Administrasi merupakan proses

2. Terdapat dua orang atau lebih yang saling bekerjasama

3. Mencapai tujuan dan efisiensi

B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANAJEMEN

Pengertian manajemen

Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan Manajemen , karena

itu tidak mudah memberikan arti yang universal yang dapat diterima seemua orang,

namun demikkian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi Manajemen kebanyakan

menyatakan bahwa Manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan

Page 2: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

2

kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaannya

dapat mengikutialur keilmuan secara ilmiah dapat pula menonjolkan kekhasan atau

gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang. Dengan demikian terdapat

tiga focus untuk mengartikan Manajemen yaitu:

1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi

cikal bakal Manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebbagai suatu ilmu

menekankan perhatian kepada ketrampilan dan kemampun manajerial yang

diklasifikasikan menjadi kemampuan/ketrampilan teknikal,manusiawi dan

konsepsual.

2. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang yang

sitematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.

3. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (Style) seseorang dalam

menggunakan atau memberdayakan orang lin untuk mencapai tujuan.

Berikut merupakan definisi manajemen dari beberapa ahli :

James AF.Stoner (1992:8) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber

daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Harsey dan Bblanchard (1988:9): merupakan suatu proses bagaimana pencapaian

sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

Sudjana (2000 : 77) : Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang

dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam

pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut

dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi

tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Banyak pendapat mengenai fungsi manajemen, diantaranya sebagai berikut :

Henry Fayol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating,

dan controlling.

George R. Terry, fungsi manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan

controlling.

Luther Gulllich, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,

coordinating, reporting, dan controlling.

Ernest Dale, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,

innovating, representing, dan controlling.

Koonts & O’donnol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,

controlling.

Oey Liang Lee, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, directing,

coordinating,Controlling

Page 3: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

3

James Staner, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling.

Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling penting yaitu planning,

organizing, actuating, dan controlling.

1. Perencanaan ( Planning )

Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi,

kebijaksanaan, program, dan lain-lain.

2. Pengorganisasian ( Organizing )

penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi

atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan

tanggungjawab serta koordinasi.

3. Pengarahan ( Actuating )

Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan

mengerjakan sesuatu yang ditugaskan padanya.

4. Pengawasan ( Controlling )

Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif

SIKLUS KEGIATAN MANAJEMEN

Gambar : 1.1 Siklus kegiatan Manajemen

Manajemen

Perencanan

Pengawasan

Pengorganisasian

Pengarahan

Page 4: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

4

1. Fungsi dari Perencanaan

a. Menjelaskan dan merinci dan tujuan yang ingin dicapai memberikan pegangan

dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.

b. Organisasi menperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya

sesuai tugas pokok fungsiyang telah ditetapkan menjadi rujukan anggota

organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.

c. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana.

d. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa

menemukan dan memperbaiki kepemimpinan secara dini.

e. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan internal dengan

situas eksternal

f. Menghindari pemborosan.

2. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang

jelas dalam struktur dan pekerjaannya dan melalui pemilihan, pengalokasian dan

pendistribusian kerja yang profesional dan organisasi dapat mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.

3. Fungsi Pengarahan

Pemimpin lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para

personil agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

4. Fungsi Pengawasan Mencakup Empat Unsur :

Agar tenaga atau karyawan pada lembaga mampu mengemban tugas atau fungsinya

masing-masing maka harus dilakukan suatu pengawasan.

Langkah-langkah dalam melakukakan pengawasan, yaitu

a. Menetapan standard pelaksanaan,

b. Mengukur performa aktual.

c. Pengukuran pelaksaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah

ditetapkan,

d. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari

standar.

Pengertian Manajemen Pendidikan

Secara sederhana manajemen Pendidikan merupakan proses menejemen dalam dalam

melaksanakan tugas pendidikan dengan secara efektif.

Dengan demikian Pendidikan merupakan suatu sistem yang terencana untuk

menciptakan manusia seutuhnya, sistem pendidikan memiliki garapan dasar yang

dikembangkan, diantaranya terdiri dari :

Page 5: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

5

1. Bidang garapan peserta didik

2. Bidang garapan tenaga kependidikan.

3. Bidang garapan kurikulum

4. Bidang garapan sarana prasana

5. Bidang garapan keuangan

6. Bidang garapan kemitraan kepada masyarakat

7. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus.

Mengadaptasi pengertian manajemen dan para ahli dapat dikemukakan bahwa

manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapakan.

Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang

dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkomonikasian,

pemotivasian,penggangaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara

sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

Tujuan Manajemen Pendidikan

Dilakukan Manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan

dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara

produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

Perkembangan Teori Manajemen

1. Teori Manajemen Klasik

Teori ini memandang bahwa segala sesuatu dalam aktivitas organisasi dan manajemen

didapatkan atas target yang secara kuantitas dapat diukur yang meliputi:

a. Target waktu

b. Target output / hasil

c. Target biaya, dan

d. Target lain yang secara rasional dapat teridentifikasi dan terukur.

Maka teori ini menekankan adanya standard baku bagi setiap aktivitas manajemen,

yang meliputi :

a. Standard waktu

b. Standard output

c. Standard biaya, dan

d. Standard sistem dan prosedur

Untuk mencapai target dan standard baku, diperlukan pengujian terlebih dahulu agar

aktivitas manajemen dapat memenuhi kedua hal tersebut. Pengujian tersebut antara lain

melalui:

a. Studi gerak dan waktu

b. pengawasan fungsional ( functional foremanship )

c. Sistem upah per-potong diferensial

Page 6: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

6

d. Prinsip pengecualian

e. Kartu instruksi

f. Pembelian dengan spesifikasi

g. Standardisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.

2. Teori Manajemen Neoklasik

Teori ini mengungkapkan bahwa model yang ditawarkan F.W. Taylor kurang

manusiawi karena manusia dianggap sebagai factor produksi belaka sebagaimana

peralatan atau mesin. Meski ada manfaat yaitu terbentuknya anatomi organisasi yaitu

pada bagan struktur organisasi.

Ternyata hasil penelitiannya ini gagal karena hipotesis masing-masing kelompok tidak

terbukti. Namun penelitian ini justru mengungkap model pandangan yang baru, yakni

untuk mencapai produktifitas kerja. Tidak hanya bias didekati dengan model studi gerak

dan waktu namun dapat didekati melalui keeratan hubungan antar pekerja, karena hasil

penelitian menunjukkan bagi kelompok yang tidak terampil merasa di nomor duakan di

pabrik. Sehingga mereka memacu aktivitas mereka agar tidak kalah dengan kelompok

yang diambil. Perasaan inilah yang dapat menumbuhkan produktivitas. Teori demikian

yang dikemukakan Elton Mayo dan disebut sebagai Pandangan Kemanusiaan (Human

Movement).

Teori klasik dan neoklasik diatas disebut pandangan close system. Maksudnya tumbuh

dan berkembangnya manajemen didasarkan atas kemampuan internal organisasi. Dan

kemampuan internal organisasilah yang mempengaruhi organisasi lain.

3. Teori Manajemen Modern

Teori ini memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian

yang saling berhubungan. Teori ini memberi manajer cara memandang organisasi

sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian / subsistem dari lingkungan eksternal

yang lebih luas.

Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai system terbuka,

dengan dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya

sintesis dan integrative. System terbuka pada hakekatnya merupakan proses

transformasi masukan yang menghasilkan keluaran. Transformasi terdiri dari aliran

informasi dan sumber-sumber daya.

4. Teori Manajemen Kesemestaan

Teori ini lebih luas dari teori sebelumnya. Teori ini memandang bahwa lingkungan

organisasi tidak hanya lingkungan berupa lembaga atau organisasi lain, melainkan

bermakna lebih luas yaitu termasuk lingkungan semesta. Dengan demikian tumbuh dan

berkembangnya manajemen tergantung seberapa jauh manajemen dapat berinteraksi

secara seimbang dengan segmen lingkungan di luarnya.

Page 7: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

7

Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

1. Aktifitas manajemen yang tepat guna

2. Keperpihakan pada strata bawah

3. Pemberian hak secara profesional baik bagi para pelaku manajemen internal

maupun lingkungannya

4. Semua aktifitas manajemen didasarkan atas komitmen untuk bekerja lebih baik,

seimbang, dan sehat. Baik sehat bagi anggota organisasi yang memiliki dampak

positif terhadap lingkungan organisasi dan manajemen.

Ada dua sisi pendekatan dalam teori manajemen kesemestaan, yaitu :

a. Sisi makro, dan

b. Sisi mikro.

a. Sisi Makro

Sebagaimana istilah yang dipakai yaitu “kesemestaan”, artinya manusia dan organisasi

merupakan satu kesatuan bagian dari semesta sehingga keseimbangan atau rusaknya

semesta tergantung dari manusia dan seringkali pandangan sekulerisme menganggap

bahwa semesta dan seisinya semata-mata diperuntukkan pada manusia. Sehingga

banyak masalah terjadi adanya eksploitasi, baik pada sumber daya alam maupun sesama

manusia. Seperti banyak kasus penjajahan secara fisik maupun intelektual. Pandangan

sekuler baru ada sedikit kesadaran untuk menumbuhkembangkan secara seimbang

antara manusia semesta, apabila nyata telah terjadi gejolak dihadapan mereka.

Pandangan manajemen berbasis semesta ini mensyaratkan adanya sebuah

keseimbangan dan tumbuhberkembangnya semua pihak secara wajar. Dan

memunculkan kesadaran berjangka panjang.

b. Sisi Mikro

Pandangan ini terkait dengan tumbuh berkembangnya sisi manusia dalam berorganisasi.

Sosok manusia merupakan sosok yang tumbuh dan berkembangnya saling memberikan

manfaat, baik secara spiritual maupun intelektual, baik secara rohani maupun jasmani.

Yang keduanya berperan penting dalam menumbuhkembangkan manajemen dan

organisasi.

Secara spesifik ada beberapa unsur daya potensi manusia yang dapat

ditumbuhkembangkan. Faktor/ unsur tersebut yaitu :

1. Unsur rasa ( feeling )

2. Unsur hati ( deep feeling )

3. Unsur akal ( frame thinking )

4. Unsur keinginan diri (motive, desire, motivation )

Ketidak berfungsinya unsur daya potensi ini mengakibatkan gejolak dalam diri manusia

yang bersangkutan. Sehingga dalam setiap arah dari sisi pengambil keputusan itu

sendiri tak pernah tepat, sehingga berujung pada konflik manajemen seperti perselisihan

ketenagakerjaan, ketidak puasan kerja, stress, mogok kerja, tingginya kecelakaan kerja,

tingginya konflik antara manajemen dan karyawan, dan sebagainya.

Page 8: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

8

Ada beberapa metode rekruitmen yang seringkali dipakai untuk menentukan imbalan

pada para pekerja. Metode tersebut, yaitu :

1. Merid system

Yaitu metode yang didasarkan atas prestasi. Hanya yang memiliki kecakapan dan

kemampuan sajalah yang diterima seleksi dalam hal ini yang menerima imbalan.

2. Nepotism

Yaitu metode dalam rekruitmen atau juga biasa dipakai untuk memberikan imbalan

karena factor segolongan atau memiliki hubungan lain yang disetarakan dengan itu.

