audit persediaan

3
AUDIT PERSEDIAAN Dalam PSAK 14, disebutkan definisi persediaan sebagai : aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan yang digunakan dalam proses atau pemberian jasa. Dalam menilai persediaan, entitas dapat memilih menggunakan metode FIFO ataupun average dengan nilai yang disajikan menggunakan metode LCNRV. Dalam perlakuan atas barang-barang yang mengalami keusangan, kerusakan serta perlakuan yang lambat, perusahaan juga harus menyusun penyisihan atas ini. TUJUAN AUDIT PERSEDIAAN a. Memeriksa pengendalian intern perusahaan. Pemeriksaan internal control ini dapat mempengaruhi luasnya substantive test yang dapat dilakukan. Pengendalian internal yang baik dapat terlihat dari : - Adanya pembagian tugas, - Prenumbered documents - Pembelian jumlah besar melalui tender - Menggunaka anggaran, EOQ yang terotorisasi - Menggunakan sistem prepertual dan kartu persediaan Pemeriksaan pengendalian intern dapat menggunakan internal control questionaire dengan melaksanakan compliance test dengan material requisition (bahan baku), purchase order (pembelian), faktur penjualan (penjualan) sebagai sampel. Setelah melaksanakan pemeriksaan atas pengendalian intern, auditor dapat melaksakan substantive test. Substantive test ini merupakan prosedur untuk memenuhi tujuan audit berupa : b. Memeriksa apakah persediaan yang disajikan benar-benar milik perusahaan Dalam memenuhi tujuan ini, perusahaan perlu memperhatikan terutama dalam hal barang konsinyasi. Yang perlu digarisbawahi adalah barang consigment-out. Supaya efisien, perusahaan cukup mengirim konfirmasi karena jumlah barang konsinyasi pada umumnya berjumlah sedikit di suatu perusahaan. Pemeriksaan ini dilakukan untk menghindari peresediaan fiktif. Untuk pemeriksaan bahan mentah auditor dapat memeriksa faktur pembelian, sedangkan untuk barang-barang impor, auditor juga harus memeriksa bukti-bukti impor yang ada, seperti : bill of lading, L/C, dll. Auditor juga harus memberikan perhatian khusus pada subsequent event.

Upload: noe153

Post on 25-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

audit persediaan bab 12 Soekrisno Agoes

TRANSCRIPT

  • AUDIT PERSEDIAAN

    Dalam PSAK 14, disebutkan definisi persediaan sebagai : aset yang tersedia untuk dijual

    dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau dalam bentuk

    bahan atau perlengkapan yang digunakan dalam proses atau pemberian jasa. Dalam menilai

    persediaan, entitas dapat memilih menggunakan metode FIFO ataupun average dengan nilai yang

    disajikan menggunakan metode LCNRV. Dalam perlakuan atas barang-barang yang mengalami

    keusangan, kerusakan serta perlakuan yang lambat, perusahaan juga harus menyusun penyisihan

    atas ini.

    TUJUAN AUDIT PERSEDIAAN

    a. Memeriksa pengendalian intern perusahaan.

    Pemeriksaan internal control ini dapat mempengaruhi luasnya substantive test yang dapat

    dilakukan. Pengendalian internal yang baik dapat terlihat dari :

    - Adanya pembagian tugas,

    - Prenumbered documents

    - Pembelian jumlah besar melalui tender

    - Menggunaka anggaran, EOQ yang terotorisasi

    - Menggunakan sistem prepertual dan kartu persediaan

    Pemeriksaan pengendalian intern dapat menggunakan internal control questionaire dengan

    melaksanakan compliance test dengan material requisition (bahan baku), purchase order

    (pembelian), faktur penjualan (penjualan) sebagai sampel.

    Setelah melaksanakan pemeriksaan atas pengendalian intern, auditor dapat melaksakan substantive

    test. Substantive test ini merupakan prosedur untuk memenuhi tujuan audit berupa :

    b. Memeriksa apakah persediaan yang disajikan benar-benar milik perusahaan

    Dalam memenuhi tujuan ini, perusahaan perlu memperhatikan terutama dalam hal barang

    konsinyasi. Yang perlu digarisbawahi adalah barang consigment-out. Supaya efisien, perusahaan

    cukup mengirim konfirmasi karena jumlah barang konsinyasi pada umumnya berjumlah sedikit

    di suatu perusahaan. Pemeriksaan ini dilakukan untk menghindari peresediaan fiktif. Untuk

    pemeriksaan bahan mentah auditor dapat memeriksa faktur pembelian, sedangkan untuk

    barang-barang impor, auditor juga harus memeriksa bukti-bukti impor yang ada, seperti : bill of

    lading, L/C, dll. Auditor juga harus memberikan perhatian khusus pada subsequent event.

  • c. Memeriksa metode penilaian persediaan yang digunakan sesuai dengan SAK

    Pemeriksaan ini diperlukan apakah pengukuran dan penyajian sesuai dengan PSAK. Auditor

    harus memprtimbangkan juga bagaimana perputaran persediaan yang digunakan sebagai

    bahan pertimbangan penyisihan. Selain itu, tingkat inflasi dan ukuran ekonomi lain juga harus

    dipertimbangkan untuk memastikan apakah nilai yang disajikan wajar. Auditor juga harus

    memastikan bahwa metode LIFO tidak digunakan perusahaan.

    d. Memeriksa sistem persediaan yang digunakan sesuai dengan SAK.

    Sistem perpetual dan periodik merupakan sistem yang diakui SAK. Dalam metode perpetual,

    auditor harus melakukan stock opname untuk mengetahui apabila ada perbedaan dengan nilai

    yang disajikan dengan sistem perpetual. selain itu, dalam stock opname auditor juga harus

    memperhitungkan jumlah persediaan dengan mempertimbangkan subsequent event Auditor

    juga bisa menggunakan perhitungan retail inventory method untuk memperkirakan jumlah

    persediaan yang ada pada tanggal tertentu. Sistem akuntansi biaya dalam menghitung BDP dan

    BJ juga harus diapahami serta memahami pengaruhnya ke laporan laba-rugi (HPP)

    e. Untuk mengetahui apakah ada barang-barang yang rusak, pergerakan lamban dan

    ketinggalan mode sudah dibuatkan penyisihan yang cukup.

    Pemeriksaan atas penyisihan ini harus dikaitkan dengan kebijakan manajemen tentang

    penyisihan agar nilai penyisihan tidak terlalu kecil ataupun besar. Auditor juga harus memeriksa

    stock card untuk mengetahui status barang

    f. Memeriksa cut off penjualan dan pembelian

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk meyakinkan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam

    pencatatan penjualan dan pembelian. Untuk itu harus dicatat tanggal dan nomor terakhir dari

    faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian dan receiving report. Auditor juga harus

    memperhatikan syarat pengiriman barang, FOB shipping point atau destination point.

    g. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang menjadi jaminan kredit

    Untuk mengethaui hal tersebut, pemeriksaan dapat diarahkan ke pemeriksaan konfirmasi bank,

    loan agreement dan notulensi rapat. Adanya persediaan yang menjadi jaminan harus

    diungkapkan dalam CALK.

    h. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang diasuransikan

    Asuransi dibutuhkan untuk mencegah kerugian perusahaan apabila terjadi hal-hal yang tidak

    diinginkan. Nilai asuransi haruslah cukup dan juga auditor harus mewaspadai apakah kejadian

    yang tidak diinginkan sengaja dilakukan untuk mendapatkan ganti rugi.

  • i. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang

    mempengaruhi laporan keuangan

    Auditor harus memeriksa kontrak-kontrak penjualan/pembelian yang bersifat material serta

    realisasi atas perjanjian tersebut.

    j. Untuk memeriksa penyajian sesuai SAK.

    Persediaan harus disajikan dalam neraca dalam pos asset. Dalam CALK, perusahaan harus

    mengungkapkan kebijakan akuntansi untuk persediaan serta rincian nilai persediaan.

    PROSEDUR PELAKSANAAN AUDIT PERSEDIAAN

    Auditor dapat melakukan pemeriksaan persediaan apabila persediaan sudah tertata rapi.

    Apabila belum, auditor harus meminta perusahaan merapikan dan menyusun sesuai jenis

    persediaan. Kemudian dalam stock opname, auditor bertugas sebagai pemimpin tim. Auditor ikut

    menghitung bersama klien dan mencatatnya dalam inventory count sheet. Harus diingat bahwa

    petugas klien yang paling mengetahui jenis barang dan cara menghitung. Yang perlu dilakukan

    auditor adalah memeriksa mathematical accuracy, mencocokkan jumlah kolom value dengan saldo

    menurut buku besar, mencocokkan dengan stock card serta membenadingkan dengan qunatity per

    count dengan jumlah menurut count sheet auditor.

    Setelah melaksanakan stock opname auditor dapat mengirim konfirmasi barang konsinyasi.

    Lalu memeriksa harga per unit semua jenis persediaan. Selanjutnya auditor dapat melakukan

    rekonsiliasi apabila audit dilaksanakan tidak pada tanggal neraca dan memeriksa subsequent event,

    allowance, cut off, adanya persediaan yang dijaminkan dan barang dalam perjalanan. Pemeriksaan

    barang dalam perjalanan dapat dilakukan dengan mengecek rincian, perhitungannya dan subsequent

    clearance. Setelah semua prosedur tersebut, dengan top schedule, auditor dapat menuliskan

    kesimpulan yang menjadi dasar pemberian opini tentang persediaan dan rekomendasi serta usulan

    audit adjustment.