bab 0 studi kasus roller mill.ppt

Upload: joko-dewoto

Post on 04-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    1/33

    Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation

    1

    Contoh Analisis Performan

    VRM type Loesche & DesainModifikasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    2/33

    Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation

    2

    Vertical Roller Mill Desain

    Peralatan Grinding

    2 buah raw mill (5R1&5R2) type LM 41.4

    Classifier LDKS 90

    Gear Box desain Flender Motor Mill dan Motor Fan : 2900 kW (1 untuk masing-masing)

    Spesifikasi Desain

    Kapasitas : 310 ton/jam (min, dry)

    Power Consumption : 16.6 kWh/ton Produk : +90mm = 15% (max)

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    3/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 3

    Kondisi Raw Mill

    Mill hanya beroperasi kontinu 15 menit kemudianmill stop karena vibrasi (parameter operasimengikuti standar).

    Di dalam mill (di atas table) ditemukan banyakmaterial halus.

    Diperkirakan Classifier tidak handal

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    4/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 4

    Penampang MelintangOriginal RM

    Flap

    LDKS

    Guide

    Conis

    Armour

    ringLouvre

    ring

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    5/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 5

    Tahapan separasiVertikal Roller Mill

    Loop2

    Loop 2

    Mat terpisahkanakibat perbedaan

    energi kinetik

    Peran armour ring

    Loop 3

    Separasi akhir

    Distribusi kekasaran

    material sempit

    2 Peran guide conis

    Loop 1

    Distribusi beban

    tiap segmen louvrering merata

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    6/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 6

    Trial Run Raw Mill 5R1

    Profil aliran pada classifier,

    Efek setrifugal/separasi statik (low efisiensi)

    Efek ekspansi (cukup besar)

    Efek separasi dinamik

    Kelakuan mill selama trial run

    Mill dapat beroperasi kontinu hanya 15 menit bila flowdinaikkan hingga 12.000 m3/m.

    Suplai udara kurang stabil dengan inlet pressure hingga

    -14 mbar.

    Feeding hanya 180-190 ton/jam dengan +90mm = 22-24 %dan +180mm = 5-7%

    Perubahan speed classifier sangat sensitif terhadap vibrasi.

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    7/33Institut Semen dan Beton Indonesia

    Raw Mill Operation 7Raw Mill 5R1 sebelum Modifikasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    8/33Institut Semen dan Beton Indonesia

    Raw Mill Operation 8

    Modifikasi Raw Mill

    Modifikasi Raw Mill 5R1 (mod 1) denganmembuat lobang di Conis Classifier untukmenggantikan fungsi flap Classifier (secara trialand run) dan modifikasi lainnya.

    Modifikasi Raw Mill 5R2 dengan memasang flapuntuk menggantikan fungsi Flap classifier lama

    Modifikasi Raw Mill 5R1 (mod 2) denganmemasang flap dengan sedikit penyempurnaanuntuk menggantikan sistem lobang.

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    9/33Institut Semen dan Beton Indonesia

    Raw Mill Operation 9

    Modifikasi Raw Mill 5R1

    Modifikasi ini adalah modifikasi emergency

    Tujuan : Menggantikan flap sistem

    Membuat lubang di conis classifier dengan sistem trial and run

    (6 kali modifikasi).Modifikasi lainnya

    Mempertinggi dam ring 15 mm

    Mengubah sudut armour ring dari 8o menjadi 15o.

    Mencopot separoh blade rotor secara selang-seling.

    Menambah ducting sirkulasi

    Menambah tekanan accumulator

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    10/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 10

    6 Step Trial ModificationModification 1&2:

    Modification 1 :Making 4 holesat lower inner cone

    Purpose :To lift up tailing mat fromclassifierResult :A litlle bit improvementPerformace toward

    stability of operation

    Modification 2 :Making 4 more holesat lower inner cone

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    11/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 11

    6 Step Trial ModificationModification 2&3 :

    Purpose :

    Original flap fung

    tion is replaced by holesResult : Mill Operation is more

    stable, with feed canreach 310 tph

    The quality of productstill coarse especially+180 mm

    Changing speed clas-sifer is too sensitive

    Flow is still high,708.000 m3/h

    Modification 4 :Closing original flap

    system Totally(100%)

    Making 20 holesat upper inner cone

    Closing original flapsystem

    Modification 3 :

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    12/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 12

    6 Step Trial ModificationModification 5&6 :

    Purpose :

    To reduce gas vel. at upper cone &

    to reduce gas entering lower coneResult :Mill operation is more stable withProduct at +180 mm is finer

    Modification 6 :Dismantle every

    second of blade

    Purpose :