3. Spoil system

Yaitu metode rekruitmen yang didasarkan atas faktor keluarga atau kekerabatan atau

disetarakan dengan hal tersebut.

LINGKUNGAN BUDAYA DAN ORGANISASI

Konsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture )

Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

organisasi dari atasan hingga anggota organisasi yang paling bawah. Pembentuk

kebudayaan bisa dari pemilik organisasi, manajemen, anggota, serta visi dan misi

manajemen.

Lingkungan Eksternal

Yaitu semua segmen lingkungan organisasi yang memiliki potensi untuk

mempengaruhi organisasi / perusahaan, yang terdiri dari :

1. Lingkungan organisasi

2. Suplier / bahan baku

3. Market / pasar

4. Teknologi

5. Perekonomian

6. Lembaga keuangan

7. Hukum

8. Masyarakat

Ada tiga jenis lingkungan, yaitu :

1. Lingkungan selalu berubah.Yaitu adanya kecepatan dan percepatan perubahan

lingkungan yang secara umum mempengaruhi organisasi. Perubahan bersifat

acak, sering berubah, dan banyak elemen yang mempengaruhi.

2. Lingkungan yang stabil. Yaitu lingkungan yang jumlah dan frekuensi

perubahannya tidak menunjukkan angka atau perubahan besarannya mencolok.

Page 9: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

9

3. Lingkungan yang dinamis, Yaitu lingkungan yang mempunyai potensi

mempengaruhi organisasi, senantiasa berubah dengan frekuensi yang cepat.

Sehingga perlu organisasi mengantisipasinya dengan cepat dan sesuai.

C. APA SAJA LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN

Banyak pakar manajemen dan administrasi pendidikan yang mengidentifikasikan

langkah-langkah manajemen. Tiga pakar manajemen dan admistrasi pendidikan

diantaranya adalah Flippo (1966), Gorton( 1976), dan Sergiovani (1987). Menurut

Gorton manajemen itu pada hakekatnya merupakan proses pemecahan masalah,

sehingga langkah-langkah manajemen tidak ubahnya sebagaimana langkah-langkah

pemecahana masalah

Langkah-langkah manajemen menirut Gorton :

a. Identifikasi masalah

b. Diagnosis masalah

c. Penetapan tujuan

d. Pembuatan keputusan

e. Perencanan

f. Pengorganisasian

g. Pengkoordinasian

h. Pendelegasian

i. Pengkomunikasian

j. Kerja dengan kelompok-kelompok

k. Penilaian

Lasngkah-langkah manajemen menurut sergioivani :

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Pengerahan (Leading)

4. Pengawasan (Controlling)

Menurut Flifo empat langkah manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengawasan merupakan kegiatan fungsi-fungsi organik

manajemen, artinya keempat kegiatan tersebut harus dilakukan dalam setiap

administrasi.

D. TUJUAN MANAJEMEN

Efektivitas

Pertama, tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas.

Suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai

tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan diterapkannya

manajemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan.

Efisiensi

Page 10: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

10

Kedua, manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam

pelaksanaan setiap program.

a. Efisisiensi ditinjau dari usaha / pelaksana program Apabila dari segi

pelaksanaan, sebuah program dapat dikatak efisien apabila hasilnya dapat

dicapai melalui upaya yang sekecil-kecilnya dan sehemat-hematnya. Upaya

yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu

pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.

b. Efisiensi ditinjau dari hasil program.

Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah program dapat dikatakan

efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang sebanyak-

banyaknya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen

seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.

Produktivitas

Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh(output) dengan jumlah sumber

yang dipergunakan(input) produktivitas dapat dinyatakan secara kaulitas maupun

kuantitas.

Kualitas

Menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau

dikenakan kepada barang(products) dan/jasa (services) tertentu berdasarkan

pertimbangan objektiv atas bobot dan/atau kinerja(Pfeffer end Coote, 1991). Jasa atau

produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelangannya.

Page 11: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

11

BAB 2

SEPUTAR SEKOLAH DASAR DI INDONESIA

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEKOLAH DASAR

Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelengarakan

pendidikan enam tahun, sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar.

Pengertian pendidikan dasar menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor

28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar disebutkan bahwa pendidikan dasar

merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam tahun di

sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama

(SLTP).

1. Pentingnya Manajemen Sekolah Dasar

Sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. sekolah

mengemban misi tertentu yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses

transformasi anak didik, dalam rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan

pada jenjang berikutnya. Oleh karena demikian misinya, maka sekolah dasar dapat

dikategorikan sebagai institusi atau lembaga pendidikan. Sebagai institusi atau lembaga

pendidikan, sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak

didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen

pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang baik dalam rangka

mencapai tujuan institusional sekolah dasar.

Secara garis besar aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun swasta

dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler, seperti

pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN), pembelajaran

Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran

Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS); pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes),

pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), pembelajaran Muatan

Lokal (Mulok). Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakurikuler, seperti kegiatan

pramuka, usaha kesehatan sekolah (UKS), olah raga, kesenian, dan patroli keamanan

sekolah (PKS). Ketiga aktivitas pembelajaran lainnya dalam bentuk upacara bendera

yang diselenggarakan pada setiap hari senin dan senam pagi. Namun semua aktivitas

pembelajaran harus dipadukan sedemikian rupa dan diarahkan kepada pencapaian satu

tujuan, tepatnya tujuan institusional sekolah dasar. Demikian pula, agar antara aktivitas

pembelajaran satu dan lainnya tidak tumpang tindih, dan fasilitas sekolah dapat

didayagunakan secara optimal maka sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang

baik. Di sinilah letak pentingnya manajemen yang baik di sekolah. Tampaknya, tidak

ada kesuksesan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar tanpa adanya manajemen

yang baik di dalamnya.

Page 12: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

12

Pelaksanaan semua aktivitas pembelajaran di atas dilibatkan banyak komponen, tidak

saja komponen manusia melainkan juga komponen bukan manusia. Komponen manusia

di sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi normal komponen manusia sekolah

dasar terdiri dari seorang kepala sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata

pelajaran Pendidikan Agama, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, dan seorang pesuruh sekolah. Jadi secara keseluruhan terdapat sepuluh

personil sekolah dasar. Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar terdiri

dari enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruang

administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga, dan uang.

Agar dapat didayagunakan secara optimal dalam mencapai tujuan institusional sekolah

dasar, semua komponen tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak

personil dan fasilitas yang didayagunakan semakin menuntut adanya manajemen

sekolah dasar yang baik.

2. Pengertian Manajemen Sekolah Dasar

Banyak pakar administrasi pendidikan yang berpendapat bahwa manajemen itu

merupakan kajian administrasi ditinjau dari sudut prosesnya. Para pakar administrasi

pendidikan, seperti Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston (1987)

mendefinisikan manajemen sebagai process of working with and through others to

accomplish organizational goals efficienctly, yaitu proses kerja dengan dan melalui

(mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai

tujuan kerjasama (administrasi) secara efisien. Pengertian tersebut sesuai dengan

pendapat Gorton (1976) yang menegaskan bahwa manajemen merupakan metode yang

digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan

tertentu.

Manajemen sekolah dasar pada dasarnya merupakan penerapan manajemen sekolah di

sekolah dasar. Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas manajemen sekolah dasar

merupakan proses di mana kepala sekolah dasar selaku administrator bersama atau

melalui orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien.

Apabila definisi tersebut dikaji secara saksama, ada beberapa makna tersirat berkenaan

dengan konsep manajemen sekolah dasar.

1. Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian kegiatan

yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya.

2. Rangkaian kegiatan yang diupayakan oleh kepala sekolah bersama orang lain

dan atau melalui orang lain misalnya guru, dan mendayagunakan semua fasilitas

yang ada. Jadi kepala sekolah tidak bekerja sendiri. Bahkan, yang baik adalah

kepala sekolah selalu berusaha untuk menugaskan orang lain dalam menye-

lesaikan tugas-tugas di sekolahnya. Pada hakikatnya manajemen sekolah dasar

merupakan segala proses pendayagunaan semua komponen, baik komponen

manusia maupun komponen bukan manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka

mencapai tujuan secara efisien.

3. Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional sekolah

dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga

negara dan anggota ummat manusia serta mempersiapkan siswa untuk

mengikuti pendidikan menengah. Dengan manajemen sekolah dasar yang baik

Page 13: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

13

diharapkan sekolah dasar menjadi lembaga pendidikan yang baik dalam segala

aspek.

B. BERBAGAI JENIS SEKOLAH DASAR

Ada beberapa jenis Sekolah Dasar di Indonesia yaitu:

1. SD Konvensional

2. SD Percobaan

3. SD Inti

4. SD Kecil

5. SD Satu Guru

6. SD Pamong

7. SD Terpadu

SD. Konvesional

SD Konvensional adalah sekolah dasar biasa, yang mmenyelengarakan pendidikan

enam tahaun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas, satu orang guru

mata pelajaran pendidikan agama, satu orang guru mata pelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan, satu orang Kepala Sekolah, dan satu orang pesuruh. Jumlah siswa dan

guru dalam satu kelas umumnya berbanding 40 : 1

SD percobaan

SD Percobaan pada dasarnya sama dengan SD Konvensional, hanya SD Percobaab ini

diberikan kewenangan untuk melalakukan percobaan-percobaan tertentu dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar.

SD Inti

SD Inti pada dasarnya sama dengan SD Konvensional, hanya saja sekolah dasar ini

ditunjuk sebagai pusat pengembangan sekolah dasar lain disekitarnya pada tingkat

gugus. Dalam rangka pengembangan sekolah dasar disekitarnya. SD Inti ini dilengkapi

dengan satu ruang Kelompok Kerja Guru(KKG), satu ruang perpustakaan sekolah, dan

satu ruang serbaguna.

SD Kecil

SD Kecil pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidikan yang

berbeada dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal hanya 60 orang (kelas 1

sampai dengan 4 kelas) dengan dua orang guru kelas dan satu orang kepala sekolah.

Proses belajar mengajar diselenggarakan dengan menggunakan modul, pengabungan

kelas,dan tutor sebaya.

SD Satu Guru

SD Satu Guru adalah sekolah dasar yang pada umumnya terdapat di daerah terpencil

dengan sistem pendidikan yang berbeda dengan SD Konvensional, jumalah siswanya

maksimal hanya 30 orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan satu orang guru kelas

Page 14: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

14

yang sekaligus merangkap sebagai kepala sekolah. Proses belajar mengajar

diselengarakan dengan mengunakan modul, pengabungan kelas, dan tutor sebaya.

SD Pamong

SD Pomong adalah lembaga pendidikan yang diselengalarakan oleh masyarakat, orang

tua, dan guru untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus sekolah dasar

atau anak lain yang karena satu atau lain hal, tidak dapat datang secara teratur belajar

disekolah.

