audi blok 9 struktur dan mekanisme pencernaan di usus halus1

16
Struktur dan Mekanisme Pencernaan di Usus halus Aurelia Claudia Iben 102012416 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Alamat korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Abstrak Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat- zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah. Kata kunci : Usus halus, enzim-enzim pencernaan Abstract 1

Upload: audiclaudia

Post on 16-Nov-2015

245 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

blok 9 struktur dan mekanisme

TRANSCRIPT

Struktur dan Mekanisme Pencernaan di Usus halusAurelia Claudia Iben102012416Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaAlamat korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510Abstrak Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah. Kata kunci : Usus halus, enzim-enzim pencernaanAbstractThe small intestine has three parts, the duodenum, jejunum, and ileum. A hole in the wall connecting the duodenal intestine 12 fingers with latex pancreatic duct and bile duct. The pancreas produces enzymes trypsin, amylase, and lipase were channeled towards the duodenum. Trypsin serves remodel proteins into amino acids. Amylase change starch into maltose. Lipase converts fat into fatty acids and glycerol. Bile produced by the liver and stored in the gall bladder. Channeled bile into the duodenum. Bile serves to break down fats into fatty acids and glycerol. Further digestion of food continued in the jejunum. In this section occurred prior to the digestion of nutrients absorbed. Nutrients after going through the jejunum into a form that is readily absorbed. Absorption of nutrients occurs in the ileum. Glucose, water-soluble vitamins, amino acids, and minerals after being absorbed by the villi of the small intestine; will be carried by the blood vessels and circulated throughout the body. Fatty acids, glycerol, and fat-soluble vitamins are absorbed by the villi after small intestine; will be carried by the lymphatic vessels and finally into the blood vessels.Keyword : small intestine, digestive enzymes

PendahuluanSistem pencernaan merupakan sistem yang amat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Hidup manusia tidak pernah terlepas dari makan dan minum yang merupakan cara tubuh kita untuk mencapai homeostasis sekaligus untuk penyerapan energi yang digunakan untuk motilitas dan berbagai aktivitas pada tingkat selular lainnya.Usus halus adalah salah satu organ pencernaan yang sangat penting. Karena perannya menyerap nutrisi, vitamin ion, karbohidrat, lemak dan air yang ada pada makanan. Pada makalah ini akan dibahas struktur dari usus halus dan proses dasar pencernaan pada usus halus. Selain itu juga akan dibahas mengenai mekanisme kerja sistem pencernaan dalam mencerna 3 bahan utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Enzim-enzim yang berperan didalamnya juga akan diuraikan berdasarkan fungsinya dalam saluran cerna.Usus Halus (Intestinum Tenue)Intestinum tenue terdiri dari duodenum yang retroperitonealis, jejunum dan ileum yang intraperitonealis. Bagian usus halus dimulai distalis dari pylorus yaitu awal duodenum, yang dilanjutkan pada flexura duodenojejunalis menjadi jejunum dan seterusnya menjadi ileum sampai bermuara ke caecum.Duodenum Duodenum mulai dari pylorus sampai flexura duodenojejunalis dan beralih menjadi jejunum. Panjangnya kurang lebih 25 cm dan berbentuk seperti huruf C yang mengelilingi caput pancreas. Duodenum dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu pars superior, pars descendens, pars horizontalis (inferior), dan pars ascendens. Sepanjang 2-3 cm pertama pars superior duodeni masih diliputi oleh peritoneum visceral yang ke ata merupakan tempat lekat dari ligamentum hepatoduodenalis, bagian dari omentum minus dan ke bawah dari omentum majus, serta merupakan batas bawah dari foramen omentalis (epiploicum). Bagian lain dari duodenum kecuali 1-2 cm dari bagian akhir pars ascendens mempunyai letak retroperitonealis.Pars superior duodeni panjangnya kurang lebih 5 cm, terletak setinggi vertebra L1 dan merupakan bagian yang bergerak paling bebas. Mulainya pada pylorus, berjalan kearah kanan atas belakang sampai pada collum vesica fellea dan ren dexter. Bagian awal pars superior duodeni (ampulla) tampak pada radiografi berbentuk seperti segitiga dengan alasya pada pylorus, disebut sebagai bulbus duodeni. Hubungan pars superior duodeni ke depan dengan peritoneum (omentum minus), lobus quadrates dan dexter hepar, dan collum vesica fellea; ke belakang dengan bursa omentalis, ductus choledocus, vena porta hepatis, vena cava inferior, dan arteri gastroduodenalis; ke atas dengan collum vesica fellea dan foramen omentalis; serta ke bawah dengan caput dan collum pancreas.1Pars descendens duodeni panjangnya kurang lebih 8 c, berjalan vertikal ke bawah sepanjang pinggir kanan vertebra lumbalis L1 sampai L3 di depan hilum renalis. Letak seluruhnya retroperitonealis. Ke dalam pinggir medial dari bagian tengah pars descendens duodeni yang terletak 8-10 cm dari pylorus masuk dengan miring muara dari ampula hepatopankreatica. Pada muara ini terdapat tonjolan yang disebut papilla duodeni major, dan mempunyai musculus sphincter ampula hepatopancreatica (sphincter oddi) yang berfungsi mengatur pengeluaran cairan empedu dan pancreas. Sedikit diatasnya (2-3 cm) terdapat papilla duodeni minor (Santorini), tempat muara ductus pancreaticus accesorius. Hubungan pars descendens duodenidengan sekitarnya: kedepan dengan lobus dexter hepar, fundus vesica fellea, colon transversum dan mesocolon, dan kelokan jejunum; kebelakang dengan hilum renalis, vasa renalis, ureter, dan m.psoas, semuanya dari sisi kanan; ke medial dengan caput dengan caput pancreas, ductus choledocus, ductus pancreaticus dan aa. Pancreaticoduodenalis superior dan inferior; ke lateral dengan colon ascendens, flexura coli dextra, dan lobus dexter hepar. Bagian akhir (bawah) dari pars descendens duodeni membuat suatu kelokan, flexura duodeni inferior untuk beralih menjadi pars inferior duodeni.Pars inferior (horizontalis) duodenalis panjangnya kurang lebih 8 cm berjalan horizontalis ke kiri menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 pada bidang subcostalis. Hubungan dengan sekitarnya; ke depan dengan radix mesenterii, vasa mesenterica superior, dan kelokan jejunum; ke belakang dengan m.psoas major kanan, v.cava inferior, aorta, ureter kanan, dan vasa spermatica/ovarica kanan; ke atas dengan caput pancreas dan vasa mesenterica superior; dank e bawah dengan kelokan jejunum.Pars ascendens duodeni panjangnya kurang lebih 5 cm berjalan jejunum dengan suatu lekukan yang disebut flexura duodenojejunalis. Bagian akhir dari pars ascendens duodeni diliputi oleh peritoneum. Hubungan-hubungan yang penting adalah ; ke depan, dengan awal radix mesenterii dan kelokan jejunum; ke atas dan medialis dengan caput dan corpus pancreas; kea rah belakang dengan m.psoas, truncus sympaticus, vasa testicularis/ ovarica, semuanya dari sisi kiri, serta painggir kiri aorta; dan kearah kiri terdapat ginjal kiri dengan ureternya.2

Gambar 1. Duodenum(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-iDcPM2olGX8/UDvrP5QijpI/AAAAAAAAASI/dvFi9zMjO3o/s1600/duodenum.jpg)VascularisasiDuodenum mendapat suplai darah dari:1. a.pancreaticoduodenalis superior cabang dari a.gastroduodenale, ada dua: a.pancreaticoduodenalis superior anterior a.pancreaticoduodenalis superior posterior2. a.pancreaticoduodenalis inferior cabang dari a.mesenterica superior, ada dua: a.pancreaticoduodenalis inferior anterior a.pancreaticoduodenalis inferior posterior3. a. Supraduodenalis Wilkie cabang dari a.gastroduodenalememberi darah pd pars superior duodeni4. a.retroduodenalis cabang dari a.gastroduodenaleDarah duodenum nantinya akan dibawa ke:1. v.pancreaticoduodenalis superior v.portae hepatis2. v.pancreaticoduodenalis inferior v.mesenterica superior

LimfeMengikuti aliran dan bermuara ke: 1. Atas nl.pancreaticoduodenales nl.gastroduodenales2. Bawah nl.pancreaticoduodenales nl.mesentericis superiores

InnervasiSaraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus superior.3

Struktur dinding1. Tunica adventitia2. Tunica muscularis Stratum circulare (dalam) Stratum longitudinale (luar)3. Tunica submucosa terdapat glandula duodenalis (Brunner)4. Tunica mucosa terdapat plica circulares (kerckringi)4

Jejunum dan IleumJejunum adalah lanjutan dari duodenum mulai dari flexura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada muaranya pada caecum. Panjang seluruh jejunum dan ileum krang lebih 6-7 meter dengan 2/5 bagian merupakan jejunum dan 3/5 bagian ileum. Kelokan jejunum dan ileum mengisi hampir semua bagian dari kompartemen infracolica didalam cavum peritonei, dikelilingi oleh usus besar, serta ditutupi di depan oleh tirai omentum majus. Di sekitar duodenum dan flexura duodenojejunalis terdapat beberapa kantong peritonealis kecil, yaitu recessus duodenalis superior, duodenalis inferior, praduodenalis, retroduodenalis, dan duodenojejunalis.Meskipun tidak ada batas yang jelas antara jejunum dan ileum, karena peralihannya pada usus kecil tidak jelas, namun pembagian ini tetap mempunyai kepentingan pembedahan. Ada beberapa perbedaan antara jejunum dan ileum pada manusia hiduo, antara lain: 1. Jejunum lebih besar (diameter 4 cm) dari pada ileum (3,5 cm);2. Dinding jejunum lebih tebal, lebih vascular (warnanya lebih kemerahan) dibandingkan dengan ileum . plica circulars jejunum lebih besar dan terbentuk baik pada bagian atas jejunum, tapi kecil pada bagian atas ileum dan hilang pada bagian terminalis ileum (perbedaan ini dapat dirasakan lebih tebal pada jejunum jika usus kecil dipegang antara ibu jari dan telunjuk);3. Kelokan jejunum umumnya terletak di bagian atas cavum peritonei dibawah bagian kiri colon transversum dan disekitar umbilicus, sedang ileum terutama mengisi regio pubica dan inguinalis dan rongga pelvis.4. Radix mesenterii jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas kiri dari aorta; pada mesenterium dari bagian akhir jejunum, lemak terutama berkumpul di sekitar radix mesenterii dan hampir tidak ada di dekat dinding usus tapi pada akhir ileum lemak tersebar pada mesentorium dari radix sampai dinding usus.5. Kelenjar limfe tersebar pada jejunum (folliculi lymphatici solitarii), sedang pada ileum terutama bagian bawah ileum, lebih berkelompok ( folliculi lympatici aggregate/Peyers patch).1

Gambar 2. Jejunum dan ileum(Sumber:http://3.bp.blogspot.com/8LDKN7Zbq4w/T0TVv7jxw1I/AAAAAAAAAO8/sfb0ul6820o/s320/24721-0550x0475.jpg)Struktur dinding (dari luar ke dalam)1. Tunica serosa Merupakan peritonium viscerale yang membungkus jejunum dan ileum, kemudian berlanjut ke arah dinding abdomen membentuk mesenterium.2. Tunica muscularis Stratum longitudinale (luar) Stratum circulare (dalam) Plexus myentericus (Auerbach) terletak diantara kedua stratum3. Tunica submucosa4. Tunica mucosa Membentuk pelipatan yang disebut plica circularis (Kerckringi) Pada plica tersebut dijumpai vili intestinales yang didalamnya terdapat cekungan yang disebut sebagai criptae lieberkuhn tempat bermuaranya glandulae intestinales. Satu vilus intestinalis didalamnya terdapat: Epithelium Lamina propria Lamina muscularis mucosae yang menjadi dasar vilus Cabang-cabang dari plexus submucous Meisneri4Hubungan dengan peritoneumAlat penggantung jejunum dan ileum adalah mesenterium. Perlekatan mesenterium pada dinding dorsal abdomen, yang membentang dari flexura duodenalis setinggi VL II sebelah kiri, ke kanan caudal dari ventral pars ascendens duodeni atau menyilang columna vertebralis. Perlekatan ini disebut radix mesenterii. Didalam mesenterium terdapat bangunan-bangunan: Jaringan adiposa Aa.jejunalis atau a.mesenterica superior, yang membentuk arcade Cabang-cabang dari plexus mesentericus superior Nl.mesenterici dengan vasa-vasa lymphaticanyaVascularisasi Arteriae: Aa.jejunales et Aa.ileales cabang dari A.mesenterica superior A.ileocolica vaskularisasi bagian bawah ileum Venae Mengalirkan darahnya ke v.mesenterica superiorInnervasi Simpatis (inhibitor)n.Splachnicus minor Parasimpatis (stimulator)n.XSystema lymphatica Bermuara ke nodus lymphaticus mesenterica superiorMotilitas dalam usus halus Motilitas gerakan usus halus mencampur isisnya dengan enzim untuk pencernaan, memungkinkan produk kahir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peoregangan dan secara reflek dikendalikan ole sistem saraf otonom.5 Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur kimus denhan cairan pencernaan dan emmaparkan ke permukaan absorbsptif. Gerak ini adalah gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari datu segmen ke segmen lain. Peristalsis kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular . kontraksi ini adalah gaya dorong utama yang menggerakan kimus ke arah bawah di sepnajang saluran. Kelenjar di usus halus tertanam di dalam mukosa dan membuka di antara basis vili. Hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran pencertaan antara lain : 5 Sekretin, CCK, GIP berperan utntuk menhghalangi sekresi kelenjar lambung Peptida usus vasoaktif memiliki efek vasodilatasor dan efek relaksasi otot polos Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos. Somatostatin menghambat sekresi asam klorida dan gastrin Sel goblet terletak di epithelium di sepanjang usus halus yang memproduksi mukus ssebagi pelindung Kelenjar brunner terletak dalam submukosa duodenum, yang memproduksi mukus untuk melindungi mukosa duodenum terhadap kimus asa dan cairan lambung yang masuk ke pilorus melalui lambung. Absorbsi dalam usus halus Enterokinase mengaktivasi tripsinoigen pancreas menjadi tripsin yang kemudian menguraikan protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil. Aminopeptidasi akan menguraikan peptida menjadi asam amino bebas. Amilase usus menghodrolisis zat tepung menjadi diksakarida , maltosa, sukrosa, dan laktosa. Lipase usus memecah monigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.5Produk-produk digesti dan juga air, elektrolit, vitamin, dan sayuran pencernaan diabsorbsi menmembus membran sel epitel duodenum dan jejunum. Hanya sedikit absorbsi yang berlangsung dalm ileum kecuali unutk garm-garam empedu dan Vit B12. Absorbsi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transport aktif dan pinositosi. Mekanisme utamanya dalah transport aktif. Zat-zat yang ditransport dari lumen usus ke darah atau limpe harus menembus sel dan cairan interselular. 5Peranan enzim dalam mekanisme pencernaan Ketika makan masuk ke dalam usus halus, makanan dicerna secara kimiawi ya ng dibantu oleh enzim pencernaan dari pankreas. Makanan kemudian disalurkan ke usus penyerapan. Usus penyerapan menghasilkan enzim-enzim sbb : 6 Sukrase, berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa Maltase, berfungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa Laktase, berfungsi untuk menghubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa Erepsinogen diaktifkan oleh entrokinase menjadi erepsin. Erepsin berfungsi mengubah protein menjadi asam amino. Enterokinase berperan sebagai activator tripsinogen dan erepsinogen.