    To reduce sensitivity of speedof bladeResult :Less sensitivity of changing speedclassifier toward stability

    Modification 5 :Enlarge holes atupper 2 m2 and

    close hole atlower 1 m2

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    13/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 13

    Urutan ModifikasiClassifier 5R1

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    14/33

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    15/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 15

    Performan RM 5R1Sesudah Modifikasi

    Mill beroperasi pada flow tinggi, 11.800 m3/jam dancendrung vibrasi bila flow diturunkan

    Vibrasi stabil pada 5-10 mm/s (agak tinggi)

    Kapasitas mill melebihi kapasitas desain, 325-360ton/jam

    Power consumption cukup rendah, 11.5-13 kWh/ton

    Kualitas produk, +90mm=12-14% & +180mm=2.5-2.8%.

    Material reject hampir tidak ada dan mill tidak dapatdioperasikan tanpa clay.

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    16/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 16

    Review

    Dengan hanya membikin lobang di guide conis milldapat beroperasi dengan baik, tidak membutuhkandesain flap.

    Bahwa untuk mengangkat material, aliran vertikal akanmembutuhkan kecepatan yang lebih rendah dibandingaliran horizontal.

    Perlu didesain flap dengan aliran horizontal dengantujuan :

    Kebutuhan udara yang rendah

    Resirkulasi material antara flap dan rotor rendah

    Flap juga punya kontribusi dalam proses separasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    17/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 17

    Raw Mill 5R1 Setelah Modifikasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    18/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 18

    Modifikasi Raw Mill 5R2

    Modifikasi ClassifierMenggantikan fungsi flap

    Modifikasi lainnyaMempertinggi dam ring 15 mm

    Mengubah sudut armour ring dari 8o menjadi 15o.

    Mengurangi bukaan louvre ring 15.

    Menambah ducting sirkulasi

    Menambah tekanan accumulator

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    19/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 19

    Kondisi Raw Mill 5R2

    Aspek Design Classifier Design Flap berbentuk huruf J dengan bukaan tetap Jarak flap dan rotor cukup dekat Penambahan 2 buah conis Tip speed rotor/blade = 35 m/s/blade

    Profil Aliran pada Classifier Unik statik separasi. Flap didesain berbentuk huruf J dengan

    velocity udara yang rendah pada sisi dalam. Efek Separasi Dinamik, besar Efek Setrifugal, kecil (jarak flap dan rotor dekat) Efek Ekspansi, kecil (jarak flap dan rotor dekat)

    Kelakuan Mill selama trial run Mill dapat beroperasi kontinu dengan flow yang rendah, kapasitas

    design terlampaui, dan produk sesuai spesifikasi. Material reject cukup banyak.

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    20/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 20

    Penampang MelintangClassifier untuk 5R2

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    21/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 21

    Aspek Desain Flap

    Velocity udara memasuki flap = 15 m/s

    Profil aliran di flap (unik separasi statik): Flap berbentuk huruf J dimana pada daerah sisi

    dalam terdapat velocity yang rendah. Material kasarmelewati daerah velocity rendah akan jatuh.

    Material kasar yang terlempar oleh gaya sentrifugal

    jatuh ke daerah velocity rendah dan lansung jatuhsebagai tailing (resirkulasi antara flap dan bladerendah)

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    22/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 22

    Penampang Melintang RM 5R2

    Sesudah modifikasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    23/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 23

    Penampang Melintang RM 5R2sebelum dan sesudah modifikasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    24/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 24

    Performan RM 5R2Sesudah Modifikasi

    Mill beroperasi pada flow rendah, 10.000 m3/jam danfrekuensi stop jarang sekali.

    Vibrasi rendah dan stabil pada 4-5 mm/s

    Kapasitas mill melebihi kapasitas desain, 325-360ton/jam

    Power consumption cukup rendah, 10.5-12.5 kWh/ton

    Kualitas produk, +90mm=12-14% dan+180mm=1.5-1.8%.

    Material reject hampir tidak ada dan mill tidak dapatdioperasikan dengan feeding clay rendah.

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    25/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 25

    Perbandingan Performan5R1 dan 5R2

    Secara Keseluruhan 5R2 lebih unggul :

    Beroperasi lebih stabil dengan stop karena vibrasi lebih jarang

    Vibrasi lebih rendah 4-5 mm/s

    Flow udara lebih rendah 15%, dapat menghemat power 0.75kWh/ton.

