ayah sebagai pengasuh bagi anak yang belum...

126
AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ (Analisis Putusan Perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy) Oleh: SYAHBANA ARIEF NIM.1110044100043 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ( AHWAL SYASKHSIYYAH ) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1437 H / 2015 M

Upload: trinhtuyen

Post on 11-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ

(Analisis Putusan Perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)

Oleh:

SYAHBANA ARIEF

NIM.1110044100043

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

( A H W A L S Y A S K H S I Y Y A H )

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1437 H / 2015 M

Page 2: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam
Page 3: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ

(Analisis Putusan Perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS)

Page 4: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)

Oleh:

SYAHBANA ARIEF

NIM.1110044100043

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

( A H W A L S Y A S K H S I Y Y A H )

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1437 H / 2015 M

Page 5: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

v

ABSTRAK

Syahbana Arief. NIM 1110044100043. AYAH SEBAGAI PENGASUH

BAGI ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ (ANALISIS PUTUSAN PERKARA

NO. 2282/PDT.P/2012/PA.JS).Program Studi Hukum Keluarga Islam, Konsentrasi

Peradilan Agama, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1435/2015.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hak hadhanah akibat putusnya

perkawinan dalam Fikih dan Kompilasi Hukum Islam dan juga ingin mengetahui

dasar dan pertimbangan majelis hakim yang digunakan dalam menjatuhkan penetapan

perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

Studi ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dan dengan

pendekatan conceptual approach. Sumber data primer berupa wawancara hakim

Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Dan teknik analisis data yang telah diperoleh, lalu

diuraikan dan dihubungkan dengan sedemikian rupa sehingga menjadi sistematis

dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Data-data tersebut lalu

dianalisis, sehingga membantu sebagai dasar acuan dan pertimbangan hukum yang

berguna.

Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara No.

2282/Pdt.G/2009/PA.JS telah menetapkan suami atau ayah berhak mendapatkan hak

asuh anak akibat putusnya perkawinan setelah Majelis Hakim mendengarkan

keterangan anak yang bersangkutan di persidangan.

Studi ini menjelaskan bahwa fikih dan KHI sama-sama memberikan hak asuh

anak pasca putusnya perkawinan kepada Ibu kandungnya, bahwa hak hadhanah anak

yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun berhak atas ibunya untuk

mengasuh. Sedangkan putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan perkara nomor

2282/Pdt.G/PA.JS. bahwasanya hak pengasuh anak diberikan pada ayah. Adapun

hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang memberi pertimbangan melihat dari

kemaslahatan dan kepentingan si anak, bukan semata-mata yang secara normatif

paling berhak. Sekalipun si anak belum berumur 12 tahun (mumayyiz).

Kata kunci: Hukum Kewarisan Islam, Ahli Waris Non Muslim, Penetapan

Pengadilan Agama.

Pembimbing : Dr. Moh. Ali Wafa, S.Ag., M.Ag.

Daftar Pustaka :Tahun 1964 s.d Tahun 2013

Page 6: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

vi

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, pembawa Syari’ahnya yang universal bagi semua umat manusia

dalam setiap waktu dan tempat hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulisan persembahkan kepada ayahandaDjakaria dan ibunda

Maisuti.Yang selalu memberikan dorongan, bimbingan, kasih sayang, dan doa tanpa

kenal lelah dan bosan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih

sayang-Nya kepada mereka.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis

temukan, namun syukur alhamdulillah berkat rahmat dan rida-Nya, kesungguhan,

serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak

langsung segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga pada akhir

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan

kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.H.Abdul Halim, M.A., dan Arip Purkon, M.A., Ketua Prodi dan Sekretaris

Prodi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

vii

3. Dr. Mohammad Ali Wafa, S.Ag, M.Ag dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing penulis.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan Prodi Hukum

Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis

selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Doa dan harapan penulis panjatkan kepada keluarga tercinta,ayahanda, Djakaria,

dan ibunda Maisuti, serta adik-adikku tercinta Maliza fauziah, Rizka Marhanizah,

dan Anis Faturahma yang senantiasa memberikan dukungan selama ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

6. Rekan seperjuangan Peradilan Agama Angkatan 2010, Irfan Zidny, Erwin

Hikmatiar, M. Zaky, M. Ulil Azmi, Rifki Abdurrahman, Rizky Rusdi Lubis, M.

Faudzan, Arif Rahman Hakim, Zian, Kahfi, dan yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yangberlipat

ganda. Sungguh, hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan mereka dengan

kebaikan yang berlipat ganda pula.

Jakarta, 10 September 2015

Penulis

Syahbana Arif

Page 8: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 9

D. Metode Penelitian ............................................................................... 12

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 15

BAB II HADHANAH DALAM HUKUM ISLAM, KHI,

DAN PERUNDANG-UNDANGAN DIINDONESIA

A. Hadhanah Menurut Hukum Islam ...................................................... 16

B. Hadhanah Menurut Kompilasi Hukum Islam..................................... 23

C. Hak Pemeliharaan Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan

Anak ................................................................................................... 24

D. Orang-Orang yang Berhak Mengasuh ................................................ 26

E. Syarat-Syarat Pemeliharaan Anak ...................................................... 28

F. Biaya, Masa Pengasuhan dan Hak Khiyar Hadhanah ........................ 31

BAB III HAK HADHANAH DALAM PUTUSAN HAKIM NOMOR

2282/Pdt.G/2009/PA.JS

A. Profil Singkat Pengadilan Agama Jakarta Selatan ........................... 35

B. Deskripsi Putusan Perkara Nomor 2282/Pdt.G/2009/PA.JS

Tentang Hak Hadhanah Anak ........................................................... 43

BAB IV HAK AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG

BELUM MUMAYYIZ DALAM PUTUSAN NOMOR

228/Pdt.G/2009/PA.JS

A. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Memberikan Hak Hadhanah Anak Belum Mumayyiz Kepada

Ayah .................................................................................................. 53

B. Analisis Terhadap Pertimbangan Majelis Hakim Memberikan

Hak Asuh Anak Belum Mumayyiz Kepada Ayah ............................ 58

Page 9: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

ix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 66

B. Saran-saran ........................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 70

LAMPIRAN .............................................................................................................. 73

Page 10: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah swt tidak membiarkan manusia, pria dan wanita, berkumpul dan

bertemu, dan mengadakan hubungan semuanya sendiri, seperti berkumpulnya

hewan jantan dengan hewan betinanya, kapan saja mereka menghendakinya,

dan kapan saja suasana mendesak, tanpa adanya peraturan, dan tanpa adanya

ikatan kekeluargaan.1 Maka untuk manusia, secara khusus, Allah swt

menetapkan perkawinan, sebagai jalannya untuk bolehnya berkumpul dan

mengadakan adanya hubungan itu; dan untuk perkawinan itu, Allah swt

menetapkan peraturan-peraturan yang baik, sedemikian baiknya sehingga

dengan menerapkan peraturan-peraturan itu, manusia akan mempunyai

keturunan, yang lahir dan dibesarkan dalam pengayoman ibu-bapaknya yang

sayang kepadanya, dipelihara dalam lingkungan keluarganya yang selalu

menjaga dan mengayominya dengan pengawasan yang sempurna dan

pendidikan yang sejahtera.2

Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan

umat manusia. Dengan adanya perkawinan rumah tangga dapat ditegakkan

dan dibina sesuai dengan norma agama dan tata kehidupan masyarakat.3

1Zakariya Ahmad Al Barry, Hukum Anak-Anak Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

1977), h.9.

2Zakariya Ahmad Al Barry, Hukum Anak-Anak Dalam Islam, h.10.

3Imam Taqiyudin Abi Bakr Ibn Muhammad Al-Husaini, Kifayah Al-Akhyar, (Beirut: Dar

Al-Fikr, 1994), h.88.

Page 11: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

2

Hukum perkawinan Islam adalah perkawinan yang didasarkan atas hukum-

hukum yang ditetapkan oleh Islam yang terkait dengan pernikahan (Fiqh

Munakahat). Materi Fiqh Munakahat tersebut sudah diadopsi ke dalam UU

No. 1 tahun 1974 dan KHI tentang Perkawinan.

Menurut Fikih, perkawinan adalah salah satu asas pokok hidup yang

paling utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu

bukan hanya untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi

juga perkenalan antara suatu kaum dengan kaum yang lainnya.4 Menurut

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, pengertian perkawinan adalah “Ikatan

lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”5 Menurut Kompilasi Hukum Islam

pasal 2, perkawinan adalah “Suatu pernikahan yang merupakan akad yang

sangat baik untuk mentaati perintah Allah dan pelaksanaannya adalah

merupakan ibadah. Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut

hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat

oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku.6

Namun, tidaklah dapat dipungkiri bahwa untuk mempertahankan suatu

mahligai perkawinan yang sesuai dengan tujuan perkawinan dan ketentuan

pergaulan suami istri seperti yang diharapkan agama Islam itu tidaklah mudah.

4H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h.374.

5Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan

Agama, dan Zakat menurut Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), h.43.

6Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, h.44.

Page 12: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

3

Hal itu karena manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan,

khilaf, dan dosa. Pertengkaran dan perselisihan terus-menerus dalam suatu

rumah tangga tidaklah hanya digambarkan secara fisik maupun dari kata kata

tidak senonoh ataupun mengucapkan kata talak, baik secara sharih (jelas)

maupun khinayah (sindiran bermaksud mentalaq) tetapi juga dapat suatu

pertengkaran itu berupa adanya acuh (tidak ada komunikasi) dan mendiamkan

satu sama lain yang menunjukan tidak ada harapan lagi keduanya akan hidup

rukun kembali dalam rumah tangga.

Jika suami menceraikan istrinya, sedangkan dia memiliki anak darinya,

maka istrinya lebih berhak untuk memelihara si anak sampai mumayyiz.

Setelah itu, anak diberi hak memilih diantara kedua orang tuanya. Siapa saja

yang dia pilih diantara keduanya, maka anak itu diserahkan kepadanya.7 Abu

Dawud meriwayatkan dari „Amru bin Syu‟aib dari bapaknya dari kakeknya

bahwa Rasulullah saw didatangi oleh seorang wanita dan berkata, “Wahai

Rasulullah! Putraku ini membutuhkan perutku sebagai bejananya,

payudaraku sebagai minumannya, dan pangkuanku.” Rasulullah lalu

bersabda kepadanya, “Engkau lebih berhak mengasuhnya selama engkau

belum menikah.”8

Hadhanah menurut bahasa berarti meletakan sesuatu dekat tulang rusuk

seperti menggendong, atau meletakan sesuatu dalam pangkuan. Seorang ibu

7Musthafa Diib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Madzhab Syafi’i (Penjelasan Hukum-

Hukum Islam), (Solo: Media Zikir, 2009), h.417.

8Musthafa Diib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Madzhab Syafi’i (Penjelasan Hukum-

Hukum Islam), h.418.

Page 13: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

4

waktu menyusukan, meletakan dipangkuannya, dan melindunginya dari segala

yang menyakiti.9 Erat hubungannya dengan pengertian tersebut, hadhanah

menurut istilah ialah tugas menjaga dan mengasuh dan mendidik bayi atau

anak kecil sejak ia lahir sampai mampu menjaga dan mengatur dirinya

sendiri.10

Syarat untuk mengasuh anak itu ada tujuh: berakal, merdeka,

beragama, bisa menjaga kehormatan diri (wanita baik-baik), amanah,

bermukim disuatu daerah yang jelas, tidak bersuami. Jika kurang dari salah

syarat, maka gugurlah hak untuk mengasuh anak dari istri yang dicerai itu.11

Seorang anak pada permulaan hidupnya sampai umur tertentu

memerlukan orang lain dalam kehidupannya, baik dalam pengaturan fisiknya,

maupun dalam pembentukan akalnya. Seorang yang melakukan tugas

hadhanah sangat berperan dalam hal tersebut. Oleh sebab itu masalah

hadhanah mendapatkan perhatian khusus dalam ajaran Islam, di atas pundak

kedua orangtuanya terletak kewajiban untuk melakukan tugas tersebut.

Bilamana orangtuanya tidak dapat atau tidak layak untuk tugas itu disebabkan

tidak mencukupi syarat-syarat yang ditentukan menurut pandangan Islam,

maka hendaklah dicarikan pengasuh yang mencukupi syarat-syaratnya.12

Maka yang paling diharapkan adalah keterpaduan kerjasama antara

ayah dan ibu dalam melakukan tugas ini. Jalinan kerjasama antar keduanya

9Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah Jilid IV, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1983),h. 288.

10

Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer (Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah), (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.166.

11

Musthafa Diib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Madzhab Syafi’i (Penjelasan Hukum-

Hukum Islam), h.417.

12

Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer (Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah), h.166.

Page 14: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

5

hanya akan bisa diwujudkan selama kedua orang tua itu masih tetap dalam

hubungan suami istri. Dalam suasana yang demikian kendatipun tugas

hadhanah sesuai dengan tabiatnya akan lebih banyak dilakukan oleh pihak

ibu, namun peranan seorang ayah tidak bisa diabaikan, baik dalam memenuhi

segala kebutuhan yang memperlancar tugas hadhanah, maupun dalam

menciptakan suasana damai dalam rumah tangga dimana anak diasuh dan

dibesarkan.13

Harapan di atas tidak akan terwujud, bilamana terjadi perceraian antara

ayah dan ibu si anak. Peristiwa perceraian, apapun alasannya merupakan

malapetaka bagi si anak. Disaat itu si anak dapat merasakan kasih sayang

sekaligus dari kedua orang tuanya. Padahal merasakan kasih sayang kedua

orang tua merupakan unsur penting untuk pertumbuhan mental si anak.

Pecahnya rumah tangga orang tua, tidak jarang membawa kepada terlantarnya

pengasuhan anak, itulah sebabnya menurut ajaran Islam perceraian sedapat

mungkin harus dihadirkan.14

Dalam sebuah hadits diingatkan, bahwa,

“Sesuatu yang halal (dibolehkan) yang paling tidak disukai Allah adalah

perceraian.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).15

Suatu gugatan perceraian, bisa mengundang berbagai permasalahan. Di

samping gugatan cerai itu muncul pula masalah-masalah lain sebagai akibat

13Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer (Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah), h.167.

14

Syeikh Hassan Khalid dan Adnan Najja, Ahkam Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah fi Al-

Syari’ah Al-Islamiyyah Cet I, (Beirut: Al-Maktabah Al-Tijari, 1964), h.112.

15

Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer (Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah), h.167.

Page 15: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

6

dari dikabulkannya surat cerai tersebut, seperti masalah pembagian harta

bersama, dan bilamana mempunyai keturunan timbul pula permasalahan

tentang siapa yang lebih berhak melakukan hadhanah (pemeliharan) terhadap

anak.16

Masalahnya akan menjadi lebih rumit, bilamana masing-masing dari

kedua orangtua tidak mau mengalah, disebabkan ada pertimbangan prinsipal

dalam pandangan kedua belah pihak.17

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 105 huruf a yang

menyatakan bahwa,”Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum

berumur 12 tahun adalah hak ibunya.” Akan tetapi pada kenyataannya

Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah menjatuhkan putusan

hak hadhanah yang seharusnya jatuh pada istri, namun memberikan hak

hadhanah tersebut kepada si suami, hal ini sangat bertentangan terhadap fikih

maupun Kompilasi Hukum Islam. Sehingga berlatar belakang dari persoalan

itu, dengan ketidaksesuaian antara ketentuan fikih dan Kompilasi Hukum

Islam dengan kenyataan yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan,

maka penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi mengenai “Ayah

Sebagai Pengasuh Bagi Anak Yang Belum Mumayyiz (Analisis Putusan

Perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS).”

16Saud Agil Husain Al-Munawwar, Problematika Keluarga Islam Konteporer (Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah), (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.189.

17Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer (Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah), h.168.

Page 16: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

7

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Menyadari karena luasnya permasalahan pada hukum perkawinan,

maka penulis membatasi masalah pada putusan hak asuh anak (hadhanah)

terhadap anak belum mumayyiz pada perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan al-Qur‟an, Hadits, dan Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam bahwa pemeliharaan anak

yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak istri.

Sedangkan dalam kenyataannya di Pengadilan Agama, telah memberikan

hak hadhanah kepada suami seperti yang diputuskan Majelis Hakim

Pengadilan Agama Jakarta Selatan perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

Rumusan masalah di atas, penulis rinci dalam beberapa pertanyaan

berikut:

a. Bagaimana hak hadhanah anak yang belum mumayyiz akibat putusnya

perkawinan dalam Fikih dan Kompilasi Hukum Islam?

b. Apa dasar dan pertimbangan majelis hakim yang digunakan dalam

menetapkan perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun hasil yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

terjawabnya semua permasalahan yang dirumuskan, yaitu:

Page 17: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

8

a. Untuk mengetahui hak hadhanah anak yang belum mumayyiz akibat

putusnya perkawinan dalam Fikih dan Kompilasi Hukum Islam.

b. Untuk mengetahui dasar dan pertimbangan majelis hakim yang

digunakan dalam menjatuhkan penetapan perkara No.

2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, hasil studi ini diharapkan

bermanfaat untuk penulis khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya,

yaitu:

a. Secara Akademik

Menambah ilmu pengetahuan dibidang hukum perdata serta

mengembangkan ilmu dibidang syariah, khususnya dalam bidang

hadhanah akibat putusnya perkawinan.

b. Secara Lembaga Pustaka

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan ilmiah

dalam memperkaya studi analisis yurisprudensi.

c. Secara Pribadi

Untuk memperluas pengetahuan hukum bagi penulis, khususnya

mengenai Keperdataan Islam dibidang hadhanah serta meningkatkan

kualitas penulis dalam membuat karya tulis ilmiah serta memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar S1 dalam bidang hukum

Islam.

Page 18: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

9

d. Secara Umum

Pengembangan wawasan hukum terhadap perkara-perkara yang ada

pada perkawinan yaitu perkara hadhanah akibat putusnya perkawinan.

D. Metode Penelitian

Metode dalam sebuah penelitian merupakan hal yang penting dan harus

dipegang untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah. Metodologi dibutuhkan agar penelitian yang dilakukan terlaksana

dengan teratur sesuai dengan prosedur keilmuan yang berlaku. Dalam

penyusunan skripsi ini, metode yang digunakan penulis adalah sebagai

berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini diaplikasikan model pendekatan kasus, yaitu

mempelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan

dalam praktik hukum. Terutama mengenai kasus-kasus yang telah diputus

lalu dipelajari untuk memperoleh gambaran terhadap dampak dimensi

penormaan dalam suatu aturan hukum dalam praktik hukum.

Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menekankan

kualitas sesuai dengan pemahaman deskriptif. Penelitian ini berupa

analisis terhadap kasus yang berkenaan dengan putusan hak hadhanah

kepada ayah bagi anak belum mumayyiz yang terjadi di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan.

Page 19: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

10

Adapun pendekatan penelitian ini dilakukan dengan penggabungan

dari penelitian yuridis dan penelitian empiris. Penelitian yuridis dilakukan

dengan cara mempelajari data sekunder berupa buku-buku dan

PerUndang-Undangan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Sedangkan penelitian empiris dilakukan dengan wawancara dan

menganalisa putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sedangkan jenis

data yang digunakan yaitu data kualitatif.

2. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-

sumber penelitian berupa data primer dan data sekunder. Adapun sumber

data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

1) Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan perkara perkara No.

2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

2) Wawancara mendalam (indept interview) terhadap hakim untuk

mendapatkan informasi tentang bagaimana pertimbangan hakim

dalam menetapkan perkara.

b. Data sekunder

1) Buku-buku dan kitab-kitab yang berkenaan dengan hadhanah.

2) Artikel-artikel yang berkaitan baik dari surat kabar maupun

elektronik.

Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 20: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

11

a. Putusan perkara perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS, yaitu teknik

pengumpul data dengan cara meng-copy putusan tersebut kemudian

dianalisis oleh penulis.

b. Wawancara mendalam (indept interview), yaitu teknik pengumpul data

untuk mendapat informasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan

meminta penjelasan kepada hakim yang memutus perkara tersebut.

c. Kajian kepustakaan, untuk memahami teori-teori dan konsep yang

berkenaan dengan metode ijtihad hakim melalui berbagai buku dan

literatur yang dipandang mewakili (representative) dan berkaitan

dengan obyek penelitian.

Obyek dalam penelitian ini adalah putusan pengadilan yang

dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan yaitu putusan

perkara perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

3. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan yang digunakan adalah deskriptif analisis yaitu dengan

cara penulisan yang menggambarkan permasalahan yang didasari pada

data-data yang ada, lalu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil

kesimpulan. Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Serta

penulisan ayat Al-Qur‟an dan Hadits ditulis satu spasi, termasuk

terjemahan Al-Quran dan Hadits dalam penulisannya diketik satu spasi

meskipun kurang dari enam baris dan penulisan skripsi ini menggunakan

Page 21: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

12

ejaan yang disempurnakan (EYD), kecuali nama pengarang dan daftar

pustaka ditulis di awal.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis

mengenai alasan dan dasar hukum yang dijadikan pegangan hakim dalam

menetapkan keputusan terhadap kasus yang dibahas. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan content analysis

(analisis isi) dan mengidentifikasi apa yang menjadi perhatian penulis yaitu

terhadap putusan hakim yang berkenaan dengan hadhanah anak di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan, serta apa yang menjadi persoalan.

Dalam melakukan identifikasi ini proses yang akan penulis lakukan

antara lain:

1. Proses kategorisasi, yaitu proses menyusun kembali catatan dari hasil

observasi atau wawancara menjadi bentuk yang lebih sistematis.

2. Proses prioritas, yaitu dengan memilih mana yang kategori yang dapat

ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan.

3. Proses penentuan kelengkapan, yaitu untuk mengetahui kategori yang

dihasilkan sudah cukup atau belum.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

1. Siti Maryam (108044200013), Hak Hadahanah Anak Belum Mumayyiz

Akibat Istri Nusyuz (Analisis Putusan Perkara No.2545/Pdt.G/2010/

Pengadilan Agama Jakarta Timur).

Page 22: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

13

Menganalisa tentang pandangan hukum positif, konsep, serta dasar

pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara hadhanah, penetapan

perkara No. 2545/Pdt.G/2010/PA.JT. Tulisan ini lebih mengacu kepada

praktik penetapan hadhanah di Pengadilan Agama Jakarta Timur.

2. Aziz Angga Riana (106044101392), Kewajiban Pembiayaan Hadhanah

Anak Yang Masih Dibawah Umur Akibat Perceraian (Studi Kritis Pasal

105 Point e Pasal 156 Point d Kompilasi Hukum Islam).

Menyajikan tentang kewajiban pembiayaan anak yang masih

dibawah umur akibat perceraian dengan menganalisa Pasal 105 point c

jo. Pasal 156 point d Kompilasi Hukum Islam, langkah apa yang

seharusnya dilakukan oleh Pengadilan Agama apabila si ayah/suami

tidak bisa atau tidak mampu bertanggung jawab dalam masalah

pembiayaan hadhanah.

3. Mochammad Ansory (105044201459), Hak Hadhanah Terhadap Ibu

Wanita Karir (Analisis Putusan Perkara No. 458/Pdt.G/2006/Pengadilan

Agama Depok).

Menganalisa tentang pandangan hukum positif, konsep, serta dasar

pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara hadhanah, penetapan

perkara No. 458/Pdt.G/2006/PA.Dpk. Tulisan ini lebih mengacu kepada

praktik penetapan hadhanah di Pengadilan Agama Depok.

4. Rizal Purnomo (104044201485), Gugat Rekonpensi Dalam Sengketa

Cerai Gugat Dan Implikasinya Hak Hadhanah Di Pengadilan Agama

(Studi Analisis Perkara No. 078/Pdt.G/2007/Pa. Jakarta Pusat).

Page 23: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

14

Menyajikan tentang pandangan hukum Islam dan hukum positif,

konsep, serta dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara

hadhanah, dalam perkara No. 78/Pdt.G/2007/PA.JP yang dijatuhkan

melalui gugatan rekopensi.

Dari review yang saya lakukan, terlihat bahwa para peneliti

memang sudah banyak yang membahas mengenai masalah hadhanah yang

dijatuhkan kepada suami. Para peneliti terdahulu lebih fokus kepada

analisis yang dikaitkan dengan hukum fikih dan hukum positif. Dari kasus

peneliti di atas, maka penulis sangat membedakan penelitian dalam

masalah hadhanah yaitu berdasarkan perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

Ketidakserasian dalam pemberian hak asuh anak yang belum mumayyiz di

Pengadilan Agama dengan teori yaitu fikih dan Kompilasi Hukum Islam,

menarik sekali bagi penulis untuk membahasnya, dikarenakan penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelum pembahasan skripsi ini

memberikan inspirasi pada penulis untuk mengkaji lebih lanjut ditinjau

dari segi mana dan apa yang menjadi dasar seorang hakim menjatuhkan

putusan yang memberikan hak asuh anak kepada suami bukan kepada istri.

Agar pembahasan skripsi ini tidak melebar, penulis ingin lebih

fokus dengan analisis perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS yaitu perkara

cerai gugat yang didalamnya terdapat hak hadhanah. Dengan demikian

penulis menggarisbawahi bahwasannya bahasan ini tidak ada kesamaan isi

dan pertimbangan hakim karena berdasarkan data yang diperoleh di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 24: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

15

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, yaitu

sabagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, teknik analisis data, kajian tinjauan terdahulu, dan sistematika

penulisan.

Bab kedua berisikan tentang ruang lingkup hadhanah yaitu hadhanah

menurut hukum Islam, hadhanah menurut kompilasi hukum Islam, hak

pemeliharaan anak menurut undang-undang perlindungan anak dan

yurisprudensi mahkamah agung, orang-orang yang berhak mengasuh, syarat-

syarat pemeliharaan anak biaya, masa pengasuhan dan hak khiyar hadhanah.

Bab ketiga mengenai profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan

deskripsi putusan perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

Bab keempat mengenai analisis penulis yaitu, pertimbangan majelis

hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan memberikan hak hadhanah anak

belum mumayiz dalam putusann Nomor 2282/Pdt.G/PA.JS dan analisis

penulis terhadap pertimbangan majelis hakim perkara No.

2282/Pdt.G/2009/PA.JS.

Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan

saran-saran

Page 25: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

16

BAB II

HADHANA DALAM HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

DI INDONESIA

A. Hadhanah Menurut Hukum Islam

Pada dasarnya yang dimaksud dengan pemeliharaan anak adalah

mengasuh, memelihara dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu

berdiri sendiri. Adapun pemeliharaan anak diambil dari pengertian istilah

bahasa Arab “hidanah” atau dapat pula dibaca “hadhanah” yang berasal dari

kata “al hidnu” yang artinya:1 sisi, samping, arah, lambung, rusuk,anggota

tubuh dari ketiak sampai ke pinggul, dan meletakkan sesuatu pada tulang

rusuk atau pangkuan, karena sewaktu menyusukan anaknya ibu meletakkan

pada pangkuan atau sebelah rusuknya, yang seakan-akan ia melindungi dan

memelihara anaknya.2

Secara terminologis pengertiannya adalah pemeliharaan anak kecil,

orang lemah, orang gila sudah besar tapi belum mumayyiz dari apa yang dapat

memberikan mudarat kepadanya, mengusahakan pendidikannya

mengusahakan kemaslahatanya berupa kebersihan, memberi makan dan

mengusahakan apa saja yang menjadi kesenanganya.3 Sayyid Sabiq

mendefinisikan hadhanah sebagai melakukan pemeliharaan anak-anak yang

1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap,

(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h.274.