SD Terpadu

SD Terpadu adalah sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan anak normal dan

penyandang cacat maupun normal secara bersama-sama dengan mengunalkan

kurikulum sekolah dasar konvisional

C. LANDASAN YURIDIS SEKOLAH DASAR

Di Indonesia penyelenggara sekolah dasar berpijak pada beberapa perundang-undangan

sebagai landasan yuridis, ada tiga peraturan perundang-undangan yang dijadikan

landasan yuridis penyelenggara sekolah dasar yaitu :

Undang-Undang Dasar ( UUD ) 1945. Bab XII pasal 31 ayat (2) ditegaskan bahwa

pemerintah mengusahakan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang diatur

dengan undang-undang.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem pendidikan

nasional. Setiap warga negara berhak atas kesemptan yang seluas-luasnya mengikuti

pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang

sekurang-kurangnya setara denga dengan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan

tamatan pendidikan dasar (Bab III Pasal 6). Pendidikan dasar diselenggarakan untuk

mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan-pengetahuan

dan ketrampilan dasar yaang diperlukan untuk k;ehidupan dalam masyarakat serta

menyiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan

menengah (Bab III Pasal13).

Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Pendidikan

dasar merupakan pendidikkan semblilan tahun, terdiri atas Program pendidikan enam

tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat

pertama (SLTP)

D. TUJUAN INTITUSIONAL SEKOLAH DASAR

Dalam buku I Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dijelaskan bahwa pendidikan

dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara

dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan

menengah.

Page 15: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

15

E. APA SAJA KOMPONEN SEKOLAH DASAR

1. Masukan sumber daya manusia (SDM)

yaitu meliputi keseluruhan personel, misalnya kepala sekolah, guru dan pesuruh.

Dalam kondisi normal, personel sekolah dasar terdiri dari seorang guru mata pelajaran

pendidikan agama, seorang guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan

seorang pesuruh sekolah.

Gambar 2.1 Masukan/komponen di Sekolah Dasar

2. Masukan Material

Masukan Material adalah komponen instrumnetal yang meliputi kurikulum, dana,

dan segala komponen sekolah selain manusia, yang bisa disebut juga dengan sarana

dan prasarana sekolah.

3. Masukan Lingkungan

Menurut Hanson ( 1985) sekolah merupakan sebuah sistem terbuka(open system)

dan bukan sistem tertutup (closed input). Menurutnya sekilah itu merupakan sebuah

sistem yang terkait dengan sebuah jaringan organisasi lain diluar sekolah, seperti

pusat pelatihan guru, badan akreditasi kontraktor bangunan, departemen keuangan,

penerbit buku, dan sebagainya.

4. Proses Pendidikan

Komponen ini tidak berbentuk kasat mata melainkan bebrbentuk perangkat

lunak.proses pendidikan ini mencakup keseluruhan kegiatan belajar yang diikuti

siswa sejak pagi sampai anak pulang dari sekolah, meliputi :

SDM:

Kepala sekolah, guru, dan

pesuruh

Material :

Kurikulum,

Gedung, alat

peraga,

Dana, dll

SISWA

Lingkungan :

Orang Tua Masyarakat Penda/Dinas

PROSES

PENDIDIKAN

Anak siap

memasuki

pendidikan

selanjutnya

Page 16: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

16

a. Upacara Bendera

b. Senam Pagi

c. Kegiatan Kurikuler

d. Kegiatan Ekstra Kurikuler

e. Kegiatan pendisiplinan siswa, dll

Siswa. Merupakan komponen mentah. Artinya setiap siswa dengan segala karakteristik

awalnya merupakan subjek yang akan dididik melalui berbagai kegiatan pembelajaran

di sekolah sehingga menjadi keluaran atau lulusan sebagaimana diharapkan.

F. PENTINGNYA SEKOLAH DASAR YANG BERMUTU

Sekolah satu bentuk pendidikan dasar, sekolah dasar merupakan satuan pendidikan

yang paling penting keberadaannya(Collier dkk.,1971). Setiap orang mengakui bahwa

tanpa menyelesaikan pendidikan pada sekolah dasar atau yang sederajat.Berikut

diuraikan pentingnya sekolah dasar dalam perspektif yuridis, teoritik, dan global.

1. Perspektif Yuridis

Apabila didasarkan pada PP Nomor 28 Tahun 1990, khususnya pasal 3, di sini ada dua

fungsi sekolah dasar. melalui sekolah dasar anak didik dibekali kemampuan dasar,

Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang memmberikan dasar-dasar untuk

mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

2. Perspektif Teoritik

Menurut Stoops dan Johnson (1967), yaitu bahwa pendidikan. Keberhasilan seorang

anak didik mengikuti pendidikan disekolah menengah dan pergurun tinggi sangat

ditentukan oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan disekolah dasar.

3. Perpestik Global

Besarnya peranan pendidikan di sekolah dasar sangat disadari oleh semua negara di

dunia dengan semakin meningkatnya investasi pemerintah pada sektor pendidikan dasar

tersebut.

Page 17: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

17

BAB 3

SEKOLAH DASAR YANG BAIK

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEKOLAH DASAR YANG BAIK

Sebagai satuan pendidikan sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau

lembaga, dalam hal ini lembaga pendidikan yang mengemban misi tertentu dalam

rangka mencapai tujuan kelembagaan (tujuan institusi pendidikan). Oleh karena itu,

sekolah dasar dapat dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban misinya dalam

rangka mencapai tujuan kelembagaannya.

Sepanjang perkembangan teori manajemen pendidikan, ada dua model teoritik

sebagai pendekatan yang sangat berguna dalam menerapkan sekolah yang baik,

sebagaimana dikemukakan oleh Hoy & Ferguson, yaitu model sistem dan model tujuan.

1. Model Tujuan Model tersebut didasarkan pada pandangan tradisional tentang keefektifan organisasi.

Dimana, organisasi dikatakan efektif apabila ia mcapai tujuan yang telah ditetapkan

(Sergiovanni, 1987). Sehingga pengukurannya melalui melihat tujuan operasional yang

telah dicapai organisasi ( Daft and Steers, 1986 ). Sekolah pada dasarnya merupakan

sebuah organisasi. Dengan demikian sekolah dapat dikatakan baik apabila mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2. Model Sistem Model tersebut berdasarkan kepada konsep sistem terbuka, biasa digunakan khususnya

oleh para analisis yang memandang sebuah organisasi sebagai sebuah sistem terbuka

yang terdiri dari masukan, transformasi dan keluaran.( Hoyand Miskel : 1982 ).

Dimana, keefektifan organisasi dilihat bukan dari tingkat pencapaian tujuannya

sebagaimana dalam perspektif model tujuan malainkan konsistensi internal, efisiensi

penggunaan semua sumber yang ada, dan kesuksesan dalammekanisme kerjanya.

3. Model Tujuan dan Sistem

Kedua model tersebut sangat tampak berbeda. Model tujuan lebih menekankan pada

keberhasilan pencapaian tujuan dalam menerapkan baik tidaknya sekolah, sementara

model sistem lebih memperhatikan karakteristik, proses dan kondisi konsistensi

internal, kesuksesan mekanisme kerja dan efisiensi dalam mendayagunakan semua

sumber yang tersedia dalam menetapkan baik tidaknya sekolah. Walaupun

dipertentangkan, namun keduanya saling melengkapi sehingga mungkin dan perlu

dikombinasikan agar dapat menghasilkan satu konsep sekolah yang baik yaitu Model

Tujuan dan Sistem.

Page 18: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

18

Menurut Teori Parsons ( 1960 )

Parsosn telah mengembangkan sebuah model keefektifan organisasi yang

mengkombinasikan kedua moel atau pendekatan tujuan dan sistem. Model Parsons

menegaskan bahwa keefektifan organisasi itu dapat dilihat dari empat (4) dimensi,

yaitu:

a. Adaptasi

b. Pencapaian tujuan

c. Integrasi, dan

d. Latensi

Menurut Teori Postman dan Weingartner

Dua orang pakar lainnya yang pernah mengemukakan secara lengkap, dengan

mengkombinasikan model tujuan dan model sistem entang indikator sekolah yang baik

adalah Postman and Weingartner ( 1979 ). Fungsi yang tidak boleh tidak harus dimiliki

setiap sekolah. Fungsi – fungsi esensial tersebut adalah :

a. Penstrukturan waktu

b. Penstrukturan aktivitas yang harus diikuti siswa

c. Pendefinisian kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi, dan perilaku yang

baik

d. Penilaian

e. Pemisahan peran dan tanggung jawab antara guru dan siswa

f. Pertanggung jawaban.

B. SEKOLAH DASAR YANG BAIK MENURUT DIREKTORAT TAMAN

KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

Menurut Direktorat Pendidikan Dasar ( sekarang Direktorat Taman Kanak-Kanak dan

Sekolah Dasar, 1997 ), ada tiga misi yang diemban oleh setiap sekolah dasar, yaitu :

Proses Edukasi, Proses Sosialisasi dan Proses Transformasi. Dengan proses edukasi

anak didik diharapkan menjadi orang yang terdidik ( educated person ). Dengan proses

sosialisasi, anak didik diharapkan dapat mencapai kedewasaannya secara mental

maupun ssosial. Sedangkan dengan proses transformasi, anak didik diharapkan mampu

memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk juga kebudayaan bangsa.

Dengan demikian sekolah dasar dapat dikatakan baik apabila menghasilkan lulusan

terdidik (berbudi pekerti luhur), mencapai kedewasaannya secara mental maupun

ssosial dan memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membuatnya siap

memasuki sekolah lanjutan tingkat pertama

Dalam menghasilkan lulusan yang dikehendaki tersebut maka perlu melalui Proses

Edukasi, Proses Sosialisasi dan Proses Transformasi yang baik pula dalam bentuk

proses belajar mengajar yang bermutu. Menurut Direktorat TK dan SD ( 1997 ) ada

lima komponen yang menetukan mutu pendidikan, yaitu :

1. Kegiatan belajar mengajar

2. Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien

Page 19: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

19

3. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi yang siap

pakai

4. Fisik dan penampilan sekolah yang baik

5. Partisipasi aktif masyarakat

Keterkaitan kelima komponen dalam rangka menghasilkan sekolah yang baik dapat

dilihat pada gambar 2.1. yang menunjukan bahwa direktorat TK dan SD, dan

menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, beranggapan bahwa sekolah dasar

bermutu akan dapat terwujud jika kegiatan belajar mengajar yang berlangsung

disekolah tersebut bermutu, dan kegiatan belajar mengajar yang bermutu itu ini

ditunjang oleh beberapa komponen, yaitu manajemen yang bermutu, mengadaan dan

pemanfaatan buku dan sarana belajar yang bermutu, keberadaan fisik dan penampilan

sekolah yang bermutu serta partisipasi masyarakatyang tinngi.

Gambar 3.1 Komponen-komponen SD yang bermutu

1. Pembinaan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan pprogram pendidikan di

sekolah. Di SD, kegiatan belajar mengajar ditekankan pada pembinaan pembelajaran

membaca, menulis, dan berhitung(colistung). Ketiga kegiatan tersebut merupakan

kemampuan dasar yang pertama kali harus diperkenalkan dan ditanamkan kepada siswa

sekolah dasar. Ketiga kemampuan ini sangat diperlukan untuk dapat mengikuti

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengikuti perkembangan zaman.

