bab 1 - file · web viewperencanaan pembangunan wilayah dan pedesaan. program...

21
INTEGRASI KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN SUMBERDAYA ALAM PAJAK LINGKUNGAN DI KELURAHAN SIHITANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : FAISAL SIMAMORA NIM :147003075 1

Upload: phamnhan

Post on 01-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1

integrasi KEBIJAKAN DAN perencanaan

sumberdaya ALAM

PAJAK LINGKUNGAN DI KELURAHAN SIHITANG

KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

FAISAL SIMAMORA

NIM :147003075

PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PEDESAAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI..............1

DAFTAR TABEL.................2

I. PENDAHULUAN...............3

1.1. Latar Belakang .................................................................................31.2. Perumusan Masalah...........................................................................4

1.3. Tujuan Kajian............................................................................4

1.4. Manfaat Kajian .................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................5

2.1. Kebijakan Lingkungan ......................................................................5

2.2. Kriteria Evaluasi Kebijakan Lingkungan .....................................5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................7

3.1. Data dan Metoda....................................7

3.2. Karakteristik Wilayah........................................................ 7

3.3. Penetapan Pajak Lingkungan sebagai Gagasan dalam Mengatasi

Permasalahan Kerusakan Lingkungan di Daerah

Kelurahan Sihitang Padangsidimpuan Selatan .............................9

3.4. Penerapan Gagasan Penetapan Pajak Lingkungan dalam Mengatasi

Permasalahan Lingkungan di Daerah Sihitang Padangsidimpuan Selatan..103.5. Peran Masyarakat, Pihak Swasta, dan Pemerintah dalam Rangka

Menciptakan Program Kebijakan Penetapan Pajak di Kelurahan Sihitang

Padangsidimpuan Selatan ...............................................................12

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................13

4.1. Kesimpulan............................................13

4.2. Saran..................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................14

LAMPIRAN .......................................................................................................15

(PENDAHULUAN)Bagian

1

1.1. Latar Belakang

1. Isu lingkungan merupakan salah satu isu penting yang baru-baru ini dibicarakan di berbagai forum baik di tingkat nasional maupun internasional. Pentingnya isu lingkungan ini tidak terlepas dari keinginan berbagai pihak untuk menyelamatkan bumi dari perusakan dan pencemaran yang selama ini terjadi. Dengan semakin maraknya berita di berbagai media yang mengupas mengenai perusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah-daerah Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mulai memikirkan suatu terobosan yang dapat menekan laju perusakan dan pencemaran lingkungan, yaitu dengan rencana penerapan pajak lingkungan.

2. Kebijakan lingkungan pada hakikatnya ditujukan kepada pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan pencemaran dan perusakannya. Pajak lingkungan bukan merupakan instrumen yang bersifat baru dalam pengelolaan lingkungan hidup. Mengingat pajak lingkungan adalah instrumen dalam pembiayaan lingkungan hidup, khususnya bila terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Sekalipun tidak bersifat baru, tetapi belum pernah dilaksanakan dibandingkan instrumen lainnya.

3. Dari segi perpajakan, peranan ataupun fungsi pajak lingkungan tidak jauh berbeda dari fungsi pajak pada umumnya. Ada dua fungsi utama pajak yaitu budgeter dan regulerend. Fungsi budgeter merupakan fungsi untuk mengisi kas daerah, dan fungsi regulerend merupakan fungsi yang mengatur usaha kegiatan yang memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).

4. Karya ilmiah ini akan membahas dan mendiskusikan tentang penerapan pajak lingkungan untuk mengurangi pencemaran di daerah sekitar Kelurahan Sihitang, Padangsidimpuan Selatan. Melalui penerapan pajak lingkungan ini, maka kegiataan ataupun upaya dalam pengurangan pencemaran dan perusakan lingkungan dapat diatasi dengan segera sehingga lingkungan sekitar kampus IAIN Padangsidimpuan, terutama di daerah Kelurahan Sihitang menjadi lebih bersih.

4.1. Perumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang diajukan penulis berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara menetapkan pajak lingkungan dalam mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan?

b. Bagaimana cara menerapkan pajak lingkungan yang telah ditetapkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan?

c. Apa peran masyarakat, pihak swasta dan pemerintah dalam rangka menciptakan program kebijakan penetapan pajak lingkungan?

4.2. Tujuan Kajian

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memaparkan fungsi dan peranan pajak lingkungan dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah makan di sekitar kampus agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

4.3. Manfaat Kajian

Manfaat kajian ini adalah sebagai informasi awal tentang peranan pajak lingkungan dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah makan di sekitar kampus.