2 Jamaan Nur, Fiqih Munakahat, (Semarang: Dina Utama, 1993), h.119.

3 Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, cet. Ke-3, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1993), h.137.

Page 26: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

17

masih kecil laki-laki maupun perempuan dan sudah besar tetapi belum

mumayyiz, tanpa perintah dari padanya, menyediakan sesuatu yang

menjadikan kebaikan baginya, menjaga sesuatu yang menyakiti dan

merusaknya, mendidik jasmani rohani dan akalnya agar mampu berdiri sediri

menghadapi hidup dan memikul tanggung jawab.4

Menurut Wahbah Zuhaili

yaitu mendidik dan memelihara orang yang tidak dapat menjaga dirinya

sendiri dari hal yang dapat menyakitinya karena tidak cakap seperti anak kecil

dan orang gila.5

Pengertian yang lebih moderat didefinisikan dalam Encyclopedia

Islam yaitu mengasuh anak kecil atau abnormal yang belum atau tidak dapat

hidup mandiri yakni dengan memenuhi kebutuhan hidupnya, menjaganya dari

hal-hal yang membahayakan, pendidikan fisik maupun psikis serta

mengembangkan kemampuan intelektualnya agar sanggup memikul tanggung

jawabnya. Hadhanah berbeda dengan tarbiyah, dalam hadhanah terkandung

pengertian pemeliharaan anak jasmani dan rohani disamping ada pengertian

pendidikan terhadap anak, pendidik mungkin terdiri dari keluarga si anak dan

mungkin pula bukan dari keluarga si anak dan ia merupakan pekerjaan

profesional. Hadhanah dilaksanakan dan dilakukan oleh keluarga si anak

kecuali jika anak tidak mempunyai keluarga, maka hal ini dilakukan oleh

setiap ibu anggota kerabat lainnya.6 Menurut Asywadie Syukur, bahwa dalam

konsep hadhanah termasuk pula dimensi penyusuan tetapi menurut

4 Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Terjemah, h.288.

5 Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa-Adillatuhu, Jus X, (Dimasqy: Dar al-Fikr),

h.7295.

6 Jamaan Nur, Fiqih Munakahat, h.120.

Page 27: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

18

Mugniyah penyusuan berbeda dan terpisah dari konsep hadhanah hal itu

nampak jelas dari kenyataan bahwa seorang ibu bisa atau boleh

menggugurkan haknya untuk menyusui, namun tetap mempertahankan

haknya dalam hadhanah.7

Syari‟at Islam membebani kewajiban orang tua untuk memelihara

keselamatan dan perkembangan anak, atas dasar pertimbangan bahwa anak-

anak adalah titipan (amanat) Tuhan yang harus dijaga baik-baik sebab mereka

akan mempertanggung jawabkannya kepada tuhan.

Anak kecil selama bertahun-tahun pada permulaan hidupnya belum

dapat menyadari terhadap bahaya yang megancam hidupnya. Di samping itu,

mereka juga belum dapat menjaga dan menghindarkan diri dari ancaman

berbagai penyakit. Oleh karena itu orang tualah yang seharusnya bertanggung

jawab terhadapnya. Karena pertimbangan itulah, maka Islam sangat

menekankan pentingnya pemeliharaana anak. Al-Qur‟an menetapkan aturan-

aturan tentang perlindungan anak, juga menetapkan tuntunan tingkah laku

sepanjang hidupnya.

Ada sejumlah aturan umum dan prinsip-prinsip dasar sebagai

pedoman di mana Islam mengajarkan bahwa menjaga kelangsungan hidup

anak dan perkembangan anak merupakan keharusan. Meremehkan atau

megendurkan pelaksanaan prinsip-prinsip dasar tersebut dianggap sebagai

suatu dosa besar, prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain terdapat pada al-

Q.S. An-Nisa‟ (4) : 9 yang berbunyi:

7 Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqh Lima Mazhab alih bahasa Masykur AB, Afif

Muhammad, (Jakarta : Lentera, 1999), h.608.

Page 28: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

19

( ٤:۹النساء)

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang

benar.

Yang dimaksud dengan anak-anak yang lemah atau manusia yang

lemah dalam ayat tersebut meliputi lemah mental spiritual. Karena itu Al-

Qur‟an selanjutnya memerintahkan dalam QS At-Tahrim (66) : 6 yang

berbunyi:

( ٦: ٦٦ التحرمي)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

yang diperintahkan.

Memelihara dari api neraka berarti harus melaksanakan seluruh

perintah Allah SWT. dan meghentikan seluruh larangan-Nya. Karena anak

termasuk dalam lingkungan keluarga maka orang tua atau kerabat juga

mempunyai kewajiban untuk mendidiknya seperti menjadi orang yang

beragama agar kelak ia dapat terhindar dari siksaan api neraka.

Sedangkan yang dimaksud dengan memelihara keluarga dalam ayat

diatas ialah mengasuh dan mendidik mereka sehingga menjadi seorang

Page 29: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

20

muslim yang berguna bagi agama. Firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-

Baqarah (2) : 233 yang berbunyi:

( ٢٢٢: ٢البقرة)

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban

ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.

seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang

ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila

keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya

dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu

ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu

apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah

kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang

kamu kerjakan.

Begitu juga hadis Nabi saw.

, وأبت امرأثه أن جسل فأقعد النب صىل هللا عليه ه أسل نان; أه بن س وعن رافع

ل ب بينما فمال ا د وسل الم نحية, والب نحية, وأقعد الص ا ه, فقال: الل أم

ل أبيه, فأخذ , والحاك ) فمال ا سائ ( أخرجه أبو داود, والن

Page 30: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

21

Dari Rafi‟ bin Sinan ra. ia masuk Islam, tetapi istrinya tidak mau

(mengikutinya) masuk Islam maka Nabi saw. mendudukan sang ibu di satu

sudut dan sang ayah di sudut yang lain, kemudian beliau dudukan si anak

diantara keduanya. Ternyata si anak cenderung kepada ibunya. Maka beliau

berdoa, “Ya Allah berilah petunjuk”. Dan kemudian ia condong kepada

ayahnya, maka sang ayah mengambilnya.8

(HR. Abu Dawud dan Nasa‟I,

hadis ini dinilai shahih oleh Imam Hakim).

Dari dasar-dasar pemeliharaan anak di atas secara implisit dapat

ditangkap suatu gagasan sentral bahwa pokok dari pemeliharaan anak pada

hakekatnya menurut ajaran Islam mengandung misi “penyelamatan”, yaitu

menyelamatkan kehidupan anak baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh

karena itu, dilihat dari aspek moralnya bahwa misi hadhanah adalah untuk

kepentingan anak yang diasuh. Karena itu memelihara dan mengasuh anak

merupakan suatu kewajiban bagi orang tua, karena apabila anak tidak

dipelihara, dididik, maka anak akan celaka, apabila orang tua mengabaikan

pendidikan anak maka ia akan berdosa dan ketika masih kecil anak masih

butuh pada asuhan orang tuanya.9

Para fuqaha‟ sepakat bahwa hak pemeliharaan anak (hadhanah) ada

pada ibu selama ia belum bersuami lagi. Apabila ia telah bersuami lagi dan

sudah disetubuhi oleh suami yang baru maka gugurlah pemeliharaannya.10

Sedangkan para Imam Mazhab berbeda pendapat tentang suami istri yang

bercerai, adapun mereka mempunyai seorang anak atau lebih.

8 Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Juz II, (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 1996),

h.139.

9 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, h.612.

10

Muhammad bin Abdurrahman. Fikih Empat Mazhab, (Bandung: Pustaka Setia, 2004),

h.416.

Page 31: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

22

Menurut pendapat Imam Hanafi dalam salah satu riwayatnya: Ibu

lebih berhak atas anaknya hingga anak itu besar dan dapat berdiri sendiri

dalam memenuhi keperluan sehari-hari seperti makan, minum, pakaian,

beristinjak, dan berwudhu. Setelah itu, bapaknya lebih berhak

memeliharanya. Untuk anak perempuan, ibu lebih berhak memeliharanya

hingga ia dewasa, dan tidak diberi pilihan.

Imam Miliki berkata: ibu lebih berhak memelihara anak perempuan

hingga ia menikah dengan orang laki-laki dan disetubuhinya. Untuk anak

laki-laki juga seperti itu, menurut pendapat Maliki yang masyhur, adalah

hingga anak itu dewasa. Imam Syafi‟i berkata: Ibu lebih berhak

memeliharanya, baik anak itu laki-laki maupun perempuan, hingga ia berusia

tujuh tahun. Apabila anak tersebut telah mencapai usia tujuh tahun maka anak

tersebut diberi hak pilih untuk ikut diantara ayah atau ibunya.

Imam Hambali dalam hal ini mempunyai dua riwayat: Pertama, ibu

lebih berhak atas anak laki-laki sampai ia berumur tujuh tahun. Setelah itu, ia

boleh memilih ikut bapaknya atau masih tetap bersama ibunya. Sedangkan

untuk anak perempuan, setelah ia berumur tujuh tahun, ia terus tetap bersama

ibunya, tidak boleh diberi pilihan. Kedua, seperti pendapatnya Imam Hanafi,

yaitu ibu lebih berhak atas anaknya hingga anak itu besar dan berdiri sendiri

dalam memenuhi keperluan sehari-hari sepeti makan, minum, pakaian,

beristinjak, dan berwuduk. Setelah itu, bapak lebih berhak memeliharanya.

Untuk anak perempuan, ibu yang lebih berhak memeliharanya hingga ia

dewasa dan tidak diberi pilihan.11

11

Muhammad bin Abdurrahman, Fikih Empat Mazhab, h. 417.

Page 32: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

23

B. Hadhanah Menurut Kompilasi Hukum Islam

Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam berbagai hal merujuk kepada

peratuan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu, ia juga merujuk

kepada pendapat fuqaha yang sangat dikenal di kalangan ulama dan

masyarakat Islam Indonesia.

Hal itu menunjukan bahwa Kompilasi Hukum Islam (KHI) menjadi

pelaksana bagi peraturan perundang-undangan, terutama yang berkenaan

dengan keberlakuan hukum Islam (bagi orang Islam) dalam bidang

perkawinan sebagaiman diatur dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974. KHI juga mengakomodasi berbagai pandangan

fuqaha, bersumber pada ajaran Islam yang sebagian telah menjadi hukum

yang hidup di masyarakat. Kedua landasan tersebut dijadikan landasan yuridis

dan fungsional dalam penyusunan KHI.12

Oleh sebab itu, KHI mengacu

kepada dua tatanan hukum yang berbeda, ia memikul beban untuk

mengintegrasikan keduanya.

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) terdapat beberapa pasal tentang

pemeliharaan anak, dan untuk lebih jelasnya penyusun kemukakan pasal-pasal

tersebut sebagai berikut:13

Pasal 156

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya,

kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan

oleh:

12 Cik Hasan Bisri, Peradilan Islam Dalam Tatanan Masyarakat Indonesia, cet.1,

(Bandung: Rosdakarya, 1997), h.29.

13

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, h.41.

Page 33: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

24

1. wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu.

2. ayah.

3. wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah.

4. saudara perempuan dari anak yang bersangkutan

5. wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu.

6. wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah.

b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan

hadhanah dari ayah atau ibunya.

c. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan

jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah hadhanah telah dicukupi,

maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat

memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak

hadhanah pula.

d. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah

menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut

dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri (21 tahun).

e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah an.ak,

Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf (a), (b), (c),

dan (d).

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak

yang tidak turut padanya.

C. Hak Pemeliharaan Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak

Walaupun kata “Hak Asuh” telah biasa dipergunakan dalam

membahas hak orang tua untuk mengasuh anaknya khususnya ketika pasangan

suami istri yang telah memiliki anak melakukan perceraian atau pisah rumah

akan tetapi kata hak asuh tersebut tidak ditemukan dalam UU Perlindungan

Anak yang terkait dalam hukum keluarga.

Kosa kata yang identik dengan itu adalah Kuasa Asuh sebagaimana

dijelaskan dalam pasal 1 angka 11 UU Perlindungan Anak yang mengatakan

bahwa kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik,

Page 34: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

25

memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai

dengan agama yang dianutnya dan kemanpuan, bakat, serta minatnya.14

Apabila kata “Kuasa Asuh” tersebut berdiri sendiri maka kata tersebut

dapat diartikan sebagai suatu kewenangan untuk mengasuh. Pemahaman

demikian dapat memberikan kesan bahwa orang tua di satu pihak memiliki

kewenangan terhadap anak di pihak lain. Namun demikian halnya apabila

menafsirkan kata “Kuasa Asuh” seperti halnya rumusan UU Perlindungan

Anak yang dikutip di atas karena kewenangan yang dimaksud adalah

kewenangan dalam mengasuh, mendidik, memelihara, membina dan

melindungi serta kewenangan untuk menumbuh kembangkan anak dengan

catatan bahwa cara dan arah pengembangan harus disesuaikan dengan Agama

yang dianut serta kemampuan, minat dan bakatnya, dengan kata lain kuasa

asuh merupakan hak dari orang tua untuk menjalankan kewajiban dalam hal-

hal tersebut.

Di dalam UU Perlindungan Anak pada dasarnya murni mengatur

tentang perlindungan terhadap anak, tanpa melihat latar belakang kondisi

orang tua yang bercerai atau tidak bercerai. Undang-Undang ini juga tidak

mempermasalahkan apakah anak memiliki kejelasan orang tua atau tidak.

Makna lain yang terlihat adalah, adanya fenomena kekhususan dan ketegasan

UU Perlindungan Anak dalam memberikan perlindungan terhadap anak.

Tanggung jawab perlindungan anak berdasarkan UU ini, secara tegas

dikontruksikan dengan pelibatan kewajiban bersama antara orang tua,

14

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, Pasal 1 Angka 11.

Page 35: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

26

masyarakat dan Negara yang terbaik bagi anak. UU Perlindungan Anak dapat

dikatakan memiliki nilai Universal yang tinggi. Sebab prolog kelahiran

Undang-Undang ini setelah lebih dulu melalui fase-fase keprihatian

masyarakat Internasional. Khususnya berkaitan dengan nasib anak sebagai

penerus peradaban manusia.15

D. Orang-Orang yang Berhak Mengasuh

Dalam hal terjadinya perceraian selama tidak ada hal-hal yang

melarang, dan anak-anak belum memiliki kemampuan untuk memilih, ibulah

yang paling berhak untuk mengasuh anaknya, karena ibu mempunyai kasih

sayang yang lebih, di samping itu wanita umumnya lebih sering dirumah,

sedangkan laki-laki mempunyai pekerjaan di luar rumah.

Para ahli fiqih kemudian memperhatikan bahwa kerabat ibulah yang

lebih didahulukan dari pada kerabat ayah dalam menangani asuhan terhadap

anak. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang paling

berhak terhadap asuhan pasca ibu.

Ketika anak tersebut telah mumayyiz maka hak hadhanah diberikan

sepenuhnya kepada anak untuk memilih diantara keduanya. Dalam hal urutan

orang yang berhak melakukan hadhanah antara lain yaitu:

1. Apabila anak mempunyai kerabat laki-laki dan perempuan, maka

didahulukan ibu dari pada ayah. Kemudian ibu dari ibu seterusnya ke atas

dengan syarat ada hubungan hak waris dengan anak. Apabila mereka tidak

ada hubungan hak waris maka ayahlah yang lebih berhak melakukan

15

http://www.legalakses.com/hak-asuh-anak-dalam-perceraian-hadhanah diakses pada

tanggal 20 Februari 2015 pukul 10.00 WIB.

Page 36: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

27

hadhanah, kemudian ibu dari ayah dan seterusnya ke atas dengan syarat

ada hubungan waris. Apabila pada tingkat ini tidak ada, maka yang berhak

adalah kerabat yang paling dekat, dengan ketentuan kerabat yang

perempuan didahulukan dari kerabat yang laki-laki. Dan juga apabila

mereka juga tidak ada, maka yang berhak adalah keturunan menyamping

(hawasyi), seperti saudara perempuan, saudara laki-laki dan sebagainya.

2. Apabila anak hanya mempunyai keluarga perempuan saja, maka ibu

didahulukan, kemudian ibu dari ibu, ibu dari ayah dan seterusnya ke atas.

Kemudian saudara perempuan, saudara perempuan ibu, anak perempuan

dari saudara perempuan, saudara perempuan ayah, anak perempuan dari

saudara perempuan ayah, anak perempuan dari saudara lak-laki ibu,

dengan ketentuan didahulukan yang sekandung dari pada yang tidak, dan

didahulukan yang seayah dari pada yang seibu.

3. Apabila anak hanya mempunyai keluarga yang laki-laki saja, maka

didahulukan ayah, kemudian kakek, saudara laki-laki kandung, seayah,

saudara laki-laki dari ayah yang sekandung atau seayah, kemudian anak

dari saudara laki-laki seayah.16

Sementara hak asuh itu berturut-turut dari

ibu kepada ibunya dan seterusnya ke atas, saudara perempuan ibu

sekandung, saudara perempuan ibu seibu, saudara nenek perempuan dari

pihak ibu, saudara perempuan kakek dari pihak ibu, saudara perempuan

kakek dari pihak ayah, ibu ibunya ayah ibu bapaknya ayah dan

seterusnya.17

16 Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, h.141-142.

17

Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h.402-403.

Page 37: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

28

E. Syarat-Syarat Pemeliharaan Anak

Hadhanah dimaksudkan untuk mempersiapkan anak ke dalam

kondisi, baik secara fisik maupun mental. Menjadi kewajiban bagi orang yang

mengasuh untuk menangani dan menyelenggarakan kepentingan anak yang

diasuhnya dengan memperhatikan kemaslahatan, yakni dengan adanya

kecakapan dan kecukupan. Oleh karena itu, untuk dapat menyelenggarakan

hal ini diperlukan cara-cara tertentu yang harus dimiliki oleh pelaku

hadhanah. Jika salah satu dengan cara-cara tersebut tidak dipenuhi, maka

gugurlah haknya untuk melakukan hadhanah. Syarat-syarat tersebut adalah:18

1. Baligh

Ulama sepakat bahwa pelaku hadhanah harus baligh, sebab anak kecil

sekalipun sudah mumayiz tetap masih membutuhkan orang lain untuk

mengurusi urusannya dan mengasuhnya. Karena itu, ia tidak boleh

mengurusi orang lain.

2. Berakal sehat.

Orang gila dan orang kurang sehat akalnya tidak boleh melakukan

hadhanah. Karena mereka tidak dapat mengurusi urusannya sendiri dan

masih membutuhkan orang lain untuk mengurusnya.

3. Mampu melakukan tugas-tugas pengasuhan anak.

Orang yang karena lemah badannya, sakit, cacat jasmaninya, atau sudah

tua dan tidak mampu untuk melakukan tugas untuk mengasuh anak, maka

orang yang seperti itu tidak berhak lagi untuk melakukan hadhanah.

18 Zakariya Ahmad al-Barry, Hukum Anak-Anak Dalam Islam, alih bahasa Chadijah

Nasution, cet ke-1, (Jakarta: Bulan Bintang,1977), h.57-62.

Page 38: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

29

4. Memiliki sifat amanah dalam mendidik anak.

Sebab orang yang curang atau tidak memiliki sifat amanah tidak aman

bagi anak yang diasuhnya dan tidak dapat dipercaya untuk melakukan

kewajibannya dengan baik. Bahkan mungkin anak itu akan meniru atau

berkelakuan seperti orang yang mengasuhnya.

5. Merdeka (bukan budak).

Karena budak tidak berkuasab atas dirinya sendiri (berada di bawah

kekuasaan tuanya), sehingga tidak mampu mengurusi urusan orang lain.

6. Jika pelaku hadhanah ibunya, maka disyaratkan dia belum menikah

dengan laki-laki lain yang bukan mahram anaknya. Sebagaimana hadis

Nabi Muhammad SAW. yang berbunyi:19

ه يا رسول اللو! إن ابني ما; أن امرأة قالت: عن عبد اللو بن عمرو رضي اللو عن ىذا كان بطني لو وعاء, وثديي لو سقاء, وحجري لو حواء, وإن أباه طلقني, وأراد

زعو مني ف قال لها رسول اللو صلى اهلل عليو وسلم أنت أحق بو, ما لم أن ي نت حو الحاكم ( ت نكحي )رواه أحمد, وأبو داود, وصح

Artinya: “Seorang perempuan berkata (kepada Rasullulah): Wahai

Rasullulah sesungguhnya anakku ini aku yang mengandungnya, air

susuku yang diminumnya, dan dibilikku tempat berkumpulnya

(bersamaku). Sesungguhnya ayahnya telah menceraikan aku, dan ingin

memisahkannya dariku. Maka rasullulah Saw. bersabda: kamulah yang

lebih berhak (memeliharanya), selama kamu tidak menikah”. (HR. Abu

Dawud).

7. Islam

Fuqaha berbeda pendapat mengenai syarat ini. Fuqaha mazhab Syafi‟i

dan Hambali mensyaratkan Islam bagi pelaku Hadhanah, sehingga

19 Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Juz II, h.150.

Page 39: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

30

seorang istri yang kafir tidak berhak melakukan hadhanah terhadap orang

yang Islam, karena tidak ada walayah terhadapnya dan dikhawatirkan

akan menyesatkan anak dari agamanya. Sedang fuqaha mazhab Hanafi

dan Maliki tidak mensyaratkan Islam bagi pelaku hadhanah karena

Rasullulah telah memberikan hak pilih kepada seorang anak untuk diasuh

oleh ayahnya yang Islam atau ibunya yang kafir. Di samping itu dasar

hadhanah adalah kasih sayang dan hal itu tidak akan terpengaruh dengan

adanya perbedaan agama.

Jika salah satu dari syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka hak

seseorang akan gugur. Ulama berbeda pendapat mengenai apakah hak

hadhanah kembali kepada seseorang jika syarat-syarat tersebut telah dipenuhi

atau kembali, yaitu:

1. Ulama mazhab Maliki berpendapat bahwa jika gugurnya hak itu karena

uzur, seperti sakit, tidak mempunyai tempat tinggal atau pergi haji,

kemudian penghalang itu telah hilang, maka hal tersebut kembali lagi

kepadanya, tetapi jika penghalang itu berupa mennikahnya ibu dengan

laki-laki lainnya yang bukan mahram anak atau bepergian dengan tanpa

uzur kemudian penghalang itu hilang, yakni dengan adanya perceraian

baik karena talak, fasakh, maupun meninggalnya suami atau telah kembali

dari bepergian, maka hak tersebut tidak bisa kembali lagi kepadanya,

karena menurut mazhab ini penghalang dalam hadhanah adalah unsur

yang idtidrari.

Page 40: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

31

2. Ulama jumhur (Hanafiyyah, Syafi‟iyyah dan Hanabilah) berpendapat

bahwa jika hak hadhanah itu gugur karena adanya penghalang, maka hak

itu kembali lagi kepadanya ikhtiyari (dapat diusahakan, seperti menikah

lagi, bepergian atau fasiq). Berdasarkan kaidah yang berbunyi:20

Artinya: Ketika hilang sesuatu yang mencegah, maka suatu larangan

menjadi hilang (kembali diperbolehkan).

Apabila penghalang telah hilang, maka hukum yang dihalangi seperti

semula, baik penghalang itu idtirari atau ikhtiyari. Akan tetapi, menurut

istilah ulama ushul fiqh, al-mani’ (penghalang) adalah sesuatu ketika sebab

itu telah jelas dan syarat telah terpenuhi, dan menghalangi timbulnya

akibat atas sebabnya.30Jadi, ketiadaan syarat menurut istilah mereka tidak

disebut al-mani’, meskipun dapat menghalangi timbulnya sebab atau

akibat. Dengan demikian, apabila syarat-syarat di atas tidak terpenuhi,

maka hal itu termasuk kategori tidak adanya syarat yang lengkap, bukan

termasuk adanya al-mani’ yang dapat kembali lagi, hukum yang

dihalanginya jika penghalang itu telah hilang.

F. Biaya, Masa Pengasuhan dan Hak Khiyar Hadhanah

Pemeliharaan anak juga mengandung arti sebuah tanggung jawab

orang tua untuk mengawasi, memberi pelayanan yang semestinya serta

mencukupi kebutuhan hidup dari seorang anak oleh orang tua. Selanjutnya,

tanggung jawab pemeliharaan berupa pengawasan dan pelayanan serta

20

Muchlis Usman, Kaidah-Kaidah Usuliyah dan Fiqhiyyah, cet. Ke-3, (Jakarta: Grafindo

Persada, 1999), h.181.

Page 41: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

32

pencukupan nafkah anak tersebut bersifat terus menerus sampai anak tersebut

mencapai batas umur legal sebagai orang dewasa yang telah mampu berdiri

sendiri.21

Jika yang melakukan hadhanah itu ibunya sendiri, maka ibu tidak

berhak meminta upah atau biaya dalam melakukan tugasnya, selama ia masih

berstatus sebagai istri dari ayah anak itu atau ia sudah diceraikan dan masih

dalam masa iddah, baik talak satu, dua atau tiga. Dalam hal ini ibu masih

berhak mendapatkan nafkah dari ayah. Jadi ayah tidak membayar dobel,

nafkah dan upah hadhanah. Tetapi jika telah bercerai dan masa iddahnya telah

habis, maka ia berhak atas upah itu sebagaimana haknya atas upah menyusui.

Firman Allah SWT. dalam surat At-Talaq ayat 6 yang berbunyi:

Jika yang melakukan hadhanah itu perempuan lain (bukan ibu) maka

ia berhak memperoleh upah dari ayah, kecuali kalau ia sendiri yang

menggugurkan haknya dengan sukarela untuk melakukan hadhanah.

Demikian juga ayah wajib membayar ongkos sewa rumah atau

perlengkapanya jika orang yang mengasuhnya tidak mempunyai rumah sendiri

sebagai tempat untuk mengasuh anak, atau membayar gaji pembantu jika

pengasuh (pelaku hadhanah) membutuhkannya. Jika ayah tidak mampu

membayar upah hadhanah, maka upah itu wajib dibayar oleh orang yang

bertugas menanggung nafkah anak itu. Karena upah itu sama dengan upah

menyusui yang merupakan bagian dari nafkah anak. Ayat-ayat al-Qur‟an

maupun Hadis-hadis Nabi tidak menerangkan dengan tegas tentang

21

Amiur Nurruddin dan Azhar Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam Di Indonesia,

)Jakarta: PT. Prenada Media 2004(, h.294.

