audit pengelolaan dana bos

24
Tugas MK : Pemeriksaan Internal Pemerintah Daerah AUDIT PENGELOLAAN DANA BOS KELOMPOK IV : 1. AMNA PAPUTUNGAN 2. ASTRI JUANITA MAKALALAG 3. FERDY LAY PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO - 2016 Audit Pengelolaan Dana BOS Page 1

Upload: reins-samudera-merah

Post on 11-Jul-2016

555 views

Category:

Documents


93 download

DESCRIPTION

AUDIT DANA BOS

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Pengelolaan Dana Bos

Tugas MK : Pemeriksaan Internal Pemerintah Daerah

AUDIT PENGELOLAAN DANA BOS

KELOMPOK IV :

1. AMNA PAPUTUNGAN

2. ASTRI JUANITA MAKALALAG

3. FERDY LAY

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO - 2016

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 1

Page 2: Audit Pengelolaan Dana Bos

Bab IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berikut dibawah ini merupakan Kelemahan Program bantuan operasional

sekolah, antara lain adalah :

1. Penargetan, Pendataan dan AlokasiSecara umum, Program BOS cenderung dilaksanakan sebagai bentuk

subsidi umum. Hal ini karena hanya sebagian kecil saja sekolah yang menolak

BOS, dan manfaat yang diterima siswa miskin dan tidak miskin hampir sama

karena hanya sebagian kecil dari dana BOS yang dialokasikan sekolah untuk

memberikan bantuan khusus kepada siswa miskin.

Sistem pendataan yang dilaksanakan pada awal pelaksanaan program

masih kurang baik, khususnya karena lemahnya sistem informasi pendidikan

yang ada sebelumnya dan sempitnya waktu persiapan program sehingga tidak

memungkinkan untuk dilakukannya pendataan secara memadai. Dalam hal

pengalokasian dana, kajian ini menangkap beberapa kritik terhadap formula

yang digunakan. Formula penentuan alokasi dianggap kurang adil bagi

sekolah yang mempunyai jumlah siswa sedikit, memiliki banyak guru honor,

memiliki banyak siswa miskin, dan yang berlokasi di tempat terpencil.

2. Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi program baik untuk seluruh jajaran pelaksana

maupun masyarakat dinilai lemah. Kelemahan itu antara lain disebabkan

pelaksanaan sosialisasi terlambat, waktunya singkat, materinya terlalu umum,

bahan serta alatnya kurang lengkap, peserta pada setiap kegiatan terlalu

banyak, dan pelaksanaannya cenderung sekedar formalitas.

3. Penyaluran Dana

Umumnya penyaluran dana telah dilakukan sesuai dengan alur yang

ditetapkan dalam juklak. Kebijakan untuk menyalurkan dana BOS langsung

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 2

Page 3: Audit Pengelolaan Dana Bos

ke rekening sekolah juga dinilai cukup tepat karena pada umumnya

berjalan lancar dan dana diterima secara utuh.

5. Pelaporan Pada umumnya sekolah mengalami kesulitan dalam penyusunan

laporan pertanggungjawaban penggunaan dana, fasilitas serta adanya

upaya untuk mengatur agar laporan penggunaan sesuai dengan ketentuan

penggunaan dana dalam juklak. Di hampir semua sekolah laporan

pertanggungjawaban penggunaan dana hanya disampaikan ke satker

kabupaten/kota tanpa disampaikan kepada orang tua murid, sehingga

mengabaikan unsur transparansi dan akuntabilitas kepada publik.

6. Monitoring, Evaluasi dan Penanganan Pengaduan

Secara umum terdapat beberapa kelemahan dalam sistem dan

pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang telah dibangun untuk

mengamankan program BOS. Kualitas pelaksanaan monev internal masih

dipertanyakan dan lebih terkesan dilaksanakan sebagai formalitas saja.

Kelemahan dalam sistem monev juga berdampak pada lemahnya

sistem penanganan pengaduan, yang menjadi salah satu tugas monev

internal dan eksternal. Sistem penerimaan dan penanganan pengaduan

masih belum terorganisir dengan baik, walaupun banyak pihak yang telah

ikut berperanserta. Kurang efektifnya sistem penanganan pengaduan

antara lain disebabkan kurangnya sosialisasi mengenai saluran

pengaduan, statusnya yang melekat pada satker dapat menimbulkan

konflik.

