b u k u p e d o m a n j ns=j 8 a -# g - / gj= #1#8 · (sop) sebagai panduan detail kinerja semua...

66
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN BUKU PEDOMAN EDISI 1

Upload: buithuy

Post on 11-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

PROFILING

WAJIB PAJAK

HOTEL&RESTORAN

D I R E K T O R A T J E N D E R A L

P E R I M B A N G A N K E U A N G A N

B U K U P E D O M A N

EDISI 1

Page 2: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan
Page 3: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan
Page 4: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Bab I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 2

B. Maksud dan Tujuan 7

Bab II PENYUSUNAN PROFILE WAJIB PAJAK HOTEL DAN

RESTORAN

9

A. Definisi Profile dan Tujuan pembuatan Profile 10

B. Elemen Profile Wajib Pajak Hotel dan Restoran 10

1. Data Pokok 10

a. Identitas WP 10

1) Nama WP 10

2) Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah

(NPWPD)

11

3) Tanggal Terdaftar/Pemberian NPWPD 13

4) Nomor Identitas Kependudukan (NIK) 13

5) Contact Person 13

6) Jenis Usaha 14

7) Merk/Pengenal Usaha 14

8) Nomor dan Tanggal SIUP 14

9) Klasifikasi bidang usaha 14

10) Status usaha tunggal/pusat/cabang 14

11) Alamat usaha (alamat pusat, alamat cabang) 14

12) Denah lokasi/koordinat map 14

13) Akta pendirian/perubahan 14

b. Struktur organisasi 14

c. Nomor rekening bank (jika ada) 15

d. Status Modal

(PMA/PMDN/BUMN/BUMD/Swasta Lainnya)

15

e. Pemegang saham dan struktur permodalan 15

f. Pengurus dan komisaris 15

g. Proses produksi 15

h. Kapasitas Produksi 15

i. Input/bahan baku 16

j. Supplier utama 16

k. Output/hasil produksi 16

l. Costumer utama 16

Page 5: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page ii

m. Prospektus 16

2. Data Akumulatif 16

a. Data Series atau bulanan SPTPD 16

1) Laporan Rugi Laba 16

2) Neraca 17

3) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan/unit

usaha (RKAP)/Laporan Kegiatan Usaha (LKU)

18

b. Data Perkembangan usaha 18

1) Pembukuan dan pencatatan 18

2) Hal yang diatur dalam pembukuan atau

pencatatan Pajak Hotel

19

3) Hal yang diatur dalam pembukaan atau

pencatatan Pajak Restoran

19

c. Data Kewajiban Perpajakan 20

1) Pelaporan 20

2) Pembayaran 20

3) Ketetapan 21

4) Restitusi 22

5) Tunggakan 22

6) Keberatan dan Banding 22

7) Pemeriksaan 23

8) Tindakan Penagihan Pajak 23

3. Data Lain-Lain/Pihak Lainnya 24

a. Data transaksi dari pihak lain 24

b. Data Anggaran dan Realisasi PAD Pemda dari

tahun 2010

24

C. Collecting Data 24

1. Sumber Data 24

2. Cara yang dilakukan dalam Collecting Data 24

D. Kendala dan Permasalahan Pengumpulan Data 25

1. Internal 25

2. Eksternal 25

Bab III PEMANFAATAN DATA PROFILE WAJIB PAJAK HOTEL

DAN RESTORAN

27

A. Evaluasi/analisis perpajakan WP Hotel dan Restoran 28

B. Pemutakhiran Data Profile WP Hotel dan Restoran 30

C. Tata Cara Pemutakhiran Data Profil WP Hotel dan

Restoran

31

D. Perhitungan Potensi Pajak Hotel dan Restoran 33

Page 6: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page iii

E. Pentingnya peraturan tentang kewajiban Instansi,

Lembaga, Asosiasi dan Pihak lain (ILAP) dalam

mendukung ketersediaan data yang berkaitan dengan

perpajakan daerah.

48

F. Pentingnya membangun sistem aplikasi/Teknologi

informasi dan Komunikasi (TIK)

49

Lampiran-Lampiran

A. Tabel Data Dukungan Tugas dan Fungsi iv

B. Daftar Referensi xiii

C. Daftar Indek xiv

Page 7: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 1

Page 8: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 2

A. Latar Belakang

Modernisasi administrasi pemungutan pajak daerah menjadi suatu keniscayaan agar

segera terwujud suatu organisasi pemungutan yang berkinerja optimal guna

menunjang peningkatan peran pendapatan asli daerah dalam kemandirian daerah.

Kondisi administrasi dari organisasi pengelola pajak daerah yang jauh dari yang

diharapkan perlu mendapat perhatian pemerintah pusat khususnya Direktorat

Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) sebagai organisasi yang bertugas menyusun

kebijakan sekaligus pembina Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) di Pemerintah

Daerah. DJPK diharapkan dapat hadir lebih dekat khususnya dalam memfasilitasi

pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan daerah. DJPK dituntut lebih

applicable dalam menyusun buku-buku pedoman pengelolaan perpajakan daerah

yang digunakan sebagai acuan Pemda untuk menyusun peraturan dan/atau keputusan

Kepala Daerah dalam pengelolaan perpajakan daerahnya.

Upaya modernisasi dilaksanakan dengan membangun organisasi perpajakan daerah

berdasarkan fungsi antara lain pendaftaran, pendataan, penilaian, pelayanan

konsultasi, pengawasan, penelitian, pemeriksaan, penetapan, penyelidikan, penagihan,

keberatan, banding dan sistem informasi, yang kemudian diikuti dengan menyusun

uraian jabatan serta bisnis proses setiap fungsi tersebut. Setelah uraian jabatan dan

bisnis proses disusun maka selanjutnya disusun standart operation and prosedure

(SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi.

Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan membangun

sistem yang memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pengelolaan

basis data. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut untuk mendukung semua

pelayanan yang diperlukan organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi dalam

pelayanan organisasi perpajakan daerah seperti, e-Registration

(pendaftaran/NPWP/Geotagging), e-Billing (modul e-payment/ penerimaan), e-

Page 9: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 3

Filing/e-SPTPD, Simpada (document management), Website dan Mobile App dan lain

sebagainya sudah menjadi sebuah keharusan Pemda dalam upayanya memperbaiki

sistem pemungutan pajak berbasis teknologi informasi.

Pemanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pengelolaan basis data

dimulai dengan menyusun profiling atau elemen database WP daerah. Guna

memperkuat kegiatan profiling tersebut perlu disusun sebuah Peraturan Kepala Daerah

yang mengatur kewajiban pihak-pihak terkait (instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak

lain/ILAP) untuk menyampaikan data WP daerah sesuai kebutuhan informasi

berdasarkan profiling/elemen database tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi

untuk mendukung pemutahiran profiling WP akan lebih mudah apabila didukung

aplikasi berbasis web dengan target atau tujuan memudahkan fiskus melakukan

pengawasan dan penggalian potensi wajib pajak.

Hal-hal yang melatarbelakangi penyusunan buku pedoman profiling WP hotel dan

restoran disebabkan karena kondisi saat ini proses collecting database, pengolahan

database dan penyajian informasi Wajib Pajak (WP) belum berdasarkan elemen

profiling WP yang terstruktur dan belum menggunakan teknologi informasi tersendiri.

Banyak dijumpai pemerintah daerah yang belum memiliki peraturan perundang-

undangan baik peraturan kepala daerah atau pengaturan lebih lanjut sebagai dasar

hukum yang mendukung proses collecting database, pengolahan database dan

penyajian informasi untuk mendukung kinerja berbagai fungsi organisasi dengan

berbasis sistem teknologi informasi. Hal ini terlihat dari proses collecting database

masih menggunakan cara manual seperti survey atau visit langsung ke lapangan yang

biasanya untuk keperluan yang sifatnya insidental. Selain itu, masih belum ada

peraturan yang mewajibkan pihak-pihak terkait (instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak

lain/ILAP) untuk menyampaikan data WP Hotel dan Restoran sesuai kebutuhan

informasi yang berdasarkan elemen profiling WP, termasuk belum adanya peraturan

Page 10: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 4

yang mengatur tentang proses bisnis pengolahan data dan penyajian data

menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Administrasi pemungutan pendapatan daerah yang modern mensyaratkan pemisahan

semua fungsi-fungsi pengelolaan pendapatan yang harus ada dan terbagi habis fungsi-

fungsi tersebut ke semua lini organisasi. Adapun fungsi-fungsi tersebut (contoh Badan

Pendapatan Type A) antara lain:

1) Sekretariat badan dengan fungsi umum, SDM, kepatuhan internal, keuangan,

akuntansi, pelaporan dan kesekretariatan lainnya,

2) Bidang P1 dengan fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan Intensifikasi, Humas,

Penyuluhan dan Pengelolaan Informasi, Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian

Penerimaan.

3) Bidang P2 dengan fungsi Perencanaan, Pengembangan Potensi dan Basis Pajak,

Penilaian, Pengawasan dan Ekstensifikasi, Penelitian dan Penetapan.

4) Bidang P3 dengan fungsi Pengumpulan, identifikasi dan pemutakhiran data, analisis

pengembangan sistem dan integrasi data, infrastruktur dan operasional TI.

5) Bidang P4 dengan fungsi penyusunan peraturan, penagihan, keberatan,

pengurangan, penyidikan, pemeriksaan dan banding.

Dengan adanya fungsi-fungsi tersebut menjadi tidak rasional jika unit organisasi ini

masih menjadi satu dengan penyelenggaraan fungsi-fungsi perencanaan dan anggaran,

perbendaharaan, dan pengelolaan aset daerah. Sehingga diharapkan dalam

penyusunan Perda pembentukan dan susunan perangkat daerah, idealnya instansi

pengelola pendapatan seyogyanya berdiri sendiri menggunakan nomenklatur Badan

Pendapatan Daerah/sejenisnya.

Terkait tugas dan fungsi profiling WP yang menghasilkan struktur database WP

dilaksanakan oleh bidang yang mempunyai fungsi Bidang P1 dengan fungsi

pendaftaran, Intensifikasi, Identifikasi dan Pemutakhiran Data, dan Penilaian. Data

Page 11: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 5

profiling WP yang sudah terekam, kemudian dilakukan pengolahan data yang hasil

analisis dan disajikan dengan sistem aplikasi yang terintegrasi serta digunakan untuk

mendukung kinerja serta fungsi dari bidang lainnya.

Buku Pedoman Profiling WP Hotel dan Restoran ini dapat dipergunakan oleh Pemda

sebagai acuan untuk menyusun peraturan perundangan-undangan (Peraturan Kepala

Daerah/Peraturan Kepala Badan) sebagai dasar hukum mendukung proses collecting,

pengolahan dan analisis data serta penyajian informasi untuk mendukung berbagai

fungsi organisasi dengan berbasis teknologi informasi. Buku Pedoman ini berisikan

elemen database wajib pajak yang minimal harus ada dalam sistem informasi di unit

pengelola pajak daerah. Buku pedoman ini juga memberikan acuan Pemda untuk

mengatur kewajiban pihak-pihak terkait (instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak

lain/ILAP) untuk menyampaikan data WP khususnya WP hotel dan restoran.

Buku pedoman ini dapat digunakan Pemda sebagai acuan menyusun proses bisnis

bidang yang menangani collecting dan pengolahan data, analisis data serta penyajian

informasi. Idealnya proses bisnis tersebut terintegrasi dan berbasis web. Dalam

pembangunan dan pengembangan TIK Pendapatan Daerah, Pemda akan

mendapatkan manfaat serta kemudahan yaitu meningkatkan efisiensi dan efektifitas

dalam mendukung pelayanan dan kinerja di semua fungsi organisasi. Manfaat TIK

dalam mendukung pelayanan dan kinerja organisasi adalah sebagai berikut:

1) Layanan Sistem Informasi Administrasi Perpajakan:

a) Fungsi Pelayanan (registrasi, konsultasi, pembayaran, keberatan, non

keberatan, dan layanan administrasi perpajakan lainnya).

b) Fungsi Pengawasan (ektensifikasi, pengawasan, verifikasi, dan pemeriksaan).

c) Fungsi Penegakan Hukum (penyidikan, penagihan).

2) Layanan Sistem Informasi Pendukung Organisasi

Page 12: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 6

Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengelola pendapatan daerah dalam

rangka menjalankan fungsi pendukung organisasi. Fungsi pendukung tersebut

terdiri dari proses bisnis:

a) pengolahan SPTPD,

b) intelijen dalam rangka informasi, data, laporan, dan pengaduan (IDLP),

c) pengembangan dan analisis IDLP,

d) litigasi (beracara),

e) edukasi dan hubungan masyarakat,

f) non litigasi (bantuan hukum),

g) hubungan antar daerah dan pemerintah pusat,

h) penyusunan regulasi,

i) penelitian dan pengembangan.

3) Layanan terkait Stakeholders

Layanan ini diharapkan dapat menghubungkan pengelola pendapatan daerah

dengan stakeholders/mitra yaitu: WP, Bank, Kementerian/Lembaga, Instansi atau

Badan Pemerintahan lainnya, asosiasi, dan pihak lainnya. Selain itu layanan ini

diharapkan pula dapat:

a) sebagai saluran untuk pertukaran data dan informasi serta sebagai media

publikasi informasi pengelola pendapatan daerah ke mitra.

Proses pertukaran data dan informasi bisa dilakukan antara dua pihak yang

berkepentingan misalnya Badan Penerimaan Daerah melakukan kerjasama

pertukaran data dan informasi WP Hotel dan Restoran dengan kantor

pelayanan pajak setempat.

b) sebagai salah satu fungsi pendukung pengelola pendapatan daerah yaitu

Pengolahan Data Pihak Ketiga.

Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga merupakan proses bisnis yang

menggambarkan kegiatan pengumpulan data kegiatan usaha WP yang

Page 13: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 7

diperoleh dari sumber data selain laporan WP itu sendiri, seperti dari instansi

pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain (ILAP) yang wajib memberikan

data dan informasi terkait perpajakan kepada pengelola pendapatan daerah.

4) Layanan Analisis Data

Layanan ini diharapkan dapat menyediakan hasil olahan data dan informasi yang

dapat digunakan oleh pimpinan pengelola pendapatan daerah dalam mengambil

keputusan.

5) Layanan Dukungan Teknis TIK

Layanan ini diharapkan sebagai layanan satu pintu yang dapat mendukung kinerja

berbagai tugas dan fungsi organisasi/unit kerja pengelola pendapatan daerah di

semua level. Dengan demikian setiap permasalahan, pertanyaan, ataupun

permintaan seputar TIK disampaikan melalui unit layanan dukungan teknis ini.

Pembangunan sistem aplikasi yang terintegrasi guna mendukung proses collecting,

pengolahan dan analisis data serta penyajian informasi yang dapat digunakan untuk

mendukung semua tugas dan fungsi organisasi pengelola pendapatan daerah,

diperlukan sarana dan prasarana infrastruktur pendukung antara lain ruang

pengolahan data dan informasi, komputer, server, jaringan LAN, jaringan koneksi

internet, pemeliharaan rutin sarana dan prasarana teknologi informasi dan lain

sebagainya. Selain itu diperlukan juga peralatan-peralatan untuk memudahkan proses

pendataan, pencatatan dan pelaporan transaksi objek pajak di lapangan yang perlu

juga diinvestasikan oleh Pemda seperti mesin typing box, cash register, cctv, dan lain

sebagainya.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari penyusunan buku pedoman profiling database WP Hotel dan

Restoran adalah sebagai berikut:

Page 14: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 8

1. Menggali dan mengumpulkan data profil WP menjadi satu database yang dapat

dengan mudah diolah dan disajikan menjadi suatu informasi pajak yang valid.

2. Profil WP yang tersusun akan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan terkait kebijakan Pajak Hotel dan Restoran.

3. Terjalinnya kerjasama dengan pemerintah pusat, pemda lainnya serta instansi

publik lainnya seperti bank/lembaga non bank, asosoasi dan pihak lainnya dalam

hal pertukaran data yang terkait dengan kepentingan perpajakan, sehingga potensi

pajak dapat terus digali dan meminimalisir potensial lost.

4. Dapat dilakukannya monitoring dan evaluasi bersama dengan instansi pajak

lainnya terkait kebenaran data yang dilaporkan oleh WP.

5. Dapat dilakukan kerjasama investigasi antar aparat pengelola pajak terhadap data

yang terindikasi tidak dilaporkan oleh WP.

6. Pada akhirnya, diharapkan penerimaan pajak dari hotel dan restoran menjadi

lebih optimal sesuai dengan potensi yang ada.

Page 15: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 9

BAB II

Penyusunan Profile Wajib Pajak Hotel

dan Restoran

Page 16: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 10

A. Definisi Profile WP dan Tujuan Pembuatannya

Profile WP merupakan informasi mengenai WP yang memuat antara lain berupa

identitas pokok, kegiatan usaha, riwayat aktivitas perpajakannya dan data pendukung

lainnya secara berkesinambungan yang dapat diklasifikasikan atas data pokok, data

akumulatif dan data lain. Profile memuat hal-hal yang dipandang perlu untuk

diketahui oleh pengelola pajak.

Tujuan pembuatan profile WP adalah untuk menyajikan informasi yang dapat

digunakan terutama untuk bahan analisis, mengukur tingkat resiko dan kepatuhan WP

serta untuk lebih mengenal WP yang terdaftar di instansi kerjanya dan dapat

memonitor perkembangan usaha WP bersangkutan dan melakukan pengawasan,

penggalian potensi dan pelayanan yang lebih baik.

Dalam Buku Pedoman ini, pembuatan profile WP fokus pada WP Hotel dan Restoran.

B. Elemen Profile WP Hotel dan Restoran

1. Data Pokok

Data Pokok dalam Profile WP Hotel dan Restoran merupakan informasi tentang

identitas WP secara umum dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan

antara lain:

a. Identitas WP antara lain berupa:

1) Nama WP;

WP pribadi diisi nama terang secara lengkap tidak singkat, WP badan diisi

sesuai nama pada akta pendirian tanpa mencamtumkan bentuk hukumnya,

dan pemungut diisi nama bendaharawan pada instansi yang bersangkutan.

Page 17: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 11

2) Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD);

Diisi menggunakan nomor NPWP yang diberikan oleh Kantor Pelayanan

Pajak yang berisi 15 digit nomor unik yang masing-masing mempunyai arti

tersendiri.

• Dua digit pertama menunjukkan jenis WP, contohnya

a) Kode 01, 02, 21, dan 31 menunjukkan WP badan.

b) Kode 00 dan 20 menunjukkan WP Bendahara.

c) Kode 04, 05, 06, 07 sampai dengan 97 menunjukkan WP orang

pribadi.

• Enam digit selanjutnya menunjukkan nomor urut tertentu yang

diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada WP,

• Satu digit berikutnya adalah cek digit yang diberikan untuk KPP yang

menerbitkan agar tidak terjadi pemalsuan NPWP,

• Tiga digit selanjutnya menunjukkan Kantor Pelayanan Pajak tempat

WP terdaftar misalnya kode 521 berarti KPP Pratama Purwokerto, dan

• Tiga digit terakhir menunjukkan kode cabang atau pusat. Kode 000

berarti pusat dan 001 dan seterusnya berarti NPWP cabang.

Selain 15 digit nomor identitas NPWP di atas sebagai identitas NPWPD

menggunakan atribut yang diinput dengan menambahkan 6 digit kode

dengan uraian sebagai berikut:

• [XX] Kode dan Uraian Provinsi,

• [XX] Kode dan Uraian Kabupaten/Kota,

• [XX] Kode dan Uraian Kecamatan.

Page 18: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 12

Adapun contoh kartu NPWPD adalah sebagai berikut:

a) Desain kartu NPWPD untuk WP orang pribadi

b) Desain kartu NPWPD untuk WP Badan

Page 19: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 13

NPWP merupakan identitas yang sudah umum dan dipakai secara luas di

masyarakat dan dunia usaha, maka NPWP bisa digunakan sebagai identitas

tunggal untuk digunakan dan diadopsi sebagai NPWPD. Dalam proses

legalisasi yang dilakukan di notaris mensyaratkan adanya NPWP dalam

penerbitan akta pendirian suatu unit usaha. Saat ini pihak notaris dengan

Kantor Pelayanan Pajak setempat sudah online terhubung dengan aplikasi

e-registration dalam rangka mempercepat proses penerbitan NPWP.

Dengan menggunakan NPWP, Pemda akan jauh lebih mudah dalam

melakukan recording NPWPD dan potensi hasilnya lebih banyak dalam

rangka pencarian dan collecting data yang diperlukan dalam proses

profiling WP. Hal tersebut disebabkan karena NPWP sudah banyak

digunakan di dunia usaha daripada harus menciptakan NPWPD sendiri.

3) Tanggal Terdaftar/Pemberian NPWPD;

Diisi tanggal pada waktu pemberian NPWPD.

4) Nomor Identitas Kependudukan (NIK);

Diisi dengan 16 digit nomor unik yang masing-masing mempunyai arti

tersendiri.

• 2 digit pertama kode provinsi,

• 2 digit kedua kode Kabupaten/Kota,

• 2 digit Ketiga kode Kecamatan,

• 2 digit Keempat kode tanggal lahir,

• 2 digit Kelima kode bulan lahir,

• 2 digit Keenam kode tahun lahir,

• 4 digit Ketujuh nomor random dari program komputer.

5) Contact Person;

a) Nomor Telepon dan Faksimili

Page 20: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 14

b) Nomor HP

c) Alamat email/situs

6) Jenis Usaha:

a) Hotel

b) Restoran

Dibedakan sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur usaha

jasa perhotelan dan restoran.

7) Merk/pengenal usaha;

Berisikan nama pengenal usaha/merk yang menjadi sebutan dan dikenal

oleh masyarakat.

8) Nomor dan tanggal SIUP;

Berisikan nomor dan tanggal dari SIUP yang diperoleh.

9) Klasifikasi bidang usaha

Berisikan empat digit kode klasifikasi bidang usaha, maksimum dalam satu

SIUP tiga bidang usaha.

10) Status usaha tunggal/pusat/cabang;

Berisikan data keterangan status dari suatu unit usaha.

11) Alamat usaha (alamat pusat, alamat cabang);

Berisikan alamat jelas baik kantor pusat maupun kantor cabang.

12) Denah lokasi/koordinat map;

Berisikan data denah lokasi unit usaha disertai posisi koordinatnya (map)

13) Akta pendirian/perubahan;

Diisikan data tanggal, nomor, dan nama notaris penerbit akta notaris

terkait pendirian suatu unit usaha dan perubahannya.

b. Struktur organisasi;

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau unit usaha dalam menjalankan

Page 21: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 15

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi

menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu

dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang

siapa melapor kepada siapa.

c. Nomor rekening bank (jika ada);

Nomor rekening yang digunakan dalam operasional suatu unit usaha.

d. Status modal (PMA/PMDN/BUMN/BUMD/Swasta lainnya);

Berisikan data keterangan untuk status modal suatu unit usaha.

e. Pemegang saham dan struktur pemodalan;

Berisikan data mengenai daftar pemegang saham dan struktur besaran

permodalannya.

f. Pengurus dan komisaris;

Berisikan data pengurus (dewan redaksi) dan dewan komisaris sesuai akta

pendirian PT dibuat oleh Notaris.

g. Proses produksi;

Adalah gambaran proses atau urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang

terjadi secara alami atau didesain, menggunakan waktu, ruang, metode,

keahlian atau sumber daya lainnya, dalam rangka menghasilkan suatu produk

dari suatu unit usaha.

h. Kapasitas produksi;

Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang

dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, Hotel memiliki

kapasitas kamar 200 rooms, restoran memiliki kapasitas tempat duduk 500

orang.

Page 22: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 16

i. Input/bahan baku;

Berisikan data semua bahan baku yang digunakan oleh unit usaha dalam

memproduksi suatu produk.

j. Supplier utama;

Berisikan data pemasok bahan baku dan bahan yang digunakan dalam proses

produksi yang paling dominan.

k. Ouput/hasil produksi;

Berisikan data jenis-jenis produksi baik barang maupun jasa yang dihasilkan

dari suatu unit usaha.

l. Customer utama;

Berisikan data pelanggan yang secara komersial merupakan pelanggan

potensial.

m. Prospektus.

Gabungan antara profil unit usaha dan laporan tahunan yang menjadikannya

sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga/ unit usaha untuk

memberikan gambaran mengenai saham yang ditawarkannya untuk dijual

kepada publik.

Suatu prospektus umumnya berisikan informasi material

tentang reksadana, saham, obligasi dan investasi lainnya seperti misalnya

penjelasan tentang bidang usaha perseroan, laporan keuangan, biografi dari

dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai kompensasi

mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perseroan, daftar aset

perseroan, dan lain-lain informasi yang bersifat material.

2. Data Akumulatif

a. Data Series atau bulanan SPTPD

1) Laporan Laba Rugi (L/R)

Page 23: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 17

Laporan Laba Rugi (L/R) adalah bagian dari laporan keuangan unit usaha

yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-

unsur pendapatan dan beban unit usaha sehingga menghasilkan suatu laba

atau rugi bersih. Elemen-elemen laporan laba rugi hotel, antara lain:

a) Penjualan

Ini menjelaskan tentang jumlah penjualan atas jasa dan/atau produk

yang ditawarkan oleh hotel atau restoran setiap periode. Jasa dan/atau

produk yang umumnya ditawarkan oleh hotel antara lain: jasa kamar,

jasa laundry, jasa penyewaan ruangan, jasa transportasi dan

komunikasi serta jasa lainnya. Sedangkan di restoran, jasa dan/atau

produk yang umumnya ditawarkan oleh restoran antara lain jasa

penyediaan makanan dan minuman.

b) Harga Pokok dan Biaya Operasional

Ini menjelaskan tentang jumlah harga pokok produksi dan biaya-biaya

operasional yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan

dalam setiap periode. Harga pokok produksi merupakan biaya-biaya

yang dikeluarkan langsung berhubungan dalam rangka proses

menghasilkan produk, seperti Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Biaya

overhead. Biaya-biaya operasional yang terdapat pad hotel dan

restoran antara lain biaya gaji, upah serta bahan habis pakai.

2) Neraca

Neraca melaporkan posisi kekayaan dan kewajiban baik hotel maupun

restoran pada periode tertentu. Dalam neraca terdapat akun-akun antara

lain kas, piutang, aktiva lancar, aktiva tetap, utang lancar, utang jangka

panjang serta modal. Informasi terkait neraca unit usaha harus termuat

dalam profile WP Hotel dan Restoran.

Page 24: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 18

3) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan/unit usaha (RKAP)/Laporan Kegiatan

Usaha (LKU)

RKAP disusun oleh Unit usaha untuk mencapai tujuan unit usaha di masa

mendatang (plan for future). RKAP dalam pengelolaan pajak hotel dan

restoran dapat digunakan untuk menganalisis potensi pajak hotel dan

restoran. Informasi terkait RKAP harus termuat dalam profile WP Hotel

dan Restoran.

b. Data Perkembangan usaha

Sektor hotel dan restoran memegang peranan penting dalam pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Umumnya, jumlah hotel maupun restoran mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menimbulkan potensi bagi

pendapatan bagi daerah. Oleh karena itu, diperlukan data-data yang

komprehensif terkait profile WP Hotel dan Restoran.

1) Pembukuan dan pencatatan

Setiap WP hotel atau restoran wajib membuat pencatatan atau pembukuan

atas usahanya. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan

secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang

meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah

harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk

periode Tahun Pajak tersebut. WP yang wajib menyelenggarakan

pembukuan sebagai berikut:

a) WP Badan.

b) WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha kecuali WP Orang

Pribadi yang peredaran brutonya sebesar yang diatur dalam Perda.

Page 25: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 19

Pencatatan yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan secara teratur

tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto

sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk

penghasilan yang bukan objek pajak.

2) Hal-hal yang harus diatur dalam pembukuan atau pencatatan untuk

penghitungan Pajak Hotel minimum adalah sebagai berikut:

a) Data tingkat hunian (occupation rate) dari Biro Pusat Statistik;

b) Jumlah kamar yang tersedia per jenis/type kamar;

c) Jumlah kamar yang terisi per jenis/type kamar;

d) Harga kamar per jenis/type kamar;

e) Jumlah pembayaran yang terdiri:

(1) Persewaan kamar;

(2) Penjualan makanan dan minuman;

(3) Fasilitas hotel; dan

(4) Pelayanan penunjang

f) Jumlah tamu hotel yang sarapan pagi;

g) Jumlah air mineral (compliment) yang terpakai;

h) Data dukung lainnya misalnya data dari Perhimpunan Hotel dan

Restoran Indonesia (PHRI); dan

i) Laporan SPT WP orang pribadi atau badan.

3) Sedangkan untuk penghitungan Pajak Restoran adalah sebagai berikut:

a) Harga makanan per jenis makanan;

b) Harga minuman per jenis makanan;

c) Jumlah pembayaran makanan dan minuman yang terjual;

d) Jumlah kursi, meja, meja lesehan, piring dan gelas yang tersedia;

e) Data tingkat kunjungan dari Biro Pusat Statistik;

Page 26: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 20

f) Data dukung lainnya misalnya data dari Perhimpunan Hotel dan

Restoran Indonesia (PHRI); dan

g) Laporan SPT WP orang pribadi atau badan.

c. Data Kewajiban Perpajakan

1) Pelaporan

Sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah, Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) mempunyai fungsi

sebagai suatu sarana bagi WP di dalam melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak yang sebenarnya

terutang. SPTPD berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan

Pajak baik yang dilakukan WP sendiri maupun melalui mekanisme

pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh pihak

pemotong/pemungut. Selain itu juga untuk melaporkan aset dan

kewajiban, dan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang

pemotongan dan pemungutan Pajak yang telah dilakukan. Oleh karena itu,

SPTPD mempunyai makna yang cukup penting baik bagi WP maupun

pengelola Pajak.

2) Pembayaran

WP berkewajiban untuk membayar pajak daerah. Pembayaran pajak

daerah dilakukan di Unit Pelayanan terkait di daerah. Formulir yang

digunakan untuk membayar pajak berupa Surat Setoran Pajak Daerah

(SSPD). SSPD merupakan surat setoran pajak yang digunakan WP untuk

melakukan penyetoran atau pembayaran pajak ke kas daerah melalui unit

pelayanan atau media pembayaran pajak lainnya. Fungsi dari SSPD adalah

sebagai bukti pembayaran pajak. SSPD dianggap sah apabila sudah

disahkan pejabat unit pelayanan penerima pembayaran atau divalidasi

pembayarannya.

Page 27: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 21

3) Ketetapan

Ketetapan pajak melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) berfungsi

sebagai:

a) Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang

nyata-nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi

kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi

ketentuan perpajakan.

b) Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.

c) Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.

d) Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.

e) Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

Jenis-jenis ketetapan pajak adalah sebagai berikut:

a) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) adalah surat

ketetapan pajak daerah yang menentukan besarnya jumlah pokok

pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok

pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus

dibayar.

b) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT)

adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah

pajak yang telah ditetapkan sebelumnya.

c) Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak

karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang

atau tidak seharusnya terutang.

d) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) adalah surat ketetapan

pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan

Page 28: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 22

jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit

pajak.

4) Restitusi

Restitusi adalah permohonan WP atas kelebihan pembayaran pajak yang

dikembalikan melalui proses:

a) penelitian untuk pengembalian kelebihan pembayaran pajak,

b) verifikasi untuk pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang,

c) pemeriksaan dengan ketentuan bahwa apabila ternyata WP

mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi

terlebih dahulu utang pajak tersebut.

Restitusi terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar

lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan

pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang, dengan catatan WP

tidak punya hutang pajak lain.

5) Tunggakan

Tunggakan Pajak adalah sejumlah pajak yang belum dilunasi berdasarkan

STPD yang di dalamnya terdapat pokok pajak yang terutang, SKPDKB,

SKPDKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, dan Putusan

Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus

dibayar bertambah. Termasuk pajak yang seharusnya tidak dikembalikan,

sebagaimana diatur dalam Peraturan perundang-undangan tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Daerah.

6) Keberatan atau Banding

WP mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu ketetapan

pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis paling lambat 3 bulan

sejak:

a) tanggal dikirim surat ketetapan pajak,

Page 29: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 23

b) tanggal pemotongan atau pemungutan kecuali apabila WP dapat

menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi

karena keadaan di luar kekuasaannya.

Apabila WP masih belum setuju dengan Surat Keputusan Keberatan atas

keberatan yang diajukannya, maka WP masih dapat mengajukan banding

ke Badan Peradilan Pajak.

Atas keberatan atau banding tersebut Kepala Daerah atau pejabat yang

ditunjuk dapat menolak, menerima sebagian atau menerima seluruhnya

dan akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua

belas) bulan sejak surat keberatan diterima.

7) Pemeriksaan

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,

keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan

profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan. Pemeriksaan juga

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Data yang dimasukkan di sini antara lain

Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak (LHP), Risalah/Ikhtisar hasil pembahasan

akhir pemeriksaan dan dokumen lain yang diperlukan dari unit usaha yang

bersangkutan.

8) Tindakan Penagihan Pajak

Penagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penagihan pajak

aktif dan penagihan pajak pasif. Penagihan pajak pasif dilakukan melalui

penerbitan STPD atau SKPD. Penagihan pajak aktif atau penagihan pajak

dilakukan dengan surat paksa yang merupakan kelanjutan dari penagihan

pajak pasif, dimana fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim

surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan

Page 30: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 24

tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

penagihan pajak.

3. Data Lain-Lain/Pihak Lainnya

a. Data transaksi dari pihak lain

Berisikan data transaksi dari pihak ketiga (Supplier, Customer, Instansi,

Lembaga, Asosiasi dan pihak lain).

b. Data Anggaran dan Realisasi PAD Pemda dari tahun 2010

Berisikan data target dan realisasi PAD dari tahun 2010 sampai dengan

sekarang (Kalau bisa bulanan).

C. Collecting Data

1. Sumber Data

a. Data Internal

Data yang diperoleh dari database perpajakan (misalnya dari pendaftaran

NPWPD, SPTPD, permohonan keberatan dan lampirannya, hasil pemeriksaan

dan lain sebagainya)

b. Data Eksternal

Data dan informasi yang diperoleh dari pihak lain, baik dari Instansi lainnya

maupun dari pihak ketiga, misalnya otoritas pengawas, media massa, internet

dan lawan transaksi.

2. Cara yang dilakukan dalam Collecting Data:

a. Download data dari sistem informasi yang ada untuk mengumpulkan semua

data tentang WP tersebut.

b. Mengumpulkan data dari berkas WP.

c. Mengumpulkan data dari bagian lain dalam instansi yang bersangkutan.

Page 31: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 25

d. Mengumpulkan data dari otoritas pengawas (misalnya data WP BUMN yang

diperiksa BPKP, data Unit usaha Go Public ke BEJ)

e. Observasi (misalnya Visitation)

f. Kuesioner

g. Wawancara (misal Konseling, Focus Group Discussion per wilayah, Industrial

Partnership).

h. Explorasi data sekunder.

i. Kerjasama dengan pihak lain.

D. Kendala dan permasalahan dalam collecting data

1. Internal

a. Jumlah dan kompetensi SDM yang kurang memadai.

b. Data tersebar dimasing-masing bagian dan masih dalam bentuk hardcopy.

c. Belum ada SOP/bisnis proses yang mengatur pengumpulan dan updating,

pengolahan data dan penyajian informasi perpajakan pada satu bagian yang

ditunjuk.

d. Belum ada perangkat sistem/teknologi informasi yang terintegrasi untuk

mengolah data, menyajikan dan mendistribusi informasi guna mendukung

kinerja berbagai tugas dan fungsi administrasi perpajakan.

2. Eksternal

a. Adanya kecenderungan WP Hotel dan Restoran menghindar saat dilakukan

pendataan. Hal ini menyebabkan proses pemutakhiran data hanya dapat

dilakukan dengan menggunakan informasi dari pihak ketiga dan pihak lainnya

yang mendukung kelengkapan data.

b. Adanya WP Hotel dan Restoran yang tidak menyampaikan data secara benar

sehingga informasi yang diberikan tidak akurat. Misalnya, terdapat hotel dan

restoran yang menggunakan billing yang terpisah antara penghasilan utama

Page 32: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 26

dan penghasilan lainnya. Penggunaan billing yang terpisah dapat menjadi

indikasi penggelapan jumlah peredaran usaha yang sebenarnya.

c. Adanya usaha-usaha yang tidak memiliki izin sehingga pendata tidak memiliki

informasi terkait dengan telah berdirinya usaha hotel dan restoran. Hal ini

menyebabkan keterlambatan dalam pengumpulan data.

d. Kurangnya pengetahuan WP dalam melakukan pembukuan sehingga masih

terdapat usaha-usaha yang belum memiliki pembukuan untuk keperluan

perpajakan.

e. Belum adanya peraturan yang mengatur kewajiban instansi atau pihak ketiga

yang diharuskan untuk memasok data perpajakan yang diperlukan.

f. Belum ada sistem informasi berbasis web/online yang digunakan untuk

menerima dan mengolah informasi dari WP maupun dari pihak ketiga/pihak

lain (ILAP).

Page 33: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 27

BAB III

PEMANFAATAN PROFILING WAJIB

PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

Page 34: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 28

Profiling WP Hotel dan Restoran yang disusun sesuai elemen data yang terstruktur dan

lengkap untuk menunjang berbagai kebutuhan data masing-masing tugas dan fungsi

dari organisasi menjadi suatu keniscayaan pada instansi pengelola perpajakan daerah

yang modern dalam layanannya. Idealnya, pemda menggunakan dukungan sistem

pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara online yang dapat disusun dengan

berbasis web yang terintegrasi dengan pihak manajemen/WP.

Berikut ini diuraikan manfaat dan kegunaan penyusunan Profiling WP Hotel dan

Restoran, serta pentingnya peraturan tentang kewajiban Instansi, Lembaga, Asosiasi

dan Pihak lain (ILAP) dalam mendukung ketersediaan data terkait perpajakan daerah,

serta langkah-langkah,yang dapat dilakukan Pemda dalam membangun sistem

aplikasi/Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

A. Evaluasi/Analisis Perpajakan WP Hotel dan Restoran

1. Analisis Data Pajak Hotel dalam rangka penggalian potensi penerimaan pajak

daerah.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka analisis data Pajak Hotel

sebagai berikut:

a. Melakukan pengumpulan informasi/data pajak hotel, antara lain:

1) Jumlah kamar yang tersedia per jenis/tipe kamar;

2) Jumlah kamar yang terisi per jenis/tipe kamar;

3) Harga kamar per jenis/tipe kamar;

4) Jumlah pembayaran yang terdiri dari:

a) Persewaan kamar;

b) Penjulan makanan dan minuman;

c) Fasilitas hotel, dan

d) Pelayanan penunjang

5) Jumlah tamu hotel yang sarapan pagi;

Page 35: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 29

6) Jumlah air mineral (compliment) yang terpakai;

7) Data tingkat hunian (occupation rate) dari Biro Pusat Statistik;

8) Laporan SPT Tahunan WP orang pribadi atau badan;dan

9) Data dukung lainnya misalnya data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran

Indonesia (PHRI).

b. Menganalisa tingkat hunian dan peredaran usaha (omzet) objek pajak hotel.

c. Membandingkan tingkat hunian hasil analisis dengan data-data sebagai berikut:

1) Jumlah tamu yang memanfaatkan fasilitas hotel berupa sarapan pagi

dengan jumlah kamar yang terisi; dan

2) Jumlah air mineral (compliment) yang terpakai berdasarkan informasi data

yang diperoleh.

d. Melakukan perbandingan tingkat hunian dan analisis peredaran usaha objek

pajak hotel dengan:

1) Data tingkat hunian per jenis objek pajak hotel dari Badan Pusat Statistik

berdasarkan data yang diperoleh;

2) Data tingkat hunian dan analisis peredaran usaha objek pajak hotel sejenis

pada wilayah yang sama yang telah dilakukan analisis sebelumnya; dan

3) Peredaran usaha pajak hotel berdasarkan SPT Tahunan WP orang

pribadi/badan yang diperoleh.

2. Analisis Data Pajak Restoran dalam rangka penggalian penggalian potensi

penerimaan pajak daerah.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka analisis data Pajak Restoran

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan informasi data pajak restoran, yaitu sebagai berikut:

1) Jumlah meja dan kursi yang tersedia;

2) Jumlah pembayaran yang terdiri dari:

Page 36: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 30

a) Pembayaran atas makanan

b) Pembayaran atas minuman

3) Jumlah tamu restoran;

4) Data tingkat kunjungan dari Biro Pusat Statistik; dan

5) Laporan SPT Tahunan WP orang pribadi atau badan.

6) Data dukung lainnya misalnya data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran

Indonesia (PHRI).

b. Menganalisa tingkat kunjungan dan peredaran usaha (omzet) objek pajak

restoran.

c. Membandingkan tingkat kunjungan hasil analisis dengan data-data sebagai

berikut:

1) Jumlah tamu/konsumen yang datang ke restoran/rumah makan;

2) Paket menu minimal yang biasa dikonsumsi.

d. Melakukan perbandingan tingkat kunjungan dan analisis peredaran usaha

objek pajak restoran dengan:

1) Data tingkat kunjungan per jenis objek pajak restoran dari Badan Pusat

Statistik berdasarkan data yang diperoleh;

2) Data tingkat kunjungan dan analisis peredaran usaha objek pajak restoran

sejenis pada wilayah yang sama yang telah dilakukan analisis sebelumnya;

dan

3) Peredaran usaha pajak restoran berdasarkan SPT Tahunan WP orang

pribadi atau badan yang diperoleh.

B. Pemutakhiran Data Profil Wajib Pajak Hotel Dan Restoran

1. Karakteristik data profil WP terdiri dari:

a. Data yang disajikan secara otomatis;

b. Data yang diisi secara manual.

Page 37: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 31

2. Account Tax Officer (ATO; Pelaksana yang mempunyai tugas memberikan layanan

konsultasi dan pengawasan WP) harus melakukan pemutakhiran data profil WP

atas:

a. data yang diisi secara manual:

b. melakukan updating apabila terdapat perbedaan data antara profil WP dengan

kondisi aktual WP, misalnya perbedaan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) dan

alamat WP.

3. Pemutakhiran data profil WP dapat bersumber dari:

a. hasil kunjungan kerja ke WP(visit);

b. data hasil pemeriksaan yang berbeda atau belum ada di profil;

c. data penagihan yang berbeda atau belum ada di profil;

d. data lainnya.

4. Laporan pengawasan dari hasil pemutakhiran data profil WP dalam bentuk

tabulasi secara periodik.

C. Tata Cara Pemutakhiran Profil Wajib Pajak

Prosedur Kerja:

1. Dalam hal terdapat perbedaan data profile WP antara sistem dengan kondisi

aktual WP, maka ATO wajib melakukan pemutakhiran data.

2. ATO melengkapi data profile WP dari berbagai sumber data yang ada. Dalam

hal, diperlukan kunjungan kerja ke WP, ATO menyiapkan daftar WP yang

menjadi target kunjungan kerja kemudian menyerahkan daftar tersebut ke

Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

3. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi membuat dan mencetak konsep

Surat Tugas Kunjungan Kerja ke WP kemudian menyerahkannya ke Kepala

Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

Page 38: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 32

4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf konsep Surat

Tugas Kunjungan Kerja ke WP kemudian menyerahkannya ke Kepala Kantor.

5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Tugas

Kunjungan kerja ke WP kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi.

6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menerima Surat Tugas Kunjungan

Kerja ke WP dan menugaskan Account Tax Officer untuk melakukan

kunjungan kerja ke WP yang telah ditentukan.

7. Account Tax Officer melakukan kunjungan ke WP dan membuat Konsep

Laporan Hasil Kunjungan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi.

8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyetujui dan menandatangani

Laporan Hasil Kunjungan.

9. Berdasarkan Laporan Hasil Kunjungan Kerja, Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi menugaskan Account Tax Officer untuk melakukan pemutakhiran

data Profil WP.

10. Account Tax Officer memasukkan/mengunggah (input/upload) data Profil WP

pada aplikasi.

11. Dalam hal telah dilakukan pemeriksaan terhadap WP dan berdasarkan hasil

pemeriksaan terdapat data aktual WP yang tidak sesuai atau belum terdapat

dalam data pada profil WP maka Fungsional Pemeriksa melalui Kepala Seksi

Pemeriksaan wajib mengusulkan pemutakhiran profil WP dengan mengirimkan

perubahan data tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

untuk selanjutnya dilakukan pemutakhiran data pada aplikasi.

12. Kepala Seksi Penagihan dapat mengajukan pemutakhiran data profil WP

apabila dalam upaya penagihan yang dilakukan terdapat perbedaan antara

kondisi aktual WP dengan profil WP. Pemutakhiran data profil dapat

Page 39: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 33

dilakukan dengan mengirimkan usulan perubahan data kepada Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi untuk selanjutnya dilakukan pemutakhiran data

pada aplikasi.

D. Perhitungan Potensi Pajak Hotel dan Restoran

Potensi pajak daerah juga dapat dihitung dengan cara menghitung potensi pajak

daerah untuk masing-masing objek pajak. Potensi pajak daerah tersebut dihitung

dengan cara sebagai berikut:

Tarif pajak yang dikenakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

tercantum dalam undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah atau peraturan

daerah tentang pajak daerah. Basis pajak daerah harus dapat dihitung secara objektif

sehingga perhitungan potensi pajak daerah menggambarkan potensi pajak daerah di

lapangan.

Berikut ini adalah contoh perhitungan potensi pajak hotel dan restoran:

1. Menghitung Potensi Pajak Hotel

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan potensi pajak hotel, yaitu:

a. Mengidentifikasi objek pendapatan pajak hotel, yakni identifikasi seluruh

hotel yang ada meliputi hotel bintang, hotel melati, motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan dan sebagainya.

b. Menentukan hotel yang akan diteliti. Jika memungkinkan seluruh hotel

dilakukan survei dan dimasukkan dalam database potensi pendapatan.

Potensi Pajak Daerah = Basis Pajak x Tarif Pajak

Daerah

Page 40: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 34

Namun, dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka

dapat dilakukan pengambilan sampel.

c. Melakukan observasi untuk memperoleh data :

1) Kelas/jenis kamar

2) Tarif kamar

3) Jumlah kamar

4) Tingkat hunian kamar

d. Menghitung rata-rata hunian kamar

e. Menghitung rata-rata tarif kamar

f. Menghitung potensi pajak

Untuk memberikan gambaran cara menghitung potensi pajak hotel, berikut

adalah contoh data Hotel Santai:

Tipe Kamar Jumlah Tarif Kamar

VVIP 1 1.000.000

VIP 4 600.000

Superior 20 400.000

Delux 25 250.000

Standar 10 100.000

Jumlah Kamar 60

Tingkat Hunian (Bed Occupancy

Rate)*

45%*

Tarif Pajak Hotel 10%

*Keterangan: Data tingkat hunian bisa diperoleh melalui laporan WP, survey

lapangan atau data dari BPS/asosiasi/pihak lain

a. Langkah 1:

Menghitung Rata-rata Hunian Kamar

Page 41: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 35

Berdasarkan data tersebut, langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata

hunian kamar. Untuk menghitung rata-rata hunian kamar maka perlu

diobservasi jumlah kamar terpakai pada kondisi pengunjung ramai, normal,

dan sepi. Selanjutnya berdasarkan data jumlah kamar terpakai tersebut, dapat

dilakukan penghitungan rata-rata hunian kamar yang dapat dihitung dengan

dua cara, yaitu:

a) Rata-rata hunian kamar dengan metode rata-rata

Situasi (n) Jumlah Kamar

Terpakai (JKT)

Keterangan

Ramai 45 Rata-rata hunian kamar :

∑ 𝐽𝐾𝑇

𝑛 =

87

3

= 9

Normal 30

Sepi 12

Jumlah 87

b) Rata-rata hunian kamar dengan metode rata-rata tertimbang

Situasi JKT Frekuensi

(Jumlah Hari)

JKT x

Frekuensi

Keterangan

Ramai 45 100 hari 4.500 Rata-Rata Tetimbang:

∑𝐽𝐾𝑇 𝑥 𝐹𝑟𝑒𝑘

∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 =

10.680

360

= 29,67

Normal 30 170 hari 5.100

Sepi 12 90 hari 1.080

Jumlah 360 hari 10.680

Berdasarkan penghitungan rata-rata tingkat hunian kamar, maka diperoleh

tingkat hunian kamar dengan metode rata-rata sebesar 29, sedangkan tingkat

hunian kamar menggunakan metode rata-rata tertimbang sebesar 29,67 atau

Page 42: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 36

29 kamar. Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah rata-

rata tingkat hunian kamar antara kedua metode tersebut.

b. Langkah 2:

Menghitung Tarif Rata-Rata Kamar

Penghitungan rata-rata kamar dilakukan sebagai berikut:

Jenis Kamar Jumlah (N) Tarif Kamar (T) T x N

VVIP 1 1.000.000 1.000.000

VIP 4 600.000 2.400.000

Superior 20 400.000 8.000.000

Delux 25 250.000 6.250.000

Standar 10 100.000 1.000.000

Jumlah Kamar 60

18.625.000

Tarif Rata-Rata

per Kamar

∑(𝑇𝑥𝑁)

∑𝑁=

18.625.000

60= 310.416

c. Langkah 3:

Menghitung Potensi Pajak Hotel:

Potensi Pajak Hotel =

Rata-rata tingkat hunian kamar x rata-rata tarif per

kamar x jumlah hari beroperasi x tariff pajak hotel

= 29 kamar x Rp 310.416 x 360 hari x 10%

= Rp324.074.300 per tahun atau Rp27.006.192,- per

bulan

Page 43: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 37

d. Langkah 4 melakukan identifikasi semua data yang diperlukan terkait hotel

sebagai target dalam rangka menemukan data benchmarking yang akan

digunakan untuk perhitungan potensi dan menguji tingkat kepatuhan WP.

Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

1) Informasi dari Daftar Tarif Kamar “Hotel Mamamia”

a) Daftar Tipe kamar:

No Tipe Kamar Jumlah Kamar

Harga per Kamar

1 Standard 250 Rp 850.000

2 Deluxe 150 Rp 1.000.000

3 Grand Deluxe 50 Rp 1.500.000

4 Suite 20 Rp 3.500.000

Total 470

*) Asumsi: 1 Kamar mendapatkan 1 set peralatan mandi setiap hari

b) Daftar Harga Fitness Center

Tarif Rp 50.000 /orang/kunjungan *) Asumsi: Per pengunjung mendapat fasilitas handuk gratis

c) Meeting Room

Tarif Rp 5.000.000 /6 jam *) Asumsi: Kapasitas Maksimal 30 Orang (Include Snack)

2) Informasi dari Data SPTPD Bulan November 2017

a) Pendapatan Bulan November 2017:

- Kamar Rp. 5.025.000.000

- Fitness Center Rp. 75.000.000

- Meeting Room Rp 150.000.000

- Lain-lain Rp. -

Total Penjualan Rp. 5.225.000.000

b) Lampiran SPTPD:

1> Tipe Kamar

Page 44: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 38

No Tipe Kamar Kamar terpakai

Harga per Kamar

Total Pendapatan

1 Standard 3000 Rp 850.000 Rp 2.550.000.000

2 Deluxe 1500 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000.000

3 Grand Deluxe 300 Rp 1.500.000 Rp 450.000.000

4 Suite 150 Rp 3.500.000 Rp 525.000.000

Total 4950 Rp 5.025.000.000

2> Fitness Center

3> Meeting Room

*) Asumsi:

> Peserta mendapat snack & air mineral

> Peserta Max. 30 orang

3) Informasi dari Data Pembukuan:

1. Sisa Sabun Bulan Lalu 500 buah

2. Belanja Sabun Bulan Ini 5000 buah

3. Sisa Sabun Bulan Ini 200 buah

4. Sisa Air Mineral Bulan Lalu 200 botol

5. Belanja Air Mineral Bulan Ini 1000 botol

6. Sisa Air Mineral Bulan Ini 100 botol

7. Laporan Laundty Handuk di Fitness Center 1750 buah

e. Langkah ke 5 mengidentifikasi dan menggunakan data-data yang diperlukan

sebagai jangkar/benchmarking untuk menghitung potensi pajak hotel yang

seharusnya dan menilai tingkat resiko/kepatuhan WP tersebut. Adapun

langkah-langkah detailnya adalah sebagai berikut:

No Fasilitas Pengunjung bulan Nov

Harga per Kunjungan

Total Pendapatan

1 Fitness Center 1500 Rp 50.000 Rp 75.000.000

No Fasilitas Sesi

Sewa

Peserta

Meeting

bulan

November

Harga per

Sesi

Total

Pendapatan

1 Meeting

Room

30 900 Rp 5.000.000 Rp 150.000.000

Page 45: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 39

1) Menghitung potensi pajak restoran yang seharusnya.

b) Informasi dari Data Pembukuan

c) Kertas Kerja Hasil Pemeriksaan

No Fasilitas Hotel Benchmark Jumlah Terpakai Satuan

1 Kamar Sabun 500+5.000-200 5.300 Kamar

2 Fitness Center Handuk 1.750 Pengunjung

3 Meeting Room Air Mineral (200+1.000-100)/30 orang 37 Meeting Event

2) Apakah WP tersebut dalam kategori WP berisiko?

Pendapatan

No Uraian Jumlah Satuan

1 Sisa sabun bulan lalu 500 buah

2 Belanja sabun bulan ini 5.000 buah

3 Sisa sabun bulan ini 200 buah

4 Sisa air mineral bulan lalu - Meeting Room Department

200 botol

5 Tambahan stok air mineral bulan ini - Meeting Room Department

1.000 botol

6 Sisa stock air mineral bulan ini 100 botol

7 Laporan laundry handuk di Fitness Center 1.750 buah

No. Fasilitas

Pengunjung (per sewa)

Tarif/Harga Pendapatan

SPTPD Potensi SPTPD Potensi

1 Kamar 4.950 5.300 Rp 1.079.787 Rp5.344.946.809 Rp5.722.872.340

2 Fitness Center

1.500 1.750 Rp 50.000 Rp75.000.000 Rp87.500.000

3 Meeting

Room 30 37 Rp 5.000.000 Rp150.000.000 Rp183.333.333

Omzet Penjualan (Dasar Pengenaan Pajak) Rp5.569.946.809 Rp5.993.705.674

Pajak Daerah Rp556.994.681 Rp599.370.567

Page 46: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 40

No Uraian Objek Pajak Hotel

Pendapatan

SPTPD Potensi Selisih Selisih

(%)

1 Objek Hotel Rp5.569.946.809 Rp5.993.705.674 Rp 423.758.865 7.07

Pajak Hotel

No Uraian Objek Pajak Hotel

Pajak Daerah

SPTPD Potensi Selisih Selisih

(%)

1 Objek Hotel Rp556.994.681 Rp599.370.567 Rp 42.375.886 7.07

Kesimpulan: WP Hotel Mamamia merupakan WP Hotel yang memiliki

prosentase tingkat kepatuhan tinggi dan berisiko rendah karena prosentase

potensial lost/resiko = 7.07% (Hijau)

2. Potensi Pajak Restoran

Untuk menghitung potensi pajak restoran, langkah-langkahnya hampir sama

dengan dengan perhitungan potensi pajak hotel. Dasar pengenaan pajak resoran

adalah omzet penjualan. Penjual atau pemilik usaha restoran adalah wajib pajak

yang membebankan pajak restoran kepada pembeli sebesar tarif pajak dikalikan

dengan jumlah rupiah makanan/minuman yang dibeli. Dengan demikian, jumlah

seluruh pembayaran yang dilakukan pembeli sudah termasuk didalamnya

pembayaran pajak restoran. Kemudian pemilik restoran sebagai wajib pajak

menyetorkan pajak restoran tersebut kepada pemerintah daerah.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam perhitungan potensi pajak restoran, yaitu:

a. Mengidentifikasi objek pajak restoran, yakni melakukan identifikasi seluruh

objek pajak restoran meliputi rumah makan, kafetaria, kantin, warung makan,

dan cafe yang ada.

Page 47: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 41

b. Menentukan objek restoran yang akan diteliti potensi pajak restorannya.

c. Melakukan observasi, pengumpulan dan identifikasi data dengan tujuan untuk

memperoleh data omzet penjualan, jumlah pengunjung restoran, jumlah

meja/kursi tersedia, daftar menu dan harga, dan sebagainya yang akan

digunakan sebagai data benchmarking.

d. Melakukan penghitungan potensi pajak restoran.

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam penghitungan perhitungan

potensi pajak restoran.

a. Langkah 1: Menghitung Rata-rata Omzet Penjualan

Data omzet penjualan dapat diperoleh dari hasil observasi dan wawancara

dengan pemilik restoran, ataupun melakukan pengecekan atas data laporan

keuangan atau laporan pajak. Sama seperti tingkat hunian kamar hotel, omzet

penjualan restoran juga kemungkinan besar bersifat fluktuatif, sehingga dapat

dibedakan menjadi kondisi ramai, normal, dan sepi. Sebagai contoh, di

bawah ini penghitungan rata-rata omzet penjualan per hari restoran Mantap

Saji:

1a) Rata-Rata Omzet Penjualan Perhari Metode Rata-rata

Situasi Omzet

Penjualan

Keterangan

Ramai 3.000.000 =Rata-rata Omzet Penjualan

= ∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑂𝑚𝑧𝑒𝑡

𝑛

= 5.400.000

3

= 1.800.000

Normal 1.500.000

Sepi 900.000

Jumlah 5.400.000

Page 48: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 42

1b) Rata-Rata Omzet Penjualan Perhari Metode Rata-rata Tertimbang

Situasi Omzet Frekuensi

Jumlah

Hari

Omzet x

Frekuensi

Keterangan

Ramai 3.000.000 110 hari 330.000.000 Rata-rata tertimbang

= ∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑂𝑚𝑧𝑒𝑡

∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖

= 645.000.000

360

= 1.791.667

Normal 1.500.000 150 hari 225.000.000

Sepi 900.000 100 hari 90.000.000

Jumlah 360 hari 645.000.000

Berdasarkan penghitungan rata-rata omzet penjualan, maka dapat dipilih

salah satu rata-rata omzet penjualan perhari misalnya diambil yang tertinggi.

Selanjutnya dapat dihitung data potensi pajak, yaitu:

b. Langkah 2:

Menghitung Potensi Pajak Restoran

= Rp1.800.000,- x 360 hari x 10%

= Rp64.800.000 per tahun atau Rp5.400.000

per bulan

c. Langkah 3 melakukan identifikasi semua data yang diperlukan terkait restoran

target dalam rangka menemukan data benchmarking yang akan digunakan

Potensi Pajak Restoran =

Rata-Rata Omzet Penjualan x

Jumlah Hari Beroperasi x Tarif

Pajak Restoran

Page 49: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 43

untuk perhitungan potensi dan menguji tingkat kepatuhan WP. Sebagai

contoh adalah sebagai berikut:

1) Informasi dari Daftar Menu “RM Saung Pak De”

a) Daftar harga makanan:

Makanan Harga per Porsi

1 Nasi Putih Rp 6.000

2 Ayam Bakar Rp 17.000

3 Pecel Lele Rp 18.000

4 Daging Gepuk Rp 20.000

5 Cah Kangkung Rp 15.000

6 Sayur Asem Rp 10.000

7 Tempe Goreng Rp 5.000

8 Tahu Goreng Rp 5.000

b) Daftar harga minuman:

Minuman Harga Per Porsi

1 Es Jeruk Rp 14.000

2 Es Teh Manis Rp 5.000

3 Es Kelapa Rp 14.000

4 Air Mineral Rp 6.000

5 Teh Botol Rp 8.000

6 Aneka Jus Buah Rp 18.000

2) Informasi dari Data SPTPD Bulan November 2017

a) Rekap SPTPD:

Penjualan Bulan November 2017

Makanan Rp. 174.200.000

Minuman Rp. 34.850.000

Lain-lain Rp. -

Total Penjualan Rp. 209.050.000

b) Lampiran SPTPD:

1> Makanan

Makanan Penjualan

(Porsi) Harga Total Pendapatan

Nasi Putih 3600 Rp. 6.000 Rp. 21.600.000

Page 50: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 44

Ayam Bakar 1600 Rp. 17.000 Rp. 27.200.000

Pecel Lele 800 Rp. 18.000 Rp. 14.400.000

Daging Gepuk 1200 Rp. 20.000 Rp. 24.000.000

Cah Kangkung 2500 Rp. 15.000 Rp. 37.500.000

Sayur Asem 2300 Rp. 10.000 Rp. 23.000.000

Tempe Goreng 2800 Rp. 5.000 Rp. 14.000.000

Tahu Goreng 2500 Rp. 5.000 Rp. 12.500.000

Total Rp. 174.200.000

2> Minuman

Minuman Penjualan

(Porsi) Harga

Total

Pendapatan

Es Jeruk 650 Rp. 14.000 Rp. 9.100.000

Es Teh Manis 1150 Rp. 5.000 Rp. 5.750.000

Es Kelapa 500 Rp. 14.000 Rp. 7.000.000

Air Mineral 600 Rp. 6.000 Rp. 3.600.000

Teh Botol 500 Rp. 8.000 Rp. 4.000.000

Aneka Jus Buah 300 Rp. 18.000 Rp. 5.400.000

Total Rp. 34.850.000

3) Informasi dari data pembukuan:

1 Sisa Beras Bulan Lalu 40 Kg

2 Belanja Beras Bulan ini 600 Kg

3 Sisa beras bulan ini 60 Kg

4 Belanja Daging bulan ini 500 Kg

5 Belanja Ayam bulan ini 2500 Kg

6 Belanja Lele bulan ini 110 Kg

7 Belanja Kangkung bulan ini 2600 Ikat

8 Belanja Bahan Sayur Asem bulan ini 2500 Kantong

9 Belanja Tahu bulan ini 450 Blok

10 Belanja Tempe bulan ini 500 Blok

11 Belanja Buah bulan ini 500 Kg

4) Informasi data benchmarking dari hasil pemeriksaan periode yang lalu:

1 Piring Nasi = 1 porsi = 100 gr

1 Kg Daging = 15 Ptg = 15 Porsi

1 Ekor Ayam = 1,5 Kg = 8 Ptg = 8 Porsi

1 Blok Tempe = 24 Ptg = 6 Porsi

Page 51: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 45

1 Blok Tahu = 12 Ptg = 6 Porsi

1 Kg Lele = 8 Ekor = 8 Porsi

1 Ikat Kangkung = 1 Porsi

1 Kantong Sayur Asem = 1 Porsi

1 Kg Buah (ex: Apel) = 7 Buah = 7 Porsi

5) Diketahui Tingkat Resiko WP:

a) Tingkat Resiko rendah = 1% sd 20% = Hijau

b) Tingkat Resiko sedang = 21% sd 40% = Kuning

c) Tingkat Resiko tinggi = 41% keatas = Merah

d. Langkah ke 4 mengidentifikasi dan menggunakan data-data yang diperlukan

sebagai jangkar/benchmarking untuk menghitung potensi pajak restoran yang

seharusnya dan menilai tingkat resiko/kepatuhan WP tersebut. Adapun

langkah-langkah detailnya adalah sebagai berikut:

1) Menghitung potensi pajak restoran yang seharusnya.

a) Informasi dari data benchmarking:

No. Uraian Satuan

Porsi

Satuan

Fisik Satuan

1 1 Piring Nasi 1 100 gr

2 1 Kg Daging 15 1 Kg

3 1 Ekor Ayam 8 1,5 Kg

4 1 Blok Tempe 6 1 Blok

5 1 Blok Tahu 6 1 Blok

6 1 Kg Lele 8 1 Kg

7 1 Ikat Kangkung 1 1 Ikat

8 1 Kantong Sayur Asem 1 1 Kantong

9 1 Kg Buah 7 1 Kg

b) Informasi dari data pembukuan:

No. Uraian Satuan Potensi

(Porsi)

1 Sisa Beras Bulan Lalu 40 Kg

2 Belanja Beras Bulan ini 600 Kg

Page 52: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 46

3 Sisa beras bulan ini 60 Kg

4 Belanja Daging bulan ini 500 Kg 7,500

5 Belanja Ayam bulan ini 2,500 Kg 13,333

6 Belanja Lele bulan ini 110 Kg 880

7 Belanja Kangkung bulan ini 2,600 Ikat 2,600

8 Belanja Bahan Sayur Asem bulan ini 2,500 Kantong 2,500

9 Belanja Tahu bulan ini 450 Blok 2,700

10 Belanja Tempe bulan ini 500 Blok 3,000

11 Belanja Buah bulan ini 500 Kg 3,500

Pemakaian Beras Bulan Ini 580 Kg 5800

c) Perhitungan potensi dari data benchmarking, data pembukuan dan data

satuan harga dalam daftar menu:

1> Makanan:

No. Makanan

Penjualan (Porsi) Harga/

Porsi

Pendapatan

SPTPD Potensi SPTPD Potensi

1 Nasi Putih 3,600 5,800 Rp. 6,000 Rp. 21,600,000 Rp. 34,800,000

2 Ayam Bakar 1,600 13,333 Rp.17,000 Rp. 27,200,000 Rp.226,666,667

3 Pecel Lele 800 880 Rp.18,000 Rp. 14,400,000 Rp. 15,840,000

4 Daging Gepuk 1,200 7,500 Rp.20,000 Rp. 24,000,000 Rp.150,000,000

5 Cah Kangkung 2,500 2,600 Rp.15,000 Rp. 37,500,000 Rp. 39,000,000

6 Sayur Asem 2,300 2,500 Rp.10,000 Rp. 23,000,000 Rp. 25,000,000

7 Tempe Goreng 2,800 3,000 Rp. 5,000 Rp. 14,000,000 Rp. 15,000,000

8 Tahu Goreng 2,500 2,700 Rp. 5,000 Rp. 12,500,000 Rp. 13,500,000

Total Rp.174,200,000 Rp.519,806,667

Pajak Daerah Rp. 17,420,000 Rp. 51,980,667

2> Minuman:

No. Minuman

Penjualan (Porsi)

Harga/ Porsi

Pendapatan

SPTPD Potensi

SPTPD Potensi

1 Es Jeruk 650 650 Rp.14,000 Rp. 9,100,000 Rp. 9,100,000

2 Es Teh Manis 1,150 1,150 Rp. 5,000 Rp. 5,750,000 Rp. 5,750,000

Page 53: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 47

3 Es Kelapa 500 500 Rp.14,000 Rp. 7,000,000 Rp. 7,000,000

4 Air Mineral 600 600 Rp. 6,000 Rp. 3,600,000 Rp. 3,600,000

5 Teh Botol 500 500 Rp. 8,000 Rp. 4,000,000 Rp. 4,000,000

6 Aneka Jus Buah 300 3,500 Rp.18,000 Rp. 5,400,000 Rp. 63,000,000

Total Rp. 34,850,000 Rp. 92,450,000

Pajak Daerah Rp. 3,485,000 Rp. 9,245,000

2) Apakah WP tersebut dalam kategori WP berisiko?

No Uraian Objek Pajak

Restoran

Penjualan

SPTPD Potensi Selisih Selisih

(%)

1 Makanan Rp174,200,000 Rp519,806,667 Rp345,606,667 66.49

2 Minuman Rp 34,850,000 Rp 92,450,000 Rp 57,600,000 62.30

3 Lain-Lain Rp0 Rp0 Rp0 0

Total Rp209.050.000 Rp612,256,667 Rp403,206,667 65.86

No Uraian Objek Pajak

Restoran

Pajak Restoran

SPTPD Potensi Selisih Selisih

(%)

1 Makanan Rp17,420,000 Rp51,980,667 Rp34,560,667 66.49

2 Minuman Rp 3,485,000 Rp 9,245,000 Rp 5,760,000 62.30

3 Lain-Lain Rp0 Rp0 Rp0 0

Total Rp20,905,000 Rp61,225,667 Rp40,320,667 65.86

Kesimpulan: WP Rumah Makan Saung Pakde merupakan WP Restoran yang

memiliki prosentase tingkat kepatuhan rendah dan berisiko sangat tinggi

karena prosentase potensial lost/resiko = 65,86% (Merah)

Page 54: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 48

E. Pentingnya peraturan tentang kewajiban Instansi, Lembaga, Asosiasi dan Pihak lain

(ILAP) dalam mendukung ketersediaan data yang berkaitan dengan perpajakan

daerah.

Penyusunan profil database WP Hotel dan Restoran diantaranya dengan

mengumpulkan data terkait WP, baik yang bersifat tetap (data pokok) seperti

AD/ART pendirian perusahaan, nama pemilik dan pemegang saham, nama direksi

yang menjalankan usaha dan lain sebagainya, serta data yang bersifat dinamis

seperti laporan keuangan (neraca, arus kas, laporan rugi/laba dan lain sebagainya).

Kemudian data terkait pemenuhan kewajiban perpajakan WP juga dikumpulkan

seperti data pelaporan, pembayaran ketetapan, restitusi, tunggakan, dan lainnya.

Selain itu data lain yang juga dikumpulkan adalah semua data terkait dengan

kegiatan usaha hotel dan restoran ini, seperti supplier, rekanan jasa, dan pihak lain

yang terlibat langsung dengan objek pajak hotel dan restoran. Setelah data

tersebut terkumpul, data tersebut dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan

dibuatkan keterkaitan antar data satu dengan data yang lainnya sehingga

membetuk suatu profil data.

Profil data ini kemudian akan dimanfaatkan untuk kepentingan menggali informasi

perpajakan WP. Profil data dapat digunakan terutama untuk bahan analisis,

mengukur tingkat resiko dan kepatuhan WP, lebih mengenal WP yang terdaftar,

memonitor kewajaran omzet penjualan yang dilaporkan, perkembangan usaha

WP yang bersangkutan dan dapat juga digunakan untuk pengawasan, penggalian

potensi, serta untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik.

Profil data WP yang bersifat akumulatif perkembangannya cenderung sangat

dinamis, maka oleh sebab itu pemeliharaan data sangat penting dilakukan.

Pemeliharaan data menjadi penting untuk keberlangsungan relevansi dan akurasi

data profil WP. Tingkat relevansi dan akurasi terus dijaga agar dapat terus

Page 55: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 49

digunakan untuk menghitung potensi pajak hotel dan restoran lebih optimal dan

tepat sasaran. Profiling database WP merupakan data masukan yang penting

dalam proses pemeriksaan WP untuk menguji kepatuhan dan mendorong

kesadaran WP untuk membayarkan pajaknya secara optimal.

Pemeliharaan dan updating semua elemen database Profiling WP Hotel dan

Restoran memerlukan kontinuitas masukan dari sumber data. Sumber data (data

source) perpajakan daerah khususnya mengenai WP Hotel dan Restoran selain dari

internal juga dari eksternal (instansi, lembaga, asosiasi dan pihak lain/ILAP)

terkait.Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2012 tentang Pemberian dan

Penghimpunan Data dan Informasi yang Berkaitan Dengan Perpajakan maka untuk

menunjang keberlangsungan pasokan data tersebut perlu kiranya disusun

Peraturan Kepala Daerah yang mengatur hal tersebut. Penyusunan Peraturan

Kepala Daerah tersebut dapat mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan yang

mengatur tentang Rincian Jenis Data dan Informasi serta Tata Cara Penyampaian

Data dan Informasi yang Berkaitan dengan Perpajakan.

F. Langkah-langkah membangun sistem aplikasi/Teknologi informasi dan Komunikasi

(TIK)

Langkah awal menuju penggunaan sistem aplikasi yang terintegrasi, terlebih dahulu

Pemda dapat melakukan inventarisasi bisnis proses pada semua sistem aplikasi

yang sudah ada. Kemudian menyusun bisnis proses menyeluruh terhadap rencana

pembangunan sistem aplikasi yang terintegrasi untuk mendukung proses

automatisasi dan digitalisasi pekerjaan di semua lini organisasinya. Desain bisnis

proses sistem aplikasi yang terintegrasi tersebut diantaranya terdapat fungsi aplikasi

e-registration (pendaftaran WP), Geotagging, e-filling (pelaporan SPTPD), e-billing

(penerimaan RKUD), e-payment (pembayaran pajak), profile WP dan lain

sebagainya.

Page 56: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page 50

Setelah itu langkah berikutnya adalah menginventarisasi dan mengintegrasikan

database dari berbagai aplikasi yang ada menjadi database tunggal. Kemudian

melakukan cleansing atas semua database tunggal tersebut untuk dilakukan

mirroring sehingga database siap dipergunakan untuk sistem aplikasi baru yang

terintegrasi. Dalam waktu-waktu berikutnya bisa dilakukan untuk pengembangan

infrakstruktur teknologi informasi pendapatan daerah, pengembangan sistem

penerimaan pendapatan daerah, Pengembangan Sistem Pusat Pengolahan Data

dan Dokumen pendapatan daerah, pengembangan infrastruktur sistem portal,

Pemeliharaan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak.

Page 57: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page iv

DATA DUKUNGAN TUGAS DAN FUNGSI

No. Elemen Data Tugas dan Fungsi yang Didukung

A Data Pokok:

1 Identitas WP 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan dan

Pengelolaan Informasi, Monitoring,

Evaluasi dan Pengendalian

Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

2 Struktur organisasi 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

3 Nomor rekening bank (jika ada) 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Page 58: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page v

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

4 Status Modal

(PMA/PMDN/BUMN/BUMD/Swasta Lainnya)

1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

5 Pemegang saham dan struktur permodalan 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Page 59: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page vi

Banding

6 Pengurus dan komisaris 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

7 Proses produksi 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

8 Kapasitas Produksi 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Page 60: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page vii

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

9 Input/bahan baku 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

10 Supplier utama 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Page 61: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page viii

Banding

11 Output/hasil produksi 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

12 Costumer Utama 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

13 Prospektus 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Page 62: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page ix

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

B Data Akumulatif:

1 Data series atau bulanan SPTPD 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

2 Data Perkembangan Usaha 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan dan

Pengelolaan Informasi, Monitoring,

Evaluasi dan Pengendalian

Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Page 63: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page x

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

3 Data Kewajiban perpajakan 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

C Data Lain-Lain/Pihak Lainnya:

1 Data transaksi dari pihak lain 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

2 Data Anggaran dan Realisasi PAD Pemda dari

tahun 2010

1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan

Intensifikasi, Humas, Penyuluhan

dan Pengelolaan Informasi,

Monitoring, Evaluasi dan

Pengendalian Penerimaan.

Page 64: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page xi

2. funsi Perencanaan, Pengembangan

Potensi dan Basis Pajak, Penilaian,

Pengawasan dan Ekstensifikasi,

Penelitian dan Penetapan.

3. fungsi Pengumpulan, Identifikasi dan

Pemutakhiran Data, Analisis

Pengembangan Sistem dan Integrasi

Data, Infrastruktur dan Operasional

TI

4. fungsi Penyusunan Peraturan,

Penagihan, Keberatan, Pengurangan,

Penyidikan, Pemeriksaan dan

Banding

Page 65: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page xii

DAFTAR REFERENSI

1. PP Nomor 31 Tahun 2012 tentang Pemberian dan Penghimpunan Data dan

Informasi yang Berkaitan dengan Perpajakan;

2. Menteri Keuangan Nomor 39/ PMK.03/2016 Tanggal 22 Maret 2016 tentang

Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/ PMK.03/2013

tentang Rincian Jenis Data dan Informasi serta Tata Cara Penyampaian Data dan

Informasi yang Berkaitan Dengan Perpajakan;

3. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak tentang Modernisasi Administrasi

Perpajakan;

4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-09/Pj/2012 tentang Pedoman

Teknis Pemanfaatan Data Hasil Sensus;

5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-46/Pj/2015 tentang Cetak Biru

Teknologi Informasi Dan Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak;

6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2010 tentang Penggalian

Potensi Berbasis Profile dan Benchmark;

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/Pj/2012 tentang

Penyempurnaan Aplikasi Approweb Sebagai Sarana Pembuatan dan Pemutakhiran

Profil Wajib Pajak;

8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE–49/Pj/2016 tentang Pengawasan

Wajib Pajak Melalui Sistem Informasi Direktur Jenderal Pajak.

Page 66: B U K U P E D O M A N J NS=J 8 a -# G - / GJ= #1#8 · (SOP) sebagai panduan detail kinerja semua lini dari organisasi. Memodernisasi organisasi dan kelembagaaan harus didukung dengan

DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Page xiii

DAFTAR INDEK

Akumulatif, 12, 16, 50

Biaya overhead, 17

Billing, 2, 25, 26, 51

Collecting, 3, 5, 13, 24, 25

e-Filing, 3, 51

e-payment, 2, 51

e-Registration, 2, 13, 51

Explorasi, 25

Frekuensi, 35, 42

Geotagging, 2, 51

Go Public, 25

Input, 11, 16, 32

Kapasitas, 15, 37

Modernisasi, 2

Observasi, 25, 34, 35, 41, 42

Omzet, 29, 30, 40, 41, 42, 43

Partnership, 25

Pemutakhiran, 25, 30, 31, 32, 33

Profiling, 3, 4, 5, 7, 13, 27, 28

Prospektus, 16

Restitusi, 22, 50

Simpada, 3

Stakeholders, 6