Page 42: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

33

berakhirnya masa pemeliharaan anak, yang ada hanyalah petunjuk-petunjuk

saja. Oleh karena para mujtahid dan para ulama berijtihad sendiri-sendiri

untuk menetapkan masa pemeliharaan anak, dengan tetap berpedoman pada

isyarat-isyarat al-Qur‟an dan Hadis.22

Pada dasarnya ulama fiqh sepakat

bahwa pengasuhan anak dimulai sejak anak lahir sampai mumayyiz dan

mempunyai kemampuan berdiri sendiri, akan tetapi mereka berbeda pendapat

mengenai umur mumayyiz dan mampu berdiri sendiri.

Adapun perempuan berumur sembilan tahun adalah batas maksimal

untuk diasuh. Apabila anak itu telah melewati batas maksimal, bapaknya

boleh mengambilnya dari ibunya, seterusnya bila anak tersebut mendapat usia

rusyd (sempurna akalnya) ia boleh memilih tempat tinggalnya sendiri, kecuali

jika anak itu kurang sehat akhlak maka ia terus tinggal bersama bapaknya

untuk mendapat pengawasan seperlunya.23

Menurut mazhab Malikiyyah bahwa masa asuhan anak laki-laki

adalah dari lahir sampai baligh, sementara masa asuhan anak perempuan

adalah sampai ia menikah dan di dukhuli oleh suaminya. Imam Syafi‟i

berpendapat bahwa tidak ada batasan masa waktu tertentu untuk mengasuh

anak, anak tetap tinggal bersama ibunya sampai ia bisa menentukan pilihan

apakah tinggal bersama ibu atau bapaknya. Kalau anak sudah sampai pada

tingkat ini dia disuruh memilih apakah akan tinggal bersama ibunya atau

bapaknya, kalau seorang anak laki-laki memilih tinggal bersama dengan

ibunya, maka ia boleh tinggal bersama ibunya di malam hari dan dengan

22

Jamaan Nur, Fiqih Munakahat, h.125.

23

Hasby as-Siddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h.311.

Page 43: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

34

ayahnya di siang hari, agar bapak juga bisa mendidiknya. Bila anak itu

perempuan, maka ia boleh tinggal bersam ibunya siang dan malam, tetapi bila

anak memilih tinggal bersama ayah dan ibunya, maka dilakukan undian, bila

anak diam (tidak memberi pilihan) maka ia ikut bersama ibunya.24

Di samping itu mazhab Syi‟ah berpendapat bahwa asuhan anak laki-

laki adalah sampai berumur dua tahun, sedangkan anak perempuan sampai

berumur tujuh tahun. Adapun masalah khiyar, Syafi‟i berpendapat bahwa anak

laki-laki yang sudah berumur tujuh tahun, maka ia berhak memilih antara ibu

dan bapaknya. Menurut mazhab alikiyyah dan Hanafiyyah tidak ada khiyar,

tetapi jika anak sudah mampu berdiri sendiri, makan, berpakaian dan

beristinja‟ sendiri, maka ayah lebih berhak terhadapnya. Mengenai hak khiyar

anak perempuan, Imam Syafi‟i mendasarkan bahwa apabila anak laki-laki

punya hak khiyar maka anak perempuan juga mempunyai hak. Abu Hanifah

berkata: ibu lebih berhak kepadanya sampai ia haid dan menikah, Malikiyyah

juga berpendapat bahwa ibu juga lebih berhak kepadanya sampai ia menikah

dan didukhuli oleh suaminya, sebab tidak ada hukum yang menyuruh mereka

untuk memilih, dan tidak mungkin dipisahkan dari ibunya, maka ibu lebih

berhak terhadapnya sebagaimana sebelum berumur tujuh tahun.25

24

Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab, h.417.

25

Abdurahman I, Perkawinan Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),

h.137.

Page 44: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

35

BAB III

HAK HADHANAH DALAM PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA

JAKARTA SELATAN NOMOR 2282/PDT.G/2009/PA.JS

A. Profil Singkat Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Sejarah Singkat Pengadilan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang

melaksanakan tugasnya memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai

berikut: Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24. Undang-undang Nomor 14

Tahun1970. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.

Peraturan Pemertintah Nomor 10 Tahun 1981. Peraturan/Instruksi/Edaran

Mahkamah Agung RI. Instruksi Dirjen Bimas Islam/ Bimbingan Islam.

Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 69 Tahun 1963 tentang

Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Peraturan-peraturan lain

yang berhubungan dengan tata kerja dan wewenang Pengadilan Agama.1

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk berdasarkan surat

keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1963.

Pada Mulanya Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya terdapat

tiga kantor yang dinamakan Kantor Cabang yaitu: Kantor Cabang

Pengadilan Agama Jakarta Utara. Kantor Pengadilan Agama Jakarta

Tengah. Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai Induk.2

1Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

2Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 45: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

36

Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk Wilayah Hukum

Cabang Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya

Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung ber asarkan surat keputusan

Menteri Agama Nomor 71 Tahun 1976 tanggal 16 Desember 1976, semua

Pengadilan Agama di Propinsi Jawa Barat termasuk Penngadilan Agama

yang berada di Daerah Ibu Kota Jakarta Raya berada dalam perkembangan

selanjutnya istilah Mahkamah Islam Tinggi menjadi Pngadilan Tinggi

Agama (PTA).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 61 Tahun 1985 Pengadilan Tinggi Agama Surakarta dipindah di

Jakarta, akan tetapi realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 oktober

1987 dan secara otomatis Wilayah Hukum Pengadilan Agama di wilayah

DKI Jakarta adalah menadi Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama

Jakarta.3

Terbentuknya kantor Pengadilan Agama Jakrta Selatan merupakan

perubahan dari perkembangan masyarakat Jakarta, yang ketika itu pada

tahun 1967 merupakan cabang dari Pengadilan Agama Istimewa Jakarta

Raya yang berkantor di Jalan Otista Raya Jakarta Timur. Sebutan pada

waktu itu adalah cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Kantor

cabang Pengadilan Agama Jakarta selatan dibentuk sesuai dengan

banyaknya jumlah penduduk dan bertambahnya pemahaman penduduk

serta tuntutan masyarakat Jakarta Selatan yang wilayahnya cukup luas.

3Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 46: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

37

Keadaan kantor ketika itu masih dalam keadaan darurat yang menempati

gedung bekas Kantor Kecamatan Pasar Minggu disebuah Gang kecil yang

sampai saat ini dikenal dengan gang Pengadilan Agama Pasar Minggu

Jakarta Selatan, Pimpinan kantor dipegang Oleh H. Polana.4

Penanganan kasus-kasus hanya berkisar perceraian kalaupun ada

tentang warisan masuk kepada komparisi itupun dimulai tahun 1969

kerjasama dengan Pengadilan Negeri yang ketika itu dipimpin oleh Bapak

Bisma Siregar, SH. Sebelum tahun 1969 pernah pula membuat fatwa waris

akan tetapi hal itu ditentang oleh pihak keamanan karena bertentangan

dengan kewenangannya sehingga sempat beberapa orang termasuk Pak

Hasan Mughni ditahan karena penetapan Fatwa Waris sehingga sejak itu

Fatwa Waris ditambah dengan kalimat “Jika ada harta peninggalan”.

Pada tahun 1976 gedung Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pindah ke Blok D Kebayoran baru Jakarta Selatan dengan

menempati serambi Masjid Syarif Hidayatullah dan sebuah Kantor Cabang

pun dihilangkan menjadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan pada

masa itu diangkat pula beberapa Hakim honorer yang diantaranya adalah

Bapak H. Ichtijanto, SA, SH.

Penunjukan tempat tersebut atas inisitif Kepala Kandepag Jakarta

Selatan yang waktu itu dijabat oleh Bapak Drs. H. Muhdi Yasin. Seiring

dengan perkembangan tersebut diangkat pula 8 karyawan untuk

menangani tugas-tugas kepaniteraan yaitu Ilyas Hasbullah, Hasan Jauhari,

4Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 47: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

38

Sukandi, Saimin, Tuwon Haryanto, Fathullan AN, Hasan Mughni, dan

Imron. Keadaan penempatan Kantor di serambi Masjid tersebut bertahan

sampai pada tahun 1979.5

Pada bulan September 1979, kantor Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pindah ke gedung Baru di Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan

menempati gedung baru dengan tanan yang masih menumpang pada areal

tanah PGAN Pondok Pinang, dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan

Agama Jakarta Selatan dipimpim oleh Bapak H. Alim, BA diangkat pila

Hakim-hakim honorer untuk menangani perkara-perkara yang masuk,

diantaranya adalah KH. Ya‟kub, KH. Muhdats Yusuf, Hamim Qarib,

Rasyid Abdullah, Ali Imran, Drs. H. Noer Chazin.6

Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa berkepimpinan Drs. H.

Djabir Manshur, SH., Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke

Jalan Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan

dengan menempati gedung baru. Di gedung baru ini meskipun tidak

memenuhi syarat untuk sebuah kantor Pemerintah setingkat walikota,

karena gedungnya berada di tengah-tengah penduduk dan jalan masuk

dengan kelas IIIC. Namun sudah lebih baik daripada masih di Pondok

Pinang. Pembenahan-pembenaan fisik terus dilakukan terutama pada masa

kepemimpinan Bapak Drs. H. Jayusman, SH. Begitu pula pembenahan-

pembenahan administrasi terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs.

5Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

6Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 48: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

39

H. Ahmad Kamil, SH. Pada masa ini pula Pengadilan Agama Jakarta

Selatan mulai mengenal computer walaupun hanya sebatas pengetikan dan

ini terus ditingkatkan pada masa kepemimpinan Bapak Drs. Rif‟at Yusuf.

Pada tahun 2000, ketika kepemimpinan dijabat oleh Bapak Drs. H.

Zainuddin Fajari, SH dilakukan pembenahan-pembenahan semua bidang,

baik fisik maupun non fisik, serta diadakan sistim komputerisasi dengan

online komputer. Pembenahan ini tetap dilakukan sampai sekarang oleh

Ketua Pengadilan Agama Bapak drs. H. Syed Usman, SH, yang tujuannya

adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan

dan menciptakan peradilan yang mandiri dan berwibawa.

Kemudian pada tahun 2007-2008, ketika kepemimpinan dijabat oleh

Bapak Drs. H.A. Choiri, SH, MH, Pengadilan Agama Jakarta Selatan

berhasil melakukan pengadaan tanah untuk bangunan gedung baru seluas

± 6000 m2 yang terletak di Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan.

Pada tahun 2008 mulai dibangun gedung baru yang sesuai dengan

prototype Mahkamah Agung RI. Pembangunan dilaksanakan 2 tahap,

tahap pertama tahun 2008 dan tahap kedua tahun 2009. Pada saat itu

Pengadilan Agama Jakarta Selatan di Ketuai oleh Bapak Drs. H. Pahlawan

Harahap, SH, MA.

Selanjutnya pada ahir April 2020 gedung baru Pengadilan Agama

Jakarta Selatan diresmikan bersama-sama dengan gedung-gedung baru

lainnya di Pontianak (Kalimantan Barat) oleh Ketua Mahkamah Agung RI.

Pada awal Mei 2010 diadakan tasyakuran dan sekaligus dimulainya

Page 49: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

40

aktifitas perkantoran di gedung baru tersebut, pada saat itu Ketua

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dijabat oleh Drs. H. Ahsin A. Hamid,

SH.

Sejak menempati gedung baru yang cukup megah dan representative

tersebut di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dilakukan pembenahan

dalam segala hal, baik dalam hal pelayanan terhadap pencari keadilan

maupun dalam hal peningkatan IT yang sudah semakin canggih disertai

dengan program-program yang menunjang pelaksanaa tugas poko, seperti

program SIADPA yang sudah berjalan dan terintergrasi dengan TV Media

Center, Touch Screen (KIOS-K) serta beberapa fitur tambahan dari situs

Web Pa-jakartaselatan.go.id.7

2. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menentukan dalam pasal 24 ayat (2) bahwa Peradilan Agama merupakan

salah satu lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung

bersama badan peradilan lainnya di lingkungan Peradilan Umum,

Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer, merupakan salah satu

badan peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan

hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara

orang-orang yang beragama Islam.8

7Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB. 8Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 50: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

41

Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang merupakan Pengadilan

Tingkat Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat,

infaq, shadaqah dan ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam pasal 49

Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

3. Struktur Organisasi Tata Kerja Pengadilan

Struktur organisasi Pengadilan Agama Jakarta Selatan mengacu

pada Undang-Undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung nomor KMA/004/II/92 tentang

organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan

Tinggi Agama dan KMA Nomor 5 tahun 1996 tentang Struktur Organisasi

Peradilan.9

9Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 51: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

42

4. Wilayah Hukum Pengadilan

Wilayah hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan mencakup

seluruhKota Jakarta Selatan yang meliputi 10 (sepuluh) Kecamatan

dengan 65 (enam puluh lima) Kelurahan, yaitu:10 Kecamatan Kebayoran

Lama: Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Kelurahan Kebayoran Lama

Selatan. Kelurahan Pondok Pinang. Kelurahan Cipulir. Kelurahan Grogol

Selatan. Kelurahan Grogol Utara. Kecamatan Pesanggrahan: Kelurahan

Pesanggrahan. Kelurahan Bintaro. Kelurahan Petukangan Utara.

Kelurahan Petukangan Selatan. Kelurahan Ulujami. Kecamatan Pasar

Minggu: Kelurahan Pasar Minggu. Kelurahan Kebagusan. Kelurahan Jati

Padang. Kelurahan Ragunan. Kelurahan Cilandak Timur. Kelurahan

Pejaten Timur. Kelurahan Pejaten Barat. Kecamatan Jagakarsa:

Kelurahan Ciganjur. Kelurahan Srengseng Sawah. Kelurahan Jagakarsa.

Kelurahan Lenteng Agung. Kelurahan Tanjung Barat. Kelurahan

Cimpedak. Kecamatan Mampang Prapatan: Kelurahan Mampang

Prapatan. Kelurahan Bangka. Kelurahan Tegal Parang. Kelurahan Pela

Mampang. Kelurahan Kuningan Barat. Kecamatan Pancoran: Kelurahan

Pancoran. Kelurahan Kalibata. Kelurahan Rawajati. Kelurahan Duren

Tiga. Kelurahan Pengadegan. Kelurahan Cikol. Kecamatan Kebayoran

Baru: Kelurahan Gandaria Utara. Kelurahan Cipete Utara. Kelurahan

Pulo. Kelurahan Petogogan. Kelurahan Keramat Pela. Kelurahan Rawa

Barat. Kelurahan Gunung. Kelurahan Selong. Kelurahan Senayan.

10

Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ini dikutip utuh dari http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/ di download pada hari selasa tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.59 WIB.

Page 52: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

43

Kelurahan Melawai. Kecamatan Tebet: Kelurahan Menteng Dalam.

Kelurahan Tebet Barat. Kelurahan Tebet Timur. Kelurahan Kebon Baru.

Kelurahan Bukit Duri. Kelurahan Manggarai. Kelurahan Manggarai

Selatan. Kecamatan Setia Budi: Kelurahan Setiabudi. Kelurahan Guntur.

Kelurahan Karet. Kelurahan Karet Semanggi. Kelurahan Karet Kuningan.

Kelurahan Kuningan Timur. Kelurahan Menteng Atas. Kelurahan Pasar.

Kecamatan Cilandak: Kelurahan Lebak Bulus. Kelurahan Cipete

Selatan. Kelurahan Cilandak Barat. Kelurahan Gandaria Selatan.

Kelurahan Pondok Labu.

B. Deskripsi Putusan Perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS Tentang Hak

Hadhanah

1. Kronologi Hukum

Kasus gugatan perceraian ini telah didaftarkan Kepaniteraan Pengadilan

Agama Jakarta Selatan pada tanggal 30 Nopember 2009 dalam Register

perkara Nomor: 2282/Pdt.G/2009/PAJS.

Pihak-pihak yang berperkara adalah Penggugat , umur 40 tahun, pekerjaan

Wiraswasta, alamat Jl. Tebet Barat XII No. 1 Jakarta Selatan dan Tergugat ,

umur 41 tahun, pekerjaan Swasta, alamat Jl. Bangka III No. 38, Jakarta

Selatan.

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan di

Jakarta pada tanggal 25 Nopember 1997 dihadapan Pejabat Kantor Pencatat

Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,

sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 926/III/XI/ 97.

Page 53: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

44

Sejak tahun 2002, Penggugat dan Tergugat memilih domisili di kediaman

bersama di rumah orang tua Penggugat yang beralamat di JI. Tebet Barat

XII No. 1, Jakarta Selatan.

Dalam perkawinan yang sah antara Penggugat dan Tergugat, telah lahir 3

(tiga) orang anak yang masing-masing bernama:

a. Reyhan Dahananto Ariyadi, lahir pada tanggal 4 Juni 1999 di Los

Angeles, Amerika Serikat, sebagaimana tercantum dalam Certified

Abstract of Birth Nomor 0063727 yang dikeluarkan oleh County of Los

Angeles Registrar-Recorder/County Clerk.

b. Rannafi Pawitra Ariyadi, lahir pada tanggal 1 Agustus 2001 di

California, Amerika Serikat, sebagaimana tercantum dalam

Certification of Vital Record Nomor 1200130027299 yang dikeluarkan

oleh County of Orange Health Care Agency.

c. Raina Nabila Ariyadi, lahir pada tanggal 21 Juli 2007 di Jakarta,

sebagaimana tercantum dalam Akta Kelahiran Nomor :

10629/U/JS/2007 yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Selatan.11

Alasan Penggugat dalam mengajukan gugatan perceraian terhadap

Tergugat dalam perkara aquo adalah dalam kehidupan berumah tangga

antara Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran dan perselisihan yang

terus menerus yang diakibatkan oleh perselingkuhan Tergugat.

Pada awalnya rumah tangga yang dibina oleh Penggugat dan

Tergugat berlangsung harmonis, Tergugat pada awalnya masih terlihat

11

Lihat Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/2009/PA.JS,h.3.

Page 54: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

45

sangat memperhatikan keluarganya, Bahkan Tergugat sering meluangkan

waktu untuk bermain dengan anak-anak. Hubungan Tergugat dengan

keluarga besar Penggugat pada awalnya juga terlihat sangat baik dan

rukun.

Kemudian sekitar pertengahan 2007, atau setelah anak ketiga

Penggugat dan Tergugat lahir, Penggugat menyadari adanya perubahan

sikap dari Tergugat. Tergugat tidak lagi memberikan perhatian kepada

Penggugat dan anak-anak. Tergugat juga seringkali pulang larut malam

tanpa alasan yang jelas. Bahkan setiap berada di rumah, Tergugat selalu

terlihat gelisah dan selalu mencari-cari alasan untuk dapat keluar rumah.

Apabila Penggugat menanyakan perihal hal tersebut, Tergugat menolak

menjelaskan dan bahkan sering menunjukan kekesalannya. Setiap kali hal

tersebut terjadi, Penggugat hanya dapat bersabar yang semata-mata

dilakukan oleh Penggugat untuk keutuhan rumah tangga Penggugat dan

Tergugat serta untuk mencegah anak-anak mendengar perselisihan antara

kedua orang tuanya.

Pada tanggal 28 Desember 2007, Penggugat secara tidak sengaja

mendapatkan bukti bahwa Tergugat membelikan sebuah cincin untuk

wanita bernama Rini Silitonga, yang mana merupakan sekretaris Tergugat.

Bukti tersebut didapatkan oleh Penggugat setelah melihat tagihan kartu

kredit Tergugat. Atas dasar hal tersebut, Penggugat mencurigai bahwa

Tergugat telah melakukan perselingkuhan dengan wanita tersebut.

Kecurigaan dari Penggugat menyebabkan Penggugat berusaha mencari

bukti-bukti lain, yang mana akhirnya Penggugat mendapatkan bukti-bukti

Page 55: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

46

foto yang menguatkan dugaan perselingkuhan Tergugat tersebut.

Dikarenakan hal tersebut, Penggugat menuntut penjelasan dari Tergugat.

Bukannya mendapat kan penjelasan, Tergugat malah menunjukkan

kemarahan besar kepada Penggugat. Setelah kejadian tersebut, Penggugat

merobek tagihan kartu kredit Tergugat yang mencantumkan pembelian

cincin tersebut dikarenakan Penggugat bermaksud melupakan kejadian

tersebut.

Setelah itu, Penggugat mendapatkan bukti pada tanggal 8 Januari

2008 Tergugat pergi ke Bali selama 4 (empat) hari bersama Rini.

Kepergian Tergugat ke Bali tersebut diawali oleh kebohongan Tergugat

yang menyampaikan kepada Penggugat bahwa Tergugat hendak pergi ke

Medan untuk urusan pekerjaan. Fakta tersebut diketahui oleh Penggugat

ketika Penggugat mencoba menelpon ke Garuda Indonesia Call Center

dan mendapati nama Tergugat dan Rini di salah satu penerbangan menuju

Bali. 12

Sejak peristiwa tersebut diatas, hubungan antara Penggugat dan

Tergugat menjadi semakin buruk. Keadaan tersebut diperparah dengan

seringnya Penggugat memergoki secara langsung Tergugat sedang pergi

berdua dengan Rini. Atas dasar hal tersebut, Penggugat merasa bahwa

masalah antara Penggugat dan Tergugat tersebut haruslah diselesaikan.

Oleh karena itu, Penggugat mencoba membangun komunikasi dengan

Tergugat dan secara tegas Penggugat meminta Tergugat untuk mengakhiri

12

Lihat Putasan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/PA.JS,h.5.

Page 56: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

47

hubungannya dengan wanita bernama Rini tersebut. Akan tetapi

komunikasi yang coba dibangun oleh Penggugat tersebut malah berujung

pada pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat, yang mana pada

akhirnya Tergugat memilih untuk pergi meninggalkan rumah kediaman

bersama.

Sejak pergi meninggalkan rumah pada bulan Maret 2008 hingga

saat ini, Penggugat mengetahui bahwa Tergugat tinggal di Apartement

Casablanca. Akan tetapi, informasi tersebut didapatkan Penggugat bukan

dari Tergugat. Tergugat selalu menolak menginformasikan tempat

tinggalnya sejak kepergian nya dari rumah tersebut. Berdasarkan informasi

yang didapatkan oleh Penggugat tersebut, pada bulan Agustus 2008

Penggugat datang ke tempat kediaman Tergugat di Apatement Casablanca

dengan tujuan untuk mencari penyelesaian atas permasalahan yang terjadi

antara Penggugat dengan Tergugat. Akan tetapi, ketika Penggugat

mendatangi tempat kediaman Tergugat tersebut, Penggugat malah

mendapati bahwa selama ini Tergugat tinggal di tempat tersebut bersama

Rini. Ketika mengetahui kedatangan Penggugat ke tempat tinggalnya,

Tergugat langsung mengusir Penggugat.

Kemudian Penggugat mendapatkan informasi dari anak pertama

dan kedua Penggugat dan Tergugat, Reyhan Dahananto Ariyadi dan

Rannafi Pawitra Ariyadi, bahwa selama ini ternyata perselingkuhan yang

dilakukan oleh Tergugat sering dilakukan di depan anak-anak tersebut.

Page 57: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

48

a. Tentang Hak Hadhanah dan Hak Perwalian Anak

Terhadap anak-anak Penggugat dan Tergugat yang lahir dalam perkawinan

dan masih dibawah umur atau belum mumayyiz yaitu masing-masing

bernama anak, anak dan anak sudah sewajarnya mendapatkan hak asuh

atau hak pemeliharaan atau hak hadhanah dari Penggugat sebagai Ibu

kandung mereka, hak mana sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Pasal 156 huruf a dinyatakan sebagai berikut :

"Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya,

kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya

digantikan oleh:

1. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu.

2. Ayah.

3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah.

4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan.

5. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu. Dan

6. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah".13

Berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut diatas dan

mempertimbangkan bahwa selama ini anak-anak sangat dekat dengan

Penggugat dikarenakan Penggugat selama ini selalu berusaha menjadi ibu

yang baik bagi anak-anak dengan selalu memperhatikan dan memberikan

kasih sayang kepada mereka, tepatlah apabila hak perwalian atas anak-

anak dilimpahkan kepada Penggugat sebagai ibu kandungnya. Akan tetapi,

13

Lihat Putasan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/PA.JS,h.8.

Page 58: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

49

Penggugat tidak menutup kemungkinan bagi Tergugat untuk bertemu

dengan anak-anaknya dengan melalui izin dan persetujuan terlebih dahulu

dari Penggugat sebagaimana diatur dalam Pasal 105 huruf a KHI jo.

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 392K/Sip/1969 tertanggal 31

Agustus 1969 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 239

K/Sip/1968.

b. Tentang Biaya Hadhanah, Nafkah Kepada Anak-Anak, Nafkah

Madhiyah, Nafkah Mut'ah, dan Nafkah Penghidupan

Berdasarkan KHI Pasal 149 huruf d dan Pasal 156 huruf d dan huruf f

dinyatakan sebagai berikut:

Pasal 149 huruf d

"Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib

memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai

umur 21 tahun"

Pasal 156 huruf d

"Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah: semua biaya

hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut

kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan

dapat mengurus diri sendiri (21 tahun)"

Pasal 156 huruf f

"Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak

yang tidak turut padanya"

Page 59: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

50

Bahwa berdasarkan ketentuan dari KHI Pasal 149 huruf d, Pasal 156 huruf

d dan huruf f, Tergugat sebagai ayah dari anak-anak Penggugat dan

Tergugat tersebut berkewajiban menanggung biaya hadhanah dan nafkah

anak-anak.14

2. Tuntutan Penggugat

Dalam gugatan yang diajukan oleh penggugat, penggugat meminta Majelis

Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan perkawinan Penggugat dan Tergugat putus karena

perceraian beserta akibat hukumnya.

3. Menetapkan Hak Pemeliharaan/Pengasuhan dan Hak Perwalian atas

anak-anak Penggugat dan Tergugat yang bernama anak dan anak, anak

kepada Penggugat sebagai ibu kandungnya.

4. Menghukum Tergugat untuk memberikan Biaya Hadhanah dan nafkah

kepada anak-anak sebesar Rp 12.000.000 (dua belas juta Rupiah) per-

bulan setiap tanggal 1 pada bulan tersebut dengan pertambahan nilai

sebesar 10 % (sepuluh persen) setiap tahunnya, serta juga

berkewajiban untuk menanggung seluruh biaya kesehatan dan

pendidikan yang diperlukan oleh anak-anak, sejak terjadinya

perceraian sampai dengan dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21

tahun).

5. Menghukum Tergugat untuk memberikan Nafkah Madhiyah (masa

lampau) selama 9 (sembilan) bulan kepada Penggugat sebesar Rp

81.000.000 (delapan puluh satu juta Rupiah) dengan perincian sebesar

14

Lihat Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/2009/PA.JS,h.10

Page 60: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

51

Rp 9.000.000 (sembilan juta Rupiah) setiap bulannya, yang diberikan

secara tunai dan sekaligus selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

sejak putusan perkara ini diucapkan.

6. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah Mut'ah kepada

Penggugat sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta Rupiah) yang

diberikan secara tunai dan sekaligus selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari sejak putusan perkara ini diucapkan.

7. Menghukum Tergugat untuk memberikan biaya Nafkah Penghidupan

untuk Penggugat sebesar Rp 4.000.000 (empat juta Rupiah) per-bulan

setiap tanggal 1 pada bulan tersebut dengan pertambahan nilai sebesar

10 % (sepuluh persen) setiap tahun, sampai dengan Penggugat

menikah kembali.

8. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk

mengirimkan salinan Putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap

kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Kota

Jakarta Selatan untuk mencatat perceraian tersebut pada Buku Register

yang disediakan untuk itu.

9. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini.

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keadilan yang

seadil-adilnya (ex aequo et bono).15

3. Putusan Majelis Hakim

Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan menjatuhkan putusan

terhadap perkara No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS ini, sebagaimana tersebut

dengan amar berbunyi di bawah ini:

15

Lihat Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/2009/PA.JS,h.11.

Page 61: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

52

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian.

2. Menjatuhkan talak satu ba‟in sughro Tergugat terhadap Penggugat.

3. Menetapkan 2 (dua) orang anak Penggugat dengan Tergugat yang

masing-masing bernama:

1) anak laki-laki, lahir di Los Angeles Amerika Serikat, pada tanggal

06 April 1999.

2) anak perempuan, lahir di Jakarta tanggal 21 Juli 2007. berada

dibawah pemeliharaan/hadhanah Penggugat sebagai Ibu

kandungnya..

4. Menetapkan seorang anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama

anak laki-laki, lahir di California Amerika Serikat, pada tanggal 1

Agustus 2001 berada dibawah pemeliharaan/hadhanah Tergugat

sebagai Ayah kandungnya.

5. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah kedua orang anak

yang berada dibawah pemeliharaan/hadhanah Penggugat sejumlah Rp

3.000.000.- (tiga juta) Rupiah setiap bulannya diluar biaya pendidikan

dan kesehatan kepada Penggugat.

6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini

sebesar Rp. 281.000,- (dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah).

7. Menolak gugatan Penggugat untuk sebagian lainnya.

Page 62: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

53

BAB IV

HAK AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM

MUMAYYIZ DALAM PUTUSAN NOMOR 228/Pdt.G/2009/PA.JS

A. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Memberikan Hak Hadhanah Anak Belum Mumayiz Dalam Putusan

Nomor 2282/Pdt.G/PA.JS

Dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada hari Selasa, tanggal 06 Juli 2010 Masehi, bertepatan dengan

tanggal 23 Rajab 1431 Hijriyah, oleh Dra. Hj. Ida Nursaadah, S.H., M.H.

sebagai Hakim Ketua Majelis, Dra. Hj. Tuti Ulwiyah, M.H. dan Drs.

Abdurrahim, M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota masing-masing

sebagai hakim anggota memberikan pertimbangan sebagai berikut:

Sebelum mempertimbangkan lebih lanjut Majelis Hakim terlebih dahulu

mempertimbangkan bahwa hadhanah dengan perwalian adalah dua

permasalahan yang berbeda baik dari segi definisi maupun aturan hukumnya.

Dimaksud dengan pemeliharaan anak atau hadhanah sebagaimana ketentuan

Pasal 1 huruf (g) Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi

Hukum Islam adalah kegiatan mengasuh, memelihara dan mendidik anak

hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.

Dan aturan hukumnya termuat dalam Bab XIV Instruksi Presiden No. 1

Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dari Pasal 98 sampai dengan

Pasal 106, sedangkan yang dimaksud dengan Perwalian sebagaimana

ketentuan Pasal 1 huruf (h) Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang

Page 63: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

54

Kompilasi Hukum Islam adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang

untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan

dan atas nama anak yang tidak mempunyai orang tua atau kedua orang tua

atau orang yang masih hidup, tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Dan

aturan hukumnya termuat dalam Bab XV Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991

tentang Kompilasi Hukum Islam dari Pasal 107 sampai dengan Pasal 112.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat maksud dari gugatan

Penggugat adalah tentang Pemeliharaan anak atau hadhanah bukan tentang

perwalian anak, karena sampai saat ini baik Penggugat maupun Tergugat

sebagai orang tua belum ada Putusan Pengadilan yang menetapkan bahwa

Penggugat atau Tergugat telah dicabut kekuasaannya sebagai orang tua

(dinyatakan tidak cakap melakukan suatu perbuatan hukum). Sebagaimana

termuat dalam Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan “Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau

belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang

tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaannya”.

Bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat telah memberikan

jawaban bahwa Tergugat keberatan apabila anak-anak Tergugat dengan

Penggugat ditetapkan berada dalam pemeliharaan atau hadhanah Penggugat,

dengan alasan sebagaimana termuat dalam jawabannya angka 18 dan 19 yang

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggugat sebelum gugatan perceraian diajukan sudah merampas hak-hak

anak, anak-anak dikekang dan tidak diperbolehkan berhubungan dengan

keluarga Tergugat.

Page 64: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

55

2. Penggugat sampai saat ini masih senang dengan dunia gemerlap, berjoget

di diskotik, merokok dan minum-minuman dengan melampirkan bukti T-

2.1 s/d T-2.10.

3. Penggugat bukanlah ibu yang baik dalam mengurus anak anak, selama ini

anak-anak lebih banyak diurus oleh Pembantu dan nenek-neneknya

bersama Tergugat.1

Dan oleh karenanya Tergugat mohon agar hak asuh anak ditetapkan kepada

Tergugat.

Berdasarkan pengakuan Tergugat yang didukung bukti P-2a dan P2-b

serta keterangan saksi-saksi di persidangan, terbukti bahwa dalam perkawinan

Penggugat dengan Tergugat telah dilahirkan 3 (tiga) orang anak, yang masing-

masing diberi nama: anak laki-laki, lahir di Los Angeles Amerika Serikat,

pada tanggal 06 April 1999, anak , laki-laki, lahir di California Amerika

Serikat, pada tanggal 1 Agustus 2001 dan anak , perempuan, lahir di Jakarta

tanggal 21 Juli 2007.

Pengakuan dari Tergugat yang didukung dengan keterangan saksi-

saksi di persidangan terbukti bahwa saat ini (2) dua orang anak Penggugat

dengan Tergugat yang masing-masing bernama anak dan anak berada

bersama Penggugat sedangkan anak yang bernama anak berada bersama

Tergugat.2

Untuk menambah keyakinan Majelis Hakim dalam pemeriksaan

perkara ini maka Majelis Hakim telah memerintahkan kepada Penggugat dan

1 Lihat Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/2009/PA.JS,h.31.

2 Lihat Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.2282/Pdt.G/2009/PA.JS,h.31.

Page 65: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

56

Tergugat untuk menghadirkan anaknya yang saat ini ada bersamanya untuk

didengar keterangannya.

Bahwa atas pertanyaan Majelis Hakim anak tersebut menyatakan akan

ikut dengan Tergugat sebagai Ayahnya apabila terjadi perpisahan antara kedua

orang tuanya, dengan alasan lebih nyaman ikut dengan Tergugat karena

selama ikut dengan Penggugat apabila terjadi pertengkaran dengan kakaknya

dia yang selalu disalahkan baik oleh Penggugat maupun oleh orang-orang

yang berada di rumah Penggugat.

Bahwa Pasal 41 huruf (a) Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dan Pasal 2 huruf (b) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, mengacu kepada asas yang sama yaitu semata-mata

berdasarkan kepentingan anak. Oleh karenanya untuk menentukan siapa yang

mendapat hak pemeliharaan anak/hadhanah bukan dilihat dari siapa yang

paling berhak diantara Penggugat sebagai Ibunya atau Tergugat sebagai

Ayahnya, melainkan harus dilihat faktanya ikut dengan siapa anak akan lebih

nyaman. Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi No. 110 K/AG/2007 tanggal 07

Desember 2007 dengan kaidah hukum “pertimbangan utama dalam masalah

hadhanah (pemeliharaan anak) adalah kemaslahatan dan kepentingan si

anak, bukan semata-mata yang secara normatif paling berhak. Sekalipun si

anak belum berumur 12 tahun (mumayyiz)”.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Majelis menetapkan

2 (dua) orang anak Penggugat dengan Tergugat yang masing-masing bernama

: anak laki-laki, lahir di Los Angeles Amerika Serikat, pada tanggal 06 April

Page 66: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

57

1999 dan anak, perempuan, lahir di Jakarta tanggal 21 Juli 2007, berada di

bawah pemeliharaan/hadhanah Penggugat sebagai ibu kandungnya.

Sedangkan anak yang bernama anak, laki-laki, lahir di California Amerika

Serikat, pada tanggal 1 Agustus 2001 berada di bawah pemeliharaan/hadhanah

Tergugat sebagai Ayah kandungnya.

Pasal 45 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menjelaskan

bahwa:

1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka

sebaik-baiknya.

2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.

Dengan memperhatikan Pasal tersebut dengan terputusnya perkawinan antara

Penggugat dengan Tergugat bukan berarti memutuskan tali silaturahmi

Penggugat dan Tergugat dengan anak-anak yang telah Allah amanahkan

kepadanya, karena kewajiban Penggugat dengan Tergugat untuk mendidik dan

memelihara anak-anak tersebut masih melekat terus sampai anak-anaknya

mandiri.

Bahwa dengan demikian meskipun anak yang bernama anak telah ditetapkan

berada dibawah pemeliharaan/hadhanah Penggugat sebagai Ibunya, dan anak

yang bernama anak telah ditetapkan berada dibawah pemeliharaan/hadhanah

Tergugat sebagai Ayahnya, Penggugat dan Tergugat mempunyai hak yang

sama dalam mendidik, memberi perhatian dan kasih sayang terhadap ketiga

Page 67: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

58

orang anak tersebut, oleh karenanya baik kepada Penggugat maupun Tergugat

Majelis Hakim memerintahkan agar memberikan kebebasan dan keleluasaan

waktu kepada pihak lain dalam mengunjungi untuk memberikan kasih sayang,

mengajak jalan-jalan atau menginap selama tidak mengganggu pendidikan dan

kesehatan dari anak tersebut.

B. Analisis Terhadap Pertimbangan Majelis Hakim Perkara Memberikan

Hak Asuh Anak Belum Mumayiz Kepada Ayah

Dalam perkara perceraian No. 2282/Pdt.G/2009/PA.JS terjadi perebutan

hak asuh anak. Tergugat sebagai suami merasa lebih berhak memperoleh hak

asuh anaknya masing-masing bernama Reyhan Dahananto Ariyadi lahir pada

tanggal 4 Juni 1999, Rannafi Pawitra Ariyadi lahir pada tanggal 1 Agustus

2001, Raina Nabila Ariyadi, lahir pada tanggal 21 Juli 2007.

Tergugat beranggapan bahwa istrinya yaitu penggugat bukanlah ibu yang

baik dalam hal mengurus anak-anak. Selama ini anak-anak lebih banyak

diurus oleh asisten rumah tangga dan oleh neneknya bersama-sama dengan

Tergugat. Bahwa akhir-akhir ini lebih banyak waktu tergugat tercurah pada

kasih sayang anak-anak. Hari-hari libur tergugat habiskan waktu bersama

anak-anak. Sedangkan penggugat tidak tahu pergi kemana dan bersama

dengan teman-temanya.

Perhatian dan kasih sayang anak-anak sudah penggugat abaikan. Hal ini

terbukti sebelum perceraian ini penggugat merampas hak-hak anak-anak

dengan melarang anak-anak untuk berkunjung bertemu nenek dan tergugat.

Anak-anak dipaksa untuk mengikuti kemauan penggugat dan tidak boleh

Page 68: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

59

berhubungan dengan tergugat. Hal ini sangat dirasakan oleh anak-anak saat

ini, khususnya anak pertama dan kedua. Bahwa setelah tergugat

memperhatikan dan mengamati perkembangan anak sejak gugatan perceraian

di Pengadilan ini, ada beberapa hal yang terjadi dan sangat menghawatirkan

bagi perkembangan mental anak-anak, yakni anak-anak sering marah-marah,

ada gejala sikap apatis atau tertekan batinnya dan mulai kehilangan percaya

diri dan kurang ceria.3

Selain itu, suami juga sangat mengkhawatirkan kondisi anak mengingat

pergaulan istri yang mengarah kepada pergaulan narkoba. Suami merasa takut

akan perkembangan jiwa dan masa depan anaknya jika anak berada dalam

pengasuhan istri dikarenakan istri tidak mencerminkan sikap yang baik

sebagai ibu panutan anak.4

Suami merasa lebih berhak memperoleh hak asuh anak dikarenakan anak

selama ini diasuh oleh asisten rumah tangga dan neneknya bersama sama

dengan tergugat. Tergugat beranggapan bahwa anak tidak pantas berada di

bawah pengasuhan ibunya dikarenakan sikap dan tingkah laku istri sangat

memalukan di mata masyarakat sehingga demi masa depan dan perkembangan

jiwa anak, suami menuntut hak asuh anak diberikan kepadanya mengingat

masa depan anak tersebut lahir batin adalah tanggung jawab dari suami.

Bahwa ketiga anak penggugat dengan tergugat masing-masing bernama

Reyhan Dahananto Ariyadi (anak I), Rannafi Pawitra Ariyadi (anak II) berada

dikediaman penggugat dan Raina Nabila Ariyadi (anak III) berada dikediaman

3 Abdurahim Wawancara, Jakarta, Tanggal 18 Mei 2015 di Ruang Hakim.

4 Muh. Rusydi Thahir Wawancara, Jakarta, Tanggal 18 Mei 2015 di Ruang Hakim.

Page 69: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

60

tergugat. Untuk itu untuk meyakinkan alasan tergugat ini, mohon agar kiranya

Majelis Hakim berkenan untuk menghadirkan anak-anak dalam persidangan

ini dengan maksud dan tujuan untuk dimintai pandangannya mengenai

masalah hak asuh ini.

Berdasarkan wawancara peneliti pada tanggal 18 Mei 2015, hakim yang

menangani perkara tersebut memamparkan bahwa adapun pertimbangan

hakim memutuskan untuk memberikan hak asuh hak asuh salah satu anak

yaitu Raina Nabila Ariyadi (anak III) kepada tergugat atau suami adalah

Majelis Hakim memerintahkan kepada penggugat dan tergugat untuk

menghadirkan anaknya yang saat ini ada bersamanya untuk didengar

keterangannya.5

Bahwa penggugat telah tidak menghadirkan 2 (dua) orang anak yang

pada saat ini berada padanya sehingga Majelis Hakim tidak bisa mendengar

keterangannya dan tergugat telah menghadirkan anak yang pada saat ini ikut

bersamanya yang bernama anak dan telah didengar keterangannya atas

pertanyaan Majelis Hakim anak tersebut menyatakan akan ikut dengan

tergugat sebagai ayahnya apabila terjadi perpisahan antara kedua orang

tuanya, dengan alasan lebih nyaman ikut dengan tergugat karena selama ikut

dengan penggugat apabila terjadi pertengkaran dengan kakaknya dia yang

selalu disalahkan baik oleh penggugat maupun oleh orang-orang yang berada

di rumah penggugat.6

5 Muh.Rusydi Thahir Wawancara, Jakarta, Tanggal 18 Mei 2015 di Ruang Hakim.

6 Muh.Rusydi Thahir Wawancara Jakarta Tanggal 18 Mei 2015 di Ruang Hakim.

Page 70: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

61

Landasan yang mengharuskan Majelis Hakim mempertimbangkan anak

boleh memilih diantara ayah atau ibunya ketika ayah dan ibunya memilih

bercerai adalah terdapat dalam Pasal 105 huruf b Kompilasi Hukum (KHI)

yang berbunyi: “Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada

anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaannya”.

Dari bunyi pasal tersebut di atas tidak ada kalimat yang mengharuskan

Pengadilan/Majelis Hakim secara langsung didepan persidangan mendengar

pendapat anak yang disengketakan pemeliharaan oleh ayah atau ibunya

tentang akan ikut siapa ketika ayah atau ibunya berpisah, tetapi hanya anak

tersebut diberikan hak memilih di antara ibu atau ayahnya yang bercerai.

Dalam hal ini juga dapat di lihat dalam Undang-Undang No. 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak dalam hal terjadi perceraian atas perkawinan

campuran (antara WNI dan WNA) anak yang sudah berhak memilih tetap

diberikan hak pilihnya, namun pilihan anak tersebut tidak serta merta menjadi

hal yang menjadi putusan Pengadilan karena dalam pasal itupun ada kata atau

berdasarkan Putusan Pengadilan berada dalam pengasuhan salah satu dari

kedua orang tuanya. Dan lebih lengkapnya Pasal 29 ayat (2) dan (3) Undang-

Undang No. 23 Tahun 2002 sebagai berikut:

Dalam hal terjadinya perceraian dan perkawinan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan

Pengadilan, berada dalam pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya (ayat

(2)). Dalam hal terjadinya perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),

Page 71: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

62

sedangkan anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya

berkewarganegaraan RI demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan

ibunya, pemerintah berkewajiban mengurus status kewaganegaraan RI bagi

anak tersebut (ayat (3)).

Dalam kaitan dengan bolehkah ditanyakan atas pilihan anak akan ikut ibu

atau ayahnya yang bercerai yang usia anak tersebut belum berusia 12 tahun

sebagaimana yang di atur dalam Pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam

bahwa: pemeliharaan anak yang belum mumayyiz/belum berumur 12 tahun

adalah hak ibunya.

Dapat ditafsirkan bahwa kategori anak belum mumayyiz adalah dibawah

umur 12 tahun. Sedangkan dalam literatur-literatur lain arti dari mumayyiz

adalah anak yang belum bisa membedakan antara mana yang bermanfaat dan

mana yang membahayakan dirinya. Kalau diperhatikan dari uraian tersebut di

atas masalah mumayyiz atau belum mumayyiz adalah bukan terfokus pada

titik sentral usia dari seseorang, tertapi titik sentralnya terkait dengan tingkat

kecerdasan anak itu sendiri, namun mungkin dari pengamatan para ulama

yang dalam hal ini para perumus KHI.

Bahwa anak-anak di Indonesia pada umumnya baru dapat membedakan

atau dianggap dapat berpendapat apabila anak tersebut telah berumur 12

tahun. Dengan demikian apabila kaitan memilih tersebut berhubungan dengan

tingkat kecerdasan seorang anak, bisa saja dalam menyelesaikan

persengketaan anak yang belum berumur 12 tahun dengan meminta pendapat

kepada anak tersebut dengan terlebih dahulu diminta pendapat Psikolog yang

Page 72: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

63

dalam hal ini adalah ahli yang dapat mendeteksi tingkat kecerdasan seseorang

yang dengan batasan umur terendah anak tersebut pun adalah 7 tahun sampai

sebelum 12 tahun.

Hal ini sesuai dengan aturan Pasal 10 Undang-Undang No. 23 Tahun

2003 tentang Perlindungan anak bahwa:

1) Setiap anak berhak untuk tidak dipisah: Setiap anak berhak

mengatakan dan didengar pendapatnya, menerima dan memberikan

informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi

pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan

kepatutan. Begitupun bila telah memilihnya itu tetap harus diberikan

hak kepada ayahnya untuk diberikan akses melihat, menjenguk,

mengajak jalan-jalan dan hak yang sama untuk bermusyawarah dalam

menentukan pendidikan anak tersebut sesuai dengan Pasal 59 Undang-

Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia berbunyi:

ahkan dari orang tuanya secara bertentangan dengan kehendak

anaknya sendiri, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum yang sah

yang menunjukkan bahwa pemisahan itu, demi kepentingan terbaik

bagi anak.

2) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud ayat (1) hak anak untuk tetap

bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang

tuanya tetap dijamin oleh UU.

Kompilasi Hukum Islam sebagai hukum materiil bagi lingkungan

Peradilan Agama maupun Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang

Page 73: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

64

Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

sebagai hukum formil belum memberikan jawaban secara limitatif terhadap

beberapa permasalahan hukum dalam menetapkan pengasuhan anak ketika

kedua orang tuanya bercerai.

Dalam Kompilasi Hukum Islam setidaknya ada dua pasal yang

menentukan pengasuhan anak yaitu Pasal 105 dan Pasal 156. Pasal 105

menentukan tentang pengasuhan anak pada dua keadaan. Pertama, ketika anak

masih dalam keadaan belum mumayyiz (kurang dari 12 tahun) pengasuhan

anak ditetapkan kepada ibunya. Kedua ketika anak tersebut mumayyiz (usia

12 tahun ke atas) dapat diberikan hak kepada anak untuk memilih diasuh oleh

ayah atau ibunya. Adapun Pasal 156 mengatur tentang pengasuhan anak ketika

ibu kandungnya meninggal dunia dengan memberikan urutan yang berhak

mengasuh anak.

Dalam melindungi hak-hak anak setelah terjadi perceraian, pihak

Pengadilan Agama Jakarta Selatan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak

yang ditunjuk pengadilan untuk menerima hadhanah anak tersebut agar

memenuhi hak-hak anak tersebut. Jika terbukti pihak yang diberi kewenangan

mengasuh anak tersebut lalai dalam memenuhi hak-hak anak, maka

pengadilan akan memeberikan peringatan (aan manin). Jika peringatan

tersebut tetap tidak dihiraukan, maka pengadilan bisa mencabut hak

pemeliharaan anak (hadhanah) tersebut.7

Jadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan hanya sebagai pihak pemutus

perkara, Dalam melindungi hak-hak anak setelah terjadi perceraian,

7 Muh,Rusydi Thahir Wawancara Jakarta Tanggal 18 Mei 2015 di Ruang Hakim.

Page 74: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

65

Pengadilan menyerahkan tanggungjawab hadhanah penuh kepada penerima

hak hadhanah. Karena Pengadilan Agama Jakarta Selatan tidak melakukan

pengawasan pelaksanaan terhadap putusan yang telah dikeluarkan. Akan tetapi

pihak Pengadilan memiliki upaya-upaya untuk melindungi hak-hak anak, yaitu

dengan memberikan saran-saran serta peringatan kepada pihak yang tidak

melaksanakan putusan tersebut. Akan tetapi, upaya-upaya Pengadilan Agama

Jakarta Selatan tersebut hanyalah upaya-upaya yang bersifat mengingatkan.

Page 75: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis dapat menarik

kesimpulan, sebagai berikut:

1. Hak asuh anak pasca perceraian berdasarkan pada Hukum Islam telah

diatur secara jelas dalam Kompilasi Hukum Islam khususnya pada Pasal

105, yaitu:

Dalam hal terjadi perceraian:

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12

tahun adalah hak ibunya;

b. Pemeliharan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk

memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharannya;

c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Umumnya hakim menggunakan pasal 105 ini sebagai dasar hukum dalam

membuat keputusan terkait dengan kewenangan hak asuh anak. Namun

demikian ketentuan ini tidak berlaku mutlak karena dalam Pasal 229

Kompilasi Hukum Islam ditegaskan bahwa Hakim dalam menyelesaikan

perkara-perkara yang diajukan kepadanya, wajib memperhatikan dengan

sungguh-sungguh nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat

sehingga putusannya sesuai dengan rasa keadilan. Jadi hakim harus

mempertimbangkan sungguh-sungguh apakah si Ibu layak mendapatkan

hak untuk mengasuh anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12

Page 76: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

67

tahun. Dalam Al-Qur‟an orang tua wajib memelihara, mengasuh, mendidik

dan menjaga, melindungi anak menurut kadar kemampuannya Q.S. al-

Baqarah (2):233, artinya bahwa kewajiban orang tua terhadap anak tidak

terputus oleh perceraian ataupun penetapan hakim berdasarkan pada

ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

Dalam memutus perkara hak asuh anak,hakim diharapkan dapat

mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan anak bukan hanya

untuk kepentingan para pihak sehingga nantinya tidak menghambat

pertumbuhan jasmani dan rohani anak-anak korban perceraian.

2. Dasar dan pertimbangan Majelis Hakim perkara No.

2282/Pdt.G/2009/PA.JS dalam memberikan hak asuh anak dibawah umur

kepada suami, selain menggunakan undang-undang sebagai dasar

menjatuhkan putusan tersebut, hakim memiliki pertimbangan lain melalui

fakta-fakta yang terungkap di persidangan.

Pertimbangan hakim memutuskan untuk memberikan hak asuh anak

kepada suami adalah suami mampu membuktikan sifat/akhlak buruk yang

dimiliki istri sehingga tidak layak untuk memelihara anak. Selain itu,

hakim menerapkan asas ius contra legem yang memungkinkan hakim

memberikan hak asuh anak ke ayah meskipun telah di atur dalam Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum

Islam bahwa pemeliharaan anak hak ibunya. Hakim melakukan tindakan

contra legem karena dianggap istri tidak dapat memberi contoh yang baik

untuk anaknya dan demi kepentingan serta masa depan anak maka hak

asuh anak diberikan kepada suami sebagai ayahnya.

Page 77: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

68

Pemberian hak asuh anak tersebut bukanlah pemberian kekuasaan yang

mengatur, memiliki dan mengendalikan sang anak. Tetapi hak asuh anak

yang dimakksud adalah hak untuk memlihara anak, medidik dan merawat

sang anak. Jadi bekas istri atau bekas suami diperbolehkan bertemu anak-

anak mereka karena masih memiliki hubungan keluarga.

B. Saran-saran

Berdasarkan pemaparan skripsi ini maka penulis memaparkan

beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam memberikan hak asuh anak dibawah umur, hakim harus memiliki

pertimbangan-pertimbangan lain selain undang-undang yang berlaku.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa melalui fakta-fakta yang

terungkap di persidangan. Hakim dalam memberikan putusan, perlu

memperhatikan dengan sungguh-sungguh faktor yang harusnya

diterapkan, yaitu keadilan, kemashlahatan, kepastian hukumnya, dan

manfaat yang tidak bertentangan dengan hukum syara’ sehingga putusan

tersebut menghasilkan kepastian hukum serta rasa keadilan di tengah-

tengah masyarakat.

2. Pengambilan hak asuh anak dapat dilakukan oleh pihak yang tidak diberi

kewenangan untuk mengasuh anak dibawah umur, dengan cara

mengajukan permohonan pengaalihan hak asuh anak ke pengadilan. Tetapi

ketika terjadi perebutan hak kuasa anak kembali, sebaiknya tidak

dilakukan dengan jalan persidangan, melainkan jalan musyawarah atau

Page 78: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

69

kekeluargaan karena dapat memberikan dampak buruk untuk psikologi

anak. Sebaiknya pihak yang menginginkan hak tersebut menunggu hingga

anak tersebut tumbuh dewasa sehingga bisa berfikir dengan siapa anak

tersebut tinggal dan menetap.

Page 79: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

70

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Al- Qur‟an al-Karim.

A. Rasyid, Roihan. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003.

Abdurahman. Perkawinan Dalam Syari’at Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

__________, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta: Akademika

Pressindo, 2007.

