b_111_dimas
TRANSCRIPT
PEMBUATAN MODEL HP2S UNTUK MENGETAHUI POLA
PENYEBARAN POLUTAN DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
NAMA : DIMAS WAHYU ANGGARA
NIM : 26020210130111
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembuangan air limbah industri atau non industri, baik yang telah diolah
maupun yang belum diolah, ke sungai mempunyai potensi sebagai penyebab
pencemaran bagi sungai tersebut. Hal ini karena setiap beban air limbah yang
dibuang ke sungai mengandung parameter-parameter yang bersifat fisik,
kimiawi dan biologis yang dapat merubah kualitas air sungai atau
mempengaruhi besar nilai oksigen terlarut dalam sungai tersebut.
Sungai yang merupakan salah satu sumber daya air alami harus dijaga dari
pengaruh air limbah atau polutan, yang berarti kualitas air sungai harus
diamankan dari pencemar yang berasal dari limpasan limbah industri, limbah
domestik, limbah pertanian dan lainnya. Dan dengan meningkatnya beban air
limbah yang dibuang ke sungai yang semakin lama semakin meningkat, upaya
pengawasan dan monitoring kualitas air sungai juga perlu semakin
ditingkatkan. Walaupun dalam pelaksanaan pengawasan dan monitoring
masih dijumpai nilai konsentrasi parameter polutan hasil monitoring kualitas
air, seperti nilai parameter BOD, masih di bawah batas minimal yang
diperbolehkan.
Model-model mengenai kualitas air yang telah dilakukan dan berkembang
di indonesia hingga saat ini juga masih berkisar dalam kondisi steady, satu
dimensi, dan atau masih bersifat parsial dengan unsur hidrodinamika. Akan
tetapi di sisi lain, terkait dengan pengembangan di bidang matematika dan
pemodelan telah banyak dikembangkan baik model satu dimensi (1-D), 2
dimensi (2-D) dan bahkan dalam 3 dimensi (3-D), pemodelan penyebaran
yang berkembang di Indonesia sampai saat ini masih berkisar dalam kondisi
steady dan satu dimensi dengan penerapan model yang masih parsial (tanpa
unsur hidrodinamika). Pemodelan satu dimensi untuk tujuan pengawasan dan
monitoring, hanya dimodelkan dalam arah memanjang sungai (sumbu x
sungai) dengan kecepatan terbesar sungai tanpa memperhatikan bahwa sungai
sesungguhnya mempunyai variasi kecepatan pada setiap titiknya yang dapat
mempengaruhi penyebaran parameter polutan di sungai.
1.2 PERMASALAHAN
1. Pemodelan kualitas air di indonesia sampai saat ini masih berdasar pada
kondisi steady, satu dimensi, dan masih bersifat parsial dengan unsur
hidrodinamika
2. Untuk meningkatkan kualitas monitoring dan pengawasan kualitas air
sungai bengawan solo diperlukan pembuatan model hidrodinamika
penyebaran polutan di sungai bengawan solo (HP2S) dua dimensi tidak
parsial, yang dapat mengidentifikasi arah penyebaran atau dispersi polutan
pada setiap titik dan waktu di sungai dengan kecepatan yang bervariasi
1.3 TUJUAN
1. Menganalisis dan membuktikan pengaruh unsur hidrodinamika aliran
sungai terhadap penyebaran polutan di sungai bengawan solo dan tingkat
korelasi antara kecepatan aliran air sungai bengawan solo dan perubahan
konsentrasi COD dan CI.
2. Menciptakan model HP2S yang telah mengkaitkan unsur hidrodinamika
(tidak parsial) yang dapat mengidentifikasikan arah penyebaran atau
dispersi polutan pada setiap titik dan waktu di sungai dengan kecepatan
yang bervariasi.
