audit responsibilities and objectives

11
Nama : Yudha Adhitya NIM : F0311123 Matakuliah/Kelas : Pengauditan I / B AUDIT RESPONSIBILITIES AND OBJECTIVES Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit 1. Memahami tujuan dan tanggungjawab audit 2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus 3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan 4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan 5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan Tanggung Jawab Manajemen Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar. Tanggung Jawab Auditor

Upload: adhitya-yudha

Post on 24-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama: Yudha AdhityaNIM: F0311123Matakuliah/Kelas: Pengauditan I / B

AUDIT RESPONSIBILITIES AND OBJECTIVESTujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan KeuanganTujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit1. Memahami tujuan dan tanggungjawab audit2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapanTanggung Jawab ManajemenTanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar.Tanggung Jawab AuditorAuditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi.Salah Saji yang Material versus Tidak Material. Salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut.Kepastian yang Layak. Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing (SAS 104) menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material.Kekeliruan versus Kecurangan. SAS 99 (AU 316) membedakan antara dua jenis salah saji : kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Kedua jenis salah saji ini dapat material maupun tidak material. Suatu kekeliruan (eror) adalah salahsaji yang tidak disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja. Untuk kecurangan, dapat dibedakan antara misapropriasi aktiva (misappropriation of assets), yang sering kali disebut sebagai penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang yang curang (fraudulent financial reporting), yang seringkali disebut sebagai kecurangan manajemen.Skeptisme Profesional. SAS 1 (AU 230) mensyaratkan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi baik kekeliruan maupun kecurangan yang material dalam laporan keuangan.Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang versus Misapropriasi Aktiva. Tindakan ilegal (tindakan yang melawan hukum) didefinisikan dalam SAS 54 (AU 317) sebagai pelanggaran terhadap hukum atas peraturan pemerintah selain kecurangan.Tindakan Ilegal yang Berdampak Langsung. Pelanggaran atas UU dan peraturan tertentu memiliki dampak keuangan yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan.Tindakan Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung.Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan ilegal.Pengumpulan Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada Tindakan Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung. Banyak prosedur audit yang biasanya ditempuh pada audit untuk mencari kekeliruan dan kecurangan dapat juga digunakan untuk mengungkapkan tindakan ilegal.Pengumpulan Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan untuk Mempercayai Bahwa Tindakan Ilegal yang Berdampak Langsung atau Tidak Langsung Telah Terjadi. Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah terjadi, beberapa tindakan akan diperlukan untuk menentukan apakah tindakan ilegal yang dicurigai benar-benar terjadi :1. Pertama, auditor harus meminta keterangan kepada manajemen yang berada satu tingkat di atasnya yang mungkin terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial.2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasehat hukum klien atau spesialis lainnya yang mempunyai pengetahuan tentang tindakan ilegal yang potensial ini.3. Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit tambahan untuk menentukan apakah tindakan ilegal memang benar-benar terjadi.Tindakan Apabila Auditor Mengetahui suatu Tindakan Ilegal. Tindakan pertama yang harus dilakukan apabila suatu tindakan ilegal telah di identifikasi adalah mempertimbangkan pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan pengungkapan. Auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh dari tindakan ilegal seperti itu terhadap hubungan kantor akuntan publik dengan manajemen. Auditor harus berkomunikasi dengan komite audit atau pihak lainnya yang memiliki wewenang yang sama untuk memastikan bahwa mereka mengetahui tindakan ilegal ini.Siklus Laporan KeuanganAudit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen atau komponen yang lebih kecil. Pembagian ini membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu pembebanan tugas kepada setiap anggota tim audit.Cara yang umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Cara ini disebut sebagai pendekatan siklus (cycle approach).

Menetapkan Tujuan AuditPara auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus, yaitu melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkan saldo akhir dan juga melaksanakan pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan yang terkait.Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Tujuan ini disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives). Demikian pula, beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun, yang disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance-related audit objectives). Kategori ketiga tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure related audit objectives).Asersi ManajemenAsersi manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi kedalam tiga kategori :1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapanAsersi tentang Kelas Transaksi dan PeristiwaKeterjadian Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebut.Kelengkapan Semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat.Keakuratan Jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat telah dicatat dengan benar.Klasifikasi Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepat.Cut off Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.Asersi Tentang Saldo AkunEksistensi Aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang ada.Kelengkapan Semua aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas yang harus dicatat sudah dicatat.Penilaian dan alokasi Aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat.Hak dan kewajiban Entitas itu memegang hak atau kendali atas aktiva, dan kewajiban merupakan kewajiban entitas itu.Asersi Tentang Penyajian dan PengungkapanKeterjadian dan hak serta kewajiban Peristiwa dan transaksi yang diungkapkan telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas itu.Kelengkapan Semua pengungkapan yang harus dimasukan dalam laporan keuangan telah dicantumkan.Keakuratan dan penilaian Informasi keuangan dan yang lain telah diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat.Klasifikasi dan dapat dipahami Informasi keuangan dan yang lain telah disajikan dan diuraikan secara tepat serta pengungkapan telah dinyatakan dengan jelas.Tujuan Audit yang Berkaitan Dengan TransaksiKeterjadian Transaksi yang Dicatat Memang Ada. Tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi.Kelengkapan Transaksi yang Terjadi Telah Dicatat. Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua transaksi yang harus dimasukan dalam jurnal benar-benar telah dicatatkan.Keakuratan Transaksi yang Dicatat Dinyatakan pada Jumlah yang Benar. Tujuan ini membahas keakuratan informasi tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi.Posting dan Pengikhtisaran Transaksi yang Dicatat Dimasukan ke dalam File Induk dan Diikhtisarkan Dengan Benar. Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu an ke buku besar.Klasifikasi Transaksi yang Dicatat dalam Jurnal Klien telah Diklasifikasikan secar Tepat. Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah dimasukan dalam akun yang tepat, dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.Penetapan Waktu Transaksi Dicatat pada Tanggal yang Benar. Tujuan penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cotoff manajemen.Tujuan Audit yang Berkaitan Dengan SaldoEksistensi Jumlah yang Tercantum Memang Ada. Tujuan ini bersangkutan dengan apakan jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.Kelengkapan Jumlah yang Ada Telah Dicantumkan. Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-benar telah dicatat.Keakuratan Jumlah yang Tercantum telah Dinyatakan dengan Benar. Tujuan keakuratan mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmatika sudah benar.Klasifikasi Jumlah yang tercantum dalam Daftar Klien Telah Diklasifikasikan dengan Tepat. Klasifikasi melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.Cutoff Transaksi yang Mendekati Tanggal Neraca telah Dicatat pada Periode yang Tepat. Dalam menguji cutoff atas saldo akun, tujuan auditor adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.Hubungan yang Rinci (Detail Tie-In) Rincian Saldo Akun Sesuai dengan Jumlah pada File Induk yang Berkaitan, Sesuai dengan Total Saldo Akun, dan Sesuai dengan Total Buku Besar. Saldo akun dalam laporan keuangan didukung oleh rincian pada file induk dan skedul yang dibuat oleh klien.Nilai yang Dapat Direalisasi Aktiva yang Telah Dicantumkan dalam Jumlah yang Diestimasi Akan Direalisasi. Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.Hak dan Kewajiaban. Tujuan ini adalah padanan auditor terhadap asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Penyajian Dan PengungkapanTujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Konsep yang sama, yang diterapkan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, juga berlaku untuk tujuan audo=it yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan.Bagaimana Tujuan Audit DipenuhiMerncanakan dan Merancang Pendekatan Audit (Fase I)Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :1. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggungjawab profesional auditor.2. Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.Perencanaan dan perancangan pendekatan audit dapat dipecah menjadi beberapa bagian. Tiga aspek kunci :1. Memperoleh Pemahaman tentang Entitas dan Lingkungannya2. Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Resiko Pengendalian3. Menilai Risiko Salah Saji yang MaterialMelaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Fase II)Sebelum memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas resiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal dianggap efektif, pertama-tama auditor harus menguji keefektifan pengendalian tersebut. Prosedur untuk jenis pengujian ini umumnya disebut sebagai pengujian pengendalian (test of control).Auditor juga mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi itu. Proses ini disebut sebagai pengujian substansif atas transaksi (substantive test of transaction).Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo (Fase III)Ada dua kategori umum prosedur pada fase III ini. Prosedur analisis (analitical procedur) menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya telah masuk akal. Pengujian atas rincian saldo (test of details of balances) merupakan prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji moneter pada saldo-saldo dalam laporan keuangan.