Abi Bakr, Imam Taqiyudin Ibn Muhammad Al-Husaini. Kifayah Al-Akhyar.

Beirut: Dar Al-Fikr, 1994.

Abidin, Slamet. Fiqih Munakahat 1. Bandung: Pustaka Setia. 1999.

Al-Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-Anak Dalam Islam. Alih bahasa

Chadijah Nasution. cet ke-1. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Al-Bugha, Musthafa Diib. Fikih Islam Lengkap Madzhab Syafi’i (Penjelasan

Hukum-Hukum Islam). Solo: Media Zikir, 2009.

Al-Munawwar, Saud Agil Husain. Problematika Keluarga Islam Konteporer

(Analisis Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah). Jakarta:

Prenada Media, 2004.

Al-Utsaimin, M. Sholeh. Pernikahan Islami Dasar Hukum Hidup Berumah

Tangga. Solo: Pustaka Mantiq, 1994.

As-Siddieqy, Hasby. Hukum-Hukum Fiqh Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

Az-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh al-Islami wa-Adillatuhu. Dimasqy: Dar al-Fikr.

Cik Hasan Bisri. Peradilan Islam Dalam Tatanan Masyarakat Indonesia. cet.1.

(Bandung: Rosdakarya. 1997). h.29

Daly, Peunoh. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1998.

Ensiklopedia hadits 8: Sunan Ibnu Majah. Jakarta: Almahira, 2013.

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqih Munakahat. Jakarta: Kencana, 2006.

Imam Abu Dawud. Sunan Abi Dawud Juz II. Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah,

1996.

Page 80: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

71

Khalid, Syeikh Hassan dan Adnan Najja. Ahkam Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah fi Al-

Syari’ah Al-Islamiyyah Cet I. Beirut: Al-Maktabah Al-Tijari, 1964.

Kuzari, Ahmad. Perkawinan Sebagai Sebuah Perikatan. Jakarta: Rajawali Pers,

1995.

Latief, Jamil. Aneka Hukum Perceraian Di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia,

1981.

Muchtar, Kamal. Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan. Jakarta: Bulan

Bintang, 1993.

Mugniyah, Muhammad Jawad. Fiqh Lima Mazhab alih bahasa Masykur AB. Afif

Muhammad. Jakarta : Lentera, 1999.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap.

Surabaya: Pustaka Progressif. 1997. h.274.

Nur, Jamaan. Fiqih Munakahat. Semarang: Dina Utama, 1993.

Nuruddin, H. Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di

Indonesia (Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam Dari Fikih, UU No

1/1974 sampai KHI). Jakarta: Kencana, 2004.

Rasjid, H. Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010.

Ramulyo, Mohd. Idris. Hukum Perkawinan. Hukum Kewarisan, Hukum Acara

Peradilan Agama, dan Zakat menurut Hukum Islam. Jakarta: Sinar

Grafika, 1995.

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2000.

Penjelasan atas Undang-Undang Tentang Perkawinan.UU No. 1 Tahun 1974. LN

No. 1 Tahun 1974. TLN No.3019

Sabiq, Al-Sayyid. Fiqih Al-Sunnah Jilid IV. Beirut: Dar Al-Fikr, 1983.

_________. Fiqih Sunnah Terjemah. Bandung: PT. al-Ma'arif, 1996.

Said, Umar. Hukum Islam di Indonesia Tentang Pernikahan. Jakarta: Sinar

Grafika, 2014.

Sudiyat, Iman. Hukum Adat Sketsa Asas. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana,

2007.

Page 81: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

72

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002.

Usman, Muchlis. Kaidah-Kaidah Usuliyah dan Fiqhiyyah. cet. Ke-3. Jakarta:

Grafindo Persada, 1999.

Zein, Satria Efendi M. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer

(Analisis Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah). Jakarta:

Prenada Media, 2004.

B. Internet

http://www.legalakses.com/hak-asuh-anak-dalam-perceraian-hadhanah.

http://www.pa-jakartaselatan.go.id

Page 82: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Nomor

Lampiran

Perihal

KEASEFjTETR.IAN AGAF€ALiFiIvERSE?As isl.{n'{ NEGERI (Uilt.I)SYARIF F{I}AYATULLAF{ JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

No. 95 Ciputat Jakarta 15412, lndoneSia .T.elp. (62-2 1 ) I 47. 11 537, 7 4Ol 92S Fax. (62-211 I 4gt BZIweostre : www.uinjktac.id E-mail : [email protected]

:Un.01/F4IPP.00.9/ s sq20 1 5:-: Mohon Kesediaan tvleniadiPemb!nlbinq S!ffips.i

Jakarta, 02 Maret 2015

Kepada Yang Terhormat,Dr. Moh. Ali Wafa, M.Ag(Dosen Fakultas syariah dan Hukum ulN syarif Hidayatullah, Jakarta)Di-

JAKARTA

Assalamu' alaiku m Wr. Wb.

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakartamengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadipembimbing skripsi mahasiswa :Nama : Syahbana Arief

NIM :1110044100043Prodi/Konsentrasi : peradilan Agama

Judul skripsi : putusnya perkawinan dan Dampaknya TerhadapPemeliharaan' Anak (Analisis putusan perkara No.228APdt,G/PA.JS)

Beberapa hal yang dapatdipertimbangkan adalah sebagai berikut :

1. Topik bahasan dan outline bila dianggap perlu dapat dilakukan perubahan danpenycmpurnaan.

2. Tehnik penulisan agar merujuk kepada buku "Pedoman Karya llmiah di UIN SyarifHidayatullah Jakarta"

Demikian atas kesediaan saudara kamiucapkan terima kasih.

Wassalamu' alaikum W. W.

Tembusa n :

1. Kasubag Akademik &kemahasiswaan Fakurtas syariah dan Hukum

? Sekretaris Progranr Studi Ahwal alsyakhshiyah3, Arsip

n Fakultas Syariah dan Hukum

Page 83: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (TIIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKUUTAS SYARIAH DAN HUKUM

Juanda No.95 CiputatJakarta 15412 lndonesiaTelp. (62-2 1 ) 7 47 1 1 s37, 7 4O1 925 F ax. (62-2't \ 7 49 1 821Website : www.uinjkt. ac. id E-mail : syar_hukuin@yahoo. com

uN.01 /F4 /KM.01 .03t 1289t201 5

Permohonan Data/Wawancaia

Kepada

Yth. FlakimPeradilan Agama Jakarta Selatan

di

Jakarta, 16 Juni 2015

TempatAssalamm u'alaiku m, Wr. Wb.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkanbahwa:Nama : SYAHBANA ARIEF

Nomor '.

Lampiran :

Hal' :

TempaUTanggalNIMSemesterProgram StudiAlamat

Telp/Hp

Jakarta / 09 Februari 1992111004410004311

Akhwal Syakhsiyyah (Hukum Keluarga lslam)Jalan Suwadarma No.49 Rt.01g/003 Kec. pesangrahanKel. Ulujami Kota. Jakarta Selatan08578157381 1

g Akademik

{-,f,*.oo uI9803 2 002

49lt"n benar yang bersangkutan mahasiswa Fakuttas Syariah dan Hukum UINsyarif Hidayatuttah Jakarta yang sedang menyusun skripsi o*g;n tilri, - -

Putusnya Perkawinatn dan Dampaknya Terhadap Pemeliharaan Anak (Alnatisis putusan per4araN o. 2282/pdt. G/2009/pA. JS)

Untuk melengkapi bahan.penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapaplbu dapat rnenerimayang bersangkutan untttk wawancara serta memperoleh data guna penulisan skripsidimaksud.Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Tembusan:1. Dekan Fakultas syariah dan Hukum UIN syarif Hidayatuilah Jakarta2. Ka/SekprodiAkhwalsyakhsiyyah (Hukum Keluarga isram) l peraoiLn Agama

EIEE]

ii?H

AMA

10701 1

Page 84: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATANJL. Harsono R.M. No. 1 Ragunan, pasar Minggu, Jakarta seratan

Terp. (021) 78840013, Fax. (021) 7S839745 Jakarta 12550website : www.pa-jakartaseratan.go.id e-mail : [email protected].

SURAT KETERANGANNomor W9.A4l6tEE /HK. 05ru U2O1 s

Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan, berdasarkan surat WakilDekan Fakultas syariah dan Hukum ulN syarif Hidayatullah, No.un.01lF4lKM.01 .o3t12g9t2015, tanggal 16 Juni 2ols,menerangkan bahwa :

NamaNomor Pokok

Semester

TempaUTanggal Lahir

Jurusan/Konsentrasi

Alamat

Telp/Hp

SYAHB.ANA ARIEF

1110044100043

11 (Sebelas)

Jakarta, 09 Februari 1gg2

Ahwal Syakhsiyyah (Hukum Keluarga lslam)Jl. Suwadarma No. 49 Rt.01g/003 Kec.Pesangrahan Kel. Ulujami Kota Jakarta Selatan08578157381 1

Benar telah melakukan wawancara dan memperoteh data pada pengadilanAgama Jakarta Selatan sehubungan dengan penyusunan skripsi yang berjudul :

"Putusnya Perkawinan dan Dampaknya Terhadap pemeriharaan Anak(Analisis Putusan perkara No. 2282/pdt.G/2oog/pA.Js)

Demikian surat keterangan ini agar dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.

Jakarta, 22 Juni 2O1S

Panitera

Page 85: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Pf,DOMAN WAWANCARA

Pertanyaan:

1. Bagaimana proses penyelesaian perkara hadhanah selama ini yang anda

lakukan sebagai seorang hakim?

2. Perkara hadhanah biasanya diajukan setelah pufusnya perkawinan, ralu

siapakah yang paling banyak dari pihakyang berperkara yang mengajukan hak

asuh anak?

3. Dalam menyelesaikan perkara hadhanah ini, butuh waktu berapa lama? Dan

perlu berapa kali sidang?

4. Apakah dalam menyelesaikan perkara hadhanah banyak hambatan alias

terulurnya wakfu dalam memutuskan perkara?

5. Bagaimana pengalaman Bapak selama menjadi hakim, apakah pernah

mendapat perkara hadhanah anakyang diberikan kepada bapak?

6. Menurut Bapak hakim, faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan hak

hadhanah anak diberikan kepada pihak bapak bukan kepada pihak ibu?

7. Bagaimana metode ijtihad majelis hakim dalam menetapkan suatu keputusan

dalam putusan perkara No. 2282tPdt G/2009/PA.JS?

Page 86: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Nama Informan

Hari/TanggaI

Waktu

Tempat

HASIL WAWANCARA

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

Drs. Muh. RusydiThahir, SII., M,H

Senin I 22 Juni20l5

13.00 vd 14.00

Ruang Hakim IV

l. Bagaimana proses penyelesaian perkara hadhanah selama ini yang anda

lakukan sebagai seorang hakim?

Perkara hadhanah ini terkadang diajukan dalam sebuah pokok perkara yaitu

apabila terjadi penyimpangan, seeerti menglngkari sebuah kesepakatan, atau salah

satu pihak omng tua si anak dihalmg-halangr unhrk tidak bertemu dengan anak.

Sehingga, dengan pelarangan tersebut menyebabkan tidak tercapainya kasih sayang

oftmg tua kepada anak. Kemudian, ada juga perkara hadhanatr ini diajukan semata-

mata derni menjaga kepentingan anak, maka para pihak yaitu orang tua anak tersebut

tidak ingin mempermasalahkan pengasuhan terhadap anak tersebut. Dengan kata lain,

pihak orang tua anak sepakat bahwa pengasuhan anak diberikan kepada pihak

manapur yang lebih berhak atas pengasuhannya baik pihak ibu maupun pihak bapak.

Page 87: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Perkara hadhanah biasanya diajukan setelah putusnya perkawinan, lalu

siapakah yang paling banyak dari pihak yang berperkara yang mengajukan hak

asuh anak?

Seimbang, antara pihak ibu maupixr pihak bapak. Apabila cerai gugat maka

yang mengajukan adalah pihak ibu dari anak tersebut. Pada umumnya, pihak

ibukarena tidak sedikit pula ibu yang meminta kepada Pengadilan agar hak asuh anak

diberikan padanya:

3. Dalam menyelesaikan perkara hadhanah ini, butuh waktu berapa lama? Dan

perlu berapa kali sidang?

Sidang maraton dilakukan seperti biasa yaitu mulai dari mediasi, pembacaan

gugatan, jawaban tergugat, replik penggugat, duplik tergugat, pembuktian,

kesimpulan, dan terakhir yaitu putusan. Dalam menyelesaikan perkara hadhanah ini

membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan.

4. Apakah dalam menyelesaikan perkara hadhanah banyak hambatan

aliasterulurrnya waktu dalam nemutuskan'perkara?

Hambatannya yaitu karena tempat tinggal tergugat jauh di tuar wilayahJakarta

Selatan. Surat panggilan atau relaasyang ditujukan kepada t€rgugat dikirim melalui

pos selama satu bulan.Namun, perkara hadhanah ini tidak terulur atau tepat waktu.

5. Bagaimana pengalaman Bapak serama menjadi hakim, apakah pernah

mendapa@erkara hadhanah ana k yan g d iberi kan kepa da bapak?

Saya pernah memberikan putusan perkara hadhanah yakni memberikan

halfiadhanah anak kepada bapak atas dasar keterangan yang didapat selama di

persidangan tenrtama keterangan dmi si anak yang bersangkutan.

6- Menurut Bapak hakim, faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan

hakhadhanah anak diberikan kepada pihak bapak bukan kepada pihakibu?

Page 88: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

'7.

Faktornya yaitu melihat kepada kepentingan si anak. Karena kepentingananak

adalah hal yang paling utama. Bila kepentingan anak diabaikan olehorang tua yaitu si

ibu maka boleh jadi hak hadhanah anak tersebut diberikankepada si bapak. Kemudian

melihat kepada faktor sosiologis dan psikologisanak tersebut. Kedekatan antara anak

dengan bapaknya dapbt menjadikansuatu alasan yang menjadikan hak hadhanah

diberikan kepada pihak bapak

Selain itu juga, melihat kepada agama serta akhlak si pemegang hakhadhanah tersebut

karena pemegang hadhanah berkewajiban untukmengasuh serta mendidik anak

menjadi baik.

Bagaimana metode ijtihad majelis hakim dalam menetapkan ' suatu

i<eputusandalam putusan perkara No. 2282lPdt G/2009/PA.JS?

Hakim dalam memutuskan suatu perkara, berijtihad berdasarkan Al-

Qur'an,sunnah Nabi SAW, dan menggUnakan dasar pemikiran yang rasional

yangfidak berte,lrtangan dengan syariat Islarn serta menggunakan konsepmaslahah al'

mlrsalatr. Dilihat dari segi kemaslatratan anak. Anak tersebutsudah merasa nyaman

tinggal bersama bapaknya Dan apabilaanak diasuh oleh ibunya akan menyengsarakan

si anak, sebab dibutuhkanwaktu yang lama untuk anak beradaptasi dengn

lingkungarmya yang baru,baik lingkungan di sekolatr maupun di sekitarnya.

Apa yang menjadi pertimbangan majelis hakim, sehingga hak hadhanahanak

bclum mumayiz diberikan kepada bapak?

1. Pertimbangannya yaitu mengedepankan kepentingan anak. Hal inimerupakan

paling utama yang harus dilakukan. Karena kepentingananak adalah hal yang

paling penting dan harus diutamakan.

2. Pertimbangan yuridis dan nonnatif seperti merujuk kepada

peraturanperundang-undangan, yaitu pasal 41 Undang-undang Nomor 1

Page 89: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Tahunl974 Tentang Peri<arvinan. Seiain itu, Undang-undang No. 23

Tahr-rn2002 Tentang Perlindungan Anak, meletakkan kewaiiban

memberikanperlirrdurngan kepada anak berdasarkan asas kepentingan bagi

auak.

Pertimbarrgan psikologis dan sosiologis anak. Dalam kasus ini,meskipun anak

masih di bau'ali unrur tetapi ia berada dalamperneliharaan bapakr-rya dan teiah

bersekolah, hubunga:r emosional anal<dengan bapaknya lebih erat

dibandingkan dengan ibunya. maka secarakejiwarrn hakim bisa melihat hal

tersebut.

Pertimbangan da,'i segi pemegang hadhanah artak. Aclapun syarat-

syarathadhanah antala lain:baligh dan berakai sehat, dervasa, mampu

nier-rcliclik. amanah clan berakhlak, Islam, Bapaknya belum menikah lagi,

meldeka.

Jakarta, 22 Juni 2015

\

J.

4.

(Drs. Muh. Rusydi Thahir, S'H., M'II)

Page 90: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

red79;;P U T U S A NNomor : xxxx/Pdt.G/2009/PAJS

BISMILLAHIR RAHMAANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili

perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai

berikut dibawah ini dalam perkara antara :

Penggugat , umur 40 tahun, pekerjaan Wiraswasta, alamat Jl. Tebet Barat XII

No. 1 Jakarta Selatan. Dalam hal ini memberikan kuasa

hukum kepada Achmad Khadafi Munir, S.H. M.H.,

Andi Jatmiko, S.H., Lisa Agustina, S.H. dan Eddi

Mulyono, S.H. Advokat pada Kantor Hukum Dafi Munir

& Partners, beralamat di Patria Office Tower, lantai 12

Ruang 1204, Jalan Gatot Subroto Kav. 32-34, Jakarta

12950, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 01

Desember 2009 yang telah didaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan : 743/ Pdt.G/XII/09,

tanggal 03 Desember 2009 yang telah dicabut oleh

Penggugat pada tanggal 05 April 2010, dan memberikan

Kuasa hukum kepada Muhammad Afzal Mahfuz, S.H.,

M. Rizal Al Djufrie, S.H. Iqbal Jefriano, S.H. dan Heri

Supriadi, S.H. Advocat pada Kantor Hukum

Muhammad Afzal & Associates, berdasarkan Surat

Kuasa tertanggal 06 April 2010 yang telah didaftar di

Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatan : 281/

Pdt.G/IV/2010, tanggal 12 April 2010 selanjutnya disebut

sebagai Penggugat;

M e l a w a n

Tergugat , umur 41 tahun, pekerjaan Swasta, alamat Jl. Bangka III No. 38,

Jakarta Selatan Dalam hal ini memberikan kuasa

kepada Kuasa Hukumnya bernama DR. Saifullah

AMM, SH, MBA, MM, MH, Idil Adha SH, MM. dan

Faqihudin, SH, adalah Advokat dan Penasehat Hukum

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 91: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dari Kantor Advocates &, Legal Consultant "DR.

Saifullah AMM, SH, MBA, MM, M.H. & Associates"

yang beralamat di Graha Saharjo Lt. 4 A DR. Saharjo

No. 244B Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.

010/SK/HA-KAS/XII/09 tertanggal 23 Desember 2009,

yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Jakarta Selatan dengan Nomor 07/Pdt.G/I/2010 tanggal

06 Januari 2010. selanjutnya disebut sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca berkas perkara yang bersangkutan;

Telah memperhatikan hal-hal lainnya;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Penggugat berdasarkan surat permohonannya

tertanggal 30 Nopember 2009 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Jakarta Selatan pada tanggal 30 Nopember 2009 dalam Register perkara Nomor

: xxxx/Pdt.G/2009/PAJS, telah mengajukan hal-hal sebagai berikut :

I. Perkawinan Antara Penggugat Dan Tergugat

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan

perkawinan di Jakarta pada tanggal 25 Nopember 1997

dihadapan Pejabat Kantor Pencatat Nikah di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan, sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta Nikah

Nomor 926/III/XI/ 97;

2. Bahwa sejak tahun 2002, Penggugat dan Tergugat

memilih domisili di kediaman bersama di rumah orang tua

Penggugat yang beralamat di JI. Tebet Barat XII No. 1,

Jakarta Selatan.

3. Bahwa dari dan di dalam perkawinan yang sah antara

Penggugat dan Tergugat, telah lahir 3 (tiga) orang anak

yang masing-masing bernama:

a. Reyhan Dahananto Ariyadi, lahir pada tanggal 4

Juni 1999 di Los Angeles, Amerika Serikat,

sebagaimana tercantum dalam Certified Abstract of

Birth Nomor 0063727 yang dikeluarkan oleh County

of Los Angeles Registrar-Recorder/County Clerk.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 92: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

b. Rannafi Pawitra Ariyadi, lahir pada tanggal 1

Agustus 2001 di California, Amerika Serikat,

sebagaimana tercantum dalam Certification of Vital

Record Nomor 1200130027299 yang dikeluarkan

oleh County of Orange Health Care Agency.

c. Raina Nabila Ariyadi, lahir pada tanggal 21 Juli 2007 di Jakarta,

sebagaimana tercantum dalam Akta Kelahiran Nomor : 10629/U/

JS/2007 yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Selatan.

II. Alasan-Alasan Perceraian

Bahwa alasan-alasan Penggugat dalam mengajukan gugatan perceraian

terhadap Tergugat dalam perkara aquo adalah dalam kehidupan berumah

tangga antara Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran dan perselisihan

yang terus menerus yang diakibatkan oleh perselingkuhan Tergugat.

Antara Penggugat Dan Tergugat Terjadi Pertengkaran Dan Perselisihan

yang Terus Menerus yang Diakibatkan oleh Perselingkuhan Tergugat.

4. Bahwa pada awalnya rumah tangga yang dibina oleh Penggugat dan

Tergugat berlangsung harmonis, Tergugat pada awalnya masih terlihat

sangat memperhatikan keluarganya, Bahkan Tergugat sering meluangkan

waktu untuk bermain dengan anak-anak. Hubungan Tergugat dengan

keluarga besar Penggugat pada awalnya juga terlihat sangat baik dan

rukun.

5. Bahwa kemudian sekitar pertengahan 2007, atau setelah anak ketiga

Penggugat dan Tergugat lahir, Penggugat menyadari adanya perubahan

sikap dari Tergugat. Tergugat tidak lagi memberikan perhatian kepada

Penggugat dan anak-anak. Tergugat juga seringkali pulang larut malam

tanpa alasan yang jelas. Bahkan setiap berada di rumah, Tergugat selalu

terlihat gelisah dan selalu mencari-cari alasan untuk dapat keluar rumah.

Apabila Penggugat menanyakan perihal hal tersebut, Tergugat menolak

menjelaskan dan bahkan sering menunjukan kekesalannya. Setiap kali hal

tersebut terjadi, Penggugat hanya dapat bersabar yang semata-mata

dilakukan oleh Penggugat untuk keutuhan rumah tangga Penggugat dan

Tergugat serta untuk mencegah anak-anak mendengar perselisihan antara

kedua orang tuanya.

6. Bahwa kemudian pada tanggal 28 Desember 2007, Penggugat secara

tidak sengaja mendapatkan bukti bahwa Tergugat membelikan sebuah

cincin untuk wanita bernama Rini Silitonga, yang mana merupakan

sekretaris Tergugat. Bukti tersebut didapatkan oleh Penggugat setelah

melihat tagihan kartu kredit Tergugat. Atas dasar hal tersebut, Penggugat

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 93: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mencurigai bahwa Tergugat telah melakukan perselingkuhan dengan

wanita tersebut. Kecurigaan dari Penggugat menyebabkan Penggugat

berusaha mencari bukti-bukti lain, yang mana akhirnya Penggugat

mendapatkan bukti-bukti foto yang menguatkan dugaan perselingkuhan

Tergugat tersebut. Dikarenakan hal tersebut, Penggugat menuntut

penjelasan dari Tergugat. Bukannya mendapat kan penjelasan, Tergugat

malah menunjukkan kemarah an besar kepada Penggugat. Setelah

kejadian tersebut, Penggugat merobek tagihan kartu kredit Tergugat yang

mencantumkan pembelian cincin tersebut dikarenakan Penggugat

bermaksud melupakan kejadian tersebut.

7. Bahwa kemudian Penggugat memutuskan untuk memaafkan Penggugat

walaupun Penggugat telah mendapatkan bukti-bukti nyata perselingkuhan

Tergugat. Keputusan dari Penggugat tersebut semata-mata untuk

kepentingan anak-anak. Penggugat juga berharap bahwa Tergugat akan

menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki kesalahannya

tersebut. Atas dasar hal tersebut, Penggugat memutuskan untuk berlibur

ke Bali bersama Tergugat dan anak-anak, yang mana dimaksudkan

Penggugat untuk memperbaiki hubungan antara Penggugat dengan

Tergugat. Akan tetapi, selama liburan tersebut bukannya berusaha

memperbaiki kesalahannya, Tergugat malah terlihat sangat tidak tenang

dan selalu berusaha memisahkan diri dari Penggugat dan anak-anak.

Ketika memisahkan diri dari Penggugat dan anak-anak tersebut Tergugat

selalu terlihat menelpon seseorang, yang mana pada akhirnya diketahui

oleh Penggugat bahwa orang yang dihubungi oleh Tergugat tersebut

adalah Rini, hal mana juga diketahui oleh Ibu Tergugat.

8. Bahwa kemudian Penggugat mendapatkan bukti pada tanggal 8 Januari

2008 Tergugat pergi ke Bali selama 4 (empat) hari bersama Rini.

Kepergian Tergugat ke Bali tersebut diawali oleh kebohongan Tergugat

yang menyampaikan kepada Penggugat bahwa Tergugat hendak pergi

ke Medan untuk urusan pekerjaan. Fakta tersebut diketahui oleh

Penggugat ketika Penggugat mencoba menelpon ke Garuda Indonesia

Call Center dan mendapati nama Tergugat dan Rini di salah satu

penerbangan menuju Bali. Atas dasar hal tersebut, Penggugat berusaha

menghubungi Tergugat, akan tetapi selalu gagal. Setelah kepulangan

Tergugat dari Bali tersebut, Penggugat menuntut penjelasan dari

Tergugat. Akan tetapi, Tergugat lagi-lagi marasa besar dan menolak

memberikan penjelasan;

9. Bahwa ternyata kepergian Tergugat bersama Rini untuk berlibur tidak

hanya dilakukan oleh Tergugat satu kali saja. Pada tanggal 2 Mel 2008,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 94: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

yang mana bertepatan dengan hari ulang tahun Penggugat, Penggugat

mengetahui bahwa Tergugat pergi ke Kuala Lumpur bersama Rini, yang

mana dapat dibuktikan dengan adanya bukti foto. Kepergian Penggugat

dengan Rini tersebut juga diawali dengan kebohongan Tergugat yang

menyatakan bahwa Tergugat pergi bersama dengan temannya. Selain

itu, Penggugat kembali mendapatkan bukti bahwa Tergugat kembali pergi

ke luar negeri untuk berlibur bersama Rini. Pada 21 Juli 2008, atau

bertepatan dengan ulang tahun pertama anak ketiga Penggugat dan

Tergugat, Tergugat pergi ke Bangkok bersama Rini. Fakta tersebut

diketahui oleh Penggugat ketika Penggugat menemukan tagihan dari

Hotel tempat Tergugat dan Rini menginap selama di Bangkok yang

mencantumkan nama Tergugat dan Rini;

10. Bahwa sejak peristiwa tersebut diatas, hubungan antara Penggugat dan

Tergugat menjadi semakin buruk. Keadaan tersebut diperparah dengan

seringnya Penggugat memergoki secara langsung Tergugat sedang pergi

berdua dengan Rini. Atas dasar hal tersebut, Penggugat merasa bahwa

masalah antara Penggugat dan Tergugat tersebut haruslah diselesaikan.