7. Kelembagaan

Prinsip joint management terkesan dipaksakan. Status urusan

pendidikan (sekolah umum) yang otonom dan urusan agama (madrasah)

yang vertikal, membuat hubungan kelembagaan kurang harmonis dan

pelaksanaan joint management kurang efektif. Umumnya, komite sekolah

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 3

Page 4: Audit Pengelolaan Dana Bos

belum berfungsi sebagai mitra kerja sekolah dalam mengelola BOS.

Komite sekolah hanya berperan dalam menandatangani RAPBS untuk

memenuhi persyaratan penerimaan dana BOS. Dewan Pendidikan

umumnya juga hanya menjadi “stempel” satker.

Meningkatnya kebutuhan dalam bidang pendidikan telah mendorong

pemerintah Indonesia untuk menyalurkan berbagai bantuan demi

keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia salah satunya

adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program Bantuan

Operasional Sekolah yang di mulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan

secara signifikan dalam percepatan pencapaian program Sembilan

tahun.Oleh karena itu mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan

perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan

akses menuju peningkatan kualitas.

Dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) ini merupakan dana

bantuan pemerintah dibidang pendidikan yang diperuntukan bagi setiap

sekolah tingkat dasar di Indonesia dengan tujuan untuk meminimalisasi

beban biaya pendidikan demi tuntasnya program “Wajib Belajar Sembilan

tahun yang bermutu”. Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan

salah satu prioritas pembangunan nasional, sehingga perlu mendorong

pemerintah daerah melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan

peningkatan mutu pendidikan bagi masyarakat terhadap pendidikan yang

lebih berkualitas; untuk membantu pemerintah daerah mewujudkan

peningkatan mutu pendidikan dan meringankan beban biaya pendidikan

bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas,

maka Pemerintah mengalokasikan dana bantuan operasional sekolah;

namun dengan adanya kebijakan dana BOS ini bukan berarti turut

berhentinya permasalahan pendidikan di Indonesia,dalam kenyataan yang

terjadi,masih dapat kita temukan berbagai kendala dalam penyaluran dan

realisasi dana BOS. Berbagai masalah muncul terkait dengan adanya

berbagai kasus penyelewengan dana BOS, dan mengenai ketidakefektifan

pengelolaan dana BOS oleh pemerintah.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 4

Page 5: Audit Pengelolaan Dana Bos

Sistem pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

harus didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku

sesuai dengan aturan-aturan pokok yang telah ditetapkan.

Terkadang sistem yang diterapkan oleh pemerintah indonesia terkait

dana BOS ini pun turut menjadi bumerang dan sering menghadirkan

bebagai masalah baru. Pada tahun 2012 Dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) mengalami mengalami perubahan mekanisme

penyaluran,dan pada tahun anggaran 2011 penyaluran dana BOS

dilakukan melalui mekanisme Transfer ke daerah kabupaten/Kota dalam

Bentuk Dana Penyesuaian untuk Bantuan Operasional Sekolah,mulai

tahun anggaran 2012 dana BOS disalurkan dengan mekanisme yang sama

tetapi melalui pemerintah Propinsi. Selain itupun pribadi dan budaya

manusia Indonesia juga ikut memberi pengaruh terhadap penyelewengan

dan ketidakefektifan pengelolaan dana BOS di Indonesia.

1.2. Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka kami merumuskan masalah sebagai

berikut : “Bagaimana Audit Pengelolaan Dana Bantuan Operasioana Sekolah (BOS)”

Bab. IIPEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori2.1.1. Pengertian Audit

Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

suatu informasi untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian

antara informasi tersebut dengan kriterianya.Auditing hendaknya dilakukan

oleh seseorang yang kompoten dan independen (Arens,Alvin A,Auditing

and Assurance,2007)

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 5

Page 6: Audit Pengelolaan Dana Bos

Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah,analisis dan

evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif dan professional

berdasarkan standart pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,

kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan negara (UU No.15/2004). Jadi dapat kita

simpulkan bahwa Audit adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk

meyakinkan tingkat kesesuaian antara suatu kondisi yang menyangkut

kegiatan dari suatu entitas dengan kriterianya, dilakukan oleh auditor yang

kompeten dan independen dengan mendapatkan dan mengevaluasi bukti-

bukti pendukungnya secara sistematis, analitis, kritis dan selektif guna

memberikan pendapat atau simpulan dan rekomendasi kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

2.1.2. Pengertian Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk

penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan

pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan

pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak dll.Namun demikian, ada beberapa jenis

pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan

dana BOS.