Kemampuan dasar tersebut juga diperlukan oleh para siswa untuk menyerap dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolo;gi dikemudian hari. Untuk dapat

menguasai ketiga kemampuan dasar tersebut satrategi pembelajaran yang

dikembangkan adalah strategi yang lebih berorientasi pada keaktifan dan kemandirian

2

Manajemen 3

Buku dan

Sarana Belajar

SD BERMUTU

HASIL

BERMUTU

5

Partisipasi

Masyarakat

1

Kegiatan Belajar

Mengajar

4

Fisik Sekolah

Page 20: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

20

siswa untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan mengamati,

merumuskan dugaan awal, melakukan percobaan pengujian dan menarik kesimpulan,

ini diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengelola kegiatan belajar mengajar

tersebut atau diperlukan guru yang profesianal.

Guru yang profesional harus menguasai dibawah ini :

a. Menguasai kurikulum serta perangkat pedoman pelaksanaannya.

b. Menguasai materi yang harus diajarkan

c. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode yang bervariasi

d. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam media

pembelajaran

e. Terampil menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil kerja

f. Memili rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap tugasnya, dan disiplin

dalam melaksanakan tugasnya.

2. Pembinaan Mnajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan untuk sekolah dasar ditekankan pada manajemen kelas,

sekolah, dan gugus.

Manajemen Kelas

Yaitu bagaimana cara mengatur siswa di dalam kelas yang bervariasi untuk dapat

meningkatkan proses pembelajaran siswa secara aktif

Manajemen Sekolah

Manajemen Sekolah ini lebih ditujukan kepada kepala sekolah dasar untuk dapat

meningkatkan kemampuannya mengelola srekolah dasar yang dipimpinnya.

Manajemen Gugus

Materi pembinaaan manajemen gugus antara lain pemanfaatan Pusat Kegiatan

Guru(KKG)beserta fdasilitas dan peralatannya.

3. Pembinaan Buku dan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaran merupakan unsur esensial yang tidak dapat diabaikan dalam dalam

rangka meningkatkan meningkatkan mutu pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar

sulit untuk dipelihara mutunya apabila tifdak ditunjang dengan buku dan sarana belajar

yang memadai.

Buku yang seharusnya ada atau disediakan disekolah dasar terdiri atas buku

pelajaranatau buku teks, buku bacaan, dan buku pegangan(buku sumber)

Page 21: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

21

a. Buku Teks

Buku teks terdiri dari atas buku teks pokok (disediakan oleh

pemerintah/departemen pendidika dan kebudayaan) dan buku teks penunjang (

yang dibeli oleh siswa menurut kebutuhannya).

b. Bacaan

Buku bacaan adalah selain buku teks yang dipergunakan untuk mendorong

minat baca siswa

c. Buku Sumber/Pegangan

Buku-buku selain buku teks dan buku bacaan, biasanya dijadikan sebagai bagi

guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

4. Pembinaan Fisik dan Penampilan Sekolah

Pembinaan peanampilan Fisik sekolah yang mendukung upaya meningkatkan mutu

pendidikan tidak hanya mengutamakan penampilan fisik sekolah yang megah tapi lebih

mengutamakan kebefungsian fisik sekolah.

Sekolah didorong untuk menyediakan ruang guru, di mana guru dapat beristirahat dan

menyimpan barang-barangnya serta dapat digunakan untuk konsultasi antar guru.

5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat,dan pemerintah.

Tanggung jawab tersebut bukan merupakan tanggung jawab bersama melainkan

tanggung jawab yang bersifat komplementer. Disini masyarakat ikut mengawasi

pelaksanaan jam wajib belajar.

Page 22: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

22

BAB 4

SEKOLAH DASAR BERWAWASAN

KEUNGGULAN

Sejak tahun 1993 Bangsa Indonesia memasuki era baru, era Pembangunan

jangka Panjang Kedua (PJP II). Banyak kegiatan pembangunan telah diupayakan

bangsa indonesia selama PJP II dan mencapai keberhasilan yang sangat mengebirakan.

Banyak indikasi keberhasilan PJP I, namun masih banyak tantangan yang dihadapi

bangsa Indonesia sela era PJP II. Disatu sisi, kenyataan menunjukan bahwa PJP I belum

dapat menyelesaikan masalah berkenaan dengan sumber daya manusia, misalnya

masalah ketenagakerjaan.

A. HAKEKAT WAWASAN KEUNGGULAN

Wawasan keunggulan merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk

mewujudkan gagasan,ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terbaik

menurut kemampuan warga negara secara konsisten dan berdisiplin dalam rangka

pembangunan bangsa. Adapun wawasan keunggulan itu meliputi, yaitu :

a. Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Kemandirian yang mampu menghadapi era globalisasi

c. Kenggulan yang dapat menghasilkan karya yang bermutu

d. Keahlian dan profesionalisme dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi

Dengan wawasan keunggulan itu diharapkan bangsa Indonesia mencapai

keunggulan dalam percaturan internasional (Depdikbud, 1996). Oleh Karena itu,

wawasan keunggulan yang telah menjadi kebijakan pemerintah perlu dibudayakan

dalam penyelengaraan pendidikan.

B. IMPLEMENTASI WAWASAN KEUNGGULAN DI SD

Banyak alternative yang sudah ditempuh dalam rangka mengimplementasikan

wawasan keunggulan melalui system pendidikan di sekolah dasar. Keputusan Menteri

Pendidikan dan kebudayaan nomor 0487/U/1992, pasal 15, maka penerapannya bisa

melalui program percepatan, program khusus, program kelas khusus, dan program

pendidikan khusus, yang merefleksikan pendidikan keunggulan.

1. Sekolah Unggulan

Satu alternatif yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan wawasan

keunggulan di sekolah dasar adalah pengembangan sekolah keunggulan. Idealnya

implementasi wawasan keunggulan di sekolah dasar itu melalui system persekolahan

unggulan. Untuk mengembangkan system persekolahan yang unggul dituntut adanya

tenaga, fasilitas, dan dana yang memadai yang tidak semua sekolah dapat

Page 23: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

23

memenuhinya. Secara teknis, pembangan sekolah unggulan menuntut adanya tenaga

professional dan fasilitas yang memadai.

2. Kelas Unggulan

Alternatif lain dari implementasi wawasan keunggulan di sekolah dasar adalah

melalui pengembangan kelas unggulan, yaitu sejumlah siswa yang karena prestasinya

menonjol, dikelompokan dalam kelas teretentu. Berkaitan dengan kelas unggulan

tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui suratnya Nomor

0302/CS/1996.

Secara rinci tujuan pengembangan kelas unggulan di SD inti adalah :

Mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta

sehat jasmani dan rohani.

Memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki kecerdasan diatas rata – rata

normal untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan

potensinya.

Memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan

dan teknologi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan

Memberikan pengharapan kepada siswa yang berprestasi baik;

Mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggulan dalam bidang

pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak.

Direktorat Pendidikan Dasar Tahun 1996, mengeluarkan berbagai ketentuan sebagai

berikut:

a. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang bersekolah di SD inti dan imbas

pada gugusnya

b. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa pada jenjang kelas tinggi ( dapat

dimulai pada kelas 5) pada tahun ajaran baru.

c. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang berprestasi disekolahnya dan

memiliki rangking satu sampai dengan sepuluh terutama pada semester 2 di kelas 3

d. Lulus seleksi tes kemampuan Akademik dan Kesehatan (untuk keperluan ini perlu

disediakan seleksi yang telah terstandar).

e. Memiliki bakat dan berprestaasi yang konsisten sejak kelas 1 sampai dengan kelas

3 melaui rekomendasi pengamatan dan tes psikologi

f. Mendapatkan kesempatan kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah

g. Mendapatkan izin termasuk dari orang tua/wali siswa yang isinya bersedia patuh

mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan

h. Bersedia dikembalikan pada kelas/sekolah semula (sebelum direkrut/dipilih masuk

kelas unggulan) apabila pada setiap akhir tahun ajaran tidak mampu menunjukan

keberhasilan prestasi belajarnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Page 24: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

24

3. Pembelajaran Unggulan

Secara konseptual, sekolah unggulan maupun kelas unggulan memang baik,

melalui kelas unggulan dimungkinkan untuk melahirkan lulusan yang unggul pula,

namun secara teknis maupun psikologis pengembangan kelas unggulan tersebut perlu

dicermati lebih lanjut. Kelas unggulan untuk mengajar mata pelajaran Matematika, IPA,

Bahasa Inggris. Fenomena menunjukan bahwa sekolah – sekolah yang

menyelenggarakan kelas unggulan cenderung memprioritaskan program pada kelas

unggulannya. Bahkan anak – anak yang ada pada kelas bukan unggulan merasa rendah

diri bilamana berhadapan dengan anak kelas unggulan. Pembelajaran unggulan adalah

proses belajar mengajar yang dikembangkan dalam rangka membelajarkan semua siswa

berdasarkan perbedaan tingkat keunggulannya (individual differences), untuk

menjadikannya beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ada tiga indicator pembelajaran unggulan yang direkomendasikan melalui buku ini.

pertama, pembelajaran dikatakan unggulan apabila dapat melayani semua siswa (bukan

hanya pada sebagian siswa). Kedua, dalam pembelajaran unggulan semua anak

mendapatkan pengalaman belajar semaksimal mungkin. Namun, indicator ketiga,

walaupun semua siswa mendapatkan pengalaman belajar maksimal, prosesnya sangat

bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak yang bersangkutan.

C. PROFESIONALISASI GURU SEKOLAH DASAR

Pengembangan proses pembelajaran unggulan tanpa didukung oleh keberadaan

guru yang secara terus menerus berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran

dalam bentuk perilaku dan sikap yang terbaik dalam tugasnya sebagai pendidik. Guru

merupakan unsur keberhasilan pendidikan ( Adler, 1982 ). Guru merupakan unsur

manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan

sehari – hari di sekolah. Perilaku dan sikapnya dalam mengelola proses belajar

mengajar sehingga tercipta system pembelajaran terbaik bagi siwanya. Sudah barang

tentu, mengingat keterbatasan guru sebagai manusia, pengembangna gagasan, ide, dan

pemikiran tersebut akan lebih maksimal bila melaui forum – forum sharing of idea.

Disinilah letak pentingnya Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah dikembangkan

selama ini.

Tindak lanjut dalam proses belajar mengajar :

Kegiatan evaluative guru berbentuk upaya gurur secara kontinu menilai proses

keberhasilan pembelajaran yang dikembangkannya. Guru secara kontinu menganalisis

kelebihan dan kelemahan materi pendekatan, metode teknik, strategi, dan media

pembelajaran yang digunakan dalam membelajarkan murid.

Kegiatan reaktif/proaktif guru berbentuk upaya mencari materi pendekatan, metode

teknik, dan strategi yang lebih baik sebagai reaksi terhadap hasil kegiatan evaluasi

sebelumnya. Kegiatan implementatif guru berbentuk upaya menerapkan materi,

pendekatan, metode, teknik, strategi, dan media yang lebih unggul dalam proses belajar

mengajar.

Page 25: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

25

BAB 5

KONSEP MANAJEMEN SD

A. PENTINGNYA MANAJEMEN DI SEKOLAH DASAR

Sekolah Dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. Sebagai

sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misis teretentu, yaitu melakukan

proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik, dalam rangka

mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya, yaitu

sekolah lanjutan tingkat pertama. Sebagai institusi atau lembaga pendidikan, sekolah

dasar menyelanggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak didik dan melibatkan

banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar

menuntut adanya manajemen yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan

institusional sekolah dasar.

