bab 1 fina

8
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rona merupakan ukuran relatif tentang cerah gelapnya citra foto yang mencerminkan ukuran banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh suatu obyek dan terekam pada citra foto. (Gambar 1.1). Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan rona adalah jenis obyek, dan dalam geologi berkaitan erat dengan litologi penyusun muka bumi. Gambar 1.1. Citra foto Pegunungan Selatan dari Satelit Google Earth pada 29 September 2011 dengan ketinggian 42.5 km. Citra foto Pegunungan Selatan di atas ternyata menunjukkan rona yang berbeda. Perbedaan rona ini Nama : Catur Nugroho NIM : 410009004 1

Upload: fahry-ray-aladjai

Post on 26-Sep-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penting

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Rona merupakan ukuran relatif tentang cerah gelapnya citra foto yang mencerminkan ukuran banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh suatu obyek dan terekam pada citra foto. (Gambar 1.1). Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan rona adalah jenis obyek, dan dalam geologi berkaitan erat dengan litologi penyusun muka bumi.

Gambar 1.1. Citra foto Pegunungan Selatan dari Satelit Google Earth pada 29 September 2011 dengan ketinggian 42.5 km.

Citra foto Pegunungan Selatan di atas ternyata menunjukkan rona yang berbeda. Perbedaan rona ini menarik untuk diteliti mengingat bahwa selama ini peneliti terdahulu menganggap ketiga rona ini merupakan satu satuan batuan yang sama (Van Bemmelen, 1949, Surono, dkk, 1992 dan Rahardjo, dkk, 1995).

Bothe (1929) dan Bemmelen (1949) mengatakan bahwa stratigrafi Pegunungan Selatan dimulai dari Kebo beds, lalu diikuti Butak beds, Formasi Semilir dan Nglanggran. Lalu di atasnya terendapkan Formasi Sambipitu, Formasi Oyo, Formasi Wonosari, dan Formasi Kepek.

Sedangkan menurut Surono dkk (1992), Pegunungan Selatan bagian barat secara umum tersusun oleh batuan sedimen volkaniklastik dan batuan karbonat. Batuan volkaniklastiknya sebagian besar terbentuk oleh pengendapan gaya berat (gravity depositional processes) yang menghasilkan endapan kurang lebih setebal 4000 meter. Hampir seluruh batuan sedimen tersebut mempunyai kemiringan ke selatan.

Namun, akhir-akhir ini stratigrafi Pegunungan Selatan mulai diragukan dengan ditemukannya bukti-bukti baru oleh para peneliti. Novian dkk (2007) misalnya, mengusulkan Anggota Buyutan yang berumur Miosen Awal sebagai anggota baru Formasi Semilir karena litologinya yang berbeda.

Bronto dkk (2008) mengusulkan Formasi Wonolelo yang seumur dengan Kebo-Butak atas dan Formasi Sindet yang seumur dengan Semilir bawah sebagai dua formasi baru di Pegunungan Selatan karena memiliki litologi yang berbeda.

Perbedaan pendapat di kalangan peneliti terdahulu semakin menguatkan kecurigaan peneliti atas perbedaan rona Pegunungan Selatan khususnya daerah Bawuran (gambar 1.1, lingkaran 3).

1.2.Permasalahan

Sesuai dengan judul yang diangkat, maka permasalahan yang penulis rumuskan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana fasies gunungapi dan lingkungan pengendapan dari sedimentasi batuan di daerah penelitian?

1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian

Daerah penelitian secara administrasi terletak di Dusun Nglengkong, Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis berada pada koordinat S 07 52 06.2 dan E 110 25 40.4. Pada Peta Rupa Bumi Lembar Timoho, Yogyakarta berskala 1 : 25.000.

Untuk mencapai daerah penelitian memerlukan waktu 30 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dari kota Yogyakarta ke lokasi penelitian.

Gambar 1.2. Lokasi daerah penelitian.

Gambar 1.3. Peta rupa bumi daerah penelitian. ( A merupakan daerah penelitian), diambil dari Lembar Timoho (tanpa skala).

1.4. Jadwal Pelaksanaan

Penelitian lapangan dan penulisan seminar geologi hingga tahap akhirnya , dilakukan selama 13 bulan, terhitung sejak pertengahan Agustus 2012 hingga pertengahan September 2013 dan bersifat mandiri yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan data serta analisis data dan pembuatan laporan penelitian sebagai sistematika selama kegiatan penelitian berlangsung. Jadwal kegiatan penelitian ini dirancang dalam bentuk tabel sebagai berikut pada (Tabel 1.1).

Nama : Catur Nugroho

NIM : 4100090045

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Bulan VIIBulan VIIIBulan XII

341234123412341234123412341234123412341234123412

1Studi Pustaka

2Persiapan

3Penyelidikan Lapangan

4Analisis Profil

5Analisis Palinologi

6Analisis Granulometri

7Analisa Petrografi

8Sintesis

9Kesimpulan

10Pembuatan Laporan

11Penyerahan Laporan

KegiatanNo

Bulan VIBulan IXBulan XBulan XIBulan XIIIBulan IBulan IIBulan IIIBulan IVBulan V