Bantuan Operasional Sekolah yang selanjutnya disebut BOS adalah

program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non

personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud

No.80/2015 ttg Juknis Pengelolaan dan Pertanggungjawaban dana BOS)

Standar biaya operasi non personalia adalah standar biaya yang diperlukan

untuk membiayai kegitan non operasi personalia selama satu tahun

sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan

dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan

sesuai standar nasional pendidikan.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 6

Page 7: Audit Pengelolaan Dana Bos

2.1.3 Tujuan Bantuan Operasional SekolahSecara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9

tahun yang bermutu, serta berperan dalam mempercepat pencapaian

Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada satuan pendidikan – satuan

pendidikan yang belum memenuhi SPM, dan pencapaian Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pada satuan pendidikan - satuan pendidikan yang sudah

memenuhi SPM.

2.2. Audit Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Audit Pengelolaan Dana BOS dilakukan sesuai dengan kebutuhan

dan standar yang telah ditentukan.Dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Standart Audit (PER/05/M.PAN-

03/2008 STANDAR AUDIT APIP),ada beberapa hal yang harus dipenuhi

dalam melakukan audit yakni :

2.2.1 Perencanaan

Dalam setiap penugasan audit , auditor harus menyusun rencana audit.

Rencana audit dimaksudkan untuk menjamin bahwa tujuan audit

tercapai secara berkualitas, ekonomis, efisien dan efektif.

Dalam merencanakan auditnya, auditor menetapkan sasaran, ruang

lingkup, metodologi, dan alokasi sumber daya. Selain itu, auditor perlu

mempertimbangkan berbagai hal termasuk sistem pengendalian intern dan

ketaatan auditi terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan

ketidakpatutan (abuse). Auditor harus mendokumentasikan rencana untuk

setiap penugasan audit. Pada tahap perencanaan ini terdiri dari :

Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan alokasi sumber

daya Dalam membuat rencana audit, auditor harus menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan alokasi sumber daya.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 7

Page 8: Audit Pengelolaan Dana Bos

Sasaran

Sasaran untuk penugasan audit kinerja adalah untuk menilai

bahwa auditi telah menjalankan kegiatannya secara ekonomis, efisien

dan efektif. Di samping itu, sasaran audit kinerja juga untuk mendeteksi

adanya kelemahan sistem pengendalian intern serta adanya

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan

dan ketidakpatutan (abuse).

Ruang Lingkup

Agar sasaran audit tercapai, maka auditor harus menetapkan

ruang lingkup penugasan yang memadai. Ruang lingkup audit kinerja

meliputi aspek keuangan dan operasional auditi. Oleh karena itu,

auditor akan memeriksa semua buku, catatan, laporan, aset maupun

personalia untuk memeriksa kinerja auditi pada periode yang diperiksa.

Metodologi

Untuk mencapai sasaran audit berdasarkan ruang lingkup audit

yang telah ditetapkan, auditor harus menggunakan metodologi audit

yang meliputi antara lain:

1. penetapan waktu yang sesuai untuk melaksanakan prosedur audit

tertentu;

2. penetapan jumlah bukti yang akan diuji;

3. penggunaan teknologi audit yang sesuai seperti teknik sampling dan

pemanfaatan komputer untuk alat bantu audit;

4. pembandingan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. perancangan prosedur audit untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan

dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan dan

ketidakpatutan (abuse).

Alokasi Sumber Daya

Auditor harus menentukan sumber daya yang sesuai untuk

mencapai sasaran penugasan. Penugasan staf harus didasarkan pada

evaluasi atas sifat dan kompleksitas penugasan, keterbatasan waktu, dan

ketersediaan sumber daya.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 8

Page 9: Audit Pengelolaan Dana Bos

Audit harus dilaksanakan oleh sebuah tim yang secara kolektif harus

mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan audit kinerja.

Oleh karena itu, pimpinan APIP harus mengalokasikan auditor yang

mempunyai latar belakang pendidikan formal dan pengalaman sesuai

dengan kebutuhan audit.

Pertimbangan dalam perencanaan.