1. Aktivitas Pendidikan

Secara garis besar, aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun swasta,

dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler seperti

pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn), pembelajaran

Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran

Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes),

pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), Pembelajaran Muatan

Lokal (Mulok), Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakulikuler, seperti kegiatan

Pramuka, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), olahraga, kesenian dan Patroli Keamanan

Sekolah (PKS). Ketiga, aktivitas pembelajaran lainnya adalah upacara bendera yang

diselenggarakan pada setiap hari senin dan senam pagi.

2. Komponen Sekolah

Komponen manusia di sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi normal komponen

manusia sekolah dasar terdiri atas seorang kepala sekolah, enam orang guru kelas,

seorang guru mata pelajaran pendidikan agama, seorang guru Penjaskes, dan seorang

pesuruh sekolah. Sedangkan komponen bukan manusia disekolah dasar terdiri atas

enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruangan

administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga dan uang.

B. APAKAH MANAJEMEN SEKOLAH DASAR ITU

Sebagaimana didefinisikan oleh Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan

Thurston, bahwa manajemen merupakan process of working with and through other to

accomplish organizational goals efficientely. Kemudian juga dikemukakan oleh Gorton,

bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator dalam melakukan

tugas – tugas teretentu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan kedua definisi

diatas tersebut manajemen sekolah dapat diartikan sebagai proses dimana kepala

Page 26: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

26

sekolah dasar selaku administrator bersama atau melebihi orang lain berupaya mencapai

tujuan institusional sekolah dasar secara efisien.

Konsep manajemen sekolah dasar :

Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian kegiatan yang

diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya.

Rangkaian kegiatan dupayakan oleh kepala sekolah bersama orang lain dan atau

melalui orang lain, misalnya guru dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada.

Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional sekolah dasar,

yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan

kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat

manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

C. KEGIATAN MANAJEMEN SEKOLAH DASAR

Semua Orang yang dilibatkan atau fasilitas yang digunakan. Agar mencapai

tujuan secara efektif dan efisien. Namun para pakar administrasi pendidikan telah

mencoba mengklasifikasi komponen – komponen terbatas menjadi beberapa gugusan

subtansi, yaitu gugusan – gugusan subtansi kurikulum atau pembelajaran, kesiswaan,

kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan masyarakat, dan layanan

teknis.

a. Komponen kurikulum atau pembelajaran mencakup kegiatan intrakulikuler dan

kegiatan ekstrakulikuler.

b. Komponen kesiswaan mencakup kegiatan peneriman siswa baru,

pengelompokan siswa, sampai dengan pelulusan siswa.

c. Komponen kepegawaian mencakup kepala sekolah, guru kelas, guru mata

pelajaran agama Islam, guru mata pelajaran Penjaskes, serta pesuruh sekolah.

d. Komponen sarana dan prasarana mencakup lahan sekolah, gedung, alat peraga,

perabot, buku paket, dan buku pelengkap.

e. Komponen keungan mencakup : keuangan dari subsidi pemerintah, biaya

operasioanal pendidikan, uang BP3, dan sumbangan masyarakat.

f. Komponen masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan masyarakat, seperti

orang tua siswa, tokoh masyarakat, warga masyarakat, organisasi sosial

kemasyarakatan, dan lembaga pemerintah maupun swasta.

g. Komponen layanan teknis mencakup Unit Kesehatan Sekolah, asrama siswa,

antarjemput siswa dan makan siang.

Dengan kata lain, manajemen sekolah dasar meliputi :

a. Manajemen pembelajaran

b. Manajemen kesiswaan

c. Manajemen kepegawaian

d. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan

e. Manajemen keuangan

f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dan

g. Manajemen layanan khusus

Pendapat Sergiovanni, manajemen meliputi perencanan (planning), pengorganisasian

(organizing), Pengerahan (leading), dan pengawasan (Controlling).

Page 27: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

27

Dalam konteks sekolah dasar di Indonesia kegiatan manajemen sekolah dasar dapat

dirinci sebagai berikut :

Manajemen Pembelajaran :

1. Perencanaan

a. Analisis materi pelajaran (AMP)

b. Penyusunan kalender pendidkan

c. Penyusunan program tahunan (prota) dengan memperhatikan kalender

pendidkan dan hasil analisis materi pelajaran

d. Penyusunan program catur wulan atau semester atau program tahunan yang

telah di susun

e. Penyusunan program satuan belajaran (PSP)

f. Penyusunan program pembelajaran (RP)

g. Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan

2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas mengajar dan tugas lain

b. Penyusunan jadwal pelajaran

c. Penyusuna jadwal kegiatan perbaikan

d. Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan

e. Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler

f. Penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan

3. Pengerahan

a. Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru

b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

c. Supervisi pelaksanaan pembelajaran

d. Supervisi pelaksanaan dan bimbingan dan penyuluhan.

4. Pengawasan

a. Supervisi pelaksanaan pembelajaran

b. Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

c. Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran

d. Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan

Manajemen Kesiswaan

1. Perencanaan

a. Sensus anak usia prasekolah

b. Perencanaan daya tamping

c. Perencanaan penerimaan siswa baru

d. Penerimaan siswa baru

e.

Page 28: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

28

2. Pengorganisasian

a. Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu

3. Pengerahan

a. Pembinaan disiplin belajar siswa

b. Pencatatan penghadiran siswa

c. Pengaturan permindahan siswa

d. Pengaturan kelulusan siswa.

4. Pengawasan

a. Pemantauan siswa

b. Penilaian siswa

Manajemen kepegawaian

1. Perencanaan

a. Analisis pekerjaan di sekolah

b. Penyusunan prmasi guru dan pegawai

c. Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru

2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas guru dan pegawai

3. Pengerahan

a. Pembinaan profesialisme guru dan pegawai

b. Penggunaan karir guru dan pegawai

c. Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai

d. Pengaturan perpindahan guru dan pegawai

e. Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai

4. Pengawasan

a. Pemantauan kinerja guru dan pegawai

b. Penilaian kinerja pemberhentian guru dan pegawai

c. Manajemen dan Sarana / Prasarana

Manajemen Sarana Dan Prasarana

1. Perencanaan

a. Alisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

b. Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasana sekolah

c.

Page 29: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

29

2. Pegorganisasian

a. Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah

b. Penataan sarana dan prasarana sekolah

3. Pengerahan

a. Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efesien

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

c. Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah

d. Penghapusan sarana dan prasrana sekolah

4. Pengawasan

a. Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

b. Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

Manajemen Keuangan

1. Perencanaan

a. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ( RAPBS )

2. Pengorganisasian

a. Pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan

3. Pengerahan

a. Pelaksanaan anggaran sekolah

b. Pembukuan keuangan sekolah

c. Pertanggung jawaban keuangan sekolah

4. Pengawasan

a. Pemantauan keuangan sekolah

b. Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah

Manajemen Humas

1. Perencanaan

a. Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah

b. Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat

2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat

Page 30: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

30

3. Pengerahan

a. Menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa

b. Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang efektif

c. Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat

d. Mengadakan kerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta

e. Mengadakan kerja sama dengan organisasi social keagamaan

4. Pengawasaan

a. Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat

b. Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat

Manajemen Layanan Khusus

1. Perencanaan

a. Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi warga sekolah

b. Penyususnan program layanan khusus bagi warga sekolah

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas melaksanakan program layanan khusus bagi warga sekolah

3. Pengerahan

a. Pengaturan pelaksanaan antar jemput siswa

b. Pengaturan pelaksanaan asrama siswa

c. Pengaturan pelaksanaan makan siang siswa

d. Pengaturan pelaksanaan program koperasi sekolah

e. Pengaturan pelaksanaan program layanan khusus lainnya

4. Pengawasan

a. Pemantauan program layanan khusus

b. Penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah

Page 31: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

31

BAB 6

HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

Semakin majunya perkembangan jaman, serta tumbuh kembangnya masyarakat

atas desakan kebutuhan lembaga untuk semakin perkembang guna menjawab tantangan

serta kebutuhan masyarakat sehingga pada gilirannya masyarakat akan menentukan

pilihan lembaga mana yang layak untuk diberikan kepercayaan mendidik masyarakat

peserta didik.

Desakan kebutuhan masing-masing baik lembaga ataupun masyarakattentu

berbeda walaupun pada prinsip dasarnya memiliki kesamaan yakni mencerdaskan

kehidupan anak bangsa yakni mendidik manusia indonesia seutuhnya, dan cita-cita

akan tanpak hanya sebagai sebuah angan-angan jka antara masyarakat dan lembaga

pendidkan tidak terjalin komonikasi dengan baik, sehingga lajim dikatakan bahwa

keduanya merupakan simbiosis mutualisme, yakni sebagai suatu keharusan yang

menyatukan visi dan misi diantara keduanya sehingga satu dengan yang lainnya tidak

dapat melepaskan diri.

A. KONSEP DASAR HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan komonikasi dua arah antara

organisasi dengan publik secara timbal balik, baik dalam rangka mendukung funsi dan

tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan

kepentingan bersama (International public relation assosiation).

Proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian masyarakat tentang

kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah,

hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara

organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan

tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan

kepentingan bersama.

1. Pengertian Hubungan Sekolah Dengan Msyarakat

Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan pertama kali oleh presiden Amerika

Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Adapun

pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk

menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari

publik suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya ( Suryusubruto, 2004 :

155 )

2. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

a. Adanya program dan perencanaan yang sistematis

b. Tersedia basis dokumntasi yang langkap

c. Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai

d. Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan

hubungan sekolah dengan masyarakat

Page 32: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

32

3. Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

Hubunga sekolah dengan masyarakat dibangun mencari tujuan popularitas sekolah di

mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-

program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama

dan dari program tersebut mampu melahirkan sosok-sosok individu yang mapan secara

intelektual dan spritual.

Adapun tujuan yang lebih kongkrit hubungan sekolah dan masyarakat antara lain :

a. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik

b. Berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sekaligus

menjadi dessakan yang dirasakan saat ini

c. Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih

maju dan lebih membumi agar dapat dirasakan lasung oleh masyarakatsebagai

penguna jasa pendidikan.

Komite Sekolah

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan

pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidkan sekolah maupun jalur

pendidikan diluar sekolah. Tujuan pembentukan komite sekolah adalah :

a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan

pend8idikan

b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan

c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokr4atis dalam

penyelanggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

Adapun peran Komite Sekolah yaitu:

a. Pemberi pertimbangan ( Advisory Agency)

b. Pendukung ( Supporting Agency )

c. Pengontrol ( Controlling Agency )

d. Mediator antara pemerintah dan fihak sekolah

Komunikasi yang dapat dilakukan hubungan antara sekolah dengan masyarakat

diantaranya adalah :

a. Transparansi Laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid

b. Buletin sekolah, surat kabar, pameran sekolah

c. Kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah siswa

d. Gambaran keadaan sekolah melalui siswa

e. Melalu radio dan televisi

f. Laporan tahunan

g.

Page 33: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

33

B. IMPLEMTASI DI LAPANGAN

Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat

mengalami kendala yang cukup berarti diantaranya:

1. Tujuan komonikasi yang kurang jelas

2. Saluran komonikasi yang transparan dan profesional

3. Ketrampilan komonikasi yang kurang mmendukung

4. Tindak lanjut yang kurang mendukung dan pengawasan kurang terstruktur dan

berkesinambungan.

