aturan dasar ikm fmipa ui bab i pengertian umum … · aturan dasar ikm fmipa ui bab i pengertian...
TRANSCRIPT
ATURAN DASAR IKM FMIPA UI
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dengan:
(1) UI adalah Universitas Indonesia.
(2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI.
(3) IKM FMIPA UI adalah Ikatan Keluarga Mahasiswa FMIPA UI.
(4) AD IKM adalah Aturan Dasar IKM FMIPA UI.
(5) Pemira adalah Pemilihan Umum Raya.
(6) Lembaga Kemahasiswaan adalah lembaga yang berada di naungan IKM FMIPA UI.
(7) BPM adalah Badan Perwakilan Mahasiswa FMIPA UI.
(8) BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA UI.
(9) HMD adalah Himpunan Mahasiswa Departemen FMIPA UI.
(10) BO adalah Badan Otonom FMIPA UI.
(11) BSO adalah Badan Semi Otonom FMIPA UI.
(12) BSOD adalah Badan Semi Otonom Departemen yang terdapat dalam IKM FMIPA
UI.
(13) BSOF adalah Badan Semi Otonom Fakultas yang terdapat dalam IKM FMIPA UI.
(14) Lembaga Eksekutif adalah lembaga kemahasiswaan dalam IKM FMIPA UI yang
memegang kekuasaan eksekutif yang terdiri dari BEM dan HMD.
(15) Musma IKM FMIPA UI adalah Musyawarah Mahasiswa IKM FMIPA UI.
(16) Forkoti adalah Forum Kosong Tiga.
(17) GBAK adalah Garis-Garis Besar Arah Kegiatan Lembaga Kemahasiswaan.
(18) PPLK adalah Panitia Pemilihan Umum Raya Lembaga Kemahasiswaan.
(19) PPAA adalah Prosedur Penerimaan Anggota Aktif.
BAB II
IKATAN KELUARGA MAHASISWA
Pasal 2
(1) Nama dari wadah kemahasiswaan FMIPA UI adalah Ikatan Keluarga Mahasiswa
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia yang
selanjutnya disebut IKM FMIPA UI.
(2) IKM FMIPA UI didirikan di Depok pada tanggal 3 Juli 2007, saat ditetapkannya AD
IKM FMIPA UI 2007, hingga jangka waktu yang tidak ditentukan.
(3) Asas IKM FMIPA UI adalah Pancasila dan Tridarma Perguruan Tinggi.
(4) Tujuan IKM FMIPA UI adalah:
a. membentuk Mahasiswa FMIPA UI yang berkarakter;
b. membentuk ikatan kekeluargaan antarmahasiswa FMIPA UI; dan
c. membentuk Mahasiswa FMIPA UI yang berpartisipasi aktif baik dalam
intrakampus maupun ekstrakampus.
(5) Kode etik IKM FMIPA UI:
a. Insan beriman dan bertakwa.
b. Insan terpelajar berkomitmen tinggi pada pendidikan.
c. Insan berjiwa kemanusiaan tinggi dan peka terhadap pendidikan, lingkungan,
politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
d. Menjunjung semangat keilmiahan, kebersamaan, kekeluargaan, persatuan, dan
kesatuan.
e. Menjunjung tinggi hukum IKM FMIPA UI.
f. Menjaga, menghormati, serta menjunjung nama baik almamater dan sivitas
akademik FMIPA UI.
(6) Kedaulatan berada di tangan mahasiswa FMIPA UI dan dilaksanakan menurut AD
IKM FMIPA UI.
BAB III
MUSYAWARAH MAHASISWA
Pasal 3
Musma IKM FMIPA UI adalah musyawarah tertinggi dalam IKM FMIPA UI yang dapat
mengubah AD IKM FMIPA UI.
Pasal 4
Musma IKM FMIPA UI adalah musyawarah yang dihadiri oleh mahasiswa FMIPA UI dan
dapat ditambah peserta undangan.
Pasal 5
(1) Penyelenggara Musma IKM FMIPA UI adalah BPM.
(2) Pelaksana Musma adalah panitia Musma.
(3) Panitia Musma ditetapkan oleh penyelenggara Musma.
Pasal 6
(1) Peserta undangan ditetapkan oleh Musma IKM FMIPA UI.
(2) Peserta undangan diundang oleh pelaksana Musma IKM FMIPA UI.
(3) Peserta undangan hanya memiliki hak jawab.
Pasal 7
Musma IKM FMIPA UI dilaksanakan selambat-lambatnya 3 tahun setelah Musma IKM
FMIPA UI terakhir atau atas kesepakatan lebih dari separuh lembaga di dalam Forkoti.
BAB IV
STRUKTUR IKM FMIPA UI
Pasal 8
Struktur IKM FMIPA UI adalah sebagai berikut:
Ket:
= garis struktural
BPM BEM HMD BO
BSOD BSOF
IKM AD IKM
(1) BPM bertanggung jawab kepada IKM FMIPA UI.
(2) BEM, HMD, dan BO bertanggung jawab langsung kepada BPM.
(3) BSOF bertanggung jawab langsung kepada BEM.
(4) BSOD bertanggung jawab langsung kepada HMD.
(5) Pertanggungjawaban BEM melingkupi pertanggungjawaban BSOF dan
pertanggungjawaban HMD melingkupi pertanggungjawaban BSOD.
(6) Setiap Lembaga Kemahasiswaan dapat berkoordinasi satu sama lain.
BAB V
FORUM KOSONG TIGA
Pasal 9
Forkoti adalah forum kelembagaan yang terdiri dari seluruh Ketua Lembaga
Eksekutif, BO, dan BPM atau perwakilannya.
Pasal 10
Wewenang Forkoti adalah memberikan perintah kepada BPM untuk membuat suatu
ketetapan demi menyelesaikan suatu sengketa atau gugatan.
Pasal 11
Forkoti memiliki tugas:
(1) Melakukan koordinasi antarlembaga kemahasiswaan;
(2) Menyelesaikan sengketa antara BPM dan lembaga kemahasiswaan lainnya;
(3) Menindaklanjuti surat gugatan terbuka terhadap BPM; dan (4) Membentuk suatu tim khusus untuk melakukan penyidikan dan penyelidikan
terhadap keuangan BPM, apabila terdapat indikasi penyelewengan keuangan BPM
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota IKM FMIPA UI terdiri dari anggota biasa dan anggota aktif.