(TINJAUAN PUSTAKA)Bagian

2

2.1. Kebijakan Lingkungan

Kebijakan lingkungan dapat dibedakan menurut dua kategori sistem administratif pemerintah, yaitu sistem sentralisasi atau sistem desentralisasi. Kebijakan sentralisasi mengharuskan pemerintah pusat memimpin langkah-langkah untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, contoh penetapan standar penetapan standar kualitas lingkungan. Sedangkan kebijakan desentralisasi melibatkan interaksi beberapa pembuat keputusan (decision makers), yang masing-masing mempunyai penilaian sendiri mengenai situasi yang dihadapi, contoh hak kepemilikan (property rights).

Di sisi lain kemajuan industri dan teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia itu juga ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan yang pada akhirnya berdampak terhadap manusia. Berbagai kebijakan lingkungan dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, dengan penerapan berbagai pendekatan kebijakan public, seperti Commond and Control (CAC), pendekatan berbasisi insentif dan pajak, Transferable Discharge Permits (TDP).

2.2. Kriteria Evaluasi Kebijakan Lingkungan

Di beberapa negara maju sudah sejak beberapa tahun yang lalu telah diterapkan berbagai instrumen kebijakan lingkungan. Berbagai pendekatan untuk mengevaluasi berbagai instrumen kebijakan lingkungan juga sudah diterapkan. Beberapa kriteria untuk mengevaluasi berbagai instrumen kebijakan lingkungan, yaitu:

1. Kebijakan lingkungan harus mampu mereduksi polusi dengan biaya efisien dan efektif

Sebuah kebijakan yang efisien adalah kebijakan yang dapat membawa pada kondisi dimana Marginal Abatement Cost (MAC) sama dengan Marginal Damages (MD). Suatu kebijakan dapat dikatakan cost-effective bila dapat menciptakan perbaikan lingkungan yang semaksimal mungkin bagi sejumlah sumberdaya yang telah digunakan atau dihabiskan, atau dengan kata lain, kebijakan tersebut mampu mencapai perbaikan lingkungan sampai pada taraf tertentu dengan biaya seminimal mungkin.

Kebijakan yang efisien sudah pasti efektif, tapi kebijakan yang efektif belum tentu efisien. Kebijakan yang efisien tidak hanya harus memenuhi kriteria cost-effective, tetapi juga harus mencapai keseimbangan antara biaya dan manfaat.

2. Kebijakan lingkungan harus sejalan dengan prinsip keadilan (fairness)

Keadilan (fairness) atau kesetaraan (equity) berkaitan dengan isu pendistribusian. Sebuah kebijakan yang inequitable tidak akan mendapat dukungan dari masyarakat. Pertimbangan pendistribusian harus mendapat porsi cukup dalam memilih kebijakan lingkungan yang benar dan tepat.

3. Kebijakan lingkungan harus dapat menawarkan insentif pada masyarakat untuk mencari solusi yang lebih baik

Suatu kebijakan lingkungan juga harus mampu memberikan insentif pada individu atau kelompok masyarakat untuk menemukan cara-cara atau inovasi baru untuk mengurangi dampak dari kerusakan lingkungan.

4. Kebijakan lingkungan harus dapat dilaksanakan (enforceability)

Terdapat 2 (dua) langkah utama dalam enforcement: monitoring and sanctioning. Monitoring merupakan suatu langkah dalam mengukur kinerja polluter (pencemar) dalam memenuhi persyaratan sesuai UU atau aturan regulasi yang berlaku. Sedangkan sanctioning atau pemberian sangsi, biasanya dilakukan melalui jalur hukum kepada para pencemar (menurut hasil monitoring) yang telah melanggar aturan.

5. Kebijakan lingkungan harus sejalan dengan ajaran dan prinsip-prinsip moral.

Selain kriteria-kriteria teknis diatas, nurani manusia juga harus dipertimbangkan dalam menilai mana yang baik dan mana yang buruk dalam memilih kebijakan. Kebijakan yang jelas-jelas menyatakan bahwa pencemaran adalah illegal, harus lebih diprioritaskan. Moralitas berarti mereka yang paling banyak menyebabkan masalah yang harus membayar paling banyak.

(HASIL DAN PEMBAHASAN)Bagian

3

3.1. Data dan Metoda

Karakterisasi wilayah merupakan awal kegiatan lapang yang mencakup pemilihan dan penentuan lokasi. Untuk pengamatan karakterisasi wilayah dilakukan melalui metode pengkajian di lapang (OFAR=on farm research) yang efisien dan mudah diterima masyarakat (Harrington, 1989) dengan menggunakan pendekatan pemahaman pedesaan secar