Tujuan komonikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan masyaraakat yang

dilakukan oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic commonication

sehingga muncul kesan bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan

masyarakathanya untuk mempertahankan eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan

lain yang muncul kepermukaan bahwa lembaga hanya ingin mendapatkan keuntungan

semata, sementara kebutuhan masyarakat terhadap lembaga kurang diperhatikan.

Jadi komonikasi yang harus dilakukan antara pihak sekolah dan masyarakat melalui

beberapa saluran diantaranya adalah :

1. Transparansi laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid

2. Buletin sekolah

3. Surat kabar

4. Pameran sekolah

5. Open hause

6. Kunjungan antar sekolah

7. Kunjungan ke rumah siswa

8. Penjelasan oleh staff sekolah

9. Gambaran keadaan sekolah melalui siswa

10. Melalui radio dan televisi

11. Laporan tahunan dan lain-lain.

Page 34: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

34

BAB 7

SUPERVISI PENDIDIKAN

A. KONSEP DASAR SUPERVISI

1. Pengertian Supervisi

Secara Morfologis Supervisi berasal dari bahasa inggris yaitu supervision : Super = atas

dan vision = visi

Secara bahasa

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbIngan atau tuntutan kearah

perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan

belajar pada khususnya.

Pada rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah ( SD ), yaitu :

a. Kemampuan menyususn program supervisi pendidikan

b. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan

c. kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

Willes ( 1975 ), supervisi bertujuan untuk memelihara atau mengaakan perubahan

operasional sekolah, dengan cara mempengaruhi tenaga pengajar secara langsung demi

mempertinggi kegiatan belajar siswa.

Ross. L ( 1980 ), bahwa sypervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan

memberikan perbaikan pengajaran, perbaikan kurikulum atau perbaikan pembelajaran

Sesuai dengan pengertian diatas, maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam

supervisi pendidikan sebagai berikut :

a. Membangkitkan dan marangsang semangat guru-guru menjalankan tugasnya

terutama dalam pembelajaran

b. Mengembangkan kegiatan belajar-mengajar

c. Upaya pembinaan dalam pembelajaran

Pentingnya Sumber Daya Guru Dengan Supervisi

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya, sehingga upaya

peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek ”guru” dan tenaga kependidikan

lainnya dalam satu manajemen pendidikan yang profesional. Pentingnya pengembangan

sumber daya guru, guru harus terus menambah ilmu pengetahuan mengenai apa yang di

ajarkannya agar dapat memberikan materi dan pembelajaran yang akan diajarkannya.

Selain itu perlu adanya pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru,

agar dapat menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Menurut Supandi ( 1986 :

252 ) ada dua hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam pendidikan : 1)

Perkembangan kurikulum merupakakn gejala kemajuan pendidikan. 2) Pengembangan

Page 35: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

35

personel, pegawai, atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus

dalam suatunorganisasi.

Prinsip – Prinsip Supervisi Pendidikan

a. Prinsip – prinsip fundamental

Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor

pendidikan.

b. Prinsip – prinsip teknis

Negatif ( tidak otoriter, tidak berasas kekuasaan, tidak lepas dari tujuan

pendidikan, bukan mencari kesalahan, tidak boleh terlalu cepat mengharapkan

hasil )

Positif ( konstruktif dan kreatif, sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri,

profesional, sanggup mengembangkan potensi guru, progresif,

mempertimbangkan kesanggupan supervied, sederhana dan informal

B. FUNGSI DAN TUJUAN SUVERVISI

1. Funsi Suvervisi Pendidikan

Dalam pelaksanaannya, suvervisi pendidikan perlu memahami fungsi-fungsi

suvervisi yang merupkan tugas pokok sebagai suvervisi pendidikan.

Fungsi-fungsi utama suvervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan inspeksi

Inpeksi tersebut dimaksudkan sebagi usaha mensurvai seluruh sistem

pendidikan yang ada, guna menemukan masalah-masalah, kekurangan-

kekurangan, baik pda guru, muruid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidkan,

metode mengajar,nmaupun perangkat lain i sekitar keadaan proses belajar-

mengajar

b. Penelitian Hasil Infeksi Berupa Data

Data tersebut kemudian diolah dan dijadikan bahan penelitian dengan cara ini

dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan

penyelenggaraan pemberian bantuan kepada guru, sehingga suvervisi dapat

berhasil dengan memuaskan.

Langgkah-lankah dalam melakukan suvervisi adalah :

- Menemukan masalah yang ada pada situasi belajar mengajar

- Mencoba mencari pemecahan yang diperlukan

- Mencoba cara baru

Page 36: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

36

- Merumuskan pola perbikan yang ada standar untuk pemekaian yang lebih

luas.

c. Penilaian

Kegiatan penilaian berupausaha untuk mengetahui segala fakta yang

mempengaruhi kelangsungan persiapan, penyelenggaraaan dan hasilpengajaran

d. Latihan

Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya

perbaikan atau hal peninkatan yang ada hubungannya denga pembelajaran

e. Pembinaan

Pembinaan ini ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi

semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan

sebagai hasil penemuan, penelitian, termasuk guru-guru memecahkan masalah

dan kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.

2. Tujuan Suvervisi Pendidikan

a. Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan

yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.

b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan

peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.

c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap

aktivitas dan kesulitan mengajar serta menolong mereka merencanaka perbaikan.

d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lainya

terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesediaan

untuk tolong-menolong.

e. Memperbesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu layananya secara maksimal

dalam bidang keahlianya (profesi).

f. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat

dalam mengembangkan program-program pendidikan.

g. Membantu kepala sekolah dan guru untuk dapat mengevaluasi aktifitasnya.

h. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru yaitu adanya rasa persatuan dan kesatuan

(kolegalitas) antar guru.

3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Beberapa teknik supervise yang dapat digunakan suvervisor pendidika antara lain;

a. Kunjuangan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang

kegiatan belajar mengajar di kelas.

b. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah

khusus yang dihadapi guru.

c. Rapat antara supervisor dengan para guru.

d. Kunjuan antar kelas atau antar sekolah merupakan kegiatan yang utama.

Page 37: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

37

e. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala

sekolah, serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru.

C. Prosedur Kegiatan Supervisi Pengajaran /Pelayanan Profesional Guru

Prosedur Supervisi Pendidikan

1. Pengumpulan data tentang keseluruhan

situasi belajar:

- Murid

- Guru

- Program Pengajaran

- Alat/fasilitas

- Situasi

Dengan cara/teknik:

Observasi/ kunjungan kelas

Pertemuan pribadi

Studi laporan dan dokumen

Kuesioner

2. Penyimpulan/penilaian:

Keberhasilan murid

Keberhasilan guru

Faktor penunjang dan pemhambat dalam

PBM

Dengan cara:

Menentukan kriteria bersama

Pertemuan pribadi

Diskusi antara guru

3. Diskusi kelemahan:

Penampilan guru di kelas

Penguasaan materi

Penguasaan metode

Hubungan antar personel

Administrasi kelas

Dengan cara:

Pertemuan pribadi

Rapat staf

Konsultasi dengan narasumber/ ahli

4. Memperhatikan kelemahan/ meningkatkan

kemampuan dalam hal:

- Kelemahan/ kekurangan yang telah

dikemukakan bersama

Dengan cara:

Informasi langsung

Demokratis

Inter class dan inter school visit

Tugas bacaan

Penataran dalam berbagai bentuk

Page 38: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

38

5. Bimbingan dan pengembangan:

Penerapan hasil usaha

Peningkatan/penataran

Dengan cara:

Kunjungan kelas

Pertemuan pribadi

6. Penilaian Kemajuan:

- Perubahan yang telah dicapai sebagai

hasil peningkatan dan bimbingan

Dengan cara:

Kunjungan ke kelas

Pertemuan pribadi

Observasi

Diskusi

1. Perilaku-perilaku Etik yang Perlu Dimiliki Supervisor Pendidikan

Salah satu pendukung keberhasilan dalam melaksanakan suvervisi adalah perilaku

suvervisi sendiri, suvervisi yang berhasil adalah mereka mereka yang dapat

melaksanakan tugasnya berkenaan dengan diri ”suvervisee”(orang yang melakukan

suvervisi). Ia memiliki sifat-sifat kepribadian yang diterikma dalam pergaulan sesama

kerabat kerja.

Sifat utama yang harus dimiliki supervisor terdiri dari:

a. Sifat yang berhubungan dengan kepribadian

1. memperhatikan perbuatan nyata dalam segala hal,

2. bertindak sesuai dengan waktu dan tempatnya dalam segala hal,

3. keterbukaan, tidak menyembunyikan dalam segala hal,

4. tidak kehabisan inisiatif, penuh prakarsa,

5. tekun dan ulet dalam mengerjakan pekerjaan,

6. mempunyai daya tahan psikis yang tinggi dan tidak cepat putus asa.

b. Sifat yang berhubungan dengan profesi

Sifat-sifat ini dikemukakan oleh Edgar H. Schein (1972: 8-9) sebagai berikut:

1. Seorang professional harus bekerja full time di bidang profersinya dan

sebagai sumber kehidupan.

2. Seorang professional memiliki motifasi yang kuat untuk bekerja dfalam

bidangnya, yang merupakan dasar bagi pilihan jabatan tersebut, sehingga

jabatan tersebut akan dikerjakan dengan sepenuh hati.

3. Memiliki pengetahuan khusus dan keterampilan yang diperoleh dari

pendidikan yang cukup lama.

4. Membuat keputusan-keputusan dalam tindakanya demi kepentingan klien,

bukan harus bekerja tanpa pamrih.

5. Pelayanan atas dasar kebutuhan yang objektif dari klien.

Page 39: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

39

6. Seorang professional harus berorientasi pada pelayanan klien.

7. Seorang professional mempunyai otonomi dalam bertindak mengenai apa

yang baik bagi klien.

8. Menjadi anggota organisasi profesi yang diseleksi melalui ukuran-ukuran

tertentu, seperti standar pendidikan atau ukuran-ukuran lain yang sejenis.

9. Mempunyai pengetahuan yang spesifik

10. Seorang profesioanal tidak boleh mengiklanklan untuk mendapatkan pasaran

luas.

c. Sifat-sifat Supervisor yang dikehendaki ‘survisee’ Menurut Pendapat dan

Harapan Supervisi Pada Umumnya Supervisor Hendaknya:

1. Mempunyai perhatian terhadap segala kegiatan di sekolah.

2. Bersikap simpatik dan mempunyai perhatian terhadap murid.

3. Mempunyai sikap terbuka.

4. Mempunyai daya humor dan tidak cepat tersinggung.

5. Percaya pada diri sendiri.

6. Tidak terlalu mencari masalah-masalah kecil.

7. Dapat mengajak dan menimbulkan rasa ingin tahu.

8. Kritis, tetapi bersifat membangun dan memberikan saran.

9. Luas pengetahuanya tentang masalah-masalah pendidikan dan masalah

administratif organisatoris.