BAB II
KAJIAN MATERI
Badan sungai yang telah dimasuki oleh polutan cair akan membentuk
suatu pola penyebaran. untuk keperluan monitoring dan pengawasan kualitas
air sungai, diperlukan pembuatan model hidrodinamika penyebaran polutan di
sungai dengan dua dimensi tidak parsial, yang memperlihatkan arah
penyebaran atau dispersi polutan dan variasi debit serta kecepatan di setiap
titik dan waktu di sungai atau mengidentifikasikan pola penyebaran polutan di
sungai yang diakibatkan oleh masuknya polutan, dan model yang dapat
menyatakan hubungan serta korelasi antara unsur hidrodinamika dengan
penyebaran polutan di sungai, guna membantu monitoring dan pengawasan
kualitas air sungai. Pola penyebaran tersebut dapat diketahui dengan
menggunakan Model Hidrodinamika Penyebaran Polutan di Sungai (HP2S).
Model HP2S diperoleh dengan mengembangkan suatu persamaan yang
diperoleh dari persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Kemudian
persamaan yang diperoleh diselesaikan dengan menggunakan metode
numerik, yaitu metode Leap Frog, karena metode ini mudah dan
perumusannya exsplisit. Oleh karena exsplisit ini maka perlu dicari stabilitas,
konsistensi & konvergensi dari metode ini. Metode ini dikatakan stabil jika
bilangan courant-nya kurang dari satu, yaitu dapat dipenuhi apabila
perbandingan antara piasan waktu dan jarak adalah kurang dari satu
perkecepatan. Demikian juga dengan konsistensi dan konvergensinya bahwa
model tersebut terbukti konsisten dan memiliki penyelesaian yang selalu
konvergen. Kemudian penyelesaian dan persamaan diatas diselesaikan dengan
perhitungan menggunakan Matlab. Hasil yang diperoleh bahwa terjadi
perubahan penyebaran polutan pada nilai kecepatan dan konsentrasi karena
adanya perbedaan lokasi. Kecepatan dan konsentrasi polutan akan semakin
kecil nilainya ketika titik(lokasi) menjauhi sumber polutan (point source),
begitu pula sebaliknya.
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 MATERI
Parameter COD dan Cl sebagai parameter utama yang diamati dan
sebagai unsur hidrodinamika adalah debit dan kecepatan aliran air
sungai
3.2 METODE
Untuk menghasilkan model HP2S tersebut diperlukan pembuatan
struktur model matematika (differensial parsial) dengan menggunakan
model matematika numerik beda hingga eksplisit dengan model beda
hingga yang sesuai untuk satu medium seperti fluida atau padatan
homogen, yang dapat diaplikasikan dalam model matematis dengan
pengujian eksplisit konsistensi dan konvergensi serta stabilitas, dan
pembaganan leap frog. Selanjutnya untuk menghasilkan gambar visual
model yang dibuat berdasarkan pada metode beda hingga eksplisit Leap-
Frog tersebut diperlukan alat bantu program komputer matlab.
Penggunaan parameter cl (klorida) dipilih karena di air sungai
dapat mewakili parameter polutan air sungai yang bersifat konservatif
yamg tidak dipengaruhi oleh pH air sungai, sedangkan COD dan DO
dipilih karena dianggap dapat mewakili polutan air limbah utama akibat
kegiatan industri. Berikut beberapa metode pembuatan HP2S :
1. Identifikasi pola penyebaran polutan di sungai
2. Pembuktian pengaruh unsur hidrodinamika aliran air sungai
terhadap penyebaran polutan di sungai
3. Pembuktian korelasi unsur hidrodinamika aliran air sungai dengan
penyebaran polutan di sungai
4. Pembuatan struktur model matematika dan pembaganan leap frog
dari metode beda hingga eksplisit
5. Running model HP2S dan pengujian serta aplikasi model HP2S
DAFTAR PUSTAKA
Koesmanto, H. 2002. Strategi Pemenuhi Baku Mutu Badan Air Lokasi
Intake PDAM Karang Pilang Surabaya. Thesis S2 Jurusan Teknik
Lingkungan ITS : Surabaya
Anonim, 2012.http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100010039978/12519
diakses pada hari minggu tanggal 30 september 2012 pukul 19.32 WIB
Anonim, 2012. http://km.ristek.go.id/assets/files/279.pdfdiakses pada hari
minggu tanggal 30 september 2012 pukul 19.38WIB
Anonim,2012.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-12519
Abstract_id.pdf diakses pada hari minggu tanggal 30 september 2012
pukul 19.51WIB