Dalam merencanakan pekerjaan audit , auditor harus mempertim-bangkan berbagai hal, termasuk sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan auditi terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. laporan hasil audit sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi

yang material dan berkaitan dengan sasaran audit yang

sedang dilaksanakan;

2. sasaran audit dan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk

mencapai sasaran audit tersebut;

3. kriteria-kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi organisasi,

program, aktivitas atau fungsi yang diaudit;

4. sistem pengendalian intern auditi, termasuk aspek-aspek penting

lingkungan tempat beroperasinya auditi;

5. pemahaman tentang hak dan kewajiban serta hubungan timbal balik

antara auditor dengan auditi, dan manfaat audit bagi kedua pihak;

6. pendekatan audit yang paling efisien dan efektif;

7. bentuk, isi dan pengguna laporan hasil audit.

Pemahaman dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Intern

Auditor harus memahami rancangan sistem pengendalian intern dan menguji penerapannya.

Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 9

Page 10: Audit Pengelolaan Dana Bos

dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Auditor harus mempunyai pemahaman atas sistem pengendalian

intern auditi dan mempertimbangkan apakah prosedur-prosedur sistem

pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan secara memadai.

Pemahaman atas rancangan sistem pengendalian intern digunakan untuk

menentukan saat dan jangka waktu serta penentuan prosedur yang

diperlukan dalam pelaksanaan audit. Oleh karena itu, auditor harus

memasukkan pengujian atas sistem pengendalian intern auditi dalam

prosedur auditnya.

Pemahaman atas sistem pengendalian intern dapat dilakukan

melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi catatan dan

dokumen, atau mereviu laporan pihak lain.

Evaluasi atas ketidakpatuhan auditi terhadap peraturan perundang-

undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse)

Auditor harus merancang auditnya untuk mendeteksi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse).

Dalam merencanakan pengujian untuk mendeteksi adanya

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, auditor harus

mempertimbangkan dua faktor berikut: rumitnya peraturan perundang-

undangan yang dimaksud dan masih barunya peraturan perundang-

undangan tersebut.

Selain itu, auditor harus mempertimbangkan risiko terjadinya

kecurangan (fraud) yang berpengaruh secara signifikan terhadap tujuan

audit. Faktor-faktor terjadinya kecurangan yang harus diperhatikan oleh

auditor adalah keinginan atau tekanan yang dialami seseorang untuk

melakukan kecurangan, kesempatan yang memungkinkan terjadinya

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 10

Page 11: Audit Pengelolaan Dana Bos

kecurangan, dan sifat atau alasan seseorang untuk melakukan

kecurangan.

Ketidakpatutan (abuse) bisa terjadi tetapi tidak ada pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan. Auditor harus

mempertimbangkan risiko terjadinya ketidakpatutan (abuse) yang

berpengaruh secara signifikan terhadap tujuan audit. Meskipun demikian,

auditor harus mempertimbangkan secara hati-hati karena terjadinya

ketidakpatutan (abuse) ini bersifat subjektif.

Auditor harus menggunakan pertimbangan profesional untuk

mendeteksi kemungkinan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse). Dalam

kondisi tertentu, auditor, sesuai mekanisme internal APIP, diwajibkan untuk

melaporkan indikasi terjadinya ketidakpatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse) ini kepada

pihak-pihak tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.2.2 Supervisi

Pada setiap tahap audit , pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan auditor.

Supervisi merupakan tindakan yang terus-menerus selama

pekerjaan audit, mulai dari perencanaan hingga diterbitkannya laporan

audit.

Supervisi harus diarahkan baik pada substansi maupun metodologi

audit dengan tujuan antara lain untuk mengetahui:

1. pemahaman anggota tim audit atas rencana audit;

2. kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit;

3. kelengkapan bukti yang terkandung dalam kertas kerja audit untuk

mendukung kesimpulan dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit;

4. kelengkapan dan akurasi laporan audit yang mencakup terutama pada

kesimpulan audit dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 11

Page 12: Audit Pengelolaan Dana Bos

Semua pekerjaan anggota tim audit harus direviu oleh ketua tim;

semua pekerjaan ketua tim audit harus direviu oleh atasan langsungnya

sebelum laporan audit dibuat.

Reviu oleh atasan pada aktivitas audit kinerja harus dilakukan

secara periodik agar menjamin bahwa perkembangan audit kinerja masih

efisien, efektif, mendalam, obyektif, dan sesuai dengan ketentuan.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa:

1. tim audit memahami tujuan dan rencana audit;

2. audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit;

3. prosedur audit telah diikuti;

4. kertas kerja audit memuat bukti-bukti yang mendukung temuan dan

rekomendasi;

5. tujuan audit telah dicapai.