Sintesis Protein, karbohidrat dan lemak1. Pencernaan ProteinDalam usus, peptid akan mengalami hidrolisis dengan enzim karboksipeptidase, tripsin, khimotripsin, dan elastase sebagai katalisatornya, menjadi polipeptid, tripeptid, dan dipeptid. Selanjutnya oligopeptid ini akan di hidrolisis dengan enzim peptidase menjadi bentuk tripeptid, dipeptid dan asam amino. Hidrolisis berikutnya untuk senyawa tripeptid dan dipeptid dilakukan oleh enzim tripeptidase dan dipeptidase hingga akhirnya menjadi asam amino.2. Pencernaan KarbohidratMakanan yang tiba di duodenum akan dicernakan oleh enzim amylase yang berasal dari getah pankreas ke bentuk maltosa dan oligosakarida. Kemudian, kedua-duanya dicernakan ke bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa(monosakarida) dengan bantuan enzim maltase, dextrinase dan glucoamlase. Ketiga-tiga enzim adalah brush border enzim yang dihasilkan oleh brush border cell yang terdapat di permukaan villus usus halus.Makanan oligosakarida & maltosa glukosa Karbohidrat yang telah dicernakan ke bentuk monosakarida, yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa akan diabsorpsi di usus halus (ileum). Glukosa dan galaktosa dibawa masuk ke dalam sel absoprtive dengan menggunakan bantuan Sodium-glukose transporter (SGLT) manakala fruktosa bisa melewati sel absorptive dengan proses difusi. 3. Pencernaan LipidKetika di duodenum, enzim pankreas akan bertindak pada droplets lipid dengan memecahkan ikatan pada trigliserida sehingga menghasilkan 1 monoglyserida dan 2 asam lemak. AbsorpsiPencernaan lemak secara intensif dimulai pada segmen usus. Lemak akan di ubah menjadi partikel lemak berukuran kecil yang disebut micel oleh garam empedu dan lipase pankreatik. Partikel lemak dalam bentuk micel ini siap diserap oleh dinding usus (enterosit).Monoglyserida, asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut lemak akan membentuk gumpalan lipid baru yang disebut micelles. Micelles yang diliputi asam empedu yang bersifar hidrophilic dengan mudah larut dan masuk ke dalam sel(proses difusi). 7

KesimpulanSetiap organ dalam saluran pencernaan memiliki ciri spesifik yang menjadikannya berbeda dibandingkan dengan yang lain. Pada struktur makroskopis dan mikroskopik dari Intestinum tenue dapat dilihat perbedaan ciri tersebut, baik dari penyusunnya, pendarahan, persarafan dan peredaran getah beningnya. Secara umum struktur mikroskopis saluran pencernaan dapat dilihat dari perbedaan 4 lapisan, yaitu tunika serosa, tunika muskularis, tunika submukosa, tunika mukosanya. Penyerapan pada intestinum tenue dibantu oleh enzim enterokinase, disakaridase dan aminopeptodase.Daftar Pustaka1. Gunardi S. Anatomi sistem pencernaan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2009.2. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.40-33. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002. h. 98-109.4. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher 2000.5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 288-95. 6. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.h. 450-89.7. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimi: ulasan bergambar. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 65-78.

1