Pasal 13
(1) Anggota biasa adalah seluruh mahasiswa FMIPA UI.
(2) Anggota aktif adalah anggota biasa yang telah mengikuti PPAA yang kemudian
ditetapkan oleh BPM.
(3) Anggota biasa dan anggota aktif merupakan suatu tingkatan.
(4) Status keanggotaan dapat berubah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 14
Kewajiban anggota IKM FMIPA UI:
(1) Melaksanakan dan menaati AD IKM FMIPA UI;
(2) Menjaga nama baik almamater; dan
(3) Berpartisipasi aktif baik intra maupun ekstrakampus.
Pasal 15
Hak anggota IKM FMIPA UI:
(1) Mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang disediakan IKM FMIPA UI menurut
prosedur yang berlaku;
(2) Mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan;
(3) Memilih dalam proses pemilihan Ketua Lembaga Eksekutif dan Anggota
Independen;
(4) Berserikat dan berkumpul menurut prosedur yang berlaku;
(5) Membela diri dan/atau dibela apabila akan atau telah dikenakan sanksi di
dalam dan/atau luar lingkungan IKM FMIPA UI selama tidak melanggar kode
etik IKM FMIPA UI;
(6) Berpartisipasi dalam semua kegiatan IKM FMIPA UI menurut prosedur yang
berlaku; dan
(7) Mengajukan gugatan kepada Anggota IKM lain dan/atau Lembaga
Kemahasiswaan yang melanggar kode etik IKM FMIPA UI.
Pasal 16
(1) Anggota aktif mendapatkan hak dipilih serta hak bergabung dalam kepanitiaan
dan lembaga kemahasiswaan.
(2) Anggota biasa mendapatkan hak bergabung sebagai staf dalam kepanitiaan
nonpembinaan.
Pasal 17
(1) Anggota aktif IKM FMIPA UI dapat diberikan sanksi berupa pencabutan
sementara atau pencabutan tetap keanggotaan aktif.
(2) Pencabutan dan penetapan kembali keanggotaan aktif IKM FMIPA UI
ditetapkan oleh BPM dengan mekanisme yang akan ditentukan kemudian.
(3) Anggota aktif yang dikenakan pencabutan sementara oleh IKM FMIPA UI
berstatus anggota biasa selama pencabutan berlaku.
(4) Anggota aktif yang dikenakan pencabutan tetap oleh IKM FMIPA UI menjadi
anggota biasa dan tidak dapat ditetapkan kembali menjadi anggota aktif.
Pasal 18
(1) Anggota IKM FMIPA UI dapat menuntut anggota IKM FMIPA UI yang tidak
melaksanakan kewajiban dan/atau menyalahgunakan haknya.
(2) Pengajuan tuntutan diberikan kepada BPM untuk kemudian diberikan sanksi.
(3) Anggota yang dituntut pada ayat 1 berhak mengajukan pembelaan kepada
BPM.
(4) Putusan sanksi harus melalui pemeriksaan dalam Sidang Pleno Tertutup BPM
yang kemudian pengambilan putusan sanksi melalui Sidang Pleno Terbuka
BPM.
Pasal 19
Keanggotaan IKM FMIPA UI hilang karena tidak terdaftar lagi secara akademis di
FMIPA UI, kecuali kepada mahasiswa yang sedang mengemban tanggung jawab
dalam suatu kelembagaan dan/atau kepanitiaan di FMIPA UI sampai masa jabatan
berakhir.
BAB VII
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA
Pasal 20
(1) BPM adalah lembaga yang memiliki kekuasaan legislatif dan yudikatif.
(2) BPM memegang fungsi pengendalian dan pengawasan lembaga
kemahasiswaan, serta pengendalian pembinaan mahasiswa dalam IKM FMIPA
UI.
Pasal 21
BPM memiliki wewenang:
(1) Membuat peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang dianggap perlu
untuk kegiatan Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO sejauh tidak bertentangan
dengan AD IKM FMIPA UI;
(2) Menetapkan pendirian, pembekuan, dan pembubaran Lembaga Eksekutif, BO,
dan BSO;
(3) Menetapkan perubahan status BSO menjadi BO atau sebaliknya; dan
(4) Meminta pertanggungjawaban Lembaga Eksekutif dan BO.
Pasal 22
BPM memiliki tugas:
(1) Menyusun GBAK untuk Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO;
(2) Menyerahkan GBAK saat pelantikan pengurus Lembaga Eksekutif dan BO;
(3) Mengawasi dan menilai kegiatan Lembaga Eksekutif dan BO serta
menyampaikan hasil penilaian BPM kepada anggota IKM FMIPA UI;
(4) Menilai laporan pertanggungjawaban Lembaga Eksekutif dan BO;
(5) Memfasilitasi laporan pertanggungjawaban terbuka Lembaga Eksekutif dan BO
kepada anggota IKM FMIPA UI;
(6) Menyampaikan hasil kerja BPM kepada anggota IKM FMIPA UI melalui Forum
Laporan pertanggungjawaban terbuka;
(7) Memfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi pada Lembaga Eksekutif dan
BO;
(8) Memberikan advokasi hak-hak anggota IKM FMIPA UI;
(9) Membantu BEM melakukan advokasi fasilitas tingkat fakultas di FMIPA UI;
(10) Memberikan advokasi keuangan lembaga kemahasiswaan;
(11) Mengesahkan dan mengoordinasikan kepanitiaan PPAA dan PPLK;
(12) Melantik dan memberikan mandat kepada Ketua Lembaga Eksekutif dan BO
terpilih;
(13) Mencabut surat mandat ketua Lembaga Eksekutif dan BO ketika masa
jabatannya berakhir atau setelah surat penjatuhan ditetapkan;
(14) Menerima, menimbang dan/atau menetapkan rancangan program kerja
Lembaga Eksekutif dan BO;
(15) Membuat mekanisme penerimaan dan penindaklanjutan rancangan program
kerja dan anggaran keuangan Lembaga Eksekutif dan BO setiap periode
kepengurusan;
(16) Membuat peraturan dan mengawasi keuangan Lembaga Eksekutif dan BO;
(17) Memberikan sanksi pada lembaga kemahasiswaan atau anggota IKM FMIPA
UI yang melakukan pelanggaran terhadap AD IKM FMIPA UI yang berlaku atau
peraturan BPM dan bila perlu dipertanggungjawabkan di Sidang Pleno Terbuka
BPM;
(18) Menyampaikan AD IKM FMIPA UI kepada Lembaga Kemahasiswaan serta
mengawal dan mengawasi pelaksanaannya; dan
(19) Mengumpulkan, menyampaikan, serta menindaklanjuti aspirasi anggota IKM
FMIPA UI.
