audit sampling

8
DEFINISI DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT Ikatan Akuntansi Indonesia melalui Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 350 mendefinisikan sampling audit sebagai : “Penerapan prosedur audit terhadap unsure-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.” Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian maupun pengujian substantive. Meskipun demikian, auditor biasanya tidak menerapkan sampling audit dalam prosedur pengujian yang berupa pengajuan pertanyaan atau tanya jawab, observasi, dan prosedur analitis. Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa Jaminan,catatan dan konfirmasi. Sampling audit, jika diterapkan dengan semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan yang diinginkan standar pekerjaan lapangan yang ketiga. KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT Semakin banyak sampel yang diambil, semakin banyak waktu dan biaya yang diperlukan. Auditor juga mengakui adanya konsekuensi negative dari kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel semata. Apabila auditor ingin mengurangi kemungkinan kesalahan keputusan tersebut, auditor harus menambah jumlah sampel. Hal ini mengakibatkan peningkatan biaya dan waktu yang diperlukan. Sebaliknya, apabila auditor ingin mengurangi biaya dan waktu untuk melakukan pemeriksaan, maka auditor harus mengurangi jumlah sampel. Hal ini akan memperbesar kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel tersebut. Ketidakpastian meliputi : a. Ketidakpastian yang disebabkan langsung oleh penggunaan sampling (resiko sampling),

Upload: raditya-shinta

Post on 18-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Rangkuman materi tentang Audit Sampling

TRANSCRIPT

DEFINISI DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT

Ikatan Akuntansi Indonesia melalui Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 350 mendefinisikan sampling audit sebagai :Penerapan prosedur audit terhadap unsure-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian maupun pengujian substantive. Meskipun demikian, auditor biasanya tidak menerapkan sampling audit dalam prosedur pengujian yang berupa pengajuan pertanyaan atau tanya jawab, observasi, dan prosedur analitis. Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa Jaminan,catatan dan konfirmasi. Sampling audit, jika diterapkan dengan semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan yang diinginkan standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT

Semakin banyak sampel yang diambil, semakin banyak waktu dan biaya yang diperlukan. Auditor juga mengakui adanya konsekuensi negative dari kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel semata. Apabila auditor ingin mengurangi kemungkinan kesalahan keputusan tersebut, auditor harus menambah jumlah sampel. Hal ini mengakibatkan peningkatan biaya dan waktu yang diperlukan. Sebaliknya, apabila auditor ingin mengurangi biaya dan waktu untuk melakukan pemeriksaan, maka auditor harus mengurangi jumlah sampel. Hal ini akan memperbesar kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel tersebut.Ketidakpastian meliputi :a. Ketidakpastian yang disebabkan langsung oleh penggunaan sampling (resiko sampling),b. Ketidakpastian yang disebabkan faktor selain sampling (resiko non sampling).

1) Risiko SamplingTingkat risiko sampling mempunyai hubungan yang terbalik dengan ukuran sampel. Semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko samplingnya. Sebaliknya, semakin besar ukuran sampel, semakin rendah risiko samplingnya. Risiko sampling dapt dibedakan atas :a) Risiko sampling dalam pengujian substantive atas detail atau rincian.Auditor memperhatikan dua aspek penting dari risiko sampling, yang meliputi 1. Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance)2. Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection)b) Risiko sampling dalam melaksanakan pengujian pengendalianAuditor memperhatikan dua aspek penting dalam risiko sampling, yang meliputi :1. Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk too low)2. Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing control risk too high)2) Risiko Non SamplingRisiko non sampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling. Risiko ini tidak penah dapat diukur secara matematis. Risiko non sampling timbul karena :a.Kesalahan manusia seperti gagal mengakui kesalahan dalam dokumen.b. Kesalahan pemilihan maupun penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan audit.c.Salah interpretasi hasil sampel

PENDEKATAN SAMPLING AUDIT

Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit yang dapat dipilih auditor untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Kedua pendekatan tersebut adalah :

1) SAMPLING STATISTIK UNTUK UJI PENGENDALIANSampling statistik lebih banyak memerlukan biaya daripada sampling non statistik. Namun, tingginya biaya dapat dikompensasi dengan tingginya manfaat yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling statistik. Sampling statistik menguntungkan manajemen dalam tiga hal berikut : Perencanaan sampel yang efisien Pengukuran kecukupan bukti yang dihimpun Pengevaluasian hasil sampelStandar Profesional Akuntan Publik 350 par 31 menyebutkan faktor-faktor yang harus di pertimbangkan auditor dalam perencanaan sampel atas pengujian pengendalian. Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam menyelenggarakan pengujian pengendalian, auditor memberiakn dua aspek penting dalam risiko sampling, yang meliputi risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk to low) dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing control risk too high).Disamping itu, sampling statistik mendukung auditor untuk mengkuantufikasi dan mengendalikan risiko sampling. Ada dua macam tehnik sampling statistik, yaitu :A. Attribute SamplingTehnik ini digunakan dalam pengujian pengendalian. Kegunaannya adalah untuk memperkirakan tingkat deviasi atau penyimpangan dari pengendalian yang ditentukan dalam populasi.Sampling atribut untuk pengujian pengendalian, meliputi tahap berikut :1. Menentukan tujuan pengujian audit2. Menspesifikasi atribut yang akan diperiksa dan kondisi penyimpangan3. Mendefinisikan populasi dan unit sampling4. Menspesifikasikan tingkat penyimpangan yang dapat diterima5. Menspesifikasikan risk of assessing control risk too low yang dapat diterima atau acceptable risk of over reliance6. Mengestimasi tingkat penyimpangan populasi7. Menentukan ukuran sampel8. Menentukan metode pemilihan sampel9. Melaksanakan prosedur audit10. Mengevaluasi hasil sampelDalam melakukan evaluasi atas sampling atribut, auditor harus :a. Menghitung tingkat penyimpangan sampelb. Menentukan batas penyimpangan sampelc. Menentukan cadangan (allowance) yang direncanakan untuk risiko d. sampling

B. Variables SamplingVariable sampling tepat untuk diterapkan auditor, antara lain pada :a.Observasi dan penilaian persediaanb. Konfirmasi piutang dagangc. Cadangan untuk piutang tak tertagihd. Cadangan persediaan yang rusake.Menilai persediaan dalam prosesf.Menilai aktiva tetap dalam public utility companyg.Penilaian umur piutangAda tiga tehnik yang dapat digunakan dalam variable sampling, yaitu :1. Mean-per-unit (MPU)Langkah-langkah dalam perencanaan estimasi MPU, meliputi :a. Menentukan tujuan rencana samplingb. Mendefinisikan kondisi kesalahan c. Mendefinisikan populasi dan unit samplingd. Menentukan ukuran sampele. Menentukan metode pemilihan sampelf. Melaksanakan rencana samplingg. Mengevaluasi hasil sampel2. Difference estimationDalam sampling estimasi perbedaan ini, perbedaan dihitung untuk setiap item sampel yang sama dengan nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Auditor kemudian menggunakan rata-rata perbedaan untuk menghimpun estimasi nilai populasi total. Variabilitas perbedaan tersebut digunakan untuk menentukan (achieved precision) atau cadangan (allowance) yang dapat diterima oleh risiko sampling.Ada empat hal yang harus dipenuhi untuk menggunakan tehnik sampling ini, yaitu :a.Nilai buku setiap item populasi harus dapat diketahui auditorb. Total nilai buku populasi harus diketahui auditorc. Jumlah keseluruhan dari nilai buku item populasi harus sama dengan total nilai buku populasid. Harus ada perbedaan antara nilai audit dan nilai buku yang dapat diharapkan3. Sampling Estimasi RasioDalam sampling ini, auditor menentukan nilai audit untuk setiap item sampel. Rasio dihitung dengan menghitung hasil pembagian jumlah nilai audit dibagi jumlah nilai buku item sampel. Rasio tersebut kemudian dikalikan dengan nilai buku total untuk menghasilkan nilai populasi yang diestimasikan.Sama dengan estimasi perbedaan, ada empat hal yang harus dipenuhi untuk menggunakan tehnik sampling ini.

2) SAMPLING NON STATISTIK UNTUK UJI SUBSTANTIFSampling non statistik merupakan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria subyektif. Auditor dapat menentukan besarnya sampel yang diambil dalam sampling non statistik, dengan melakukan pertimbangan subyektif berdasarkan pengalamanannya. Pelaksaan evaluasi atas sampel juga dilakukan berdasar kriteria subyektif dan pengalaman auditor yang bersangkutan.Standar Profesional Akuntan Publik 350. Par 16 menyebutkan berbagai faktor yang harus dipertimbangkan auditor dalam perencanaan sampel atas pengujian substantive. Faktor-faktor tersebut meliputi :1. Hubungan antara sampel dengan tujuan audit yang relevan yang harus dicapai.b. Pertimbangan pendahuluan atas tingkat tingkat materialitas.c. Tingkat risiko keliru menerima yang dapat diterima auditor.d. Karakteristik populasi.Disamping faktor tersebut diatas auditor harus cermat dalam mempertimbangkan pula hal-hal berikut :1. Pemilihan sampel2. Pelaksanaan evaluasi atas hasil sampel

SAMPEL DENGAN TUJUAN GANDAAuditor dalam situasi tertentu, dapat merancang sampel yang memenuhi dua tujuan sekaligus, yaitu :a.Menentukan risiko pengendalianb. Menguji kebenaran jumlah moneter ransaksi yang dicatatUntuk melakukan hal itu, auditor biasanya telah membuat estimasi pendahuluan bahwa terdapat tingkat risiko yang rendah bahwa penyimpangan dari procedure atau kebijakan struktur pengendalian intern yang ditetapkan dalam populasi, akan melebihi tingkat penyimpangan yang dapat diterima. Ukuran sampel yang dirancang harus merupakan yang terbesar diantara ukuran-ukuran sampel yang dirancang untuk masing-masing tujuan terpisah. Penilaian untuk setiap tujuan harus dilakukan secara terpisah dengan menggunakan tingkat risiko yang sesuai untuk masing-masing tujuan pengujian.

Rangkuman Materi KuliahAUDITING II

AUDIT SAMPLING

Oleh:Raditya Shinta H125020300111096

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Brawijaya Malang2015