2.2.3 Pengumpulan dan Pengujian Bukti

Auditor harus mengumpulkan dan menguji bukti untuk mendukung kesimpulan dan temuan audit

Secara umum, audit dapat didefinisikan sebagai proses

pengumpulan dan pengujian bukti untuk melihat kesesuaian informasi yang

terkandung dalam bukti tersebut dengan suatu kriteria yang mendasarinya.

Oleh karena itu, proses pengumpulan dan pengujian bukti merupakan inti

dari sebuah audit.

a. Pengumpulan Bukti

Auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup, kompeten, dan relevan.

Bukti yang dikumpulkan oleh auditor akan digunakan untuk

mendukung kesimpulan, temuan audit serta rekomendasi yang terkait.

Bukti dapat digolongkan menjadi bukti fisik, bukti dokumen, bukti

kesaksian, dan bukti analisis. Bukti fisik yaitu bukti yang diperoleh dari

pengukuran dan perhitungan fisik secara langsung terhadap orang, properti

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 12

Page 13: Audit Pengelolaan Dana Bos

atau kejadian. Bukti fisik dapat berupa berita acara pemeriksaan fisik, foto,

gambar, bagan, peta atau contoh fisik. Bukti dokumen merupakan bukti

yang berisi informasi tertulis, seperti surat, kontrak, catatan akuntansi,

faktur dan informasi tertulis lainnya. Bukti kesaksian merupakan bukti yang

diperoleh melalui wawancara, kuesioner, atau dengan meminta pernyataan

tertulis. Bukti analisis merupakan bukti yang dikembangkan oleh auditor

dari bukti audit lainnya. Bukti analisis ini dapat berupa perbandingan,

nisbah, perhitungan dan argumen logis lainnya. sepanjang sasaran

auditnya telah dipenuhi dan laporannya secara jelas mengaitkan sasaran

tersebut dengan unsur temuan audit.

Bukti audit yang cukup berkaitan dengan jumlah bukti yang dapat

dijadikan sebagai dasar untuk penarikan suatu kesimpulan audit. Untuk

menentukan kecukupan bukti audit, auditor harus menerapkan

pertimbangan keahliannya secara profesional dan obyektif.

Bukti audit disebut kompeten jika bukti tersebut sah dan dapat

diandalkan untuk menjamin kesesuaian dengan faktanya. Bukti yang sah

adalah bukti yang memenuhi persyaratan hukum dan peraturan

perundang-undangan. Bukti yang dapat diandalkan berkaitan dengan

sumber dan cara perolehan bukti itu sendiri.

Bukti audit disebut relevan jika bukti tersebut secara logis

mendukung atau menguatkan pendapat atau argumen yang berhubungan

dengan tujuan dan kesimpulan audit.

Auditor dapat menggunakan tenaga ahli apabila pengetahuan dan

pengalamannya tidak memadai untuk mendapatkan bukti yang cukup,

kompeten dan relevan. Untuk memahami apakah hasil kerja tenaga ahli

dapat mendukung kesimpulan auditnya, auditor harus mempelajari metode

atau asumsi yang digunakan oleh tenaga ahli tersebut.

b. Pengujian bukti

Auditor harus menguji bukti audit yang dikumpulkan ;

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 13

Page 14: Audit Pengelolaan Dana Bos

Pengujian bukti dimaksudkan untuk menilai kesahihan bukti yang

dikumpulkan selama pekerjaan audit, yaitu kesesuaian antara informasi

yang terkandung dalam bukti tersebut dengan kriteria yang ditentukan.

Teknik audit yang digunakan meliputi konfirmasi, inspeksi, pembandingan,

penelusuran hingga bukti asal, dan bertanya (wawancara).

Selain untuk mendukung simpulan auditor atas kinerja auditi, bukti

yang dikumpulkan dan diuji juga bukti yang mendukung adanya kelemahan

dalam sistem pengendalian intern serta bukti yang mendukung adanya

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan

ketidakpatutan (abuse).

2.2.4 Pengembangan Temuan

Auditor harus mengembangkan temuan yang diperoleh selama pelaksanaan audit kinerja.

Temuan dalam sebuah audit kinerja berupa ketidakekonomisan,

ketidak efisienan dan ketidakefektifan pengelolaan organisasi, program,

aktivitas atau fungsi yang diaudit. Di samping itu, temuan juga berupa

kurang memadainya sistem pengendalian intern, adanya ketidakpatuhan

dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan, serta

ketidakpatutan (abuse).