Pasal 23
(1) Lembaga Eksekutif dan BO berhak berkoordinasi dengan Lembaga Eksekutif
dan BO lain untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas BPM.
(2) Setiap Lembaga Eksekutif dan BO berhak menyampaikan surat gugatan
tertutup terhadap BPM yang diterima oleh Anggota Independen BPM untuk
ditindaklanjuti.
(3) Apabila setelah 3x24 jam tidak ada tindak lanjut dari surat gugatan tertutup
tersebut, Lembaga Eksekutif dan BO berhak menyampaikan surat gugatan
terbuka terhadap BPM yang dapat disampaikan melalui semua media informasi
yang dimiliki Lembaga Eksekutif dan BO.
(4) Apabila setelah 1x24 jam tidak ada tindak lanjut dari surat gugatan terbuka
tersebut, Lembaga Eksekutif dan BO berhak menyampaikan surat gugatan
terbuka tersebut kepada Forkoti untuk ditindaklanjuti.
Pasal 24
(1) Anggota Independen merupakan perwakilan departemen di FMIPA UI yang
dipilih melalui Pemira atau musyawarah mahasiswa departemen.
(2) Jumlah perwakilan dari masing-masing departemen ditentukan dan ditetapkan
oleh BPM periode sebelumnya.
(3) Masa jabatan Anggota Independen adalah sejak dilantik hingga dicabut
mandatnya.
(4) Syarat-syarat untuk menjadi Anggota Independen ditetapkan oleh BPM periode
sebelumnya.
Pasal 25
Anggota Independen memiliki hak interpelasi, hak angket, hak menyampaikan usul,
dan hak menyatakan pendapat.
Pasal 26
1) Mahasiswa melalui HMD berhak menuntut restrukturisasi Anggota Independen
dari departemen masing-masing dengan mengajukan mosi tidak percaya.
2) Pengajuan mosi tidak percaya diserahkan kepada BPM dan diumumkan di
departemen yang mengajukan.
3) Mosi tidak percaya harus disetujui dalam bentuk yang sama dengan bentuk
lembar dukungan PPLK sebelumnya oleh sekurang-kurangnya sepertiga jumlah
mahasiswa departemen dengan masa studi sekurang-kurangnya 2 semester.
BAB VIII
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 27
Lembaga Eksekutif FMIPA UI terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa di tingkat
fakultas dan Himpunan Mahasiswa Departemen di tingkat departemen.
Pasal 28
BEM memiliki wewenang:
(1) Menyikapi isu-isu di dalam dan di luar IKM FMIPA UI;
(2) Melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga kemahasiswaan;
(3) Melantik dan memberikan mandat kepada ketua BSOF yang dinaunginya; dan
(4) Mengoordinasi, mengawasi, dan menilai BSOF.
Pasal 29
BEM memiliki tugas:
(1) Melaksanakan segala peraturan yang ada dalam IKM FMIPA UI sesuai dengan
hierarkinya;
(2) Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan mahasiswa;
(3) Mengadvokasi mahasiswa dalam hal dana dan fasilitas di tingkat Fakultas;
(4) Memberikan tanggapan atas penggunaan hak interpelasi dan hak angket yang
disampaikan oleh BPM;
(5) Menyerap, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa di tingkat
fakultas;
(6) Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain di IKM
FMIPA UI;
(7) Meminta pengesahan program kerja pada BPM di awal periode kepengurusan;
(8) Memberikan laporan pertanggungjawaban dan keuangan kepada BPM;
(9) Menyampaikan laporan terbuka kepada anggota IKM FMIPA UI;
(10) Memberikan wewenang pada BSOF sesuai dengan bidangnya;
(11) Menyerahkan GBAK kepada BSOF yang dinaunginya ketika pelantikan ketua
BSOF tersebut; dan
(12) Memfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi pada BSOF yang dinaunginya.
Pasal 30
HMD memiliki wewenang:
(1) Menyikapi isu-isu di dalam IKM FMIPA UI serta isu-isu di luar IKM FMIPA UI
yang sesuai dengan kompetensi inti konstituennya;
(2) Melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga kemahasiswaan;
(3) Melantik dan memberikan mandat kepada ketua BSOD yang dinaunginya; dan
(4) Mengoordinasi, mengawasi, dan menilai BSOD.
Pasal 31
HMD memiliki tugas:
(1) Melaksanakan segala peraturan yang ada dalam IKM FMIPA UI sesuai dengan
hierarkinya;
(2) Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan mahasiswa di tingkat
departemen;
(3) Mengadvokasi mahasiswa dalam hal dana dan fasilitas di tingkat departemen;
(4) Memberikan tanggapan atas penggunaan hak interpelasi dan hak angket yang
disampaikan oleh BPM;
(5) Menyerap, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa di tingkat
departemen;
(6) Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain di IKM
FMIPA UI;
(7) Meminta pengesahan program kerja pada BPM di awal periode kepengurusan;
(8) Memberikan laporan pertanggungjawaban dan keuangan kepada BPM;
(9) Menyampaikan laporan terbuka kepada anggota IKM FMIPA UI di tingkat
departemen yang bersangkutan;
(10) Memberikan wewenang pada BSOD sesuai dengan bidangnya;
(11) Menyerahkan GBAK kepada BSOD yang dinaunginya ketika pelantikan ketua
BSOD tersebut; dan
(12) Memfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi pada BSOD yang
dinaunginya.
BAB IX
BADAN SEMI OTONOM
Pasal 32
Badan Semi Otonom FMIPA UI adalah wadah kegiatan mahasiswa FMIPA UI dalam
bidang pelayanan keagamaan, ilmu pengetahuan, kewirausahaan, seni, atau
olahraga yang aktivitasnya mendukung Lembaga Eksekutif dengan tujuan
memberikan pelayanan kepada mahasiswa FMIPA UI.
Pasal 33
Badan Semi Otonom FMIPA UI terdiri dari:
(1) BSOF.
(2) BSOD.
