bab 1 - · pdf filebab 5 simpulan dan saran, berisi kesimpulan dari hasil keseluruhan...

4
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT FSCM Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif khususnya dalam pembuatan rantai penggerak dan mulai beroperasi pada tahun 1984. Perusahaan ini mengunakan sistem just in time (JIT) dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan dalam sistem produksinya. Walaupun menggunakan sistem JIT dalam sistem produksinya, akan tetapi sering terjadi stop line di assembly plant. Stop line yang terjadi pada perusahaan ini menjadi masalah yang sangat penting, ini disebabkan stop line yang terjadi membuang waktu produksi yang cukup banyak. Berikut terlampir data stop line setiap bulannya: Tabel 1.1 Data Stop Line Assembly Plant Bulan Total (Menit) Jan-13 56,937 Feb-13 42,477 Mar-13 44,525 Apr-13 46,890 May-13 56,944 Jun-13 61,710 Jul-13 68,875 Aug-13 39,850 Sep-13 51,445 Oct-13 66,350 Nov-13 33,370 Dec-13 34,850 Jan-14 45,205 Feb-14 63,248 Dari data di atas dapat dilihat tingginya angka stop line pada assembly plant. Stop line ini terjadi karena terdapat beberapa faktor. Berikut terlampir faktor-faktor yang didapat dari data stop line: Tabel 1.2 Faktor-faktor Stop Line Assembly Plant Faktor Stop Line Total (Menit) Shortage Komponen 506,686 Tool Habis 75,895 Lay off 40,295 Tools Change 38,645 Other 35,375 Maintenance PE 11,050 Trial 3,260 Listrik Mati 1,410 P5M 60

Upload: hoangminh

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 -   · PDF fileBab 5 Simpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian ... Selain itu, berisi saran berupa usulan perencanaan produksi

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT FSCM Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif khususnya dalam pembuatan rantai penggerak dan mulai beroperasi pada tahun 1984. Perusahaan ini mengunakan sistem just in time (JIT) dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan dalam sistem produksinya. Walaupun menggunakan sistem JIT dalam sistem produksinya, akan tetapi sering terjadi stop line di assembly plant. Stop line yang terjadi pada perusahaan ini menjadi masalah yang sangat penting, ini disebabkan stop line yang terjadi membuang waktu produksi yang cukup banyak. Berikut terlampir data stop line setiap bulannya:

Tabel 1.1 Data Stop Line Assembly Plant

Bulan Total (Menit) Jan-13 56,937 Feb-13 42,477 Mar-13 44,525 Apr-13 46,890 May-13 56,944 Jun-13 61,710 Jul-13 68,875

Aug-13 39,850 Sep-13 51,445 Oct-13 66,350 Nov-13 33,370 Dec-13 34,850 Jan-14 45,205 Feb-14 63,248

Dari data di atas dapat dilihat tingginya angka stop line pada assembly plant.

Stop line ini terjadi karena terdapat beberapa faktor. Berikut terlampir faktor-faktor yang didapat dari data stop line:

Tabel 1.2 Faktor-faktor Stop Line Assembly Plant

Faktor Stop Line Total (Menit) Shortage Komponen 506,686 Tool Habis 75,895 Lay off 40,295 Tools Change 38,645 Other 35,375 Maintenance PE 11,050 Trial 3,260 Listrik Mati 1,410 P5M 60

Page 2: BAB 1 -   · PDF fileBab 5 Simpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian ... Selain itu, berisi saran berupa usulan perencanaan produksi

2

Dari data faktor stop line di atas, dapat dijabarkan faktor-faktor yang didapat adalah lay off (stop line yang terjadi karena tidak adanya operator karena cuti), maintenance PE (stop line yang terjadi karena adanya maintenance pada mesin produksi yang dilakukan oleh bagian engineering), komponen habis / shortage material (stop line yang terjadi karena supply komponen rantai habis yang berasal dari plant 1), tools habis (stop line yang terjadi karena tools mesin assembly sudah harus diganti tetapi stock tools mesin tidak tersedia, sehingga harus menunggu), P5M (stop line yang terjadi karena pertemuan lima menit yang terlalu lama dalam membahas hasil produksi pada shift sebelumnya), trial (stop line yang terjadi karena adanya trial akan produk baru maupun penggunaan material baru), tools change (stop line yang terjadi karena pergantian type produk yang akan diproduksi, maka dilakukan pergantian tools pada mesin assembly), listrik mati (stop line yang terjadi karena perpindahan aliran listrik yang mati ke pengunaan generator, sehingga membutuhkan waktu yang membuat mesin produksi berhenti), dan lainnya.