Temuan audit biasanya terdiri dari unsur kondisi, kriteria, akibat dan

sebab. Namun demikian, unsur yang dibutuhkan untuk sebuah temuan

audit seluruhnya bergantung pada tujuan audit tersebut. Jadi, sebuah

temuan atau sekelompok temuan audit disebut lengkap sepanjang sasaran

auditnya telah dipenuhi dan laporannya secara jelas mengaitkan sasaran

tersebut dengan unsur temuan audit.

2.2.5 Dokumentasi Auditor harus menyiapkan dan menatausahakan dokumen audit

dalam bentuk kertas kerja audit. Dokumen audit harus disimpan

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 14

Page 15: Audit Pengelolaan Dana Bos

secara tertib dan sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk, dan dianalisis.

Dokumen audit yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,

dan pelaporan audit harus berisi informasi yang cukup untuk

memungkinkan auditor yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai

hubungan dengan audit tersebut dapat memastikan bahwa dokumen audit

tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung kesimpulan, temuan, dan

rekomendasi auditor.

Bentuk dan isi dokumen audit harus dirancang secara tepat

sehingga sesuai dengan kondisi masing-masing pekerjaan atau jenis audit.

Informasi yang dimasukkan dalam dokumen audit menggambarkan catatan

penting mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan

standar dan kesimpulan auditor. Kuantitas, jenis, dan isi dokumen audit

didasarkan atas pertimbangan profesional auditor.

Dokumen audit harus berisi:

1. tujuan, lingkup, dan metodologi audit, termasuk kriteria pengambilan uji-

petik (sampling) yang digunakan;

2. dokumentasi pekerjaan yang dilakukan digunakan untuk mendukung

pertimbangan profesional dan temuan auditor;

3. bukti tentang reviu supervisi terhadap pekerjaan yang dilakukan;

4. penjelasan auditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada,

alasan, dan akibatnya.

APIP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang wajar

mengenai pengamanan dan penyimpanan dokumen audit selama waktu

tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dokumen audit memungkinkan dilakukannya reviu terhadap kualitas

pelaksanaan audit, yaitu dengan memberikan dokumen audit tersebut

kepada pereviu, baik dalam bentuk dokumen tertulis maupun dalam format

elektronik. Apabila dokumen audit hanya disimpan secara elektronik, APIP

harus yakin bahwa dokumentasi elektronik tersebut dapat diakses

sepanjang periode penyimpanan yang ditetapkan dan akses terhadap

dokumentasi elektronik tersebut dijaga secara memadai.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 15

Page 16: Audit Pengelolaan Dana Bos

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 16

Page 17: Audit Pengelolaan Dana Bos

Bab IIIKESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan audit pengelolaan Dana Bantuan

Operasional Sekolah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, sekolah penerima dana BOS

perlu memperahatikan petunjuk teknis penggunaan dana BOS.

2. Pengembalian ganti rugi atas penggunaan dana BOS yang tidak

petunjuk teknis harus tepat waktu. 3. Teori penyadaran merupakan pembangkitan kesadaran dan pembebasan

martabat manusia agar dapat bangkit dari ketertindasannya. Pendidikan

yang dialogis merupakan cara untuk membuat manusia sadar akan dirinya

dan kemandirian.

4. Komunikasi dalam teori penyadaran merupakan komunikasi efektif, yang

akan membangkitkan kesadaran manusia dan dengan kesadarannya akan

berperan aktif/berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.

5. Program Bos merupakan program pembangunan sosial yang sangat

membantu masyarakat miskin untuk dapat mengakses/menikmati

pendidikan. Masih bayak kekurangan dalam pelaksanaan program Bos

yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan program pembangunan sosial

dimasa yang akan datang. Perlu adanya keseriusan instansi-instansi atau

lembaga-lembaga yang terkait dalam mempelajari juklak program BOS,

agar dapat mengsosialisasikannya dengan baik.

6. Dampak atau perubahan sosial yang terjadi akibat adanya program ini,

bukan hanya dirasakan oleh murid yang tidak mampu tetapi juga semua

murid yang ada di sekolah dengan adanya penambahan fasilitas belajar

mengajar, dan juga dirasakan oleh guru dengan penambahan pengetahuan

(pelatihan guru), dan pendapatan yang berpengaruh pada penambahan

motivasi guru dalam bekerja.

Audit Pengelolaan Dana BOS Page 17