10. Dapat mengemukakan ide-ide baru

11. Sehat fisik dan terpelihara, serta berpakaian rapi.

d. Supervisor yang demokratis

Suvervisi yang demokratis diharapkan selalu berusaha secara kontinu menjalin

kesatuan yang optimal diantara guru-guru. Suvervisor yang kritis memiliki cirri-

ciri sebagai berikut :

Ciri-ciri Supervisor Otokratis dan demokratis:

No Supervisor Otokratis Supervisor Demokratis

1. Beranggapan bahwa ia dapat melihat dan

menemukan semua segi masalah yang

dihadapinya

Menyadari bahwa kemampuan anggota

stafnya merupakan potensi yang dapat

melebihi kemampuanya.

2. Tidak tahu atau tidak mau

memanfaatkan pengalaman orang lain

Dapat dan beruhasa memanfaatkan

pengalaman orang lain

3. Tidak mau melepaskan kekuasaan dari

tanganya

Tahu bagaimana mendelegasikan tugas

dan tanggung jawabnya

4. Tertarik pada pekerjaan rutinya, hingga

sukar melihat masalah-masalah yang

lebih besar

Dapat melepaskan diri dari tugas rutin,

sehingga dapat mengembangkan

kepemimpinan yang kreatir

5. Berprasangka terhadap ide baru Mengakui dan menghargai ide orang

lain

6. Mempunyai sifat sebagai orang yang

lebih tahu

Memelihara sifat yang ramah sebagai

penolong dan penasehat

7. Tidak mengakui bahwa ia memiliki sifat

yang otokratis

Selalu berusaha menerapkan cara-cara

yang demokratis

Page 40: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

40

8. Kutang memberikan kesempatan kepada

orang lain untuk jadi pemimpin

Selalu berusaha melaksanakan tugas

memimpin adalah menimbulkan

kepemimpinan yang dipimpin.

e. Supervisi Kelompok

Mengajar secara berkelompok merupakan langkah awal dalam supervise

kelompok. Dalam pengajaran seperti itu, beberapa orang guru akan mengajarkan

suatu bidang studi bersama. Masing-masing guru memberikan satu aspek

tertentu dari bidang studi itu kepada para murid. Sehingga studi itu dengan

menyeluruh aspeknya dapat diterima dengan relative sempurna poleh murid-

murid. Sebab masing-masing aspek diberikan oleh seorang guru yang ahli dalam

aspek itu. (Made Pidarta, 1992:245)

f. Supervisi Klinis

Acheson dan gall menyatakan supervise adalah proses membina guru untuk

memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku seharusnya

atau yang ideal.

Lucio (1979:20) Membatasi maksud supervise klinis hanya untuk menolong

guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok

dengn inovasi itu.

g. Implementasi di Lapangan

Implementasi dilapangan banyak ditemikan masalah-masalah yang menghambat

terlaksananya supervise, antara lain:

1. Sistem kerja sentralisasi yang masih melekat.

2. Persaingan mutu sekolah terasa semakin berat.

3. Masih adanya anak mas untuk guru yang dinilai dan baik.

4. Tuntutan akuntabilitas penyelenggaraan sekolah dari masyarakat semakin

tinggi.

5. Transparansi manajemen sekolah yang sering terjadi benturan kebijakan

sekolah, menyebabkan kesulitan bergerak untuk kelancaran tugas-tugas

rutin.

6. Transparansi pengelolaan keuangan sekolah yang pembukuan dan bukti-

buktinya menyita waktu lama.

Usaha untuk kelancaran dan keberhasilan pemecahan masalah yang ditempuh dalam

kegiatan supervise oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut:

1. Penyamaan visi dan misi

2. Pengelolaan supervise yang baik

3. Perlibatan guru secara individual dalam pelaksanaan supervise.

4. Perlibatan organisasi guru.

Page 41: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

41

BAB 8

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS

SEKOLAH (MPMBS ) DAN IMPLEMENTASI

MPMB

Seiring dengan perubahan zaman dan tingkat perkembangan masyarakat,

terutam sejak adanya multi krisis yang melanda bangsa indonesia sampai akhirnya

terjadi badai reformasi yang menuntut perbaikan di segala bidang, termasuk pendidikan,

maka reformasi melahirkan format-format baru dalam penataan sistim pendidikan

nasional dengan tidak merubah tujuan utama pendidikan nasional. Format-format baru

tersebut selanjutnya dikenal dengan Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Pertimbangan

Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25

tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah

otonom yang selanjutnya menjadi landasan Yuridis bagi penataan sistim pendidikan

nasional secara keseluruhan. Makna yang terkandung dari ketiga peraturan tersebut

adalah adanya pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada

daerah secara profesional.

Adapun konsepsi pendidikan, kiranya komunitas Perguruan Tinggi ini sudah

memakluminya. Definisi formal tertera dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat

1 sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Definisi ini merupkan penafsiran formal dari ungkapan “mencerdaskan kehidupan

bangsa”. Suatu tafsiran yang utuh tidak meredusir atau mengkerdilkan manusia hanya

sekedar cerdas secara intelektual (IQ), tetapi secara emosional (EQ), secara spiritual

(SQ), dan secara fisikal (PQ). Definisi ini juga mengimplikasikan bahwa pendidikan

bukan sekedar menyiapkan tenaga kerja (SDM) yang trampil, melainkan juga

merupakan suatu proses pembudayaan dan transformasi nilai-nilai budaya bangsa, serta

menyiapkan warga masyarakat bangsa dan negara yang baik (a good citizen)

Penyelenggaraan pendidikan dapat dijalankan lebih demokratis, meningkatnya

peranserta masyarakat, terwujudnya pemerintah dan keadilan serta memperhatikan

potensi dan keanekaragaman daerah. Dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 1999

terisyarat bahwa otonomi daerah merupakan penyerahan wewenang beberapa urusan

pemerintah pusat kepada daerah termasuk dalam bidang pendidikan, maka daerah akan

memiliki wewenang dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sendiri

pembangunan pendidikan. Hal ini memberikan implikasi bahwa daerah harus mampu

membiaya sendiri segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan.

Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam menggali berbagai

potensi dan menggunakan segala sumber daya serta kemampuan mendorong

masyarakat agar ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk mewujudkan

kehendak tersebut, maka perlu diterapkan suatu model pengelolaan sekolah yang ada

pada satu sisi memberikan keleluasan pengelolaan sekolah kepada pihak sekolah(

Page 42: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

42

kepala sekolah dan guru) dan disisi lain memberikan peluang untuk turut serta kepada

masyarakat. Model pengelolaan itu disebut denga istilah ” Manajemen Berbasis

Sekolah ” (School Based Management) disingkat dengan MBS atau SBM.

Namun demikian salah satu kunci sukses untuk mengpenerapkan MBS di tingkat SMA,

selain kemamampuan kepala sekolah mengambil keputusan juga tingkat partisipasi

masyarakat yang tinggi dalam penyelenggara pendidikan di sekolah, sebagaimana yang

dikemukakan oleh N.A Ametembun (1994: bahwa:

Keberhasilan sekolah dalam mengpenerapankan MBS selain kemampuan kepala

sekolah dalam mengambil keputusan secara tepat juga terletak pada tingkat partisipasi

masyarakat yang tinggi terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan

demikaian jelas bahwa kedua aspek tersebut mamilaki peranan yang sangat penting.

Selanjutnya secara khusus mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan untuk setiap daerah tentunya memiliki tingkat yang

berbeda. Perbedaan tersebut dapat disebab oleh faktor ekonomi, sosial dan budaya serta

tingkat kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. Namun yang

jelas bahwa faktor- faktor tersebut hanya dapat diatasi dengan satu cara yaitu melalui

proses kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah.

Konsep peran serta ini menunjukkan suatu keadaaan yang ada dab telah dilakukan,

namun perl ditingkatkan secara lebih baik, termasuk peninggkatan masyarakat dalam

bidang pendidikan. Memang secara yuridis keterlibatan masyarakat dalam

penyelanggaraan pendidikan telah ada, namun dala, konteks MBS hal tersebut perlu

terus ditingkatkan mengingat kunci keberhasilan penyelenggaraan pendidikan salah

satunya ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan

bahwa:

• Tiap- tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; dan

• Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sisitem pengajaran Nasional

yang diatur Undang- undang

Melihat ketentuan- ketentuan tersebut membuktikan bahwa pendidikan merupakan

kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berarti bahwa pendidikan itu merupakan hak

asasi manusia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal, maka

pemeritah mengusahakan dan mnyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang

tlah diatur dalam bentuk perundangan- undangan. Usaha pncapainan tujuan tersebut

dilakukan melalui satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun

masyarakat.

Pelakanaan dan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang melibatkan

masyakat secara aktif dalam setiap langkah yang ditempuh oleh pihak sekolah adalah

merupakan pemaknaan dari penerapam konsep Manajemen Berbasis Sekolah, namun

disebabkan hal tersebut adalah suatu konep yang baru, sehingga perlu untuk melakukan

suatu kajian untuk melihat keaktifan masyarakat dalam menghadapi penerapan konsep

Manajemen Berbasis Sekolah.

Page 43: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

43

A. DEFINISI MPMBS

Secara konseptual MPMBS, dapat didefinisikan sebagai proses manajemen sekolah

yang diarah pada peningkatan mutu pendidikan, secara otonomi derencanakan,

diorganisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi melibatkan semua stockeholder sekolah.

Sesuai dari konsep tersebut, MPMBS itu pada hakekatnya merupakan pemberian

otonomi kepada sekolah untuk secara aktif serta mandiri mengembangkan dan

melakukan dan melakukan berbagai program peningkatan mutu pendidikan sesuai

kebutuhan sekolah sendiri, oleh karena itu maka banyak sekali pakar manajemen

pendidikan dari berbagai negara menyebut MPMBS atau MBS sebagai otonomi

sekolah, atau kewenangan yang didesentralisasikan tidak saja ketingkat kabupaten dan

kota, melainkan juga sampai ke sekolah.

Gambar : 8. 1 Proses MPMBS

B. DEFINISI OPERASIONAL MPMBS

Secara operasional MPMBS dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses

pendayagunaan keseluruhan komponen pendidikan dalam rangka peningkatan mutu

pendidikan yang diupayakan sendiri oleh kepala sekolah bersama semua pihak yang

terkait atau kepentingan dengan mutu pendidikan. Istilah ”komponen” mencakup

kurikulum dan pembelajaran kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, dan

keuangan. Istilah dikelola sendiri (self managing), dirancang sendiri (self design),

diorganisasi sendiri (self organizing), diarahkan sendiri(self direction), dan

dicontrol/dievaluasi sendiri (self control). Sudah barang tentu kemandirian tersebut

tidak dapat diartikan sebagai kebebasan penuh, sehingga tetap diperlukan adanya

mekanisme kontrol dari dari pemerintah. Sedang yang dimaksud dengan fihak terkait

atau kepentingan dengan mutu pndidikan adalah kepala sekolah, guru, orang tua,siswa,

masyarakat sekitar sekolah, perusahaan yang akan memakai lulusan sekolah.

MPMBS

Otonomi Sekolah

Dalam

Perencanaan

Pengorganisasian

Pelaksanaan

Pengawasan

Untuk

MENCAPAI SASARAN MUTU PENDIDIKAN

Page 44: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

44

C. TUJUAN MPMBS

Menurut Directorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2000), MPMBS

bertujuan untuk mendirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian

wewenang, keluwesan, dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan

kemandirianny, diharapkan :

1. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang lebih mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya,untuk kemudian dapat

mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolah.