Gambar 1.1 Pareto Diagram Faktor Stop Line Assembly

Dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa dari 11.11% faktor

penyebab didapatkan 71.1% masalah dominan yang mengakibatkan terjadinya stop line, yaitu shortage material (komponen habis) selama 506.686 menit. Dengan diketahuinya faktor utama penyebab stop line tersebut, maka akan dilakukan analisa terhadap perencanaan produksi yang ada di part manufacturing and heat treatment plant. Hasil analisa tersebut akan diolah untuk menjadi usulan perencanaan produksi yang baru dengan sistem MRP (Material Requirement Planning) dan JIT (Just in Time) yang terintegrasi di part manufacturing and heat treatment plant, sehingga kekosongan komponen dapat ditanggulangi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan di identifikasi yaitu:

a. Type rantai apa yang paling sering terjadi kekosongan komponen? b. Berapa jumlah komponen yang dibutuhkan untuk membuat satu buah

type rantai yang paling sering kekurangan komponen (Bill Of Material / Struktur Produk)?

Page 3: BAB 1 -   · PDF fileBab 5 Simpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian ... Selain itu, berisi saran berupa usulan perencanaan produksi

3

c. Berapa lama waktu yang diperlukan masing-masing komponen dari part manufacturing and heat treatment plant sampai siap untuk proses assembly (lead time / MPS)?

d. Jenis perencanaan produksi apa yang sesuai untuk part manufacturing and heat treatment plant agar ketersediaan komponen terjaga?

e. Berapa safety stock yang dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan komponen tersebut?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu: a. Untuk mengetahui type rantai apa yang paling sering terjadi

kekosongan komponen. b. Untuk mengetahui jumlah komponen yang dibutuhkan untuk

membuat satu buah type rantai yang paling sering kekurangan komponen (Bill Of Material / Struktur Produk).

c. Untuk mengetahui lama waktu yang diperlukan masing-masing komponen dari part manufacturing and heat treatment plant sampai siap untuk proses assembly (lead time / MPS).

d. Untuk mengetahui jenis perencanaan produksi apa yang sesuai untuk part manufacturing and heat treatment plant agar ketersediaan komponen terjaga.

e. Untuk mengetahui jumlah safety stock yang dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan komponen tersebut.

1.4 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan, bab ini berisi sub bab latar belakang permasalahan yang terdapat di PT FSCM Manufacturing Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan rantai penggerak. Walaupun sudah menerapkan sistem JIT dalam produksi rantai penggerak, tetapi masih sering terjadi stop line yang tinggi. Pada sub bab perumusan masalah, berisi beberapa poin yaitu type rantai apa yang paling sering terjadi kekosongan komponen, berapa jumlah komponen yang dibutuhkan untuk membuat satu buah type rantai yang paling sering kekurangan komponen, berapa lama waktu yang diperlukan masing-masing komponen dari part manufacturing and heat treatment plant sampai siap untuk proses assembly, jenis perencanaan produksi apa yang sesuai untuk part manufacturing and heat treatment plant agar ketersediaan komponen terjaga, dan berapa safety stock yang dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan komponen tersebut. Pada sub bab tujuan dan manfaat, untuk mengetahui type rantai apa yang paling sering terjadi kekosongan komponen, untuk mengetahui jumlah komponen yang dibutuhkan untuk membuat satu buah type rantai yang paling sering kekurangan komponen, untuk mengetahui lama waktu yang diperlukan masing-masing komponen dari part manufacturing and heat treatment plant sampai siap untuk proses assembly, untuk mengetahui jenis perencanaan produksi apa yang sesuai untuk part manufacturing and heat treatment plant agar ketersediaan komponen terjaga, mengetahui jumlah safety stock yang dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan komponen tersebut. Pada sub bab seistematikan penulisan, menjelaskan isi setiap bab dan sub bab yang ada.

Bab 2 Landasan Teori, pada bab ini membahas akan teori-teori yang digunakan

untuk mengatasi masalah stop line di assembly plant. Teori yang digunakan yaitu

Page 4: BAB 1 -   · PDF fileBab 5 Simpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian ... Selain itu, berisi saran berupa usulan perencanaan produksi

4

MRP (Material Requirement Planning), MRP II (Manufacturing Resource Planning), dan JIT (Just in Time)

Bab 3 Metode Penelitian, bab ini menampilkan alur proses kerangka

keseluruhan dalam menyelesaikan masalah yang diangkat dalam penulisan ini. Diagram alur proses ini menampilkan tahapan demi tahapan dalam menganalisa permasalahan yang ada.

Bab 4 Analisis dan Bahasan, bab ini menjelaskan latar belakang perusahaan PT

FSCM Manufacturing Indonesia, hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di PT FSCM Manufacturing Indonesia perihal stop line di assembly plant, penumpulan data, dan pengolahan data dengan menggunakan check sheet dan pareto diagram, dan menganalisa dengan menggunakan MRP dan JIT.

Bab 5 Simpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian

yang telah dilakukan di PT FSCM Manufacturing Indonesia mengenai analisa stop line di assembly plant. Selain itu, berisi saran berupa usulan perencanaan produksi yang efektif kepada perusahaan mengenai hasil penelitian yang sudah dilakukan.