Oleh karena itu, Penggugat mencoba membangun komunikasi dengan

Tergugat dan secara tegas Penggugat meminta Tergugat untuk

mengakhiri hubungannya dengan wanita bernama Rini tersebut. Akan

tetapi komunikasi yang coba dibangun oleh Penggugat tersebut malah

berujung pada pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat, yang

mana pada akhirnya Tergugat memilih untuk pergi meninggalkan rumah

kediaman bersama;

11. Bahwa sejak pergi meninggalkan rumah pada bulan Maret 2008 hingga

saat ini, Penggugat mengetahui bahwa Tergugat tinggal di Apartement

Casablanca. Akan tetapi, informasi tersebut didapatkan Penggugat bukan

dari Tergugat. Tergugat selalu menolak menginformasikan tempat

tinggalnya sejak kepergian nya dari rumah tersebut. Berdasarkan

informasi yang didapat kan oleh Penggugat tersebut, pada bulan Agustus

2008 Penggugat datang ke tempat kediaman Tergugat di Apatement

Casablanca dengan tujuan untuk mencari penyelesaian atas

permasalahan yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat. Akan

tetapi, ketika Penggugat mendatangi tempat kediaman Tergugat tersebut,

Penggugat malah mendapati bahwa selama ini Tergugat tinggal di tempat

tersebut bersama Rini. Ketika mengetahui kedatangan Penggugat ke

tempat tinggalnya, Tergugat langsung mengusir Penggugat;

12. Bahwa kemudian Penggugat mendapatkan informasi dari anak pertama

dan kedua Penggugat dan Tergugat, Reyhan Dahananto Ariyadi dan

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 95: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Rannafi Pawitra Ariyadi, bahwa selama ini ternyata perselingkuhan yang

dilakukan oleh Tergugat sering dilakukan di depan anak-anak tersebut.

Menurut mereka, beberapa kali Tergugat mempertemukan anak-anak

dengan Rini dengan terlebih dahulu berbohong kepada anak-anak dengan

mengatakan bahwa mereka hanya pergi bertiga saja, yang faktanya

ternyata Tergugat selalu mengajak Rini. Anak-anak menyampaikan kepada

Penggugat bahwa sebenarnya mereka keberatan apabila dipertemukan

dengan Rini, akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa dikarenakan

pertemuan dengan Rini tersebut selalu diawali dengan tipu daya dari

Tergugat.

13. Bahwa perselingkuhan yang dilakukan oleh Tergugat yang berlangsung

hingga saat ini dan sikap Tergugat yang selalu marah-marah dan berlaku

kasar terhadap Penggugat membuat Penggugat merasa tidak ada lagi

yang dapat dipertahankan dari rumah tangga Penggugat dan Tergugat.

Tergugat sangat tidak menghargai pengorbanan-pengorbanan yang

dilakukan oleh Penggugat untuk menyelamatkan perkawinan Penggugat

dan Tergugat. Penggugat juga menyadari bahwa ketidakharmonisan

hubungan antara Penggugat dan Tergugat tentunya akan memberikan

dampak yang buruk bagi perkembangan psikologis anak-anak Penggugat

dan Tergugat. Apalagi perselingkuhan Tergugat tersebut kerap kali

dilakukan di depan anak-anak. Walaupun Penggugat selalu berusaha

untuk menyembunyikan perselisihan antara Penggugat dan Tergugat dari

anak-anak, anak-anak pasti akan menyadari dengan sendirinya bahwa

orang tua mereka tidak lagi dapat hidup rukun seperti layaknya sebuah

keluarga. Keadaan ini juga membuat Penggugat merasa sangat tertekan

dan mengganggu aktivitas sehari-hari Penggugat;

14. Bahwa selama hidup berpisah rumah dengan Penggugat dan anak-anak,

pada awalnya Tergugat masih memenuhi kewajibannya untuk

memberikan nafkah kepada Penggugat dan anak-anak. Akan tetapi,

terhitung sejak bulan Nopember 2008 hingga bulan Juli 2009, yang mana

berlangsung selama 9 (sembilan) bulan, Tergugat kemudian melalaikan

kewajibannya untuk memberikan nafkah kepada keluarganya. Segala

kebutuhan bagi Penggugat dan anak-anak dipenuhi oleh Penggugat

dengan menggunakan penghasilan Penggugat. Selama itu, Tergugat

sama sekali tidak mempedulikan kebutuhan keluarganya;

15. Bahwa dikarenakan keadaan yang terjadi pada rumah tangga Penggugat

dan Tergugat, Penggugat memutuskan untuk mengaju kan gugatan cerai

terhadap Penggugat. Niat Penggugat tersebut telah Penggugat

sampaikan kepada Tergugat pada pertengahan Nopember 2009. Atas niat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 96: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dari Penggugat tersebut, Tergugat menunjukan reaksi yang sangat

emosional disertai dengan mengeluarkan kata-kata yang sangat kasar.

Akan tetapi, Penggugat tetap pada pendiriannya untuk mengajukan

gugatan cerai terhadap Tergugat dikarenakan memang permasalahan di

dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapat

diperbaiki, mengingat sikap dari Tergugat yang tidak pernah mau untuk

membangun komunikasi dengan Penggugat. Selain itu, sampai saat ini

Penggugat mengetahui bahwa Tergugat masih melanjutkan

perselingkuhannya dengan wanita bernama Rini Silitonga tersebut. Oleh

karena hal tersebut, Penggugat berharap bahwa perceraian merupakan

jalan terbaik bagi masing-masing pihak untuk melanjutkan kehidupannya;

16. Bahwa kondisi dan keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat

dapat dikatakan tidak lagi sesuai dengan tujuan perkawinan dalam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (selanjut nya

"UU No. 1/74") Pasal 1 yaitu "Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa";

17. Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat yang tidak

harmonis tersebut serta perselingkuhan yang dilakukan oleh Tergugat

yang berlangsung hingga kini dan merupakan sumber ketidakbahagiaan

Penggugat, dapat dijadi kan alasan dan juga memenuhi syarat-syarat

alasan perceraian sebagaimana diatur dalam UU No.1/74 Pasal 39 Ayat 2

jo Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 (PP No.9/75) Pasal 19

huruf f, dimana dinyatakan secara khusus dalam PP No. 9/75 Pasal 19

huruf f dinyatakan sebagai berikut: "Perceraian dapat terjadi karena

alasan atau alasan-alasan : Antara suami dan istri terus menerus terjadi

perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun

lagi dalam rumah tangga”;

III. Tentang Hak Hadhanah dan Hak Perwalian Anak

18. Bahwa terhadap anak-anak Penggugat dan Tergugat yang lahir dalam

perkawinan dan masih dibawah umur atau belum mumayyiz yaitu

masing-masing bernama anak, anak dan anak sudah sewajarnya

mendapatkan hak asuh atau hak pemeliharaan atau hak hadhanah dari

Penggugat sebagai Ibu kandung mereka, hak mana sesuai dengan

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 156 huruf a dinyatakan sebagai

berikut :

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 97: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

"Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari

ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya

digantikan oleh :

1. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu;

2. Ayah;

3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah;

4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan;

5. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu; dan

6. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah"

19. Bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut diatas dan

mempertimbangkan bahwa selama ini anak-anak sangat dekat dengan

Penggugat dikarenakan Penggugat selama ini selalu berusaha menjadi

ibu yang baik bagi anak-anak dengan selalu memperhatikan dan

memberikan kasih sayang kepada mereka, tepatlah apabila hak

perwalian atas anak-anak dilimpahkan kepada Penggugat sebagai ibu

kandungnya. Akan tetapi, Penggugat tidak menutup kemungkinan bagi

Tergugat untuk bertemu dengan anak-anaknya dengan melalui izin dan

persetujuan terlebih dahulu dari Penggugat sebagaimana diatur dalam

Pasal 105 huruf a KHI jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 392

K/Sip/1969 tertanggal 31 Agustus 1969 jo. Yurisprudensi Mahkamah

Agung RI No. 239 K/Sip/1968.

IV. Tentang Biaya Hadhanah, Nafkah Kepada Anak-Anak, Nafkah Madhiyah,

Nafkah Mut'ah, dan Nafkah Penghidupan

20. Bahwa berdasarkan KHI Pasal 149 huruf d dan Pasal 156 huruf d dan

huruf f dinyatakan sebagai berikut :

Pasal 149 huruf d

"Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib

memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai

umur 21 tahun"

Pasal 156 huruf d

"Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah: semua biaya

hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut

kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan

dapat mengurus diri sendiri (21 tahun)"

Pasal 156 huruf f

"Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak

yang tidak turut padanya"

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 98: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

21. Bahwa berdasarkan ketentuan dari KHI Pasal 149 huruf d, Pasal 156

huruf d dan huruf f, Tergugat sebagai ayah dari anak-anak Penggugat dan

Tergugat tersebut berkewajiban menanggung Biaya Hadlanah dan nafkah

anak-anak;

22. Bahwa terhadap Biaya Hadhanah dan nafkah anak-anak tersebut,

Penggugat mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Selatan agar

menghukum Tergugat untuk menanggung Biaya Hadhanah dan nafkah

kepada anak-anak sebesar Rp 12.000.000 (dua belas juta Rupiah) per-

bulan setiap tanggal 1 pada bulan tersebut dengan pertambahan nilai

sebesar 10 % (sepuluh persen) setiap tahun dan berkewajiban pula untuk

menanggung seluruh biaya kesehatan serta pendidikan yang diperlukan

bagi anak-anak;

23. Bahwa sebagaimana telah Penggugat uraikan diatas, sejak bulan

Nopember 2008 hingga bulan Juli 2009 Tergugat tidak memenuhi

kewajibannya dalam memberikan nafkah bagi Penggugat. Karenanya,

Penggugat mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk

menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah Madhiyah (masa lampau)

selama 9 (sembilan) bulan kepada Penggugat sebesar Rp. 81.000.000

(delapan puluh satu juta Rupiah) dengan perincian Rp. 9.000.000

(sembilan juta Rupiah) setiap bulannya, sebagaimana diatur dalam Pasal

80 ayat (4) huruf b KHI;

24. Bahwa meskipun dalam perkara ini Penggugat sebagai istri yang

mengajukan gugat cerai, namun Penggugat nantinya setelah dijatuhi talak

harus menjalani masa Iddah dan salah satu tujuan menjalani masa Iddah

adalah untuk kepentingan suami (Tergugat), maka demi keadilan adalah

beralasan bagi Penggugat memohon kepada Pengadilan Agama Jakarta

Selatan untuk menghukum Tergugat memberikan Nafkah Mut'ah kepada

Penggugat sebesar Rp 10.000.000.- (sepuluh juta Rupiah), sebagaimana

diatur dalam Pasal 41 huruf c UU No. 1/74 jo. Pasal 149 huruf a

Kompilasi Hukum Islam;

25. Bahwa selain itu berdasarkan Pasal 41 huruf c UU No.

1/74, Pengadilan dapat pula mewajibkan bekas suami

(Tergugat) untuk memberikan biaya Nafkah

Penghidupan bagi Penggugat. Karenanya Penggugat

mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk

menghukum Tergugat memberikan biaya Nafkah

Penghidupan sebesar Rp 4.000.000 (empat juta Rupiah)

perbulan setiap tanggal 1 dengan pertambahan nilai

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 99: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

sebesar 10 % (sepuluh persen) setiap tahun hingga

Penggugat menikah kembali;

26. Bahwa berdasarkan dalil dan fakta hukum yang tersebut

diatas, maka berdasarkan UU No. 1/74 jo. KHI jo. PP

No. 9/75 Perkawinan Penggugat dan Tergugat dapat

putus karena perceraian, maka patut dan wajar apabila

Majelis Hakim Yang Mulia mengabulkan gugatan

Penggugat dalam perkara aquo;

Berdasarkan seluruh uraian diatas, maka Penggugat memohon kepada Majelis

Hakim Yang Mulia untuk memeriksa, mengadili dan memberikan putusan

sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan perkawinan Penggugat dan Tergugat putus

karena perceraian beserta akibat hukumnya;

3. Menetapkan Hak Pemeliharaan/Pengasuhan dan Hak

Perwalian atas anak-anak Penggugat dan Tergugat yang

bernama anak dan anak, anak kepada Penggugat sebagai ibu

kandungnya;

4. Menghukum Tergugat untuk memberikan Biaya Hadhanah dan

nafkah kepada anak-anak sebesar Rp 12.000.000 (dua belas

juta Rupiah) per-bulan setiap tanggal 1 pada bulan tersebut

dengan pertambahan nilai sebesar 10 % (sepuluh persen)

setiap tahunnya, serta juga berkewajiban untuk menanggung

seluruh biaya kesehatan dan pendidikan yang diperlukan oleh

anak-anak, sejak terjadinya perceraian sampai dengan dewasa

dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun);

5. Menghukum Tergugat untuk memberikan Nafkah Madhiyah

(masa lampau) selama 9 (sembilan) bulan kepada Penggugat

sebesar Rp 81.000.000 (delapan puluh satu juta Rupiah)

dengan perincian sebesar Rp 9.000.000 (sembilan juta

Rupiah) setiap bulannya, yang diberikan secara tunai dan

sekaligus selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak

putusan perkara ini diucapkan;

6. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah Mut'ah kepada

Penggugat sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta Rupiah) yang diberikan

secara tunai dan sekaligus selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

sejak putusan perkara ini diucapkan;

7. Menghukum Tergugat untuk memberikan biaya Nafkah Penghidupan

untuk Penggugat sebesar Rp 4.000.000 (empat juta Rupiah) per-bulan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 100: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

setiap tanggal 1 pada bulan tersebut dengan pertambahan nilai sebesar

10 % (sepuluh persen) setiap tahun, sampai dengan Penggugat menikah

kembali;

8. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk

mengirimkan salinan Putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap

kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta

Selatan untuk mencatat perceraian tersebut pada Buku Register yang

disediakan untuk itu;

9. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini.

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keadilan yang seadil-

adilnya (ex aequo et bono)

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan baik

Penggugat maupun Tergugat didampingi kuasa hukumnya masing-masing telah

datang menghadap ke persidangan;

Menimbang, bahwa Majelis telah berupaya untuk mendamaikan

Penggugat dengan Tergugat agar rukun lagi dalam rumah tangganya namun

tidak berhasil;

Menimbang, bahwa telah dilaksanakan Mediasi oleh Drs. Harum

Rendeng, S.H., M.H. Mediator Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan akan

tetapi telah gagal, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan

Penggugat, yang atas pertanyaan Ketua Penggugat menyatakan tetap dengan

gugatannya;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat telah

memberikan jawabannya secara tertulis sebagai berikut :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),

dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara

diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka

dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukulah mereka. Kemudian

jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (Q.S. 4:

An Nisaa : 34);

Dalam Perkawinan :

1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil yang dinyatakan oleh

Penggugat, kecuali yang diakui dan terbukti kebenarannya dalam

persidangan;

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 101: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2. Bahwa Tergugat dan Penggugat adalah benar sebagai suami istri yang

sah dimana pada tanggal 25 Nopember 1997 Penggugat dan Tergugat

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,

berdasarkan buku nikah/Kutipan akta nikah No. 926/111/Xl/1985;

3. Bahwa benar setelah melangsungkan pernikahan tersebut Penggugat

dan Tergugat tinggal serumah dikediaman orang tua Penggugat yang

beralamat di Jl. Tebet Barat XII No. 1 Jakarta Selatan;

4. Bahwa benar antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 3 (tiga)

orang anak yang masing-masing bernama ; 1). Anak usia 11 Tahun, 2).

Anak usia 9 Tahun dan 3). Anak usia 3 tahun;

Alasan Gugatan Perceraian :

5. Bahwa semenjak awal pernikahan, Tergugat sudah menyadari bahwa

Penggugat adalah seorang yang berwatak sangat keras, pemarah dan

suka melontarkan kata-kata yang tidak pantas disampaikan kepada

Tergugat sebagai suaminya, namun Tergugat selalu bersabar dan

berusaha menjadi suami yang baik serta terus mencoba untuk

membimbing Penggugat untuk dapat merubah sikap dan sifatnya;

6. Bahwa dalil Penggugat nomor 5 (lima) dalam gugatan adalah sama sekali

tidak benar, justru Penggugatlah yang sering marah-marah setiap

Tergugat dirumah bahkan seringkali Penggugat sampai berteriak-teriak

untuk melampiaskan kemarahannya, apalagi kalau Tergugat pulang

terlambat walau sedikit saja seakan hal tersebut adalah kesalahan yang

begitu besar dimata Penggugat, dan sesungguhnya Tergugatlah yang

selalu mencoba untuk menenangkan Penggugat karena Tergugat tidak

ingin hal tersebut mengganggu mental anak-anak dan menjadi beban

bagi keluarga besar Tergugat ataupun Penggugat. Dan tidak benar

Tergugat selalu resah gelisah jika berada dirumah sebagaimana yang

didalilkan Penggugat, justru Tergugat yang terkadang risih dengan

kegemaran Penggugat yang suka dengan dunia gemerlap/dunia malam,

tidak jarang Penggugat pergi malam-malam untuk berdisko dan minum-

minuman, Tergugat masih ingat sekali saat itu Penggugat sedang hamil 6

(enam) bulan tapi malah memaksa Tergugat untuk menemani pergi ke

diskotek padahal Tergugat sama sekali tidak suka dengan dunia malam,

mungkin karena itu pula yang menyebabkan anak pertama Tergugat dan

Penggugat mengalami keguguran;

7. Bahwa dalil Penggugat nomor 6 (enam) adalah sama sekali tidak benar

dan terlalu mengada-ada, dimana yang sebenarnya adalah Tergugat

dengan Sdri. Rini Silitonga adalah tidak lebih dari hubungan profesi saja,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 102: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Saudari Rini Silitonga pernah meminjam kepada Tergugat karena saat itu

tidak membawa uang tunai untuk membeli cincin, maka tanpa ada rasa

apapun Tergugat meminjamkan kartu kredit kepadanya, dikemudian hari

saudari Rini Silitonga telah membayar kepada Tergugat melalui ATM, dan

Sdri. Rini Silitonga juga telah mengembalikan uang senilai USD 660,-

(enam ratus enam puluh dolar Amerika) seperti yang diminta oleh

Penggugat, hal itu terpaksa dilakukan demi meredam permasalahan

rumah tangga Tergugat kendati cincin tersebut juga tidak dimiliki oleh sdri.

Rini silitonga yang mana hilang dirumah Penggugat akan hal tersebut

Tergugat sudah menghubungi Sdri. Rini Silitonga guna menjelaskan yang

sebenarnya didalam persidangan ini;

8. Bahwa, tidak benar dan mengada-ada dalil Penggugat nomor 7 (tujuh) dalam

gugatan, karena yang sebenarnya adalah kepergian berlibur ke Bali tidak

hanya Tergugat, Penggugat dan anak-anak saja, melainkan bersama

keluarga besar bahkan dengan keluarga saudara yang belakangan Tergugat

ketahui adalah selingkuhan nya Penggugat, dimana kepergian ke Bali sudah

lama Penggugat rencanakan bahkan. Penggugat sendiri yang mengatur tiket

dan segala akomodasinya sampai pada siapa-siapa saja yang ikut berlibur

ke Bali. Maka terbukti tidak benar dalil. Penggugat tersebut, justru dalam

momen itu Penggugatlah yang mencari-cari waktu berusaha untuk

mendekatkan anak-anak dengan keluarga Tomy atau selingkuhanya, perihal

perselingkuhan antara dan Penggugat justru Tergugat ketahui dari atau istri

saudara Tomy yang pernah melabrak Penggugat dan mendatangi keluarga

Penggugat;

9. Bahwa, terlalu mengada-ada dalil Penggugat nomor 8 (delapan) dalam

gugatan, karena yang sebenarnya adalah Tergugat pergi ke Bali dengan

rombongan yaitu 5 (lima) orang dan hal tersebut telah Tergugat

sampaikan kepada Penggugat sebelumnya, sepulangnya Tergugat dari

Bali Tergugat jatuh sakit dan berdasarkan hasil pemeriksaan medis

Tergugat menderita Hepatitis C, dalam keadaan Tergugat sakit demikian

Penggugat malah sibuk larut dalam kesenangan bersama teman-temanya

dan sama sekali tidak peduli dengan keadaan Tergugat;

10. Bahwa perlu Tergugat sampaikan dalam jawaban ini, yaitu bulan Maret

2008 pada malam hari entah kenapa dengan tanpa Tergugat ketahui

sebabnya Penggugat marah-marah dengan berteriak-teriak sambil

memaki-maki Tergugat dengan kata-kata yang tidak sewajarnya sampai

berujung pada pengusiran terhadap Tergugat oleh Penggugat dari

kediaman orangtua Penggugat, sebagai laki-laki dan suami Penggugat

tentunya hal' tersebut membuat Tergugat shock dan menderita, oleh

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 103: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

karenanya Tergugat memutuskan untuk pulang kerumah Tergugat sendiri,

Tergugat berharap dengan kepergian Tergugat akan membuat Penggugat

sadar bahwa tindakannya itu adalah salah. Pada Mei 2008 sakit yang

Tergugat derita semakin parah ditambah lagi dengan sikap tidak peduli

Penggugat, oleh karenanya Tergugat putuskan pergi ke Kuala Lumpur

untuk berobat, dan kepergian Tergugat ke Bangkok pada 21 Juli 2008

adalah Tergugat sedang merencanakan suatu project bersama teman

Tergugat, karena sejak bulan Juni 2008 Tergugat keluar dan tidak lagi

bekerja di PT. RTM GI, hal tersebut juga dikarenakan Penggugat

mendatangi kantor Tergugat dengan marah-marah seraya mengadukan

masalah rumah tangganya kepada atasan Tergugat, hal tersebut

membuat Tergugat tidak nyaman dan malu;

11. Bahwa, tidak benar dan terlalu mengada-ada dalil Penggugat nomor 10

(sepuluh) dalam gugatan, justru Tergugatlah yang selalu mencoba untuk

membangun komunikasi dan Tergugat selalu mengalah dengan melunak

dan Tergugat tidak canggung meminta maaf kendati Tergugat selalu

disakiti bahkan Tergugat tidak jarang menerima makian dan kerap kali

dijadikan pelampiasan amarah Penggugat yang tidak jelas sebab

musababnya. Sedang kepergian Tergugat kembali kerumah orangtua

adalah dikarenakan Tergugat diusir oleh Penggugat dengan makian yang

tidak sewajarnya, sampai saat ini Tergugat masih ingat betul salah satu

perkataan Penggugat pada saat itu, yaitu….”dasar kamu tidak tau diri,

sudah hidup menumpang….” Tapi dengan perlakuan Penggugat yang

demikian Tergugat hanya bisa bersabar, Tergugat menyadari perlunya

mempertahankan keutuhan rumah tangga tidak lain hanya demi anak-

anak yang Tergugat sayangi, yang mana mereka masih kecil dan butuh

kasih sayang kedua orang tuanya;

12. Bahwa terlalu mengada-ada dalil Penggugat tersebut nomor 11 (sebelas),

Tergugat menyadari dengan mengidap penyakit menular Tergugat tidak

dengan leluasa bergaul bahkan dengan keluarga, Tergugat tidak ingin ini

menjadi wabah di dalam keluarga yang kemudian Tergugat memilih untuk

tinggal di Apartement, toh Penggugat sendiri sebagai istri sudah tidak

peduli terhadap Tergugat bahkan dengan tega mengusir Tergugat dari

kediaman orangtua Penggugat, di Apartement Tergugat tinggal sendiri

menjalani terapi (kemo therapy) dengan injeksi seminggu sekali, memang

sebagai teman Rini pernah menjenguk Tergugat dan memberikan

semangat, namun tidak benar dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat

tinggal di Apartement bersama Rini;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 104: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

13. Bahwa tidak benar dan mengada-ada dalil Penggugat nomor 12 (dua belas)

dalam gugatan, justru Penggugatlah selalu berusaha mendekatkan anak-

anak kepada keluarga Tomy, dimana Penggugat memulai dengan bekerja

pada perusahaan milik Tomy, namun lambat laun perselingkuhan Penggugat

dengan Tomy diketahui oleh atau istri maka oleh karenanya Penggugat di

pecat dari tempat kerjanya, bahkan Tergugat sangat kaget mendengar cerita

bu Antin yang menyatakan perselingkuhan antara Penggugat dengan Tomy

sudah berlangsung sebelum anak ketiga Penggugat dan Tergugat lahir,

padahal anak ketiga (Raina Nabila Ariyadi) lahir di Jakarta pada 21 Juli

2007, artinya Penggugat telah berselingkuh sebelum Juli 2007 atau sekira

lebih dari 3 (tiga) tahun lalu. Tergugat sering memergoki dan tahu betul

Penggugat sering menerima tamu yang belakangan Tergugat ketahui laki-

laki itu adalah Tomy di rumah Penggugat padahal saat itu Tergugat berada di

rumah, sungguh sangat menyakitkan hati Tergugat, kendati demikian

Tergugat masih bersabar dengan harapan suatu ketika Penggugat akan

menyadari dan bertaubat karena itu adalah perbuatan dosa, namun seiring

waktu dan bertambahnya usia tidak juga membuat Penggugat bertaubat

bahkan sekarang ini yang Tergugat ketahui dari bukti-bukti yang Tergugat

miliki Penggugat tengah menjalin hubungan (perselingkuhan) dengan laki-

laki bernama Iwan Jusup, bahkan suatu ketika Tergugat ketahui Penggugat

pergi bersama Iwan Jusup ke Bali. Perihal pembicaraan dengan bu Antin

Tergugat telah mengabadikanya dalam rekaman yang nantinya akan

Tergugat putar dalam persidangan;

14.Bahwa Tergugat pernah menyampaikan kepada Penggugat, ..."sudahlah

lupakan semua, saya terima dan kita kembali membangun mahligai yang

kita bangun sejak dulu..” kendati banyak sekali tindakan-tindakan Penggugat

yang menyakiti hati Tergugat namun dengan legowo Tergugat menerima dan

mamaafkan Penggugat, namun lagi-lagi Penggugat mengulangi

perbuatannya apalagi sekarang ini Penggugat makin gila-gilaan dengan

menampilkan perbuatan yang tidak sepatutnya di situs jejaring sosial atau

Facebook dan hal tersebut juga dilihat/disaksi kan oleh anak-anak,

sehingga tidak benar dalil yang menyatakan Penggugat selalu mencoba

meredam masalah demi menjaga mental anak-anak, bahkan berdasarkan

pengakuan anak-anak Penggugat sering pergi malam dan sering pula

menerima tamu laki-laki sampai larut malam, padahal saat ini Penggugat

masih sah baik secara agama maupun hukum positif sebagai istri Tergugat;

15. Bahwa tidak benar dalil Penggugat nomor 14 (empat belas)

dalam gugatan, dimana yang sebenarnya Tergugat sebagai

suami sangatlah bertanggungjawab pada keluarga, selama

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 105: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kepergian Tergugat yang disebabkan karena sakit yang

Tergugat derita serta pengusiran oleh Penggugat, Tergugat

meninggalkan uang dalam tabungan senilai Rp

100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang Tergugat berikan

pada Penggugat berupa ATM BCA yang juga diketahui oleh

Ibu Tergugat, justru Penggugatlah yang tidak peduli dengan

tanggungjawabnya sebagai istri, disaat Tergugat sakit

Penggugat malah sibuk dengan dunia malam bahkan jika

Penggugat hendak pergi malam, Penggugat seringkali

menitipkan anak-anaknya pada saudara Penggugat dan

Penggugat hampir tidak pernah tidur bersama anaknya

yang paling kecil;

16. Bahwa adalah suatu kewajaran dalam suatu rumah tangga terjadi

percekcokan, namun hal tersebut dapat diredam jika antara suami istri dapat

dengan cepat sadar dan bertaubat serta kembali bertanggung jawab sesuai

posisinya, Tergugat menyadari sebagai suami atau kepala rumah tangga

Tergugat tidaklah sempurna, oleh karenanya Tergugat meminta maaf kepada

Penggugat, serta di tengah usia yang semakin tua dan ketidaktahuan kita

akan datangnya ajal Tergugat berharap agar Penggugat bersedia kembali

untuk membina rumah tangga yang syakinah, mawaddah dan warrahmah

dengan Tergugat;

17. Bahwa Tergugat tidak memungkiri perihal aturan atau hukum positip yang

boleh dikatakan percekcokan antara Tergugat dan Penggugat telah

memenuhi unsur dijatuhkannya perceraian, namun Tergugat sadar dan ingat

betul bahwasanya perceraian dalam kaca mata agama adalah hal yang

diperbolehkan namun sangat di benci oleh Allah SWT, Tergugat berharap itu

tidak terjadi. Nauzzubillahiminzalik;

Sebelum Tergugat sampaikan pandangan dan tanggapan atas masalah

Hadhanah dan hak Perwalian anak, Tergugat ingin menyampaikan suatu hikayat

Rasul yang semoga dapat diambil hikmah dan faedahnya bagi Tergugat maupun

Penggugat;

Sahabat Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah berkata : Pada suatu hari

aku dan fatimah berkunjung kepada Nabi, kami menemui beliau sedang

menangis, aku terus bertanya kepada beliau : "Aduhai wahai Rasulullah,

gerangan apakah yang menyebabkan tuan menangis?”

Rasul bersabda : " Hai Ali, pada suatu malam ketika aku isra' dan mi'raj ke

langit aku melihat perempuan-perempuan umatku sedang disiksa dari berbagai

macam siksa. Itulah sebabnya aku menangis, karena aku melihat siksaan

mereka yang amatlah berat. Pertama aku melihat seorang perempuan yang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 106: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

digantung dengan rambutnya dan otaknya mendidih. Kedua, aku melihat

seorang perempuan yang digantung dengan lidahnya dan air yang mendidih

dituangkan kedalam tenggorokannya. Ketiga, aku melihat seorang perempuan

yang diikat kaki nya sampai ke buah dadanya dan tanganya sampai keatas

kepalanya. Keempat, aku melihat seorang perempuan yang digantung dengan

buah dadanya dimana ular dan kala jengking ditugaskan untuk menyiksanya.

Kelima, aku melihat kepala babi dan tubuhnya seperti tubuh khimar, perempuan

itu mendapat sejuta macam siksaan. Keenam, aku melihat perempuan yang

rupanya seperti rupa anjing dimana api menerobos ke mulutnya dan keluar dari

duburnya, serta malaikat memukul kepalanya dengan palu godam dari api."

Fatimah Az Zahra berdiri dan bertanya : "Wahai junjungan dan permata

hatiku, apakah amal perbuatan mereka itu sehingga tertimpa azab yang

demikian?

Rasul bersabda : "Wahai anakku permata hatiku, pertama perempuan

yang digantung rambutnya itu adalah karena ia tidak menutupi rambutnya dari

orang laki-laki. Kedua, seorang perempuan yang digantung dengan lidahnya,

karena ia suka menyakiti suaminya. Ketiga, seorang perempuan yang digantung

dengan buah dadanya, karena ia mengotori tempat tidur suaminya dengan lelaki

lain. Keempat, seorang perempuan yang diikat kakinya sampai buah dadanya

dan tangannya sampai kepalanya yang kemudian disiksa dengan ular-ular dan

kala jengking, adalah karena tidak pernah mandi dari janabat dan dari haid serta

meremehkan shalat. Kelima, seorang perempuan yang kepala nya seperti

kepala babi dan tubuhnya seperti tubuh khimar, adalah karena suka mengadu

domba dan berdusta. Keenam, seorang perempuan yang berupa anjing dimana

api menerobos kedalam mulutnya dan keluar dari duburnya, adalah karena

tukang memfitnah dan menghasut." Wahai anakku permata hatiku, celakalah

seorang istri yang durhaka terhadap suaminya."

Tentang hal hadhanah dan hak perwalian anak :

18. Bahwa Tergugat secara tegas menolak dalil Penggugat yang dijelaskan

dalam nomor 18 dan 19 III tentang hak hadhanah dan hak perwalian anak.

Karena dalam pasal 156 KHI tidak berlaku mutlak dan dibuktikan dulu

bagaimana sikap dan tingkah laku Penggugat selama ini terhadap kasih

sayang anak-anak, apakah Penggugat penuh perhatian dan kasih sayang

pada anak-anaknya, jawabnya belumlah tentu dan bahkan sebaliknya.

Bahwa berdasarkan UU nomor 23/2002 tentang perlindungan anak

menegaskan Bahwa hak asuh merupakan kekuasaan orang tua untuk

mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi dan menumbuh

kembangkan anak-anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan

kemampuan, bakat serta minatnya. Oleh karenanya pasal 45 UU nomor

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 107: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id1/1974 mewajibkan kepada kedua orang tuanya untuk melaksanakan

amanat Undang-Undang tersebut sebaik-baiknya terlepas hak asuh anak

jatuh pada siapa oleh Pengadilan Agama. Kedua orang tua mempunyai hak

yang sama terhadap kelangsungan hidup dan masa depan anak-anak. Oleh

karenanya Tergugat tidak sependapat dan menolak secara tegas dalam hal

masalah hak handhanah dan hak perwalian anak yang dituntut oleh

Penggugat karena secara kasat mata tindakan Penggugat sebelum gugatan

perceraian diajukan sudah nampak sekali merampas hak-hak anak, dimana

saat ini anak-anak sudah dikekang dan tidak boleh berhubungan dengan

pihak keluarga Tergugat. Apakah sikap yang tidak terpuji dengan merampas

hak-hak anak Penggugat mempunyai hak asuh terhadap anak-anak? Sebab

jika merujuk pada pasal 105 KHI, hak hadhanah diberikan oleh UU tersebut

sifatnya secara eksplisit kepada Penggugat, akan tetapi meskipun demikian

hak pemeliharaan yang digariskan dalam pasal 105 KHI tersebut bukan

merupakan ketentuan yang bersifat imperatif dan oleh karenanya bisa saja

ketentuan tersebut dikesampingkan dan atau diabaikan (Budi susilo, 2008);

Tergugat sangat prihatin dan khawatir, terlebih lagi memperhatikan tindakan

dan sikap Penggugat yang sampai sekarang masih senang dengan dunia

gemerlap, berjoget di diskotek, merokok dan minum-minuman, Tergugat

menghawatirkan perkembangan anak terganggu dari segi mental, kesehatan

dan yang sangat penting adalah membangun anak-anak menjadi pribadi

yang mempunyai dasar agama dan aqidah yang kuat, mengingat sekarang

ini anak-anak masih dalam kekuasaan Penggugat;

19. Bahwa alasan Penggugat sangat dekat dengan anak-anak, yaitu ; 1. Reyhan

Dahananto Ariyadi, 2. Rannafi Pawitra Ariyadi dan 3. Raina Nabila Ariyadi

adalah sungguh naif sekali, Penggugat bukanlah ibu yang baik dalam hal

mengurus anak-anak. Selama ini anak-anak lebih banyak diurus oleh

Pembatu dan oleh Nenek-Neneknya bersama Tergugat. Bahwa akhir-akhir

ini lebih banyak waktu Tergugat tercurah pada kasih sayang anak-anak.

Hari-hari libur Tergugat habiskan waktu bersama anak-anak. Sedangkan

Penggugat tidak tahu pergi kemana dan bersama dengan teman-temanya.

Perhatian dan kasih sayang anak-anak Penggugat abaikan. Hal ini terbukti

sebelum perceraian ini Penggugat merampas hak-hak anak-anak dengan

melarang anak-anak untuk berkunjung bertemu nenek dan Tergugat. Anak-

anak dipaksa untuk mengikuti kemauan Penggugat dan tidak boleh

berhubungan dengan pihak Tergugat Akses terhadap Tergugat dibatasi dan

kapan perlu ditutup sama sekali. Hal ini sangat dirasakan oleh anak-anak

saat ini, khususnya anak pertama dan kedua. Bahwa setelah Tergugat

memperhatikan dan mengamati perkembangan anak sejak gugatan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 108: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idperceraian di Pengadilan ini, ada beberapa hal yang terjadi dan sangat

menghawatirkan bagi perkembangan mental anak-anak, yakni; anak-anak

sering marah-marah, ada gejala sikap apatis atau tertekan batinnya dan

mulai kehilangan percaya diri dan kurang ceria. Bahwa berdasarkan hal

tersebut Tergugat khawatir melihat perkembangan anak-anak ini, apalagi

kalau hak asuh benar-benar dikabulkan oleh Majelis Hakim, bisa-bisa saja

anak-anak menjadi prustasi dalam menatap masa depan;

Bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, agar kiranya Majelis Hakim

menolak dan atau tidak mengabulkan tuntutan Penggugat mengenai

masalah hak asuh anak ini jatuh ke Penggugat. Melainkan menjatuhkan hak

asuh pada Tergugat, karena selama ini anak-anak lebih banyak bersama

Tergugat dan Tergugat menjamin hak-hak anak-anak baik secara moril

maupun materil untuk tumbuh dan berkembang lebih integritas, fisik, mental,

pikiran serta masa depan anak-anak. Bahwa untuk meyakinkan alasan

Tergugat ini, mohon agar kiranya Majelis Hakim berkenan untuk

menghadirkan anak-anak dalam persidangan ini dengan maksud dan tujuan

untuk dimintai pandangannya mengenai masalah hak asuh ini;

Berdasarkan bukti-bukti yang Tergugat miliki baik bukti tertulis maupun

elektronik, Tergugat yakin bahwa Penggugat tidak patut menerima amanah

untuk mendidik dan membina serta merawat anak-anak, karena Tergugat

menilai Penggugat tidak bisa bertanggungjawab terhadap dirinya bagaimana

mungkin akan bertanggungjawab terhadap anak-anaknya, kalaulah amanah

itu diberikan kepadanya dengan kebiasaan dan kegemaran Penggugat yang

bergaya hidup glamour serta kental dengan minuman keras Tergugat sanksi

kewajibanya sebagai seorang ibu akan terpenuhi, guna meyakinkan Majelis

Hakim dalam perkara ini Tergugat siap menghadirkan bukti-bukti dan pihak-

pihak yang sekiranya tahu persis sikap dan watak Penggugat;

Tentang biaya hadlonah Nafkah kepada anak-anak, nafkah mut'ah dan

nafkah penghidupan :

20.Bahwa mengenai masalah nafkah hadhanah, nafkah kepada anak-anak,

nafkah madhiyah, nafkah mut'ah dan nafkah penghidupan sebagaimana

diajukan oleh pihak Penggugat berdasarkan pada pasal 149 huruf d, pasal

156 huruf d dan f. Bahwa bila dilihat dari konseptualnya secara formal Pasal

tersebut mengaturnya, akan tetapi dalam kontekstualnya dan realisasinya

harus dilihat dan dipertimbangkan pula pendapatan pihak Tergugat, oleh

karena itu bukan seenaknya saja Penggugat menuntut semaunya. Bahwa

Tergugat menolak nafkah mut'ah dan madhyah dan nafkah

penghidupan yang ditentukan oleh Penggugat, karena perceraian

tersebut tidaklah dikehendaki oleh Tergugat selaku suami, hal ini

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 109: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idditegaskan dalam Pasal 158 huruf b jo Pasal 149 huruf b dalam

Kompilasi Hukum Islam, yang menyatakan "bilamana perkawinan

putus karena talak, maka bekas suami wajib memberikan nafkah,

maskan, kiswah kepada bekas istri selama dalam iddah, kecuali bekas

istri telah dijatuhi talak ba'in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak

hamil", jo Pasal 152 KHI. Tergugat juga tidak sependapat dengan

Penggugat besarnya nilai yang dituntut mengenai masalah nafkah, hal ini

sesuai dengan bunyi pasal 156 huruf d tersebut yang menegaskan :

"...semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah,

"menurut kemampuannya. Bahwa dalam hal ini mengacu pada kemampuan

Tergugat, karena sesuai dengan gaji yang Tergugat dapat, dimana gaji yang

Tergugat terima setiap bulan adalah sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta

rupiah) hal ini mengacu pada pasal 156 huruf d tersebut secara nominal

kemampuan Tergugat hanya bisa memberikan nafkah secara ,keseluruhan

sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) perbulan dan Rp 3.000.000,- (tiga

juta rupiah) adalah untuk biaya Tergugat dan anak-anak nantinya, bahkan

apabila Majelis Hakim menjatuhkan hak asuh dan perwalian anak kepada

Tergugat, maka Tergugat akan lebih giat mencari nafkah untuk membiayai

anak-anak yang Tergugat sayangi;

21. Bahwa berdasarkan pada kemampuan Tergugat tersebut, maka secara

tegas Tergugat menolak biaya-biaya hadhanah dan nafkah anak-anak

sebesar Rp 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) perbulan, apalagi

penambahan 10% setiap tahunnya, hal ini sesuai dengan Pasal 156 huruf

d Bahwa yang jelas seluruh biaya-biaya untuk keperluan Penggugat dan

anak-anak harus disesuaikan dengan kemampuan Tergugat dan bukan

dipaksakan;

22. Bahwa dalil yang dikemukakan oleh Penggugat pada nomor 23 IV yang

mengatakan : "Tergugat tidak memberikan nafkah bagi Penggugat sejak

bulan Nopember 2008 hingga Juli 2009, adalah omong kosong dan

mengada-ada, karena semua keuangan sejak Tergugat keluar dari

Perusahan diserahkan kepada Penggugat. Oleh karenanya semua

keuangan rumah tangga dipegang dan diatur oleh Penggugat, maka

berdasarkan hal tersebut, jelas Tergugat menolak tuntutan Penggugat

agar membayar sebesar Rp 81.000.000,- (delapan puluh satu juta rupiah)

ditambah dengan Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) perbulan, jelas

bahwa alasan Penggugat tersebut hanya mecari-cari saja tanpa melihat

fakta yang sebenarnya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 110: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa berdasarkan pada uraian dalam jawaban Tergugat atas gugatan

Penggugat, agar kiranya Majelis hakim yang memeriksa perkara ini dapat

memberikan putusan :

1. Menolak/Tidak mengabulkan gugatan Penggugat secara keseluruhan;

2. Menyatakan secara hukum Penggugat tidak berhak menjadi orang tua

asuh bagi anak-anak bilamana perkawinan ini putus karena perceraian;

3. Menyatakan secara hukum hak asuh anak-anak atas : 1. Anak 2. Anak

dan 3. Anak ada pada Tergugat bilamana perkawinan ini putus karena

perceraian;

4. Menyatakan secara hukum membebaskan Tergugat membayar nafkah

hadhanah dan biava kehidupan sebesar Rp 12.000.000.- (dua belas juta

rupiah) perbulan dengan penambahan10% setiap tahunnya;

5. Menyatakan secara hukum membebaskan Tergugat untuk membayar

nafkah hadhanah dan biaya kehidupan Penggugat sebesar Rp 81.000.000,

(delapan puluh satu juta rupiah);

Dan bilamana Mejelis Hakim berpendapat lain, mohon memberikan keadilan

yang sedail-adilnya;

Menimbang, bahwa Penggugat telah menyampaikan repliknya secara

tertulis pada tanggal 18 Maret 2010 yang pada pokoknya tetap dengan

gugatannya;

Menimbang, bahwa Tergugat telah pula menyampaikan dupliknya secara

tertulis pada tanggal 30 Maret 2010 yang ada pokoknya tetap dengan jawaban

semula sebagimana termuat dalam berita acara perkara ini;

Menimbang, bahwa Penggugat untuk memperkuat dalil gugatannya telah

mengajukan bukti tertulis berupa :

1. Foto copy Kutipan Akta Nikah Nomor : 926/111/XI/1997, yang dikeluarkan

oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

tanggal 25 Nopember 1997, bermaterai cukup dan telah dicocokan

dengan aslinya (bukti P-1);

2. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran yang dikeluarkan oleh Negara Bagian

California dan Terjemahan Resminya tanggal 25 Agustus 2009,

bermaterai cukup dan telah dicocokan dengan aslinya (bukti P-2);

3. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 10629/U/JS/2007, yang

dikeluarkan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kotamadya Jakarta Selatan tanggal 13 September 2007, bermaterai

cukup dan telah dicocokan dengan aslinya (bukti P-2a);

4. Foto copy Kuitansi Ramada D’MA Bangkok dari tanggal 21 Juli sampai

dengan tanggal 23 Juli 2008, bermaterai cukup dan telah dicocokan

dengan aslinya (bukti P-3);

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 111: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id5. Foto copy Pembayaran Ramada D’MA Bangkok pada tanggal 23 Juli

2008, bermaterai cukup dan telah dicocokan dengan aslinya (bukti P-3a);

6. Foto copy foto Tergugat dengan perempuan lain, bermaterai cukup dan

telah dicocokan dengan aslinya (bukti P-3b);

Menimbang, bahwa Penggugat telah menghadirkan 2 (dua) orang

saksi, masing-masing bernama :

1. Saksi umur 73 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, alamat

Jalan Tebet Barat XII No. 1 RT , Kelurahan Tebet Barat Kecamatan Tebet

Jakarta Selatan, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang

pada pokoknya sebagai berikut :

• Saksi adalah Ibu Kandung dari Penggugat;

• Penggugat dengan Tergugat menikah tahun 1997, dan dari

pernikahannnya telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak, yang 2 (dua)

orang ikut Penggugat dan seorang yang nomor 2 (dua) ikut

Tergugat dengan cara diambil dari sekolah sekitar 4 (empat) bulan

yang lalu;

• Penggugat dengan Tergugat awalnya membina rumah tangga di

rumah saksi sampai dengan Tergugat pergi yaitu pada tahun 2008;

• Tergugat pergi meninggalkan rumah karena ada pihak ke tiga yaitu

“Rini”, saksi melihat sendiri;

• Saksi mendengar Tergugat dengan Rini sudah satu rumah;

• Penggugat dengan Tergugat sering terjadi pertengkaran sejak

tahun 2008 sampai Tergugat pergi, Tergugat kadang suka datang

hanya untuk mengunjungi anaknya saja;

• Awal pertengkaran karena Tergugat datang ke rumah membawa

“Rini” dan meminta izin untuk menikahinya;

• Saksi pernah bermusyawarah dengan pihak keluarga Tergugat tapi

tidak berhasil, kata keluarga Tergugat sudah tidak mempan;

• Pihak keluarga Penggugat sudah berupaya merukunkan, akan

tetapi Tergugat tidak pernah perduli lagi;

• Saksi tidak mengetahui apakah Tergugat masih memberi nafkah

atau tidak;

• Saksi pernah menghubungi anak Penggugat yang ikut dengan

Tergugat, akan tetapi hanya diberi waktu sebentar;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 112: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Penggugat pernah berliburan ke Bali pada tahun 2009 bersama

anak-anak dan adik Penggugat yang nomor dua;

• Penggugat bekerja free lanch dengan anak saksi yang tinggal di

Bali;

• Saksi tidak mengetahui pekerjaan Tergugat;

• Saksi kenal dengan Iwan Yusuf dalam rangka keahliannya dan

bisnis dengan saksi;

• Iwan Yusuf ada beberapa kali datang untuk menemui saksi;

• Setahu saksi Iwan yusuf tidak ada hubungan spesial dengan

Penggugat;

• Penggugat pernah mengalami keguguran karena akibat virus;

2. Saksi , umur 44 tahun, agama Islam pekerjaan Wiraswasta, alamat Jalan

Palbatu RT 001 RW 008 No. 73, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan

Tebet Jakarta Selatan, dibawah sumpahnya telah memberikan

keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

• Saksi sebagai sahabat dari Penggugat sejak SMP dan kenal dengan

Tergugat setelah menikah dengan Penggugat;

• Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai anak 3 (tiga) orang, dua

orang anak pada Penggugat seorang lagi saksi tidak pernah melihat

sejak sekitar 6 bulan yang lalu dan tidak tahu ada di mana sekarang,

anak-anak yang ikut Penggugat dalam kondisi baik dan terawat;

• Penggugat dengan Tergugat membina rumah tangga di Tebet di

rumah orang tua Penggugat;

• Penggugat dengan Tergugat pisah sejak sekitar 2 tahun lebih,

Tergugat meninggalkan rumah karena ada pihak ketiga dari Tergugat

yang bernama “Rini”, setelah berpisah saksi bertemu dengan WILnya

sekitar 2 tahun yang lalu di apartemen Casablanca pada saat

mengantar Penggugat untuk menemui kembali Tergugat di

apartemennya;

• Saksi dengan Penggugat datang ke apartemen Tergugat tapi

Tergugatnya tidak ada, saksi dengan Penggugat dan akhirnya

Tergugat dengan WILnya datang dan berkata “ngapain kamu datang

ke sini?”;

• Penggugat pernah datang mengunjungi anak kedua, tapi anaknya

seperti ketakutan untuk menemui Penggugat;

• Setahu saksi Penggugat saat ini sudah tidak pernah ke disco lagi;

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 113: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa baik Penggugat maupun Tergugat telah

membenarkan seluruh keterangan kedua orang saksi tersebut;

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan alat bukti tertulis berupa :

1. Foto copy photo-photo Penggugat dengan laki-laki, bermaterai cukup dan

telah dicocokan dengan aslinya (bukti T1.1-T1.10);

2. Foto copy photo-photo Penggugat dengan teman-temannya, bermaterai

cukup dan telah dicocokan dengan aslinya (bukti T2.1-T2.10);

3. Foto copy Slip gaji Tergugat, bermaterai cukup dan telah dicocokan

dengan aslinya (bukti T-3);

Menimbang, bahwa Tergugat telah menghadirkan dua orang saksi

masing-masing bernama :

1. Saksi , umur 75 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, alamat

Kalibata Timur I RT 002 RW 008 No. 72 Kelurahan Kalibata, Kecamatan

Pancoran Jakarta Selatan, dibawah sumpahnya telah memberikan

keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

• Saksi adalah Ibu Kandung dari Tergugat;

• Tergugat dengan Penggugat setelah menikah tinggal di Indonesia tidak

sampai 1 tahun lalu tinggal di Amerika selama 5 tahun. Sejak anak kedua

lahir Tergugat dengan Penggugat pindah ke Jakarta dan tinggal di rumah

orang tua Penggugat;

• Tergugat dengan Penggugat telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak, dua

orang lahir di Amerika dan seorang lahir di Indonesia;

• Awalnya rumah tangga Tergugat dengan Penggugat rukun, akan tetapi

sejak anak ke tiga lahir mulai ada masalah. Tergugat pulang ke rumah

saksi dan menurut Penggugat via telepon, Tergugat saya usir yaitu sekitar

2 tahun yang lalu;

• Saksi pernah mendengar Tergugat dengan Penggugat sedang bertengkar

sekitar 2 kali;

• Sejak 2 tahun lalu Tergugat dengan Penggugat pisah, tapi kadang

Tergugat suka datang ke rumah Penggugat dan menginap sekitar 2 hari;

• Saksi sudah menasehati Tergugat dan Penggugat akan tetapi tidak

berhasil;

• Saksi sudah bermusyawarah dengan pihak keluarga Penggugat;

• Pada saat ini anak nomor 2 ikut dengan Tergugat, dan kalau disuruh

menghubungi Penggugat atau orang tua Penggugat suka tidak mau;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 114: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Menurut Tergugat sudah tidak tahan karena sering diusir dan direndahkan

oleh Penggugat;

• Ada pihak ketiga (PIL) yaitu Tommy, saksi ketahui dari mertuanya Tommy;

• Kata Penggugat, Tergugat juga mempunyai WIL tapi saksi tidak

mengetahui;

2. Saksi umur 65 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, alamat

Jalan Mendawai I No. 45 RT 004 RW 07 Kelurahan Kramat Pela

Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dibawah sumpahnya telah

memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

• Saksi adalah teman dari orang tua Tergugat dan kenal dengan

Tergugat dan Penggugat;

• Saksi mengetahui pernikahan Tergugat dengan Penggugat, dan saat

ini telah dikaruniai 3 orang anak, 2 orang sama Penggugat seorang

dengan Tergugat yaitu yang bernama Ranu;

• Tergugat dengan Penggugat setelah menikah tinggal di Amerika

selama 5 tahun, setelah pulang dari Amerika tinggal di rumah orang

tua Penggugat;

• Sekitar 1 sampai dengan 2 tahun yang lalu, Tergugat dengan

Penggugat kelihatan sudah tidak baik lagi hubungannya;

• Saksi mengetahui Penggugat berselingkuh dengan Tommy dari cerita

mertuanya Tommy sekitar 4 bulan yang lalu di pengajian, karena

saksi dengan mertua Tommy sama-sama satu pengajian;

• Tergugat dengan Penggugat pisah rumah sekitar 1 tahun yang lalu;

• Antara Tergugat dengan Penggugat sudah tidak ada komunikasi yang

baik lagi setelah Penggugat diketahui mempunyai PIL;

Menimbang, bahwa Tergugat telah membenarkan seluruh keterangan

saksi tersebut, dan Penggugat

Menimbang, bahwa oleh karena baik Penggugat maupun Tergugat

masing-masing bersikeras untuk diberikan hak pengasuhan atas ketiga orang

anaknya, Majelis telah memerintahkan kepada Penggugat untuk menghadirkan

anak pertama dan yang ketiga yang berada bersamanya dan kepada pihat

Tergugat agar menghadirkan anak yang nomor 2 (dua) yang pada saat ini

berada bersamanya;