2. Sekolah dapat mengembangkan sendiri program-program sesuai dengan

kebutuhannya.

3. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing

kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

4. Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

D. MODEL MPMBS

Menurut Tenner dan De Toro (1992) dalam sebuah bukunya yang berjudul Total

Quality Management memandang bahawa sebenarnya manajemen mutu terpadu

merupakan proses peningkatan mutu secara utuh, dan bila prosesnya dilakukan secara

mandiri maka manajemen mutu terpadu terdiri dari tiga tahap peningkatan mutu secara

kontinu(three steps to continuous improvement), yaitu :

1. Perhatian penuh kepada pelanggan, baik pelangga internal maupun eksternal

2. Pembinaan proses

3. Keterlbatan secara total

Jadi dalam konteks MPMBS, maka model tersebut dapat diterjamahkan sebagai berikut:

Pertama dengan perhatian terhadap pelanggan, berarti sekolah mengidentifikasi

keinginan dan harapan para orang tua akan mutu sekolah. Apakah mutu proses maupun

hasil pendidikan di sekolah telah memenuhi keinginan dan harapan orang tua?, adakah

kelemahan-kelemahan dalam proses pendidikan disekolah yang dirasakan oleh orang

tua?,

Langkah pertama MPMBS adalah:

1. Menyusun profil pendidikan, sebagaimana diharapkan oleh masyarakat

pengguna jasa pendidikan.

2. Merumuskan kondidsi pendidikan yang ada selama ini, baik kelemahan-

kelemahan maupun kelebihan-kelebihannya.

3. Analisis kemungkinan-kemungkinan atau peluang pemecahan kelemahan-

kelemahan sekolah sesuai dengan kondidsi yang dimiliki sekolah yang

bersangkutan.

Langkah kedua, dengan dengan pembinaan proses, sekolah menyusun proses

pembinaan mutu. Pada tahap kedua ini, sekolah menyusun aktivitas-aktivitas yang

dapat dilakukan dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki sekolah,

Page 45: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

45

Aktivitas-aktivitas yang dimaksud, misalnya, pengadaan buku bacaan, melatih guru,

menambah ruang kelas, menembah fasilitas Komputer, dan sebagainya, secara

keseluruhan harus direncanakan sesuai dengan atau berbasis pada kondisi yang

bersangkutan.

Langkah ketiga, dengan keterlibatan total, berarti dalam rangka keseluruhan proses

peningkatan mutu pendidikan dituntut partisipasi aktif dan mandiri dari semua pihak,

dan masyarakat, partisipasi tersebut baik dalam bentuk pemikiran, tenaga, dan juga

dalam hal keuangan.

E. PROSES MPMBS

Proses MPMBS terdiri dari :

1. Pengembangan visi sekolah

2. Evaluasi diri dalam rangka mengidentifikasi berbagai kebutuhan pngembangan

3. Identivikasi kbutuhan-kebutuhan pengembangan

4. Perumusan tujuan

5. Penyusunan program peningkatan

6. Implmentasi program

7. Evaluasi diri untuk kepentingan peningktan mutu

F. EMPAT PILAR KEBERHASILAN MPMBS

1. Pilar Mutu dalam MPMBS

MPBMS merupakan suatu pendekatan manajemen yang menempatkan mutu pendidikan

sebagai “kiblat” aktivitas manajemen kurikulum, kesiswaan, kepegawaian

sarana/prasarana, keuangan, dan peran serta masyrakat dengan sekolah. Dan tujuan

kelembagaan sekolah yang mefleksikan konsep-konsep sekolah yang baik (the good

school), sekolah yang efektif (the effective school), sekolah yang unggul (the exellen

school), dan sekolah masa depan (the fiture school).

2. Pilar kemandirian dalam MPMBS

MPMBS merupakan sebuah model pengelolaan sekolah yang sangat menuntut adanya

kemandirian seluruh personel sekolah untuk maju denan sendirinya. Oleh karena itu

konsep mengelola sendiri, merencanakan sendiri, mengorganisasi sendiri aktivitas

sekolah, mengarahkan sendiri, dan mengontrol sendiri seluruh program sekolah.

Dengan demikian penerapan, MPMBS tampak diberi wewenang atau otonomi untuk

mertencanakan sendiri, melaksanakan sendiri, dan mengevaluasi sendiri keseluruhan

program kerjanya dengan melibatkan seluruh elemen terkait dengan peningkatan mutu

pendidikan.

3. Pilar Partisipasi dala MPMBS

MPMBS merupakan suatu model penglolaan sekolah yang sangat menekankan pada

partisipasi seluruh elemen terkait dengan pendidikan mutu pendidikan sekolah. Elemen

Page 46: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

46

yang terkait yaitu orang tua siswa, masyarakat umum, tokoh agama,tokoh masyarakat,

tokoh adat, lembaga swadaya masyrakat, perusahaan, lembaga social.

4. Pilar Transparansi dalam MPMBS

MPMBS merupakan satu model pengelolaan sekolah yang menutut adanya adanya

transparansi keuangan, Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan dukungan orang tua dan masyarakat dalam menyelengarakan seluruh

program pendidikan di sekolah. manajemen keuangan yang professional, termasuk di

dalamnya adalah akuntansi keuangan sekolah.

Page 47: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

47

BAB 9

PAMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, EFEKTIF,

KREATIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang

berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi

dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka

mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses

pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar.

Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran

dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik

yang cinta lingkungan.

Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi

bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan

dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.

Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada

lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang

diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas

kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan

pendekatan lingkungan.

Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan

pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering

terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi

pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar,

dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah

lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih,

2002).

Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar.

Hal ini relevan dengan tingkat perkembangan intelektual usia sekolah dasar (7-11

tahun) berada pada tahap operasional konkret (Piaget, dalam Wilis:154). Hal senada

dikatakan Margaretha S.Y., (2002) bahwa kecenderungan siswa sekolah dasar yang

senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai belajar lewat

eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas.

Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa

melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya

pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang

sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan

yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk

Page 48: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

48

menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning

to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran

dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.

Penulis terilhami menuangkan tulisan ini dengan maksud untuk dikembangkan menjadi

visi misi sekolah sebagai prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-

mudahan tulisan singkat ini dapat menjadi bahan masukan bagi para guru untuk

menengok lingkungan sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi

yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model pendekatan ini

pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat mencetak siswa yang cerdas dan cinta

lingkungan.

Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka harus bertindak secara lokal.

Artinya, setiap orang/siswa perlu belajar apa pun, bahkan mencari hikmah dari berbagai

macam pengalaman bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, namun pengetahuan tentang

pengalaman bangsa-bangsa lain tersebut dijadikan sebagai pembelajaran dalam

tindakan di lingkungan secara lokal. Dengan cara kerja seperti itu, kita tidak perlu

melakukan trial and error yang berkepanjangan, melainkan kita belajar dari kesalahan-

kesalahan orang lain, sementara kita sekadar meneruskan kerja dari paradigma yang

benar.

Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi

si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Katakanlah belajar ilmu

sosial atau belajar ekonomi, maka lingkungan sosial dan ekonomi sekitar dapat menjadi

laboratorium alam. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari melakukan

pemberdayaan (empowering) terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,

sementara si pembelajar dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik dan

efisien. Mohamad Yunus, penerima Nobel asal Bangladesh adalah orang yang banyak

belajar berbasis lingkungan untuk mengembangkan ekonomi. Dengan mendirikan

Grameen Bank, dia belajar sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

A. Dasar Pemikiran

Pembelajaran dilandasi strategi yang berprinsip pada:

1. Berpusat pada peserta didik

2. Mengembangkan kreativitas peserta didik

3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna

4. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAIKEM)

5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna

6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat

7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan

8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya. Menggunakan

pembelajaran tuntas di sekolah

Page 49: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

49

B. Pengertian PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,

dan mengemukakan gagasan.

Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang

menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran

inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa

yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan

kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.

Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara

diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya

kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang

berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan

kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal

tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak

kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa

percaya diri siswa.

Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga

memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-

mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh

pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil

belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran

tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran

yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak

efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

C. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih

menarik dan menyediakan ‘pojok baca’

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara

belajar kelompok.

Page 50: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

50

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu

masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan

lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat

yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru

untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan

KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

Guru merancang dan

mengelola KBM yang

mendorong siswa untuk

berperan aktif dalam

pembelajaran

Guru melaksanakan KBM dalam

kegiatan yang beragam, misalnya:

Percobaan

Diskusi kelompok

Memecahkan masalah

Mencari informasi

Menulis laporan/cerita/puisi

Berkunjung keluar kelas

Guru menggunakan alat bantu

dan sumber yang beragam.

Sesuai mata pelajaran, guru

menggunakan, misalnya:

Alat yang tersedia atau yang

dibuat sendiri

Gambar

Studi kasus

Nara sumber

Lingkungan

Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

mengembangkan

keterampilan

Siswa:

Melakukan percobaan,

pengamatan, atau wawancara

Mengumpulkan data/jawaban dan

mengolahnya sendiri

Menarik kesimpulan

Memecahkan masalah, mencari

rumus sendiri.

Page 51: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

51

Menulis laporan hasil karya lain

dengan kata-kata sendiri.

Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

mengungkapkan gagasannya

sendiri secara lisan atau

tulisan

Melalui:

Diskusi

Lebih banyak pertanyaan terbuka

Hasil karya yang merupakan anak

sendiri

Guru menyesuaikan bahan

dan kegiatan belajar dengan

kemampuan siswa

• Siswa dikelompokkan sesuai

dengan kemampuan (untuk

kegiatan tertentu)

• Bahan pelajaran disesuaikan

dengan kemampuan kelompok

tersebut.

• Siswa diberi tugas perbaikan

atau pengayaan.

Guru mengaitkan KBM

dengan pengalaman siswa

sehari-hari.

• Siswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalamannya

sendiri.

• Siswa menerapkan hal yang

dipelajari dalam kegiatan sehari-

hari

Menilai KBM dan kemajuan

belajar siswa secara terus-

menerus

• Guru memantau kerja siswa.

• Guru memberikan umpan balik.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini

mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap

lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa

lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Beberapa pemikiran dalam rangka upaya untuk mengembangkan mutu pendidikan

melalui proses pembelajaran. Pokok-pokok pikiran ini merupakan bagian dari visi dan

misi sekolah. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan

yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi

dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka

mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses

pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Berlangsungnya

proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya

pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan

Page 52: BAB 1 KONSEP MANAJEMEN - stkip.files. · PDF fileKonsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture ) Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota

52

lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta

lingkungan. Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran

menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat

diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya. Buah dari

proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat

keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran

dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu

sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Model

pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan

pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering

terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi

pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar,

dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah

lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih,

2002).

Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar.

Hal ini relevan dengan tingkat perkembangan intelektual usia sekolah dasar (7-11

tahun) berada pada tahap operasional konkret (Piaget, dalam Wilis:154). Hal senada

dikatakan Margaretha S.Y., (2002) bahwa kecenderungan siswa sekolah dasar yang

senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai belajar lewat

eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas.