b.004 documen sejarah pencak silat

19
B.004 documen SEJARAH PENCAK SILAT Pencak silat tidak diragukan lagi merupakan salah satu budaya bangsa yang sangat berperan dalam sejarah perjuangan bangsa ini dari sejak jaman kolonialisme sampai jaman perang kemerdekaan. Jaman dahulu Beladiri merupakan identitas suatu bangsa yang menunjukan kemampuan dan daya tahan bangsa itu ketika mengalami gangguan atau bahkan memperluas daerah kekuasaan Awal.mula Sejarah mencatatat bahwa manusia mengembangkan kemampuan beladiri untuk bertahan hidup, kemampuan beladiri ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Beberapa aliran kuno di nusantara memiliki hikayat dan metos bagaimana aliran itu di ciptakan yang sebagian besar nenek moyang kita belajar beladiri kepada binatang atau mengikuti tingkah polah binatang (seperti pada mitos silat cimande, silat bawean, silat melayu). Sebagian besar di lukiskan belajar pada tingkah binatang seperti monyet, macan, ular dan burung. Beladiri pada perkembangannya digunakan pula sebagai alat untuk memperluas kekuasaan dan mempertahankan kedaulatan kelompok masyarakat yang pada akhirnya pemahaman dan penguasaan beladiri dan kesaktian menjadi sarat untuk menentukan posisi sosial dan politik di masyarakat kala itu. Demikian pula dengan kerajaan - kerajaan di nusantara dimana beladiri ini di ajarkan di lingkungan terbatas dan tidak di ajarkan secara bebas kepada masyarakat umum. Tercatat kerajaan kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit kala itu memiliki bala tentara yang sangat cakap dalam berperang dan ahli dalam beladiri sehingga bisa memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas pada jamannya. Demikian pula dengan kerajaan Sunda Pajajaran yang tercatat pernah mengalami pertikaian dengan Majapahit pada kasus Puputan Bubat dimana tercatat dalam sejarah semua pengiring putri Pajajaran bertempur sampai darah penghabisan dengan

Upload: setyawanmheery

Post on 02-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

MP

TRANSCRIPT

Page 1: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

B.004 documen SEJARAH PENCAK SILATPencak silat tidak diragukan lagi merupakan salah satu budaya bangsa yang sangat berperan dalam sejarah perjuangan bangsa ini dari sejak jaman kolonialisme sampai jaman perang kemerdekaan. Jaman dahulu Beladiri merupakan identitas suatu bangsa yang menunjukan kemampuan dan daya tahan bangsa itu ketika mengalami gangguan atau bahkan memperluas daerah kekuasaan

Awal.mulaSejarah mencatatat bahwa manusia mengembangkan kemampuan beladiri untuk bertahan hidup, kemampuan beladiri ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Beberapa aliran kuno di nusantara memiliki hikayat dan metos bagaimana aliran itu di ciptakan yang sebagian besar nenek moyang kita belajar beladiri kepada binatang atau mengikuti tingkah polah binatang (seperti pada mitos silat cimande, silat bawean, silat melayu). Sebagian besar di lukiskan belajar pada tingkah binatang seperti monyet, macan, ular dan burung.Beladiri pada perkembangannya digunakan pula sebagai alat untuk memperluas kekuasaan dan mempertahankan kedaulatan kelompok masyarakat yang pada akhirnya pemahaman dan penguasaan beladiri dan kesaktian menjadi sarat untuk menentukan posisi sosial dan politik di masyarakat kala itu. Demikian pula dengan kerajaan - kerajaan di nusantara dimana beladiri ini di ajarkan di lingkungan terbatas dan tidak di ajarkan secara bebas kepada masyarakat umum.Tercatat kerajaan kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit kala itu memiliki bala tentara yang sangat cakap dalam berperang dan ahli dalam beladiri sehingga bisa memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas pada jamannya. Demikian pula dengan kerajaan Sunda Pajajaran yang tercatat pernah mengalami pertikaian dengan Majapahit pada kasus Puputan Bubat dimana tercatat dalam sejarah semua pengiring putri Pajajaran bertempur sampai darah penghabisan dengan menggunakan paling tidak 7 jurus silat yang di kuasai para pasukan Pajajaran kala pertempuran Bubat terjadi.

Page 2: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

Pengajaran.Silat Pencak silat mulai berkembang dan melembaga sebagai salah satu mata pelajaran pada masa itu hanya di ajarkan di lingkungan keraton dan lembaga mandala. Di keraton dan istana silat diajarkan pada lungkungan keluarga istana, penggawa sampai pasukan perang. Sedangkan di mandala, silat dan ilmu kebatinan di ajarkan para pendeta dan rohaniawan kala itu, rakyat jelata tidak bisa belajar beladiri begitu saja. Ada status social dan ada aturan yang membatasi penyebaran ilmu beladiri dan kanuragan.pada.masa.itu.Pada masa awal islam masuk ke bumi nusantara kebiasaan pengajaran beladiri di wiyatamanda ini dilanjutkan, dengan mengajarkan juga silat dan beladiri di lingkungan pesantren guna membantu penyebaran agama islam kala itu. Sehingga akhirnya rakyat bisa mendalami pencak silat ini dan peranan pesantren dan kerajaan islam kala itu sangat besar dalam membantu penyebaran silat di nusantara.Kebiasaan ini melekat sampai sekarang, budaya solat dan silat masih di pegang teguh pada silat betawi dan Sumatra, kebiasaan berlatih silat di halaman surau setelah shalat isya sampai jam 24 malam menjadi hal yang biasa. Keterikatan antara guru dan murid disimbolkan dengan pengangkatan anak sasian pada silat minang, dimana murid di angkat sebagai anak dari guru. Istilah "lahir silat mencari kawan dan bathin silat mencari tuhan" menjadi sangat popular di tanah minang. Bahkan tinggal di surau dan bersilat sudah merupakan ‘Live Style' bagi para pemuda minang kala itu.

Masa.kolonialismeSilat mulai digunakan sebagai alat perjuangan ketika masa kolonialisme, dimulai dengan pengusiran pasukan Portugis dari Batavia oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah, tercatat puluhan ribu pasukan dari mataram, Cirebon dan sekitarnya bergerak guna menghalau pasukan Portugis dari Batavia.Belum lagi perjuangan masyarakat Banten dalam mengusir Belanda yang menghasilkan kebudayaan Debus. Kebudayaan ini dulu di gunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri pasukan Banten dalam melawan pasukan Belanda. Pertempuran antara Banten dan Belanda ini berakhir setelah Belanda melakukan politik adu domba yang mengakibatkan ratanya istana kerajaan Banten.Perjuangan melawan kolonialisme tidak luput dari penggunakaan silat sebagai alat untuk membela bangsa kala itu, tercatat pertempuran yang paling besar dalam sejarah kolonialisme belanda adalah perang.Diponegoro.yang.menyebabkan.kebangkrutan.dari.VOC.Kyai Mojo yang merupakan guru sekaligus penasehat spiritual Pangeran Diponegoro berhasil ditangkap oleh Belanda dan di buang ke daerah Tondano di Sulawesi utara. Di Tondano ini beliau

Page 3: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

tinggal di daerah Jaton (Jawa Tondano) beserta para pengikutnya yang kemudian mengajarkan pelajaran agama dan beladiri pada masyarakat sekitar yang sampe saat ini masih dilestarikan dan dikenal dengan Silat Tondano yang sampai sekarang masih di kembangkan dengan nama "Perguruan Satria Kyai Maja".

Pada masa kolonialisme pengajaran silat di awasi dengan ketat karena di anggap membahayakan keberadaan penjajah kala itu, intelegen sangat memperhatikan siapa saja yang bisa silat dan mengajarkan silat kepada masyarakat dianggap membahayakan dan di jebloskan kepenjara.

Oleh sebab itulah salah satu alasan mengapa ilmu silat dari PPS Betako Merpati Putih saat itu hanya diajarkan dilingkungan Kraton / istana saja dan terbatas pada kerabat raja saja. Pengawasan pembelajaran ilmu silat yang sangat ketat diawasi oleh para penjajah Ini sangat berpengaruh pada pola pengajaran pencak silat, sehingga pengajaran silat beladiri mulai sembunyi sembunyi dan biasanya di ajarkan dalam kelompok kecil dari rumah ke rumah pada malam.hari. Belanda juga memanfaatkan para jawara dan ahli silat yang mau bekerja sama dengan belanda untuk menjadi opas dan centeng guna menjaga kepentingan para meneer dan tuan tanah kala itu, sehingga tidak jarang terjadi pertikaian dan pertempuran antara para jawara silat ini dengan para pendekar pembela rakyat jelata. Kisah pitung menjadi satu legenda yang terkenal di masyarakat Betawi karena keberaniannya melawan para jawara dan kompeni guna membantu rakyat yang lemah.Karena pengawasan sosial ini pulalah, maka mulailah di kembangkan silat seni dan ibingan, guna menutupi kesan silat sebagai beladiri, Atraksi ibingan silat ini sangat terkenal dan di tunggu tunggu oleh masyarakat. Orang bisa melihat atraksi silat di upacara perkawinan atau khitanan bahkan pasar malam tanpa di ganggu oleh pihak keamanan pada saat itu karena di anggap sebagai hiburan.Disinilah mulai di kenal istilah silat kembangan (atau kembang) yang biasanya di tujukan pada silat ibingan dan silat buah yang di tujukan pada silat sebagai beladiri.

Kesadaran.NasionalismeDimulai dengan adanya kesadaran politik baru pada awal abad XX dan kebijaksanaan belanda yaitu Etische politiek, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat lewat berbagai program khususnya pendidikan, Peningkatan peranan desa dan di bentuknya polisi desa. Memilik pengaruh pada pola pengajaran silat pada masa itu, silat sudah mulai di ajarkan di sekolah sekolah dasar (desascholen), bahkan kalangan yang dekat dengan belanda seperti priyayi, amtenaren, KNIL bahkan marechausse pasukan khusus Belanda kala itu.Berjalan dengan timbulnya rasa nasionalisme, maka timbul pula pertetangan di kalangan para pengajar pencak silat (perguruan) pada saat itu tentang siapakah yang berhak mempelajari silat ini. Bolehkah silat di ajarkan pada kaum bangsawan, amtenaren atau hanya untuk bumi putra? Kesadaran akan nasionalisme ini semakin menguat ketika pada tahun 1915 di buka kesempatan untuk mendirikan organisasi politik bagi kalangan bumi putra, pengajaran silat menjadi salah satu materi yang diajarkan di setiap organisasi ini. Seperti pada perkembangan awal Syarikat Islam di daerah Jawa yang diikuti oleh berdirinya persaudaraan Setya Hati oleh Ki Ngabehi Surodiwiryo yang menyebabkan Belanda sangat mengawasi perkembangan perguruan ini karena memiliki pengikut dan murid yang banyak sekali. Ki Ngabehi Surodiwiryo ini melatih para murid MULO yang pada akhirnya banyak yang menjadi tokoh nasionalis.Termasuk juga mantan Presiden Sukarno yang Tercatat pernah belajar silat kepada Ua Nampon di Bandung, ini menunjukkan betapa silat sangat berperan dalam meningkatkan rasa kepercayaan diri dan keberanian dalam membela kebenaran.

Masa.Penjajahan.JepangPada masa penjajahan jepang mulanya menghawatirkan silat di gunakan untuk melawan jepang, namun ternyata tidak di semua tempat terjadi perlawanan terhadap Jepang (sang saudara tua). Akibatnya silat berkembang cukup baik di beberapa daerah bahkan pemerintah jepang yang pada saat itu selain membawa budaya beladirinya ke tanah air seperti karate, judo dan jujitsu. Mereka belajar silat dari para pendekar kita sehingga terjadi pertukaran budaya. Tentara PETA (pemuda pembela tanah air) di ajarkan beladiri Jepang guna berperang melawan Sekutu. Silat mengalami masa militerisasi karena menjadi bagian dari pendidikan militer. Pengajaran silat dilakukan kepada tentara Dai Nippon dan pasukan peta dengan disiplin militer yang sangat ketat.

Masa.Perjuangan.KemerdekaanSilat menjadi bagian yang tidak bisa di pisahkan dalam perang fisik melawan Sekutu dan Jepang, Sebagai salah satu contoh adalah hasil pendidikan PETA yang dienyam oleh I Gusti Ngurah Rai selama pendidikan di Jawa Barat yang kemudian di ajarkan secara sembunyi - sembunyi kepada pasukannya, pendidikan silat ini sangat berpengaruh dalam perjuangan bahkan pada bentuk silat khas Bali. Silat Bali sekarang banyak di pengaruhi oleh aliran silat dari Jawa Barat.

Page 4: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

Pasukan Hisbullah yang di bentuk di pesantren Buntet Cirebon selain mendapatkan pelatihan yang berat selama Pendidikan PETA, para tokoh ulama dan jawara pergabung dalam pasukan ini guna melawan penjajahan Belanda. Pasukan Hisbullah yang di kenal dengan pasukan Hizbullah Resimen XII Divisi I Syarif Hidayat ikut juga bertempur pada tanggal 10 November di Surabaya, dan berperan serta aktif ketika terjadi gencatan senjata dalam perjanjian Renville. Begitu pula dari perguruan Merpati Putih yang berpusat di Yogyakarta. Kala itu Sang Guru Bapak Saring Hadi Purnomo menjadi kepala telik sandi (intelijen) Sultan HB IX di kraton Yogyakarta dalam melawan penjajahan Jepang dan beliau pernah menyerang markas Jepang di daerah Balapan Klitren Yogyakarta hanya bertiga saja dan markas Belanda tersebut berhasil dilumpuhkan dan direbutnya.

PenutupDemikian sekilas tentang perkembangan silat dan kaitannya dalam perjuangan bangsa, masih banyak lagi peranan silat dalam membangkitkan semangat juang para pejuang dan pendekar dalam membela kemerdekaan bangsa ini semasa revolusi fisik dulu. Mudah mudahan tulisan ini membangkitkan rasa nasionalisme dan kecintaan pada budaya tanah air khususnya silat yang merupakan warisan luhur dari budaya bangsa kita.

SEJARAH PPS BETAKO MERPATI PUTIH

Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kososng Merpati Putih adalah pewaris ilmu pencak silat nenek moyang bangsa Indonesia, maka ilmu pencak silat beladiri yang dikembangkan diperguruan ini diturunkan langsung dari Sampeyan Dalem Hingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Amangkurat Hingkang Jumeneng Hing Kartosuro.

Ilmu pencak silat beladiri yang dimiliki-nya kemudian secara turun-temurun diwariskan kepada keturunannya. Pada generasi ketiga, ilmu pencak silat beladiri tersebut dikuasai oleh R.A Djojoredjoso, yang sempat mendirikan padepokan sendiri.

Untuk diketahui, beliau inilah juga yang membuat jalan Margoyoso dan beliau menjadi Demangnya.

Perguruan yang didirikan R.A Djojoredjoso dalam pelaksanaan pengembangannya dilakukan oleh tiga orang putranya, yang menyebar ketiga kawasan yang berbeda. Ketiga putranya tersebut adalah : Gagak Samudro, Gagak Handoko, Gagak Seto.

Gagak Samudro mendirikan perguruan disekitar Gunung Jeruk – Jawa Tengah yang masuk kawasan Pegunungan Menoreh. Beliau mendalami seni sastra dan budaya dari ayahnya.

Gagak Handoko mendirikan perguruan dikawasan sekitar Bagelan, akhirnyapun beliau dan perguruannya hijrah kedaerah bagian utara Pulau Jawa. Beliau mendalami ilmu beladiri dari ayahnya.

Gagak Seto mendirikan perguruannya didaerah sekitar magelang, Jawa Tengah beliau mendalami ilmu pengobatan dan penyembuhan dari ayahnya.

PPS Betako Merpati Putih yang dikembangkan sekarang ini adalah ilmu beladiri turunan langsung dari garis silsilah keturunan dari Gagak Handoko.

Gagak Handoko sempat melakukan pengembaraan cukup panjang, terutama untuk mencari kedua saudaranya yang hidup terpencar ( Gagak Samudro dan Gagak Seto ). Didalam pengembaraannya, Gagak Handoko menggunakan nama samaran Ki Bagus Kerto. Dalam pengembaraan ini Gagak Handoko tidak berhasil menemukan kedua saudaranya itu, lalu Gagak Handoko kembali kepadepokannya untuk mengembangkan ilmu pencak silatnya kembali.

Setelah usia lanjut, Gagak Handoko memberi mandat kepada RM. Rekso Widjojo Hing Baledono untuk melanjutkan tugas pengembangan perguruan. Gagak Handoko wafat dan dimakamkan disekitar Gunung Jeruk-Jawa Tengah.

Dibawah pimpinan RM. Rekso Widjojo, perguruan yang didirikan Gagak Handoko mengalami kemunduran. Setelah menyadari kemundurannya itu, lalu ia menyerahkan kepemimpinan perguruan kepada salah seorang keturunannya yang bernama R. Bongso Djojo yang tinggal dikawasan Ngulakan Wates. Dan RM. Rekso Widjojo

Page 5: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

sendiri lalu mengikuti jejak ayahhandanya mencari kesempurnaan hidup di Gunung Jeruk – Jawa Tengah.

Ditangan R. Bongso Djojo pun ternyata perguruan tak mengalami perkembangan yang berarti. Kemandekan perkembangan seperti itu berlangsung sampai masa kepemimpinan RM. Wongso Widjojo. Dalam era kepemimipinan RM. Wongso Widjojo, pewaris kepemimpinan dalam perguruan tidak berlanjut keketurunan langsung beliau. Sebab RM. Wongso Widjojo tidak mempunyai keturunan.

Untuk meneruskan kepemimimpinan perguruannya, RM. Wongso Widjojo mengangkat dua orang yang masih terhitung cucunya, yakni R. Sarengat Siswopranoto dan R. Saring Hadi Poernomo, menjadi muridnya.

Dari Kedua cucunya yang paling tekun dan bersungguh-sungguh mendalami ilmu pencak silat beladiri adalah R. Saring Hadi Poernomo. Lalu diwariskan untuk pengembangan perguruan tersebut kepada R. Saring Hadi poernomo, pengembangan ilmu pencak silat beladiri yang diwariskan mendapat hasil yang cukup menggembirakan, tetapi ilmu pencak silat beladiri yang didapatnya dianggap kurang lengkap kemudian beliau berusaha melengkapi ilmu pencak silat beladiri tersebut, diantaranya mencari ajaran Gagak Samudro dan ajaran Gagak Seto, untuk kemudian digabungkan dengan ilmu pencak silat beladiri yang dimilikinya.

R. Saring Hadi Poernomo ternyata berhasil. Kemudian hasil pengembangan yang dilakukannya diturunkan kepada kedua anak lelakinya, yaitu Poerwoto Hadi Poernomo ( Mas Poeng ) dan Budi Santoso Hadi poernomo ( Mas Budi ).Kedua putranya inilah yang mendapat gemblengan keras, hingga mengusai benar ilmu pencak silat beladiri tersebut.

Pada tahun 1962, R. Saring Hadi Poernomo mengamanahkan kepada kedua anak lelakinya tsb. untuk lebih mengembangkan ilmu pencak silat beladirinya diutamakan untuk kepentingan masyarakat. Kedua putranya itu diminta menyebar luaskan ilmu pencak silat beladiri yang semula hanya untuk kalangan keluarga saja. Dan berkat usaha keras kedua putra pewaris ilmu pencak silat beladiri itu, maka pada tanggal 2 April 1963 di Yogjakarta berdirilah Perguruan Pencak Ssilat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih yang secara organisasi diketuai pertama kali oleh : Mas. Soeharno WD. Semasa berdirinya PPS Betako Merpati Putih, R. Saring Hadi Poernomo sebagai Guru Besar taksegan-segan untuk turun langsung memberikan bimbingan dalam latihan. Juga memberikan wejangan-wejangan, yang tujuannya antara lain untuk memberi semangat kepada murid-muridnya, Kawasan Parang Kusumo, daerah Sakral yang dipilih sebagai tempat bagi kedua pewaris menerima ilmu pencak silat beladiri.

Isi wejangan Guru Besar itu berupa amanat empat sikap, watak dan prilaku yang harus ditumbuh kembangkan pada diri anggota, yaitu :

Pertama : Rasa Jujur dan Welas Asih.Kedua : Percaya Pada Diri Sendiri.Ketiga : Keserasian dan Keselarasan dalam penampilan sehari-hari.Keempat : Menghayati dan Mengamalkan sikap itu agar timbul keTaqwa`an . . kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dan sejak itu pulalah kedua pewaris diberi kesempatan untuk mengembangkan perguruan. Pengembangan yang dialaminya cukup pesat. Terutama dimasa awal orde baru, Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih mendapat

Page 6: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

kepercayaan melatih anggota ABRI dari seksi I Korem 072/Pamungkas dan melatih Yon 403/Diponegoro di Yogjakarta.Tahun 1968, Perguruan untuk pertama kali membuka Cabang Perguruan yang berkedudukan di Madiun, Jawa Timur. Dengan Mas Yadi Mintorogo sebagai ketua Cabang nya ( saat ini beliau sebagai salah satu anggota Dewan Guru )

Disaat perguruan sedang merambat naik namanya R. Saring Hadi Poernomo, Guru Besar PPS Betako Merpati Putih, meninggal dunia pada hari rabu, 2 April 1969 dan dimakamkan di pemakaman Ngulaan, Hargoredjo – Wates, Yogjakarta. Dengan terus semangat kedua pewaris melanjutkan perjuangan pengembangan perguruan untuk mempertahankan dan melestarikan ilmu pencak silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih. Tidak henti-hentinya.

Foto Pewaris (foto nomer1dan 2) dan Dewan Guru (foto nomer 3 dan 4)Difoto tahun 2007

SILSILAH PERGURUAN PPS BETAKO MERPATI PUTIHGrat I : BPH AdiwidjojoGrat II : PH SingosariGrat III : RA Djojoredjoso hing WadasGrat IV : Gagak HandokoGrat V : R. Rekso Widjojo hing BaledonoGrat VI : R. Bongso Djojo hing Ngulakan WatesGrat VII : Djo PremonoGrat VIII : KromomenggoloGrat IX : R. Saring Hadi PoernomoGrat X : Poerwoto Hadi Poernomo danGrat XI : Budi Santoso Hadi PoernomoGrat XII : Ir. Hemi ( putra almarhum Budi Santoso Hadi Poernomo )

TINGKATAN SABUK DI PPS BETAKO MERPATI PUTIH

Tingkat Dasar I : Sabuk putih dan pakai tanpa badge.Tingkat Dasar II : Sabuk merah dan pakai tanpa badge.

Tingkat Balik I : Sabuk merah berbedge kecil.Tingkat Balik II : Sabuk merah berbedge kecil dan berpelet merah.

Tingkat Kombinasi I : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet orange.. ( pengabdian pada kelompok dan cabangnya )Tingkat Kombinasi II : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet kuning. ( penjadian pelatih dikelompoknya dan lainnya dan cabangnya )

Tingkat Khusus I : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet hijau. ( pengabdian di cabang, daerah, pusat )

Page 7: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

Tingkat Khusus II : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet biru. ( pengabdian di cabang, daerah, pusat )Tingkat Khusus III : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet nila. ( pengabdian di daerah dan pusat )

Tingkat Kesegaran : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet ungu. ( pengabdian di daerah dan pusat )

Tingkat Inti I : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet putih. ( pengabdian menjadi Dewan Guru di Pusat )Tingkat Inti II : Sabuk merah berbadge kecil dan berpelet merah putih. ( pengabdian menjadi Guru Besar )

Keterangan :

Tingkat Dasar I adalah calon anggota perguruan

Tingkat Dasar II adalah anggota perguruan , sekaligus atlit pemula

Tingkat Balik I adalah atlit dan calon assisten pelatih

Tingkat Balik II adalah atlit dan assisten pelatih

Tingkat Kombinasi I dan Kombinasi II adalah kader Perguruan

Tingkat Khusus I dan Khusus II adalah Kandidat Tokoh Perguruan

Tingkat Khusus III, Kesegaran, Inti I, Inti II adalah Tokoh Perguruan

Tingkat Tertinggi adalah JATI DIRI yang telah mencapai tataran KSATRIA DINAMIS . . HARMONIS NASIONALIS .

PERKEMBANGAN PPS BETAKO MERPATI PUTIH

Tahun 1962, bapak R.Saring Hadi Purnomo memberi amanat kepada dua putranya Poerwoto Hadi Purnomo dan Budi Santoso Hadi Purnomo untuk mengajarkan dan menyebarkan ilmu Merpati Putih kepada putra putri bangsa Indonesia bahkan keseluruh dunia untuk berperan serta memerangi kebatilan dan mendidik putra putri peserta latihan sesuai empat sikap watak dan perilaku, wejangan dari Sang Guru Bapak R.Saring Hadi Purnomo.

MADIUNTahun 1967 pengembangan perguruan oleh salah seorang murid tertua yaitu Mas Yadi Mintorogo ( saat ini tahun 2007 menjabat sebagai ketua Dewan Guru ) dengan bantuan senior-senior dan Pengurus Pusat, untuk pertama kalinya PPS Betako Merpati Putih Berkiprah.

KELOMPOK LATIHAN DI MEDANTahun 1968, terbentuknya kelompok latihan di Medan, Sumatra Utara yang dilatih langsung oleh Mas Poeng, Dewan Guru atas undangan senior asal medan.

PENELITIAN DI AKABRI BAGIAN UDARATahun 1973, PPS Betako Merpati Putih mengadakan kerjasama dengan AKABRI bagian Udara dan Fakultas Kedokteran UGM, Yogjakarta tentang Proyek Penelitian Metode Merpati Putih dan Metode Aerobic yang dikembangkan oleh Dr. Cooper, dan pengaruhnya terhadap kesegaran jasmani. Percobaan tersebut melibatkan 40 Taruna AKABRI. Taruna tersebut dibagi dua, 20 Taruna dilatih dengan metode Dr. Cooper, dan 20 Taruna dilatih dengan metode PPS Betako Merpati Putih. Setelah mengadakan penelitian hasil Tes ternyata menunjukan hasil yang sama.

JAKARTATahun 1976, dimana oleh Bapak Tjokropranolo, Sekertaris Militer untuk melatih Pasukan Pengawal Presiden.Tahun 1977, mendapat kepercayaan untuk melatih anggota pasukan elit, KOPASSANDHA dan para pejabat pemerintah dan ABRI.

Page 8: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

Pada tanggal 1 Juni 1977, terbentuknya Komisariat PPS Betako Merpati Putih Daearah DKI Jakarta.Tanggal 5 Oktober 1978, memperingati hari ABRI anggota KOPASSANDHA menunjukan kebolehannya Diparkir Timur Senayan Jakarta.Kopassandha saat ini telah berganti nama menjadi Kopassus, yang tetap berlatih MP.

PARANGKUSUMOTahun 1978, Mas Ginanto, senior dari Yogjakarta sedang mengadakan survey lokasi untuk acara tradisi yang pertama dan sebagai juga team advance. Pada saat menyebrang di Kali Opak, untuk memasang alat pengaman terjadi bah pasang, sehingga Mas Ginanto hanyut dan diadakan pencarian tetapi hasilnya sia-sia, akhirnya dinyatakan Gugur dan diadakan tabur bunga di Kretek serta diperingati setiap Tahun untuk mengenang jasad beliu.Tahun 1979, acara tradisi diubah dengan Napak Tilas Sejarah Tradisi yakni menyebarang kali opak naik perahu bambu ( getek ) dilanjutkan lari menyusuri jalur pewaris ilmu dari Sang Guru kepada kedua pewaris sampai dipantai Parangkusumo untuk acara Jamas, dilanjutkan acara Menghatar Matahari Terbenam, pada malam hari acara wejangan dan amanat dari Dewan Guru dan menjelang tengah malam diadakan acara renungan malam dilanjutkan Napak Tilas Sejarah Pewaris, setibanya di Parangkusumo acara Menyambut Matahari Terbit dan acara dilanjutkan minum air dari 7 sumber, sebagai perlambang Persatuan dan Kesatuan.

BANDUNGTanggal 11 November 1978, meresmikan cabang Bandung yang diprakarsai oleh senior-senior yang bertugas dan belajar di Bandung dan juga dukungan dari Gubernur Jawa Barat dan KODAM VI Siliwangi.

SURABAYAPada akhir tahun 1978, melatih anggota Marinir Surabaya dan peresmian Cabang Surabaya.

Tahun 1979, Penataran Pelatih Nasional I yang kemudian berubah menjadi Musyawarah Nasional KeIlmuan.

Tahun 1982, organisasi yang dipimpin oleh Mas Soeharno WD berakhir karena meninggal dunia, pimpinan dipegang oleh Mas Santoso sesuai hasil MUNAS ke I dan karena kesibukannya maka menyerahkan kembali kepemimpinan perguruan diserahkan kembali kepada kedua pewaris.Tahun 1985, mengadakan Munas Luar Biasa dan terpilih Mas Gatot Karnadi, kemudian perguruan berjalan 5 bulan, masa kepemimpinan perguruan diserahkan kepada kedua pewaris.

Tahun 1989, mengukuhkan kedua pawaris menjadi pimpinan perguruan, yakni Mas Poerwoto HP, Ketua Umum dan Mas Budi Santoso HP menjadi Ketua Dewan Guru, perguruan berhasil diselamatkan sampai tahun 1992 diadakannya Munas ke II.

Tahun 1989 sampai dengan tahun 2008 ini telah PPS Betako Merpati Putih telah ada diseluruh Propinsi di Indonesia dan 7 cabang di luar negeri

PRESTASI PERIODE 1985 s/d 1992

‘1. Tahun 1985, Sirkit Jawa-Bali I, di Yogjakarta.‘2. Tahun 1986, Kejurnas I, di Jakarta.‘3. Tahun 1986, Penataran Pelatih di Sleman Yogjakarta.‘4. Tahun 1986, Rapat Kerja Nasional I, di Cirebon Jawa Barat.‘5. Tahun 1987, Bersama IPSI dalam promosi Pencak Silat ke Eropa.‘6. Tahun 1987, Penataran Pelatih II dan Wasit Juri I, di Cirebon Jawa Barat‘7. Tahun 1987, Sirkit Jawa-Bali II, Di Bandung‘8. Tahun 1988, Kejurnas II, di Jakarta.‘9. Tahun 1989, Peran serta dalam pembukaan SEA Games, di Jakarta.’10. Tahun 1990, Kejurnas III, di Jakarta.’11. Tahun 1991, Peran serta dalam HAORNAS, di Jakarta.’12. Tahun 1991, Peran serta dalam peningkatan harkat dan martabat para ‘ penyandang Tuna Netra , di Jakarta.’13. Tahun 1991, Turnamen Golf Merpati Putih I, di Jakarta

Page 9: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

’14. Tahun 1992,Peran serta dalam Kirab Nasional Yayasan Tiara di Jakarta

Tahun 1992, Munas III terpilih Bapak Solihin GP, Sesdalobang Sekneg, Bina Graha menjadi Ketua PPS Betako Merpati Putih.Dan dari hasil Munas yang terakhir tahun 2006 telah terpilih Bapak Ir. Fauzi Bowo yang juga merupakan Gubernur DKI Jaya .

tulisaninisudahdimuatjugadihttp://www.nagapasa.multiply.com/- http://www.wikimu.com/Diposting oleh Nagapasa 1 komentarLabel: HUT RI, pencak silat, Sejarah Silat

KESAN NEGATIF PENCAK SILAT??

Merdeka!! Dirgahayu Republik Indonesia !!

Saya kerap mendapatkan pertanyaan menyangkut Pencak Silat, yang menurut saya seolah telah menjadi anggapan umum dan menjelma menjadi image yang melekat pada Pencak Silat. Tulisan berikut ini mencoba menjelaskan dan berusaha menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut.

1. Apakah Pencak Silat = mistik, gaib dan tidak ilmiah ?

Pertanyaan pertama yang sering dilontarkan adalah : mengapa pencak silat kental sekali nuansa mistiknya? Apakah pencak silat, atau belajar silat harus mengikuti program mistikisasi juga?

Jawaban saya adalah tegas : TIDAK! Silat adalah silat; dan mistik/ilmu gaib adalah soal lain lagi.

Kalau kita berbicara tentang silat, maka yang kita bicarakan adalah teknik-teknik jurus, langkah, menyerang dan bertahan dan olah pernapasan murni pada pesilat di tingkat tataran yang telah tinggi.

Semua itu sangat, sangat jelas dan kasat mata. Silat adalah permainan fisik, satu-satu nya unsur kebatinan di dalam silat adalah melatih hati nurani untuk selalu rendah hati, tidak sombong, dan mendekatkan diri pada sang pencipta serta tentu saja mempererat silaturahmi. Unsur-unsur yang terkandung dalam pencak silat adalah gerakan fisik (di sini kita berbicara tentang jurus/olah gerak). Mulai pertama kali kita belajar silat, yang kita latih adalah gerak badan secara menyeluruh. Melatih langkah dan jurus agar lincah dan refleks, melatih kuda-kuda agar kokoh, melatih aplikasi untuk bertahan dan menyerang. Bahkan melatih pernafasan untuk membangkitkan tenaga (dasar) dan/atau menguatkan otot-otot tubuh adalah aktivitas fisik semata.

Lalu kenapa cap mistik melekat di silat ?

Apakah karena adanya pesilat yang kebal ? Debus?

Semua hal tersebut jelas-jelas bukan pencak silat. Kemampuan itu dilatih tersendiri bagi yang berminta menguasainya. Bukankah hal-hal yang beraroma mistik/metafisika juga terdapat di negara lain..?

Sekali lagi, pencak silat sama sekali bukan mistik. Kemampuan seorang pesilat yang bisa mengalahkan musuh (dalam pertarungan bebas) dengan sangat cepat dan mudah, sehingga seolah-olah seperti hipnotis/ilmu gaib, disebabkan pesilat tersebut telah mencapai taraf yang sangat tinggi

Page 10: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

dalam ilmu nya bukan karena mistik nya. Semua itu bisa dicapai asalkan kita berlatih dengan ikhlas dan tekun.

2. Apakah Pencak Silat identik dengan kekerasan?

Saya sama sekali tidak mengerti dengan pertanyaan ini, dan dari mana asal muasal nya. Terakhir kali pertanyaan ini diajukan pada waktu saya diwawancarai oleh salah satu penyiar radio swasta di Jakarta.

Jawaban saya singkat dan sederhana saja : adakah satu jenis bela diri di dunia ini yang tidak menggunakan kekerasan? Walaupun gerakan jurus Tai Chi begitu lemah gemulai, siapa yang menyangkal efek dari pukulannya yang bisa mematikan. Begitu juga dengan Aikido yang menitikberatkan pada unsur pengalihan tenaga lawan dan menjatuhkan lawan, tetap saja kental nuansa kekerasannya dan bisa mematikan. Hal yang sama berlaku untuk semua jenis bela diri, tak terkecuali pencak silat. Jadi sepanjang masih disebut ilmu bela diri, unsur kekerasan nya adalah pasti ada.

3. Apakah Pencak Silat kampungan?

Siapapun orang nya yang menekuni pencak silat tradisional pasti mahfum bahwa pencak silat bukan lahir di perkotaan modern dan baru-baru saja di abad millenium ini. Pencak silat telah berusia berabad-abad dan lahir dari olah cipta, karsa dan rasa yang sangat kental dengan nilai-nilai luhur budaya tradisional nenek moyang kita. Nilai-nilai, kaedah, dan filosofi silat tidak bisa begitu saja di modern kan mengikuti perkembangan jaman.

Kesan kampungan ini tidak bisa dielakan bila sudut pandang kita terpaku pada kisah masa lalu, dongeng-dongeng dan tayangan film atau sinetron. Bahwa orang yang berlatih pencak silat terkesan kumuh, seragam hitam-hitam yang menyeramkan dan kadang bertelanjang dada sudah tidak relevan lagi untuk saat ini.

Perguruan-perguruan silat yang lahir sejak jaman kemerdekaan hingga saat ini telah memakai seragam yang beraneka warna, desain yang menarik dan berlatih di tempat terbuka pada pagi dan siang/sore hari.

Kalau masih terkesan kampungan juga, itu hanya cap yang dipaksakan untuk merendahkan nilai pencak silat. Sebagai bagian dari seni dan budaya tradisional, Pencak silat hidup subur di kampung-kampung, atau desa-desa. Masyarakat berlatih silat, mendalami nilai-nilai luhur pencak silat, kaedah dan filosofi silat apakah itu kampungan??

Komunitas Sahabat Silat yang bernaung dalam Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia adalah para penggila silat yang mempunyai misi mengembangkan dan melestarikan silat tradisional Indonesia. Menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam nya. Mereka terdiri dari berbagai macam profesi, ada seniman, profesional, usahawan/ bisnisman, eksekutif, wartawan, Pegawai Negeri, dan lain-lain. Mereka berpakaian rapi bahkan kadang berlatih silat dengan kostum warna-warni, hem dan pantalon, celana training dan kaos/T-shirt. Jauh sekali dari kesan norak dan kampungan.

Page 11: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

Tulisan ini diambil dari Blog seorang Sahabat Silat: princeofbatavia.multiply.comtrimakasih sebesar2nya buat Gan Ochid....Diposting oleh HartCone 0 komentar Label: pencak silat

Sabtu, Agustus 16, 2008

Belajar Beladiri Secara Otodidak

Tribute to : Semua Sahabat di Komunitas Kaskus Martial Arts Forum, Grand Master Guro Ciriaco "Cacoy" Canate (Cacoy Doce Pares - World Federation Arnis Eskrima), Master Guro Glen Gardiner (CMAA INDONESIA: CDP-WF Dan 6 Black Belt), Pak Irwan Hermawan (Jakarta Kenjutsu Club)

Cerita jujur dalam pengalaman awal memberi materi dalam Study Club FMA (Filipino Martial Arts) secara otodidak....

Saya pernah juga icip2 beberapa aliran beladiri spt gulat, tinju, kyokusin dll, tapi semua itu ga bisa disebut saya punya basic disana. Mungkin kalau boleh dibilang yang belajarnya agak lama adalah Pencak Silat, Kuntao dan sedikit Knife Fighting.

Kemudian tertariklah saya dg yang namanya FMA (Filipino Martial Arts), di awal2 di Komunitas Kaskus Martial Arts Forum , nama beladiri Filipina itu ajah masih bingung, yang saya tau hanya Kali, itupun karena saya suka knife fighting terus ketemu Sayoc Kali dan Pekiti Tirsia Kali, masih inget betul karena ketidaktahuan waktu saya nulis kata "escrima" ada yang protes, katanya yang benar adalah "eskrima" beda "c" dan "k" (ternyata keduanya dipake, bisa dipake kata escrima ataupun eskrima, hanya sajah yang lebih banyak dipake adalah eskrima, pake "k").

Setelah beberapa waktu belajar sendiri saya memutuskan bahwa belajar sendiri tidak akan membawa manfaat, beladiri adalah praktikal bukan hanya teory sajah.

Mulailah bergerak mencari para sahabat yang sehobi, FMA(Filipino Martial Arts) tidak dikenal oleh masyarakat kota kecil, jadi harus merayu2 dulu, memberikan beberapa peragaan yang masih gratul2, dan beberapa orang tertarik, kemudian berjalanlah Study Group tersebut.

Banyak temen yang skeptis terhadap keilmuan baru tsb, klo skeptis ya harus pembuktian, Awal dari belajar dari ketidak percayaan teman terhadap satu teknik yang memang saya blom menguasai dg benar menimbulkan satu kekonyolan demi kekonyolan yang memalukan, bagaimana tidak, pernah kejadian:1. satu kuncian stick fighting bisa berubah jadi bergumul di lantai (jadi gulat).2. karena tidak benar dalam eksekusi justru stick lawan bikin benjol kepala sendiri.3. mau mengunci dg teknik torsion (putaran sendi) malah jadi kesleo, karena salah prinsip4. ngotot bahwa kuncian itu lebih bermanfaat dari striking, padahal striking itu hal pertama dalam urutan jarak.5. masih inget betul, jempol kanan saya kepukul dg keras oleh mas Tenji (nick seorang sahabat Kaskuser) yang ternyata kidal.6. memfonis satu teknik ga berguna, ehh ternyata prinsip yang dipake salah dalam detailnya.

Page 12: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

dll

Keledai yang digambarkan dungu oleh sebagian orang, tidak pernah masuk terperosok dalam lubang yang sama, demikianlah perjalanan demi perjalanan membuat proses belajar dari ketidakmampuan menuju tau (kalau dibilang menguasai nanti jadi kegedean empyak).feed back, itu yang selalu saya lakukan, bila saya gagal dalam satu teknik, saya akan mencari dan mencari lagi.

Ya itu sulitnya belajar tanpa guru resmi, teman2 yang disini adalah guru saya, Juga teman2 pelatihan dalam Study Club itulah guru2 saya, untung mereka ga langsung cabut, tetapi tetap semangat dalam mengupas satu teknik ke teknik lainnya untuk mencari yang bisa terbukti dan bisa dipake...

Kaskus Forum Martial Arts pun punya andil besar dalam perjalanan FMA saya, pertemuan dan semangat yang diberikan, dan melalui Pak Irwan Hermawan (nick di Kaskus: Tenshin Shoden), ketemulah saya dg orang yang selama ini saya cari, yaitu Guru FMA beneran, Pak Glen Gardiner, banyak hal2 baru yang saya dapatkan, banyak prinsip2 yang pada awalnya salah dibetulkan, yah boleh dibilang disitulah saya menemukan "roh" dari FMA, dan dari situlah saya mendapat kesempatan untuk bertatap muka langsung dg beberapa tokoh papan atas FMA dunia, bahkan bisa bertatap muka langsung Grand Master Cacoy Canate sendiri....

Sampai saat inipun saya masih dalam proses pencarian, semoga apa yang saya share ini bisa dipetik manfaatnya oleh teman2 yang memiliki kondisi kesulitan dalam mencari guru Style MA ideal yang menjadi impiannyah....

Salam,Tonny HartoCDP-WF Stick Fighting World Championship 2007:2 Gold Medals Men's Middleweight (SR-I)

Diposting oleh HartCone 0 komentar Label: arnis, eskrima, kali

Kilas Balik: Peran Pencak Silat Dalam Kemerdekaan RI!!

Merdeka!! Dirgahayu Republik Indonesia !!

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Sheikh Shamsuddin (2005), berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat.

Page 13: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.

Dalam historisasi pencak silat dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kategori akar aliran pencak silat, yaitu: Aliran bangsawan dan Aliran rakyat

Aliran bangsawan, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan kemurniannya.

Aliran rakyat, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum selain bangsawan. Aliran ini dibawa oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan beradaptasi. Bagi setiap suku di Melayu, pencak silat adalah bagian dari sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada jaman Melayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku lainnya.

Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat menjadi bagian dari adat istiadat yang wajib dipelajari oleh setiap anak laki-laki dari suatu suku/kaum. Hal ini mendorong setiap suku dan kaum untuk memiliki dan mengembangkan silat daerah masing-masing. Sehingga setiap daerah di Melayu umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[3] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada. Adapun sesungguhnya kedua tokoh ini benar-benar ada dan bukan legenda semata, dan keduanya hidup pada masa yang sama.

Perkembangan dan penyebaran Silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.

Disadari atau tidak peperangan tentunya melibatkan satu ilmu beladiri, kalau balik lagi melihat sejarah, betapa para para pahlawan perjuangan RI adalah orang2 yang piawai dalam ilmu beladiri. Sebut sajah dari berbagai daerah di Indonesia, Malaka, Kesultanan Ternate dan Tidore Teuku Cik di Tiro, Imam Bonjol, KH. Zainal Mustafa, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan nama-nama lainnya, yang mana menunjukkan bahwa kalangan ulama sekaligus pahlawan nasional ini adalah adalah perintis pengembang pencak silat di Nusantara. Kalau kita kilas balik lagi dan melihat dari aliran Banjaran yang sekarang berkembang sebagai perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah, perguruan pencak silat yang menjadi salah satu perguruan historis IPSI. aliran banjaran juga telah melahirkan pendekar besar bangsa Indonesia yang sangat patriotik, seorang Bapak TNI "Jenderal Besar Soedirman". Beliu adalah murid langsung dari KH Busyro Syuhada, guru besar aliran Banjaran.

Semenjak pencak silat khususnya di Jawa pada tahun 40 an digemari oleh kalangan pemuda pelajar untuk mempersiapkan kemerdekaan RI, apa lagi sesudah pencak silat di tahun 1942 masa Jepang distandarisasi digunakan sebagai sebagai program ilmu beladiri yang dia jarkan kepada PETA(Pembela Tanah Air), Pasukan Pelopor dsb. Jepang memberikan masukan dalam methoda pengajaran pencak silat sebelum dimulai, terlebih dahulu melakukan "taizo" pemanasan agar tidak terjadi cedera otot. Sejak itu lah perguruan pencak silat yang dimotori oleh kalangan pelajar ex PETA, Pasukan Pelopor dan Haiho.

Sistem pengajarannya sebelum berlatih mengenakan serimonial seperti beladiri Jepang (upacara, menghormat, berdoa dan mulai pemanasan, berlatih dan ditutup dengan cerimonial lagi) karena itu berbeda pencak silat sistem pengajarannya antara pencak silat dari dari Jawa Tengah, Jawa Timur dengan Jawa Barat dan Sumatera barat)

Dalam Peringatan Kemerdekaan RI yang ke-63 ini, kembali mengukuhkan semangat Kebangsaan menuju Kebangkitan Nasional Kedua, Pencak Silat telah memberikan banyak sumbangsih pada

Page 14: B.004 Documen Sejarah Pencak Silat

negara dan bangsa ini, dan para cerdik cendekiawan yang bijak mengatakan: Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya luhurnya sendiri. (HC)

Daftar Pustaka:KPS Nusantara: Perkembangan Pencak Silat (Kumpulan)Sahabat Silat: Tapak Suci Putera MuhammadiyahWikipedia Indonesia: Pencak Silat

Diposting oleh HartCone 0 komentar Label: Topik Umum

Minggu, Agustus 03, 2008

Olahraga Beladiri Dan Seni Beladiri Seharusnya Saling Menunjang Part #3

Ditinjau dari budaya barat, bela diri lebih populer memakai kata "martial arts", kata "martial" diambil dari nama Mars, dewa perang Romawi kuno. "martial arts" secara harafiah bisa bisa diatrikan sebagai seni perang, kata ini sudah populer di Eropa pada abad 15 (tetapi ini menurut literatur lho, hanya mengutip, jadi ga tau kalau ada referensi yang lebih valid)

Selain itu dalam tinjauan budaya barat ada pula kata "self defence", dalam bahasa Indonesia populer sengan istilah "seni bela diri" yang berarti cara mempertahankan diri sebagai satu eksistensi yang mempunyai hak bebas berkehendak sebagai mahluk hidup dari serangan secara fisik oleh orang lain baik perorangan atau kelompok. Self defence atau seni bela diri lebih menunjukkan sisi pasif dari martial arts, dimana setelah ada aksi baru ada reaksi, ketika tidak ada aksi sama sekali otomatis akan ada dalam suatu keadaan diam atau pasif. dan itu sudah diterangkan dengan gamlang diatas oleh para sahabat silat.

Konteks beladiri saat ini adalah Martial Way, nah ini kan sudah beda, bukan war/perang lagi yang diutamakan tetapi menjadi "jalan, path, atau way", dg kata lain beladiri sudah disantunkan. Ini sangat terlihat jelas sekali pemisahannyah dalam Beladiri jepang, pada Restorasi Meiji (1868) dimana ada "gendai budo" dan "koryu bujutsu", dg pemisahan pengakhiran "do" dan "jutsu", dimana setiap "do" adalah dipelajari orang sipil, dan "jutsu" tetep dipelajari militer, Dan kalau kebetulan kita semua yang bincang2 ini adalah bukan orang2 yang punyah: Lisence to Kill, semua pembicaraan ini tentunyah masuk dalam koridor "do"/"way" sajah.

Dalam perkembangannya tentunya dibuat pula tiruan dari pertarungan/perkelahian sebenarnya dalam bentuk "pertandingan", Nah dari situ sebenarnya apa yang terjadi? Dalam kenyataannya ada yang membuat penyantunan atau penghalusan Seni Beladiri itu dengan memberikan muatan Spiritual dan Flilosofi, berarti ada self kontrol dengan kesadaran diri tapi tetap bermuatan "Seni Beladiri Seutuhnya "tau teknik berbahaya tapi karena hanya pertandingan maka tidak dipakai, tapi karena system yang terus berkembang mungkin disadari atau tidak telah terjadi penyunatan terhadap muatan nilai dari Beladiri itu sendiri. Satu Seni Beladiri yang tadinya "lethal" dan mematikan, semua teknik yang berbahaya disunat dan tidak diajarkan, dan itu berkembang dari generasi ke generasi dimana pada akhirnya akan menimbulkan satu kelompok generasi yang "tidak tahu".

Karena tidak ada pemisahan dan kebetulan yang lebih gencar di ekspose adalah yang "Pertandingan Beladiri" dg liputan berbagai media, pada akhirnya tidak jarang Seni Beladiri sendiri jadi dipertanyakan dan ada begitu banyak perbandingan2 yang dibuat.

Bagaimana dengan kita sendiri? dimanakah kita akan memposisikan diri? "mumpuni" hanya dipertandingan? (sambil nunjuk diri sendiri yang masih cindil dalam "level" pertandingan) atau mumpuni secara Seni Beladiri seutuhnyah? Dan itu semua bisa dijadikan perenungan buat kita arah mana yang akan dituju pada masing2 pribadi dalam Seni Beladiri...

Semoga bisa dipahami maksud dan tujuan penulis, penulis hanyalah seorang pecinta beladiri yang amatiran yang jauh dari sempura, kalau tidak berkenan dimohon maaf yang sebesar2nyah, trimakasih... (HC)