Pasal 34
BSO memiliki wewenang:
(1) Menentukan AD/ART secara otonom sepanjang tidak menyimpang dari AD
IKM FMIPA UI dan peraturan BPM, serta dapat dipertanggungjawabkan;
(2) Merancang program kerja;
(3) Menjalankan program kerja yang telah disetujui dan ditetapkan oleh BPM; dan
(4) Berkoordinasi dengan lembaga kemahasiswaan lain.
Pasal 35
BSO memiliki tugas:
(1) Melaksanakan segala peraturan yang berlaku dalam IKM FMIPA UI sesuai
dengan hierarkinya;
(2) Memberikan laporan kinerja secara berkala kepada Lembaga Eksekutif yang
menaunginya;
(3) Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain di IKM
FMIPA UI;
(4) Bertanggung jawab kepada Lembaga Eksekutif yang menaunginya; dan
(5) BSOD hanya bergerak di bidang ilmu pengetahuan sesuai departemennya.
Pasal 36
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh BSO wajib ditandatangani oleh Lembaga
Eksekutif yang menaunginya untuk diketahui.
BAB X
BADAN OTONOM
Pasal 37
Badan otonom FMIPA UI adalah wadah kegiatan mahasiswa FMIPA UI dalam
bidang pelayanan keagamaan, ilmu pengetahuan, kewirausahaan, seni, atau
olahraga yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPM untuk
mandiri dari naungan Lembaga Eksekutif.
Pasal 38
BO memiliki wewenang:
(1) Menentukan AD/ART secara otonom sepanjang tidak menyimpang dari AD
IKM FMIPA UI, dan peraturan BPM;
(2) Merancang program kerja;
(3) Menjalankan program kerja yang telah disetujui dan ditetapkan oleh BPM; dan
(4) Berkoordinasi dengan lembaga kemahasiswaan lain.
Pasal 39
BO memiliki tugas:
(1) Melaksanakan segala peraturan yang berlaku dalam IKM FMIPA UI sesuai
dengan hierarkinya;
(2) Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain di IKM
FMIPA UI;
(3) Memberikan tanggapan atas penggunaan hak interpelasi dan hak angket yang
disampaikan oleh BPM;
(4) Meminta pengesahan program kerja pada BPM di awal periode kepengurusan;
(5) Memberikan laporan pertanggungjawaban dan keuangan kepada BPM; dan
(6) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban terbuka kepada anggota IKM
FMIPA UI.
BAB XI
TATA URUTAN PERATURAN IKM FMIPA UI
Pasal 40
Bentuk-bentuk Peraturan IKM FMIPA UI yang menunjukkan hierarki adalah:
(1) AD IKM FMIPA UI;
(2) Ketetapan BPM;
(3) Keputusan BPM;
(4) Peraturan BEM/HMD/BO;
(5) Peraturan BSO
Pasal 41
AD IKM FMIPA UI merupakan landasan konstitusional tertinggi dan wajib
dilaksanakan oleh seluruh anggota dan lembaga kemahasiswaan.
Pasal 42
(1) Ketetapan BPM adalah peraturan tertulis yang tertinggi tingkatannya setelah
AD IKM FMIPA UI yang berlaku bagi seluruh anggota dan lembaga
kemahasiswaan.
(2) Ketetapan BPM adalah hasil Sidang Pleno Tertutup BPM atau kesepakatan
Forkoti.
(3) Ketetapan BPM dipublikasikan kepada seluruh anggota IKM FMIPA UI.
Pasal 43
(1) Keputusan BPM adalah peraturan tertulis yang dibuat dan dikeluarkan oleh
BPM serta mengikat seluruh anggota dan lembaga kemahasiswaan.
(2) Keputusan BPM adalah peraturan yang bersifat sementara, reaktif, dan dalam
lingkup yang spesifik.
(3) Keputusan BPM adalah hasil Sidang Pleno Tertutup BPM.
Pasal 44
Peraturan BEM adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat dan dikeluarkan oleh
BEM serta hanya mengikat ke dalam BEM dan BSOF yang dinaunginya.
Pasal 45
Peraturan HMD adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat dan dikeluarkan oleh
HMD serta hanya mengikat ke dalam HMD dan BSOD yang dinaunginya.
Pasal 46
Peraturan BO adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat dan dikeluarkan oleh BO
serta hanya mengikat ke dalam BO.
Pasal 47
Peraturan BSOF adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat dan dikeluarkan oleh
BSOF serta hanya mengikat ke dalam BSOF.
Pasal 48
Peraturan BSOD adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat dan dikeluarkan oleh
BSOD serta hanya mengikat ke dalam BSOD.
BAB XII
KEUANGAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN
Pasal 49
(1) Sumber keuangan Lembaga Kemahasiswaan berasal dari:
a. Dana kemahasiswaan;
b. Dana usaha;
c. Kas Lembaga;
d. Sumber lain yang halal dan dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Dana kemahasiswaan adalah sumber keuangan yang berasal dari birokrat.
(3) Dana kemahasiswaan tetap dipegang oleh birokrat.
(4) Seluruh kegiatan lembaga kemahasiswaan tidak diperkenankan menerima
dana dari partai politik, perusahaan rokok, minuman keras, dan/atau kondom.
Pasal 50
(1) Forum Keuangan FMIPA UI adalah sidang pleno yang diselenggarakan oleh
BPM dan mengundang perwakilan Lembaga Eksekutif dan BO di lingkungan
FMIPA UI yang merupakan perwujudan dari kekuasaan tertinggi keuangan
lembaga kemahasiswaan.
(2) Dalam Forum Keuangan FMIPA UI, BPM berwenang menentukan pembagian
keuangan Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO yang bersumber dari Birokrat
Fakultas.
(3) Dalam Forum Keuangan, Lembaga Eksekutif dan BO sebagai undangan hanya
memiliki hak bicara tanpa hak suara.
(4) Forum Keuangan dilaksanakan minimal 2 kali, 1 kali di awal kepengurusan dan
1 kali di akhir kepengurusan seluruh Lembaga Kemahasiswaan.
Pasal 51
Mekanisme Pembagian Dana Kemahasiswaan adalah sebagai berikut:
(1) Sebelum pelaksanaan Forum Keuangan, masing-masing Lembaga
Kemahasiswaan harus menyerahkan laporan keuangan periode sebelumnya.
(2) Pada pelaksanaan Forum Keuangan masing-masing Lembaga
Kemahasiswaan harus mempresentasikan anggaran keuangan program
selama 1 periode kepengurusan berikutnya.
(3) Pada pelaksanaan Forum Keuangan masing-masing Lembaga kemahasiswaan
harus menyerahkan anggaran keuangan program kerja selama 1 periode
kepengurusan berikutnya kepada BPM.
(4) Pembagian dana kemahasiswaan masing-masing Lembaga Kemahasiswaan
ditetapkan oleh BPM berdasarkan pada kesepakatan forum keuangan.
(5) Proporsi pembagian dana kemahasiswaan yang telah ditetapkan oleh BPM
akan disampaikan ke pihak birokrat fakultas.
Pasal 52
Mekanisme Pengajuan Dana Kemahasiswaan adalah sebagai berikut:
(1) Lembaga Kemahasiswaan dapat memperoleh Dana Kemahasiswaan jika
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPM.
(2) Pengajuan Permohonan Dana Kemahasiswaan ditujukan kepada birokrat
melalui persetujuan BPM.
Pasal 53
Tugas BPM dalam hal pengendalian dan pengawasan keuangan terhadap
Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO:
(1) Membuat standar laporan keuangan dan sistem kontrol keuangan bagi
seluruh lembaga kemahasiswaan;
(2) Melakukan pengawasan melekat terhadap Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO;
(3) Memberikan laporan hasil pengawasan melekat dan laporan keungan
dalam forum yang sifatnya terbuka kepada mahasiswa FMIPA UI;
(4) Menerima laporan penyelewengan dari mahasiswa FMIPA UI
terhadapat keuangan Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO untuk
selanjutnya dilakukan penyidikan dan penyelidikan yang hasilnya
dipublikasikan kepada mahasiswa FMIPA UI; dan
(5) Hasil penyidikan dan penyelidikan dapat berupa peringatan, peringatan
keras, penolakan pengajuan keuangan, hingga pembekuan lembaga.
Pasal 54
Wewenang BPM dalam hal pengendalian dan pengawasan keuangan terhadap
lembaga Eksekutif, BO, dan BSO:
(1) Meminta keterangan yang mendukung proses penyidikan dan penyelidikan
dari Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO;
(2) Meminta laporan keuangan dari Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO; dan
(3) Melakukan penyidikan dan penyelidikan setelah mendapatkan laporan
penyelewengan keuangan Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO.
Pasal 55
Kewajiban-kewajiban Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO:
(1) Membuat laporan keuangan yang terstandardisasi minimal 2 kali dalam 1
periode kepengurusan;
(2) Memberikan laporan keuangan kepada Lembaga Eksekutif bagi BSO;
(3) Memberikan laporan keuangan kepada BPM bagi Lembaga Eksekutif dan
BO, laporan keuangan Lembaga Eksekutif disertai dengan laporan keuangan
BSO yang dinaunginya;
(4) Membentuk sistem kontrol keuangan internal yang terstandardisasi;
(5) Memberikan keterangan yang mendukung proses penyidikan dan
penyelidikan apabila diperlukan; dan
(6) Memberikan penjelasan mengenai laporan keuangan setelah
dilakukan penyidikan dan penyelidikan jika diperlukan.
Pasal 56
Hak-hak Lembaga Eksekutif, BO dan BSO:
(1) Menerima dan mengelola dana yang diperoleh dari sumber
keuangan lembaga kemahasiswaan;
(2) Mendapatkan penjelasan mengenai laporan hasil pengawasan melekat
oleh BPM; dan
(3) Sisa hasil usaha Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO menjadi hak mutlak
masing-masing Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO.
Pasal 57
Kewajiban-kewajiban BPM:
(1) Membuat laporan keuangan yang terstandardisasi minimal 2 kali dalam 1
periode kepengurusan;
(2) Membentuk sistem kontrol keuangan internal yang terstandardisasi;
(3) Memberikan keterangan yang mendukung proses penyidikan dan penyelidikan
apabila diperlukan; dan
(4) Memberikan penjelasan mengenai laporan keuangan setelah
dilakukan penyidikan dan penyelidikan jika diperlukan.
Pasal 58
Hak-hak BPM:
(1) Menerima dan mengelola dana yang diperoleh dari sumber
keuangan lembaga kemahasiswaan; dan
(2) Sisa hasil usaha BPM menjadi hak mutlak bagi BPM.
BAB XIII
KELEMBAGAAN
Pasal 59
Persyaratan administratif pendirian BSO Fakultas adalah:
(1) Memiliki AD/ART BSO;
(2) Independen, yang berarti tidak memiliki hubungan struktural
dengan lembaga/organisasi di luar IKM FMIPA UI;
(3) Didirikan dan beranggotakan mahasiswa FMIPA UI;
(4) Keanggotaan, terdiri dari anggota awal sejumlah minimal 40 orang yang
merupakan anggota aktif IKM FMIPA UI yang telah menempuh masa studi di
FMIPA UI minimal 2 semester yang terdiri dari minimal 5 orang dari masing-
masing departemen;
(5) Mendapat surat rekomendasi dari BEM;
(6) Memenuhi asas manfaat, iman dan takwa, demokrasi, partisipatif, dan
kekeluargaan; dan
(7) Persyaratan administratif selanjutnya diatur dalam ketetapan BPM.
Pasal 60
Persyaratan administratif pendirian BSO Departemen terdiri dari:
(1) Memiliki AD/ART BSO;
(2) Independen, yang berarti tidak memiliki hubungan struktural
dengan lembaga/organisasi diluar IKM FMIPA UI;
(3) Didirikan dan beranggotakan mahasiswa departemen yang bersangkutan;
(4) Keanggotaan, yang terdiri dari anggota awal minimal sejumlah 20 orang dari
departemen yang bersangkutan yang telah menempuh masa studi di FMIPA UI
minimal 2 semester dan merupakan anggota aktif IKM FMIPA UI;
(5) Mendapat surat rekomendasi dari HMD;
(6) Memenuhi asas manfaat, iman dan takwa, demokrasi, partisipatif, dan
kekeluargaan;
(7) Memiliki bidang ilmu pengetahuan yang sesuai dengan departemennya; dan
(8) Persyaratan administratif selanjutnya diatur dalam ketetapan BPM.
Pasal 61
Tiga tahapan untuk pendirian sebuah BSO adalah:
(1) Tahap pendaftaran
Pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan persyaratan administratif,
verifikasi persyaratan administratif, dan proses tanya jawab yang
dilaksanakan oleh BPM
(2) Tahap uji kelayakan
Uji kelayakan diadakan oleh BPM setelah pendaftaran dengan parameter
yang ditentukan sebagai berikut:
a) BSO yang bersangkutan mampu bersinergis dengan Lembaga
Eksekutif yang menaunginya dan ditetapkan oleh BPM
b) Lembaga Eksekutif yang menaunginya membuat parameter penilaian
BSO yang bersangkutan sebagai bahan pertimbangan bagi BPM dalam
menetapkan pendirian BSO
c) Selama menjalani masa uji kelayakan, BSO yang bersangkutan
mendapatkan surat mandat sementara dengan jangka waktu yang
ditetapkan oleh BPM selama 6 bulan
(3) Tahap persetujuan
Penetapan berdirinya sebuah BSO dilakukan dalam Sidang Pleno
Tertutup BPM yang menghasilkan ketetapan pendirian BSO
Pasal 62
Alur perubahan status BSO menjadi BO terdiri dari 3 tahap, yaitu:
(1) Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan persyaratan administratif
sebagai berikut:
a) Menyerahkan surat rekomendasi dari Lembaga Eksekutif yang
menaunginya
b) Telah berdiri selama 5 tahun
c) Anggota pada kepengurusan berjalan minimal 60 orang yang
merupakan anggota aktif IKM FMIPA UI yang terdiri dari minimal 5
orang dari tiap departemen yang berada di FMIPA UI
d) Penyerahan Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan tepat waktu
kepada Lembaga Eksekutif yang menaungi
e) Persyaratan selanjutnya diserahkan kepada BPM
(2) Masa Studi Kelayakan
a) Masa studi kelayakan dilaksanakan selama 6 bulan sejak waktu yang
ditentukan oleh BPM
b) Dalam Masa Studi Kelayakan akan diadakan 2 kali audiensi yang
waktunya akan ditentukan kemudian
c) Aspek penilaian selama Masa Studi Kelayakan terdapat pada lampiran
Lembar Penilaian yang akan diberitahukan kepada BSO yang
bersangkutan
d) Dalam Masa Studi Kelayakan akan dilakukan proses penilaian yang
akan menentukan kelulusan BSO yang bersangkutan
(3) Pengesahan
Keputusan akhir yang dihasilkan pada Sidang Pleno Tertutup BPM akan
diperkuat dalam bentuk Ketetapan BPM
Pasal 63
Pencabutan dan pemberian mandat ketua BSO diatur dalam peraturan BSO yang
disepakati bersama dengan Lembaga Eksekutif yang menaunginya yang prosesnya
diketahui oleh BPM.
Pasal 64
Mekanisme teguran dan sanksi kepada Lembaga Eksekutif, BO, dan BSO diatur
dalam ketetapan BPM.
Pasal 65
Ketua BEM, ketua HMD atau ketua BO dapat dijatuhkan apabila:
(1) Melanggar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diputuskan
bersalah oleh pengadilan;
(2) Melanggar AD IKM FMIPA UI;
(3) Tidak dapat menjalankan program kerja lembaga dengan alasan yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan kepada BPM; atau
(4) Tidak dapat memberikan pertanggungjawaban kepada BPM setelah diberikan
waktu yang telah ditetapkan oleh BPM.
Pasal 66
Mekanisme teguran dan sanksi pada ketua BEM, ketua HMD atau ketua BO diatur
dalam ketetapan BPM.
Pasal 67
Proses penjatuhan ketua BEM, ketua HMD atau ketua BO adalah:
(1) Setelah putusan peringatan penjatuhan ketua BEM, ketua HMD atau
ketua BO disahkan oleh Sidang Pleno Tertutup BPM, surat peringatan
yang disertai dengan alasan-alasan dikirim kepada ketua BEM, ketua
HMD atau ketua BO yang bersangkutan.
(2) Selambat-lambatnya 2 minggu setelah surat peringatan dikeluarkan, Sidang
Pleno Terbuka BPM diadakan untuk membahas pembelaan serta penetapan
penjatuhan ketua yang bersangkutan.
(3) Ketua BEM, HMD, atau BO yang akan dijatuhkan harus memberikan
pembelaan pada Sidang Pleno Terbuka.
(4) Selama masa demisioner pejabat sementara ketua BEM, HMD, atau BO
ditetapkan oleh BPM dengan pertimbangan dari lembaga yang
bersangkutan.
(5) Pejabat sementara ketua BEM, HMD, atau BO menjabat hingga ketua
baru terpilih.
Pasal 68
Setiap Lembaga kemahasiswaan memiliki hak yang sama dalam memperoleh
fasilitas di lingkungan FMIPA UI.
Pasal 69
Lembaga kemahasiswaan dapat dibubarkan apabila:
(1) Melanggar AD IKM FMIPA UI;
(2) Mencemarkan nama baik FMIPA UI;
(3) Tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai sebuah
Lembaga Kemahasiswaan;
(4) Tidak dapat memberikan laporan pertanggungjawaban setelah diberi waktu
yang ditetapkan oleh BPM; atau
(5) Tidak memiliki konstituen di lembaganya.
Pasal 70
Proses pembubaran Lembaga Kemahasiswaan:
(1) Setelah putusan peringatan pembubaran Lembaga Kemahasiswaan
disahkan oleh Sidang Pleno Tertutup BPM, surat peringatan yang disertai
dengan alasan-alasan dikirim kepada ketua Lembaga Kemahasiswaan
tersebut.
(2) Selambat-lambatnya 3 minggu setelah surat peringatan BPM, Sidang
Pleno Terbuka BPM diadakan untuk membahas pembelaan serta
penetapan pembubaran Lembaga Kemahasiswaan yang bersangkutan.
(3) Lembaga Kemahasiswaan yang akan dibubarkan harus memberikan
pembelaan pada Sidang Pleno Terbuka.
(4) Jika Lembaga Kemahasiswaan tidak memiliki konstituen selama 1 periode
kepengurusan, BPM berhak membubarkan Lembaga Kemahasiswaan
tersebut tanpa adanya surat peringatan terlebih dahulu untuk Lembaga
Kemahasiswaan tersebut.
BAB XIV
PEMBINAAN IKM FMIPA UI
Pasal 71
Pembinaan IKM FMIPA UI diatur dalam ketetapan BPM.
Pasal 72
Pembinaan IKM FMIPA UI terdiri dari 4 fase yaitu fase pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
Pasal 73
(1) Pembinaan fase pertama diatur dalam PPAA.