Menimbang, bahwa Penggugat telah tidak menghadirkan anak yang

berada bersamanya sedangkan Tergugat telah menghadirkan anak No. 2 (dua)

yang bernama Rannafi Pawitra Ariyadi, dan Majelis telah mendengar keinginan

dari anak tersebut;

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 115: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat sudah tidak akan

mengajukan apa-apa lagi dan telah memberikan kesimpulannya serta mohon

putusan;

Selanjutnya dengan mengambil dan memperhatikan segala sesuatu

yang tertera dalam berita acara persidangan perkara ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari pada gugatan Penggugat

adalah sebagaimana diuraikan tersebut di atas;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 130 HIR Jo. Pasal 82 Undang-

Undang No. 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 3

tahun 2006 dan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama,

dalam setiap kali persidangan Majelis telah berupaya untuk mendamaikan

Penggugat dengan Tergugat agar rukun kembali membina rumah tangganya,

namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa untuk memenuhi Peraturan Mahkamah Agung

(PERMA) No. 1 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan, telah

diupayakan untuk mendamaikan Penggugat dengan Tergugat melalui mediasi

akan tetapi upaya tersebut telah dinyatakan gagal oleh Mediator;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini

didasarkan kepada adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus

antara Penggugat dengan Tergugat, perselisihan dan pertengkaran mana

disebabkan oleh hal-hal sebagaimana telah diutarakan oleh Penggugat dalam

surat gugatannya yang menimbulkan Penggugat sangat sulit untuk dapat

mempertahankan dan meneruskan perkawinannya dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 berupa foto copy Kutipan Akta

Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru

Jakarta Selatan Nomor : 926/III/XI/1997 Tanggal 25 Nopember 1997 yang telah

dinazegelen dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, maka harus

dinyatakan terbukti antara Penggugat dengan Tergugat adalah suami istri yang

telah terikat dalam suatu perkawinan yang sah sejak tanggal 25 Nopember 1997

dengan demikian Penggugat berkualitas untuk mengajukan gugatan cerai

terhadap Tergugat;

Menimbang, bahwa Tergugat telah memberikan jawabannya yang pada

pokoknya telah membenarkan adanya perselisihan dan pertengkaran antara

Tergugat dengan Penggugat akan tetapi mengenai penyebabnya Tergugat telah

membantah seluruhnya sebagaimana termuat dalam duduk perkara, dan

Tergugat keberatan bercerai dengan Penggugat;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 116: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan dari Tergugat mengenai

telah terjadinya perselisihan dan pertengkaran, maka majelis hakim menilai

bahwa berdasarkan Pasal 1925 KUHPerdata jo Pasal 174 HIR pengakuan yang

diucapkan dihadapan Hakim adalah merupakan bukti yang sempurna dan

mengikat (volledig, bidendi, bestlissen) yang tidak memerlukan bukti tambahan

oleh karenanya Majelis Hakim tidak perlu lagi mempertimbangkan alat bukti

surat baik yang diajukan oleh Penggugat maupun Tergugat yang berhubungan

dengan perselisihan diantara Penggugat dengan Tergugat yaitu bukti P-5 s/d

P-3b dan bukti T-1.1 s/d T-1.10 oleh karenanya alat bukti tersebut harus

dinyatakan telah dikesampingkan;

Menimbang, bahwa Undang-undang Perkawinan Republik Indonesia

mengandung muatan dan cita-cita hukum agar perceraian semaksimal mungkin

dapat diminimalisir, oleh karenanya meskipun telah terbukti tentang adanya

perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat, Majelis masih perlu

mendengarkan keterangan saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang

yang dekat dengan kedua belah pihak sebagaimana ketentuan Pasal 76 ayat (1)

Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo Pasal 22 (2)

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang

No 1 Tahun 1974;

Menimbang, bahwa Penggugat telah menghadirkan dua orang saksi

masing-masing bernama saksi I dan Saksi II sebagai Ibu Kandung Penggugat

dan sebagai Teman dari Penggugat yang telah menerangkan dibawah

sumpahnya bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sejak

tahun 2008 yang lalu sudah tidak harmonis lagi sering terjadi pertengkaran,

bahkan sejak sekitar 2 (dua) tahun yang lalu antara Penggugat dengan Tergugat

telah berpisah tempat tinggal, keluarga Penggugat sudah berupaya untuk

merukunkan Penggugat dengan Tergugat akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa Tergugat telah menghadirkan dua orang saksi

masing-masing bernama Sulastri sebagai Ibu Kandung dari Tergugat dan Sri

Anggo Sudarto sebagai teman dari orang tua Tergugat telah memberikan

keterangan dibawah sumpahnya yang menerangkan bahwa rumah tangga

Tergugat dengan Penggugat awalnya rukun akan tetapi sejak tahun 2008

Tergugat telah pulang ke rumah saksi sampai dengan sekarang saksi pertama

selaku Ibu kandung Tergugat sudah tidak berusaha merukunkan Tergugat

dengan Penggugat

Menimbang, bahwa pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 117: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan yang Maha Esa;

Menimbang, bahwa dari ketentuan pasal tersebut diatas terlihat bahwa

unsur dari perkawinan adalah ikatan lahir dan batin, apabila salah satu unsur

tersebut sudah tidak ada lagi, maka sebenarnya perkawinan itu sudah pecah;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 2 Kompilasi Hukum Islam

perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat

kuat atau miitsaqon gholiidlon untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah;

Menimbang, bahwa disisi lain perkawinan sendiri adalah merupakan

suatu perbuatan hukum yang mengandung hak dan kewajiban yang berimbang,

hak bagi isteri adalah kewajiban bagi suami begitu pula sebaliknya;

Menimbang, bahwa akan halnya perkawinan antara Penggugat dan

Tergugat dengan melihat fakta-fakta tersebut diatas dimana antara Penggugat

dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran bahkan sudah

berpisah tempat tinggal, sudah barang tentu masing-masing pihak sudah tidak

dapat melaksanakan kewajibannya sebagaimana layaknya suami isteri;

Menimbang, bahwa selain itu perkawinan dilaksanakan adalah untuk

mentaati perintah Allah dan merupakan ibadah dengan tujuan untuk membentuk

keluarga/rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah;

Menimbang, bahwa Penggugat selama persidangan telah

memperlihatkan sikap dan tekadnya untuk bercerai dengan Tergugat, hal mana

berarti sudah tidak ada keinginan untuk mempertahankan perkawinannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat yang didukung

dengan keterangan saksi-saksi baik yang dihadirkan oleh Penggugat maupun

Tergugat yang bersesuaian keterangannya satu sama lain, Majelis

berkesimpulan bahwa apa yang menjadi tujuan dari perkawinan itu sendiri yaitu

untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah sebagaimana

yang dimaksud dalam surat Al-Rum ayat 21 yang diperjelas oleh pasal 1

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo pasal 3 Instruksi

Presiden No.1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam tidak dapat terwujud;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan pendapat dalam

kitab Fiqhus Sunnah Juz II halaman 605 yang berbunyi :

اذاادعت الزوجة اضرارالزج بها بما ال يستطاع معه دوام العسرة بين

امثالهما يجوز لها ان تطلب من القاضى التفريق وحينئذ يطلقهاالقاضي طلقة

بائنة اذاثبت الضرروعجزالقاضي عن االصالح بينهما

Artinya : "Jika istri menuduh suaminya telah menyengsarakan dirinya dengan

sesuatu yang menyebabkan tidak dapat diteruskannya kelangsungan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 118: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pergaulan suami istri, maka istri boleh menuntut ke pengadilan untuk

diceraikan. Saat itu juga Hakim dapat menjatuhkan talak satu bain jika

memang tuduhan itu terbukti dan Hakim tidak berhasil mendamaikan

keduanya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, terbukti bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah pecah

dan mengakibatkan antara keduanya tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi

dalam rumah tangga dan mempertahankan rumah tangga yang demikian adalah

lebih banyak madlaratnya dari pada manfaatnya.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak lagi memperhatikan siapa yang

menjadi penyebab terjadinya perselisihan melainkan cukup berupaya memeriksa

pembuktian akan terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut

sebagaimana maksud dari Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. No. 38K/

AG/1990 tanggal 22 Agustus 1991 dan No. 266K/AG/1993 tanggal 25 Juni 1994,

dengan kaidah “jika alasan perceraian telah terbukti, hal ini semata-mata

ditujukan kepada perkawinan itu tanpa mempersoalkan siapa yang salah”;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan

tersebut diatas permohonan Penggugat cukup beralasan dan terbukti menurut

hukum sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1

Tahun 1974 jo. Pasal 116 huruf (f) Instruksi Presiden No.1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam dengan menjatuhkan talak satu bain sughro Tergugat

terhadap Penggugat

Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya selain mengajukan

gugatan cerai terhadap Tergugat, Penggugat juga telah mengajukan gugatan

tetang akibat perceraian yaitu sebagai berikut :

1. Menetapkan Hak Pemeliharaan/Pengasuhan dan Hak Perwalian atas

anak-anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Reyhan Dahananto

Ariyadi, Rannafi Pawitra Ariyadi, Raina Nabila Ariyadi kepada Penggugat

sebagai ibu kandungnya;

2. Menghukum Tergugat untuk memberikan Biaya Hadhanah dan nafkah

kepada anak-anak sebesar Rp 12.000.000 (dua belas juta Rupiah) per-

bulan setiap tanggal 1 pada bulan tersebut dengan pertambahan nilai

sebesar 10 % (sepuluh persen) setiap tahunnya, serta juga berkewajiban

untuk menanggung seluruh biaya kesehatan dan pendidikan yang

diperlukan oleh anak-anak, sejak terjadinya perceraian sampai dengan

dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun);

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 119: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id3. Menghukum Tergugat untuk memberikan Nafkah Madhiyah (masa

lampau) selama 9 (sembilan) bulan kepada Penggugat sebesar Rp

81.000.000 (delapan puluh satu juta Rupiah) dengan perincian sebesar

Rp 9.000.000 (sembilan juta Rupiah) setiap bulannya, yang diberikan

secara tunai dan sekaligus selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

sejak putusan perkara ini diucapkan;

4. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah Mut'ah kepada

Penggugat sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta Rupiah) yang diberikan

secara tunai dan sekaligus selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

sejak putusan perkara ini diucapkan;

5. Menghukum Tergugat untuk memberikan biaya Nafkah Penghidupan

untuk Penggugat sebesar Rp 4.000.000 (empat juta Rupiah) per-bulan

setiap tanggal 1 pada bulan tersebut dengan pertambahan nilai sebesar

10 % (sepuluh persen) setiap tahun, sampai dengan Penggugat menikah

kembali;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tentang perceraian

telah dikabulkan, maka Majelis Hakim selanjutnya akan memper timbangkan

gugatan Penggugat tentang akibat perceraian sebagaimana tersebut diatas,

sebagai berikut :

1. Tentang hak hadlonah dan hak perwalian anak :

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan lebih lanjut Majelis

Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan bahwa hadlonah dengan perwalian

adalah dua permasalahan yang berbeda baik dari segi definisi maupun aturan

hukumnya;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Pemeliharaan anak atau

hadlonah sebagaimana ketentuan Pasal 1 huruf (g) Instruksi Presiden No. 1

Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam adalah kegiatan mengasuh,

memelihara dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri. Dan

aturan hukumnya termuat dalam Bab XIV Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991

tentang Kompilasi Hukum Islam dari Pasal 98 sampai dengan Pasal 106,

sedangkan yang dimaksud dengan Perwalian sebagaimana ketentuan Pasal 1

huruf (h) Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang

tidak mempunyai orang tua atau kedua orang tua atau orang yang masih hidup,

tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Dan aturan hukumnya termuat dalam

Bab XV Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

dari Pasal 107 sampai dengan Pasal 112;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 120: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat maksud

dari gugatan Penggugat adalah tentang Pemeliharaan anak atau hadlonah

bukan tentang perwalian anak, karena sampai saat ini baik Penggugat maupun

Tergugat sebagai orang tua belum ada Putusan Pengadilan yang menetapkan

bahwa Penggugat atau Tergugat telah dicabut kekuasaannya sebagai orang tua

(dinyatakan tidak cakap melakukan suatu perbuatan hokum). Sebagaimana

termuat dalam Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan “Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau

belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang

tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaannya”;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat telah

memberikan jawaban bahwa Tergugat keberatan apabila anak-anak Tergugat

dengan Penggugat ditetapkan berada dalam pemeliharaan atau hadhonah

Penggugat, dengan alasan sebagaimana termuat dalam jawabannya angka 18

dan 19 yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggugat sebelum gugatan perceraian diajukan sudah merampas hak-

hak anak, anak-anak dikekang dan tidak diperbolehkan berhubungan

dengan keluarga Tergugat;

2. Penggugat sampai saat ini masih senang dengan dunia gemerlap,

berjoget di discotik, merokok dan minum-minuman dengan melampirkan

bukti T-2.1 s/d T-2.10;

3. Penggugat bukanlah ibu yang baik dalam mengurus anak anak, selama

ini anak-anak lebih banyak diurus oleh Pembantu dan nenek-neneknya

bersama Tergugat;

Dan oleh karenanya Tergugat mohon agar hak asuh anak ditetapkan kepada

Tergugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat yang didukung

bukti P-2a dan P2-b serta keterangan saksi-saksi di persidangan, terbukti bahwa

dalam perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah dilahirkan 3 (tiga) orang

anak, yang masing-masing diberi nama : anak laki-laki, lahir di Los Angeles

Amerika Serikat, pada tanggal 06 April 1999, anak , laki-laki, lahir di California

Amerika Serikat, pada tanggal 1 Agustus 2001 dan anak , perempuan, lahir di

Jakarta tanggal 21 Juli 2007;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan dari Tergugat yang didukung

dengan keterangan saksi-saksi di persidangan terbukti bahwa saat ini (2) dua

orang anak Penggugat dengan Tergugat yang masing-masing bernama anak

dan anak berada bersama Penggugat sedangkan anak yang bernama anak

berada bersama Tergugat;

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 121: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa untuk menambah keyakinan Majelis Hakim dalam

pemeriksaan perkara ini maka Majelis Hakim telah memerintahkan kepada

Penggugat dan Tergugat untuk menghadirkan anaknya yang saat ini ada

bersamanya untuk didengar keterangannya;

Menimbang, bahwa Penggugat telah tidak menghadirkan 2 (dua) orang

anak yang pada saat ini berada padanya sehingga Majelis Hakim tidak bisa

mendengar keterangannya;

Menimbang, bahwa Tergugat telah menghadirkan anak yang pada saat ini

ikut bersamanya yang bernama anak , dan telah didengar keterangannya;

Menimbang, bahwa atas pertanyaan Majelis Hakim anak tersebut

menyatakan akan ikut dengan Tergugat sebagai Ayahnya apabila terjadi

perpisahan antara kedua orang tuanya, dengan alasan lebih nyaman ikut

dengan Tergugat karena selama ikut dengan Penggugat apabila terjadi

pertengkaran dengan kakaknya dia yang selalu disalahkan baik oleh Penggugat

maupun oleh orang-orang yang berada di rumah Penggugat;

Menimbang, bahwa Pasal 41 huruf (a) Undang-undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dan Pasal 2 huruf (b) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, mengacu kepada asas yang sama yaitu semata-

mata berdasarkan kepentingan anak. Oleh karenanya untuk menentukan siapa

yang mendapat hak pemeliharaan anak/hadlonah bukan dilihat dari siapa yang

paling berhak diantara Penggugat sebagai Ibunya atau Tergugat sebagai

Ayahnya, melainkan harus dilihat faktanya ikut dengan siapa anak akan lebih

nyaman. Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi No. 110 K/AG/2007 tanggal 07

Desember 2007 dengan kaidah hukum “pertimbangan utama dalam masalah

hadlonah (pemeliharaan anak) adalah kemaslahatan dan kepentingan si

anak, bukan semata-mata yang secara normatif paling berhak. Sekalipun si

anak belum berumur 12 tahun (mumayyiz)”;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

Majelis menetapkan 2 (dua) orang anak Penggugat dengan Tergugat yang

masing-masing bernama : anak laki-laki, lahir di Los Angeles Amerika Serikat,

pada tanggal 06 April 1999 dan anak , perempuan, lahir di Jakarta tanggal 21

Juli 2007, berada di bawah pemeliharaan/hadlonah Penggugat sebagai ibu

kandungnya. Sedangkan anak yang bernama anak , laki-laki, lahir di California

Amerika Serikat, pada tanggal 1 Agustus 2001 berada di bawah pemeliharaan/

hadlonah Tergugat sebagai Ayah kandungnya;

Menimbang, bahwa Pasal 45 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan menjelaskan bahwa :

1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka

sebaik-baiknya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 122: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan Pasal tersebut dengan

terputusnya perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat bukan berarti

memutuskan tali silaturahmi Penggugat dan Tergugat dengan anak-anak yang

telah Allah amanahkan kepadanya, karena kewajiban Penggugat dengan

Tergugat untuk mendidik dan memelihara anak-anak tersebut masih melekat

terus sampai anak-anaknya mandiri;

Menimbang, bahwa dengan demikian meskipun anak yang bernama anak

telah ditetapkan berada dibawah pemeliharaan/hadlonah Penggugat sebagai

Ibunya, dan anak yang bernama anak telah ditetapkan berada dibawah

pemeliharaan/hadlonah Tergugat sebagai Ayahnya, Penggugat dan Tergugat

mempunyai hak yang sama dalam mendidik, memberi perhatian dan kasih

sayang terhadap ketiga orang anak tersebut, oleh karenanya baik kepada

Penggugat maupun Tergugat Majelis Hakim memerintahkan agar memberikan

kebebasan dan keleluasaan waktu kepada pihak lain dalam mengunjungi untuk

memberikan kasih sayang, mengajak jalan-jalan atau menginap selama tidak

mengganggu pendidikan dan kesehatan dari anak tersebut;

2. Tentang Biaya Hadhanah dan nafkah anak-anak

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan agar Tergugat

memberikan Biaya Hadhanah dan nafkah kepada anak-anak sebesar Rp

12.000.000 (dua belas juta Rupiah) per-bulan setiap tanggal 1 pada bulan

tersebut dengan pertambahan nilai sebesar 10 % (sepuluh persen) setiap

tahunnya, serta juga berkewajiban untuk menanggung seluruh biaya kesehatan

dan pendidikan yang diperlukan oleh anak-anak, sejak terjadinya perceraian

sampai dengan dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun);

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat telah

memberikan jawaban bahwa Tergugat keberatan untuk memberikan nafkah anak

sejumlah Rp 12.000.000.- (dua belas juta rupiah) setiap bulannya, karena

Tergugat hanya mempunyai penghasilan setiap bulannya sejumlah Rp

5.000.000.- (lima juta rupiah);

Menimbang, bahwa Penggugat dalam repliknya telah keberatan dengan

kesanggupan dari Tergugat tersebut karena Penggugat mengetahui persis

penghasilan Tergugat jauh diatas jumlah yang disampaikan Tergugat, dengan

alasan sebagai berikut :

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 123: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Sebelum terjadi permaslahan dalam rumah tangga Penggugat dan

Tergugat, Tergugat selalu menanggung kebutuhan anak-anak yang

tentunya jauh diatas jumlah tersebut;

• Gaya hidup Tergugat yang Penggugat ketahui cukup mewah, dan bahkan

sering bepergian ke luar negeri;

Menimbang, bahwa bantahan Penggugat tentang penghasilan Tergugat

setiap bulannya tidak didukung dengan alat bukti yang dapat menguatkan

bantahannya sebagaimana ketentuan Pasal 163 HIR, oleh karenanya Majelis

Hakim menolak gugatan Penggugat tentang nafkah anak sejumlah Rp

12.000.000.- (dua belas juta rupiah) setiap bulannya, dan Majelis Hakim akan

mempertimbangkan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Tergugat dalam Dupliknya menyatakan kalaupun

Tergugat berusaha keras untuk memenuhi tuntutan nafkah untuk anak sesuai

dengan permintaan Penggugat, Tergugat ragu uangnya dipergunakan untuk

keperluan anak-anak melainkan untuk kepuasan Penggugat sendiri mengingat

Penggugat gemar minum-minuman dan bersenang-senang di diskotik;

Menimbang, bahwa Tergugat untuk memperkuat jawabannya telah

mengajukan alat bukti T-3 berupa foto copy slip gaji yang telah dinazegelen

setelah dicocokan sesuai dengan aslinya terbukti bahwa Tergugat sejak bulan

Januari 2010 mempunyai gaji pokok sejumlah Rp 5.000.000.- (lima juta rupiah)

setiap bulannya;

Menimbang, bahwa Pasal 105 huruf 9 (c) Instruksi Presiden No. 1 Tahun

1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dalam hal terjadi perceraian biaya

pemeliharaan anak ditanggung oleh ayahnya;

Menimbang, bahwa Pasal 156 huruf (d) Instruksi Presiden No. 1 Tahun

1991 tentang Kompilasi Hukum Islam menjelaskan “Semua biaya Hadlonah dan

nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-

kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21

tahun);

Menimbang, bahwa Allah telah berfirman dalam surat At-Talaq ayat 7

Artinya :

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak

memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang

Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan

sesudah kesempitan.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 124: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas dimana dua orang anak telah ditetapkan berada dalam pemeliharaan

Penggugat maka Majelis Hakim memandang layak dan patut apabila

menghukum Tergugat memberi nafkah untuk kedua orang anak Penggugat

dengan Tergugat yang berada dibawah pemeliharaan/hadlonah Penggugat

sebagai ibunya sejumlah Rp 3.000.000.- (tiga juta rupiah) setiap bulannya diluar

biaya pendidikan dan kesehatan;

Menimbang, bahwa Pasal 41 ayat (2) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan menjelaskan bahwa “Bapak yang bertanggung jawab atas

semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana

bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut”;

Menimbang, bahwa dengan melihat identitas yang tercantum dalam

gugatan Penggugat serta didukung dengan keterangan saksi dan Replik

Penggugat terbukti bahwa Penggugat selain sebagai ibu rumah tangga

Penggugat juga mempunyai profesi sebagai wiraswasta yang tentunya

mempunyai penghasilan sendiri. Dengan memperhatikan Pasal tersebut diatas

apabila Penggugat merasa jumlah nafkah yang telah ditetapkan Majelis Hakim

kurang mencukupi kebutuhan dari kedua orang anak yang berada dalam

pemeliharaannya, maka Penggugat juga berkewajiban untuk menutupi

kekurangannya tersebut;

3. Masalah Nafkah Lampau (madhiyah)

Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya telah menuntut nafkah

untuk kebutuhan Penggugat dan anak-anaknya yang telah dilalaikan oleh

Tergugat sejak berpisah, yaitu dari bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan

Juli 2009 (selama 9 bulan) sejumlah Rp 81.000.000.- (delapan puluh satu juta)

Rupiah dengan perincian Rp 9.000.000,- (sembilan juta) Rupiah setiap bulannya;

Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawabannya membantah Tergugat

telah melalaikan kewajibannya, karena selama kepergian Tergugat yang

disebabkan karena sakit serta pengusiran oleh Penggugat, Tergugat

meninggalkan uang dalam tabungan senilai Rp 100.000.000.- (seratus juta)

Rupiah, yang Tergugat berikan kepada Penggugat berupa ATM BCA;

Menimbang, bahwa dalam Repliknya Penggugat telah membenarkan

jwaban Tergugat tersebut akan tetapi uang tersebut juga dipergunakan oleh

Penggugat untuk membayar tagihan telepon seluler Tergugat dan tagihan kartu

kredit Tergugat dengan jumlah yang setara dengan jumlah tersebut diatas, dan

kepergian Tergugat murni atas kemauan Tergugat sendiri bukan karena

pengusiran Penggugat;

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 125: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi yang diajukan oleh

Tergugat yang bernama ………… (orang tua Tergugat) dibawah sumpahnya

telah menerangkan bahwa Penggugat melalui telpon mengatakan kepada saksi

telah mengusir Penggugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat bahwa Tergugat

ada meninggalkan uang sejumlah Rp 100.000.000.- (seratus juta) rupiah yang

menurut keterangan Penggugat telah dipergunakan untuk keperluan

membayar…………………

Menimbang, bahwa karena perkara ini termasuk bidang perkawinan,

maka sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7

Tahun 1989 yang telah dirubah oleh Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 maka

biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat;

Mengingat akan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan ketentuan-ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughro Tergugat terhadap Penggugat

3. Menetapkan 2 (dua) orang anak Penggugat dengan Tergugat yang

masing-masing bernama :

3.1. anak laki-laki, lahir di Los Angeles Amerika Serikat, pada tanggal 06

April 1999;

3.2. anak perempuan, lahir di Jakarta tanggal 21 Juli 2007;

berada dibawah pemeliharaan/hadlonah Penggugat sebagai Ibu

kandungnya;

4. Menetapkan seorang anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama

anak laki-laki, lahir di California Amerika Serikat, pada tanggal 1 Agustus

2001 berada dibawah pemeliharaan/hadlonah Tergugat sebagai Ayah

kandungnya;

5. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah kedua orang anak yang

berada dibawah pemeliharaan/hadlonah Penggugat sejumlah Rp

3.000.000.- (tiga juta) Rupiah setiap bulannya diluar biaya pendidikan dan

kesehatan kepada Penggugat;

6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini

sebesar Rp. 281.000,- (dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah);

7. Menolak gugatan Penggugat untuk sebagian lainnya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Page 126: AYAH SEBAGAI PENGASUH BAGI ANAK YANG BELUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30070/1/SYAHBANA... · Materi . Fiqh Munakahat. terse. but sudah diadopsi ke dalam

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Demikianlah diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada hari Selasa, tanggal 06 Juli 2010

Masehi, bertepatan dengan tanggal 23 Rajab 1431 Hijriyah, oleh Dra. Hj. Ida

Nursaadah, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, Dra. Hj. Tuti Ulwiyah,

M.H. dan Drs. Abdurrahim, M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, pada

hari itu juga penetapan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh

Ketua sidang dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dengan

dibantu oleh Siti Faradila APS, S.HI., selaku Panitera Pengganti, dihadiri oleh

Penggugat dan Tergugat didampingi kuasa hukumnya masing-masing;

HAKIM KETUA,

ttd

Dra. Hj. Ida Nursaadah, S.H., M.H.

HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA

ttd ttd

Dra. Hj. Tuti Ulwiyah, M.H. Drs. Abdurrahim, M.H.

PANITERA PENGGANTI,

ttd

Siti Faradila APS, S.HI.,

Perincian Biaya :

1. Biaya Pendaftaran Rp 30.000.-

2. Biaya administerasi Rp. 50.000.-

3. Biaya Panggilan Penggugat Rp 435.000.-

4. Biaya Redaksi Rp 5.000.-

5. Biaya Materai Rp 6.000.-

J u m l a h Rp. 476.000.-

Untuk salinan sesuai dengan aslinyaAtas permintaan Penggugat/Tergugat Tanggal, ---------------------------------------Oleh Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Drs. Ach. Jufri, S.H.

Hal 46 dari 47 hal Put No. 2282/Pdt.G/2009/PAJS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37