    Power consumption lebih rendah 0.5-1 kWh/ton

    Kualitas produk terutama untuk +180mm lebih rendah 0.5-1%untuk +90mm yang sama

    Tidak terlalu sensitif terhadap perubahan feed clay

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    26/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 26Print out 5R2 setelah modifikasi

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    27/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 27

    Modifikasi Classifier 5R1

    (mod 2)

    Modifikasi Classifier 5R1 (mod 2) dari sistem lobangdiganti dengan classifier yang sedikit disempurnakan,antara lain :

    Perubahan dimensi flap untuk memperbesar luaspenampang flow udara, 20% (kecepatan udara turun20%) dengan tinggi flap ditambah 200 mm.

    Mengurangi jumlah flap menjadi 40 buah, yang sama

    dengan jumlah rotor bladePerubahan ini dimaksudkan untuk mengurangi

    wearing rate pada flap

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    28/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 28

    Print Out 5R1 Setelah modifikasi classifier disempurnakan

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    29/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 29

    Dimensi Classifier 5R1&5R2Sebelum dan Sesudah Modifikasi

    ClassifierParameter Unit

    Original 5R1 (mod) 5R1

    (mod2)

    5R2 (mod)

    Operational Gas Flow m3/h 720,000 708,000 600,000 600,000

    Speed rotor (max, data gear box) Rpm 68 68 68 68

    Diameter of rotor Mm 5,265 5,265 5,265 5,265

    Height of flap Mm 1,280 - 2,200 2,000

    Height of rotor (vertical part) Mm 2,000 2,000 2,000 2,000

    Height of rotor (cone part) Mm 1,900 1,900 1,900 1,900

    Gap between flaps Mm refer to table 4 - 145 110

    Number of flaps Unit 48 - 40 48

    Number of hole Unit - 48 - -

    Dimension of hole (h x w) Mm - 1000 x 250 - -

    Distance between rotor and flap Mm 1,090 - 80 80

    Actual speed of rotor % 62 62 68 72

    Calculation

    Cross area at flap or hole m2 refer to table 4 12.0 12.76 10.56

    Tip Speed of rotor (max) m/s 18.7 18.7 18.7 18.7

    Actual tip speed of rotor (m/s) m/s 11.6 11.6 12.7 13.5

    Velocity at flap system (max) m/s refer to table 4 16.4 13.06 15.78

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    30/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 30

    Perbandingan Parameter 5R1&5R2Sebelum dan sesudah modifikasi

    Setelah ModifikasiNo Parameter Unit Sebelum

    Modifikasi 5R1

    (mod 1)

    5R1

    (mod 2)

    5R2

    Spec.

    Kontrak

    1 Feeding tph 180-190 350-380 350-380 350-380

    2 Produk tph 170-180 325-360 325-360 325-360 310, min

    3 Air Flow m3/min 12,000 11.800 10,000 10,000

    4 Speed Classifier % 60-63 60-62 66-68 70-72

    5 Vibration mm/s 10-14 5-8 4-5 4-5

    6 Hydraulic Press. bar 42-45 80-95 80-85 80-85

    7 Differential Press. mbar 54-63 58-60 60-62 64-66

    8 Inlet Pressure mbar -14 -7 -5 -5

    9 Power Mill Fan kW 2050-2200 1950-2150 1790-1900 1815-1930

    10 Power Mill Motor kW 1380-1400 2100-2150 1850-2220 2000-2230

    11 Accumulator Press. bar 20 50 50 50

    12 Fress Air Damper % 100 0 0 0

    13 Power Consumpt. kWh/ton 20 11-13 10.5-12.5 10.5-12.5 16.6, max

    14 Hot Gas From HAG Kiln Kiln Kiln

    15 Sieving Product :

    + 90 mm % 20-24 12-14 12-14 12-14 15, max

    +180 mm % 5-8 2.0-2.8 1.6-1.8 1.7-1.9

    Kadar Air % 0.3-0.4 0.3-0.4 0.3-0.4 0.3-0.4 1, max

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    31/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 31

    Aspek Ekonomis

    Keuntungan yang diperoleh setelah modifikasi cukupbesar, antara lain

    Raw Mill dapat beroperasi kontinu

    kapasitas melebihi kapasitas design kualitas produk mewakili

    power yang dihemat cukup besar

    5R1 sebelum dan sesudah modifikasi dapat dihemat 7 kWh/ton(setara dengan 2.53 miliar/tahun/mill)

    5R2 dibanding 5R1 setelah modifikasi lebih hemat 0.6 kWh/ton(setara dengan 227.8 juta/tahun/mill)

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    32/33

    Institut Semen dan Beton IndonesiaRaw Mill Operation 32

    Kapasitas Rata-rata

  • 7/29/2019 Bab 0 Studi Kasus Roller Mill.ppt

    33/33

    I tit t S d B t I d iRaw Mill Operation 33

    Power Consumption