(2) Pembinaan fase kedua, ketiga, dan keempat diatur dalam ketetapan BPM,
diselenggarakan oleh seluruh Lembaga Kemahasiswaan.
BAB XV
PROGRAM KERJA IKM FMIPA UI
Bagian Pertama
Prosedur Penerimaan Anggota Aktif
Pasal 74
(1) PPAA IKM FMIPA UI adalah prosedur penerimaan anggota aktif yang memiliki
muatan berupa pengenalan medan, akademis-profesi, kerohanian, dan nilai
kemahasiswaan.
(2) PPAA IKM FMIPA UI ditetapkan oleh BPM.
(3) PPAA IKM FMIPA UI diselenggarakan oleh seluruh Lembaga Kemahasiswaan.
Pasal 75
Panitia PPAA ditetapkan oleh BPM dan bertanggung jawab secara langsung kepada
BPM.
Pasal 76
Tugas dan Wewenang Panitia PPAA secara garis besar yaitu merancang usulan
mekanisme PPAA dan menjalankan mekanisme tersebut setelah disahkan oleh
BPM.
Bagian Kedua Pemilihan Umum Raya
Pasal 77
Pemira merupakan proses pemilihan ketua umum dan wakil ketua umum BEM,
ketua umum HMD, dan Anggota Independen BPM yang dipilih secara langsung oleh
anggota IKM FMIPA UI.
Pasal 78
(1) Proses pemilihan ketua umum dan wakil ketua umum BEM, ketua
umum HMD, dan anggota Independen BPM diselenggarakan setiap
semester ganjil dengan waktu yang ditentukan oleh BPM.
(2) Mekanisme pemilihan ketua BSO dan BO ditentukan oleh kebijakan
internal BSO dan BO yang bersangkutan.
Pasal 79
(1) PPLK dibentuk oleh BPM.
(2) Pembentukan PPLK selambat-lambatnya 1 bulan sebelum pembukaan
pendaftaran calon anggota Independen BPM, calon ketua umum dan wakil
ketua umum BEM, serta calon ketua umum HMD.
(3) PPLK sekurang-kurangnya terdiri dari 2 orang wakil dari tiap departemen.
(4) Tugas dan wewenang PPLK diatur dalam ketetapan BPM.
(5) PPLK bertanggung jawab kepada BPM.
BAB XVI
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
AD IKM FMIPA UI terhitung sah sejak tanggal ditetapkannya dan mengikat semua
anggota IKM FMIPA UI.
Pasal II
Sejak AD IKM FMIPA UI ini disahkan maka AD IKM FMIPA UI sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal III
AD IKM FMIPA UI dinyatakan berlaku terhitung sejak disahkan.
Pasal IV
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama tidak
bertentangan dengan AD IKM FMIPA UI.
Pasal V
Semua Lembaga Kemahasiswaan masih tetap berfungsi selama belum dibentuk
lembaga-lembaga yang baru menurut AD IKM FMIPA UI.
BAGIAN PENJELASAN
ATURAN DASAR IKM FMIPA UI
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Untuk setiap ayat cukup jelas.
BAB II
IKATAN KELUARGA MAHASISWA
Pasal 2
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup jelas.
(3) Tridarma Perguruan Tinggi meliputi Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
masyarakat.
(4) Penjelasan untuk setiap poin tujuan IKM FMIPA UI:
a. Karakter Mahasiswa FMIPA UI adalah yang sesuai dengan kode etik IKM
FMIPA UI, ada di ayat (5).
b. Cukup jelas.
c. Bentuk-bentuk partisipasi aktif Mahasiswa FMIPA UI:
ikut dan berkontribusi di organisasi dan/atau kepanitiaan baik di tingkat
fakultas maupun universitas;
berprestasi atau mengharumkan nama FMIPA UI sesuai dengan
bidang yang diminatinya (akademis maupun nonakademis); atau
ikut mendukung acara-acara di FMIPA UI atau kegiatan-kegiatan lain
yang membawa nama FMIPA UI.
(5) Cukup jelas.
BAB III
MUSYAWARAH MAHASISWA
Pasal 3
Perubahan pada AD IKM FMIPA UI hanya bisa dilakukan dalam Musma IKM FMIPA
UI sebagai musyawarah tertinggi dalam IKM FMIPA UI.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Musma IKM FMIPA UI diadakan selambat-lambatnya 3 tahun sekali dengan
beberapa pertimbangan:
a. Akan ada pewarisan pengetahuan dari angkatan terakhir sebagai saksi sejarah
Musma IKM FMIPA UI sebelumnya;
b. Dalam jangka waktu 3 tahun itu, diharapkan tahun pertama adalah tahun
adaptasi IKM FMIPA UI dengan AD IKM FMIPA UI yang baru, tahun kedua
diharapkan dilakukan penerapan secara utuh terhadap AD IKM FMIPA UI,
tahun ketiga diharapkan ada evaluasi dari pelaksanaan AD IKM FMIPA UI
sekaligus persiapan untuk amandemen sesuai keperluan.
BAB IV
STRUKTUR IKM FMIPA UI
Pasal 8
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup jelas.
(3) Cukup jelas.
(4) Cukup jelas.
(5) Cukup jelas.
(6) Cukup jelas.
BAB V
FORUM KOSONG TIGA
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Mekanisme gugatan mengacu pada pasal 23.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
(1) Cukup jelas.
(2) Anggota aktif merupakan mahasiswa MIPA UI yang telah mengikuti alur PPAA
yang kemudian dinilai dan ditetapkan status keaktifannya oleh BPM FMIPA UI.
Untuk mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus dalam alur PPAA dapat
mengajukan banding yang ditentukan oleh BPM.
(3) Anggota biasa dan anggota aktif merupakan suatu tingkatan yang memiliki hak
yang berbeda dan status anggota aktif dapat dicabut dengan ketentuan-
ketentuan yang dijelaskan di pasal berikutnya.
(4) Mekanisme pengaktifan bagi mahasiswa tahun kedua dan ketiga yang
termasuk anggota biasa ditetapkan oleh BPM.
Pasal 14
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup jelas.
(3) Bentuk partisipasi aktif sudah dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (4). Namun untuk
parameterisasinya akan diatur kemudian oleh BPM.
Pasal 15
(1) Yang dimaksud dengan pelayanan dan fasilitas adalah semua hal yang
berhubungan dengan kelembagaan dan kemahasiswaan di lingkungan FMIPA
UI.
(2) Cukup jelas.
(3) Cukup jelas.
(4) Yang dimaksud dengan prosedur yang berlaku adalah selama tidak melanggar
AD IKM FMIPA UI.
(5) Cukup jelas.
(6) Kegiatan IKM FMIPA UI adalah setiap kegiatan kemahasiswaan yang
dilaksanakan oleh Lembaga Kemahasiswaan.
(7) Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 18
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 19
Alumni bukan termasuk anggota IKM aktif FMIPA UI.
BAB VII
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA
Pasal 20
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 21
(1) Cukup jelas.
(2) Mekanisme pendirian, pembekuan, dan pembubaran Lembaga Eksekutif, BO,
dan BSO dijelaskan pada Bab XIII.
(3) Cukup jelas.
(4) Cukup jelas.
Pasal 22
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 23
Untuk semua poin cukup jelas.
Pasal 24
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 25
(1) Hak Interpelasi adalah hak BPM untuk meminta keterangan kepada Lembaga
Eksekutif atau BO mengenai kebijakan yang bersifat penting dan strategis serta
berdampak luas pada IKM FMIPA UI.
(2) Hak Angket adalah hak BPM untuk melakukan penyelidikan dan memutuskan
bahwa pelaksanaan suatu peraturan Lembaga Kemahasiswaan yang berkaitan
dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada IKM FMIPA UI
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Cukup jelas.
Pasal 26
Untuk semua ayat cukup jelas.
BAB VIII
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup jelas.
(3) Cukup jelas.
(4) Pengawasan dan penilaian pada BSOF dilakukan sesuai dengan rencana kerja
yang telah disusun oleh BSOF, sedangkan koordinasi BSOF diserahkan
kepada BEM melalui Koordinator BSOF.
Pasal 29
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 30
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 31
Untuk semua ayat cukup jelas.
BAB VIII
BADAN SEMI OTONOM
Pasal 32
Adapun ada beberapa wadah kegiatan dalam bidang pelayanan keagamaan di
FMIPA UI namun tidak termasuk BSO, disebabkan wadah kegiatan pelayanan
keagamaan tersebut merupakan perpanjangan tangan dari wadah kegiatan
pelayanan keagamaan di tingkat Universitas Indonesia.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
(1) Penjelasan peraturan BPM akan dilaksanakan langsung oleh BPM kepada
BSO.
(2) Cukup jelas.
(3) Cukup jelas.
(4) Koordinasi yang dimaksud dalam hal ini adalah koordinasi antarlembaga
seperti yang tercantum pada garis koordinasi pada Pasal 8, yaitu koordinasi
yang langsung dilaksanakan oleh antarlembaga tingkat fakultas, yaitu
Lembaga Eksekutif dan BO. Adapun forum yang dapat menghasilkan
keputusan bersama se-MIPA hanyalah Forkoti.
Pasal 35
(1) Cukup jelas.
(2) Maksud lembaga yang dinaungi adalah seperti yang tercantum dalam struktur
IKM FMIPA UI pada Pasal 8.
(3) Cukup jelas.
(4) Maksud lembaga yang dinaungi adalah seperti yang tercantum dalam struktur
IKM FMIPA UI pada Pasal 8.
(5) Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
BAB X
BADAN OTONOM
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Untuk setiap ayat cukup jelas.
Pasal 39
Untuk setiap ayat cukup jelas.
BAB XI
TATA URUTAN PERATURAN
IKM FMIPA UI
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Untuk setiap ayat cukup jelas.
Pasal 43
Untuk setiap ayat cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
BAB XII
KEUANGAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN
Pasal 49
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup jelas.
(3) Pembagian keuangan untuk kemahasiswaan menjadi hak birokrat.
(4) Cukup jelas.
Pasal 50
(1) Forum Keuangan merupakan kekuasaan tertinggi dalam aturan keuangan
Lembaga Kemahasiswaan.
(2) Cukup jelas.
(3) Keputusan pembagian keuangan Lembaga Kemahasiswaan ada di BPM.
(4) Forum Keuangan pertama dilaksanakan untuk menetapkan pembagian
keuangan lembaga, sedangkan Forum Keuangan kedua dilaksanakan untuk
evaluasi keuangan lembaga.
Pasal 51
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 52
Hal-hal yang lebih lanjut dari mekanisme ini dijelaskan oleh BPM.
Pasal 53
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan secaara langsung oleh
yang berwenang kepada objek pengawasan.
Pasal 54
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 55
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 56
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 57
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 58
Untuk semua ayat cukup jelas.
BAB XIII
KELEMBAGAAN
Pasal 59
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 60
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 61
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 62
Untuk semua ayat cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Untuk semua ayat cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Untuk semua ayat cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Untuk semua ayat cukup jelas.
BAB XIV
PEMBINAAN IKM FMIPA UI
Pasal 71
Mekanisme Pembinaan IKM FMIPA UI diatur lebih jelas dalam Ketetapan BPM.
Pasal 72
Penjelasan untuk setiap fase:
Fase I ditujukan untuk mahasiswa tingkat 1 yang merupakan pembinaan
mahasiswa awal.
Fase II ditujukan untuk mahasiswa tingkat 2 yang merupakan aktualisasi
event lembaga dan kaderisasi.
Fase III ditujukan untuk mahasiswa tingkat 3.
Fase IV ditujukan untuk mahasiswa tingkat akhir atau tingkat 4 yang
merupakan persiapan pascakampus.
Pasal 73
Cukup jelas
BAB XV
PROGRAM KERJA IKM FMIPA UI
Bagian Pertama
Prosedur Penerimaan Anggota Aktif
Pasal 74
(1) Muatan-muatan PPAA akan ditanamkan kepada mahasiswa baru FMIPA UI
dalam kegiatan-kegiatan yang merupakan alur dari PPAA. Muatan-muatan ini
yang menjadi modal awal atau pengenalan awal kepada mahasiswa FMIPA UI
untuk menjalani dunia kampus.
(2) Cukup jelas.
(3) Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Bagian Kedua
Pemilihan Umum Raya
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Untuk setiap ayat cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
BAB XV
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
Pasal III
Cukup jelas.
Pasal IV
Cukup jelas.
Pasal V
Selama Lembaga Kemahasiswaan yang harus ada menurut AD IKM FMIPA UI yang
baru belum terbentuk, Lembaga Kemahasiswaan yang sudah ada sebelumnya
masih dapat menjalankan fungsinya masing-masing.